Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis pada pasien hernia inguinalis di RS DR. Moewardi Surakarta periode Juni-Oktober tahun 2008 - USD Repository

  EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS PADA PASIEN HERNIA INGUINALIS DI RS. Dr. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE JUNI - OKTOBER SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Chrisye Dewi Puspita NIM : 058114072 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS PADA PASIEN HERNIA INGUINALIS DI RS. Dr. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE JUNI - OKTOBER SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Chrisye Dewi Puspita NIM : 058114072 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  SKRIPSI EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS PADA PASIEN HERNIA INGUINALIS DI RS. Dr. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE JUNI - OKTOBER TAHUN 2008

  Yang diajukan oleh : Chrisye Dewi Puspita

  NIM : 058114072 Telah disetujui oleh :

  Pembimbing : dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes Tanggal 15 Agustus 2009

  

Betapa mulia dan sungguh ajaib perbuatan Tuhan

Ketik a debu dijadik an berharga dimat aNy a Buk an k arena ak u k uat mak a ak u hebat k arena Al lah y ang memilik ik u JanjiNy a pasti

Jik a esok ak u tak bisa menjanjik an matahari ak an terbit

Tapi y ang k utahu hari ini dan selamany a, Al lah mencintaik u

  Kuper sembahkan kary a ini unt uk : Al l a h Ba p a

  I ni Tuhan janjiM u Ay a h d a n Ib u k u

  S etiap perjuangan yang mereka berikan untukku I tulah kekuatanku Al m a m a t e r k u T e r c i n t a

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PRAKATA

  Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, karena dengan penyertaannya

  

Penggunaan Antibiotika Profilaksis Pada Pasien Hernia Inguinalis Terhadap

Lama Perawatan Pasien di RS. Dr. Moewardi Surakarta Periode Juni –

Oktober Tahun 2008 ” ini dengan baik.

  Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana farmasi pada program studi Ilmu Farmasi, Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini bukanlah sesuatu hal yang mudah, banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Direktur Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta.

2. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah berkenan memberikan ijin penelitian.

  3. Dokter Luciana Kuswibawati, M.Kes. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia memberikan bimbingan, saran dan dukungan dalam proses penyusunan skripsi.

  4. Ipang Djunarko, S.Si., Apt. dan Yosef Wijoyo, M.Si., Apt selaku dosen penguji yang telah bersedia memberikan waktu dan dukungan dalam ujian

  5. Kepala Bagian Pendidikan dan Penelitian Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta atas bantuan selama proses pengambilan data.

  6. Kepala dan Staf Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan membantu proses pengambilan data penelitian.

  7. Kepala bagian Instalasi Farmasi Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta yang telah membantu dalam proses pengambilan data penelitian.

  8. Bapak dam Ibu yang telah memberikan banyak pelajaran berharga bagi penulis, serta setiap perjuangan dan doa yang tulus sepanjang hidup penulis.

  9. Andrean Wahyu Purnomo, SE dan dr. Dhedy Alther Wicaksono, kedua kakak yang telah memberikan dukungan dan semangat pada penulis.

  10. Obet dan Ratih atas setiap kasih, doa dan dukungan pada penulis.

  11. Yustinus Adi Nugraha, ST terima kasih untuk setiap waktu, dukungan, perhatian, kasih sayang dan kesetiaan pada setiap kesempatan terutama dalam menyusun skripsi ini.

  12. Dewi, Sukma, Detta, Vika, Sita, Bambang, Vita, Ragil, Presti, dan teman – teman yang belum kusebut namanya, yang selau mendukung dan memberikan semangat selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

13. Teman-teman kelas B angkatan 2005 dan teman-teman kelas FKK angkatan

  2005, yang telah mendukung dan memberi semangat selama penelitian dan 14.

  Teman – teman kos Sariayu Maya, Mena, Aster, Pipit, Esti, dan Ika atas setiap kebersamaan dan dukungan yang diberikan.

  15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang baik secara langsung maupun tidak langsung ikut membantu dalam penyusunan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Keterbatasan pikiran, waktu, dan tenaga membuat penulisan skripsi ini tidak sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini lebih baik lagi. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan.

  Yogyakarta, 19 Juli 2009 Penulis

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 19 Juli 2009 Penulis

  Chrisye Dewi Puspita INTISARI Hernia inguinalis dapat terjadi pada semua umur, baik tua maupun muda. Pada orang dewasa, hernia terjadi karena adanya tekanan yang tinggi dalam hernia inguinalis yang paling sering dilakukan adalah dengan melakukan operasi. Sebagai profilaksis, pasien akan diberi terapi antibiotika untuk mencegah terjadinya infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotika sebagai profilaksis pada operasi hernia pada pasien dirumah sakit Dr. Moewardi Surakarta sehingga diharapkan dapat mengetahui jenis antibiotika dan penggunaannya yang tepat agar proses pengobatan berjalan optimal.

  Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan evaluatif yang bersifat retrospektif melalui rekam medik pasien post operasi hernia inguinalis yang ada di RS. Dr Moewardi Surakarta pada periode bulan Juni – Oktober 2008.

  Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis adalah waktu pemberian antibiotika pre operasi yang tidak tepat. Terdapat 1 kasus dengan waktu yang tepat yaitu ½-1 jam sebelum operasi, delapan kasus dengan penggunaan antibiotika pada waktu yang tidak tepat dan sepuluh kasus yang tidak mendapatkan antibiotika pre operasi. Antibiotika yang dipakai antara lain ceftriakson, cefotaxim, ciprofloxacin dan metronidazol. Sebagai profilaksis pre operasi dipakai antibiotika cefotaxim dan ceftriakson.

  Kata kunci : hernia, hernia inguinalis, antibiotika

  

ABSTRACT

  Hernia occurs of all age, either old or young. For adult, hernia come because a high pressure on stomach cavity and weakness muscle wall of stomach operation. As prevention, patient will be given antibiotic to prevent an infection. the purpose of this research is to evaluate about using antibiotic as prevention for hernia inguinal surgical process patients’ in RS. Dr. Moewardi Surakarta so it can directed the type of antibiotic and the right using, then the treatment can be optimal.

  This research was non-experimental research with the retrospective – evaluative research draft using post surgical hernia inguinal patients’ medical record in RS. Dr. Moewardi Surakarta period June – October 2008.

  The evaluation of using antibiotic prophylaxis was about time to use antibiotic pre operation uncorrectly. There is a case with correct time that is ½-1 hour before operation, eight cases with uncorrect time and 10 cases without antibiotic pre operation. The antibiotic which is used that if ceftriaxon, cefotaxim, ciprofloxacin and metronidazol. As prophylaxis pre operation is used cefotaxim and ceftriaxon.

  Key word : hernia, hernia inguinal, antibiotic

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL…………………………………………………. ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………….. iii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………….. iv HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………… v PRAKATA………………………………………………………….... vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………….. ix

  INTISARI…………………………………………………………….. x

  ABSTRACT ……………………………………………………………. xi

  DAFTAR ISI………………………………………………………….. xii DAFTAR TABEL…………………………………………………….. xvi DAFTAR GAMBAR ..……………………………………………….. xx DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………. xxi

BAB I PENGANTAR A.

  1 Latar Belakang………………………………………....……………….

  1.

  2 Permasalahan…………………………....................……………….

  2.

  3 Manfaat penelitian………………………………...……………….

  b.

  Jenis dan Rancangan Penelitian………………………..……………….

  9

  11

  11

  11

  11

  12

  12 BAB III METODE PENELITIAN A.

  B.

  7

  Definisi Operasional…………………………………...……………….

  C.

  Subyek Penelitian.....…………………………………. .……………….

  D.

  Bahan Penelitian……………………………………….……………….

  13

  14

  15

  9

  5

  Manfaat praktis……………...............................……………….

  Etiologi ……..………………………………….......……………… 5. Manifestasi klinis………………………………….……………….

  3. Keaslian penelitian………………………………...………………. Tujuan Penelitian……………………………………....……………….

  3

  4 BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A.

  Hernia Inguinalis……………………………………….……………….

  1. Definisi hernia……………………………………..……………….

  2. Macam – macam hernia…………………………...……………….

  3. Hernia Inguinalis…………………………………...……………… 4.

  B.

  5

  Antibiotika……………………………………………..……………….

  1. Definisi antibiotika………………………………..……………….

  2. Prinsip penggunaan antibiotika…………………...……………….

  C.

  Antibiotika Profilaksis………………………………....……………….

  D.

  Keterangan Empiris…………………………………….………………

  5

  15

  E.

  16 Tata Cara Penelitian…………………………………...……………….

  1.

  16 Persiapan …………………………………………..………………. Orientasi …………………………………………...……………….

  3.

  16 Tahap pengambilan data ………………………….……………….

  4.

  17 Tahap penyelesaian data ………………………….……………….

  F.

  17 Tata Cara Analisis Hasil……………………………….……………….

  G.

  18 Kesulitan yang Dialami dan Pemecahan Masalah……..……………….

  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

  20 Profil Pasien……………………………………....……………….

  1. Persentase kasus hernia inguinalis berdasarkan kelompok umur…………………………………….………………..………… 20 2.

  21 Penyakit penyerta ………………………………….……………….

  B.

  22 Gambaran Penggunaan Obat ……..…………………....……………….

  1.

  22 Obat antibiotika …………………………………..……………….

  2.

  24 Obat saluran cerna ………………………………..……………….

  3.

  24 Obat hemostatik dan fibrinolitik ………………....……………….

  4.

  25 Obat analgesik …………………………………....……………….

  C.

  25 Gambaran Pemberian Antibiotika Profilaksis Pre Operasi …….….…...

  D.

  27 Evaluasi Penggunaan Antibiotika Profilaksis ……….………………… E.

  44 Rangkuman Pembahasan……………………………....……………….

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

  48 Kesimpulan ………...………………………………….………………. Saran …………………………………………………..……………….

  DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………..

  50 LAMPIRAN …………………………………………………………….

  52 BIOGRAFI PENULIS………………………………………………….

  87

  

DAFTAR TABEL

Tabel I Penyakit penyerta pada pasien hernia inguinalis di RS

  Dr. Moewardi bulan Juni – Oktober 2008 ……………..

  21 Tabel II Golongan dan jenis antibiotika yang digunakan pasien hernia inguinalis di RS Dr. Moewardi bulan Juni – Oktober 2008 …………………………………………...

  22 Tabel III Golongan dan jenis obat Saluran Cerna yang digunakan pasien hernia inguinalis di RS Dr. Moewardi bulan Juni

  • – Oktober 2008 ………………………………………....

  24 Tabel IV Jenis obat hemostatik dan antifibrinolitik pada pasien hernia inguinalis di RS Dr. Moewardi bulan Juni – Oktober 2008 …………………………………...……....

  25 Tabel V Jenis obat Analgesik pada pasien hernia inguinalis di RS Dr. Moewardi bulan Juni – Oktober 2008 ……...……....

  25 Tabel VI Danya keterangan waktu pemerian antibiotic profilaksis sebelum operasi pada pasien hernia inguinalis di RS Dr.

  Moewardi bulan Juni – Oktober 2008 ……...………......

  26 Tabel VII Waktu pemberian antibiotic profilaksis pre operasi hernia inguinalis di RS Dr. Moewardi bulan Juni – Oktober 2008 ……...……................................................

  26

  Hernia inguinalis pada kasus 1 di RS Dr. Moewardi bulan Juni – Oktober 2008 ……………………...……....

  27 Hernia inguinalis pada kasus 2 di RS Dr. Moewardi bulan Juni – Oktober 2008 ……………………...……....

  28 Tabel X Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis post operasi Hernia inguinalis pada kasus 3 di RS Dr. Moewardi bulan Juni – Oktober 2008 ……………………...……....

  29 Tabel XI Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis post operasi Hernia inguinalis pada kasus 4 di RS Dr. Moewardi bulan Juni – Oktober 2008 ……………………...……....

  30 Tabel XII Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis post operasi Hernia inguinalis pada kasus 5 di RS Dr. Moewardi bulan Juni – Oktober 2008 ……………………...……....

  31 Tabel XIII Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis post operasi Hernia inguinalis pada kasus 6 di RS Dr. Moewardi bulan Juni – Oktober 2008 ……………………...……....

  32 Tabel XIV Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis post operasi Hernia inguinalis pada kasus 7 di RS Dr. Moewardi bulan Juni – Oktober 2008 ……………………...……....

  33 Tabel XV Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis post operasi Hernia inguinalis pada kasus 8 di RS Dr. Moewardi

  Tabel XVI Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis post operasi

  Hernia inguinalis pada kasus 9 di RS Dr. Moewardi

  Tabel XVII Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis post operasi

  Hernia inguinalis pada kasus 10 di RS Dr. Moewardi bulan Juni – Oktober 2008 ……………………...……....

  36 Tabel XVIII Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis post operasi Hernia inguinalis pada kasus 11 di RS Dr. Moewardi bulan Juni – Oktober 2008 ……………………...……....

  37 Tabel XIX Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis post operasi Hernia inguinalis pada kasus 12 di RS Dr. Moewardi bulan Juni – Oktober 2008 ……………………...……....

  37 Tabel XX Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis post operasi Hernia inguinalis pada kasus 13 di RS Dr. Moewardi bulan Juni – Oktober 2008 ……………………...……....

  38 Tabel XXI Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis post operasi Hernia inguinalis pada kasus 14 di RS Dr. Moewardi bulan Juni – Oktober 2008 ……………………...……....

  39 Tabel XXII Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis post operasi Hernia inguinalis pada kasus 15 di RS Dr. Moewardi bulan Juni – Oktober 2008 ……………………...……....

  40 Tabel XXIII Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis post operasi

  bulan Juni – Oktober 2008 ……………………...……....

  41 Tabel XXIV Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis post operasi bulan Juni – Oktober 2008 ……………………...……....

  42 Tabel XXV Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis post operasi Hernia inguinalis pada kasus 18 di RS Dr. Moewardi bulan Juni – Oktober 2008 ……………………...……....

  43 Tabel XXVI Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis post operasi Hernia inguinalis pada kasus 19 di RS Dr. Moewardi bulan Juni – Oktober 2008 ……………………...……....

  44

  DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Posisi hernia inguinalis ……………………...…….....

  9 RS Dr. Moewardi bulan Juni – Oktober tahun 2008 berdasarkan kelompok umur …………………….......

  20

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar pemakaian antibiotika …………………………….

  52 Lampiran 3 Rangkuman rekam medik pasien…………………………

  54

  1

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Hernia adalah tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dinding rongga dimana organ secara normal seharusnya berada dalam keadaan tertutup. Hernia biasa terjadi akibat adanya lubang pada selubung otot rongga perut,

  sehingga bagian lunak yang ada di dalamnya akan keluar membentuk suatu benjolan. Hal itu tidak perlu dikhawatirkan karena hernia dapat segera diatasi melalui jalur operasi yang semakin canggih (Triaswhoro, 2005).

  Hernia terjadi sekitar 1,5 persen populasi umum di Amerika Serikat dan 537.000 hernia dapat diatasi dengan pembedahan. Sebagian besar hernia adalah hernia inguinalis, 50 persen merupakan hernia inguinalis indirek dan 25 persennya hernia inguinalis direk. Pada tahun 1889, Bassini pertama melaporkan hasil yang terus-menerus berhasil dengan perbaikan bedah pada hernia inguinalis. Angka kekambuhan dari 251 pasien pertama hanya 3 persen (Adrian, 2007).

  Selama ini, penanganan hernia dilakukan dengan tindakan operasi. Operasi dilakukan dengan tujuan untuk mengembalikan posisi bagian yang telah keluar dari dinding rongga untuk masuk kembali dan mencegah keluar kembali.

  Dengan adanya tindakan operasi tersebut maka terdapat bekas luka akibat operasi yang kemungkinan dapat menimbulkan infeksi jika tidak ditangani dengan benar.

  Infeksi yang ditimbulkan bisa menyebabkan pasien merasa nyeri yang hebat dan

  2 untuk mengatasi hal tersebut pasien perlu diberikan antibiotik sebagai pengobatan dan pencegahan infeksi. oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Akan tetapi dengan perkembangan jaman, antibiotika tidak saja dihasilkan oleh fungi dan bakteri melainkan juga hasil sintesis manusia dengan manfaat yang sama sebagai anti infeksi. Antibiotika digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat kuman atau juga untuk prevensi infeksi, misalnya profilaksis pada pembedahan untuk pasien hernia inguinalis.

  Mengingat pentingnya penggunaan antibiotik untuk profilaksis dan penanganan infeksi, maka dilakukan penelitian untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien pasca operasi hernia di RS. Dr. Moewardi Surakarta periode Juni – Oktober 2008. Dipilih rumah sakit tersebut karena merupakan rumah sakit rujukan di daerah Surakarta dan sekitarnya sehingga lebih mudah ditemukan kasus hernia inguinalis di rumah sakit tersebut.

1. Permasalahan

  Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah “bagaimana gambaran pemilihan dan penggunaan antibiotik pada pasien operasi hernia inguinalis di Rumah Sakit Dr. Moewardi periode Juni – Oktober 2008?”.

  Permasalahan tambahan yang ingin diamati adalah :

  3 a. seperti apakah profil pasien hernia inguinalis yang dirawat di Rumah Sakit Dr.

  Moewardi Surakarta periode Juni – Oktober 2008?. bagaimana gambaran penggunaan obat pada pasien pasca operasi hernia inguinalis khususnya golongan dan jenis antibiotik yang dipakai?.

  c. seperti apakah gambaran pemberian antibiotik profilaksis pada operasi hernia inguinalis dan jenis antibiotik apa sajakah yang sering dipakai pada pasien yang dirawat di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta periode Juni – Oktober 2008?.

  d. evaluasi apakah penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien hernia inguinalis yang dirawat di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta periode Juni

  • – Oktober 2008 sudah tepat ditinjau dari waktu pemberian antibiotik?.

2. Manfaat penelitian a. Manfaat teoritis

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi pengetahuan tenaga kesehatan mengenai gambaran penggunaan antibiotika pada pasien operasi hernia inguinalis.

b. Manfaat praktis

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan efektifitas pemberian antibiotik sebagai profilaksis dan pengobatan infeksi pada operasi hernia inguinalis di Rumah Sakit Dr Moewardi Surakarta serta memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di rumah

  4

3. Keaslian penelitian

  Penelitian mengenai evaluasi penggunaan antibiotik profilaksis pada pernah dilakukan. Akan tetapi sejauh penelusuran pustaka dan jurnal yang dilakukan oleh penulis, telah banyak dilakukan penelitian tentang pemakaian antibiotik di rumah sakit antara lain : a. evaluasi Drug Therapy Problems Penggunaan Antibiotika Selama Rawat Inap di RSUP Dr. SARDJITO Yogyakarta Kajian Terhadap Kasus Operasi Hernia

  Inguinal Pada Pasien Geriatri Periode Februari 2006- Oktober 2008 oleh Yosephin (2009).

  b. evaluasi Pemilihan dan Penggunaan Antibiotika pada Pasien Kanker Payudara

  Pasca Kemoterapi di RSUP Dr. SARDJITO Yogyakarta Tahun 2005 oleh Irene (2007).

B. Tujuan Penelitian

  Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pemilihan dan penggunaan antibiotik pada pasien operasi hernia inguinalis di Rumah Sakit Dr. Moewardi periode Juni – Oktober 2008. Adapun tujuan khususnya meliputi :

  1. mengetahui profil pasien hernia inguinalis yang dirawat di Rumah Sakit Dr.

  Moewardi Surakarta periode Juni – Oktober 2008.

  2. mengetahui gambaran penggunaan obat pada pasien pasca operasi hernia

  5

  3. mengetahui gambaran pemberian antibiotik profilaksis dan jenis antibiotik yang sering dipakai pada operasi hernia inguinalis pada pasien yang dirawat di

  4. mengetahui evaluasi penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien hernia inguinalis yang dirawat di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta periode Juni

  • – Oktober 2008.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Hernia Inguinalis 1. Definisi Hernia Hernia didefinisikan sebagai tonjolan keluarnya organ atau jaringan

  melalui dinding rongga dimana organ secara normal seharusnya berada dalam keadaan tertutup. Hernia terjadi akibat adanya lubang pada otot rongga perut, sehingga bagian lunak yang ada di dalamnya akan keluar membentuk suatu benjolan (Triaswhoro, 2005).

  Hernia dikenal sebagai turun berok atau burut atau kondor. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut, jadi hernia adalah penonjolan isi rongga perut melalui jaringan ikat tipis yang lemah (defek) pada dinding perut. Dinding yang lemah tersebut membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Penonjolan ini sering terlihat sebagai suatu benjolan. Benjolan tersering terjadi di lipatan paha bahkan bisa turun sampai skrotum (kantung kemaluan). Benjolan keluar kalau berdiri, dan menghilang jika berbaring/tidur. Kondisi menjadi lebih parah bila ada dorongan akibat peningkatan tekanan di dalam rongga perut. Misalnya, akibat mengejan ketika buang air besar (pada penderita ambein/wasir), mengejan ketika buang air kecil, dll (Hasuki, 2006).

2. Macam-macam Hernia

  Hernia dibedakan berdasarkan seperti tersebut dibawah ini :

  7

  a. Menurut lokalisasi / topogafinya : hernia inguinalis, hernia umbilikalis, hernia femoralis.

  c. Menurut terlihat atau tidaknya, bila terlihat disebut hernia externs, mis :

  hernia inguinalis, hernia skrotalis dan sebagainya, sedangkan bila tidak terlihat dari luar disebut hernia interns, contohnya hernia diafragmatik.

  

d. Menurut kausanya : hernia kongenital, hernia traumatica, hernia insisional.

  e. Menurut keadaan : 1.

  hernia reponibilis, bila isi hernia dapat dimasukkan kembali.

  2. hernia ireponibilis, bila tidak dapat dimasukkan kembali.

  3. hernia inkarserata, bila tidak dapat dimasukkan kembali dan ada gangguan jalannya isi usus.

  4. hernia strangulata, bila ada gangguan sirkulasi darah.

  f.

  Menurut penemunya : 1. hernia petit, yaitu hernia di daerah lumbo sacral.

  2. hernia spigelli, yaitu hernia yang terjadi pada linen semi sirkularis diatas penyilangan vasa epigastrika inferior pads muskulus rektus abdominatis bagian lateral.

  3. hernia richter, yaitu hernia dimana hanya sebagian dinding usus yang terjepit.

  g. Beberapa hernia lainnya : 1.

  hernia pantolan adalah hernia inguinalis & hernia femoralis yang terjadi

  8

  2. hernia skrotalis adalah hernia inguinalis yang isinya masuk ke skrotum secara lengkap. hernia littre adalah hernia yang isinya adalah divertikulum meckeli (Triaswhoro, 2005).

3. Hernia inguinalis

  Hernia inguinalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah lubang pada dinding perut ke dalam kanalis inguinalis. Kanalis inguinalis adalah saluran berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat turunnya testis (buah zakar) dari perut ke dalam skrotum (kantung zakar) sesaat sebelum bayi dilahirkan. Biasanya hernia inguinalis menyebabkan terbentuknya benjolan di selangkangan dan skrotum, tanpa rasa nyeri. Jika penderita berdiri benjolan bisa membesar dan jika penderita berbaring benjolan akan mengecil, karena isinya keluar dan masuk di bawah pengaruh gaya tarik bumi. Hernia inguinalis bisa berupa hernia inguinalis medialis maupun hernia inguinalis lateralis. Hernia inguinalis yang mencapai skrotum disebut hernia skrotalis.

  Keluhan dan tanda klinik yang timbul bergantung pada keadaan isi hernia, ada tidaknya perlekatan, maupun komplikasi yang telah terjadi (Andika,2008).

  Beberapa macam hernia inguinalis seperti disebutkan dibawah ini.

  a.

  Hernia inguinalis direk : tidak dikontrol oleh tekanan pada cincin internal, secara khas menyebabkan benjolan ke depan pada lipatan paha, tidak turun ke dalam skrotum.

  b.

  Hernia inguinalis indirek : dikontrol oleh tekanan yang melewati cincin

  9 c.

  Testis tidak turun (undescended testis) : seringkali berupa massa pada cincin eksternal atau kanal inguinalis, berhubungan dengan hipoplasia hemi skrotum, d.

  Korda spermatika : hidrokel korda tidak diperberat oleh batuk, batas atas mungkin dapat ditentukan, berfluktuasi, dan bertransiluminasi.

  e. lipoma : lunak, seperti daging, tidak bertransiluminasi atau berfluktuasi (Gace, 2007).

  Gambar 1.Posisi hernia inguinalis (Jennifer, 2007).

  10

  4. Etiologi

  Awal terjadinya hernia biasanya tidak ditemukan sebab yang pasti, dari organ perut (biasanya usus) menonjol melalui suatu titik yang lemah atau robekan pada dinding otot yang tipis, yang menahan organ perut pada tempatnya. Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang didapat. Hernia dapat dijumpai pada setiap usia, lebih banyak pada pria dibanding pada wanita. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia pada anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia. Di samping itu diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar tersebut (Jennifer, 2007).

  Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur, hal ini mungkin karena meningkatnya resiko terjadinya penyakit yang meninggikan tekanan intra abdomen dan jaringan penunjang berkurang kekuatannya (Jennifer, 2007).

  5. Manifestasi klinis

  Hernia inguinalis sering terlihat sebagai tonjolan intermitten yang secara berangsur - angsur meningkat dalam ukuran dan menjadi ketidaknyamanan yang progesif dan persisten yang progesif. Kadang hanya sedikit nyeri, sakit atau rasa terbakar di daerah lipatan paha yang mungkin didapatkan sebelum perkembangan dari penonjolan yang nyata. Ketidaknyamanan ini memperjelas onset dari gejala hernia yang sering dideskripsikan sebagai rasa sakit dan sensasi terbakar. Gejala itu mungkin tidak hanya didapatkan di daerah inguinal tapi juga menyebar ke

  11 ini dapat mempercepat keadaan yang berat dan menyusahkan. Gejala ketidaknyamanan pada hernia biasanya meningkat dengan durasi atau intensitas meskipun tidak selalu. Rasa tidak enak yang ditimbulkan oleh hernia selalu memburuk disenja hari dan membaik pada malam hari saat pasien berbaring atau bersandar. Kebanyakan hernia berkembang secara diam-diam, tetapi beberapa yang lain ditandai oleh peristiwa muscular tunggal yang sepenuh tenaga. Secara khas, kantong hernia dan isinya membesar dan mengirimkan impuls yang dapat teraba jika pasien mengejan atau batuk. Biasanya pasien harus berdiri saat pemeriksaan, kerena tidak mungkin meraba suatu hernia lipatan paha yang bereduksi pada saat pasien berbaring (Jennifer, 2007).

  Hernia inguinalis dimulai pada bagian atas dan medial terhadap tuberkulum pubikum namun dapat turun lebih luas jika membesar, biasanya mempertegas garis-garis lipatanan paha. Sebagian besar hernia biasanya ringan dan jarang mengalami komplikasi. Hernia inguinalis indirek dapat dimasukkan dengan tekanan oleh jari-jari disekitar cincin inguinalis interna, mungkin seperti leher yang sempit dan banyak terjadi pada pria usia muda (3% pertahun terjadi dengan komplikasi). Hernia inguinalis direk biasanya memiliki leher yang lebar, sulit dimasukkan dengan penekanan jari-jari tangan dan lebih sering pada pria usia tua (0,3% kasus pertahun mengalami strangulasi) (Gace, 2007).

  Operasi hernia inguinalis termasuk dalam kategori operasi bersih, sehingga tidak memerlukan antibiotik profilaksis sebelum dilakukan operasi kecuali pada

  12 bagaimanapun pada operasi bersih tentu melibatkan masuknya benda asing (seperti alat operasi, virus, bakteri) sehingga masih direkomendasikan antibiotik pemberian antibiotik profilaksis sebelum dilakukan operasi hernia inguinalis sebagai protap pelaksanaan operasi.

B. Antibiotika

  1. Definisi

  Antibiotika ialah zat atau senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme lainnya. Selain dari makhluk hidup, antibiotika dapat dibuat secara sintesis (Anonim, 2000).

  2. Prinsip penggunaan antibiotika

  Prinsip penggunaan antibiotika didasarkan pada 2 pertimbangan, yaitu: a. penyebab infeksi

  Penggunaan antibiotika diharapkan sesuai dengan hasil pemeriksaan mikrobiologis dan uji kepekaan kuman. Akan tetapi dalam penerapannya sulit untuk diwujudkan karena harganya yang relatif mahal dan dugaan pada penyakit infeksi berat perlu segera dilakukan penanganan (Anonim, 2000).

  b. faktor pasien

  Faktor yang perlu dipertimbangkan pada pemilihan antibiotika yaitu usia, wanita hamil atau menyusui, alergi, fungsi ginjal, fungsi hati. Hal ini berpengaruh pada jenis dan dosis antibiotika yang akan digunakan (Anonim, 2000).

  13

C. Antibiotika Profilaksis

  Antibiotika profilaksis yaitu antibiotika yang digunakan untuk mencegah patogen tetapi belum menunjukan manifestasi infeksi (Anonim, 2000).

  Waktu pemberian antibiotika profilaksis merupakan hal yang paling penting. Antibiotik harus diberikan ½-1 jam sebelum operasi untuk memastikan kadar obat yang cukup pada waktu operasi (Dipiro, 2005).

  Sebelum dilakukan operasi, pasien terlebih dahulu diberikan antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi ketika dilakukan operasi. Hernia inguinalis merupakan jenis operasi bersih. Antibiotik golongan sefalosporin (cefotaxim, ceftriakson) merupakan obat yang sering dipakai sebagai profilaksis pada operasi bersih karena spektrumnya luas, profil farmakokinetiknya yang baik, angka kejadian efek samping yang rendah dan harga yang murah (Dipiro, 2005).

D. Keterangan Empiris

  Penggunaan antibiotika profilaksis pada prosedur sebelum dan sesudah operasi hernia inguinalis penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Penelitian ini diharapkan dapat mengevaluasi penggunaan antibiotika profilaksis pada pasien yang menjalani operasi hernia inguinalis pada bulan Juni – Oktober 2008 di RS Dr. Moewardi Surakarta.

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat non eksperimental

  dengan rancangan penelitian yang bersifat retrospektif. Penelitian ini terbatas pada usaha untuk mengetahui jenis antibiotik yang dipakai sebagai profilaksis dan penggunaannya pada pasien pasca operasi hernia inguinalis di RS Dr. Moewardi Surakarta. Non eksperimental karena tidak ada perlakuan terhadap subyek uji.

  Rancangan deskriptif karena disajikan dari data yang sudah ada. Bersifat retrospektif karena bahan yang digunakan adalah data rekam medik yang lampau pasien pasca operasi hernia inguinalis di RS Dr. Moewardi Surakarta pada periode bulan Juni - Oktober tahun 2008.

B. Definisi Operasional 1.

  Pasien hernia inguinalis adalah seorang dewasa yang mengalami operasi penyakit hernia inguinalis pada bulan Juni - Oktober 2008, menggunakan antibiotik profilaksis, dirawat inap, terdapat data antibiotik yang dipakai dan lama perawatan pasien di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta berdasarkan rekam medik yang dimiliki oleh rumah sakit tersebut.

2. Antibiotik profilaksis adalah antibiotik yang digunakan sebelum operasi hernia inguinalis yang berfungsi sebagai prevensi infeksi.

  15

3. Lama perawatan pasien di rumah sakit adalah lama pasien dirawat di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta.

  Lama pemakaian adalah lama antibiotik yang diberikan pada pasien pasca operasi hernia inguinalis hingga pemakaian antibiotik tersebut dihentikan.

  5. Evaluasi pada penelitian ini adalah evaluasi terhadap ketepatan waktu penggunaan antibiotik sebelum operasi berdasarkan waktu obat mencapai kadar puncak di serum dan penggunaan antibiotik sesudah operasi pada pasien hernia inguinalis di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta.

C. Subyek Penelitian

  Pengambilan subyek uji didasarkan pada kriteria inklusi yaitu pasien yang menjalani operasi hernia inguinalis pada bulan Juni – Oktober 2008, menggunakan antibiotika profilaksis, di RS Dr. Moewardi Surakarta.

D. Bahan Penelitian

  Bahan dari penelitian ini adalah data yang terdapat dalam kartu rekam medik pasien yang berisi nomor rekam medik, nama pasien, jenis kelamin, umur, tanggal operasi, jam operasi, indikasi operasi, jenis tindakan operasi, data laboratorium sebelum dan sesudah operasi, riwayat pengobatan yang diterima, pemeriksaan fisik pasien seperti tekanan darah, nadi, suhu badan dan lama perawatan pasien di rumah sakit tersebut.

  16

E. Tata Cara Penelitian

  Hal pertama yang dilakukan adalah pembuatan proposal dan surat ijin untuk dapat melakukan penelitian di RS Dr. Moewardi Surakarta.

  2. Orientasi

  Setelah surat ijin diterima dan disetujui oleh pihak rumah sakit, maka selanjutnya dilakukan perkenalan terhadap staff rumah sakit bagian rekam medik dan instalasi farmasi. Pada kesempatan ini dilakukan pengarahan oleh kepala bagian rekam medik tentang tata cara dan tata busana mengambil data rekam medik di RS Dr. Moewardi Surakarta. Lalu didapatkan data jumlah operasi Hernia inguinalis yang terjadi pada di RS Dr. Moewardi Surakarta pada periode yang telah ditetapkan.

  3. Tahap pengambilan data

  Pada tahap pengambilan data dilakukan pencatatan ulang semua kartu rekam medik yang menjadi subyek uji penelitian. Penulisan ulang ini dimaksudkan untuk memudahkan pengelolaan data sehingga tidak perlu lagi mencari kartu rekam medik di rumah sakit, yang dapat mengganggu kegiatan di rumah sakit. Data yang dikumpulkan meliputi identitas, lama tinggal di rumah sakit, riwayat penyakit, riwayat pengobatan, data medis berupa diagnosis dan terapi, dan data laboratorium sederhana (Rovers dkk, 2003., Tietze, 2004). Dari

  17 mengalami operasi hernia inguinalis pada bulan Juni-Oktober 2008 yang kemudian dievaluasi pemakaian antibiotiknya.