Anggur Merah AM 2 TTU

EDISI 2 / Februari 2015

ANGGUR MERAH

Menjemput
Secercah Harapan

Dari Redaksi
Sangat Membantu Masyarakat

ANGGUR MERAH
Ijin : Hms.188.48/04/2015
PELINDUNG
Gubernur Nusa Tenggara Timur
Drs. Frans Lebu Raya
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur
Drs. Benny A. Litelnoni, SH, M.Si
Sekretaris Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur
Fransiskus Salem, SH, M.Si
Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi

Nusa Tenggara Timur
Ir. Alexander Sena
Kepala Bappeda Provinsi Nusa
Tenggara Timur
Ir. Wayan Darmawa, MT
Ketua Pengarah
Kepala Biro Humas Setda Provinsi
Nusa Tenggara Timur
(Drs. Lambertus L. Ibi Riti, MT)
Pemimpin Redaksi
Kepala Bagian Pers dan Kajian
Pendapat Umum
(Viktor Manek, S.Sos, M.Si)
Sekretaris
Sekretaris Inspektur
(Drs. Marsianus Jawa,M.Si)
Wakil Sekretaris
Inspektur Pembantu Wilayah I
(Drs. Kanis H.M Mau,M.Si)
Redaktur Pelaksana

Kasubag Penerbitan
(Lucius W. Luly, S.STP, MA)
Anggota
(Zeth O.S. Blegur, S.Sos, M.Si)
(Dina M. Ballo,SP)
(Aplinuksi Asamani, S.Sos,M.Si)
(Maria Rosalinda Ndiwa,S.Sos)
PDE Inspektorat
(Tarsisius Apelabi,SE, MM)
Perencana Muda
(Yohanes A. Kore, S.STP)
Fungsional Umum Bappeda
(Maria T.R Parera,S.Si)
Fotografer
(Frits Isak Lake,S.Sos)
(Kaletus Melek Moring)
(Eljunai Puay)
Desain Grafis
(Marcurius Bani Haba,SH)
(Roland E. Nope, S.AP)


Seperti sudah menjadi hukumnya, setiap program pasti ada pro kontranya. Ada
yang suka dan senang karena menguntungkan, ada juga yang tidak suka karena
terganggu. Maka, ukuran paling tepat dan sahih menilai sebuah program adalah asas
manfaat program itu.
Sama seperti itu juga halnya dengan program DeMAM di Kabupaten Timor
Tengah Utara (TTU). Dari pengamatan, penelusuran dan wawancara dengan
masyarakat penerima program ini di lapangan, hampir semua warga penerima
program ini sepakat dan seiya sekata: Program DeMAM sangat membantu.
Betul, masih dijumpai banyak yang jalan tidak sesuai rencana. Ada
pendamping kelompok masyarakat (PKM) yang tidak tinggal di desa binaan,
pengembalian angsuran yang macet, persepsi warga terhadap dana bantuan ini yang
dikira hibah murni tanpa mesti mengembalikan untuk digulirkan lagi, dan
sebagainya.
Tetapi warga penerima mengakui manfaat dana bantuan ini luar biasa. Dana
ini sudah mengubah nasib dan memperbaiki hidup banyak warga TTU. Laporan
utama edisi ini adalah Secercah Harapan dari Program DeMAM di TTU.
Di TTU para penerima dana bantuan ini merasa begitu beruntung. Banyak
yang mengaku seperti mendapat durian runtuh, meskipun dana ini bergulir. Mereka
merasa beruntung karena mendapat bantuan modal untuk usaha, sesuatu yang sulit

mereka dapatkan dari lembaga keuangan lain semisal bank.
Rata-rata penerima bantuan ini tak sungkan-sungkan lagi menghaturkan
banyak terima kasih kepada Pemda NTT, dalam hal ini Gubernur dan Wakil Gubernur
karena punya program yang pro rakyat ini. Pengakuan mereka dapat kita simak dan
baca dalam edisi ini.
Pengakuan mereka adalah pengakuan orang desa, orang kecil yang biasanya
polos dan tanpa tedeng aling-aling. Mereka omong apa adanya, memberikan
informasi sebagaimana adanya, tanpa tambah atau kurang. Apa yang mereka lihat
mereka laporkan. Seperti apa untung rugi program DeMAM mereka buka dan
kemukakan. PKM yang sering tidak berada di desa mereka keluhkan. Tetapi juga
sukses dalam usaha berkat bantuan DeMAM juga mereka tunjukkan.
Dan, dari penelusuran, pengamatan dan wawancara tim redaksi di lapangan,
jelas mereka mendukung program ini dan meminta agar jangan dihentikan. Itu tak
lain berarti Program DeMAM sudah membantu masyarakat, memberi banyak
manfaat dan menolong masyarakat keluar dari kondisi mereka. Kondisi mereka yang
sepertinya di-taken for granted-an sebagai warga miskin dan berkekurangan.
Memang, tetap diakui masih ada serba kekurangan dari program ini. Tetapi
sebagai suatu program, maka filosofi, visi dan nafas DeMAM adalah membantu
masyarakat meningkatkan taraf kehidupan mereka. Apa yang masih kurang harus
dibenahi, PKM yang bandel dan ogah perlu diganti, dana yang macet

pengembaliannya dicari jalan keluarnya. Artinya, kekurangan, cacat cela dari
program ini tidak menjadi alasan untuk menghentikan program ini. Tikus masuk ke
lumbung padi, jangan lumbungnya dibakar, tapi tikusnya yang dikejar.
Tidak mengatasnamai para penerima, tetapi sebagaimana harapan para
penerima dana DeMAM di TTU, ke depan Program DeMAM perlu jalan terus. Program
ini harus jalan karena sudah sangat membantu masyarakat kecil mendapat dana
untuk usaha ekonomi produktif.
Lebih jauh dari itu, Program
DeMAM mestilah dilihat sebagai
pengejawantahan perhatian dan kepedulian pemerintah terhadap rakyat kecil. Kalau
bukan sekarang, kapan lagi pemerintah memberi perhatian lebih dengan membantu
dana bergulir hingga Rp 250 juta ke desa? Mari mendukung Program DeMAM
sekarang juga!*

Mengapa

Anggur Merah...?
9

4


Kami Bukan

Anggur
Merah

Kelompok Gerobak
Kelurahan Tubuhue

12

Sosialisasi Sudah Benar,

Bukan Dana Hibah

Secercah
Harapan

15


Desa Oenenu Utara

17

Sukses di Desa Oepuah

24

Mawar merekah
di padang Savana

22

Suara PKM
Ibu Pia
Adrianus Oba Kefi

Dolfi Kollo :

28 Jadi Modal Usaha

34
37

Besar
Manfaatnya

30

Desa Manamas, Kecamatan Naibenu

Desa Oesoko, Kecamatan Insana Utara
Desa Motadik, Kecamatan Biboki Anleu

Memeriksa Wacana DeMAM

Lasarus Jehamat

Pesona Kampung Adat Tamkesi
ANGGUR MERAH


EDISI 2 / Februari 2015

3

Program Anggur Merah

Mengapa

Anggur Merah...?

Program Desa
Mandiri
Anggur Merah
(DeMAM)
dirancang untuk
mengangkat dan
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat NTT.


S

udah lazim setiap
pemimpin merancang
program pembangunan
sebagai jawaban atas
panggilannya menjadi
pemimpin. Semua program
pembangunan itu muaranya
adalah kesejahteraan rakyat.
Kondisi dan konteks sosial
masyarakat yang berbeda
menyebabkan disain program itu
berbeda setiap pemimpin. Di
NTT para gubernur merancang
program pembangunan dengan
melihat kondisiDan konteks
sosial masyarakat NTT pada
masanya.
Benar, karena itu, kalau dibilang


4

EDISI 2 / Februari 2015

setiap zaman melahirkan
orangnya, dan setiap orang lahir
pada zamannya.

(Gerakan Meningkatkan
Pendapatan Asli Rakyat) dan
GERBADES (Gerakan
Membangun Desa) cocok dan

Gubernur WJ Lalamentik
menitikberatkan penataan
birokrasi pada masa awal
pembentukan propinsi ini.

tepat.

El Tari mulai memasuki era
pembangunan dengan fokus
pada pertanian dan perkebunan.
Ben Mboi melanjutkan estafet
dengan tetap fokus pada
pertanian dan perkebunan.
El Tari dan Ben Mboi sangat
sadar, lebih dari 80 persen
warga NTT bermata pencaharian
petani dan tinggal di desa-desa.
Fokus program keduanya cocok
dan kena menjawabi konteks dan
situasi sosial masyarakat ketika
itu.
Pada masa Hendrik Fernandez
program sudah mulai mengarah
kepada peningkatan sumber
daya manusia, maka GEMPAR

ANGGUR MERAH

Herman Musakabe melanjutkan
pembangunan sumber daya
manusia yang telah dirintis
Fernandez melalui 7 Program
Strategis Pembangunan.
Perkuatan pembangunan sumber
daya manusia dilanjutkan oleh
Piet Tallo pada masanya dengan
program Tiga Batu Tungku.
Sama seperti para gubernur
terdahulu, ketika Frans Lebu
Raya mengambil alih kemudi
NTT, pembangunan mulai
diarahkan kepada peningkatan
kesejahteraan manusia NTT.
Maka Program Desa Mandiri
Anggur Merah (DeMAM)
dirancang sebagai
pengejawantahan tekad
mengangkat dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat NTT.

Program Anggur Merah

Pro Rakyat
“Menciptakan masyarakat
desa/kelurahan yang
maju dan produktif”

Dua tahun setelah menjabat
sebagai Gubernur NTT, Frans
Lebu Raya yang berpasangan
dengan sohib kentalnya Esthon
Foenay, melakukan langkah jauh
dengan membantu secara
langsung uang tunai Rp 250 juta
kepada masyarakat di desa-desa.
Terkesan pemerintah tampil
seperti sinter klas yang
membagi-bagi hadiah kepada
masyarakat.
Tetapi sejatinya, bantuan ini
merupakan langkah konkrit dan
langsung guna membantu
masyarakat keluar dari kubangan
kemiskinan.
Maka, desa yang dipilih
mendapat bantuan ini melalui
kriteria-kriteria tertentu. Lebih
dari itu, bantuan ini juga bukan
hadiah, tetapi dimaksudkan
sebagai modal usaha bagi
masyarakat. Bantuan ini bergulir
dari satu kelompok usaha ke
kelompok usaha lain di desa.

Gubernur NTT Drs. Frans Lebu Raya

Bak gayung bersambut, DPRD
NTT ketika itu setuju dan sepakat
dengan pemerintah. Program
Desa Mandiri Anggur Merah
pun mulai jalan tahun 2011.
Program Desa Mandiri Anggur
Merah didukung alokasi dana
APBD, yaitu dana segar (fresh
money) Rp 250 juta untuk
ekonomi produktif, Rp 50 juta
untuk pembangunan rumah
layak huni, pendamping
kelompok masyarakat (PKM),

Operasional pengendalian
pembangunan tingkat desa,
kelurahan dan unsur tripika
yaitu pemerintah kecamatan
didukung Polsek dan Koramil
diharapkan dapat menciptakan
masyarakat desa/kelurahan
maju dan produktif.
Program Desa Mandiri Anggur
Merah disinergikan
pelaksanaannya dengan PNPM
Mandiri, Program
Kementrian/Lembaga,

ANGGUR MERAH

EDISI 1 / Januari 2015

5

Program Anggur Merah

Program Hibah Lembaga
Internasional, CSR BUMN dan
Replikasi Program Desa Mandiri
Anggur Merah melalui APBD
Kabupaten/Kota serta partisipasi
masyarakat pada Gerakan Pulang
Kampung (GPK).
Untuk mendukung
pembangunan ekonomi pada
lokasi program Desa Mandiri
Anggur Merah, maka kemitraan
Bank NTT dan Bank mitra
lainnya, akan mendorong
kemitraan dengan Koperasi Desa
Mandiri Anggur Merah dan
Koperasi lainnya.

Optimalisasi strategi
pembangunan termasuk
suksesnya pelaksanaan Program
Desa Mandiri Anggur Merah
merupakan upaya mewujudkan
visi pembangunan daerah tahun
2013-2018 yaitu “Terwujudnya
masyarakat Nusa Tenggara
Timur yang berkualitas,
sejahtera, dan Demokratis, dalam
Bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia”.
Visi tersebut merupakan harapan
bersama untuk dapat
diwujudkan melalui sinergi
Investasi pembangunan

pemerintah, masyarakat, swasta,
asosiasi profesi, kelembagaan
agama dan kelembagaan
masyarakat.
Kebijakan program
pembangunan untuk
mewujudkan visi dan misi
pembangunan dilaksanakan
melalui kebijakan 8 agenda
pembangunan, 6 tekad
pembangunan dan
Pembangunan Terpadu Desa
Mandiri Anggur Merah.

Delapan agenda pembangunan pemerintah provinsi didukung Kementrian/Lembaga
dan sinergi dengan program kabupaten/kota serta sumber pendanaan lainnya sebagai
berikut :

6

1.

Agenda Peningkatan Kualitas Pendidikan, Kepemudaan dan Keolahragaan.

2.

Agenda Pembangunan Kesehatan.

3.

Agenda Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dan Pengembangan Pariwisata.

4.

Agenda Pembenahan Sistem Hukum dan Birokrasi Daerah.

5.

Agenda Percepatan Pembangunan Infrastruktur Berbasis Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup.

6.

Agenda Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

7.

Agenda Pembangunan Perikanan dan Kelautan.

8.

Agenda Khusus: Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, Pembangunan Daerah
Kepulauan, Penanggulangan Bencana dan Pembangunan Daerah Perbatasan.

EDISI 2 / Februari 2015

ANGGUR MERAH

Program Anggur Merah

Tujuan Anggur Merah
Tujuan Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah adalah :
1. Mengurangi angka kemiskinan melalui pengembangan usaha ekonomi produktif sesuai
keunggulan komparatif dan kompetitif desa/kelurahan;
2. Memberdayakan kelembagaan pedesaan yang dapat mendukung pelaksanaan empat tekad
pembangunan dan 8 agenda pembangunan daerah;
3. Menciptakan calon wirausahawan baru yang dapat membuka lapangan kerja baru yang dapat
meningkatkan produktivitas tenaga kerja di desa/kelurahan.

Lokasi Program
Lokasi Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah yaitu seluruh desa dan kelurahan di 1 kota dan
21 kabupaten se-Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pelaksanaan dilaksanakan dengan sasaran sebagai
berikut:
a. Tahun 2011-2013
Lokasi sasaran program Desa Mandiri Anggur Merah tahun 2011-2013 yaitu setiap kecamatan
dialokasikan 1 desa/kelurahan
b. Tahun 2014-2018
Lokasi sasaran program Desa Mandiri Anggur Merah tahun 2014- 2018 mengacu pada kriteria
sebagai berikut:
- 1 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa < 8
- 2 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa < 14
- 4 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa < 20
- 5 desa/kelurahan untuk kecamatan dengan jumlah desa > 20

Sasaran
Sasaran Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah adalah:
1. Meningkatnya kemampuan ekonomi dan daya saing desa/kelurahan sesuai dengan basis unggulan;
2. Meningkatnya pemerataan dan keadilan pembangunan di desa/kelurahan yang memiliki
persentase rumah tangga miskin tinggi;
3. Terwujudnya desa/kelurahan yang mandiri secara ekonomi dan bebas dari kemiskinan.

ANGGUR MERAH

EDISI 2 / Februari 2015

7

Program Anggur Merah

Prinsip Pengembangan
Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah dilakukan dengan beberapa prinsip antara lain :
1. Pemberdayaan, upaya meningkatkan kemampuan masyarakat dan kapasitas pemerintah
desa/kelurahan melalui pelaksanaan kegiatan yang berdampak langsung terhadap pemenuhan hakhak dasar masyarakat miskin serta keberlanjutan pelaksanaan fungsi-fungsi pelayanan
pemerintahan yang optimal;
2. Partisipatif, upaya mengedepankan keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan,
baik dalam bentuk pikiran, tenaga maupun material sehingga tumbuh rasa memiliki dan rasa
bertanggung jawab;
3. Demokratis, pengambilan keputusan dalam setiap tahapan kegiatan didasarkan atas musyawarahmufakat dan kesetaraan gender;
4. Bertumpu pada sumber daya lokal, penetapan jenis kegiatan didasarkan pada ketersediaan potensi
dan kecocokan kegiatan sesuai kebutuhan setempat sehingga tercapai daya guna dan hasil guna
pembangunan;
5. Efisiensi: menjamin pencapaian target program dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan
dana dan daya yang tersedia serta dapat dipertanggungjawabkan;
6. Efektivitas: pelaksanaan kegiatan harus mempertimbangkan prioritas masalah dan kebutuhan
masyarakat;
7. Transparansi: manajemen penggelolaan pembangunan Desa Mandiri Anggur Merah dilakukan
secara transparan dan dipertanggungjawabkan;
8. Keterpaduan dan keberlanjutan: pembangunan Desa Mandiri Anggur Merah dapat dilaksanakan
secara simultan dengan program-program pembangunan perdesaan lainnya dengan
memperhatikan keterkaitan dan keberlanjutannya, sehingga mampu menjawab berbagai persoalan
mendasar setiap desa/kelurahan.

Dibantu PKM
Untuk keberhasilan program ini, setiap Desa/Kelurahan Anggur Merah didampingi seorang
pendamping kelompok masyarakat (PKM). Gaji dan biaya operasional PKM sebesar Rp 2.000.000/bulan
untuk PKM yang mendampingi 1 desa/kelurahan, dan Rp 2.500.000/bulan untuk PKM yang
mendampingi 2 desa/kelurahan. (Tim redaksi)

8

EDISI 2 / Februari 2015

ANGGUR MERAH

Fokus

Kami Bukan

Kelompok Gerobak
S

iang itu cuaca kurang
bersahabat. Setelah
bertemu Dominikus
Subun, Lurah Tubuhue,
Kecamatan Kota
Kefamenanu, Kabupaten
Timor Tengah Utara (TTU),
bersama staf kelurahan kami
menelusuri kelompok
penerima bantuan Program
Desa/Kelurahan Mandiri
Anggur Merah. Kelurahan ini
juga mendapat bantuan
program Pemda NTT ini.
Ada insiden menarik. Akibat
kesamaan nama anggota
kelompok, kami salah masuk
rumah orang. Syukur,
Pendamping Kelompok
Masyarakat (PKM) segera
bergabung sehingga
semuanya jadi lancar.

Lurah Tubuhue Dominikus Subun, S.Sos, menyampaikan usulan agar
PKM atas nama Adrianus Oba Kefi, SE, tidak dipindahkan ke tempat lain

Kami mulai menelusuri
beberapa kelompok, hingga
akhirnya menyeberangi Kali
Haekto menuju tempat kerja
Bapak Martinus Bifel.
Martinus Bifel adalah Ketua
Kelompok Sama Rasa, salah
satu kelompok penerima
bantuan Program
Desa/Kelurahan Mandiri
Anggur Merah di Kelurahan
Tubuhue.
Menurut informasi yang
diperoleh sebelumnya,

Tim Buletin Desa Mandiri Anggur Merah (tengah), foto bersama staf
Kelurahan Tubuhue

ANGGUR MERAH

EDISI 2 / Februari 2015

9

Fokus
penjelasan, Martinus tetap
sibuk dengan pekerjaannya.

kelompok ini menunggak
pengembalian dana cukup
banyak. Informasi ini
berkembang luas. Tak heran,
ketika mengetahui
kedatangan kami, Martinus
langsung menyemprot.

“Bagi saya, nama baik
lebih penting daripada
uang. Pada tahap awal,
saya mampu
membuktikan itu.
Kelompok kami bisa
membereskan
pinjaman tahun 2011.
Atas dasar
pertimbangan itu, kami
boleh mendapatkan
bantuan lagi di tahun
2012,” jelas Martinus.
Kelompok Sama Rasa yang
diketahui Martinus menekuni

10

EDISI 2 / Februari 2015

Laki-laki paruh baya ini
sangat bersahabat. Dia terus
mencetak batu bata
ditemani istri, anak dan
adiknya.

Martius Bifel, Ketua Kelompok
Sama Rasa

usaha batu merah. Anggota
kelompok ini 10 orang.
Mendengar penjelasan
Martinus Bifel, hati jadi
legah. Soalnya, menurut
informasi yang diperoleh,
pengembalian dana
pinjaman kelompok ini
tersendat. Sambil memberi

ANGGUR MERAH

“Kami bahkan dipuji ketika
itu sebagai kelompok yang
perlu dicontohi. Kenapa
sekarang kami dikejar-kejar
terus? Setahu saya, masih
banyak kelompok lain yang
belum melunasi
pinjamannya” tutur Martinus.
Sebelumnya dari data yang
ada, Kelompok Sama Rasa
memiliki tunggakan sebesar
Rp 12.960.000. Dengan
anggota kelompok sebanyak
10 orang, masing-masing
orang tercatat mendapatkan
bantuan sebesar Rp.
1.296.000,-

Fokus
Tunggakan tanpa cicilan ini
merupakan tunggakan dari
Program Desa Mandiri
Anggur Merah pada Tahun
2012. Dari penjelasannya,
tampak jelas jika Martinus
menilai ada yang tidak
beres dengan pengelola
program ini di tingkat
kelurahan mereka.

“Di kelurahan kami ini
banyak kelompok Bapa,
Mama, Kakak Adik
(kelompok keluarga =
nepotisme--Red). Bapak
bisa cek sendiri, banyak
kelompok gerobak,
didorong maju, dilepas
diam di tempat,” sindir
Martinus.
Menurutnya, ada
ketidakadilan yang
dilakukan oleh pengelola di
kelurahan sejak
pembentukan kelompok.

Dia bahkan melihat ada
kecendrungan di
lingkungannya membentuk
kelompok dadakan hanya
supaya menerima bantuan.
Dia sangat menyayangkan
tidak ada perlakuan istimewa
yang diterimanya sebagai
kelompok terbaik di tahun
2011, tetapi diperlakukan
sama dengan kelompok lain
yang bahkan belum
melunasi kewajibannya sejak
tahun 2011.
Kekecewaannya bertambah
tatkala pihak kelurahan tidak
memberikan tanggapan atas
keluhan persoalan yang
mereka sampaikan.
“Saat itu, dalam rapat
evaluasi di kelurahan kami
menyampaikan persoalan
yang kami hadapi. Karena
kekeringan di tahun 2012
dan hujan yang berlebihan
di tahun 2013, kami gagal
produksi. Kami meminta
kelonggaran waktu
hingga 18 bulan ke
depan. Akan tetapi,
persoalan itu tidak
ditanggapi oleh
pengelola. Kami
kecewa,” kata
Martinus.
Secara keseluruhan,
Kelurahan Tubuhue
termasuk wilayah yang
cicilannya di atas 60
peresen atau
terklasifikasi bagus.
Sesuai laporan hingga
20 Februari 2015, tercatat
jumlah cicilan sebanyak

Rp.203.013.500,- dari total
pinjaman sebesar Rp
252.601.000,-. Artinya masih
tersisa tunggakan sebesar
Rp.49.587.500,- yang tersebar
di 12 kelompok yang ada di
Kelurahan Tubuhue.
Dalam dialog awal kami
bersama Lurah Tubuhue,
Dominikus Subun,S.Sos,
terungkap jika keberadaan
Program Desa/Kelurahan
Mandiri Anggur Merah ini
bagus untuk membantu
masyarakat yang ingin
berusaha.
“Sayangnya, kesadaran
masyarakat belum sebagus
yang kita harapkan” kata
Dominikus.
Dia menambahkan, tenaga
Pendamping Kelompok
Masyarakat (PKM)
sebelumnya, yakni Adrianus
Oba Kefi, SE, sangat
berhasil.
Adrianus memiliki kedekatan
emosional yang cukup baik
dengan masyarakat. Dia
juga pandai membangun
koordinasi dengan
kelurahan.
“Sayangnya, kami mendapat
surat mutasi penugasannya
ke tempat lain. Jika boleh
kami mengusulkan agar
tenaga PKM kami, Adrianus
Oba Kefi,SE jangan
dipindahkan. Jika harus
ditambahkan tanggung
jawabnya kami setuju, asal
tetap melayani Kelurahan
Tubuhue,” harap Dominikus.
(Lwl)

ANGGUR MERAH

EDISI 2 / Februari 2015

11

Fokus

Sosialisasi
Sudah Benar,

Bukan
Dana Hibah
“Ketika awal sosialisasi pelaksanaan program ini,
telah kami jelaskan jika Pemerintah Provinsi NTT
punya niat baik untuk membantu masyarakat.
Untuk itu, diharapkan pengembalian dana bergulir
ini tepat waktu sesuai usulan kelompok sendiri”

P

etikan kalimat di atas merupakan penegasan
pernyataan yang disampaikan oleh Patrisius Nabu,
Kepala Desa Oenenu Utara, Kecamatan Bikomi Tengah,
Kabupaten Timor Tengah Utara.
Sengaja petikan kalimat ini ditempatkan di awal agar
masyarakat Desa Oenenu Utara dan kelompok
masyarakat penerima dana Desa/Kelurahan Mandiri
Anggur Merah memahami pentingnya
pengembalian dana pinjaman kelompoknya
masing-masing.
Desa Oenenu Utara mendapat bantuan
dana dari Progam Desa/Kelurahan Mandiri
Anggur Merah senilai Rp 250 juta. Dana ini
terus bergulir dari kelompok ke kelompok.
Tahun 2012 dengan bantuan pendampingan
Antonia Abi selaku Pendamping Kelompok Masyarakat
(PKM), pengembalian dana di desa ini termasuk bagus,
karena pengembaliannya di atas 60 persen, tepatnya
Rp 185 juta.
Kepala Desa Oenenu Utara, Patrisius Nabu

12

EDISI 2 / Februari 2015

ANGGUR MERAH

Fokus

Meski sangat membantu
masyarakat meningkatkan
ekonomi rumah tangga
mereka, kata Patris Nabu,
warga desa ini mengeluhkan
PKM yang jarang datang.
Sudah lama PKM di desa ini
tidak bertugas mendampingi
warga.
“Terakhir pendamping
menyampaikan laporan
perkembangannya pada
Bulan Maret 2014 untuk
ditandatangani. Sejak saat
itu hingga kini kami tidak
tahu di mana keberadaan
yang bersangkutan. Kami
hanya tahu kalau sudah
diganti oleh Angelina
Suni,S.Pd,“ tutur Partis.
Patris mengatakan, setelah
menerima dana bantuan ini
mereka membentuk 15
kelompok usaha.

Jumlah anggota kelompok
bervariasi antara enam
hingga sepuluh orang tiap
kelompok. Total warga yang
terlibat dalam 15 kelompok
ini sebanyak 105 orang.
Usaha dan besaran
bantuan pun berbeda, sesuai
usulan dan jumlah anggota
kelompok.
Misalnya untuk
jenis usaha
paronisasi
terdapat tiga
kelompok
penerima dengan
bantuan sebesar
Rp 24 juta. Usaha
ini tergolong
bagus, karena
pengembaliannya
tepat waktu dan
telah selesai.
Ternak babi juga
melunasi
pinjamannya tepat
waktu. Terdapat
delapan kelompok
yang mengusahakan
ternak babi.

Awak media ini sempat
mengunjungi beberapa
lokasi usaha yang
dimaksudkan kepala desa.
Untuk usaha kios, media ini
menemui Bapak Frans Lake,
penerima bantuan tahun
2012. Bapak Frans Lake
banyak berkisah tentang
usahanya.
Ketika memulai usahanya,
tutur Bapak Frans, dia
memperoleh bantuan
pinjaman Rp 8 juta. Dari
bantuan ini telah
dikembalikan lebih dari
setengah pinjamannya, yaitu
Rp 4,6 juta rupiah pada
tanggal 9 Agustus 2012.
Dengan demikian sisa
pinjaman yang harus
dikembalikan adalah
sebesar Rp 3,4 juta.
Yang luar biasa kios Bapak
Frans berkembang sangat
bagus. Buktinya, sebelumnya
Bapak Frans hanya punya
satu kios, sekarang sudah
punya dua kios. Bapak Frans
sangat sumringah dengan
perkembangan usahanya.

ANGGUR MERAH

EDISI 2 / Februari 2015

13

Fokus
Pendapatannya melonjak
naik. Hasil usahanya sangat
dia rasakan. Sepeda motor
suzuki smash jenis titan yang
dicicilnya telah lunas
terbayar. Dengan uang muka
Rp 4 juta, sepeda motor itu
dicicilnya selama 11 bulan
dengan cicilan Rp 1,2
juta/bulan.
Dari mana uang muka dan
uang cicilan? Dari mana lagi
kalau bukan dari usaha
kiosnya.
Luar biasa. Bapak Frans
sangat bersyukur mendapat
bantuan dana dari program
Desa Mandiri Anggur Merah
ini. Dia berharap semakin
banyak warga mendapat
bantuan dari program ini
guna membantu

meningkatkan derajat
kehidupan mereka.
Menurut Bapak Frans,
kelebihan Program Anggur
Merah adalah bantuan dana
segar dapat diperoleh
tanpaada usaha terlebih
dahulu. “Jika menggunakan
fasilitas bank, kami tentunya
harus sudah memiliki kios
sebagai jaminan, tanah atau
agunan lainnya,” kata Bapak
Frans.
Niat untuk membayar pasti
ada, tetapi masih menunggu
kelompok lain. “Saya belum
menyelesaikan pinjaman ini
karena anggota kelompok
lain belum lunas. Saya juga
menunggu mereka. Kami
baku lihat, karena di tengah
masyarakat ada yang

Bapak Frans Lake dengan Usaha Kiosnya

14

EDISI 2 / Februari 2015

ANGGUR MERAH

berpikir jika bantuan ini tidak
perlu dikembalikan,”
lanjutnya.
Untuk mengatasi kemelut
persoalan serupa yang
disampaikan Bapak Frans
Lake, Kepala Desa Oenenu
Utara, Patris Nabu,
mengusulkan agar tenaga
PKM difungsikan seperti Unit
Pengelola Sari Tani (UPST)
yang ada di TTU.
“Dalam struktur
pengelolaan Program Sari
Tani, fungsi pendampingan
telah melekat dalam Unit
Pengelola Program Sari Tani.
Ini juga memudahkan dalam
pengawasan dan evaluasi,”
kata Kepala Desa Oenenu
Utara, menjelaskan sistim
kerja program Sari Tani. (Lwl)

Cerita Sukses

Anggur Merah
Secercah Harapan

Tim Buletin DeMAM foto bersama masyarakat dan PKM Desa Amol, Maria
Kristina Ukat (kedua dari kanan)

B

“Anggur Merah
memberikan kami
secercah harapan
untuk membangun
kehidupan yang lebih
baik dari kemarin dan
menatap hari esok
yang berpengharapan.
Anggur Merah
melepaskan kami dari
'sapaan' koperasi
harian yang
mendatangi kami
setiap hari menagih
cicilan”

egitulah sepenggal kata

Butuh waktu setengah jam

Menur ut Egidius Nenat,

yang keluar dari bibir-

perjalanan dengan kendaraan.

Plt.Kepala Desa Amol, pada

bibir tak berdaya yang

Luas wilayah Desa Amol sekitar

awalnya informasi tentang

terbentuk dalam Kelompok

24.000 ha. Jumlah penduduknya

Program DeMAM diperoleh

Masyarakat Desa Mandiri

1.108 jiwa

melalui Keputusan Gubernur

Anggur Merah di Desa Amol.

Kepala Keluarga (KK).

Desa Amol merupakan salah

terdiri dari

300

Nomor : 404/Kep/hk/2013

Tahun 2014 Desa Amol

t e n t a ng D e s a / K e l u r a h a n
Penerima Program Tahun 2014.

satu desa di Kabupaten Timor

menjadi salah satu desa dari 32

Tengah Utara yang terletak di

desa/kelurahan di Kabupaten

Setelah mendapat informasi

Kecamatan Miomafo Timur.

Timor Tengah Utara yang

tersebut, aparat Desa Amol

Jarak dari Kota Kefamenanu ke

menerima bantuan Program

mengundang masyarakat untuk

Desa Amol sekitar 25 Km.

Desa Mandiri Anggur Merah.

melakukan sosialisasi program.

ANGGUR MERAH

EDISI 2 / Februari 2015

15

Cerita Sukses

Sosialisasi dilakukan oleh
Pendamping Kelompok
Masyarakat (PKM) bersama
dengan Bappeda Kabupaten
Timor Tengah Utara.
Dari hasil sosialisasi disepakati
untuk membentuk koperasi
simpan pinjam (KSP) dengan
nama KSP Amol Jaya. Jumlah
anggota pada awal terbentuknya
sebanyak 141 orang. Anggota
koperasi ini adalah masyarakat
Desa Amol yang terkategori
miskin. Ada 137 KK miskin di desa
ini telah masuk menjadi anggota
koperasi.
Maria Kristina Ukat, PKM Desa
Amol sekaligus Manager Koperasi
Amol Jaya mengatakan, jenis
usaha yang dilaksanakan adalah
usaha ternak sapi dan ternak babi.
Ternak sapi ditekuni oleh 20 KK
dengan jumlah dana Rp 70 juta.
Sementara ternak babi digeluti
121 KK dengan jumlah dana Rp
180 juta.

Anggota yang menekuni usaha
ternak babi mendapat pinjaman
Rp 1.200.000/anggota,
sedangkan usaha ternak sapi
mendapat pinjaman Rp
3.500.000/anggota.
Anggota kelompok diberikan
kesempatan selama 1 minggu
setelah menerima pinjaman
untuk mencari sendiri ternak
yang akan dipelihara sesuai
dengan proposal yang
disampaikan ke Bappeda NTT.
Kesepakatan yang dibangun
antara anggota koperasi dengan
koperasi bahwa setiap tanggal 20
dalam bulan ber jalan ada
pertemuan bersama yang wajib
dihadiri semua anggota.
Pada kesempatan ini dilakukan
diskusi dan evaluasi terhadap
kendala dan kemajuan usaha

Proposal koperasi dibuat oleh
pengurus koperasi dibantu oleh
PKM. Proposal ini kemudian
dikirim ke Bappeda NTT yang
selanjutnya akan memproses
pencairan dananya ke rekening
Desa Amol.
Tanggal 9 September 2014,
dana cair dari rekening desa ke
rekening Koperasi Amol Jaya.
Setelah dana itu diterima,
selanjutnya langsung digulirkan
kepada 141 anggota koperasi.

16

EDISI 2 / Februari 2015

ANGGUR MERAH

yang dilaksanakan. Dengan
d e m i k i a n s e s u a i t e ng ga t
w a k t u n y a , a ng g o t a w a j i b
menyetor dana pokok ke
pengurus koperasi.
Program ini sangat membantu
perekonomian masyarakat di
Desa Amol khususnya masyarakat
miskin sekaligus mengubah pola
hidup masyarakat. “Masyarakat
yang selama ini tidak punya
aktivitas di pagi hari, sekarang
dengan adanya program ini
mereka sudah memberi makan
ternak di pagi hari,” jelasnya.
Sesuai dengan namanya, kata
amol berasal dari bahasa Dawan,
amolok yang berarti pembicara.
Nah, dari Desa Amol mari kita
mulai bicara tentang Program
Desa Mandiri Anggur Merah
menuju kesejahteraan
masyarakat. (Lwl)

Cerita Sukses

Sukses di Desa Oepuah

O

brolan di teras kantor
Desa Oepuah
Kecamatan Biboki
Moenleu, 21 Februari 2015
siang, di antara panas terik
matahari, saya memacu
kendaraan tua saya menuju
Desa Oepuah di Kecamatan
Biboki Moenleu, salah satu
desa penerima Program Desa
Mandiri Anggur Merah.

Gedungnya sederhana.
Letaknya sedikit tersembunyi
di jalan alternatif dari Mena
ke Kaubele. Saya sangat
terbantu dengan tiga papan
penunjuk identitas kantor.

Gerah benar. Di puncak
musim hujan Bulan Pebruari,
panas matahari tercurah
sombong bukan main-main,
saya bersungut-sungut
keheranan.

Saat saya memarkirkan
kendaraan dan berjalan ke
arah kantor Desa Oepuah,
suasana dalam kantor cukup
ramai. Hebat ya, kantor kecil
terpencil ini ramai juga.

Pejabat sementara Kepala
Desa Yohanes Haen masih
muda. Usianya sekitar 35
tahun. Beliau kemudian
menyuguhkan sirih pinang
kepada saya. “tidak ada
rokok” katanya sambil
tersenyum menunjukkan gigi
dan mulut yang memerah
oleh sirih pinang.

Setelah bertanya ke sana ke
mari dan bergoyang-goyang

Setelah berbasa basi
memperkenalkan diri ala

Sambil menikmati suguhan
sirih pinang di teras kantor

di atas jalanan berbatu, saya
menemukan gedung Kantor
Desa Oepuah Kecamatan
Biboki Moenleu.

kadarnya, saya ditemui
Pejabat sementara Kepala
Desa Yohanes Haen dan
diperkenankan menjelaskan
maksud kunjungan sebagai
Peliput Buletin Desa Mandiri
Anggur Merah.

ANGGUR MERAH

EDISI 2 / Februari 2015

17

Cerita Sukses
desa, Yohanes Haen
menceritakan bahwa, hari ini
suasana ruangan kantor
desa sedikit ramai karena
panitia pemilihan Kepala
Desa Oepuah sedang
mendiskusikan protap
pemilihan kepala desa.
Mohon maaf kita cerita-cerita
di teras ini saja.
“Oh ya, tentang pelaksanaan
Program Desa Mandiri
Anggur Merah di Desa
Oepuah, sedang jadi bahan
kampanye beberapa calon
kepala desa di sini. Ada
kampanye positif dan ada
juga negatif.”

“Ada calon kepala desa
yang mengkampanyekan,
kalau terpilih jadi kepala
desa nanti, program ini akan
dilanjutkan bersama lebih
serius agar masyarakat
menerima manfaat ekonomi
lebih maksimal. Sebaliknya
ada calon juga yang
mengatakan, kalau saya
terpilih sebagai kepala desa,
semua penerima dana
Program Desa Mandiri
Anggur Merah tidak usah
kembalikan dana ini. Dana
ini sudah dihibahkan, sudah
menjadi milik kita. Kenapa
harus dikembalikan?” Kata
Yohanes Haen.

Diskusi yang terjadi di teras kantor Desa Oepuah

18

EDISI 2 / Februari 2015

ANGGUR MERAH

Suasana bertambah ramai
setelah beberapa panitia
pemilihan kepala desa
Oepuah keluar ruangan dan
bergabung untuk diskusi
dengan kami di teras kantor
desa.
Masing-masing
mengemukakan persepsinya
soal Program Desa Mandiri
Anggur Merah. Saya diam
sambil berusaha keras
merekam sari pendapat
setiap anggota yang
dikemukakan dalam suasana
seperti debat kusir (tidak
beraturan).

Cerita Sukses

Kesan umum yang saya tangkap dari diskusi di teras Kantor Desa Oepuah, diantaranya:
a) Program ini baik, sangat
membantu masyarakat,
namun rentan
disalahgunakan bila
manajemennya
bersinggungan dengan
elit kekuasaan lokal di
desa. “bentuk kelompok
dan kemudian verifikasi
sendiri untuk keluarga
atau pendukung calon
kepala desa.”

b) Ada beda persepsi dan
pemahaman soal dana
hibah dan dana bergulir.
Ada warga memahami
dana program ini
sebagai dana hibah
murni. Beberapa warga
mengerti bahwa, dana ini
dihibahkan oleh
pemerintah provinsi ke
desa, menjadi milik desa
dan bergulir di antara
warga desa untuk

kegiatan ekonomi.”ada
persepsi, dana untuk
masyarakat bisa
dimakan.”
c) Ada kelompok yang mau
lunasi, ada yang tidak
mau. Ada yang sudah
lunas, ada yang uang
sudah ada tetapi belum
setor kembali karena
menunggu reaksi anggota
kelompok lain, dengan
dalih setor sama-sama.

Foto bersama Pjs Kepala Desa Oepuah di teras kantor Desa

Setelah cukup berdiskusi dengan mereka di teras kantor desa, saya menanyakan soal PKM
Desa Oepuah. Dengan antusias, Pejabat Sementara Kades mengatakan, PKM Desa Oepuah Ibu
Asty Wiwit menetap di desa ini. Dia sudah tinggal bersama kami sejak program ini dilancurkan
di Desa Oepuah. “itu rumahnya di samping kantor desa”, katanya sambil menunjuk sebuah
rumah di pertigaan jalan di depan kantor yang berjarak 40 meter dari kantor desa.
Berdua Pjs. Kepala Desa Yohanes Haen, kami berjalan ke rumah PKM Desa Oepuah (Asti
Wiwit / ibu Pia). Sambil berjalan saya bergumam dalam hati. Hebat PKM ini. Orang Jawa betah
tinggal di sini sejak 2011 sampai saat ini. Apa ya daya tariknya? (Viktor Manek)

ANGGUR MERAH

EDISI 2 / Februari 2015

19

Parade Foto

Parade Foto

Suara PKM

Srikandi PKM yang betah tinggal di desa
Ibu Pia
(PKM Desa Oepuah)

Desa Oepuah Biboki
Moenleu.

N

ama saya Asty Wiwit
biasa dipanggil Ibu
Pia. Itu kalimat
singkat yang diucapkan Ibu
Pia tatkala memperkenalkan
diri menerima kunjungan
kami ke rumah PKM Desa
Oepuah.
Dari basa basi perkenalan,
saya kemudian tahu, Ibu Pia
bukan orang Jawa tapi orang
Bajawa. Lahir besar di
Bajawa, kuliah jurusan
ekonomi pembangunan di
perguruan tinggi di Jawa.
Setelah kuliah, pernah kuliah
di produk Unilever di
Surabaya. Jawa juga. Makin
beda-beda tipis.
Dari Ibu Pia, saya kemudian
mendapat informasi profil
pelaksanaan Program Desa
Mandiri Anggur Merah di

22

EDISI 2 / Februari 2015

Dana Desa Mandiri
Anggur Merah Rp 250
juta telah bergulir di
Desa Oepuah,
Kecamatan Biboki
Moenleu sejak tahun 2011.
Dana sebesar itu
digunakan warga desa
setempat untuk
mengembangkan usaha
tenun ikat, pembibitan sapi,
paronisasi, pemeliharaan
ternak babi dan kambing.
Usaha ini memperhatikan
pula kondisi topografi desa
yang terdiri dari areal
persawahan dan padang
savana yang cukup luas di
beberapa dusun dalam
wilayah desa.
Menurut PKM Ibu Pia , semua
kelompok secara
bertanggung jawab
melaksanakan dan
mengembangkan usahanya
secara baik.
Tercatat ada tiga belas
kelompok yang menerima
manfaat dari dana ini. Dari
13 kelompok ini, tercatat 3
kelompok yang paling sukses
yakni Kelompok Bunga
Mawar (peternakan
kambing), usaha tenun ikat

ANGGUR MERAH

dan menjahit (Ibu Emiliana
Funan) dan Meubel Ansao
Mese.
Ketiga kelompok ini telah
mengembalikan seluruh
dana awal dan sekarang
usaha mereka berjalan
bagus sekali.
Hingga saat ini dana
pinjaman yang belum
dikembalikan sebesar Rp 55
juta. Hambatannya karena
beberapa anggota kelompok
koperasi telah
mengundurkan diri tanpa
alasan yang jelas. Masih
diusahakan agar kewajiban
anggota tersebut tetap
dikembalikan.
Terlepas dari semua itu, kata
Ibu Pia, saya menikmati
hidup bersama masyarakat
di Desa Oepuah ini. Setelah
3 tahun hidup di tengah
mereka, saya menemukan
kegembiraan luar biasa
telah menjadi bagian dari
geliat pertumbuhan ekonomi
desa yang mulai terjadi di
sini.
Program Desa Mandiri
Anggur Merah memberi
masyarakat desa modal
awal, keberanian dan
kemandirian usaha ekonomi
kreatif. Dengan
mendampingi mereka, saya
pun sedang belajar dan
berwirausaha. Mudahmudahan, saya bisa sukses
seperti mereka, pungkas Ibu
Pia. (Viktor Manek)

Suara PKM

Perlu Ada Penilaian Kelompok
Dana segar yang
sudah dikembalikan
dapat segera digulirkan
kepada kelompok lain.
Tidak perlu menunggu
semua kelompok
melunasi tunggakan, baru
disalurkan lagi

D

ari namanya jelas, Adrianus Oba
Kefi adalah warga TTU. Mulanya
d i a Pe n d a m p i n g Ke l o m p o k
Masyarakat (PKM) untuk Program
Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah di
Kelurahan Tubuhue, Kecamatan Kota
Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah
Utara (TTU).
Adrianus Oba Kefi
(Mantan PKM Kelurahan Tubuhue)

Ketika berbincang-bincang dengannya,
muncul kesan sangat kuat kalau Adrianus
sangat dekat dengan anggota kelompok
penerima dana bantuan program DeMAM di
Kelurahan Tubuhue.

Disinggung tentang tunggakan pengembalian oleh masyarakat penerima, Adrianus
mengusulkan untuk membentuk koperasi, sehingga dapat diminimalisir kemacetan
pengembalian dari anggota kelompok.
Kalaupun ada yang terlambat, akan dikenakan bunga pinjaman yang kemudian bisa
diperhitungkan sebagai SHU pada akhir tahun. Beberapa catatan terkait peran aparat
kelurahan dilihatnya sebagai pekerjaan rumah yang harus dituntaskan juga. Dia juga sepakat
agar pemerintah daerah lebih adil menilai kelompok yang maju dan yang tidak.
Mengutip pendapat anggota kelompok, Adrianus setuju jika dibangun mekanisme
pemanfaatan dana segar sesegera mungkin. Menurut kelompok penerima, dana segar yang
sudah dikembalikan dapat segera digulirkan kepada kelompok lain. Tidak perlu menunggu
semua kelompok melunasi tunggakan, baru disalurkan lagi. (Lwl)

ANGGUR MERAH

EDISI 2 / Februari 2015

23

Mereka Yang Sukses

Mawar merekah
di padang Savana

S
Terima kasih untuk
Bapak Gubernur NTT yang
telah memperhatikan kami
yang miskin di tempat
terpencil ini. Bertemu Bapak
secara langsung pun, kami
belum pernah. Tapi dengan
perhatian Bapak melalui
Program DeMAM, kami
seperti ditemui Bapak
Gubernur sendiri”

aya penasaran tentang informasi
sukses dari Kelompok Bunga
Mawar. Ditemani Pjs Kepala Desa
Oepuah dan Ibu Pia (PKM), kami meluncur
ke lokasi dimaksud. Perkiraan saya
lokasinya tentu dekat dengan kantor desa,
mengingat PKMnya seorang perempuan.
Perkiraan saya salah besar. Sekitar 2 km
meninggalkan kantor desa, kami tiba di
pertigaan jalan negara Atambua
Kaubele- Wini, masih di depan kata Ibu
Pia. Kami meluncur ke arah timur menuju
Atambua. Jalan negara mulus benar. Sisi
kanan kiri hamparan sawah yang
menghijau.
Sekitar 5 km berjalan, kembali saya
menanyakan lokasi dimaksud. Masih di
depan, demikian lagi jawaban Ibu Pia.
Sekarang pemandangan di perjalanan
berubah. Di sebelah kiri nampak
kelompok hutan bakau dan tanah yang
sementara dipetak-petak sebagai areal
tambak namun belum semuanya diairi.

24

EDISI 2 / Februari 2015

ANGGUR MERAH

Mereka Yang Sukses

Di samping kanan,
terlihat hamparan
savana, perdu dan
danar merah sejauh
mata memandang.
Jalan mulai mendaki,
menurun dan berkelokkelok sekarang.
Bentangan tanah
bercampur cadas dan
rumput yang menghijau di
musim hujan. Tidak ada
hutan, hanya padang
dengan beberapa pohon
asam dan bidara (kom).
Setelah berjalan sekitar 8
kilometer, Ibu Pia menunjuk
sebuah rumah di sisi kanan
jalan. Itu rumah Ketua
kelompok Bunga Mawar.
Dengan sigap, saya memarkirkan
kendaraan dan mengabadikan papan nama
Kelompok Bunga Mawar.

“Terima kasih untuk Bapak Gubernur yang
telah memperhatikan kami yang miskin di
tempat terpencil seperti ini”, katanya
mengusik keharuan.

Ditemani Pjs Kepala desa dan PKM, kami
memasuki halaman rumah dan menemui
Ketua Kelompok Bunga Mawar, Leonardus
Usfal dan keluarga besar yang baru pulang
dari ladang.

Sejenak diusik keharuan, naluri usil saya
muncul. Iseng-iseng saya tanyakan, Kenapa
terima kasih? Memangnya Om Leo su pernah
ketemu Bapa Gubernur?

Ketika mengetahui bahwa kami dari Tim
Peliput Buletin Desa Mandiri Anggur Merah,
senyum sumringah tersungging dari raut
wajahnya yang beranjak uzur.

“Ketemu langsung belum. Tapi dengan
perhatiannya melalui Program DeMAM, kami
seperti ditemui Bapak Gubernur sendiri, yang
datang kasih kami uang untuk kami usaha.

ANGGUR MERAH

EDISI 2 / Februari 2015

25

Mereka Yang Sukses
Su ada doi. Kami su sepakat
untuk makin kembangkan
ternak kambing dan ada
rencana buat koperasi ternak
kambing, supaya siapa yang
mau beli kambing melalui
koperasi sa.
Oh... kalau begitu foto do
dengan PKM dan Pjs Kepala
Desa. Ko dong dua yang atur
ko Kelompok Bunga Mawar
dapat itu dana Desa Mandiri
Anggur Merah to.

Kami punya kelompok dapat
dana sebesar Rp 20 juta
untuk mengembangkan
ternak kambing. Dari dana
ini kami membelikan 50 ekor
kambing untuk dipelihara
anggota kelompok. Tiap
anggota kelompok mendapat
2 ekor untuk dipelihara. Kami
sepakat, setiap minggu ada
kerja kelompok, sambil cerita
tentang pengalaman usaha
ternak kambing,
perkembangan serta
hambatannya.”

Sekarang kami memiliki 60
ekor kambing, yang bapa liat
sendiri, ada makan rumput
tu,” katanya sembari
menunjuk kawanan kambing
yang sedang merumput di
padang.
Kami sekarang son talalu
sulit lai. Kalo butuh uang
tinggal jual satu dua ekor,

Sambil malu-malu, om Leo
dan anggota kelompok
beringsut mendekati Ibu Pia
dan Pak Yan. Mereka duduk
berdampingan dan foto
bersama.
Senyumnya kembali merekah
lebar, menyerupai tawa dari
keriput kulit wajahnya.
Setangkai mawar hidup
merekah merah di padang
savana, semerah Desa
Mandiri Anggur Merah. (Viktor
Manek)

Katanya gagal koq terima
kasih, desak saya makin usil.
Siapa bilang Kelompok
Bunga Mawar gagal?
Suaranya tiba-tiba meninggi
sambil memandang ke arah
PKM dan PJs Kepala Desa
Oepuah.
”Untuk pak tau sa, dari 50
ekor kambing yang kemarin
kami beli, sudah kami jual.
Kelompok Bunga Mawar
telah melunasi pinjamannya.

26

EDISI 2 / Februari 2015

ANGGUR MERAH

Foto bersama Kelompok Bunga Mawar dengan Pjs Kepala Desa dan PKM

Mereka Yang Sukses

Saya makin percaya diri
Nyonya Emiliana Funan,
seorang ibu warga Desa
Oepuah yang turut menerima
dana Desa Mandiri Anggur
Merah Tahun 2011. Dana ini
awalnya saya gunakan untuk
usaha tenun ikat.
Namun sejalan dengan
usaha yang terus
berkembang, Ibu Emiliana
coba kreasi lainnya. Dengan
tenun ikat yang semula dijual
begitu saja, Ibu Emiliana
mulai melakukan desain
terhadap tenun ikat yang
dihasilkannya.
Dari usaha awal ini, Ibu
Emiliana mengembangkan
usahanya dengan menekuni
usaha tenun ikat dan
menjahit. Dana yang dimiliki
digunakan untuk membeli
dua mesin jahit dan satu
mesin obras serta benang.
Beberapa hasil kreasi
diantaranya rompi dari tenun
ikat serta baju THS/THM
yang biasa digunakan
mudika paroki dan anggota
THS/THM.

Mesin jahit dan Mesin Obras Ibu Emiliana

“Saya bersyukur karena
dana ini bisa bantu saya dan
keluarga. Saya bisa
mempekerjakan anak-anak
saya untuk kembangkan
usaha tenun dan menjahit.
Mereka jadi tidak
menganggur. Saya juga
makin percaya diri untuk
berwirausaha.
Terima kasih kepada Bapak
Gubernur NTT, Drs. Frans
Lebu Raya,” kata Nyonya
Emiliana. (Viktor Manek)

PKM, Pjs Kades dan Ibu Emiliana

ANGGUR MERAH

EDISI 2 / Februari 2015

27

Suara Dewan

Apa Kata
Wakil Rakyat

?

Jadi Modal Usaha
Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah di
Kabupaten TTU umumnya berjalan lancar. Sejauh ini, belum
ada kendala yang dihadapi warga penerima dana dari
program ini. Sekalipun mesti juga diakui ada satu dua
kekurangan dalam implementasinya.
“Saya secara pribadi senang karena program ini
membawa keuntungan dan manfaat bagi warga penerima.
Karena ketika berada di desa-desa dan kelurahankelurahan yang menerima dana ini, masyarakat
mengatakan mereka sangat terbantu dengan program ini.
Mereka giat membangun hidupnya dengan suntikan dana
hibah tapi bergulir ini,” jelas Dolfi.

Dolfi Kolo
Anggota DPRD Provinsi NTT
dari Partai PDIP,
Dapil TTU, Belu

Dolfi menguraikan, warga yang sebelumnya kesulitan
mengakses modal usaha, tertolong karena modal usaha
mudah diperoleh melalui program ini. Warga yang
sebelumnya tidak punya pekerjaan, melalui program ini
mereka boleh memiliki pekerjaan sendiri untuk menyokong
kehidupan ekonomi keluarga dan rumah tangganya.
Apalagi dana ini diberikan tanpa bunga. Karena itu, ada
perubahan besar di desa ketika dana Program Desa
Mandiri Anggur Merah hadir.
Menurut Dolfi, kalau kita menyebut diri pelayan
masyarakat, wakil masyarakat, berjuang untuk kepentingan
masyarakat, lalu ada dukungan dana untuk masyarakat,
mengapa dana itu mesti dipending, bahkan dihentikan?
“Masyarakat macam mana yang ingin diwakili atau
dilayani? Ini kan lucu sendiri. Padahal kalau mau jujur,
dampak program ini sangat bermanfaat bagi warga.
Perbaikan berkaitan dengan pengembalian dan
pergulirannya perlu dilakukan untuk lebih menyukseskan
program ini. Tapi bukan untuk meniadakannya,” kata Dolfi.

28

EDISI 2 / Februari 2015

ANGGUR MERAH

Suara Dewan

Dulu uang itu sulit mengalir ke desa. Dulu sulit dapat
modal. Tapi sekarang, melalui kepemimpinan Drs. Frans
Lebu Raya sebagai Gubernur NTT, uang bisa mengalir
mulus ke warga masyarakat di desa-desa dan kelurahankelurahan termasuk di Kabupaten TTU, Belu dan Malaka.
“Warga yang ditemui semuanya menyatakan setuju dengan
program ini karena manfaatnya sangat besar. Malah warga
berterima kasih kepada Bapak Gubernur dan DPRD NTT
yang sudah memberikan perhatian kepada warga miskin di
desa-desa di TTU, Belu dan Malaka,” terangnya.
Ke depan, program ini harus tetap dipertahankan dan
terus didorong untuk disalurkan lagi ke warga masyarakat
di desa-desa lain yang belum mendapat program ini.
“Barang yang baik mengapa mesti dibuang? Jangan iri
melihat masyarakat sejahtera. Untuk kesejahteraan
masyarakat, mengapa mesti dibatasi?” tandasnya seperti
menggugat.
Program ini diharapkan tetap berlanjut bagi warga desa
lain yang belum mendapat giliran. “Saya sangat berharap
masyarakat di desa yang menerima program ini agar dapat
memanfaatkan secara baik modal yang diberikan
Pemerintah Provinsi NTT untuk peningkatan pendapatan
ekonomi keluarga dan rumah tangganya. Targetnya, dana
ini mesti membawa warga masyarakat desa/kelurahan itu
sejahtera.
Dana 250 juta rupiah ini yang menjadi modal usaha bagi
warga mesti melahirkan lagi modal-modal baru untuk
membuat kehidupan ekonomi warga makin maju dan
sejahtera. Karena itu, pergulirannya mesti tetap lancar.
Jangan mandek, apalagi hilang di tangan,” harap Dolfi. (*)

ANGGUR MERAH

EDISI 2 / Februari 2015

29

Pendapat

Besar
Manfaatnya
Sejumlah desa di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) beruntung mendapat dana bantuan
Program Desa Mandiri Anggur Merah (DeMAM).
Seperti apa program ini di desa-desa TTU, ikuti penelusuran media ini.

Desa Manamas,
Kecamatan
Naibenu

Pjs. Kepala Desa Manamas, Maria Yosefa Meko

S

etelah melewati jalan
licin berhotmix di selasela gunung batu yang
menjulang tinggi mengusik
langit, tim redaksi Buletin
desa Mandiri Anggur Merah
tiba di wilayah Desa
Manamas Kecamatan
Naibenu.

30

EDISI 2 / Februari 2015

ANGGUR MERAH

Dalam diskusi dengan Pjs.
Kepala Desa Manamas,
Maria Yosefa Meko,
diperoleh informasi, dana Rp
250 juta dari Program Desa
Mandiri Anggur Merah yang
diterima warga masyarakat
di Desa Manamas, telah
dibagikan kepada warga.

Pendapat

Uang senilai itu disalurkan
ke warga desa setempat
yang sebelumnya telah lebih
dahulu membentuk Koperasi
Bona. Nama Bona sendiri
merupakan akronim dari
Baukose Noemeko.
“Sejak tahun 2014 sudah ada
9 kelompok masyarakat di
Desa Manamas yang
mendapat kucuran dana
segar ini. Dananya sudah
dicairkan untuk 9 kelompok
dengan bidang usahanya itu,
yakni Rp 54 juta untuk
penggemukan sapi, Rp 10,5
juta untuk usaha kacang
tanah, Rp 112. 500.000 untuk
pemeliharaan ternak sapi,
dan Rp 35 juta untuk ternak
babi. Dana ini dicairkan
berdasarkan usulan

Desa Oesoko,
Kecamatan
Insana Utara

kegiatan yang disampaikan
oleh kelompok. Uang yang
masih sisa disimpan di
rekening kelompok,” jelas
Yosefa Meko.
Stef Kolo selaku Pendamping
Kelompok Masyarakat (PKM)
di Desa Manamas
mengatakan, uang itu sudah
di tangan kelompok melalui
Koperasi Bona. Saat ini
warga sedang
mengembangkan usahanya
dengan dana tersebut.
Dalam pertemuan rutin
setiap bulan, warga
penerima manfaat
mengatakan ada hambatan
yang dihadapi soal harga
Sapi dan babi. Harganya
selalu tidak stabil. Sangat

D

ana dari Program
Desa Mandiri Anggur
Merah senilai Rp 250
juta telah disalurkan kepada
21 kelompok usaha ekonomi
produktif untuk 121 KK dari
303 KK di desanya. Dana
tersebut telah diterima warga
desa ini sejak tahun 2012. Ke21 kelompok itu
menggunakan dana sebesar
Rp 250 juta untuk usaha
ternak babi, kambing,
penggemukan sapi,
penggemukan babi, jual beli
ternak, usaha hortikultura,
usaha kios, dan tenun ikat.
Kepala Desa Oesoko,
Kecamatan Insana Utara,
Wilfridus Nailasi, mengakui

fluktuatif. “Ini menyulitkan
warga,” kata Stef Kolo.
Namun demikian, umumnya
masyarakat mengapresiasi
perhatian ini dan merasakan
manfaat yang sangat besar
bagi kemajuan hidup warga
setempat.
Sebagai PKM, dirinya
berharap warga tetap pro
aktif untuk saling tukar
informasi mengenai kondisi
pasar sehingga warga tidak
dirugikan.
“Mudah-mudahan harga
sapi dan babi di pasar stabil
dulu, baru transaksi
dilakukan sehingga usaha
warga bisa untung,” harap
Kolo. (*)

warga masyarakat sangat
terbantu dengan dukungan
dana ini. Hal tersebut dapat
dilihat dari antusiasme
warga melaksanakan
usahanya.
Menurut Nailasi, warga
sudah bisa bertanggung
jawab mengembangkan
usaha dan mengembalikan
cicilan pinjaman dari kas
kelompok. “Saat ini dana
yang belum dikembalikan ke
kas sisa Rp 23 juta,” kata
Nailasi.
PKM di Desa Oesoko
bernama Reynold. Namun
yang bersangkutan tidak
tinggal di Oesoko.

ANGGUR MERAH

EDISI 2 / Februari 2015

31

Pendapat

Wilfridus Nailasi (Kepala Desa Oesoko)

“Kadang datang, kadang
juga tidak datang ke sini. Ini
sedikit kendala yang
dihadapi, sekalipun kalau
sudah datang, kami selalu
bekerjasama untuk
kelancaran program ini” kata
Nailasi.

mengatakan ia selalu aktif
melakukan koordinasi
dengan aparat desa, PKM
dan kelompok penerima
manfaat di wilayah
kecamatannya. Ini langkah
tepat sehingga warga selalu
didampingi petugas.

Sekalipun usaha warga
berkembang baik, tapi
kadang warga masih saling
menonton. “Mana yang setor
duluan, baru yang lain ikut
setor. Saya sudah sampaikan
ke Camat untuk segera
bentuk tim terpadu guna
melakukan penagihan,”
tegasnya.

Sejauh pengamatannya,
warga terlibat aktif. Mereka
hadir pada setiap kegiatan
baik di kelompok maupun
pertemuan rutin yang
melibatkan semua anggota.

Secara terpisah Camat
Insana Utara, Donatus Sio,
S.Sos yang ditemui tim

32

EDISI 2 / Februari 2015

Program ini manfaatnya
sangat besar bagi
masyarakat desa. Ada
peningkatan usaha, biaya
anak sekolah, bisa untuk
membangun rumah, dan
warga bisa menjual hasil

ANGGUR MERAH

usaha untuk menyewa orang
menanam padi.
Sio masih menyayangkan
mental warga yang masih
jauh dari yang diharapkan.
Sekalipun hasil usaha sudah
berkembang dan terjual, tapi
warga belum juga mau
mengembalikan uang
pinjaman ke kas kelompok.
“Warga masih saling
menunggu dan menonton di
tengah kesuksesan yang
dicapai. Ini mesti menjadi
perhatian PKM dan semua
pihak terkait. Diharapkan
mentalitas ini tidak
menghambat kesempatan
kelompok lain untuk
mene