Perancangan Fasilitas Fisik, Tata Letak, Lingkungan Fisik, serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Salon Strawberry.

(1)

v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penampilan yang menarik merupakan suatu kebutuhan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia khususnya di kota-kota besar seperti Bandung. Salon Strawberry merupakan salah satu salon yang populer di Kota Bandung yang up-to-date dengan mode masa kini. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di tempat dan wawancara dengan para pelanggan salon, peneliti mendapatkan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh salon yaitu fasilitas fisik, tata letak, dan lingkungan fisik salon belum mendukung aktifitas di salon dengan baik. Selain itu, Salon Strawberry juga masih belum memperhatikan aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di salonnya. Maka dari itu, peneliti melakukan penelitian untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh salon dari sisi ergonomi.

Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data dari dimensi fasilitas fisik salon (kursi salon, kursi tunggu, barber kit, hair-do kit), tata letak salon, data lingkungan fisik (temperatur, kelembaban, intensitas cahaya, kebisingan), dan juga data kecelakaan kerja yang pernah terjadi di salon. Data fasilitas fisik dianalisis menggunakan prinsip antropometri. Data kecelakaan kerja dianalisis menggunakan diagram fishbone. Didapatkan dari hasil analisis bahwa fasilitas fisik salon masih belum sesuai dengan data antropometri manusia dalam posisi duduk sehingga membuat penggunanya merasa cepat pegal. Tata letak salon belum memperhatikan aspek psikologis dan jarak antar stasiun pelayanan. Lingkungan fisik salon juga masih belum berada dalam taraf yang direkomendasikan menurut ilmu ergonomi. Salon juga belum menyediakan peralatan untuk penanganan kecelakaan kerja. Atas dasar permasalahan-permasalahan tersebut, perlu dilakukan perancangan untuk perbaikan sistem kerja di salon.

Dalam mengusulkan perbaikan fasilitas fisik salon, peneliti merancang 2 buah kursi salon dan kursi tunggu serta mengusulkan 1 buah kursi salon dan kursi tunggu yang dijual di pasaran sebagai pembanding. Dari hasil concept scoring, terpilih kursi salon alternatif 1 dan kursi tunggu alternatif 2 rancangan peneliti sebagai kursi yang diusulkan untuk Salon Strawberry. Peneliti mengusulkan 2 alternatif tata letak salon. Dari hasil concept scoring, terpilih tata letak alternatif 2 sebagai tata letak yang diusulkan untuk Salon Strawberry. Dalam mengusulkan perbaikan tata letak peralatan salon (barber kit), peneliti merancang 2 buah pouch barber kit untuk menyimpan barber kit salon dan mengusulkan 1 pouch yang dijual di pasaran sebagai pembanding. Berdasarkan hasil concept scoring, terpilih pouch alternatif 1 sebagai prioritas utama. Peneliti juga mengusulkan hair-do kit holder sebagai tempat khusus menyimpan hair-do kit ketika digunakan kapster.

Peneliti mengusulkan penggunaan 4 unit AC 1 PK dan 2 unit AC 0,5 PK untuk mengatasi tingginya temperatur dan kelembaban ruangan, mengubah titik lampu di salon dan menambah jumlah lampu menjadi 14 titik untuk mengatasi rendahnya tingkat intensitas cahaya salon, mengusulkan untuk mengurangi volume musik salon, menggunakan silent hair dryer, dan memasang pintu kaca dengan frame alumunium untuk mengatasi kebisingan. Peneliti mengusulkan hair-do kit holder untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di salon dan mengusulkan penggunaan alat hair do dengan sistem auto-off untuk menghindari kemungkinan terjadinya kebakaran. Peneliti mengusulkan pengadaan 1 kotak P3K dan 1 tabung APAR untuk penanggulangan kecelakaan kerja di salon pada masa yang akan datang.


(2)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN …...………ii

PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI……….……… iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ………...iv

ABSTRAK ………...………..v

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ...………vi

DAFTAR ISI ………...x

DAFTAR TABEL ………...xv DAFTAR GAMBAR ………xvii BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1-1 1.2 Identifikasi Masalah ... 1-2 1.3 Batasan dan Asumsi ... 1-3 1.4 Perumusan Masalah ... 1-5 1.5 Tujuan Penelitian ... 1-6 1.6 Sistematika Penulisan ... 1-6

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Ergonomi ... 2-1 2.2 Antropometri ... 2-3 2.2.1 Definisi Antropometri ... 2-3 2.2.2 Pembagian Antropometri ... 2-4 2.2.3 Data Antropometri... 2-7 2.2.4 Persentil ... 2-13 2.2.5 Penggunaan Data Antropometri ... 2-13 2.3 Perancangan Kursi dan Jarak Bebas Antar Kursi ... 2-13 2.4 Concept Scoring ... 2-16 2.5 Lingkungan Fisik Kerja ... 2-17 2.6 Kesehatan dan Keselamatan Kerja ... 2-25


(3)

xi Universitas Kristen Maranatha 2.6.1 Pengertian Hazard dan Safety ... 2-26 2.6.2 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) ... 2-27 2.6.3 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) ... 2-29 2.6.4 Diagram Fishbone ... 2-31

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sistematika Penelitian ... 3-1 3.2 Keterangan Bagan Alir (Flowchart)... 3-4

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

4.1 Data Umum Salon ... 4-1 4.1.1 Sejarah Singkat dan Profil Salon ... 4-1 4.1.2 Struktur Organisasi Salon... 4-2 4.1.3 Job Description ... 4-2 4.1.4 Jam Kerja Salon ... 4-4 4.2 Fasilitas Fisik yang Dimiliki Salon ... 4-4 4.2.1 Kursi Salon Aktual ... 4-4 4.2.2 Kursi Tunggu Aktual ... 4-7 4.2.3 Barber Kit ... 4-8 4.2.4 Hair-Do Kit ... 4-15 4.3 Tata Letak Aktual Salon ... 4-18 4.3.1 Alur Perpindahan Pengunjung Salon Selama Berada di Salon .. 4-20

4.3.1.1 Alur Perpindahan Pengunjung dalam

Melakukan Aktifitas Hair-Cut, Creambath, Hair-

Do, Cuci-Blow, dan Coloring ... 4-20 4.3.1.2 Alur Perpindahan Pengunjung dalam

Melakukan Aktifitas Manicure-Pedicure dan

Make-Up ... 4-23 4.3.2 Tempat Penyimpanan Peralatan Salon ... 4-26 4.4 Lingkungan Fisik yang Diteliti di Salon ... 4-29 4.4.1 Temperatur dan Kelembaban Aktual ... 4-31


(4)

xii Universitas Kristen Maranatha 4.4.2 Intensitas Cahaya Aktual ... 4-31 4.4.3 Kebisingan Aktual ... 4-33 4.5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 4-34 4.5.1 Alat Pelindung Diri, APAR, dan Kotak P3K ... 4-34 4.5.2 Kecelakaan Kerja yang Pernah Terjadi di Salon ... 4-35 4.5.3 Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan Kerja ... 4-36

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

5.1 Pengolahan Data Anthropometri dan Analisis Fasilitas Fisik Salon ... 5-1 5.1.1 Kursi Salon ... 5-1 5.1.1.1 Penentuan Dimensi Kursi Salon ... 5-1 5.1.1.2 Analisis Dimensi Kursi Salon ... 5-3 5.1.1.3 Analisis Value, Kelebihan dan Kekurangan Kursi

Salon ... 5-9 5.1.2 Kursi Tunggu... 5-11 5.1.2.1 Penentuan Dimensi Kursi Tunggu ... 5-11 5.1.2.2 Analisis Dimensi Kursi Tunggu ... 5-13 5.1.2.3 Analisis Value, Kelebihan dan Kekurangan Kursi

Tunggu ... 5-16 5.2 Analisis Tata Letak Aktual Salon ... 5-17 5.2.1 Analisis Tata Letak Fasilitas Fisik Salon ... 5-17 5.2.2 Analisis Tempat Penyimpanan Peralatan Salon ... 5-18 5.2.2.1 Barber Kit ... 5-18 5.2.2.2 Hair-do Kit ... 5-19 5.3 Pengolahan Data dan Analisis Lingkungan Fisik Salon ... 5-19 5.3.1 Temperatur dan Kelembaban Ruangan Salon ... 5-19 5.3.2 Intensitas Cahaya Ruangan Salon ... 5-23 5.3.3 Kebisingan Ruangan Salon ... 5-25 5.4 Pembuatan Fishbone dan Analisis Kecelakaan Kerja yang

Pernah Terjadi di Salon ... 5-28 5.5 Analisis Tata Cara Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan


(5)

xiii Universitas Kristen Maranatha Kerja Saat Ini ... 5-31 5.6 Pembuatan Fishbone dan Analisis Kecelakaan Kerja yang

Berpotensi Terjadi di Masa yang Akan Datang ... 5-32 5.7 Analisis Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan yang

Berpotensi Terjadi di Masa yang Akan Datang ... 5-38

BAB 6 USULAN DAN ANALISIS

6.1 Usulan dan Analisis Usulan Fasilitas Fisik ... 6-1 6.1.1 Usulan dan Analisis Usulan Kursi Salon ... 6-1 6.1.2 Concept Scoring Kursi Salon Usulan ... 6-28 6.1.3 Analisis Kelebihan dan Kekurangan Kursi Salon Usulan ... 6-34 6.1.4 Usulan dan Analisis Usulan Kursi Tunggu ... 6-36 6.1.5 Concept Scoring Kursi Tunggu Usulan ... 6-54 6.1.6 Analisis Kelebihan dan Kekurangan Kursi Tunggu Usulan .. 6-60 6.1.7 Usulan dan Analisis Usulan Barber Kit Pouch ... 6-62 6.1.8 Concept Scoring Barber Kit Pouch ... 6-81 6.1.9 Analisis Kelebihan dan Kekurangan Pouch Usulan ... 6-86 6.1.10 Usulan dan Analisis Usulan Hair-do Kit Holder ... 6-88 6.2 Usulan dan Analisis Usulan Tata Letak Salon ... 6-93

6.2.1 Usulan dan Analisis Usulan Tata Letak Fasilitas Fisik

Salon ... 6-93 6.2.2 Concept Scoring Tata Letak Fasilitas Fisik Salon ... 6-102 6.2.3 Analisis Kelebihan dan Kekurangan Tata Letak Fasilitas

Fisik Salon ... 6-102 6.2.4 Usulan dan Analisis Usulan Tempat Penyimpanan

Peralatan Salon ... 6-109 6.3 Usulan dan Analisis Usulan Lingkungan Fisik ... 6-110

6.3.1 Usulan dan Analisis Usulan Perbaikan Temperatur

dan Kelembaban Salon ... 6-110 6.3.2 Usulan dan Analisis Usulan Perbaikan Intensitas Cahaya


(6)

xiv Universitas Kristen Maranatha 6.3.3 Usulan dan Analisis Usulan Perbaikan Kebisingan Salon .... 6-116 6.4 Usulan dan Analisis Usulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja .. 6-119

6.4.1 Usulan Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan

yang Sudah Terjadi dan Usulan Alat Perlindungan Diri ... 6-119 6.4.2 Usulan Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan

yang Berpotensi Terjadi ... 6-121

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ... 7-1 7.2 Saran ... 7-7 7.2.1 Saran Bagi Salon Strawberry ... 7-7 7.2.2 Saran untuk Penelitian Lebih Lanjut ... 7-7

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1 Concept Scoring 2-16 2.2 Hubungan BTU dan PK 2-19 2.3 Kebutuhan Pencahayaan Berdasarkan Jenis Pekerjaan 2-22 2.4 Ambang Batas Beban Bunyi Bagi Pendengaran 2-24

2.5 Efek Psikologis dari Warna 2-25

2.6 Kebutuhan Kotak P3K Berdasarkan Risiko dan Jumlah Tenaga

Kerja 2-27

2.7 Isi Kotak P3K Bentuk I 2-28

2.8 Isi Kotak P3K Bentuk II 2-28

4.1 Spesifikasi Kursi Salon Aktual 4-5

4.2 Spesifikasi Kursi Tunggu Aktual 4-7

4.3 Pengukuran Temperatur Aktual Ruangan 4-31

4.4 Pengukuran Kelembaban Aktual Ruangan 4-31

4.5 Pengukuran Intensitas Cahaya Aktual Ruangan 4-32 4.6 Pengukuran Intensitas Cahaya Aktual Ruangan (Lanjutan 1) 4-33 4.7 Pengukuran Kebisingan Aktual Ruangan Ketika Tidak Ada

Aktifitas 4-34

4.8 Pengukuran Kebisingan Aktual Ruangan Ketika Ada

Aktifitas 4-34

5.1 Penentuan Dimensi Kursi Salon 5-2

5.2 Kelebihan dan Kekurangan Kursi Salon 5-11

5.3 Penentuan Dimensi Kursi Tunggu 5-12

5.4 Kelebihan dan Kekurangan Kursi Tunggu 5-17

5.5 Hasil Pengamatan Selama 3 Hari 5-20

5.6 Hasil Pengamatan Selama 3 Hari (Lanjutan 1) 5-21 5.7 Hasil Pengamatan Selama 3 Hari (Lanjutan 2) 5-22


(8)

xvi Universitas Kristen Maranatha 5.9 Pengolahan Data Intensitas Cahaya Aktual (Lanjutan) 5-25 5.10 Pengolahan Data Kebisingan Ruangan Salon Sebelum dan

Ketika Ada Aktifitas 5-26

6.1 Penentuan Dimensi Kursi Salon Alternatif 1 6-4 6.2 Penentuan Dimensi Kursi Salon Alternatif 2 6-15

6.3 Dimensi Kursi Salon Alternatif 3 6-25

6.4 Concept Scoring Kursi Salon 6-30 6.5 Kelebihan dan Kekurangan Kursi Salon Usulan dengan

Kursi Aktual 6-34

6.6 Penentuan Dimensi Kursi Tunggu Alternatif 1 6-38 6.7 Penentuan Dimensi Kursi Tunggu Alternatif 2 6-43

6.8 Dimensi Kursi Tunggu Alternatif 3 6-50

6.9 Concept Scoring Kursi Tunggu 6-56 6.10 Kelebihan dan Kekurangan Kursi Tunggu Usulan dengan

Kursi Tunggu Aktual 6-61

6.11 Penentuan Dimensi Pouch Alternatif 1 6-66

6.12 Penentuan Dimensi Pouch Alternatif 2 6-76

6.13 Concept Scoring Barber Kit Pouch 6-83

6.14 Kelebihan dan Kekurangan Pouch Usulan 6-87

6.15 Penentuan Dimensi Hair-do Kit Holder 6-91

6.16 Penentuan Dimensi Partisi Cermin dan Meja Salon 6-101

6.17 Concept Scoring Tata Letak 6-104

6.18 Kelebihan dan Kekurangan Tata Letak Usulan 6-107


(9)

xvii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Antropometri Tubuh Manusia 2-7

2.2 DataAntropometri Tubuh Manusia 2-9

2.3 Antropometri Tangan 2-10

2.4 DataAntropometri Tangan 2-11

2.5 Antropometri Kaki 2-12

2.6 DataAntropometri Kaki 2-12

2.7 Diagram Kursi Eksekutif 2-14

2.8 Diagram Kursi Salon 2-15

2.9 Jarak Antar Kursi yang Disarankan 2-15

2.10 Temperatur yang Dianggap Nyaman 2-18

2.11 Tingkat Kelembaban yang Dianggap Nyaman 2-20

2.12 Ketinggian Pemasangan APAR 2-30

2.13 Tanda Pemasangan APAR 2-31

2.14 Diagram Fishbone 2-33

3.1 Flowchart Penelitian 3-1

3.2 Flowchart Penelitian (Lanjutan 1) 3-2 3.3 Flowchart Penelitian (Lanjutan 2) 3-3

4.1 Struktur Organisasi Salon 4-2

4.2 Kursi Salon Aktual 4-5

4.3 Proyeksi 2D Kursi Salon Aktual 4-6

4.4 Kursi Tunggu Aktual 4-7

4.5 Proyeksi 2D Kursi Tunggu Aktual 4-8

4.6 Gunting Rawis 4-9

4.7 Gunting Rata 4-10

4.8 Sisir Sasak 4-10

4.9 Sisir Rata 4-11


(10)

xviii Universitas Kristen Maranatha

4.11 Sikat Pembersih 4-13

4.12 Handuk 4-14

4.13 Hair Cutting Apron 4-14

4.14 Hair Dryer 4-15

4.15 Alat Catokan Rambut 4-16

4.16 Alat Curly 4-16

4.17 Sisir Roll 4-17

4.18 Tata Letak Aktual Salon 4-19

4.19 Legenda Tata Letak Salon 4-20

4.20 Alur Perpindahan Sebelum Treatment (Aktifitas: Hair-Cut, Creambath, Hair-Do, Cuci-Blow, dan Coloring) 4-21 4.21 Alur Perpindahan Sesudah Treatment (Aktifitas: Hair-Cut,

Creambath, Hair-Do, Cuci-Blow, dan Coloring) 4-22 4.22 Alur Perpindahan Sebelum Treatment (Aktifitas: Manicure-

Pedicure, dan Make Up) 4-24

4.23 Alur Perpindahan Sesudah Treatment (Aktifitas: Manicure-

Pedicure, dan Make Up) 4-25

4.24 Tray Plastik Tempat Penyimpanan Gunting 4-26

4.25 Toples Plastik Tempat Penyimpanan Sisir 4-27

4.26 Laci Tempat Penyimpanan Clipper 4-28

4.27 Toples Tempat Sikat Rambut dan Sisir Roll 4-28 4.28 Laci Tempat Penyimpanan Alat-alat Hair Do 4-29

4.29 Titik Pengambilan Data 4-30

4.30 Kotak P3K Salon 4-35

4.31 Penempatan Alat Hair-Do 4-35

5.1 Diagram Fishbone Penyebab Kaki Kapster Melepuh 5-28 5.2 Diagram Fishbone Penyebab Kecelakaan Terjatuh

Tersandung Kabel 5-33

5.3 Kabel yang Menjuntai dan Menghalangi Jalan 5-34

5.4 Diagram Fishbone Penyebab Kebakaran 5-35


(11)

xix Universitas Kristen Maranatha

6.2 2D Kursi Salon Alternatif 1 6-3

6.3 Sudut Kemiringan dan Panjang Sandaran Kaki Kursi Salon

Alternatif 1 6-10

6.4 Tinggi Plat Sandaran Kaki dari Lantai 6-11

6.5 Segitiga Trigonometri Sandaran Kaki Kursi Salon

Alternatif 1 6-12

6.6 3D Kursi Salon Alternatif 2 6-13

6.7 2D Kursi Salon Alternatif 2 6-14

6.8 Sudut Kemiringan dan Panjang Sandaran Kaki Kursi Salon

Alternatif 2 6-21

6.9 Tinggi Plat Sandaran Kaki dari Lantai 6-22

6.10 Segitiga Trigonometri Sandaran Kaki Kursi Salon

Alternatif 2 6-23

6.11 Kursi Salon Alternatif 3 6-24

6.12 3D Kursi Tunggu Alternatif 1 6-36

6.13 2D Kursi Tunggu Alternatif 1 6-37

6.14 3D Kursi Tunggu Alternatif 2 (Setting 1) 6-40 6.15 3D Kursi Tunggu Alternatif 2 (Setting 2) 6-41

6.16 2D Kursi Tunggu Alternatif 2 6-42

6.17 Kursi Tunggu Alternatif 3 6-50

6.18 3D Pouch Alternatif 1 (Kosong) 6-63

6.19 3D Pouch Alternatif 1(Ketika Diisi Barber Kit) 6-64

6.20 2D Pouch Alternatif 1 6-65

6.21 3D Pouch Alternatif 1 Dalam Keadaan Terbuka 6-67 6.22 Posisi Peletakan Gunting di Dalam Holder Kompartemen 2 6-71

6.23 Cordless Clipper 6-72

6.24 3D Pouch Alternatif 2 (Kosong) 6-74

6.25 3D Pouch Alternatif 2 (Ketika Diisi Barber Kit) 6-74

6.26 2D Pouch Alternatif 2 6-75

6.27 3D Pouch Alternatif 1 Dalam Keadaan Terbuka 6-77 6.28 Posisi Peletakan Gunting di Dalam Holder Kompartemen 2 6-80


(12)

xx Universitas Kristen Maranatha

6.29 Pouch Usulan 3 (Tampak Depan) 6-81

6.30 Pouch Usulan 3 (Tampak Belakang) 6-81

6.31 3D Hair-do Kit Holder 6-89

6.32 2D Hair-do Kit Holder 6-90

6.33 Tata Letak Salon Alternatif 1 6-95

6.34 Tata Letak Salon Alternatif 2 6-97

6.35 3D Partisi Cermin dan Meja Salon 6-99

6.36 2D Partisi Cermin dan Meja Salon 6-100

6.37 Lokasi Penempatan AC 6-112

6.38 Model AC Samsung Seri AR10 dan AR05 6-113

6.39 Titik-Titik Lampu yang Baru di Ruangan Salon 6-115

6.40 Silent Hair Dryer dengan Silencer 6-117

6.41 Pintu Kaca Frame Alumunium yang Akan Dipasang di Salon 6-118

6.42 Masker Usulan 6-120

6.43 Sarung Tangan Karet Usulan 6-120

6.44 Kotak P3K 6-121

6.45 Alat Catokan dengan Fitur Auto Off 6-122

6.46 Alat Curly dengan Fitur Auto Off 6-122

6.47 Thrombophop Gel 6-123

6.48 APAR Powder ABE 6-123

6.49 Safety Sign yang Akan Dipasang 6-124

6.50 Lokasi Penempatan APAR dan P3K 6-125 6.51 Tanda Pemasangan APAR yang Akan Dipasang 6-126 6.52 Ketinggian Pemasangan APAR dari Lantai 6-126


(13)

1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Di kehidupan modern seperti sekarang ini, penampilan yang menarik merupakan suatu kebutuhan bahkan menjadi suatu kewajiban bagi sebagian besar masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan karena bagi masyarakat modern penampilan yang baik dapat memberikan rasa percaya diri. Rambut adalah salah satu bagian tubuh manusia yang perlu mendapatkan perhatian dan perawatan yang baik sehingga dapat meningkatkan penampilan seseorang. Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan perawatan rambut untuk mendukung penampilannya, mendorong pelaku bisnis di bidang jasa yaitu salon berkembang dengan pesat. Banyak faktor yang membuat seseorang berlangganan di satu salon, diantaranya adalah fasilitas fisik dan lingkungan fisik salon yang ergonomis. Untuk membuat fasilitas fisik dan lingkungan fisik yang ergonomis, tentunya salon harus memperhatikan dan menerapkan prinsip-prinsip ergonomi supaya pelanggan yang datang ke salon mendapatkan kenyamanan. Jika pelanggan merasa nyaman dan puas dengan pelayanan salon maka kedua belah pihak akan diuntungkan.

Salon Strawberry merupakan salah satu salon yang memiliki tingkat reputasi yang baik di kalangan pemuda-pemudi di Kota Bandung. Salon ini dikenal sebagai salah satu salon yang cukup up to date dalam hal penataan gaya rambut. Salon ini selalu memberikan model-model potongan rambut yang sesuai dengan trend anak muda kepada para pelanggannya yang mayoritas merupakan anak muda. Selain itu, salon ini juga menyediakan jasa

hair cut, manicure-pedicure, creambath, hair-do, cuci-blow, coloring, make up, dan lain-lain dengan harga yang terjangkau. Salon Strawberry juga

berlokasi di tempat yang strategis, yaitu di jalan Gardujati yang merupakan salah satu jalan utama yang cukup ramai di Kota Bandung.


(14)

Bab 1 Pendahuluan 1-2

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang peneliti lakukan terhadap beberapa pelanggan salon, didapatkan bahwa fasilitas fisik yang ada di salon dirasakan masih belum nyaman. Lingkungan fisik yang ada di salon Strawberry masih belum sesuai dengan standar yang ada. Kemudian di salon ini juga pernah terjadi kecelakaan kerja yang menimpa pekerja salon. Oleh karena itu diperlukan penelitian lanjutan terhadap fasilitas fisik, tata letak fisik, lingkungan fisik, serta kesehatan dan keselamatan kerja salon sehingga dapat memberikan usulan perbaikan sistem kerja yang ergonomis.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang peneliti lakukan terhadap pelanggan salon dan beberapa pekerja (kapster) di salon Strawberry, peneliti mengidentifikasikan masalah-masalah yang ada di salon ini, yaitu sebagai berikut:

1. Fasilitas fisik salon sekarang masih belum mendukung aktifitas di salon dengan baik. Hal tersebut terbukti dari:

 Keluhan pelanggan mengenai kurang nyamannya kursi salon yang digunakan untuk aktifitas memotong rambut di salon.  Keluhan pelanggan yang sering melihat bahwa alat-alat salon

(seperti gunting, hair dryer, catokan rambut, clipper, mata clipper) yang ada di stasiun kerja dalam keadaan berantakan. Alat catokan dan hair dryer yang masih akan digunakan sering ditaruh di lantai. Keluhan kapster salon yang mengeluhkan sering kesulitan mencari peralatan salon pada saat dibutuhkan seperti gunting, sisir, penjepit rambut, clipper dan mata clipper yang memiliki aneka ukuran.

2. Tata letak peralatan salon masih belum baik. Hal tersebut terbukti dari:

 Keluhan pelanggan setia yang mengeluhkan sering menunggu kapster untuk mencari alat potong rambut ke sana kemari, padahal pelanggan sudah siap untuk dipotong rambutnya.


(15)

Bab 1 Pendahuluan 1-3

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 3. Lingkungan fisik salon masih belum baik. Hal tersebut terbukti dari:

 Keluhan pelanggan yang mengeluhkan temperatur ruangan salon terasa panas terutama pada siang hari dan pada saat salon berada dalam kondisi ramai pengunjung.

 Keluhan pelanggan yang mengeluhkan kurangnya penerangan ruangan salon terutama ketika menjelang sore hari.

 Keluhan pelanggan dan beberapa kapster yang mengeluhkan bahwa suara kendaraan bermotor yang lalu lalang di depan salon terdengar di dalam ruangan salon sehingga dianggap mengurangi kenyamanan salon.

4. Dari hasil wawancara dengan kapster salon, ternyata pernah terjadi kecelakaan kerja di salon ini, yaitu kapster menderita luka bakar (kulit kaki melepuh) karena menginjak alat catokan. Hal ini juga menyebabkan alat catokan menjadi rusak karena terinjak.

1.3Batasan dan Asumsi

Berhubung dengan luasnya ruang lingkup penelitian dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti, maka peneliti melakukan pembatasan masalah yaitu:

1. Fasilitas fisik yang diteliti meliputi kursi salon dan kursi tunggu. 2. Data antropometri yang digunakan diambil dari buku “Ergonomi:

Konsep Dasar dan Aplikasinya” karangan Eko Nurmianto.

3. Faktor lingkungan fisik yang akan diteliti meliputi faktor temperatur, kelembaban, intensitas cahaya, dan kebisingan.

4. Pengambilan data untuk faktor temperatur, kelembaban, intensitas cahaya, dan kebisingan dilakukan selama 3 hari. Pengambilan data dilakukan pada siang hari dan sore hari, yaitu pada pukul 11.00 WIB dan pada pukul 17.00 WIB. Pengambilan data untuk tingkat kebisingan dilakukan pada saat salon sepi pengunjung dan ramai pengunjung.


(16)

Bab 1 Pendahuluan 1-4

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 5. Ukuran sisi panjang adalah sisi yang sejajar dengan dada manusia,

jika dilihat dari tampak muka.

6. Ukuran sisi lebar adalah sisi yang tegak lurus dengan dada manusia, jika dilihat dari tampak muka.

7. Ukuran tinggi adalah sisi yang vertikal sejajar dengan tubuh manusia pada saat berdiri tegak.

8. Perancangan barber kit pouch diperuntukan untuk gunting dengan ukuran panjang 130-160 mm, lebar 30-40 mm, dan tinggi 10-20 mm; sisir dengan ukuran panjang 180-220 mm dan tebal 5-8 mm; cordless clipper dengan ukuran panjang 130-150 mm, lebar 40-50 mm, tinggi 30-40 mm.

9. Perancangan hair-do kit holder diperuntukan untuk alat catokan dengan lebar 40-50 mm dan tebal 20-30 mm; hair dryer dengan diameter badan utama 100-120 mm; alat curly dengan diameter 40-60 mm; dan sisir roll dengan diameter 40-40-60 mm.

10.Perancangan barber kit pouch diperuntukan bukan bagi pengguna yang bertangan kidal.

11.Usulan perbaikan hanya dilakukan sampai tahap perancangan, tidak dilakukan implementasi.

12.Usulan tata letak salon hanya diterapkan pada Salon Strawberry cabang Gardujati saja.

Asumsi yang digunakan dalam pengamatan ini yaitu:

1. Data antropometri yang diambil dari buku “Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya” karangan Eko Nurmianto dapat merepresentasikan data antropometri pengunjung salon.

2. Persentil minimum adalah persentil 5%, persentil rata-rata adalah persentil 50%, dan persentil maksimum adalah persentil 95%. 3. Besar allowance yang diberikan untuk keleluasaan dalam


(17)

Bab 1 Pendahuluan 1-5

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 4. Besar allowance yang diberikan untuk tinggi hak sepatu dalam

perancangan kursi adalah 30 mm.

5. Besar pengurangan tebal busa general density 32 dengan tebal 50 mm yang digunakan untuk alas kursi ketika diduduki berkurang 20 mm, tebal 100 mm berkurang 15 mm, tebal 150 mm berkurang 10 mm.

6. Besar pengurangan tebal busa general density 26 dengan tebal 50 mm yang digunakan untuk alas kursi ketika diduduki berkurang 30 mm.

7. Besar allowance yang diberikan untuk keleluasaan pengambilan gunting dalam perancangan pouch adalah sebesar 10 mm.

8. Besar allowance yang diberikan untuk keleluasaan jari tangan dalam perancangan pouch adalah sebesar 50 mm.

9. Besar allowance yang diberikan untuk keleluasaan pengambilan alat hair-do dalam perancangan hair-do kit holder adalah sebesar 20 mm.

10.Analisis aspek psikologis dalam penempatan kursi tunggu di rungan salon dinilai secara subjektif.

1.4Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi fasilitas fisik yang sudah dimiliki salon saat ini? 2. Bagaimana kondisi tata letak salon aktual?

3. Bagaimana kondisi lingkungan fisik salon saat ini?

4. Kecelakaan kerja apa saja yang pernah terjadi di salon dan hal-hal apa saja yang memicu terjadinya kecelakaan kerja tersebut?

5. Bagaimana tata cara pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja saat ini?

6. Bagaimana usulan rancangan fasilitas fisik yang ergonomis? 7. Bagaimana usulan rancangan tata letak salon yang ergonomis?


(18)

Bab 1 Pendahuluan 1-6

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 8. Bagaimana usulan rancangan lingkungan fisik yang ergonomis? 9. Kecelakaan kerja apa saja yang berpotensi terjadi di masa yang akan

datang?

10.Bagaimana usulan tata cara pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja yang lebih baik?

1.5Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis kondisi fasilitas fisik yang dimiliki oleh salon pada saat ini.

2. Menganalisis kondisi tata letak peralatan salon aktual. 3. Menganalisis kondisi lingkungan fisik salon pada saat ini.

4. Menganalisis kecelakaan kerja yang pernah terjadi dan faktor penyebabnya.

5. Menganalisis tata cara pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja saat ini.

6. Mengusulkan fasilitas fisik salon yang ergonomis. 7. Mengusulkan tata letak salon yang ergonomis.

8. Mengusulkan lingkungan fisik salon yang ergonomis.

9. Menganalisis kecelakaan kerja yang berpotensi terjadi di masa yang akan datang.

10.Mengusulkan tata cara pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja yang lebih baik.

1.6Sistematika Penulisan

Secara garis besar, penyusunan dan pembuatan laporan Tugas Akhir ini disusun dalam 7 bab, dimana susunan dan uraian singkat dari masing-masing bab tersebut adalah sebagai berikut:


(19)

Bab 1 Pendahuluan 1-7

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

1. BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan asumsi, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan dalam laporan Tugas Akhir.

2. BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori-teori yang digunakan oleh peneliti sebagai landasan teori dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh Salon Strawberry.

3. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi uraian langkah penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dimulai dari penelitian pendahuluan hingga penarikan kesimpulan dan pemberian saran atau masukan bagi Salon Strawberry.

4. BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisi data-data yang telah dikumpulkan oleh peneliti.

5. BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Bab ini berisi pengolahan data dan analisis terhadap hasil pengumpulan data yang telah dilakukan sebelumnya oleh peneliti.

6. BAB 6 USULAN DAN ANALISIS

Bab ini berisi usulan perbaikan sistem kerja yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi permasalahan yang ada.

7. BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang dapat ditarik dari penelitian yang dilakukan dengan mengacu pada hasil analisis.


(20)

7-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Dari hasil analisis dan perancangan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Setelah dilakukan analisis, kondisi fasilitas fisik salon seperti kursi salon dan kursi tunggu salon adalah sebagai berikut :

 Kursi Salon

Ada beberapa dimensi dari kursi salon yang belum sesuai dengan dimensi tubuh manusia dalam posisi duduk sehingga membuat pengguna kursi cepat merasa pegal ketika duduk di kursi aktual. Lebar alas duduk kursi aktual terlalu lebar sehingga membuat postur duduk pengguna terutama pengguna wanita menjadi kurang baik. Panjang dan tinggi dari sandaran punggung kursi aktual masih kurang dari panjang dan tinggi dari ukuran yang disarankan sehingga membuat pengguna khususnya pengguna pria akan merasakan seolah-olah kursi terlalu sempit dan rendah baginya. Panjang. lebar, dan tinggi dari sandaran tangan kursi masih belum sesuai dengan dimensi yang disarankan sehingga membuat pengguna kursi merasa kurang nyaman ketika menyandarkan tangannya di sandaran tangan.

 Kursi Kursi Tunggu

Ada beberapa dimensi dari kursi tunggu yang belum sesuai dengan dimensi tubuh manusia dalam posisi duduk sehingga membuat pengguna kursi cepat merasa pegal ketika duduk di kursi aktual.Tinggi alas duduk kursi dari lantai masih terlalu rendah sehingga membuat pengguna kursi merasa pegal dan sulit untuk


(21)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7 - 2

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

beranjak dari kursi ketika duduk di kursi ini. Lebar alas duduk kursi juga masih belum sesuai dengan ukuran yang disarankan. Tinggi dan lebar alas duduk merupakan bagian yang krusial dalam perancangan kursi karena menentukan kenyamanan pengguna ketika menggunakan kursi ini.

2. Setelah dilakukan analisis terhadap tata letak salon didapatkan bahwa:  Tata letak keseluruhan salon belum baik, salon belum

memperhatikan aspek psikologis dalam penempatan kursi tunggu di salon. Penempatan kursi tunggu di salon belum memberikan privacy yang baik kepada pihak pelanggan salon yang sedang diberi treatment oleh salon. masih belum mengkhususkan tempat untuk melakukan aktifitas yang ada di salon, sehingga membutuhkan waktu untuk membawa peralatan yang dibutuhkan ke tempat di mana pelanggan duduk. Salon juga belum mempertimbangkan jarak antar stasiun pelayanan yang ada, sehingga membuat ruang gerak kaspter/stylist dan pelanggan yang dilayani menjadi terbatas.

Tempat penyimpanan peralatan salon terutama barber kit masih belum baik karena barber kit sering hilang sehingga mengganggu proses pemotongan rambut. Hal ini disebabkan karena belum ada tempat khusus untuk menyimpan seluruh peralatan barber kit di satu tempat sehingga kemungkinan kehilangan alat salon menjadi tinggi.

3. Setelah dilakukan analisis kondisi lingkungan fisik salon yang meliputi temperatur, kelembaban, intensitas cahaya, kebisingan, didapatkan bahwa:

 Kondisi ruangan salon terasa panas, baik ketika siang hari maupun sore hari. Ruangan salon terasa panas disebabkan oleh karena temperatur dan tingkat kelembaban salon yang cukup tinggi.


(22)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7 - 3

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

 Intensitas cahaya di dalam ruangan salon masih berada di bawah intensitas yang disarankan, baik ketika siang hari maupun sore hari.

 Tingkat kebisingan salon terutama pada saat ada aktifitas baik di siang maupun sore hari dianggap melewati nilai ambang batas kebisingan yang direkomendasikan, sehingga pekerja salon hanya memiliki rekomendasi durasi bekerja yang rendah di salon.

4. Kecelakaan kerja yang pernah terjadi di salon adalah kaki kapster melepuh. Hal yang memicu kecelakaan ini disebabkan oleh faktor manusia, yaitu kapster tidak sengaja menginjak alat hair-do. Hal-hal yang menyebabkan kapster tidak sengaja menginjak alat ini karena kaspter belum pengalaman, terburu-buru, belum ada tempat khusus untuk menyimpan alat hair-do, kapster merasa kelelahan, dan kapster tidak memakai alas kaki.

5. Saat ini salon belum menyediakan atau menerapkan tata cara penganggulan kecelakaan kerja yang terjadi di salon. Salon tidak menyediakan obat-obatan di dalam P3K yang ada di salon. Jika kecelakaan kerja tersebut terjadi, kapster salon baru akan mencari obat luka, alkohol, kasa dan plester ke warung atau apotek terdekat di sekitar salon. Hal ini akan menghambat pekerjaan kapster dan merugikan kapster, pihak salon dan bahkan pelanggan salon.

6. Usulan untuk perancangan fasilitas fisik salon, peneliti mengusulkan masing-masing 3 alternatif kursi salon dan kursi tunggu. 2 alternatif merupakan rancangan peneliti dan 1 alternatif merupakan kursi yang sudah ada dan dijual di pasaran. Dalam merancang kursi salon dan kursi tunggu, peneliti memperhatikan kaidah ergonomi bidang antropometri, sehingga rancangan peneliti sesuai dengan dimensi tubuh pengguna dalam posisi duduk. Hal ini akan membuat pengguna menjadi tidak mudah merasa


(23)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7 - 4

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

pegal ketika duduk di atas kursi rancangan peneliti. Kemudian, untuk menentukan alternatif terbaik, peneliti menggunakan metode concept scoring. Berdasarkan hasil concept scoring, terpilih kursi salon alternatif 1 sebagai kursi salon yang diusulkan untuk Salon Strawberry, untuk kursi tunggu terpilih kursi tunggu alternatif 2 sebagai kursi tunggu yang diusulkan untuk Salon Strawberry. Peneliti juga mengusulkan barber kit pouch sebagai usulan fasilitas fisik untuk mengatasi masalah salon yang sering mengalami kehilangan barber kit dan sering membutuhkan waktu yang lama dalam pencarian barber kit ketika hendak digunakan. Peneliti mengusulkan 3 alternatif pouch, 2 alternatif merupakan pouch rancangan peneliti, 1 alternatif merupakan pouch yang sudah ada dan dijual di pasaran. Peneliti menggunakan acuan dimensi alat-alat salon yang digunakan di Salon Strawberry untuk penentuan dimensi dari pouch rancangan peneliti. Pouch terbaik dipilih berdasarkan metode concept scoring. Terpilih pouch alternatif 1 sebagai pouch yang akan diusulkan kepada Salon Strawberry. Peneliti juga mengusulkan hair-do kit holder untuk menyimpan peralatan hair-do ketika sedang digunakan oleh kapster untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang disebabkan karena menginjak bagian elemen pemanas alat hair-do yang bertemperatur tinggi.

7. Usulan untuk tata letak salon adalah:  Tata letak keseluruhan salon:

Peneliti mengusulkan 2 alternatif tata letak salon. Pada kedua usulan tata letak ini peneliti mengusulkan pemindahan area menunggu pelanggan dari yang sebelumnya berada di ruang tengah salon menjadi berada jauh dari area pelayanan sehingga pelanggan yang sedang diberikan treatment memiliki privacy. Peneliti juga mengelompokkan daerah yang ada di salon berdasarkan aktivitas/treatment yang diberikan salon dengan maksud untuk mempermudah proses persiapan peralatan salon yang dibutuhkan ketika melakukan suatu aktifitas dan untuk mempermudah


(24)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7 - 5

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

pelanggan dalam menentukan tempat duduknya sesuai dengan treatment yang diinginkan. Peneliti mengusulkan suatu daerah yang dikhususkan sebagai daerah kerja pemilik salon. Daerah ini disebut daerah VIP. Kedua tata letak usulan juga sudah memperhatikan jarak antar stasiun pelayanan (sharing area). Kedua usulan diberikan sharing area sebesar 600 mm sehingga 2 orang kapster/stylist dapat bekerja bersebelahan tanpa saling mengganggu. Hal yang membedakan tata letak usulan alternatif 2 dengan tata letak usulan alternatif 1 adalah penempatan stasiun kerja. Tata letak terbaik dipilih berdasarkan metode concept scoring. Terpilih tata letak alternatif 2 sebagai tata letak yang akan diusulkan kepada Salon Strawberry.

 Tempat penyimpanan peralatan salon:

Peneliti mengusulkan untuk menggunakan pouch sebagai tempat penyimpanan barber kit untuk mengatasi masalah salon yang sering mengalami kehilangan barber kit dan sering membutuhkan waktu yang lama dalam pencarian barber kit ketika hendak digunakan. Terpilih pouch alternatif 1 sebagai pouch yang akan diusulkan kepada Salon Strawberry. Selain itu, peneliti juga mengusulkan hair-do kit holder sebagai tempat penyimpanan peralatan hair-do yang aman ketika digunakan oleh kapster.

8. Usulan perancangan lingkungan fisik salon adalah :  Temperatur dan kelembaban:

Peneliti mengusulkan penggunaan AC untuk mengatasi ruangan yang terasa panas. Berdasarkan perhitungan peneliti, Salon Strawberry memerlukan AC dengan daya 5 PK. Peneliti mengusulkan untuk memasang 4 buah AC dengan daya 1 PK dan 2 buah AC berdaya 0,5 PK. AC mampu untuk mengendalikan


(25)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7 - 6

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

temperatur dan kelembaban ruangan secara bersamaan secara efektif dan efisien.

 Intensitas Cahaya

Peneliti mengusulkan untuk menambah titik lampu yang semula hanya 7 titik lampu TL dan 5 titik lampu downlight, menjadi 14 titik lampu TL. Pada 10 titik lampu terdapat 2 lampu TL, dan 4 titik sisanya terdapat 1 lampu TL.

 Kebisingan

Peneliti mengusulkan kepada salon untuk:

a. Mengecilkan volume musik di dalam ruangan salon. b. Menggunakan silent hair dryer.

c. Menggunakan pintu kaca frame alumunium yang diberi seal karet di sisinya.

9. Kecelakaan yang berpotensi untuk terjadi di masa yang akan datang di salon adalah kapster tersandung kabel alat hair-do dan kebakaran. Penyebab kapster dapat tersandung kabel di ruangan salon berdasarkan faktor manusia adalah karena kapster berjalan terburu-buru dan kurang berhati-hati. Berdasarkan faktor metode, kecelakaan tersebut dapat terjadi karena penempatan alat di salon masih belum tepat sehingga dapat mencelakakan kapster dan pelanggan salon. Penyebab dari kemungkinan kebakaran berdasarkan faktor manusia adalah kapster lupa untuk mematikan alat hair-do. Berdasarkan faktor mesin, tidak adanya sistem auto-off pada alat hair-do (alat catokan dan alat curly) sehingga apabila kapster lupa untuk mematikan alat, resiko korsleting dan kebakaran dapat terjadi. Ditambah lagi dengan faktor material alat yang dibuat dari bahan yang tidak tahan panas membuat alat sewaktu-waktu dapat terbakar karena overheat.


(26)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7 - 7

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

10.Usulan yang peneliti berikan untuk mencegah kecelakaan yang sudah pernah terjadi di salon adalah dengan memberikan holder sebagai tempat khusus untuk menyimpan alat hair-do yang sedang dalam posisi standby. Kemudian untuk pencegahan dari kecelakaan yang berpotensi terjadi, peneliti mengusulkan kepada pihak salon untuk dapat menyediakan dan menggunakan alat catokan dan alat curly dengan sistem auto-off. Dengan sistem auto-off ini, arus listrik dapat diputuskan ke kedua alat ini pada saat elemen pemanas sudah mencapai temperatur tertentu sehingga dapat mencegah tejadinya korsleting dan kebakaran di dalam ruangan salon. Kemudian untuk penanggulangan kecelakaan yang sudah pernah terjadi dan kecelakaan yang berpotensi terjadi, peneliti mengusulkan kepada pihak salon untuk menyediakan 1 kotak P3K bentuk IA yang berisikan beberapa obat dan perlengkapan untuk dapat memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan yang terjadi di salon. Peneliti juga mengusulkan kepada pihak salon untuk dapat menyediakan minimal 1 tabung APAR powder ABE di dalam ruangan salon untuk penanggulangan kecelakaan yang berpotensi terjadi.

7.2. Saran

7.2.1. Saran Bagi Salon Strawberry

 Diharapkan kepada pihak Salon Strawberry untuk dapat menggunakan hasil rancangan peneliti guna meningkatkan sisi ergonomi salon.

Rancangan kursi salon, kursi tunggu, dan pouch hasil rancangan peneliti dapat dipilih kembali sesuai dengan selera, kebutuhan dan tingkat urgensi menurut pemilik salon. Namun, peneliti menyarankan kepada pihak salon untuk tetap memperhatikan hasil urutan prioritas dan keunggulan produk berdasarkan concept scoring.


(27)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7 - 8

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

7.2.2. Saran untuk Penelitian Lebih Lanjut

 Melakukan penelitian lebih jauh tentang biomekanika tubuh pengguna kursi salon dan kursi tunggu dan juga analisa terhadap konstruksi dan mekanika teknik dari kedua kursi tersebut.

 Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh jangka panjang antara warna cat interior dinding ruangan salon serta warna dari fasilitas fisik salon seperti kursi salon, kursi tunggu dan juga pouch barber kit terhadap motivasi kerja kapster.


(28)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Banks, Jerry, “Principles of Quality Control”, Wiley, 1989

2. Kuswana, Wowo, “Ergonomi dan K3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja”, Remaja Prosdakarya, Bandung, 2014

3. Nurmianto, Eko, “Konsep Dasar Ergonomi dan Aplikasinya”, Indonesia, 2004

4. Panero, Julius,”Human Dimension dan Interior Space”, Watson-Guptill, USA, 1979

5. Sucipto, CD, “Keselamatan dan Kesehatan Kerja”, Cetakan pertama, Gosyen Publishing, Yogyakarta, 2014.

6. Sutalaksana, Itfikar Z dan R.Anggawisastra dan J.H. Tjakraatmadja, “Teknik dan Tata Cara Kerja”, Jurusan Teknik Industri ITB, Bandung , 2002

7. Urlich, Karl.T dan Steven D.Eppinger, “Product Design and Development”,Irwin McGraw-Hill, USA, 1995

8. Weimer, Jon, ”Handbook of Ergonomic and Human Factor Tables”, Prentice Hall, Emglewood Cliffs, New Jersey, 1993

9. Wignjosoebroto, Sritomo “Ergonomi Studi Gerak dan Waktu”, Guna Widya, Surabaya, 2000

10. http://jasainstalistrik.blogspot.com/2011/07/cara-menghitung-jumlah-titik-lampu-pada.html#axzz3jzPGzmql

11. http://purbakuncara.com/cara-menghitung-kapasitas-ac-berdasar-besar-ruangan/

12. http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.co.id/2013/10/syarat-penempatan-dan-pemasangan-apar.html


(1)

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

pegal ketika duduk di atas kursi rancangan peneliti. Kemudian, untuk menentukan alternatif terbaik, peneliti menggunakan metode concept scoring. Berdasarkan hasil concept scoring, terpilih kursi salon alternatif 1 sebagai kursi salon yang diusulkan untuk Salon Strawberry, untuk kursi tunggu terpilih kursi tunggu alternatif 2 sebagai kursi tunggu yang diusulkan untuk Salon Strawberry. Peneliti juga mengusulkan barber kit pouch sebagai usulan fasilitas fisik untuk mengatasi masalah salon yang sering mengalami kehilangan barber kit dan sering membutuhkan waktu yang lama dalam pencarian barber kit ketika hendak digunakan. Peneliti mengusulkan 3 alternatif pouch, 2 alternatif merupakan pouch rancangan peneliti, 1 alternatif merupakan pouch yang sudah ada dan dijual di pasaran. Peneliti menggunakan acuan dimensi alat-alat salon yang digunakan di Salon Strawberry untuk penentuan dimensi dari pouch rancangan peneliti. Pouch terbaik dipilih berdasarkan metode concept scoring. Terpilih pouch alternatif 1 sebagai pouch yang akan diusulkan kepada Salon Strawberry. Peneliti juga mengusulkan hair-do kit holder untuk menyimpan peralatan hair-do ketika sedang digunakan oleh kapster untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang disebabkan karena menginjak bagian elemen pemanas alat hair-do yang bertemperatur tinggi.

7. Usulan untuk tata letak salon adalah:

 Tata letak keseluruhan salon:

Peneliti mengusulkan 2 alternatif tata letak salon. Pada kedua usulan tata letak ini peneliti mengusulkan pemindahan area menunggu pelanggan dari yang sebelumnya berada di ruang tengah salon menjadi berada jauh dari area pelayanan sehingga pelanggan yang sedang diberikan treatment memiliki privacy. Peneliti juga mengelompokkan daerah yang ada di salon berdasarkan aktivitas/treatment yang diberikan salon dengan maksud untuk mempermudah proses persiapan peralatan salon yang dibutuhkan ketika melakukan suatu aktifitas dan untuk mempermudah


(2)

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

pelanggan dalam menentukan tempat duduknya sesuai dengan treatment yang diinginkan. Peneliti mengusulkan suatu daerah yang dikhususkan sebagai daerah kerja pemilik salon. Daerah ini disebut daerah VIP. Kedua tata letak usulan juga sudah memperhatikan jarak antar stasiun pelayanan (sharing area). Kedua usulan diberikan sharing area sebesar 600 mm sehingga 2 orang kapster/stylist dapat bekerja bersebelahan tanpa saling mengganggu. Hal yang membedakan tata letak usulan alternatif 2 dengan tata letak usulan alternatif 1 adalah penempatan stasiun kerja. Tata letak terbaik dipilih berdasarkan metode concept scoring. Terpilih tata letak alternatif 2 sebagai tata letak yang akan diusulkan kepada Salon Strawberry.

 Tempat penyimpanan peralatan salon:

Peneliti mengusulkan untuk menggunakan pouch sebagai tempat penyimpanan barber kit untuk mengatasi masalah salon yang sering mengalami kehilangan barber kit dan sering membutuhkan waktu yang lama dalam pencarian barber kit ketika hendak digunakan. Terpilih pouch alternatif 1 sebagai pouch yang akan diusulkan kepada Salon Strawberry. Selain itu, peneliti juga mengusulkan hair-do kit holder sebagai tempat penyimpanan peralatan hair-do yang aman ketika digunakan oleh kapster.

8. Usulan perancangan lingkungan fisik salon adalah :

 Temperatur dan kelembaban:

Peneliti mengusulkan penggunaan AC untuk mengatasi ruangan yang terasa panas. Berdasarkan perhitungan peneliti, Salon Strawberry memerlukan AC dengan daya 5 PK. Peneliti mengusulkan untuk memasang 4 buah AC dengan daya 1 PK dan 2 buah AC berdaya 0,5 PK. AC mampu untuk mengendalikan


(3)

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

temperatur dan kelembaban ruangan secara bersamaan secara efektif dan efisien.

 Intensitas Cahaya

Peneliti mengusulkan untuk menambah titik lampu yang semula hanya 7 titik lampu TL dan 5 titik lampu downlight, menjadi 14 titik lampu TL. Pada 10 titik lampu terdapat 2 lampu TL, dan 4 titik sisanya terdapat 1 lampu TL.

 Kebisingan

Peneliti mengusulkan kepada salon untuk:

a. Mengecilkan volume musik di dalam ruangan salon. b. Menggunakan silent hair dryer.

c. Menggunakan pintu kaca frame alumunium yang diberi seal karet di sisinya.

9. Kecelakaan yang berpotensi untuk terjadi di masa yang akan datang di salon adalah kapster tersandung kabel alat hair-do dan kebakaran. Penyebab kapster dapat tersandung kabel di ruangan salon berdasarkan faktor manusia adalah karena kapster berjalan terburu-buru dan kurang berhati-hati. Berdasarkan faktor metode, kecelakaan tersebut dapat terjadi karena penempatan alat di salon masih belum tepat sehingga dapat mencelakakan kapster dan pelanggan salon. Penyebab dari kemungkinan kebakaran berdasarkan faktor manusia adalah kapster lupa untuk mematikan alat hair-do. Berdasarkan faktor mesin, tidak adanya sistem auto-off pada alat hair-do (alat catokan dan alat curly) sehingga apabila kapster lupa untuk mematikan alat, resiko korsleting dan kebakaran dapat terjadi. Ditambah lagi dengan faktor material alat yang dibuat dari bahan yang tidak tahan panas membuat alat sewaktu-waktu dapat terbakar karena overheat.


(4)

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

10.Usulan yang peneliti berikan untuk mencegah kecelakaan yang sudah pernah terjadi di salon adalah dengan memberikan holder sebagai tempat khusus untuk menyimpan alat hair-do yang sedang dalam posisi standby. Kemudian untuk pencegahan dari kecelakaan yang berpotensi terjadi, peneliti mengusulkan kepada pihak salon untuk dapat menyediakan dan menggunakan alat catokan dan alat curly dengan sistem auto-off. Dengan sistem auto-off ini, arus listrik dapat diputuskan ke kedua alat ini pada saat elemen pemanas sudah mencapai temperatur tertentu sehingga dapat mencegah tejadinya korsleting dan kebakaran di dalam ruangan salon. Kemudian untuk penanggulangan kecelakaan yang sudah pernah terjadi dan kecelakaan yang berpotensi terjadi, peneliti mengusulkan kepada pihak salon untuk menyediakan 1 kotak P3K bentuk IA yang berisikan beberapa obat dan perlengkapan untuk dapat memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan yang terjadi di salon. Peneliti juga mengusulkan kepada pihak salon untuk dapat menyediakan minimal 1 tabung APAR powder ABE di dalam ruangan salon untuk penanggulangan kecelakaan yang berpotensi terjadi.

7.2. Saran

7.2.1. Saran Bagi Salon Strawberry

 Diharapkan kepada pihak Salon Strawberry untuk dapat menggunakan hasil rancangan peneliti guna meningkatkan sisi ergonomi salon.

Rancangan kursi salon, kursi tunggu, dan pouch hasil rancangan peneliti dapat dipilih kembali sesuai dengan selera, kebutuhan dan tingkat urgensi menurut pemilik salon. Namun, peneliti menyarankan kepada pihak salon untuk tetap memperhatikan hasil urutan prioritas dan keunggulan produk berdasarkan concept scoring.


(5)

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

7.2.2. Saran untuk Penelitian Lebih Lanjut

 Melakukan penelitian lebih jauh tentang biomekanika tubuh pengguna kursi salon dan kursi tunggu dan juga analisa terhadap konstruksi dan mekanika teknik dari kedua kursi tersebut.

 Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh jangka panjang antara warna cat interior dinding ruangan salon serta warna dari fasilitas fisik salon seperti kursi salon, kursi tunggu dan juga pouch barber kit terhadap motivasi kerja kapster.


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Banks, Jerry, “Principles of Quality Control”, Wiley, 1989

2. Kuswana, Wowo, “Ergonomi dan K3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja”, Remaja Prosdakarya, Bandung, 2014

3. Nurmianto, Eko, “Konsep Dasar Ergonomi dan Aplikasinya”, Indonesia, 2004

4. Panero, Julius,”Human Dimension dan Interior Space”, Watson-Guptill, USA, 1979

5. Sucipto, CD, “Keselamatan dan Kesehatan Kerja”, Cetakan pertama, Gosyen Publishing, Yogyakarta, 2014.

6. Sutalaksana, Itfikar Z dan R.Anggawisastra dan J.H. Tjakraatmadja, “Teknik dan Tata Cara Kerja”, Jurusan Teknik Industri ITB, Bandung , 2002

7. Urlich, Karl.T dan Steven D.Eppinger, “Product Design and

Development”,Irwin McGraw-Hill, USA, 1995

8. Weimer, Jon, ”Handbook of Ergonomic and Human Factor Tables”, Prentice Hall, Emglewood Cliffs, New Jersey, 1993

9. Wignjosoebroto, Sritomo “Ergonomi Studi Gerak dan Waktu”, Guna Widya, Surabaya, 2000

10. http://jasainstalistrik.blogspot.com/2011/07/cara-menghitung-jumlah-titik-lampu-pada.html#axzz3jzPGzmql

11. http://purbakuncara.com/cara-menghitung-kapasitas-ac-berdasar-besar-ruangan/

12. http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.co.id/2013/10/syarat-penempatan-dan-pemasangan-apar.html