Analisis dan Usulan Perancangan Fasilitas Fisik, Tata Letak, Serta Lingkungan Fisik Di Kedai Steak Purwakarta Pada Bagian Pembuatan Minuman.

(1)

ABSTRAK

Kedai Steak Purwakarta merupakan kedai pertama yang menjual steak dan beraneka minuman yang ada di Purwakarta tepatnya di Kelurahan Nagri Tengah. Saat ini terdapat beberapa pesaing yang bergerak dalam usaha tersebut sehingga untuk memenangkan persaingan pasar, Kedai Steak Purwakarta ingin meningkatkan mutu dari pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dengan cara memperbaiki cara kerja pada Kedai Steak Purwakarta terutama pada bagian pembuatan minuman.

Pada bagian pembuatan minuman terdapat beberapa masalah yaitu minuman yang dihidangkan kebanyakan pada proses pembuatannya harus dilakukan proses pengocokan, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk membuat suatu minuman tergolong lama. Hal tersebut mengakibatkan konsumen menunggu terlalu lama. Selain itu jika banyak pesanan maka akan menjadikan fatigue pada lengan si pekerja yang dikarenakan terus menerusnya melakukan proses pengocokkan pada bahan minuman. Hal lain yang menyebabkan lamanya pelayanan adalah dikarenakan letak-letak alat dan bahan yang tidak sesuai. Selain itu pada petugas kurang memperhatikan segi kebersihan pada saat proses pembuatan minuman, misalnya pada saat pengambilan es batu pekerja tidak menggunakan sekop es. Lingkungan fisik juga tidak mendukung pekerja untuk melakukan pekerjaannya, baik dari segi pencahayaan, suhu dan kelembaban, kebisingan, sirkulasi udara dan ventilasi udara.

Tahap pertama dilakukan pengumpulan data dengan mengambil data mengenai dimensi fasilitas fisik, tata letak fasilitas, dan lingkungan fisik, kemudian pengolahan data dengan cara menghitung kesesuaian data antropometri dan menganalisis prinsip ekonomi gerakan. Setelah itu dilakukan analisis terhadap fasilitas fisik awal dengan data antropometri dan prinsip ekonomi gerakan, serta membandingkan lingkungan fisik aktual dengan lingkungan fisik yang sesuai dengan ergonomi.

Fasilitas fisik yang dirancang adalah alat shaker dan dibuat sebanyak 3 alternatif. Kemudian hasil rancangan dibandingkan dengan fasilitas fisik aktual. Dari 4 alternatif dipilih 1 alternatif dengan menggunakan Concept Scorring.

Dilakukan pula analisis mengenai tata letak kerja yang memperhatikan prinsip ekonomi gerakan dan antropometri agar mendapatkan tata letak kerja yang baik dan sesuai dengan urutan kerja, sehingga dapat mempercepat proses pembuatan minuman. Selain itu dilakukan pula analisis lingkungan fisik yang membandingkan lingkungan fisik aktual dengan lingkungan fisik dari sudut pandang ergonomi. Proses pembuatan minuman dianalisis pula berdasarkan kesehatan dan keselamatan kerja agar minuman yang dibuat tidak berpotensi menimbulkan penyakit bagi konsumen dan dapat mengurangi resiko kecelakaan kerja saat pembuatan minuman.

Dari hasil penelitian ini, diusulkan fasilitas fisik adalah alat shaker 1, dengan tata letak yang dibuat berurutan sesuai dengan proses pembuatan minuman, memasang lampu neon panjang 40 watt sebanyak 1 buah, kanopi sebanyak 1 buah, dan kipas angin 35 watt sebanyak 1 buah. Selain itu menyediakan sarung tangan, sekop es dan lap agar pekerja dapat menjaga kebersihan dari pembuatan minuman.


(2)

DAFTAR ISI

Judul Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang ... 1-1 1.2.Identifikasi Masalah ... 1-2 1.3.Batasan Masalah dan Asumsi ... 1-3 1.3.1. Batasan Masalah ... 1-3 1.3.2. Asumsi ... 1-3 1.4.Perumusan Masalah ... 1-3 1.5.Tujuan Penelitian ... 1-4 1.6.Sistematika Penulisan ... 1-5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Ergonomi ... 2-1 2.1.1. Definisi Ergonomi ... 2-1 2.1.2. Tujuan Ergonomi ... 2-1 2.1.3. Bidang Penyelidikan Ergonomi ... 2-2 2.1.4. Bidang Kajian Ilmu Ergonomi ... 2-3 2.2Teknik Tata Cara Kerja ... 2-3 2.2.1 Definisi Teknik Tata Cara Kerja ... 2-3 2.2.2 Penelitian Cara Kerja ... 2-4


(3)

DAFTAR ISI

Judul Halaman

2.3.1 Pengertian Antropometri ... 2-5 2.3.2 Pembagian Antropometri... 2-5 2.3.3 Data Antropometri yang Digunakan ... 2-8 2.3.4 Persentil ... 2-11

2.3.4.1Definisi Persentil ... 2-11 2.3.4.2Prinsip Pemakaian Persentil ... 2-12 2.4Studi Gerakan dan Ekonomi Gerakan ... 2-12 2.4.1 Studi Gerakan ... 2-12 2.4.2 Ekonomi Gerakan ... 2-13 2.5Perancangan ... 2-14 2.5.1 Pengertian Perancangan... 2-14 2.5.2 Prosedur Perancangan ... 2-15 2.5.3 Karakteristik Perancangan ... 2-15 2.5.4 Karakteristik Perancang... 2-16 2.5.5 Analisis Perancangan... 2-16 2.5.5.1Analisis Desain ... 2-16 2.5.5.2Analisis Nilai ... 2-17 2.5.5.3Tahapan Perancangan ... 2-18 2.6Kondisi Lingkungan Yang Mempengaruhi Kegiatan Manusia ... 2-19 2.6.1 Pencahayaan ... 2-19 2.6.2 Suhu ... 2-20 2.6.3 Kelembaban ... 2-21 2.6.4 Kebisingan ... 2-22 2.6.5 Sirkulasi Udara ... 2-22 2.7Metode Konsep Penilaian (Concept Scoring) ... 2-23 2.8Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ... 2-24


(4)

DAFTAR ISI

Judul Halaman

2.8.3 Jenis Penyakit Yang Dapat Terjadi ... 2-26 2.8.4 Heat Stress ... 2-30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 3-1 BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1Data Umum Perusahaan ... 4-1 4.2Spesifikasi Fasilitas Dalam Perusahaan ... 4-1 4.2.1 Meja ... 4-2 4.2.2 Rak ... 4-2 4.2.3 Botol Sirup ... 4-3 4.2.4 Termos ... 4-3 4.2.5 Toples Tempat Topping ... 4-4 4.2.6 Alat Shaker ... 4-4 4.2.7 Ice Box ... 4-5 4.2.8 Tempat Teh ... 4-6 4.3Spesifikasi Layout Dalam Perusahaan ... 4-6 4.4Proses Kerja Pada Pembuatan Minuman ... 4-9 4.4.1 Proses Kerja ... 4-9 4.4.2 Proses Kerja Dilihat Dari Segi Fatigue ... 4-12 4.4.3 Proses Kerja Dilihat Dari Segi Kesehatan dan Keselamatan

Kerja ... 4-12 4.5Data Antropometri ... 4-13 BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

5.1Analisis Ukuran Dimensi ... 5-1 5.1.1. Analisis Dimensi Ukuran Meja ... 5-1 5.1.2. Analisis Dimensi Ukuran Rak ... 5-3 5.1.3. Analisis Dimensi Ukuran Alat Shaker ... 5-6


(5)

DAFTAR ISI

Judul Halaman

5.3.Analisis Lingkungan Fisik ... 5-17 5.4.Analisis Dari Segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja ... 5-26

5.4.1. Analisis Alat-Alat yang Digunakan Dari Segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja... 5-27 5.4.2. Analisis Proses Pembuatan Minuman Dari Segi Kesehatan dan

Keselamatan Kerja... 5-28 BAB 6 PERANCANGAN DAN USULAN

6.1Perancangan Tata Letak ... 6-1 6.1.1 Ditinjau Berdasarkan Antropometri ... 6-1 6.1.2 Ditinjau Berdasarkan Prinsip Ekonomi Gerakan ... 6-1

6.1.2.1Usulan Jika Dilihat Dari Prinsip Ekonomi Gerakan Berdasarkan Tubuh Manusia dan Gerakan Kerja ... 6-1 6.1.2.2Usulan Jika Dilihat Dari Prinsip Ekonomi

Gerakan Berdasarkan Tata Letak Tempat Kerja ... 6-2 6.1.2.3Analisis Area Kerja Operator ... 6-16 6.2Perancangan Alat Shaker ... 6-17 6.2.1 Ditinjau Berdasarkan Antropometri ... 6-17 6.2.2 Ditinjau Berdasarkan Prinsip Ekonomi Gerakan ... 6-17 6.3Analisis Prinsip Ekonomi Gerakan Setelah Perancangan ... 6-25 6.4Analisis Proses Pembuatan Minuman Sebelum dan Setelah

Perancangan ... 6-33 6.5Kelemahan dan Keunggulan dari Alat Shaker ... 6-38 6.6Usulan Dari Segi Lingkungan Fisik ... 6-39 6.6.1 Pencahayaan ... 6-39 6.6.2 Suhu dan Kelembaban ... 6-41 6.6.3 Kebisingan ... 6-42


(6)

DAFTAR ISI

Judul Halaman

6.7.1 Usulan Pencegahan Untuk Meminimasi Pindahnya Bakteri dari Tangan Pekerja ... 6-42 6.7.2 Usulan Pencegahan Untuk Meminimasi Terjadinya

Kecelakaan Kerja... 6-43 6.7.3 Usulan Penanggulangan Untuk Penyakit yang Diderita ... 6-43 6.7.4 Usulan Penanggulangan Untuk Terjadinya Kecelakaan Kerja 6-44 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1Kesimpulan ... 7-1 7.1.1 Kondisi Fasilitas Fisik di Tempat Pembuatan Minuman

Saat Ini ... 7-1 7.1.2 Kondisi Fasilitas Fisik di Tempat Pembuatan Minuman

Yang Lebih Baik... 7-1 7.1.3 Kondisi Tata Letak di tempat Pembuatan Minuman Saat Ini... 7-3 7.1.4 Kondisi Tata Letak di tempat Pembuatan Minuman

Yang Lebih Baik... 7-3 7.1.5 Kondisi Lingkungan Fisik di Tempat Pembuatan Minuman

Saat Ini ... 7-5 7.1.6 Kondisi Lingkungan Fisik di Tempat Pembuatan Minuman

Yang Lebih Baik... 7-5 7.1.7 Proses Pembuatan Minuman Yang Baik Ditinjau Dari Segi

Kesehatan dan Keselamatan Kerja Saat Ini ... 7-5 7.1.8 Proses Pembuatan Minuman Yang Baik Ditinjau Dari Segi

Kesehatan dan Keselamatan Kerja Saat Ini ... 7-6 7.2Saran ... 7-6 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1 Data Antropometri Dimensi Tubuh ... 2-8 2.2 Data Antropometri Dimensi Telapak Tangan ... 2-10 2.3 Tabel Pemandu Untuk Kadar Cahaya ... 2-20 2.4 Hubungan Kelembaban dan Suhu ... 2-21 2.5 Concept Scorring ... 2-23 4.1 Spesifikasi Fasilitas Meja ... 4-2 4.2 Spesifikasi Fasilitas Rak ... 4-2 4.3 Spesifikasi Fasilitas Botol Sirup ... 4-3 4.4 Spesifikasi Fasilitas Termos ... 4-4 4.5 Spesifikasi Fasilitas Toples ... 4-4 4.6 Spesifikasi Fasilitas Alat Shaker ... 4-5 4.7 Spesifikasi Fasilitas Ice Box ... 4-6 4.8 Spesifikasi Fasilitas Tempat Teh ... 4-6 4.9 Data Antropometri Pria Indonesia ... 4-13 5.1 Data Meja Aktual ... 5-1 5.2 Data Antropometri Meja Awal ... 5-3 5.3 Data Rak Aktual ... 5-3 5.4 Data Antropometri Rak Awal ... 5-6 5.5 Data Alat Shaker Aktual ... 5-6 5.6 Data Antropometri Alat Shaker Awal ... 5-7 5.7 Prinsip Ekonomi Gerakan Berdasarkan Tubuh Manusia dan

Gerakan Kerja ... 5-7 5.8 Prinsip Ekonomi Gerakan Berdasarkan Tata Letak Tempat Kerja5-11 5.9 Prinsip Ekonomi Gerakan Berdasarkan Perancangan Peralatan ... 5-14 5.10 Data Pencahayaan ... 5-18 5.11 Data Suhu dan Kelembaban ... 5-19 5.12 Data Kebisingan ... 5-26


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

6.1 Spesifikasi Meja ... 6-3 6.2 Data Antropometri Meja ... 6-6 6.3 Spesifikasi Rak ... 6-6 6.4 Data Antropometri Rak ... 6-8 6.5 Spesifikasi Meja Ice Box ... 6-8 6.6 Data Antropometri Meja Ice Box ... 6-9 6.7 Spesifikasi Meja Alat Shaker ... 6-10 6.8 Data Antropometri Meja Alat Shaker ... 6-11 6.9 Spesifikasi Tempat Topping ... 6-12 6.10 Spesifikasi Tempat Sendok, Alat Pengaduk, dan Sedotan ... 6-13 6.11 Spesifikasi Dispenser 2 Tumpuk ... 6-14 6.12 Spesifikasi Dispenser Soda ... 6-15 6.13 Data Alat Shaker 1 ... 6-18 6.14 Data Antropometri Alat Shaker 1 ... 6-19 6.15 Data Alat Shaker 2 ... 6-20 6.16 Data Antropometri Alat Shaker 2 ... 6-21 6.17 Data Alat Shaker 3 ... 6-22 6.18 Data Antropometri Alat Shaker 3 ... 6-23 6.19 Concept Scoring Alat Shaker ... 6-23 6.20 Prinsip Ekonomi Gerakan Berdasarkan Tubuh Manusia dan

Gerakan Kerja ... 6-25 6.21 Prinsip Ekonomi Gerakan Berdasarkan Tata Letak Tempat Kerja6-28 6.22 Prinsip Ekonomi Gerakan Berdasarkan Perancangan Peralatan ... 6-31 6.23 Peta Pekerja dan Mesin Blue Marine Sebelum Perancangan ... 6-33 6.24 Peta Pekerja dan Mesin Blue Marine Sesudah Perancangan ... 6-34 6.25 Perbandingan Proses Pembuatan Minuman Sebelum dan Sesudah

Perancangan Blue Marine ... 6-35 6.26 Peta Pekerja dan Mesin V Grasshopper Sebelum Perancangan ... 6-36


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

6.27 Peta Pekerja dan Mesin V Grasshopper Sesudah Perancangan .... 6-37 6.28 Perbandingan Proses Pembuatan Minuman Sebelum dan Sesudah

Perancangan V Grasshopper ... 6-38 6.29 Kelemahan dan Kelebihan Alat Shaker Hasil Rancangan ... 6-37


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Antropometri Tubuh Manusia ... 2-9 2.2 Antropometri Tangan ... 2-11 3.1 Diagram Alir ... 3-1 4.1 Meja di Pembuatan Minuman ... 4-2 4.2 Rak Tempat Menyimpan Gelas... 4-2 4.3 Botol Sirup 1 ... 4-3 4.4 Botol Sirup 2 ... 4-3 4.5 Botol Sirup 3 ... 4-3 4.6 Botol Sirup 4 ... 4-3 4.7 Termos ... 4-3 4.8 Toples Tempat Menyimpan Bahan Tambahan ... 4-4 4.9 Alat Shaker ... 4-5 4.10 Ice Box ... 4-5 4.11 Tempat Teh ... 4-6 4.12 Layout Aktual ... 4-7 4.13 Layout Tempat Pembuatan Minuman ... 4-8 4.14 Peta Proses Operasi Blue Marine ... 4-10 4.15 Peta Proses Operasi V grasshopperI ... 4-11 5.1 Meja di Pembuatan Minuman ... 5-4 5.2 Lokasi Tempat Pengukuran Lingkungan Fisik ... 5-17 5.3 Suhu dan Kelembaban Lokasi A ... 5-21 5.4 Suhu dan Kelembaban Lokasi B ... 5-22 5.5 Suhu dan Kelembaban Lokasi C ... 5-23 5.6 Suhu dan Kelembaban Lokasi D ... 5-24 5.7 Suhu dan Kelembaban Lokasi E ... 5-25 5.8 Fishbone penyakit Cholera Asiatica ... 5-29 5.9 Fishbone penyakit Diare ... 5-31 5.10 Fishbone penyakit typhus abdominalis ... 5-32


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

5.11 Fishbone Operator Terkena Gelas Yang Terjatuh

Dari Rak ... 5-34 5.12 Fishbone Kecelakaan Orang Yang Terkena Alat Shaker

Yang Terlempar Dari Tangan Pekerja. ... 5-35 6.1 Tata Letak Usulan ... 6-3 6.2 Meja ... 6-4 6.3 Rak ... 6-6 6.4 Meja Ice Box ... 6-8 6.5 Meja Alat Shaker ... 6-10 6.6 Tempat Topping ... 6-12 6.7 Tempat Sendok, Alat Pengaduk, dan Sedotan ... 6-13 6.8 Dispenser 2 Tumpuk ... 6-14 6.9 Dispenser Soda ... 6-15 6.10 Area Kerja ... 6-16 6.11 Alat Shaker 1 ... 6-18 6.12 Alat Shaker 2 ... 6-20 6.13 Alat Shaker 3 ... 6-22 6.14 Lokasi Lampu dan Kanopi ... 6-40 6.15 Contoh Lampu Neon Panjang ... 6-40 6.16 Contoh Kanopi ... 6-40 6.17 Lokasi Kipas Angin ... 6-41 6.18 Contoh Kipas Angin Gantung ... 6-41 6.19 Contoh Sarung Tangan Karet ... 6-42 6.20 Contoh Sekop Es ... 6-42 7.1 Alternatif Alat Shaker Terpilih ... 7-2 7.2 Alternatif Untuk Tata Letak ... 7-4


(12)

(13)

- Dispenser Soda

- Dispenser 2 tumpuk


(14)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Silvia Setiawati Sukengdra

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 12 September 1990

Golongan Darah : A

Alamat : Komplek Kurdi Timur II no 5

No.HP : 087822922928

Email :ncill_dave@yahoo.com


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada zaman sekarang di Indonesia wisata kuliner merupakan suatu wisata yang sedang berkembang dengan pesat. Kuliner merupakan sesuatu yang dicari oleh masyarakat dan dijadikan sebagai suatu trend yang baru. Dalam dunia kuliner terjadi perkembangan masakan dan minuman secara pesat yang disebabkan oleh tuntutan masyarakat yang selalu menginginkan sesuatu yang baru.

Dengan adanya perkembangan kuliner tersebut maka banyak wirausaha yang memanfaatkannya dengan cara membuat usaha yang berhubungan dengan kuliner. Hal itulah yang dilakukan oleh seorang wirausaha yang membuat suatu kedai makanan yang bernama “Kedai

Steak” yang berlokasi di Purwakarta. Kedai makanan ini baru berdiri 8 bulan yang lalu, sehingga keadaan pada kedai tersebut masih terlihat kacau terutama pada bagian minumannya. Banyak konsumen yang menunggu minuman terlalu lama (sekitar 15-20 menit) sehingga terdapat keluhan dari konsumen.

Masalah pada bagian pembuatan minuman tersebut dikarenakan minuman yang dihidangkan kebanyakan pada proses pembuatannya harus dilakukan proses pengocokan bahan-bahan minuman agar dapat tercampur dengan rata. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk membuat suatu minuman tergolong lama. Selain itu jika banyak pembeli maka akan menjadikan fatigue pada lengan si pekerja yang dikarenakan pengocokkan bahan minuman dengan menggunakan alat shaker aktual yang bersifat manual dalam penggunaannya sehingga pada lengan pekerja terus menerus


(16)

Bab I Pendahuluan 1-2

sehingga menyebabkan pekerja perlu melakukan pemilihan pada bahan minuman dan menyebabkan lebih lamanya pekerja tersebut untuk melayani konsumen. Lingkungan fisik pada daerah pembuatan minuman pun tidak mendukung pekerja baik dari segi pencahayaan, suhu dan kelembaban, kebisingan, sirkulasi udara, maupun ventilasi udara. Selain itu pada petugas kurang memperhatikan segi kebersihan pada saat proses pembuatan minuman, misalnya pada saat pengambilan es tidak menggunakan alat pengambil es batu melainkan menggunakan tangan.

Pada penelitian ini akan dirancang ulang mengenai tata letak tempat pembuatan minuman dan alat-alat yang akan digunakan agar dapat meningkatkan kinerja dari pekerja tersebut. Tujuan dari perancangan ini adalah diharapkan pekerja dapat melakukan tugasnya dengan lebih optimal, sehingga dapat mengerjakan pekerjaannya menjadi lebih cepat.

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah pada penelitian ini, yaitu :

1. Pekerja mengeluhkan rasa fatigue pada lengannya karena proses pengocokkan dengan menggunakan alat shaker manual.

2. Tata letak dari alat dan bahan memperlambat pekerja pembuat minuman dalam melakukan tugasnya, sehingga membuat konsumen menunggu terlalu lama.

3. Lingkungan fisik tidak mendukung pekerja dalam melakukan tugasnya.

4. Kurangnya segi kebersihan pekerja pembuat minuman pada saat proses pembuatan minuman.

1.3 Batasan Masalah dan Asumsi 1.3.1 Batasan Masalah


(17)

Bab I Pendahuluan 1-3

2. Data antropometri yang digunakan adalah data antropometri penduduk Indonesia yang berasal dari buku referensi “Ergonomi : Konsep Dasar

dan Aplikasinya” karangan Eko Nurmianto.

3. Persentil yang digunakan adalah persentil 5, persentil 50, dan persentil 95.

4. Penelitian ini tidak membahas masalah biaya.

5. Pembuatan model alat shaker hanya berupa model kasar yang memperlihatkan cara kerjanya saja.

1.3.2 Asumsi

Adapun asumsi pada penelitian ini, yaitu :

1. Data Antropometri yang digunakan pada buku referensi “Ergonomi :

Konsep Dasar dan Aplikasinya” karangan Eko Nurmianto dapat

mewakili data antropometri dari pekerja.

2. Concept scoring yang digunakan adalah nilai maksimum dimana desain alternatif yang terpilih memiliki nilai terbesar.

3. Pagi hari adalah pukul 10.00, siang hari pukul 12.00, sedangkan sore hari adalah pukul 18.00. Waktu ini akan digunakan pada saat pengukuran data lingkungan fisik.

4. Kelonggaran yang digunakan pada penelitian adalah 10%.

5. Panjang adalah dimensi yang diukur secara horizontal sejajar dengan dada dari posisi depan.

6. Lebar adalah dimensi yang diukur secara horizontal tegak lurus dengan dada dari posisi depan.

7. Tinggi adalah jarak yang diukur secara vertikal dengan bidang yang diamati dari posisi depan.


(18)

Bab I Pendahuluan 1-4

2. Bagaimana kondisi tata letak saat ini?

3. Bagaimana kondisi lingkungan fisik di lokasi pembuatan minuman saat ini?

4. Bagaimana proses pembuatan minuman saat ini jika ditinjau dari segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja?

5. Bagaimana kondisi fasilitas fisik di lokasi pembuatan minuman yang lebih baik?

6. Bagaimana kondisi tata letak tempat yang lebih baik?

7. Bagaimana kondisi lingkungan fisik di lokasi pembuatan minuman yang lebih baik?

8. Bagaimana proses pembuatan minuman yang baik jika ditinjau dari segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui kondisi fasilitas fisik di lokasi pembuatan minuman saat

ini.

2. Mengetahui kondisi tata letak saat ini.

3. Mengetahui kondisi lingkungan fisik di lokasi pembuatan minuman saat ini.

4. Mengetahui proses pembuatan minuman saat ini ditinjau dari segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

5. Mengetahui kondisi fasilitas fisik di di lokasi pembuatan minuman yang lebih baik.

6. Mengetahui kondisi tata letak tempat yang lebih baik.

7. Mengetahui kondisi lingkungan fisik di lokasi pembuatan minuman yang lebih baik

8. Mengetahui proses pembuatan minuman yang baik ditinjau dari segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja.


(19)

Bab I Pendahuluan 1-5

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Latar belakang masalah berisi alasan yang mendorong peneliti dalam meneliti masalah yang akan dibahas.

1.2 Identifikasi masalah

Identifikasi masalah berisi tentang masalah yang terjadi pada lokasi yang diamati.

1.3 Batasan dan Asumsi

Batasan dan asumsi berisi tentang batasan yang membatasi penelitian dan asumsi yang dapat mempermudah penelitian.

1.4 Perumusan masalah

Perumusan masalah berisi tentang pertanyaan-pertanyaan masalah yang bersangkutan dengan penelitian yang dilakukan.

1.5 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian berisi tentang tujuan dilakukannya penelitian tersebut.

1.6 Sistematika penulisan

Sistematika penulisan berisi tentang penjelasan dan isi dari tiap sub bab.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi tentang teori yang berkaitan dengan penelitian dan penyusunan laporan.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat laporan penelitian.


(20)

Bab I Pendahuluan 1-6

Pada bab ini berisi tentang pengolahan data untuk mendukung penelitian. Serta analisis hasil pengolahan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

BAB 6 PERANCANGAN DAN USULAN

Pada bab ini berisi tentang beberapa alternatif dari produk serta tata letak yang akan dirancang kemudian diusulkan beserta dengan alasannya. BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan dan memberikan saran pada perusahaan yang diamati.


(21)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

7.1.1 Kondisi Fasilitas Fisik di Tempat Pembuatan Minuman Saat ini

Kondisi aktual dari fasilitas fisik di tempat pembuatan minuman jika dilihat dari segi antropometri maka terdapat beberapa fasilitas yang sudah memenuhi, yaitu meja dan rak. Sedangkan untuk alat shaker belum memenuhi dari segi antropometri. Sedangkan jika dilihat dari segi prinsip ekonomi gerakan yang belum terpenuhi adalah adanya perancangan alat yang dapat membebaskan tangan dari pekerjaannya dan adanya kursi bagi pekerja. Hal tersebut dikarenakan pada tempat pembuatan minuman tidak terdapat kursi, sehingga pekerja melakukan pekerjaannya dan menunggu pekerjaannya dengan berdiri.

7.1.2 Kondisi Fasilitas Fisik di Tempat Pembuatan Minuman Yang Lebih Baik

Dengan terdapatnya beberapa fasilitas yang belum memadai baik dari segi antropometri maupun prinsip ekonomi gerakan maka dibutuhkan suatu perancangan fasilitas fisik yang dapat menunjang pekerja dalam membuat minuman.

Berikut ini adalah fasilitas fisik alternatif yang baik bila ditinjau dari segi ergonomi :


(22)

Bab VII Kesimpulan dan Saran 7-2

1. Alat shaker

Gambar 7.1

Alternatif Alat Shaker Terpilih

Alat shaker 1 merupakan alat shaker yang menggunakan prinsip roda kereta api, sehingga tempat shaker dapat berpindah ke atas dan ke bawah secara bergantian dan bersifat otomatis dalam pengerjaannya. Alat shaker 1 ini terbuat dari stainless steels dan menggunakan roda pada bagian bawahnya. Dengan menggunakan stainless steels maka akan membuat alat ini lebih tahan lama. Alat shaker 1 ini memiliki diameter 8.3 cm untuk tempat shaker, tinggi tempat shaker 15 cm tinggi keseluruhan 25 cm. Dengan menggunakan alat shaker otomatis maka dapat menghilangkan kelelahan tangan yang dialami oleh pekerja.

7.1.3 Kondisi Tata Letak di Tempat Pembuatan Minuman Saat Ini

Keadaan tata letak di tempat pembuatan minuman masih belum sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan, karena tata letak tidak dibuat berdasarkan urutan dari proses kerja sehingga memperlambat proses pembuatan minuman.

7.1.4 Kondisi Tata Letak di Tempat Pembuatan Minuman Yang Lebih Baik


(23)

Bab VII Kesimpulan dan Saran 7-3

Gambar 7.3

Alternatif Untuk Tata Letak

Hal-hal yang diperbaiki untuk tempat pembuatan minuman adalah sebagai berikut :

a. Meja aktual yang terbuat dari kayu diberi lapisan kaca agar bisa menahan air.

b. Tata letak dibuat berdasarkan urutan dari proses pembuatan minuman

c. Digunakan dispenser untuk mempermudah pengambilan bahan minuman

d. Adanya meja tambahan untuk meletakkan ice box, agar pekerja tidak perlu membungkuk ketika mengambil es.

Ice box

Termos Tempat bahan minuman berupa

dispenser Wadah gelas

Tempat

Topping

Tempat alat

pengaduk, sedotan, dan sendok


(24)

Bab VII Kesimpulan dan Saran 7-4

g. Tempat topping dibuat menyatu dan dipisah-pisahkan dengan menggunakan sekat.

h. Tempat pengaduk, sedotan, dan sendok dibuat menyatu dan dipisah-pisahkan dengan menggunakan sekat.

7.1.5 Kondisi Lingkungan Fisik di Tempat Pembuatan Minuman Saat Ini

Kondisi lingkungan fisik di tempat pembuatan minuman belum sesuai dari segi ergonomis, baik dari segi pencahayaan, suhu dan kelembaban, maupun kebisingan. Untuk kebisingan walaupun cukup bising, akan tetapi tidak mengganggu pekerja ketika melakukan tugasnya. Sedangkan yang sudah sesuai dari segi ergonomis adalah sirkulasi udara dan ventilasi udara.

7.1.6 Kondisi Lingkungan Fisik di Tempat Pembuatan Minuman Saat Ini

Dengan kondisi lingkungan fisik yang belum memadai maka dibutuhkan beberapa usulan agar lingkungan fisik dapat mendukung pekerja dalam melakukan tugasnya. Berikut ini adalah usulan untuk lingkungan fisik :

a. Pencahayaan : menambahkan satu lampu neon panjang tepat diatas tempat pembuatan minuman dan menambahkan kanopi di pinggir tempat pembuatan minuman agar tidak terlalu silau pada siang hari. b. Suhu dan Kelembaban : menambahkan kipas angin di atas tempat

pembuatan minuman.

7.1.7 Proses Pembuatan Minuman Yang Baik Ditinjau Dari Segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Saat Ini

Proses pembuatan minuman belum sesuai jika ditinjau dari segi kesehatan dan keselamatan kerja, karena pekerja tidak memperhatikan kebersihan saat membuat minuman. Selain itu terdapat beberapa hal yang


(25)

Bab VII Kesimpulan dan Saran 7-5

yang jatuh dari atas rak dan adanya orang yang terkena alat shaker yang terlempar dari genggaman tangan pekerja

7.1.8 Proses Pembuatan Minuman Yang Baik Ditinjau Dari Segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Yang Lebih Baik

Berikut ini adalah usulan untuk proses pembuatan minuman :

a. Menggunakan sarung tangan ketika melakukan proses pembuatan minuman.

b. Menggunakan sekop es untuk mengambil es yang ada di dalam ice box.

c. Disediakannya lap untuk pekerja, agar pekerja dapat mengeringkan tangannya sehingga dapat meminimasi kecelakaan kerja.

d. Menyediakan kotak P3K untuk pertolongan pertama saat terjadinya kecelakaan

e. Menggunakan alat shaker otomatis sehingga dapat mencegahnya alat shaker manual terlempar dari genggaman tangan.

7.2 Saran

a. Bagi Perusahaan

Diharapkan agar pihak Kedai Steak Purwakarta dapat mempertimbangkan usulan baik untuk fasilitas fisik , tata letak, lingkungan fisik, maupun untuk segi kebersihan dalam pembuatan minuman, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan minuman di kedai.

b. Bagi Penelitian Selanjutnya

Diharapkan agar dapat memperbaiki desain alat shaker agar menjadi lebih baik.


(26)

DAFTAR PUSTAKA

1. Manajoer, Arif; Suprohaita, W. I. Wardhani, W. Setiowulan, Editor, 2000, Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga. Media Aesculapius. Universitas Indonesia. Jakarta. Indonesia.

2. Nurmianto, Eko, 1998, Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya, edisi pertama, Penerbit Guna Widya.

3. Sutalaksana, Anggawisastra, Tjakraatmadja, 2006, Teknik Perancangan Sistem Kerja, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia.

4. Tim Asisten Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi, Kumpulan Teori Praktikum Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi II, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Indonesia. 5. Ulrich, Karl T., Steven D Eppinger, 2000, Product Design and Development,

2nd Edition, McGraw Hill Companies Inc. USA.

6. Weimer, Jon, 1993, Handbook of Ergonomic and Human Factors Table, PTR Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey 07632.

7. Yudiantyo, Wawan, Diktat Kuliah Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi II, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha, Bandung,

Indonesia.

8. Yudiantyo, Wawan, Diktat Kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Indonesia.

9. Online Posting on Info Dapur, 10 Juli 2012,

http://www.infodapur.com/perlengkapan-dapur-dan-peralatan-memasak.html 10.Online Posting,

http://argamazuplastik.com/jenis-jenis-plastik-dan-istilah-produksi-plastik.html

11.Online Posting, http://www.authorstream.com/Presentation/aSGuest130495-1370280-penyakit-yang-disebabkan-oleh-bakteri-cuci-tangan/

12.Online Posting on News Medical, 1 Januari 2013, http://www.news-medical.net/health/Cholera-%28Indonesian%29.aspx


(1)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

7.1.1 Kondisi Fasilitas Fisik di Tempat Pembuatan Minuman Saat ini Kondisi aktual dari fasilitas fisik di tempat pembuatan minuman jika dilihat dari segi antropometri maka terdapat beberapa fasilitas yang sudah memenuhi, yaitu meja dan rak. Sedangkan untuk alat shaker belum memenuhi dari segi antropometri. Sedangkan jika dilihat dari segi prinsip ekonomi gerakan yang belum terpenuhi adalah adanya perancangan alat yang dapat membebaskan tangan dari pekerjaannya dan adanya kursi bagi pekerja. Hal tersebut dikarenakan pada tempat pembuatan minuman tidak terdapat kursi, sehingga pekerja melakukan pekerjaannya dan menunggu pekerjaannya dengan berdiri.

7.1.2 Kondisi Fasilitas Fisik di Tempat Pembuatan Minuman Yang Lebih Baik

Dengan terdapatnya beberapa fasilitas yang belum memadai baik dari segi antropometri maupun prinsip ekonomi gerakan maka dibutuhkan suatu perancangan fasilitas fisik yang dapat menunjang pekerja dalam membuat minuman.

Berikut ini adalah fasilitas fisik alternatif yang baik bila ditinjau dari segi ergonomi :


(2)

1. Alat shaker

Gambar 7.1

Alternatif Alat Shaker Terpilih

Alat shaker 1 merupakan alat shaker yang menggunakan prinsip roda kereta api, sehingga tempat shaker dapat berpindah ke atas dan ke bawah secara bergantian dan bersifat otomatis dalam pengerjaannya. Alat shaker 1 ini terbuat dari stainless steels dan menggunakan roda pada bagian bawahnya. Dengan menggunakan stainless steels maka akan membuat alat ini lebih tahan lama. Alat shaker 1 ini memiliki diameter 8.3 cm untuk tempat shaker, tinggi tempat shaker 15 cm tinggi keseluruhan 25 cm. Dengan menggunakan alat shaker otomatis maka dapat menghilangkan kelelahan tangan yang dialami oleh pekerja.

7.1.3 Kondisi Tata Letak di Tempat Pembuatan Minuman Saat Ini

Keadaan tata letak di tempat pembuatan minuman masih belum sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan, karena tata letak tidak dibuat berdasarkan urutan dari proses kerja sehingga memperlambat proses pembuatan minuman.

7.1.4 Kondisi Tata Letak di Tempat Pembuatan Minuman Yang Lebih Baik


(3)

Gambar 7.3

Alternatif Untuk Tata Letak

Hal-hal yang diperbaiki untuk tempat pembuatan minuman adalah sebagai berikut :

a. Meja aktual yang terbuat dari kayu diberi lapisan kaca agar bisa menahan air.

b. Tata letak dibuat berdasarkan urutan dari proses pembuatan minuman

c. Digunakan dispenser untuk mempermudah pengambilan bahan minuman

d. Adanya meja tambahan untuk meletakkan ice box, agar pekerja tidak perlu membungkuk ketika mengambil es.

e. Adanya meja tambahan untuk meletakkan alat shaker.

f. Rak tempat gelas diturunkan dan diubah fungsinya menjadi

Ice box

Termos Tempat bahan minuman berupa

dispenser

Wadah gelas

Tempat

Topping

Tempat alat

pengaduk, sedotan, dan sendok


(4)

g. Tempat topping dibuat menyatu dan dipisah-pisahkan dengan menggunakan sekat.

h. Tempat pengaduk, sedotan, dan sendok dibuat menyatu dan dipisah-pisahkan dengan menggunakan sekat.

7.1.5 Kondisi Lingkungan Fisik di Tempat Pembuatan Minuman Saat Ini Kondisi lingkungan fisik di tempat pembuatan minuman belum sesuai dari segi ergonomis, baik dari segi pencahayaan, suhu dan kelembaban, maupun kebisingan. Untuk kebisingan walaupun cukup bising, akan tetapi tidak mengganggu pekerja ketika melakukan tugasnya. Sedangkan yang sudah sesuai dari segi ergonomis adalah sirkulasi udara dan ventilasi udara.

7.1.6 Kondisi Lingkungan Fisik di Tempat Pembuatan Minuman Saat Ini Dengan kondisi lingkungan fisik yang belum memadai maka dibutuhkan beberapa usulan agar lingkungan fisik dapat mendukung pekerja dalam melakukan tugasnya. Berikut ini adalah usulan untuk lingkungan fisik :

a. Pencahayaan : menambahkan satu lampu neon panjang tepat diatas tempat pembuatan minuman dan menambahkan kanopi di pinggir tempat pembuatan minuman agar tidak terlalu silau pada siang hari. b. Suhu dan Kelembaban : menambahkan kipas angin di atas tempat

pembuatan minuman.

7.1.7 Proses Pembuatan Minuman Yang Baik Ditinjau Dari Segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Saat Ini

Proses pembuatan minuman belum sesuai jika ditinjau dari segi kesehatan dan keselamatan kerja, karena pekerja tidak memperhatikan kebersihan saat membuat minuman. Selain itu terdapat beberapa hal yang berpotensi untuk menjadi kecelakaan kerja, yaitu pekerja terkena gelas


(5)

yang jatuh dari atas rak dan adanya orang yang terkena alat shaker yang terlempar dari genggaman tangan pekerja

7.1.8 Proses Pembuatan Minuman Yang Baik Ditinjau Dari Segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Yang Lebih Baik

Berikut ini adalah usulan untuk proses pembuatan minuman :

a. Menggunakan sarung tangan ketika melakukan proses pembuatan minuman.

b. Menggunakan sekop es untuk mengambil es yang ada di dalam ice box.

c. Disediakannya lap untuk pekerja, agar pekerja dapat mengeringkan tangannya sehingga dapat meminimasi kecelakaan kerja.

d. Menyediakan kotak P3K untuk pertolongan pertama saat terjadinya kecelakaan

e. Menggunakan alat shaker otomatis sehingga dapat mencegahnya alat shaker manual terlempar dari genggaman tangan.

7.2 Saran

a. Bagi Perusahaan

Diharapkan agar pihak Kedai Steak Purwakarta dapat mempertimbangkan usulan baik untuk fasilitas fisik , tata letak, lingkungan fisik, maupun untuk segi kebersihan dalam pembuatan minuman, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan minuman di kedai.

b. Bagi Penelitian Selanjutnya

Diharapkan agar dapat memperbaiki desain alat shaker agar menjadi lebih baik.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

1. Manajoer, Arif; Suprohaita, W. I. Wardhani, W. Setiowulan, Editor, 2000, Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga. Media Aesculapius. Universitas Indonesia. Jakarta. Indonesia.

2. Nurmianto, Eko, 1998, Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya, edisi pertama, Penerbit Guna Widya.

3. Sutalaksana, Anggawisastra, Tjakraatmadja, 2006, Teknik Perancangan Sistem Kerja, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia.

4. Tim Asisten Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi, Kumpulan Teori Praktikum Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi II, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Indonesia. 5. Ulrich, Karl T., Steven D Eppinger, 2000, Product Design and Development,

2nd Edition, McGraw Hill Companies Inc. USA.

6. Weimer, Jon, 1993, Handbook of Ergonomic and Human Factors Table, PTR Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey 07632.

7. Yudiantyo, Wawan, Diktat Kuliah Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi II, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha, Bandung,

Indonesia.

8. Yudiantyo, Wawan, Diktat Kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Indonesia.

9. Online Posting on Info Dapur, 10 Juli 2012,

http://www.infodapur.com/perlengkapan-dapur-dan-peralatan-memasak.html 10.Online Posting,

http://argamazuplastik.com/jenis-jenis-plastik-dan-istilah-produksi-plastik.html

11.Online Posting, http://www.authorstream.com/Presentation/aSGuest130495-1370280-penyakit-yang-disebabkan-oleh-bakteri-cuci-tangan/

12.Online Posting on News Medical, 1 Januari 2013, http://www.news-medical.net/health/Cholera-%28Indonesian%29.aspx

13.Online Posting, http://www.scribd.com/doc/91642198/PENYAKIT-SALURAN-PENCERNAAN