PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA :Penelitian Tindakan Kelas pada Materi Perubahan Sifat Benda Pelajaran IPA pada Kelas III di SDN Cilangakap 4 Tapos Depok.

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas pada Materi Perubahan Sifat Benda Pelajaran IPA pada Kelas III di SDN Cilangkap 4 Tapos – Depok)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai dari syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

WIDIAN NINGRUM NIM. 1008263

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Penerapan Pendekatan Inkuiri dalam Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

( Penelitian Tindakan Kelas pada Materi Perubahan Sifat Benda Pelajaran IPA pada Kelas III di SDN Cilangkap 4 Tapos-Depok)

Oleh Widian Ningrum

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Widian Ningrum 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas pada Materi Perubahan Sifat Benda Pelajaran IPA pada Kelas III di SDN Cilangakap 4 Tapos Depok)

Tahun Pelajaran 2012-2013

Widian Ningrum NIM : 1008263

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum tergalinya kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran IPA. Belum tergalinya kemampuan berpikir kritis siswa bisa dilihat dari banyaknya siswa yang memperoleh nilai dibawah standar ketuntasan minimal. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan penerapan pendekatan inkuiri. Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Tiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan berpikir kritis siswa dapat tergali lebih baik melalui pendekatan inkuiri.


(5)

THE IMPLEMENTATION OF INQUIRY APPROACH TO IMPROVE THE ABILITY OF STUDENTS’ CRITICAL THINKING SKILLS ( A Classroom Action Research at Material Changes in The Nature of Things in the Science Subject in The Third Grade of SDN Cilangkap 4

Tapos – Depok) School Year 2012-2013

Widian Ningrum NIM : 1008263

ABSTRACT

This article explains that the ability of students’ critical thingking was not explored in the science subject. It was shown there were many students reach score below of the student standart achievement. The aim of this reseach is to improve students’ ability of critical thingking by using inquiry approach. The method of this reseach is action reseach which consist of planning, action, observing and reflecting. The result found that were achievement the ability of students’ critical thingking by inquiry approach.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……… i

PERNYATAAN………. ii

KATA PENGANTAR……… iii

ABSTRAK……….. v

DAFTAR ISI……….. vi

DAFTAR GAMBAR………. viii

DAFTAR TABEL……….. ix

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Rumusan Masalah……… 4

C. Tujuan Penelitian………. 5

D. Manfaat Penelitian……….. 6

E. Definisi Operasional……… 6

F. Indikator Keberhasilan……… 7

G. Tindakan………. 8

BAB II : LANDASAN TEORITIS PENELITIAN A. Hakikat Berpikir Kritis………... 9

B. Hakikat IPA di Sekolah Dasar………... 10

C. Materi Perubahan Sifat Benda………... 11

D. Konsep Pendekatan Inkuiri……… 12


(7)

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian………. 19

B. Lokasi dan Subyek Penelitian……….. 22

C. Instrumen Penelitian……… 23

D. Teknik Pengumpulan Data……….. 24

E. Teknik Pengolahan Data………. 24

F. Model Penelitian………. 25

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian……….. 27

B. Pembahasan……… 36

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan……… 45

B. Saran……….. 45 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu siswa-siswi yang mampu menjawab tantangan jaman yang berubah dan berkembang sangat cepat. Salah satu contoh konkret adalah pelajaran IPA. IPA di sekolah dasar hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu anak didik secara alamiah. Fokus program pengajaran IPA di SD hendaknya ditujukan untuk memupuk minat dan pengembangan siswa terhadap dunia mereka. Untuk mencapai tujuan dan memenuhi pendidikan IPA, pendekatan yang digunakan dalam proses belajar mengajar IPA salah satunya adalah pendekatan inkuiri.

Berdasarkan pengamatan di kelas, pada umumnya guru menggunakan metode secara sembarangan. Penggunaan metode secara sembarangan ini tidak berdasarkan pada kesesuaian antara tipe isi pelajaran dengan tipe kinerja (performansi) yang menjadi sasaran belajar siswa. Realitas yang ada di kelas, praktik-praktik pembelajaran cenderung masih mengabaikan gagasan, konsep dan kemampuan berpikir siswa. Aktivitas guru lebih menonjol daripada siswa, dan terbatas pada hafalan semata. Pada pelajaran IPA yang seharusnya dapat disajikan melalui praktik kelompok atau individu, guru tidak melaksanakannya. Guru lebih banyak menggunakan


(9)

2

metode ceramah, sehingga siswa mendapatkan ilmu pengetahuannya hanya bersumber pada guru. Padahal siswa dapat mencari pengetahuannya sendiri melalui praktik kelompok atau individu. Karena siswa hanya mendengarkan ceramah dari guru hal ini membangun siswa tidak aktif. Siswa tidak bisa memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru, gagasan dan ide-ide baru karena dia tidak pernah mengalami secara langsung pengetahuan yang dia dapat.

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006, mata pelajaran IPA di SD / MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

b. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

Menurut Usman Samatowa (2011:3) IPA merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia yang di dalamnya memerlukan unjuk kerja, cara berpikir dan cara memecahkan masalah dan berujung pada suatu kesimpulan.

Materi perubahan sifat benda sangat tepat disajikan dengan pendekatan inkuiri, karena siswa dapat menemukan sendiri ilmu


(10)

3

pengetahuannya, belajar mengenal masalah, menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani suatu masalah dan banyak masalah yang ada di lingkungan sekitar dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu.

Alasan lain yang menunjukkan perlunya materi perubahan sifat benda disampaikan melalui pendekatan inkuiri yaitu:

a. Sesuai dengan Kompetensi Dasar di kelas III semester ganjil yaitu mendeskripsikan perubahan sifat benda (ukuran, bentuk, warna atau rasa) yang dapat diamati akibat dari pembakaran, pemanasan dan diletakkan di udara terbuka .

b. Sesuai dengan program pembelajaran IPA di SDN Cilangakap 4 Tapos Depok bertepatan pada saat penulis mengadakan penelitian.

c. Sesuai dengan tujuan KTSP 2006 diantaranya mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

Peneliti melihat pelaksanaan pembelajaran IPA di SDN Cilangkap 4 Tapos Depok masih menggunakan metode ceramah, yang menempatkan guru sebagai satu-satunya sumber pengetahuan sedangkan siswa sebagai anak dengan pikiran kosong yang harus diberi ilmu pengetahuan baru dari guru.


(11)

4

Guru memberi penjelasan kepada siswa tentang masalah yang berhubungan dengan materi ajar berikut dengan solusinya. Hal ini menyebabkan siswa pasif, tidak mampu berpikir kritis, tidak bisa menemukan ilmu pengetahuannya sendiri, karena masalah dan solusi sudah guru jelaskan tanpa siswa mencoba mencari tahu dengan praktik kerja kelompok ataupun individu.

Berdasarkan data empirik di lapangan dalam pembelajaran IPA di SDN Cilangkap 4 Tapos depok maka peneliti merasa perlu untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Pendekatan Inkuiri dalam

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Murid Kelas III di

SDN Cilangkap 4 Kecamatan Tapos Kota Depok”. B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas secara umum dapat dirumuskan

masalahnya. “Bagaimana penerapan pendekatan inkuiri dalam meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa di kelas III SDN Cilangkap 4 Depok”.

Sedangkan secara khusus dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA dengan materi perubahan sifat benda di kelas III SDN Cilangkap 4 Kecamatan Tapos Kota Depok ?


(12)

5

2. Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa pada materi perubahan sifat benda di kelas III SDN Cilangkap 4 Kecamatan Tapos Kota Depok melalui penerapan pendekatan inkuiri ?

3. Apakah ada perubahan sikap yang muncul yang menyertai kemampuan berpikir kritis siswa melalui penerapan pendekatan inkuiri pada materi perubahan sifat benda di kelas III SDN Cilangkap 4 Kecamatan Tapos Kota Depok.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi perubahan sifat benda di kelas III dengan penerapan pendekatan inkuiri. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui gambaran tentang penerapan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA dengan materi perubahan sifat benda di kelas III SDN Cilangkap 4 Kecamatan Tapos Kota Depok.

2. Mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa melalui penerapan pendekatan inkuiri pada materi perubahan sifat benda di kelas III SDN Cilangkap 4 Kecamatan Tapos Kota Depok.

3. Untuk memperoleh gambaran tentang perubahan sikap apa yang muncul yang menyertai kemampuan berpikir kritis siswa pada penerapan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA di kelas III SDN Cilangkap 4 Kecamatan Tapos Kota Depok.


(13)

6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi peneliti

Memenuhi syarat kelulusan sebagai mahasiswa PGSD UPI Bandung program dual mode, mengembangkan potensi, merencanakan dan menerapkan pendekatan inkuiri di kelas serta untuk mengetahui seberapa besar kemampuan berpikir kritis siswa dengan penerapan pendekatan inkuiri.

2. Manfaat bagi sekolah

Sebagai bahan pemikiran untuk sekolah dalam rangka menciptakan kegiatan belajar mengajar lebih bermakna agar kemampuan berpikir kritis siswa lebih meningkat.

4. Manfaat Fakultas

Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa lainnya serta para pendidik yang tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas khususnya di SD. 5. Manfaat bagi siswa

Diharapkan mampu mengembangkan minat siswa untuk terus menerus belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

E. Definisi Operasional 1. Pendekatan Inkuiri


(14)

7

Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis. Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmandi ( 2010:85). Untuk menerapkan pendekatan inkuiri dalam kegiatan pembelajaran yaitu dengan menekankan pada aktivitas siswa yang diarahkan secara maksimal untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri yang sifatnya sudah pasti dari sesuatu yang sudah dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sifat percaya diri serta mampu mengembangkan kemampuan berpikir logis dan kritis siswa. Instrumen yang digunakan pada pendekatan inkuiri adalah lembar observasi aktivitas pembelajaran guru dan siswa.

2. Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah kemampuan menginterpretasi dan mengevaluasi observasi, argumentasi, informasi dan komunikasi secara terampil dan aktif. Alec Fisher ( 2009:10). Aspek-aspek yang dinilai dalam berpikir kritis adalah mengidentifikasi alasan dan kesimpulan, mengklarifikasi dan menginterpretasi pernyataan dan gagasan serta mengevaluasi asumsi dan argumen yang relevan. Sedangkan intrumen yang dipakai dalam berpikir kritis yaitu lembar evaluasi siswa berupa tes tulis dalam bentuk uraian yang di dalamnya terkandung aspek-aspek berpikir kritis.


(15)

8

Pencapaian keberhasilan dari setiap tindakan yang dilaksanakan dalam pembelajaran IPA dikelas III dengan menggunakan pendekatan inkuiri adalah melihat adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPA pada materi perubahan sifat benda dikelas III sekolah dasar dengan menggunakan instrumen kemampuan berpikir kritis siswa pada saat proses pembelajaran dengan penerapan pendekatan inkuiri. Tindakan ini berhasil apabila seluruh siswa memperoleh nilai 60 sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal pada evaluasi di akhir setiap siklus.

G. Tindakan

Berdasarkan masalah di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut: melalui pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan inkuiri maka kemampuan berpikir kritis siswa dapat lebih baik dan meningkat.


(16)

(17)

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penulis memilih bentuk metode Penelitian Tindakan Kelas dengan pertimbangan bahwa guru kelas merupakan pihak yang langsung mengalami dan menemukan berbagai masalah pembelajaran, khususnya dalam pembelajran IPA. Dengan Penelitian Tindakan Kelas diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan dan keahlian guru dalam rangka meningkatkan mutu pembelajran IPA, serta tecipta hubungan antara guru dan siswa dalam mencari pemecahan permasalahan dalam proses pembelajaran.

Dalam perencanaan pelaksanaan penelitian tindakan kelas penulis melakukan berbagai hal sebagai berikut:

1. Melakukan kajian pada penggunaan pendekatan yang akan diterapkan apakah sesuai dan relevan dengan pokok bahasan yang terdapat dalam program pengajaran semester ganjil untuk diteliti yaitu menggunakan pendekatan inkuiri pada materi perubahan sifat benda.

2. Melakukan kajian secara terpadu terhadap mata pelajaran lain meskipun pembelajaran berdasarkan pendekatan inkuiri berpusat pada mata pelajaran IPA ada keterkaitan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang pembuatan laporan ( cara menulis kalimat, ejaan, tanda baca


(18)

20

yang benar). Sedangkan keterpaduan dengan mata pelajaran SBK tentang berbagai jenis simbol warna dan ragam hias pada karya seni rupa.

3. Merumuskan persiapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri untuk setiap siklus sesuai dengan indikator atau tujuan pembelajaran yang diharapkan disertai dengan lembar kerja siswa dan lembar evaluasi yang harus dijawab oleh siswa.

4. Menyusun instrumen-instrumen observasi dan angket yang akan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran, pedoman penilaian, akitivitas siswa dan penilaian aktivitas guru, pedoman evaluasi hasil belajar.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas menggunakan model spiral dari Kemmis dan Mc. Taggart (2005 :5) yaitu dengan sistem siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan. Adapun skenario tindakan yang direncanakan mulai dari rencana pembelajaran, kegiatan observasi siswa dan guru, interpretasi hasil dan kegiatan refleksi. Di dalam desain penelitian tindakan kelas Kemmis dan Mc. Taggart di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Identifikasi masalah

Pada tahap identifikasi masalah, permasalahan penelitian difokuskan kepada strategi bertanya kepada siswa dalam pembelajaran IPA. Keputusan ini diambil dari pengamatan tahap awal yang menunjukkan


(19)

21

bahwa siswa belajar sains dengan cara menghafal dan bukan dalam proses inkuiri. Dalam diskusi dipikirkan cara untuk mendorong inkuiri siswa yaitu dengan cara mengubah pendekatan belajar siswa dengan pendekatan inkuiri.

b. Perumusan masalah Perencanaan :

Pada tahap perencanaan kegiatan yang dapat dilakukan guru adalah merencanakan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dilakukan dengan merumuskan masalah apa saja yang akan dipecahkan pada setiap siklus, mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok, membuat desain meja menjadi kelompok-kelompok belajar untuk memudahkan siswa dalam bekerjasama dan berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Selain itu guru juga membuat lembar pengamatan kegiatan siswa yang akan digunakan oleh guru pada setiap siklus untuk mengamati hal-hal apa saja yang dilakukan siswa yang perlu diperhatikan untuk diperbaiki dan ditingkatkan lagi di siklus berikutnya. Guru juga membuat lembar pengamatan kegiatan pembelajaran guru yang akan diberikan kepada seorang observer yang bertugas untuk mengamati setiap kegiatan yang dilakukan guru dalam kelas, tindakan apa saja yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki di siklus berikutnya. Di akhir kegiatan belajar pada tiap siklus guru membagikan lembar evaluasi belajar siswa untuk mengetahui seberapa besar hasil pemahaman siswa terhadap kegiatan yang telah


(20)

22

berhubungan tentang minat siswa untuk belajar IPA terutama dengan menggunakan pendekatan inkuiri.

c. Tindakan

Tindakan (action) yang dibahas pertama adalah mendeskripsikan gambar-gambar suatu peristiwa perubahan sifat benda dengan alokasi waktu 2 x 30 menit.

d. Pengamatan atau Observasi

Pada tahap observasi guru melakukan observasi terhadap kegiatan siswa dengan mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban yang dicatat pada lembar observasi.

e. Refleksi

Refleksi merupakan proses untuk menganalisis dan menginterpretasikan hasil observasi dan temuan di kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Refleksi ini dilakukan untuk mengkaji ulang proses pembelajaran apakah pelaksanaan tindakan di siklus I telah mencapai tujuan yang diharapkan atau belum. Serta untuk merancang dan mempersiapkan tindakan selanjutnya.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini berada di SDN Cilangkap 4 Kecamatan Tapos Kota depok. Sedangkan sebagai subjeknya penelitian ini adalah murid kelas III dengan jumlah 30 orang. Mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan perubahan sifat benda pada semester ganjil tahun pelajaran 2012-2013.


(21)

23

C. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini bertujuan untuk memperolah data tentang kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri. Ada dua data yang diperlukan yaitu data tentang kemampuan berpikir kritis siswa (tes) dan data pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri (non tes).

a. Instrumen tes

Untuk memperoleh data kemampuan berpikir kritis siswa digunakan instrumen tes yang berbentuk lembar tes dalam bentuk lembar kerja siswa dan soal uraian pada saat evaluasi.

b. Instrumen non tes

Untuk mengumpulkan data non tes peneliti membuat lembar obsevasi yang disusun berdasarkan rencana pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri yang didalamnya mencakup lembar observasi aktivitas peneliti dalam melakukan tindakan dengan pendekatan inkuiri, lembar observasi aktivitas siswa dalam melaksanakan kegiatan praktek di luar kelas yang berhubungan dengan perubahan sifat benda, misalnya benda padat yang berubah menjadi cair dengan melakukan percobaan sederhana dan melihat umpan balik siswa. Lembar observasi ini digunakan untuk mencatat kekeliruan dalam proses belajar, adanya tanggung jawab dan harapan, serta suasana kelas yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Serta


(22)

24

menyebarkan angket kepada siswa di akhir siklus yang berguna untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan.

D. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan disetiap siklus dimulai dari awal sampai dengan akhir tindakan siklus. Data yang diperoleh yaitu data kemampuan berpikir kritis siswa melalui lembar kerja siswa dan lembar evaluasi. Sedangkan data pengamatan menggunakan pendekatan inkuiri diperoleh dari guru dan pengamat, untuk memantau sejauh mana keberhasilan inkuiri, apakah berjalan sesuai rencana atau tidak.

E. Tehnik Pengolahan Data

Tehnik pengolahan data pemantauan tindakan dilakukan dengan melihat keterlibatan siswa pada saat pembelajaran dan sikap guru dalam melaksanakan pembelajaran. Penilaian data kemampuan menggunakan skor prosentase dari skor 1-4, (1) kurang, (2) cukup, (3) baik, (4) sangat baik. Data pengamatan dilakukan sesuai dengan indikator pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri. Diharapkan dengan menggunakan pendekatan inkuiri siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPA.

Kegiatan diawali dengan pengumpulan data dengan penelitian sebagai instrumen utama dibantu instrumen berupa lembar observasi siswa, skala penilaian untuk lembar penilaian . Setelah data terkumpul peneliti dan beberapa observer mendiskusikan hasil pengamatan dan tes kemampuan


(23)

25

berpikir kritis siswa. Lalu memprosentasekan berapa persen tingkat kemajuan siswa dan berapa persen guru dalam menerapkan pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri dalam proses pembelajaran.

F. Model Penelitian

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan penelitian tindakan kelas ( classroom action research ) yang mengacu kepada tindakan guru yang dilakukan didalam kelas, yang tersedia di http://www.ak-ishaq.com/. 01/12/2012 ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar tersebut.

Bentuk penelitian yang dipilih adalah penelitian tindakan kelas yang berkolaborasi yakni penelitian yang yang dilakukan kerjasama dengan rekan sejawat ( Suharsimi Arikunto, 2012:63 ).

Desain penelitian yang dirancang terdiri dari: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan refleksi dengan model penelitian yang diadaptasi dari model Kemmis dan Mc.Taggart dalam Suharsimi Arikunto (2012:16) yang tertuang dalam gambar desain penelitian di bawah ini:


(24)

26

Gambar 3.1

Desain Penelitian Tindakan Kelas Perencanaan

Refleksi I Observasi Pelaksanaan

Perencanaan

Refleksi II Observasi Pelaksanaan

Perencanaan


(25)

45

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan pada bab IV tentang perubahan sifat benda dengan menggunakan pendekatan inkuri telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa ynag ditunjukkan pada akhir siklus I sebesar 61% siswa berhasil mencapai KKM meningkat menjadi 100% siswa mampu mencapai nilai sesuai KKM. Dari data yang diperoleh di atas maka dapat ditarik kesimpulan:

1. Penerapan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA dengan materi perubahan sifat benda mampu mendorong siswa untuk aktif bekerjasama dengan temannya melalui praktik kelompok dalam memecahkan masalah dan menemukan ilmu pengetahuannya sendiri sesuai dengan yang diharapkan peneliti.

2. Dengan penerapan pendekatan inkuiri kemampuan berpikir kritis siswa menjadi lebih baik, pada siklus I siswa mampu mengidentifikasi alasan dan kesimpulan, pada siklus II siswa selain siswa mampu mengidentifikasi alasan dan kesimpulan, siswa juga sudah mampu mengklarifikasi pernyataan dan gagasan dan mengevaluasi asumsi dan argumen yang relevan. Kemampuan siswa tersebut dapat dilihat pada jawaban siswa pada setiap lembar evaluasi siswa pada siklus I dan II. Kemampuan berpikir kritis yang dicapai siswa di siklus II meningkat hal


(26)

46

ini bisa dilihat pada tes evaluasi dari 30 siswa mendapat nilai sesuai KKM.

3. Perubahan sikap yang muncul yang menyertai kemampuan berpikir kritis siswa yang diterapkan dengan pendekatan inkuiri adalah siswa-siswi menjadi lebih tertib dalam belajar, mampu bekerjasama dengan baik antar teman dan lebih menghargai pendapat orang lain serta menumbuhkan rasa percaya diri siswa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas pada penelitian tentang perubahan sifat benda, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Diharapkan guru membimbing siswa sejak dini untuk berusaha mencari dan menemukan jawabannya sendiri tentang masalah yang dihadapi. Guru hanya mengarahkan siswa bagaimana cara menemukan jawabannya itu. 2. Agar pembelajaran dengan pendekatan inkuiri dapat berjalan dengan baik,

sebaiknya guru membuat perencanaan yang matang tentang materi yang akan diajarkan, konsep-konsep belajar yang akan dikembangkan dengan menggunakan pendekatan inkuiri.


(27)

DAFTAR PUSTAKA

Amri, S & Ahmandi Khoiru,I. ( 2010), Proses Pembelajaran Kreatif Inovatif dan

Arikunto, S. dkk. (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara

BSNP. (2006), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta.

Fisher,A. ( 2009), Berpikir Kritis, Jakarta : Erlangga.

Glaser, E. (1941), An Experiment in the Development of Critical Thinking, USA : Colombia University.

Madeamin, I. (2012), Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas http://www.ishaqmadeamin.com. 01/12/2012

Rukmana, A, dkk. (2006), Pengelolaan Kelas, Bandung : UPI

Sanjaya,W. (2007), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Jakarta : Kencana.

Samatowa,U. (2011), Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, Jakarta : Indeks.

Sunarto,(2008), Pendekatan-Pembelajaran,


(1)

menyebarkan angket kepada siswa di akhir siklus yang berguna untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan.

D. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan disetiap siklus dimulai dari awal sampai dengan akhir tindakan siklus. Data yang diperoleh yaitu data kemampuan berpikir kritis siswa melalui lembar kerja siswa dan lembar evaluasi. Sedangkan data pengamatan menggunakan pendekatan inkuiri diperoleh dari guru dan pengamat, untuk memantau sejauh mana keberhasilan inkuiri, apakah berjalan sesuai rencana atau tidak.

E. Tehnik Pengolahan Data

Tehnik pengolahan data pemantauan tindakan dilakukan dengan melihat keterlibatan siswa pada saat pembelajaran dan sikap guru dalam melaksanakan pembelajaran. Penilaian data kemampuan menggunakan skor prosentase dari skor 1-4, (1) kurang, (2) cukup, (3) baik, (4) sangat baik. Data pengamatan dilakukan sesuai dengan indikator pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri. Diharapkan dengan menggunakan pendekatan inkuiri siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPA.

Kegiatan diawali dengan pengumpulan data dengan penelitian sebagai instrumen utama dibantu instrumen berupa lembar observasi siswa, skala penilaian untuk lembar penilaian . Setelah data terkumpul peneliti dan


(2)

kemajuan siswa dan berapa persen guru dalam menerapkan pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri dalam proses pembelajaran.

F. Model Penelitian

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan penelitian tindakan kelas ( classroom action research ) yang mengacu kepada tindakan guru yang dilakukan didalam kelas, yang tersedia di http://www.ak-ishaq.com/. 01/12/2012 ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar tersebut.

Bentuk penelitian yang dipilih adalah penelitian tindakan kelas yang berkolaborasi yakni penelitian yang yang dilakukan kerjasama dengan rekan sejawat ( Suharsimi Arikunto, 2012:63 ).

Desain penelitian yang dirancang terdiri dari: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan refleksi dengan model penelitian yang diadaptasi dari model Kemmis dan Mc.Taggart dalam Suharsimi Arikunto (2012:16) yang tertuang dalam gambar desain penelitian di bawah ini:


(3)

Gambar 3.1 Perencanaan

Refleksi I Observasi Pelaksanaan

Perencanaan

Refleksi II Observasi Pelaksanaan

Perencanaan


(4)

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan pada bab IV tentang perubahan sifat benda dengan menggunakan pendekatan inkuri telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa ynag ditunjukkan pada akhir siklus I sebesar 61% siswa berhasil mencapai KKM meningkat menjadi 100% siswa mampu mencapai nilai sesuai KKM. Dari data yang diperoleh di atas maka dapat ditarik kesimpulan:

1. Penerapan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA dengan materi perubahan sifat benda mampu mendorong siswa untuk aktif bekerjasama dengan temannya melalui praktik kelompok dalam memecahkan masalah dan menemukan ilmu pengetahuannya sendiri sesuai dengan yang diharapkan peneliti.

2. Dengan penerapan pendekatan inkuiri kemampuan berpikir kritis siswa menjadi lebih baik, pada siklus I siswa mampu mengidentifikasi alasan dan kesimpulan, pada siklus II siswa selain siswa mampu mengidentifikasi alasan dan kesimpulan, siswa juga sudah mampu mengklarifikasi pernyataan dan gagasan dan mengevaluasi asumsi dan argumen yang relevan. Kemampuan siswa tersebut dapat dilihat pada jawaban siswa pada setiap lembar evaluasi siswa pada siklus I dan II. Kemampuan berpikir kritis yang dicapai siswa di siklus II meningkat hal


(5)

ini bisa dilihat pada tes evaluasi dari 30 siswa mendapat nilai sesuai KKM.

3. Perubahan sikap yang muncul yang menyertai kemampuan berpikir kritis siswa yang diterapkan dengan pendekatan inkuiri adalah siswa-siswi menjadi lebih tertib dalam belajar, mampu bekerjasama dengan baik antar teman dan lebih menghargai pendapat orang lain serta menumbuhkan rasa percaya diri siswa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas pada penelitian tentang perubahan sifat benda, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Diharapkan guru membimbing siswa sejak dini untuk berusaha mencari dan menemukan jawabannya sendiri tentang masalah yang dihadapi. Guru hanya mengarahkan siswa bagaimana cara menemukan jawabannya itu. 2. Agar pembelajaran dengan pendekatan inkuiri dapat berjalan dengan baik,

sebaiknya guru membuat perencanaan yang matang tentang materi yang akan diajarkan, konsep-konsep belajar yang akan dikembangkan dengan menggunakan pendekatan inkuiri.


(6)

Amri, S & Ahmandi Khoiru,I. ( 2010), Proses Pembelajaran Kreatif Inovatif dan

Arikunto, S. dkk. (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara

BSNP. (2006), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta.

Fisher,A. ( 2009), Berpikir Kritis, Jakarta : Erlangga.

Glaser, E. (1941), An Experiment in the Development of Critical Thinking, USA : Colombia University.

Madeamin, I. (2012), Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas http://www.ishaqmadeamin.com. 01/12/2012

Rukmana, A, dkk. (2006), Pengelolaan Kelas, Bandung : UPI

Sanjaya,W. (2007), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana.

Samatowa,U. (2011), Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, Jakarta : Indeks.

Sunarto,(2008), Pendekatan-Pembelajaran,


Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian tindakan kelas di Kelas IV-1 SD Dharma Karya UT

1 4 173

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA DAPAT MEMPENGARUHI BENTUK BENDA (PENELITIAN TINDAKAN KELAS DILAKSANAKAN PADA SISWA KELAS IV SDN 4 CIBODAS KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT).

0 3 29

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA.

0 0 28

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT BENDA PADA MATA PELAJARAN IPA.

0 1 50

PENGARUH MODEL INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA. (Penelitian eksperimen terhadap kelas V SDN I Muara dan Kelas V SDN II Muara Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon).

0 2 36

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL :Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Mekarmulya Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur.

0 1 26

PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA DI KELAS V SDN BINABUDI CIPANAS.

0 0 29

PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA DI KELAS V SDN BINABUDI CIPANAS : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Binabudi Desa Cipanas Kecamatan Cipanas Kabupaten Cia

0 1 35

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS III SDN TUGU 11 KECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK.

0 1 45

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PERUBAHAN SIFAT BENDA : Penelitian Tindakan Kelas di SDN Jelegong II Kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Kutawaringin, K

0 0 48