PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA : Suatu Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas X Teknik Audio Video 3 SMK Negeri 4 Bandung.

(1)

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

TEKNIK ELEKTRONIKA

(Suatu Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas X Teknik Audio Video 3 SMK Negeri 4 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Teknik Elektro

Oleh : Sri Lestari Harja

NIM. 0905914

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN


(2)

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014

LEMBAR PENGESAHAN

SRI LESTARI HARJA NIM. 0905014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,

Dr. Hj. Budi Mulyanti, M. Si. NIP. 19630109 199402 2 001

Pembimbing II,

Ir. Arjuni Budi Pantjawati, M. T. NIP. 19640607 1995122 1 002

Mengetahui, Ketua Departemen Pendidikan Teknik Elektro,


(3)

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Prof. Dr. Bachtiar Hasan, S. T., M. Sie. NIP. 19551204198103 1 002


(4)

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Sri Lestari Harja (NIM. 0905914). “PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK

ELEKTRONIKA”

Penelitian tindakan kelas ini membahas tentang penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD kepada siswa kelas X Teknik Audio Video (TAV) 3 SMKN 4 Bandung, tujuannya untuk mengetahui apakah model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan karena hasil belajar siswa tergolong rendah karena pada ujian akhir semester ganjil tahun 2013 hanya tiga orang siswa yang lulus mata pelajaran Teknik Elektronika. Penelitian ini dilaksanakan tiga siklus dengan kriteria keberhasilan PTK siswa harus mencapai nilai rata-rata kelas ≥ 80 untuk nilai kognitif, sedangkan untuk afektif dan psikomotor masing-masing siswa harus mencapai kategori positif dan terampil. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah untuk hasil belajar ranah kognitif berupa soal pilihan ganda, ranah afektif dan psikomotor berupa lembar observasi. Peneliti juga menggunakan instrumen berupa pedoman wawancara dan angket untuk diberikan pada guru mata pelajaran dan siswa untuk observasi awal. Catatan lapangan yang dibuat oleh observer yang dalam hal ini adalah guru mata pelajaran juga dijadikan acuan untuk menganalisis data pada saat proses pembelajaran. Hasil penelitian pada siklus I terdapat beberapa masalah yaitu siswa belum dapat beradaptasi dengan model pembelajaran STAD, siswa tampak tidak terlalu serius dalam proses pembelajaran, kondisi kelas kurang kondusif karena siswa tidak tertib pada saat proses belajar dan keaktifan siswa kurang dalam proses belajar kelompok. Solusi atas permasalahan tersebut adalah mobilitas guru diperlebar dan pengarahan pada tiap kelompok, ketegasan guru ditingkatkan dan reward untuk kelompok terbaik pada akhir pembelajaran. Siklus II masih ada permasalahan dan permasalahan tersebut adalah ketertiban siswa pada saat proses pembelajaran masih kurang dan keaktifan siswa dalam kelompokpun masih kurang walau sudah meningkat tetapi masih ada beberapa siswa yang kurang aktif. Solusi atas permasalahan yang terjadi pada siklus II teratasi dengan cara mobilitas guru lebih diperlebar dan perarahan lebih intensif dan merata pada tiap kelompok, reward kembali diberikan pada akhir pembelajaran, ketegasan guru dalam menertibkan siswa lebih ditingkatkan. Pada siklus III kriteria keberhasilan PTK tercapai sehingga PTK dihentikan.

Kata kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD, Alat Ukur Elektronika, Hasil Belajar.


(5)

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Model Pembelajaran Kooperatif ... 6

1. Tipologi Pembelajaran Kooperatif ... 6

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 7

3. Prosedur Pembelajaran ... 8

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions(STAD) ... 10

C. Hasil Belajar ... 12

1. Pengertian Hasil Belajar ... 12


(6)

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Penelitian yang Relevan ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23

A. Metode Penelitian ... 23

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

C. Prosedur Penelitian ... 25

D. Instrumen Penelitian ... 30

E. Pengujian Instrumen Penelitian ... 31

F. Teknik Pengumpulan Data ... 35

G. Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Pra Penelitian Tindakan Kelas ... 38

B. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 40

1. Siklus I ... 40

a. Perencanaan siklus I ... 40

b. Tindakan siklus I ... 41

c. Pengamatan siklus I ... 44

d. Refleksi siklus I ... 49

2. Siklus II ... 50

a. Perencanaa siklus II ... 50

b. Tindakan siklus II ... 52

c. Pengamatan siklus II ... 54

d. Refleksi siklus II ... 59

3. Siklus III ... 60

a. Perencanaan siklus III ... 60

b. Tindakan siklus III ... 62

c. Pengamatan siklus III ... 64

d. Refleksi siklus III ... 69


(7)

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 74

A. Simpulan ... 74

B. Saran... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

LAMPIRAN ... 78

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 3.1 Kriteria Validitas Soal ... 31

3.2 Kriteria Reliabilitas Soal... 33

3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 34

3.4 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda ... 35

3.5 Klasifikasi nilai rata-rata gain ternormalisasi ... 36

3.6 Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Sampel untuk Aspek Afektif ... 37

3.7 Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Sampel untuk Aspek Psikomotor ... 37

4.1 Nilai Siswa Pra Siklus Kelas X TAV 3 ... 39

4.2 Penghargaan kelompok siklus I ... 44

4.3 Nilai ranah kognitif siklus I ... 45

4.4 Nilai ranah afektif siklus I ... 46

4.5 Nilai ranah psikomotor siklus I... 47

4.6 Data aktivitas guru pada siklus I ... 48

4.7 Data aktivitas siswa pada siklus I ... 49


(8)

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.9 Perbandingan nilai ranah kognitif siklus I dan siklus II ... 55

4.10 Perbandingan nilai ranah afektif silus I dan siklus II ... 56

4.11 Perbandingan nilai ranah psikomotor siklus I dan siklus II ... 57

4.12 Perbandingan data aktivitas guru siklus I dan siklus II ... 58

4.13 Perbandingan data aktivitas siswa siklus I dan siklus II ... 59

4.14 Penghargaan kelompok siklus III ... 63

4.15 Perbandingan nilai ranah kognitif siklus II dan siklus III ... 65

4.16 Perbandingan nilai ranah afektif silus II dan siklus III ... 66

4.17 Perbandingan nilai ranah psikomotor siklus II dan siklus III ... 67

4.18 Perbandingan data aktivitas guru siklus II dan siklus III ... 68


(9)

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Diagram Alir Penelitian Tindakan Kelas ... 29 4.1 Diagram perkembangan hasil belajar siswa ranah kognitif, afektif dan

psikomotor dari siklus ke siklus. ... 70 4.2 Diagram kenaikan aktivitas guru pada setiap siklus ... 72

4.3 Diagram peningkatan keaktifan siswa kelas X TAV 3 pada setiap


(10)

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. Perangkat Pembelajaran... 78

B. Instrumen Penelitian ... 113

C. Uji Instrumen penelitian ... 154

D. Hasil Penelitian ... 166

E. Dokumentasi ... 198


(11)

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teknik Elektronika merupakan salah satu mata pelajaran kompetensi kejuruan yang diajarkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk program keahlian Teknik Audio dan Video (TAV). Mata Pelajaran Teknik Elektronika pada Kurikulum 2013 merupakan perubahan dari Mata Pelajaran Penerapan Dasar Listrik dan Elektronika pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2010. Kurikulum 2013 dilaksanakan pada semester awal tahun 2014 ini. Menurut Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Indonesia (2013, hlm. 7) menyatakan bahwa

Tujuan kurikulum 2013 untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Teknik Elektronika merupakan mata pelajaran dasar tentang keelektronikaan yang memiliki keterkaitan dengan mata pelajaran kompetensi kejuruan yang harus ditempuh pada tahap selanjutnya. Berdasarkan hal tersebut, siswa dituntut untuk dapat menuntaskan mata pelajaran ini sebagai dasar dalam mempelajari materi pada mata pelajaran kompetensi kejuruan selanjutnya.

Kemampuan siswa dalam menuntaskan mata pelajaran merupakan indikator keberhasilan siswa dalam mengikuti proses belajar. Menurut M. Dalyono (2009) hasil belajar suatu individu dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal (faktor yang ada pada diri individu sendiri) dan faktor eksternal (faktor diluar individu itu sendiri). Salah satu faktor eksternal adalah pengajaran. Pengajaran yang dimaksud adalah cara mengajar guru atau instruktur, termasuk pula penerapan model pembelajaran yang dipilih oleh Guru atau Instruktur. Guru memiliki tugas untuk memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan


(12)

2

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

materi yang disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Peneliti melaksanakan observasi awal berupa wawancara dengan guru Mata Pelajaran Teknik Elektronika dan penyebaran angket pada siswa Kelas X TAV 3. Hasil wawancara menunjukkan bahwa model pembelajaran yang diterapkan pada KBM masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran konvensional cenderung berpusat pada guru (teacher centered). Sumber belajarpun masih berpusat pada guru, siswa lebih banyak diperintahkan untuk menulis materi pelajaran yang ada di papan tulis atau yang ditampilkan berupa Power Point. Kegiatan belajar kelompok sangat jarang dilaksanakan karena guru lebih banyak melakukan metode ceramah pada saat proses KBM. Kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran yaitu siswa kurang aktif dalam bertanya, suasana kelas sering tidak kondusif, siswa ribut dan banyak yang melakukan kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan proses belajar.

Hasil penyebaran angket pada siswa ditemukan beberapa data diantaranya bahwa 27,59% siswa bersemangat, 58,62% siswa tidak bersemangat dan 13,79% yang menyatakan kadang-kadang bersemangat melaksanakan proses KBM. 6,896% siswa suka bertanya, 51,72% tidak suka bertanya dan 41,379% menyatakan kadang-kadang bertanya pada guru pada saat KBM. 72,41% siswa menyukai belajar berkelompok, 10,34% tidak menyukai belajar berkelompok dan 17,24% menyatakan biasa saja. 65,51% siswa suka bertanya pada teman yang lebih mengerti, 34,48% siswa yang kadang-kadang bertanya pada teman yang lebih mengerti dan tidak ada yang menjawab tidak suka bertanya pada teman yang lebih mengerti.

Selain dari wawancara pada guru dan penyebaran angket pada siswa, peneliti juga mengambil data nilai siswa pada Ujian Akhir Semester di semester 1. Hanya 19,05 % siswa yang dapat menuntaskan mata pelajaran Teknik Elektronika hingga mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 70. Selebihnya


(13)

3

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yaitu 80,95 % siswa harus mengikuti remedial karena nilai yang didapat masih dibawah standar KKM.

Model pembelajaran kooperatif menjadi salah satu alternatif solusi untuk permasalahan-permasalahan tersebut. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang memfokuskan pada kegiatan belajar berkelompok dan siswa dapat berdiskusi dengan teman sebayanya. Model pembelajaran ini juga cocok untuk Kurikulum 2013 yang menuntut siswa untuk bersikap aktif dalam proses belajar. Model pembelajaran kooperatif ada beberapa tipe, salah satunya adalah tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Menurut Slavin (2008) tipe STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Berdasarkan uraian diatas, perlu dilaksanakan tindakan yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknik elektronika di kelas X Audio Video 3 SMKN 4 Bandung berupa tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk memberikan kesempatan pada siswa dalam mengemukakan gagasan-gagasan terhadap pemecahan suatu masalah dalam kelompoknya masing-masing. Maka dari itu, peneliti mengambil judul

penelitian skripsi “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK

ELEKTRONIKA

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, penulis mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Sebagian besar siswa memperoleh nilai ujian teori di bawah standar KKM. 2. Siswa kurang aktif pada saat proses KBM.


(14)

4

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah, serta untuk memperjelas masalah yang akan diteliti, maka objek permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah hasil belajar siswa pada ranah kogitif, afektif dan psikomotor selama dan setelah diterapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD)?

C. Batasan Masalah

Peneliti membatasi pokok permasalahan agar penelitian tidak terlalu luas, maka batasan masalahnya sebagai berikut:

1. Siswa SMK yang diteliti adalah siswa kelas X Teknik Audio Video 3 Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014 di SMK Negeri 4 Bandung.

2. Mata Pelajaran Teknik Elektronika dengan pokok bahasan yang menjadi bahan

ajar pada penelitian ini adalah Alat Ukur Elektronika dengan sub pokok bahasan pengenalan multimeter pada siklus I, voltmeter pada siklus II dan ohmmeter pada siklus III.

3. Aspek kemampuan yang diukur untuk ranah kognitif adalah pengetahuan (C1),

pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4) dengan dimensi pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural. Untuk ranah afektif dan psikomotor masing-masing adalah sikap dan keterampilan siswa pada proses pembelajaran.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada setiap siklus.

2. Mengetahui hasil belajar siswa pada ranah afektif saat diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada setiap siklus.

3. Mengetahui hasil belajar siswa pada ranah psikomotor saat diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada setiap siklus.


(15)

5

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang bisa diambil jika tujuan penelitian tindakan kelas ini tercapai, antara lain:

1. Bagi siswa, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi guru, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menjadi alternatif model pembelajaran yang menyenangkan dan menambah minat siswa dalam belajar.

3. Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dikaji lebih lanjut untuk menghasilkan model pembelajaran alternatif yang lebih bermutu.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi pada penilitian ini, disajikan dalam bab-bab yang disusun sebagai berikut ini:

Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistem organisasi.

Bab II Tinjauan Pustaka, berisi landasan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, hasil belajar dan penelitian yang relevan.

Bab III Metodologi Penelitian, berisi metode penelitian, desain penelitian, setting penelitian, teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian, prosedur pengumpulan data, teknik analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi uraian setting dan proses penelitian pada tiap siklus serta keseluruhan hasil penelitian.

Bab V Simpulan dan Saran, berisi penjelasan tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang bisa diajukan sebagai tindak lanjut dari kesimpulan penelitian.


(16)

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian mixed methods. Metode penelitian tersebut merupakan metode penelitian yang menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif. Penelitian yang dilaksanakan menggunakan mixed methods dengan pendekatan tidakan kelas (action research). Trianto (2011, hlm. 13) mengemukakan secara luas bahwa “penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subjek yang

diteliti dan diamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya.” Karena penelitian tindakan ini bertujuan untuk memperbaiki proses belajar dan hasil belajar peserta didik maka penelitian tindakan berkembang menjadi Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kelas disini tidak terpaku pada empat dinding penyekat atau ruangan kelas tetapi lebih pada adanya aktivitas belajar dua orang atau lebih peserta didik.

Menurut Trianto (2011) secara umum pola dasar penelitian tindakan kelas meliputi empat tahapan, yaitu:

Tahap 1: Perencanaan tindakan

Berdasarkan identifikasi masalah yang dilakukan pada tahap pra PTK, rencana tindakan disusun untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan yang ditentukan. Rencana tindakan ini mencakup semua langkah secara rinci. Segala keperluan pelaksaan PTK, mulai dari materi/baham ajar, rencana pengajaran yang mencakup metode/teknik mengajar, serta teknik atau instrumen observasi/evaluasi, disiapkan dengan matang pada tahap perencanaan ini.


(17)

24

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap ini merupakan implementasi dari semua rencana yang telah dibuat. Tahap ini, yang berlangsung di dalam kelas adalah realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan sebelumnya.

Tahap 3: Pengamatan terhadap tindakan

Pelaksanaan Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahapan ini berisi tentang pelaksaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang dikempabngkan oleh peneliti. Pada tahap ini perlu mempertimbangkan penggunaan beberapa jenis instrumen ukur penelitian guna kepentingan triangulasi data. Dalam tahap observasi ini peneliti dapat dibantu oleh pengamat lain (sejawat atau pakar). Dengan kehadiran orang lain dalam penelitian ini, PTK yang dilaksanakan menjadi bersifat kolaboratif. Hanya saja pengamat luar tidak boleh terlibat lebih dalam dan mengintervensi terhadap pengambilan keputusan tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Tahap 4: Refleksi terhadap tindakan

Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatan. Data yang didapat kemudian ditafsirkan dan dicari eksplanasinya, dianalisis dan disintesis. Dalam proses pengkajian data ini dimungkinkan untuk melibatkan orang luar sebagai kolaborator, seperti halnya pada saat observasi. Keterlibatan kolaborator sekedar untuk membantu peneliti untuk dapat lebih tajam melakukan refleksi dan evaluasi. Dalam proses refleksi ini, segala pengalaman, pengetahuan dan teori instruksional yang dikuasai dan relevan dengan tindakan kelas yang dilaksanakan sebelumnya, menjadi bahan pertimbangan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yang


(18)

25

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mantap dan sahih. Proses refleksi ini memegang peran yang sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan PTK.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa kelas X Semester 1 yang mengikuti mata pelajaran Penerapan Dasar Listrik dan Elektronika di SMK Negeri 4 Bandung jl. Kliningan No. 6 Buah Batu Bandung 40264.

Waktu penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan peneliti, mengikuti jadwal mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah. hal tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi tumpang tindih materi yang diterima oleh peserta didik. Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan peneliti terdiri dari tiga siklus. Siklus ke satu dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2014. Siklus ke dua dilaksanakan pada tanggal 04 Februari 2014. Siklus ke tiga dilaksanakan pada tanggal 08 Februari 2014.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas meliputi empat tahap. Tahapan-tahapan tersebut adalah planning (perencanaan), acting (pelaksanaan tindakan), observation (observasi), reflection (refleksi). Keempat tahapan tersebut dinamakan satu siklus. Penelitian tindakan kelas dapat terdiri dari beberapa siklus, tergantung dari apakah ada tanda-tanda pemecahan masalah atau peningkatan mutu yang terjadi setelah diadakan tindakan. Apabila pada siklus satu, peningkatan mutu atau pemecahan masalah belum memenuhi kriteria penelitian dilanjutkan ke siklus dua dan begitu seterusnya.

Aspek yang diamati pada penelitian tindakan kelas yang peneliti laksanakan adalah hasil belajar. Hasil belajar yang peneliti amati meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Tindakan yang diberikan pada subjek penelitian adalah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran Teknik Elektronika pokok bahasan Alat Ukur Elektronika.


(19)

26

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Teknik Elektronika pada penelitian tindakan kelas ini. Kolaborasi dilaksanakan mulai dari pada tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Tugas guru mata pelajaran Teknik Elektronika hanya membantu peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini, tidak terlibat terlalu dalam dan mengintervensi tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Guru mata pelajaran berperan penting saat perencanaan yaitu merencanakan materi dan instrumen penelitian. Saat diadakan tindakan dan observasi guru mata pelajaran membantu melaksanakan observasi aktifitas guru dan aktifitas siswa dan membuat catatan lapangan untuk mempertajam refleksi dan evaluasi pada tahap selanjutnya.

Prosedur penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan adalah sebagi berikut:

1. Observasi awal

 Wawancara guru Mata Pelajaran Teknik Elektronika.

 Penyebaran angket kepada siswa kelas X TAV 3.

 Pengambilan data nilai kognitif siswa pada ujian akhir semester di semester 1 (satu).

2. Perencanaan siklus 1

 Menentukan materi ajar.

 Membuat RPP.

 Membuat media pembelajaran.

 Membuat instrumen penelitian.

3. Tindakan siklus 1

 Melaksanakan skenario pembelajaran berdasarkan pada RPP dengan

menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD.

 Mengambil data berupa nilai aspek afektif dan psikomotor saat proses KBM.

 Guru membantu peneliti dalam pengambilan data nilai afektif dan psikomotor.


(20)

27

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Guru mengamati aktivitas guru dan siswa.

Post test dilaksanakan pada akhir proses KBM untuk memperoleh data nilai aspek kognitif.

4. Observasi siklus 1

 Lembar observasi aktivitas guru dan siswa diisi oleh guru selama proses KBM berlangsung.

 Guru juga membuat catatan lapangan.

 Seluruh hasil observasi akan dievaluasi sehingga dapat menjadi acuan perbaikan untuk siklus berikutnya

5. Refleksi siklus 1

 Evaluasi seluruh hasil observasi dan hasil belajar siswa yang diperoleh pada tahap sebelumnya.

 Mengkaji seluruh hasil observasi dan hasil belajar siswa yang diperoleh pada tahapan sebelumnya.

 Mencari alternatif solusi dari permasalahan yang ada pada siklus 1.

6. Perencanaan siklus 2

 Menentukan materi ajar.

 Membuat RPP dengan beberapa perbaikan.

 Membuat media pembelajaran.

 Membuat instrumen penelitian dengan beberapa perbaikan.

7. Tindakan siklus 2

 Melaksanakan skenario pembelajaran berdasarkan pada RPP yang sudah mengalami perbaikan dengan tetap menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

 Mengambil data berupa nilai aspek afektif dan psikomotor saat proses KBM.

 Guru membantu peneliti dalam pengambilan data nilai afektif dan psikomotor.


(21)

28

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Post test dilaksanakan pada akhir proses KBM untuk memperoleh data nilai aspek kognitif.

8. Observasi siklus 2

 Lembar observasi aktivitas guru dan siswa diisi oleh guru selama proses KBM berlangsung.

 Guru juga membuat catatan lapangan.

 Seluruh hasil observasi akan dievaluasi sehingga dapat menjadi acuan perbaikan untuk siklus berikutnya.

9. Refleksi siklus 2

 Evaluasi seluruh hasil observasi dan hasil belajar siswa yang diperoleh pada tahap sebelumnya.

 Mengkaji seluruh hasil observasi dan hasil belajar siswa yang diperoleh pada tahapan sebelumnya.

Mencari alternatif solusi dari permasalahan yang ada pada siklus 2. 10. Perencanaan siklus 3

 Menentukan materi ajar.

 Membuat RPP dengan beberapa perbaikan.

 Membuat media pembelajaran.

 Membuat instrumen penelitian dengan beberapa perbaikan.

11. Tindakan siklus 3

 Melaksanakan skenario pembelajaran berdasarkan pada RPP yang sudah mengalami perbaikan dengan tetap menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

 Mengambil data berupa nilai aspek afektif dan psikomotor saat proses KBM.

 Guru membantu peneliti dalam pengambilan data nilai afektif dan psikomotor.


(22)

29

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Guru mengamati aktivitas guru dan siswa.

Post test dilaksanakan pada akhir proses KBM untuk memperoleh data nilai aspek kognitif.

12. Observasi siklus 3

 Lembar observasi aktivitas guru dan siswa diisi oleh guru selama proses KBM berlangsung.

 Guru juga membuat catatan lapangan.

 Seluruh hasil observasi akan dievaluasi sehingga dapat menjadi acuan perbaikan untuk siklus berikutnya.

13. Refleksi siklus 3

 Evaluasi seluruh hasil observasi dan hasil belajar siswa yang diperoleh pada tahap sebelumnya.

 Mengkaji seluruh hasil observasi dan hasil belajar siswa yang diperoleh pada tahapan sebelumnya.

Mencari alternatif solusi dari permasalahan yang ada pada siklus 1.

Uraian tersebut dapat lebih mudah dilihat melalui diagram alur penelitian tindakan kelas pada gambar 3.1.

OBSERVASI AWAL

PERENCANAAN REFLEKSI

SIKLUS 1

TINDAKAN HASIL OBSERVASI

REFLEKSI SIKLUS 3

PERENCANAAN TINDAKAN

HASIL OBSERVASI

REFLEKSI

SIKLUS 2 PERENCANAAN

HASIL OBSERVASI


(23)

30

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1. Diagram alir Penelitian Tindakan Kelas D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dibutuhkan dalam penelitian ini untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti yaitu hasil belajar, maka instrumen penelitian yang akan digunakan peneliti adalah: 1. Instrumen pengambilan data hasil belajar

Hasil belajar pada penelitian tindakan ini meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Instrumen untuk ranah kognitif berupa soal pilihan ganda. Instrumen hasil belajar siswa pada ranah afektif dan psikomotor masing-masing berupa lembar observasi. Lembar observasi ranah afektif mengukur sikap siswa saat proses belajar dan mengacu pada indikator pembelajaran. Lembar observasi psikomotor mengukur keterampilan siswa pada saat proses belajar dengan mengacu pada indikator pembelajaran.

2. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengukur aktifitas guru, aktivitas siswa secara keseluruhan selama kegiatan belajar mengajar baik di kelas maupun di luar kelas.

3. Pedoman wawancara dan angket

Pedoman wawancara untuk mengumpulkan data lisan dari sumber data lisan atau subjek penelitian secara langsung subjek yang dimaksud pada penelitian ini adalah guru mata pelajaran Teknik Elektronika. Wawancara digunakan untuk


(24)

31

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendapatkan data mengenai sikap, pendapat atau wawasan. Wawancara dilakukan secara bebas dan terstruktur.

Angket untuk mengumpulkan data tertulis dari siswa yang menjadi subjek penelitian. Angket digunakan untuk mendapat data mengenai sikap, pendapat atau wawasan.

4. Studi dokumentasi

Instrumen untuk mengumpulkan data tentang peristiwa atau kejadian-kejadian masa lalu yang telah didokumentasikan. Data-data tersebut berupa catatan lapangan dan foto-foto pada saat pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

E. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji validitas instrumen penelitian

Suatu alat evaluasi disebut valid apabila alat evaluasi tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Scarvia B. Anderson dan kawan-kawan dalam Arikunto (2009, hlm. 65) mengemukakan bahwa “A test is valid if it measures what it purpose to measure”, bila diartikan dalam bahasa indonesia Scarvia B. Anderson mengemukakan bahwa sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Pengujian validitas instrumen ini merupakan pengujian validitas setiap butir soal yang diteskan.

Uji validitas dilakukan pada instrumen yang berbentuk soal pilihan ganda yang digunakan untuk memperoleh data hasil pre test dan post test pada penelitian tindakan kelas ini. Untuk mengetahui tingkat validitas dari butir soal, digunakan rumus korelasi product moment (Arikunto, 2009, hlm. 72) :

r =

√{ Σ 2ΣΣ2Σ}{ ΣΣ2 Σ 2} (3.1)

Keterangan :

rXY : koefisien korelasi X terhadap Y

X : skor tiap siswa pada satu item soal


(25)

32

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

n : jumlah siswa

Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai validitas ditunjukkan oleh tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kriteria Validitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,81 – 1,00 0,61 – 0,80 0,41 – 0,60 0,21 – 0,40 0,00 – 0,20

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

(Sumber: Ridwan, 2007, hlm. 98) Setelah diketahui koefisien korelasi, selanjutnya dilakukan uji signifikansi untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji signifikansi dihitung dengan menggunakan uji t, yaitu sebagai berikut (S. Syafaruddin, 2004, hlm. 61) :

thitung = rXY √ −

√ − 2 (3.2)

dimana: thitung = hasil perhitungan uji signifikan

rXY = koefisien korelasi

n = jumlah siswa

Kemudian hasil perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat

kebebasan (dk) = n –2 dan taraf signifikansi (α) = 0,05. Apabila thitung> ttabel, maka

item soal dinyatakan valid dan apabila thitung< ttabel, maka item soal dinyatakan

tidak valid.

2. Uji reliabilitas instrumen penelitian

Suatu alat evaluasi dikatakan reliabel apabila hasil evaluasi tersebut tidak berubah ketika digunakan untuk subjek yang sama. Setelah dilakukan pengujian validitas semua instrumen, maka butir-butir soal yang valid dihitung koefisien reliabilitasnya. Seperti halnya uji validitas, uji reliabilitas ini dilakukan pada instrumen yang berbentuk soal pilihan ganda yang digunakan untuk memperoleh data hasil pre test dan post test pada penelitian ini. Kegunaan dari uji reliabilitas


(26)

33

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini tentunya untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan pada penelitian ini bersifat konsisten atau tidak.

Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat ajeg atau konsisten memberikan data yang sesuai dengan kenyataan. Reliabilitas tes dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan rumus Kuder dan Richardson nomor 20 (K-R.20) sebagai berikut (Arikunto, 2009, hlm. 100) :

r = k−k S2−ΣS2 (3.3)

Keterangan :

r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan

p : proporsi siswa yang menjawab soal dengan benar

q : proporsi siswa yang menjawab soal dengan salah (q = 1-p)

k : banyaknya soal

S : simpangan baku

Harga varians dapat dicari dengan menggunakan rumus (Arikunto, 2009, hlm. 97):

S =ΣX −ƩXn (3.4)

Keterangan :

S2 : varians

X : skor tiap siswa

n : jumlah siswa

Selanjutnya harga r11 dibandingkan dengan rtabel pada taraf signifikan 5%.

Apabila r11>rtabel, maka instrument dinyatakan reliabel. Dan sebaliknya apabila

r11<rtabel, instrument dinyatakan tidak reliabel.

Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh tabel 3.2.

Tabel 3.2

Kriteria Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas


(27)

34

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat Rendah

(Sumber: Ridwan, 2007, hlm. 98) 3. Uji tingkat kesukaran

Untuk mengetahui tiap butir soal pada instrumen penelitian ini mudah atau sukar, maka dilakukan uji tingkat kesukaran. Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut mudah atau sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan persamaan (Arifin, 2009, hlm. 272) :

P =

ƩB (3.5)

Keterangan :

P : indeks kesukaran

B : jumlah siswa yang menjawab benar

n : jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sesuai dengan Tabel 3.3. Tabel 3.3

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Klasifikasi

0,00 – 0,30 Soal Sukar

0,31 – 0,70 Soal Sedang

0,71 – 1,00 Soal Mudah

(Sumber: Arifin, 2009, hlm. 272)

4. Uji daya pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2009, hlm. 211). Sehingga uji daya pembeda ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan suatu soal untuk membedakan kemampuan setiap siswa. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut dengan indeks diskriminasi. Untuk mengetahui daya pembeda soal perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:


(28)

35

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi sampai yang terendah.

b. Membagi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.

c. Menghitung soal yang dijawab benar dari masing-masing kelompok pada tiap butir soal.

d. Mencari daya pembeda (D) dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2009, hlm. 213) :

D = BJ −BJ (3.6)

Keterangan :

D : daya pembeda

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA : banyaknya peserta tes kelompok atas

JB : banyaknya peserta tes kelompok bawah

Adapun kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.4. Tabel 3.4

Klasifikasi Indeks Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Klasifikasi

0,00 – 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,70 0,71 – 1,00 Negatif

Jelek Cukup

Baik Baik Sekali

Tidak Baik, Harus Dibuang (Sumber: Arikunto, 2009, hlm. 218) F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Data hasil belajar ranah kognitif berupa pre test dan post test. Pre test diambil dari nilai pra siklus untuk siklus satu, nilai siklus satu untuk siklus dua dan nilai siklus dua untuk siklus tiga. Post test dilaksanakan setelah dilaksanakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe


(29)

36

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

STAD. Data hasil belajar psikomotor dan afektif diambil saat KBM berlangsung.

2. Data observasi berupa aktivitas guru serta aktivitas peserta didik saat proses pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD diobservasi oleh guru mata pelajaran Teknik Elektronika. 3. Lembar wawancara terstruktur diisi oleh siswa tentang minat, pendapat

dan keseriusan belajar setelah melakukan pembelajaran menggunakan model cooperative learning tipe STAD pada mata pelajaran Teknik Elektronika pokok bahasan alat ukur elektronika.

G. Analisis Data

1. Penilaian pre test dan post test

Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode rights only, yaitu jawaban benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Skor yang diperoleh tersebut kemudian dirubah menjadi nilai dengan ketentuan sebagai berikut:

Nilai siswa = k i wa

k ak i u � (3. 7)

2. Gain (G)

Gain adalah selisih skor antara skor post test dan pre test. Secara sistematis dituliskan sebagai berikut (Hake, 1999):

��� = �� � − � � � (3. 8)

Gain tersebut dijadikan sebagai data peningkatan hasil belajar siswa. adapun hasil belajar siswa ini dikatakan meningkat apabila terjadi perubahan yang positif sebelum dan sesudah pembelajaran.


(30)

37

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah Gain setiap siswa diketahui, langkah selanjutnya adalah menghitung nilai rata-rata gain ternormalisasi dengan menggunakan rumus berikut (Hake, 1999, hlm. 1).

< � > =% < � >% < � >

���� =

% < �� > − % < �� >

− % < �� > .9 .

Pada rumus tersebut < � > adalah nilai rata-rata gain ternormalisasi,

% < � > adalah nilai rata-rata gain aktual, % < � >���� adalah nilai rata-rata gain maksimal yang mungkin terjadi, % < �> adalah nilai rata-rata postttest, dan % < � > adalah nilai rata-rata pretest.

Klasifikasi nilai rata-rata gain ternormalisasi ditunjukkan oleh Tabel 3.5. Tabel 3.5

Klasifikasi nilai rata-rata gain ternormalisasi

Nilai < � > Kriteria Nilai Rata-Rata Gain Ternormalisasi

< � > ≥ ,7 Tinggi

,7 < < � > ≥ , Sedang

< � > < , Rendah

(Hake, 1999, hlm. 1) 4. Penilaian aspek psikomotor dan afektif

Aspek afektif mengukur terhadap sikap siswa selama tahapan dalam pembelajaran sedang berlangsung. sedangkan, aspek psikomotor mengukur terhadap kinerja yang dilakukan selama kegiatan belajar berlangsung. Penilaian aspek ini didasarkan pada lembar observasi yang kriterianya sudah ditentukan. Adapun ketentuan penilaian kedua aspek ini didasarkan pada penilaian Indeks Prestasi Sampel (IPS).

Menurut Wayan dan Sumartana dalam Panggabean (1989, hlm. 29) Indeks Prestasi Sampel (IPS) dapat dihitung dengan membagi nilai rata-rata untuk keseluruhan aspek penilaian dengan skor maksimal yang mungkin dicapai dalam tes.

��� = ���� × (3.10) Keterangan:

IPS : Indeks Prestasi Sampel


(31)

38

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SMI : Skor maksimal Ideal

Kategori tafsiran Indeks Prestasi Sampel untuk aspek afektif dan psikomotor dapat dilihat pada tabel 3. 6 dan 3. 7.

Tabel 3. 6

Kategori tafsiran Indeks Prestasi Sampel untuk aspek afektif

No. Kategori Prestasi kelas Interpretasi

1. 0,00≤IPS<30,00 Sangat Negatif

2. 30,00≤IPS<55,00 Negatif

3. 55,00≤IPS<75,00 Netral

4. 75,00≤IPS<90,00 Positif

5. 90,00≤IPS<100,00 Sangat Positif

(Sumber: Wayan, Sumartana dan Luhut P. Panggabean, 1989, hlm. 29) Tabel 3. 7

Kategori tafsiran Indeks Prestasi Sampel untuk aspek psikomotor

No. Kategori Prestasi kelas Interpretasi

1. 0,00≤IPS<30,00 Sangat kurang terampil

2. 30,00≤IPS<55,00 Kurang terampil

3. 55,00≤IPS<75,00 Cukup terampil

4. 75,00≤IPS<90,00 Terampil

5. 90,00≤IPS<100,00 Sangat terampil

(Sumber: Wayan, Sumartana dan Luhut P. Panggabean, 1989, hlm. 29) 5. Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan kelas

Kriteria Penelitian Tindakan Kelas dikatakan berhasil jika hasil belajar siswa pada aspek kognitif nilai rata-rata seluruh siswa mencapai nilai ≥ 80, aspek afektif mencapai kategori positif dan aspek psikomotor mencapai kategori terampil.


(32)

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas berupa hasil belajar siswa pada ketiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TAV 3 pada pokok bahasan Alat Ukur Elektronika. Kriteria keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas dicapai pada siklus ke III. Hasil belajar siswa yang dicapai pada saat penelitian tindakan kelas ini berhasil adalah sebagai berikut:

1. siklus I terdapat beberapa masalah yaitu siswa belum dapat beradaptasi dengan model pembelajaran STAD, siswa tampak tidak terlalu serius dalam proses pembelajaran, kondisi kelas kurang kondusif karena siswa tidak tertib pada saat proses belajar dan keaktifan siswa kurang dalam proses belajar kelompok. Solusi atas permasalahan tersebut adalah mobilitas guru diperlebar dan pengarahan pada tiap kelompok, ketegasan guru ditingkatkan dan reward untuk kelompok terbaik pada akhir pembelajaran.

2. Siklus II masih ada permasalahan dan permasalahan tersebut adalah ketertiban siswa pada saat proses pembelajaran masih kurang dan keaktifan siswa dalam kelompokpun masih kurang walau sudah meningkat tetapi masih ada beberapa siswa yang kurang aktif. Solusi atas permasalahan yang terjadi pada siklus II teratasi dengan cara mobilitas guru lebih diperlebar dan perarahan lebih intensif dan merata pada tiap kelompok, reward kembali diberikan pada akhir pembelajaran, ketegasan guru dalam menertibkan siswa lebih ditingkatkan. 3. Siklus III kriteria keberhasilan PTK tercapai dengan hasil penelitian sebagai


(33)

75

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Rata-rata nilai kognitif yang dicapai siswa kelas X TAV 3 adalah 87,353 dengan kelulusan 100%.

b. Indeks prestasi yang dicapai untuk ranah afektif adalah 15 siswa bersikap “Positif” dan 5 siswa bersikap “Sangat Positif”.

c. Indeks prestasi yang dicapai untuk ranah kognitif adalah 10 siswa berkemampuan “Terampil” dan 10 siswa berkemampuan “Sangat Terampil”.

B. Saran

Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian, maka terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan kepada seluruh pihak, diantaranya:

1. Untuk pengajar, peneliti menyarankan untuk lebih bervariatif dalam

menggunakan model pembelajaran, salah satunya model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk diterapkan pada subjek dan kajian yang berbeda, sehingga dapat digunakan sebagai model pembelajaran yang lebih baik dan bermanfaat.


(34)

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. (2013). Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Arifin, Z. (2009). EVALUASI PEMBELAJARAN Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:PT. Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:PT. Bumi Aksara. Dalyono, M. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rhineka Cipta.

Jihad, A. dan Haris, A. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

M., Surya. (1992). Pengaruh Faktor-Faktor Non Intelektual Terhadap Berprestasi Penting. Bandung: UPI.

Nurkancana, W dan Sumartana, P. P. N. (1982). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usana Offset Printing.

Panggabean. L. P. (1989). Kontribusi Relatif Sikap Siswa pada Bimbingan Karir terhadap Prestasi Belajar Fisika. Tesis Sps UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Ridwan. (2007). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. (2006) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Siregar, Syafaruddin. (2004). Statistika Terapan. Bandung: JPTM FPTK UPI.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rhineka Cipta.

Slavin, R. E. (2008). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktek (Penerjemah Nurulita). Bandung: Nusa Media

Slavin, R. E. (2011). Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik Edisi Kesembilan Jilid 2 (Penerjemah Marianto Samosir). Jakarta: Indeks

Sudjana, N. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Taniredja, T. Dkk. (2013). Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.


(35)

77

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Trianto. (2011). Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas [Classroom Action Research]. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.


(1)

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah Gain setiap siswa diketahui, langkah selanjutnya adalah menghitung nilai rata-rata gain ternormalisasi dengan menggunakan rumus berikut (Hake, 1999, hlm. 1).

< � > =% < � >% < � >

���� =

% < �� > − % < �� >

− % < �� > .9 .

Pada rumus tersebut < � > adalah nilai rata-rata gain ternormalisasi, % < � > adalah nilai rata-rata gain aktual, % < � >���� adalah nilai rata-rata gain maksimal yang mungkin terjadi, % < �> adalah nilai rata-rata postttest, dan % < � > adalah nilai rata-rata pretest.

Klasifikasi nilai rata-rata gain ternormalisasi ditunjukkan oleh Tabel 3.5. Tabel 3.5

Klasifikasi nilai rata-rata gain ternormalisasi

Nilai < � > Kriteria Nilai Rata-Rata Gain Ternormalisasi

< � > ≥ ,7 Tinggi

,7 < < � > ≥ , Sedang < � > < , Rendah

(Hake, 1999, hlm. 1) 4. Penilaian aspek psikomotor dan afektif

Aspek afektif mengukur terhadap sikap siswa selama tahapan dalam pembelajaran sedang berlangsung. sedangkan, aspek psikomotor mengukur terhadap kinerja yang dilakukan selama kegiatan belajar berlangsung. Penilaian aspek ini didasarkan pada lembar observasi yang kriterianya sudah ditentukan. Adapun ketentuan penilaian kedua aspek ini didasarkan pada penilaian Indeks Prestasi Sampel (IPS).

Menurut Wayan dan Sumartana dalam Panggabean (1989, hlm. 29) Indeks Prestasi Sampel (IPS) dapat dihitung dengan membagi nilai rata-rata untuk keseluruhan aspek penilaian dengan skor maksimal yang mungkin dicapai dalam tes.

��� = ���� × (3.10)

Keterangan:

IPS : Indeks Prestasi Sampel M : Mean atau nilai rata-rata


(2)

38

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu SMI : Skor maksimal Ideal

Kategori tafsiran Indeks Prestasi Sampel untuk aspek afektif dan psikomotor dapat dilihat pada tabel 3. 6 dan 3. 7.

Tabel 3. 6

Kategori tafsiran Indeks Prestasi Sampel untuk aspek afektif No. Kategori Prestasi kelas Interpretasi

1. 0,00≤IPS<30,00 Sangat Negatif

2. 30,00≤IPS<55,00 Negatif

3. 55,00≤IPS<75,00 Netral

4. 75,00≤IPS<90,00 Positif

5. 90,00≤IPS<100,00 Sangat Positif

(Sumber: Wayan, Sumartana dan Luhut P. Panggabean, 1989, hlm. 29) Tabel 3. 7

Kategori tafsiran Indeks Prestasi Sampel untuk aspek psikomotor No. Kategori Prestasi kelas Interpretasi

1. 0,00≤IPS<30,00 Sangat kurang terampil 2. 30,00≤IPS<55,00 Kurang terampil 3. 55,00≤IPS<75,00 Cukup terampil

4. 75,00≤IPS<90,00 Terampil

5. 90,00≤IPS<100,00 Sangat terampil

(Sumber: Wayan, Sumartana dan Luhut P. Panggabean, 1989, hlm. 29) 5. Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan kelas

Kriteria Penelitian Tindakan Kelas dikatakan berhasil jika hasil belajar siswa pada aspek kognitif nilai rata-rata seluruh siswa mencapai nilai ≥ 80, aspek afektif mencapai kategori positif dan aspek psikomotor mencapai kategori terampil.


(3)

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas berupa hasil belajar siswa pada ketiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TAV 3 pada pokok bahasan Alat Ukur Elektronika. Kriteria keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas dicapai pada siklus ke III. Hasil belajar siswa yang dicapai pada saat penelitian tindakan kelas ini berhasil adalah sebagai berikut:

1. siklus I terdapat beberapa masalah yaitu siswa belum dapat beradaptasi dengan model pembelajaran STAD, siswa tampak tidak terlalu serius dalam proses pembelajaran, kondisi kelas kurang kondusif karena siswa tidak tertib pada saat proses belajar dan keaktifan siswa kurang dalam proses belajar kelompok. Solusi atas permasalahan tersebut adalah mobilitas guru diperlebar dan pengarahan pada tiap kelompok, ketegasan guru ditingkatkan dan reward untuk kelompok terbaik pada akhir pembelajaran.

2. Siklus II masih ada permasalahan dan permasalahan tersebut adalah ketertiban siswa pada saat proses pembelajaran masih kurang dan keaktifan siswa dalam kelompokpun masih kurang walau sudah meningkat tetapi masih ada beberapa siswa yang kurang aktif. Solusi atas permasalahan yang terjadi pada siklus II teratasi dengan cara mobilitas guru lebih diperlebar dan perarahan lebih intensif dan merata pada tiap kelompok, reward kembali diberikan pada akhir pembelajaran, ketegasan guru dalam menertibkan siswa lebih ditingkatkan. 3. Siklus III kriteria keberhasilan PTK tercapai dengan hasil penelitian sebagai


(4)

75

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Rata-rata nilai kognitif yang dicapai siswa kelas X TAV 3 adalah 87,353 dengan kelulusan 100%.

b. Indeks prestasi yang dicapai untuk ranah afektif adalah 15 siswa bersikap “Positif” dan 5 siswa bersikap “Sangat Positif”.

c. Indeks prestasi yang dicapai untuk ranah kognitif adalah 10 siswa berkemampuan “Terampil” dan 10 siswa berkemampuan “Sangat Terampil”.

B. Saran

Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian, maka terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan kepada seluruh pihak, diantaranya:

1. Untuk pengajar, peneliti menyarankan untuk lebih bervariatif dalam menggunakan model pembelajaran, salah satunya model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk diterapkan pada subjek dan kajian yang berbeda, sehingga dapat digunakan sebagai model pembelajaran yang lebih baik dan bermanfaat.


(5)

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. (2013). Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Arifin, Z. (2009). EVALUASI PEMBELAJARAN Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:PT. Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:PT. Bumi Aksara. Dalyono, M. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rhineka Cipta.

Jihad, A. dan Haris, A. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

M., Surya. (1992). Pengaruh Faktor-Faktor Non Intelektual Terhadap Berprestasi Penting. Bandung: UPI.

Nurkancana, W dan Sumartana, P. P. N. (1982). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usana Offset Printing.

Panggabean. L. P. (1989). Kontribusi Relatif Sikap Siswa pada Bimbingan Karir terhadap Prestasi Belajar Fisika. Tesis Sps UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Ridwan. (2007). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. (2006) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Siregar, Syafaruddin. (2004). Statistika Terapan. Bandung: JPTM FPTK UPI.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rhineka Cipta.

Slavin, R. E. (2008). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktek (Penerjemah Nurulita). Bandung: Nusa Media

Slavin, R. E. (2011). Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik Edisi Kesembilan Jilid 2 (Penerjemah Marianto Samosir). Jakarta: Indeks

Sudjana, N. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Taniredja, T. Dkk. (2013). Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta.


(6)

77

Sri Lestari Harja, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Trianto. (2011). Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas [Classroom Action Research]. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.


Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep gaya bernuansa nilai (penelitian tindakan kelas di MTs Hidayatul Islamiyah Karawang)

0 8 223

Pengaruh Teknik Gnt Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Smp Kelas Vii Pada Konsep Organisasi Kehidupan

1 21 280

Pengaruh penggunaan media audio video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS terpadu

0 10 161

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa SMPN 3 kota Tangerang selatan

1 12 173

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 1 SIPISPIS.

0 2 23

PENELITIAN TINDAKAN KELAS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN CD TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN DASAR-DASAR GAMBAR TEKNIK.

0 2 32

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR DI SMK N 3 WONOSARI.

1 4 179

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Dasar-Dasar Kelistrikan Kelas X Teknik Audio Video Di SMKN 1 Tanjung Raya

1 1 6