Pengaruh Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Bober Café Jalan Riau Bandung).

(1)

ABSTRAK

Pertumbuhan ekonomi yang pesat di Indonesia menciptakan persaingan yang ketat dalam bisnis, termasuk kuliner. Salah satu dari banyak cara yang bisa digunakan untuk mendapatkan niat beli konsumen adalah menciptakan dan meningkatkan store atmosphere. Penelitian ini ditujukan untuk menguji seberapa besar pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen pada Bober Café Jalan Riau Bandung. Dalam penelitian ini, penulis membuat hipotesis, dimana store atmosphere akan memiliki pengaruh yang signifikan dengan keputusan pembelian konsumen. Hal ini dapat dijelaskan melalui kegiatan pembelian yang dilakukan oleh para responden, dengan tujuan memberikan informasi dan pengetahuan mengenai pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian khususnya di Bober Café Jalan Riau Bandung. Penelitian ini menggunakan data dari 294 orang responden dari 200 data yang diambil. Dari data yang ada, didapat validitas lebih dari 0.138, terdapat 13 pernyataan yang ditolak sehingga dari keseluuruhan pernyataan 17 item pernyataan yang dapat digunakan dalam pengambilan data. Reliabilitas bekisar 0.61 sampai 0.771 yang berarti item-item pernyataan yang ada sudah dianggap reliable. Dari hasil penelitian, didapat bahwa pengaruh parsial yang ada antara store atmosphere dankeputusan pembelian merupakan pengaruh yang signifikan. Hal ini berarti, semakin meningkat store atmosphere, maka akan semakin besar kemungkinan para responden melakukan keputusan pembelian


(2)

ABSTRACT

The rapid economic growth in Indonesia creates intense competition in the business, including culinary. One of the many ways that can be used to obtain the consumer's purchase intention is to create and improve store atmosphere. This study aimed to test how much influence store atmosphere on consumer purchasing decisions at Bober Café Jalan Riau Bandung. In this study, the authors hypothesized, where the store atmosphere will have a significant effect in consumer purchasing decisions. This can be explained through the purchases made by the respondents, with the aim of providing information and knowledge about the store atmosphere influence on purchasing decisions, especially in Bober Café Jalan Riau Bandung. This study used data from 294 respondents from 200 data taken. From the available data, obtained validity of more than 0138, there were 13 statement denied that from the statement keseluuruhan 17 item that statement can be used in data collection. Reliability bekisar 0.61 until 0771, which means items of the statement is considered reliable. From the research, found that the partial effect that exists between store atmosphere dankeputusan purchase was a significant influence. This means, increasing store atmosphere, the greater the likelihood that respondents made a purchase decision


(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar pengesahan ... ii

Kata Pengantar ... iii

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

Daftar Isi... viii

Daftar Gambar ... xi

Daftar Tabel ... xii

Daftar Lampiran ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8


(4)

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.2 Rerangka Pemikiran ... 36

2.3 Pengembangan Hipotesis ... 37

BAB III: METODE PENELITIAN ... 40

3.1 Jenis Penelitian ... 40

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 40

3.3 Definisi Operasional Variabel ... 44

3.4 Teknik Pengumpulan data ... 48

3.6 Uji Instrumen ... 49

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

4.1 Hasil Penelitian ... 56

4.2 Pembahasan ... 101


(5)

5.1 Kesimpulan ... `103

5.2 Implikasi Manajerial ... 106

5.3 Keterbatasan Penelitian ... 107

5.4 Saran ... 107

Daftar Pustaka ... 108


(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ada berbagai macam bisnis yang bisa menjadi peluang usaha, salah satunya adalah bisnis usaha restoran atau rumah makan. Saat ini sudah semakin banyak produsen restoran yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. (Kumadji & Kusumawati, 2014). Berikut adalah data perkembangan usaha restoran dan rumah makan bersekala menengah dan besar yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik.

Tabel 1.1

Perkembangan Usaha Restoran dan Rumah Makan Berskala Menengah dan Besar di Indonesia, 2007-2012

TAHUN

USAHA / PERUSAHAAN RATA-RATA

TENAGA KERJA Jumlah Pertumbuhan (%)

2008 2,235 38.39 27

2009 2,704 20.98 27

2010 2,916 7.84 27

2011 2,977 2.09 28

2012 Data tidak tersedia Data tidak tersedia 28 Sumber : Statistik Restoran dan Rumah Makan (BPS)


(7)

B A B I P E N D A H U L U A N| 2

Tabel 1.2

Perkembangan Usaha Restoran dan Rumah Makan Berskala Menengah dan Besar di Jawa Barat, 2007-2012

TAHUN

USAHA / PERUSAHAAN

RATA-RATA TENAGA KERJA

2007 132 27

2008 220 24

2009 257 26

2010 286 29

2011 289 28

2012 Data tidak tersedia 27

Sumber : Statistik Restoran dan Rumah Makan (BPS)

Pertumbuhan industri kreatif di Kota Bandung menunjukan peningkatan yang sangat signifikan, terdapat berberapa subsektor industri kreatif yang selama ini menjadi tiang penyangga pertumbuhan ekonomi kreatif di Kota Bandung. Salah satu subsektor industri kreatif Kota Bandung yaitu industri kuliner (Bisnis UKM, 2012). Hal ini salah satunya ditunjang dengan maraknya pengusaha kuliner mengembangkan bisnisnya dengan membuat café. Café secara harfiah adalah (minuman) kopi, tetapi kemudian menjadi tempat dimana seorang bisa minum-minum, tidak hanya kopi, tetapi juga minuman lainnya. Kini, cafe – cafe hadir dengan lebih modern dan


(8)

B A B I P E N D A H U L U A N| 3

memiliki diferensiasi untuk meningkatkan daya saingnya. Berikut data pertumbuhan cafe di Bandung. (Tendean & Widodo, 2014)

Table 1.3

Jumlah Café dan Restaurant di Kota Bandung 2009-2013 Tahun Jumlah Café dan Restaurant

2009 445

2010 461

2011 512

2012 590

2013 635

Sumber : Dinas kebudayaan dan Pariwisata kota Bandung 2013

Mowen dan Minor (2006) mengatakan Dari beberapa pilihan yang ada, banyak hal yang menjadi bahan pertimbangan konsumen dalam memilih tertentu. Masing-masing konsumen memiliki harapan yang berbeda mengenai apa yang akan dibeli, dimana mereka akan membelinya, dengan harga berapa, dan store atmosphere bagaimana yang mereka harapkan. (Fuad, 2009)

Harapan yang dimiliki seorang konsumen belum tentu akan mendorong konsumen yang bersangkutan untuk melakukan pembelian. Harapan tersebut harus mampu distimulir sehingga timbulnya tekanan untuk segera mewujudkannya dalam bentuk tindakan pembelian. Terdapat bermacam faktor yang dapat menjadi stimulus,


(9)

B A B I P E N D A H U L U A N| 4

antara lain adalah store atmosphere. Pihak manajemen toko dapat mendesain atmosfer toko sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa nyaman dan aman di dalam diri konsumen sehingga ia bersedia melaksanakan keputusan pembeliannya (Kotler, 2006). Dengan kata lain, store atmosphere bisa mempengaruhi perasa atau mood dari para konsumen yang berkunjung ke toko milik perusahaan sehingga tertarik untuk melakukan keputusan pembelian.(Fuad, 2009)

Store atmosphere tidak hanya berpengaruh terhadap keputusan pembelian, tetapi juga berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Ryu dan Han (2010) dalam Heung dan Gu (2012) menyatakan bahwa “Although all determinants of customer satisfaction deserve attention in research and practice, atmospherics may, to a large extent, determine the overall degree of such satisfaction in the restaurant industry”. Meskipun semua faktor penentu kepuasan pelanggan perlu diperhatikan dalam penelitian dan praktek, untuk sebagian besar mungkin suasana menentukan tingkat keseluruhan kepuasan di industri restoran. (Kumadji, 2014)

Store atmosphere merupakan kombinasi dari hal-hal yang bersifat emosional. Menurut Mowen dan Minor (2006:139) store atmosphere mempengaruhi keadaan emosional pembelanja, yang kemudian mendorong untuk meningkatkan atau mengurangi belanja. Dampak dari store atmosphere bisa menciptakan kesan yang membuat pembeli akan meningkatkan pembeliannya atau hanya membeli secukupnya dan kemungkinan tidak berniat kembali lagi untuk membeli di tempat tersebut. Kesan yang diperoleh berdampak pada kepuasan pelanggan. Produsen harus jeli dalam melihat peluang pasar serta keinginan dan kebutuhan pelanggan agar mampu memberikan kepuasan pada pelanggan sehingga tidak beralih pada kompetitor.


(10)

B A B I P E N D A H U L U A N| 5

Bagaimana pun alat pendukung dari konsep pemasaran adalah identifikasi dan kepuasan dari kebutuhan pelanggan. Pelanggan yang puas akan terus melakukan pembelian pada café tersebut, demikian pula sebaliknya. (Kumadji, 2014)

Cakupan strategi Store atmosphere bisa dikelompokan menjadi Instore dan Outstore.”Store atmosphere bisa dipahami sebagai penataan ruang dalam (Instore) dan ruang luar (Outstore) yang dapat menciptakan kenyamanan bagi pelanggan”, Instore Atmosphere adalah pengaturan-pengaturan di dalam ruangan yang menyangkut Internal layout, suara, bau, teksture dalam. Outstore atmosphere adalah pengaturan-pengaturan di luar ruangan yang menyangkut: terdiri dari external layout, teksture luar, desain eksterior (Sutisna, 2005).

Keputusan pembelian merupakan seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih (Schifman dan Kanuk, 2008:289). Bagi konsumen, proses keputusan pembelian merupakan kegiatan penting karena didalam proses tersebut memuat berbagai langkah yang terjadi secara berurutan sebelum konsumen mengambil keputusan. Bila konsumen memutuskan untuk membeli, konsumen akan menjumpai serangkaian keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk, merek, penjual, kualitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya (Dharmmesta dan Handoko, 2011:110). Maka setiap perusahaan dapat mengusahakan untuk menyederhanakan pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh para konsumen. (Kumadji, 2014)

Hasil riset sebelumnya menunjukan bahwa store atmosphere yang meliputi instore atmosphere dan outstore atmosphere mempengaruhi minat beli konsumen di Kota Bandung terhadap Resort Café Atmosphere sebesar 14,6% sedangkan sisanya 85,4% dipengaruhi oleh factor lain atau dijelaskan oleh variable-variabel lain yang


(11)

B A B I P E N D A H U L U A N| 6

tidak dimasukan dalam penelitian. Dengan kata lain store atmosphere dapat dijadikan sebagai salah satu alat pemasaran untuk menarik consume agar dating dan menikmati hidangan di Resort Café Atmosphere. (Meldarianda & Lisan, 2009)

Store atmosphere, yang terdiri dari variable-variabel store exterior, general interior, store layout dan interior display, memberikan kontribusi cukup besar dalam menjelaskan perilaku berbelanja konsumen pada Toko Buku Gramedia Malang (64,8%), sedangkan sisanya (35,2%) dijelaskan oleh variable-variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Begitu juga dengan variable-variabel dari store atmosphere, baik secara parsial maupun simultan berpengaruh signifikan terhadap perilaku berbelanja konsumen. Terakhir, berdasarka perbandingan nilai koefisien regresi, diidentifikasi bahwa variable store layout mempunyai pengaruh dominan terhadap perilaku berbelanja konsumen pada Toko Buku Gramedia Malang. (Fuad, 2009)

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan Tendean dan Widodo (2012), pengaruh available store atmosphere yang terdiri dari exterior, general interior, store layout, dan interior display secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen Maja House Sugar & Cream Bandung sebesar 84,5% sedangakan sisanya 15,5% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang pelaksanaan store atmosphere (suasana toko) yang dilakukan Bober Café Jalan Riau Bandung sebagai satu bentuk komunikasi pemasaran agar


(12)

B A B I P E N D A H U L U A N| 7

konsumen tertarik melakukan pembelian sekaligus memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen akan suasana makan yang enak dan nyaman. Maka didalam

penyusunan skripsi penulis mengambil judul : “Pengaruh Store Atmosphere Terhadap

Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus Pada Bober Café Jalan Riau Bandung)”.

1.2 Rumusan Masalah

Store atmosphere merupakan salah satu elemen yang dibutuhkan dalam bisnis café. Jumlah produsen café yang semakin banyak , menuntut pengusaha café untuk berinovasi dan memahami kebutuhan, keinginan dan permintaan konsumen. Berdasarkan latar belakang maka penulis merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah store atmosphere berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada Bober Café Jalan Riau Bandung?

2. Seberapa besar pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen pada Bober Café Jalan Riau Bandung?


(13)

B A B I P E N D A H U L U A N| 8

1.3 Tujuan Penelitian

Setelah melakukan latar belakang dan rumusan masalah, dapat dirumuskan tujuan penelitian, yaitu :

1. Untuk menguji pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen pada Bober Café Jalan Riau Bandung.

2. Untuk menguji seberapa besar pengaruh instore store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen pada Bober Café Jalan Riau Bandung.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini penulis dapat menambah wawasan mengenai store atmosphere dan kaitannya dengan keputusan pembelian konsumen. 2. Manfaat bagi praktisi bisnis

Penulis membuat penelitian ini dengan tujuan untuk mengeksplorasi dan menciptakan store atmosphere dari sudut pandang konsumen, yang akhirnya mengusulkan pengusaha merancang desain untuk membuat pelanggan merasa nyaman dan memutuskan untuk mengunjungi serta membeli. Selain itu, store atmosphere diciptakan bagi konsumen untuk mempromosikan kesenangan mereka dalam berbelanja, sehingga dapat meningkatkan frekuensi mereka untuk mengunjungi dan menghabisan waktu lebih lama dari setiap kunjungan. Hal tersebut dapat menjadi cara efektif untuk meningkatkan keuntungan.


(14)

B A B I P E N D A H U L U A N| 9

3. Manfaat Bagi Akademisi

Sebagai bahan pertimbangan dan menjadi tambahan informasi yang berhubungan dengan store atmosphere yang berdampak terhadap keputusan pembelian.


(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik survey dengan metode kuesioner. Jumlah kuesioner yang disebar adalah sebanyak 200 kuesioner. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi sederhana.

Berdasarkan pengolahan data, diperoleh hasil profil responden berdasarkan jenis kelamin sebanyak 76 orang responden atau sebesar 38% berjenis kelamin pria, sedangkan sisanya yaitu sebanyak 124 orang responden atau sebesar 62% berjenis kelamin wanita, dapat disimpulkan bahwa jumlah responden dengan jenis kelamin wanita mendominasi dari total responden penelitian. Berdasarkan usia sebanyak 36 orang responden atau sebesar 18% berumur kurang dari 20 tahun, sebanyak 156 orang responden atau sebesar 78% berusia antara 20 tahun sampai dengan 30 tahun, sebanyak 8 orang responden atau sebesar 4% berusia anatara 31 tahun sampai 40 tahun, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berusia antara 21 sampai dengan 30 tahun.

Berdasarkan pengolahan data, responden yang merupakan pelajar atau mahasiswa sebanyak 156 orang resonden atau sebesar 78%, responden yang merupakan karyawan sebanyak 20 orang atau sebesar 10%, responden yang


(16)

B A B V K E S I M P U L A N D A N S A R A N | 104

merupakan pegawai negeri sebanyak 4 orang responden atau sebesar 2%, responden yang merupakan wiraswasta adalah sebanyak 8 orang atau sebesar 4%, sedangkan 12 orang responden lainnya atau sebesar 6% memiliki pekerjaan lain yang tidak disebutkan dalam kuesioner, dapat disimpulkan bahwa mayoritas respoden adalah pelajar atau mahasiswa. Berdasarkan penghasilan setiap bulannya, responden yang berpenghasilan dibawah Rp.1.000.000 adalah sebanyak 48 orang responden atau sebesar 24%, sebanyak 100 orang responden atau sebesar 50% berpenghasilan anatara Rp.1.000.000 sampai Rp.3.000.000, sebanyak 36 orang responden atau sebesar 18% berpenghasilan diantara Rp.3.000.000 sampai Rp.5.000.000, dan responden yang berpenghasilan diatas Rp.5.000.000 adalah sebanyak 16 orang responden atau sebesar 8%, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki penghasilan antara Rp.1.000.000 sampai dengan Rp.3.000.000.

Berdasarkan frekuensi kujungan dan pembelanjaan, responden yang berkunjung dan membeli produk 1 sampai 3 kali dalam enam bulan terakhir adalah sebanyak 176 orang responden atau sebesar 88%, responden yang berkunjung dan membeli produk 4 sampai 5 kali dalam enam bulan terakhir adalah sebanyak 12 orang responden atau sebesar 6%, dan sebanyak 12 orang responden atau sebesar 6% berkunjung dan membeli produk lebih dari 7 kali, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berkunjung dan membeli produk sebanyak 1 sampai dengan 3 kali dalam enam bulan terakhir.

Hasil uji validitas dengan alpha sebesar 0.05 dan julah responden sebanyak 200 orang responden, maka diperoleh r tabel sebesar 0.138. Diperoleh 13 buah item


(17)

B A B V K E S I M P U L A N D A N S A R A N | 105

pernyataan store atmosphere yang valid dan seluruh item pernyataan keputusan pembelian dinyatakan valid

Hasil uji reliabilitas dengan teknik pengukuran menggunkan One Shot suatu konstruk atau variabel akan dikatakan reliable apabila memberikan cronbach alpha lebih besar dari 0.60. diperoleh cronbach alpha sebesar 0.923 yang menunjukan bahwa variabel store atmosphere reliable, dan diperoleh cronbach alpha sebesar 0.721 yang menunjukan variabel keputusan pembelian reliable.

Dari hasil pengujian normalitas diperoleh data kuesioner yang dihapus adalah sebanyak 6 buah kuesioner dan nilai signifikan sebesar 0.065, yang mana telah lebih besar bila dibandingkan dengan nilai alpha sebesar 0.05 maka dapat disimpulkan data berdistribusi dengan normal. Hasil pengujian heteroskedastisitas diperoleh nilai signifikansi ialah sebesar 0.541, lebih besar dibandingkan dengan alpha 0.05 maka variabel store atmosphere sudah terbebas dari heteroskedastisitas.

Hasil pengujian koefisien determinasi menunjukan besarnya Adjusted R2 adalah 0.478 (47,8%), hal ini berarti 47,8% variasi keputusan pembelian yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen yaitu store atmosphere. Sedangkan sisanya (100% - 47,8% = 52,2%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.

Diperoleh persamaan regresi linier sederhana y = 1.141 + 0.336x, artinya apabila store atmosphere bernilai nol (0), keputusan pembelian konsumen pada Bober Café akan bernilai 1.141 satuan dan jika store atmosphere meningkat sebesar satu satuan, maka keputusan konsumen akan meningkat sebesar 0.336 satuan.


(18)

B A B V K E S I M P U L A N D A N S A R A N | 106

5.2 Implikasi manajerial

Melalui hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, diharapkan dapat

menjadi bahan pertimbahan serta masukan khususnya bagi pihak praktisi untuk dapat

mengeksplorasi dan menciptakan store atmosphere dari sudut pandang konsumen

untuk membuat konsumen merasa nyaman dan memutuskan untuk mengunjungi serta

membeli. Selain itu menciptakan store atmosphere untuk mempromosikan

kesenangan konsumen dalam berbelanja, sehingga dapat meningkatkan frekuensi

mereka untuk mengunjungi dan menghabisan waktu lebih lama dari setiap

kunjungan. Sehingga praktisi tersebut mampu untuk meningkatkan keuntungan

konsumen. Praktisi diharapkan mampu untuk memecahkan masalah praktis dalam

perusahaan yang berhubungan dengan penelitian yang akan digunakan. Praktisi

diharapkan dapat membuat suatu pertimbangan untuk mengambil keputusan

manajerial dalam mempertahankan dan meningkatkan store atmosphere serta

bagaimana pengelolaannya yang baik agar meningkatkan keputusan pembelian

konsumen. Praktisi bisnis juga diharapkan dapat lebih memperhatikan faktor lain

store atmosphere yang diteliti dalam penelitian ini, untuk meningkatkan keputusan


(19)

B A B V K E S I M P U L A N D A N S A R A N | 107

5.3 Keterbatasan penelitian

Beberapa keterbatasan penelitian dapat dinyatakan sebagi brikut :

1. Peneliatian hanya terpusat di Kota Bandung. Hal ini dikarenakan adanya

keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti untuk melakukan penelitian.

2. Penelitian ini hanya terpusat pada Bober Café Jalan Riau Bandung dan tidak

membandingkan dengan Café-Café lain yang merupakan pesaing dari Bober

Café sehingga tidak dapat membuat rangking Café menurut penilaian

responden.

3. Peneliti tidak mengidentifikasi factor-faktor lain yang mempengaruhi

keputusan pembelian.

5.4 Saran

1. Peneliatian tidak hanya terpusat di Kota Bandung.

2. Penelitian tidak hanya terpusat pada Bober Café atau hanya pada satu cafe dan

membandingkan dengan Café-Café lain sehingga dapat membuat rangking

Café menurut penilaian responden.

3. Penelitian juga meneliti factor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan


(20)

DAFTAR PUSTAKA

Berman, Barry and Joel R. Evans, 2005. Retail Management A Strategi Approach. Edisi

10. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Fathoni, Azis dan Mimin Maria. 2014. Jurnal Analisis Pengaruh Store Atmosphere

Terhadap Minat beli Konsumen pada Pizza Hut Semarang.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikai Analisis Multivarite dengan SPSS. Cetakan Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19 (edisi kelima). Semarang: Universitas Diponegoro.

Gilbert, David, 2008. Retailing Marketing management. England : Prentice Hall Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga

Kumadji, Srikandi. 2014. Jurnal pengaruh store atmosphere terhdap keputusan pembelian dan kepuasan pelanggan (studi pada Monopoli Café and Resto Soekarno Hatta Malang.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Levy, Michael dan Barton A. Weitz, 2007. Retailing Management 6th edition, McGraw Hill International.


(21)

Meldarianda, Resti dan Lisan Heky. 2010. Jurnal Pengaruh store atmosphere terhadap minat beli konsumen pada Resort Café Atmosphere Bandung, 17,2-97.

Suwignyo, Probo dan R. R. Retno Ardianti. 2013. Entrepreneural Leadership pada Pengusaha Mikro dan Kecil di Jawa Timur. Jurnal Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen. Universitas Kristen Petra. AGORA Vol. 1, No. 3.

Sugiyono.(2014). MetodePenelitianBisnis.CetakanKedelapanbelas. Penerbit


(1)

merupakan pegawai negeri sebanyak 4 orang responden atau sebesar 2%, responden yang merupakan wiraswasta adalah sebanyak 8 orang atau sebesar 4%, sedangkan 12 orang responden lainnya atau sebesar 6% memiliki pekerjaan lain yang tidak disebutkan dalam kuesioner, dapat disimpulkan bahwa mayoritas respoden adalah pelajar atau mahasiswa. Berdasarkan penghasilan setiap bulannya, responden yang berpenghasilan dibawah Rp.1.000.000 adalah sebanyak 48 orang responden atau sebesar 24%, sebanyak 100 orang responden atau sebesar 50% berpenghasilan anatara Rp.1.000.000 sampai Rp.3.000.000, sebanyak 36 orang responden atau sebesar 18% berpenghasilan diantara Rp.3.000.000 sampai Rp.5.000.000, dan responden yang berpenghasilan diatas Rp.5.000.000 adalah sebanyak 16 orang responden atau sebesar 8%, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki penghasilan antara Rp.1.000.000 sampai dengan Rp.3.000.000.

Berdasarkan frekuensi kujungan dan pembelanjaan, responden yang berkunjung dan membeli produk 1 sampai 3 kali dalam enam bulan terakhir adalah sebanyak 176 orang responden atau sebesar 88%, responden yang berkunjung dan membeli produk 4 sampai 5 kali dalam enam bulan terakhir adalah sebanyak 12 orang responden atau sebesar 6%, dan sebanyak 12 orang responden atau sebesar 6% berkunjung dan membeli produk lebih dari 7 kali, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berkunjung dan membeli produk sebanyak 1 sampai dengan 3 kali dalam enam bulan terakhir.

Hasil uji validitas dengan alpha sebesar 0.05 dan julah responden sebanyak 200 orang responden, maka diperoleh r tabel sebesar 0.138. Diperoleh 13 buah item


(2)

B A B V K E S I M P U L A N D A N S A R A N | 105

Universitas Kristen Maranatha

pernyataan store atmosphere yang valid dan seluruh item pernyataan keputusan pembelian dinyatakan valid

Hasil uji reliabilitas dengan teknik pengukuran menggunkan One Shot suatu konstruk atau variabel akan dikatakan reliable apabila memberikan cronbach alpha lebih besar dari 0.60. diperoleh cronbach alpha sebesar 0.923 yang menunjukan bahwa variabel store atmosphere reliable, dan diperoleh cronbach alpha sebesar 0.721 yang menunjukan variabel keputusan pembelian reliable.

Dari hasil pengujian normalitas diperoleh data kuesioner yang dihapus adalah sebanyak 6 buah kuesioner dan nilai signifikan sebesar 0.065, yang mana telah lebih besar bila dibandingkan dengan nilai alpha sebesar 0.05 maka dapat disimpulkan data berdistribusi dengan normal. Hasil pengujian heteroskedastisitas diperoleh nilai signifikansi ialah sebesar 0.541, lebih besar dibandingkan dengan alpha 0.05 maka variabel store atmosphere sudah terbebas dari heteroskedastisitas.

Hasil pengujian koefisien determinasi menunjukan besarnya Adjusted R2 adalah 0.478 (47,8%), hal ini berarti 47,8% variasi keputusan pembelian yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen yaitu store atmosphere. Sedangkan sisanya (100% - 47,8% = 52,2%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.

Diperoleh persamaan regresi linier sederhana y = 1.141 + 0.336x, artinya apabila store atmosphere bernilai nol (0), keputusan pembelian konsumen pada Bober Café akan bernilai 1.141 satuan dan jika store atmosphere meningkat sebesar satu satuan, maka keputusan konsumen akan meningkat sebesar 0.336 satuan.


(3)

5.2Implikasi manajerial

Melalui hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbahan serta masukan khususnya bagi pihak praktisi untuk dapat mengeksplorasi dan menciptakan store atmosphere dari sudut pandang konsumen untuk membuat konsumen merasa nyaman dan memutuskan untuk mengunjungi serta membeli. Selain itu menciptakan store atmosphere untuk mempromosikan kesenangan konsumen dalam berbelanja, sehingga dapat meningkatkan frekuensi mereka untuk mengunjungi dan menghabisan waktu lebih lama dari setiap kunjungan. Sehingga praktisi tersebut mampu untuk meningkatkan keuntungan konsumen. Praktisi diharapkan mampu untuk memecahkan masalah praktis dalam perusahaan yang berhubungan dengan penelitian yang akan digunakan. Praktisi diharapkan dapat membuat suatu pertimbangan untuk mengambil keputusan manajerial dalam mempertahankan dan meningkatkan store atmosphere serta bagaimana pengelolaannya yang baik agar meningkatkan keputusan pembelian konsumen. Praktisi bisnis juga diharapkan dapat lebih memperhatikan faktor lain store atmosphere yang diteliti dalam penelitian ini, untuk meningkatkan keputusan pembelian di dalam perusahaan.


(4)

B A B V K E S I M P U L A N D A N S A R A N | 107

Universitas Kristen Maranatha

5.3Keterbatasan penelitian

Beberapa keterbatasan penelitian dapat dinyatakan sebagi brikut :

1. Peneliatian hanya terpusat di Kota Bandung. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti untuk melakukan penelitian.

2. Penelitian ini hanya terpusat pada Bober Café Jalan Riau Bandung dan tidak membandingkan dengan Café-Café lain yang merupakan pesaing dari Bober Café sehingga tidak dapat membuat rangking Café menurut penilaian responden.

3. Peneliti tidak mengidentifikasi factor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan pembelian.

5.4Saran

1. Peneliatian tidak hanya terpusat di Kota Bandung.

2. Penelitian tidak hanya terpusat pada Bober Café atau hanya pada satu cafe dan membandingkan dengan Café-Café lain sehingga dapat membuat rangking Café menurut penilaian responden.

3. Penelitian juga meneliti factor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan pembelian.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Berman, Barry and Joel R. Evans, 2005. Retail Management A Strategi Approach. Edisi 10. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Fathoni, Azis dan Mimin Maria. 2014. Jurnal Analisis Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Minat beli Konsumen pada Pizza Hut Semarang.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikai Analisis Multivarite dengan SPSS. Cetakan Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19 (edisi kelima). Semarang: Universitas Diponegoro.

Gilbert, David, 2008. Retailing Marketing management. England : Prentice Hall Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga

Kumadji, Srikandi. 2014. Jurnal pengaruh store atmosphere terhdap keputusan pembelian dan kepuasan pelanggan (studi pada Monopoli Café and Resto Soekarno Hatta Malang.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Levy, Michael dan Barton A. Weitz, 2007. Retailing Management 6th edition, McGraw Hill International.


(6)

109 Universitas Kristen Maranatha Meldarianda, Resti dan Lisan Heky. 2010. Jurnal Pengaruh store atmosphere terhadap

minat beli konsumen pada Resort Café Atmosphere Bandung, 17,2-97.

Suwignyo, Probo dan R. R. Retno Ardianti. 2013. Entrepreneural Leadership pada Pengusaha Mikro dan Kecil di Jawa Timur. Jurnal Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen. Universitas Kristen Petra. AGORA Vol. 1, No. 3.

Sugiyono.(2014). MetodePenelitianBisnis.CetakanKedelapanbelas. Penerbit