LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK.
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
(Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan bidang
bimbingan dan konseling
oleh
PIPIT ANTINI SUTARDI NIM 1104621
DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
(2)
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
(Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)
Oleh Pipit Antini Sutardi
Sebuah skripsi yang diajukan memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Psikologi Pendidikandan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan
©Pipit Antini Sutardi Universitas Pendidikan Indonesia
Septembert 2015
Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis
(3)
(4)
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i
ABSTRAK
Pipit Antini Sutardi (2015). Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik (Studi Deskriptif pada Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015).
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena yang menunjukkan masih rendahnya motivasi belajar peserta didik sehingga akan menghasilkan dampak yang kurang baik dalam pengembangan intelektualitas dan prestasi belajar. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum motivasi belajar pada peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Bandung tahun ajaran 2014/2015 yang dijadikan landasan dalam pembuatan layanan dasar bimbingan dan konseling. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dan metode yang digunakan yaitu metode deskriptif,. Populasi penelitian adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Bandung yaitu sejumlah 409 peserta didik. Penelitian yang dilakukan menggunakan teknik random sampling pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Sampel yang digunakan dalam penelitian sejumlah 162 peserta didik. Pada penelitian teknik pengumpulan data menggunakan teknis nontes berupa angket yang mengungkap motivasi belajar peserta didik, aspek motivasi belajar yang diteliti meliputi: (1) adanya dorongan dan keinginan untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi, (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan terhadap belajar, (4) adanya keinginan untuk memperoleh penghargaan dalam belajar, dan (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Struktur, komponen, dan materi layanan dasar layak untuk peserta didik kelas VIII dan dapat digunakan guru BK dalam kegiatan bimbingan kelompok. Peneliti selanjutnya dapat melaksanakan uji coba empiris melalui eksperimen.
(5)
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
ABSTRAC
Pipit Antini Sutardi (2015). The basic services of guidance and counseling to increase motivation to study for students (Descriptive studies on students of 8th Grade SMP Negeri 1 Bandung Year 2014/2015)
This research is based on a phenomenon that shows the lack of students’ motivation to study which generate a poor effect in developing intellectuality and learning achievement. Generally, this research is proposed to find out the common picture of students of 8th Grade SMP Negeri 1 Bandung Year 2014/2015’s learning motivation which is also used as manufacture of basic services and counseling. The approach used in this research is quantitative and the method used in this research is descriptive. The populations are 409 participants of 8th Grade SMP Negeri 1 Bandung Year 2014/2015 students. The technique used in his research is random sampling technique and the taking of the participants is done by taking a full concern at strata in that populations. The sample used in this research is on 162 students. In this research, the data collection is done by using non-test technique in questionnaire form which show students’ motivations to learn and its aspects which are studied such as: (1) encouragement and willing to reach achievement (2) encouragement and needing in studying (3) building hope and future goals in studying (4) willing to gain appreciation in studying and (5) participating in interesting studying activities. Basic structure, component and material services are proper to be used for teaching 8th Grade students and for counseling teachers. The next researcher can do empirical trials through experiments.
Keywords: Motivation to learn, Basic services of guidance and counseling.
(6)
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi DAFTAR ISI
ABSTRAK...i
ABSTRACT...ii
KATA PENGANTAR...iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... ...iv
DAFTAR ISI ... ....vi
DAFTAR TABEL ... ...ix
BAB I PENDAHULUAN ... ...1
1.1. Latar Belakang Masalah ... ..1
1.2. Rumusan Masalah Penelitian ... 4
1.4. Tujuan Penelitian ... 4
1.5. Manfaat Penelitian ... 5
1.6. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING DAN MOTIVASI BELAJAR ... 6
2.1. Konsep Dasar Motivasi Belajar ... 6
2.1.1. Pengertian Motivasi ... 6
2.1.2. Pengertian Belajar ... ... 7
2.1.3. Motivasi Belajar ... 8
2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 11
2.1.5. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 12
2.1.6. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar ... 13
(7)
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii
2.1.8. Proses Motivasi Belajar ... 13
2.1.9. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar ... 14
2.1.10. Implikasi Motivasi dalam Belajar ... 16
2.2. Perkembangan Peserta Didik ... 16
2.3.Layananan Dasar dalam Bimbingan dan Konseling Perkembangan ... 18
2.3.1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Perkembangan ... 18
2.3.2. Komponen Bimbingan dan Konseling Perkembangan ... 19
2.3.3. Layanan Dasar dalam Bimbingan dan Konseling Perkembangan .... 21
2.3.4. Tujuan Layanan Dasar ... 23
2.3.5. Strategi Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling ... 26
2.3.6. Langkah-langkah Penyusunan Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling ... 27
2.4.Layananan Dasar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik ... 28
2.5.Penelitian Terdahulu ... 33
BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN ... 35
3.1. Lokasi Populasi/Sampel Penelitian ... 35
3.1.1. Lokasi Penelitian ... 35
3.1.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 35
3.2. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 36
3.3.Definisi Operasional Variabel ... 37
3.3.1. Motivasi Belajar ... 37
3.4.Instrumen Penelitian ... 39
3.4.1. Pengujian Alat Ukur ... 43
(8)
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
viii
3.4.3. Uji Coba Angket ... 43
3.5.Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen ... 44
3.5.1. Uji Validitas Butir Item ... 44
3.5.2. Uji Realibilitas Butir Item ... 46
3.6.Analisis Data ... 47
3.6.1. Vertifikasi Data ... 47
3.6.2. Penyekoran ... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 50
4.1. Hasil Penelitian ... 50
4.1.1. Gambaran Umum Motivasi Belajar ... 50
4.1.2. Aspek Dorongan dan Keinginan untuk Mencapai Prestasi Belajar yang Tinggi ...52
4.1.3. Aspek Dorongan dan Kebutuhan dalam Belajar ... 52
4.1.4. Aspek Harapan dan Cita-cita di Masa Depan ...53
4.1.5. Aspek Keinginan untuk Memperoleh Penghargaan dalam Belajar .. 54
4.1.6. Aspek Kegiatan yang Menarik dalam Belajar...55
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56
4.2.1. Gambaran Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Bandung ... 56
4.3. Keterbatasan Penelitian ... 60
4.4.Rancangan Layanan Dasar untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik ... 60
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 68
(9)
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
5.2. Rekomendasi ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 70
LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 73
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Perkiran Alokasi Waktu Layanan Bimbingan dan Konseling. ... 21
Tabel 2.2 Rencana Operasional untuk Meningkatkan Motivasi Belajar ... 31
Tabel 3.1 Jumlah Anggota Populasi ... 35
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar ... 39
Tabel 3.3 Hasil Judgment Angket Motivasi Belajar ... 43
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar ... 44
Tabel 3.5 Hasil Uji Realibilitas Motivasi Belajar ... 47
Tabel 3.6 Ketentuan Pemberian Skor ... 47
Tabel 3.7 Kategorisasi Rentang Skor untuk Variabel Motivasi Belajar ... 48
Tabel 3.8 Interpretasi Skor Kategori Motivasi Belajar ... 48
Tabel 4.1 Kategorisasi Rentang Skor Motivasi Belajar ... 50
Tabel 4.2 Gambaran Umum Motivasi Belajar ... 51
Tabel 4.3 Kategorisasi Aspek Dorongan dan Keinginan untuk Mencapai Prestasi Belajar yang Tinggi ... 52
Tabel 4.4 Gambaran Aspek Dorongan dan Keinginan untuk Mencapai Prestasi Belajar yang Tinggi ... 52
Tabel 4.5 Kategorisasi Aspek Dorongan dan Kebutuhan dalam Belajar ... 53
(10)
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
x
Tabel 4.7 Kategorisasi Aspek Harapan dan Cita-cita di Masa Depan ... 53 Tabel 4.8 Gambaran Aspek Harapan dan Cita-cita di Masa Depan ... 54 Tabel 4.9 Kategorisasi Aspek Keinginan untuk Memperoleh Penghargaan ... 54 Tabel 4.10 Gambaran Aspek Keinginan untuk Memperoleh Penghargaan .... 55 Tabel 4.11 Kategorisasi Aspek Kegiatan yang Menarik dalam Belajar ... 55 Tabel 4.12 Gambaran Aspek Kegiatan yang Menarik dalam Belajar ... 55 Tabel 4.13 Rencana Operasional Layanan Dasar untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Peserta Didik ... 64 Tabel 4.14 Indikator Keberhasilan Motivasi Belajar ... 66
(11)
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat. Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi individu (Yusuf & Juntika, 2010, hlm. 2).
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi perannya di masa yang akan datang (Suherman, 2009, hlm. 2). Hal ini membuktikan bahwa bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari program pendidikan secara keseluruhan.
Salah satu masalah yang dihadapi para peserta didik adalah rendahnya motivasi belajar. Hanya sebagian kecil saja peserta didik-peserta didik yang memiliki motivasi bagus dan bias mengelolanya sehingga bisa menjadikan itu sebagai alat untuk keberhasilan dalam studinya. Tanpa motivasi manusia akan kehilangan arah.
Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Motivasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, sebab motivasi akan mendorong tercapainya cita-cita dan harapan. Khusus bagi peserta didik yang masih harus menyelesaikan pendidikan formal, motivasi belajar adalah salah satu alat untuk mewujudkan harapan, impian dan cita-cita. Ada banyak variabel yang bisa mempengaruhi naik turunnya motivasi belajar seseorang.
(12)
2
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Uno (2008, hlm. 23) motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi, apabila peserta didik tidak memiliki motivasi dalam belajar maka pencapaian belajar tidak akan maksimal dan cita-cita atau impian peserta didik pun tidak akan tercapai.
Motivasi belajar adalah kecenderungan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh dorongan untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar (Clayton Alderfer dalam Nashar, 2004, hlm. 42).
Hamzah (2008, hlm. 23) menjelaskan bahwa motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik-siwa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal tersebut memiliki peranan penting dalam keberhasialan seseorang dalam belajar.
Motivasi belajar dapat ditumbuhkan dari dalam diri peserta didik tersebut, seperti misalnya peserta didik bersemangat dalam belajar agar mampu menjadi peserta didik yang berprestasi dikelas, dengan motivasi seperti itu berarti peserta didik mampu untuk belajar teratur dirumah untuk mempelajari kembali materi pelajaran yang sudah disampaikan dikelas, mengerjakan pekerjaan rumah, membaca buku pelajaran dan mempelajari materi yang akan disampaikan pada pertemuan berikutnya. Peserta didik mampu memotivasi dirinya sendiri untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkannya. Beda halnya dengan peserta didik yang tidak mempunyai motivasi, mungkin saja peserta didik tersebut merasa tidak perlu untuk belar dengan giat, bahkan hanya belajar ketika menghadapi ujian saja.
Motivasi belajar adalah hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam proses pembelajaran di sekolah, motivasi belajar bersumber dari dua faktor yaitu, faktor internal yang dapat tumbuh dari dalam diri peserta didik dan faktor eksternal yang diperoleh peserta didik dari lingkungan sekitar.
(13)
3
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam proses belajar pun motivasi sangat dibutuhkan, karena apabila peserta didik tidak memiliki motivasi belajar maka tidak akan mungkin terjadi proses belajar.
Penelitian Herlina (2010) yang berjudul “Program Bimbingan dan Konseling Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta didik Sekolah
Menengah Pertama” mengungkapkan peserta didik di SMP Negeri 14 Pontianak
memiliki masalah yang berawal dari rendahnya motivasi belajar seperti semangat belajar, tidak memiliki jadwal belajar, sulit berkonsentrasi, dan sering tidak mengerjakan tugas. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adanya hasrat dan keinginan berhasi (52,48%), adanya dorongan dan kebutuhan belajar (50,14%) dalam kategori rendah.
Bimbingan dan konseling mempunyai peran penting dan strategis dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Salah satu layanan bimbingan dan konseling yang tepat diaplikasikan dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik adalah layanan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok sangat sasuai karena memberikan banyak keuntungan bagi peserta didik. Peserta didik tidak akan merasa bahwa hanya dirinya yang memiliki masalah, tetapi peserta didik menyadari bahwa orang lain juga mengalami masalah dalam belajarnya.
Dalam bimbingan kelompok ini semua anggota terlibat dalam kelompok, yaitu saling menggali informasi, memberikan tanggapan dan mendengarkan pendapat dari temannya. Jika situsi dalam proses bimbingan kelompok menyenangkan, maka semua peserta didik menemukan hal yang baru dan mampu mengatasi masalah motivasi belajar yang sedang dialami oleh peserta didik tersebut. (Prayitno & Anti, 2004, hlm. 75).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan subyek peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Bandung yang pada umumnya berusia 12-15 tahun yang masuk ke dalam kategori remaja madya. Sebagian anak SMP merasa sudah cukup umur dalam menghadapi kehidupan sendiri. Hal inilah yang membuat mereka ikut melakukan hal-hal yang tak diinginkan. Pengaruh motivasi terhadap prestasi
(14)
4
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
belajar peserta didik akan bergantung pada dirinya sendiri, lingkungan terutama teman-temannya.
Sebagian besar peserta didik kelas VII sampai kelas IX, terutama kelas VIII sebagian mengalami berbagai macam permasalahan di lingkungan sekolah, sehingga dapat mengganggu konsentrasi belajar dan berimbas pada turunya prestasi belajar peserta didik. Masalah yang dihadapi peserta didik di sekolah, sebagai contoh kurang menyukai pelajaran mata tertentu, sehingga cenderung lebih suka membolos pada mata pelajaran tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas, dipandang perlu dilakukan penelitian untuk memberikan layanan dasar untuk meningkatkan motivasi belajar peserta
didik. Dengan demikian penelitian ini diberi judul: “Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik”.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Motivasi belajar merupakan suatu energi yang menggerakan peserta didik untuk belajar, juga sebagai suatu yang menggerakan aktifitas peserta didik kepada
tujuan belajar. Mc. Donald (Djamarah, 2002, hlm. 114) mendefinisikan “motivasi sebagai penggerak, pengarah, dan memperkuat perilaku”. Pada proses belajar,
motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak memiliki motivasi belajar, maka tidak akan terjadi aktivitas belajar.
Motivasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor dari dalam diri kita yaitu kebiasaan belajar dari peserta didik itu sendiri.
Berdasarkan pemaparan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, maka rumusan permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran motivasi belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015?
2. Bagaimana rumusan layanan dasar untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015?
(15)
5
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini secara umum bertujuan untuk pengembangan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas VIII SMPN 1 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.
Dari tujuan umum tersebut, penulis menjabarkan tujuan khusus secara lebih spesifik yang bertujuan untuk menghasilkan:
1. Memperoleh hasil gambaran motivasi belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.
2. Merumuskan layanan dasar untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.
1.4 Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian maka manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1) Manfaat Teoritis
a) Dapat menambah ilmu pengetahuan secara praktis sebagi hasil dari pengamatan langsung serta dapat memahami penerapan disiplin ilmu yang diperoleh selama studi di perguruan tinggi khususnya bidang ilmu kependidikan.
b) Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan secara umum dan khususnya ilmu kependidikan.
2) Manfaat Praktis
a) Penelitian ini dapat berguna sebagai masukan bagi guru SMPN 1 Bandung untuk meningkatkan hasil belajar peserta didiknya.
b) Memberikan sumbangan pemikiran dan perbaikan dalam penanganan masalah, motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik di masa yang akan datang.
(16)
6
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.5 Sistematika Penelitian
Berikut ini merupakan rincian struktur penelitian dari setiap bab dalam skripsi, yaitu :
Bab 1, berisikan latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian serta manfaat penelitian baik teoritis maupun praktik.
Bab 2, berisikan tentang teori-teori motivasi belajar dan layanan dasar bimbingan dan konseling dan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian. Bab 3, menjelaskan tentang lokasi, populasi, definisi operasional variable, metode penelitian serta analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.
Bab 4, memaparkan tentang temuan penelitian serta pembahasan hasil penelitian yang didapat di lapangan.
(17)
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 34
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Populasi/Sampel Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bandung yang berlokasi di Jalan. Ksatrian No.12 Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat.
3.1.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006, hlm. 130). Berdasarkan pengertian tersebut, maka ditetapkan bahwa populasi penelitian adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 sebagaimana ditunjukkan tabel 3.1.
Tabel 3.1
Jumlah Anggota Populasi
Peserta didik Kelas VIII SMPN 1 Bandung
No Kelas Anggota Populasi
1 VIII.1 36
2 VIII.2 36
3 VIII. 3 31
4 VIII. 4 36
5 VIII. 5 36
6 VIII.6 34
(18)
35
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8 VIII.8 34
9 VIII.9 34
10 VIII.10 32
11 VIII.11 35
12 VIII.12 34
Total 409
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dengan istilah random
sampling, dengan arti bahwa setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama
untuk dipilih sebagai sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan sesuai dengan penjelasan Riduan (2008, hlm. 65) bahwa:
Apabila populasi dibawah 100 dapat dipergunakan sampel sebesar 50% jika berada di antara 100 sampai 1000. Maka dipergunakan sampel sebesar 15%-50%. Penentuan jumlah sampel tersebut akan dirumuskan sebagai berikut.
S= 15%+ 1000 - n (50%-15%) 1000-100
Dimana :
S : Jumlah sampel yang diambil n : Jumlah anggota populasi
S = 15% + 1000-jumlah peserta didik (50%-15%) 1000-100
S = 15%+1000-409 (35%) 900
S= 15%+ (591) (35%) 900
S= 15%+ 0,65 (35%) S= 15%+22,7%
(19)
36
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
S= 37,7% dibulatkan menjadi 38%
Dengan demikian sampel diperoleh sebesar 38% x 409 = 155,42 dibulatkan menjadi = 155 peserta didik
3.2 Pendekatan dan Metode Penelitian
Sugiyono, (2008, hlm. 6) menyatakan bahwa:
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, dimana pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian yang telah disesuaikan dengan variabel-variabel yang akan diteliti dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam pendekatan ini, peneliti dituntut untuk menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta hasilnya.
Menurut Arikunto, 1997, hlm. 10-11) bahwa:
Pendekatan kuantitatif memungkinkan dilakukannya pencatatan dan penganalisaan data hasil penelitian dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik, selain itu kesimpulan penelitian yang didapatkan dengan menggunakan pendekatan ini akan lebih baik jika dilengkapi tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan lain agar dapat dipahami dengan baik.
Metode yang digunakan adalah deskriptif, karena diharapkan diperoleh gambaran motivasi belajar peserta didik di SMP Negeri 1 Bandung kelas VIII beserta indikator-indikator dari masing-masing aspek pada variabel motivasi belajar. Gambaran indikator-indikator dari masing-masing aspek pada variabel motivasi belajar peserta didik dianggap sebagai fenomena motivsi eblajar peserta didik di sekolah yang sesungguhnya. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha untuk memecahkan masalah sekarang berdasarkan data-data faktual. Motivasi belajar peserta didik menjadi data awal pengukuran kebutuhan penyusunan program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
(20)
37
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.3.1 Motivasi Belajar
Mc. Donald (Oemar Hamalik, 1992, hlm. 173) mengatakan bahwa,
motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions. Motivasi adalah suatu perubahan energi
di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Belajar menurut Cronbach (Djamarah, 2002, hlm. 13) berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a result of
experiences. Belajar sebagai aktivitas yang ditunjukan oleh perubahan perilaku
sebagai hasil dari pengalaman.
Motivasi Belajar merupakan daya penggerak atau suatu kekuatan yang memberikan arah dalam melakukan aktivitas belajar. motivasi belajar timbul karena faktor dari diri sendiri dan dari luar. Motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada peserta didik-peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku (Uno, 2011, hlm. 23).
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya gerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan serta memberi arah pada kegiatan belajar (Winkel, 2009, hlm. 207).
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar yang dapat menjamin kelangsungan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai (Sardiman, 2005, hlm. 75).
Motivasi belajar adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya taupun dari luar dirinya.
Motivasi belajar yang dimiliki oleh peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menetukan tinggi atau rendahnya motivasi yang dimiliki oleh peserta didik. Adapaun beberapa faktor yang dapat mempengauhi motivasi belajar peserta didik adalah (1) faktor internal yang disebabkan oleh kondisi fisik, cita-cita yang imiliki dan kondisi psikologis peserta didik; (2) faktor lingkungan sekolah dan
(21)
38
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lingkungan masyarakat; dan (3) faktor lingkungan keluarga yang dipengaruhi keharmonisan di dalam keluarga dan harapan orang tua.
Menurut Uno (2006, hlm. 23) Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa aspek atau unsur yang mendukung. Hal ini mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
a) Adanya dorongan dan keinginan untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi b) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
c) Adanya harapan dan cita-cita masa depan terhadap belajar.
d) Adanya keinginan untuk memperoleh penghargaan dalam belajar. e) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2010, hlm.160). Untuk variabel motivasi belajar dan variabel kebiasaan belajar adalah angket tertutup dalam bentuk
cheklist, yakni angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga
responden tinggal memberikan tanda cheklist pada kolom jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya (Arikunto, 1998, hlm.112).
Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap motivasi belajar dan kebiasaan belajar peserta didik dikembangkan dari definisi operasional variabel penelitian. Terdapat kisi-kisi instrumen yaitu kisi-kisi instrumen motivasi belajar. Kisi-kisi instrumen motivasi belajar disajikan pada tabel 3.2.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Bandung
(22)
39
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Aspek
Motivasi Belajar
Indikator Pernyataan
Dorongan dan Keinginan untuk Mencapai Prestasi Belajar yang Tinggi
Dorongan untuk berusaha belajar lebih baik
1. Saya semangat dalam belajar agar mampu menjadi peserta didik yang berprestasi tinggi. (+)
2. Pelajaran untuk esok hari, saya pelajari dahulu di rumah agar saya siap belajar di sekolah. (+)
3. Saya belajar jika akan menghadapi ujian saja. (-)
4. Saya membaca buku mata pelajaran dengan terpaksa. (-)
Tidak mudah putus asa dalam belajar
5. Apabila ada materi yang kurang jelas, saya mendiskusikan dengan teman-teman saya. (+)
6. Saya merasa kurang mampu
menyelesaikan setiap tugas mata pelajaran yang diberikan pleh guru. (-) 7. Saya kurang bersemangat belajar ketika
saya sudah merasa bosan dan lelah. (-) 8. Saya merasa putus asa bila menghadapi
kesulitan dalam mengerjakan tugas atau PR. (-) Kemampuan menghadapi persaingan dengan orang lain.
9. Apabila ada teman yang mendapat nilai tinggi, saya berusaha seperti dia. (+) 10.Saya malas ke sekolah karena takut
mengerjakan PR di depan kelas dan di depan teman-teman. (-)
(23)
40
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dorongan dan kebutuhan dalam belajar
Keingintahuan yang besar dalam belajar
11.Apabila saya menemukan soal yang sulit maka saya akan berusaha untuk mengerjakan sampai saya menemukan jawabannya. (+)
12.Jika saya mendapat nilai kurang memuaskan, saya yakin akan mampu memperbaikinya. (+) Usaha untuk menyelesaikan masalah dengan kemampuan sendiri.
13.Saya menghindari bekerja sama dengan siapapun ketika ulangan. (+)
14.Saya lebih senang mengerjakan tugas atau PR walaupun teman memberikan contekan. (+)
15.Saya merasa kurang yakin dapat mengerjakan tugas atau PR sehingga sering meminta bantuan kepada teman. (-)
Keinginan belajar lebih baik karena kebutuhan rasa aman
16.Saya rajin belajar karena takut dimarahi orangtua. (-)
17.Saya selalu menyelesaikan tugas atau PR dengan segera karena saya gelisah apabila tugas atau PR belum selesai. (+) Keinginan belajar
lebih baik karena kebutuhan penghargaan.
18.Saya semangat belajar karena ingin memiliki prestasi yang tinggi. (+)
19.Saya lebeih semangat belajar karena guru selalu menilai baik tugas atau PR saya. (+)
20.Saya belajar lebih giat karena ingin menapat reward dari guru. (+)
Harapan dan cita-cita masa
Keinginan untuk melanjutkan
21.Saya berusaha belajar lebih giat karena ingin melanjutkan sekolah sampai
(24)
41
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
depan pendidikan perguuan tinggi. (+)
22.Saya kurang berminat melanjutkan sekolah karena memerlukan banyak biaya. (-)
23.Saya kurang berminat melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi karena semua yang saya butuhkan sudah tersedia. (-) Adanya keinginan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
24.Saya berusaha untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi agar nanti kondisi ekonomi keluarga saya lebih baik. (+)
25.Saya belajar dengan baik karena ingin menjadi orang sukses. (+)
26.Saya berusaha untuk melanjutkan sekolah, apapun yang saya pilih yang penting membuat hidup saya lebih baik. (+) Penghargaan dalam belajar Kemampuan menghargai diri sendiri
27.Saya puas dengan hasil saya sendiri, walaupun nilai saya kurang memuaskan. (+)
28.Saya semakin rajin belajar ketika nilai ulangan saya memuaskan. (+)
29.Saya kurang mampu menyelesaikan tugas tepat waktu. (-)
Kemampuan menghargai tugas belajar dengan baik.
30.Saya senang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. (+)
31.Saya biasanya mengumpulkan tugas di akhir batas pengumpulan. (-)
(25)
42
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
teman dibanding mengerjakan tugas sekolah. (-)
33.Jika menghadapi tugas atau PR yang sulit, maka saya memilih untuk melihat pekerjaan teman. (-)
Kegiatan yang menarik dalam belajar
Memiliki minat yang tinggi pada pelajaran
34.Saya tetap memperhatikan guru meskipun materi yang disampaikan sudah saya pahami. (+)
35.Saya senang membahas kembali materi yang sulit bersama teman ataupun guru.(+)
36.Pelajaran yang saya pahami hanya pelajaran tertentu saja. (-)
Ketertarikan dengan cara guru mengajar
37.Saya senang belajar karena guru mengajar dengan menggunakan berbagai cara. (+)
38.Saya merasa bosan karena guru hanya menjelaskan materi dengan berceramah saja. (-)
39.Saya kesulitan untuk fokus ketika guru menerangkan materi di kelas. (-)
40.Saya memperhatikan guru apabila guru memperhatikan saya. (-)
3.4.1 Pengujian Alat Ukur
Pengukuran item-item angket motivasi belajar dan kebiasaan belajar diukur dengan menggunakan pernyataan angket dengan bentuk skala Guttman. Dengan menggunakan skala Guttman ini akan diperoleh jawaban yang tegas yaitu “Ya”
(26)
43
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penggunaan skala Guttman, yang disebut metode scalogram atau analisis skala (scale analysis) sangat baik untuk menyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dari sikap atau sikap yang diteliti (Moh Nazir, 2005, hlm. 340).
3.4.2 Uji Keterbacaan
Instrumen angket Motivasi Belajar dan Kebiasaan Belajar diuji kepada sampel yaitu kepada 34 orang peserta didik SMP Negeri 1 Bandung kelas VIII, untuk mengukur sejauh mana keterbacaan instrumen tersebut.
Setelah uji keterbacaan untuk pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh peserta didik SMP Negeri 1 Bandung dan kemudian dilakukan uji validitas.
3.4.3 Uji Coba Angket
Sebelum digunakan kepada sampel yang telah ditetapkan, terlebih dahulu instrumen ini ditimbang oleh tiga orang ahli/dosen dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia (PPB, FIP, UPI), untuk mengetahui kelayakan alat tersebut. Selanjutnya masukan dari ketiga dosen itu dijadikan landasan dalam penyempurnaan alat pengumpul data yang dibuat.
Tabel 3.3
Hasil Judgement Angket Motivasi Belajar
Kesimpulan No Item Jumla
h
Memadai 1,2,3,4,7,8,9,10,12,15,16,18,20,22,23,24,25,2 6,27,28,29,31,32,33,34,36,37
27
Revisi 5,6,11,13,14,17,19,22,30,35,38,39,40 13
Buang
(27)
44
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.5.1 Uji Validitas Butir Item
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Uji validitas ini dilakukan unuk menguji ketepatan suatu item dalam pengukuran instrumennya. Suatu pertanyaan dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya lebih dari atau sama dengan 0,30 (Azwar, 2010, hlm. 6-7).
Uji Validitas yang digunakan untruk instrumen pengetahuan yang berupa skor dikotomi yaitu bernilai 0 dan 1 digunakan korelasi point biserial dengan rumus sebagai berikut.
Dengan:
Mi = Rata-rata skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item yang dicari
korelasinya dengan tes Mx = Rata-rata skor total
Sx = Standar deviasi skor total
p = proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut
q = 1-p
(Saifudin Azwar, Reliabilitas dan Validitas, 2010)
Tabel 3.4
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar
Butir Soal
Validitas
Coeficient Point Biserial Titik Kritis Kesimpulan
1 0,310 0,30 Valid
2 0,572 0,30 Valid
3 0,368 0,30 Valid
4 0,307 0,30 Valid
i x
x
M M p
rpb
S q
(28)
45
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5 0,576 0,30 Valid
6 0,446 0,30 Valid
7 0,313 0,30 Valid
8 0,410 0,30 Valid
9 0,359 0,30 Valid
10 0,623 0,30 Valid
11 0,395 0,30 Valid
12 0,367 0,30 Valid
13 0,492 0,30 Valid
14 0,387 0,30 Valid
15 0,352 0,30 Valid
16 0,545 0,30 Valid
17 0,642 0,30 Valid
18 0,316 0,30 Valid
19 0,486 0,30 Valid
20 0,388 0,30 Valid
21 0,359 0,30 Valid
22 0,565 0,30 Valid
23 0,632 0,30 Valid
24 0,329 0,30 Valid
25 0,363 0,30 Valid
26 0,363 0,30 Valid
(29)
46
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28 0,407 0,30 Valid
29 0,521 0,30 Valid
30 0,586 0,30 Valid
31 0,368 0,30 Valid
32 0,313 0,30 Valid
33 0,337 0,30 Valid
34 0,398 0,30 Valid
35 0,465 0,30 Valid
36 0,359 0,30 Valid
37 0,341 0,30 Valid
38 0,593 0,30 Valid
39 0,628 0,30 Valid
40 0,351 0,30 Valid
3.5.2 Uji Realibilitas Butir Item
Azwar (2010) menyatakan bahwa:
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsistenan pengukuran dari suatu responden ke responden yang lain atau dengan kata lain sejauh mana pertanyaan dapat difahami sehingga tidak menyebabkan beda interpretasi dalam pemahaman pertanyaan tersebut. Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya lebih besar atau sama dengan 0,600.
Uji reliabilitas yang digunakan untuk instrumen pengetahuan adalah teknik Koefisien Reliabilitas KuderRichardson 20 (KR-20). Teknik tersebut adalah sebagai berikut.
21 1 20 x S p p k k KR
(30)
47
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan:
k = banyaknya item Sx2 = varians skor total
p = proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut
(Saifudin Azwar, Reliabilitas dan Validitas, 2010, hm. 2-4)
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Belajar
Reliabilitas
Coeficient KR-20 Titik Kritis Kesimpulan
0,898 0,60 Reliabel
3.6 Teknik Analisis Data 3.6.1 Vertifikasi Data
Vertifikasi data dilakukan untuk menyeleksi data yang layak diolah. Data yang telah dikumpulkan diperiksa kelengkapan, jumlah, dan ketelitian angket yang telah diisi untuk kemudian diolah lebih lanjut. Hasil vertifikasi data menunjukkan semua angket yang telah diisi oleh peserta didik layak untuk diolah.
3.6.2 Penyekoran
Data yang telah melalui vertifikasi diberi skor pada setiap pilihan jawaban yang diambil. Angket melalui skala Guttman yang menyediakan dua alternatif yaitu Ya-Tidak (forced choice) dengan cara pengisian memberikan tanda checklist
(√). Sistem pemberian skoring pada butir-butir pernyataan berbentuk positif dan negatif. Penyekoran setiap pilihan jawaban dapat diuraikan pada tabel 3.5.
Tabel 3.6
Ketentuan Pemberian Skor
(31)
48
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Positif 1 0
Negatif 0 1
Perhitungan skor motivasi belajar adalah dengan menjumlahkan skor dari tiap-tiap pernyataan sehingga didapatkan skor total. Responden dibagi menjadi tiga tingkat motivasi belajar dengan menggunakan kategorisasi total skor motivasi belajar, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Pengelompokkan data menjadi tiga kategori dengan pedoman sebagai berikut.
Tabel 3.7
Kategorisasi Rentang Skor untuk Variabel Motivasi Belajar
Tingkatan Kategori
Tinggi X≥60,53
Sedang 40,05≤ X ≥60,52
Rendah X≤40,04
Setiap kategori interval mengandung pengertian sebagai berikut.
Tabel 3.8
Interpretasi Skor Kategori Motivasi Belajar
Tingkatan Rentang Interpretasi
Motivasi Belajar Tinggi
X≥60,53 peserta didik sudah memiliki
motivasi belajar yang baik, melalui aspek-aspek seperti dorongan dan keinginan untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi, dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan,
(32)
49
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memperoleh penghargaan dalam belajar, kegiatan yang menarik dalam belajar.
Motivasi Belajar Sedang
40,05≤ X ≥60,52 Peserta didik sudah memiliki
motivasi belajar tetapi belum optimal, melalui aspek-aspek seperti dorongan dan keinginan untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi, dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita
masa depan, memperoleh
penghargaan dalam belajar, kegiatan yang menarik dalam belajar.
Motivasi Belajar Rendah
X≤40,04 Peserta didik tidak memiliki motivasi
belajar, melalui aspek-aspek seperti dorongan dan keinginan untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi, dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita
masa depan, memperoleh
penghargaan dalam belajar, kegiatan yang menarik dalam belajar
(33)
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
67
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dibawah ini akan dipaparkan beberapa kesimpulan yang patut ditelaah dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Secara umum motivasi belajar peserta didik kelas VIII SMPN 1 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 termasuk dalam kategori sedang.
2. Layanan dasar yang mengacu pada hasil identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 yang terkait dengan motivasi belajar.
3. Lingkup materi yang disajikan dalam layanan dasar secara keseluruhan ditentukan berdasarkan aspek motivasi belajar.
1.2Rekomendasi
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, maka rekomendasi yang akan disampaikan adalah sebagai berikut.
1) Guru Bimbingan dan Konseling
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar peserta didik mempunyai motivasi belajar rendah yang kurang baik. Upaya yang harus dilakukan guru bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut.
a) Melakukan analisis kebutuhan (need assesment) lebih mendalam sebagai landasan dalam mengembangkan dan melaksanakan program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
b) Menggunakan program bimbingan yang telah disusun berdasarkan analisis kebutuhan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
2) Bagi Pihak Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian memberikan gambaran umum bahwa sebagian besar peserta didik mempunyai motivasi belajar rendah yang kurang baik.
(34)
68
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan hasil penelitian ini, sekolah hendaknya memberikan perhatian dan dukungan yang lebih besar kepada peserta didik yang mengalami hambatan dalam motivasi belajar dengan pendekatan yang paling baik. Sekolah diharapkan mampu bekerja sama (antara personil sekolah) dalam upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik yang rendah, khususnya dengan pihak bimbingan dan konseling.
3) Bagi Peneliti Selanjutnya
Keterbatasan proses dan hasil penelitian ini tidak dapat dipisahkan dari keterbatasan peneliti dalam mengelola kegiatan penelitian. Oleh karena itu, kepada peneliti selanjutnya direkomendasikan sebagai berikut.
a) Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode yang lebih beragam dan menarik dalam memberikan layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar sehingga presentase motivasi belajar yang dicapai peserta didik lebih optimal.
b) Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan program menjadi eksperimen untuk menganalisis efektifitas program bimbingan belajar dalam upaya meningkatkan motivasi belajar.
(35)
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
69
DAFTAR PUSTAKA
Abin, Syamsudin. (1996). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Anonim. (2013). Gaya Belajar. [online]. Tersedia di:
http://pondokibu.com/mengenal-gaya-belajar-anak.html
Arifin, Z. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Arikunto, S. (1997). Dasar-dasar Evaluasi. Jakarta: Rineka Cipta.
__________. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Produk. Jakarta: Rineka Cipta.
__________. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Atkinson, R.L. et al. (2004). Intriduction to Psychology (Terjemah). San Diego: Harcourt Brace&Company
Azwar, S. (2010). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Connecticut State Department of Education. 2008. Comprehe
Djamarah, S. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
__________. (2008). Rahasia Sukses Belajar. Cetakan ke-2 (edisi revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dimyati & Mudjiono. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Gysbers, N. C. & Henderson, P. (2006). Developing and Managing Your School
Guidance and Counseling Program. United States of America: The
American Counseling Association.
Hamalik, O. (1992). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara
Havighurst, R.J. (1953). Human Development and Education. New York: David McKey Company Inc.
Herlina, Uray. (2010). Program Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan
Motvasi Belajar Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama: Penelitian Tindakan Kolaboratif untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Dididk
(36)
70
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelas VIII di Sekolah MENENGAH Pertama Negeri 14 Pontianak. Tesis.
Fakultas Pasca Sarjana UPI, Bandung: Tidak Diterbitkan.
Indranatan, Rudy. (2013). Apa itu Berpikir Logis, Kritis dan Kreatif. [Online]. Tersedia: http://rudy-indranatan.blogspot.com/2013/02/bapa-itu-berpikir-logis-kritis-dan.html
McClelland, David. (1976). The Achievement Motive. Irvington Publishers, Inc. New York.
________________. (1976). Human Motivation. Illinois: Scott, Foresman&Company.
Monks F.J, (2002). Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai
Bagiannya, Edisi Keempat Belas.Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Myrick, R. D. (2003). Developmental guidance and counseling: a practical
approach. (edisi keempat). Minneapolis: Educational Media Corporation.
Nashar. (2004). Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan
Pembelajaran. Jakarta: Delia Press.
Ngalim P. (2000). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nurihsan. A.J. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar
Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Purnomo, S. A., & Novianty, R. (2013).50Games For Fun Learning and
Teaching. Bandung: Yrama Widya.
Riduan. (2008). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Rusmana, N. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok Disekolah. Bandung: Rizki Press.
Santrock, J.W. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
(37)
71
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sobur, A. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Soediharjo. (2011). Program Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Peserta Didik; Studi Terhadap Peserta Didik SMK Broadcast Pertelevisian Cempaka Nusantara Depok Tahun Ajaran 2010-2011. Tesis
Sekolah Pasca Sarjana UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta.
Suherman, U. (2009). Manajemen bimbingan dan Konseling. Bandung. Rizqi Press.
Surya, M. (2003). Psikologi Konseling. Bandung: CV. Pustaka Bani Quraisy Syah, M. (2003). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.
Syamsudin, A. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Martiana
Uno, H. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
_______. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Walgito, B. (2005). Pengantar Psikologi Umum. Yogyarkarta: Andi Offset Wasty, S. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Willis, Sofyan S. (2004). Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung:Alfabeta.
Winkel, W.S. (2009). Bimbingan di Instuisi Pendidikan. Jakarta: Grafindo. Wulandari, Yunia. 2013. Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan
Survival and Safety Skills Peserta Didik. PPB FIP UPI.
Yusuf, LN, S. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi Press
_________. (2011). Psikologi perkembangan anak & remaja. Bandung: Rosdakarya.
(38)
72
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yusuf LN, S & Juntika. (2010). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
(1)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dibawah ini akan dipaparkan beberapa kesimpulan yang patut ditelaah dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Secara umum motivasi belajar peserta didik kelas VIII SMPN 1 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 termasuk dalam kategori sedang.
2. Layanan dasar yang mengacu pada hasil identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 yang terkait dengan motivasi belajar.
3. Lingkup materi yang disajikan dalam layanan dasar secara keseluruhan ditentukan berdasarkan aspek motivasi belajar.
1.2Rekomendasi
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, maka rekomendasi yang akan disampaikan adalah sebagai berikut.
1) Guru Bimbingan dan Konseling
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar peserta didik mempunyai motivasi belajar rendah yang kurang baik. Upaya yang harus dilakukan guru bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut.
a) Melakukan analisis kebutuhan (need assesment) lebih mendalam sebagai landasan dalam mengembangkan dan melaksanakan program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
b) Menggunakan program bimbingan yang telah disusun berdasarkan analisis kebutuhan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
2) Bagi Pihak Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian memberikan gambaran umum bahwa sebagian besar peserta didik mempunyai motivasi belajar rendah yang kurang baik.
(2)
68
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan hasil penelitian ini, sekolah hendaknya memberikan perhatian dan dukungan yang lebih besar kepada peserta didik yang mengalami hambatan dalam motivasi belajar dengan pendekatan yang paling baik. Sekolah diharapkan mampu bekerja sama (antara personil sekolah) dalam upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik yang rendah, khususnya dengan pihak bimbingan dan konseling.
3) Bagi Peneliti Selanjutnya
Keterbatasan proses dan hasil penelitian ini tidak dapat dipisahkan dari keterbatasan peneliti dalam mengelola kegiatan penelitian. Oleh karena itu, kepada peneliti selanjutnya direkomendasikan sebagai berikut.
a) Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode yang lebih beragam dan menarik dalam memberikan layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar sehingga presentase motivasi belajar yang dicapai peserta didik lebih optimal.
b) Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan program menjadi eksperimen untuk menganalisis efektifitas program bimbingan belajar dalam upaya meningkatkan motivasi belajar.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Abin, Syamsudin. (1996). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Anonim. (2013). Gaya Belajar. [online]. Tersedia di:
http://pondokibu.com/mengenal-gaya-belajar-anak.html
Arifin, Z. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Arikunto, S. (1997). Dasar-dasar Evaluasi. Jakarta: Rineka Cipta.
__________. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Produk. Jakarta: Rineka Cipta.
__________. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Atkinson, R.L. et al. (2004). Intriduction to Psychology (Terjemah). San Diego: Harcourt Brace&Company
Azwar, S. (2010). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Connecticut State Department of Education. 2008. Comprehe
Djamarah, S. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
__________. (2008). Rahasia Sukses Belajar. Cetakan ke-2 (edisi revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dimyati & Mudjiono. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Gysbers, N. C. & Henderson, P. (2006). Developing and Managing Your School
Guidance and Counseling Program. United States of America: The American Counseling Association.
Hamalik, O. (1992). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara
Havighurst, R.J. (1953). Human Development and Education. New York: David McKey Company Inc.
Herlina, Uray. (2010). Program Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan Motvasi Belajar Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama: Penelitian Tindakan Kolaboratif untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Dididk
(4)
70
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelas VIII di Sekolah MENENGAH Pertama Negeri 14 Pontianak. Tesis. Fakultas Pasca Sarjana UPI, Bandung: Tidak Diterbitkan.
Indranatan, Rudy. (2013). Apa itu Berpikir Logis, Kritis dan Kreatif. [Online]. Tersedia: http://rudy-indranatan.blogspot.com/2013/02/bapa-itu-berpikir-logis-kritis-dan.html
McClelland, David. (1976). The Achievement Motive. Irvington Publishers, Inc. New York.
________________. (1976). Human Motivation. Illinois: Scott,
Foresman&Company.
Monks F.J, (2002). Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, Edisi Keempat Belas.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Myrick, R. D. (2003). Developmental guidance and counseling: a practical approach. (edisi keempat). Minneapolis: Educational Media Corporation. Nashar. (2004). Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan
Pembelajaran. Jakarta: Delia Press.
Ngalim P. (2000). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nurihsan. A.J. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar
Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Purnomo, S. A., & Novianty, R. (2013).50Games For Fun Learning and Teaching. Bandung: Yrama Widya.
Riduan. (2008). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Rusmana, N. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok Disekolah. Bandung: Rizki Press.
Santrock, J.W. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
(5)
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sobur, A. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Soediharjo. (2011). Program Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik; Studi Terhadap Peserta Didik SMK Broadcast Pertelevisian Cempaka Nusantara Depok Tahun Ajaran 2010-2011. Tesis Sekolah Pasca Sarjana UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta.
Suherman, U. (2009). Manajemen bimbingan dan Konseling. Bandung. Rizqi Press.
Surya, M. (2003). Psikologi Konseling. Bandung: CV. Pustaka Bani Quraisy Syah, M. (2003). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.
Syamsudin, A. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Martiana
Uno, H. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
_______. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Walgito, B. (2005). Pengantar Psikologi Umum. Yogyarkarta: Andi Offset Wasty, S. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Willis, Sofyan S. (2004). Konseling Individual Teori dan Praktek Bandung:Alfabeta.
Winkel, W.S. (2009). Bimbingan di Instuisi Pendidikan. Jakarta: Grafindo. Wulandari, Yunia. 2013. Layanan Dasar Bimbingan Untuk Mengembangkan
Survival and Safety Skills Peserta Didik. PPB FIP UPI.
Yusuf, LN, S. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi Press
_________. (2011). Psikologi perkembangan anak & remaja. Bandung: Rosdakarya.
(6)
72
Pipit Antini Sutardi, 2015
LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yusuf LN, S & Juntika. (2010). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.