MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 1 KUNINGAN.

(1)

MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DI SMK NEGERI 1 KUNINGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri

Oleh : Anggi Iskandar

1105834

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DI SMK NEGERI 1 KUNINGAN

Oleh Anggi Iskandar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Anggi Iskandar 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ANGGI ISKANDAR (1105834). Model Pembelajaran Discovery Learning

Menggunakan Modul Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SMK Negeri 1 Kuningan.

ABSTRAK

Model pembelajaran discovery learning dapat mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja dengan inisiatif sendiri, sehingga situsasi pembelajaran menjadi lebih aktif. Selain itu, pengetahuan yang diperoleh dari metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer sehingga menumbuhkan rasa senang pada siswa dalam proses belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi serta peningkatan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran discovery learning menggunakan modul. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas, yaitu pada kompetensi dasar menerapkan prinsip dasar pengolahan dan membuat produk hasil perkebunan tanaman rempah dan bahan penyegar, dengan materi pembelajaran terfokus pada tanaman rempah dan pengolahannya. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI TPHP 2 SMK Negeri 1 Kuningan berjumlah 35 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu tes dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran discovery learning menggunakan modul dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mencapai nilai KKM, yaitu dari aspek kognitif sebanyak 26 siswa, aspek afektif sebanyak 29 siswa, dan aspek psikomotor sebanyak 30 siswa.


(5)

vi

Anggi Iskandar, 2015

MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN ANGGI ISKANDAR (1105834). The Use of Modules in the Discovery Learning Model to Improve Students’ Learning Outcomes at SMK Negeri 1 Kuningan.

ABSTRACT

The discovery learning model can encourage students to thing and work on their own initiative, so that it will develop a more active stimulated learning situation. In addition, the knowledge gained from this method is very personal and powerfull because is strengthens the understanding, memory, and transfer that foster a sense of fun to the students in the learning process. The aim of this study

is to investigate the implementation and improvement of students’ learning

outcomes by using modules in discovery learning model. The method used in this study in the Classroom Action Research which focuses on the basic competence of applying the basic principles of processing and making products of spices plantation and fresheners, in which the learning materials are focused on herbal plants and its processing. The subject where thirty-five students of class XI TPHP 2 at SMKN 1 Kuningan. The research instruments used tests and observation. The study result revealed that the implementation of discovery learning models using

modules can improve students’ learning outcomes in reaching the minimum

mastery criteria (KKM). These improvements include twenty-six students’ cognitive aspect, twenty-nine students’ affective aspect, and thirty students’ psychomotor aspect.


(6)

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR DIAGRAM ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Rumusan Masalah Penelitian ... 3

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 5

A. Model Pembelajaran Discovery Learning... 5

B. Modul ... 11

C. Hasil Belajar ... 19

D. Tinjauan Kompetensi Pengolahan Rempah-rempah ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 22

B. Metode Penelitian ... 22

C. Prosedur Penelitian ... 24

D. Definisi Operasional ... 29

E. Instrumen Penelitian ... 29

F. Teknik Analisis Data ... 30

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Siklus I ... 35

B. Siklus II ... 49

C. Siklus III ... 58


(7)

viii

Anggi Iskandar, 2015

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 72

A. Simpulan ... 72

B. Implikasi dan Rekomendasi ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Silabus Mata Pelajaran Produksi Hasil Perkebunan

(Paket Keahlian Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian) ... 21

Tabel 3.1. Kategori Tafsiran Rata-rata Hasil Belajar Siswa terhadap Materi ... 31

Tabel 3.2. Kategori Tafsiran Rata-rata Hasil Belajar Siswa terhadap Praktikum ... 33

Tabel 3.3. Kriteria Normalized Gain ... 33

Tabel 4.1. Data Hasil pre test dan post test Siklus I ... 42

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi pre test, post tes, dan N-Gain Siklus I ... 43

Tabel 4.3. Hasil Penilaian Afektif Siswa Siklus I ... 45

Tabel 4.4. Hasil Penilaian Psikomotor Siswa Siklus I ... 47

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Penilaian Psikomotor Siklus I ... 48

Tabel 4.6. Data Hasil pre test dan post test Siklus II ... 52

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi pre test, post tes, dan N-Gain Siklus II ... 53

Tabel 4.8. Hasil Penilaian Afektif Siswa Siklus II ... 54

Tabel 4.9. Hasil Penilaian Psikomotor Siswa Siklus II ... 56

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Penilaian Psikomotor Siklus II ... 57

Tabel 4.11. Data Hasil pre test dan post test Siklus III ... 61

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi pre test, post tes, dan N-Gain Siklus III ... 62

Tabel 4.13. Hasil Penilaian Afektif Siswa Siklus III ... 64

Tabel 4.14. Hasil Penilaian Psikomotor Siswa Siklus III ... 66


(9)

x

Anggi Iskandar, 2015

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Langkah Operasional Implementasi Discovery Learning

(Syah, 2004) ... 8 Gambar 2.2. Aplikasi Modul pada Pembelajaran Discovery Learning ... 18 Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas


(10)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1. Rata-rata Nilai Pre test dan Post Test pada Siklus I, II, dan III ... 68 Diagram 4.2 Rata-rata N-Gain Siklus I, II, dan III ... 69 Diagram 4.3 Persentase Hasil Belajar Siswa pada Siklus I, II, III

yang mencapai nilai KKM pada Model Pembelajaran


(11)

xii

Anggi Iskandar, 2015

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus Mata Pelajaran Produksi Hasil Perkebunan

SMK Negeri 1 Kuningan ... 75

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 83

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 93

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 103

Lampiran 5. Modul Penelitian ... 118

Lampiran 6. Hasil Validasi Modul Ahli Media ... 119

Lampiran 7. Hasil Validasi Modul Ahli Materi I ... 123

Lampiran 8. Hasil Validasi Modul Ahli Materi II ... 126

Lampiran 9. Hasil Validasi Modul Ahli Bahasa ... 129

Lampiran 10. Hasil Validasi Soal Pre Test dan Post Test Siklus I ... 132

Lampiran 11. Hasil Validasi Soal Pre Test dan Post Test Siklus II ... 133

Lampiran 12. Hasil Validasi Soal Pre Test dan Post Test Siklus III ... 134

Lampiran 13. Hasil Observasi Guru Siklus I ... 135

Lampiran 14. Hasil Observasi Siswa Siklus I ... 137

Lampiran 15. Hasil Observasi Guru Siklus II ... 139

Lampiran 16. Hasil Observasi Siswa Siklus II ... 141

Lampiran 17. Hasil Observasi Guru Siklus III ... 143

Lampiran 18. Hasil Observasi Siswa Siklus III ... 145

Lampiran 19. SK Pembimbing I ... 147

Lampiran 20. SK Pembimbing II ... 148

Lampiran 21. Surat Izin Penelitian ... 149

Lampiran 22. Surat Selesai Penelitian ... 150

Lampiran 23. Kartu Bimbingan Skripsi ... 151


(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Menerapkan prinsip dasar pengolahan hasil perkebunan tanaman rempah dan bahan penyegar merupakan salah satu kompetensi dasar yang diharapkan mampu dikuasai oleh siswa-siswi SMK Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP), yakni pada mata pelajaran Produksi Hasil Perkebunan. Adapun pokok bahasan pada kompetensi dasar tersebut yaitu karakteristik rempah-rempah seperti lada, cengkeh, jahe, kopi, teh, dan kakao yang meliputi prinsip dasar pengolahan, faktor-faktor yang mempengaruhi pengolahan, jenis dan prinsip kerja alat pengolahan, alur proses pengolahan, proses pengolahan, serta pengendalian mutu dan pengemasannya.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti saat melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP) di SMK Negeri 1 Kuningan pada jurusan TPHP kelas XI, terdapat adanya beberapa masalah yang perlu untuk dikaji dan diperbaiki. Hal pertama yaitu kurangnya kemandirian siswa dalam proses belajar, sehingga materi pembelajaran harus diterangkan terlebih dahulu oleh guru. Dengan kata lain, siswa masih tergantung kepada peran serta guru dalam proses belajar. Hal kedua yaitu kurang optimalnya proses pembelajaran dengan metode ceramah pada mata pelajaran Produksi Hasil Perkebunan karena metode ini kurang intraktif serta menjadikan siswa cenderung bosan dan kurang antusias dalam proses belajar. Hal ketiga yaitu keberadaan sumber belajar siswa pada mata pelajaran Produksi Hasil Perkebunan masih terbatas, yaitu belum tersedianya modul pembelajaran pada kompetensi dasar menerapkan prinsip dasar pengolahan hasil perkebunan tanaman rempah dan bahan penyegar. Ketiga hal tersebut berdampak pada kurang optimalnya hasil belajar yang diperoleh siswa kelas XI pada jurusan TPHP di SMK Negeri 1 Kuningan. Hal ini terlihat dari rendahnya hasil belajar siswa yang mencapai nilai KKM pada mata pelajaran Produksi Hasil Perkebunan, yaitu 17%.


(13)

2

Anggi Iskandar, 2015

Berkenaan dengan hal tersebut, perlu digunakan cara belajar yang berbeda guna menjadikan siswa lebih aktif, kritis, serta mandiri dalam proses belajar. Salah satu alternatifnya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang bersifat penemuan (discovery) sehingga siswa tidak banyak tergantung kepada guru. Dengan kata lain, pembelajaran yang ada dirubah dari teacher center menjadi student center dan peran guru dalam proses belajar ini adalah pembimbing dan fasilitator. Pada penelitian ini, penulis terdorong untuk menerapkan model pembelajaran discovery learning, yaitu suatu strategi pembelajaran yang memusatkan pada peluang belajar aktif dan mandiri secara langsung kepada siswa. Hal ini pun didasari oleh kesesuaian karakteristik mata pelajaran Produksi Hasil Perkebunan yang sebagian besar materi pembelajarannya bersifat penemuan (discovery) dan sesuai untuk diterapkan pada siswa kelas XI TPHP yang sebagian besar siswa nya kurang kritis dan mandiri dalam proses belajar. Namun sangat disadari untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal, terdapat faktor yang mempengaruhi keefektifan penggunaan model discovery learning, yakni model pembelajaran ini membutuhkan adanya sumber belajar yang dapat menunjang serta membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengaplikasikan modul sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran discovery learning. Penggunaan modul ini dipilih karena modul dapat memenuhi lima kategori kapabilitas siswa dalam proses belajar, yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motorik (Sungkono, 2003). Selain itu, Nasution (2008) mengemukakan bahwa melalui modul pembelajaran yang disusun dengan baik dapat memberikan banyak keuntungan bagi siswa dalam proses belajar, diantaranya adanya feedback, penguasaan tuntas, fleksibilitas, lebih termotivasi dan terdapat tujuan yang jelas sehingga siswa lebih terarah untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan segera. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti terdorong untuk meneliti masalah tersebut dengan judul “Model pembelajaran discovery earning menggunakan modul untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMK Negeri 1 Kuningan.


(14)

3

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, muncul beberapa masalah yang memperkuat alasan mengapa permasalahan tersebut perlu dikaji, yaitu :

1. Hasil belajar siswa yang mencapai nilai KKM masih tergolong rendah, yaitu sebanyak 17%.

2. Proses pembelajaran masih berpusat kepada guru (teacher center). 3. Belum adanya modul pada mata pelajaran Produksi Hasil Perkebunan.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah, maka peneliti membatasi permasalahan menjadi sebagai berikut :

1. Materi penelitian terfokus pada kompetensi dasar menerapkan prinsip dasar pengolahan hasil perkebunan tanaman rempah dan bahan penyegar dan membuat produk hasil perkebunan tanaman rempah dan bahan penyegar, dengan materi penelitian terfokus pada tanaman rempah, yang meliputi pengertian dan klasifikasi bahan rempah, jenis bahan rempah, serta prinsip, pengolahan, dan standar mutu produk bahan rempah.

2. Penilaian siswa pada penelitian ini mencakup penilaian kognitif (pre test dan post test), penilaian afektif (penilaian sikap pada setiap siklus), dan penilaian psikomotorik (penilaian praktikum pada setiap siklus).

3. Nilai kognitif, afektif, dan psikomotor pada siklus III merupakan hasil belajar siswa.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, penulis merumuskan masalah menjadi sebagai berikut :

1. Bagaimanakah implementasi pembelajaran discovery learning

menggunakan modul pada siswa kelas XI TPHP 2 di SMK Negeri 1 Kuningan?


(15)

4

Anggi Iskandar, 2015

2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas XI TPHP 2 di SMK Negeri 1 Kuningan menggunakan model pembelajaran discovery learning menggunakan modul?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah yang telah diuraikan, adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui implemetasi pembelajaran discovery learning menggunakan modul di SMK Negeri 1 Kuningan, yaitu pada siswa kelas XI TPHP 2.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa di SMK Negeri 1 Kuningan pada siswa kelas XI TPHP 2 setelah dilakukannya pembelajaran dengan model discovery learning

menggunakan modul berdasarkan penilaian kognitif, afektif, dan psikomotor.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini, yaitu : 1. Bagi peneliti

Diharapkan dapat menjadi sarana mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan, serta sebagai langkah persiapan dalam karier peneliti kelak jika dikemudian hari ditugaskan menjadi seorang pendidik.

2. Bagi Sekolah

Diharapkan dapat memberikan informasi, saran serta masukan kepada para pendidik dalam tujuan pengembangan proses pembelajaran di SMK Negeri 1 Kuningan.

3. Bagi Siswa

Diharapkan dapat meningkatkan kemampuhan siswa menjadi lebih aktif, lebih kritis, dan lebih mandiri dalam proses belajar dikelas, serta menjadikan modul pembelajaran ini sebagai sumber belajar yang praktis, menarik dan bermutu dalam meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.


(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini yaitu dilaksanakan di SMK Negeri 1 Kuningan yang beralamat di Jl. Raya Sukamulya-Cigugur, Kuningan, yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2015. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI TPHP 2 sebanyak 35 orang.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Trianto (2010), penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan penelitian yang mencermati sebuah kegiatan pembelajaran yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran dikelas tersebut. Dalam pelaksanan penelitian tindakan kelas ini peneliti mengaplikasikan model pembelajaran discovery learning menggunakan modul dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian diawali dengan penyusunan modul terlebih dahulu yang kemudian dilakukan validasi oleh ahli. Setelah itu, penelitian dilanjutkan dengan mengaplikasikan modul pada pembelajaran model discovery learning berdasarkan tahapan pelaksanan penelitian tindakan kelas. Rancangan penelitian tindakan kelas yang digunakan mengacu pada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggar, yaitu dalam satu siklus penelitian terdiri atas empat komponen yang meliputi: (1) Perencanaan, (2) Aksi/tindakan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi. Setelah satu siklus selesai dan diimplementasikan, yakni setelah dilakukan refleksi, kemudian dilakukan perencanaaan ulang dalam bentuk siklus tersendiri.

Adapun alur penelitian tindakan kelas yang dilakusanakan yaitu sebagai berikut:


(17)

23

Anggi Iskandar, 2015

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas (Modifikasi: Wiriaatmadja, 2010)

Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

Revisi

Produksi Masal

Perencanaan

Pembuatan Modul Validasi Modul oleh :

1.Ahli Media 2.Ahli Materi I 3.Ahli Materi II 4.Ahli Bahasa

SIKLUS I

SIKLUS II


(18)

24

C. Prosedur Penelitian

Secara umum, tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyusun rencana semaksimal mungkin supaya penelitian tindakan kelas yang dilakukan dapat berjalan dengan optimal dan sesuai dengan target yang ingin dicapai, yaitu untuk meningkatan pada hasil belajar siswa. Perencanaan tersebut meliputi:

(a) Perencanaan Siklus I

Perencanaan siklus I merupakan perencanaan yang sangat penting karena pada tahap ini banyak dilakukan pembuatan komponen utama penelitian. Tahap ini dimulai dengan pembuatan modul produksi hasil perkebunan tanaman rempah dan membuat lembar validasi modul, yang kemudian divalidasi oleh ahli media, ahli materi I, ahli materi II, dan ahli bahasa. Setelah divalidasi, modul kemudian direvisi sesuai dengan saran ataupun masukan dari ahli tersebut. Setelah direvisi dan dianggap layak untuk diaplikasikan pada pembelajaran discovery learning, modul diproduksi secara masal. Selanjutnya, pada tahap ini pun dilakukan pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siklus I, II, dan III. RPP siklus I membahas materi klasifikasi bahan rempah, RPP siklus II membahas materi jenis bahan rempah, dan RPP siklus III membahas materi prinsip, pengolahan dan standar mutu pengolahan bahan rempah. Ketiga RPP ini dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran supaya RPP yang dibuat sesuai dengan target pelaksanaan penelitian yang ingin dicapai. Pada tahap ini juga peneliti menyusun instrumen penelitian yaitu diantaranya lembar observasi guru dan siswa, soal pre

test dan post test siklus I, II, dan III, penyusunan lembar validasi soal pre test dan post test, penyusunan lembar penilaian praktikum siklus


(19)

25

Anggi Iskandar, 2015

fasilitas maupun sarana pendukung yang diperlukan selama proses pembelajaran siklus I, termasuk persiapan bahan untuk praktikum klasifikasi bahan rempah.

(b) Perencanaan Siklus II

Perencanan siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi selama pembelajaran siklus I. Perencanaan siklus II diantaranya mempersiapkan Rencana Pelaksaaan Pembelajaran (RPP) siklus II dengan materi jenis bahan rempah dengan menyesuaikan hasil refleksi maupun target-target yang ingin dicapai untuk siklus II. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan instrumen penelitian untuk siklus II seperti lembar observasi guru dan siswa, mempersiapkan soal

pre test dan post test serta lembar validasinya, dan mempersiapkan

lembar penilaian sikap dan praktikum untuk siklus II. Pada tahap ini juga peneliti mempersiapkan contoh rempah-rempah untuk melakukan praktikum mendeskripsikan rempah-rempah.

(c) Perencanaan Siklus III

Perencanaan siklus III dilakukan berdasarkan refleksi siklus II yaitu diantaranya mempersiapkan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus III dengan materi prinsip, pengolahan, dan standar mutu produk bahan rempah, mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa, mempersiapkan soal pre test dan pos test beserta lembar validasinya, mempersipkan lembar penilaian praktikum siklus II, mempersiapkan lembar penilaian sikap siswa untuk siklus III, serta mempersiapkan alat dan bahan untuk praktikum pembuatan simplisia dan sari kunyit asam.

2) Pelaksanaan

Tahap ini merupakan implementasi dari tahap perencanaan setiap siklus. Dalam pembelajaran discovery learning ini tentunya peneliti memperhatikan langkah pelaksanaan discovery yaitu tahap stimulasi/pemberian rangsangan (Stimulation), pernyataan/identifikasi masalah (Problem Statement), pengumpulan data (Data Collection),


(20)

26

pengolahan data (Data Processing), pembuktian (Verification), dan menarik kesimpulan/generalisasi (Generalization). Adapun tahap pelaksanaan penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut :

(a) Pelaksanaan Siklus I

Pada tahap pelaksanaan siklus I, peneliti mengaplikasikan model pembelajaran discovery learning dengan menggunaan modul yang telah disusun dan divalidasi sebelumnya. Pada siklus I pembelajaran dimulai dengan memberikan soal pre test kepada siswa. Setelah itu, siswa dibentuk secara acak menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok mendapatkan 3 buah modul yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dalam hal ini siswa diinstruksikan untuk membaca modul dengan materi klasifikasi bahan rempah, kemudian siswa diinstruksikan mengisi soal-soal pada materi ke-1. Setelah itu, siswa dibimbing melakukan praktikum sederhana yaitu mengklasifikasikan bahan rempah yang telah dipersiapkan sebelumnya. Setelah itu siswa dan peneliti membahasnya secara bersama-sama. Pada akhir siklus pembelajaran, dilakukan evaluasi dengan memberikan soal post test kepada siswa. Pada pelaksanaan siklus I, semua aktifitas peneliti dinilai oleh observer, yang terdiri dari penilaian observasi guru dan penilaian observasi siswa. Selain itu, peneliti juga menilai aktifitas siswa selama pembelajaran, yaitu dengan menilai sikap siswa dan menilai proses praktikum yang dilaksanakan.

(b) Pelaksanaan Siklus II

Pelakasaan siklus II hampir sama dengan pelaksanaan siklus I, namun dengan materi yang berbeda, yaitu tentang jenis-jenis bahan rempah. Pada tahap ini dilakukan praktikum sederhana yaitu mendeskrisikan jenis rempah-rempah yang telah dipersiapkan. Sama halnya dengan siklus I, pada akhir siklus dilakukan evaluasi dengan memberikan soal post test kepada siswa. Sebelum mengakhiri pembelajaran, siswa diinstruksikan untuk mempersiapkan kelompok


(21)

27

Anggi Iskandar, 2015

simplisia dan sari kunyit asam. Adapun penilain pada siklus II yaitu penilaian observasi guru dan siswa, penilaian sikap dan penilaian praktikum.

(c) Pelaksanaan Siklus III.

Pelaksanaan siklus III hampir sama dengan pelaksanaan siklus I dan II. Materi yang dibahas pada pertemuan ini yaitu prinsip, proses pengolahan, dan standar mutu bahan rempah. Pada siklus ini juga dilakukan praktikum pembuatan produk olahan rempah-rempah, yaitu membuat simplisia dan sari kunyit asam. Pembagian produk praktikum ini dilakukan berdasarkan pengundian yang dilakukan setelah pembelajaran siklus III. Pada akhir pelaksanaan praktikum, siswa menyimpulkan hasil pengisian modul dan hasil praktikum yang telah dilakukan. Setelah praktikum dilaksanakan, pembelajaran dilanjutkan dengan pelaksanaan post test. Penilaian pada siklus III ini terdiri dari penilaian observasi guru dan siswa, penilaian sikap siswa, dan penilaian praktikum.

3) Pengamatan

Dalam pelaksanaannya, tahap pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, yaitu dilakukan oleh observer dengan cara menilai/mencatat proses tindakan yang dilakukan oleh peneliti dan siswa dalam proses pembelajaran discovery learning dengan menggunakan modul. Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan dan merekam data yang diperlukan oleh peneliti dalam penyusunan penelitian ini. Setiap akhir tindakan, peneliti dengan observer melakukan diskusi mengenai hal-hal yang harus diperbaiki, ditingkatkan, ditambah, dikurangi, atau bahkan dihilangkan untuk tindakan/siklus selanjutnya. Pengamatan siklus I, II, dan III terdiri dari lembar observasi guru, lembar observasi siswa, lembar penilaian sikap, dan lembar penilaian praktikum.

4) Refleksi

Setelah tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan, tahap selanjutnya yaitu tahap refleksi. Refleksi merupakan puncak kegiatan dari


(22)

28

penelitian tindakan kelas yang dilakukan, yaitu dengan menganalisis ataupun menginstrospeksi jalannya penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, apakah sudah sesuai dengan langkah discovery learning atau belum, apakah hasil belajar siswa semakin meningkat atau tidak, dan seberapa besar peningkatan hasil belajar yang terjadi pada siswa selama proses pembelajaran. Dengan kata lain, tahap ini menjadi tahapan introspeksi diri untuk lebih baik lagi pada pelaksanaan siklus selanjutnya, guna tercapainya target utama penelitian yaitu meningkatkan hasil belajar siswa.

Adapun tahap refleksi pada penelitian tindakan kelas ini yaitu sebagai berikut :

(a) Refleksi Siklus I

Tahap ini menjadi sangat penting karena menentukan dalam kebehasilan siklus selanjutnya. Pada tahap ini peneliti dan observer

membahas hal-hal yang dianggap perlu untuk

diperbaiki/ditingkatkan untuk pembelajaran siklus II baik dari segi cara pembelajaran ataupun aspek lain seperti perbaikan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), perbaikan soal untuk pre test dan

post test, ataupun hal lainnya supaya hasil belajar siswa dapat

meningkat untuk siklus selanjutnya. (b) Refleksi Siklus II

Refleksi pada siklus II dilakukan guna memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus II dan berupaya untuk meningkatkan hal-hal yang ingin dicapai untuk siklus III, yaitu diantaranya perbaikan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), instrumen soal pre

test dan post test, dan lain-lain.

(c) Refleksi Siklus III

Tahap ini merupakan tahap terakhir pada penelitian tindakan kelas ini. Refleksi pada siklus III dilakukan guna mengetahui apakah selama pembelajaran siklus I, II dan III terjadi peningkatan hasil


(23)

29

Anggi Iskandar, 2015

D. Definisi Operasional

1. Discovery Learning menggunakan modul

Model pembelajaran discovery learning menggunakan modul adalah pembelajaran yang memfokuskan siswa pada penemuan hal-hal baru secara mandiri yang belum diketahui sebelumnya, yaitu dengan menggunakan bahan ajar modul.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar pada penelitian ini dilihat dari nilai kognitif, nilai afektif, dan nilai psikomotor siswa pada siklus III.

E. Instrumen Penelitian dan Validasi Instrumen 1. Tes

Instrumen tes digunakan untuk mengukur aspek kognitif siswa dalam proses pembelajaran tiap siklusnya. Tes yang digunakan yaitu essay sebanyak 5 soal, yang dilakukan sebelum pembelajaran (pre test) dan setelah pembelajaran (post test). Soal yang diujikan sesuai dengan materi pembelajaran tiap siklusnya. Sebelum digunakan dalam pembelajaran, soal

pre test dan post test tersebut divalidasi terlebih dahulu oleh guru mata

pelajaran, supaya soal tersebut sesuai dan layak untuk digunakan.

2. Observasi

a. Lembar Observasi Kegiatan Guru dan Siswa

Lembar observasi guru dan siswa merupakan instrumen penting dalam pelaksanaan pembelajaran setiap siklusnya. Dengan lembar observasi guru dan siswa, peneliti dapat mengetahui sejauh mana langkah pembelajaran terlaksana. Adapun observer dalam penelitian ini dilakukan oleh guru mata pelajaran sebagai observer kegiatan guru dan guru laboratorium sebagai observer kegiatan siswa. Sebelum lembar observasi digunakan dalam siklus pembelajaran, peneliti mengkonsultasikan terlebih dahulu kepada guru mata pelajaran untuk menentukan poin apa saja yang harus tertera pada lembar observasi ini supaya proses pembelajaran sesuai dengan langkah discovery learning.


(24)

30

b. Lembar Validasi Modul

Lembar validasi modul yang peneliti gunakan yaitu berdasarkan BSNP tahun 2008. Adapun lembar validasi modul yang peneliti gunakan yaitu lembar validasi ahli media, lembar validasi ahli materi I. lembar validasi ahli materi II, dan lembar validasi ahli bahasa.

c. Lembar Penilaian Sikap (Afektif)

Lembar penilaian afektif atau sikap siswa yang peneliti gunakan mengacu pada Permendikbud No. 66 Tahun 2013. Lembar penilaian ini terdiri dari 4 aspek penilaian yaitu aspek disiplin, peduli, responsif, dan proaktif dengan teknik penilaian menggunakan skala 1-4. Format Penilaian sikap ini juga merupakan aturan baku yang dipakai di SMK Negeri 1 Kuningan.

d. Lembar Penilaian Praktikum (Psikomotor)

Lembar penilaian psikomotor atau praktikum siswa dibuat berdasarkan langkah praktikum dan aspek penting dalam pelaksanaan praktikum. Sebelum lembar penilaian psikomotor ini digunakan dilapangan, peneliti melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing dan guru mata pelajaran mengenai aspek apa saja yang harus dinilai supaya instrumen ini sesuai dengan pelaksanaan praktikum dan target yang ingin dicapai. Lembar penilaian praktikum ini juga merupakan modifikasi dari lembar praktikum yang dipakai di jurusan TPHP SMK Negeri 1 Kuningan.

F. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Teknik Analisis Data Hasil Tes

a. Analisis Tes Tertulis (pre test dan post test)

Hasil tes tertulis dihitung dengan menggunakan rumus (Sukardi, 2008), yaitu :


(25)

31

Anggi Iskandar, 2015

Nilai = � �� ��

� � � x 100

Kemudian, nilai seluruh siswa yang diperoleh dirata-ratakan menggunakan rumus (Sukardi, 2008), yaitu :

x = � �

�� �� �� �� �

Rata-rata nilai siswa yang telah diperoleh dikonversikan pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1. Kategori Tafsiran Rata-rata Hasil Belajar Siswa terhadap Materi Pembelajaran

Nilai Rata-rata Keterangan

40-55 Sangat Rendah

56-65 Rendah

66-75 Sedang

76-85 Tinggi

86-100 Tinggi Sekali (Sumber : Sukardi, 2008)

Setelah nilai tersebut didapat, data dikelompokan dalam tabel distribusi frekuensi, yaitu dengan langkah-langkah (Utsman, 2012) sebagai berikut:

1) Mencari range (R), yaitu penyebaran/jangkauan, dengan rumus :

R = Xt – Xr + 1

Keterangan : R : range

Xt : nilai tertinggi Xr : nilai terendah

2) Menentukan kelas/kelompok, yaitu dengan menggunakan rumus:

K = 1 + 3,3 Log N

Keterangan: K : kelompok N : banyak data

3) Menghitung lebar kelas (interval kelas) yang disimbolkan dengan i dan dirumuskan sebagai berikut:


(26)

32

i =

Keterangan: R : range K : kelompok

4) Menentukan batas kelas (batas bawah nyata dan batas atas nyata) dengan rumus berikut:

Batas bawah = ujung bawah – 0,5 Batas atas = ujung atas + 0,5 2. Teknik Analisis Data Hasil Observasi

a. Analisis Penilaian Sikap

Menurut Permendikbud No. 66 Tahun 2013, penilaian sikap dihitung dengan menggunakan rentang 1-4 dengan kriteria sebagai berikut:

Penilaian Kriteria

4 Jika empat indikator yang diamati terlihat

3 Jika tiga indikator yang diamati terlihat

2 Jika dua indikator yang diamati terlihat

1 Jika satu indikator yang diamati terlihat

Nilai Akhir (NA) pada penilaian sikap ditentukan menggunakan modus, yaitu nilai yang banyak muncul pada aspek yang diamati dalam penilaian sikap. b. Analisis Penilaian Praktikum

Hasil penilaian praktikum dihitung dengan menggunakan rumus (Sukardi, 2008), yaitu :

Nilai = � �� ��

� � � x 100

Kemudian, nilai seluruh siswa yang diperoleh dirata-ratakan menggunakan rumus (Sukardi, 2008), yaitu :

x = � �

�� �� �� �� �

Rata-rata nilai siswa yang telah diperoleh kemudian dikonversikan pada tabel dibawah ini :


(27)

33

Anggi Iskandar, 2015

Tabel 3.2. Kategori Tafsiran Rata-rata Hasil Belajar Siswa terhadap Praktikum

Nilai Rata-rata Keterangan

40-55 Sangat Rendah

56-65 Rendah

66-75 Sedang

76-85 Tinggi

86-100 Tinggi Sekali

(Sumber : Sukardi, 2008)

c. Analisis Keterlaksanan Observasi Guru dan Siswa

Keterlaksanaan observasi guru dan siswapada siklus I, II, dan III dinilai menggunakan kriteria “Ya” dan “Tidak”. Setelah itu, jumlah keterlakasanaan tersebut dideskripsikan dan dianalisis faktor penyebabnya pada bab IV.

d. Analisis Hasil Validasi Modul

Hasil validasi modul yang terdiri dari ahli media, ahli materi I, ahli materi II, dan ahli bahasa dinilai menggunakan kriteria Sangat Baik (SB), Baik (B), Kurang (K), dan Sangat Kurang (SK) pada setiap aspek penilaiannya. Setelah itu, hasil penilaian tersebut dideskripsikan pada bab IV.

e. Analisis Hasil Belajar Siswa

Efektifitas peningkatan Hasil belajar dapat diketahui dengan menggunakan teknik Normalized Gain, yaitu dengan rumus :

N-Gain

=

� −�

� � − �

Skala nilai yang digunakan pada data N-Gain terdapat pada tabel berikut : Tabel 3.3 Kriteria Normalized Gain

Skor N-Gain Kriteria N-Gain

0,70 < N-Gain Tinggi

0,30 < N-Gain ≤ 0,70 Sedang

N-Gain ≤ 0,30 Rendah


(28)

34

Setelah diperoleh data hasil tes tertulis (pre test dan post test), langkah selanjutnya yaitu menganalisis peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa dihitung berdasarkan persentase hasil belajar siswa, yang kemudian hasil analisis tersebut dideskripsikan.

Adapun rumus untuk menghitung persentasi hasil belajar siswa (Nurhasan, 2008) adalah :

Persentase Hasil Belajar = � � �� ��


(29)

72

Anggi Iskandar, 2015

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Implementasi pembelajaran discovery learning menggunakan modul di SMK Negeri 1 Kuningan terlaksana sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran penelitian tindakan kelas dengan menggunakan modul yang sesuai berdasarkan hasil validasi para ahli.

2. Hasil pembelajaran discovery learning dengan menggunakan modul dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI TPHP 2 di SMK Negeri 1 Kuningan, yaitu dari aspek kognitif 26 dari 35 siswa mencapai nilai KKM, aspek afektif 29 dari 35 siswa mencapai nilai KKM, dan aspek psikomotor 30 dari 35 siswa mencapai nilai KKM.

B. Implikasi dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil kajian mengenai penerapan model pembelajaran

discovery learning menggunakan modul untuk meningkatkan hasil belajar

siswa, peneliti mengemukakan implikasi dan rekomendasi yaitu :

1. Model pembelajaran ini dapat diaplikasikan pada mata pelajaran produktif TPHP lainnya yang mempunyai karakteristik pembelajaran

discovery, salah satunya pada mata pelajaran Dasar Pengendalian

Mutu.

2. Peneliti merekomendasikan kepada para praktisi pendidikan ataupun calon peserta PLP mendatang untuk menggunakan model pembelajaran ini pada proses pembelajaran guna meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

3. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery learning menggunakan modul terhadap motivasi belajar siswa, mengingat penelitian ini belum dilakukan di SMK Negeri 1 Kuningan.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara BSNP. (2008). Aspek Kelayakan Modul. Jakarta: BSNP.

Djamarah, dan Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik. O. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Kemmis, S. and McTaggart, R. (1998). The Action Research Planner (3rded). Nurhasan. (2008). Modul Mata Kuliah Statistika. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Belajar.

Qorri’ah. (2011). Penggunaan Metode Guided Discovery Learning untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung (Skripsi). UIN Syarif Hidayatullah.

Sardiman, A.M. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Sudjana, N dan Rivai, A. (2007). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sukardi. (2008). Metodelogi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sungkono. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY.

Suyitno, A. (2004). Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran. Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang.

Syah, M. (2004). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda Karya.

Trianto. (2010). Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action


(31)

74

Anggi Iskandar, 2015

Utsman, F.R. (2012). Panduan Statistik Pendidikan. Yogyakarta: DIVA Press. Wiriatmadja. (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT.Remaja


(1)

32

i =

Keterangan:

R : range K : kelompok

4) Menentukan batas kelas (batas bawah nyata dan batas atas nyata) dengan rumus berikut:

Batas bawah = ujung bawah – 0,5

Batas atas = ujung atas + 0,5

2. Teknik Analisis Data Hasil Observasi

a. Analisis Penilaian Sikap

Menurut Permendikbud No. 66 Tahun 2013, penilaian sikap dihitung dengan menggunakan rentang 1-4 dengan kriteria sebagai berikut:

Penilaian Kriteria

4 Jika empat indikator yang diamati terlihat 3 Jika tiga indikator yang diamati terlihat 2 Jika dua indikator yang diamati terlihat 1 Jika satu indikator yang diamati terlihat

Nilai Akhir (NA) pada penilaian sikap ditentukan menggunakan modus, yaitu nilai yang banyak muncul pada aspek yang diamati dalam penilaian sikap. b. Analisis Penilaian Praktikum

Hasil penilaian praktikum dihitung dengan menggunakan rumus (Sukardi, 2008), yaitu :

Nilai = � �� ��

� � � x 100

Kemudian, nilai seluruh siswa yang diperoleh dirata-ratakan menggunakan rumus (Sukardi, 2008), yaitu :

x = � �

�� �� �� �� �

Rata-rata nilai siswa yang telah diperoleh kemudian dikonversikan pada tabel dibawah ini :


(2)

33

Tabel 3.2. Kategori Tafsiran Rata-rata Hasil Belajar Siswa terhadap Praktikum

Nilai Rata-rata Keterangan

40-55 Sangat Rendah

56-65 Rendah

66-75 Sedang 76-85 Tinggi 86-100 Tinggi Sekali

(Sumber : Sukardi, 2008)

c. Analisis Keterlaksanan Observasi Guru dan Siswa

Keterlaksanaan observasi guru dan siswapada siklus I, II, dan III dinilai menggunakan kriteria “Ya” dan “Tidak”. Setelah itu, jumlah keterlakasanaan tersebut dideskripsikan dan dianalisis faktor penyebabnya pada bab IV.

d. Analisis Hasil Validasi Modul

Hasil validasi modul yang terdiri dari ahli media, ahli materi I, ahli materi II, dan ahli bahasa dinilai menggunakan kriteria Sangat Baik (SB), Baik (B), Kurang (K), dan Sangat Kurang (SK) pada setiap aspek penilaiannya. Setelah itu, hasil penilaian tersebut dideskripsikan pada bab IV.

e. Analisis Hasil Belajar Siswa

Efektifitas peningkatan Hasil belajar dapat diketahui dengan menggunakan teknik Normalized Gain, yaitu dengan rumus :

N-Gain

=

� −�

� � − �

Skala nilai yang digunakan pada data N-Gain terdapat pada tabel berikut : Tabel 3.3 Kriteria Normalized Gain

Skor N-Gain Kriteria N-Gain

0,70 < N-Gain Tinggi 0,30 < N-Gain ≤ 0,70 Sedang N-Gain ≤ 0,30 Rendah


(3)

34

Setelah diperoleh data hasil tes tertulis (pre test dan post test), langkah selanjutnya yaitu menganalisis peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa dihitung berdasarkan persentase hasil belajar siswa, yang kemudian hasil analisis tersebut dideskripsikan.

Adapun rumus untuk menghitung persentasi hasil belajar siswa (Nurhasan, 2008) adalah :

Persentase Hasil Belajar = � � �� ��


(4)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Implementasi pembelajaran discovery learning menggunakan modul di SMK Negeri 1 Kuningan terlaksana sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran penelitian tindakan kelas dengan menggunakan modul yang sesuai berdasarkan hasil validasi para ahli.

2. Hasil pembelajaran discovery learning dengan menggunakan modul dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI TPHP 2 di SMK Negeri 1 Kuningan, yaitu dari aspek kognitif 26 dari 35 siswa mencapai nilai KKM, aspek afektif 29 dari 35 siswa mencapai nilai KKM, dan aspek psikomotor 30 dari 35 siswa mencapai nilai KKM.

B. Implikasi dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil kajian mengenai penerapan model pembelajaran discovery learning menggunakan modul untuk meningkatkan hasil belajar siswa, peneliti mengemukakan implikasi dan rekomendasi yaitu :

1. Model pembelajaran ini dapat diaplikasikan pada mata pelajaran produktif TPHP lainnya yang mempunyai karakteristik pembelajaran discovery, salah satunya pada mata pelajaran Dasar Pengendalian Mutu.

2. Peneliti merekomendasikan kepada para praktisi pendidikan ataupun calon peserta PLP mendatang untuk menggunakan model pembelajaran ini pada proses pembelajaran guna meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

3. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery learning menggunakan modul terhadap motivasi belajar siswa, mengingat penelitian ini belum dilakukan di SMK Negeri 1 Kuningan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara BSNP. (2008). Aspek Kelayakan Modul. Jakarta: BSNP.

Djamarah, dan Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik. O. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Kemmis, S. and McTaggart, R. (1998). The Action Research Planner (3rded).

Nurhasan. (2008). Modul Mata Kuliah Statistika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Belajar.

Qorri’ah. (2011). Penggunaan Metode Guided Discovery Learning untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung (Skripsi). UIN Syarif Hidayatullah.

Sardiman, A.M. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Sudjana, N dan Rivai, A. (2007). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sukardi. (2008). Metodelogi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sungkono. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY.

Suyitno, A. (2004). Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran. Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang.

Syah, M. (2004). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda Karya.

Trianto. (2010). Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta : Prestasi Pustakaraya.


(6)

74

Utsman, F.R. (2012). Panduan Statistik Pendidikan. Yogyakarta: DIVA Press. Wiriatmadja. (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT.Remaja


Dokumen yang terkait

Pengaruh model guided discovery learning terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep gerak melingkar beraturan

1 18 0

Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelas X SMA Negeri 29 Jakarta

1 27 0

Pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar sosiologi siswa kelas x sma negeri 29 jakarta

2 54 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Dengan Menggunakan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran I

0 2 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Dengan Menggunakan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran I

0 2 18

MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN LKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X DI SMKN 1 CIDAUN.

0 2 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 1 LURAGUNG PADA STANDAR KOMPETENSI MENGGUNAKAN ALAT-ALAT UKUR.

0 1 50

MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 1 KUNINGAN - repository UPI S PTA 1105834 Title

0 0 3

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning kurikulum 2013 untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi di SMA Negeri 3 Boyolali

0 1 19

1 PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK NEGERI 2 PONTIANAK TENTANG GETARAN

3 2 11