Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peranan Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Anak Asuh T1 162011012 BAB I

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang giat-giatnya mengadakan pembangunan di semua sektor kehidupan masyarakat. Hakekat pembangunan Indonesia adalah seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945 alinea ke-4 yaitu:

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah

negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”1

Pembangunan suatu negara tercermin dalam tujuan nasional yang dibuat oleh negara tersebut. Salah satu tujuan nasional Indonesia yaitu bidang pendidikan, yang berupaya mencapai masyarakat adil dan makmur baik jasmani maupun rohani. Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas guna memenuhi kebutuhan pembangunan dewasa guna ini dan masa yang akan datang. Salah satu upaya yang perlu dilakukan dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut yaitu melalui pendidikan.

Pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

1

Indonesia,Undang- Undang Dasar, 2008, UUD 1945 Amandemen Undang-Undang Dasar 1945, Interaksar,Tangerang, hal. 4


(2)

untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.2

Pendidikan di Indonesia terbagai menjadi beberapa jalur pendidikan yang dijelaskan dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yaitu

“Jalur pendidikan terbagi menjadi tiga jalur, yaitu jalur pendidikan formal, non-formal, dan informal. Pendidikan formal yaitu jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Sedangkan yang dimaksud pendidikan non-formal yaitu, jalur pendidikan diluar pendidikan non-formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, dan pendidikan informal yaitu jalur pendidikan keluarga dan

lingkungan.”3

Keluarga menjadi lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak, baik ditinjau dari sudut urutan waktu maupun dari sudut identitas dan tanggung jawab pendidikan yang berlangsung dalam keluarga. Keluarga yang bahagia suatu hal yang sangat penting dalam perkembangan anak. Berbeda halnya dengan anak yang tidak memiliki keluarga. Mereka hidup tanpa perlindungan orang tua ataupun sanak saudara. Pemerintah melakukan upaya pelindungan bagi anak terlantar dalam bentuk pendirian lembaga-lembaga sosial sepert panti asuhan yang didirikan oleh masyarakat dengan diawasi langsung oleh pemerintah dalam proses penyelnggaraannya.

Kepmensos No. 50/HUK/2004, menjelaskan tugas panti asuhan anak yaitu memberikan bimbingan dan pelayanan bagi anak yatim, piatu, dan yatim piatu yang kurang mampu, terlantar agar potensi dan kapasitas belajarnya pulih

2

Ara Hidayat, Imam Machali, 2010, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah, Pustaka Educa, Bandung, hal. 31.

3

Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.


(3)

kembali dan dapat berkembang secara wajar.4 Bentuk keluarga yang mereka miliki di panti asuhan tentunya berbeda jika dibandingkan dengan keluarga mereka yang sesungguhnya dengan orang tua lengkap. Walaupun pada dasarnya panti asuhan bagi anak-anak asuh yang tinggal didalamnya adalah sebuah rumah dan keluarga.

Peran lembaga Panti Asuhan di era global ini menjadi sangat penting. Hal itu dikarenakan lembaga ini memiliki tanggung jawab yang berat terkait dengan mempersiapkan generasi penerus bangsa ini bagi mereka yang “kurang beruntung” dari sisi ekonomi maupun pengasuhan orangtua serta memberikan rasa nyaman dalam konteks kesejateraan dari anak asuh itu.

Kedua orang tua sangat menentukan kehidupan manusia selanjutnya dari perkembangan potensi-potensinya. Potensi anak akan berkembang sesuai dengan kesempatan dan suasana yang diberikan oleh kedua orang tuanya sebagai lingkungan pendidikan pertama dan utama dan juga pendidik utama dan pertama. Keluarga bagaikan sekolah pertama yang dimasuki anak-anak, sementara orang tua laksana guru pertama dan utama tempat anak belajar.

Gambaran tersebut tidak selamanya mampu dirasakan oleh setiap anak. Diantara mereka ada yang terpisahkan dari orangtua yang dicintainya, ayah, ibu, saudara karena sebuah kondisi yang memaksa. Kondisi tersebut bisa dirasakan karena faktor ekonomi, baik dari mereka (anak) yang sesungguhnya tidak yatim namun kurang mampu, atau karena memang ditinggal salah satu atau bahkan

4

Indonesia, Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomer : 50 / HUK / 2004


(4)

kedua orangtua. Lebih dari itu, diantara mereka juga ada yang tidak pernah kenal siapa orangtuanya yang melahirkan dia ke dunia.

Kabupaten Semarang terletak di Provinsi Jawa Tengah dengan memiliki luas wilayah 981,95 km2. Panti asuhan di Kabupaten Semarang berjumlah 26, panti sosial bina remaja 1, panti sosial tresna werda sebanyak 3, panti sosial grahita

sebanyak 4 dan panti sosial bina laras sebanyak 25.

Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang adalah salah satu panti asuhan khusus putri yang ada di Kabupaten Semarang, tepatnya di Kecamatan Tuntang. Panti Asuhan ini didirikan ”tanggal 13 Oktober 1989 berada dibawah Yayasan Aisyiyah. Bermula rumah biasa yang merupakan wakaf Almarhum Bapak H.

Harmoni Dja’far dari Bogor.”6 Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang terdaftar

pada ”dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi Kabupaten Semarang, serta berbadan hukum dan tercatat dalam akta notaris A. Dimyati, SH. No:6 Tanggal 3 Mei 1999.”7

Panti Asuhan Putri Aisyiyah mempunyai visi dan misi yang jelas. Adapun visi Panti Asuhan Putri Aisyiyah adalah “terpenuhinya hak anak yang meliputi hak hidup, hak tumbuh kembang, hak perlindungan dan partisipasi agar dapat meraih masa depan yang lebih baik.”8

“Misi panti Asuhan Putri Aisyiyah yaitu,

1. Menyelenggarakan upaya pemenuhan kebutuhan dasar anak

baik jasman, rohani, mental dan psikososial.

2. Memberikan perlindungan terhadap anak dari perlakuan

salah, ekspoitasi dan situasi yang membahayakan anak.

5

Lyndonbaines (http://id.m.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Semarang diaskes 31 Juli 2015)

6

Pengurus Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang (www.pantiaisyiyahtuntang.or.id diakses 23 Juni 2015)

7

Dokumentasi Profil Khusus Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang

8Ibid,


(5)

3. Memberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai bakat dan minatnya.

4. Membentu akhlakul karimah sesuai ajaran Quran dan

Al-Hadist.”9

Tujuan dan maksud didirikan Panti Asuhan Putri Aisyiyah adalah untuk mengentaskan kemiskinan dengan jalan menampung, membimbing, menyantuni anak-anak yatim, piatu, yatim piatu, serta dhuafa dengan meningkatkan SDM

pendidikan formal dan non formal dalam panti10. Panti Asuhan Putri Aisyiyah

Tuntang Kabupaten Semarang berlangsung proses sosialisasi nilai-nilai hidup bermasyarakat, nilai-nilai keagamaan dan sebagaimana diharapkan akan dapat mempersiapkan mental anak-anak dalam hidup bermasyarakat nantinya. Panti asuhan Putri Aisyiyah diasuh oleh Ibu Tiara Rubiati, SHi. Panti asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang memiliki sarana dan prasarana memadai yang disediakan untuk anak panti. Semua anak panti asuhan melakukan berbagai kegiatan layaknya di rumah, selain itu anak panti juga bersekolah bagi mereka yang usia sekolah.

1.2 Permasalahan Penelitian

Anak sebagai aset bangsa yang juga harus mendapatkann perlindungan hukum. Hal ini selaras dengan Undang- Undang Dasar Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, salah satu pasal didalamnya mengatur hak anak tercantum dalam Bab II pasal 2 yang menyatakan bahwa

“anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang, baik dalam keluarga maupun didalam asuhan khusus untuk tumbuh dan bekembang secara wajar. Selain itu anak juga berhak atas pememliharaan

9Ibid

, Hal. 3


(6)

dan perlindungan baik semasa dalam kandungan ibunya maupun sudah dilahirkan.”11

Hal ini pula yang seharusnya didapat juga oleh anak panti asuhan. Mereka memiliki hak yang sama dalam hal perlindungan anak. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak pasal 11 menyebutkan bahwa :

“Usaha-usaha untuk mensejahterakan anak adalah :

1. Usaha mensejahterakan anak terdiri atas usaha pembinaan,

pengembangan, pencegahan dan rehabilitasi.

2. Usaha kesejahteraan anak dilakukan oleh pemerintah dan

atau masyarakat.

3. Usaha kesejahteraan anak yang dilakukan oleh pemerintah

dan atau masyarakat dilaksanakan baik di dalam maupun di luar panti.

4. Pemerintah mengadakan pengarahan, bimbingan, bantuan,

dan pengawasan terhadap usaha kesejahteraan anak dilakukan oleh masyarakat”.12

Sebagai wujud konkrit usaha dan kepedulian terhadap kesejahteraan anak, masyarakat mendirikan lembaga sosial kesejahteraan anak yaitu Panti Asuhan. Panti asuhan memiliki peranan dalam mensejahterakan anak asuh yang ada di dalam panti tersebut. Pengertian peranan menurut Setyadi dalam Ras Eko adalah

“suatu aspek dinamika berupa pola tindakan baik yang abstak maupun yang konkrit dalam organisasi.”13

Panti asuhan merupakan organisasi atau lembaga sosial dibidang kesejahteraan anak. Panti asuhan tidak hanya berfungsi sebagai tempat penampungan anak yang memberikan makan dan minum setiap hari serta

11

Indonesia, Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

12

Indonesia, Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak (http://www.detkop.go.id/)

13

Ras Eko Budi Santoso (http://www.ras-eko.com/2015/05/pengertian-peranan.html?m=1)


(7)

membiayai pendidikan mereka, akan tetapi sangat berperan penting yakni sebagai pelayan alternatif yang menggantikan fungsi keluarga yang kehilangan peranannya sebagai pembentuk watak, mental spiritual anak yang bertujuan membimbing, mendidik, mengarahkan, dan mengatur perilaku anak-anak asuhnya agar menjadi seseorang yang mandiri dan berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara, agar fungsi keluarga tersebut dapat dilanjutkan dan diusahakan, sehingga gangguan keluarga tersebut dapat diatasi semaksimal mungkin dan anak akan merasa hidup dalam lingkungan keluarga sendiri.

Setiap anak memiliki hak yang harus dipenuhi oleh setiap orang tua. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam pasal 1 ayat (12) disebutkan bahwa hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga,

masyarakat, pemerintah, dan Negara.14

Panti asuhan putri Aisyiyah Tuntang sebelum memutuskan untuk mengasuh anak terlebih dahulu menelusuri keberadaan dan kesiapan/kapasitas pengasuhan keluarga untuk memastikan tidak ada lagi keluarga inti, keluarga besar, kerabat atau keluarga pengganti yang dapat melaksanakan fungsi pengasuhan. Mengidentifkasi keluarga yang mengalai hambatan dalam pengasuhan anak, permasalahan yang mereka hadapi serta jenis bantuan yang akan diberikan atau diifasitasi.

Setiap anak memilik hak yang wajib terpenuhi, tidak terkecuali anak- anak yang tinggal dipanti asuhan. Berdasarkan wawancara dengan Ibu T, beliau adalah

14

Indonesia, Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak


(8)

pengasuh panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang. Beliau mengatakan bahwa

”Jumlah Anak asuh di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang sekitar 68 anak dan sebagian anak memiliki latar belakang keluarga yang rata-rata hampir sama yaitu mereka hanya memiliki satu orang tua atau bahkan sudah tidak memiliki orang tua sama sekali. Sehingga mereka tidak merasakan perhatian dan kasih sayang penuh dari orang tuanya. Selain itu, dalam masalah pendidikan anak agak kurang diperhatikan dan terlantar terutama mengenai pendidikan informalnya dan khususnya mengenai pendidikan akhlak. Bahkan sebagian dari anak asuh di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang datang dengan membawa atau sedang mengemban masalah sosial yang sangat berat sehingga memerlukan penanganan intensif.”15

Anak-anak yang yang tinggal dipanti asuhan awalnya datang dengan memiliki berbagai masalah terlebih adalah masalah sosial. Masalah sosial yang sering dialami oleh anak asuh seperti anak yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya karena sama sekali sudah tidak memiliki orang tua, anak yang pernah mengalami trauma dan masalah-masalah sosial lain yang ada pada anak asuh. Sebagai manusia yang masih anak-anak mereka butuh mempertahankan hidup, mereka ini seharusnya panti asuhan harus lebih perhatian untuk mengangkat mereka, dan mengatakan mereka tidak layak untuk mempertahankan hidup dengan cara demikian itu, artinya bahwa panti asuhan harus tanpa alasan apapun mengentaskan anak asuh dengan memberikan fasilitasi dalam wujud bimbingan baik fisik, mental dan sosial kepada anak agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan pertumbuhan anak yang wajar. Peran panti asuhan dalam menangani anak asuh yang pernah memiliki masalah sosial

15

Wawancara dengan Ibu T selaku pengasuh Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang tanggal 5 Maret 2015.


(9)

yang cukup berat memerlukan penanganan yang intensif. Setiap anak asuh yang tinggal dipanti asuhan memilik penanganan berbeda-beda. Penanganan yang diberikan pada anak tidaklah yang terlalu keras dan sesuai dengan apa yang anak asuh lakukan tetapi melihat usianya juga.

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Al, beliau adalah ketua pengurus Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang. Beliau mengatakan bahwa

Setiap anak asuh diberikan kebebasan pendapat mereka, ingin

melanjutkan sekolah ataupun ingin bekerja diluar. panti mengarahkan anak anak asuh agar tidak salah dalam pengambilan keputusan untuk masa depan merka. Setiap anak asuh selama masih di panti diharuskan mengikut berbagai kegiatan rutin yang sudah ada. Kegiatan biasanya dimulai dari jam 15.00 sampai jam 17.00, anak asuh yang sudah pulang sekolah langsung mengikut dan anak asuh yang telat pulang karena ada kegiatan disekolahnya bisa menyusul. Apabila ada anak asuh yang tidak mengikuti akan ditegur dan bisa juga diberi hukuman.”16

Panti asuhan memberikan kebebasan sesuai keinginan mereka bersekolah ataupun bekerja, akan tetapi selain memberikan kebebasan panti asuhan mengarahkan dan menasehati anak asuhnya agar tidak salah dalam mengambil keputusan mereka. Panti asuhan juga memberikan hukuman bagi anak asuh yang tidak mengikuti aturan atau tata tertib yang sudah ditetapkan oleh panti asuhan. Hukuman itu diberikan agar anak asuh disiplin dan tidak mengulangi kesalahan yang telah dilakukannya, serta diharapkan anak berubah baik dalam diri meraka maupun kehidupannya sehingga mencapai keinginan dan cita-cita yang mereka inginkan. Bukan hanya anak yang memiliki keluarga utuh dan mendapatkan kasih

16

Wawancara dengan Ibu Al selaku ketua pengurus Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang tanggal 30 Maret 2015


(10)

sayang dari orangtanya, tetapi anak yang tinggal di panti usahan juga perlu melakukan perubahan untuk mencapai cita-citanya.

Menghindari maraknya kekerasan anak dan pengadopsian ilegal, panti asuhan dalam pengasuhan yang sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor : 30/HUK/2011 tentang standar nasional pengasuhan anak untuk lembaga kesejahtraan sosial menyebutkan bahwa

“Upaya untuk menentukan kebutuhan anak terhadap pengasuhan baik yang berbasis keluarga maupun pengasuhan

alternatif, dilakukan melalui tahapan yang bersifat

berkelanjutan mulai dari pendekatan awal, asesmen,

perencanaan, pelaksanaan rencana pengasuhan sampai dengan evaluasi, dan pengakhiran pelayanan.”17

Sumber dana panti asuhan diperoleh dari bantuan pemerintah, kerja sama dengan pihak donatur, serta swadaya dari kegiatan ekonomi produktiftas panti. Dana yang dialokasikan untuk kebutuhan serta keperluan yang diperlukan warga panti, salah satunya adalah untuk biaya kehidupan dan biaya sekolah anak asuh. Masing- masing anak asuh sudah memiliki anggaran sendiri untuk kebutuhan meraka baik sekolah maupun yang lainnya.

Selain itu dana juga digunakan untuk penyediaan sarana dan prasarana yang ada di panti asuhan. Sarana dan pasarana disediankan oleh panti asuhan yaitu sebuah gedung asrama berlantai dua yang terdapat 12 kamar, kamar mandi, aula, mushola, ruang pendidikan, ruang makan serta ruang dapur. Semua menggunakan sarana yang ada didalam panti asuhan dengan bergantian karena sarana prasarana yang ada terbatas. Sarana dan prasarana dipakai secara bersama sehingga semua

17

Indonesia, Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor : 30/HUK/2011 tentang standar nasional pengasuhan anak untuk lembaga kesejahtraan sosial.


(11)

anak wajib menjaga agar dapat dipakai dalam jangka waktu lama. Kotak P3K disediakan tetapi masih belum mempunyai ruang kesehatan khusus.

Berdasarkan wawancara dengan E salah satu anak asuh yang tinggal di Panti Asuhan Putri Asyiyah, ia mengatakan bahwa

“Kegiatan yang dilakukan selama satu minggu itu harus diikut, kegiatan tidak hanya kerohanian tetapi juga ada kegiatan keterampilan menjahit, pra koperasi simpan pinjam, marching band, dan masih banyak lagi kegiatan yang diajarkan di panti asuhan. Selain itu kita dibebaskan untuk memilih jalur pendidikan yang kita tempuh sesuai dengan kemauan kita sendiri.”18

Berbagai kegiatan dilakukan dalam panti asuhan dan wajib diikuti seluruh anak asuh. Pemilihan jalur pendidikan dibebaskan kepada anak asuh, panti asuhan hanya menyetujui dan memberi masukan agar memilih sekolah yang biayanya yang lebih ringan. Walaupun bersekolah ditempat yang biaya ringan mereka masih bisa berprestasi, itu terlihat banyaknya piala penghargaan serta foto wisuda anak asuh. Bagi seorang anak asuh sangatlah penting perhatian berupa nasehat yang menunjang untuk kesejahteraan mereka terlebih dalam hal pendidikan. Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peranan Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anak asuh?

18

Wawancara dengan E selaku Anak asuh Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang tanggal 29 Maret 2015


(12)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anak asuh.

1.4 Signifikansi Penelitian

1.1.1.Signifikansi Teoritis

Secara teoritis penelitian ini mendukung Levinsion yang menyatakan bahwa peranan didefinisikan sebagai suatu konsep tentang apa yang dapat

dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.19

1.1.2.Signifikansi Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi:

1. Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang tentang upaya meningkatkan kesejahteraan anak asuh.

2. Anak asuh Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang yang dapat membantu mengeluarkan pendapatnya mengenai apa yang dibutuhkan untuk kesejahteraan mereka.

3. Peneliti selanjutnya yang dapat menambah pengetahuan serta sebagai referensi sesuai dengan materi yang berhubungan dengan skripsi ini.

19


(13)

1.5 Keterbatasan Penelitian

Menghindari ruang lingkup yang terlalu besar sehingga penelitian ini dapat terarah serta dengan adanya keterbatasan waktu pengerjaan, tenaga, dan biaya maka perlu adanya keterbatasan pnelitian, adapun keterbatasan penelitan ini adalah:

1. Obyek Penelitian

Obyek penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini pada warga Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini hanya pada peranan panti asuhan dalam mensejahterakan anak asuh.


(1)

pengasuh panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang. Beliau mengatakan bahwa

”Jumlah Anak asuh di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang sekitar 68 anak dan sebagian anak memiliki latar belakang keluarga yang rata-rata hampir sama yaitu mereka hanya memiliki satu orang tua atau bahkan sudah tidak memiliki orang tua sama sekali. Sehingga mereka tidak merasakan perhatian dan kasih sayang penuh dari orang tuanya. Selain itu, dalam masalah pendidikan anak agak kurang diperhatikan dan terlantar terutama mengenai pendidikan informalnya dan khususnya mengenai pendidikan akhlak. Bahkan sebagian dari anak asuh di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang datang dengan membawa atau sedang mengemban masalah sosial yang sangat berat sehingga memerlukan penanganan intensif.”15

Anak-anak yang yang tinggal dipanti asuhan awalnya datang dengan memiliki berbagai masalah terlebih adalah masalah sosial. Masalah sosial yang sering dialami oleh anak asuh seperti anak yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya karena sama sekali sudah tidak memiliki orang tua, anak yang pernah mengalami trauma dan masalah-masalah sosial lain yang ada pada anak asuh. Sebagai manusia yang masih anak-anak mereka butuh mempertahankan hidup, mereka ini seharusnya panti asuhan harus lebih perhatian untuk mengangkat mereka, dan mengatakan mereka tidak layak untuk mempertahankan hidup dengan cara demikian itu, artinya bahwa panti asuhan harus tanpa alasan apapun mengentaskan anak asuh dengan memberikan fasilitasi dalam wujud bimbingan baik fisik, mental dan sosial kepada anak agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan pertumbuhan anak yang wajar. Peran panti asuhan dalam menangani anak asuh yang pernah memiliki masalah sosial

15

Wawancara dengan Ibu T selaku pengasuh Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang tanggal 5 Maret 2015.


(2)

yang cukup berat memerlukan penanganan yang intensif. Setiap anak asuh yang tinggal dipanti asuhan memilik penanganan berbeda-beda. Penanganan yang diberikan pada anak tidaklah yang terlalu keras dan sesuai dengan apa yang anak asuh lakukan tetapi melihat usianya juga.

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Al, beliau adalah ketua pengurus Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang. Beliau mengatakan bahwa

Setiap anak asuh diberikan kebebasan pendapat mereka, ingin

melanjutkan sekolah ataupun ingin bekerja diluar. panti mengarahkan anak anak asuh agar tidak salah dalam pengambilan keputusan untuk masa depan merka. Setiap anak asuh selama masih di panti diharuskan mengikut berbagai kegiatan rutin yang sudah ada. Kegiatan biasanya dimulai dari jam 15.00 sampai jam 17.00, anak asuh yang sudah pulang sekolah langsung mengikut dan anak asuh yang telat pulang karena ada kegiatan disekolahnya bisa menyusul. Apabila ada anak asuh yang tidak mengikuti akan ditegur dan bisa juga diberi hukuman.”16

Panti asuhan memberikan kebebasan sesuai keinginan mereka bersekolah ataupun bekerja, akan tetapi selain memberikan kebebasan panti asuhan mengarahkan dan menasehati anak asuhnya agar tidak salah dalam mengambil keputusan mereka. Panti asuhan juga memberikan hukuman bagi anak asuh yang tidak mengikuti aturan atau tata tertib yang sudah ditetapkan oleh panti asuhan. Hukuman itu diberikan agar anak asuh disiplin dan tidak mengulangi kesalahan yang telah dilakukannya, serta diharapkan anak berubah baik dalam diri meraka maupun kehidupannya sehingga mencapai keinginan dan cita-cita yang mereka inginkan. Bukan hanya anak yang memiliki keluarga utuh dan mendapatkan kasih

16

Wawancara dengan Ibu Al selaku ketua pengurus Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang tanggal 30 Maret 2015


(3)

sayang dari orangtanya, tetapi anak yang tinggal di panti usahan juga perlu melakukan perubahan untuk mencapai cita-citanya.

Menghindari maraknya kekerasan anak dan pengadopsian ilegal, panti asuhan dalam pengasuhan yang sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor : 30/HUK/2011 tentang standar nasional pengasuhan anak untuk lembaga kesejahtraan sosial menyebutkan bahwa

“Upaya untuk menentukan kebutuhan anak terhadap pengasuhan baik yang berbasis keluarga maupun pengasuhan

alternatif, dilakukan melalui tahapan yang bersifat

berkelanjutan mulai dari pendekatan awal, asesmen,

perencanaan, pelaksanaan rencana pengasuhan sampai dengan evaluasi, dan pengakhiran pelayanan.”17

Sumber dana panti asuhan diperoleh dari bantuan pemerintah, kerja sama dengan pihak donatur, serta swadaya dari kegiatan ekonomi produktiftas panti. Dana yang dialokasikan untuk kebutuhan serta keperluan yang diperlukan warga panti, salah satunya adalah untuk biaya kehidupan dan biaya sekolah anak asuh. Masing- masing anak asuh sudah memiliki anggaran sendiri untuk kebutuhan meraka baik sekolah maupun yang lainnya.

Selain itu dana juga digunakan untuk penyediaan sarana dan prasarana yang ada di panti asuhan. Sarana dan pasarana disediankan oleh panti asuhan yaitu sebuah gedung asrama berlantai dua yang terdapat 12 kamar, kamar mandi, aula, mushola, ruang pendidikan, ruang makan serta ruang dapur. Semua menggunakan sarana yang ada didalam panti asuhan dengan bergantian karena sarana prasarana yang ada terbatas. Sarana dan prasarana dipakai secara bersama sehingga semua

17

Indonesia, Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor : 30/HUK/2011 tentang standar nasional pengasuhan anak untuk lembaga kesejahtraan sosial.


(4)

anak wajib menjaga agar dapat dipakai dalam jangka waktu lama. Kotak P3K disediakan tetapi masih belum mempunyai ruang kesehatan khusus.

Berdasarkan wawancara dengan E salah satu anak asuh yang tinggal di Panti Asuhan Putri Asyiyah, ia mengatakan bahwa

“Kegiatan yang dilakukan selama satu minggu itu harus diikut, kegiatan tidak hanya kerohanian tetapi juga ada kegiatan keterampilan menjahit, pra koperasi simpan pinjam, marching band, dan masih banyak lagi kegiatan yang diajarkan di panti asuhan. Selain itu kita dibebaskan untuk memilih jalur pendidikan yang kita tempuh sesuai dengan kemauan kita sendiri.”18

Berbagai kegiatan dilakukan dalam panti asuhan dan wajib diikuti seluruh anak asuh. Pemilihan jalur pendidikan dibebaskan kepada anak asuh, panti asuhan hanya menyetujui dan memberi masukan agar memilih sekolah yang biayanya yang lebih ringan. Walaupun bersekolah ditempat yang biaya ringan mereka masih bisa berprestasi, itu terlihat banyaknya piala penghargaan serta foto wisuda anak asuh. Bagi seorang anak asuh sangatlah penting perhatian berupa nasehat yang menunjang untuk kesejahteraan mereka terlebih dalam hal pendidikan. Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peranan Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anak asuh?

18

Wawancara dengan E selaku Anak asuh Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang tanggal 29 Maret 2015


(5)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anak asuh.

1.4 Signifikansi Penelitian

1.1.1.Signifikansi Teoritis

Secara teoritis penelitian ini mendukung Levinsion yang menyatakan bahwa peranan didefinisikan sebagai suatu konsep tentang apa yang dapat

dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.19

1.1.2.Signifikansi Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi:

1. Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang tentang upaya meningkatkan kesejahteraan anak asuh.

2. Anak asuh Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang yang dapat membantu mengeluarkan pendapatnya mengenai apa yang dibutuhkan untuk kesejahteraan mereka.

3. Peneliti selanjutnya yang dapat menambah pengetahuan serta sebagai referensi sesuai dengan materi yang berhubungan dengan skripsi ini.

19


(6)

1.5 Keterbatasan Penelitian

Menghindari ruang lingkup yang terlalu besar sehingga penelitian ini dapat terarah serta dengan adanya keterbatasan waktu pengerjaan, tenaga, dan biaya maka perlu adanya keterbatasan pnelitian, adapun keterbatasan penelitan ini adalah:

1. Obyek Penelitian

Obyek penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini pada warga Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini hanya pada peranan panti asuhan dalam mensejahterakan anak asuh.


Dokumen yang terkait

PERANAN PANTI ASUHAN PUTRI ‘AISYIYAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN ANAK ASUH MELALUI PENINGKATAN PENDIDIKAN INFORMAL

2 38 168

PERAN PANTI ASUHAN YATIM PUTRI AISYIYAH SURAKARTA DALAM UPAYA PEMBINAAN AKHLAK ANAK ASUH Peran Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Surakarta Dalam Upaya Pembinaan Akhlak Anak Asuh Tahun 2013.

0 2 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peranan Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Anak Asuh T1 162011012 BAB II

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peranan Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Anak Asuh T1 162011012 BAB IV

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peranan Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Anak Asuh T1 162011012 BAB V

0 1 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peranan Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Anak Asuh

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peranan Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Anak Asuh

0 0 35

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Panti Asuhan dalam Membina Kemandirian Anak di Panti Asuhan Salib Putih Salatiga T1 BAB I

0 0 7

POLA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN ANAK DI PANTI ASUHAN PUTRI AISYIYAH TUNTANG KECAMATAN TUNTANG, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009. - Test Repository

0 1 123

UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM PUTRI DI PANTI ASUHAN AISYIYAH TUNTANG KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI

0 0 149