rlppd kabupaten ttu 2014

(1)

RINGKASAN LAPORAN PENYELENGGARAN

PEMERINTAHAN DAERAH

(RLPPD)

PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA

TAHUN ANGGARAN 2014

Salu Miomaof – Kuluan Maubes

Tah hun Naka Mese – Tiun Oe Mata Mese

Segenap warga masyarakat Kabupaten Timor Tengah Utara yang saya cintai dan saya banggakan ...

Sebagai insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, pertama-tama saya mengajak kita sekalian untuk menghaturkan puji dan syukur karena atas berkat dan peyelenggaraan ilahi-Nya maka pada kesempatan berahmat ini Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara dapat menyampaikan Ringkasan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (RLPPD) Tahun Anggaran 2014 sebagai informasi dan wujud akuntabiltas kepada seluruh masyarakat Kabupaten Timor Tengah Utara, sebagaimana diamanatkan dalam pasal 69 dan pasal 72 Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan dengan Undang – Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua Atas Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Seluruh masyarakat Kabupaten Timor Tengah Utara yang saya cintai ……

RLPPD merupakan salah satu kewajiban konstitusional seorang Kepala Daerah untuk mempertanggungjawabkan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang telah dijalankan satu tahun anggraran kepada masyarakat, selain kewajiban menyampaikan LPPD kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur dan LKPJ kepada DPRD.


(2)

Ruang lingkup penyampaian RLPPD ini mencakup Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah beserta tingkat capaian sasaran RPJMD, Penyelenggaraan Tugas Pembantuan, Tugas Umum Pemerintahan dan Ringkasan Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun 2014, dapat diuraikan sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN

A. Dasar Hukum

Kabupaten Timor Tengah Utara yang dibentuk dengan Undang – Undang Nomor 69 Tahun 1958, tanggal 9 Agustus 1958 tentang Pembentukan Daerah – Daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah – Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655) mula – mula disebut Onderafdeeling Noord Miden Timor semasa Pemerintahan Hindia Belanda. Onderafdeeling Noord Miden Timor yang meliputi 3 (tiga) Landschapen/kerajaan/swapraja yaitu Swapraja Miomaffo, Insana dan Biboki terbentuk berdasarkan BS/Gubernemen nomor 9 – 10 Tahun 1915 dengan pusat pemerintahan berkedudukan di Noetoko (1915 – 1921) kemudian dipindahkan ke Kefamenanu oleh Controleur Pedemars selaku pemimpin onderafdeeling pada tahun 1922.

Pada masa itu, struktur pemerintahan Hindia Belanda diatur secara berjenjang mulai dari pemerintahan Onderafdeeling, Swapraja, Kefetoran hingga Ketemukungan besar dan kecil dengan mengakomodir peran kaum pangreh praja atau pamong praja. Onderafdeeling Noord Miden Timor pada waktu itu meliputi 3 swapraja, 18 kefetoran dan 178 ketemukungan. Pemerintahan swapraja hingga temukung dijabat oleh golongan pribumi sedangkan pucuk pimpinan onderafdeeling dijabat oleh petinggi militer Belanda selaku penguasa tunggal.

Secara de facto, perubahan nomenklatur dan sistem pemerintahan daerah berdasarkan Undang – Undang Nomor 69 Tahun 1958 tersebut baru terlaksana pada bulan Nopember 1958 bersamaan dengan pelantikan Pejabat Sementara Kepala Daerah Tingkat II Timor Tengah Utara atas nama D.C.Saudale (1958 – 1960). Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur nomor Pem.66/1962 tanggal Februari 1962 jo. Surat Keputusan tanggal 5 Juni 1962 Nomor : Pem.66/1./33 maka dibentuklah 4 (empat) kecamatan perdana dalam wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara yaitu :

1. Kecamatan Miomaffo Timur dengan ibukota Kefamenanu yang selanjutnya dipindahkan ke Nunpene hingga sekarang.

2. Kecamatan Miomaffo Barat dengan ibukota Noetoko yang kemudian dipindahkan ke Eban.


(3)

3. Kecamatan Biboki dengan ibukota Manufui 4. Kecamatan Insana dengan ibukota Oelolok.

Pada tahun 1963, terjadi pemekaran perdana terhadap wilayah Kecamatan Biboki menjadi Kecamatan Biboki Selatan dengan ibukota Manufui dan Kecamatan Biboki Utara dengan ibukota Manumean berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor 66/1/32 tanggal 20 Juli 1963 karena pertimbangan kondisi geografis dan topografis yang sangat luas sekaligus didominasi oleh medan perbukitan maupun pegunungan sehingga menyulitkan jangkauan pelayanan pemerintahan. Ibukota kecamatan Biboki Utara dalam perkembangan selanjutnya dipindahkan ke Lurasik karena prospek pengembangan tata ruangnya lebih memungkinkan.

Selanjutnya, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor : 66 Tahun 1969, tanggal 10 Desember 1969, dibentuk pula sebuah Koordinator schap Pemerintahan Kota (KOPETA) di Kefamenanu dengan tiga desa pendukung meliputi Desa Kefamenanu Utara, Kefamenanu Tengah dan Kefamenanu Selatan. Kopeta Kefamenanu kemudian ditingkatkan statusnya menjadi Kecamatan Kota Kefamenanu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1992.

Dalam perjalanan pemerintahan selanjutnya, dibentuk lagi 3 (tiga) buah perwakilan kecamatan yaitu Perwakilan Kecamatan Miomaffo Timur dengan ibukota Noemuti, Perwakilan Kecamatan Insana dengan ibukota Wini dan Perwakilan Kecamatan Biboki Utara dengan ibukota Ponu pada tahun 1971 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Nomor 8 Tahun 1971. Ketiga Perwakilan Kecamatan tersebut selanjutnya ditingkatkan statusnya menjadi Kecamatan definitif berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara Nomor 11 Tahun 2000 yang diundangkan melalui Lembaran Daerah Nomor 11 Tahun 2000 selanjutnya pada tahun 2007 melalui Sidang Paripurna DPRD ditetapkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Pembentukan 15 Kecamatan Dalam Wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara.

B. Gambaran Umum Daerah

1. Gambaran Umum Demografis

Penduduk Kabupaten Timor Tengah Utara pada Tahun 2014 sebanyak 234.645 jiwa (sumber Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten TTU) dan pada 31 Desember 2014 sebanyak 273.412 jiwa (sumber Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten TTU). Rata-rata tingkat pertumbuhan selama kurun waktu Tahun 2013-2014 sebesar

6,05 %.

Kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Kota Kefamenanu yakni 50.629 jiwa per km2 dan terendah di Kecamatan Noemuti Timur sebanyak 4.206 jiwa per km2. Kecamatan yang juga cukup padat penduduknya (di atas 100 jiwa per km2) adalah Kecamatan Kota


(4)

Kefamenau, Kecamatan Insana dan Kecamatan Miomaffo Barat, sedangkan Kecamatan yang lain kepadatan penduduknya berkisar 30 – 91 jiwa per km2. Kepadatan penduduk di Kabupaten Timor Tengah Utara pada Tahun 2014 yakni 78,47 jiwa per km2, hal mana secara demografis tergolong kurang padat. Jumlah penduduk menurut kecamatan Tahun 2014 seperti pada tabel 1.1.

Tabel 1.1.

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2014

No Kecamatan

Jumlah Kepala Keluarga

Jumlah

Penduduk Luas Wilayah Km2

Rata-rata penduduk per Km2 1 Miomafo Barat 4.618 17.320 199.63 87

2 Miomafo Tengah 1.733 6.638 75.00 88,50

3 Musi 1.447 5.125 82.17 62

4 Mutis 1.773 7.098 90.50 78

5 Bikomi Nilulat 1.428 5.279 82.00 64 6 Bikomi Utara 1.941 7.228 70.70 102 7 Miomafo Timur 3.516 13.274 101.45 130 8 Bikomi Tengah 2.174 8.205 61.50 133 9 Bikomi Selatan 2.943 10.812 48.68 222

10 Naibenu 1.454 6.280 88.00 72

11 Noemuti 3.641 13.525 155.60 87 12 Noemuti Timur 1.077 4.206 55.77 75 13 Kota Kefamenanu 12.324 50.629 74.00 684

14 Insana 5.492 21.561 333.08 65

15 Insana Utara 2.478 10.041 53.84 186 16 Insana Barat 2.856 10.713 102.00 105 17 Insana Tengah 2.776 10.985 124.00 89 18 Insana Fafinesu 1.640 5.969 52.88 113 19 Biboki Selatan 2.564 9.956 164.17 61 20 Biboki Tanpah 1.456 5.501 99.15 55 21 Biboki Moenleu 1.902 8.238 85.78 96 22 Biboki Utara 2.705 11.594 138.70 83 23 Biboki Anleu 4.740 18.963 206.40 92 24 Biboki Feotleu 1.035 4.272 124.70 34

Jumlah 69.713 273.412 3484,20 78,47

Sumber: Data Olahan Bagian Tata Pemerintahan dan Disdukcapil TTU, 2014

2. Kondisi Ekonomi

Pembangunan dan peningkatan kemampuan ekonomi menjadi hal yang tidak terpisahkan, keberhasilan pembangunan yang paling umum diketahui dan diakui adalah kemajuan tingkat ekonomi yang dicapai di daerah tersebut. Kabupaten Timor Tengh Utara dengan berbagai potensi pembangunan dan program kegiatan, inisiatif dan kerjasama antar pelaku pembangunan menghasilkan kondisi perekonomian yang terus meningkat, yang mana dapat digambarkan melalui indikator makro ekonomi berikut :


(5)

Tabel 1.2.

Indikator Makro Ekonomi

Indikator Tahun

2012 2013

Jumlah Penduduk (jiwa) 234.645 240.686

LPP (%) berdasarkan sensus penduduk 2000-2010 1,72

AHH (tahun) 69,19 69,19

AKB 123 123

AMH (%) 88,16 88,82

RLS (tahun) 6,692 6,94

Daya Beli (Rp.000) 610,66 613,28

PDRB-Konstan (Rp Juta) 536.894,48 561,140,49

PDRB-Berlaku (Rp Juta) 1.163.270,02 1.277.858,47

PDRB Perkapita Berlaku (Rp) 4.681.940 5.102.200

LPE (%) 4,92 4,52

IPM 68,57 68,94

Angka Beban Tanggungan (ABT) 42,04 *

Inflasi 4,34 4,34

Jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) * *

- Paling Miskin * *

- Miskin * *

- Hampir Miskin * *

Jumlah Pengangguran (orang) * *

(%) pengganguran 1,62 2,87

PAD (Rp Milyar) 16.313.433.796,00 17.987.044,000,00

Sumber :BPS Kab. TTU 2014

Keterangan :*/ tidak tersedia data

II. RENCANA JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. VISI DAN MISI.

VISI.

Visi merupakan gambaran kondisi masa depan yang dicita-citakan dapat terwujud dalam kurun waktu tertentu. Visi pembangunan daerah Kabupaten Timor Tengah Utara periode 2011 – 2015 adalah “terwujudnya

masyarakat Kabupaten Timor Tengah Utara yang sejahtera, adil, demokratis dan mandiri melalui pemberdayaan potensi sumber daya manusia laki-laki dan perempuan serta sumber daya alam secara lestari”.

MISI.

Misi merupakan komitmen untuk melaksanakan agenda-agenda utama yang menjadi penentu keberhasilan pencapaian visi pembangunan. Mengacu pada ide dan cita-cita untuk mewujudkan “masyarakat Kabupaten Timor Tengah Utara yang sejahtera, adil, demokratis dan mandiri melalui pemberdayaan potensi sumber daya manusia laki-laki dan perempuan serta

sumber daya alam secara lestari” maka ditetapkan misi pembangunan

Kabupaten Timor Tengah Utara 2011 – 2015 sebagai berikut:

1. Memberdayakan ekonomi kerakyatan berbasis potensi unggulan


(6)

berkelanjutan;

Dengan misi ini, Pemerintah Daerah bertekad memberdayakan ekonomi rakyat yang berbasis potensi unggulan daerah dengan mengembangkan pertanian, mengoptimalkan pengelolaan SDA yang berorientasi pada pelestarian lingkungan hidup, melakukan revitalisasi dan refungsionalisasi lembaga-lembaga keuangan mikro seperti koperasi dan UKM, mengembangkan pariwisata serta menarik minat penanaman modal dalam daerah yang tinggi dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian rakyat.

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui

pembangunan pendidikan, kesehatan, olah raga dan kepemudaan

Misi ini menjelaskan keinginan Pemerintah Daerah untuk mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan yang berkualitas, terakses dan merata, peningkatan derajat kesehatan masyarakat melaui optimalisasi pelayanan kesehatan yang bermutu, dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat secara mudah dan murah, mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olah raga serta mengembangkan bidang kepemudaan sebagai bagian dari pembinaan mental dan budaya sportivitas yang kondusif bagi pembangunan berbagai bidang.

3. Meningkatkan aksesibilitas melalui pembangunan dan pemerataan

infrastruktur daerah.

Makna yang terkandung dalam misi ini adalah bahwa Pemerintah Daerah akan melakukan pembangunan dan pemerataan infrastruktur daerah guna meningkatkan aksesibilitas masyarakat untuk mempermudah aktivitas ekonomi dan mudah untuk mendapatkan pelayanan publik

4. Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik dan bersih.

Melalui misi ini, Pemerintah Daerah akan berupaya untuk mewujudkan good and clean governance dengan melakukan penataan kembali birokrasi pemerintahan daerah sebagai ujung tombak pelayanan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, menciptakan situasi yang tenteram dan tertib, mewujudkan kesetaraan gender dalam pelbagai aspek, perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) serta mendukung implementasi otonomi desa dengan meningkatkan kapasitas aparatur pemerintahan desa dan meningkatkan Alokasi Dana Desa (ADD).

5. Mengembangkan kawasan strategis daerah dengan menata Kota

Kefamenanu sebagai Ume Naek Ume Mese, mengembangkan

kawasan pesisir Pantai Utara serta optimalisasi pembangunan kawasan perbatasan

Melalui misi ini, Pemerintah Daerah mengagendakan prioritas khusus untuk menata pembangunan Kota Kefamenanu sebagai pusat pelayanan pemerintahan dan jasa, mengembangkan kawasan pesisir Pantai Utara sebagai salah satu pusat pertumbuhan yang mampu menopang perekonomian daerah serta mengoptimalkan pembangunan kawasan perbatasan sesuai dengan kewenangan daerah dan


(7)

mengkoordinasikan pengelolaan perbatasan dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Pemerintah Pusat

B. Tujuan dan Sasaran

Tujuan yang dipaparkan pada bagian ini menggambarkan apa yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sebagai penjabaran dari pernyataan dan penjelasan misi yang telah diuraikan di atas. Artinya bahwa tujuan merupakan pernyataan tentang hal-hal yang akan dilakukan untuk mewujudkan visi dengan menjabarkan atau mengoperasionalkan misi untuk memecahkan permasalahan pembangunan daerah dan isu-isu strategis dalam jangka menengah. Tujuan pembangunan daerah Kabupaten Timor Tengah Utara periode 2011 – 2015 meliputi :

a. Mengembangkan komoditas pertanian unggulan yang produktif, berdaya saing dan memberikan nilai tambah

b. Pemberdayaan kelembagaan ekonomi masyarakat

c. Mengembangkan potensi ekonomi yang berbasis SDA dan berwawasan lingkungan

d. Peningkatan daya saing ekonomi daerah

e. Mengembangkan pendidikan yang berkualitas, merata dan terakses f. Mengembangkan akses dan kualitas kesehatan

g. Mengembangkan olah raga dan kepemudaan

h. Meningkatkan pembangunan dan pemerataan infrastruktur daerah i. Mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas

j. Penguatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah k. Meningkatkan ketenteraman dan ketertiban umum l. Penguatan implementasi otonomi desa

m. Meningkatkan kualitas managemen struktur dan pola pemanfaatan ruang Kota Kefamenanu

n. Meningkatkan pengelolaan kawasan pesisir Pantai Utara o. Meningkatkan pembangunan kawasan perbatasan Negara

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut di atas maka ditetapkan sasaran-sasaran pembangunan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun ke depan dengan memperhatikan isu-isu strategis daerah sebagai titik pijak. Indikator sasaran pembangunan daerah yang ditetapkan untuk periode 2011 – 2015 menggambarkan target capaian kinerja pada awal dan akhir perencanaan (2011 dan 2015) secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional dan terarah. Kendati demikian, tidak semua indikator sasaran bersifat kuantitatif namun ada pula yang bersifat kualitatif. Pernyataan sasaran pembangunan tersebut beserta capaian kinerja dalam rangka mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas selaku Bupati dan Wakil Bupati Timor Tengah Utara Tahun 2014, dengan lokus pertanggungjawaban pada target kinerja daerah, maka berikut ini disajikan data dan hasil capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan sasaran RPJMD (24 sasaran) sebagai berikut:


(8)

1. Meningkatnya produksi pertanian unggulan daerah

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 2 3 4 5 6

1 Meningkatnya produksi jagung 69.034 73.111 105,9 Sangat Berhasil 2 Meningkatnya produksi kacang tanah 2.343 6.110,40 260,8 Sangat Berhasil 3 Meningkatnya produksi bawang putih lokal 40,70 68,246 167,7 Sangat Berhasil 4 Meningkatnya populasi ternak sapi 92,29 115.084 124 Sangat Berhasil 5 Meningkatnya Produksi Ikan Tangkapan 536,2 627,38 118,03 Sangat Berhasil 6 Meningkatnya Produksi Ikan Budidaya 244,92 173,7 71,11 Berhasil 7 Meningkatnya Produksi Garam 1021,4 260,45 25,78 Tidak Berhasil

Capaian Sasaran = ((5 x 90,5) + (1 x 75,5) + (1 x 27)) : 7 = (452,5 + 75,5 + 27) : 7

= 555 : 7 = 79,28 = Berhasil

2. Meningkatnya ketahanan pangan

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 2 3 4 5 6

1 Ketersediaan pangan utama

32,890 28,882 87,81 Sangat Berhasil

Capaian Sasaran = (1 x 90,5) : 1

= 90,5 : 1 = 90,5

= Sangat Berhasil

3. Mengoptimalkan potensi lahan kering dan lahan tidur

No

Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 2 3 4 5 6

1 Meningkatnya luas areal tanam per KK tani

1 1,47 147 Sangat Berhasil

Capaian Sasaran = ( 1 x 90,5 ) : 1 = 90,5

= Sangat Berhasil

4. Revitalisasi dan Refungsionalisasi Koperasi dan UKM dalam


(9)

No

Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 2 3 4 5 6

1 Koperasi berkualitas 84 48 57,14 Cukup Berhasil

2 UKM terbina 170 146 85,88 Sangat Berhasil

Capaian Sasaran = ( ( 1 x 90,5) + ( 1 x 62,5) ) : 2 = (90,5 + 62,5) : 2

= 76,50 = Berhasil

5. Meningkatkan akses masyarakat terhadap modal usaha untuk

pengembangan ekonomi produktif

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 2 3 4 5 6

1 Jumlah desa penerima dana / bantuan penguatan modal usaha Desa Mandiri Cinta Petani (SARI TANI)

120 161 134,17 Sangat Berhasil

Capaian Sasaran = (( 1 x 90,5) : 1

= 90,5 : 1 = 90,5

= Sangat Berhasil

6. Mengoptimalkan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Hidup

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 2 3 4 5 6

1 Meningkatnya produksi asam 564,278 1.946,5 344,95 Sangat Berhasil 2 Meningkatnya produksi madu 118,72 113 95,18 Sangat Berhasil 3 Meningkatnya produksi kemiri 93,788 8 8,53 Tidak Berhasil 4 Meningkatnya produksi kayu 182,118 451,70 248,01 Sangat Berhasil 5 Rehabilitasi hutan dan lahan

kritis

3502,31 3120 89,08 Sangat Berhasil 6 Menurunnya kerusakan

kawasan hutan

719,42 118,21 183,57 Sangat Berhasil 7 Jumlah sumber mata air yang

dikonservasi

402 218 54,22 Cukup Berhasil 8 Meningkatnya produksi hasil

tambang mineral logam dan non logam

28.680 131.246 457,62 Sangat Berhasil

9 Jumlah usaha dan atau kegiatan yang memiliki dokumen pengelolaan lingkungan hidup

90 246 273,33 Sangat Berhasil

Capaian Sasaran = (( 7 x 90,5) + (2 x 27)) : 9

= ( 633,5 + 54 ) : 9 = 76,3


(10)

= Berhasil

7. Meningkatnya Pengelolaan Potensi Pariwisata

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 2 3 4 5 6

1 Jumlah Kunjungan wisatawan 14.128 40.256 284,94 Sangat Berhasil

Capaian Sasaran = ( 1 x 90,5) : 1 = 90,5 : 1 = 90,5

= Sangat Berhasil

8. Meningkatnya Investasi Dalam Daerah

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 2 3 4 5 6

1 Meningkatnya jumlah investor 25 29 116 Sangat Berhasil

Capaian Sasaran = (90,5 x 1) : 1 = 90,5

= Sangat Berhasil

9. Meningkatnya Kualitas Pendidikan

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 2 3 4 5 6

1 Meningkatnya kelulusan siswa SD 99,4 99,87 100,47 Sangat Berhasil 2 Meningkatnya kelulusan siswa SMP 98,16 99,87 101,74 Sangat Berhasil 3 Meningkatnya kelulusan siswa SMA / SMK 97,2 99,85 102,73 Sangat Berhasil 4 Meningkatnya APM PAUD 43,98 34,97 79,51 Berhasil 5 Meningkatnya APM SD 96,93 98,39 101,51 Sangat Berhasil 6 Meningkatnya APM SMP 93,84 93,11 99,22 Sangat Berhasil 7 Meningkatnya APM SMA / SMK 73,06 40,24 55,08 Cukup Berhasil

Capaian Sasaran = ((5 x 90,5) + (1 x 75,5) + (1 x 62,5)) : 7

= (452,5 + 75,5 + 62,5) : 7 = 590,5 : 7

= 84,36

= Sangat Berhasil

10. Meningkatnya derajat kesehatan Masyarakat

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 2 3 4 5 6

1 Menurunnya AKI / 100.000 kelahiran hidup 297 136,64 153,99 Sangat Berhasil 2 Menurunnya AKB / 1.000 kelahiran hidup

17 3,32 180,47 Sangat Berhasil 3 Menurunnya gizi buruk pada balita 0,32 0,44 62,50 Cukup Berhasil


(11)

Capaian sasaran = ((2 x 90,5) + ( 1 x 62,5)) : 3 = ( 181 + 62,5 ) : 3

= 81,17

= Sangat Berhasil

11. Meningkatnya kegiatan kepemudaan di bidang olah raga

Capaian Sasaran = (1 x 90,5) : 1 = 90,5 : 1 = 90,5

= Sangat Berhasil

12. Meningkatnya partisipasi angkatan kerja

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 2 3 4 5 6

1 Tingkat partisipasi angkatan kerja 76,702 71,56 93,30 Sangat berhasil 2 Tingkat pengangguran terbuka 1,334 1,17 112,29 Sangat berhasil 3 Prosentase penduduk yang bekerja 87,646 97 111,49 Sangat berhasil

Capaian Sasaran = (3 x 90,5) : 3

= 271,5 : 3 = 90,5

= Sangat Berhasil

13. Meningkatnya upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak

serta memacu peran serta perempuan dalam pembangunan.

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 2 3 4 5 6

1 Menurunnya kasus KDRT 152 64 237,5 -

Capaian Sasaran = (1 x 90,5) : 1 = 90,5 : 1 = 90,5

= Sangat Berhasil

14. Meningkatnya pembangunan dan peningkatan jalan, jembatan dan

jaringan irigasi

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 2 3 4 5 6

1 Panjang jalan dalam kondisi baik 655 655,33 100,05 Sangat berhasil 2 Bertambahnya jembatan dalam kondisi baik 144 135,00 93,75 Sangat berhasil 3 Panjang saluran irigasi 20.161 25.563,00 126,79 Sangat berhasil

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 2 3 4 5 6


(12)

4 Pengamanan Kali / Tebing 3.673 3.607 98,20 Sangat berhasil

Capaian Sasaran = (4 x 90,5) : 4

= 362 : 4 = 90,5

= Sangat Berhasil

15. Meningkatnya utilitas lingkungan dan rumah layak huni

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 2 3 4 5 6

1 Ratio daya tampung TPS terhadap Rumah Tangga

1,006 0,78 77,53 Berhasil 2 Jumlah rumah tidak layak huni 32.718 30.126 107,9 Sangat

berhasil

Capaian Sasaran = ((1 x 90,5) + ( 1 x 75,5 ) : 2 = (90,5 + 75,5) : 2

= 166 : 2 = 83

= Sangat Berhasil

16. Terwujudnya layanan publik yang cepat dan tepat

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 2 3 4 5 6

1 Prosentase hasil survey IKM pada SKPD pelayanan publik dengan kategori baik

75 100 133,33 Sangat Berhasil 2 PMKS yang memperoleh bantuan sosial /

program pemberdayaan

82 72,16 88 Sangat Berhasil 3 Korban bencana yang memperoleh bantuan

sosial

79 100 126,58 Sangat Berhasil

4 Kepemilikan KTP 56 56,40 101 Sangat

Berhasil 5 Ratio Pasangan Berakta Nikah 0,23 0,23 100 Sangat

Berhasil 6 Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk 25 25 100 Sangat

berhasil 7 Adanya surat kabar nasional / lokal Ada Ada 100 Sangat

Berhasil 8 Adanya website milik pemerintah daerah Ada Ada 100 Sangat

Berhasil 9 Terlaksananya pameran / expo 1 1 100 Sangat

Berhasil

Capaian Sasaran = (9 x 90,5) : 9 = 90,5

= Sangat Berhasil


(13)

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA

Ada Ada 100 Sangat Berhasil 2 Tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yang

telah ditetapkan dengan PERDA

Ada Ada 100 Sangat Berhasil 3 Tersedianya dokumen perencanaan RKPD Yg

telah ditetapkan dengan PERKADA

Ada Ada 100 Sangat Berhasil 4 Persentase SKPD yang memiliki Renstra 100 100 100 Sangat

Berhasil 5 Tersedianya dokumen RTRW yang ditetapkan

dengan Perda

Ada Ada 100 Sangat Berhasil 6 Realisasi Pendapatan Daerah 100 94,46 94,46 Sangat

Berhasil 7 Realisasi Belanja Daerah 100 82,15 82,15 Sangat

Berhasil 8 Opini pengelolaan keuangan Daerah Tahun

Sebelumnya

WDP WDP 100 Sangat Berhasil

Capaian sasaran = (( 8 x 90,5) : 8 = 90,5

= Sangat Berhasil

18. Meningkatkan kualitas aparatur

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 Jumlah aparatur yang melanjutkan pendidikan ke jenjang S1

86 269 312,79 Sangat Berhasil

2

Jumlah aparatur yang melanjutkan pendidikan ke jenjang S2

13 16 123,07 Sangat Berhasil

3

Jumlah aparatur yang melanjutkan pendidikan ke jenjang S3

1 - - Tidak Berhasil

4

Jumlah aparatur yang menerima tunjangan kesejahteraan

4.002 2335 58,3 Cukup Berhasil

Capaian Sasaran = (( 2 x 90,5) + (1 x 75,5) + (1 x 62,5) : 4 = ( 181 + 75,5 + 62,5) : 4

= 319 : 4 = 79,75

= Berhasil

19. Meningkatnya fungsi pengawasan untuk menekan tingkat

penyalahgunaan dalam pengelolaan keuangan daerah

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 Jumlah obyek pemeriksaan rutin

235 235 100 Sangat Berhasil 2 Jumlah pemerikasaan kasus

pengaduan


(14)

Capaian sasaran = ((2 x 90,5) : 2 = 90,5 %

= Sangat Berhasil

20. Terwujudnya Ketentraman dan Ketertiban Umum

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3

100 71,26 71,26 Berhasil 2 Rasio Petugas Perlindungan

Masyarakat

10 8,96 89,6 Sangat Berhasil

Capaian Sasaran = (( 1 x 90,5) + ( 1 x 75,5) : 2 = (90,5 + 75,5) : 2

= 83

= Sangat Berhasil

21. Memeperkuat Kapasitas Fiskal dan Kapasitas Aparatur Pemerintah

Desa

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 Memperoleh prestasi dalam pelaksanaan lomba desa tingkat Provinsi

Ada Ada 100 Sangat Berhasil

2 Prosentase peyerapan Alokasi Dana Desa

100% 96 % 96 % Sangat Berhasil 3 Terlaksanannya koordinasi

antar pemerintah desa, kecamatan dan kabupaten dalam peningkatan kapasitas fiskal dan kapasitas aparatur desa

Terlaksana Terlaksana 100 %

Sangat Berhasil

Capaian Sasaran = (3x90,5) : 3

= 90,5

= Sangat Berhasil

22. Mendorong penataan Kota Kefamenanu sebagai pusat pelayanan

pemerintahan dan jasa

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 2 3 4 5 6

1 Panjang jalan lingkungan Kota Kefamenanu dalam kondisi baik

12,9 13,1 101,5 Sangat Berhasil

2 Meningkatnya status RSUD Tipe C Tipe C 100 Sangat Berhasil 3 Cakupan patroli petugas

SATPOL PP dalam sebulan

30 30 100 Sangat Berhasil


(15)

= ( 271,5 + 27 ) : 4 = 74,62

= Berhasil

23. Mengoptimalkan pengelolaan kawasan Pesisir Pantai Utara

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 2 3 4 5 6

1 Terlaksananya lomba pancing 1 1 100 Sangat Berhasil 2 Terselenggaranya Pacuan

Kuda

1 1 100 Sangat Berhasil

3 Jumlah kuda pacu setiap even 140 240 171,42 Sangat Berhasil

Capaian sasaran = (3 x 90,5) : 3 = 90,5

= Sangat Berhasil

24. Mengoptimalkan pengelolaan kawasan Perbatasan

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori

1 2 3 4 5 6

1 Panjang jalan di wilayah perbatasan negara dalam kondisi baik

189,28 169,78 89,69 Sangat Berhasil

2 Terbangunnya jembatan baru di kawasan

perbatasan

5 4 80 Berhasil

Capaian Sasaran = ((1 x 90,5) + ( 1 x 75,5)) : 2 = 90,5 + 75,5

= 83

= Sangat Berhasil

III.

KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

A. Pengelolaan Pendapatan Daerah

Realisasi pendapatan daerah Tahun Anggaran 2014 secara keseluruhan dapat direalisasikan sebesar 94,47 % dari target yang telah ditetapkan dengan rincian capaian kinerja pendapatan berdasarkan jenis penerimaan. Adapun anggaran dan realisasi pendapatan daerah Tahun Anggaran 2014 selengkapnya disajikan dalam daftar sebagai berikut :

Tabel 3.1

Target dan Realisasi Pendapatan Daerah tahun 2014

NO URAIAN Anggaran Setalah

Perubahan (Rp)

Realisasi (Rp)

Tingkat Capaian (%)


(16)

NO URAIAN Anggaran Setalah Perubahan (Rp)

Realisasi (Rp)

Tingkat Capaian (%) 1. PENDAPATAN DAERAH 723.161.143.398,71 683.195.655.468,22 94,47

1.1. Pendapatan Asli Daerah 39.328.958.956,71 26.563.314.549,22 67,54

1.1.1. Pajak Daerah 7.970.629.599,55 4.898.567.995,00 61,45 1.1.2. Retribusi Daerah 5.807.931.963,16 3.940.746.983,00 67,85 1.1.3. Hasil pengelolaan Kekayaan Daerah Yang

Dipisahkan

3.787.464.380,00 3.787.464.380,00 100

1.1.4. Lain-lain PAD Yang Sah 21.762.933.014,00 13.936.535.191,22 64,3 1.2. Dana Perimbangan 606.887.287.814,00 592.017.131.798,00 97,54

1.2.1. Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 9.689.064.814,00 18.340.232.120,00 189,28 1.2.2. Dana Alokasi Umum (DAU) 506.713.353.000,00 502.469.844.678,00 99,16 1.2.3. Dana Alokasi Khusus (DAK) 90.484.870.000,00 71.207.055.000,00 78,69 1.3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 76.944.896.628,00 64.615.209.121,00 83,97

1.3.1. Hibah - - -

1.3.2. Dana Darurat - - -

1.3.3. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 13.902.452.206,00 12.865.227.699,00 92,53 1.3.4. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 61.786.644.422,00 50.632.181.422,00 81,94 1.3.4.1 Dana Tambahan Penghasilan dan Tunjangan

Provesi Guru PNSD

60.780.213.000,00 49.625.780.000,00 81,64

1.3.4.2 Dana jaminan kesehatan, Jampersal, JKN/Kapitasi, BPJS

1.006.431.422,00 1.006.401.422,00 99,99

1.3.5. Bantuan keuangan dari Provinsi 1.255.800.000,00 1.117.800.000,- 89,00 JUMLAH PENDAPATAN 723.161.143.398,71 683.195.655.468,22 94,47

Sumber : Bagian Keuangan Setda Kabupaten Timor Tengah Utara, Tahun 2014 (Hasil audit Pendahuluan BPK)

B. Pengelolaan Belanja Daerah

Dalam Tahun Anggaran 2014, Belanja Daerah dianggarkan sebesar

Rp. 785.324.637.942,26 dan dapat direalisasikan sebesar Rp.

640.329.986.884,00 atau 81,54 %. Belanja daerah tersebut

dialokasikan untuk belanja tidak langsung Rp. 463.455.682.831,00 dan belanja langsung dialokasikan sebesar Rp. 321.868.955.111,26 Rincian selengkapnya untuk alokasi anggaran dan realisasi belanja daerah dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.2

Alokasi Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014

NO. URAIAN

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN (Rp)

REALISASI *) (Rp)

TINGKAT CAPAIAN

(%)


(17)

1. Belanja Tidak Langsung 463.455.682.831,00 418.355.432.930,00 90,27 a. Belanja Pegawai 406.180.589.658,00 359.347.406.448,00 88,47

b. Belanja subsidi - - -

c. Belanja Hibah 1.025.000.000,00 - - d. Belanja Bantuan Sosial 1.017.250.000,00 481.314.000,00 47,32 e. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah

Provinsi, Kabupaten/kota dan Pemerintah Desa 54.582.843.173,00 54.582.843.156,00

99,99

f. Belanja Tidak Terduga 650.000.000,00 - - 2. Belanja Langsung 321.868.955.111,26 221.974.553.954,00 68,97 a. Belanja Pegawai 28.174.723.996,00 25.428.060.340,00 90,26 b. Belanja Barang & Jasa 120.277.927.788,86 88.736.735.600,00 73,78 c. Belanja Modal 173.416.303.326,40 107.809.758.014,00 62,17

Sumber : Bagian Keuangan Setda Kabupaten Timor Tengah Utara, Tahun 2014 (Hasil audit Pendahulun BPK)

IV. PENYELENGGARAN URUSAN PEMERINTAHAN

Berdasarkan Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, terdapat Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat yang dikenal dengan istilah urusan pemerintahan absolut dan ada urusan pemerintahan konkuren. Urusan pemerintahan konkuren merupakan wujud dari desentralisasi terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan yang dibagi antara Pemerintah Pusat, Daerah provinsi, dan Daerah kabupaten/kota. Urusan Pemerintahan Wajib dibagi dalam Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak terkait Pelayanan Dasar. Untuk Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar ditentukan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk menjamin hak konstitusional masyarakat. Berikut ini akan disajikan ringkasan anggaran dan tingkat capaian pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara sebagai berikut :

A. Ringkasan Anggaran Urusan Pemerintahan Daerah (Urusan Wajib & Pilihan)

Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2014 setelah perubahan sebesar Rp.785.324.637.942,26. Adapun ringkasan belanja dan realisasi menurut urusan Pemerintahan Daerah serta Perangkat Daerah Pelaksana Tahun Anggaran 2014 sebagaimana pada Tabel 4.1.


(18)

Tabel 4.1

TOTAL DAN REALISAI BELANJA URUSAN WAJIB DAN PILIHAN BESERTA SKPD PELAKSANA URUSAN (Hasil Audit Pendahuluan BPK)

NO URUSAN WAJIB

BELANJA TIDAK

LANGSUNG BELANJA LANGSUNG

TOTAL BELANJA

REALISASI BELANJA

PERSENTASI (%)

PERANGKAT DAERAH /

BIDANG PELAKSANA BELANJA

PEGAWAI

BELANJA BARANG DAN

JASA

BELANJA MODAL

1 Pendidikan & Pemuda Olahraga 210.559.524.846,00 6.788.290.000,00 6.574.678.998,00 27.226.153.051,00 251.148.646.895,00 227.960.810.249,00 90,77 ditambah urusanpemuda& olahraga sesuai PP 38

Tahun 2007 - Dinas PPO 210.559.524.846,00 6.788.290.000,00 6.574.678.998,00 27.226.153.051,00 251.148.646.895,00 227.960.810.249,00 90,77

2 Kesehatan 41.125.785.410,00 4.000.035.000,00 28.186.021.510,41 14.054.058.503,00 87.365.900.423,41 65.581.172.802,00 75,06 Dinkes & RSUD - Dinas Kesehatan 31.852.016.212,00 1.551.135.000,00 13.633.478.507,64 11.307.297.779,00 58.343.927.498,64 44.879.454.158,00 76,92

- RSUD 9.273.769.198,00 2.448.900.000,00 14.552.543.002,77 2.746.760.724,00 29.021.972.924,77 20.701.718.644,00 71,33

3 Lingkungan Hidup 1.844.264.137,00 84.700.000,00 802.919.920,48 1.594.589.874,00 4.326.473.931,48 3.600.410.075,00 83,22 BLHD - BLHD 1.844.264.137,00 84.700.000,00 802.919.920,48 1.594.589.874,00 4.326.473.931,48 3.600.410.075,00 83,22

4 Pekerjaan Umum 7.332.406.169,00 196.700.000,00 1.316.084.444,00 47.481.495.360,00 56.326.685.973,00 40.807.936.657,00 72,45 Dinas PU - Dinas PU 7.332.406.169,00 196.700.000,00 1.316.084.444,00 47.481.495.360,00 56.326.685.973,00 40.807.936.657,00 72,45

5 Perumahan & Tata Ruang 2.810.077.946,00 385.750.000,00 505.858.690,00 11.522.214.666,30 15.223.901.302,30 7.739.974.076,00 50,84

ditambah urusan tata ruang sesuai PP 38

Tahun 2007

- Dinas Cipta Karya & Tata Ruang 2.810.077.946,00 385.750.000,00 505.858.690,00 11.522.214.666,30 15.223.901.302,30 7.739.974.076,00 50,84 Dinas Cipta Karya & Tata Ruang 6 Perencanaan Pembangunan 1.955.970.410,00 310.800.000,00 2.656.649.208,53 519.890.000,00 5.443.309.618,53 4.659.834.756,00 85,61 Bappeda

- Bappeda 1.955.970.410,00 310.800.000,00 2.656.649.208,53 519.890.000,00 5.443.309.618,53 4.659.834.756,00 85,61

7 Penanaman Modal 1.398.986.707,00 58.950.000,00 735.451.128,63 - 2.193.387.835,63 2.046.301.017,00 93,29 BKPMD - BKPMD 1.398.986.707,00 58.950.000,00 735.451.128,63 - 2.193.387.835,63 2.046.301.017,00 93,29


(19)

8 Kependudukan & Catatan Sipil 2.258.296.913,00 754.100.000,00 965.311.478,78 243.879.000,00 4.221.587.391,78 3.797.123.484,00 89,95 Dinas Kependudukan & Capil - Dispendukcapil 2.258.296.913,00 754.100.000,00 965.311.478,78 243.879.000,00 4.221.587.391,78 3.797.123.484,00 89,95

9 Ketenagakerjaan & Transmigrasi (urusan

Pilihan) 1.796.017.428,00 198.100.000,00 824.110.249,63 143.500.000,00 2.961.727.677,63 2.696.581.574,00 91,05

ditambah urusan transmigrasi sesuai PP

38 Tahun 2007 - Dinas Nakertrans 1.796.017.428,00 198.100.000,00 824.110.249,63 143.500.000,00 2.961.727.677,63 2.696.581.574,00 91,05

10 Ketahanan Pangan 7.883.402.587,00 515.911.000,00 2.100.755.458,25 2.036.415.500,00 12.536.484.545,25 10.249.311.391,00 81,76

dipisah dari urusan pertanian menjadi

urusan tersendirisesuai PP 38

Tahun 2007

- BKP3 7.883.402.587,00 515.911.000,00 2.100.755.456,25 2.036.415.500,00 12.536.484.543,25 10.249.311.391,00 81,76 BKP3 11

Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak & Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahterah

4.001.813.757,00 63.000.000,00 520.456.602,17 2.195.756.680,00 6.781.027.039,17 6.332.176.489,00 93,38

ditambah urusan KB & KS sesuai PP 38

Tahun 2007

- BP2KB 4.001.813.757,00 63.000.000,00 520.456.602,17 2.195.756.680,00 6.781.027.039,17 6.332.176.489,00 93,38 BP2KB 12 Perhubungan 4.004.106.228,00 280.070.000,00 1.289.916.125,58 800.608.000,00 6.374.700.353,58 5.606.330.782,00 87,95 Dishubkominfo

- Dishubkominfo 4.004.106.228,00 280.070.000,00 1.289.916.125,58 800.608.000,00 6.374.700.353,58 5.606.330.782,00 87,95

13 Komunikasi & Informatika 856.464.556,00 69.350.000,00 490.248.022,15 80.400.000,00 1.496.462.578,15 1.383.948.345,00 92,48 Kantor PDE - Kantor PDE 856.464.556,00 69.350.000,00 490.248.022,15 80.400.000,00 1.496.462.578,15 1.383.948.345,00 92,48

14 Pertanahan - - - - - - - -

15 Kesbang & Politik Dalam Negeri 2.555.553.313,00 156.600.000,00 785.765.383,92 30.000.000,00 3.527.918.696,92 3.240.635.260,00 91,86 Badan Kesbangpol - Badan Kesbangpol 2.555.553.313,00 156.600.000,00 785.765.383,92 30.000.000,00 3.527.918.696,92 3.240.635.260,00 91,86


(20)

16

Otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian

146.912.788.765,00 9.849.642.996,00 45.235.917.609,63 41.569.999.015,59 243.568.348.386,22 189.557.981.197,00 77,83

Setda, Setwan, Inspektorat, BKD,

BPPD, BPBD, Dispenda, KP2TSP,

Satpol PP, Kecamatan/Kelurahan - Sekretariat Daerah 125.655.079.980,00 3.285.830.000,00 15.093.058.281,86 8.827.814.031,00 152.861.782.292,86 127.970.887.808,00 83,72

* Bagian Umum - 1.495.100.000,00 5.810.329.097,96 7.920.458.067,00 15.225.887.164,96 12.195.817.952,00 80,10 * Bagian Keuangan 125.655.079.980,00 897.900.000,00 4.016.177.557,86 342.958.300,00 130.912.115.837,86 109.785.153.680,00 83,86 * Bagian Pembangunan - 125.750.000,00 673.384.655,29 160.916.800,00 960.051.455,29 806.176.905,00 83,97 * Bagian Sosial - 119.400.000,00 661.189.571,98 14.300.000,00 794.889.571,98 751.520.050,00 94,54 * Bagian Ekonomi - 102.150.000,00 474.273.160,00 14.250.000,00 590.673.160,00 558.452.100,00 94,55 * Bagian Humas & Protokol - 66.350.000,00 1.182.414.194,57 113.791.000,00 1.362.555.194,57 1.230.309.994,00 90,29 * Bagian Hukum - 190.300.000,00 608.083.250,00 25.159.884,00 823.543.134,00 597.828.200,00 72,59 * Bagian Tata Pemerintahan - 146.550.000,00 1.196.261.507,20 20.252.980,00 1.363.064.487,20 1.324.331.840,00 97,16 * Bagian Organisasi - 142.330.000,00 470.945.287,00 215.727.000,00 829.002.287,00 721.297.087,00 87,01 - Kantor Satpol PP 2.274.523.684,00 579.150.000,00 1.291.033.340,09 - 4.144.707.024,09 3.532.102.702,00 85,22 - DPRD 4.439.268.500,00 - - - 4.439.268.500,00 4.299.331.475,00 96,85 - Kepala Daerah & WKDH 174.015.647,00 - - - 174.015.647,00 160.177.647,00 92,05 - Sekretariat DPRD 1.968.768.519,00 677.800.000,00 11.292.041.563,50 1.619.692.750,00 15.558.302.832,50 13.573.621.759,00 87,24 - Dispenda 3.492.592.374,00 2.632.707.996,00 3.318.577.271,05 1.402.705.821,00 10.846.583.462,05 8.498.729.949,00 78,35 - Inspektorat 2.854.452.539,00 38.100.000,00 1.797.323.100,38 310.800.000,00 5.000.675.639,38 4.155.029.115,00 83,09 - Kecamatan - 1.336.105.000,00 4.530.943.584,94 621.556.155,59 6.488.604.740,53 5.861.895.169,00 90,34 - Kelurahan - 626.400.000,00 1.632.080.262,61 99.523.450,00 2.358.003.712,61 2.027.261.755,00 85,97 - KP2TSP 870.745.339,00 224.000.000,00 449.421.263,13 26.320.000,00 1.570.486.602,13 1.388.123.836,00 88,39 - BPBD 1.828.447.528,00 33.400.000,00 1.104.463.452,19 2.675.907.000,00 5.642.217.980,19 5.079.138.260,00 90,02


(21)

NO URUSAN PILIHAN

BELANJA TIDAK

LANGSUNG BELANJA LANGSUNG

TOTAL BELANJA REALISASI BELANJA PERSENTASI (%)

SKPD PELAKSANA

BELANJA PEGAWAI

BELANJA BARANG DAN JASA

BELANJA MODAL

1 Kelautan & perikanan 2.345.610.502,00 302.700.000,00 970.458.191,02 3.718.255.705,00 7.337.024.398,02 6.783.511.767,00 92,46 Dinas Kelautan & Perikanan - Dinas Perikanan & Kelautan 2.345.610.502,00 302.700.000,00 970.458.191,02 3.718.255.705,00 7.337.024.398,02 6.783.511.767,00 92,46

2 Pertanian 7.996.983.239,00 611.225.000,00 11.634.161.855,42 5.518.119.583,51 25.760.489.677,93 23.477.323.752,00 91,14

Dinas Pertanian dan Dinas Peternakan - BPPD 1.275.323.813,00 64.800.000,00 863.529.448,33 25.317.130.808,00 27.520.784.069,33 8.889.666.822,00 32,30

- BKD 2.079.570.842,00 351.350.000,00 3.863.446.041,55 668.549.000,00 6.962.915.883,55 4.122.014.900,00 59,20

17 Pemberdayaan Masyarakat & Desa 2.025.563.943,00 1.292.800.000,00 5.526.762.783,51 225.000.000,00 9.070.126.726,51 7.731.699.207,00 85,24 BPMPD - BPMPD 2.025.563.943,00 1.292.800.000,00 5.526.762.783,51 225.000.000,00 9.070.126.726,51 7.731.699.207,00 85,24

18 Sosial 1.982.064.793,00 766.425.000,00 1.708.543.356,88 728.845.000,00 5.185.878.149,88 5.081.164.254,00 97,98 Diinas Kesejahteraan Sosial - Dinas Kesejahteraan Sosial 1.982.064.793,00 766.425.000,00 1.708.543.356,88 728.845.000,00 5.185.878.149,88 5.081.164.254,00 97,98

19 Statistik - - - - - - -

20 Kearsipan 792.077.608,00 91.550.000,00 611.118.750,00 34.260.000,00 1.529.006.358,00 1.162.046.282,00 76,00 Kantor Kearsipan - Kantor Kearsipan 792.077.608,00 91.550.000,00 611.118.750,00 34.260.000,00 1.529.006.358,00 1.162.046.282,00 76,00

21 Perpustakaan 857.972.842,00 154.500.000,00 292.600.400,40 145.137.548,00 1.450.210.790,40 1.289.871.813,00 88,94 Kantor Perpustakaan - Kantor Perpustakaan 857.972.842,00 154.500.000,00 292.600.400,40 145.137.548,00 1.450.210.790,40 1.289.871.813,00 88,94


(22)

- Dinas Pertanian 3.530.485.467,00 183.700.000,00 10.432.888.206,00 4.127.563.333,51 18.274.637.006,51 16.777.600.104,00 91,81 - Dinas Peternakan 4.466.497.772,00 427.525.000,00 1.201.273.649,42 1.390.556.250,00 7.485.852.671,42 6.699.723.648,00 89,50

3 Kehutanan 4.194.423.160,00 447.100.000,00 1.730.505.605,10 1.999.632.300,00 8.371.661.065,10 7.806.998.381,00 93,26 Dinas Kehutanan - Dinas Kehutanan 4.194.423.160,00 447.100.000,00 1.730.505.605,10 1.999.632.300,00 8.371.661.065,10 7.806.998.381,00 93,26

4 Energi dan SDM 1.807.605.615,00 157.600.000,00 787.938.435,64 9.229.712.640,00 11.982.856.690,64 2.427.356.322,00 20,26

Dinas Pertambangan &

Energi - Dinas Pertambangan & Energi 1.807.605.615,00 157.600.000,00 787.938.435,64 9.229.712.640,00 11.982.856.690,64 2.427.356.322,00 20,26

5 Pariwisata & Kebudayaan (urusan wajib) 1.921.985.783,00 371.525.000,00 2.002.623.682,38 145.385.000,00 4.441.519.465,38 3.810.556.445,00 85,79

ditambah urusan kebudayaan sesuai PP 38

Tahun 2007 - Dinas Pariwisata 1.921.985.783,00 371.525.000,00 2.002.623.682,38 145.385.000,00 4.441.519.465,38 3.810.556.445,00 85,79 Dinas Budpar 6 Perdagangan, Industri, Koperasi & UKM

(urusan wajib) 2.235.936.174,00 267.800.000,00 1.945.620.519,35 2.249.945.279,00 6.699.301.972,35 5.498.930.507,00 82,08 Dinas Perindagkop - Dinas Perindagkop 2.235.936.174,00 267.800.000,00 1.945.620.519,35 2.249.945.279,00 6.699.301.972,35 5.498.930.507,00 82,08

TOTAL BELANJA URUSAN PILIHAN 22.767.436.166,00 2.389.550.000,00 20.394.181.092,91 24.540.616.517,51 64.592.853.269,42 49.804.677.174,00 77,11


(23)

B. Urusan Wajib Yang Dilaksanakan

1. Urusan Pendidikan dan Urusan Pemuda & Olahraga

a. Program dan Kegiatan Prioritas

Tabel 4.2

Rincian Program dan Realisasi Urusan Pendidikan, Urusan Pemuda & Olahraga

No. Nama Program Jumlah

Kegiatan

realisasi % 1 Program Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar 1 1 100

2 Program Pendidikan Formal TK / SD 8 5 62,5

3 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun 8 7 87,5 4 Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 4 2 50

5 Program Pendidikan Menengah 22 16 72,72

6 Program Pendidikan Non Formal 4 3 75

7 Program Peningkatan Mutu Dan Tenaga Kependidikan

15 10 66,66

8 Program Penguatan Kapasitas Pendidikan 1 - 0

9 Program Pendidikan Dasar TK/SD 1 1 100

10 Program Pembinaan & Pemasyarakatan Olahraga 4 2 50 11 Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan 3 1 33,33

b. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Pencapaian SPM Urusan Pendidikan Dasar sebagaimana uraian dibawah ini :

No

Jenis Pelayanan Dasar dan Sub

Kegiatan Indikator Level Target SPM (Nasional) Capaian SPM Tahun 2013 (%)

Kriteria )*

% Tahun I PelayananPendidi

kan Dasar oleh Kab/Kota

1

Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 km untuk SD/MI dan 6 km untuk SMP/MTs dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil;

SD 100 2014 89,40 Tercapai Belum

SMP 100 2014 86,95

Belum Tercapai

2

Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis;

SD 100 2014 91,08 Belum Tercapai

SD 100 2014 75,19

Belum Tercapai

SMP 100 2014 97,46

Belum Tercapai

SMP 100 2014 68,35

Belum Tercapai


(24)

3 Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik;

SMP 100 2014 49,36

Belum Tercapai

SMP 100 2014 49,36

Belum Tercapai

4

Di setiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf

kependidikan lainnya; dan di setiap SMP/MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru;

SD 100 2014 36,43 Belum Tercapai

SMP 100 2014 45,56

Belum Tercapai

SMP 100 2014 30,37

Belum Tercapai

5

Di setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan

SD 100 2014 100 Tercapai Belum

SD 100 2014 56,58 Belum

Tercapai 6 Di setiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang

guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran;

SMP

100 2014 78,48 Tercapai Belum

7

Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik

SD 100 2014 85,65 Belum Tercapai

SD 100 2014 51,16 Belum

Tercapai

8 Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40% dan 20%

SMP 100 2014 78,48

Belum Tercapai

SMP 100 2014 41,77

Belum Tercapai

9 Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia,Bahasa Inggris dan PKn

SMP 100 2014 58,22

Belum Tercapai

10 Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala SD/MI berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik

SD 100 2014 58,52

Belum Tercapai

11

Di setiap kab/kota semua kepala SMP/MTs berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik;

SMP 100 2014 51,89 Belum Tercapai


(25)

12

Di setiap kab/kota semua pengawas sekolah/ madrasah memiliki kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat Pendidik

SD 100 2014 78,12 Belum Tercapai

13 Pemerintah kab/kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif;

100 2014 100 Sama

14

Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan;

SD

100 2014 79,45 Belum Tercapai

SMP

100 2014 87,34 Belum Tercapai II PelayananPendidi kan Dasar oleh

Setiap SD/MI

menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik

SD 100 2014 44,65 Belum Tercapai

Satuan

Pendidikan 15

SD 100 2014 39,92 Belum Tercapai

16

Setiap SMP/MTs menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap perserta didik;

SMP 100 2014 34,77 Belum Tercapai

SMP 100 2014 22,78 Belum Tercapai Setiap SD/MI menyediakan satu set

peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe), contoh peralatan optik, kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/carta IPA;

17 SD 100 2014 68,99

Belum Tercapai

Setiap SD/MI memiliki 100 judul buku pengayaan dan 10 buku referensi,dan setiap SMP/MTs memiliki 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi;

SD 100 2014 35,27 Belum Tercapai

18

SMP 100 2014 12,65

Belum Tercapai

19

Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan;

SD/SMP 100 2014 70,66 Belum Tercapai

SD 100 2014 62,40 Belum Tercapai

SMP 100 2014 41,77 Belum Tercapai

Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu per tahun dengan

100 2014 93,04 Belum Tercapai


(26)

kegiatan pembelajaran sebagai berikut :

Kelas I - II : 18 jam per

minggu

20 Kelas III : 24 jam per

minggu

Kelas IV – VI : 27 jam per

minggu SD 100 2014 67,82

Belum Tercapai

Kelas VII – IX : 27 jam per

minggu

Kelas VII – IX : 27 jam per

minggu SMP 100 2014 48,10

Belum Tercapai

21

Setiap satuan pendidikan menerapkan kurikulum sesuai ketentuan yang berlaku

SD 100 2014 67,44 Belum Tercapai

SMP 100 2014 49,36 Belum Tercapai

Setiap guru yang menerapkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya

SEKOLAH 100 2014 66,21 Belum Tercapai

22

SD 100 2014 68,99 Belum Tercapai

SMP 100 2014 62,02 Belum

Tercapai 23 Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan

kemampuan belajar peserta didik

SEKOLAH 100 2014 99,16 Belum Tercapai

SD 100 2014 92,63 Belum Tercapai

SMP 100 2014 96,20 Belum Tercapai

24

Kepala sekolah

melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam setiap semester

SD 100 2014 75,58 Belum Tercapai

SMP 100 2014 62,02 Belum Tercapai

25

Setiap guru

menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada Kepala Sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik.

SEKOLAH 100 2014 100 Sama

SD 100 2014 100 Sama

SMP 100 2014 100 Sama

Kepala sekolah atau Madrasah menyampaikan laporan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas(UKK) serta Ujian Akhir(US/ UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaiakan rekapitulasinya kepada Dinas Pendidikan kabupaten/ kota atau Kantor Kemenag Kab/ kota pada setiap akhir semester SEKOLAH 100

2014 85,41

Belum Tercapai

26

SD 100

2014 94,18

Belum Tercapai

SMP 100 2014 100 Tercapai Belum


(27)

27

Setiap satuan pendidikan

menerapkan prinsip- SEKOLAH 100 2014 93,47

Belum Tercapai

prinsip manajemen

berbasis sekolah (MBS)

SEKOLAH 100 2014 95,25

Belum Tercapai

SEKOLAH 100 2014 88,13

Belum Tercapai Capaian kinerja lainnya :

Selain pelaporan SPM sebagaimana telah diuraikan diatas juga dapat dilaporkan hasil capaian penyelenggaran urusan pendidikan berdasarkan indikator kinerja Kunci (IKK) sebagai berikut:

Tabel 4.3

capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pendidikan, Urusan Pemuda & Olahraga Tahun 2014

No Indikator Kinerja Target Realisasi %

1 2 3 4 5

I. Pendidikan Dasar

1 Angka partisipasi sekolah 970 983,9 101,43 2 Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia

sekolah

111 63,14 56,88

3 Rasio guru terhadap murid 686 424,5 61,88

4 Rasio guru terhadap murid per kelas rata-rata 0,67 32,11 92,53

II. Pendidikan Menengah Pertama

5 Angka partisipasi sekolah 973,70 931,13 95,62 6 Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia

sekolah

74,85 56,06 74,89 7 Rasio guru terhadap murid 1000 417,7 41,77 8 Rasio guru terhadap murid per kelas rata-rata 1,32 88,45 67,00

III. Pendidikan Menengah Atas

9 Angka partisipasi sekolah 613 402,44 65,65 10 Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia

sekolah

19,31 24,82 128,5 11 Rasio guru terhadap murid 54,79 660,6 205 12 Rasio guru terhadap murid per kelas rata-rata 5,30 173 264

IV. Indikator Umum (SD,SMP, SMA)

13 Ruangan kelas SD/MI kondisi bangunan baik 76,83 62,59 81,46 14 Ruangan kelas SMP/MTs kondisi bangunan baik

61,70 50,61 82,02 15 Ruangan kelas SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik

68,55 76,31 111

16 Angka melek huruf 89,34

17 Presentase angka kelulusan SD/MI 99,4 99,87 100,47 18 Presentase angka kelulusan SMP/MTs 98,16 99,87 101,74 19 Presentase angka kelulusan SMA/MK 97,2 99,85 102,93 20 Angka partisipasi murni (APM) SD/MI 96,93 98,39 101,50 21 Angka partisipasi murni (APM) SMP/MTs 93,84 93,11 99,22 22 Angka partisipasi murni (APM) SMA/SMK/MA 73,06 `40,24 55,07 23 Meningkatnya Kelompok PAUD 43,98 34,97 79,51

24 Jumlah organisasi pemuda 123 121 98,37

25 Jumlah organisasi olah raga 16 15 93,75


(28)

27 Jumlah kegiatan olah raga 128 120 93,75

28 Jumlah klub olah raga 55 319 580

29 Penghargaan/prestasi pemuda pada kegiatan kepemudaan dan olah raga tingkat propinsi dan nasional

22 22 100

2. Urusan Kesehatan

a. Program dan Kegiatan Prioritas

Tabel 4.4

Realisasi Program dan Kegiatan Prioritas

No. Nama Program Jumlah

Kegiatan

realisasi % 1 Program Obat Dan Perbekalan Kesehatan 3 3 100 2 Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan 6 5 83 3 Program Promosi Kesehatan & Pemberdayaan

Masyarakat

4 4 100

4 Program Perbaikan Gizi Masyarakat 5 4 80

5 Program Pengembangan Lingkungan Sehat 4 4 100 6 Program Pencegahan, Penanggulangan Dan

Pemberantasan Penyakit

14 13 92

7 Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin 6 2 33 8 Program Pengadaan, Peningkatan Dan Perbaikan

Sarana & Prasaran Puskesmas Dan Jaringannya

2 2 100

9 Program Peningkatan Kemitraan Pelayanan Kesehatan

8 7 87

10 Program Pengawasan Obat Dan Makanan 6 6 100 11 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan

Dan Anak

7 7 100

12 Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat dan Penegakan Hukum

4 1 25

13 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia 1 1 100 14 Program Peningkatan Kualitas Penunjang

Diagnosa

1 1 100

15 Program Jaminan Kesehatan Nasional dan Jaminan Kesehatan Daerah

1 1 100

16 Program Upaya Kesehatan Masyarakat 2 2 100

17 Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/RSJ/RSP/RS. MATA

12 9 75

b. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Pencapaian SPM Urusan Kesehatan sebagaimana uraian dibawah ini :


(29)

1) Pelayanan Dasar Kesehatan : 67,38 % dari 93,61 % target nasional

a) Cakupan kunjungan Ibu Hamil : 65,3 % dari target nasional 95 %

b) Cakupan Komplikasi kebidanan yang di tangani : 78,7% dari target nasional : 80 %

c) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan : 78,7 % dari target nasional : 95 %

d) Cakupan pelayanan nifas : 74,9 % dari target nasional : 95 %

e) Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani : 55,3 % dari target nasional : 80 %

f) Cakupan Kunjungan Bayi : 81 % dari target nasional : 90 %

g) Cakupan Desa / Kelurahan Uiversal Child Immunization (UCI) : 41,5 % dari target nasional 100 %

h) Cakupan pelayanan balita : 62,0 % dari target nasional 90 %

i) Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 Bulan Keluarga Miskin : 60,9 % dari target nasional 100 %

j) Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan : 100 % dari target nasional 100 %

k) Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat : 87,05 % dari target nasional 100 %

l) Cakupan peserta KB aktif : 36,4 % dari target nasional : 70 %

m) Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit :  Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk

< 15 Tahun : 11,7 dari target nasional : ≥ 2 per 100.000 penduduk < 15 tahun

 Penemuan penderita Pneumonia Balita : 4,2 % dari target nasional 100 %

 Penemuan Pasien Baru TB BTA positif : 24,3 % dari target nasional 100 %

 Penderita DBD yang ditangani : 100 % dari target nasional 100 %


(30)

n) Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin : 71,06 % dari target nasional 100 %

2) Pelayanan Kesehatan Rujukan : 30,34 % dari target nasional 100%

a) Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin : 10,67 % dari target nasional 100 %

b) Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten : 50 % dari target nasional 100 %

3) Penyelidikan Epidemilogi dan Penanggulangan KLB : 0% dari 100% target nasional

a) Cakupan desa / kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemologi < 24 jam : 0 % dari target nasional 100 %

4) Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat : 82,35% dari 100% target nasional

a) Cakupan desa siaga aktif : 82,35 % dari target nasional 100 %

Capaian kinerja lainnya :

Selain pelaporan SPM sebagaimana telah diuraikan diatas juga dapat dilaporkan hasil hasil capaian penyelenggaran urusan kesehatan berdasarkan indikator kinerja Kunci (IKK) sebagai berikut:

Tabel 4.5

Indikator Kinerja Daerah Terhadap

capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Kesehatan

No Indikator Kinerja Target Realisasi %

1 2 3 4 5

1 Persentase balita gizi buruk 0,32 0,55 58,18 2 Rasio posyandu per satuan balita 18,75 19,03 147,37 3 Rasio Puskesmas, Polindes, Pustu,

Polindes per Satuan Penduduk 0,88 0,94 106,81 4 Rasio dokter per satuan penduduk 0,25 0,18 72,00 5 Rasio Tenaga medis per Satuan

Penduduk 2,86 2,9 101,39

6 Cakupan Komplikasi Kebidanan

yang ditangani 74,9 78,7 105,07

7 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

67,14 78,7 117,21 8 Cakupan Desa/Kelurahan Universal

Child Immunization (UCI) 55,0 41,5 75,45 9 Cakupan Balita Gizi Buruk

mendapat perawatan 100 100 100

10 Cakupan Penemuan dan


(31)

3. Lingkungan Hidup

a. Program dan Kegiatan Prioritas

Tabel 4.6

Realisasi Program dan Kegiatan Prioritas

No. Nama Program Jumlah

Kegiatan Realisasi % 1 Program Pengembangan Kinerja Pengolaan

Sampah

1 0 0

2 Program Pemantauan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan Hidup

5 3 25

3 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam (SDA)

3 3 100

4 Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

4 3 75

5 Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup

3 3 100

6 Program Pengembangan Informasi Lingkungan Hidup (SIL)

2 2 100

b. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Secara nasional sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 20 tahun 2008 juga telah ditetapkan target waktu pencapaian SPM Badan Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota selama 5 tahun terhitung tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Pencapaian SPM Urusan Lingkungan Hidup sebagaimana uraian dibawah ini :

1) Pelayanan Pencegahan Pencemaran Air : 75 % dari 100 % target nasional

- Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan dan pencemaran air: 75 % dari target nasional 100 %.

2) Pelayanan Pencegahan Pencemaran Udara dari Sumber Tidak bergerak : 100 % dari 100 % target nasional

11 Cakupan Pelayanan Kesehatan

Rujukan Pasien Masyarakat Miskin 80 71,06 88,82 12 Cakupan Kunjungan Bayi 74,0 81 109,46 13 Cakupan puskesmas 108,3 108,3 100 14 Angka kematian bayi per 1000

kelahiran hidup 297 136,4 217,74

15 Angka kematian ibu melahirkan per


(32)

- Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis pengendaliaan pencemaran udara : 100 % dari target nasional.

3) Pelayanan Informasi Status Kerusakan Lahan dan/atau Tanah untuk Produksi Biomasa : 3,11 % dari 100 % target nasional - prosentase luasan lahan yang telah ditetapkan status

kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomasa yang diinformasikan: 3,11 % dari 100 % target nasional. 4) Pelayanan Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat Akibat

Adanya Dugaan Pencemaran dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup : 75 % dari 100 % target nasional

- Prosentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti : 44,44 % dari 100 % target nasional.

Capaian kinerja lainnya :

Selain pelaporan SPM sebagaimana telah diuraikan diatas juga dapat dilaporkan hasil hasil capaian penyelenggaran urusan lingkungan hidup berdasarkan indikator kinerja Kunci (IKK) sebagai berikut:

Tabel 4.7

Indikator Kinerja Daerah Terhadap

capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Lingkungan Hidup

4. Pekerjaan Umum

a. Program dan Kegiatan Prioritas

Tabel 4.8

Rincian Program dan Realisasi Urusan Pekerjaan Umum

No. Nama Program Jumlah

Kegiatan

Realisasi %

1 Program Pembangunan Jalan dan 2 2 100

No Indikator Kinerja Target Realisasi %

1 2 3 4 5

1 Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air (%)

14 14 100

2 Cakupan pengawasan

pelaksanaan Amdal (%) 94.8 94,8 100

3 Cakupan penanganan Sampah

(%) 45.2 45,2 100

4 Kebersihan (%Pasar tradisional

tergolong baik) 41,6 41,6 100


(1)

Persoalan keempat segmen unsurveyed hampir sama dengan uraian persoalan sebagai berikut :

- lokasi Subina (Desa Inbate dan Nainaban), sebanyak 72 orang mempermasalahkan tanah mereka seluas 393 ha, termasuk sebagian tanah ulayat. Akan tetapi kedua negara (Indonesia dan Timor Leste) pada pertemuan Technical Sub Committee on Border Demarcation and Regulation (TSC-BDR) ke 21 di Bandung tanggal 3 – 4 Juli 2008 dan pertemuan TSC-BDR ke 22 di Dili tanggal 27 – 29 Mei 2009, telah menyepakati garis batas negara dengan memasukkan segmen Subina sebagai bagian dari wilayah Ambeno – RDTL karena kesepakatan kedua negara untuk menentukan garis batas berdasarkan Traktat 1904. Segmen-segmen lainnya pun demikian, ditetapkan sebagai bagian dari negara Timor Leste. Lokasi sengketa dari Subina sampai Tubu Banat cukup luas, lebarnya kira-kira 300 hingga 500-an meter sedangkan panjangnya mencapai 9 (sembilan) kilometer. Meski telah disepakati bahwa zona sengketa merupakan zona bebas dari aktivitas warga kedua negara, namun dalam perkembangannya, pada tahun 2008 pemerintah Distric Ambeno membangun kantor Unidade Policia da Fronteiras (UPF) di zona tersebut. Ironisnya, kantor polisi Timor Leste tersebut dibangun tepat di depan Pos Satgas Pamtas Haumeni Ana namun tentara kita tidak melakukan tindakan apa-apa terhadap pelanggaran kesepakatan dimaksud. Jarak antara kantor polisi Timor Leste dengan Pos Satgas Pamtas RI di Haumeni Ana kira-kira sejauh 150 meter.

- Zona sengketa Pistana (Desa Sunkaen), terdapat lahan garapan milik 104 warga masyarakat serta tanah ulayat. Untuk segmen Nefo Nunpo, sebanyak 144 orang masyarakat mempersoalkan tanah miliknya seluas 290 ha. Di dalam lokasi Tubu Banat terdapat tanah milik masyarakat sebanyak 60 orang dengan luas lahan mencapai 183 ha. Keempat segmen ini pun telah disepakati oleh tim survey kedua negara untuk dimasukkan sebagai bagian dari wilayah Timor Leste.

segmen bermasalah lainnya selain persoalan unresolved dan unsurveyed segment, adalah segmen Bah Ob (Nelu) di desa Sunsea. Persoalan ini baru muncul sejak Timor Leste lepas dari NKRI dan berdiri sebagai sebuah negara merdeka. Warga desa setempat menuturkan bahwa mula-mula kedua belah pihak menerima tapal batas sesuai traktat 1904, namun dalam perjalannya, garis batas digeser oleh masyarakat Distric Ambeno sejauh 230 – 400 meter dengan panjang mencapai 1,5 km. Di dalam zona tersebut tardapat kebun dan makam lelulur warga Nelu. Pada tahun 2003, telah dilakukan survey delineasi namun masyarakat Nelu menolak untuk didemarkasi karena di dalam zona sengketa terdapat hak milik dan hak ulayat masyarakat kampung Nelu. Hasil survey demarkasi yang dilakukan pada tanggal 19 Nopember 2009 oleh Tim Survey Demarkasi Indonesia (Sri Handoyo) dan Timor Leste (Rodrigo de Mendonza) pun ditolak oleh warga setempat. Menurut laporan Tim Survey dan pihak


(2)

Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) TNI, wilayah Bah Ob adalah milik Timor Leste bila penentuan batas ini didasarkan pada traktat 1904. Masalah perbatasan pada segmen ini bukan masalah teknis melainkan masalah non teknis (sosial budaya). Karena itu, segmen ini masih tergolong sebagai unresolved segment karena telah dilakukan survey delineasi dan delimitasi namun ketika masuk pada tahap demarkasi, masyarakat setempat menolak penegasan batas sesuai kesepakatan Tim dari kedua negara.

b) Sengketa Batas Wilayah Kabupaten

Beberapa titik perbatasan antara Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Timor Tengah Selatan seperti lokasi Biliu Ana dan Maurisu, Desa Fatunesuan dengan Desa Fatumnutu, Desa Suanae dengan Desa Fatumnutu serta antara Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Belu seperti lokasi T’eba, T’eba Timur, Hauteas, Boronubaen, Lokomea, Naku, Birunatun, Sifaniha dan Motadik sering terjadi tindakan penyerobotan tanah untuk lahan garapan dan pemukiman. Permasalahan tersebut kemudian mengakibatkan ketidakjelasan status warga di sekitar titik – titik bermasalah yang berpengaruh terhadap kewajibannya sebagai warga negara seperti pelunasan PBB, pendistribusian berbagai bantuan pemerintah dan lain sebagainya.

c) Sengketa Batas Wilayah Kecamatan

- Masalah batas antar kecamatan yang belum tuntas penyelesaiannya adalah masalah batas antara Desa

Oenbit-Kecamatan Insana dan Desa T’eba-Kecamatan Biboki Tan Pah.

- Masalah batas wilayah antar kecamatan lainnya yang berpotensi konflik diantaranya adalah masalah batas wilayah administratif antara Kelurahan Kefamenanu Utara-Kecamatan Kota Kefamenanu dengan Kelurahan Oesena Kecamatan Miomaffo Timur yang melintasi batas adat eks kefetoran Bikomi dan eks kefetoran Tunbaba.

d) Sengketa Batas Wilayah Desa/Kelurahan

Masalah batas antara Desa yang belum tuntas penyelesaiannya adalah masalah batas antara Desa Popnam dan Desa Noebaun Kecamatan Noemuti.

2. Solusi yang Dilakukan dan Tingkat Penyelesaian a) Sengketa Batas Wilayah Negara

Segmen unresolved yakni lokasi Bijaele Sunan – Oben di Desa Manusasi merupakan segmen yang tidak dapat diselesaikan hingga hari ini. Sementara untuk Segmen unsurveyed sebanyak 4 (empat) lokasi yakni Subina (Desa Inbate dan Nainaban), Pistana (Desa Sunkaen), Tubu Banat (Desa Tubu dan Nilulat) dan Nefo Nunpo (Desa Haumeni Ana) sementara dalam tahap penyelesaian dan untuk segmen bermasalah lainnya selain persoalan unresolved dan unsurveyed segment, adalah segmen Bah Ob (Nelu) di desa Sunsea juga masih belum selesai dan perlu tindak lanjut oleh Pemerintah


(3)

Provinsi dan Pusat.

b) Sengketa Batas Wilayah Kabupaten

Terhadap beberapa permasalahan batas wilayah kabupaten sebagaimana telah diuraikan pada point 1 huruf b, Pemerintah Daerah telah berkoordinasi dengan Kabupaten Belu untuk meredam konflik yang terjadi namun belum tuntas sesuai harapan. Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara mengharapkan agar Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur memberikan perhatian serius dan tindak lanjut terhadap penyelesaian masalah-masalah batas antara kabupaten sebagaimana diutarakan diatas.

c) Sengketa Batas Wilayah Kecamatan

Terhadap konflik perbatasan Desa Oenbit-Kecamatan Insana dan Desa T’eba-Kecamatan Biboki Tan Pah, Pemerintah Daerah pernah melakukan upaya penyelesaiannya dengan berbagai cara, diantaranya melalui pendekatan kultural dengan mempertemukan tokoh – tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda dari kedua belah pihak namun belum mendapatkan titik temunya.

Sementara masalah batas wilayah administratif antara Kelurahan Kefamenanu Utara-Kecamatan Kota Kefamenanu dengan Kelurahan Oesena Kecamatan Miomaffo Timur, Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara tetap berupaya agar tidak terjadi konflik dengan cara memberikan pemahaman bahwa wilayah adat tidak mengenal batas dan dapat melampaui batas wilayah adamnistrasi pemerintahan. d) Sengketa Batas Wilayah Desa/Kelurahan

Masalah batas antara Desa Popnam dan Desa Noebaun Kecamatan Noemuti pernah ditangani penyelesaiannya, namun masyarakat hanya bersepakat untuk menjaga situasi agar tetap kondusif namun penyelesaian sampai pada penetapan tapal batas belum terlaksana.

3. Kelembagaan Khusus Yang Dibentuk Untuk Perbatasan

Kelembagaan khusus yang dibentuk untuk menangani Perbatasan adalah Badan Pengelola Perbatasan Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Perbatasan Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara.

E. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana

1. Bencana yang Terjadi dan Penanggulangannya

Bencana alam yang terjadi di Kabupaten Timor Tengah Utara pada Tahun 2014 dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Bencana rawan pangan yang terjadi sebagai akibat dari gagal panen karena kekurangan curah hujan, serangan hama, cuaca yang ekstrim dan merupakan salah satu fenomena alam yang tidak terduga. Bencana tersebut dialami oleh 285 KK yang terjadi di Desa Inbate Kecamatan Bikomi Nilulat, 214 KK Desa Oenenu Kecamatan


(4)

Bikomi Nilula dan 48 KK Kelurahan Nifuboke, 53 KK Kelurahan Kiola Kecamatan Noemuti.

b) Bencana Angin Puting Beliung, telah memporakporandakan pemukiman penduduk dan merusak 25 rumah warga. Rumah warga yang rusak akibat bencana tersebut terjadi menyebar di beberapa Kecamatan di Kabupaten Timor Tengah Utara.

c) Bencana Tanah Longsor di tahun 2014 sebanyak 9 kejadian dengan merusak ruas jalan, jembatan, tembok penahan, irigasi , lahan pertanian milik warga, gedung sekolah 1 unit rusak berat dan 1 unit rumah rusak berat.

d) Bencana Banjir merusak 190 unit rumah, 1 unit fasilitas umum, 558 are lahan pertanian milik 29 KK. Bencana banjir juga menelan korban jiwa sebanyak 2 orang.

d) Kebakaran, setidaknya telah menghanguskan 64 unit rumah yang tersebar di 24 Kecamatan se-Kabupaten Timor Tengah Utara.

2. Status Bencana

Bencana alam yang terjadi di Kabupaten Timor Tengah Utara baik bencana rawan pangan, angin puting beliung, tanah longsor, dan kebakaran digolongkan bencana biasa.

4. Antisipasi Daerah Dalam Menghadapi Kemungkinan Bencana

Antisipaasi bencana di Kabupaten TTU dilakukan dengan pengalokasian anggaran dalam APBD, penyediaan beras, bahan bangunan, padi, bibit palawija dan jagung serta traktor lahan kering.

5. Kelembagaan Khusus Yang Dibentuk Untuk Menangani Bencana

Kelembagaan khusus yang dibentuk untuk menangani bencana adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara.

6. Potensi Bencana yang Diperkirakan Terjadi

Longsor, banjir, kekeringan, rawan pangan dan kebakaran berpotensi setiap tahun terjadi di Kabupaten Timor Tengah Utara.

F. Pengelolaan Kawasan Khusus

1. Jenis Kawasan Khusus

Kawasan Khusus yang ada di Kabupaten Timor Tengah Utara adalah Kota Terpadu Mandiri (KTM) Ponu

2. Status Kepemilikan Kawasan Khusus dan Dasar Hukum Penetapannya Pengembangan ( pembangunan ) program KTM Ponu menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten serta Dunia Usaha ( Swasta ). Adapun status kepemilikan KTM Ponu berada dalam wilayah kabupaten Timor Tengah Utara Kecamatan Biboki Anleu. Program KTM ponu telah diresmikan oleh Menteri Tenaga Kerja pada tanggal 12 Oktober 2009.

3. Permasalahan yang Dihadapi

Pengembangan KTM Ponu mengalami pasang surut sejak diprogramkan tahun 2009, namun demikian Pemerintah Daerah tetap berupaya


(5)

meningkatkan koordinasi dengan kementerian terkait untuk melanjutkan pengembangannya sesuai master plan. Selanjutnya sebagai salah satu upaya memperlancar pengembangannya pemerintah Daerah membentuk UPTD KTM Ponu pada tahun 2013

4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Menangani Kawasan Khusus

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) KTM Ponu.

G. Penyelenggara Ketenteraman dan Ketertiban Umum

1. Gangguan yang Terjadi

Permasalahan atau gangguan Kemanan dan Ketertiban Masyasrakat (Kamtibmas) yang menonjol di Kabupaten Timor Tengah Utara pada Tahun 2014 antara lain :

a) Penyelundupan sembilan bahan pokok dan BBM melalui ”jalan

tikus” masih sering terjadi diwilayah perbatasan TTU-RI dengan District Oecusi-RDTL;

b) Kelangkaan BBM di Kota Kefamenanu;

C) Penggunaan badan jalan dan trotoar untuk berjualan; 2. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Menangani

SKPD yang menyelengarakan ketenteraman dan ketertiban umum adalah Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Timor Tengah Utara.

3. Penanggulangan dan Kendalannya

a) Peningkatan kerjasama dengan pihak keamanan/Instansi terkait dalam rangka pemiliharaan dan peningkatan ketentraman dan ketertiban umum khususnya aparatur TNI dan POLRI di perbatasan untuk melakukan operasi penertiban dan pencegahan b) Memantau pihak SPBU yang memberikan BBM kepada penjual

BBM eceran yang tidak memiliki surat ijin resmi, menertibkan para penjual BBM eceran serta melakukan sosialisasi dan rapat pembahasan pengendalian distribusi BBM di Kabupaten TTU. c) Melakukan penertiban PKL dan Penjual BBM eceran yang

menggunakan badan jalan serta trotoar di dalam wilayah Kecamatan Kota Kefamenanu.

VII. PENUTUP

Seluruh masyarakat Kabupaten Timor Tengah Utara yang saya cintai……

Berbagai hal mengenai kemajuan dan kegagalan dalam mengimplementasikan program pembangunan daerah Kabupaten Timor Tengah Utara Tahun 2014 telah digambarkan. Kami sungguh menyadari bahwa amanat rakyat yang diemban laksana sebuah kapal yang dikemudikan menuju pulau impian. Terpaan ombak, badai dan gelombang laut yang mengancam tak dapat dihindari, namun berkat kebersamaan dan kerjasama semua pihak akhirnya kita dapat melewatinya meskipun di sana sini masih terdapat kekurangan. Tingkat capaian yang cukup memuaskan telah kami paparkan sebagai kinerja pemerintah daerah, namun kekurangan, kelemahan dan kegagalan pada


(6)

beberapa aspek pembangunan pun tak dapat dipungkiri. Oleh karenanya berbagai masukan, kritikan dan saran dari seluruh masyarakat kabupaten Timor Tengah Utara akan sangat menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah tercinta ini ke depan.

Mengakhiri RLPPD ini, saya menyampaikan ucapan terimakasih yang setulusnya kepada seluruh masyarakat, anggota DPRD, Organisasi Perangkat Daerah dan segenap elemen pemangku kepentingan atas kerjasama dan dukungannya dalam proses pembangunan dan pemerintahan sepanjang tahun 2014. Kemitraan yang telah terjalin tersebut perlu secara terus menerus kita tingkatkan untuk mewujudkan Timor Tengah Utara yang lebih maju dan lebih sejahterah.

Demikian Ringkasan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (RLLPD) Tahun Anggaran 2014 ini disampaikan sebagai informasi kepada seluruh masyarakat Kabupaten Timor Tengah Utara. Semoga kasih dan karunia-Nya senantiasa menuntun pikiran dan setiap gerak langkah kita dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah pada tahun-tahun mendatang.