Peningkatan pemahaman materi gaya mata pelajaran ilmu pengetahuan alam melalui metode concept mapping siswa kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo.

(1)

SKRIPSI Oleh :

SYAFA’ATUR ROHMAH NIM. D97213124

PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA APRIL 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Metode Concept Mapping

Siswa Kelas IV SDI darul Hikmah Krian Sidoarjo. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya. Dosen pembimbing I Drs. Nadlir, M.Pd.I dan dosen pembimbing II Drs. H. Munawir, M.Ag

Kata Kunci : Pemahaman, Ilmu Pengetahuan Alam, Metode Concept Mapping Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya pemahaman siswa kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo tentang materi gaya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Guru masih menggunakan metode ceramah sehingga pemahamn siswa masih kurang karena siswanya kurang aktif ketika guru menggunakan metode tersebut. Oleh karena itu diperlukan metode yang lebih berinovasi lagi selain menggunakan metode ceramah yaitu dengan menggunkana metode concept mapping untuk meningktakan pemahaman siswa tentang materi gaya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana penerapan

metode Concept Mapping dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk

meningkatkan pemahaman materi gaya siswa kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo? (2) Bagaimana peningkatan pemahaman materi gaya melalui metode Concept Mapping dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo?

Metode penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model Kurt Lewin yang terdiri dari dua siklus dengan empat tahapan yaitu, (1) Perencanaan,(2)Pelaksanaan,(3) Observasi, dan (4) Refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, tes, dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Penerapan metode Concept

Mapping untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang materi gaya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo berjalan dengan baik. (2) Ada peningkatan pemahaman siswa pada materi gaya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode Concept Mapping siswa kelas IV di SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo. Dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas pada siklus I memperoleh 79,3 dengan prosentase ketuntasan hasil belajar 66,6%, kemudian nilai rata-rata kelas meningkat pada siklus II yaitu memperoleh 91,3 dengan prosentase ketuntasan hasil belajar siswa memperoleh 81,8%.

Hasil nilai akhir aktivitas guru siklus I memperoleh skor 80 sedangkan aktivitas siswa memperoleh skor 65. Hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, dapat dilihat dari nilai akhir yang di peroleh. Untuk nilai akhir aktivitas guru diperoleh 91,6 sedangkan nilai akhir aktivitas siswa diperoleh 80.


(8)

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... v

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

DAFTAR RUMUS ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tindakan yang Dipilih ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Lingkup Penelitian... 9


(9)

1. Pengertian Pemahaman ... 12

2. Indikator Pemahaman ... 13

3. Tingkatan Pemahaman ... 14

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman ... 15

B. Konsep Dasar Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam 1. Hakikat Pembelajaran Sanins ... 19

2. Pengertian IPA ... 20

3. Karakteristik Bidang Kajian IPA ... 20

4. Tujuan Pembelajaran IPA ... 21

5. Tinjauan Materi Gaya dalam Mata Pelajaran IPA ... 21

C. Metode Concept Mapping 1. Pengertian Metode Pembelajaran ... 24

2. Pengertian Metode Concept Mapping ... 25

3. Langkah-langkah Metode Concept Mapping ... 25

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Concept Mapping ... 26

D.Hubungan Antara Pemahaman IPA dengan Metode Concept Mapping 1. Peningkatan Pemahaman IPA Materi Gaya Melalui Metode Concept Mapping ... 28

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 30


(10)

D.Rencana Tindakan ... 33

E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 39

F. Indikator Kinerja ... 50

G.Teknik Analisis Data ... 51

H.Tim Peneliti dan Tugasnya ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 55

B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 80

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 84

B. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

RIWAYAT HIDUP


(11)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan adalah upaya manusia untuk “memanusiakan manusia”. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibandingkan makhluk lain ciptaan-Nya disebabkan memiliki kemampuan berbahasa dan akal pikiran/rasio, sehingga manusia mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang berbudaya. Kemampuan mengembangkan diri dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.1

Sains berasal dari kata science yaitu istilah yang mengacu pada masalah-masalah kealaman (nature). secara sederhana sains didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala alam. Sains juga merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang terdiri dari fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang merupakan produk dari proses ilmiah.

Namun demikian sebenarnya sains bukan hanya sebuah produk, melainkan juga sebagai proses yang menghubungkan sistem, metode atau proses pengamatan, pemahaman dan penjelasan tentang alam, seperti yang di tulis dalam salah satu situs internet yang menyatakan bahwa sains merupakan suatu sistem

1 Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung : Sinar Baru, 1989),


(12)

yang saling berhubungan dari metode-metode atau proses-proses yang digunakan untuk menyelidiki, memahami, dan menjelaskan alam semesta.2

Dinamika perubahan dan pengembangan teori-teori pembelajaran sangat cepat dan sangat produktif, sehingga pembaharuan pendidikan sudah mengalami percepatan siklus dari sepuluh tahunan, pada lima tahunan. Aspek-aspek yang senantiasa menjadi perhatian para akademisi pendidikan antara lain kurikulum, metode dan strategi pembelajaran, penilaian, dan pengolahan pendidikan. Paradigma yang di usung dalam perubahan-perubahan tersebut adalah demokratisasi penyelenggaraan pendidikan yang memperkuat pelibatan siswa, guru, orang tua dan masyarakat dalam berbagai aspek penyelenggaraan pendidikan.3

Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa

2 Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, (Jakarta : Indeks, 2011), hlm 19

3 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press,


(13)

senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut. Mendidik memerlukan cara dan metode yang dapat membantu peserta didik menyerap dan

memahami materi dan pengajaran yang disampaikan pendidik.4

Salah satu pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini nampak dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konfensional yang tak menyentuh ranah demensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu. Dalam arti yang lebih substansial bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominan guru dan tak memberikan akses bagi anak diidk untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berfikirnya.5

Dari proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil yang pada umumnya disebut hasil pengajaran, atau dikenal dengan istilah tujuan pembelajaran atau hasil belajar. Tetapi, agar memperoleh hasil yang optimal, maka proses belajar mengajar harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisasi dengan baik.6

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau

4 Abdul Fattah Abu Ghuddah, 40 Metode Pendidikan & Pengajaran Rasulullah SAW, (Bandung :

Irsyad Baitus Salam,2009) hlm 5

5 Trianto, Model-Model Inovatif Berorientasi Konstruktivis, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2007) hal i

6 Sardiman AM., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006),


(14)

diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas danpertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.7

Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.8

Peneliti melakukan wawancara pribadi kepada guru mata pelajaran IPA yaitu ibu Sayidatul Munifah, S.Psi tentang apa sajakah masalah yang ada di dalam kelas IV SDI Darul Hikmah. Dan ternyata setelah saya melakukan wawancara kepada beliau masih ada siswa yang belum paham materi.

Berdasarkan observasi peneliti, diketahui bahwa proses pembelajaran yang berlangsung di kelas IV Sekolah Dasar Islam (SDI) Darul Hikmah Krian Sidoarjo saat ini masih dominan menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi dan media yang sesuai, sehingga menyebabkan siswa pasif dalam proses pembelajaran.9

Dalam Pembelajaran IPA yang berlangsung di SDI saat ini menggunakan sistem yang monoton, yaitu sistem yang bertumpu pada aktivitas

7 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta : Pustaka Belajar,

2009), hlm 54-55

8 Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : Yrama Widya, 2006), hlm 124

9 Sayidatul Munifah, Guru Kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo, wawancara Pribadi, 19


(15)

guru. Pada umumnya guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam mengajar karena mudah dilakukan dan cepat. Dapat dilihat dari hasil belajar siswa yaitu 51,5% hal ini belum mencapai indikator yang ditentukan oleh peneliti dan juga belum mencapai nilai KKM yang telah ditentukan oleh pihak sekolah yaitu 75.

Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara atau metode mengajar yang baik dan mampu memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaiakan. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih metode atau cara dalam menyampaikan materipelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran IPA.

Metode Concept Mapping atau peta konsep sebagai salah satu metode

dari pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan suatu

pembelajaran yang efektif, yang mungkin bisa di persiapkan secara matang. Metode ini merupakan suatu cara mengingat dan memahami apa yang telah siswa pelajari. dalam metode Concept Mapping guru berperan sebagai fasilitator yang membantu agar proses belajar bukan merupakan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.

Berdasarkan latar belakang diatas menunjukkan bahwa metode pengajaran sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, sehingga


(16)

mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “PENINGKATAN

PEMAHAMAN MATERI GAYA MATA PELAJARAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE CONCEPT MAPPING SISWA KELAS IV SDI DARUL HIKMAH KRIAN SIDOARJO”.

Berdasarkan penelitian yang akan di lakukan oleh peneliti, adapun penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh peneliti lain yaitu sebagai berikut:

Pertama, dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Atep Sujana dari UPI Kampus Sumedang menyatakan bahwa dengan menggunakan peta konsep, ternyata terdapat perbedaan yang signifikan antara. Dari 13 siswa yang dijadikan sebagai subjek penelitian, diperoleh rata-rata tes awal (pretest) sebesar 65,00 dengan standar deviasi 8,66. Sedangkan hasil tes akhir (post test) diperoleh nilai rata-rata 83,08 dengan standar deviasi 8,55.

Disamping hasil tes tertulis, dari hasil dari hasil rubric penilaian peta konsep dan pembuatan peta konsep juga diperoleh hasil yang memuaskan.

Dari ke-13 subyek penelitian, diperoleh nilai rata-rata 73. Selian itu, dari hasil wawancara diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar siswa merasa senang dan

merasa mudah belajar dengan menggunakan peta konsep.10

10

http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_12-Oktober_2009/Peta_Konsep_(Concept_Maps)_dalam_Pembelajaran_Sains_Studi_pada_Siswa_Kelas_ V_Sekolah_Dasar_(SD).pdf , diakses pada tanggal 21-10-2016


(17)

Kedua, dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Akhmad Muhaimin dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta menyatakan bahwa hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan yaitu penerapan metode concept mapping dalam pembelajaran IPAmampu meningkatkan minat belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Putatnganten. Hal ini terlihat adanya peningkatan jumlah siswa yang berminat pada pelajaran IPA dari pra siklus hingga Siklus yaitu: 1) minat belajar IPA siswa pada pra siklus siswa yang menyukai pelajaran IPA berjumlah 14 siswa atau dengan persentase hanya 30%. 2) Setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan menerapkan metode concept mappingpada siklus 1 siswa yang berminat pada pelajaran IPA berjumlah 29 siswa dengan presentase 63%.3) meningkat lagi pada siklus 2 siswa menyukai pelajaran IPA berjumlah 42 siswa dengan presentase 91%.11

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan metode Concept Mapping dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk meningkatkan pemahaman materi gaya siswa kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo?

11


(18)

2. Bagaimana peningkatan pemahaman materi gaya melalui metode Concept Mapping dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo?

C. Tindakan yang Dipilih

Tindakan yang dipilih untuk memecahkan masalah yang ada di dalam kelas IV pada materi gaya yaitu dengan peningkatan pemahaman materi gaya mata pelajaran IPA melalui metode Concept Mapping Disini siswa diharapkan dapat meningkatkan pemahaman terkait dengan materi tersebut. Maka peneliti dalam hal ini mengajak siswa agar lebih mudah memahami atau menjawab pertanyaan yang sulit dengan menggunakan metode Concept Mapping.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat ditentukan tujuan Penelitian Tindakan Kelas diantaranya sebagai berikut :

1. Mengetahui penerapan metode Concept Mapping dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk meningkatkan pemahaman materi gaya siswa kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo.

2. Mengetahui peningkatan pemahaman materi gaya melalui metode Concept Mapping dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo.


(19)

E. Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo dengan :

1. Subjek yang diteliti yaitu siswa kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo dengan jumlah 33 anak dalam satu kelas.

2. Penelitian difokuskan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV materi gaya dengan menggunakan metode Concept Mapping.

3. Langkah-Langkah menggunakan metode Concept Mapping adalah sebagai

berikut :

a. Menyiapkan potongan-potongan kartu yang bertuliskan konsep-konsep

utama.

b. Membagikan potongan-potongan kartu

c. Memberikan kesempatan kepada peserta didik mencoba membuat suatu peta yang menggambarkan hubungan antar konsep.

d. Memastikan peserta didik membuat garis penghubung antar

konsep-konsep tersebut.

e. Di setiap garis penghubung diharapkan peserta didik menulis kata atau kalimat yang menjelaskan antar konsep.

f. Kalimat-kalimat itu menunjukkan asumsi yang dibangun peserta didik dalam menjelaskan hubungan antar konsep.


(20)

g. Kumpulkan hasil pekerjaan peserta didik.

h. Sebagai bahan perbandingan tampilkan satu konsep yang Anda buat.

i. Hasil pekerjaan peserta didik yang telah dikumpulkan bahaslah satu persatu.

j. Ajaklah seluruh kelas untuk melakukan koreksi atau evaluasi terhadap peta-peta konsep yang di presentasikan.

k. Diakhir pembelajaran ajaklah seluruh kelas merumuskan beberapa

kesimpulan terhadap materi yang dipelajari melalui peta konsep tersebut.

4. Kompetensi Dasar

7.1 : Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda.

7.2 : Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda.

5. Indikator pemahaman materi gaya

7.1.1 : Siswa dapat Siswa dapat menjelaskan bahwa gaya (dorongan dan

tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda dengan Concept

Mapping

7.1.2 : Siswa dapat menyebutkan contoh gaya (dorongan dan tarikan)

dapat mengubah bentuk suatu benda dengan Concept Mapping

7.2.1 : Siswa dapat menjelaskan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat

mengubah bentuk suatu benda dengan Concept Mapping


(21)

dapat mengubah bentuk suatu benda dengan Concept Mapping.

F. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis :

Secara teoritik hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi ilmu pengetahuan bagi lembaga pendidikan khususnya yang berhubungan dengan metode pembelajaran.

Manfaat Praktis :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh guru di Sekolah Dasar Islam untuk memperbaiki proses pembelajaran serta dapat berkembang dan meningkatkan kinerjanya secara profesional, karena guru mampu menilai, merefleksi diri, dan mampu memperbaiki pembelajaran, dan dapat menjadikannya sebagai sumber belajar dan alternatif pemecahan masalah pembelajaran.


(22)

KAJIAN TEORI

A. Pemahaman Ilmu Pengetahuan Alam 1. Pengertian Pemahaman

Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk

mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan. Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya adalah : peserta didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang makna kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-‘Ashr secara lancar dan jelas.1

Pembelajaran comprehension/pemahaman adalah pembelajaran yang menghendaki peserta memahami hubungan antar faktor, antar konsep, dan antar data, hubungan sebab-akibat, dan penarikan kesimpulan setelah proses


(23)

mengetahui dan mengingat. Kegiatan belajar yang menunjukkan pemhaman antara lain :2

a. Mengungkapkan gagasan/pendapat dengan kata-kata sendiri

b. Menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri c. Mendeskripsi dengan kata-kata sendiri

d. Menerjemahkan ayat Al-Qur’an

e. Menjelaskan gagasan pokok

f. Menginterpretasi data

g. Membedakan

h. Membandingkan

2. Indikator Pemahaman

Siswa dapat dikatakan memahami suatu materi jika memenuhi beberapa indikator. Indikator dari pemahaman itu sendiri yaitu mengartikan,

memberi contoh, mengklasifikasikan, menyimpulkan, menduga,

membandingkan dan menjelaskan.3

Indikator pemahaman dari kata kerja operasional kompetensi kognitif yaitu, memperkirakan, mengkategorikan, mencirikan, merinci,

mengasosiasikan, membandingkan, menghitung, mengkontrasikan,

mengubah, mempertahankan, menguraikan, menyalin, membedakan,

2

Supardi, penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan Psikomotor Konsep dan Aplikasi,

(Jakarta : Rajawali Pers, 2016) hlm 153


(24)

mendiskusikan, menggali, mencontohkan, menerangkan, mengemukakan, mempolakan, memperluas, menyimpulkan, meramalkan, merangkum,

menjabarkan, menjelaskan, mengelompokkan, menggolongkan.4

Dari beberapa indikator pemahaman di atas sudah jelas jika seorang siswa dapat dikatakan memahami suatu materi jika siswa tersebut dapat mencapai indikator-indikator pemahaman tersebut dengan menggunakan bahasa mereka sendiri.

Pemahaman meliputi perilaku menterjemahkan, menafsirkan, menyimpulkan, mengekstrapolasi (memperhitungkan) konsep dengan menggunakan kata-kata atau simbol-simbol lain yang dipilihnya sendiri. Dengan kata lain, pemahaman meliputi perilaku yang menunjukkan

kemampuan pesertadidik dalam menangkap pengertian suatu konsep.5

3. Tingkatan-tingkatan Pemahaman

Pemahaman merupakan salah satu patokan kompetensi yang dicapai setelah siswa melakukan kegiatan belajar. Dalam proses pembelajaran, setiap individu siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami apa yang dia pelajari. Ada yang mampu memahami materi secara menyeluruh dan ada pula yang sama sekali tidak dapat mengambil makna dari apa yang telah dia pelajari, sehingga yang dicapai hanya sebatas mengetahui. Untuk

4 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013),

(Jakarta : Rajawali Pers, 2014), hlm 171


(25)

itulah terdapat tingkatan-tingkatan dalam memahami. Pengetahuan komprehensi dapat dibedakan dalam tiga tingkatan :6

1. Pengetahuan komprehensi terjemahan seperti dapat menjelaskan arti Bhinneka Tunggal Ika dan dapat menjelaskanfungsi hijau daun pada tumbuhan.

2. Pengetahuan komprehensi penafsiran seperti dapat menghubungkan

bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, dapat menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, atau membedakan yang pokok dari yang bukan pokok.

3. Pengetahuan komprehensi ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi seseorang diharapkan mampu melihat dibalik yang tertulis, atau dapat membuat ramalan tentang konsekuensi sesuatu, atau dapat memperluas persepsinya dalam arti waktu, dimensi, kasus, atau masalah.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman

Pencapaian terhadap tujuan intruksional khusus (TIK) merupakan tolak ukur awal dari keberhasilan suatu pembelajaran. Secara prosedural,siswa dapat dikatakan berhasil dalam belajar ketika mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan, baik melalui tes-tes yang diberikan guru secara langsung dengan tanya jawab atau melalui tes sumatif dan tes formatif yang

6 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : Remaja Rosdakarya,


(26)

diadakan oleh lembaga pendidikan dengan baik. Kategori baik ini dilihat dengan tingkat ketercapaian KKM. Untuk itu pasti terdapat hal-hal yang melatarbelakangi keberhasilan belajar siswa.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus keberhasilan belajar siswa ditinjau dari segi kemampuan pendidikan adalah sebagai berikut:

a. Tujuan

Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Kepastian dan perjalanan proses belajar mengajar berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan tujuan pengajaran. Tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan pengajaran.

Karena sebagai pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar, maka guru selalu diwajibkan merumuskan tujuan pembelajarannya. Guru hanya merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) karena Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) sudah tersedia di dalam GBPP. Tujuan Pembelajaran Khusus ini harus dirumuskan secara operasional dengan memenuhi syarat-syarat tertentu, yakni :

a) Secara spesifik menyatakan perilaku yang akan dicapai

b) Membatasi dalam keadaan mana perubahan perilaku diharapkan dapat


(27)

c) Secara spesifik menyatakan kriteria perubahan perilaku dalam arti menggambarkan standar minimal perilaku yang dapat diterima sebagai hasil yang dicapai.

b. Guru

Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan pada peserta didik disekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Di dalam satu kelas peserta didik satu berbeda dengan lainya, untuk itu setiap individu berbeda pula keberhasilan belajarnya. Dalam keadaan yang demikian ini seorang guru dituntut untuk memberikan suatu pendekatan atau belajar yang sesuai dengan keadaan peserta didik, sehingga semua peserta didik akan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

c. Peserta didik

Peserta didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah untuk belajar bersama guru dan teman sebayanya. Mereka memiliki latar belakang yang berbeda, bakat, minat dan potensi yang berbeda pula. Sehingga dalam satu kelas pasti terdiri dari peserta didik yang bervariasi karakteristik dan kepribadiannya. Hal ini berakibat pada berbeda pula cara penyerapan materi atau tingkat pemahaman setiap peserta didik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa peserta didik


(28)

adalah unsur manusiawi yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar sekaligus hasil belajar atau pemahaman peserta didik.

d. Kegiatan pengajaran

Kegiatan pengajaran adalah proses terjadinya interaksi antara guru dengan anak didik dengan bahan sebagai perantaranya. Guru yang mengajar. Anak didik yang belajar. Maka guru adalah orang yang menciptakan lingkungn belajar bahkan kepentingan belajar anak didik. Anak didik adalah orang yang digiring ke dalam lingkungan belajar yang telah diciptakan oleh guru.

e. Bahan dan alat evaluasi

Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat didalam kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan. Alat-alat evaluasi yang umumnya digunakan tidak hanya

benar-salah (true-false), pilihan ganda (multiple-choice), menjodohkan

(matching), melengkapi (completation), dan essay. Masing-masing alat evaluasi itu mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Menyadari akan hal itu, jarang ditemukan pembuatan item-item soal yang hanya menggunakan satu alat evaluasi. Dalam penggunaannya, guru tidak harus memilih hanya satu alat evaluasi tetapi bisa menggabungkan lebih dari satu alat evaluasi.


(29)

f. Suasana evaluasi

Selain faktor tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, serta bahan dan alat evaluasi, faktor suasana evaluasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Pelaksanaan evaluasi biasanya dilaksanakan didalam kelas. Besar kecilnya jumlah anak diidk yang dikumpulkan didalam kelas akan mempengaruhi suasana kelas. Sekaligus mempengaruhi suasana evaluasi yang dilaksanakan. Sistem silang adalah teknik lain dari kegiatan mengelompokkan anak didik dalam rangka evaluasi. Sistem ini dimaksudkan untuk mendapatkan data hasil evaluasi yang benar-benar objektif.7

B. Konsep Dasar Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam 1. Hakikat Pembelajaran Sains

Hakikat sains adalah sebagai a way of thinking (cara berpikit), a way of investigating (cara penyelidikan), dan a body of knowledge (sekumpulan pengetahuan). Sebagai cara berpikir, sains merupakan aktivitas mental (berpikir) orang-orang yang bergelut dalam bidang yang dikaji. Sebagai cara penyelidikan, sains memberikan gambaran tentang pendekatan-pendekatan dalam menyusun pengetahuan. Observasi dan prediksi merupakan dasar sejumlah metode dalam menyelesaikan masalah pengetahuan. Sebagai

7 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Rineka Cipta,


(30)

sekumpulan pengetahuan, sains merupakan susunan sistematis hasil temuan yang dilakukan para ilmuan. Hasil temuan tersebut berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori maupun model ke dalam kumpulan pengetahuan sesuai dengan bidang kajiannya, misalnya biologi, kimia, fisika, dan sebagainya.8

2. Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah mengalami uji kebenaran melalui metode ilmiah, dengan ciri : objektif, metodik, sistematis, universal dan tentatif. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dan segala isinya. Trianto dalam bukunya “Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek”mendefinisikan IPA sebagai “ pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen.9

3. Karakteristik Bidang Kajian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang

8

Siti Fatonah, Zuhdan K. Prasetyo, Pembelajaran Sains, (Yogyakarta : Penerbit Ombak, 2014), hlm 6

9 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2007),


(31)

dapat dipercaya. Ada tiga kemampuan dalam IPA yaitu : (1) kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati, (2) kemampuan untuk memprediksi apa yang belum diamati, dan kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasil eksperimen, (3) dikembangkannya sikap ilmiah.10

4. Tujuan Pembelajaran IPA Terpadu

Pada dasarnya tujuan pembelajaran IPA sebagai suatu kerangka model dalam proses pembelajaran tidak jauh berbeda dengan tujuan pokok pembelajaran terpadu itu sendiri, yaitu (1) : meningktakan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; (2) : meningkatkan minat dan motivasi; (3) Beberapa kompetensi dasar dapat dicapai sekaligus.11

5. Tinjauan Materi Gaya dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Gaya adalah tarikan atau dorongan yang terjadi terhadap suatu benda. Gaya dapat menimbulkan perubahan posisi, gerak atau perubahan bentuk pada benda. Di kelas III, kamu telah mengetahui berbagai gerak benda. Tahukah kamu, gerak apakah yang terjadi pada benda yang ada disekitarmu? Apakah yang menyebabkan benda bergerak? Sebelum

10 Ibid, hlm 102-103


(32)

mengetahui penyebab benda bergerak, buatlah daftar gerak benda yang telah kamu ketahui.

1. Gerak Benda

Dalam ilmu pengetahuan alam, menggerakkan suatu benda berarti memberi gaya pada benda tersebut. Ketika menendang bola, berarti kamu memberi gaya pada bola itu. Ketika memukul bola tenis, berarti kamu memberi gaya pada meja itu. Sukakah kamu bermain sepak bola? Bola yang dilempar atau ditendang berarti dikenai gaya. Akibatnya, bola bergerak. Namun, tidak selamanya gaya menyebabkan benda bergerak. Cobalah kamu menggerakkan dinding. Bergerakkah dindidng itu?

Tarikan dan dorongan menyebabkan benda bergerak. Tarikan dan dorongan seperti itu termasuk gaya. Gaya bukan hanya dilakukan oleh manusia melainkan juga dilakukan oleh hewan dan mesin-mesin. Hal itu dapat kita lihat pada saat kuda menarik kereta, mobil melaju dijalan raya, dan traktor menarik bajak disawah.

2. Beberapa hal yang Memengaruhi Gerak Benda

Telah kamu pelajari bahwa dorongan dan tarikan dapat menyebabkan benda bergerak. Gerak benda ada yang makin cepat, makin lambat, dan berganti arah. hal itu berarti gerak benda dipengaruhi oleh beberapa hal.


(33)

Bumi mempunyai gaya tarik bumi. Gaya gravitasi bumi menyebabkan benda selalu jatuh kebawah. Benda yang berat mengalami gaya gravitasi lebih besar. Akibatnya, benda yang berat lebih sulit digerakkan. Dapatkah kamu membuktikannya? Angkatlah botol kosong. angkatlahbotol yang penuh berisi air. Manakah yang lebih sulit diangkat? Botol yang penuh berisi air tentu lebih sulit diangkat daripada botol kosong. Hal itu terjadi karena pengaruh adanya gaya gravitasi bumi.

3. Bentuk Benda

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering memanfaatkan berbagai macam benda. Setiap benda mempunyai bentuk dan fungsi tertentu. Misalnya, pisau dibuat tipis karena berfungsi untuk memotong, wajan dibuat lebar karena berfungsi untuk wadah (menggoreng), dan kabel dibuat panjang karena berfungsi untuk menghantarkan arus listrik. Bagaimana benda-benda itu dibentuk? Untuk memberi bentuk suatu benda, bahan baku benda itu harus diberi gaya.

4. Arah Gerak

Selain dapat menyebabkan benda bergerak dan mengubah bentuk benda, gaya juga dapat mengubah arah gerak benda. Gaya dapat menyebabkan benda bergerak, mengubah arah gerak benda, dan menghentikan gerka benda. Ketika kamu melemparkan bola kemudian bola


(34)

itu dipukul oleh temanmu, arah gerak bola menjadi berubah. Perubahan arah gerak bola terjadi karena bola mendapatkan gaya. Demikian juga yang terjadi pada saat bola dilemparkan, kemudian ditangkap. Ketika ditangkap, bola berhenti. Hal itu terjadi karena bola mendapatkan gaya.12

C. Metode Concept Mapping

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Menurut Pupuh metode secara harfiah berarti cara. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, metode didefinisikan sebagai cara-cara menyajikan bahan pelajaran pada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, salah satu keterampilan yangharus dimiliki oleh seorang guru dalam pembelajaran adalah keterampilan memilih metode.13

Metode merupakan salah satu “sub-system” dalam “sistem pembelajaran”, yang tidak bisa dilepaskan begitu saja. Metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan oleh fasilitator dalam interaksi belajar dengan memperhatikan keseluruhan sistem untuk mencapai suatu tujuan.14

12 Sri Harmi, Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Kelas IV SD dan MI, (Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka

Mandiri, 2015), hlm 127-133

13 TIM LAPIS PGMI, Strategi Pembelajaran Paket 1, hlm 11

14 Triyo Supriyatno dkk, Strategi Pembelajaran Partisipasi di perguruan Tinggi, (UIN-Malang Press,


(35)

2. Pengertian Metode Concept Mapping

Konsep atau pengertian merupakan kondisi utama yang diperlukan untuk menguasai kemahiran diskriminasi dan proses kognitif fundamental sebelumnya berdasarkan ciri-ciri dari sekumpulan stimulus dan objek-objeknya. Carrol mendefinisikan konsep sebagai suatu abstraksi dari serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai suatu kelompok objek atau kejadian. Abstraksi, berarti suatu proses pemusatan perhatian seseorang padasituasi tertentu dan mengambil elemen-elemen tertentu, serta mengabaikan elemen yang lain.

Adapun yang dimaksud peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama. 15

3. Langkah-langkah Metode Concept Mapping

a. Siapkan potongan-potongan kartu yang bertuliskan konsep-konsep utama.

b. Guru membagikan potongan-potongan kartu yang telah bertuliskan

konsep-konsep utama kepada peserta didik.

c. Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba beberapa kali membuat suatu peta yang menggambarkan hubungan antar konsep.


(36)

d. Pastikan peserta didik membuat garis penghubung antar konsep-konsep tersebut.

e. Disetiap garis penghubung diharapkan peserta didik menuis kata atau kalimat yang menjelaskan antar konsep.

f. Kalimat-kalimat itu menunjukkan asumsi yang dibangun peserta didik dalam menjelaskan hubungan antar konsep.

g. Kumpulkan hasil pekerjaan peserta didik.

h. Sebagai bahan perbandingan tampilkan satu konsep yang Anda buat. i. Hasil pekerjaan peserta didik yang telah dikumpulkan bahaslah satu

persatu.

j. Ajaklah seluruh kelas untuk melakukan koreksi atau evaluasi terhadap peta-peta konsep yang di presentasikan.

k. Diakhir pembelajaran ajaklah seluruh kelas merumuskan beberapa

kesimpulan terhadap materi yang dipelajari melalui peta konsep tersebut.

4. Kelebihan dan kekurangan Metode Concept Mapping

1. Keunggulan Peta Konsep

Bagi Guru:

a. Pemetaan konsep dapat menolong guru mengorganisir seperangkat pengalaman belajar secara keseluruhan yang akan disajikan.

b. Pemetaan konsep merupakan cara terbaik menghadirkan materi


(37)

menimbulkan efek verbal bagi siswa, karena siswa dengan mudah melihat, membaca dan mengerti makna yang diberikan.

c. Pemetaan konsep menolong guru memilih aturan pengajaran

berdasarkan kerangka kerja yang hierarki, hal ini mengingat banyak materi pelajaran yang disajikan dalam urutan yang acak.

d. Membantu guru meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengajarannya.

Bagi Siswa:

a. Pemetaan konsep merupakan cara belajar yang mengembangkan

proses belajar bermakna, yang akan meningkatkan pemahaman siswa dan daya ingat belajarnya.

b. Dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas berpikir siwa, hal ini menimbulkan sikap kemandirian belajar yang lebih pada siswa.

c. Mengembangkan struktur kognitif yang terintegrasi dengan baik, yang akan memudahkan belajar.

d. Dapat membantu siswa melihat makna materi pelajaran secara lebih komprehensif dalam setiap komponen konsep-konsep dan mengenali hubungan antara konsep-konsep berikut.

2. Kelemahan Peta Konsep

a. Perlunya waktu yang cukup lama untuk menyusun peta konsep,


(38)

b. Sulit menentukan konsep-konsep yang terdapat pada materi yang dipelajari.

c. Sulit menentukan kata-kata untuk menghubungkan konsep yang satu dengan konsep yang lain.16

D. Hubungan Antara Pemahaman IPA dengan Metode Concept Mapping

1. Peningkatan Pemahaman IPA Materi Gaya Melalui metode Concept

Mapping

Dengan menggunakan metode Concept Mapping ini siswa akan lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru. Karena seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Ada beberapa peserta didik kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo yang sudah menguasai materi dan memahami isi materi dan ada juga yang belum memahami isi materi tersebut. Disini peneliti akan melakukan penelitian

tindakan kelas dengan menggunakan metode Concept Mapping dan

harapan peneliti disini dapat meningkatkan pemahaman peserta didik tersebut.

16

https://ivonyerniwaty.wordpress.com/2011/06/12/pembelajaran-kooperatif-tipe-concept-mapping-peta-konsep/ di akses pada tanggal 28-10-2016


(39)

Dalam pembelajaran IPA tidak semua peserta didik itu mampu memahami semua materi yang disampaikan oleh guru. Dalam hal ini peneliti mengambil materi gaya untuk dijadikan sebuah penelitian tindakan kelas yang mana masalah di SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo adalah tentang pemahaman.

Metode Concept Mapping adalah salah satu pembelajaran

kooperatif yang dapat meningkatkan pemahaman peserta didik. Karena Metode Concept Mapping pada intinya meringkas sebuah konsep-konsep penting tentang materi yang telah disampaikan oleh guru.


(40)

A. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas atau yang biasanya di singkat dengan PTK. Dalam bahasa Inggris PTK diartikan dengan Classroom Action Research, disingkat CAR. Namanya sendiri sebetulnya sudah menunjukkan isi yang terkandung didalamnya.Oleh karena itu ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian pula yang dapat diterangkan.

1. Penelitian – kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

3. Kelas – sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Bataasan yang ditulis untukpengertian tentang kelas tersebut adalah pengertian lama, untuk melumpuhkan pengertian yang salah dan diapahami secara luas oleh umum dengan “ruangan tempat guru

mengajar”. Kelas bukan wujud ruangan tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar, kelompok orang yang sedang belajar dapat kerja di lab, lapangan olahraga, workshop dan lain-lain.


(41)

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas.1

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan model Kurt Lewin yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri atas empat langkah, yaitu :2

a) Perencanaan (Planning),

b) Aksi atau tindakan (Acting),

c) Observasi (Observing), dan

d) Refelksi (Reflecting), (Lewin 1990)

Gambar 1 : Bentuk Spiral, terdiri dari beberapa siklus

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian

Setting penelitian ini meliputi : tempat penelitian, waktu penelitian, dan siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

1 Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas,... hlm 12-13


(42)

a. Tempat Penelitian

Tempat penelitian atau lokasi penelitian tndakan kelas ini dilaksanakan di SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan semester genap di tahun ajaran 2017/2018 yaitu pada bulan Februari dan Maret 2017. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena penelitian tindakan kelas (PTK) memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

c. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PTK ini dilakukan melalui 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan

mengikuti prosedur yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting),

pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Melalui edua siklus tersebut dapat diamati peningkatan pemahaman siswa pada materi gaya mata pelajaran IPA melalui metode Concept Mapping.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo tahun pelajaran 2017-2018, dengan jumlah siswa 33 siswa dalam satu kelas, siswa laki-laki berjumlah 12 dan siswa perempuan berjumlah 21 siswa. Kurikulum yang digunakan adalah KTSP dengan kompetensi Dasar (KD) menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu


(43)

benda, menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda.

Objek yang diteliti adalah kemampuan memahami materi gaya pada siswa kelas IV SDI Darul Hikmah yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pembelajaran dengan metode Concept Mapping yang belum digunakan pada pembelajaran materi tersebut dan akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan memahami pada pembelajaran materi tersebut.

C. Variabel Yang Diteliti

Pada penelitian ini peneliti menggunakan variabel penerapan metode pembelajaran Concept Mapping untuk meningkatkan pemahaman materi gaya kelas IV di SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo. Didalam variabel tersebut terdapat beberapa varibel yaitu :

1. Varibel Input : Siswa kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo

2. Variabel Proses : Penerapan metode Concept Mapping

3. Variabel Output : Peningkatan Pemahaman materi gaya

D. Rencana Tindakan

Pada rencana tindakan kelas ini peneliti memilih dan menggunakan model Kurt Lewin. Dan pada setiap siklus meliputi empat komponen diantaranya : 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, 4) refleksi. Model ini dipilih oleh penulis karena pada penerapan metode Concept Mapping masih terdapat kekurangan


(44)

hingga melakukan pengulangan kembali dan melakukan perbaikan-perbaikanpada siklus-siklus selanjutnya sampai tujuan yang diinginkan peneliti tercapai. Jika pada penerapan metode Concept Mapping pada siklus pertama dan siklus kedua belum berhasil maka peneliti akan melanjutkan dengan siklus-siklus selanjutnya.

1. Siklus 1

Siklus 1 terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.

a. Perencanaan (Planning)

Tahap ini merupakan tahap pembuatan rancangan RPP, menyusun fasilitas, sarana atau media yang dibutuhkan, mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan yaitu : lembar kerja, lembar observasi guru dan siswa.

Langkah-langkah menentukan perencanaan dalam siklus 1 sebagai berikut :

1. Menentukan waktu untuk pelaksanaan perbaikan, sekaligus melakukan kesepakatan bahwa peneliti akan mempratekkan RPP dan guru bertindak sebagai observer.

2. Pembuatan instrumen penelitian yang berupa : a. Instrumen observasi guru

b. Instrumen observasi aktivitas siswa


(45)

Alat/media yang digunakan adalah buku paket Ilmu Pengetahuan Alam.

4. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk Materi Gaya mata pelajaran IPA, menggunakan metode pembelajaran Concept Mapping.

5. Membuat instrumen penilaian untuk mengukur pemahaman siswa.

Instrumen evaluasi berupa Lembar Kerja (LK) individu. 6. Peneliti menentukan kriteria keberhasilan

Berdasarkan kriteria, peneliti ingin mengetahui seberapa efektif tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus 1, jika tujuan tersebut telah dicapai maka tindakan perbaikan dihentikan (siklus selesai). Namun apabila belum tercapai, maka peneliti terus melakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan peneliti (guru) melaksanakan pembelajaran pada materi gaya dengan menerapkan metode Concept Mapping. Kegiatan pelaksanaan yang dilakukan sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun untuk siklus 1. Adapun rincian rencana pelaksanaan pembelajarannya, meliputi : kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

c. Pengamatan (observing)

Pada tahap pengamatan ini, peneliti melakukan pengamatan mengenai semua proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung untuk


(46)

melakukan proses perbaikan pembelajaran dengan metode pembelajaran Concept Mapping dikelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo. Pengamatan yang dilakukan diantaranya sebagi berikut :

1) Mengamati semua proses pembelajaran dan mencatat semua masalah atau

kekurangan pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode pembelajaran Concept Mapping.

2) Meneliti dan menyeleksi data yang diperlukan dalam penelitian seperti lembar observasi yang meliputi lembar pengamatan kegiatan siswa, lembar pengamatan kegiatan guru, lembar kerja siswa.

d. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah menganalisis hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus 1, Peneliti mengevaluasi hasil observasi, mengenalisis hasil pembelajaran, yang mana dapat diketahui apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus 1 dapat meningkatkan kemampuan memahami siswa dalam materi gaya. Peneliti juga dapat mencatat kelemahan-kelemahan proses pembelajaran pada siklus 1 untuk dijadikan bahan penyusunan perancangan siklus berikutnya sampai tujuan PTK tercapai.

Setelah pelaksanaan siklus pertama dengan empat tahapan tersebut diatas, apabila sudah diketahui keberhasilan atau hambatan dalam tindakan yang dilakukan dalam siklus pertama, peneliti kemudian mengidentifikasi permasalahan baru yang menentukan rancangan siklus berikutnya.


(47)

Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya bila ditujukan untuk mengulangi keberhasilan, untuk meyakinkan, atau untuk menguatkan hasil. Tetapi pada umumnya kegiatan yang dilakukan dalam siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakn sebelumnya yang belum berhasil dalam meningkatkan kemampuan memahami.

2. Siklus 2

Apabila telah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, maka guru bersama penelitimenentukan perancangan siklus berikutnya untukmenguatkan hasil. a. Perencanaan (Planning)

Kegiatan utama yang dilakukan oleh peneliti dalam tahap perencanaan pada siklus 2 yaitu membuat rencana pembelajran berdasarkan refleksi dan hasil analisis yang telah dilakukan pada siklus1. Dari hasil tersebut peneliti melakukan beberapa hal-hal sebagai berikut :

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 dengan

memperhatikan kekurangan dan kendala-kendala yang terjadi pada siklus 1.

2) Menyiapkan lembar kerja sebagai penerapan dari metode Concept Mapping.

3) Menyiapkan soal lembar evaluasi siswa sebagai penilaian dari hasil pemahaman siswa.


(48)

4) Membuat format penilaian serta menyiapkan sarana dan prasarana yang dapat mendukung dalam proses pembelajaran.

5) Menyusun instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam

penelitian tindakan kelas.

Penyusunan instrumen pengumpulan data sebagai berikut :

1. Lembar observasi aktivitas guru dalam mengelola proses pembelajaran

didalam kelas sesuai yang telah direnacanakn didalam RPP dengan menggunakan metode Concept Mapping pada mata pelajaran IPA.

2. Lembar observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

menggunakan metode Concept Mapping.

6) Menentukan kriteria keberhasilan pembelajaran. Dalam penelitian ini siswa dikatakan berhasil apabila mencapai kriteria ketuntasan minimal dengan nilai 75).

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus 2 peneliti dibantu guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam melaksanakan skenario pembelajaran seperti yang telah direncanakan dalam RPP seperti pada siklus 1, siklus 2 ini guru kembali bertindak sebagai observer dan peneliti sebagai guru dalam menerapkan tindakan pembelajaran.

c. Pengamatan (Observing)

Pada tahap pengamatan ini, peneliti melakukan pengamatan mengenai semua proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung untuk melakukan proses


(49)

perbaikan pembelajaran dengan metode pembelajaran Concept Mapping di kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo.

Pengamatan yang dilakukan diantaranya sebagai berikut :

1) Mengamati semua proses pembelajaran dan mencatat semua masalah atau kekurangan pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunkana metode Concept Mapping.

2) Meneliti dan menyeleksi data yang diperlukan dalam penelitian seperti lembar observasi yang meliputi lembar pengamatan kegiatan siswa, lembar pengamatan kegiatan guru, lembar kerja siswa.

d. Refleksi (Reflecting)

Peneliti melakukanrefleksi terhadap pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 serta menganalisis untuk membuat kesimpulan atas pelaksanaan metode Concept Mapping dalam upaya meningkatkan pemahaman pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi gaya pada siswa kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo.

E. Data dan Cara Pengumpulannya

1. Data

Data ialah sekumpulan fakta tentang sesuatu fenomena, baik berupa angka-angka (bilangan) ataupun berupa kategori, seperti : senang, tidak senang,


(50)

baik, buruk, berhasil, gagal, tinggi, rendah, yang dapat diolah menjadi informasi.3

2. Sumber Data

Sumber data dalam PTK adalah sebagai berikut :

a. Siswa

Dari sumber data siswa, untuk mendapatkan data mengenai hasil penerapan peningkatan pemahaman pada materi gaya.

b. Guru

Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi metode

pembelajaran Concept Mapping terhadap kemampuan pemahaman siswa

materi gaya dalam proses pembelajaran.

c. Teman Sejawat/Kolaborator

Teman sejawat/kolaborator dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat PTK secara komprehensif, baik dari siswa maupun guru.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diambil atau dilakukan peneliti adalah teknik observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. teknik pengumpulan data tersebut dilakukan oleh peneliti diupayakan agar mendapatkan hasil yang valid, maka peneliti melakukan pengumpulan data dengan beberapa cara :

3 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung : PT Remaja


(51)

a. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian tindakan kelas. Secara umum, batasan tentang wawancara dapat diartikan sebagai proses bertemu muka antara para guru-peneliti dan para siswa, yang direncanakan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Beberapa informasi yang mungkin dapat dikumpulkan, ketika seorang peneliti bertatap muka dengan responden diantaranya perspektif pendapat atau reaksi mereka terhadap treatment yang diberikan oleh guru dikelas, sesuai dengan yang mereka alami. Dalam penelitian tindakan kelas, wawancara yang baik adalah enggunakan wawancara mendalam. Menurut Bogdan (1984), wawancara mendalam biasanya mengarah kepada pernyataan, dan pendapat responden dalam situasi yang spesifik dan relevan, dengan tujuan yang hendak diteliti.

Dalam kaitannya dengan wawancara, lebih jauh Bogdan juga membedakan menjadi tiga macam, yaitu wawancara dengan mengacu kepada sejarah hidup atau otobiografi responden; wawancara penyelidikan tentang peristiwa dan aktivitas yang dipantau; serta wawancara yang ditujukan untuk memilih gambaran secara luas mengenai latar belakang, situasi, dan keadaan sekelompok responden. Masih dalam kaitannya dengan wawancara secara prospektif, Dezin (2000 : 633) menyatakan bahwa bentuk waancara mendlam biasanaya memiliki ciri-ciri melibatkan individual atau personal (pewawancara dan yang diwawancarai); bertatap muka dan


(52)

menggunakan percakapan verbal; kadang menggunakan kuesioner sebagai pedoman wawancara atau model terstruktur; dan menggunakan telepon misalnya untuk survei.4

Berikut ini adalah lembar wawancara peneliti dengan guru kelas IV yaitu ibu Sayidatul Munifah, S.Psi :

1. Apa sajakah permasalahan yang ada didalam kelas IV SDI Darul Hikmah ini?

2. Adakah siswa yang belum faham dengan materi yang Anda sampaikan?

3. Ketika Anda mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam metode apakah yang sering Anda gunakan?

4. Apakah Anda pernah menggunakan metode lain seperti membuat peta konsep?

5. Berapakah jumlah siswa kelas IV SDI Darul Hikmah?

6. Dari 33 jumlah siswa, berapakah jumlah siswa laki-laki dan jumlah siswa perempuan?

7. Dari 33 jumlah siswa yang ada didalam kelas ini, kira-kira berapa persen siswa yang belum faham dengan materi yang Anda sampaikan?

4 Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas Implementasi dan Pengembangannya,


(53)

b. Observasi

Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (=data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhdap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.5

Pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengamatan

(pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. pengamatan partisipasif dilakukan oleh orang yang terlibat secara aktif dalam proses pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dapat dilakukan dengan pedoman pengamatan (format, daftar, cek), catatan lapangan, jurnal harian, observasi aktivitas dikelas, penggambaran interaksi dalam kelas, alat perekam elektronik, atau pemetaan kelas. Pengamatan sangat cocok untuk merekam data kualitatif, misalnya perilaku, aktivitas, dan proses lainnya.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam observasi adalah :

1. Memerhatikan fokus penelitian, kegiatan apa yang harus diamati, baik yang umum maupun yang khusus. Kegiatan umum yang harus diobservasi berarti segala sesuatu yang terjadi dikelas harus diamati dan dikomentari serta dicatat dalam lapangan. Sementara itu, observasi kegiatan khusus, hanya memfokuskan pada keadaan khusus yang


(54)

terjadi dikelas, seperti kegiatan tertentu atau praktik pembelajaran tertentu yang sudah didiskusikan sebelumnya.

2. Menentukan kriteria yang diamati, dengan terlebih dahulu

mendiskusikan ukuran-ukuran apa yang digunakan dalam pengamatan.6

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu guru sering menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi kepada peserta didik. Oleh karena itu, peneliti berencana akan menggunakan metode Concept Mapping untuk meningkatkan pemahaman pesera didik.

c. Tes

Secara Harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa Perancis Kuno : testum dengan arti : “piring untuk menyisihkan logam-logam mulia” (maksudnya dengan menggunakan alat berupa piring itu akan dapat diperoleh jenis-jenis loga mulia yang nilainya sangat tinggi) dalam bahasa Inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan “tes”, “ujian” atau “percobaan”. Dalam bahasa Arab : Imtihan.

Ada beberapa istilah yang memerlukan penjelasan sehubungan dengan uaraian diatas, yaitu istilah test, testing, tester dan testee, yang masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda. Test adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian;

6Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,.... hlm


(55)

testing berarti saat dilaksanakannya atau peristiwa berlangsungnya pengukuran dan penilaian; tester artinya orang yang melakukan tes atau pembuat tes, atau eksperimentor, yaitu orang yang sedang melakukan percobaan (eksperimen); sedangkan testee (mufrad) dan testees (jama’) adalah pihak yang dikenai tes (= peserta tes = peserta ujian), atau pihak yang sedang dikenai percobaan (= tercoba).7

Tes sebagai instrumen sangat lazim digunakan dalam penelitian tindakan kelas. Hal ini disebabkan dalam PTK pada umumnya salah satu yang diukur adalah hasil belajar siswa dan hasil belajar siswa slah satunya diukur dengan menggunakan instrumen tes.

Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis didalam dirinya. Aspek psikologis dapat berupa prestasi atau hasil belajar, minat, bakat, sikap, kecerdasan, reaksi motorik, dan berbagai aspek kepribadian lainnya.

8

Peneliti menggunakan instrumen tes berupa soal-soal tes. tes tertulis dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1) Pre test

7 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2009), hlm 66

8 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,...


(56)

Pre test dilakukan sebelum siswa melakukan pembelajaran

dengan menggunakan metode pembelajaran Concept Mapping. Pre

test bertujuan untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan disampaikan.

2) Post test

Post test diberikan setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode Concept Mapping. Bertujuan untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan siswa mengenai materi yang telah disampaikan.

Pedoman penskoran untuk melakukan tes tulis (uraian) yaitu jika siswa dapat menjawab soal sesuai dengan kriteria penilaian berikut :9

Ketuntasan Klasikal : . . . x100%

Siswa

belajar tuntas

yang Siswa P

9


(57)

Tabel 3.1

Rubrik Penilaian Uraian

No. Deskripsi

Sangat Baik (Skor 4) Baik (Skor 3) Cukup Baik (Skor 2) Perlu Bimbingan (Skor 1)

1. Siswa dapat menjawab

semua soal dengan baik dan benar

2. Siswa dapat menunjukkan

pemahamannya dengan

menjelaskan pengertian

gaya, macam-macam gaya, serta memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari

3. Siswa dapat menunjukkan

pemahamannya dengan

membedakan contoh gaya dapat mengubah bentuk benda


(58)

Tabel 3.2 Kisi-kisi Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

Instrumen Soal

7.1.1 : Siswa dapat

Siswa dapat

menjelaskan

bahwa gaya

(dorongan dan

tarikan) dapat

mengubah gerak

suatu benda

dengan Concept

Mapping

7.1.2 : Siswa dapat menyebutkan

contoh gaya

(dorongan dan

Non Tes Penilaian

Proyek

Rating Scale

1.Buatlah rangkuman

materi tentang gaya dapat mengubah gerak dan bentuk suatu benda dengan membuat Concept Mapping (peta konsep)!


(59)

tarikan) dapat mengubah

bentuk suatu

benda dengan

Concept Mapping

7.2.1 : Siswa dapat menjelaskan

bahwa gaya

(dorongan dan

tarikan) dapat

mengubah

bentuk suatu

benda dengan

Concept Mapping

7.2.2 : Siswa dapat menyebutkan

contoh gaya

(dorongan dan

2.Buatlah laporan praktikum tersebut dengan

menggunakan concept mapping (peta konsep) !


(60)

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah laporan tertulis tentang peristiwa yang terjadi didalam kelas pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data-data foto, serta rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang ada pada proses pembelajaran kelas IV di SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo dengan

menggunakan metode Concept Mapping yang bertujuan sebagai

penunjang data.

F. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu PBM dikelas. Indikator kinerja harus realistik dan dapat diukur (jelas cara mengukurnya).

tarikan) dapat

mengubah

bentuk suatu

benda dengan

Concept Mapping


(61)

Indikator yang ditentukan peneliti untuk ketuntasan hasil belajar siswa yaitu minimal sebesar 80% sedangkan untuk nilai rata-rata kelas ≥ 75 setelah mendapat tindakan dari guru/peneliti dalam penelitian tindakan kelas di bandingkan sebelumnya.

G. Teknik Analisis Data

Tahapan sesudah pengumpulan data adalah analisis data. Dalam penelitian tindakan kelas, analisis dilakukan peneliti sejak awal, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Kegiatan pengumpulan data yang benar dan tepat merupakan jantungnya PTK, sedangkan analisis data akan memberi kehidupan dalam kegiatan PTK. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, yakni :

a. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif. Misalnya mencari nilai rata-rata, persentase keberhasilan belajar, dan lain-lain.

b. Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gamabarn tentang ekspresi siswa berkaitan dengan tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya, dapat dianalisis secara kualitatif.


(62)

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Hasil belajar : dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah. Aktivitas siswa dalam PBM dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam PBM tersebut. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah. Implementasi pembelajaran dengan menganalisis tingkat keberhasilannya, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.10

Ketuntasan Klasikal : . . . x100%

Siswa belajar tuntas yang Siswa P

Tabel 3.3

Kriteria Penskoran Hasil Belajar Siswa

Rumus Menghitung Prosentase Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa11

10 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas,... hlm 127-129

11

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan,……., hlm 43

No Nilai Kriteria

1. 75 – 100 Sangat Baik

2. 75 – 90 Baik

3. 10 – 75 Kurang Baik dan Perlu Bimbingan


(63)

Keterangan : F : frekuensi yang sedang dicari prosentasenya N : jumlah/banyaknya individu

P : angka prosentase

H. Tim Peneliti dan Tugasnya

Tim Peneliti yang terlibat langsung dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :

a. Guru

a. Nama : Sayidatul Munifah, S.Psi

b. Jabatan : Guru Kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo

c. Tugas :

1) Bertanggung jawab atas semua jeanis kegiatan pembelajaran

2) Mengamati pelaksanaan penelitian

3) Terlibat dalam perencanaan, observasi, dan merefleksi pada tiap-tiap siklus

b. Peneliti

a. Nama : Syafa’atur Rohmah

b. Semester/Prodi : VIII / PGMI

c. Jurusan : Pendidikan Islam


(64)

e. Tugas Peneliti :

1) Melakukan observasi lapangan

2) Menyusun perencanaan pembelajaran, menyusun instrumen

penelitian dan membuat lembar observasi 3) Menilai hasil tugas dan evaluasi akhir materi

4) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran

5) Melakukan diskusi dengan guru kolaborator


(65)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV, peneliti akan memaparkan dan menjelaskan hasil penelitian di

lapangan tentang penggunaan metode Concept Mapping dalam meningkatkan

pemahaman materi IPA tentang gaya. Berikut data-data yang telah di peroleh dari hasil penelitian.

A. Hasil Penelitian

Penelitian berbasis PTK ini dilakukan dalam dua siklus. Dalam setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan (planning), tahap aksi atau tindakan (acting), tahap observasi (observing), dan tahap refleksi (reflecting). Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo dengan jumlah siswa 33 anak. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Concept Mapping pada materi IPA tentang gaya.

Data pemahaman konseptual diperoleh dari hasil post test siswa yang dilakukan setelah pembelajaran berlangsung. Sedangkan data penerapan metode Concept Mapping selama kegiatan berlangsung, yaitu dari lembar observasi guru dan siswa. Tahapan dalam penelitian ini terdiri dari Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II.


(66)

1. Pra Siklus

Pada tahap pra siklus ini, peneliti melakukan observasi lapangan dan wawancara kepada guru sebagai tahap awal dalam melakukan penelitian. Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi lingkungan sekolah terutama lingkungan didalam kelas, karakteristik siswa dan cara mengajar guru.Observasi ini menggunakan sebuah instrumen yang sebelumnya sudah divalidasikan kepada validator atau dosen ahli. Pada hari yang sama peneliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas untuk memperoleh data tentang permasalahan yang dialami didalam kelas ketika proses pembelajaran. Observasi dan wawancara dilakukan pada tanggal 3 Januari 2017 pukul 11.00 – 12.30 WIB di SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo.

Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti ternyata telah ditemukan permasalahan bahwa siswa cenderung bosan dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru sebenarnya sudah baik dalam hal mengajar dan sesuai dengan indikator yang ingin dicapai, akan tetapi gaya mengajar guru ini cenderung kurang bervariasi sehingga membuat siswa bosan dan kurang memahami materi.

Melihat kondisi yang terjadi dilapangan, peneliti melakukan pre test di SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo. Soal pre test diambil dari buku BSE kelas IV SD/MI, tentunya soal-soal tersebut sebelum diujikan sudah lulus validasi


(67)

dari validator atau dosen ahli untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi gaya.

Pre test dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi gaya sebelum menggunakan metode Concept Mapping. Hasil pre test yang di dapat peneliti yaitu nilai rata-rata kelas 73,6 sedangkan prosentase ketuntasan hasil belajar yaitu 51,5% hal ini belum mencapai indikator kinerja yang telah di tentukan oleh peneliti yaitu 80%. Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dengan menggunan lembar pengamatan, yaitu pada hasil pengamatan aktivitas guru nilai akhir yang di peroleh 75 sedangkan hasil pengamatan aktivitas siswa yaitu 60 sehingga perlu diadakan siklus I.

2. Siklus I

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan model Kurt Lewin yang menyatakan bahwa dalam setiap siklus terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

a. Perencanaan (planning)

Pada tahap siklus I direncanakan 1 kali pertemuan. Pertemuan dilaksanakan pada tanggal 21 Februari 2017 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pada tahap perencanaan siklus I ini, kegiatan yang dilakukan yaitu sebagai berikut :


(68)

1. Menyiapkan perangkat pembelajaran (RPP), perangkat pembelajaran ini sebelumnya telah di validasi oleh validator/dosen ahli.

2. Menyiapkan media dan bahan yang digunakan untuk percobaan pada siklus I yang dapat membantu berjalannya proses KBM dalam

menerapkan metode Concept Mapping pada materi gaya mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam meningkatkan pemahaman siswa.

3. Menyiapkan soal tes evaluasi siswa siklus I, soal yang disiapkan telah divalidasi oleh validator/dosen ahli. Setelah itu soal dapat dipergunakan untuk mengukur pemahaman siswa.

4. Menyusun dan mempersiapkan lembar pengamatan yang dilakukan

terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

b. Tindakan (acting)

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 21 Februari 2017 pada pukul 11.00 – 12. 30 WIB. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo dengan jumlah siswa 33 siswa dalam satu kelas, siswa laki-laki berjumlah 12 siswa dan siswa perempuan berjumlah 21 siswa. Dalam proses belajar mengajar yang akan dilakukan mengacu pada perangkat pembelajaran (RPP) yang telah dibuat meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.


(69)

Berikut langkah-langkah pembelajaran dalam meningkatkan pemahman

siswa tentang materi gaya dengan menggunakan metode Concept

Mapping.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru mengucapkan salam, melakukan doa bersam-sama, menanyakan kabar siswa, melakukan

absensi, melakukan apersepsi dengan menayakan “anak-anak coba

perhatikan bola plastik ini, jika ibu tarik apakah yang terjadi? Coba perhatikan lagi ibu mempunyai balon, apakah balon ini dapat berubah bentuknya setelah ibu tiup?”, banyak siswa yang menjawab akan tetapi masih ada beberapa siswa yang hanya diam dan memperhatikan saja. Selanjutnya menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu tentang gaya dapat mengubah gerak dan bentuk suatu benda. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa mampu menjelaskan bahwa gaya dapat mengubah gerak dan bentuk suatu benda dengan Concept Mapping. Siswa mampu menyebutkan contoh gaya dapat mengubah gerak dan bentuk suatu benda.

Pada kegiatan inti guru membagi siswa menjadi 8 kelompok. Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas yang akan diberikan kepada siswa. Guru membagikan lembar kerja serta bahan percobaan (mobil mainan dan plastisin) kepada masing-masing kelompok. Guru membagikan potongan kartu yang telah di isi dengan kata-kata yang


(70)

berkaitan dengan materi yang telah disampaikan oleh guru dan juga kartu yang telah berisi kata-kata dari hasil percobaan siswa. Kemudian siswa menyusun kartu yang satu dengan kartu yang lainnya dengan menggunakan kata atau kalimat yang sesuai sebagai kata hubung sehingga terbentuk sebuah jawaban atau kesimpulan dari rangkuman dan percobaan yang telah dilakukan. Kemudian guru menggunakan permainan lottrey bagi kelompok yang muncul dari hasil lottrey maka kelompok tersebut akan maju kedepan kelas untuk membacakan hasil diskusinya. Sedangkan kelompok yang lain memberikan tanggapan benar atau salah dengan mengangkat sebuah kartu yang telah diberikan guru sebelumnya. Guru memberikan reward. Guru memberikan soal evaluasi. Sebelum guru menutup pelajaran, di akhir pertemuan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan guru menanyakan hal-hal yang belum di fahami siswa. Kemudian guru melakukan umpan balik kepada siswa.

Kegiatan penutup guru memberikan penguatan materi . kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari, membaca hamdalah bersam-sama untuk mengakhiri pembelajaran dan guru mengucapkan salam.


(71)

c. Pengamatan (observing)

Selama proses belajar mengajar berlangsung peneliti melakukan pengamatan secara langsung untuk mengetahui situasi pembelajaran saat menerapkan metode Concept Mapping. Adapun hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I :

1. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I

Berikut hasil pengamatan yang dilakukan observer atau guru kelas pada siklus I :

Tabel 4.1

Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I

No. Uraian Kegiatan

Skor

Nilai

1 2 3 4

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Guru mengucapkan salam √ 3

b. Guru mengajak siswa membaca do’a sebelum belajar

√ 4

c. Guru menanyakankabarkepadapesertadidik √ 3


(72)

e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √ 3 2. Kegiatan Inti

a. Guru menyuruh siswa membuka buku paket

halaman 130

√ 3

b. Guru menjelaskan menjelaskan materi dengan media white board

√ 3

c. Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok √ 4

d. Guru menjelaskan lembar kerja yang akan di berikan kepada siswa

√ 3

e. Guru memberikan lembar kerja kepada

masing-masing kelompok

√ 3

f. Guru memberikan reward √ 3

g. Guru membagikan soal tes √ 4

3. Kegiatan Penutup

a. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan

materi pembelajaran yang sudah dipelajari

√ 3

b. Guru mengajak siswa membaca hamdalah untuk

mengakhiri kegiatan

√ 4

c. Guru mengucapkan salam penutup √ 4


(73)

Jumlah Skor Maksimal 60

Nilai Akhir Aktivitas Guru 80

Dari tabel 4.1 mengenai hasil pengamatan aktivitas guru siklus I diatas, maka didapatkan nilai akhir sebesar 80. Perolehan tersebut sudah mencapai indikator kinerja yang telah ditentukan peneliti yakni minimal 80. Berikut keterangan perhitungan pada tabel 4.1 diatas:

Nilai Prosentase = F

N x 100 %

= x 100%

= 80

Adapun keterangan kriteria penskoran pada lembar pengamatan aktivitas guru yakni:

a. Skor 1 : jika aktivitas guru sangat rendah dan belum sesuai dengan kegiatan pembelajaran.

b. Skor 2 : jika aktivitas guru rendah tetapi ada beberapa kegiatan pembelajaran yang sesuai.

c. Skor 3 : jika aktivitas guru tinggi dan sesuai dengan kegiatan pembelajaran.


(1)

57 BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dari pra siklus sampai dengan siklus II dan pembahasan diatas mengenai peningkatan pemahaman materi gaya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui metode Concept Mapping siswa kelas IV di SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Penerapan metode Concept Mapping untuk meningkatkan pemahaman siswa

tentang materi gaya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo berjalan dengan baik. Pada siklus I terbukti bahwa siswa sudah dapat mengikuti metode Concept Mapping, meskipun masih ada yang merasa kesulitan akan tetapi guru atau peneliti senantiasa mendampingi siswa dalam setiap proses pembelajaran. Dalam pembelajaran pada siklus I masih ada beberapa kegiatan pembelajaran yang belum terlaksana dengan baik.

Pada siklus II siswa sudah terbiasa dengan penerapan metode Concept Mapping yang telah dilakukan oleh guru atau peneliti sehingga proses kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik dan maksimal.


(2)

2. Ada peningkatan pemahaman siswa pada materi gaya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode Concept Mapping siswa kelas IV di SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo terbukti ada peningkatan. Dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas pada siklus I memperoleh 79,3 dengan prosentase ketuntasan hasil belajar 66,6%, kemudian nilai rata-rata kelas meningkat pada siklus II yaitu memperoleh 91,3 dengan prosentase ketuntasan hasil belajar siswa memperoleh 81,8%.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan penerapan metode Concept Mapping untuk meningkatkan pemahman siswa tentang materi gaya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo dapat disampaikan saran-saran sebagi berikut :

1. Metode Concept Mapping ini termasuk salah satu metode pembelajaran aktif yang dapat dijadikan alternatif dalam proses kegiatan belajar mengajar. Kepada guru hendaknya dapat menggunakan metode Concept Mapping yang lebih inovatif dalam kegiatan pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran Ilmu pengetahuan Alam. Akan tetapi, metode Concept Mapping juga dapat dilakukan dalam pembelajaran lainnya. 2. Kepada siswa hendaknya lebih aktif dalam mengikuti proses kegiatan


(3)

59

maksimal sehingga mendapatkan nilai yang sempurna dan juga ilmu yang bermanfaat.


(4)

86

Abu Ghuddah Abdul Fattah. 2009. 40 Metode Pendidikan & Pengajaran Rasulullah SAW . Bandung : Irsyad Baitus Salam.

AM Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Aqib Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya.

Arifin Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Aswan Zain dan Syaiful Bahri Djamarah. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Harmi Sri. 2015. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Kelas IV SD dan MI. Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Kunandar. 2014. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta : Rajawali Pers.

Munadi Yudhi. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru . Jakarta: Gaung Persada Press.

Munifah Sayidatul. 19 Oktober 2016. Guru Kelas IV SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo. Wawancara Pribadi.

Muslich Masnur. 2012. Melaksanakan PTK itu Mudah. Jakarta : Bumi Aksara.

Purwanto Ngalim. 2010. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Zuhdan K. Prasetyo, Siti Fatonah,. 2014. Pembelajaran Sains. Yogyakarta : Penerbit Ombak.


(5)

87

Sudijono Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers. Sudijono Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.

Sudjana Nana. 1989. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung : Sinar Baru.

Sukardi. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas Implementasi dan Pengembangannya. Jakarta : Bumi Aksara.

Sunaryo K Wowo. 2012. Taksonomi Kognitif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Supardi. 2016. Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan Psikomotor

Konsep dan Aplikasi. Jakarta : Rajawali Pers.

Suparman Atwi. 2012. Desain Instruksional Modern. Jakarta : Erlangga.

Suprijono Agus. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Supriyatno Triyo dkk. 2006. Strategi Pembelajaran Partisipasi di perguruan Tinggi. UIN- Malang Press.

Trianto. 2007. Model-Model Inovatif Berorientasi Konstruktivis. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana.

TIM LAPIS PGMI. Strategi Pembelajaran Paket 1.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana.


(6)

Internet

http://eprints.ums.ac.id/31830/11/naskah_publikasi.pdf. diakses pada tanggal 21-10-2016.

https://ivonyerniwaty.wordpress.com/2011/06/12/pembelajaran-kooperatif-tipe-concept-mapping-peta-konsep/. di akses pada tanggal 28-10-2016.

http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_12-Oktober_2009/Peta_Konsep_(Concept_Maps)_dalam_Pembelajaran_Sains_St udipada_Siswa_Kelas_V_Sekolah_Dasar_(SD).pdf . diakses pada tanggal 21-10-2016.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPA MELALUI METODE CONCEPT Peningkatan minat belajar ipa melalui metode concept mapping siswa kelas iv sd negeri 3 putatnganten tahun pelajaran 2013/2014.

0 1 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE CIRC Peningkatan Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Metode Circ (Cooperative Integrated Reading And Composition) Pada Siswa Kelas Iv

0 1 16

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE CIRC Peningkatan Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Metode Circ (Cooperative Integrated Reading And Composition) Pada Siswa Kelas Iv

0 1 12

Peningkatan pemahaman materi gaya mata pelajaran IPA melalui strategi practice rehearsal pairs siswa kelas IV MI Al-Ihsan Gedangan Sidoarjo.

0 2 119

Peningkatan pemahaman materi Tayamum mata pelajaran Fiqih melalui metode Scramble pada siswa Kelas III MI Bahrul Ulum Sidoarjo.

6 47 105

Peningkatan pemahaman materi kenampakan alam pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui media poster di kelas IV SDN Balongdowo Candi Sidoarjo.

0 1 112

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN PKn MATERI SEJARAH SUMPAH PEMUDA MELALUI METODE CONCEPT MAPPING SISWA KELAS III MI AL-KARIMI DUKUN GRESIK.

0 0 132

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI KEUTUHAN NKRI MELALUI PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS V MI NURUL ISLAM SIDOARJO.

1 2 93

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN PKN MATERI BANGGA BERBANGSA INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI PADA SISWA KELAS III MI DARUL ULUM GEDONGAN SIDOARJO.

0 2 94

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENSTRUASI DENGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS IV DAN V SDI DARUL HIKMAH KRIAN SIDOARJO

1 1 6