Penyakit Penting Tanaman Perkebunan dan Industri.

PENYAKIT PENTING
TANAMAN PERKEBUNAN DAN INDUSTRI

DR. IR. I MADE SUDARMA, MS

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA
2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapat Tuhan Yang Maha Esa/Ida SangHyang Widhi
Wasa, atas rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan buku ajar yang berjudul
“Penyakit Penting Tanaman Perkebunan” sesuai dengan rencana, untuk melengkapi referensi
bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Penyakit Penting Tanaman Utama, pada Jurusan
Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
Komoditi tanaman perkebunan sangat banyak jenisnya, termasuk jenis penyakit yang
ditemukan mengganggu tanaman perkebunan, sehingga perlu memilih penyakit yang
dipandang penting, dan secara ekonomis sangat merugikan tanaman di Bali pada khususnya
dan Indonesia pada umumnya. Komoditi tanaman tersebut, termasuk : kelapa, kopi, kakao,
panili, cengkeh, dan tembakau.
Kompetensi utama disajikannnya buku ajar ini, diharapkan mahasiswa memahami

dengan seksama, mampu mengidentifikasi jenis penyakit pada tanaman perkebunan,
mendalami patogennya, gejala penyakit, faktor yang mempengaruhi penyakit dan cara
pengendalian penyakit, sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan
mahasiswa untuk diaplikasikan di masyarakat setelah menyelesaikan studinya.
Buku ajar ini disusun, dengan mengacu pada referensi terbaru, yang dilengkapi dengan
gambar, baik gejala penyakit maupun patogennya, sehingga mempermudah mahasiswa untuk
memahami substansi yang diberikan. Kendatipun demikian dipandang perlu setiap setahun
atau dua tahun sekali akan diperbaharui isi buku ini, sesuai dengan perkembangan yang ada di
lapangan. Penulis menyadari pasti ada kekurangan yang perlu dibenahi, untuk itu mohon maaf
atas hal tersebut. Semoga buku ajar ini ada manfaatnya.

Denpasar, Pebruari 2012
Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………...

1. KELAPA (Cocos nucifera L.) …………………………………………………..
A Batang Berdarah (stem bleeding) …………………………………………….
B Busuk Tunas (bud rot) ………………………………………………………
2. KOPI (Coffea Arabica L.) ……………………………………………………...
A Karat Daun Kopi (coffee leaf rust) …………………………………………..
B Penyakit Buah Kopi (coffee berry disease) …………………………………
C Bercak Mata Coklat (brown eye spot) ………………………………………
3. KAKAO (Theobromae cacao L.) ………………………………………………
Busuk Buah (pod rot ) ………………………………………………………….
4. PANILI (Vanilla planifolia Andrews) ………………………………………….
Busuk batang (stem rot) ………………………………………………………...
5. CENGKEH (Syzygium aromaticul (L.) Kerr. Et Perry) ………………………..
A Bakteri pembuluh kayu cengkeh (BPKC) ……………………………………
B Cacar daun cengkeh (CDC) ………………………………………………….
C Embun Jelaga ………………………………………………………………...
6. TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.) …………………………………………
A Kapang biru (blue mold) ……………………………………………………..
B Patik (frog eye) ……………………………………………………………….
C Tobacco Mosaic Virus (TMV) ……………………………………………….


iii
DAFTAR GAMBAR

ii
iii
iv
1
1
7
16
16
26
33
41
41
49
49
55
55
59

62
64
64
71
76

Gambar 1.1

Penyakit batang berdarah pada kelapa, (A) menunjukkan retakan dan
(B) celah luka pada batang yang diperbesar dan menunjukkan darah
yang ke luar (Alfieri, 1967) …………………………………………...

2

Gambar 1.2
Gambar 1.3

Gambar 1.4

Gambar 1.5


Gambar 1.6
Gambar 2.1

Gambar 2.2

Gambar 2.3

Gambar 2.4

Gambar 2.5

Morfologi jamur Thielaviopsis paradoxa (de Seynes) Dade (Vliet,
2012) …………………………………………………………………

3

Gejala busuk tunas pada kelapa, A) tanaman muda, B) gejala busuk
Phytophthora pada upih daun, dan C) buah muda kelapa hybrid yang
terserang P. palmivora (Concobido-Manohar, 2004) ……………….


8

Phytophthora palmivora penyebab penyakit busuk tunas pada kelapa,
(A) pertumbuhan miselium pada media PDA, (B) dan (C)
sporangium (Srinivasulu et al., 2008) ……………………………….

9

Uji antagonistik antara agensia hayati Trichoderma spp. dan P.
fluorescens terhadap pertumbuhan miselium P. palmivora secara in
vitro, dengan menggunakan teknik dual culture (Srinivasulu et al.,
2008) …………………………………………………………………
Berbagai gejala akibat serangan P. palmivora pada tanaman kelapa
(bibit, buah, mahkota dan tunas kelapa) (Srinivasulu et al., 2008)
Karat daun kopi yang disebabkan oleh H. vastatrix, (A) gejala yang
tampak dari atas daun, dan (B) gejala dari sisi bawah daun, serta (C)
pohon kopi yang sebelah kiri menderita penyakit dan yang kanan
sehat (Agrios, 2005) ………………………………………………….
Karat daun kopi, (A) sisi bawah daun dengan pustule lebih muda, (B)

sisi atas daun dengan pustule lebih matang, dan (C) postul berwarna
kuning yang hamper menutupi seluruh permukaan daun kopi
(Rutherford dan Phiri, 2006) ……………………………………….

12

14

17

17

Uredinia H. vastatrix dengan urediniospora masak yang dihasilkan
dalam tandan sperikal dan mengelompok seperti juring jeruk
(Rutherford dan Phiri, 2006) …………………………………………

19

Daur penyakit karat daun kopi yang disebabkan oleh jamur Hemileia
vastatrix (Agrios, 2005) ……………………………………………..


20

iv
Interaksi kopi dengan H. vastatrix. (2.5A) pustule dari sori
uredospora pada permukaan daun bagian bawah, 21 hari setelah
inokulasi. (2.5B) Scanning electron micrograph. Sori uredospora
(x700). (3C-3G) Stadium pertama proses infeksi jamur pada tanaman
rentan atau tahan. (3C-3D) pengamatan scanning electron
microscope. (3E-3G) pengamatan mikroskop cahaya, pewarnaan
lactophenol biru. (3C) perkecambahan uredospora (U) dengan tabung
kecambah (T) dan apresorium (A) pada permukaan bawah daun, 24

Gambar 2.6

jam setelah inokulasi (x1000). (3D) sebuah apresorium kosong, (A)
lewat stomata, mengindikasikan bahwa jamur sudah mempenetrasi
(x3,300). (3E) uredospora (U), apresorium (A) lewat stomata dan
sebuah jangkar (tanda panah), 48 jam setelah inokulasi (x650). (3G)
apresorium lewat stomata dan hifa interseluler dengan haustoria

(tanda panah) dalam sel subsidiary, 72 jam setelah inokulasi (x650)
(Silva et al., 2006) …………………………………………………...
Buah kopi berwarna hitam dan mengeras yang diinfeksi oleh
Colletotrichum kahawae (Rutherford dan Phiri, 2006) …………….

22
27

Gambar 2.7

Jenis gejala lesion melorot gelap dan lesion aktif (tanda panah) dari
buah sakit (Rutherford dan Phiri, 2006) …………………………

27

Gambar 2.8

Lesio kudis (scab) (tanda panah) pada buah kopi sakit
(Rutherford dan Phiri, 2006) ………………………………………..
Lesio buah kopi, tampak adanya sporulasi (tanda panah)

(Rutherford dan Phiri, 2006) …………………………………………
Miselium dan konidiofor jamur C. kahawae, patogen penyebab
penyakit buah kopi (Rutherford dan Phiri, 2006) …………………...
Gejala bercak mata coklat pada daun kopi (Nelson, 2008) …………...

28

Gambar 2.12

Pemasakan premature buah sakit, gejala dan kerusakan pengaruh dari
penyakit belang buah Cercospora (Nelson, 2008) ………………….

34

Gambar 2.13

Kerusakan jerawat (blotch) buah pada buah kopi yang matang
(Nelson, 2008) ………………………………………………………..

35


Gejala jerawat (blotch) buah kopi, (A) biji tanpa grade, dan warna biji
berubah, dan (B) buah dengan gejala halo keunguan dari jaringan
sakit yang masak premature. Infeksi buah mulai pada ujung buah
(dimana ada kecil bak penampung air setelah embun atau hujan), dan
berkembang bagian bawah memanjang garis dasar buah, ke arah
penducle ……………………………………………………………...

36

Gambar 2.9
Gambar 2.10
Gambar 2.11

Gambar 2.14

28
29
34

v
Gambar 2.15

Gambar 2.16

Bentuk konidia dan konidofor Cercospora caffeicola, (A)konidiofor,
(B) konidia hialin, dan (C) konidium muncup pada konidiofor
(Liberato dan Shivas, 2006) ………………………………………….
Kerusakan tanaman kopi akibat kegagalan cara pengendalian, (A)
pemangkasan tanaman dijumpai gejala kekurangan hara (tampak
tanaman depan) ada bercak daun Cercospora, sedangkan tanaman
normal (tampak belakang) bebas bercak daun Cercospora,
menggambarkan tanaman kopi cukup hara untuk pencegahan

37

penyakit ini, (B) pertumbuhan baru setelah pemangkasan rentan
infeksi, dan (C) ketinggian tempat (>2000 kaki) di Hawaii daun kopi
terkena hawar daun, menyebabkan kerusakan lebih tinggi (Nelson,
2008) ………………………………………………………………….

39

Gambar 3.1

Busuk buah, mati dan buah hitam menjadi mengeras (USDA, 2012)

42

Gambar 3.2

Gejala pada tanaman, (A) cabang mati ujung, (B) kayu berubah
warna, dan (C) kayu cabang mati (USDA, 2012) …………………..

43

A. morfologi koloni Phytophthora sp. pada PDA umur 12 hari, B.
sporangian yang memiliki pipila yang jelas dengan tangkai pendek
(panah). C. klamidospora (panah) (Umayah dan Purwantara, 2006)

44

Gambar 3.3

Gambar 3.4

Gambar 5.2

(A) Hifa interseluler Phytophthora sp. yang membentuk haustoria
dalam sel kortek dari akar. (B) sporangium P. capsici mengandung
zoospora. Sporangia (C), oospora dengan antheredium (D), dan
oospora (E) dari P. cambivora. (C-E) pembesaran 400x (Agrios,
2005) …………………………………………………………………
Gejala busuk batang tanaman panili (A), dan (B) tanaman sehat (He,
2007) …………………………………………………………………
Koloni Fusarium oxysporum (A) dan (B) makrokonidia
(melengkung) dan mikrokonidia (bulat kecil) ………………………
Gejala penyakit bakteri pembuluh kayu cengkeh (ranting tampoak
gundul) (Puslitbang Perkebunan, 2012; CABI, 2012) ……………….
Pseudomonas sp. (foto mikroskop electron) …………………………

Gambar 5.3

Gejala penyakit cacar daun cengkeh (Puslitbang Perkebunan, 2012)

59

Gambar 5.4

Spora seksual (kiri), dan spora aseksual (kanan) (Calderon, 2009) …

60

Gambar 5.5

Capnodium sp. (Neves dan Smith, 2011) ……………………………

62

Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 5.1

45
50
51
56
57

vi
Gambar 5.6
Gambar 6.1

Gejala tanaman cengkeh yang terserang embun jelaga (Puslitbang
Perkebunan, 2012) …………………………………………………...

62

Gejala dan konidiofor dari Perenospora hyoscyami f.sp. tabacina,
(A) bercak daun pada tembakau di lapangan yang dihasilkan oleh
kapang biru, (B) gejala kapang biru; (C) sporulasi P. hyoscyami f.sp.
tabacina pada disi bawah daun; (D) pengamatan mikroskopis
sporangium yang dihasilkan oleh P. hyoscyami f.sp. tabacina (BorrasHidalgo et al., 2010) ………………………………………...

65

Gambar 6.2

Daur hidup kapang biru yang disebabkan oleh Peronospora
hyoscyami f.sp. tabacina (Borras-Hidalgo et al., 2010) ……............

66

Gambar 6.3

Stadium awal bercak patik (Prakash, 2007) …………………………

72

Gambar 6.4

Stadium parah bercak patik (Prakash, 2007) ………………………..

72

Gambar 6.5

Gejala bercak patik pada tembakau bidi (Prakash, 2007) ………….

73

Gambar 6.6

Miselium jamur C. nicotianae (Prakash, 2007) ……………………..

73

Gambar 6.7

Gejala tobacco mosaic virus pada daun tanaman tembakau
(AgriHunt, 2011) …………………………………………………….

77

Gejala tanaman terserang tobacco mosaic virus (TMV) pada
tembakau dan tomat (Scholthof, 2000) …………………………….

78

Struktur skematis tobacco mosaic virus. Asam ribonukleat
berhubungan dengan molekul protein dengan ratio tiga nukleotida per
molekul protein (Anonim, 2012) …………………………………….

79

Gambar 6.8
Gambar 6.9

Gambar 6.10
Gambar 6.11
Gambar 6.12
Gambar 6.13

80
Struktur tobacco mosaic virus (TMV) (Scholthof, 2000) ………….
Replikasi tobacco mosaic virus (TMV) (Scholthof, 2000) …………

81

Pertumbuhan tanaman transgenic yang tahan TMV dibandingkan
dengan non-transgenik (Scholthof, 2000) ……………………………

82

Pertumbuhan tanaman tembakau setelah tangan petani direndam
dengan susu untuk mengeleminasi TMV (Scholthof, 2000) …………

83

vii