this PDF file MENINGKATKAN KOMPETENSI MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN GROBOGAN | Suyadi | Jurnal Pendidikan Indonesia 1 PB

MENINGKATKAN KOMPETENSI MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN PADA GURU
SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN GROBOGAN
SUYADI
SD Negeri 3 Kenteng Kabupaten Grobogan
Email: Suyadi88@gmail.com
Abstract: The purpose of this study is to improve the competence of preparing RPP in Primary School Teachers
3 Kenteng Semester 1 Year Lesson 2015/2016. This type of research is School Action Research. Research
subjects teachers SD Negeri 3 Kenteng with the number of 8 people. Data collection techniques used interview
techniques, observation and documentation. Using interactive model data analysis techniques, including data
collection, data reduction, data presentation, and conclusions. The results showed that there was an increase in
the competence of preparing the lesson plan of Primary School Teachers 3 Kenteng through continuous
guidance, this can be seen from: Component 1: Include the identity of subjects increased. Before there is action
46,9%, at cycle I 78,1%, in cycle II, 100%. Component 2: Includes increased competency standards. Before
there is action 40,6%, in cycle I 81,3%, at cycle II 100%. Component 3: Include basic competencies increased.
Before any action was recorded 43.8%, in cycle I, 78.1%, on cycle II, 84.47%. Component 4: Includes indicators
of achievement of increased competence. Before the action, there was 46.9%, in the first cycle 59.4%, on the
second cycle 90.6%. Component 5: Includes increased learning objectives. Before action 40,6%, in cycle I
59,4%, cycle II 87,5%. Component 6: Include teaching materials on the rise. Before there is action 40,6%, a
cycle I 78,1, cycle II 84,4. Component 7: Includes increased time allocation Before action 40.6%, a cycle I
53.1%, cycle II 90.6%. Component 8: Includes increased learning methods. Before action 37,5%, cycle I 59,4%,

cycle II 93,8%. Component 9: Includes increased learning activities. Before action 46,9%, cycle I 53,1%, cycle
II 81,3%. Component 10: Include the source of improved teaching materials. Before action 43,8%, cycle I
62,5%, cycle II 81,3%. Component 11: Includes the assessment of learning outcomes increases. Before action,
46,9%, cycle I 50%, and cycle II 75%. The conclusion in this research that through the guidance of continue
increase the competence of preparing the Plan of Student Responsibility on Teachers Elementary School 3
Kenteng Semester 1 Year Lesson 2015/2016
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi menyusun RPP pada Guru SD Negeri 3
Kenteng Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Sekolah. Subjek
penelitian guru SD Negeri 3 Kenteng dengan jumlah 8 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan teknik
wawancara, observasi/pengamatan dan dokumentasi. Menggunakan teknik analisis data model interaktif,
diantaranya pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukkan ada peningkatan kompetensi menyusun RPP pada Guru SD Negeri 3 Kenteng melalui bimbingan
berkelanjutan, hal ini dapat dilihat dari: Komponen 1: Mencantumkan indentitas mata pelajaran meningkat.
Sebelum ada tindakan 46,9%, pada siklus I 78,1%, pada siklus II, 100%. Komponen 2: Mencantumkan standar
kompetensi meningkat. Sebelum ada tindakan 40,6%, pada siklus I 81,3%, pada siklus II 100%. Komponen 3:
Mencantumkan kompetensi dasar meningkat. Sebelum ada tindakan tercatat 43,8%, pada siklus I, 78,1%, pada
siklus II, 84,47%. Komponen 4: Mencantumkan indikator pencapaian kompetensi meningkat. Sebelum
dilakukan tindakan ada 46,9%, pada siklus I 59,4%, pada siklus II 90,6%. Komponen 5: Mencantumkan tujuan
pembelajaran meningkat. Sebelum tindakan 40,6%, pada siklus I 59,4%, siklus II 87,5%. Komponen 6:
Mencantumkan materi ajar meningkat. Sebelum ada tindakan 40,6%, siklus I 78,1, siklus II 84,4. Komponen 7:

Mencantumkan alokasi waktu meningkat Sebelum tindakan 40,6%, siklus I 53,1%, siklus II 90,6%. Komponen
8: Mencantumkan metode pembelajaran meningkat. Sebelum tindakan 37,5%, siklus I 59,4%, siklus II 93,8%.
Komponen 9: Mencantumkan kegiatan pembelajaran meningkat. Sebelum tindakan 46,9%, siklus I 53,1%, siklus
II 81,3%. Komponen 10: Mencantumkan sumber bahan ajar meningkat. Sebelum tindakan 43,8%, siklus I
62,5%, siklus II 81,3%. Komponen 11: Mencantumkan penilaian hasil belajar meningkat. Sebelum tindakan
46,9%, siklus I 50%, dan siklus II 75%. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa melalui bimbingan
berkelanjutan dapat meningkatan kompetensi menyusun Rencana Pealsanaan Pembelajaram pada Guru SD
Negeri 3 Kenteng Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016.
Keywords: Kompetensi guru, bimbingan berkelanjutan

Dengan definisi ini, guru disamakan dengan
pengajar. Pengertian guru ini hanya
menyebutkan satu sisi yaitu sebagai pengajar,
tidak termasuk pengertian guru sebagai

Kamus Bahasa Indonesia Qonita Alya
(2011:250) menjelaskan pengertian guru
adalah “orang yang pekerjaannya (mata
pencahariannya, profesinya) mengajar”.
27


Meningkatkan Kompetensi Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran...
pendidik dan pelatih.Kemudian Pupuh
Fathurrohman, M. Sobry Sutikno (2010:43)
menyebutkan guru adalah tenaga pendidik
yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Selanjutnya juga dijelaskan selain memberikan
sejumlah ilmu pengetahuan, guru juga
bertugas menanamkan nilai-nilai dan sikap
kepada anak didik agar anak didik mempunyai kepribadian yang paripurna.
Proses perkembangan kinerja guru
terbentuk dan terjadi dalam kegiatan belajar
mengajar di tempat mereka bekerja. Selain
itu kinerja guru dipengaruhi oleh hasil
pembinaan dan supervisi kepala sekolah.
Pada pelaksanaan KTSP menuntut kemampuan guru untuk dapat mengelola proses
pembelajaran secara efektif dan efisien.
Tingkat produktivitas sekolah dalam
memberikan pelayanan-pelayanan secara
efisien kepada pengguna (peserta didik,
masyarakat) akan sangat tergantung pada

kualitas gurunya yang terlibat langsung
dalam proses pembelajaran dan keefektifan
mereka dalam melaksanakan tanggung jawab
individual dan kelompok.
Tak dapat dipungkiri dan ditolak
bahwa
”kualitas
pendidikan
sangat
ditentukan oleh kemampuan sekolah dalam
mengelola proses pembelajaran, dan lebih
khusus lagi adalah proses pembelajaran yang
terjadi di kelas, mempunyai andil dalam
menentukan kualitas pendidikan konsekuensinya, adalah guru harus mempersiapkan
(merencanakan) segala sesuatu agar proses
pembelajaran di kelas berjalan dengan
efektif”. Hal ini berarti bahwa guru sebagai
ujung tombak dan fasilitator yang mengelola
proses pembelajaran di kelas mempunyai
andil dalam menentukan kualitas pendidikan,

dan nasib bangsa ini.
Berdasarkan kenyataan begitu berat
dan kompleknya tugas serta peran guru
tersebut, perlu diadakan supervisi atau
pembinaan terhadap guru secara terus
menerus untuk meningkatkan kinerjanya.
Kompetensi seorang guru perlu ditingkatkan
agar usaha membimbing peserta didik untuk
belajar dapat berkembang. Dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia, kompetensi berarti
(kewenangan) kekuasaan untuk menentuakn
atau memutuskan sesuatu hal. Pengertian

28

dasar kompetensi yakni kemampuan atau
kecakapan. Menurut Abdul Majid dalam
Pupuh Fathurrohman, M. Sobry Sutikno
(2010:44) kompetensi adalah seperangkat
tindakan intelegen penuh tanggung jawab

yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat
untk dianggap mampu melaksanakan tugastgas dalam bidang pekerjaan tertentu.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan kompetensi adalah sebagai suatu
kecakapan untuk melakukan sesuatu pekerjaan berkat pengetahuan, keterampilan
ataupun keahlian yang dimiliki untuk
melaksanakan suatu pekerjaan
Depdiknas (2004: 4) tujuan adanya
Standar Kompetensi Guru adalah sebagai
jaminan dikuasainya tingkat kompetensi
minimal oleh guru sehingga yang
bersangkutan dapat melakukan tugasnya
secara profesional, dapat dibina secara efektif
dan efisien serta dapat melayani pihak yang
berkepentingan
terhadap
proses
pembelajaran, dengan sebaik-baiknya sesuai
bidang
tugasnya.
Adapun

manfaat
disusunnya standar kompetensi guru adalah
sebagai acuan pelaksanaan uji kompetensi,
penyelenggaraan diklat, dan pembinaan,
maupun
acuan
bagi
pihak
yang
berkepentingan terhadap kompetensi guru
untuk melakukan evaluasi, pengembangan
bahan ajar dan sebagainya bagi tenaga
kependidikan.
Guru harus mampu berperan sebagai
desainer
(perencana),
implementor
(pelaksana), dan evaluator (penilai) kegiatan
pembelajaran. Guru merupakan faktor yang
paling dominan karena di tangan gurulah

keberhasilan pembelajaran dapat dicapai.
Kualitas mengajar guru secara langsung
maupun tidak langsung dapat mempengaruhi
kualitas pembelajaran pada umumnya.
Seorang guru dikatakan profesional apabila
(1) serius melaksanakan tugas profesinya, (2)
bangga dengan tugas profesinya, (3) selalu
menjaga dan berupaya meningkatkan
kompetensinya, (4) bekerja dengan sungguh
tanpa harus diawasi, (5) menjaga nama
baik profesinya, (6) bersyukur atas imbalan
yang diperoleh dari profesinya.
Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 Pengganti Peraturan Pemerintah
nomor 19 tahun 2005 tentang Standar

29

Volume 4, Nomor 2, Jurnal Pendidikan Ilmiah


Nasional Pendidikan menyatakan
standar
proses merupakan salah satu Standar
Nasional
Pendidikan
untuk
satuan
pendidikan dasar dan menengah yang
mencakup: 1) Perencanaan proses pembelajaran, 2) Pelaksanaan proses pembelajaran,
3) Penilaian hasil pembelajaran, 4) dan
pengawasan proses pembelajaran. Perencanaan pembelajaran meliputi Silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Silabus dan RPP dikembangkan oleh
guru pada satuan pendidikan. Guru pada
satuan pendidikan berkewajiban menyusun
Silabus dan RPP secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran berlangsung
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.
Perencanaan proses pembelajaran
meliputi silabus dan RPP. Silabus merupakan
sebagian sub-sistem pembelajaran yang
terdiri dari atau yang satu sama yang lain
saling berhubungan dalam rangka mencapai
tujuan. Hal penting yang berkaitan dengan
pembelajaran adalah penjabaran tujuan yang
disusun
berdasarkan
indikator
yang
ditetapkan.
Philip Combs
dalam Kurniawati
(2009:66 ) menyatakan bahwa perencanaan
program pembelajaran merupakan suatu

penetapan
yang memuat
komponenkomponen pembelajaran secara sistematis.
Analisis sistematis merupakan proses
perkembangan pendidikan yang akan
mencapai tujuan pendidikan agar lebih
efektif dan efisien disusun secara logis,
rasional, sesuai dengan kebutuhan siswa,
sekolah,
dan
daerah
(masyarakat).
Perencanaan program pembelajaran adalah
hasil pemikiran, berupa keputusan yang akan
dilaksanakan . Selanjutnya Oemar Hakim
dalam Kurniawati (2009:74) menyatakan,
”bahwa perencanaan program pembelajaran
pada hakekatnya merupakan perencanaan
program jangka pendek untuk memperkirakan suatu proyeksi tentang sesuatu yang
akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran”.

27 - 32

Permendiknas No. 41 Tahun 2007
menyatakan, “Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar
isi dan telah dijabarkan dalam silabus.”
Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu upaya menyusun
perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
kurikulum sesuai dengan kebutuhan siswa,
sekolah, dan daerah.
Dalam KTSP, guru bersama warga
sekolah berupaya menyusun kurikulum dan
perencanaan program pembelajaran, meliputi: program tahunan, program semester,
silabus, dan rencana peleksanaan pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan
kegiatan belajar peserta didik dalam upaya
mencapai Kompetensi Dasar. RPP merupakan acuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran untuk setiap Kompetensi
Dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di
dalam RPP memuat hal-hal yang langsung
berkaitan dengan aktivitas pembelajaran
dalam upaya pencapaian penguasaan suatu
Kompetensi Dasar.
Menurut Permendiknas No. 41 Tahun
2007, komponen RPP terdiri dari a). identitas
mata pelajaran, (b) standar kompetensi,
(c) kompetensi dasar, (d) indikator pencapaian kompetensi, (e) tujuan pembelajaran,
(f) materi ajar, (g) alokasi waktu , (h) metode
pembelajaran, (i) kegiatan pembelajaran
meliputi: pendahuluan, inti, penutup. (j)
sumber belajar, (k) penilaian hasil belajar
meliputi: soal, skor dan kunci jawaban.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 13 tahun 2013 menyatakan bahwa,
”RPP minimal memuat sekurang-kurangnya
lima komponen yang meliputi: (1) tujuan
pembelajaran, (2) materi ajar, (3) metode
pengajaran, (4) sumber belajar, dan (5)
penilaian hasil belajar.”
Permendiknas No. 41 Tahun 2007
menyatakan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran harus memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut: a) memper-

Meningkatkan Kompetensi Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran...
hatikan perbedaan individu peserta didik,
b) mendorong
partisipasi aktif peserta
didik, c) mengembangkan budaya membaca
dan menulis, d) memberikan umpan balik
dan tindak lanjut, e) keterkaitan dan
keterpaduan, f) menerapkan teknologi informasi dan komunikasi RPP .
Langkah-langkah menyusun RPP
adalah a) mengisi kolom identitas, b)
Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan
untuk pertemuan yang telah ditetapkan, c)
Menentukan SK, KD, dan indikator yang
akan digunakan yang terdapat pada silabus
yang telah disusun, d) Merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan SK, KD dan
indikator yang telah ditentukan, e) mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi
pokok/pembelajaran yang terdapat dalam
silabus, materi ajar merupakan uraian dari
materi pokok/pembelajaran, f) menentukan
metode pembelajaran yang akan digunakan,
g) merumuskan langkah-langkah yang terdiri
dari kegiatan awal, inti dan akhir. h)
menentukan alat/bahan/sumber belajar yang
digunakan, i) menyusun kriteria penilaian,
lembar pengamatan, contoh soal, teknik
penskoran dan kunci jawaban
Dalam penyusunan RPP perlu
memperhatikan hal sebagai berikut: (a) RPP
disusun untuk setiap KD yang dapat
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau
lebih, b) tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang
harus di capai oleh peserta didik sesuai
dengan
kompetenrsi
dasar, c) tujuan
pembelajaran dapat mencakupi sejumlah
indikator, atau satu tujuan pembelajaran
untuk beberapa indikator, yang penting
tujuan pembelajaran harus mengacu pada
pencapaian indikator, d) Kegiatan pembelajaran (langkah-langkah pembelajaran)
dibuat setiap pertemuan, bila dalam satu RPP
terdapat 3 kali pertemuan, maka dalam RPP
tersebut terdapat 3 langkah pembelajaran, e).
Bila terdapat lebih dari satu pertemuan untuk
indikator yang sama, tidak perlu dibuatkan
langkah kegiatan yang lengkap untuk setiap
pertemuannya.
Masalah yang terjadi di lapangan
masih ditemukan adanya guru (baik di
sekolah negeri maupun swasta) yang tidak
bisa memperlihatkan
RPP yang dibuat

30

dengan alasan ketinggalan di rumah dan bagi
guru yang sudah membuat RPP masih
ditemukan adanya RPP yang belum
melengkapi komponen tujuan pembelajaran
dan penilaian (soal, skor dan kunci jawaban),
serta langkah-langkah kegiatan pembelajarannya masih dangkal. Soal, skor, dan
kunci jawaban merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Pada komponen
penilaian (penskoran dan kunci jawaban)
sebagian besar guru tidak lengkap membuatnya dengan alasan sudah tahu dan ada di
kepala. Sedangkan pada komponen tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, dan sumber belajar sebagian besar
guru sudah membuatnya. Masalah yang lain
yaitu sebagian besar guru adalah masih
kurangnya kopetensi unrtuk mengembangkan
RPP. Walaupun sudah banyak kesempatan
bagi guru untuk mengikuti berbagai Diklat
Peningkatan Profesionalisme Guru namun
dalam hal pelaksanaan di sekolah masih
banyak yang mengabaikannya. Hal ini
menyebabkan semakin banyak guru yang
lupa
dalam
memahami
penyusunan/
pembuatan RPP secara baik dan lengkap.
Beberapa guru mengadopsi RPP orang lain.
Hal ini
peneliti ketahui pada saat
mengadakan supervisi akademik (supervisi
kunjungan kelas) ke ruang kelas guru.
Permasalahan tersebut berpengaruh besar
terhadap pelaksanaan proses pembelajaran.
Dengan keadaan demikian, peneliti
sebagai kepala sekolah
berusaha untuk
memberi bimbingan pada guru dalam
menyusun RPP secara lengkap sesuai dengan
tuntutan pada standar proses dan standar
penilaian yang merupakan bagian dari
standar nasional pendidikan. Hal itu juga
sesuai dengan tupoksi peneliti sebagai
pelaksanaan
tugas
manager
satuan
pendidikan yaitu yang salah satunya adalah
supervisi akademik yakni membina dan
membimbing guru secara berkelanjutan.
Shertzer dan Stone dalam Syamsu
Yusuf, A. Juntika Nurihsan (2010:6)
mengartikan bimbingan sebagai ” ... process
of helfing and individual to understand
himself and his world.” artinya bimbingan
adalah proses pemberian bantuan kepada
individu agar mampu memahami diri dan
lingkunganya. Berikutnya
M. Ngalim

31

Volume 4, Nomor 2, Jurnal Pendidikan Ilmiah

Purwanto (2010:170) meberikan pengertian
bimbingan adalah bantuan yang diberikan
kepada seseorang dalam usaha memecahkan
kesukaran-kesukaran yang dialaminya. Bimbingan bukanlah pemberian arah atau tujuan
telah yang ditentukan oleh pembimbing
kepada seseorang, bukan pula suatu
pengambilan keputusan yang diperuntukan
bagi seseorang.
Berdasarkan
permasalaahan
dan
lanadasar teori yang telh dipaparkan di atas
maka dilaksanakan Penelitian Tindakan
Sekolah (PTS) yang bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi guru dalam
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran melalui bimbingan berkelanjutan di
SD Negeri 3 Kenteng UPTD Pendidikan
Kecamatan Toroh.
METODE
Penelitian ini merupakan Penelitian
Tindakan Sekolah yang dilakukan dalam dua
siklus. Subjek penelitian guru SD Negeri 3
Kenteng dengan jumlah 8 orang. Teknik
pengumpulan data yang digunakan teknik
wawancara, observasi/ pengamatan dan
dokumentasi. Menggunakan teknik analisis
data
model
interaktif,
diantaranya
pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan.
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menunjukkan ada
peningkatan kompetensi menyusun RPP pada
Guru SD Negeri 3 Kenteng melalui
bimbingan berkelanjutan, hal ini dapat dilihat
dari hasil sebelas komponen perbaikan yang
terbagi dalam kondisi awal serta dua siklus
tindakan perbaikan seperti berikut ini :
Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum dilakukan tindakan peneliti
melakukan observasi secara langsung dalam
proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru yaitu: Komponen 1: Mencantumkan
indentitas mata pelajaran, sebelum ada
tindakan sebesar 46,9%, Komponen 2:
Mencantumkan
standar
kompetensi
meningkat. Sebelum ada tindakan 40,6%.
Komponen 3: Mencantumkan kompetensi
dasar meningkat. Sebelum ada tindakan
tercatat 43,8%. Komponen 4: Mencantumkan
indikator pencapaian kompetensi meningkat.
Sebelum dilakukan tindakan ada 46,9%.
Komponen 5: Mencantumkan tujuan pembe-

27 - 32

lajaran meningkat. Sebelum tindakan
40,6%.Komponen 6: Mencantumkan materi
ajar meningkat. Sebelum ada tindakan
40,6%.Komponen 7: Mencantumkan alokasi
waktu
meningkat
Sebelum
tindakan
40,6%.Komponen 8: Mencantumkan metode
pembelajaran meningkat. Sebelum tindakan
37,5%.Komponen
9:
Mencantumkan
kegiatan pembelajaran meningkat. Sebelum
tindakan 46,9%. Komponen 10: Mencantumkan sumber bahan ajar meningkat.
Sebelum tindakan 43,8%.Komponen 10:
Mencantumkan
sumber
bahan
ajar
meningkat. Sebelum tindakan 43,8%.
Komponen 11: Mencantumkan penilaian
hasil belajar meningkat. Sebelum tindakan
46,9%.
Siklus I Dan Siklus II
Setelah dilakukan tindakan perbaikan
peneliti secara langsung dalam proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dalam dua silkul perbaikan maka didapatkan
yaitu: Pada komponen 1 mencantumkan
indentitas mata pelajaran, siklus I mencapai
nilai sebesar 78,1%, kemudian pada pada
siklus II, mencapai 100%. Pada komponen 2:
Mencantumkan
standar
kompetensi
meningkat. pada siklus I 81,3%, pada siklus
II 100%. Pada komponen 3: Mencantumkan
kompetensi dasar meningkat. pada siklus I,
78,1%, pada siklus II, 84,47%. Pada
komponen 4: Mencantumkan indikator
pencapaian kompetensi meningkat. pada
siklus I 59,4%, pada siklus II 90,6%.pada
komponen 5:
Mencantumkan tujuan
pembelajaran meningkat. pada siklus I
59,4%, siklus II 87,5%. Pada komponen 6:
Mencantumkan materi ajar meningkat. siklus
I 78,1, siklus II 84,4. Pada komponen 7:
Mencantumkan alokasi waktu meningkat
siklus I 53,1%, siklus II 90,6%. Pada
komponen 8: Mencantumkan metode
pembelajaran meningkat siklus I 59,4%,
siklus II 93,8%. Pada Komponen 9:
Mencantumkan
kegiatan
pembelajaran
meningkat. siklus I 53,1%, siklus II 81,3%.
Pada komponen 10: Mencantumkan sumber
bahan ajar meningkat. Sebelum tindakan
43,8%, siklus I 62,5%, siklus II 81,3%. Dan
terakhir pada komponen 11: Mencantumkan
penilaian hasil belajar meningkat. Sebelum

Meningkatkan Kompetensi Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran...
tindakan 46,9%, siklus I 50%, dan siklus II
75%.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dapat disimpulkan
sebagai berikut : 1) Bimbingan berkelanjutan
dapat meningkatkan motivasi guru dalam
menyusun RPP dengan lengkap. Guru
menunjukkan keseriusan dalam memahami
dan menyusun RPP apalagi setelah
mendapatkan bimbingan pengembangan/
penyusunan RPP dari peneliti. Informasi ini

32

peneliti peroleh dari hasil pengamatan pada
saat mengadakan wawancara dan bimbingan
pengembangan/penyusunan RPP kepada para
guru. 2) Bimbingan berkelanjutan dapat
meningkatkan kompetensi guru dalam
menyusun RPP. Hal itu dapat dibuktikan
dari hasil observasi/pengamatan yang
memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan
kompetensi guru dalam menyusun RPP dari
siklus ke siklus . Pada siklus I nilai rata-rata
komponen RPP 69% dan pada siklus II 83%.
Jadi, terjadi peningkatan 14% dari siklus I.

DAFTAR PUSTAKA
Alya, Qonita.2011. Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pendidikan Dasar. Jakarta: PT Indahjaya
Adipratama.
Depdiknas. 2003. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: Depdiknas.
2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
2005. UU RI No. 14 Tahun 2005. Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.
2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007a tentang Standar Proses. Jakarta:
Depdiknas.
2007. Permendiknas RI No. 12 Tahun 2007b tentang Standar Pengawas
Sekolah/Madrasah. Jakarata: Depdiknas.
2013. PP No. 32 Tahun 2013. Pengganti PP No. 19 .Tahun 2005. Standar Nasional
Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Fathurrohman, Pupuh. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama
Imron, Ali. 2000. Pembinaan Guru Di Indonesia. Malang: Pustaka Jaya.
Kemendiknas. 2010. Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta.
Nawawi, Hadari. 1985. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Purwanto, Ngalim, 2010. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung : PT Remaja
Rosada Karya
Sudjana, Nana. 2009. Standar Kompetensi Pengawas Dimensi dan Indikator. Jakarta :
Binamitra Publishing.
Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
Yusuf, Syamsu, 2010. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdarika