PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KECAKAPAN SOSIAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PERBAUNGAN.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTIF TIPE Student Team Achievement Divisions (STAD) DAN Group Investigation (GI)

TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KECAKAPAN SOSIAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PERBAUNGAN

Tesis Disusun Oleh: LAILI RAHMI NIM. 8106173005

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2012


(2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTIF TIPE Student Team Achievement Divisions (STAD) DAN Group Investigation (GI)

TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KECAKAPAN SOSIAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PERBAUNGAN

Tesis Disusun Oleh: LAILI RAHMI NIM. 8106173005

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2012


(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

Laili Rahmi. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Koopertif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Group Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar dan Kecakapan Sosial Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan

Pembelajaran IPA khususya biologi yang biasa didominasi guru beserta bentuk evaluasi yang lebih berorientasi pada hasil selama ini kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar aktif, baik fisik, mental, intelektual, maupun sosial (kelompok) untuk memahami konsep-konsep materi, guru menjadi pusat dan sumber belajar. Hal ini di sebabkan karena pembelajaran selama ini lebih terpusat kepada guru. Model pembelajaran STAD dan GI merupakan salah satu alternatif untuk pembelajaran IPA, sehingga diharapkan hasil belajar dan kecakapan sosial siswa meningkat.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai dengan jumlah 135 orang siswa. Sampel penelitian ini diambil dengan teknik claster sampling dan selanjutnya melalui pengundian maka kelas X-1 terpilih sebagai kelas yang akan diberi perlakuan dengan pembelajaran STAD, kelas X-2 terpilih sebagai kelas yang akan diberi perlakuan dengan pembelajaran GI dan kelas X-4 sebagai kelas kontrol. Data hasil tes belajar biologi di peroleh dengan menggunakan tes, serta penilaian kemampuan kecakapan siswa menggunakan angket. Sebelum instrument digunakan terlebih dahulu di validkan. Hasil uji persyratan menunjukkan sebaran data hasil belajar biologi adalah berdistribusi normal dan homogen. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan ANAVA dilanjutlkan dengan uji Tukey. Hasil ini menunjukkan (1) Terdapat pengaruh yang signifikan dari hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pembelajaran Konvensional; (2) Hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran GI lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran STAD dan konvensional;(3) Hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran STAD lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. kecakapan sosial siswa juga lebih baik. Hal ini terlihat dari respon siswa berdasarkan keempat indikatornya yaitu: bekerjasama sesama siswa dalam kelompok, tanggung jawab sesama siswa, mengemukakan pendapat dalam bentuk lisan dan tulisan, serta interaksi dan toleransi. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan GI sudah seharusnya menjadi salah satu alternatife bagi guru dalam menyampaikan pelajaran biologi.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Kecakapan Sosial, Student Team Achievement Division


(6)

ii

ABSTRACT

Laili Rahmi. (2012). Effect of Type of Student Learning Model Koopertif Team

Achievement Divisions (STAD) and Group Investigation (GI) Against The Student Learning and Social Skills Class X SMA Negeri 1 Perbaungan.

Learning science especially biology teachers usually dominated by its shape is more oriented evaluation results have been less provides the opportunity for students to learn actively, physically, mentally, intellectually, and socially (group) to understand the concepts of matter, the teacher at the center and learning resources. This is caused because the learning far more centered on teachers. STAD and GI learning model is an alternative to learning science, so expect the results of students' learning and social skills improved.

This study is an action research done in class X SMA Negeri 1 Perbaungan Serdang Bedagai by the number of 135 students. The research sample was taken with claster sampling techniques and further through the draw then the class X-1 was selected as the class to be treated with STAD learning, class X-2 was selected as the class to be treated with GI learning and class X-4 as control. The data studied biology test results obtained using the test, as well as the assessment of students' ability to use inquiry skills. The validation process was done before the instrument is used. Same strict test results showed that the distribution of biological learning outcomes data were normally distributed and homogeneous. Research hypotheses were tested using ANAVA with Tukey test. These results showed:(1) There is a significant effect of student learning outcomes taught by cooperative learning model GI type with STAD cooperative learning model type, model type STAD cooperative learning with conventional learning, (2) learning outcomes of students who are taught by GI learning model better learning outcomes than students who were taught with STAD and conventional learning model, (3) learning outcomes of students who are taught by STAD learning model is better than the learning outcomes of students taught with conventional teaching. Social skills are also better students. This is evident from the responses of students based on four indicators, namely: cooperation in a group of fellow students, fellow student responsibility, express opinions in oral and written form, as well as interaction and tolerance. Cooperative learning model STAD and GI type should be one of the alternatives for biology teachers in delivering learning.

Keywords: Learning Out comes, Social Skills, Student Team Achievement Division


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala keridhaan-NYA dalam memberi petunjuk dan kemudahan, sehingga tesis dengan judul " Pengaruh Model Pembelajaran Koopertif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Group Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar dan Kecakapan Sosial Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan" dapat diselesaikan.

Penyelesaian tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Magister pada Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Medan. Penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bimbingan dan arahan pemikiran dari pembimbing yang terhormat Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc. selaku dosen pembimbing II. Terima kasih atas segala saran, nasihat, bimbingan, motivasi, dan kemudahan yang selalu Bapak berikan.

Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

□ Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur PPs Universitas Negeri Medan yang telah memberikan mengizinkan penulis untuk melaksnakan penelitian.

□ Bapak dan Ibu Dosen pembina matakuliah di Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan Program Studi Pendidikan Biologi yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama mengikuti perkuliahan. □ Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Perbaungan Bapak Drs. Suhairi, M. Pd. dan

seluruh guru-guru serta para Staf yang telah melayani dan memberi izin kepada penulis untuk melaksanakan kegiatan penelitian, khususnya ucapan


(8)

iv

terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Ibu Asniwati selaku guru Biologi yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini.

□ Orang tuaku tercinta (Ayah Reban S.Pd dan Ibu Manisah) dan keluarga yang

senantiasa memotivasi dalam menempuh pendidikan ini.

□ Khusus yang terkasih suamiku (Rudy Naza Indra I.T, S.E) atas segala kesabaran dan pengertian serta keikhlasan hati untuk ditinggalkan selama menjalani studi.

□ Sahabat saya mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi T.A 2010 yang telah memberikan bantuan dan motivasi serta atas kebersamaan dan persaudaraan yang terjalin selama menjalani studi di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

□ Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu demi satu yang telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan studi.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, karunia dan berkahnya kepada segenap pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini. Akhirnya, penulis berharap semoga tesis ini dapat memberi manfaat bagi semua yang membutuhkannya. Sangat disadari, tiada gading yang tak retak, olehnya itu penulis sangat mengharapkan segala masukan demi kesempurnaan tesis ini.

Medan, November 2012

Penulis,

Laili Rahmi NIM : 8106173005


(9)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 9

A. Hakekat Pembelajara ... 8

1. Pembelajaran Konstruktivisme dalam Pembelajaran Biologi .. 8

2. Hasil Belajar ... 11

3. Keterkaitan Hasil Belajar dengan Pembelajaran Kooperatif ... 14

4. Kecakapan Sosial ... 15

5. Hakekat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan GI 16

B. Kerangka Konseptual ... 34

C. Hipotesis ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 37

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 37

C. Disain Penelitian ... 38

D. Prosedur Penelitian ... 38

E. Teknik Pengumpulan Data dan Insrumen Penelitian ... 40

F. Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Hasil Penelitian ... 47

1. Uji Prasyarat Analisis Data ... 47

2. Pengujian Hipotesis ... 50

B. Pembahasan hasil Penelitian ... 51


(10)

vi

BAB V KESIMPULAN ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Implikasi ... 54

C. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57


(11)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ... 61

Lampiran 2a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran K.D 4.1 ... 64

Lampiran 2b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran K.D 4.2 ... 76

Lampiran 2c Rencana Pelaksanaan Pembelajaran K.D 4.3 ... 82

Lampiran 3 Soal Pretes dan Postest... 89

Lampiran 4 Kunci Jawaban Soal... 95

Lampiran 5a Lembar Observasi Siswa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 97

Lampiran 5b Lember Observasi Siswa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI ... 98

Lampiran 6 Data Hasil Belajar dan Nilai Angket Kecakapan Sosial... 99

Lampiran 7 Rata-rata dan Standar Deviasi Hasil Belajar dan Kecakapan Sosial Siswa ... 102

Lampiran 8 Uji Normalitas Hasil Belajar dan Kecakapan Sosial Siswa ... 104

Lampiran 9 Uji Homogenitas Hasil Belajar dan Kecakapan Sosial Siswa 105 Lampiran 10 Uji Hipotesis Hasil Belajar dan Kecakapan Sosial Siswa dan Uji Tukey ... 106

Lampiran 11 Lembar Angket Kecakapan Sosial ... 107

Lampiran 12 Lembar Validasi Angket Kecakapan Sosial ... 108

Lampiran 12 Lembar Validitas Perangkat Instrumen Tes ... 200

Lampiran 13 Surat Keterangan Validitas ... 206


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengalaman belajar merupakan hal yang berharga bagi setiap peserta didik (siswa), untuk itu dalam penyajian materi seorang guru harus bisa memilih metode, model, pendekatan dan strategi yang sesuai dengan kondisi siswa agar siswa tidak merasa bosan, namun siswa tertarik untuk terus belajar. Hal ini juga yang menjadi sarana proses belajar-mengajar untuk mencapai hasil prestasi siswa yang lebih baik. Menurut Hamalik (2003) prestasi belajar siswa banyak ditentukan oleh perbuatan siswa itu sendiri, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan dan membimbing siswa ke arah terjadinya proses belajar.

Pada proses pembelajaran berbasis kontruktivisme bahwa belajar di artikan sebagai pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan skomodasi yang bermuara pada pemutakhiran struktuk koknitifnya (Yamin, 2008). Selanjutnya menurut Nuryani (2005), pembelajaran yang bermutu apabila dalam prosesnya berlangsung secara efektif, perserta didik memperoleh pengalaman akan bermakna bagi dirinya, dan hasil dari proses tersebut merupakan individu-individu yang bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan bangsa.

Pembelajaran IPA khususnya biologi, diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa belajar aktif, baik fisik, mental intelektual, maupun sosial (kelompok) untuk memahami konsep-konsep IPA baik secara teoritis dan prakteknya. Mengembangkan pembelajaran biologi di kelas, yang diharapkan keterlibatan aktif seluruh siswa dalam kegiatan pembelajaran, menemukan sendiri


(13)

2 pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Selain itu mata pelajaran IPA dapat juga digunakan sebagai program sebagai pemberdayaan sumber daya manusia dalam menumbuh kembangkan keterampilan, sikap, mencintai dan menghargai kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, memiliki reatifitas, mandiri serta bertanggung jawab (Nuryani, 2005). Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat BSNP (dalam Hamalik, 2003) yang merumuskan agar siswa dapat meningkatkan kemampuan berfikir logis, kreatif, dan inovatif. Dalam pelaksanaan pembelajaran biologi di SMA, siswa senantiasa di bimbing untuk mempelajari konsep-konsep biologi secara teoritis dan praktek. Dalam praktek sering kali siswa bekerja dalam kelompok-kelompok. Baik kelompok kecil maupun kelompok besar. Tentunya siswa dituntut untuk mampu berinteraksi dengan siswa lain dan mampu bekerja dan belajar dalam kelompok. Berani mengutarakan pendapat dan menerima pendapat orang lain. Hal ini diperlukan kecakapan sosial (social skill) yang memadai dalam mempelajari biologi Soewolo (2004). Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup diantaranya, dapat mengaktualisasikan potensi peserta didik di masyarakat dalam memecahkan problema yang dihadapi (Depdiknas, 2003)

Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara gaya belajar mereka dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran agar lebih optimal dapat dilakukan dengan berbagai model pembelajaran. Namun dalam prakteknya, guru harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri (Muhfida, 2011).


(14)

3 Agar terlaksananya proses belajar mengajar yang kondusif maka kreatifitas guru dituntut dalam mengelola lingkungan kelas. Salah satunya guru dapat menggunakan pembelajaran kooperatif. Belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif juga dapat menguntungkan siswa dalam mencapai prestasi yang lebih baik. Arends (2008) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar siswa baik pada siswa berkemampuan rendah, sedang, maupun tinggi. Siswa dapat bekerja bersama-sama dengan saling bertukar piliran, saling menolong dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik, dengan kata lain siswa yang berkemampuan lebih tinggi dapat menjadi tutor bagi siswa yang berkemampuan rendah. Selanjutnya Soewolo (2004) menjelaskan pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit, tetapi juga menumbuhkan kerjasama, berpikir kritis, dan mengembangkan sikap sosial.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa, beberapa diantaranya: Sigit, dan Fajaroh (2006) mengungkapkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Nuraidah (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar biologi dan kecakapan sosial siswa. Selanjutnya menurut Widodo (2009) dalam penelitianya pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) ternyata mampu meningkatkan keaktipan dan hasil belajar PKN siswa. Sedangkan Amnah (2009) mengemukakan bahwa, pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar


(15)

4 siswa serta meningkatkan keterampilam metakognitif mereka dalam memahami materi pelajaran.

Berdasarkan hasil observasi awal terhadap guru-guru biologi di SMA Negeri 1 Perbaungan bahwa lebih banyak mengajarkan mata pelajaran biologi secara konvensional, yaitu secara informatif dengan metode ceramah, dan pemberian tugas. Pembelajaran dengan metode ini kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi sesamanya, dalam mengeluarkan pendapat dan menumbuh kembangkan tingkat pemahaman siswa. Kegiatan belajar seperti ini lebih bersifat individual, karena keberhasilan metode ini sangat bergantung kepada kemampuan siswa untuk mengingat dan kemampuan improvisasi guru. Selain itu hasil belajar biologi siswa yang diperoleh juga belum memuaskan hal ini dapat di ketahui masih adanya beberapa siswa yang harus remedial untuk memperoleh nilai diatas KKM yang telah ditetapkan. Bila ditinjau dari jumlah siswa tiap kelasnya masing-masing berjumlah lebih dari 40 orang siswa, sehingga kesempatan siswa untuk aktif dalam pembelajaran tidak semuanya dapat dipenuhi. Hal tersebut juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Lebih lanjut, bila dilakukan dikusi kelompok di kelas masih ada sebagian siswa yang tidak berpartisipasi saat diskusi dan kurang bekerjasama di dalam kelompok. Kecakapan sosial yang dimiliki siswa masih sangat rendah di antaranya kemampuan siswa dalam menghargai pendapat orang lain dan bekerjasama atau saling berinteraksi dalam kelompok.

Bahan kajian yang disajikan pada semester genap diantaranya adalah materi ekosistem yang berkaitan dengan serangkaian peristiwa alam sekitar, untuk itu diperlukan pengalaman kepada siswa agar dapat menjelajahi dan memahami


(16)

5 alam sekitar secara ilmiah. Hal tersebut akan berkontribusi untuk mencapai tujuan KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP), yang merumuskan agar siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif serta mengkomunikasikan hasil pengamatan secara lisan atau tulisan yag berkaitan dengan peristiwa alam sekitar BNSP (2006). Pengembangan pengetahuan, dan analisis peserta didik terhadap lingkungan alam dan sekiar akan mempengaruhi kecakapan hidup seseorang Balitbang Depdiknas (2010).

Kompetensi yang diharapkan dalam materi ekosistem adalah mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi, biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan dan juga permasalahan yang timbul dari hubungan timbal-balik antar komponen tersebut. Materi ekosistem seyogyanya memberikan wahana bagi peserta didik untuk mempelajari alam sekitar dengan mengaitkan hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta memahami akan pentingnya peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.

Dari uraian di atas dan banyaknya penelitian yang menunjukkan kebaikan dari hasil penggunaan pembelajaran kooperatif, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaiman pengaruh penggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan GI terhadap hasil belajar biologi dan kecakapan sosial siswa di SMA Negeri 1 Perbaungan dengan membuat perangkat pembelajaran kooperatif tipe STAD dan GI dengan mengujinya dalam penelitian quasi eksperimen.


(17)

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi permasalah dalam penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran yang di gunakan umumnya secara konvensional, sehingga siswa kurang berinteraksi satu sama lain dalam mengikuti pelajaran.

2. Perolehan hasil belajar siswayang masih rendah.

3. Metode pembelajaran yang selama ini di gunakan kurang tepat dalam memberikan pengalaman khususnya mengembangkan kognitif siswa.

4. Pemberian kesempatan belajar siswa dalam pembelajran yang kurang merata. 5. Kurangnya kecakapan sosial siswa dalam menghargai pendapat rekannya saat

melaksanakan diskusi kelompok.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menjaga agar permasalahan tidak meluas dan menyimpang, maka masalah dibatasi sebagi berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan GI.

2. Hasil belajar biologi dan kecakapan sosial siswa dibatasi pada materi yang digunakan sekolah tempat penelitian yaitu materi ekosistem pada kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan.

3. Hasil belajar siswa hanya di batasi terhadap konsep-konsep pelajaran biologi pada ranah kognitif taksonomi Bloom, meliputi tingkat C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta).


(18)

7 4. Kecakapan sosial hanya dibatasi pada pertanyaan objek sikap berdasarkan 4

indikator dengan menggunnakan skala likert.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah dan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan GI pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan terhadap hasil belajar biologi? 2. Apakah terdapat pengaruh model pembelajara kooperatif tipe STAD dan GI

pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan terhadap kecakapan sosial?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan GI terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan.

2. Mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan GI terhadap kecakapan sosial siswa kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan.

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan sebagai berikut:

1. Manfaat secara Teoritis: (a) Diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan khususnya pembelajaran kooperatif model STAD, dan GI terhadap hasil belajar siswa; (b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat


(19)

8 dijadikan sebagai landasan atau rujukan untuk melakukan penelitian lanjutan terhadap variable-variabel yang sesuai.

2. Manfaat Praktis: (a) Menjadi bahan pertimbangan bagi guru memilih strategi pembelajaran yang lebih variatif untuk meningkatkan mutu pendidikan; (b) Memberikan masukan kepada guru, kepala sekolah atau pengambil kebijakan, diharapkan nantinya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam menentukan kebijakan tentang strategi pembelajaran yang cocok untuk mata pelajaran IPA khususnya Biologi pada jenjang sekolah SMA.


(20)

60

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, yaitu:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran kooperatif tipe GI dan STAD terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajara kooperatif tipe GI dan STAD terhadap kecakapan sosial siswa kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan.

B. Implikasi

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan GI mampu mengefektifkan, mengefisienkan, serta mengoptimalkan fungsi dan interaksi antara siswa dengan komponen pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan teknik pembelajran yang terdiri dari komponen utama yaitu: presentasi kelas, belajar bersama tim, tes individu, skor pengembangan individu, dan penghargaan tim. STAD adalah pembelajaran kooperatif yang menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan persentase verbal atau teks. Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dan terdiri dari laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Model ini dirancang untuk meningkatkan kinerja siswa dalam hal belajar.


(21)

61

Model pembelajaran kooperatif tipe GI menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok.

Penggunakan metode GI membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang selanjutnya beranggotakan 5-6 orang siswa dengan karakteristik yang heterogen. Para siswa selanjutnya memilih yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan.

C. Saran

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Bagi guru khususnya guru Biologi diharapkan untuk dapat menggunakan model pembelajaran seperti model pembelajaran Group Investigation dan model pembelajaran Student Team Achievement Divisions ataupun model-model pembelajaran yang lain selama proses belajar mengajar dalam upaya membangkitkan motivasi, minat dan perhatian siswa dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kecakapan sosial siswa menjadi lebih baik.


(22)

62

2. Bagi mahasiswa calon guru diharapkan menggunakan model-model pembelajaran lain selain model pembelajaran Group Investigation dan model pembelajaran Student Team Achievement Divisions dalam pembelajaran sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih bervariasi.


(23)

63

DAFTAR PUSTARKA

Anderson, L.W. & Krathwohl., D.R. 2001. Learning, Teaching, and Assessing. A

Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. Abridged Edition.

New York: Addisson Wesley Longman, Inc.

Amnah, S., 2009. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share, Jigsaw kombinasi dengan Strategi Metakognitif, dan Kemampuan Akademik Terhadap Kesadaran Metakognitif, Keterampilan metakognitif, dan hasil belajar Biologi siswa di SMA Negeri ota Pekanbaru Riau. Disertasi Tidak di Publikasi. Malang : Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang.

Arends, R. I. 2008. Learning to Teach, Belajar untuk Mengajar. Edisi ketujuh. buku dua. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Armstrong, T. 2002. 7 Kinds of Smart, menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda Berdasarkan TeoriMultiple Intelligence. (terjamahan). PT. Gramedia. Jakarta

Aunurrahman. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Arikunto, 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

BNSP, 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta. BSNP Depdiknas.

Depdiknas, 2003. Pengembangan Model Pendidikan Kecakapan Hidup. SD/MI/SDLB-SMP/MTs/SMPLB-SMA/MA/SMALB/SMK/MAK. Pusat

Kurikulum. (Online). (http://www.puskur.net, diakses 12 September 2012). Dzaki, F., 2009. Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif.

Kooperatif,(Online),(http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/kele mahan-model-pembelajaran-kooperatif.html, diakses 29 Januari 2012).

Frangenheim, E. 2005. Reflection on Classroom Think Strategies. Practical Strategies to Encourage Thinking Your Classroom. 6rd.California: Sage Publications.

Kamal, S. 2010. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Menggunakan Mind Map terhadap Hasil Belajar dan Kecakapan Sosial Mahasiswa. Tesis tidak dipublikasi. Program Pasca Sarjana. Universitas Negeri Medan.


(24)

64

Hall, T. 2012. Peer Mediated Instruction and Intervention. (Online), (http://www.cast.org/publication/neac/neac-peermil.html, diakses 23 Januari 2012).

Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Bandung.

Horbi dan Susanto, 2006. Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Model Group Investigation untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas III SLTPN 8 Jember tentang Volume Tabung. Jurnal Pendidikan Dasar, vol.7, no.2, 2006: 74-83.

Lie, A. 2008. Cooperative Learning. Grasindo: Jakarta.

Lord, T. 1998. Cooiperative Learning That Really Works in Biology Teaching Using Construtivist-Based Activites to Challenge Students Teams. The American Biology Teacher. Vol 60 (8):580-589.

Muhfida, 2011. Model-model Pembelajaran. Model Pembelajaran-free ebook download(bse)sd,smp,sma,smk. (Online). (http://muhfida.com/modelpembelaj aran/, diakses 11 Februari 2012).

Nur, M. (2001). Model Pembelajaran Kooperatif. Makalah pada Overseas fellowship Program Contextual Learning Development. Proyek Peningkatan Mutu SLTP Jakarta Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat pendidikan Dasar Menengah Departemen Pendidikan Nasional in collaboration with University of Wasington Collage of Education, State University of Surabaya, State University of Malang, and LAPI-ITB. Center of School Sciece and Mathematic Postgraduate Program of State University of Surabaya. Oktober 2001. LAPI-ITB.

Nuraidah, (2011). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Melalui Pembelajara PAIKEM untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kecakapan Sosial Siswa Kelas IV A SD Negeri No. 105855 PTPN II Tanjung Morawa. Tesis tidak dipublikasi. Program Pasca Sarjana. Universitas Negeri Medan. Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press. Universitas

Negeri Malang.

Pauline, M. 2000. Constructivisme, (Online), (Ijgs.scit.wlv.ac.uk/margotKaszap.pdf, diakses tanggal 26 Desember 2011).

Purwanto, M, N. 2000. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung.


(25)

65

Purwanto, M. 2000. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung.

Rahayu, S. 2004. Implementasi Pembelajaran Kooperatif dalam Mata Pelajaran IPA Berdasarkan Kurikulum 2004. Makalah disajikan dalam Seminar dan Workshop Calon Fasilitator Kolaborasi dengan UM-MGMP MIPA kota Malang. 19-20 Maret 2004.

Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Sardiman, A. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sharan, Y. and Sharan, S. (1992). Cooperative Learning in Small Groups. Recent Methods and Effects on Achievement, Attitudes, and Ethnic Relations. Review of educational research. Summer 1980 vol. 50 no. 2 241-27I. (Online) (http://rer.sagepub.com/content/50/2/241.short, diakses 23 Agustus 2012). Sharan S, 1980. Cooperative Learning in Small Groups: Recent Methods and Effects

on Achievement, Attitudes, and Ethnic Relations. School of Education, Tel-Aviv UniversityReview Of Educational Research. Summer 1980 vol. 50 no. 2. 241-27.

Sigit, D dan Fajaroh, F. 2006. Implikasi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Division Achivement (STAD) dan Team Games Tournament (TGT) terhadap Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA. Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 13 (1) : 97-104.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka cipta.

Slavin, E, R. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Nusa Media: Bandung.

Slavin, E, R. 1995. Cooperative Learning. USA: Allyn Bacon. USA.

Slavin , 1996. Research on Cooperative Learning and Achievement: What We Know, What We Need to Know. Contemporary Educational Psychology . Article no. 0004 (21) , 43–69.

Sudjana, N. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung.

Sudijono, A. 2009. Pengantar Statistik Pendididkan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.


(26)

66

Sudrajat, 2009. Pembelajaran Group Investigation. (Online), (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/startegi-pembelajaran-kooperatif

metode-group-investigation/, diakses 14 Januari 2012.

Sukmadinata, N, S. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung.

Suparno, P. 1997. Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikan. Kanisius: Yogyakarta. Soewolo, 2004. Pembelajaran Kooperatif. Makalah disajikan dalam Seminar dan

Workshop Calon Fasilitator Kolaborasi dengan UM-MGMP MIPA kota Malang. 19-20 Maret 2004.

Syah, M. 2007. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Widodo, 2009. Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe Group Investigagation Untuk Meningkatkan Kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas XI.IPA SMA Negeri 1 Sima Semester Genap tahun 2007/2008. (Online). (http://journal.uny.ac.id/index.php/jpms/artcle/view/173. diakses 12 Februari 2012).

Wiley,M.J. 2006. Teaching Undergraduates with Diverse Backgrounds Using Cooperative Learning: Applying Lessons in Extension. (Online). (http://www. cls.wisc.edu//iic/innovation/wylie.htl. diakses 3 Februari 2012).

Wikipedia, 2012. Taksonomi Bloom. (Online). http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonom i_Bloom. diakses 30 Mei 2012).

Yamin, H, M. 2008. Paradigma pendidikan konstuktivistik. Jakarta: Gaung Persada Prees.


(1)

Model pembelajaran kooperatif tipe GI menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok.

Penggunakan metode GI membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang selanjutnya beranggotakan 5-6 orang siswa dengan karakteristik yang heterogen. Para siswa selanjutnya memilih yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan.

C. Saran

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi guru khususnya guru Biologi diharapkan untuk dapat menggunakan model pembelajaran seperti model pembelajaran Group Investigation dan model pembelajaran Student Team Achievement Divisions ataupun model-model pembelajaran yang lain selama proses belajar mengajar dalam upaya membangkitkan motivasi, minat dan perhatian siswa dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kecakapan sosial siswa menjadi lebih baik.


(2)

2. Bagi mahasiswa calon guru diharapkan menggunakan model-model pembelajaran lain selain model pembelajaran Group Investigation dan model pembelajaran Student Team Achievement Divisions dalam pembelajaran sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih bervariasi.


(3)

DAFTAR PUSTARKA

Anderson, L.W. & Krathwohl., D.R. 2001. Learning, Teaching, and Assessing. A

Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. Abridged Edition.

New York: Addisson Wesley Longman, Inc.

Amnah, S., 2009. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share, Jigsaw kombinasi dengan Strategi Metakognitif, dan Kemampuan Akademik Terhadap Kesadaran Metakognitif, Keterampilan metakognitif, dan hasil belajar Biologi siswa di SMA Negeri ota Pekanbaru Riau. Disertasi Tidak di Publikasi. Malang : Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang.

Arends, R. I. 2008. Learning to Teach, Belajar untuk Mengajar. Edisi ketujuh. buku dua. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Armstrong, T. 2002. 7 Kinds of Smart, menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda Berdasarkan TeoriMultiple Intelligence. (terjamahan). PT. Gramedia. Jakarta

Aunurrahman. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Arikunto, 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

BNSP, 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta. BSNP Depdiknas.

Depdiknas, 2003. Pengembangan Model Pendidikan Kecakapan Hidup. SD/MI/SDLB-SMP/MTs/SMPLB-SMA/MA/SMALB/SMK/MAK. Pusat

Kurikulum. (Online). (http://www.puskur.net, diakses 12 September 2012). Dzaki, F., 2009. Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif.

Kooperatif,(Online),(http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/kele mahan-model-pembelajaran-kooperatif.html, diakses 29 Januari 2012).

Frangenheim, E. 2005. Reflection on Classroom Think Strategies. Practical Strategies to Encourage Thinking Your Classroom. 6rd.California: Sage Publications.

Kamal, S. 2010. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Menggunakan Mind Map terhadap Hasil Belajar dan Kecakapan Sosial Mahasiswa. Tesis tidak dipublikasi. Program Pasca Sarjana. Universitas Negeri Medan.


(4)

Hall, T. 2012. Peer Mediated Instruction and Intervention. (Online), (http://www.cast.org/publication/neac/neac-peermil.html, diakses 23 Januari 2012).

Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Bandung.

Horbi dan Susanto, 2006. Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Model Group Investigation untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas III SLTPN 8 Jember tentang Volume Tabung. Jurnal Pendidikan Dasar, vol.7, no.2, 2006: 74-83.

Lie, A. 2008. Cooperative Learning. Grasindo: Jakarta.

Lord, T. 1998. Cooiperative Learning That Really Works in Biology Teaching Using Construtivist-Based Activites to Challenge Students Teams. The American Biology Teacher. Vol 60 (8):580-589.

Muhfida, 2011. Model-model Pembelajaran. Model Pembelajaran-free ebook download(bse)sd,smp,sma,smk. (Online). (http://muhfida.com/modelpembelaj aran/, diakses 11 Februari 2012).

Nur, M. (2001). Model Pembelajaran Kooperatif. Makalah pada Overseas fellowship Program Contextual Learning Development. Proyek Peningkatan Mutu SLTP Jakarta Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat pendidikan Dasar Menengah Departemen Pendidikan Nasional in collaboration with University of Wasington Collage of Education, State University of Surabaya, State University of Malang, and LAPI-ITB. Center of School Sciece and Mathematic Postgraduate Program of State University of Surabaya. Oktober 2001. LAPI-ITB.

Nuraidah, (2011). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Melalui Pembelajara PAIKEM untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kecakapan Sosial Siswa Kelas IV A SD Negeri No. 105855 PTPN II Tanjung Morawa. Tesis tidak dipublikasi. Program Pasca Sarjana. Universitas Negeri Medan. Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press. Universitas

Negeri Malang.

Pauline, M. 2000. Constructivisme, (Online), (Ijgs.scit.wlv.ac.uk/margotKaszap.pdf, diakses tanggal 26 Desember 2011).

Purwanto, M, N. 2000. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung.


(5)

Purwanto, M. 2000. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung.

Rahayu, S. 2004. Implementasi Pembelajaran Kooperatif dalam Mata Pelajaran IPA Berdasarkan Kurikulum 2004. Makalah disajikan dalam Seminar dan Workshop Calon Fasilitator Kolaborasi dengan UM-MGMP MIPA kota Malang. 19-20 Maret 2004.

Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Sardiman, A. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sharan, Y. and Sharan, S. (1992). Cooperative Learning in Small Groups. Recent Methods and Effects on Achievement, Attitudes, and Ethnic Relations. Review of educational research. Summer 1980 vol. 50 no. 2 241-27I. (Online) (http://rer.sagepub.com/content/50/2/241.short, diakses 23 Agustus 2012). Sharan S, 1980. Cooperative Learning in Small Groups: Recent Methods and Effects

on Achievement, Attitudes, and Ethnic Relations. School of Education, Tel-Aviv UniversityReview Of Educational Research. Summer 1980 vol. 50 no. 2. 241-27.

Sigit, D dan Fajaroh, F. 2006. Implikasi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Division Achivement (STAD) dan Team Games Tournament (TGT) terhadap Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA. Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 13 (1) : 97-104.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka cipta.

Slavin, E, R. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Nusa Media: Bandung.

Slavin, E, R. 1995. Cooperative Learning. USA: Allyn Bacon. USA.

Slavin , 1996. Research on Cooperative Learning and Achievement: What We Know, What We Need to Know. Contemporary Educational Psychology . Article no. 0004 (21) , 43–69.

Sudjana, N. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung.

Sudijono, A. 2009. Pengantar Statistik Pendididkan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.


(6)

Sudrajat, 2009. Pembelajaran Group Investigation. (Online), (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/startegi-pembelajaran-kooperatif

metode-group-investigation/, diakses 14 Januari 2012.

Sukmadinata, N, S. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung.

Suparno, P. 1997. Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikan. Kanisius: Yogyakarta. Soewolo, 2004. Pembelajaran Kooperatif. Makalah disajikan dalam Seminar dan

Workshop Calon Fasilitator Kolaborasi dengan UM-MGMP MIPA kota Malang. 19-20 Maret 2004.

Syah, M. 2007. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Widodo, 2009. Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe Group Investigagation Untuk Meningkatkan Kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas XI.IPA SMA Negeri 1 Sima Semester Genap tahun 2007/2008. (Online). (http://journal.uny.ac.id/index.php/jpms/artcle/view/173. diakses 12 Februari 2012).

Wiley,M.J. 2006. Teaching Undergraduates with Diverse Backgrounds Using Cooperative Learning: Applying Lessons in Extension. (Online). (http://www. cls.wisc.edu//iic/innovation/wylie.htl. diakses 3 Februari 2012).

Wikipedia, 2012. Taksonomi Bloom. (Online). http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonom i_Bloom. diakses 30 Mei 2012).

Yamin, H, M. 2008. Paradigma pendidikan konstuktivistik. Jakarta: Gaung Persada Prees.


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pendekatan kooperatif teknik: student team achievement divisions (STAD) dan teknik Group Investigation (GI)

0 36 221

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

STUDI KOMPARASI STRATEGI GROUP INVESTIGATION (GI) DENGAN STUDENT TEAM-ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Studi Komparasi Strategi Group Investigation (GI) dengan Student Team-Achievement Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah

0 2 16

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DAN PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT Perbandingan Pembelajaran Group Investigation (GI) Dan Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Terhadap Hasil Belajar Biologi Peserta Didik Kela

0 2 16

Antara Siswa yang Diajarkan Melalui Kooperatif Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Group Investigation (GI) Di SMP Negeri 6 Lilirilau

0 1 178