ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS X PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA DI KECAMATAN BANDAR TAHUN AJARAN 2011/ 2012.

(1)

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA KELAS X SMA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA DI KECAMATAN BANDAR

T.A. 2011/2012

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Nama : Redia Octavia Simbolon

NIM : 409631019

Program Studi : Pendidikan Kimia

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2012


(2)

Aralhis NlisldnsorNi

Sis,.

SN1A

ftdas X

?adr

tokok

llrlus{n

IL1r.n

Ki

ia

di

Kecam.lad llandrr lahnn Ajaran 20l

tr0r2

Doscn PrDbimbing slJ-ipsj

i>


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T atas rahmat dan berkat-Nya yang memberikan kesehatan dan nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Miskonsepsi Siswa Sma Kelas X Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia Di Kecamatan Bandar Tahun Ajaran 2011/ 2012” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Penulisan skripsi ini juga dapat terselesaikan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan serta bimbingan kepada penulis sampaikan kepada: Universitas Negeri Medan, juga kepada Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D. tidak lupa juga ucapan terima kasih kepada Ketua Jurusan Kimia, Bapak Drs. Jamalum Purba, MSi, (yang merupakan Dosen Pembimbing Akademik yang sudah banyak memberikan motivasi dan pengarahan dalam penyelesaian mata kuliah selama perkuliahan).

Selanjutnya penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Eddyanto, Ph. D, Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Dan tidak lupa juga kepada Ibu Lisnawaty Simatupang, S. Si, M. Si dan Bapak Drs. Bajoka Nainggolan, MS, serta Ibu Dra. Anna Juniar, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA, UNIMED. Selain itu kepada seluruh Bapak / Ibu kepala sekolah tempat penelitian saya karena telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah dan kepada guru mata pelajaran kimia tempat sekolah penelitian saya yang banyak membantu penulisan sepanjang penelitian dilaksanakan.

Ucapan terima kasih juga ditunjukkan teristimewa buat Ayahanda tercinta, Mirlen Simbolon dan Ibunda tercinta Kornita Sitorus yang sering memberikan doa, dukungan moril dan material kepada penulis serta sanggup berkorban apa saja untuk penulis supaya menjadi insan yang berjasa pada orangtua, bangsa, Negara, dan agama. Saudara-saudaraku yang tersayang, Abang Hery Kiswanto Simbolon, dan Adik Henny Astuti Simbolon serta Apri Benediktus


(4)

Simbolon. Terima kasih juga buat teman-teman seperjuangan Mahasiswa Transfer Jurusan Pendidikan Kimia, Stambuk 09’, khususnya Ria Elfrida Gultom, Neeta Sri Debora Simangunsong, Triana Putri Batubara, dan Kaq Kristina Simarmata, serta teristimewa buat Saul Donal Simanjuntak selaku orang yang membuat saya tetap semagat menyelesaikan skripsi ini. Dan semua pihak yang banyak membantu secara langsung atau tidak langsung, yang mana namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.

Demikian penulis ucapkan jutaan terima kasih. Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca semua demi kesempurnaan skripsi ini.

Tuhan Memberkati…… Amin.

Medan, Penulis,


(5)

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS X PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA DI KECAMATAN BANDAR

TAHUN AJARAN 2011/ 2012 Redia Octavia Simbolon

(Nim : 409631019)

ABSTRAK

Skripsi ini bertujuan mengungkapkan miskonsepsi serta tingkat miskonsepsi siswa kelas X SMA NEGERI 1 BANDAR, SMA NEGERI 2 BANDAR, SMA ABDI SEJATI PERDAGANGAN, SMA METHODIST PERDAGANGAN, DAN SMA YAPIM BANDAR pada pokok bahasan Ikatan Kimia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA yang ada di Kecamatan Bandar, dan sampel adalah masing – masing satu kelas siswa SMA kelas X dari SMA NEGERI 1 BANDAR, SMA NEGERI 2 BANDAR, SMA ABDI SEJATI PERDAGANGAN, SMA METHODIST PERDAGANGAN, DAN SMA YAPIM BANDAR. Instrument dalam penelitian ini adalah tes diagnostic miskonsepsi Ditemukan semua sampel mengalami miskonsepsi pada pokok bahasan Ikatan Kimia dengan tingkat miskonsepsi yang berbeda. Pada sub konsep kestabilan unsure sebesar 36..95 %, pada sub konsep ikatan ion sebesar 35.91 %, pada sub ikatan kovalen sebesar 40.41 %, pada sub konsep ikatan kovalen koordinasi sebesar 31.91 %, pada sub konsep ikatan kovalen polar dan nonpolar sebesar 45.13%, dan pada sub konsep ikatan logam sebesar 39.72%. Secara keseluruhan 38.34 % siswa mengalami miskonsepsi pada pokok bahasan Ikatan Kimia. Persentasi miskonsepsi siswa pada mata pelajaran ikatan kimia dari SMA NEGERI 1 BANDAR sebanyak 7,72 %, SMA NEGERI 2 BANDAR sebanyak 7.64 %, SMA ABDI SEJATI PERDAGANGAN sebanyak 8.7 %, SMA METHODIST PERDAGANGANsebanyak 6.96 %, DAN SMA YAPIM BANDAR sebanyak 7.72%


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Isi ii

Daftar Tabel iv

Daftar Gambar vi

Daftar Lampiran vii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1Latar Belakang 1

1.2Ruang Lingkup 3

1.3Rumusan Masalah 4

1.4Batasan Masalah 4

1.5Tujuan Penelitian 4

1.6Manfaat Penelitian 5

1.7Defenisi Operasional 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1 Kerangka Teoritis 6

2.1.1 Pengertian Konsep 6

2.1.2 Analisis Konsep 7

2.1.3 Miskonsepsi 8

2.1.4 Sebab – Sebab Terjadinya Miskonsepsi 10

2.1.5 Mendeteksi Miskonsepsi 11

2.1.6 Cara Mengatasi Miskonsepsi 11

2.2 Ikatan Kimia 13

2.2.1 Definisi Ikatan Kimia 13

2.2.2 Lambang Lewis 14

2.2.3 Ikatan Ion 14

2.2.4 Ikatan Kovalen 15


(7)

Elektron Yang Digunakan Bersama 16 2.2.4.2 Klasifikasi Ikatan Kovalen Berdasarkan Asal Pasangan

Elektron Yang Digunakan Bersama 18 2.2.4.3 Klasifikasi Ikatan Kovalen Berdasarkan Keelektronegatifan

atom – atom pembentuknya 19

2.5 Ikatan Logam 21

2.6 Kerangka Konseptual 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 23

3.1.1 Tempat Penelitian 23

3.1.2 Waktu Penelitian 23

3.2 Populasi dan Sampel 23

3.2.1 Populasi 23

3.2.2 Sampel 23

3.3 Instrumen Penelitian 23

3.3.1 Validasi Tes 24

3.3.2 Reabilitas Tes 24

3.4 Teknik Pengumpul Data 25

3.5 Teknik Pengolahan Data 25

3.6 Prosedur Pelaksanaan Penelitian 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 29

4.1 Hasil Penelitian 29

4.1.1. Deskripsi Miskonsepsi Siswa 29

4.1.2. Analisa Data 29

4.2 Pembahasan 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 74

5.1 Kesimpulan 74

5.2 Saran 74


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Pengelompokan Derajat Pemahaman Konsep 9 Tabel 2.2 Konfigurasi Elektron Unsur – unsur Gas Mulia 13 Tabel 3.1 Daftar Sekolah yang menjadi sampel 23 Tabel 3.2 Kriteria Jawaban Sampel 26 Tabel 4.1 Rata – rata Prestasi Siswa 29 Tabel 4.2 Pengelompokkan Data Berdasarkan Kemampuan Siswa

Pada Tes Diagnostik Miskonsepsi Siswa SMA kelas X 30 Tabel 4.3 Pertanyaan 1 di tes diagnostic dan jawaban siswa 31 Tabel 4.4 Pertanyaan 2 di tes diagnostic dan jawaban siswa 33 Tabel 4.5 Pertanyaan 3 di tes diagnostic dan jawaban siswa 34 Tabel 4.6 Pertanyaan 4 di tes diagnostic dan jawaban siswa 35 Tabel 4.7 Pertanyaan 5 di tes diagnostic dan jawaban siswa 36 Tabel 4.8 Pertanyaan 6 di tes diagnostic dan jawaban siswa 37 Tabel 4.9 Pertanyaan 26 di tes diagnostic dan jawaban siswa 38 Tabel 4.10 Pertanyaan 27 di tes diagnostic dan jawaban siswa 39 Tabel 4.11 Pertanyaan 28 di tes diagnostic dan jawaban siswa 40 Tabel 4.12 Pertanyaan 29 di tes diagnostic dan jawaban siswa 41 Tabel 4.13 Pertanyaan 7 di tes diagnostic dan jawaban siswa 42 Tabel 4.14 Pertanyaan 8 di tes diagnostic dan jawaban siswa 43 Tabel 4.15 Pertanyaan 9 di tes diagnostic dan jawaban siswa 45 Tabel 4.16 Pertanyaan 10 di tes diagnostic dan jawaban siswa 46 Tabel 4.17 Pertanyaan 11 di tes diagnostic dan jawaban siswa 48 Tabel 4.18 Pertanyaan 12 di tes diagnostic dan jawaban siswa 49 Tabel 4.19 Pertanyaan 13 di tes diagnostic dan jawaban siswa 50 Tabel 4.20 Pertanyaan 15 di tes diagnostic dan jawaban siswa 51 Tabel 4.21 Pertanyaan 21 di tes diagnostic dan jawaban siswa 52 Tabel 4.22 Pertanyaan 22 di tes diagnostic dan jawaban siswa 53


(9)

Tabel 4.23 Pertanyaan 23 di tes diagnostic dan jawaban siswa 54 Tabel 4.24 Pertanyaan 30 di tes diagnostic dan jawaban siswa 55 Tabel 4.25 Pertanyaan 14 di tes diagnostic dan jawaban siswa 56 Tabel 4.26 Pertanyaan 16 di tes diagnostic dan jawaban siswa 58 Tabel 4.27 Pertanyaan 17 di tes diagnostic dan jawaban siswa 60 Tabel 4.28 Pertanyaan 18 di tes diagnostic dan jawaban siswa 61 Tabel 4.29 Pertanyaan 24 di tes diagnostic dan jawaban siswa 62 Tabel 4.30 Pertanyaan 25 di tes diagnostic dan jawaban siswa 63 Tabel 4.31 Pertanyaan 19 di tes diagnostic dan jawaban siswa 64 Tabel 4.32 Pertanyaan 20 di tes diagnostic dan jawaban siswa 66 Tabel 4.33 Persentase Siswa yang mengalami miskonsepsi 67 Tabel 4.34 Miskonsepsi yang diidentifikasi dalam tes diagnostic 68


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Pembentukan NaCl 15

Gambar 3.1 Alur Penelitian Miskonsepsi 28 Gambar 4.1 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 1 31 Gambar 4.2 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 2 33 Gambar 4.3 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 3 34 Gambar 4.4 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 4 35 Gambar 4.5 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 5 36 Gambar 4.6 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 6 37 Gambar 4.7 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 26 38 Gambar 4.8 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 27 39 Gambar 4.9 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 28 40 Gambar 4.10 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 29 41 Gambar 4.11 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 7 42 Gambar 4.12 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 8 43 Gambar 4.13 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 9 45 Gambar 4.14 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 10 46 Gambar 4.15 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 11 48 Gambar 4.16 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 12 49 Gambar 4.17 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 13 50 Gambar 4.18 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 15 51 Gambar 4.19 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 21 52 Gambar 4.20 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 22 53 Gambar 4.21 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 23 54 Gambar 4.22 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 30 55 Gambar 4.23 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 14 56 Gambar 4.24 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 16 58 Gambar 4.25 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 17 60 Gambar 4.26 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 18 61


(11)

Gambar 4.27 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 24 62 Gambar 4.28 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 25 63 Gambar 4.29 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 19 64 Gambar 4.30 Diagram prestasi jawaban siswa untuk pertanyaan 20 66


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Perencanaan Pembelajaran 77 Lampiran 2 Kisi – Kisi Penulisan Tes Diagnostik Miskonsepsi

Pada Konsep – Konsep Ikatan Kimia 78 Lampiran 3 Miskonsepsi dari Ikatan – Ikatan Kimia 79 Lampiran 4 Tes Diagnostik Miskonsepsi Siswa SMA

Pada Konsep – konsep Ikatan Kimia 80

Lampiran 5 Kunci Jawaban 94

Lampiran 6 Dokumentasi 95

Lampiran 7 Persentase Respon Siswa 105 Lampiran 8 Data Kategori Tes Diagnostik Siswa Kelas A 108 Lampiran 9 Data Kategori Tes Diagnostik Siswa Kelas B 109 Lampiran 10 Data Kategori Tes Diagnostik Siswa Kelas C 110 Lampiran 11 Data Kategori Tes Diagnostik Siswa Kelas D 111 Lampiran 12 Data Kategori Tes Diagnostik Siswa Kelas E 112


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Berdasarkan Teori Belajar Konstruktivisme, pengetahuan dikonstruksi secara unik oleh setiap individu pembelajar. Pembelajar akan secara aktif mengkonstruksi pengetahuan untuk memahami dunia, menginterpretasikan informasi baru dalam struktur kognitif mereka. Pengetahuan tertentu yang dikonstruksi oleh individu dipengaruhi oleh pengetahuan awal (prior

knowledge) mereka, pengalaman dan konteks sosial tempat berlangsungnya proses belajar itu

(Ozmen, 2004). Ahli konstrutivis sependapat bahwa pengetahuan tidak dapat secara sederhana dipindahkan dari guru ke siswa. Siswa harus secara aktif mengkonstruksi pengetahuan mereka dari informasi baru dan pengalaman dan pengetahuan baru yang mereka dapatkan. Siswa menggunakan pengetahuan mereka sebagai dasar untuk mengevaluasi informasi baru. Bila informasi baru konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada, informasi baru ini akan diasimilasi, tetapi bila berbeda sama sekali (kontradiktif) akan dilakukan akomodasi pengetahuan agar sesuai dengan informasi baru. Konstruktivis juga memperhatikan konteks dari pengetahuan yang dibangun (Purtadi, 2009)

Kimia merupakan cabang ilmu yang paling penting dan dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk siswa oleh guru kimia, peneliti, dan pendidik pada umumnya. Meskipun alasannya bervariasi dari sifat konsep – konsep kimia yang abstrak hingga kesulitan penggunaan bahasa kimia. Salah satu tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran kimia adalah siswa mampu menguasai konsep – konsep kimia yang telah dipelajarinya, kemudian siswa diharapkan mampu mengaitkan konsep – konsep yang telah dipelajarinya dengan materi yang sedang dipelajarinya.Di dalam proses belajar mengajar konsep yang diciptakan siswa dapat berbeda dengan konsep yang sebenarnya sehingga menimbulkan konsep yang menyimpang yang disebut miskonsepsi. Pengajaran ilmu kimia di sekolah diharapkan mampu membawa siswa menguasai konsep – konsep kimia sebagai dasar ke jenjang berikutnya serta mampu menerapkannya baik dalam kehidupan sehari – hari maupun teknologi. Untuk mencapai tujuan tersebut seringkali siswa mengalami hambatan. Siswa berusaha menafsirkan atau menciptakan konsep tersendiri berdasarkan pengalamannya yang kadang – kadang tidak sesuai dengan konsep – konsep yang


(14)

sebenarnya sehingga mengalami miskonsepsi sehingga menimbulkan konsep – konsep yang salah dalam pikiran siswa. Konsep yang salah tersebut dinamakan miskonsepsi.

Miskonsepsi atau konsep yang salah biasanya timbul karena terdapat kaitan antar konsep

– konsep yang mengakibatkan preposisi yang salah.(Dahar, 1996). Kesalahan – kesalahan dalam pemahaman konsep (Miskonsepsi) kimia akan memberikan penyesatan lebih jauh jika tidak dilakukan pembenahan. Anehnya miskonsepsi itu sering sekali tidak disadari oleh pengajaran kimia. Bahasan mengenai miskonsepsi tentang pelajaran kimia sangat banyak diteliti oleh para guru, mahasiswa, peneliti – peneliti di Indonesia (Suyanti R.D. 2010)

Penelitian mengenai miskonsepsi telah banyak dilakukan karena memang sangat penting. Informasi mengenai miskonsepsi dapat dijadikan masukan untuk mencegah munculnya miskonsepsi pada konsep berikutnya. Penelitian yang dilakukan oleh Suparjo (2008) menemukan bahwa siswa kelas X mengalami Miskonsepsi pada pokok bahasan Ikatan Kimia. Miskonsepsi yang ditemukan adalah 38% pada kestabilan unsur, 38.33 % pada ikatan ion dan ikatan kovalen, 46.67% pada ikatan kovalen koordinasi, 59.33% pada senyawa kovalen polar dan non polar, 26.67% pada ikatan logam. (Brutu, 2011) menemukan siswa kelas XI mengalami miskonsepsi pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia dengan tingkat miskonsepsi yang berbeda dan secara keseluruhan 41,53 % siswa mengalami Miskonsepsi pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia.

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengetahui lebih jauh dengan mengadakan penelitian miskonsepsi di SMA lain yang berjudul “Analisis Miskonsepsi Siswa Sma Kelas X Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia Di Kecamatan Bandar Tahun Ajaran 2011/ 2012” 1.2Ruang Lingkup

Berhasilnya pembelajaran kimia dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain penguasaan materi kimia yang disampaikan oleh guru. Dalam penelitian ini identifikasi yang dilakukan adalah menganalisis miskonsepsi siswa Kelas X pada pokok bahasan Ikatan Kimia.

Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi yang dilakukan adalah terhadap penguasaan materi yang kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu paham, miskonsepsi, dan tidak paham.


(15)

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Apakah ada miskonsepsi siswa kelas X SMA di Kecamatan Bandar pada pokok bahasan Ikatan Kimia.

b. Berapa tingkat miskonsepsi siswa kelas X SMA di Kecamatan Bandar pada pokok bahasan Ikatan Kimia.

1.4Batasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup masalah dan memperhitungkan kemampuan dana dan waktu maka penelitian ini dibatasi pada :

a. Penguasaan konsep yang diteliti adalah konsep Ikatan Kimia yang meliputi : kestabilan unsur, ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, ikatan kovalen polar dan non polar, serta ikatan logam.

b. Penelitian dilakukan pada siswa kelas X SMA N I BANDAR,SMA N 2 BANDAR, SMA ABDI SEJATI, SMA METHODIST, dan SMA YAPIM Tahun Pelajaran 2011/ 2012

c. Miskonsepsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ketidaksesuaian konsep yang dipahami siswa dengan konsep yang sebenarnya.

1.5Tujuan Masalah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

a. Untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi siswa kelas X SMA N I BANDAR,SMA N 2 BANDAR, SMA ABDI SEJATI, SMA METHODIST, dan SMA YAPIM Tahun Pelajaran 2011/ 2012 pada pokok bahasan Ikatan Kimia.

b. Untuk mengetahui tingkat miskonsepsi siswa kelas X SMA N I BANDAR,SMA N 2 BANDAR, SMA ABDI SEJATI, SMA METHODIST, dan SMA YAPIM Tahun Pelajaran 2011/ 2012pada pokok bahasan Ikatan Kimia.


(16)

1.6Manfaat Masalah

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

a. Memberikan informasi mengenai miskonsepsi siswa pada pokok bahasan Ikatan Kimia.

b. Pedoman bagi guru untuk memperbaiki dan meningkatkan pengajaran kimia khususnya pokok Ikatan Kimia

c. Bagi penulis melalui penelitian ini diharapkan mampu menjadi pengalaman tersendiri untuk mengetahui miskonsepsi siswa.

1.7Definisi Operasional

Konsep – konsep yang digunakan dalam operasional penelitian ini antara lain adalah konsep, konsepsi, miskonsepsi, analisis miskonsepsi, dan ikatan kimia. Definisi operasional dari konsep – konsep di atas dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Konsep adalah abstraksi yang mewakili objek, kejadian, kegiatan atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama.

b. Miskonsepsi adalah pertentangan atau ketidakcocokan konsep yang dipahami siswa dengan konsep pada buku refrensi mengenai materi Ikatan Kimia

c. Materi Ikatan kimia yang akan diuji berdasarkan indikator yang terdapat pada silabus Sehingga penelitian ini diarahkan pada upaya menemukan adanya miskonsepsi pada siswa SMA kelas X pada pokok bahasan Ikatan Kimia


(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

1. Terdapat miskonsepsi yang terjadi pada siswa di Kecamatan Bandar. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan secara deskriptif, siswa yang mengalami miskonsepsi dalam kestabilan unsur sebanyak 36. 85 %, ikatan ion sebanyak 45.85 %, ikatan kovalen sebanyak 44.32 %, ikatan kovalen koordinasi sebanyak 31.91 %, ikatan kovalen polar dan nonpolar sebanyak 45.85%, ikatan logam sebayak 45.87 %

2. Persentasi miskonsepsi siswa pada mata pelajaran ikatan kimia dari SMA NEGERI 1 BANDAR sebanyak 7,72 %, SMA NEGERI 2 BANDAR sebanyak 7.64 %, SMA ABDI SEJATI PERDAGANGAN sebanyak 8.7 %, SMA METHODIST PERDAGANGANsebanyak 6.96 %, DAN SMA YAPIM BANDAR sebanyak 7.72% 5.2. Saran

Mengingat tingkat miskonsepsi yang diperoleh pada siswa SMA di lapangan, disarankan agar guru kimia di Sekolah Menengah Atas untuk memberi perhatian lebih terhadap masalah miskonsepsi yang dialami siswa dalam pelajaran ikatan kimia Khususnya dalam pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen suatu senyawa, dan terhadap mata pelajaran lainnya.guru kimia diharapkan lebih banyak member contoh soal terhadap materi yang akan diajarkan dan konsep – konsep yang sebenarnya sehingga siswa tidak memperoleh konsep yang menyimpang atau dengan kata lain siswa mengalami miskonsepsi.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2006), Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara.

Dahar, R. W., (1996), Teori – Teori Belajar, Jakarta : Erlangga.

Hartati, A., (2010), Analisis Miskonsepsi Siswa dan Cara Mengatasinya Pada Pokok Bahasan

Struktur Atom, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Impian., (2002), Miskonsepsi Siswa TentangStoikiometri Pada Siswa Kelas II SMUN I Berastagi .T.A 2002/2003, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Ismail Nurhidayah., (2009), Miskonsepsi Pelajar Terhadap Konsep Mol dan Konsep Persamaan

Kimia.http://eprints.utm.my/10222/2/Nurhidayah binti Ismail.pdf

Jahro, S., (2010), Ikatan Kimia . Diktat, FMIPA, Unimed, Medan.

Kustiyah., (2007). Miskonsepsi Difusi dan Osmosi pada Siswa Man Model Palangkaraya. Jurnal Ilmiah Guru Kanderang Tinggang Vol 01, No.1 : 1-14

Maulana. P., (2010). Usaha Mengurangi Terjadinya Miskonsepsi Fisika Melalui Pembelajaran

Dengan Pendekatan Konflik Kognitif. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol. 6 : 98-103

Purba Janulis., (2008). Penelusuran Miskonsepsi Mahasiswa Tentang Konsep Dalam Rangkaian

Listrik Menggunakan Certainty Of Response Index dan Interview.

http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/37107122.pdf diakses pada tanggal 24 maret 2012.

Purba, M., (2002). Kimia SMA Kelas XI . Jakarta : Erlangga

Purtadi Sukiman., (2009), Analisis Miskonsepsi Konsep Laju dan Kesetimbangan

Kimia Pada Siswa SMA . http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/37107128.pdf diakses

pada tanggal 24 maret 2012

Puspita, D., (2009), Analisis Miskonsepsi Siswa SMP Kelas VII Pada Pembelajaran Kimia. Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Siagian Pargaulan., (2006). Penanggulangan Miskonsepsi Pengajaran Bangun Datar Jajaran

Genjang Dan Belah Ketupat Di SLTP 1 BINJAI. Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan

Vol.12 (2) : 157 – 167

Simamora Maruli., (2007), Identifikasi Miskonsepsi Guru Kimia Pada Pembelajaran

Konsep Struktur Atom, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Vol 1 (2) : 98 - 160 Suparjo., (2009), Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas X Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia,

Skripsi,FMIPA, Unimed, Medan.

Suyanti ., R (2010), Strategi Pembelajaran Kimia . Jakarta : Graha Ilmu

Suyanti., R (2009), Multimedia dan Model Kemas Rapat Geometri Untuk Mengatasi

Miskonsepsi Kimia Anorganik.

hhtp://kimiawan.org/docs/jki/artikel1%2096%20Retno%20Suyanti.doc diakses pada tanggal 24 Maret 2012

Wagiran., (2007). Peningkatan Keaktifan Mahasiswa Dan Reduksi Miskonsepsi Melalui


(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Berdasarkan Teori Belajar Konstruktivisme, pengetahuan dikonstruksi secara unik oleh setiap individu pembelajar. Pembelajar akan secara aktif mengkonstruksi pengetahuan untuk memahami dunia, menginterpretasikan informasi baru dalam struktur kognitif mereka. Pengetahuan tertentu yang dikonstruksi oleh individu dipengaruhi oleh pengetahuan awal (prior knowledge) mereka, pengalaman dan konteks sosial tempat berlangsungnya proses belajar itu (Ozmen, 2004). Ahli konstrutivis sependapat bahwa pengetahuan tidak dapat secara sederhana dipindahkan dari guru ke siswa. Siswa harus secara aktif mengkonstruksi pengetahuan mereka dari informasi baru dan pengalaman dan pengetahuan baru yang mereka dapatkan. Siswa menggunakan pengetahuan mereka sebagai dasar untuk mengevaluasi informasi baru. Bila informasi baru konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada, informasi baru ini akan diasimilasi, tetapi bila berbeda sama sekali (kontradiktif) akan dilakukan akomodasi pengetahuan agar sesuai dengan informasi baru. Konstruktivis juga memperhatikan konteks dari pengetahuan yang dibangun (Purtadi, 2009)

Kimia merupakan cabang ilmu yang paling penting dan dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk siswa oleh guru kimia, peneliti, dan pendidik pada umumnya. Meskipun alasannya bervariasi dari sifat konsep – konsep kimia yang abstrak hingga kesulitan penggunaan bahasa kimia. Salah satu tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran kimia adalah siswa mampu menguasai konsep – konsep kimia yang telah dipelajarinya, kemudian siswa diharapkan mampu mengaitkan konsep – konsep yang telah dipelajarinya dengan materi yang sedang dipelajarinya.Di dalam proses belajar mengajar konsep yang diciptakan siswa dapat berbeda dengan konsep yang sebenarnya sehingga menimbulkan konsep yang menyimpang yang disebut miskonsepsi. Pengajaran ilmu kimia di sekolah diharapkan mampu membawa siswa menguasai konsep – konsep kimia sebagai dasar ke jenjang berikutnya serta mampu menerapkannya baik dalam kehidupan sehari – hari maupun teknologi. Untuk mencapai tujuan tersebut seringkali siswa mengalami hambatan. Siswa berusaha menafsirkan atau menciptakan konsep tersendiri berdasarkan pengalamannya yang kadang – kadang tidak sesuai dengan konsep – konsep yang


(2)

sebenarnya sehingga mengalami miskonsepsi sehingga menimbulkan konsep – konsep yang salah dalam pikiran siswa. Konsep yang salah tersebut dinamakan miskonsepsi.

Miskonsepsi atau konsep yang salah biasanya timbul karena terdapat kaitan antar konsep – konsep yang mengakibatkan preposisi yang salah.(Dahar, 1996). Kesalahan – kesalahan dalam pemahaman konsep (Miskonsepsi) kimia akan memberikan penyesatan lebih jauh jika tidak dilakukan pembenahan. Anehnya miskonsepsi itu sering sekali tidak disadari oleh pengajaran kimia. Bahasan mengenai miskonsepsi tentang pelajaran kimia sangat banyak diteliti oleh para guru, mahasiswa, peneliti – peneliti di Indonesia (Suyanti R.D. 2010)

Penelitian mengenai miskonsepsi telah banyak dilakukan karena memang sangat penting. Informasi mengenai miskonsepsi dapat dijadikan masukan untuk mencegah munculnya miskonsepsi pada konsep berikutnya. Penelitian yang dilakukan oleh Suparjo (2008) menemukan bahwa siswa kelas X mengalami Miskonsepsi pada pokok bahasan Ikatan Kimia. Miskonsepsi yang ditemukan adalah 38% pada kestabilan unsur, 38.33 % pada ikatan ion dan ikatan kovalen, 46.67% pada ikatan kovalen koordinasi, 59.33% pada senyawa kovalen polar dan non polar, 26.67% pada ikatan logam. (Brutu, 2011) menemukan siswa kelas XI mengalami miskonsepsi pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia dengan tingkat miskonsepsi yang berbeda dan secara keseluruhan 41,53 % siswa mengalami Miskonsepsi pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia.

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengetahui lebih jauh dengan mengadakan penelitian miskonsepsi di SMA lain yang berjudul “Analisis Miskonsepsi Siswa Sma Kelas X Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia Di Kecamatan Bandar Tahun Ajaran 2011/ 2012” 1.2Ruang Lingkup

Berhasilnya pembelajaran kimia dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain penguasaan materi kimia yang disampaikan oleh guru. Dalam penelitian ini identifikasi yang dilakukan adalah menganalisis miskonsepsi siswa Kelas X pada pokok bahasan Ikatan Kimia.

Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi yang dilakukan adalah terhadap penguasaan materi yang kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu paham, miskonsepsi, dan tidak paham.


(3)

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Apakah ada miskonsepsi siswa kelas X SMA di Kecamatan Bandar pada pokok bahasan Ikatan Kimia.

b. Berapa tingkat miskonsepsi siswa kelas X SMA di Kecamatan Bandar pada pokok bahasan Ikatan Kimia.

1.4Batasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup masalah dan memperhitungkan kemampuan dana dan waktu maka penelitian ini dibatasi pada :

a. Penguasaan konsep yang diteliti adalah konsep Ikatan Kimia yang meliputi : kestabilan unsur, ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, ikatan kovalen polar dan non polar, serta ikatan logam.

b. Penelitian dilakukan pada siswa kelas X SMA N I BANDAR,SMA N 2 BANDAR, SMA ABDI SEJATI, SMA METHODIST, dan SMA YAPIM Tahun Pelajaran 2011/ 2012

c. Miskonsepsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ketidaksesuaian konsep yang dipahami siswa dengan konsep yang sebenarnya.

1.5Tujuan Masalah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

a. Untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi siswa kelas X SMA N I BANDAR,SMA N 2 BANDAR, SMA ABDI SEJATI, SMA METHODIST, dan SMA YAPIM Tahun Pelajaran 2011/ 2012 pada pokok bahasan Ikatan Kimia.

b. Untuk mengetahui tingkat miskonsepsi siswa kelas X SMA N I BANDAR,SMA N 2 BANDAR, SMA ABDI SEJATI, SMA METHODIST, dan SMA YAPIM Tahun Pelajaran 2011/ 2012pada pokok bahasan Ikatan Kimia.


(4)

1.6Manfaat Masalah

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

a. Memberikan informasi mengenai miskonsepsi siswa pada pokok bahasan Ikatan Kimia.

b. Pedoman bagi guru untuk memperbaiki dan meningkatkan pengajaran kimia khususnya pokok Ikatan Kimia

c. Bagi penulis melalui penelitian ini diharapkan mampu menjadi pengalaman tersendiri untuk mengetahui miskonsepsi siswa.

1.7Definisi Operasional

Konsep – konsep yang digunakan dalam operasional penelitian ini antara lain adalah konsep, konsepsi, miskonsepsi, analisis miskonsepsi, dan ikatan kimia. Definisi operasional dari konsep – konsep di atas dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Konsep adalah abstraksi yang mewakili objek, kejadian, kegiatan atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama.

b. Miskonsepsi adalah pertentangan atau ketidakcocokan konsep yang dipahami siswa dengan konsep pada buku refrensi mengenai materi Ikatan Kimia

c. Materi Ikatan kimia yang akan diuji berdasarkan indikator yang terdapat pada silabus Sehingga penelitian ini diarahkan pada upaya menemukan adanya miskonsepsi pada siswa SMA kelas X pada pokok bahasan Ikatan Kimia


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

1. Terdapat miskonsepsi yang terjadi pada siswa di Kecamatan Bandar. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan secara deskriptif, siswa yang mengalami miskonsepsi dalam kestabilan unsur sebanyak 36. 85 %, ikatan ion sebanyak 45.85 %, ikatan kovalen sebanyak 44.32 %, ikatan kovalen koordinasi sebanyak 31.91 %, ikatan kovalen polar dan nonpolar sebanyak 45.85%, ikatan logam sebayak 45.87 %

2. Persentasi miskonsepsi siswa pada mata pelajaran ikatan kimia dari SMA NEGERI 1 BANDAR sebanyak 7,72 %, SMA NEGERI 2 BANDAR sebanyak 7.64 %, SMA ABDI SEJATI PERDAGANGAN sebanyak 8.7 %, SMA METHODIST PERDAGANGANsebanyak 6.96 %, DAN SMA YAPIM BANDAR sebanyak 7.72% 5.2. Saran

Mengingat tingkat miskonsepsi yang diperoleh pada siswa SMA di lapangan, disarankan agar guru kimia di Sekolah Menengah Atas untuk memberi perhatian lebih terhadap masalah miskonsepsi yang dialami siswa dalam pelajaran ikatan kimia Khususnya dalam pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen suatu senyawa, dan terhadap mata pelajaran lainnya.guru kimia diharapkan lebih banyak member contoh soal terhadap materi yang akan diajarkan dan konsep – konsep yang sebenarnya sehingga siswa tidak memperoleh konsep yang menyimpang atau dengan kata lain siswa mengalami miskonsepsi.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2006), Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara. Dahar, R. W., (1996), Teori – Teori Belajar, Jakarta : Erlangga.

Hartati, A., (2010), Analisis Miskonsepsi Siswa dan Cara Mengatasinya Pada Pokok Bahasan Struktur Atom, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Impian., (2002), Miskonsepsi Siswa TentangStoikiometri Pada Siswa Kelas II SMUN I Berastagi .T.A 2002/2003, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Ismail Nurhidayah., (2009), Miskonsepsi Pelajar Terhadap Konsep Mol dan Konsep Persamaan Kimia.http://eprints.utm.my/10222/2/Nurhidayah binti Ismail.pdf

Jahro, S., (2010), Ikatan Kimia . Diktat, FMIPA, Unimed, Medan.

Kustiyah., (2007). Miskonsepsi Difusi dan Osmosi pada Siswa Man Model Palangkaraya. Jurnal Ilmiah Guru Kanderang Tinggang Vol 01, No.1 : 1-14

Maulana. P., (2010). Usaha Mengurangi Terjadinya Miskonsepsi Fisika Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Konflik Kognitif. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol. 6 : 98-103 Purba Janulis., (2008). Penelusuran Miskonsepsi Mahasiswa Tentang Konsep Dalam Rangkaian

Listrik Menggunakan Certainty Of Response Index dan Interview. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/37107122.pdf diakses pada tanggal 24 maret 2012.

Purba, M., (2002). Kimia SMA Kelas XI . Jakarta : Erlangga

Purtadi Sukiman., (2009), Analisis Miskonsepsi Konsep Laju dan Kesetimbangan

Kimia Pada Siswa SMA . http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/37107128.pdf diakses pada tanggal 24 maret 2012

Puspita, D., (2009), Analisis Miskonsepsi Siswa SMP Kelas VII Pada Pembelajaran Kimia. Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Siagian Pargaulan., (2006). Penanggulangan Miskonsepsi Pengajaran Bangun Datar Jajaran Genjang Dan Belah Ketupat Di SLTP 1 BINJAI. Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Vol.12 (2) : 157 – 167

Simamora Maruli., (2007), Identifikasi Miskonsepsi Guru Kimia Pada Pembelajaran

Konsep Struktur Atom, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Vol 1 (2) : 98 - 160 Suparjo., (2009), Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas X Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia,

Skripsi,FMIPA, Unimed, Medan.

Suyanti ., R (2010), Strategi Pembelajaran Kimia . Jakarta : Graha Ilmu

Suyanti., R (2009), Multimedia dan Model Kemas Rapat Geometri Untuk Mengatasi Miskonsepsi Kimia Anorganik.

hhtp://kimiawan.org/docs/jki/artikel1%2096%20Retno%20Suyanti.doc diakses pada tanggal 24 Maret 2012

Wagiran., (2007). Peningkatan Keaktifan Mahasiswa Dan Reduksi Miskonsepsi Melalui Pendekatan Problem Based Learning. Jurnal Kependidikan No.1 : 1