PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN STAD (STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISION) PADA MATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS X SMA NEGERI 11 MEDAN.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
KOOPERATIF TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN STAD (STUDENT TEAMSACHIEVEMENT DIVISION) PADA MATERI POKOK PENCEMARAN
LINGKUNGAN DI KELAS X SMA NEGERI 11 MEDAN
TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013
Oleh:
Fauziah Harahap
NIM 4093410323
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
KOOPERATIF TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN STAD (STUDENT TEAMSACHIEVEMENT DIVISION) PADA MATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN
DI KELAS X SMA NEGERI
11 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013
Fauziah Br Harahap (NIM. 409341023)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model kooperatif TPS (Think-Pair-Share) dengan STAD (Student Team
Achievement Division) pada Materi Pokok Pencemaran lingkungan di Kelas X SMA Negeri
11 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 yang terdiri atas 5
kelas dengan jumlah siswa sebanyak 205 orang. Sampel dalam penelitian ini diambil random
sampling, dimana kelas X2 dijadikan sebagai kelas TPS dengan jumlah siswa sebanyak 40
orang dan kelas X3 dijadikan sebagai kelas STAD dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang.
Jenis Penelitian ini adalah experimen Berdasarkan hasil analisis data penelitian, diketahui
bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model TPS dengan hasil
belajar siswa yang menggunakan model kooperatif tipe STAD, dimana rata-rata hasil belajar
siswa dengan menggunakan model TPS adalah sebesar 80,00 dan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model kooperatif tipe STAD sebesar 71,30. Melalui pengujian hipotesis
dengan menggunakan uji-t dan taraf signifikasi = 0,05, dimana thitung > ttabel (4,57 > 1,99),
yang berarti dalam penelitian ini Ho ditolak sekaligus menerima Ha. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model
kooperatif TPS (Think-Pair-Share) dengan STAD (Student Team Achievement Division)
pada Materi Pokok Pencemaran lingkungan di Kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun
Pembelajaran 2012/2013.
THE DIFFERENCE OF STUDENT LEARNING ACHIEVEMENT THAUGHT USING
COOPERATIVE LEARNING BETWEEN TPS ( THINK–PAIR–SHARE )
AND STAD (STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISION ) IN THE
ENVIRONMENTAL POLLUTION TOPIC IN CLASS X SMA
NEGERI 11 MEDAN ACADEMIC YEAR 2012/2013
FAUZIAH BR HARAHAP (409341023)
ABSTRACT
The objective of this research is to know the difference of student learning achievement in
cooperative learning between TPS (Think-Pair-Share) and STAD (Student Teams-Achievement
Division) in the topic of Environmental Pollution in class X SMA Negeri 11 Medan on Academic
Year 2012/2013. The population of this research was the whole students of grade X SMA Negeri 11
Medan on Ademic Year 2012/2013 which consisted of 5 classes with the total number of students are
250. The chosen sample, is class X2, (40 students) as TPS class and class X3, 40 students STAD class.
The result showed that, there is difference between the student achievement of TPS class and that of
STAD class in which the average score of TPS class is 80,00, whereas, the average score of STAD
class is 71,30 This difference is proven through hypothesis testing by using t-test in the level of
significance α = 0,05, where tacc>ttable (4,57>1,99), which means that Ho is rejected and Ha is
accepted. Finally it can be concluded that there is the difference of student achievement in cooperative
learning between TPS (Think-Pair-Share) and STAD (Student Teams-Achievement Division) on topic
of Environmental Polution in class X SMA Negeri 11 Medan on Academic Year 2012/2013.
i
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Persetujuan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
v
Daftar Isi
vii
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Pembatasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1
1
4
5
5
5
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.2. Pengertian Hasil Belajar
2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif
2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS
2.1.5. Kelebihan dan Kekurangan TPS
2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
2.1.7. Kelebihan dan Kekurangan STAD
2.1.8. Pembentukan dan penghargaan kelompok
2.1.9. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
2.1.9.1.Pengertian kriteria ketuntasan minimal
2.1.9.2.Fungsi kriteria ketuntasan minimal
2.1.9.3.Prinsip penetapan KKM
2.1.9.4.Langkah-langkah penetapan KKM
2.1.9.5.Penentuan kriteria ketuntasan minimal
2.1.10. Analisis Materi Pokok Pencemaran Lingkungan
2.1.10.1.Dampak Pencemaran Lingkungan
2.1.10.2.Usaha-usaha Mencegah Pencemaran Lingkungan
2.1.10.3. Macam-macam pencemaran
7
7
7
8
8
11
12
14
14
16
18
18
18
18
19
19
20
20
21
22
ii
2.1.10.4. Upaya pelestarian lingkungan
2.1.10.5.Proses daur ulang limbah
2.2. Kerangka Konseptual
2.3. Hipotesis
2.3.1. Hipotesis Nihil
2.3.2. Hipotesis Alternatif
2.3.3. Hipotesis Statistik
25
27
27
28
29
29
29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1. Tempat Penelitian
3.1.2. Waktu Penelitian
3.2. Populasi Dan Sampel
3.2.1. Populasi
3.2.2. Sampel
3.3. Variabel Penelitian
3.3.1. Variabel Bebas
3.3.2. Variabel Terikat
3.4. Jenis Dan Sumber Data
3.4.1. Jenis Data
3.4.2. Sumber Data
3.5. Instrumen Penelitian
3.6. Teknik Pengumpulan Data
3.7. Teknik Analisis Data
30
30
30
30
30
30
30
30
30
31
31
31
31
31
36
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Instrumen
4.2. Analisis Data
4.3. Pembahasan
44
44
44
48
50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
52
52
52
DAFTAR PUSTAKA
54
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Bangan alur kelompok belajar tipe TPS
13
Gambar 2.2. Bangan alur kelompok belajar tipe STAD
15
Gambar 2.3. Pencemaran tanah oleh limbah botol plastik
22
Gambar 2.4. Pencemaran udara oleh asap industri
23
Gambar 2.5. Pencemaran air oleh limbah pabrik
24
Gambar 3.1. Gambar skema rancangan/desain penelitian
34
Gambar 4.1. Diagram Perbedaan Nilai Pretes Siswa Pada Kelas TPS
46
dan STAD
Gambar 4.2. Diagram Perbedaan Nilai Postes Kelas TPS dan Kelas STAD 47
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Lngkah-langkah model pembelajaran kooperatif
11
Tabel 2.2. Cara pembentukan kelompok
16
Tabel 2.3. Penghargaan kelompok kooperatif
17
Tabel 3.1. Model desain pre-tes dan post-test
32
Tabel 3.2. Skema Rancangan/Desain Penelitian
34
Tabel 3.3. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Pada Materi Pokok Pencemaran
37
Lingkungan
Tabel 3.4. Klasifikasi indeks reliabilitas soal
38
Tabel 3.5. Klasifikasi indeks kesukaran soal
39
Tabel 3.6. Klasifikasi indeks daya pembeda soal
40
Tabel 4.1. Perbedaan Nilai Pretes Siswa Pada Kelas TPS dan STAD
45
Tabel 4.2. Perbedaan Nilai Postes pada Kelas TPS dan STAD
47
Tabel 4.3. Hasil Pengujian Normalitas Data Penelitian
48
Tabel 4.4. Hasil Pengujian Normalitas Data Penelitian
4
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Silabus
55
Lampiran 2.
RPP
77
Lampiran 3.
Instrumen Soal
78
Lampiran 4.
Lembar Jawaban Instrumen Penelitian
82
Lampiran 5.
Jawaban Instrumen Penelitian
83
Lampiran 6.
Tabel Uji Coba Instrumen Penelitian
84
Lampiran 7.
Perhitungan Validitas Tes
85
Lampiran 8.
Perhitungan Reliabilitas
87
Lampiran 9.
Analisis Varians Butir Soal
88
Lampiran 10. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
89
Lampiran 11. Perhitungan Daya Beda Soal
90
Lampiran 12. Data Hasil Belajar Siswa
92
Lampiran 13. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi Dan
94
Varians Nilai Pretes
Lampiran 14. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi Dan
96
Varians Nilai Postes
Lampiran 15. Uji Normalitas Data Penelitian
98
Lampiran 16. Uji Homogenitas Penelitian
102
Lampiran 17. Pengujian Hipotesis
105
vi
Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian
108
Lampiran 19. Daftar Nilai Presentil untuk Distribusi t
114
Lampiran 20. Tabel Distribusi Nilai F
115
Lampiran 21. Tabel Harga Kritik dari r Product Moment
117
Lampiran 22. Surat-surat Penelitian
119
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Lngkah-langkah model pembelajaran kooperatif
11
Tabel 2.2. Cara pembentukan kelompok
16
Tabel 2.3. Penghargaan kelompok kooperatif
17
Tabel 3.1. Model desain pre-tes dan post-test
32
Tabel 3.2. Skema Rancangan/Desain Penelitian
34
Tabel 3.3. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Pada Materi Pokok Pencemaran
37
Lingkungan
Tabel 3.4. Klasifikasi indeks reliabilitas soal
38
Tabel 3.5. Klasifikasi indeks kesukaran soal
39
Tabel 3.6. Klasifikasi indeks daya pembeda soal
40
Tabel 4.1. Perbedaan Nilai Pretes Siswa Pada Kelas TPS dan STAD
45
Tabel 4.2. Perbedaan Nilai Postes pada Kelas TPS dan STAD
47
Tabel 4.3. Hasil Pengujian Normalitas Data Penelitian
48
Tabel 4.4. Hasil Pengujian Normalitas Data Penelitian
4
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Bangan alur kelompok belajar tipe TPS
13
Gambar 2.2. Bangan alur kelompok belajar tipe STAD
15
Gambar 2.3. Pencemaran tanah oleh limbah botol plastik
22
Gambar 2.4. Pencemaran udara oleh asap industri
23
Gambar 2.5. Pencemaran air oleh limbah pabrik
24
Gambar 3.1. Gambar skema rancanganedesain penelitian
34
Gambar 4.1. Diagram Perbedaan Nilai Pretes Siswa Pada Kelas TPS
46
dan STAD
Gambar 4.2. Diagram Perbedaan Nilai Postes Kelas TPS dan Kelas STAD 47
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Lngkah-langkah model pembelajaran kooperatif
11
Tabel 2.2. Cara pembentukan kelompok
16
Tabel 2.3. Penghargaan kelompok kooperatif
17
Tabel 3.1. Model desain pre-tes dan post-test
32
Tabel 3.2. Skema Rancangan/Desain Penelitian
34
Tabel 3.3. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Pada Materi Pokok Pencemaran
37
Lingkungan
Tabel 3.4. Klasifikasi indeks reliabilitas soal
38
Tabel 3.5. Klasifikasi indeks kesukaran soal
39
Tabel 3.6. Klasifikasi indeks daya pembeda soal
40
Tabel 4.1. Perbedaan Nilai Pretes Siswa Pada Kelas TPS dan STAD
45
Tabel 4.2. Perbedaan Nilai Postes pada Kelas TPS dan STAD
47
Tabel 4.3. Hasil Pengujian Normalitas Data Penelitian
48
Tabel 4.4. Hasil Pengujian Normalitas Data Penelitian
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis
dan syarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah
hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab
(Trianto, 2009).
Pembelajaran dalam suatu defenisi dipandang sebagai suatu upaya mempengaruhi
siswa agar belajar. Secara singkat dapat dikatakan bahwa pembelajaran sebagai upaya
membelajarkan siswa. Akibat yang mungkin tampak dari tindakan pembelajaran adalah siswa
akan (1) belajar sesuatu yang mereka tidak akan pelajari tanpa adanya tindakan pembelajaran,
atau (2) mempelajari sesuatu dengan cara yang lebih efisien. Menurut Soekamto dalam
(Trianto, 2009), model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan belajar mengajar. Menurut (Djamarah, 2006) metode adalah suatu cara
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang penting dari
komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar
mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru memahami benar
kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam
penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas.
Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode.
Dalam mengajar, guru lebih sering menggunakan metode, karena mereka menyadari
bahwa semua metode ada kelebihan dan kekurangannya. Penggunaan satu metode lebih
cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi anak didik.
proses pembelajaran pun tampak kaku. Anak didik terlihat kurang bergairah belajar.
1
2
Kejenuhan dan kemalasan menyelimuti kegiatan belajar anak didik. Kondisi seperti ini sangat
tidak menguntungkan bagi guru dan anak didik. Guru mendapatkan kegagalan dalam
penyampaian pesan-pesan keilmuan dan anak didik dirugikan. Ini berarti metode dapat di
artikan oleh guru sebagi alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar.
Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada
penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar
untuk mencapai tujuan. Pembelajaran kooperatif juga dipandang efektif yaitu dimana
manusia memiliki derajat potensi, latar belakang, historis serta harapan saling mencerdaskan.
Pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang saling membantu sehingga tercipta
masyarakat belajar dari guru, dan juga sesama siswa. Berdasarkan uraian tersebut untuk dapat
mengantarkan peserta didik guru harus terampil menggunakan berbagai metode mengajar
yang intinya relevan dengan tujuan dan misi kurikulum. Salah satunya dengan pendekatan
metode kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dan tipe STAD (Student Teams-Achievement
Divisions). Pendekatan inilah diharapkan dapat membantu siswa mencapai tujuan yang mana
dapat menciptakan interaksi dan mampu memotivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Metode Think-Pair-Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan
jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Lyman et all, menyatakan bahwa Think-Pair-Share merupakan suatu cara yang efektif untuk
membuat variasi suasana pola diskusi kelas, dimana prosedur yang digunakan dalam ThinkPair-Share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespons dan saling
membantu. keunggulan pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) diantaranya
yaitu optimalisasi pertisipasi siswa, lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masingmasing anggota kelompok, interaksi lebih mudah, mudah dan cepat membentuknya (Trianto,
2009). Metode STAD (Student Teams-Achievement Divisions) dipandang paling sederhana
dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Menurut (Ibrahim, 2002)
kelebihan metode kooperatif tipe STAD (Student Teams-Achievement Divisions) diantaranya
yaitu pembelajaran tidak membosankan, pengetahuan yang diperoleh melalui diskusi akan
lebih mudah di peroleh dengan cara ini akan bertahan lama, menimbulkan penerimaan yang
luas terhadap anggota yang berbeda kemampuan, kelas sosial, dan budayanya, meningkatkan
kemampuan untuk berkooperatif.
Dari hasil penelitian Hernawati yang berjudul penerapan model pembelajaran
cooperative learning tipe Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan hasil belajar siswa
kelas X SMA Negeri 11 Medan dalam materi pokok pencemaran lingkungan, tipe TPS dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. karena dengan menggunakan model pembelajaran TPS,
3
sebelum berdiskusi secara kelompok siswa berupaya untuk berpikir sendiri terlebih dahulu,
kemudian didiskusikan dengan pasangannya sehingga siswa telah mempunyai bahan untuk
dibawa dalam diskusi kelompok, dengan demikian siswa akan terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan informasi yang
diperoleh dari guru biologi yaitu ibu Alfrida, SPd dan beberapa siswa-siswa diantaranya
Abryanti Pohan, Dodi Syahputra, Amila Sari Hsb, Lusiana Putri di SMA Negeri 11 Medan
bahwa belajar biologi kurang menarik karena merasa bosan dan monoton, bahkan siswa
sering terlihat mengantuk selama proses pembelajaran berlangsung. Guru masih
menggunakan metode pembelajaran yang sama setiap mengajar, yaitu metode ceramah tanpa
ada variasi metode lain. Dalam proses pembelajaran siswa pasif dan hanya menerima materi
saja, siswa tidak tampak terlibat aktif dalam pembelajaran tersebut. Sehingga dapat
merugikan siswa karena ketuntasan siswa tidak tercapai dan hasil belajar siswa merosot.
Siswa dikatakan tuntas belajar jika mencapai skor lebih besar atau sama dengan 66 dan
tuntas 85% dari jumlah siswa mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 85. Jadi dari
hasil belajar akan diketahui apakah siswa tuntas belajar atau tidak. Hal ini dapat dilihat dari
rendahnya nilai rata-rata biologi siswa yang dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun tarakhir kurang
memuaskan. T.P. 2009/2010 rata-ratanya adalah 6,76; T.P. 2010/2011 rata-ratanya adalah
6,88; T.P. 2011/2012 rata-ratanya adalah 6,98. Selain itu, pada materi pencemaran
lingkungan yang diajarkan pada semester sebelumnya guru menggunakan metode ceramah.
Sehingga peneliti mencoba menggunakan metode pembelajaran kooperatif untuk mengatasi
pembelajaran yang monoton. Pada saat peneliti mewawancarai siswa-siswi SMA Negeri 11
Medan, dalam proses pembelajaran pada materi pencemaran lingkungan siswa-siswi aktif dan
merespon apa yang dijelaskan oleh guru. Seperti bertanya apabila isi dari materi yang kurang
mengerti.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
yang berjudul Perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model kooperatif
TPS (Think-Pair-Share) dengan STAD (Student Teams-Achievement Division) Pada
Materi Pokok Pencemaran Lingkungan di Kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun
Pembelajaran 2012/2013.
1.2. Identifikasi Masalah
Adapun masalah yang dapat didefinisikan dalam penelitian ini adalah :
1. Pemilihan strategi pembelajaran masih kurang tepat sehingga membuat siswa kurang
berminat untuk mempelajari Biologi.
4
2. Hasil belajar Biologi di sekolah yang masih rendah dilihat dari 3 (tiga) tahun
terakhir yaitu : T. P 2009/2010 rata-ratanya adalah 6,76; T.P. 2010/2011 rata-ratanya
adalah 6,88; T. P 2011/2012 rata-ratanya adalah 6,98 dan skor nilai tuntas belajar
siswa adalah 66.
3. Kegiatan belajar yang individual membuat siswa kurang bersosialisasi dengan
sesamanya sehingga keterampilan sosial siswa kurang berkembang.
4. Guru hanya memberikan metode pembelajaran yang sama setiap mengajar, yaitu
metode ceramah tanpa ada variasi dengan metode pembelajaran yang lain, sehingga
siswa merasa bosan dan monoton serta siswa menjadi pasif dan hanya menerima
materi saja.
1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang diajukan, maka penelitian ini dibatasi hanya
pada masalah perbandingan model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajarkan
sub materi pokok di jenjang SMA. Model yang digunakan yaitu model pembelajaran
kooperatif Tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan tipe STAD (Student Teams-Achievement
Division) pada materi pokok pencemaran lingkungan. Siswa yang menjadi objek penelitian
adalah siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013.
1.4. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah yang diajukan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini antara lain :
1. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) pada materi pencemaran lingkungan di kelas
X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013?
2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Teams-Achievement Division) pada materi
pencemaran lingkungan di kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran
2012/2013?
3. Bagaimana perbedaan antara hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dan tipe STAD (Student
Teams-Achievement Division) pada materi pencemaran lingkungan di kelas X SMA
Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013?
5
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini antara lain untuk mengetahui :
1. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
(Think-Pair-Share) pada materi pencemaran lingkungan di kelas X SMA Negeri 11
Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013.
2. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD (Student Teams-Achievement Division) pada materi pencemaran lingkungan
di kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013.
3. Perbedaan antara hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dan tipe STAD (Student
Teams-Achievement Division) pada materi pencemaran lingkungan di kelas X SMA
Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kemampuan dalam
menggunakan model pembelajaran kooperatif guna meningkatkan hasil belajar siswa
dan sebagai bekal bagi peneliti untuk mempersiapkan diri menjadi guru yang
mampu meningkatkan kualitas pembelajaran
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam menentukan metode pembelajaran yang
akan di gunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran yang sesuai dengan
pokok bahasan dan tuntutan kelas dan dapat meningkatkan profesionalisme guru.
3. Metode yang tepat dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan
proses belajar serta memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi siswa tentang
cara berdiskusi khususnya dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (ThinkPair-Share) dan tipe STAD (Student Teams-Achievement Division) sehingga dapat
dimanfaatkan siswa untuk menggali dan mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan belajar untuk topik lain melalui sharing informasi dengan teman
sebaya dan orang lain.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan :
1. Hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013
pada
materi
pokok
pencemaran
lingkungan
dengan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe TPS tergolong kategori tinggi dengan nilai rata-rata
sebesar 80,00.
2. Hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013
pada
materi
pokok
pencemaran
lingkungan
dengan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe STAD tergolong kategori cukup dengan nilai rata-rata
sebesar 71,30.
3. Ada perbedaan pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan tipe
STAD (Student Teams Achievement Division) terhadap hasil belajar siswa pada
Materi Pokok Pencemaran lingkungan di Kelas X SMA Negeri 11 medan Tahun
Pembelajaran 2012/2013. Dengan nilai rata-rata 80,00 dan 71,30.
5.2. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka beberapa hal yang dapat disarankan peneliti adalah :
1. Model pembelajaran TPS hendaknya mulai diterapkan dalam pembelajaran Biologi
karena pembelajaran ini lebih memberdayakan siswa karena sebelum berdiskusi
secara kelompok siswa berupaya untuk berpikir sendiri terlebih dahulu, kemudian
didiskusikan dengan pasangannya sehingga siswa telah mempunyai bahan untuk
dibawa dalam diskusi kelompok, dengan demikian siswa akan terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar Biologi.
2. Bagi guru di SMA Negeri 11 Medan agar berkenan mencoba menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Dan hendaknya lebih mengembangkan kemampuannya dalam
menggunakan model pembelajaran untuk memberikan kondisi dan suasana baru yang
dapat merangsang minat belajar siswa.
3. Bagi siswa di SMA Negeri 11 Medan agar mencoba model pembelajaran kooperatif
TPS dan STAD untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan belajar.
46
47
4. Peneliti lain perlu meneliti lebih lanjut model pembelajaran ini pada sekolah yang lain
dengan materi pokok pencemaran lingkungan yang lain agar dapat dijadikan studi
perbandingan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan terhadap mata pelajaran
biologi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta.
Aryulina, D., Muslim, C., Manaf, S., Winarni, E.W., (2007), Biologi 2, Penerbit
ESIS, Jakarta.
Dimyati, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, S, (2006), Strategi Belajar Mengajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Fadilah,
H.,
(2010),
http://putracenter.net/2009/01/07/pencemaran-udara-dampak-dan-
solusinya/ diakses 20 maret 2013.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010),
Pedoman Penulisan Proposal Dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan,
FMIPA UNIMED, Medan.
Hermawati,(2009).PencemaranLingkungan.(http://hendlearning.blogspot.com/2009/04/polusi
-pencemaran-lingkungan.html)Diakses27juni2013.
Http://pasca.uns.ac.id/?p=1363 (Hernawati, S850809108. Penerapan model pembelajaran
cooperative learning tipe Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan hasil belajar
siswa kelas X Negeri 11 Medan dalam materi pokok sistem Pencemaran Lingkungan.
Program Studi Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri
Semarang. 2010). Diakses 15 April 2011.
Ibrahim, M., (2000), Pembelajaran Kooperatif, Universitas Negeri Surabaya, Surabaya.
Lie, A, (2004), Cooperative Learning, Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,
Jakarta.
Nurhayati, N., (2011), 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Biologi untuk SMA/MA,
Yrama Widya, Bandung.
Pratiwi,S., (2006), Biologi Untuk SMA Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Priadi, A., (2010), Biologi SMA Kelas X, Penerbit Yudhistira, Jakarta.
Sanjaya, W, (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Penerbit Kencana, Jakarta.
Sardiman, (2010), Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.
Slameto, (2003), Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Sudjiono, A, (2008), Pengantar Evaluasi Pendidikan, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.
Syamsuri, I., (2004), Biologi Untuk Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan,
Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Penerbit
Kencana, Jakarta.
Winkel, W., S., (2004), Psikologi Pengajaran, Penerbit Gramedia, Jakarta.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka
Jakarta.
Cipta,
Sudjana, (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit Remaja Rosdakarya,
Bandung.
KOOPERATIF TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN STAD (STUDENT TEAMSACHIEVEMENT DIVISION) PADA MATERI POKOK PENCEMARAN
LINGKUNGAN DI KELAS X SMA NEGERI 11 MEDAN
TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013
Oleh:
Fauziah Harahap
NIM 4093410323
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
KOOPERATIF TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN STAD (STUDENT TEAMSACHIEVEMENT DIVISION) PADA MATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN
DI KELAS X SMA NEGERI
11 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013
Fauziah Br Harahap (NIM. 409341023)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model kooperatif TPS (Think-Pair-Share) dengan STAD (Student Team
Achievement Division) pada Materi Pokok Pencemaran lingkungan di Kelas X SMA Negeri
11 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 yang terdiri atas 5
kelas dengan jumlah siswa sebanyak 205 orang. Sampel dalam penelitian ini diambil random
sampling, dimana kelas X2 dijadikan sebagai kelas TPS dengan jumlah siswa sebanyak 40
orang dan kelas X3 dijadikan sebagai kelas STAD dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang.
Jenis Penelitian ini adalah experimen Berdasarkan hasil analisis data penelitian, diketahui
bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model TPS dengan hasil
belajar siswa yang menggunakan model kooperatif tipe STAD, dimana rata-rata hasil belajar
siswa dengan menggunakan model TPS adalah sebesar 80,00 dan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model kooperatif tipe STAD sebesar 71,30. Melalui pengujian hipotesis
dengan menggunakan uji-t dan taraf signifikasi = 0,05, dimana thitung > ttabel (4,57 > 1,99),
yang berarti dalam penelitian ini Ho ditolak sekaligus menerima Ha. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model
kooperatif TPS (Think-Pair-Share) dengan STAD (Student Team Achievement Division)
pada Materi Pokok Pencemaran lingkungan di Kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun
Pembelajaran 2012/2013.
THE DIFFERENCE OF STUDENT LEARNING ACHIEVEMENT THAUGHT USING
COOPERATIVE LEARNING BETWEEN TPS ( THINK–PAIR–SHARE )
AND STAD (STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISION ) IN THE
ENVIRONMENTAL POLLUTION TOPIC IN CLASS X SMA
NEGERI 11 MEDAN ACADEMIC YEAR 2012/2013
FAUZIAH BR HARAHAP (409341023)
ABSTRACT
The objective of this research is to know the difference of student learning achievement in
cooperative learning between TPS (Think-Pair-Share) and STAD (Student Teams-Achievement
Division) in the topic of Environmental Pollution in class X SMA Negeri 11 Medan on Academic
Year 2012/2013. The population of this research was the whole students of grade X SMA Negeri 11
Medan on Ademic Year 2012/2013 which consisted of 5 classes with the total number of students are
250. The chosen sample, is class X2, (40 students) as TPS class and class X3, 40 students STAD class.
The result showed that, there is difference between the student achievement of TPS class and that of
STAD class in which the average score of TPS class is 80,00, whereas, the average score of STAD
class is 71,30 This difference is proven through hypothesis testing by using t-test in the level of
significance α = 0,05, where tacc>ttable (4,57>1,99), which means that Ho is rejected and Ha is
accepted. Finally it can be concluded that there is the difference of student achievement in cooperative
learning between TPS (Think-Pair-Share) and STAD (Student Teams-Achievement Division) on topic
of Environmental Polution in class X SMA Negeri 11 Medan on Academic Year 2012/2013.
i
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Persetujuan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
v
Daftar Isi
vii
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Pembatasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1
1
4
5
5
5
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.2. Pengertian Hasil Belajar
2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif
2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS
2.1.5. Kelebihan dan Kekurangan TPS
2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
2.1.7. Kelebihan dan Kekurangan STAD
2.1.8. Pembentukan dan penghargaan kelompok
2.1.9. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
2.1.9.1.Pengertian kriteria ketuntasan minimal
2.1.9.2.Fungsi kriteria ketuntasan minimal
2.1.9.3.Prinsip penetapan KKM
2.1.9.4.Langkah-langkah penetapan KKM
2.1.9.5.Penentuan kriteria ketuntasan minimal
2.1.10. Analisis Materi Pokok Pencemaran Lingkungan
2.1.10.1.Dampak Pencemaran Lingkungan
2.1.10.2.Usaha-usaha Mencegah Pencemaran Lingkungan
2.1.10.3. Macam-macam pencemaran
7
7
7
8
8
11
12
14
14
16
18
18
18
18
19
19
20
20
21
22
ii
2.1.10.4. Upaya pelestarian lingkungan
2.1.10.5.Proses daur ulang limbah
2.2. Kerangka Konseptual
2.3. Hipotesis
2.3.1. Hipotesis Nihil
2.3.2. Hipotesis Alternatif
2.3.3. Hipotesis Statistik
25
27
27
28
29
29
29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1. Tempat Penelitian
3.1.2. Waktu Penelitian
3.2. Populasi Dan Sampel
3.2.1. Populasi
3.2.2. Sampel
3.3. Variabel Penelitian
3.3.1. Variabel Bebas
3.3.2. Variabel Terikat
3.4. Jenis Dan Sumber Data
3.4.1. Jenis Data
3.4.2. Sumber Data
3.5. Instrumen Penelitian
3.6. Teknik Pengumpulan Data
3.7. Teknik Analisis Data
30
30
30
30
30
30
30
30
30
31
31
31
31
31
36
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Instrumen
4.2. Analisis Data
4.3. Pembahasan
44
44
44
48
50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
52
52
52
DAFTAR PUSTAKA
54
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Bangan alur kelompok belajar tipe TPS
13
Gambar 2.2. Bangan alur kelompok belajar tipe STAD
15
Gambar 2.3. Pencemaran tanah oleh limbah botol plastik
22
Gambar 2.4. Pencemaran udara oleh asap industri
23
Gambar 2.5. Pencemaran air oleh limbah pabrik
24
Gambar 3.1. Gambar skema rancangan/desain penelitian
34
Gambar 4.1. Diagram Perbedaan Nilai Pretes Siswa Pada Kelas TPS
46
dan STAD
Gambar 4.2. Diagram Perbedaan Nilai Postes Kelas TPS dan Kelas STAD 47
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Lngkah-langkah model pembelajaran kooperatif
11
Tabel 2.2. Cara pembentukan kelompok
16
Tabel 2.3. Penghargaan kelompok kooperatif
17
Tabel 3.1. Model desain pre-tes dan post-test
32
Tabel 3.2. Skema Rancangan/Desain Penelitian
34
Tabel 3.3. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Pada Materi Pokok Pencemaran
37
Lingkungan
Tabel 3.4. Klasifikasi indeks reliabilitas soal
38
Tabel 3.5. Klasifikasi indeks kesukaran soal
39
Tabel 3.6. Klasifikasi indeks daya pembeda soal
40
Tabel 4.1. Perbedaan Nilai Pretes Siswa Pada Kelas TPS dan STAD
45
Tabel 4.2. Perbedaan Nilai Postes pada Kelas TPS dan STAD
47
Tabel 4.3. Hasil Pengujian Normalitas Data Penelitian
48
Tabel 4.4. Hasil Pengujian Normalitas Data Penelitian
4
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Silabus
55
Lampiran 2.
RPP
77
Lampiran 3.
Instrumen Soal
78
Lampiran 4.
Lembar Jawaban Instrumen Penelitian
82
Lampiran 5.
Jawaban Instrumen Penelitian
83
Lampiran 6.
Tabel Uji Coba Instrumen Penelitian
84
Lampiran 7.
Perhitungan Validitas Tes
85
Lampiran 8.
Perhitungan Reliabilitas
87
Lampiran 9.
Analisis Varians Butir Soal
88
Lampiran 10. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
89
Lampiran 11. Perhitungan Daya Beda Soal
90
Lampiran 12. Data Hasil Belajar Siswa
92
Lampiran 13. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi Dan
94
Varians Nilai Pretes
Lampiran 14. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi Dan
96
Varians Nilai Postes
Lampiran 15. Uji Normalitas Data Penelitian
98
Lampiran 16. Uji Homogenitas Penelitian
102
Lampiran 17. Pengujian Hipotesis
105
vi
Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian
108
Lampiran 19. Daftar Nilai Presentil untuk Distribusi t
114
Lampiran 20. Tabel Distribusi Nilai F
115
Lampiran 21. Tabel Harga Kritik dari r Product Moment
117
Lampiran 22. Surat-surat Penelitian
119
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Lngkah-langkah model pembelajaran kooperatif
11
Tabel 2.2. Cara pembentukan kelompok
16
Tabel 2.3. Penghargaan kelompok kooperatif
17
Tabel 3.1. Model desain pre-tes dan post-test
32
Tabel 3.2. Skema Rancangan/Desain Penelitian
34
Tabel 3.3. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Pada Materi Pokok Pencemaran
37
Lingkungan
Tabel 3.4. Klasifikasi indeks reliabilitas soal
38
Tabel 3.5. Klasifikasi indeks kesukaran soal
39
Tabel 3.6. Klasifikasi indeks daya pembeda soal
40
Tabel 4.1. Perbedaan Nilai Pretes Siswa Pada Kelas TPS dan STAD
45
Tabel 4.2. Perbedaan Nilai Postes pada Kelas TPS dan STAD
47
Tabel 4.3. Hasil Pengujian Normalitas Data Penelitian
48
Tabel 4.4. Hasil Pengujian Normalitas Data Penelitian
4
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Bangan alur kelompok belajar tipe TPS
13
Gambar 2.2. Bangan alur kelompok belajar tipe STAD
15
Gambar 2.3. Pencemaran tanah oleh limbah botol plastik
22
Gambar 2.4. Pencemaran udara oleh asap industri
23
Gambar 2.5. Pencemaran air oleh limbah pabrik
24
Gambar 3.1. Gambar skema rancanganedesain penelitian
34
Gambar 4.1. Diagram Perbedaan Nilai Pretes Siswa Pada Kelas TPS
46
dan STAD
Gambar 4.2. Diagram Perbedaan Nilai Postes Kelas TPS dan Kelas STAD 47
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Lngkah-langkah model pembelajaran kooperatif
11
Tabel 2.2. Cara pembentukan kelompok
16
Tabel 2.3. Penghargaan kelompok kooperatif
17
Tabel 3.1. Model desain pre-tes dan post-test
32
Tabel 3.2. Skema Rancangan/Desain Penelitian
34
Tabel 3.3. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Pada Materi Pokok Pencemaran
37
Lingkungan
Tabel 3.4. Klasifikasi indeks reliabilitas soal
38
Tabel 3.5. Klasifikasi indeks kesukaran soal
39
Tabel 3.6. Klasifikasi indeks daya pembeda soal
40
Tabel 4.1. Perbedaan Nilai Pretes Siswa Pada Kelas TPS dan STAD
45
Tabel 4.2. Perbedaan Nilai Postes pada Kelas TPS dan STAD
47
Tabel 4.3. Hasil Pengujian Normalitas Data Penelitian
48
Tabel 4.4. Hasil Pengujian Normalitas Data Penelitian
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis
dan syarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah
hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab
(Trianto, 2009).
Pembelajaran dalam suatu defenisi dipandang sebagai suatu upaya mempengaruhi
siswa agar belajar. Secara singkat dapat dikatakan bahwa pembelajaran sebagai upaya
membelajarkan siswa. Akibat yang mungkin tampak dari tindakan pembelajaran adalah siswa
akan (1) belajar sesuatu yang mereka tidak akan pelajari tanpa adanya tindakan pembelajaran,
atau (2) mempelajari sesuatu dengan cara yang lebih efisien. Menurut Soekamto dalam
(Trianto, 2009), model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan belajar mengajar. Menurut (Djamarah, 2006) metode adalah suatu cara
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang penting dari
komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar
mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru memahami benar
kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam
penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas.
Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode.
Dalam mengajar, guru lebih sering menggunakan metode, karena mereka menyadari
bahwa semua metode ada kelebihan dan kekurangannya. Penggunaan satu metode lebih
cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi anak didik.
proses pembelajaran pun tampak kaku. Anak didik terlihat kurang bergairah belajar.
1
2
Kejenuhan dan kemalasan menyelimuti kegiatan belajar anak didik. Kondisi seperti ini sangat
tidak menguntungkan bagi guru dan anak didik. Guru mendapatkan kegagalan dalam
penyampaian pesan-pesan keilmuan dan anak didik dirugikan. Ini berarti metode dapat di
artikan oleh guru sebagi alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar.
Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada
penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar
untuk mencapai tujuan. Pembelajaran kooperatif juga dipandang efektif yaitu dimana
manusia memiliki derajat potensi, latar belakang, historis serta harapan saling mencerdaskan.
Pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang saling membantu sehingga tercipta
masyarakat belajar dari guru, dan juga sesama siswa. Berdasarkan uraian tersebut untuk dapat
mengantarkan peserta didik guru harus terampil menggunakan berbagai metode mengajar
yang intinya relevan dengan tujuan dan misi kurikulum. Salah satunya dengan pendekatan
metode kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dan tipe STAD (Student Teams-Achievement
Divisions). Pendekatan inilah diharapkan dapat membantu siswa mencapai tujuan yang mana
dapat menciptakan interaksi dan mampu memotivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Metode Think-Pair-Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan
jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Lyman et all, menyatakan bahwa Think-Pair-Share merupakan suatu cara yang efektif untuk
membuat variasi suasana pola diskusi kelas, dimana prosedur yang digunakan dalam ThinkPair-Share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespons dan saling
membantu. keunggulan pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) diantaranya
yaitu optimalisasi pertisipasi siswa, lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masingmasing anggota kelompok, interaksi lebih mudah, mudah dan cepat membentuknya (Trianto,
2009). Metode STAD (Student Teams-Achievement Divisions) dipandang paling sederhana
dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Menurut (Ibrahim, 2002)
kelebihan metode kooperatif tipe STAD (Student Teams-Achievement Divisions) diantaranya
yaitu pembelajaran tidak membosankan, pengetahuan yang diperoleh melalui diskusi akan
lebih mudah di peroleh dengan cara ini akan bertahan lama, menimbulkan penerimaan yang
luas terhadap anggota yang berbeda kemampuan, kelas sosial, dan budayanya, meningkatkan
kemampuan untuk berkooperatif.
Dari hasil penelitian Hernawati yang berjudul penerapan model pembelajaran
cooperative learning tipe Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan hasil belajar siswa
kelas X SMA Negeri 11 Medan dalam materi pokok pencemaran lingkungan, tipe TPS dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. karena dengan menggunakan model pembelajaran TPS,
3
sebelum berdiskusi secara kelompok siswa berupaya untuk berpikir sendiri terlebih dahulu,
kemudian didiskusikan dengan pasangannya sehingga siswa telah mempunyai bahan untuk
dibawa dalam diskusi kelompok, dengan demikian siswa akan terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan informasi yang
diperoleh dari guru biologi yaitu ibu Alfrida, SPd dan beberapa siswa-siswa diantaranya
Abryanti Pohan, Dodi Syahputra, Amila Sari Hsb, Lusiana Putri di SMA Negeri 11 Medan
bahwa belajar biologi kurang menarik karena merasa bosan dan monoton, bahkan siswa
sering terlihat mengantuk selama proses pembelajaran berlangsung. Guru masih
menggunakan metode pembelajaran yang sama setiap mengajar, yaitu metode ceramah tanpa
ada variasi metode lain. Dalam proses pembelajaran siswa pasif dan hanya menerima materi
saja, siswa tidak tampak terlibat aktif dalam pembelajaran tersebut. Sehingga dapat
merugikan siswa karena ketuntasan siswa tidak tercapai dan hasil belajar siswa merosot.
Siswa dikatakan tuntas belajar jika mencapai skor lebih besar atau sama dengan 66 dan
tuntas 85% dari jumlah siswa mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 85. Jadi dari
hasil belajar akan diketahui apakah siswa tuntas belajar atau tidak. Hal ini dapat dilihat dari
rendahnya nilai rata-rata biologi siswa yang dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun tarakhir kurang
memuaskan. T.P. 2009/2010 rata-ratanya adalah 6,76; T.P. 2010/2011 rata-ratanya adalah
6,88; T.P. 2011/2012 rata-ratanya adalah 6,98. Selain itu, pada materi pencemaran
lingkungan yang diajarkan pada semester sebelumnya guru menggunakan metode ceramah.
Sehingga peneliti mencoba menggunakan metode pembelajaran kooperatif untuk mengatasi
pembelajaran yang monoton. Pada saat peneliti mewawancarai siswa-siswi SMA Negeri 11
Medan, dalam proses pembelajaran pada materi pencemaran lingkungan siswa-siswi aktif dan
merespon apa yang dijelaskan oleh guru. Seperti bertanya apabila isi dari materi yang kurang
mengerti.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
yang berjudul Perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model kooperatif
TPS (Think-Pair-Share) dengan STAD (Student Teams-Achievement Division) Pada
Materi Pokok Pencemaran Lingkungan di Kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun
Pembelajaran 2012/2013.
1.2. Identifikasi Masalah
Adapun masalah yang dapat didefinisikan dalam penelitian ini adalah :
1. Pemilihan strategi pembelajaran masih kurang tepat sehingga membuat siswa kurang
berminat untuk mempelajari Biologi.
4
2. Hasil belajar Biologi di sekolah yang masih rendah dilihat dari 3 (tiga) tahun
terakhir yaitu : T. P 2009/2010 rata-ratanya adalah 6,76; T.P. 2010/2011 rata-ratanya
adalah 6,88; T. P 2011/2012 rata-ratanya adalah 6,98 dan skor nilai tuntas belajar
siswa adalah 66.
3. Kegiatan belajar yang individual membuat siswa kurang bersosialisasi dengan
sesamanya sehingga keterampilan sosial siswa kurang berkembang.
4. Guru hanya memberikan metode pembelajaran yang sama setiap mengajar, yaitu
metode ceramah tanpa ada variasi dengan metode pembelajaran yang lain, sehingga
siswa merasa bosan dan monoton serta siswa menjadi pasif dan hanya menerima
materi saja.
1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang diajukan, maka penelitian ini dibatasi hanya
pada masalah perbandingan model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajarkan
sub materi pokok di jenjang SMA. Model yang digunakan yaitu model pembelajaran
kooperatif Tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan tipe STAD (Student Teams-Achievement
Division) pada materi pokok pencemaran lingkungan. Siswa yang menjadi objek penelitian
adalah siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013.
1.4. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah yang diajukan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini antara lain :
1. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) pada materi pencemaran lingkungan di kelas
X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013?
2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Teams-Achievement Division) pada materi
pencemaran lingkungan di kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran
2012/2013?
3. Bagaimana perbedaan antara hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dan tipe STAD (Student
Teams-Achievement Division) pada materi pencemaran lingkungan di kelas X SMA
Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013?
5
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini antara lain untuk mengetahui :
1. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
(Think-Pair-Share) pada materi pencemaran lingkungan di kelas X SMA Negeri 11
Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013.
2. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD (Student Teams-Achievement Division) pada materi pencemaran lingkungan
di kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013.
3. Perbedaan antara hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dan tipe STAD (Student
Teams-Achievement Division) pada materi pencemaran lingkungan di kelas X SMA
Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kemampuan dalam
menggunakan model pembelajaran kooperatif guna meningkatkan hasil belajar siswa
dan sebagai bekal bagi peneliti untuk mempersiapkan diri menjadi guru yang
mampu meningkatkan kualitas pembelajaran
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam menentukan metode pembelajaran yang
akan di gunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran yang sesuai dengan
pokok bahasan dan tuntutan kelas dan dapat meningkatkan profesionalisme guru.
3. Metode yang tepat dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan
proses belajar serta memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi siswa tentang
cara berdiskusi khususnya dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (ThinkPair-Share) dan tipe STAD (Student Teams-Achievement Division) sehingga dapat
dimanfaatkan siswa untuk menggali dan mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan belajar untuk topik lain melalui sharing informasi dengan teman
sebaya dan orang lain.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan :
1. Hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013
pada
materi
pokok
pencemaran
lingkungan
dengan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe TPS tergolong kategori tinggi dengan nilai rata-rata
sebesar 80,00.
2. Hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013
pada
materi
pokok
pencemaran
lingkungan
dengan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe STAD tergolong kategori cukup dengan nilai rata-rata
sebesar 71,30.
3. Ada perbedaan pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan tipe
STAD (Student Teams Achievement Division) terhadap hasil belajar siswa pada
Materi Pokok Pencemaran lingkungan di Kelas X SMA Negeri 11 medan Tahun
Pembelajaran 2012/2013. Dengan nilai rata-rata 80,00 dan 71,30.
5.2. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka beberapa hal yang dapat disarankan peneliti adalah :
1. Model pembelajaran TPS hendaknya mulai diterapkan dalam pembelajaran Biologi
karena pembelajaran ini lebih memberdayakan siswa karena sebelum berdiskusi
secara kelompok siswa berupaya untuk berpikir sendiri terlebih dahulu, kemudian
didiskusikan dengan pasangannya sehingga siswa telah mempunyai bahan untuk
dibawa dalam diskusi kelompok, dengan demikian siswa akan terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar Biologi.
2. Bagi guru di SMA Negeri 11 Medan agar berkenan mencoba menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Dan hendaknya lebih mengembangkan kemampuannya dalam
menggunakan model pembelajaran untuk memberikan kondisi dan suasana baru yang
dapat merangsang minat belajar siswa.
3. Bagi siswa di SMA Negeri 11 Medan agar mencoba model pembelajaran kooperatif
TPS dan STAD untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan belajar.
46
47
4. Peneliti lain perlu meneliti lebih lanjut model pembelajaran ini pada sekolah yang lain
dengan materi pokok pencemaran lingkungan yang lain agar dapat dijadikan studi
perbandingan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan terhadap mata pelajaran
biologi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta.
Aryulina, D., Muslim, C., Manaf, S., Winarni, E.W., (2007), Biologi 2, Penerbit
ESIS, Jakarta.
Dimyati, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, S, (2006), Strategi Belajar Mengajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Fadilah,
H.,
(2010),
http://putracenter.net/2009/01/07/pencemaran-udara-dampak-dan-
solusinya/ diakses 20 maret 2013.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010),
Pedoman Penulisan Proposal Dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan,
FMIPA UNIMED, Medan.
Hermawati,(2009).PencemaranLingkungan.(http://hendlearning.blogspot.com/2009/04/polusi
-pencemaran-lingkungan.html)Diakses27juni2013.
Http://pasca.uns.ac.id/?p=1363 (Hernawati, S850809108. Penerapan model pembelajaran
cooperative learning tipe Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan hasil belajar
siswa kelas X Negeri 11 Medan dalam materi pokok sistem Pencemaran Lingkungan.
Program Studi Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri
Semarang. 2010). Diakses 15 April 2011.
Ibrahim, M., (2000), Pembelajaran Kooperatif, Universitas Negeri Surabaya, Surabaya.
Lie, A, (2004), Cooperative Learning, Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,
Jakarta.
Nurhayati, N., (2011), 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Biologi untuk SMA/MA,
Yrama Widya, Bandung.
Pratiwi,S., (2006), Biologi Untuk SMA Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Priadi, A., (2010), Biologi SMA Kelas X, Penerbit Yudhistira, Jakarta.
Sanjaya, W, (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Penerbit Kencana, Jakarta.
Sardiman, (2010), Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.
Slameto, (2003), Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Sudjiono, A, (2008), Pengantar Evaluasi Pendidikan, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.
Syamsuri, I., (2004), Biologi Untuk Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan,
Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Penerbit
Kencana, Jakarta.
Winkel, W., S., (2004), Psikologi Pengajaran, Penerbit Gramedia, Jakarta.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka
Jakarta.
Cipta,
Sudjana, (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit Remaja Rosdakarya,
Bandung.