PENGARUH KEDISIPLINAN ORANG TUA TERHADAP KEPRIBADIAN ANAK DI DESA TEND AS KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah

  

PENGARUH KEDISIPLINAN ORANG TUA

TERHADAP KEPRIBADIAN ANAK DI DESA TEND AS

KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI

TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I

dalam Ilmu Tarbiyah

  

Disusun O leh:

DWI FAIK ASTUTIK

NIM : 111 06 070

  

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Dwi Faik Astutik

  NIM : 11106070 Jurusan : Tarbiyah Program studi : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 29 Juli 2010 Yangnrenyat

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : Dwi Faik Astutik NIM : 11106 070 Jurusan

  : Tarbiyah Judul : PENGARUH KEDISIPLINAN ORANG TUA

  TERHADAP KEPRIBADIAN ANAK DI DESA TENDAS KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATITAHUN 2010 Telah kami setujui untuk di munaqosahkan.

  Salatiga, 29 Juli 2010 Pembimbing

  Dra. Hi. Lilik Srivanti. M.Si

  NIP. 19660814 199103 3 003 KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax. (0298) 323433 Salatiga 50721

  Website : wAvw.stainsalatiea.ac.id 6-mail: administrasi(d>stainsalalma.ac.id

  P E N G E S A H A N KELULUSAN

  Skripsi Saudari : Dwi Faik Astutik dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11106070 yang berjudul : "Pengaruh Kedisiplinan Orang Tua terhadap Kepribadian Anak di Desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati", Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga (STAIN) pada Selasa, 31 Agustus 2010 M dan bertepatan dengan tanggal 21 Ramadhan 1431 H, telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  21 Ramadhan 1431 H Salatiga,

  31 Agustus 2010 M Panitia Ujian

  Sekretaris Sidang c S f lP . 19720531

  

MOTTO

Jangan putus asa Jangan 6ersedih dan jangan khawatir

  A d a matahari yang akan menyi6akmendung kehidupanmu... A d a usapan (em6utyang menyeka air mata kehidupanmu A d a kekuatan yang akan mengangkatmu ketempat yang muRa A d L A J f sungguh sangat mencintai kita

  PERSEMBAHAN

  Untuk orang tua (ayahanda masyhudi dan ibunda siti asiyah) tercinta yang dengan seluruh pengorbanan telah mengukir segala asa, cita dan harapan. Kakak dan Adikku tersayang (Didik dan Fidaus) yang selalu memberiku kekuatan untuk selalu bertahan. Ibu Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M. Si yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh perhatian dan kesabaran sehingga skripsi ini dapat selesai. Mbak Iluz yang begitu sangat aku sayangi dan begitu telatennya memberikan pengarahan dan semangat pada penulis.

  Bapak Rozi selaku Kepala Desa Tendas, Kecamatan Tayu Kabupaten Pati yang telah memberikan ijin dan membantu menyelesaikan skripsi ini.

  Calon pendamping hidupku yang kelak menjadi pemimpin yang bijaksana.

  Teman-teman kost Fatimah, Dayah, Watik, Tini, Mbak Evi yang selalu memberikan inspirasi yang besar bagi penulis.

  Mas A. Rohadi yang selalu memberikan semangat pada penulis.

  Hida yang selama ini banyak membantu penulis untuk beijuang

KATA PENGANTAR

  Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan junjungan nabi agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya kejalan kebenaran dan keadilan.

  Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Kedisiplinan Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak Di Desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati Tahun 2010".

  Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku ketua STAIN

  2. Fatchurrahman, M.Pd selaku Kaprogdi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga.

  3. Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M. Si, selaku pembimbing yang telah dengan ikhlas dan sabar mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam membimbing penyelesaian penilisan skripsi ini.

  4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu dan pelayanan hingga studi ini selesai.

  5. Bapak rozi selaku Kepala Desa Tendas, kecamatan Tayu Kabupaten Pati yang telah memberikan ijin dan membantu menyelesaikan skripsi ini.

  6. Bapak dan ibuku (siti aisiyah dan masyhudi) tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun spiritual, serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya cita-cita.

  7. Seluruh sahabat-sahabat yang selalu memberikan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.

  Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Amin Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan kemampuan serta pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dalam kesempurnaan skripsi ini.

  Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini memberikan sumbangan bagi pengembangan dunia pendidikan khususnya pendidikan agama Islam.

  • - Amin aminyarobbal 'alamin

  Salatiga, 29 Juli 2010 Penulis

  Dwi Faik Astutik

  

ABSTRAK

  Astutik, Dwi Faik. 111 06 070. Pengaruh Kedisiplinan Orang Tua terhadap Kepribadian Anak di Desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati tahun 2010. Skripsi Jurusan Tarbiyah Progdi Studi Pendidikan Agama Islam.

  Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Skripsi Jurusan Tarbiyah, Program Studi PAI STAIN Salatiga. Pembimbing: Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M. Si.

  Kata kunci: kedisiplinan orang tua dan kepribadian anak

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pengaruh kedisiplinan orang tua terhadap kepribadian anak di desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati. Pengalian data mengunakan metode angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Subyek penelitian sebanyak 45 responden, menggunakan teknik

  

random sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk

menjaring data kedisiplinan orang tua dan data kepribadian anak.

  Disimpulkan hasil angket bahwa kedisiplinan orang tua dalam kategori tinggi memperoleh nilai 80% dari 45 responden. Sedangkan untuk kepribadian anak memperoleh kategori tinggi mencapai nilai 66,67%, berada pada interval 27-30. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis korelasi. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan ada pengaruh positif antara kedisiplinan orang tua terhadap kepribadian anak.

  Setelah data berhasil, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan rtabei- Dengan jumlah subyek 45 responden dengan taraf signifikansi 1%, diperoleh pada tabel N taraf signifikansi 1% = 0,380, dan apabila ditunjukkan dengan hasil hitung koefisien korelasi r0 = 0,414 > 0,380. Maka hipotesis keija (Ha) yang berbunyi "ada pengaruh yang sangat signifikan antara kedisiplinan orang tua terhadap keparibadian anak" hipotesis yang penulis ajukan diterima.

  

DAFTAR ISI

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  5. Analisis Data

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  11

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  6. Keadaan Sosial Pendidikan

  49

  

  

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Umur Warga Tendas Periode

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

B A B I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Salah satu faktor sosial yang ikut menentukan kepribadian anak adalah faktor keluarga. Dalam keluarga teijadi interaksi yang sangat erat antara anak dan orang tua. Melalui sikap dan perilaku orang tua dalam berinteraksi dengan anaknya dapat dilihat dengan cara orang tua memberikan kasih sayang, penghargaan, penerimaan, dan cara orang tua dalam memberikan kedisiplinan yang telah yang telah diberlakukan.

  Orang tua merupakan pusat kehidupan rohani dan sebagai penyebab perkenalan anak dengan alam luar dan pemikiran dikemudian hari sangat terpengaruh oleh sikap orang tua dipermulaan hidupnya (Daradjad, 1984:38). Dalam hal ini orang tua menempatkan peranan yang sangat penting demi kelancaran dan kesuksesan anak yang berjalan sesuai dengan perkembangannya karena orang tua merupakan tokoh utama dalam kehidupan anak seperti dalam hadist sohih muslim bukhori dikatakan :

  N N

  a y * # j

  4SS- ^

  AJI (_) (JlS <dl Ail!

  j j j ,iJ& Jl w U JJ S \JJ»

  . . . olJjli Jl Artinya .Hadist riwayat Abu Hurairah ra. Rosulullah SAW bersabda,

  “setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah kedua orang tuanya lah yang membuatnya menjadi seorang yahudi, seorang nasrani, ataupun seorang majusi”. (Al-Mundziri, 2002:1068).

  2 Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat

  ia belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial (Kartono, 1985:9). Dari interakasi dengan lingkungan pertama itu individu memperoleh unsur-unsur dan ciri-ciri dasar dari pada kepribadiannya. Dari situ akhlak, nilai-nilai, kebiasaan, dan emosi, kedisiplinannya menjadi kenyataan yang hidup dan tingkah laku yang tampak.

  Kedisiplinan harus ditanamkan pada anak mulai dari kecil. Anak harus di didik mengenal hak-hak orang lain dalam sosial. Anak harus dilatih dapat mengenal diri. Hal semacam itu termasuk pembentukan kebiasaan tingkah laku seseorang yang membantu anak menempatkan diri di tengah-tengah masyarakat. Disiplin dianggap perlu untuk perkembangan anak, tetapi pandangan tentang disiplin yang baik telah mengalami banyak perubahan, selanjutnya banyak orang tua tidak mau cukup berusaha untuk menanamkan disiplin, karena dikhawatirkan akan menyebabkan rasa benci yang akan membuat hubungan orang tua dengan anak menjadi tidak menyenangkan. Orang cenderung mengacu ke dalam konsep disiplin yang bertentangan dengan memakai istilah negatif dan positif. Konsep negatif, disiplin berarti pengendalian dengan kekuasaan luar yang biasanya diterapkan secara sembarangan. Itu merupakan bentuk pengekangan melalui cara yang tidak di sukai dan menyakitkan. Konsep positif dari disiplin ialah sama dengan pendidikan dan bimbingan karena menerapkan penekanan di dalam disiplin diri dan pengendalian diri. Hal ini kemudian akan melahirkan motivasi

  3

  individu sedangkan disiplin positif menumbuhkan kematangan (Hurlock, 1993:82).

  Seorang anak akan berperilaku kurang baik ketika orang tua salah dalam mendidiknya, mengasuhnya, dan dalam menerapkan kedisiplianan yang ada. Namun akan kelihatan berbeda ketika orang tua membesarakan anak-anaknya dengan didikan demokrasi, memberikan kebebasan kepada anak tetapi tetap menggunakan pantauan orang tua. Sikap orang tua yang demikian akan mempengaruhi psikologi anak terutama pada perkembangan, tingkah laku dan kepribadian.

  Seorang anak akan mempunyai kepribadian yang baik jika orang tua menerapkan sikap disiplin pada diri anak sesuai dengan batasan-batasan yang di sesuaikan dengan pribadi anak. Mengajarkan tanggung jawab dan arti sebuah amanat yang diberikan. Dengan permasalahan-permasalahan maka sebagai perwujudan yaitu penulis mengambil ju d u l: Pengaruh Kedisiplinan Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak Pada Masyarakat Desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati Tahun 2010.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas perlu dibuat suatu rumusan permasalahan yang akan menuntun langkah-langkah penelitian berikutnya. Adapun rumusan permasalahan adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana kedisiplinan orang tua desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati?

  4

  2. Bagaimana kepribadian anak desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati?

  3. Adakah pengaruh antara kedisiplinan orang tua terhadap kepribadian anak di desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati? C. Tujuan Penelitian

  Beberapa hal yang ingin penyusun capai dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui kedisiplinan orang tua desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati.

  2. Untuk mengetahui kepribadian anak desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati.

  3. Untuk mengetahui pengaruh antara kedisiplinan orang tua terhadap kepribadian anak di desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati.

D. Hipotesis

  Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Dengan kedudukannya itu maka hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran, akan tetapi juga dapat tumbang sebagai kebenaran (Arikuntho, 1990:71).

  5 Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

  • Untuk hipotesa nol (ho): “tidak ada pengaruh positif antara kedisiplinan orang tua terhadap kepribadaian anak”.
  • Untuk hipotesa keija (ha): “Ada pengaruh positif antara kedisiplinan orang tua terhadap kepribadian anak”.

  £ . Kegunaan Penelitian

  1. Manfaat Teoritik

  a. Memberikan sumbangan pengetahuan bagaimana cara mendidik anak yang sesuai dengan pribadi dan ketentuan-ketentuan dalam syariat islam.

  b. Memberikan wawasan atas pemahaman mengenai cara kedisiplinan orang tua yang disesuaikan dengan psikologi anak.

  2. Manfaat Praktis

  a. Tulisan ini menjadi sebuah wacana atau motivasi bagi orang tua yang menerapkan sikap disiplin demi mendapatkan pribadi yang baik pada diri anak.

  b. Tulisan ini menjadi sumbangan pemikiran alternatif bagi orang tua untuk memperoleh pribadi anak dengan memberikan contoh disiplin yang b a ik .

F. Definisi Operasional

  Agar tidak terjadi kesimpang siuran arti istilah di dalam judul di atas

  6

  harapan agar dapat memperlancar pembaca dalam memahami judul skripsi ini, adapun istilah-istilah yang penulis jelaskan adalah:

  1. Pengaruh Pengaruh adalah suatu daya yang timbul dari sesuatu (manusia binatang atau benda lain dan sebagainya), yang bisa menguasai individu atau berkekuatan terhadap sesuatunya sehingga teijadi tujuan timbal balik (Poerwadarminta, 2006:261).

  2. Kedisiplinan Kedisiplinan berasal dari kata disiplin, arti yang meluas yaitu disiplin mendidik, menuntut, mengarahakan anak dalam hidupnya dan dalam masa pertumbuhan dan perkembangan (Schaefer, 1989 : 11).

  Jadi kedisiplinan adalah cara orang tua menerapkan tata tertib dalam keluarga sehingga menimbulkan proses peniruan pada anak. Cara ini dilakukan dengan memberikan bantuan kepada anak bagaimana harus bertingkah laku dilingkungan masyarakat, memberikan petunjuk dan batasan tingkah laku, membatasi dan melarang hal-hal tertentu, bukan semata-mata karena larangan, tetapi untuk mencapai tujuan yang di inginkan.

  3. Kepribadian Anak Kepribadian adalah keseluruhan pola (bentuk) tingkah laku, sifat- sifat, kebiasaan, kecakapan, bentuk tubuh serta unsur-unsur psiko-fisik lainnya yang selalu menampakkan dirinya dalam kehidupan seseorang

  7 Orang tua yang bersifat kaku dan yang memberikan kebebasan

  penuh akan mendorong anak untuk berperilaku agresif. Sedangkan orang tua yang bersikap demokratis akan menjadi pendorong terhadap perkembangan anak ke arah yang lebih positif. Jadi keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap anak untuk berperilaku agresif atau tidak.

  Cara menumbuhkan kepribadian anak harus dilakukan secara intensif untuk membentuk suatu tingkah laku, sifat-sifat, ataupun kebiasaan sehingga melahirkan pribadi yang luhur. Kepribadian akan tumbuh dan berkembang sepanjang hidup manusia sejak lahir sampai anak menjadi dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani manusia berlangsung dari bayi hingga ia remaja, terutama kanak-kanak.

  Sehingga orang tua dapat menanamkan tentang arti perintah dan larangan pada masa tersebut.

  Sedangkan yang penulis maksud dengan kepribadian anak adalah suatu bagian yang menjadi ciri khas pada diri anak yang mencakup tentang keseluruhan aktifitasnya yang nampak dalam kehidupan yang di tempuh melalui proses pendidikan dalam keluarga.

  Dari batasan-batasan tersebut diatas, maka penulis menegaskan bahwa yang dimaksud pengaruh kedisiplinan orang tua terhadap kepribadian anak adalah sikap disiplin orang tua dalam menanamkan segala kebiasaan yang dilakukan oleh anak dengan melakukan g larangan yang akan membawa pengaruh pada diri anak sehingga melahirkan pribadi yang nampak dalam kehidupan.

G. Metodologi Penelitan

  Untuk membantu dalam penulisan skripsi ini, penulis mengambil beberapa metode untuk dijadikan landasan dalam pengumpulan data yang dibutuhkan yakni:

  1. Variabel Penelitian

  a. Kedisiplinan orang tua 1) Kedisiplinan yang otoriter

  Dengan indikator:

  a) Menerapkan jadwal sehari-hari secara ketat

  b) Memaksa anak untuk mematuhi peraturan

  c) Pengekangan terhadap anak

  d) Memberi sangsi yang tegas terhadap kesalahan anak

  e) Tidak ada penghargaan atau pujian 2) Kedisiplinan yang lemah

  Dengan indikator:

  a) Tidak ada jadwal di dalam rumah

  b) Orang tua tidak memberlakukan tata tertib

  c) Memberikan kebebasan penuh terhadap anak

  d) Orang tua tidak pernah memberi peringatan

  e) Tidak pernah ada hukuman maupun penghargaan

  9

  3) Kedisiplinan yang demokratis Dengan indikator:

  a) Membicarakan jadwal harian

  b) Aturan dibuat berdasarkan persetujuan bersama

  c) Pengarahan terhadap anak

  d) Melatih anak memiliki rasa tanggung jawab

  e) Lebih banyak memberikan penghargaan atau pujian

  b. Kepribadian anak 1) Kemampuan bersosialisasi

  2) Rasa percaya diri 3) Tanggung jawab

  4) Inisiatif 5) Tingkah laku

  2. Populasi Populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel yang hendak di generalisasikan (Hadi,

  2002:70). Adapun populasi dalam penelitian ini di ambil dari anak di desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati dari umur 8-12 tahun beijumlah 182 anak.

  3. Sampel Sampel adalah sebagian individu yang di selidiki (Hadi, 2002:70).

  Jadi, sampel merupakan bagian individu yang di selidiki yang akan dijadikan sebagian atau semua pada sampel yang telah ditentukan oleh

  10 Untuk menjamin validitas hasil penelitian yang dicapai maka

  penelitian ini penulis mengambil sebagian kecil dari anak-anak di desa Tendas kecamatan Tayu kabupaten Pati. Jadi disini peneliti mengambil sampel sebanyak 45 anak. Maka untuk menjamin hasil penelitian, maka penulis mengambil sampel sejumlah kurang lebih 25 % atau 45 anak dari besarnya populasi 182 siswa. Teknik mengambil sampel menggunakan

  random sampling.

  Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subyeknya besar dapat di ambil antara 10 - 15% atau 20 - 25 % (Arikuntho, 2006:134).

  Dari uraian di atas, maka peneliti mengambil sampel dari jumlah populasi seluruh anak desa Tendas dari umur 8-12 tahun yang berjumlah 182 anak dengan ketentuan sampel 25%, maka diperoleh sampel sebanyak 45 anak.

  4. Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini penulis menempuh dengan beberapa tehnik pengumpulan data sebagai berikut:

  a. Metode angket Angket merupakan daftar pertanyaan yang di berikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia

  11

  2005:102-103). Metode ini penulis gunakan untuk mencari data tentang kedisiplinan orang tua dan kepribadian anak.

  b. Metode Observasi Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung (Hadi, 1981:136). Dengan metode ini dapat secara langsung mengetahui objek yang sedang diteliti yaitu situasi umum didesa Tendas. Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk:

  1) Melengkapi data yang diperoleh 2) Menguatkan data yang telah terkumpul

  c. Metode dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikuntho, 1997:139). Disini penulis menggunakan catatan dan arsip guna untuk memenuhi pengumpulan data-data yang digunakan dalam penulisan skripsi.

  5. Analisa data Dari hasil pengumpulan data yang telah terkumpul selama dalam penelitian, penulis menggunakan analisis dan statistik dengan rumus :

  12 Keterangan:

  P : Angka prosentase F : Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya N : Jumlah siswa

  100% : Bilangan konstanta Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh sikap orang tua terhadap kepribadian anak. Digunakan analisa statistik dengan menggunakan rumus:

  Keterangan: : Koefisien korelasi antara x dan y rxy

  X :Variabel pengaruh

  : Variabel terpengaruh

  y

  x2 : Product dari x : Product dari y

  y

2 N : Jumlah responden

H. Sistematika Penulisan

  Untuk mempermudah dan memperjelas gambaran dalam memahami skripsi maka perlu ada sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:

  I

  13 Bab satu Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, penegasan

  istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, hipotesis, metode penelitian dan metode penelitian.

  Bab dua landasan teori, berisi uraian berbagai teori yang menjadi landasan teoritik penelitian yang berkaitan dengan variabel penelitian yaitu teori mengenai kedisiplinan orang tua, kepribadian anak.

  Bab tiga Laporan Hasil Penelitian, berisi di laporkan hasil pengumpulan data mengenai eksistensi desa Tendas Kecamatan Tayu kabupaten Pati yang memuat tinjauan historis, tinjauan geografis, keadaan disekitar serta aktifitas keseharian disamping itu memuat data kedisiplinan terhadap kepribadian anak.

  Bab empat Analisa Data, berisi analisis data yang di kumpulkan dengan pertahapan, klasifikasi data, tabulasi data, penghitungan frekuensi dan prosentase, untuk mengetahui pokok masalah yaitu ada tidaknya pengaruh kedisiplinan orang tua terhadap kepribadian anak, dengan menggunakan rumus korelasi product moment.

  Bab lima Penutup, berisi tentang kesimpulan hasil penelitian, saran- saran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait dari subjek peneliti.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kedisiplinan

  1. Pengertian kedisiplinan Menurut Syaiful Bahri, kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang berarti tata tertib, yaitu ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (Djaramah,

  2002:12). Peraturan ini diberlakukan pada setiap kegiatan, mengajarkan tentang tanggung jawab dan konsekuensi yang di terima jika melanggar peraturan. Dalam hal ini orang tua menempati peranan yang utama yaitu sebagai pengawas dan pengontrol dalam mengatur kehidupan bermasyarakat.

  Menurut Elizabeth B. Hurlock bahwa disiplin berasal dari kata yang sama dengan ‘disciple’ yaitu seorang yang belajar atau secara sukarela mengikuti seorang pemimpin (Hurlock, 1993:82). Orang tua menjadi pemegang kekuasaan penuh, anak menjadi pelaksana yang siap menjalankan setiap tata tertib dan peraturan yang telah diberlakukan.

  Masa kanak-kanak merupakan masa peralihan yang mudah terpengaruh jika tidak adanya kontrol dari orang tua. Kedisiplinan merupakan sarana yang paling tepat untuk mengarahkan anak, membekali diri untuk menyambut kehidupan yang akan datang.

  Bagi banyak orang, berbicara kedisiplinan akan membawa pikiran kita membayangkan seorang keluarga victorian yang memegang tongkat,

  15

  sangat terkait dengan kekuasaan, kepatuhan dan aturan yang di tegakkan dengan menebar rasa takut. Ini merupakan gambaran kedisiplinan yang ada di benak kebanyakan orang, dan ini pula alasan yang menyebabkan banyak orang yang mengambil arah berlawanan dengan cara menolaknya.

  Anak yang sulit untuk dikendalikan sangat membutuhkan disiplin yang tepat, memberikan sebuah pemahaman atas kesalahan yang dilakukan secara halus, tegas, dalam setiap peraturan yang diterapkan. Memberikan hadiah kepada anak dengan ucapan selamat atas keberhasilan yang diperolehnya dengan berlaku disiplin dan menaati peraturan, namun jika anak gagal sangsi dijalankan secara tegas. Sangsi ini harus sungguh- sungguh menjadi prioritas dalam rumah tangga. Orang tua diharapkan tegas tetapi tenang dan mendukung, menunjukkan kepada anak bahwa orang tua mengerti perasaan. Menggunakan nada netral dan tidak mencela dalam setiap hal yang di lakukan anak. Orang tua menerapkan peraturan dan memberikan pemahaman jika peraturan itu dilanggar.

  Sehubungan dengan disiplin Allah menerangkan dalam Al-Qur’an:

  a. Qs. Al-Insyiroh ayat 7

  y

  Artinya: Maka apabila kamu telah selesai (urusan dunia), maka

  bersungguh-sungguhlah (dalam beribadah)

  Qs. Al-Jumu’ah ayat 12

  u js lis iijjr, O) Q ji r,\w ijr, isr,

y y y y y y y

  16 Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada hari ju m ’at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.

  Dari kedua ayat tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Allah menganjurkan kepada hamba-hambanya untuk tidak menunda- nunda pekerjaan. Apabila suatu pekerjaan itu harus dapat di kerjakan pada hari ini, maka kerjakanlah pada hari itu jugajangan menunda sampai besok karena orang yang suka menunda-nunda pekerjaan merupakan orang-orang yang merugi.

  Orang tua harus menerapkan kedisiplinan secara tepat dan mengena, menggunakan kecakapan dan ketangkasan. Menjalankan disiplin dengan suasana tenang. Penyampaian atau penjelasan arti disiplin dilakukan dengan lemah lembut dan akrab. Hal tersebut akan menolong anak untuk menyadari kesalahan dan mendorong anak untuk memperbaikinya. Karena disiplin merupakan salah satu kebutuhan dasar anak, dalam pembentukan dan pengembangan watak secara sehat. Selain pentingnya menemukan arah dan tujuan hidup yang jelas, disiplin merupakan syarat mutlak untuk mencapai atau melaksanakan misi hidup.

  Oleh karena itu orang tua memperlihatkan kuasa tehadap anaknya, berlaku tegas dalam setiap tingkah laku anak. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam usaha menanamkan disiplin pada anak adalah sebagai berikut: a. Menyadari adanya perbedaan tingkatan kemampuan kognitif anak sesuai dengan asas perkembangan kognitif.

  17 b. Menanamkan disiplin pada anak harus dimulai seawal mungkin.

  c. Dalam usaha menanamkan disiplin perlu dipertimbangkan agar mampu menggunakan tehnik yang paling tepat sesuai dengan kondisi anak.

  d. Penggunaan hukuman harus diartikan sebagai sikap tegas, konsekuen dan konsisten dengan dasar bahwa yang dihukum bukan si anak, atau perasaan anak melainkan perbuatan yang melanggar aturan.

  e. Menanamkan disiplin bukan kegiatan ‘sekali jadi’ melainkan harus berkali-kali. Dalam penanaman disiplin yang diterapkan pada anak dan bukan merupakan tujuan orang tua untuk menyiksa, mengekang ataupun membelenggu tetapi itu semua merupakan bukti kasih sayang orang tua kepada anaknya. Maka dari itu anak harus menghargai serta mentaati segala perintah yang diterapkan dan diberlakukan orang tua (Ginanjar, 2008:86). Di dalam QS. Al-Isra’ 24 dikatakan bahwa:

  / / / / Artinya : “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan

  penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil".

  Sebagai seorang anak yang berkepribadian baik seharusnya mau serta mampu menerapkan peraturan yang diberlakukan oleh orang tua kepadanya. Dan ketika orang tua sudah lanjut usia, anak pasti akan merasakan pentingnya didikan orang tua meskipun didikan itu keras.

  18 Karena semua itu demi kelangsungan hidup yang lebih baik demi mencetak anak yang berkepribadian luhur.

  2. Jenis-jenis kedisiplinan Jenis-jenis kedisiplinan di bedakan menjadi tiga macam:

  a. Disiplin tradisional Disiplin tradisional merupakan disiplin yang bersifat menekan, menghukum, mengawasi, memaksa, dan akibatnya merusak penilaian yang terdidik.

  b. Disiplin modem Disiplin merupakan pendidikan yang hanya menciptakan suatu yang memungkinkan agar anak dapat mengatur dirinya. Jadi situasi yang akrab, hangat, bebas dari rasa takut sehingga anak mengembangkan kemampuan dirinya.

  c. Disiplin liberal Disiplin liberal merupakan disiplin yang di berikan kepada anak sehingga merasa memiliki kebebasan tanpa batas

  (www. suaranyawaxo. cc/2009/07/pengar).

  Berdasarkan pandang lama, orang tua hanya mencegah perbuatan yang tidak di inginkan. Orang tua tidak mengingat dorongan jiwa yang menyebabkan anak ingin berbuat demikian, disiplin sering kali diajarkan pada saat yang salah yaitu disaat anak tidak dapat mendengarkan nasihat orang tua karena emosi. Dalam hal menghukum anak, sering kali cara

  19

  yang orang tua lakukan kurang tepat sehingga menimbulkan suatu perlawanan.

  Berdasarkan pandangan baru, bahwa disiplin yang sekarang digunakan banyak membantu anak dalam hal perasaan maupun perbuatan.

  Orang tua membolehkan anak mengeluarkan isi hati dan perasaannya. Orang tua juga mencegah dan membatasi segala perbuatan yang tidak diinginkan atau mengarahkan mereka dengan baik, cara ini dilakukan sedemikian rupa sehingga diri anak ataupun harga diri orang tua tidak terluka. Hubungan orang tua yang akrab dan wajar bisa di pertahankan selama orang tua tetap bersikap hangat meskipun sebenarnya orang tua sedang berusaha menegakkan disiplin dengan perilaku tegas.

  Menurut Elizabeth B. Hurlock jenis-jenis disiplin yang digunakan pada masa kanak-kanak ada tiga macam: a. Disiplin otoriter

  Disiplin otoriter merupakan bentuk disiplin tradisional yang berdasarkan pada ungkapan kuno yang mengatakan bahwa “menghemat cambukan berarti memanjakan anak”. Anak tidak di berikan kesempatan untuk mengemukakan tentang adil tidaknya peraturan tersebut. Disiplin otoriter akan sangat mempengaruhi kepribadian anak karena semakin banyak hukuman fisik digunakan, semakin anak cenderung menjadi cemberut, sehingga mengakibatkan penyesuaian pribadi dan sosial yang buruk.

  20

  b. Disiplin demokratis Dalam peraturan demokratis diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya sendiri, bila anak menganggap bahwa peraturan itu tidak adil. Dalam disiplin yang demokratis hukuman di sesuaikan dengan kejahatan dalam arti diusahakan agar hukuman yang diberikan berhubungan dengan kesalahan dan perbuatannya. Penghargaan terhadap usaha-usaha untuk menyesuaikan dengan harapan sosial yang tercakup dalam peraturan-peraturan di perlihatkan melalui pemberian hadiah terutama dalam bentuk pujian dan pengakuan sosial. Anak yang di besarkan dibawah disiplin yang demokratis akan mempunyai penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial yang baik.

  c. Disiplin yang lemah Filsafat yang mendasari tehnik disiplin yang lemah dengan melalui akibat dari perbuatannya sendiri. Dari situ anak belajar bagaimana berperilaku secara sosial. Dengan demikian anak tidak di ajarkan peraturan. Anak tidak di hukum karena sengaja melanggar peraturan, juga tidak ada hadiah bagi anak yang berperilaku sosial yang baik, mengakibatkan anak cenderung tidak menghiraukan hak- hak orang lain, agresif dan kurang bersosialisasi (Hurlock, 1996:125).

  Banyak keluarga yang mengharuskan anak-anak mereka melakukan beragam kegiatan mulai dari olah raga, musik, kesenian, dan macam-macam pelajaran tambahan, pada setiap sore hari dan akhir pekan.

  21 Kalau segala kegiatan ‘tambahan’ tadi di gabung dengan tekanan karena

  pekerjaan rumah yang juga harus dikerjakan, kebanyakan anak hanya akan punya sedikit sekali sisa waktu untuk menjadi anak secara wajar. Orang tua yang keterlaluan dalam menerapkan jadwal yang sedemikian ketat. Pemecahan masalah itu bisa dilakukan dengan menerapkan satu aturan sederhana, satu anak satu kegiatan (Bilddulph, 2006:36).

  Orang tua yang terlalu dini dengan sikap kaku, menjadikan anak penakut dan tidak berani berekspresi. Jika orang tua bersikap negatif dan banyak menghukum membuat anak menjadi pemarah dan agresif. Tetapi jika orang tua terlalu banyak memberikan kebebasan, akan mengarahkan anak menajadi impulsif dan terlibat pergaulan bebas pada saat remaja (Rimm, 2003:49). Orang tua menjadi faktor penentu dalam setiap kegiatan yang akan menjadi bekal anak untuk menghadapi kehidupan di masa datang. Disiplin harus di sesuaikan dengan watak dan kepribadian anak supaya orang tua tidak salah dalam langkah yang di ambil, konsekuensi tetap menjadi prioritas untuk mengambil suatu tindakan.

  Menurut Steve Biddulph, menumbuhkan keluarga bagaikan menumbuhkan pohon. Yang menjadi akarnya tidak lain adalah masa kanak-kanak anda dan bagaimana anda memelihara diri sendiri. Batangnya adalah perkawinan anda dan komitmen anda kepada anak-anak anda.

  Cabang-cabang adalah segala tindakan anda berdasarkan berbagai pilihan yang anda ambil setiap harinya. Anak-anak adalah bunga dan buahnya

  22

3. Fungsi kedisiplinan

  Hanya melalui disiplin orang tua dapat mengajarkan anak-anak untuk mengendalikan keinginan-keinginannya, membatasi berbagai macam hasratnya, membatasi dan melalui batasan, menerapkan berbagai sasaran aktifitasnya.

  Fungsi disiplin adalah untuk menjamin ditaaatinya batas tertentu, jika batas yang sangat di perlukan tadi tidak ada. Jika kekuatan moral yang mengelilingi kita tidak dapat lagi menampung atau mengendalikan nafsu- nafsu kita, maka karena tidak lagi dibatasi, tindakan manusia hilang dalam kekosongan, hilang dalam kehampaan yang terselubung dan terhiasi dengan nama muluk kebebasan sepenuhnya (Durkheim, 1990 : 36).

  Disiplin tentu banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, apalagi bagi kanak-kanak yang membutuhkan banyak pengarahan.

  Sehingga anak tidak bersikap semaunya sendiri dalam bertingkah laku dan juga dalam bertindak.

  Apalagi masa kanak-kanak yang pada usia tersebut anak akan menghadapi masa puber yang bercirikan anak suka mencoba hal-hal yang baru karena pada usia itu anak mempunyai rasa penasaran yang sangat besar terhadap sesuatu yang belum diketahui. Pada saat inilah dibutuhkan sesuatu yang bisa membatasi anak untuk tidak bersikap yang melampui batasan yaitu dengan penerapkan disiplin yang disesuaikan dengan karakter anak sehingga anak bisa membatasi perbuatan mana yang boleh dilakukan dan perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan.

  23

4. Tujuan kediplinan

  Tujuan disiplin adalah mengarahakan anak agar mereka belajar mengenai hal-hal baik yang merupakan persiapan bagi masa dewasa, saat mereka sangat bergantung kepada disipin diri. Diharapkan, kelak disiplin diri mereka akan membuat hidup mereka bahagia, berhasil, dan penuh kasih sayang (Rimm, 2003:47). Karena dengan disiplin akan membentuk kebiasaan yang baik bagi anak, dan dengan kebiasaan yang baik tersebut akan terbawa sampai anak itu dewasa bahkan sampai tua.

  Semua disiplin mempunyai tujuan ganda, mengembangkan suatu keteraturan tertentu dalam tindak tanduk manusia dan memberinya suatu sasaran tertentu yang sekaligus juga membatasi cakrawalanya. Disiplin mengembangkan sikap yang lebih mengutamakan hal-hal yang merupakan kebiasaan juga membatasinya. Disiplin mengatur dan memaksa. Disiplin menjawab segala sesuatu yang selalu terulang dan bertahan lama dalam hubungan antara manusia (Durkheim, 1990:35). Dengan berawal dari keterpaksaan ini diharapakan anak bisa tahu batasan-batasan dari perbuatannya sehingga anak membiasakan diri dalam tingkah laku, dan bisa membedakan perbuatannya yang baik dan perbuatan yang jelek, antara perbuatan yang dianjurkan dengan perbuatan yang dilarang.

  Dengan disiplin diharapkan bisa memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan-kegiatan seseorang. Dengan penerapan disiplin yang tegas akan membentuk kepribadian yang baik yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab dalam perilaku.

  24 Bila disiplin diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku

5. Unsur-unsur kedisiplinan

  sesuai dengan standar yang di tetapakan kelompok sosial mereka harus memenuhi empat unsur: a. Peraturan sebagai pedoman perilaku

  b. Konsisten dalam peraturan tersebut dan cara yang digunakan untuk mengajarkan dan memaksakannya c. Hukuman untuk pelanggaran peraturan

  d. Penghargaan untuk perilaku yang baik yang sejalan dengan peraturan yang berlaku (Hurlock,1993 : 84).

B. Kepribadian

  1. Pengertian kepribadian Membahas tentang kepribadian banyak pendapat para ahli psikologi mengenai isi batasan atau definisi tentang kepribadian itu sendiri. Pembahasan kepribadian harus dilakukan secara intensif, karena menyangkut masalah-masalah yang abstrak sebagaimana pendapat

  Zakiyah Daradjat: “Kepribadian yang sesunggunya adalah abstrak (maknawi), sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala kegiatan aspek kehidupan, misalnya dalam tindakannya, cara bergaulnya dan berpakaiannya, ucapannya dan dalam mengatasi setiap persoalan atau permasalahan baik yang ringan maupun yang berat” (Daradjah,

  1985:16). Karena sangat abstraknya perkembangan kepribadian dan

  25

  panjang, dari mulai penerapan dan tolak ukur yang diterapkan dalam lingkungan setempat.

  Menurut Ahmad Fauzi yang dimaksud dengan kepribadian adalah keseluruhan pola (bentuk) tingkah laku, sifat-sifat, kebiasaan, kecakapan, bentuk tubuh serta unsur-unsur psiko-fisik lainnya yang selalu menampakkan diri dalam kehidupan seseorang (Fauzi, 2008 :121). Dengan kata lain dapat dikatakan kepribadian merupakan segala tingkah laku yang nampak dalam diri seseorang, yang menjadikan ciri khas dari orang tersebut.

  Sedangkan menurut simandjuntak kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisis dalam individu yang menentukan keunikan penyesuaian terhadap lingkungan (Pasaribu, Simandjuntak, 1984:95).

  Jadi kepribadian adalah penampilan atau bekas yang nampak dalam tingkah laku yang nampak dalam kehidupan sehingga menjadi ciri khas atau keunikan dari pribadi tersebut.

  Kepribadian tumbuh dan berkembang sepanjang hidup manusia, terutama sejak lahir sampai masa remaja yang selalu berada di lingkungan keluarga, di asuh oleh orang tua dan bergaul dengan anggota keluarga lainnya, sehingga cukup besar pengaruh dan peranan orang tua dalam membentuk pribadi seorang anak.

  Pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani manusia, berlangsung dari bayi hingga remaja, terutama kanak-kanak yaitu masa

  26

  yang paling baik dalam pembentukan kepribadian (Ahmadi, Sholeh:2005:167). Karena masa kanak-kanak adalah masa di mana anak diperkenalkan pada sebuah kehidupan, dan tidak jarang ketika orang tua melakukan sebuah pembiasaan-pembiasaan melalui komunikasi dan interaksi yang baik dan terarah, sehingga anak dapat memahami sebuah perintah dan larangan.

  Islam meminta agar orang tua benar-benar memperhatikan pendidikan terhadap anak-anaknya. Sebagaimana nasehat luqman pada putranya. Ayat yang mulia pesan luqman bahwa ia tealah di karuniai hikmah. QS. Luqman: 13 0} y

  'j J

  J S & Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di

  waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.

  Dari ayat Al-qur’an yang penulis kemukakan, betapa pentingnya pendidikan orang tua terhadap anaknya karena pendidikan yang utama dan pertama yang diberikan kepada anak untuk menanamkan nilai-nilai tauhid. Sebelum anak menginjak usia remaja di anjurkan tentang etika, sopan santun dalam bergaul di masyarakat.

  2. Konsep diri dan bentuk kepribadian Manusia merupakan sosok yang sangat unik, mempunyai kebiasaan meniru karena manusia memiliki persamaan atau kesamaan

  27 dengan orang lain, tetapi mempunyai khas tersendiri dalam dirinya.

  Misalnya ada orang yang memiliki sifat pemarah tetapi jujur, tekun bekerja, suka menolong, rajin bekerja, senang beolahraga, suka berpakaian yang sederhana dan sebagainya. Dipihak lain ada orang yang memiliki sifat penyabar, tenang, tekun bekerja, tetapi tidak suka bergaul, pendiam, pelit, suka berpakaian rapi, tidak suka berolah raga, dan sebagainya, pola- pola sifat, kebiasaan, kegemaran dan sebagainya yang di kemukakan diatas adalah contoh pola/bentuk kepribadian seseorang (Fauzi, 2008:122).

Dokumen yang terkait

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

0 7 102

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

0 0 17

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat- Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

0 0 11

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

TINGKAT PENGHASILAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP KOMITMEN MENYEKOLAHKAN ANAK (Studi Kasus Pada Masyarakat Poncol Desa Klero Tahun 2005 ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Tarbiyah

0 0 98

EFEKTIVITAS PERMAINAN KARTU GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ARAB ANAK DI RAUDHOTUL ATHFAL AL-MUTTAQIN SECANG KABUPATENG MAGELANG TAHUN 2008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I D

0 0 93

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Tarbiyah

0 0 78

PERAN WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH . (Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah

0 0 90

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAISISW A M Ts MAARIF TEGALSARI KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 5 2 0 0 6 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I D

0 2 107

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Saijana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah

0 1 118