PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES TERHADAP HASIL BELAJAR DAN RETENSI BIOLOGI DI SMA NEGERI TANJUNGMORAWA.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
MULTIPLE INTELLIGENCES TERHADAP
HASIL BELAJAR DAN RETENSI
BIOLOGI DI SMA NEGERI
TANJUNGMORAWA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh : S Y A H R I L NIM : 8126174019
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(2)
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
MULTIPLE INTELLIGENCES TERHADAP
HASIL BELAJAR DAN RETENSI
BIOLOGI DI SMA NEGERI
TANJUNGMORAWA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh : S Y A H R I L NIM : 8126174019
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(3)
(4)
(5)
ABSTRAK
SYAHRIL. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences Terhadap Hasil Belajar dan Retensi Biologi Siswa di SMA Negeri Tanjungmorawa. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, September 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis multiple intelligences terhadap hasil belajar dan retensi biologi siswa pada materi ekosistem di kelas X SMAN Tanjungmorawa. Populasi penelitian ini terdiri dari 9 kelas (342 siswa). Sampel kelas X-1 yang berjumlah 39 siswa untuk kelas eksperimen dan kelas X-2 berjumlah 39 siswa untuk kelas kontrol yang diambil secara cluster random sampling. Variabel penelitian independent pembelajaran berbasis multiple intelligences dan variabel dependent yaitu hasil belajar dan retensi biologi siswa pada materi ekosistem. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Teknik pengumpulan data dengan tes, dokumentasi, dan observasi. Analisis data menggunakan statistik inferensial. Hasil penelitian uji Fh= 0,000, p=0,05, sehingga model pembelajaran berbasis multiple intelligences berpengaruh secara simultan dan signifikasi terhadap hasil belajar biologi siswa. Hasil pengujian secara sub struktur pada masing-masing variabel penelitian diketahui bahwa kecerdasan interpersonal memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap hasil belajar siswa yaitu sebesar 16,24%. Hasil uji Fh=0,00, p=0,05, model pembelajaran berbasis multiple intelligences berpengaruh secara simultan dan signifikasi terhadap retensi belajar biologi siswa. Pengujian secara sub struktur masing-masing variabel penelitian diketahui kecerdasan kinestetik memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap retensi siswa 24,60 %. Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen berbeda dengan hasil belajar siswa pada kelas kontrol. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol (74,47±7,49>55,64±7,55). Retensi siswa pada kelas eksperimen berbeda dengan retensi siswa pada kelas kontrol. Nilai rata-rata retensi siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai retensi siswa pada kelas eksperimen. (61,54±7,53 > 49,48±7,69).
Kata Kunci: Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, hasil belajar dan retensi
(6)
ABSTRACT
SYAHRIL. Effect of Multiple Intelligences Learning Model Based on the Result of Learning and Retention of Students in Senior High School Biology Tanjungmorawa.Thesis, Graduate Program, State University of Medan September 2014.
This study aims to determine the effect of multiple intelligences learning model based on learning outcomes and retention of the material ecosystem biology students in class X SMA Tanjungmorawa. The study population consists of 9 classes (342 students). Samples of class X-1, amounting to 39 students for the class experiments and class X-2 at 39 students for grade control taken by cluster random sampling. Variable independent research-based learning and multiple intelligences of the dependent variables learning outcomes and retention of students in the material ecosystem biology. This study was a quasi-experimental study. Data collection techniques with test, documentation, and observation. Data were analyzed using inferential statistics. The results of testing research Fh = 0.000, p = 0.05, so that the model-based learning multiple intelligences simultaneously influence and significance to the biology student learning outcomes. The test results are sub-structures on each variable reveal that interpersonal intelligence has a greater influence on student learning outcomes in the amount of 16.24%. Test results Fh = 0.00, p = 0.05, based on the multiple intelligences learning model simultaneously influence and significance on the retention of students studying biology. Testing the sub structure of each variable kinesthetic intelligence studies known to have a greater influence on student retention 24.60%. Student learning outcomes in different experimental class with student learning outcomes in the control class. The average value of student learning outcomes in the experimental class higher than the average value of student learning outcomes in the classroom controls (74.47 ± 7.49> 55.64 ± 7.55). Retention of students in different experimental class with the retention of students in the control classes. The average value of retention of students in the experimental class is higher than the retention rate of students in the experimental class. (61.54 ± 7.53> 49.48 ± 7.69).
Keywords: Multiple Intelligences-Based Learning, learning outcomes and retention
(7)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul:’Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences Terhadap Hasil Belajar dan Retensi Biologi Siswa di SMA Negeri Tanjungmorawa’.
Dalam penyusunan tesis ini penulis memperoleh arahan, bimbingan dan masukan dari berbagai fihak, untuk itu dalam kesempatan ini panulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Biologi pada Program Pascasarjana Univesitas Negeri Medan.
2. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Biologi pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 3. Bapak Prof. Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengetahuan dan bimbingannya yang sangat bermanfaat bagi penyusunan Tesis ini.
4. Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd selaku Asisten Direktur I Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta seluruh staf Dosen yang telah memberikan pengalaman belajar selama perkuliahan di Pascasarjana Program Studi Pendidikan Biologi.
5. Ibunda Nurmala Nasution yang tercinta beserta seluruh keluarga, dan istriku tersayang Sri Rahayu Ningsih Br Tarigan,S.Pd serta dua orang buah hatiku Afwan Habib dan Hafidz Ahmad Furqon yang terus menerus
memberikan semangat dan motivasi untuk tetap gigih menyelesaikan Tesis ini dengan baik.
6. Buat sahabat dan teman-temanku yang tergabung dalam komunitas dikbioB22@yahoo.co.id antara lain, Ahyar, Defri, Ade, Nana, Putri dan Ani serta semua teman-teman Prodi Pendidikan Biologi Pascasarjana yang telah membantu penyelesaian Tesis ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih memiliki kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan masukan dan saran guna meyempurnakan penulisan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga tesis ini bermanfaat bagi orang yang membacanya terutama bagi mahasiswa/i Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Medan, September 2014
(8)
DAFTAR ISI
ABSTRAK……… ….. i
KATA PENGANTAR ……….. iii
DAFTAR ISI ……… iv
DAFTAR TABEL ………. vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ………. 1
1.2. Identifikasi Masalah……… 6
1.3. Batasan Masalah...………. 6
1.4. Rumusan Masalah………. . 7
1.5. Tujuan Penelitian……… 7
1.6. Manfaat Penelitian ……….. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis……… 9
2.1.1. Model Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences….……… 9
2.1.2. Teori Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences)…... 13
2.1.3. Hasil Belajar..………... 16
2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar……... 17
2.1.5. Retensi dalam Pembelajaran Biologi …………...……. 17
2.1.6. Prinsip Dasar untuk Meningkatkan Retensi Belajar.…... 17
2.1.7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ratensi Belajar…... 19
2.1.8. Cara-cara untuk meningkatkan Retensi Belajar ……...… 22
2.1.9. Pengukuran Tingkat Retensi ………... 23
2.2. Kerangka Berfikir ………... 25
2.3. Kajian Penelitian yang relevan……….……….... 27
2.4. Hipotesis Penelitian………... 28
BAB III METODE PENELITIAN……… 30
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ………... 30
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian………... 30
3.3. Desain Penelitian ………... 30
3.4. Variabel Penelitian………... 31
3.5. Definisi Operasional………. ………... 31
3.6. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian………... 32
3.7. Teknik Pengumpulan Data ………... 34
(9)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 41
4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian ………... 41
4.2. Pengujian Persyaratan Analisis………... 42
4.3. Pengujian Hipotesis ………... 44
4.3.1. Pengaruh Model Pembelajaran Tradisional terhadap hasil belajar dan retensi siswa ... ………... 44
4.3.2. Pengaruh Model Pembelajaran Biologi Berbasis Multiple Intelligences terhadap hasil belajar dan retensi siswa... 45
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 54
4.5. Keterbatasan Penelitian………... 55
BAB V. SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN ………. 56
5.1. Simpulan ………... 56
5.2. Implikasi ………... 56
5.3. Saran ………... 57
DAFTAR PUSTAKA………. 59
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian... 30
Tabel 3.2. Diagram Alur Penelitian... 34
Tabel 4.1. Data Pretes,Postes dan Retensi Siswa Kelas Eksperimen dan kelas kontrol... 41
Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas pada kelas Eksperimen dan Kontrol... 43
Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas varians... 43
Tabel 4.4. Hasil belajar dan retensi siswa pada kelas kontrol... 44
Tabel 4.5. Hasil belajar dan retensi siswa pada kelas eksperimen... 45
Tabel 4.6. Anova Variabel Y,X1,X2,X3,X4, dan X5 ... 46
Tabel 4.7. Coeffisients Variabel Y,X1,X2,X3,X4, dan X5 ... 47
Tabel 4.8. Model Summary ... 47
Tabel 4.9. Anova Variabel Z,X1,X2,X3,X4 dan X5 ... 49
Tabel 4.10.Coeffisients Variabel Z,X1,X2,X3.X4 dan X5 ... 50
Tabel 4.11.Model Summary... 50
Tabel 4.12.Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Kelas eksperimen dengan Kelas Kontrol... 50
Tabel 4.13.Independent samples test... 52
Tabel 4.14.Perbandingan retensi siswa pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol ... 53
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus... 62
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 65
Lampiran 3. Materi Pelajaran... 73
Lampiran 4. Tes Hasil Belajar Siswa... 87
Lampiran 5. Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar ... 94
Lampiran 6. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Berbasis Multiple Intelligences.. 95
Lampiran 7. Grafik Histogram Variabel Penelitian... ... 97
Lampiran 8. Daftar Nilai Pretes,Poster dan retensi kelas eksperimen- Dan kelas kontrol ... 101
(12)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kajian tentang pendidikan senantiasa menduduki tempat paling atas dalam kehidupan manusia. Pendidikan menurut Handayani (2010:1) adalah suatu proses untuk mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri dengan sebaik-baiknya terhadap lingkungannya. Dengan demikian akan timbul perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan bermasyarakat.
Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan siswa tergantung pada unsur yang saling mempengaruhi, salah satunya yakni bakat yang sudah dimiliki oleh siswa sejak lahir dan akan tumbuh berkembang berkat pengaruh lingkungan. Sebaliknya lingkungan akan lebih bermakna apabila dapat mengarahkan pada bakat yang telah ada, walaupun tidak dapat dipungkiri adanya kemungkinan pertumbuhan dan perkembangan itu semata-mata hanya disebabkan oleh faktor bakat saja atau oleh lingkungan saja (Hamalik, 2009:79). Meskipun demikian menciptakan kegiatan belajar yang mampu mengembangkan hasil belajar yang maksimal merupakan tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu guru harus memikirkan dan membuat perencanaan kegiatan belajar mengajar yang dapat merangsang hasil belajar yang efektif dan efisien. Mahmud (1989:12) menyatakan sesungguhnya setiap anak dilahirkan cerdas dengan membawa potensi dan bakat masing-masing.
Dalam hal belajar masing-masing individu memiliki kelebihan dan kekurangan, namun di dalam kelas guru tidak mengenalinya sejak awal.
(13)
Menurut Hudojo (1988:25) memang tidak ada dua individu yang sama persis. Suharyanto (1996:18) menyatakan bahwa jika kecerdasan individu diabaikan di sekolah maka banyak siswa akan mengalami kesulitan dan gagal dalam belajar. Setiap individu secara potensial pasti berbakat tetapi ia mewujud dengan cara yang berbeda-beda. Karena dalam setiap kelas berkumpul siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda (kecerdasan, bakat, kecepatan belajar, dan sebagainya), gaya belajar mereka pun berbeda-beda. Sebagai seorang guru ada baiknya juga memperhatikan cara belajar yang dilakukan oleh siswa-siswanya selain memperhatikan bahan belajar dan kegiatan-kegiatan belajar. Ini bertujuan agar guru dapat menentukan dengan seksama bahan-bahan yang akan diberikan dengan menggunakan prosedur mengajar yang serasi, mengadakan diagnosis kesulitan yang dialami oleh siswa.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi perbedaan individu tersebut yaitu dengan menggunakan pendekatan yang sesuai untuk tiap siswa. Menurut Gardner (1983:59) seorang profesor pendidikan, setiap individu setidaknya memiliki sembilan jenis kecerdasan yang dikelompokkan pada teori Multiple Intelligences, yaitu: (1) kecerdasan linguistik, (2) kecerdasan logis-matematis, (3) kecerdasan spasial, (4) kecerdasan kinestetik, (5) kecerdasan musikal, (6) kecerdasan interpersonal, (7) kecerdasan intrapersonal, (8) kecerdasan natural, dan (9) kecerdasan eksistensial (Suparno, 2004:19). Dengan teori Multiple Intelligences ini, orang pada umumnya dianggap berpotensi untuk mengembangkan tiap jenis kecerdasan (dari sembilan jenis itu) sampai ke tingkat yang mengagumkan asalkan ia mendapat dukungan, pengayaan dan pengajaran. Ini artinya, tidak ada seorang pun yang bisa dikatakan “bodoh” dalam kesembilan
(14)
jenis kecerdasan itu. Walaupun seseorang dikatakan memiliki tingkat kecerdasan rendah dibidang tertentu (lewat pengujian IQ) hal itu lebih merupakan akibat kekurangan dukungan, pengayaan, atau pengajaran. Pandangan baru yang bertolak dari teori Gardner (1983:68) mengenai kecerdasan ini adalah wujud dari gerakan moderen dalam pembelajaran yang melayani keberbedaan gaya belajar siswa dalam teori multiple intelligences atau kecerdasan ganda. Pendekatan baru inilah yang mengakui bahwa keunikan setiap individu tidak sama keberbakatan dan tingkat inteligensinya.
Menurut Gardner (1999:34) setiap orang kecerdasannya berbeda karena memiliki kombinasi kecerdasan yang berlainan. Lebih lanjut Gardner mengatakan bahwa saat ini kita cenderung hanya menghargai orang-orang yang memang punya ahli di dalam kemampuan logis-matematis dan bahasa saja. Apresiasi sekolah hanya diberikan kepada mereka yang memiliki kombinasi kemampuan itu dengan memberi label: murid pandai, bintang pelajar, juara kelas dan ranking tinggi pada setiap pembagian buku rapor. Musfiroh (2008:45) menjelaskan bahwa esensi teori multiple intelligences menurut Gardner adalah menghargai keunikan setiap siswa. Berbagai variasi cara belajar mewujudkan sejumlah model pembelajaran untuk menilai peserta didik dalam melejitkan prestasi di bidangnya. Sesungguhnya multiple intelligences hadir dalam diri setiap siswa, tetapi masing-masing individu akan memiliki satu atau lebih multiple intelligences yang memiliki tingkat kecerdasan puncak, namun saat ini belum banyak ditelaah guru di dalam kelas. Oleh sebab itu dalam praktik pembelajaran di sekolah sudah selayaknya seorang guru membuat cetak biru model pembelajaran yang dapat
(15)
mengidentifikasi keberbakatan dan minat siswa untuk mengoptimalkan prestasi siswa dengan berbasiskan teori kecerdasan ganda.
Kecerdasan yang dimiliki siswa merupakan hasil proses pembelajaran yang dilakukan dengan model pembelajaran bermakna di kelas yang akan berakibat pada meningkatnya hasil belajar (Muiz, 2008:5). Sedangkan retensi merupakan indikator berhasil atau tidaknya proses pembelajaran di kelas. Untuk mengetahui efektifnya suatu model pembelajaran hendaknya para guru tidak mengukur dari penguasaan konsep saja tetapi lebih dari itu apakah konsep-konsep yang sudah diajarkan dapat lekat dalam ingatan siswa atau sebaliknya cepat terlupakan karena proses pembelajaran hanya transfer hafalan belaka. Menurut Hill (2011:24) salah satu komponen dasar dari belajar adalah retensi. Retensi menunjukkan bahwa apa yang kita pelajari tidak menghasilkan efek praktis kecuali kita mengingatnya cukup lama. Proses pembelajaran akan berjalan lancar jika siswa memiliki retensi yang kuat. Tetapi jika ada siswa memiliki retensi yang rendah maka proses pembelajaran menjadi terganggu sehingga target kurikulum yang dicapai tidak tepat waktu. Menurut Rahman (2010:14) tes retensi dilakukan setelah empat minggu dari post-tes1. Hal ini didukung oleh pendapat Christoph dan Zehender
(2006:142) yang menyatakan “…the post-test was applied immediately after the lessons and the retention test with a delay of three weeks…”.
Untuk meningkatkan hasil belajar biologi dapat diwujudkan dengan pengelolaan kelas yang berorientasi pada siswa artinya, guru harus memberi penekanan dan pengalaman secara langsung serta merancang proses belajar mengajar di kelas yang memberi banyak kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan menerapkan hal-hal yang telah dipelajarinya (Herlina, 2007:4).
(16)
Hasil wawancara pendahuluan yang dilakukan kepada guru biologi di SMA Negeri Tanjungmorawa menunjukkan bukan aspek rendahnya hasil belajar biologi dan retensi saja yang menjadi masalah, tetapi motivasi dan rasa keingintahuan siswa tampak tidak semangat ketika diberikan tugas untuk mengerjakan soal-soal biologi. Disisi lain frekwensi bertanya siswa juga sangat rendah terlihat ketika diberi kesempatan untuk bertanya hanya satu atau dua orang saja yang mengacungkan tangan. Proses pembelajaran juga terkesan membosankan karena metode mengajar guru kurang bervariasi, hal ini terbukti dengan kegelisahan dan rasa jenuh yang dirasakan siswa untuk segera keluar kelas walaupun waktu belajar belum habis, bahkan siswa merasa senang sekali jika guru yang masuk berhalangan mengajar.
Dalam kesempatan yang lain hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum di kelas X SMAN Tanjungmorawa jarang sekali mengadakan praktikum di laboratorium biologi, hal ini disebabkan akibat banyaknya bahan dan peralatan yang rusak dimakan usia. Padahal salah satu faktor yang mempengaruhi meningkatnya hasil belajar dan retensi adalah proses pembelajaran yang bervariasi dan berorientasi pada keberbakatan siswa di dalam kelas (Griggs, 2009:5). Model pembelajaran biologi berbasis multiple intelligences diyakini mampu mengatasi kesulitan siswa dalam menangkap materi-materi pembelajaran yang sulit. Sebab teori multiple intelligences akan menghargai orang-orang yang mempunyai talenta khusus seperti, cerdas matematika, cerdas kinestetik, cerdas komunikasi, cerdas naturalistik dan cerdas eksistensialis yang saat ini memang belum mendapat penghargaan di sekolah-sekolah. Kecenderungan lain yang sering terjadi di kelas, guru hanya menerapkan metode konvensional saja. Hal
(17)
inilah yang menyebabkan siswa menjadi pasif sehingga berdampak pada rendahnya retensi dan hasil belajar siswa. Disisi lain beberapa materi biologi di kelas X SMA seperti ekosistem dianggap sulit bagi siswa terutama dalam memahami siklus materi, jaring-jaring makanan, piramida ekologi dan daur biogeokimia. Masalah inilah yang diteliti penulis dengan menerapkan model pembelajaran biologi berbasis multiple intelligences untuk meningkatkan hasil belajar dan retensi biologi siswa di SMA Negeri Tanjungmorawa.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Motivasi belajar dan rasa ingin tahu siswa rendah.
2. Sikap kritis dan argumentasi siswa tidak muncul saat pembelajaran di kelas. 3. Proses pembelajaran monoton (tidak bervariasi) sehingga siswa cepat bosan di
kelas.
4. Inovasi guru rendah dalam membuat model-model pembelajaran.
5. Praktikum biologi jarang dilakukan karena bahan dan peralatan laboratorium banyak yang rusak.
6. Materi ekosistem sulit diserap siswa terutama pada siklus materi, piramida makanan, jaring-jaring makanan serta daur biogeokimia.
7. Hasil belajar biologi siswa rendah (di bawah KKM). 8. Daya ingat (retensi) siswa lemah.
1.3. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan yang ada pada penulis baik dari segi kemampuan, waktu dan biaya maka penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup yang dapat
(18)
dijangkau oleh peneliti. Adapun yang menjadi ruang lingkup dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Materi yang dikembangkan hanya meliputi standar kompetensi:
”Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem”.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran yang berbasis Multiple Intelligences-Gardner dan dibatasi hanya 5 komponen kecerdasan saja yaitu: kecerdasan logis-matematis, kecerdasan kinestetik-jasmani, kecerdasan interpersonal, kecerdasan natural dan eksistensial sebagai variabel bebas serta hasil belajar dan retensi siswa sebagai variabel terikat.
3. Hasil belajar dan retensi yang akan di ukur dengan memberikan tes, setelah siswa menerima pelajaran selama 3 minggu (21 hari) sesudah Post-Test1.
4. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri Tanjungmorawa pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 pada kelas 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-2 sebagai kelas kontrol.
1.4. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh model pembelajaran berbasis multiple intelligences terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi Ekosistem di kelas X SMA Negeri Tanjungmorawa?
2. Apakah ada pengaruh model pembelajaran berbasis multiple intlligences terhadap retensi belajar biologi siswa pada materi Ekosistem di kelas X SMA Negeri Tanjungmorawa?
1.5. Tujuan Penelitian
(19)
1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis multiple intelligences terhadap hasil belajar biologi pada materi ekosistem di kelas X SMA Negeri Tanjungmorawa.
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis multiple intelligences terhadap retensi biologi pada materi ekosistem di kelas X SMA Negeri Tanjungmorawa.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain: 1.6.1. Manfaat Praktis:
1. Bagi tenaga pendidikan secara umum dapat dijadikan sebagai model pembelajaran di dalam kelas.
2. Sebagai informasi bagi tenaga kependidikan dalam mengatasi kendala yang dihadapi saat pembalajaran berlangsung di dalam kelas.
1.6.2. Manfaat Teoritis:
Sebagai bukti empiris tentang penggunaan model pembelajaran berbasis multiple intelligences terhadap hasil belajar dan retensi biologi yang dapat digunakan fihak lain yang berkepentingan dengan hasil penelitian ini.
(20)
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan model pembelajaran berbasis multiple intelligences (kecerdasan logis matematis, kecerdasan kinestetik-jasmani, kecerdasan interpersonal, kecerdasan natural, dan kecerdasan eksistensial) berpengaruh terhadap hasil belajar biologi materi ekosistem pada siswa kelas X SMA Negeri Tanjungmorawa (74,47±7,49>55,64±7,55).
2. Pelaksanaan model pembelajaran berbasis multiple intelligences (kecerdasan logis matematis, kecerdasan kinestetik-jasmani, kecerdasan interpersonal, kecerdasan natural, dan kecerdasan eksistensial) berpengaruh terhadap retensi siswa pada pelajaran biologi materi ekosistem pada siswa kelas X SMA Negeri Tanjungmorawa (61,54±7,53 > 49,48±7,69).
5.2. Implikasi
Dari kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat diketahui bahwa pelaksanaan model pembelajaran berbasis multiple intelligences (kecerdasan logis matematis, kecerdasan kinestetik-jasmani, kecerdasan interpersonal, kecerdasan natural, dan kecerdasan eksistensial) memiliki pengaruh terhadap hasil belajar dan retensi siswa pada pelajaran biologi materi ekosistem di kelas X SMA Negeri Tanjungmorawa.
Terdapat perbedaan hasil belajar dan retensi siswa pada pelajaran biologi materi ekosistem menggunakan model pembelajaran berbasis multiple intelligences (kecerdasan
(21)
logis matematis, kecerdasan kinestetik-jasmani, kecerdasan interpersonal, kecerdasan natural, dan kecerdasan eksistensial) dengan menggunakan model pembelajaran tradisional.
Berdasarkan hasil kesimpualn di atas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain model pembelajaran khususnya bagi guru diantaranya guru harus berusaha untuk mengaktifkan siswa dan pengetahuan yang ada dalam dirinya dengan cara melakukan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut dan guru bersama-sama dengan siswa melakukan refleksi terhadap model pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran.
5.3. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan di atas, sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Melihat pengaruh model pembelajaran berbasis multiple intelligences (kecerdasan logis matematis, kecerdasan kinestetik-jasmani, kecerdasan interpersonal, kecerdasan natural, dan kecerdasan eksistensial) berpengaruh terhadap hasil belajar dan retensi siswa, hendaknya guru biologi berusaha membelajarkan siswa dengan memanfaatkan model pembelajaran berbasis multiple intelligences.
2. Hendaknya dalam mengajarkan biologi pada materi ekosistem guru tidak hanya sekedar mentransfer konsep-konsep biologi, akan tetapi memikirkan dan melaksanakan bagaimana proses ekosistem, dipahami, dikuasai dan dipraktekkan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
3. Sekolah perlu memperhatikan dan memfasilitasi pelaksanaan pembelajaran terutama memenuhi kebutuhan dalam penggunaan model pembelajaran seperti model pembelajaran berbasia multiple intelligences (kecerdasan logis matematis,
(22)
kecerdasan kinestetik-jasmani, kecerdasan interpersonal, kecerdasan natural, dan kecerdasan eksistensial).
4. Peneliti lebih lanjut disarankan agar meneliti pengaruh model pembelajaran berbasis multiple intelligences (kecerdasan logis matematis, kecerdasan kinestetik-jasmani, kecerdasan interpersonal, kecerdasan natural, dan kecerdasan eksistensial) terhadap kemampuan siswa yang lain seperti kemampuan berpikir, aktifitas dan lain sebagainya.
(23)
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, Thomas, (2002). Setiap anak Cerdas: anduan Membantu Anak Belajar dengan Memamfaatkan Multiple Intelligences, Terjemahan Rina Buntaran, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Amstrong, Thomas, (2009). Multiple Intelligences in the Classroom, 3rd Edition, USA: ASCD.
Arikunto, Suharsimi, (1999). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Aziz, Abdul. (2008). Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMA NEGERI 11 Banjarmasin pada Konsep Sistem
Gerak
Dengan Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together. Jurnal Pendidikan Wahana-Biologi. 7(5): 11-16
Christoph and Zehender, I. (2006). Effectiveness of Reptile Species
Identification- A Comparisson of A Dichotomous Key With and
Identification Book. Eurasia Journal of Mathematics Sciences and
Technology Educatios. 2 (3): 55-63.
Champbell, L. (1996). Teaching and Learning Through Multiple
Intelligences. Schuster Needham Heights, Massachusetts 02194.
Eggen, Paul & Kauchak, Don, Tanpa Tahun. Strategie and Models for Teachers:
Teaching Content and Thinking Skills, six Edition. Terjemahan Satrio
Wahono, (2012), Jakarta: Indeks.
Erkacan, Mogol, Unsal, (2012). The Effect of the Multiple Intelligences
Theory on Grade 9 Students’ Academic Achievement and Retention of
Learning About Heat, Temprature, Expansion and Compressibility.
Journal of Turkish Science Education. 9 (2): 79-84
Gardner, Howard. (1983). Frames of Mind, New York: Basic Books Inc. Gardner,Howard. (1999). Intelligences Reframed, New York: Basic Books.
(24)
Griggs, Lee Ann, ( 2009). Varying Pedagogy to Address Student Multiple
Intelligences. Human Architecture: Journal of the Sociology of Self
Knowledge. 6(3): 19-25
Gafur, Abdul. (2004). Penerapan Konsep dan Prinsip Pembelajaran
Kontekstual dan Desain Pesan dalam Pengembangan Pembelajaran dan
Bahan Ajar, dalam Mozaik Teknologi Pendidikan, ed. Dewi Salma
Prawiradilaga dan Eveline Siregar, Jakarta: Kencana.
Hamalik, Omar,(2009), Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, Cetakan ke- 9.
Herlina, (2007). Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa MTs Almafatih Palmerah.Tesis . Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SYARIF HIDAYATULLAH.
Hill, Winferd, F. (2011). Teori-Teori Pembelajaran Konsepsi, Komparasi dan Signifikansi: Penterjemah: M.Khozim, Bandung: Nusa Media.
Hudojo, Herman. (1988). Mengajar Belajar Matematika, Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Handayani, Sri, (2010), Pengembangan Pembelajaran Berbasis Multiple
Intelligences (MI) pada Materi Pokok Termokimia Kelas XI IPA di MAN 1
Semarang Tahun Ajaran 2010/2011, Semarang, Tesis: IAIN Walisongo.
Jannah, Miftahul, (2009). Implementasi Multiple Intelligences System pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Yayasan Islam Malik Ibrahim (YIMI) Full Day School Gresik Jawa Timur, Gresik, Tesis:
IAIN Sunan Ampel.
Kamamustafaoglu,S, (2010),Evaluating the Science Activities Based On Multiple
Intelligence Theory. Journal of Turkish Science Education , 7(3): 1-5
Mu’ti, Abdul, (2000). Proses Belajar kognitif, Yogyakarta: Pustaka belajar.
(25)
Multiyaningsih, E.(2012), Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan,
Bandung: Alfabeta.
McKenzie, Walter, (2005). Multiple Intelligences and Instructional
Technology, Washington DC: International Society for Technology in
Education.
Mahmud, Dimyati, (1989). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Musrifoh, Tadzkirotun, (2008). Cara Cerdas Belajar Sambil Bermain,
Bandung: Grasindo.
Nasution. (2003). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar,
Jakarta: Bumi Aksara.
Nashar, (2004). Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran, Jakarta: Pelia Press.
Rahman. (2010). Peranan Pertanyaan Terhadap Kekuatan Retensi dalam Pembelajaran Sains pada Siswa SMA. Dalam Educare: Jurnal Pendidikan dan Budaya. 9(7): 34-39.
Syaodih Sukmadinata, Nana, (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sudjana, Nana, (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sugiharti, Piping, (2005). Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran Fisika, Jurnal Pendidikan Penabur - No.05 / Th.IV / Desember 2005.
Suparno, Paul, (2004). Teori Intelligensi Ganda, Yogyakarta : Yayasan Kanisius.
Suharyanto. (1996). Pengembangan Model Pengajaran Fisika Berbantuan Komputer di Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA IKIP Yogyakarta. Dalam Tim Basic Science LPTK (Eds.).
Slameto. (1999). Belajar dan Faktor - faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.
(26)
Sanjaya, Wina, (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Grafindo. Thomas, R- Hoerr, (2000). Buku Kerja MuItiple lnteltigences, terjemahan
Ary Nilandari, Bandung: Pustaka Mizan.
Uno, B, Hamzah, (2009). Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.
Verbeek, (2000). Ingatan, Yogyakarta: Yayasan Kanisius.
Yaumi, Muhammad, (2012). Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, Jakarta: Dian rakyat.
(1)
logis matematis, kecerdasan kinestetik-jasmani, kecerdasan interpersonal, kecerdasan natural, dan kecerdasan eksistensial) dengan menggunakan model pembelajaran tradisional.
Berdasarkan hasil kesimpualn di atas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain model pembelajaran khususnya bagi guru diantaranya guru harus berusaha untuk mengaktifkan siswa dan pengetahuan yang ada dalam dirinya dengan cara melakukan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut dan guru bersama-sama dengan siswa melakukan refleksi terhadap model pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran.
5.3. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan di atas, sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Melihat pengaruh model pembelajaran berbasis multiple intelligences (kecerdasan logis matematis, kecerdasan kinestetik-jasmani, kecerdasan interpersonal, kecerdasan natural, dan kecerdasan eksistensial) berpengaruh terhadap hasil belajar dan retensi siswa, hendaknya guru biologi berusaha membelajarkan siswa dengan memanfaatkan model pembelajaran berbasis multiple intelligences.
2. Hendaknya dalam mengajarkan biologi pada materi ekosistem guru tidak hanya sekedar mentransfer konsep-konsep biologi, akan tetapi memikirkan dan melaksanakan bagaimana proses ekosistem, dipahami, dikuasai dan dipraktekkan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
3. Sekolah perlu memperhatikan dan memfasilitasi pelaksanaan pembelajaran terutama memenuhi kebutuhan dalam penggunaan model pembelajaran seperti model pembelajaran berbasia multiple intelligences (kecerdasan logis matematis,
(2)
kecerdasan kinestetik-jasmani, kecerdasan interpersonal, kecerdasan natural, dan kecerdasan eksistensial).
4. Peneliti lebih lanjut disarankan agar meneliti pengaruh model pembelajaran berbasis multiple intelligences (kecerdasan logis matematis, kecerdasan kinestetik-jasmani, kecerdasan interpersonal, kecerdasan natural, dan kecerdasan eksistensial) terhadap kemampuan siswa yang lain seperti kemampuan berpikir, aktifitas dan lain sebagainya.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, Thomas, (2002). Setiap anak Cerdas: anduan Membantu Anak Belajar dengan Memamfaatkan Multiple Intelligences, Terjemahan Rina Buntaran, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Amstrong, Thomas, (2009). Multiple Intelligences in the Classroom, 3rd Edition, USA: ASCD.
Arikunto, Suharsimi, (1999). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Aziz, Abdul. (2008). Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMA NEGERI 11 Banjarmasin pada Konsep Sistem
Gerak
Dengan Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together. Jurnal Pendidikan Wahana-Biologi. 7(5): 11-16
Christoph and Zehender, I. (2006). Effectiveness of Reptile Species
Identification- A Comparisson of A Dichotomous Key With and
Identification Book. Eurasia Journal of Mathematics Sciences and
Technology Educatios. 2 (3): 55-63.
Champbell, L. (1996). Teaching and Learning Through Multiple
Intelligences. Schuster Needham Heights, Massachusetts 02194.
Eggen, Paul & Kauchak, Don, Tanpa Tahun. Strategie and Models for Teachers:
Teaching Content and Thinking Skills, six Edition. Terjemahan Satrio
Wahono, (2012), Jakarta: Indeks.
Erkacan, Mogol, Unsal, (2012). The Effect of the Multiple Intelligences
Theory on Grade 9 Students’ Academic Achievement and Retention of
Learning About Heat, Temprature, Expansion and Compressibility.
Journal of Turkish Science Education. 9 (2): 79-84
Gardner, Howard. (1983). Frames of Mind, New York: Basic Books Inc. Gardner,Howard. (1999). Intelligences Reframed, New York: Basic Books.
(4)
Griggs, Lee Ann, ( 2009). Varying Pedagogy to Address Student Multiple
Intelligences. Human Architecture: Journal of the Sociology of Self
Knowledge. 6(3): 19-25
Gafur, Abdul. (2004). Penerapan Konsep dan Prinsip Pembelajaran
Kontekstual dan Desain Pesan dalam Pengembangan Pembelajaran dan
Bahan Ajar, dalam Mozaik Teknologi Pendidikan, ed. Dewi Salma
Prawiradilaga dan Eveline Siregar, Jakarta: Kencana.
Hamalik, Omar,(2009), Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, Cetakan ke- 9.
Herlina, (2007). Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa MTs Almafatih Palmerah.Tesis . Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SYARIF HIDAYATULLAH.
Hill, Winferd, F. (2011). Teori-Teori Pembelajaran Konsepsi, Komparasi dan Signifikansi: Penterjemah: M.Khozim, Bandung: Nusa Media.
Hudojo, Herman. (1988). Mengajar Belajar Matematika, Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Handayani, Sri, (2010), Pengembangan Pembelajaran Berbasis Multiple
Intelligences (MI) pada Materi Pokok Termokimia Kelas XI IPA di MAN 1
Semarang Tahun Ajaran 2010/2011, Semarang, Tesis: IAIN Walisongo.
Jannah, Miftahul, (2009). Implementasi Multiple Intelligences System pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Yayasan Islam Malik Ibrahim (YIMI) Full Day School Gresik Jawa Timur, Gresik, Tesis:
IAIN Sunan Ampel.
Kamamustafaoglu,S, (2010),Evaluating the Science Activities Based On Multiple Intelligence Theory. Journal of Turkish Science Education , 7(3): 1-5 Mu’ti, Abdul, (2000). Proses Belajar kognitif, Yogyakarta: Pustaka belajar.
(5)
Multiyaningsih, E.(2012), Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan,
Bandung: Alfabeta.
McKenzie, Walter, (2005). Multiple Intelligences and Instructional
Technology, Washington DC: International Society for Technology in
Education.
Mahmud, Dimyati, (1989). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Musrifoh, Tadzkirotun, (2008). Cara Cerdas Belajar Sambil Bermain,
Bandung: Grasindo.
Nasution. (2003). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar,
Jakarta: Bumi Aksara.
Nashar, (2004). Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran, Jakarta: Pelia Press.
Rahman. (2010). Peranan Pertanyaan Terhadap Kekuatan Retensi dalam Pembelajaran Sains pada Siswa SMA. Dalam Educare: Jurnal Pendidikan dan Budaya. 9(7): 34-39.
Syaodih Sukmadinata, Nana, (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sudjana, Nana, (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sugiharti, Piping, (2005). Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran Fisika, Jurnal Pendidikan Penabur - No.05 / Th.IV / Desember 2005.
Suparno, Paul, (2004). Teori Intelligensi Ganda, Yogyakarta : Yayasan Kanisius.
Suharyanto. (1996). Pengembangan Model Pengajaran Fisika Berbantuan Komputer di Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA IKIP Yogyakarta. Dalam Tim Basic Science LPTK (Eds.).
Slameto. (1999). Belajar dan Faktor - faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.
(6)
Sanjaya, Wina, (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Grafindo. Thomas, R- Hoerr, (2000). Buku Kerja MuItiple lnteltigences, terjemahan
Ary Nilandari, Bandung: Pustaka Mizan.
Uno, B, Hamzah, (2009). Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.
Verbeek, (2000). Ingatan, Yogyakarta: Yayasan Kanisius.
Yaumi, Muhammad, (2012). Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, Jakarta: Dian rakyat.