Mata Kuliah Semester I Pengertian Akhlak

Pengertian Akhlak,dan Beberapa Tinjauan Terhadapnya
A.Pengertian Akhlak.
Kata Akhlak berasal dari bahasa arab Khuluq yang jamaknya akhlaq. Menurut bahasa
artinya perangai,tabiat,dan agama.juga bersesuaian dengan kata kholaq
(kejadian/penciptaan),Kholiq(pencipta),dan makhluq (yang diciptakan).
Secara sempit,pengertian akhlak dapat diartikan dengan kumpulan kaidah untuk menempuh
jalan yang baik.jalan yang sesuai untuk menuju akhlak,pandangan akal tentang kebaikan dan
keburukan.
1. Menurut Ibnu Maskawiyah (941-1030 M) ; Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya
untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
Keadaan ini terbagi menjadi dua,ada yang berasal dari tabiat aslinya,ada pula yang
diperoleh dari kebiasaan yang berulang-ulang. Boleh jadi,pada mulanya tindakan itu melalui
pikiran dan pertimbangan,kemudian dilakukan terus menerus maka jadilah suatu bakat dan
akhlak.
2. Imam Al-Ghozali (1055-1111 M) dalam kitab Ihyau ulumuddin menyatakan ; akhlak adalah
daya kekuatan (sifat) yang tertanam dalam jiwa yang mendorong perbuatan-perbuatan yang
spontan tanpa memerlukan pertimbangan pikiran. Jadi,akhlak merupakan sifat yang melekat
pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku dan perbuatan.
3. Muhyiddin Ibnu Arabai (1165-1240 M) ; Keadaan jiwa seseorang yang mendorong manusia
untuk berbuat tanpa melalui pertimbangan dan pilihan terlebih dahulu. Keadaan tersebut
pada diri seseorang boleh jadi merupakan tabiat atau bawaan,dan b oleh bjadi merupakan

kebiasaan melalui latihan dan perjuangan.
4. Syeh Makarim Asy-Syirozy : Akhlak adalah sekumpulan keutamaan maknawi dan tabiat
batini manusia.
5. Al-Faidh Al-Kasyani (w.1091 H) : Akhlak adalah yngkapan untuk menunjukkan kondisi
yang mandiri dalam jiwa,yang darinya muncul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa
didahului perenungan dan pemikiran.

B.Pengertian Etika.
Etika berasal dari bahasa yunani Ethos yang berarti adat kebiasaan,baik atau buruk. Dalam
ilmu filsafat,etika merupakan cabang imu filsafat.
Para ahli memberikan pengertian yang berbeda,antara lain :
1. Etika adalah ilmu tentang tingkah laku manusia,prinsip-prinsip yang disistemasikan tentang
tindakan moral yang betul (Webster’s Wict)
2. Bagian filsafat yang memperkembangkan teori tentang tindakan ; hujjah-hujjah dan tujuan
yang diarahkan pada makna tindakan (Ensiklopedia Winkler Prins).
3. Ilmu tentang filsafat moral,tindakan mengenai fakta,tentang nilai-nilai,tentang ideide,merupakan ilmu formatif. (New American Dict)
4. Ilmu tentang moral atau prinsip kaidah moral tentang tindakan dan kelakuan (A>S.Hornby
Dict)
5. Menurut Al-Amin : Akhlak adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan arti baik dan
buruk,menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia,menyatakan tujuan yang


harus dicapai oleh manusia dalam perbuatan mereka,dan menunjukkan jalan untuk
melakukan apa yang seharusnya diperbuat oleh manusia.
6. Menurut Soegarda Poerbakawatja : Etika adalah filsafat nilai,pengetahuan tentang nilai,ilmu
yang mempelajari soal kebaikandan keburukan di dalam hidup manusia semuanya,terutama
mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangan dan perasaan sampai
mengenai tujuannya bentuk perbuatan.
Berdasarkan uraian tersebut,maka Etika menurut filasafat adalah ilmu yang menyelidiki
perbuatan baik dan buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh dapat
diketahui oleh akal pikiran.

C.Pengertian Moral.
Moral berasal dari bahasa latin “mores” jama’ dari “Mos” berarti adat kebiasaan. Dalam
bahasa indonesia moral diartikan susila/kesusilaan. Moral berarti sesuai dengan ide-ide yang
umum diterima tentang tindakan manusia.
 Poerwodarminto dalam kamusnya merumuskan moral dengan ajaran tentang baik dan
buruknya perbuatan dan kelakuan .
 Sementara Bergen dan Cornalia Evans menyebutkan bahwa moral merupakan sebuah kata
sifat yang artinya berkenaan dengan perbuatan baik atau perbedaan baik dan buruk.
 E,Sumaryono, moralitas adalah kualitas yang terkandung dalam perbuatan manusia,yang

dengannya kita menilai benar atau salah.
Persamaan antara etika dan moral,secara etimologis keduanya memilik arti adat kebiasaan.
Perbedaannya,etika lebih bersifat teoritis,sedangan moral bersifat praktis. Menurut filsafat; etika
bersifat universal sedangkan moral bersifat lokal.

Persamaan dan perbedaan Akhlak,etika,dan moral
A.Persamaannya.
1. Ketiganya mengacu pada ajaran atau gambaran tentang perbuatan,tingkah laku,sifat dan
perangai yang baik.
2. Ketiganya merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk mengukur martabat dan
harkat kemanusiaanya.
3. Ketiganya tidak merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap,statis,dan konstan.tetapi
merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang.
B.Perbedaanya.
Akhlak bersumber dari Alqur’an dan sunnah, Etika merupakan filsafat nilai,pengetahuan
tentang nilai, dan kesusilaan tentang baik dan buruk.
JADI TOLOK UKURNYA ADALAH ;
1. Akhlak adalah Alqur’an dan sunnah,
2. Etika adalah pikiran dan akal,
3. Moral adalah norma yang hidup di masyarakat.


Landasan dan Kedudukan Akhlak
A.Landasan Akhlak.
Dasar atau alat pengukur baik buruknya sifat dan prilaku seseorang dalam islam adalah
AlQur’an dan As-Sunnah, sedangkan modelnya adalah Rosululloh.Hal itu disandarkan pada
jawaban Siti Aisyah Istri belau ketika ditanya oleh Sahabat,bahwa “Akhlak Rosululloh adalah
Alqur’an”.
Banyak ayat Alqur’an yang menjelaskan tentang perjuangan beliau dalam menegakkan
kebenaran dan menjadikan dirinya sebagai contoh teladan bagi ummatnya, sebagaimana
dijelaskan dalam QS.Al-Maidah ;15-16,Al-Ahzab;21, Al-Qolam;4,dan hadist nabi yang artinya
“Sungguh,aku diutus untuk menyempurnakan budi pekerti” HR.Malik. Hal ini menunjukkan
betapa pentingnya peran akhlak dalam islam.
B.Kedudukan Akhlak dalam Islam
Dalam Islam,akhlak memiliki posisi yang sangat penting,yaitu sebagai salah satu rukun
agama islam. Rosululloh pernah ditanya,”Beragama itu apa?” beliau menjawab “berakhlak
yang baik”.
Dalam Alqur’an penekanan terhadap penanaman akhlak begitu kuat. Demikian pula hadist nabi,
porsi akhlak cukup banyak. Menurut suatu penelitian dari 60.000 hadis, 20.000 berkenaan
dengan akidah, dan 40.000 hadist berkenaan dengan akhlak dan muamalah.
Di antara hadist yang menekankan tentang pentingnya akhlak adalah “Mukmin yang sempurna

imannya adalah orang yang paling bagus akhlaknya” HR.Atturmudzi.

Tujuan Akhlak dan Manfaat Mempelajarinya

Kewajiban terhadap Allah,dan RosulNya.

Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu lain
A.Ilmu Akhlak dengan Ilmu Sosiologi.
Hubungan antara keduanya sangat erat sekali. Sosiologi mempelajari perbuatan manusia yang
menjadi obyek kajian ilmu akhlak.Ilmu akhlak mendorong mempelajari kehidupan
masyarakat yang menjadi pokokpersoalan sosiologi.
B.Ilmu Akhlak dengan Psikologi.
Ilmu akhlak berhubungan juga dengan ilmu psikologi. Psikologi menyelidiki dan
membicarakan tentang kekuatan
perasaan,paham,mengenal,ingatan,kehendak,kemerdekaan,khayal,dan rasa kasih yang
kesemuanya dibutuhkan oleh ilmu akhlak.
C.Ilmu Akhlak dengan Ilmu Hukum.
Pokok pembicaraan ilmu akhlak dan ilmu hukum adalah perbuatan manusia.Tujuannyapun
hampir sama,yaitu mengatur perbuatan manusia demi terwujudnya
keserasian,keselarasan,keselamatan,dan kebahagiaan.

D.Ilmu Akhlak dengan Filsafat.
Ilmu akhlak adalah cabangnya ilmu filsafat. Akan tetapi sejalan dengan perkembangan
ilmu,maka ilmu akhlak berdiri sendiri.
E.Ilmu Akhlak dengan Imu Tasawuf (irfan).

Sebagian besar pembicaraan ilmu tasawuf berkaitan dengan pengetahuan tentang ketuhanan
(al ma’arif al ilahiyah) tetapi bukan dengan jalan ilmu dan pebuktian ilmiah,melainkan
dengan jalan penyaksian “esoterik” ( asy-syuhud al bathini). Ini berarti bahwa hati manusia
harus berfungsi bagaikan cermin yang bersih sehingga dapat menangkap hakikat dan
menyingkap tirai kehidupan.
F.Ilmu Akhlak dengan Ilmu Pendidikan (tarbiyah).
Pendidikan akhlak merupakan benang perekat yang merajut semua jenis pendidikan, seperti
pendidikan etika,pendidikan akal,pendidikan ilmu,dsb. Semua jenis pendidikan di atas harus
tunduk pada kaidah-kaidah akhlak.
G.Ilmu Akhlak dengan Akidah dan Ibadah.
Islam telah menghubungkan secara erat antara akidah dan akhlak. Dalam islam,akhlak
bertolak dari tujuan-tujuan akidah. Akidah merupakan barometer bagi
perbuatan,ucapan,dengan segala bentuk interaksi sesama manusia. Berdasarkan keterangan
Al-Qur’an dan As-Sunnah, iman kepada Allah SWT menunut seseorang mempunyai akhlak
yang terpuji.


Filsafat

Sejarah Perkembangan Ilmu Akhlak 1)
1. Sejarah Perkembangan Akhlak pada zaman Yunani (Tokoh sufistik,Socrates,Cynics dan
Cyrenics,Plato,Aristoteles,Stoics dan Epicuris)
2. Agama Nasroni

3.
4.
5.
6.
7.

Akhlak pada abad pertengahan
Sejarah Akhlak pada bangsa Arab sebelum Islam
Sejarah Akhlak pada bangsa Arab setelah Islam
Bangsa barat (zaman baru)
(Descartes,Jhon of Salisbury,Bentham dan Stuart Mill,Thomas Hill Green dan Herbert
Spencer,Spinoza,Hegel,dan Kant,Victor Cousin dan August Comte, serta pasca Mill dan

Spencer)

Sejarah dan Perkembangan Ilmu Akhlak 2)
1. Menurut Ayatulloh Al-Makarim Asy-Syirozi ; mempelajari ilmu akhlak bersamaan
dengan pertama kali adanya manusia(Adam), karena sudah diberikan pelajaran tentang
akhlak.
2. Frans Magnis Suseno : bahwa etika sebagai- usaha filasafat- lahir dari keambrukan
tatanan moral di lingkungan kebudayaan yunani 2500 tahun lalu.
3. Menurut Al-Amin,sejarah dan perkembangan ilmu akhlak adalah sbb.:

1.Akhlak Pada Zaman Yunani
a)Tokoh-tokoh sofistik (500-450 SM)
Pada priode ini mereka lebih banyak bicara tentang alam, sedangkan tentang filsafat mereka
lebih banyak berbicara tentang upaya menyiapkan generasi muda agar memiliki jiwa
nasionalisme,merdeka,dan kewajiban terhadap tanah airnya.
Plato memandang mereka sebagai “Sofistry” yaitu memutar lidah dalam penyelidikan dan
perdebatan
Plato menyerang yang menyebabkan mereka terpuruk meskipun di antara mereka memiliki
pandangan yang lebih jauh dari zamannya.
b) Socrates (469-399 SM)

Ia tidak tertarik pada penyelidikan tentang alam,tetapi lebih banyak berpikir tentang tindakan
mengenai kehidupan. Sehingga dikenal sebagai perintis pertama ilmu akhlak yunani,dan
muncul ungkapan “Socrates menurunkan filsafat dari langit ke bumi”.
c)Cynics dan Cyrenics (444-370 SM).
Mereka adalah pengikut Socrates,tetapi ajarannya bertolak belakang dengan pendapat
gurunya. Pendapatnya bahwa Tuhan dibersihkan dari segala kebutuhan, dan sebaik-baik
manusia adalah yang memiliki perangai ketuhanan. Kebiasaan mereka hidup
menderita,miskin,dan tidak memperdulikan hinaan orang atas kemiskinannya (Cynics).
Kelompok Cyrenaics dipimpin oleh Aristipus (435-356 SM) lahir di Cyrena (kota di barkah)
Utara Afrika. Tujuan hidup mereka adalah mencari kelezatan dan menjauhi kepedihan.
d)Plato (427-347 SM)
Ia seorang filosuf Athena murid Socrates,pendapatnya tentang akhlak didasarkan pada teori
“model”, yaitu di balik alam konkret ini ada alam rohani/ideal yang memiliki kekuatan.

Kebaikan bersifat mutlak,azali,kekal,dan sempurna. Ada empat prinsip keutamaan,yaitu ;
Hikmah/kebijaksanaan,keberanian,keperwiraan,dan keadilan. Keempat hal tersebut
merupakan tiang penegak bangsa-bangsa dan individu. Kebijaksanaan adalah keutamaan
mengatur dan menguaai seseorang,keberanian adalah keutamaan seseorang melawan
kejahatan,dengan keperwiraan,seseorang menahan dari tindakan berlebihan, dan dengan
keadilan,seseorang berbuat sesuai kepentingan masyarakat.

e)Aristoteles (394-322 SM).
Ia adalah murid Plato yang membangun suatu paham khas. Muridnya diberi nama
“Paripatetics” karena ia memberi pelajaran sambil berjalan dan berada di tempat-tempat
terbukayang teduh.
Pendapatnya tentang akhlak :
1) Tujuan akhir hidup manusia adalah “bahagia”, dengan pengertian yang lebih luas dari
paham Ulitiarianisme.
2) Jalan menuju kebahagiaan adalah menggunakan kekuatan akal pikiran dengan sebaikbaiknya.
3) Keutamaan adalah di tengah-tengah antara dua keburukan, dermawan adalah tengahtengah antara sifat membabi buta dan takut.
f) Stoics dan Epicurics.
Mereka berbeda dengan pendahulunya, kelompok pertama mengikuti paham
cynics,ajarannya kemudian diikuti oleh banyak filosuf yunani dan romawi. Diantara mereka
yang termashur adalah Seneca (4 Sm-65 M),Epistetus (60-110 M),dan kaisar Marcus Aerelius
(121-180 M). Pendapat mereka bahwa tujuan hidup manusia adalah menjalani segala
sesuatu yang bisa dijalani secara rasional. Kenikmatan dan kesengsaraan datang silih
berganti,dan kita tidak perlu melekat pada salah satu di antaranya.
Sedangkan Epicurics mendasarkan pelajaran hidupnya pada Cyrenics. Pendirinya adalah
Epicurus’ pendapatnya bahwa ketenangan batin diperoleh dengan cara :
1) tidak takut pada dewa,mati dan nasib,
2) Para dewa tidak mengganggu,

3) Mati juga tidak perlu ditakuti,
4) Nasib ditentukan manusia sendiri,
5) Tujuan hidup “Hedone” (kenikmatan dan kepuasan). Ketenangan batin diperoleh dengan
memuaskan keinginan. Semakin sedikit keinginan,maka semakin tenang. Salah satunya
adalah persaudaraan

2. Agama Nasroni.
Pada akhir abad ketiga masehi,tersiarlah agama nasrani di Eropa. Agama itu mengubah
pikiran manusia dan membawa pokok-pokok akhlak yang tercantum dalam Taurat. Ajarannya
adalah bahwa Tuhan adalah sumber segala akhlak yang harus dipelihara dalam berinteraksi
antar manusia. Tuhanlah yang memberi arti baik dan buruk sebenarnya.
Kedudukan pendeta sama dengan filosuf di yunani. Ajaran mereka sama dengan ajaran
filosuf yunani terutama Stoics. Perbedaannya hanya pada dorongan jiwa dalam melakukan
perbuatan. Menurut filosuf yunani pendoronganya adalah ilmu pengetahuan atau
kebijaksanaan, sedangkan dalam agama nasroni adalah cinta kepada tuhan dan iman kepada
Nya. Menyucikan diri baik pikiran maupun perbuatannya. Agama nasroni mengendalikan
badan dan syahwat.

3.Akhlak Pada Abad Pertengahan
Kehidupan mayarakat Eropa pada abad pertengahan dikuasai oleh gereja. Gereja berusaha
memerangi filsafat Yunani serta menentang penyiaran ilmu dan kebudayaan kuno. Gereja
berkeyakinan bahwa kenyataan “hakekat “ telah diterima dari wahyu. Apa yang
diperintahkan wahyu pasti benar,tidak butuh lagi akal pikiran untuk penelitian berfilsafat
boleh asal tidak bertentangan dengan wahyu.
Sekalipun demikian kalangan gereja masih menggunakan pemikiran Plato,Aristoteles dan
stoics untuk memperkuat ajaran gereja.
Dengan demikian ajaran akhlak pada abad pertengahan merupakan perpaduan antara ajaran
yunani dan agama nasrani. Yang termashur adalah Abeland (1079-1142,Prancis),Thomas
Aquinas (1226-1274,talia).

4.Sejarah Akhlaq Pada Bangsa Arab Sebelum Islam
Bangsa arab pada jaman jahiliyah tidak begitu menonjol dalam bidang filsafat,karena
penyelidikan terhadap ilmu hanya ada pada bangsa yang maju pengetahuannya. Akan tetapi
juga ada beberapa tokoh ahli hikmah dan syair-syair yang mengandung unsur-unsur
akhlak, seperti Lukmah Hakim,Aktsam bin
Shaifi,Zuhair bin Abi Salma dan Hatim Al-Atho’i

5.Sejarah Akhlak pada Bangsa Arab Setelah Islam
Islam datang kepada manusia mengajak pada kepercayaan bahwa sumber segala sesuatu
adalah Allah dan KepadaNya juga segalanya akan dikembalikan.Oleh karena itu prilaku manusia
harus mengikuti kehendakNya.Contohnya kebenaran dan keadilan sebagai
keutamaan,sedangkan dusta dan kezaliman sebagai keburukan. Dalam Islam tidak diragukan
bahwa Nabi Muhammad adalah guru besar dalam bidang akhlak,bahkan Rosululloh diutus ke
dunia untuk menyempurnakan akhlak.
Akan tetapi siapa penggagas pertama kali ilmu akhlak, masih terus diperbincangkan. Berikut
ini dikemukakan beberapa teori :
1. Tokoh penggagas pertama kali adalah Ali Bin Abi Tholib. Ini berdasarkan pada risalah yang
ditulisnya untuk putranya Hasan setelah pulang dari perang Shiffin (Nahj Al-Balaghoh).
2. Tokoh yang pertama kali menulis tentang akhlak adalah Ismail bin Mahran Abu An-Nashr
As-Saukani (abad ke-2) dalam kitabnya “Al Mu’min wal Fajir.” Setelah itu dikenal
beberapa tokoh akhlak seperti Abu Zar Al-Ghiffari,Ammar bin Yasir,Nauval Al-Bakkali,dan
Muhammad bin Abu Bakar.
3. Ja’far bin Ahmad Al-Qummi pada abad ke-3 H. Menulis kitab Al-Mani’at min Dukhul AlJannah.
Tokoh-tokoh lain yang secara khusus bicara tentang Akhlak adalah :
1. Al-Rozi (250-313 H) menulis kitab yang berjudul At-Thib Ar-Ruhani (kesehatan rohani),
Al-Kindi dan Ibnu Shina.
2. Pada abad ke-4 H,Ali bin Ahmad Al-Khufi menulis kitab Al-Adab dan Makarim Al-Akhlaq.
Juga dikenal Abu Nashr Al-Farabi yang melakukan penyelidikan tentang akhlak.
3. Pada abad ke-5 H,Ibnu Maskawiah dengan kitabnya Tahzib Al-Akhlaq wa tath-hir Al’aroq
dan Adab Al-Arab wal-Furs. Yaitu suatu aliran akhlak yang sebagian materinya berasal dari
konsep akhlak Plato dan Aristoteles yang diramu dengan ajaran dan hukum islam.

4. Pada abad ke-enam,Warram bin AbiAl-Fawaris dengan kitabnya “Tanbih Al-Khothir wa
nuzhah An-Nazir”.
5. Pada abad ke-tujuh,Syeh Khawajah Nashr Ath-Thusi dengan kitabnya Al-Akhlaq AnNashiriyah wa Aushof Asy-Syaraf wa AdabAl-Muta’allimiin.
Pada abad berikutnya dikenal beberapa kitab,seperti Irsyad Ad-Dailami,Mashobih Al-Qulub
karya Asy-Syairozi, Makarim Al-Akhlaq karya Hasan bin Amin Ad-diin,Al-Adab Ad-Diniyah
karya Amin Ad-Din Ath-Thobarsi,dan Biha Al-Anwar.

6.Barat (Zaman Baru)
Pada pertengahan akhir abad ke-15,Eropa mulai bangkit,para ilmuwan mulai menghidupsuburkan filsafat yunani kuno. Penggunaan akal mulai dibangkitkan dari tidurnya. Di antara
ajaran yang dikritik dan sekaligus diselidiki adalah ajaran akhlak yang dibawa bangsa yunani
dan bangsa-bangsa setelahnya.

A.Descartes (Prancis,1596-1650)
Dasar-dasar ilmu pengetahuan dan filsafat adalah ;
1. Tidak menerima sesuatu sebelum diperiksa oleh akal dan sebelum dipastikan nyata. Apa
yang didasarkan pada sangkaan dan kebiasaan wajib ditolak.
2. Penyelidikan terhadap sesuatu harus dimulai dari yang terkecil dan termudah lalu mengarah
kepada yang komplek.
3. Tidak boleh menetapkan kebenaran sebelum diuji kebenarannya terlebih dahulu.
Descartes dan pengikutnya cenderung pada ajaran Stoics, Sementara Gassendi (16381709),dan Thomas Hobbes (1588-1679) cenderung kepada paham Epicurus.
B.Jhon Of Salisburry (1120-1180
Jhon of Salisbury merupakan contoh paling baik yang mewakili pandanga-pandangan
lembaga kepausan. Ia seorang filosuf Inggris . Ia menghabiskan sekitar 12 tahun dari umur
pertamanya di Paris yang kala itu merupakan pusat study filsafat,teologi,dan sastra. Iapun
pernah tinggal di Chartres sebagai pusat study tentang manusia. Karena itu ia memiliki wawasan
dan pandangan yang luas tentang persoalan umum dan politik.
Ia berpendapat bahwa kekuatan spiritual berada di atas kekuatan duniawi. Karena itu ia
sebagai pendukung gereja,berbicara mewakili gereja. Bukunya yang terkenal adalah Statemen’s
Book. Dalam bukunya ia mengupas tentang dua pedang (kekuasaan) yaitu pedang fisik dan
pedang spiritual. Keduanya bersumber dari gereja dan harus kembali padanya.
C.Bentham (1748-1832) dan Stuart Mill (1806-1873)
Mereka memindahkan paham Epicurus ke dalam paham Ulitarianisme. Dari paham Egoitic
Hedonisme ke dalam paham Universalistik Hedonisme.

Paham keduanya tersiar luas di eropa dan memberikan peran besar dalam pembentukan hukum
dan politik.
D.Thomas Hill Green (1836-1882) dan Herbert Spencer (1820-1903).
Pendapat mereka adalah :
1. Manusia dapat memahami suatu keadaan yang lebih baikdan dapat menghendaki sebab
ia pelaku moral.
2. Manusia dapat melakukan realisasi diri karena ia adalah subyek yang sadar diri,suatu
reproduksi dari kesadaran diri yang abadi.
3. Cita-cita keadaan yang lebih baik adalah ideal,tujuan yang terakhir.
F.Victor Cousin (1792-1867) dan august Comte (1798-1857)
Cousin adalah seorang yang bertanggung jawab menggeser paham filsafat prancis
sensasionalisme ke arah spiritualisme menurut pemikirannya sendiri. Ia mengajarkan bahwa
dasar metafisika adalah pengamatan yang hati-hati dan anlisis atas fakta-fakta tentang kehidupan
sadar. August Comte seorang ilmuwan Perancis dijuluki sebagai “bapak sosiologi” karena ia
orang pertama kali mengaplikasikan methode ilmiyah dalam ilmu sosial.
G.Pasca Mill dan Spencer.
Sejak Mill dan Spencer hingga sekarang,penelitian tentang akhlak masih seperti uraian di atas,
dan belum ditemukan teori -teori baru yang menjelaskan tentang akhlak

Baik dan Buruk
 Prinsip berpikir rasional :
1) Hanya terikat pada dogma yang dengan tegasdisebut dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah
(ayat Qoth’i),
2) Memberikan kebebasan kepada manusia untuk berbuat,berkehendak,dan memberikan
daya yang kuat pada akal,
 Prinsip berpikir tradisional :
1) Terikat pada dogma dan ayat yang Dlonni (teks yang mengandung arti lain),
1) Tidak memberikan kebebasan pada manusia dalam berbuat dan berkehendak.
2) Memberikan daya yang kecil pada akal.
 Pembicaraan baik dan buruk penting, karena :
1. Menjadi pembicaraan utama dalam ilmu akhlak,
2. Mengetahui pandangan islam.

Pengertian Baik dan Buruk

1. Ali Bin Abi Tholib (w.40 H) : kebaikan adalah menjauhkan diri dari larangan,mencari
sesuatu yang halal,dan memberikan kelonggaran kepada keluarga.
2. Ibnu Maskawiyah (941-1030 M) : Kebaikan adalah yang dihasilkan oleh manusia
melaluikehendaknya yang tinggi. Keburukan adalah sesuatu yang diperlambat demi
mencapai kebaikan.
3. Muhammad Abduh (1849-1905) : Kebaikan adalah apa yang lebih kekal faedahnya
sekalipun menimbulkan rasa sakit dalam melakukannya.
4. Toshihiko Izutsu (1914-1993) : Dalam Al-Qur’an tidak ada konsep baik buruk abstrak yang
dikembangkan sepenuhnya. Rumusan bahasa moral level sekunder ini karya para ahli
hukum masa pasca Qur’anik.
5. Louis Ma’luf : baik lawan buruk,adalah menggapai kesempurnaan sesuatu. Buruk lawan
baik,adalah kata yang menunjukkan sesuatu yang tercela dan dosa.
6. Poerwadarminto (1904-1958) :
Baik adalah ;
1) elok,patut,teratur.
2) berguna,manjur.
3) tidak jahat,
4) sembuh,pulih,
5) selamat (tak kurang sesuatu apapun).
Buruk adalah ;
1)rusak atau busuk, 2)jahat,jelek,kurang baik,tidak menyenangkan.
Dengan demikian pengertian Baik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan yang
luhur,bermartabat,menyenangkan,dan disukai manusia. Buruk adalah sesuatu yang berhubungan
dengan sesuatu yang rendah,hina,menyusahkan,dan dibenci manusia.

Ukuran Baik dan Buruk
1.Aliran Naturalisme ;
menerima “natura” sebagai keseluruhan realitas, lawan supranaturalisme yang memiliki
pandangan ganda terhadap alam dengan adanya kekuatan di balik fakta/alam.Pandangan
Naturalisme,ukuran baik atau buruk adalah apakah sesuatu itu sesuai dengan fitrah (naluri)
manusia baik lahir maupun batin. Kebahagiaan manusia diperoleh dengan jalan memenuhi
panggilan natur atau kejadian manusia sendiri. Pandangan naturalisme :
1) Segala sesuatu dalam dunia ini menuju pada tujuan tertentu. Memenuhi panggilan natur
dapat mengantarkan kepada kesempurnaan.
2) Benda-benda dan tumbuh-tumbuhan mencapai tujuan secara otomatis tanpat pertimbangan
dan perasaan,hewan melalui nalurinya,sedangkan manusia dengan akalnya.
2.Aliran Hedonisme :
Dari Bhs.Yunani “Hedone” berarti kesenangan atau kenikmatan. Penemunya Aristippos
dari Kyrene (433-355 SM) murid Socrates .Pandangannya ialah ;
1) Setiap pebuatan dikatakan susila apabila mengandung unsur kenikmatan atau kelezatan.
2) Kenikmatan dan kelezatan merupakan tolok ukur dalam menentukan baik-buruknya suatu
perbuatan.
3.Aliran Eudaemonisme /Eudaemonia (yunani)

Berarti bahagia atau kebahagiaan yang lebih tertuju pada bahagia. Merupakan sntral ajaran
etika yunani kuno. Beberapa filosuf meyakini bahwa eudaemonia mengajarkan tujuan trtinggi
yang hendak dicapai manusia.
Penemu aliran ini Aristoteles (384-322 SM). Pandangan aliran ini adalah : 1) Tujuan hidup
manusia adalah mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan yang sifatnya sementara, 2)
Kesenangan dan kebahagiaan jasmaniah satu-satunya hal yang baik dalam dirinya, kejahatan
sebagai penyebab utama rasa sakit dan kesedihan, 3) Baik secara moral adalah hal-hal yang
mendatangkan kegunaan dan keuntungan dalam mencapai cita-citanya.
Eudaemonisme ada dua macam, yaitu : 1)bersifat pribadi,yaitu kebahagiaan yang dirasakan
secara individual, 2) Bersifat sosial,yaitu kebahagaiaan dan kesejahteraan yang dirasakan
bersama-sama dalam masyarakat.terutama yang berhubungan dengan
kesejahteraan,pengaruh,dan kekuasaan suatu kelompok tertentu beserta anggotanya.
4.Pragmatisme ;
Suatu gerakan filsafat Amerika yang terkenal selama 20 tahun,dipelopori oleh Charles
Sanders Peirce,William James,dan John Dewey. Aliran ini sangat kritis terhadap aliran
materialisme,idealisme,realisme,dan rasionalisme. Pendapatnya filsafat mempunya nilai manfaat
dalam kehidupan jika dapat menemukan apa yang berguna secara praktir. Dalam bentuknya
yang umum,Pragmatisme dipengaruhi oleh situasi dan kondisio yang ada. Artinya selalu
mengalami perubahan sesuai perkembangan situasi dan kondisi. Maka disebut pemikiran yang
tidak teratur.Aliran ini menitikberatkan pada nilai manfaat secara individual baik moril maupun
materiil.
5.Vitalisme :
Tokohnya Friedrich Niettcche (1844-1900) Eksisteni manusia baru sebagai Ubermensh
(manusia sempurna) yang berkemauan keras menempuh hidup baru. Bersifat atheisme,tidak
percaya adanya tuhan dan penentang ajaran gereja. Ukuran baik-buruk bukan alam,tetapi
“Vitae” atau hidup (yang sangat diperlukan untuk hidup).
Pandangannya :
1. Ukuran baik dan buruk adalah daya kekuatan hidup. Manusia dikatakan baik jika memiliki
daya kekuatan untuk hidup,
2. Kaburukan adalah apabila manusia tidak memiliki daya kekuatan dan kemampuan kuat
untuk memaksa untuk mengikuti pola kehidupan orang lain.
6.Idealisme.
Tokoh utamanya Immanuel Kant (1725-1804)
Pokok-pokok pandangannya :
a. Wujud paling dalam dalam kenyataan (hakikat) adalah kerohanian. Seseorang berbuat baik
bukan karena dorongan orang lain,tetapi kemauan sendiri atau rasa kewajiban.
b. Faktor yang berpengaruh adalah kemauan yang melahirkan tindakan konkret.
c. Kemauan yang baik itulah dihubungkan dengan suatu hal yang menyempurnakannya,yaitu
rasa kewajiban.

7.Eksistensionisme.
Tokohnya adalah Kierkegaard (1813-1855), dan Hegel
Pandangannya “Truth is subjectivity” kebenaran terletak pada pribadinya. Keputusan yang
diambil oleh seseorang dalam suatu persoalan,itu disebut baik. Sebaliknya apabila keputusan itu
tidak baik bagi pribadinya,maka disebut buruk.
8.Utilitarisme.
Tokohnya John Stuart Mill (1806-1873)
Pokok-pokok pandangannya adalah :
a.
b.
c.
b.

Baik buruknya suatu perbuatan berdasarkan besar kecilnya manfaat yang ditimbulkan.
Kebaikan tertinggi (Summun bonum) adalah utility (manfaat).
Segala tingkah laku manusia selalu diarahkan pada pekerjaan yang membuahkan manfaat.
Tujuannya adalah kebahagiaan (happiness) orang banyak. Pengorbanan dipandang baik jika
mendatangkan manfaat.

Utility disebut juga Universal karena menjadi norma moral yang memiliki akibat bagi seluruh
ummat di dunia.
9.Deontologi.
Tokohnya Immanuel Kant (1734-1804)
Deontologi berasal dari bahsa Yunani “Deon” berarti kewajiban. Artinya etika yang
menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Tindakan dianggap baik bukan
ditentukan oleh tujuannya,tetapi tindakan itu sendiri. Dengan kata lain perbuatan bernilai moral
karena tindakan itu dilaksanakan berdasarkan kewajiban.
10.Teologi.
Pokok ajarannya bahwa yang menjadi ukuran baik buruknya perbuatan adalah ajaran Tuhan.
Apakah perbuatan itu diperintah batau dilarang. Segala sesuatu yang diperintah pasti baik,dan
yang dilarang pasti buruk.

Akhlak Terpuji (Mahmudah)
A.Pengertian.
Akhlak mahmudah, maf’ul dari hamida-yahmadu berarti terpuji. Disebut juga akhlakul
karimah (akhlak mulia),atau makarimul akhlak, atau al-akhlak al-munjiat (akhlak yang
menyelamatkan pelakunya).
Pendapat para ulama :
1. Menurut Al-Ghozali : Sumber ketaatan dan kedekatan kepada Allah SWT.

2.
3.
4.
5.
6.

Al-Quzwaini ; Ketepatan jiwa dengan perilaku yang baik dan terpuji.
Al-Mawardi :perangai yang baikdan ucapan yang baik.
Ibnu Qoyyim :pangkal akhlak adalah ketundukan dan keinginan yang tinggi.
Ibnu Hazm : pangkal akhlak ada empat; adil,paham,keberanian,dan kedermawan.
Abu Dawud Assijistani : akhlak terpuji adalah perbuatan-perbuatan yang
disenangi,sedangkan akhlak tercela adalah perbuatan yang harus dihindari.

B.Macam-Macam Akhlak Terpuji
A.Terhadap Allah SWT.
1.
2.
3.
4.

Manauhidkan Allah SWT.
Berbaik sangka (husnud dhon)
Zikrulloh
Tawakkal.

B. Terhadap diri sendiri :
1.
2.
3.
4.
5.

Sabar (dari maksiyat,taat pada perintah,dari musibah)
Syukur
Benar dan jujur.
Menepati janji
Memelihara kesucian diri

C. Terhadap keluarga ;
1. Berbakti kepada orang tua
2. Bersikap baik kepada keluarga
D. Terhadap masyarakat ;
1. Berbuat baik terhadap tetangga
2. Suka menolong orang lain.
E. Terhadap lingkungan.
Bersumber dari fungsi sebagai Kholifah,yaitu berinteraksi dengan sesama manusia dan
alam. Mengayomi,memelihara,membimbing agar setiap makhluk mencapai tujuan
penciptaannya. Contonhnya; tidak boleh mengambil buah sebelum matang, semua makhluk
saling bergantung,dilarang menganiaya,dsb.

Akhlak MaTercela (Madzmumah)
A.Pengertian.
Madzmumah artinya tercela (Ihya’u ulumud diin,Ar-risalatul Qusairiyah), Masawi’ al
akhlaq (as-Syamiri).

Segala bentuk akhlak yang bertentangan akhlak terpuji,yaitu tingkah laku yang dapat merusak
keimanan seseorang dan menjatuhkan martabatnya sebagai manusia.
Bentuk-bentuk akhlak tercela bisa berkaitan dengan dirinya,keluarganya,masyarakat,dan alam
sekitarnya.
B. Macam-macam Akhlak Tercela
1. Syirik (Syirik rububiyah,Asma’iyah was-sifat,dan syirik uluhiyah), ada syirik akbar
(besar) dan asghor(kecil)
2. Kufur.(kufur besar;mendustakan rosul,karena enggan dan sombong,karena ragu terhadap
kebenaran rosul,berpaling secara menyeluruh dari agama dan apa yang dibawa
rosul,karena nifaq,yaitu nifak i’tikad)
3. Nifak dan fasik.(Nifak berarti lubang tempat keluarnya yarbu; tikus,tempat tersembunyi.
Ada nifak i’tikodi dan nifak amali.Nifak i’tikaodi ada enam ; mendustakan rosul,apa
yang dibawa rosul membenci rosul,apa yang dibawa rosul,merasa gembira kemunduran
islam,dan benci kemenangan islam).Ada nifak besar dan nifak kecil.
4. Takabur dan ujub (kepada Allah,Rosulnya,dan kepada manusia)
5. Dengki/hasad ; yaitu munculnya perasaan/tidak senang pada diri seseorang setelah
melihat apa yang dimiliki orang lain sementara dirinya tidak punya. Al-Ghozali membagi
dengki menjadi empat , yaitu ; 1)menginginkan lenyapnya kenikmatan dari orang
lain,meski tidak pindah ke dirinya,2)menginginkan lenyapnya kenikmatan karena ia
menginginkannya,3)Tidak menginginkan kenikmatan itu,tapi menginginkan kenikmatan
serupa,4)Menginginkan kenikmatan serupa,tapi tidak menginginkan lenyapnya
kenikmatan dari orang lain.
6. Gibah (mengumpat)
a. Raghib Al-Ashfani ; membicarakanb aib orang lain dan tidak ada keperluan dalam
penyebutannya.
b. Al-Ghozali ;menuturkan sesuatu yang berkaitan dengan orang lain yang jika
terdengar yang bersangkutan,ia tidak suka.
c. Ibnu Atsir ; membicarakan keburukan orang lain yang tidak pada tempatnya
walaupun keburukan itu memang ada padanya.
d. An-Nawawi ;menuturkan keburukan orang lain, baik yang dibicarakan itu ada pada
badanya,agamanya,dunianya,dirinya,kejadiannya,akhlaknya,hartanya,anbaknya,oran
gtuanya,istri atau suaminya,pembantu rumah tangganya,pakaiannya,gaya
berjalannya,gerakannya,senyumnya,cemberutnya,air mukanya,atau lainnya.