PASIEN HIPERTENSI PADA USIA LANJUT DI PA
PASIEN HIPERTENSI PADA USIA LANJUT DI PANTI SOSIAL
TRESNA WERDHA BUDI MULIA 3 CIRACAS
Laporan Kasus Blok Elektif
Disusun Oleh :
Fahmi Azhari Basya
NIM : 110 2009 103
Kelompok 2 Bidang Kepeminatan Geriatri
Tutor : dr. Fathul Jannah, M. Si
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Tahun 2012
ABSTRAK
Background: Hypertension is defined as an increase in systolic blood pressure ≥ 140 mmHg or
diastolic blood pressure ≥ 90 mmHg. In Indonesia hypertension is likely to increase. Household
Health Survey (Household Health Survey) in 2001 showed that 8.3% of patients with hypertension
and increased to 27.5% in 2004. The prevalence of hypertension is estimated to increase to> 1.5
billion
people
worldwide
suffer
from
hypertension
in
2025
Case: mrs. K 79 years old with hypertension who live in the social nursing home
Discussion and Conclusions: Most elderly patients suffering from isolated systolic hypertension.
That increase in systolic blood pressure without being followed by the diastolic blood pressure. In
Isolated Systolic Hypertension is recommended the use of diuretics and calcium antagonists as a
therapy. It should be a comprehensive treatment of hypertension in the elderly of various aspects,
lifestyle changes, the pattern of food, blood pressure monitor, and giving drugs as indicated.
LATAR BELAKANG
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik ≥140
mmHg atau tekanan diastolik ≥ 90 mmHg, berdasarkan rata-rata dari dua
pemeriksaan yang diambil dari pemeriksaan kedua dan ketiga setelah pemeriksaan
tekanan darah awal. Pemeriksaan tunggal dinilai tidak adekuat untuk menegakkan
hipertensi, terutama bila pasien disertai dengan gejala penyakit. Hipertensi juga
dapat ditemukan pada pasien dengan stress yang berlebih dan pasien dengan
penyakit akut. Tekanan darah ≥135/85 mmHg di luar pemeriksaan seorang dokter
juga bisa dipertimbangkan sebagai hipertensi. Keadaan pre-hypertension
merupakan keadaan dimana tekanan darah pasien berada pada range 120-139
mmHg untuk sistolik dan 80-89 mmHg untuk diastolik2.
Dalam rekomendasi penatalaksanaan hipertensi yang kesemuanya
didasarkan atas bukti penelitian (evidence based) antara lain dikeluarkan oleh The
Sevent Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7), 2003, World Health
Organization/International Society of Hypertension (WHO-ISH), 1999, Brittish
Hypertension Society, European Society of Hypertension/European Society of
Cardiology (ESH/ESC), definisi hipertensi sama untuk semua golongan umur.
Pengobatan juga didasarkan bukan atas umur akan tetapi tingkat tekanan darah
dan adanya risiko kardiovaskular yang ada pada pasien3.
Insidensi dari hipertensi sulit untuk dinilai oleh karena secara klinis sering
tidak diketahui. Incidence rate sebesar 3-18 % telah dilaporkan berdasarkan pada
populasi yang diteliti. Di dunia, sebesar 8,4 juta ibu hamil menderita hipertensi
pada tahun 2004. Prevalensi di dunia diperkirakan sekitar 1 milyar populasi
menderita hipertensi pada tahun 2000. Di UK pada tahun 2006, 31% pria dan 28%
wanita menderita hipertensi. Pada tahun 2008, sekitar 35.000 pasien yang masuk
rumah sakit di Inggris menderita hipertensi. Di dunia sekitar 1 juta pasien
meninggal akibat hipertensi pada tahun 2004. Prevalensi hipertensi diperkirakan
meningkat menjadi > 1,5 milyar penduduk dunia menderita hipertensi pada tahun
2025. Peningkatan angka kejadian pasien hipertensi juga bisa dilihat dari umur
(30% pada umur 45-54 tahun dan 70% pada umur > 70 tahun), paling sering
terjadi pada etnis Black African dan Black Caribbean. Hipertensi merupakan
penyebab kematian terbanyak pada negara-negara berkembang 4.
Di Indonesia hipertensi cenderung meningkat. Hasil Survey Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2001 menunjukkan bahwa 8,3% pasien
menderita hipertensi dan meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004. Hasil SKRT
tahun 1995, 2001, dan 2004 menunjukkan penyakit kardiovaskular merupakan
penyakit nomor satu penyebab kematian di Indonesia dan sekitar 20-35%
kematian tersebut disebabkan oleh hipertensi 5.
Table 1. definisi dan klasifikasi tingkat tekanan darah menurut WHO 6.
Kategori
Sistolik
Diastolik
Optimum
< 120 mmHg
< 80 mmHg
Normal
< 130 mmHg
< 85 mmHg
Normal-tinggi
130-139 mmHg
85-89 mmHg
Hipertensi derajat 1 (ringan)
140-159 mmHg
90-99 mmHg
Subkelompok : borderline
140-149 mmHg
90-94 mmHg
Hipertensi derajat 2 (sedang)
160-179 mmHg
100-109 mmHg
Hipertensi derajat 3 (berat)
≥ 180 mmHg
≥ 110 mmHg
Hipertensi sistolik terisolasi
≥ 140 mmHg
< 90 mmHg
Subkelompok : borderline
140-149 mmHg
< 90 mmHg
Tabel 2. klasifikasi tekanan darah umur ≥ 18 tahun menurut JNC-7 versus JNC-6
6
.
JNC-7
kategori
tekanan
JNC-6
kategori
tekanan
Tekanan
darah
Dan/atau
sistolik
Tekanan
darah
diastolic
(mmHg)
Normal
Optimal
< 120 mmHg
Dan
< 80 mmHg
120-129 mmHg
Atau
80-89 mmHg
Normal
TRESNA WERDHA BUDI MULIA 3 CIRACAS
Laporan Kasus Blok Elektif
Disusun Oleh :
Fahmi Azhari Basya
NIM : 110 2009 103
Kelompok 2 Bidang Kepeminatan Geriatri
Tutor : dr. Fathul Jannah, M. Si
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Tahun 2012
ABSTRAK
Background: Hypertension is defined as an increase in systolic blood pressure ≥ 140 mmHg or
diastolic blood pressure ≥ 90 mmHg. In Indonesia hypertension is likely to increase. Household
Health Survey (Household Health Survey) in 2001 showed that 8.3% of patients with hypertension
and increased to 27.5% in 2004. The prevalence of hypertension is estimated to increase to> 1.5
billion
people
worldwide
suffer
from
hypertension
in
2025
Case: mrs. K 79 years old with hypertension who live in the social nursing home
Discussion and Conclusions: Most elderly patients suffering from isolated systolic hypertension.
That increase in systolic blood pressure without being followed by the diastolic blood pressure. In
Isolated Systolic Hypertension is recommended the use of diuretics and calcium antagonists as a
therapy. It should be a comprehensive treatment of hypertension in the elderly of various aspects,
lifestyle changes, the pattern of food, blood pressure monitor, and giving drugs as indicated.
LATAR BELAKANG
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik ≥140
mmHg atau tekanan diastolik ≥ 90 mmHg, berdasarkan rata-rata dari dua
pemeriksaan yang diambil dari pemeriksaan kedua dan ketiga setelah pemeriksaan
tekanan darah awal. Pemeriksaan tunggal dinilai tidak adekuat untuk menegakkan
hipertensi, terutama bila pasien disertai dengan gejala penyakit. Hipertensi juga
dapat ditemukan pada pasien dengan stress yang berlebih dan pasien dengan
penyakit akut. Tekanan darah ≥135/85 mmHg di luar pemeriksaan seorang dokter
juga bisa dipertimbangkan sebagai hipertensi. Keadaan pre-hypertension
merupakan keadaan dimana tekanan darah pasien berada pada range 120-139
mmHg untuk sistolik dan 80-89 mmHg untuk diastolik2.
Dalam rekomendasi penatalaksanaan hipertensi yang kesemuanya
didasarkan atas bukti penelitian (evidence based) antara lain dikeluarkan oleh The
Sevent Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7), 2003, World Health
Organization/International Society of Hypertension (WHO-ISH), 1999, Brittish
Hypertension Society, European Society of Hypertension/European Society of
Cardiology (ESH/ESC), definisi hipertensi sama untuk semua golongan umur.
Pengobatan juga didasarkan bukan atas umur akan tetapi tingkat tekanan darah
dan adanya risiko kardiovaskular yang ada pada pasien3.
Insidensi dari hipertensi sulit untuk dinilai oleh karena secara klinis sering
tidak diketahui. Incidence rate sebesar 3-18 % telah dilaporkan berdasarkan pada
populasi yang diteliti. Di dunia, sebesar 8,4 juta ibu hamil menderita hipertensi
pada tahun 2004. Prevalensi di dunia diperkirakan sekitar 1 milyar populasi
menderita hipertensi pada tahun 2000. Di UK pada tahun 2006, 31% pria dan 28%
wanita menderita hipertensi. Pada tahun 2008, sekitar 35.000 pasien yang masuk
rumah sakit di Inggris menderita hipertensi. Di dunia sekitar 1 juta pasien
meninggal akibat hipertensi pada tahun 2004. Prevalensi hipertensi diperkirakan
meningkat menjadi > 1,5 milyar penduduk dunia menderita hipertensi pada tahun
2025. Peningkatan angka kejadian pasien hipertensi juga bisa dilihat dari umur
(30% pada umur 45-54 tahun dan 70% pada umur > 70 tahun), paling sering
terjadi pada etnis Black African dan Black Caribbean. Hipertensi merupakan
penyebab kematian terbanyak pada negara-negara berkembang 4.
Di Indonesia hipertensi cenderung meningkat. Hasil Survey Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2001 menunjukkan bahwa 8,3% pasien
menderita hipertensi dan meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004. Hasil SKRT
tahun 1995, 2001, dan 2004 menunjukkan penyakit kardiovaskular merupakan
penyakit nomor satu penyebab kematian di Indonesia dan sekitar 20-35%
kematian tersebut disebabkan oleh hipertensi 5.
Table 1. definisi dan klasifikasi tingkat tekanan darah menurut WHO 6.
Kategori
Sistolik
Diastolik
Optimum
< 120 mmHg
< 80 mmHg
Normal
< 130 mmHg
< 85 mmHg
Normal-tinggi
130-139 mmHg
85-89 mmHg
Hipertensi derajat 1 (ringan)
140-159 mmHg
90-99 mmHg
Subkelompok : borderline
140-149 mmHg
90-94 mmHg
Hipertensi derajat 2 (sedang)
160-179 mmHg
100-109 mmHg
Hipertensi derajat 3 (berat)
≥ 180 mmHg
≥ 110 mmHg
Hipertensi sistolik terisolasi
≥ 140 mmHg
< 90 mmHg
Subkelompok : borderline
140-149 mmHg
< 90 mmHg
Tabel 2. klasifikasi tekanan darah umur ≥ 18 tahun menurut JNC-7 versus JNC-6
6
.
JNC-7
kategori
tekanan
JNC-6
kategori
tekanan
Tekanan
darah
Dan/atau
sistolik
Tekanan
darah
diastolic
(mmHg)
Normal
Optimal
< 120 mmHg
Dan
< 80 mmHg
120-129 mmHg
Atau
80-89 mmHg
Normal