geo analitik fiks.ppt 887KB Apr 25 2011 02:14:22 AM

Kelompok 4
Ning masitah
(09320039)
Naviul Hasanah
(09320040)

1.10. Bukti Analitik Teorema-teorema
Geometri
1.11. Sudut Inklinasi dan Kemiringan
(Slope)
1.12. Garis-garis Sejajar dan Tegak Lurus

Apabila kita menggunakan metode geometri
analitik ketika membuktikan teorema geometri,
maka pembuktian ini disebut pembuktian secara
analitik. Ketika membawa permasalahan untuk
membuktikan geometri secara analitik, kita harus
menempatkan bidang bersama dengan sumbusumbu koordinat untuk kemudian membuat
transisi dari geometri ke aljabar. Jadi kita bebas
meletakkan sumbu-sumbu koordinat dalam
sembarang posisi dan kita pilih relasi dari gambar

yang diberikan. Kita tempatkan gambar itu dengan
cara sedemikian hingga membuat aljabar
sesederhana mungkin.

Contoh 1:
Buktikan secara analitik bahwa diagonal
persegipanjang
adalah sama panjang.
Jawab:
Langkah pertama tempatkan sumbu-sumbu
koordinat
pada tempat yang bersesuaian. Tempatkan sumbu
tegaklurus dengan sumbu-y.

Karena yang dibentuk
adalah persegipanjang,
=
=
maka
koordinat titik B dan Dbergantung pada titik C.

Kemudian kita hitung panjangmasing-masing
diagonal
AC = (a AC
0) 2 dan
 (b  0BD.
)2 = a2  b2
BD = (0  a ) 2  (0  b) 2 = a 2  b 2
AC

Karena

BD

=

maka teorema terbukti.

1.11. Sudut
(Slope)


Inklinasi

dan

Kemiringan

Konsep penting dalam mendeskripsikan sebuah garis dan selalu
digunakan dalam pembahasan grafik adalah sudut inklinasi dan
kemiringan. Pertama kita ingat kesepakatan dari trigonometri;
bahwa sudut yang diukur dalam arah
berlawanan arah putar jarum jam adalah positif, dan yang
diukur searah putaran jarum jam adalah negatif.
Definisi :
Sudut inklinasi dari garis lurus yang berpotongan dengan
sumbu-x adalah ukuran sudut non-negatif terkecil dari
sudut yang dibentuk antara garis itu dengan sumbu-x
positif. Sudut inklinasi dari garis yang sejajar dengan
sumbu-x adalah 0.

y

0 = 0

45=


4

120= 2
3

90 =


2

135= 3

4
x


Definisi :
Kemiringan (slope) m dari suatu garis adalah nilai
tangen dari sudut inklinasinya; yaitu
m = tan
………………………………………….(2)
Adalah mungkin, jika dua sudut yang berbeda
mempunyai nilai tangen yang sama, tetapi tidak
mungkin dua sudut inklinasi yang berbeda
mempunyai kemiringan yang sama. Hal ini
disebabkan pembatasan sudut inklinasi, yaitu 0 
  180.

Terlepas dari ketiadaan kemiringan garis
vertikal, ada suatu hubungan yang sederhana
antara kemiringan dengan pasangan koordinat
titik pada suatu garis. Kemiringan suatu garis
dapat dinyatakan dalam bentuk dari koordinat
sembarang dua titik pada garis itu, misalnya
melalui titik P1(x1, y1) dan P2(x2, y2)


P1(x1, y1)



  
x2  x1









P2(x2, y2)
y2 – y1

Maka kemiringan garis P1P2 diberikan oleh
m = tan  = y 2  y1


x2  x1

y1  y 2
=
x1  x2

di mana x1  x2.……….(3)

Contoh :
Tentukan kemiringan garis yang memuat titik P1(1, 5)
dan P2(7, –7)
 
Jawab :
Dengan menggunakan rumus (3) di atas diperoleh

y 2  y1
m=
x2  x1


 7  5  12
= 7 1 = 6

= – 2.

1.12. Garis-garis Sejajar dan Tegak Lurus
Jika dua garis yang bukan vertikal adalah
sejajar maka harus mempunyai sudut inklinasi
sama besar, sehingga mempunyai kemiringan
yang sama. Jika garis mempunyai kemiringan
sama maka mereka mempunyai sudut inklinasi
yang sama dan oleh karena itu mereka sejajar.
Jadi
dua garis yang mempunyai kemiringan m1 dan
m2 adalah sejajar jika dan hanya jika
m1 = m2
………………………………………(1)
atau kedua garis tidak mempunyai kemiringan

y


l1
l2

2

1

x

Jika dua garis bukan vertikal l1 dan l2
dengan sudut inklinasi
dan
tegak lurus,
y
1

2

2


1

x

maka

 1 –  2 = 90 ,
atau

 1 =  2 + 90 ,
Jadi

1

tan  2

tan 1 = tan( 2 + 90 ) = – cot 2
=
atau

m1

1
=
m2

………………………………………(2)

Teorema 1.3 :
Jika dua garis l1 dan l2 mempunyai kemiringan m1
dan m2 berturut-turut, maka mereka
(a) sejajar jika dan hanya jika m1= m2,
(b) tegak lurus jika dan hanya jika m1m2 = –
1.
Contoh 1:
Tentukan kemiringan dari garis l1 yang memuat
(1, 5) dan (3, 8) dan garis l2 yang memuat (–4, 1)
dan (0, 7); tentukan apakah l1 dan l2 sejajar,
berimpit, tegak lurus atau yang lain.
Jawab:
Pertama kita hitung masing-masing kemiringan
garis

,

3
2

m2 =

7 1
.
0  (  4)

=

,

=

8 5
3 1

6
4

=

m1 =

3
2

Karena m1 = m2 maka l1 dan l2 sejajar. Untuk
menguji
apakah keduanya berimpit kita ambil
sembarang
titik
pada
masing-masing
garis
kemudian kita hitung kemiringannya, misalkan kita
ambil titik (1, 5) pada l1 dan titik (–4, 1).
5 1
1  ( 4)

=

m3 =

4
5

Karena m3  m1 maka titik (–4, 1) tidak dapat
berada di l1. Jadi l1 dan l2 adalah dua garis yang
sejajar dan tidak berimpit.

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

ANALISIS FAKTOR YANGMEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR DI DESA SEMBORO KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER TAHUN 2011

2 53 20

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN BESAR DAN MENENGAH PADA TINGKAT KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2006 - 2011

1 35 26

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Pengaruh pemahaman fiqh muamalat mahasiswa terhadap keputusan membeli produk fashion palsu (study pada mahasiswa angkatan 2011 & 2012 prodi muamalat fakultas syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 22 0

Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas 3 SD Kelas 3 Suyanto Suyoto 2011

4 108 178

un geo 2014 dengan hujan fenomena

0 13 12

ANALISIS NOTA KESEPAHAMAN ANTARA BANK INDONESIA, POLRI, DAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 SEBAGAI MEKANISME PERCEPATAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERBANKAN KHUSUSNYA BANK INDONESIA SEBAGAI PIHAK PELAPOR

1 17 40

KOORDINASI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) DENGAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS) DAN BANK INDONESIA (BI) DALAM UPAYA PENANGANAN BANK BERMASALAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

3 32 52