PEMBAGIAN PERAN PADA PASANGAN ORIENTASI SEKSUAL SEJENIS YANG MEMILIKI KOMITMEN MARRIAGE-LIKE :Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay di Kota Bandung.

(1)

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBAGIAN PERAN PADA PASANGAN ORIENTASI SEKSUAL SEJENIS

YANG MEMILIKI KOMITMEN MARRIAGE-LIKE

(Studi Kasus Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay di Kota Bandung)

Oleh:

Sadena Febriana Suryatiningsih 0800749

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Sadena Febriana Suryatiningsih 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang. Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya


(2)

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nomor:312/Skripsi/PSI-FIP/UPI.02.2013

PEMBAGIAN PERAN PADA PASANGAN ORIENTASI SEKSUAL SEJENIS

YANG MEMILIKI KOMITMEN MARRIAGE-LIKE

(Studi Kasus Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay di Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

Sadena Febriana Suryatiningsih 0800749

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN IINDONESIA

BANDUNG

2013


(3)

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)


(4)

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)


(5)

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Sadena Febriana Suryatiningsih (0800749). Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi

Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay di Kota Bandung). Skripsi. Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung (2013).

.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembagian peran yang terjadi pada pasangan dengan orientasi seksual sejenis yang memiliki komitmen marriage-like. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah satu pasangan gay di kota Bandung yang sudah tinggal bersama selama 3 tahun dan sudah menganggap hubungan mereka seperti sebuah pernikahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pembagian peran pada pasangan orientasi seksual sejenis, baik secara disadari maupun tidak disadari. Dasar dari pembagian peran ini sudah pasti bukan jenis kelamin, karena keduanya memiliki jenis kelamin yang sama. Akan tetapi pasangan ini mengadopsi pembagian peran pasangan heteroseksual konvensional. Sehingga ada yang berperan sebagai „perempuan‟ atau „istri‟ dan ada yang berperan sebagai „laki-laki‟ atau „suami‟. Sifat pribadi, konstruksi gender konvensional dan pola asuh adalah tiga hal yang mempengaruhi pembagian peran yang mereka lakukan.


(6)

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Sadena Febriana Suryatiningsih (0800749). Role Division on Homosexual Couple With a

Marriage-like Commitment (Exploratory Case Study to One Gay Couple in Bandung). Departemen of Psychology Faculty of Education Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung (2013).

The purpose of this research is to find how role division formed in same sex couple that have marriage-like relationship. This research used an exploratory studies design with qualitative approach. The participant of this research is one gay couple in Bandung who have been living together for 3 years and already consider their relationship as marriage-like relationship. The result of this research shows that the role division in same sex couple does exist, either is formed conciously or unconciously. Sex is definitly not the base of this role division because both of them is a men. However this couple is prescribed their role division from heterosexual conventional role division. So, there is a “women” or “wife” and there is a “man” or a “husband” in their relationship just like heterosexual couple did. Personal character, conventional gender construction and parenting style is three things that effecting role division in this couple.


(7)

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PENGUJI

SURAT PERNYATAAN... ... i

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... ii

ABSTRAK... iii

ABSTRACT... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian... 6

C. Rumusan Masalah... 6

D. Tujuan Penelitian... 7

E. Manfaat Penelitian... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembagian peran 1. Pembagian peran pada pasangan menikah... 11

2. Peran gender... 14

B. Komitmen Marriage-like 1. Definisi Komitmen Marriage-like... 16

C. Orientasi Seksual 1. Definisi Orientasi Seksual... 18

2. Jenis Homoseksual... 21

3. Penyebab Homoseksual... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 27

B. Subjek Penelitian... 27

C. Instrumen Penelitian... 28

D. Teknik Pengumpulan Data... 28

E. Prosedur Penelitian... 30

F. Pengolahan Data... 32

G. Keabsahan Data... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 36

1. Profil Subjek... 36


(8)

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Pembahasan

Tema 1 :‘Bakat’,pengalaman seksual pertama dan sosok Ayah... 42

Tema 2 : Komitmen Marriage-like, kesetiaan dan rasa nyaman... 47

Tema 3 : ‘perempuan’ yang mengerjakan tugas domestik... 54

Tema 4 : Laki-Laki harus bekerja... 59

Tema 5 : ‘perempuan’ yang menjadi manajer... 61

Tema 6 : Interaksi sosial dan kualitas waktu bersama... 65

Tema 7: Selalu menjadi Top dan selalu menjadi Bottom ... 67

Tema 8 : Konflik dan strategi untuk mengatasi konflik ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan... 75

B. Rekomendasi... 75

DAFTAR PUSTAKA... 79


(9)

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skala Orientasi Seksual Kinsey... 17 Gambar 3.1 Analisis Data Milles dan Huberman... 33 Gambar 4.1 Display Data Pasangan Bintang dan Soni... 39


(10)

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pembagian peran Duvall & Miller... ... 10 Tabel 3.1 Pedoman wawancara... 27


(11)

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Hasil Verbatim Wawancara... 78

Proses reduksi data... 105

Penyajian Data... 32


(12)

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pernikahan merupakan salah satu tujuan hidup seorang manusia (Duvall & Miller, 1985). Pernikahan merupakan awal terbentuknya sebuah keluarga (Blood & Blood, 1978). Menurut Undang –Undang Pernikahan yang berlaku di Indonesia, yaitu UU No. 1 Tahun 1974, pernikahan adalah:

“ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Definisi ini menguatkan bahwa pernikahan selayaknya dilakukan oleh seorang pria dan seorang wanita, atau pasangan heteroseksual, dengan tujuan membentuk sebuah keluarga yang didasari oleh kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pernikahan akan membawa konsekuensi-konsekuensi tertentu, salah satunya adalah pembagian peran antara suami dan istri. Dalam pernikahan heteroseksual di Indonesia, suami atau laki-laki, memegang peran sebagai kepala keluarga, sedangkan Istri, atau perempuan, akan memegang peran sebagai ibu rumah tangga. Hal ini didukung oleh UU No. 1 Tahun 1974 Pasal 31 ayat (3) yang mengatakan “Suami adalah kepala keluarga dan Istri adalah Ibu rumah tangga”.


(13)

2

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Definisi keluarga menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau disingkat BKKBN (2011) adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami dan istri, atau suami istri dan anak-anaknya. Seiring dengan berkembangnya zaman, mulai banyak bentuk keluarga yang tadinya tidak dianggap keluarga kini disebut sebagai keluarga (Faturochman, 2001). Kini muncul bentuk keluarga lainnya seperti keluarga Orangtua Tunggal atau single parent, yaitu keluarga yang hanya terdiri dari seorang Ibu atau seorang Ayah dan anak-anaknya. Selain keluarga single parent, di Barat berkembang juga keluarga yang terbentuk karena pernikahan sesama jenis atau pernikahan homoseksual, dimana keluarga tersebut terdiri atas dua orang Ayah atau dua orang Ibu dan anak-anaknya.

Menurut Milbank (2003) saat ini kita masih kekurangan informasi bagaimana keluarga homoseksual terbentuk dan fungsi yang terjadi di dalamnya. Namun, Solomon (2005) mengemukakan bahwa keluarga homoseksual diawali oleh legalisasi pernikahan sesama jenis itu sendiri. Di tahun 2012, sudah ada 10 negara totalnya yang telah melegalkan pernikahan sesama jenis, yaitu Belanda, Belgia, Spanyol, Portugal, Swedia, Norwegia, Islandia, Canada, Argentina, dan Afrika Selatan. Selain sepuluh negara tersebut, banyak negara lainnya sudah pula mengesahkan hubungan cinta sesama jenis meskipun belum dalam bentuk pernikahan, melainkan masih dalam perwujudan kebersamaan terdaftar resmi (civil union/registered partnership), diantaranya adalah: Britania Raya (Inggris, Wales, dan Skotlandia), Irlandia, Liechtenstein, Austria, Jerman, Luxembourg, dan Brazil. Amerika Serikat memang belum melegalkan pernikahan sesama jenis


(14)

3

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara nasional. Akan tetapi saat ini sudah 6 negara bagian yang melegalkannya, yaitu: Massachusetts, Iowa, Connecticut, New Hampshire, Vermont, dan New York. Ditambah dengan Distric of Columbia (wilayah dimana ibukota AS, Washington D.C. terletak) yang juga sudah melegalkan pernikahan sejenis (Destriyana, 2012).

Di Indonesia sendiri tampaknya legalisasi pernikahan sesama jenis masih sangat sulit direalisasikan.Walaupun demikian, perjuangan kelompok homoseksual untuk dapat menikah tetap ada. Salah satu faktanya adalah tahun 1981 Indonesia dihebohkan oleh terungkapnya „pernikahan‟ antara Jossie dan Bonie, yang merupakan pasangan lesbian. Pernikahan mereka dilaksanakan pada tanggal 6 Juli 1981 di sebuah Cafee di Jakarta (Boellstroff, 2002). Selain Jossie dan Bonnie, ada pasangan Wim dan Phillip yang „menikah‟ di Yogyakarta. Wim dan Philip adalah pasangan gay pertama di Indonesia yang melegalkan hubungan mereka dalam sebuah pernikahan (Gunadi, Rahman, Indra, dan Sujoko, 2003). Wim adalah seorang warga negara Belanda, sedangkan Philip adalah Warga Negara Indonesia. Keduanya sudah menikah secara resmi di Belanda dan kini keduanya menetap di Yogyakarta.

Kedua peristiwa ini menjadi awal keterbukaan adanya kelompok LGBT di Indonesia, khususnya lesbian dan gay. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa saat ini jumlah kelompok homoseksual, baik lesbian atau gay, semakin berkembang. Seperti diungkapkan oleh Dr. Dede Oetomo (2009) yang merupakan Ketua GaYa Nusantara, salah satu organisasi gay terbesar di Indonesia, data statistik menunjukkan 8-10 juta populasi pria Indonesia pada suatu waktu terlibat


(15)

4

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengalaman homoseksual. Dari jumlah ini, diperkirakan jumlah homoseksual mencapai sekitar 1% dari total penduduk Indonesia (Oetomo, 2009).

Pernikahan membawa konsekuensi pembagian peran, seperti yang sudah dikemukakan di awal. Pembagian peran pasangan menikah ini dalam UU No. 1 Tahun 1974 diatur berdasarkan jenis kelamin. Laki-laki sebagai kepala keluarga dan perempuan sebagai ibu rumah tangga. Hal ini menjadi sangat menarik apabila pernikahan tersebut merupakan pernikahan sesama jenis. Jenis kelamin tidak lagi dapat dijadikan dasar pembagian peran gender.

Fa, seorang blogger gay, menulis sebuah artikel berjudul “suami-suami part I” dan“suami-suami part II” dimana didalamnya ia menceritakan bagaimana ia dan pasangannya menjalani kehidupan „pernikahan‟ mereka. Ia juga menulis mengenai pembagian peran yang dijalani keduanya dalam berumah tangga. Ia menceritakan bahwa dalam kehidupan „rumah tangga‟ yang ia jalani dengan pasangan ia memang memiliki tugas-tugas tertentu yang harus ia lakukan, begitu pula dengan pasangannya. Akan tetapi apa yang menjadi dasar pembagian peran ini masih belum diketahui secara pasti. Saat ini pasangan homoseksual baru memiliki pembagian peran seksual.

Banyak yang mengartikan peran seksual ini akan berpengaruh pada pembagian peran lainnya. Padahal peran domestik, peran karir, peran perencanaan keuangan, peran sosial dan peran seksual adalah hal yang berbeda (Solomon, 2005). Peran seksual hanya sebatas peran yang dijalani oleh lesbian atau gay men dalam melakukan hubungan seksual (Johns Pingel, Eisenberg, Santana dan Bauermeister, 2012). Peran seksual dalam hubungan lesbian adalah butch dan


(16)

5

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

femme, sedangkan dalam hubungan gay men terdapat peran seksual top, bottom dan versatile (Johns et al., 2012).

Penelitian ini akan mengeksplorasi dasar-dasar pembagian peran dalam pasangan sesama jenis, khususnya pada pasangan gay men. Di Indonesia, pasangan homoseksual yang terikat dalam pernikahan masih sulit ditemukan karena pernikahan semacam ini tidak diakui di Indonesia. Adapun untuk melakukan pernikahan sesama jenis pasangan homoseksual harus melakukannya di luar negeri, dan hal ini memakan banyak biaya. Untuk itu penelitian ini akan menggunakan pasangan homoseksual yang memiliki komitmen marriage-like. Komitmen Marriage-like itu sendiri adalah hubungan yang dibangun oleh satu pasangan yang tidak menikah, tapi tinggal bersama dan menjalankan fungsi-fungsi seperti pasangan menikah pada umumnya (Scanzoni & Scanzoni, 1988).

Literatur dan penelitian di Indonesia tentang pembagian peran pada pasangan dengan orientasi seksual sejenis masih sulit ditemukan. Namun demikian, di luar negeri penelitian semacam ini sudah banyak dilakukan. Salah satu penelitian mengenai peran gender pada pasangan sesama jenis telah dilakukan oleh Mally Schechory dan Ziv Riva pada 2007 di Israel dengan judul penelitian “Relationship between gender role attitiudes, role division, and perception of equity among heterosexual, gay, and lesbian couples” yang dimuat di Jurnal Sex Roles Edisi 56. Penelitian tersebut meneliti secara kuantitatif pembagian peran pada pasangan heteroseksual, gay men, dan lesbian yang dihubungkan dengan pembagian tugas rumah tangga dan persepsi mengenai keadilan gender. Penelitian meneliti 124 partisipan yang terdiri dari 27 pasangan


(17)

6

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

heteroseksual, 15 pasangan gay, dan 20 pasangan lesbian. Hasilnya penelitian tersebut menunjukan bahwa pembagian peran gender pada pasangan homoseksual lebih egalitarian dibandingkan dengan pasangan heteroseksual (Riva & Schecory, 2007).

Berdasarkan uraian diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa kini pembagian peran dalam sebuah komitmen pernikahan tidak hanya didasari oleh jenis kelamin, tapi bisa juga didasari oleh aspek lain. Oleh karena itu, penelitian ini akan menelaah pembagian peran pada pasangan dengan orientasi seksual sejenis yang memiliki komitmen marriage-like untuk meneliti dasar pembagian peran yang dilakukan oleh pasangan sejenis di Indonesia.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini akan berfokus terhadap permasalahan bagaimana pembagian peran pada satu pasangan orientasi seksual sejenis yang memiliki komitmen marriage-like.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimana subjek memulai kehidupan homoseksualnya?

2. Bagaimana subjek memulai komitmen marriage-like yang dilakukannya?


(18)

7

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana pembagian peran terbentuk pada pasangan orientasi seksual sejenis yang memiliki komitmen marriage-like?

4. Faktor-faktor apa yang menjadi dasar pembagian peran pada pasangan orientasi seksual sejenis yang memiliki komitmen marriage-like? 5. Konflik apa yang dominan dalam pasangan dengan orientasi seksual

sejenis?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui awal mula subjek memulai kehidupan homoseksualnya. 2. Mengetahui permulaan subjek membangun komitmen marriage-like

yang dilakukannya.

3. Mengetahui pembagian peran pada pasangan lesbian yang memiliki komitmen marriage-like.

4. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terbentuknya pembagian peran gender pada pasangan orientasi seksual sejenis yang memiliki komitmen marriage-like.

5. Mengetahui konflik yang dominan pada pasangan dengan oeiantasi seksual sejenis.


(19)

8

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai salah satu sumber mengenai pembagian peran pada pasangan dengan orieantasi seksual sejenis pada umumnya dan pada pasangan homoseksual pada khususnya. Penelitian seperti ini masih minim dan sulit ditemukan di Indonesia, oleh karena itu peneliti berharap penelitian ini bisa dijadikan sumber referensi mengenai permasalahan mengenai pembagian peran pada pasangan orientasi seksual sejenis yang memiliki komitmen marriage-like.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana terjadinya pembagian peran yang tidak berdasarkan keadaan jenis kelamin individu, melainkan atas komitmen atau kesepakatan bersama atau bahkan tanpa adanya kesepakatan sama sekali. Sehingga bisa digunakan sebagai acuan oleh pasangan hoteroseksual dan homoseksual dalam melakukan pembagian peran yang tidak hanya didasari oleh jenis kelamin.


(20)

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode yang digunakan adalah studi kasus eksploratif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan lain sebagainya (Moleong, 2007). Oleh karenanya, data yang akan didapatkan adalah berupa makna di balik berbagai fenomena yang muncul di lapangan. Selain itu desain penelitian dari pendekatan kualitatif cenderung umum dan fleksibel mengikuti perkembangan dari proses penelitian.

Berg (2007) mengungkapkan bahwa studi kasus eksploratif adalah metode yang menekankan pada eksplorasi dari sebuah kasus guna menggali dasar-dasar dari sebuah permasalahan penelitian dan mempermudah peneliti untuk menemukan berbagai faktor signifikan yang saling berinteraksi untuk menentukan suatu karakteristik dari fenomena yang berkaitan dengan individu, komunitas, atau bahkan institusi. Selain itu, studi kasus eksploratif juga menekankan kepada pemahaman subjek penelitian terhadap apa yang mereka dengarkan atau rasakan, bagaimana mereka menginterpretasikan berbagai informasi serta tindakan yang merekalakukan, serta melakukan penyelesaian permasalahan dan berinteraksi dengan orang-orang lainnya (Berg, 2007). Hal ini sejalan dengan tujuan penelitian


(21)

27

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini yang akan mencari dasar-dasar dari pembagian peran pada pasangan dengan orientasi seksual sejenis.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sumber data dengan mengkhususkan pada subjek yang mengalami fenomena yang diteliti (Moleong, 2007). Karakteristik subjek yang dipilih untuk penelitian ini adalah :

1. Pasangan homoseksual yang telah memiliki komitmen marriage-like. 2. Pasangan tersebut sudah tinggal bersama minimal selama satu tahun.

Berdasarkan karakteristik tersebut dan akses yang dimiliki peneliti maka terpilih satu pasang pasangan homoseksual yang bersedia untuk berpartisipasi dalam peneitian ini. Karena sulitnya mendapatkan subjek yang sesuai dengan kriteria dan tidak semua pasangan homoseksual yang ditemui bersedia berpartisipasi, maka penelitian ini hanya meneliti satu pasangan yaitu pasangan Bintang dan Soni (bukan nama asli). Untuk menjaga privasi subjek, nama asli dirahasiakan.

C. Batasan Istilah

1. Komitmen Marriage-like

Secara harfiah komitmen marriage-like adalah hubungan yang seperti pernikahan. Belum ada teori yang memaparkan syarat-sayarat sebuah hubungan bisa dikatakan sebagai sebuah komitmen marriage-like. Akan tetapi


(22)

28

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Australia melalui Australia Departmen of Immigration and Multicultural and Indigenous Affairs (Holt, 2004) mengemukakan 4 aspek yang menjadikan suatu pasangan bisa disebut memiliki komitmen marriage-like, yaitu :

a. Sudah memiliki hubungan yang cukup lama.

b. Kohabitasi, atau tinggal bersama dalam satu rumah.

c. Menanggung tanggung jawab finansial dan legal bersama-sama. d. Hubungan yang diakui secara sosial oleh lingkungan.

2. Pasangan homoseksual

Pasangan homoseksual adalah dua orang individu yang memiliki jenis kelamin yang sama dan menjalin hubungan percintaan.

D. Instrumen Peneltian

Instrumen utama yang digunakan adalah peneliti sendiri. Dalam hal ini peneliti sebagai perencana penelitian, pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir, dan pada akhirnya melaporkan hasil penelitiannya sendiri (Moleong,2007). Dalam penelitian kuantitatif, peneliti menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data atau mngukur status variabel yang diteliti, sedangkan dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrumen atau human instrument (Sugiyono, 2008).

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wawancara semi-terstruktur. Wawancara yang akan digunakan pada penelitian ini


(23)

29

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah wawancara semi-terstruktur (semistructured interview) dalam kategori wawancara mendalam (in-depth interviewing), dimana pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan wawancara terstruktur. Karena peneliti hanya dibantu dengan petunjuk wawancara yang semiterstruktur yang hanya berfungsi sebagai pengingat atau pedoman agar kesemua poin-poin penting yang akan ditanyakan telah tercakup.

Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek yang dibutuhkan dalam penelitian tersebut telah dibahas atau ditanyakan (Patton, 1998). Berikut ini adalah pedomana wawancara yang digunakan dalam penelitian ini.

Dimensi Aspek yang Diungkap Inti Pertanyaan

Latar Belakang

menjadi seorang Gay

Mengungkapkan latar belakang subjek menjadi seorang gay

a. Mengungkapkan sudah berapa lama subjek menjadi seorang gay b. Alasan apa yang membuat

subjek menjadi seorang gay

c. Mengungkapkan siapa saja yang mengetahui keadaan orientasi seksual subjek

Pembagian Peran dalam Komitmen

Marriage-like

Mengungkapkan komitmen seperti apa yang telah dibangun oleh pasangan

a. Mengungkapkan berapa lama hubungan yang sudah dijalani oleh kedua belah pihak

b. Menjelaskan alasan apa yang membuat keduanya memutuskan untuk membangun komitmen tersebut

Mengungkapkan pembagian peran dalam aspek produktifitas atau karir diluar rumah.

a. Mengungkapkan siapa saja yang bekerja diluar rumah untuk mencari nafkah.


(24)

30

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Menjelaskan bagaimana sikap pasangan terhadap Mengungkapkan pembagian

peran pekerjaan domestik atau pekerjaan rumah tangga.

a. Mengungkapkan siapa yang mengerjakan tugas domestik di rumah

(mencucui baju, memasak, membersihkan rumah, mencuci piring)

b. Menjelaskan strategi yang digunakan pasangan dalam menentukan pembagian tugas domestik di rumah. Mengungkapkan pembagian

peran dalam aspek perencanaan keuangan rumah tangga.

a. Menjelaskan siapa yang mangatur perencanaan keuangan rumah tangga b. Mengungkapkan strategi

yang digunakan pasangan dalam melakukan

perencanaan keuangan. Mengungkapkan pembagian

peran sosial dalam lingkungan sekitar tempat tinggal pasangan.

a. Menggali sudah sudah berapa lama tinggal di lingkungan tempat tinggal pasangan

b. Hubungan yang terjalin dengan tetangga

Mengungkapkan permbagian peran seksual dalam pasangan

a. Peran seksual yang dijalani dalam pasangan

b. Dasar peran seksual yang dijalani

Mengungkapkan hambatan atau konflik yang terjadi dalam pembagian peran

a. Mengungkap hambatan yang pernah terjadi dalam pembagian peran

b. Mengungkap peristiwa yang menggambarkan hambatan-hambatan yang pernah muncul dalam pembagian peran. c. Menjelaskan penyebab

terjadinya hambatan-hambatan tersebut

a. Mengungkap konflik atau kesulitan internal yang pernah terjadi dalam pembagian peran Mengungkapkan strategi yang

dilakukan guna mengatasi

a. Cara yang digunakan untuk mengatasi hambatan


(25)

31

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hambatan yang terjadi. b. Efektifitas cara yang digunakan untuk mengatasi hambatan.

Tabel 3.1 Pedoman wawancara semi-terstruktur

F. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang dilakukan, diantaranya adalah :

1. Tahapan Persiapan

a. Melakukan studi literatur mengenai tema yang akan diteliti. b. Mencari dan mengkaji penelitian sebelumnya yang sesuai dan

relevan dengan tema yang akan diambil. c. Membuat proposal penelitian.

d. Menentukan karakteristik subjek yang akan diteliti.

e. Melakukan wawancara dan observasi awal kepada pasangan gay yang akan dijadikan subjek.

f.Menghubungi subjek dan meminta kesediaannya untuk menjadi subjek penelitian.

g. Membuat pedoman wawancara sesuai dengan studi literatur yang telah dilakukan.

2. Tahapan Pelaksanaan

Pengambilan data melalui teknik wawancara dilakukan selama tiga kali pada Bintang dan satu kali pada Soni. Peneliti sudah mengenal Bintang (subjek penelitian) pada tahun 2010. Pada saat itu peneliti juga


(26)

32

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mewawancarai Bintang dengan tujuan tugas kuliah. Setelah tidak bertemu selama dua tahun Bintang tetap ramah dan bersedia untuk menjadi subjek pada penelitian peneliti. Soni, yang merupakan pasangan Bintang, juga bersedia untuk diwawancarai.

Wawancara pertama dilakukan pada 25 November 2012 di tempat kerja Bintang, di sebuah klinik kecantikan di kota Bandung pada pukul 17.00 hingga pukul 18.00. Wawancara sebenarnya hanya berlangsung selama 16 menit, tapi subjek dan peneliti melakukan perbicangan santai setelahnya dan tidak direkam. Sebenarnya perbincangan yang dilakukan peneliti dan subjek juga masih berkaitan dengan penelitian.

Wawancara kedua dilakukan pada tanggal 2 Desember 2012 di sebuah restoran cepat saji di Jalan Setiabudi. Kali ini Bintang datang bersama dengan Soni. Walaupun keduanya datang bersamaan, tapi peneliti tetap melakukan wawancara terpisah untuk mendapatkan kesesuaian data. Berbeda dengan Bintang yang cenderung banyak berbicara, Soni cenderung lebih pendiam dan sedikit tertutup. Wawancara ketiga dilakukan pada tanggal 28 Desember 2012 di tempat kerja Bintang.

Pada saat pengambilan data melalui teknik wawancara ini tidak ditemui hambatan yang berarti karena kedua subjek sangat kooperatif dalam menjawab pertanyaan dan melakukan perjanjian untuk bertemu. 3. Tahap Pengolahan data


(27)

33

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Melakukan reduksi data.

c. Melakukan penyajian data.

d. Melakukan Conclusion drawing/verification.

G. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data Mille & Huberman (Sugiyono, 2007).

Gambar 3.1 Analisis Data Miller & Huberman (Sugiyono, 2007)

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara semi-terstruktur lalu hasil wawancara dicatat dengan verbatim.

2. Melakukan reduksi data

Analisis data melalui reduksi data dilakukan dengan cara memilih hal-hal yang pokok dan berfokus pada hal-hal yang penting, dan mencari tema serta pola dari data-data tersebut. Hasil verbatim yang sudah diperoleh direduksi dengan mengklasifikasikan pernyataan-pernyataan ke dalam tema-tema yang sesuai.


(28)

34

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Melakukan penyajian data (Data Display)

Data yang telah direduksi kemudian akan disajikan. Penyajian data ini dilakukan dalam bentuk diagram venn dan uraian. Melalui penyajian data ini, maka data akan terorganisir dalam suatu pola hubungan, sehingga akan lebih mudah untuk dipahami.

4. Penarikan Kesimpulan (Conclusion drawing/verification)

Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

H. Keabsahan Data

Keabsahan data untuk menguji kredibilitas yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya adalah :

1. Triangulasi

Triangulasi terdiri dari beberapa macam, diantaranya adalah triangulasi data, triangulasi sumber, dan triangulasi waktu. Pada penelitian ini triangulasi yang digunakan adalah triangulasi waktu. Peneliti melakukan proses wawancara selama tiga kali dan dengan rentang waktu antara 1-3 minggu antara satu wawancara dengan wawancara selanjutnya. Triagulasi sumber dilakukan kepada salah satu teman dekat subjek.


(29)

35

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Member check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Member check dilakukan setelah pengumpulan data selesai atau setelah mendapat kesimpulan. Jika data yang diperoleh tidak disepakati oleh nara sumber maka peneliti akan melakukan pengambilan data kembali (Sugiyono, 2007).

3. Peer Debriefing

Melibatkan teman sejawat untuk berdiskusi, memberikan masukan, bahkan kritik mulai dari awal kegiatan proses penelitian sampai tersusunnya hasil penelitian adalah maksud dari peer debriefing ini. Selain dengan teman sejawat, debriefing juga bisa dilakukan dengan dosen pembimbing.


(30)

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada dua pasangan gay, diketahui beberapa kesimpulan seperti di bawah ini:

1. Latar belakang Bintang dan Soni memiliki kesamaan dalam memulai kehidupan homoseksualnya yaitu hilangnya figur ayah dan pengalaman seksual pertama dengan sesama laki-laki, dan perasaan menyukai sesama jenis semenjak remaja.

2. Pasangan Bintang dan Soni sudah menjalani hubungan percintaan selama tiga tahun dan sudah mulai tinggal bersama setelah menjalin hubungan selama tiga bulan. Dasar hubungan mereka adalah rasa saling percaya dan saling setia.

3. Pada pasangan Bintang dan Soni terdapat pembagian peran yang terbentuk pada pasangan orientasi seksual sejenis yang memiliki komitmen marriage-like baik secara sadar ataupun tidak disadari. Bintang yang merasa seperti perempuan mendominasi peran domestik, perencanaan keuangan dan peran sosial, sedangkan peran karir dan produktifitas diemban oleh keduanya selama tiga tahun terakhir. Akan tetapi, selama dua bulan ini Sandi sedang tidak bekerja, sehingga peran karir juga didominasi oleh Bintang. Jadi bisa dikatakan bahwa Bintang mendominasi hampir semua fungsi peran yang ada, sedangkan Soni


(31)

76

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang seharusnya berperan sebagai ‘suami’ cenderung ‘kehilangan’ fungsi peran yang seharusnya ia jalankan saat

4. Faktor-faktor yang menjadi dasar dalam pembagian peran pada Bintang dan Soni diantaranya adalah pola asuh orangtua, kontruksi gender konvensional dan sifat pribadi masing-masing subjek. Walaupun jenis kelamin tidak bisa dijadikan dasar pembagian peran pada pasangan homoseksual, tapi pembagian peran yang dilakukan oleh pasangan Bintang dan Soni merujuk pada pembagian peran yang dilakukan oleh pasangan heteroseksual konvensional. ini.

5. Konflik yang dominan terjadi pada pasangan Bintang dan Soni adalah konflik mengenai perencanaan keuangan dan area intimasi dimana Bintang merasa Soni kurang memperhatikan dirinya dan lebih suka bermain game.

6. Salah satu kelemahan pada pasangan homoseksual adalah terdapat satu peran yang tidak mungkin dijalankan pada pasangan homoseksual, yaitu peran reproduksi. Karena keduanya memiliki jenis kelamin yang sama otomatis tidak mungkin mereka bisa menjalankan peran reproduksi. Hal inilah yang juga menjadi alasan mengapa hubungan homoseksual dikatakan tidak memiliki masa depan.


(32)

77

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran dan Rekomendasi 1. Bintang dan Soni

Pembagian peran pada pasangan Bintang dan Soni seharusnya bisa dijalankan lebih egaliter, karena keduanya memiliki jenis kelamin yang sama. Walaupun Bintang merasa lebih feminin tapi hal ini sebenarnya jangan mempengaruhi pembagian peran.

2. Saran kepada pasangan heteroseksual

Penelitian ini membuktikan bahwa pembagian peran pada pasangan tidak melulu berdasarkan jenis kelamin. Pasangan homoseksual menunjukan bahwa jenis kelamin tidak menjadi sebuah persoalan dalam membagi peran dalam pasangan. Sifat pribadi ternyata bisa dijadikan dasar dari pembagian peran. Saat ini kita tidak bisa menutup mata bahwa masyarakat Indonesia masih memegang teguh budaya patriarki, dimana masih terdapat hirarki gender didalamnya bahkan hal ini juga berpengaruh pada pembagian peran pada pasangan homoseksual.

Perempuan selalu menjadi pihak yang memiliki tanggung jawab peran yang lebih banyak dalam keluarga. Peran domestik, peran perencanaan keuangan dan peran hubungan sosial selalu dilekatkan pada perempuan, sedangkan laki-laki hanya dilekatkan pada peran karir dan produktifitas. Dengan adanya penelitian ini dihharapkan pembagian peran bisa menjadi lebih egaliter dan tidak selalu didasari hanya oleh jenis kelamin.


(33)

78

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Saran dan rekomendasi untuk peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan bisa menjadikan penelitian ini sebuah studi komparasi pada pasangan heteroseksual, pasangan gay dan pasangan lesbian secara kualitatif. Hal ini akan membuat penelitian menjadi lebih kaya karena peneliti akan bisa membandingkan pembagian peran pasangan heteroseksual dan pasangan homoseksual secara langsung, bukan hanya dibandingkan dengan teori pembagian peran konvensional saja.


(34)

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Bailey, J. M., & Pillard, R. C. (1995). Genetics of human sexual orientation. Annual Review of Sex Research, 6, 126–150.

Bem, S. Martya, W. & Watson, C. (1975). Sex Typing and Androgyny dalam Experiencing Social Psychology : Readings and Projects, edited by Ayala M Pines and Christina Maslach. New York: McGraw Hill Inc.

Berg, Bruce L. (2007). Qualitative Research Methods for the social Sciences. Boston: Pearson Inc.

BKKBN. (2011). Kamus Istilah Kependudukan dan Keluarga Berencana. Jakarta : Direktorat Teknologi Informasi dan Dokumentasi BKKBN

Blood, Bob., & Blood, Margaret. (1975). Marriage. New York : The Free press Boellstroff, Tom.( 2002). Gay and Lesbi Subjectivities dalam Women in Indonesia

: gender, equity and development. Edited by Sharon Bessell and Kathryn Robinson. Singapore: ISEAS (Institute of Southeast Asian Studies)

Boellstroff, Tom. (2005). Gay Archipelago (Edisi Bahasa Indonesia). Inggris: Princeton and Oxford University Press.

Cowan, Allison L .(2008). Gay Couples Say Civil Unions Aren’t Enough. New

York Times [Online] Tersedia

http://www.nytimes.com/2008/03/17/nyregion/17samesex.html?pagewant ed=all&_r=0. Diunduh 25 Desember 2012

Destriyana. (2012). 11 Negara Yang melegalkan Pernikahan Sesama Jenis. Merdeka. [Online] Tersedia http://www.merdeka.com/gaya/11-negara-yang-melegalkan-pernikahan-sejenis.html. Diunduh 25 Desember 2012 Duvall, Evelyn Millis. & Miller, Brent C. (1985). Marriage and Family Development. New York : Harper Collins Publisher

Fa. Suami-Suami 1. (2011). [Online] Tersedia http://orgasmingorganism.com/blog/2011/03/15/suami-suami-1/. Diunduh 15 April 2011

Fa. Suami-Suami 2. (2011). [Online] Tersedia http://orgasmingorganism.com/blog/2011/03/16/suami-suami-2/. Diunduh 15 April 2011

Fatorochman. (2001). Revitalisasi Peran Keluarga. Buletin Psikologi Universitas Gadjah Mada, 2, 30-47.


(35)

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fakih, Mansour. (2008). Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Harren, J.C. (2004). Educating the Public on the Causes of Homosexuality. Palm Beach Atlantic University. Tersedia http://www.narth.com/docs/coll-harren.html. Diunduh pada 20 September 2012.

Holt, Martin. (2004). Marriage-Like or Married? Lesbian dan Gay Marriage, Partnership and Migration. Feminism & Psychology 2004:14-30

Hurlock, E.B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga

Johns, Michelle Marie., Pingel, Emily., Eisenberg, Anna., Matthew Leslie Santana and José Bauermeister. (2012). Butch Tops and Femme Bottoms? Sexual Positioning, Sexual Decision Making, and Gender Roles Among Young Gay Men. American Journal of Men’s Health 6(6) 505–518

Kadir, H.A. (2007). Tangan Kuasa dalam Kelamin. Yogyakarta : INSISTPress Kippax, S., & Smith, G. (2001). Anal intercourse and power in sex between men.

Sexualities, 4, 413-434.

Kurdek, Lawrence A. (1994). Areas of Conflict of Gay, Lesbian and Heterosexual Couple: What couples argue about Influences Relationship Satisfaction. Journal of Marriage and The Family 56:923-924

Kurdek, Lawrence A. (2006). Differences Between Partners From Heterosexual, Gay, and Lesbian Cohabiting Couples. Journal of Marriage and Family 68 (May 2006): 509–528

Gunadi, H, Rahman, M., Indra, Sigit dan Sujoko .(2003). Jalan Berliku Kaum Homo Menuju Pelaminan. Majalah Gatra Edisi 46. Jakarta : Majalah Gatra

Master, William H., Johnson, Virginia E. & Kolodny, Robert C. (1992). Human Sexuality. Fourth Edition. New York : HarperCollins

Milbank. (2003). From here to maternity: A review of the research on lesbian and gay families. Australian Journal Of Sosial Issues, 38, 541-600.

Moleong, L.J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Oetomo, Dede. (2009). Pertanyaan yang sering diajukan dalam kaitannya dengan Homoseksualitas. GaYa Nusantara [Online] Tersedia http://gn-intern.blogspot.com/2009/03/pertanyaan-yang-sering-diajukan-dalam.html Diunduh 25 Desember 2012


(36)

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Patton, Michaell Quinn. (1990). Qualitative evaluation and research methods. Beverly Hills, CA: Sage

Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar 1945. Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Retnowulandari, Wahyuni. (2010). Budaya Hukum Patriarki VS Feminis: Dalam penegakan hukum dipersidangan kasus kekerasan pada perempuan. Jurnal Hukum Vol. 8 No. 3 Januari 2010

Sadarjoen, Sawitri S. (2005). Bunga Rampai Gangguan Psikoseksual. Bandung: Refika Aditama

Scanzoni, Letha Dawson., Scanzoni, John. (1988). Men, Women, and Change: Sociology of Marriage and Family. Third Edition. New York: McGraw-Hill Book Co.

Schechory, Mally & Riva, Ziv. (2007). Relationship between gender role attitiudes, role division, and percption of equity among heterosevual, gay, and lesbian couples. Sex Roles, 56, 629-638.

Silalahi, Ulber. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama. Sofyan, Eko Hendrawan. (2011). Komnas HAM: Aksi Pembubaran oleh Ormas

Tertentu Meningkat di Tahun 2011. Kompas [Online] Tersedia http://health.kompas.com/read/2010/09/28/18170660/Penyelenggara.Q.Fil m.Festival.Urungkan.Pemutaran.Film. Diunduh 25 Desember 2012

Solomon, S.E, Rothblum E.D., & Balsam, K.F. (2005). Money, Housework, sex, and conflict: same sex couple in civil union compared with those not in civil union and heterosexual married sublings. Sex Roles, Vol. 52, 561-575.

Solomon, S.E, Rothblum, E.D., Balsam, K.F. (2008). Three Year Follow-Up Of Same-Sex Couples Who Had Civil Union, and Heterosexual Married Couples. Developmental Psychology, Vol. 44, No. 1, 102-116

Sternberg, R.J. (2008). Psychology, In Search of the Human Mind. 3rd Edition. New York : Houcort Inc.

Stinnett, N., Walters, J. Kaye, E. (1984). Relationships In Marriage and The Family: Second Edition. New York : Macmillan Publishing Company Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugono, D. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia: http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/ 7 Desember 2012


(37)

Sadena Febriana Suryatiningsih,2013

Pembagian Peran Pada Pasangan Orientasi Seksual Sejenis Yang Memiliki Komitmen Marriage-Like (Studi Eksploratif Terhadap Satu Pasangan Gay Di Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Thompson, L., & Walker, A. J. (1995). The place of feminism in family studies. Journal of Marriage and the Family, 57, 847–865.

Wood, Julia T. (1994). Gendered Lives: Communication, Gender, and Culture. California : Wadsworth Inc.

Yee, Nicholas. (2002). Beyond Tops and Bottoms : Correlations between Sex-Role Preference and Physical Preferences for Partners among Gay Men. [Online] Tersedia http://www.nickyee.com/ponder/topbottom.html. Diunduh 25 Januari 2012


(1)

77

B. Saran dan Rekomendasi 1. Bintang dan Soni

Pembagian peran pada pasangan Bintang dan Soni seharusnya bisa dijalankan lebih egaliter, karena keduanya memiliki jenis kelamin yang sama. Walaupun Bintang merasa lebih feminin tapi hal ini sebenarnya jangan mempengaruhi pembagian peran.

2. Saran kepada pasangan heteroseksual

Penelitian ini membuktikan bahwa pembagian peran pada pasangan tidak melulu berdasarkan jenis kelamin. Pasangan homoseksual menunjukan bahwa jenis kelamin tidak menjadi sebuah persoalan dalam membagi peran dalam pasangan. Sifat pribadi ternyata bisa dijadikan dasar dari pembagian peran. Saat ini kita tidak bisa menutup mata bahwa masyarakat Indonesia masih memegang teguh budaya patriarki, dimana masih terdapat hirarki gender didalamnya bahkan hal ini juga berpengaruh pada pembagian peran pada pasangan homoseksual.

Perempuan selalu menjadi pihak yang memiliki tanggung jawab peran yang lebih banyak dalam keluarga. Peran domestik, peran perencanaan keuangan dan peran hubungan sosial selalu dilekatkan pada perempuan, sedangkan laki-laki hanya dilekatkan pada peran karir dan produktifitas. Dengan adanya penelitian ini dihharapkan pembagian peran bisa menjadi lebih egaliter dan tidak selalu didasari hanya oleh jenis kelamin.


(2)

78

3. Saran dan rekomendasi untuk peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan bisa menjadikan penelitian ini sebuah studi komparasi pada pasangan heteroseksual, pasangan gay dan pasangan lesbian secara kualitatif. Hal ini akan membuat penelitian menjadi lebih kaya karena peneliti akan bisa membandingkan pembagian peran pasangan heteroseksual dan pasangan homoseksual secara langsung, bukan hanya dibandingkan dengan teori pembagian peran konvensional saja.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Bailey, J. M., & Pillard, R. C. (1995). Genetics of human sexual orientation. Annual Review of Sex Research, 6, 126–150.

Bem, S. Martya, W. & Watson, C. (1975). Sex Typing and Androgyny dalam Experiencing Social Psychology : Readings and Projects, edited by Ayala M Pines and Christina Maslach. New York: McGraw Hill Inc.

Berg, Bruce L. (2007). Qualitative Research Methods for the social Sciences. Boston: Pearson Inc.

BKKBN. (2011). Kamus Istilah Kependudukan dan Keluarga Berencana. Jakarta : Direktorat Teknologi Informasi dan Dokumentasi BKKBN

Blood, Bob., & Blood, Margaret. (1975). Marriage. New York : The Free press Boellstroff, Tom.( 2002). Gay and Lesbi Subjectivities dalam Women in Indonesia

: gender, equity and development. Edited by Sharon Bessell and Kathryn Robinson. Singapore: ISEAS (Institute of Southeast Asian Studies)

Boellstroff, Tom. (2005). Gay Archipelago (Edisi Bahasa Indonesia). Inggris: Princeton and Oxford University Press.

Cowan, Allison L .(2008). Gay Couples Say Civil Unions Aren’t Enough. New

York Times [Online] Tersedia

http://www.nytimes.com/2008/03/17/nyregion/17samesex.html?pagewant

ed=all&_r=0. Diunduh 25 Desember 2012

Destriyana. (2012). 11 Negara Yang melegalkan Pernikahan Sesama Jenis. Merdeka. [Online] Tersedia

http://www.merdeka.com/gaya/11-negara-yang-melegalkan-pernikahan-sejenis.html. Diunduh 25 Desember 2012

Duvall, Evelyn Millis. & Miller, Brent C. (1985). Marriage and Family Development. New York : Harper Collins Publisher

Fa. Suami-Suami 1. (2011). [Online] Tersedia

http://orgasmingorganism.com/blog/2011/03/15/suami-suami-1/. Diunduh 15 April 2011

Fa. Suami-Suami 2. (2011). [Online] Tersedia

http://orgasmingorganism.com/blog/2011/03/16/suami-suami-2/. Diunduh 15 April 2011

Fatorochman. (2001). Revitalisasi Peran Keluarga. Buletin Psikologi Universitas Gadjah Mada, 2, 30-47.


(4)

Fakih, Mansour. (2008). Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Harren, J.C. (2004). Educating the Public on the Causes of Homosexuality. Palm Beach Atlantic University. Tersedia http://www.narth.com/docs/coll-harren.html. Diunduh pada 20 September 2012.

Holt, Martin. (2004). Marriage-Like or Married? Lesbian dan Gay Marriage, Partnership and Migration. Feminism & Psychology 2004:14-30

Hurlock, E.B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga

Johns, Michelle Marie., Pingel, Emily., Eisenberg, Anna., Matthew Leslie Santana and José Bauermeister. (2012). Butch Tops and Femme Bottoms? Sexual Positioning, Sexual Decision Making, and Gender Roles Among Young Gay Men. American Journal of Men’s Health 6(6) 505–518

Kadir, H.A. (2007). Tangan Kuasa dalam Kelamin. Yogyakarta : INSISTPress Kippax, S., & Smith, G. (2001). Anal intercourse and power in sex between men.

Sexualities, 4, 413-434.

Kurdek, Lawrence A. (1994). Areas of Conflict of Gay, Lesbian and Heterosexual Couple: What couples argue about Influences Relationship Satisfaction. Journal of Marriage and The Family 56:923-924

Kurdek, Lawrence A. (2006). Differences Between Partners From Heterosexual, Gay, and Lesbian Cohabiting Couples. Journal of Marriage and Family 68 (May 2006): 509–528

Gunadi, H, Rahman, M., Indra, Sigit dan Sujoko .(2003). Jalan Berliku Kaum Homo Menuju Pelaminan. Majalah Gatra Edisi 46. Jakarta : Majalah Gatra

Master, William H., Johnson, Virginia E. & Kolodny, Robert C. (1992). Human Sexuality. Fourth Edition. New York : HarperCollins

Milbank. (2003). From here to maternity: A review of the research on lesbian and gay families. Australian Journal Of Sosial Issues, 38, 541-600.

Moleong, L.J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Oetomo, Dede. (2009). Pertanyaan yang sering diajukan dalam kaitannya dengan Homoseksualitas. GaYa Nusantara [Online] Tersedia http://gn-intern.blogspot.com/2009/03/pertanyaan-yang-sering-diajukan-dalam.html Diunduh 25 Desember 2012


(5)

Patton, Michaell Quinn. (1990). Qualitative evaluation and research methods. Beverly Hills, CA: Sage

Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar 1945. Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Retnowulandari, Wahyuni. (2010). Budaya Hukum Patriarki VS Feminis: Dalam penegakan hukum dipersidangan kasus kekerasan pada perempuan. Jurnal Hukum Vol. 8 No. 3 Januari 2010

Sadarjoen, Sawitri S. (2005). Bunga Rampai Gangguan Psikoseksual. Bandung: Refika Aditama

Scanzoni, Letha Dawson., Scanzoni, John. (1988). Men, Women, and Change: Sociology of Marriage and Family. Third Edition. New York: McGraw-Hill Book Co.

Schechory, Mally & Riva, Ziv. (2007). Relationship between gender role attitiudes, role division, and percption of equity among heterosevual, gay, and lesbian couples. Sex Roles, 56, 629-638.

Silalahi, Ulber. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama. Sofyan, Eko Hendrawan. (2011). Komnas HAM: Aksi Pembubaran oleh Ormas

Tertentu Meningkat di Tahun 2011. Kompas [Online] Tersedia http://health.kompas.com/read/2010/09/28/18170660/Penyelenggara.Q.Fil m.Festival.Urungkan.Pemutaran.Film. Diunduh 25 Desember 2012

Solomon, S.E, Rothblum E.D., & Balsam, K.F. (2005). Money, Housework, sex, and conflict: same sex couple in civil union compared with those not in civil union and heterosexual married sublings. Sex Roles, Vol. 52, 561-575.

Solomon, S.E, Rothblum, E.D., Balsam, K.F. (2008). Three Year Follow-Up Of Same-Sex Couples Who Had Civil Union, and Heterosexual Married Couples. Developmental Psychology, Vol. 44, No. 1, 102-116

Sternberg, R.J. (2008). Psychology, In Search of the Human Mind. 3rd Edition. New York : Houcort Inc.

Stinnett, N., Walters, J. Kaye, E. (1984). Relationships In Marriage and The Family: Second Edition. New York : Macmillan Publishing Company Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugono, D. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia:


(6)

Thompson, L., & Walker, A. J. (1995). The place of feminism in family studies. Journal of Marriage and the Family, 57, 847–865.

Wood, Julia T. (1994). Gendered Lives: Communication, Gender, and Culture. California : Wadsworth Inc.

Yee, Nicholas. (2002). Beyond Tops and Bottoms : Correlations between Sex-Role Preference and Physical Preferences for Partners among Gay Men. [Online] Tersedia http://www.nickyee.com/ponder/topbottom.html. Diunduh 25 Januari 2012