Analisis Keyakinan dan Kemandirian Guru Tentang Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.

(1)

Fatma Nurmulia, 2015

ANALISIS KEYAKINAN DAN KEMANDIRIAN GURU TENTANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS KEYAKINAN DAN KEMANDIRIAN GURU

TENTANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DI SEKOLAH DASAR

(Studi Kasus terhadap Guru Kelas IV Sekolah Dasar Negeri di Kab. Bandung)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Dasar Konsentrasi Matematika

Oleh: Fatma Nurmulia

NIM. 1302363

SEKOLAH PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2015


(2)

Fatma Nurmulia, 2015

ANALISIS KEYAKINAN DAN KEMANDIRIAN GURU TENTANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS KEYAKINAN DAN KEMANDIRIAN GURU TENTANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

(Studi Kasus terhadap Guru Kelas IV Sekolah Dasar Negeri di Kab. Bandung)

Oleh Fatma Nurmulia

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Dasar Keminatan Matematika

© Fatma Nurmulia 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS KEYAKINAN DAN KEMANDIRIAN GURU

TENTANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DI SEKOLH DASAR

(Studi Kasus Terhadap Guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri di kab. Bandung)

TESIS

Oleh Fatma Nurmulia

NIM. 1302363

Disetujui dan Disahkan Oleh Dosen Pembimbing

Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed NIP. 1958 0201 1984 03 1001

Diketahui Oleh

Ketua Program Studi Pendidikan Dasar

Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd NIP. 1965 1001 1998 02 2001


(4)

Fatma Nurmulia, 2015

ANALISIS KEYAKINAN DAN KEMANDIRIAN GURU TENTANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Proses pembelajaran matematika di kelas ditentukan oleh pandangan siswa dan keyakinan terhadap matematika itu sendiri. Karenanya, ketidak sempurnaan memahami matematika dari siswa akan menyebabkan ketidak sempurnaan pada proses pembelajaran di kelas. Pandangan dan keyakinan yang benar terhadap pengertian serta definisi matematika diharapkan dapat membantu proses pembelajaran matematika yang lebih efektif, efisien, dan sesuai dengan tuntutan jaman.

Pentingnya belajar matematika tidak lepas dari peranan dalam segala jenis dimensi kehidupan misalnya banyak persoalan kehidupan yang memerlukan kemampuan berhitung, hal itu menunjukan pentingnya peran dan fungsi matematika terutama sebagai sarana untuk memecahkan masalah baik pada matematika maupun dalam bidang lainnya.

Matematika secara luas diakui tidak hanya sebagai komponen inti dari kurikulum, tetapi juga sebagai filter penting untuk kesempatan pendidikan dan karir serta telah menjadi syarat utama memasuki fakultas-fakultas favorit seperti kedokteran dan teknik.

Seperti dijelaskan oleh Leder (2002, hlm. 1) yang merupakan data repesentatif sebagai berikut:

Mathematics and science have a fundamental contribution to make both to understanding the world and to changing the world, particularly in the context of

change and economic adjustment. The decline in interest in mathematics … needs

to be arrested. This is an urgent and complex matter related not only to education but to other issues.

Matematika dan ilmu pengetahuan keduanya memiliki kontribusi mendasar untuk memahami dunia dan mengubah dunia khususnya dalam konteks perubahan


(5)

2

Fatma Nurmulia, 2015

ANALISIS KEYAKINAN DAN KEMANDIRIAN GURU TENTANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan penyesuaian ekonomi, penurunan minat dalam matematika harus direspon secara bijak. Ini merupakan hal yang mendesak dan kompleks, tidak hanya untuk pendidikan tapi untuk isu-isu lainnya.

Namun dalam beberapa tahun terakhir banyak keprihatinan yang diungkapkan tentang penurunan minat siswa belajar matematika. Sebagian besar siswa menganggap bahwa matematika itu sulit, hanya masalah perhitungan dan melibatkan banyak angka. Oleh sebab itu, proses pembelajaran matematika menjadi kurang optimal. Siswa kehilangan minat dan motivasi belajar matematika karena keyakinan mereka tentang matematika yang kurang tepat.

Menurut Soedjadi (dalam Kurniasih, 2012) pembelajaran matematika harus melibatkan segi kognitif maupun afektif siswa. Kognitif adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu. Menurut Taksonomi Bloom, kemampuan kognitif adalah kemampuan berfikir secara hirarki yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Sedangkan afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.

Keyakinan dan pengetahuan seseorang dapat mempengaruhi sikap dan pada akhirnya mempengaruhi perilaku atau tindakannya. Mengubah pengetahuan seseorang akan sesuatu, dipercaya dapat mengubah perilaku mereka.

Keyakinan guru terhadap matematika merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi cara belajar siswa baik di kelas maupun diluar kelas. Seorang siswa terkadang mengalami kesulitan dalam belajar dan mendapatkan pemahaman yang tidak optimal walaupun telah berusaha secara maksimal.

Cashin (dalam Rosyidah 2007, hlm. 1) menyebutkan variabel pertama yang menyebabkan pengajaran tidak efisien adalah motivasi intrinsik siswa berupa ketertarikan siswa pada materi pelajaran tidak ada. Hakim (dalam Rosyidah 2007, hlm. 1) menegaskan bahwa sebenarnya kemauan dan motivasi merupakan penggerak.


(6)

3

Fatma Nurmulia, 2015

ANALISIS KEYAKINAN DAN KEMANDIRIAN GURU TENTANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya Brunner dkk. (Dalam Vicente dan Arias 2004, hlm. 146) memahami pembelajaran di sekolah sebagai suatu proses pengetahuan konstruktif, kognitif dan kompleks, dimana siswa harus membuat keputusan sehingga mengaturnya menjadi bagian pengetahuan yang telah ada. Dasar kognitif konstruktif memfokuskan konsep belajar menjadi sebuah proses mental yang aktif, konstruktif dan terdapat self-regulation di dalamnya Romera (2001, hlm. 21). Self regulated learning merupakan istilah yang berkaitan dengan kemandirian belajar. Selain itu, terdapat dua istilah lain yang berkaitan dengan kemandirian belajar, yaitu self regulated thinking (SRT) dan self directed learning (SDL).

Beberapa kesamaan karakteristik, yang termuat dalam ketiga istilah tersebut di antaranya adalah: termuatnya proses perancangan dan pemantauan proses kognitif dan afektif ketika seseorang menyelesaikan tugas akademiknya. Kemandirian belajar dapat diajarkan, dipelajari dan dikontrol. Umumnya, guru yang berhasil adalah guru yang menggunakan strategi kemandirian belajar dan sebagian besar sukses di sekolah.

Menurut Zimmerman (1989, hlm. 329) kemandirian belajarpada guru dapat digambarkan melalui tingkatan atau derajat yang meliputi keaktifan berpartisipasi baik itu dilihat dari segi perencanaan, performa dan refleksi diri.

Kemandirian belajar mampu mengatur kinerja dan prestasi akademis, mengingat guru harus mengatur diri supaya prestasi akademisnya sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan salah satu komponen dari kemandirian belajar, yaitu meregulasi usaha Wolter dkk (2003, hlm. 24) yang mempunyai hubungan dengan prestasi dan mengacu pada minat siswa untuk mendapatkan sumber, energi, dan waktu untuk dapat menyelesaikan tugas akademis yang penting.

Berdasarkann paparan tersebut, maka penulis melakukan penelitian dengan judul: Analisis Keyakinan dan Kemandirian Guru kelas IV Tentang Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (Analisis terhadap guru kelas IV di satu SD Kab.Bandung).


(7)

4

Fatma Nurmulia, 2015

ANALISIS KEYAKINAN DAN KEMANDIRIAN GURU TENTANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkann latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat diidentifikasi masalah yang terdapat dalam penelitian ini yaitu:

1. Pandangan dan keyakinan guru diharapkan akan membantu proses pembelajaran matematika.

2. Matematika merupakan filter penting untuk banyak kesempatan pendidikan dan karir.

3. Pengurunan minat dalam belajar matematika harus ditanggapi dengan serius.

4. Sebagian besar siswa menganggap matematika itu sulit, hanya perhitungan dan melibatkan banyak angka.

5. Pembelajaran matematika melibatkan segi kognitif dan afektif.

6. Salah satu penyebab pengajaran yang tidak efisien adalah motivasi instrinsik.

7. Pembelajaran merupakan proses pengetahuan konstruktif, kognitif dan kompleks.

8. Dasar kognitif konstruktif memfokuskan konsep belajar menjadii sebuah proses mental yang aktif, konstruktif dan terdapat self-regulation di dalamnya.

9. Self regulated learning merupakan istilah yang berkaitan dengan kemandirian belajar.

10. Kemandirian belajar terdapat dalam proses mental yang aktif dan konstruktif.

11. Kemandirian belajar dapat diajarkan, dipelajari dan dikontrol.

12. Kemandirian belajar mampu mengatur kinerja dan prestasi akademis.

2. Batasan Masalah

Secara konseptual penelitian ini akan menelaah dua unsur internal yang terdapat dalam diri guru yaitu keyakinan matematika dan kemandirian.


(8)

5

Fatma Nurmulia, 2015

ANALISIS KEYAKINAN DAN KEMANDIRIAN GURU TENTANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Khusus dalam bidang Pendidikan Matematika, masalah yang dihadapi para guru cenderung menjadii lebih kompleks jika dibandingkan masalah yang dihadapi oleh guru ketika mengajar pelajaran lain, sebagai akibat masih banyaknya orang tua dan siswa yang mempunyai keyakinan yang salah tentang matematika, yaitu menganggap bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit, sangat abstrak, dan kurang kegunaan, kecuali untuk berhitung.

Apa yang diyakini siswa tentang matematika, sebagian besar berdasarkann pengalaman yang diperolehnya selama belajar matematika. Strategi belajar sangat diperlukan untuk membantu siswa belajar matematika. Sesuai penjelasan Zimmerman (1989, hlm. 336) yang menyebutkan bahwa jika seseorang kehilangan strategi dalam kemandirian belajarmaka mengakibatkan proses belajar dan performa yang lebih bguruk.

Zimmerman (1989, hlm. 330) menjelaskan bahwa kemandirian belajar penting bagi semua jenjang akademis. Kemandirian belajar dapat diajarkan, dipelajari dan dikontrol. Umumnya, guru yang berhasil adalah guru yang menggunakan strategi kemandirian belajar dan sebagian besar sukses di sekolah.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkann uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana keyakinan guru kelas IV tentang penguasaam materi pembelajaran matematika di Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kemandirian guru kelas IV tentang kesiapan mengajar matematika di Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran empiris mengenai: 1. Keyakinan guru tentang penguasaan materi pembelajaran matematika di


(9)

6

Fatma Nurmulia, 2015

ANALISIS KEYAKINAN DAN KEMANDIRIAN GURU TENTANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Kemandirian guru tentang kesiapan mengajar matematika di sekolah Dasar.

D. Manfaat Penelitian

Kegunaan atau manfaat yang dapat diperoleh mengenai hubungan antara tingkat keyakinan siswa terhadap matematika dengan kemandirian belajar yaitu:

1. Bagi guru

Guru dapat memberikan kontribusi dan memperoleh informasi tentang tingkat keyakinannya terhadap matematika dan mampu mengenali keyakinannya terhadap matematika sehingga daoat berpengaruh terhadap performa akademisnya serta dapat mengetahui cara-cara meningkatkan kemandirian belajar.

2. Bagi siswa

Siswa dapat memperoleh cara mengantisipasi keyakinan yang negatif terhadap matematika serta mengoptimalkan strategi yang digunakan dalam kemandirian belajar.

3. Bagi pembaca

Sebagai bahan referensi khususnya yang akan mengkaji masalah yang relevan dengan masalah yang terdapat dalam penelitian.

E. Sistematika Penulisan Tesis

Secara garis besar sistematika penulisan tesis ini terdiri dari lima bab, yaitu: 1. Bab I Pendahuluan

Mengemukakan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan tesis.

2. Bab II Kajian Pustaka

Berisi landasan teori yang mendasari permasalahan dalam tesis yang meliputi pengertian keyakinan matematika, pengertian kemandirian belajar, kerangka


(10)

7

Fatma Nurmulia, 2015

ANALISIS KEYAKINAN DAN KEMANDIRIAN GURU TENTANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu berpikir.

3. Bab III Metode Penelitian

Berisi mengenai lokasi penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, penjelas istiah, instrumen penelitian, pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi tiga hal utama deskripsi informan peneitian, deskripsi hasil penelitian dan analisis pembahasan.

5. Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi

Bab ini berisi mengenai kesimpulan dari penelitian dan rekomendasi berdasarkann simpulan. Bab ini juga mengemukakan rekomendasi dari peneliti atas penemuan penelitian yang ditujukan kepada para pembuat kebijakan, para pengguna hasil penelitian, dan kepada para peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.


(11)

Fatma Nurmulia, 2015

ANALISIS KEYAKINAN DAN KEMANDIRIAN GURU TENTANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 67

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkann hasil penelitian, pembahasan dan analisis penelitian, maka:

1. Keyakinan guru kelas IV tentang penguasaan materi pembelajaran matematika di sekolah dasar dari subjek satu sampai subjek empat pada umumnya keyakinan guru tenang penguasaan materi pembelajaran matematika masih lemah dalam memilih konsepsi subjektif implisit dan eksplisit yang dianggap guru benar tentang pendidikan matemaika, tentang diri mereka sendiri dan tentang konteks kelas matematika. Keyakinan ini menentukan interaksi yang berhubungan satu sama lain dengan pengetahuan belajar matematika. Subjek mengalami dua jenis proses berfikir keyakinan matematika yaitu berfikir instrumental dan proses berfikir Relasional Instrumental. Proses berfikir relasional instrumental

terdiri dari empat bagian yaitu, (1) relasional kuat instrumental kuat, (2)

relasional kuat instrumental lemah, (3) relasional lemah instrumental

kuat, (4) relasional lemah instrumental lemah. Selain itu terdapat empat, tahapan proses berfikir dalam keyakinan matematika yang ditemukan dalam penelitian yaitu tahapan pemahaman materi, mengubah soal kedalam model matematika, melakukan operasi hitung dan menarik kesimpulan. Tahapan memahami materi dan mengubah soal kedalam model matematika digolongkan kedalam jenis pemahman relasional sedangkan tahap melakukan operasi hitung dan menarik kesimpulan digolongkan kedalam jenis pemahaman instrumental.

2. Kemandirian guru kelas IV tentang kesiapan mengajar matematika di sekoah dasar subjek satu sampai subjek empat proses kemandiriannya digambarkan sebagai pemikiran, perasaan dan tindakan yang muncul dari dalam diri setiap subjek yang peneiti analisis yang terencana dan selalu


(12)

68

Fatma Nurmulia, 2015

ANALISIS KEYAKINAN DAN KEMANDIRIAN GURU TENTANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berubah-ubah perputarannya berdasarkann performa umpan balik yang berpengaruh pada pencapaian tujuan yang di targetkan pada setiap subjek yang peneliti lakukan. Kemandirian guru kelas IV memperoleh pengakuan dari orang lain berkaitan dengan kesiapan mengajar matematika di sekolah, mampu mengontrol tindakannya sendiri dan penuh inisiatif. Kemandirian atau kesiapan dan kemampuan individu untuk berdiri sendiri yang ditandai dengan keberanian mencoba mengatasi masalah tanpa meminta bantuan orang lain dan dapat mengontrol emosi. Mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi dan memiliki rasa percaya diri.

B. Rekomendasi

Dari hasil penelitian, peneliti menyampaikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Kesulitan yang dialami oleh guru dalam penelitian ini dapat diatasi dengan mengidentifikasi jenis kesulitan yang diatasi guru dan siswa dalam masalah matematika, memberikan soal tes tulis kepada siswa dan melakukan wawancara tentang jawaban yang siswa tuliskan

2. Salah satu syarat mengembangkan kemampuan keyakinan matematika adalah mendalami pemahaman matematis. Guru perlu memperhatikan pemahaman siswa terhadap penguasaan konsep matematika. Berikan analogi secara nyata yang dekat dengan lingkungan siswa terkait materi yang dipelajari.

3. Peneliti sadar bahwa kajian hasil penelitian ini masih terbatas berkaitan dengan subjek dan cakupan materi, untuk itu perlu penelitian lanjutan dengan subjek yang lebih besar dan cakupan materi yang lebih luas.

4. Diperlukan penelitian lanjutan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman relasional dan instrumental dengan cara memilih pendekatan atau model pembelajaran yang secara teori dianggap tepat diterapkan


(13)

69

Fatma Nurmulia, 2015

ANALISIS KEYAKINAN DAN KEMANDIRIAN GURU TENTANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepada subjek yang karakteristiknya relatif sama dengan penelitian ini atau subjek yang karakteritiknya berbeda.


(1)

5

Fatma Nurmulia, 2015

ANALISIS KEYAKINAN DAN KEMANDIRIAN GURU TENTANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Khusus dalam bidang Pendidikan Matematika, masalah yang dihadapi para guru cenderung menjadii lebih kompleks jika dibandingkan masalah yang dihadapi oleh guru ketika mengajar pelajaran lain, sebagai akibat masih banyaknya orang tua dan siswa yang mempunyai keyakinan yang salah tentang matematika, yaitu menganggap bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit, sangat abstrak, dan kurang kegunaan, kecuali untuk berhitung.

Apa yang diyakini siswa tentang matematika, sebagian besar berdasarkann pengalaman yang diperolehnya selama belajar matematika. Strategi belajar sangat diperlukan untuk membantu siswa belajar matematika. Sesuai penjelasan Zimmerman (1989, hlm. 336) yang menyebutkan bahwa jika seseorang kehilangan strategi dalam kemandirian belajarmaka mengakibatkan proses belajar dan performa yang lebih bguruk.

Zimmerman (1989, hlm. 330) menjelaskan bahwa kemandirian belajar penting bagi semua jenjang akademis. Kemandirian belajar dapat diajarkan, dipelajari dan dikontrol. Umumnya, guru yang berhasil adalah guru yang menggunakan strategi kemandirian belajar dan sebagian besar sukses di sekolah.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkann uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana keyakinan guru kelas IV tentang penguasaam materi pembelajaran matematika di Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kemandirian guru kelas IV tentang kesiapan mengajar matematika di Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran empiris mengenai: 1. Keyakinan guru tentang penguasaan materi pembelajaran matematika di


(2)

Fatma Nurmulia, 2015

ANALISIS KEYAKINAN DAN KEMANDIRIAN GURU TENTANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Kemandirian guru tentang kesiapan mengajar matematika di sekolah Dasar.

D. Manfaat Penelitian

Kegunaan atau manfaat yang dapat diperoleh mengenai hubungan antara tingkat keyakinan siswa terhadap matematika dengan kemandirian belajar yaitu:

1. Bagi guru

Guru dapat memberikan kontribusi dan memperoleh informasi tentang tingkat keyakinannya terhadap matematika dan mampu mengenali keyakinannya terhadap matematika sehingga daoat berpengaruh terhadap performa akademisnya serta dapat mengetahui cara-cara meningkatkan kemandirian belajar.

2. Bagi siswa

Siswa dapat memperoleh cara mengantisipasi keyakinan yang negatif terhadap matematika serta mengoptimalkan strategi yang digunakan dalam kemandirian belajar.

3. Bagi pembaca

Sebagai bahan referensi khususnya yang akan mengkaji masalah yang relevan dengan masalah yang terdapat dalam penelitian.

E. Sistematika Penulisan Tesis

Secara garis besar sistematika penulisan tesis ini terdiri dari lima bab, yaitu: 1. Bab I Pendahuluan

Mengemukakan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan tesis.

2. Bab II Kajian Pustaka

Berisi landasan teori yang mendasari permasalahan dalam tesis yang meliputi pengertian keyakinan matematika, pengertian kemandirian belajar, kerangka


(3)

7

Fatma Nurmulia, 2015

ANALISIS KEYAKINAN DAN KEMANDIRIAN GURU TENTANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berpikir.

3. Bab III Metode Penelitian

Berisi mengenai lokasi penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, penjelas istiah, instrumen penelitian, pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi tiga hal utama deskripsi informan peneitian, deskripsi hasil penelitian dan analisis pembahasan.

5. Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi

Bab ini berisi mengenai kesimpulan dari penelitian dan rekomendasi berdasarkann simpulan. Bab ini juga mengemukakan rekomendasi dari peneliti atas penemuan penelitian yang ditujukan kepada para pembuat kebijakan, para pengguna hasil penelitian, dan kepada para peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.


(4)

Fatma Nurmulia, 2015

ANALISIS KEYAKINAN DAN KEMANDIRIAN GURU TENTANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

67

A. KESIMPULAN

Berdasarkann hasil penelitian, pembahasan dan analisis penelitian, maka:

1. Keyakinan guru kelas IV tentang penguasaan materi pembelajaran matematika di sekolah dasar dari subjek satu sampai subjek empat pada umumnya keyakinan guru tenang penguasaan materi pembelajaran matematika masih lemah dalam memilih konsepsi subjektif implisit dan eksplisit yang dianggap guru benar tentang pendidikan matemaika, tentang diri mereka sendiri dan tentang konteks kelas matematika. Keyakinan ini menentukan interaksi yang berhubungan satu sama lain dengan pengetahuan belajar matematika. Subjek mengalami dua jenis proses berfikir keyakinan matematika yaitu berfikir instrumental dan proses berfikir Relasional Instrumental. Proses berfikir relasional instrumental terdiri dari empat bagian yaitu, (1) relasional kuat instrumental kuat, (2) relasional kuat instrumental lemah, (3) relasional lemah instrumental kuat, (4) relasional lemah instrumental lemah. Selain itu terdapat empat, tahapan proses berfikir dalam keyakinan matematika yang ditemukan dalam penelitian yaitu tahapan pemahaman materi, mengubah soal kedalam model matematika, melakukan operasi hitung dan menarik kesimpulan. Tahapan memahami materi dan mengubah soal kedalam model matematika digolongkan kedalam jenis pemahman relasional sedangkan tahap melakukan operasi hitung dan menarik kesimpulan digolongkan kedalam jenis pemahaman instrumental.

2. Kemandirian guru kelas IV tentang kesiapan mengajar matematika di sekoah dasar subjek satu sampai subjek empat proses kemandiriannya digambarkan sebagai pemikiran, perasaan dan tindakan yang muncul dari dalam diri setiap subjek yang peneiti analisis yang terencana dan selalu


(5)

68

Fatma Nurmulia, 2015

ANALISIS KEYAKINAN DAN KEMANDIRIAN GURU TENTANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berubah-ubah perputarannya berdasarkann performa umpan balik yang berpengaruh pada pencapaian tujuan yang di targetkan pada setiap subjek yang peneliti lakukan. Kemandirian guru kelas IV memperoleh pengakuan dari orang lain berkaitan dengan kesiapan mengajar matematika di sekolah, mampu mengontrol tindakannya sendiri dan penuh inisiatif. Kemandirian atau kesiapan dan kemampuan individu untuk berdiri sendiri yang ditandai dengan keberanian mencoba mengatasi masalah tanpa meminta bantuan orang lain dan dapat mengontrol emosi. Mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi dan memiliki rasa percaya diri.

B. Rekomendasi

Dari hasil penelitian, peneliti menyampaikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Kesulitan yang dialami oleh guru dalam penelitian ini dapat diatasi dengan mengidentifikasi jenis kesulitan yang diatasi guru dan siswa dalam masalah matematika, memberikan soal tes tulis kepada siswa dan melakukan wawancara tentang jawaban yang siswa tuliskan

2. Salah satu syarat mengembangkan kemampuan keyakinan matematika adalah mendalami pemahaman matematis. Guru perlu memperhatikan pemahaman siswa terhadap penguasaan konsep matematika. Berikan analogi secara nyata yang dekat dengan lingkungan siswa terkait materi yang dipelajari.

3. Peneliti sadar bahwa kajian hasil penelitian ini masih terbatas berkaitan dengan subjek dan cakupan materi, untuk itu perlu penelitian lanjutan dengan subjek yang lebih besar dan cakupan materi yang lebih luas.

4. Diperlukan penelitian lanjutan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman relasional dan instrumental dengan cara memilih pendekatan atau model pembelajaran yang secara teori dianggap tepat diterapkan


(6)

Fatma Nurmulia, 2015

ANALISIS KEYAKINAN DAN KEMANDIRIAN GURU TENTANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepada subjek yang karakteristiknya relatif sama dengan penelitian ini atau subjek yang karakteritiknya berbeda.