EFEKTIFITAS BIAYA PROMOSI DAN BIAYA DIKL

Jurnal Ekonomi Bisnis, Universitas Gunadarma, No. 3, Vol. 15, Desember 2010

“EFEKTIFITAS BIAYA PROMOSI DAN BIAYA DIKLAT
TERHADAP PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA DI BANK SYARIAH”
M. Nur Rianto Al Arif
Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat, Tangerang Selatan
hakam_alarif@yahoo.com; agif08@gmail.com
Abstract:
The aim of this paper is to analyze the influence of promotion cost, education and
training cost to depositor fund in Islamic banking. This research used ordinary least
square regression to analyze the influence of promotion cost, education and training
cost to depositor fund in Islamic banking. The results of this research show us that
promotion cost and education and training cost has a significance influence to the
depositor fund in Islamic banking. It means the increasing of promotion cost and
education and training cost can make depositor fund in Islamic banking increase too.
Keywords:
Promotion cost, education and training cost, depositor fund
Abstrak
Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisis pengaruh biaya promosi, biaya

pendidikan dan pelatihan terhadap penghimpunan dana pihak ketiga di bank syariah.
Penelitian ini menggunakan regresi OLS sederhana untuk menganalisis pengaruh biaya
promosi, biaya pendidikan dan pelatihan kepada penghimpunan dana pihak ketiga di
bank syariah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik biaya promosi maupun
biaya pendidikan dan pelatihan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
penghimpunan dana pihak ketiga di bank syariah. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan
biaya promosi dan biaya pendidikan dan pelatihan akan dapat menaikkan
penghimpunan dana pihak ketiga di bank syariah
Kata Kunci:
Biaya promosi, biaya pendidikan dan pelatihan, dana pihak ketiga

“EFEKTIFITAS BIAYA PROMOSI DAN BIAYA DIKLAT
TERHADAP PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA DI BANK SYARIAH”
M. Nur Rianto Al Arif
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
A. Pendahuluan
Market share perbankan syari’ah di Indonesia saat ini, relatif masih kecil, belum
mencapai 3% dari total asset bank secara nasional, pencapaian tahun ini tidak sesuai
target yang mencanangkan 5% market share pada tahun 2008. Jumlah nasabah Bank
syari’ah saat ini, baru sekitar 3 juta orang. Padahal jumlah umat Islam potensial untuk

menjadi konsumen bank syariah lebih dari 100 juta orang. Dengan demikian, mayoritas
umat Islam belum berhubungan dengan bank syari’ah.
Banyak faktor yang menyebabkan mengapa umat Islam belum berhubungan
dengan bank- syariah, antara lain : tingkat pemahaman dan pengetahuan umat tentang
bank syariah masih sangat rendah, Masih banyak yang belum mengerti dan salah
memahami tentang bank syariah dan masih memiliki persepsi bahwa sama saja dengan
bank konvensional. Bahkan sebagian ustadz yang tidak memiliki ilmu yang memadai
tentang ekonomi Islam masih berpandangan miring tentang bank syariah, karena
kurang informasi keilmuan tentang bank syariah. Selain itu, belum ada gerakan bersama
dalam skala besar untuk mempromosikan bank syariah dan terbatasnya pakar dan SDM
ekonomi syari’ah. Serta peran pemerintah masih kecil dalam mendukung dan
mengembangkan ekonomi syariah. Saat ini, eksistensi perbankan syariah tergolong
masih belia. Umurnya masih belasan tahun. Jika ada orang yang membandingkan
dengan umur bank konvensional, perbandingan semacam ini tidaklah seimbang. Karena,
dari sisi umur, bank konvensional sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Wajar
jika masyarakat lebih terbiasa bertransaksi dengan bank konvensional. Sedangkan
dalam prospek bank syari’ah tidak bisa dibantah, bahwa perbankan syari’ah mempunyai
potensi dan prospek yang sangat bagus untuk dikembangkan di Indonesia.
Prospek yang baik ini setidaknya ditandai oleh empat hal ; Pertama, Jumlah
penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam merupakan pasar potensial bagi

perkembangan lembaga keuangan syariah terutama perbankan syari’ah di Indonesia.
Kedua, perkembangan lembaga pendidikan tinggi yang mengajarkan ekonomi syari’ah
semakin pesat, baik S1, S2, S3 maupun D3. Dalam lima tahun ke depan akan lahir
sarjana-sarjana ekonomi Islam yang memiliki paradigma, pengetahuan dan wawasan
ekonomi syari’ah yang komprehensif. Ketiga, Fatwa MUI tentang keharaman bunga
bank, bagaimanapun akan tetap berpengaruh terhadap pertumbuhan perbankan syari’ah.
Pasca fatwa MUI tersebut, terjadi perpindahan dana masyarakat dari bank konvensional
ke bank syari’ah secara signifikan yang meningkat dari bulan-bulan sebelumnya.
Menurut data BI, dalam waktu satu bulan pasca fatwa MUI, dana pihak ketiga yang
masuk ke perbankan syari’ah hampir 1 triliyun –meskipun hal ini membutuhkan
penelitian lebih lanjut. Keempat, harapan kepada sikap pemerintah cukup besar untuk
berpihak pada kebenaran, keadilan dan kemakmuran rakyat. Political will pemerintah
untuk mendukung pengembangan perbankan syari’ah di Indonesia tinggal menunggu
waktu, yakni dengan melihat keunggulan bank syari’ah. Kelima, lahirnya UU no. 21
tahun 2008 tentang perbankan syariah, sehingga saat ini perbankan syariah telah
mempunyai regulasi yang cukup kuat dalam mengatur mengenai perbankan syariah
yang terlepas dari perbankan konvensional.

1


Fakta membuktikan bahwa biaya untuk mengembangkan bank syari’ah oleh
Bank Indonesia masih sangat kecil, sehingga dalam berbagai momentum promosi bank
syari’ah, sumbangan Bank Indonesia masih sangat kecil. Berdasarkan data dari BI,
biaya promosi dan belanja iklan industri perbankan syari’ah selama 2007 sebesar
Rp.91,3 miliar. Biaya tersebut baru 1,9% dari biaya promosi bank konvensional.
Kecilnya market share sebagian besar disebabkan karena sedikitnya alokasi dana untuk
pengembangan bank syari’ah dari Bank Indonesia. Dibutuhkannya dana untuk edukasi
dan pencerdasan masyarakat tentang bank syari’ah. Promosi, pendidikan dan pelatihan
membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Selain permasalahan promosi, salah satu kelemahan bank syariah adalah masih
rendahnya kualitas sumber daya manusia (sdm). Karena belum sesuainya antara
kebutuhan sdm bank syariah dengan ketersediaan lulusan sdm yang berasal dari
ekonomi syariah. Hal ini menyebabkan bank syariah harus mencukupi kebutuhan sdm
tersebut dari perguruan tinggi umum, namun ini menyebabkan perlunya pendidikan dan
pelatihan kepada para lulusan perguruan tinggi umum. Imbas dari hal ini adalah kualitas
sumber daya manusia perbankan syariah yang rendah.
Banyak peran Bank Indonesia dalam mendorong pertumbuhan bank syari’ah,
khususnya dalam regulasi. Namun kegiatan sosialisasi dan pencerdasan bangsa masih
relatif kecil. Tetapi, dalam strategi kebijakan pengembangan perbankan syariah di
Indonesia saat ini sudah ada langkah nyata yang dilakukan BI untuk mempercepat dan

menyosialisasikan Bank Syariah kepada masyarakat adalah dengan diluncurkannya logi
iB (Islamic Banking) pada 2 Juli 2007, serta 6 pilar program akselerasi pengembangan
perbankan syariah antara lain: Penguatan Kelembagaan Bank Syariah, Pengembangan
Produk Bank Syariah, Intensifikasi Edukasi Publik dan Aliansi Mitra Strategis,
Peningkatan Peranan pemerintah dan Penguatan Kerangka Hukum Bank Syariah,
Penguatan SDM Bank Syariah, dan Penguatan Pengawasan Bank Syariah.
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat tetap hidup, berkembang, dan
mampu bersaing. Dalam rangka inilah, maka setiap perusahaan selalu menetapkan dan
menerapkan strategi dan cara pelaksanaan kegiatan pemasarannya. Kegiatan pemasaran
yang dilakukan, diarahkan untuk dapat mencapai sasaran perusahaan yang dapat berupa
tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam jangka panjang dan share pasar tertentu
serta total unit dan total volume penjualan tertentu dalam suatu jangka tertentu. Terbukti
pertumbuhan jumlah bank syari’ah di negeri ini mencapai 13 persen. Menurut data dari
Bank Indonesia, hingga September 2010 jumlah bank syari’ah tercatat sepuluh Bank
Umum Syari’ah (BUS), Unit Usaha Syariah sebanyak 23 buah, dan BPRS sebanyak
146 buah.
Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran (marketing
mix) yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahan dalam memasarkan produk jasa.
Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan
dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam

kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya,
hal ini dilakukan dengan menggunakan alat-alat promosi yang sesuai dengan kebutuhan
bank. Penyediaan biaya promosi dapat dihubungkan dengan pendapatan penjualan
perusahaan. Dapat dikatakan pula bahwa dalam teorinya apabila biaya promosi besar
atau dinaikan dari sebelumnya maka penjualan dalam hal ini adalah dana pihak ketiga
pun ikut mengalami kenaikan, tetapi dalam faktanya kenaikan jumlah biaya promosi
seringkali tidak diimbangi dengan kenaikan dana pihak ketiga.

2

Tabel .1. Jaringan Kantor Perbankan Syariah
2005
2006
2007
2008
Bank Syariah
Bank Umum Syariah
3
3
3

Unit Usaha Syariah
19
20
26
BPRS
92
105
114
Jaringan Kantor
Bank Umum Syariah
304
349
401
Unit Usaha Syariah
154
183
196
BPRS
92
105

185
Sumber: Statistik Perbankan Syariah, Bank Indonesia

2009

Sept’10

5
27
131

6
25
138

10
23
146

581

241
202

711
287
225

1.151
278
271

Bertitik tolak dari hal di atas, peneliti menganggap penting permasalahan
tersebut untuk dikaji dan ditelaah secara mendalam dalam sebuah penelitian, dan pada
penelitian ini cenderung diamati efektivitas besaran biaya promosi dan biaya pendidikan
pelatihan (diklat) pada bank umum syariah serta pengaruhnya terhadap penghimpunan
dana pihak ketiga yang dilakukan. Adapun penelitian ini diberi judul “EFEKTIFITAS
BIAYA PROMOSI DAN BIAYA DIKLAT TERHADAP PENGHIMPUNAN DANA
PIHAK KETIGA DI BANK SYARIAH”
B. Perumusan Masalah dan Hipotesis
Mengingat luasnya pembahasan yang akan diteliti dan juga agar tidak meluasnya

pembahasan, maka penelitian ini akan dibatasi dan diarahkan pada analisis efektivitas
pengaruh besaran biaya promosi dan biaya pendidikan dan pelatihan (diklat) terhadap
dana pihak ketiga pada Bank Syariah. Pemilihan Bank Syariah sebagai obyek penelitian
dan bukan digabung dengan bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) secara
keseluruhan, dikarenakan skala usaha antara Bank Syariah dan BPRS yang berbeda.
Selanjutnya untuk mempermudah pembahasan, maka disini peneliti memberikan
perumusan masalah yaitu “Apakah ada pengaruh yang signifikan antara besaran biaya
promosi dan biaya diklat terhadap penghimpunan dana pihak ketiga yang dilakukan
oleh Bank Syariah?”
Selanjutnya hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:
Ho =
tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel besaran
biaya promosi dan biaya diklat terhadap jumlah DPK
H1 =
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel besaran biaya
promosi dan biaya diklat terhadap jumlah DPK
C. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah jenis
penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori
melalui variabel-variabel penelitian dalam angka, dan melakukan analisis secara empiris

dengan prosedur statistika atau permodelan matematis. Pendekatan ini menggunakan
pendekatan empiris dengan memakai statistik inferensial parametrik, artinya setelah
data dikumpulkan, maka dilakukan berbagai metode statistik untuk menganalisis data
dan kemudian menginterpretasikan hasil analisis tersebut.
Jenis data mempunyai tujuan untuk melihat berasal darimana data penelitian
diperoleh, apakah data tersebut bersifat primer ataukah sekunder. Data primer dapat
didefinisikan sebagai data yang dikumpulkan dari sumber-sumber asli untuk tujuan
tertentu. Data primer biasanya diperoleh dengan survey lapangan yang menggunakan
semua metode pengumpulan data original (Kuncoro, 2003). Sehingga data primer
merupakan berisi data asli yang belum mengandung unsur pengolahan. Sumber data

3

primer antara lain melalui observasi (pengamatan), wawancara, penyebaran kuesioner
serta focus group discussion. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari
sumber-sumber yang ada, sehingga sudah mengandung analisis dalam penyajiannya.
Data sekunder ini berasal dari institusi-institusi yang terkait, dimana data yang ada telah
diolah oleh institusi bersangkutan berdasarkan keperluan dan kebutuhan. Secara singkat
dapat dikatakan bahwa data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan dan diolah
oleh pihak lain.
Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Sumber data sekunder adalah
data yang diperoleh melalui studi dokumentasi yang ada hubungannya dengan materi
penelitian. dalam hal ini data sekunder diperoleh dari Statistik Perbankan Indonesia
serta Statistik Perbankan Syariah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Dan juga
diperoleh dari berbagai dokumen, literatur, dan referensi lain dari membaca buku-buku,
majalah, karya ilmiah, makalah, dan lain-lain yang mengandung informasi berkaitan
dengan masalah yang dibahas, yang terhimpun dari berbagai tempat mulai dari
perpustakaan hingga situs internet.
Analisa kuantitatif statistik, yaitu metode analisis regresi ordinary least square
untuk melihat pengaruh besaran biaya promosi dan diklat terhadap jumlah dana pihak
ketiga bank syariah. Metode regresi berganda adalah suatu metode analisis yang di
pergunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen x1 dan x2
terhadap variabel dependen y.
Adapun persamaan matematis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:
Y = α + β0X1 + β1X2
Dimana:
X1 = biaya promosi
X2 = biaya pendidikan dan pelatihan (diklat)
Y = variabel dependen yaitu dana pihak ketiga
α = konstanta
β = koefisien regresi
Setelah dilakukan pengolahan regresi menggunakan regresi berganda, perlu
dilihat apakah model tersebut baik ataukah jelek, atau dalam bahasa statistik perlu
dilihat goodness of fit dari model tersebut. Untuk melihat goodness of fit dari model
dengan melihat pada hasil t statistik, F statistik, koefisien determinasi (R2). (Sugiyono,
2007)
Pengujian t statistik adalah suatu prosedur dengan sampel yang digunakan untuk
verifikasi kebenaran atau kesalahan dari hipotesis nol. Ide kunci di belakang uji
signifikansi adalah suatu uji statistik dan distribusi sampel dari suatu statistik hipotesis
nol. Keputusan menerima atau menolak H0 dibuat pada basis nilai uji statistik yang
diperoleh dari data yang sudah ada. Di bawah asumsi normalitas variabel mengikuti
distribusi statistik t dengan derajat bebas N – k. Suatu statistik dikatakan signifikan
secara statistik jika nilai uji statistik berada pada daerah kritis. Begitu pula sebaliknya
apabila uji statistik dikatakan tidak signifikan. Dalam pengolahan uji statistik t bertujuan
untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
secara individu.
t = [βs – β] / se(βs)
Pengujian hipotesis nol dengan statistik F sangat perlu untuk menguji apakah βk
= 0. Perhitungan statistik F dari ANOVA dilakukan dengan membandingkan dengan
nilai kritis F yang diperoleh dari tabel distribusi F pada tingkat signifikansi tertentu.
Apabila hipotesis nol ditolak berarti variabel independen mempengaruhi variabel

4

dependen. Dalam pengolahan empiris hal ini bertujuan untuk melihat pengaruh variabel
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi
atau R2 merupakan ukuran goodness of fit yang menhelaskan apakah regresi linear
sesuai dengan data observasi. Koefisien determinasi adalah suatu ukuran yang
menjelaskan besar variasi regressan akibat perubahan variabel regressor. Koefisien
determinasi mengukur proporsi atau persentase dari total variasi regressan yang
dijelaskan oleh model regresi. Jika R2 = 1 artinya hubungan regressan dengan regressor
sempurna, sebaliknya R2 = 0 artinya tidak ada hubungan regressan dengan regressor.
Dalam pengolahan empiris hal ini dilakukan untuk melihat seberapa besar model
tersebut diterangkan oleh variabel yang ada.

D. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengolahan yang dilakukan dapat terlihat bahwa hubungan
antara biaya promosi, biaya diklat terhadap dana pihak ketiga dapat ditulis sebagai
berikut:
DPK = 28.288,78 + 222,35 Promosi + 1.495,56 Diklat
t
(13,5216)
(7,6646)
(7,8965)
Berdasarkan hasil pengolahan tersebut didapat nilai koefisien konstanta sebesar
28.288,78, hal ini memberikan makna apabila diasumsikan tidak terdapat biaya promosi
maupun biaya pendidikan dan pelatihan bagi karyawan, maka perbankan syariah akan
dapat memperoleh dana pihak ketiga sebesar 28.288 milyar rupiah. Hal ini terjadi
karena faktor penentu pendapatan dana pihak ketiga di bank syariah ditentukan oleh
banyak faktor tidak hanya dari besaran biaya promosi dan biaya pendidikan serta
pelatihan bagi karyawannya.
Sumber dana atau unsur-unsur dana pihak ketiga adalah sebagai berikut:
1. Simpanan Giro
Giro menurut Undang-undang Perbankan Syariah Nomor 21 tahun 2008 adalah
simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan
cek, bilyet giro,
sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan perintah
pemindahbukuan.
2. Simpanan Tabungan
Menurut Undang-undang Perbankan Syariah nomor 21 tahun 2008, tabungan
adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah
atau investasi dana berdasarkan
mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang
penarikannya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati,
tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
3. Simpanan Deposito
Deposito menurut Undang-undang Perbankan Syariah No 21 tahun 2008 adalah
investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah dan/atau Unit Usaha
Syariah (UUS).
Kemudian didapatkan koefisien promosi sebesar positif 222,35 milyar, tanda
positif memberikan makna bahwa terdapat hubungan yang positif antara besaran biaya
promosi dengan dana pihak ketiga yang dapat dikumpulkan oleh bank syariah, yaitu

5

apabila biaya promosi meningkat maka akan meningkat pula dana pihak ketiga dari
bank syariah. Makna nilai koefisien memberikan arti apabila biaya promosi naik sebesar
satu persen maka akan terjadi kenaikan dana pihak ketiga sebesar 222,35 milyar rupiah.
Untuk variabel pendidikan dan pelatihan (diklat) didapatkan nilai koefisien sebesar
positif 1.495,56. Tanda positif memberikan makna bahwa terdapat hubungan positif
antara biaya diklat dengan dana pihak ketiga yang terkumpul di bank syariah, yaitu
apabila biaya diklat ditingkatkan maka akan meningkat pula dana pihak ketiga di bank
syariah. Makna nilai koefisien ialah apabila biaya diklat naik satu persen maka akan
mampu menaikkan DPK sebesar 1.495 milyar rupiah.
Kemudian persamaan ini dilakukan goodness of fit dari model yang meliputi
pengujian t statistik, uji F dan koefisien determinasi. Pertama akan dilakukan uji t yang
bertujuan untuk melihat pengaruh setiap variabel bebas (promosi dan diklat) secara
individu terhadap variabel terikat (DPK). Berdasarkan hasil pengolahan E-views versi 5
untuk konstanta didapat nilai t sebesar 13,5216 dan untuk koefisien promosi didapat
nilai t sebesar 7,6646, sementara untuk koefisien diklat didapat nilai t sebesar 7,8965.
Karena uji t tersebut memperoleh hasil pengujian yang signifikan, maka dapat dikatakan
bahwa Hipotesis Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara individu baik
variabel promosi maupun diklat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
DPK secara individu.
Tabel 2. Hasil Pengolahan Statistik E-Views
Dependent Variable: DPK
Method: Least Squares
Sample: 2007M01 2009M09
Included observations: 33
Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C
PROMOSI
DIKLAT

28288.78
222.3547
1495.562

2092.115
29.01042
168.1052

13.52162
7.664650
8.896584

0.0000
0.0000
0.0000

R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat

0.598706
0.571953
4882.936
7.15E+08
-325.5379
2.186112

Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)

31393.67
7463.377
19.91139
20.04744
22.37908
0.000001

Selanjutnya dilakukan uji F yang bertujuan untuk melihat seberapa besar
pengaruh variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.
Berdasarkan pengolahan data menggunakan E-views versi 5 didapatkan hasil nilai F
sebesar 22,37908, hal ini menunjukkan bahwa hipotesis Ho ditolak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa uji F adalah signifikan yang berarti bahwa secara bersama-sama
variabel bebas (promosi dan diklat) mempengaruhi variabel terikat (DPK).
Kemudian dilihat besaran koefisien determinasi (R2), namun mengingat
seringkali penggunaan koefisien determinasi sering bias terhadap jumlah variabel
independen yang dimasukkan ke dalam model, karena sifat dari koefisien determinasi
yang non decreasing function. Sehingga yang dipergunakan untuk interpretasi ialah

6

adjusted R2. Dimana didapatkan nilai adjusted R2 sebesar 0,5719, hal ini berarti bahwa
Dana Pihak Ketiga yang dikumpulkan oleh bank syariah dipengaruhi oleh biaya
promosi dan biaya diklat sebesar 57,19% dan sisanya 42,81% dipengaruhi oleh variabel
lain di luar variabel biaya promosi dan biaya diklat yang terdapat dalam model seperti
situasi dan kondisi perekonomian, tingkat nisbah bagi hasil yang ditawarkan dan
berbagai faktor lain yang dapat mempengaruhi jumlah dana pihak ketiga.
Berdasarkan berbagai pengujian di atas menandakan bahwa semakin tinggi
biaya promosi yang dilakukan oleh bank syariah maka akan mampu menghimpun dana
pihak ketiga lebih besar. Karena hal ini akan memberikan pengetahuan dan edukasi
yang lebih luas kepada masyarakat akan produk-produk yang ditawarkan oleh
perbankan syariah. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Pratomo
(2004) pada bank X di Tasikmalaya yang melihat pengaruh program promosi terhadap
DPK giro bank. Serta hasil penelitian oleh Sandaika (2004) yang melakukan penelitian
mengenai pengaruh total biaya promosi terhadap penghimpunan dana pihak ketiga pada
Bank Jabar kantor pusat.
Kemudian diperkuat pula dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Jefri
Hamonangan dan Dyah Nirmalawati (2008) yang melihat efektivitas promosi terhadap
peningkatan Dana Pihak Ketiga pada Bank Rakyat Indonesia dengan menggunakan
pendekatan Error Correction Model. Serta hasil penelitian yang dilakukan Siringoringo
(2006) dengan melakukan metode analisis error correction model berdasarkan data
panel, dimana dilakukan observasi pengaruh biaya promosi bank terhadap
penghimpunan tabungan dan deposito terhadap sepuluh bank terbaik berdasarkan aset di
tahun 2005.
Apabila dilihat secara definisi promosi dapat diartikan sebagai kegiatan
mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada pembeli atau pihak lain dalam
saluran untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Promosi merupakan usaha dalam
bidang informasi dan komunikasi guna untuk menarik minat nasabah untuk membeli
produknya. Apa yang dikomunikasikan manajer pemasaran ditentukan oleh kebutuhan
dan sikap pelanggan target. Seorang manajer pemasaran dalam mempromosikan
produk-produknya harus sesuai dengan kondisi riil dari produk-produk tersebut dengan
benar. Dalam praktiknya paling tidak ada empat macam sarana promosi yang dapat
digunakan oleh setiap bank dalam mempromosikan baik produk maupun jasanya. Dan
secara garis besar keempat macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh
perbankan (Kasmir, 2005) yaitu: periklanan, promosi penjualan, publisitas, dan
penjualan pribadi. Efektivitas alat-alat promosi bervariasi, tergantung pada tahap-tahap
daur hidup produk. Di tahap perkenalan iklan dan publisitas sangat efektif untuk
menciptakan kesadaran. Sedangkan promosi penjualan, sangat berguna untuk
mempromosikan percobaan awal. Penjualan perorangan relatif mahal tapi cara ini dapat
memperlancar jalannya perdagangan promosi.
Biasanya kegiatan promosi dianggarkan sebagai biaya operasi (current expense)
dan secara tersirat menganggap bahwa manfaatnya terpakai habis seketika itu. Joel
Dean dan lainnya memajukan bahwa periklanan (dan agaknya juga usaha promosi lain)
seharusnya diperlakukan sebagai penanaman modal. Alasan mereka adalah bahwa
manfaat dari hasil penanaman ini kerapkali (1) tidak segera tampak dan (2) timbul
selama beberapa tahun berturut-turut (Kotler dan AB Susanto: 2001). Sementara untuk
penentuan penyediaan dana guna usaha promosi terdapat empat cara. Cara ini kerap kali
dibahas dalam hubungan dengan penyediaan dana periklanan saja, akan tetapi cara ini
memang juga dapat dilakukan dalam hubungan penentuan biaya seluruh kegiatan

7

promosi. Antara lain: (1) perbandingan dengan pendapatan dana pihak ketiga; (2) tugas
atau sasaran, adakalanya pendekatan ini dinamai metode membangun (build-up
method); (3) Penggunaan semua dana yang tersedia; (d) mengikuti jejak pesaing.
Sementara semakin tinggi biaya pendidikan dan pelatihan yang diberikan untuk
meningkatkan keterampilan dan keahlian karyawan turut pula memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap penghimpunan dana pihak ketiga. Karyawan merupakan ujung
tombak perusahaan dalam menghimpun dana, sehingga semakin tinggi keahlian mereka
baik keahlian dan pengetahuan mengenai perbankan maupun tentang cara mereka
bersikap dan melayani nasabah akan mampu mempengaruhi nasabah sehingga dana
pihak ketiga pun akan semakin meningkat. Semakin tinggi kemampuan dan kapabilitas
karyawan bank, maka akan dapat semakin meningkat kepuasan nasabah.
Salah satu tujuan utama perusahaan khususnya perusahaan jasa –dalam hal ini
adalah bank- adalah menciptakan kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan sabagai
hasil penilaian pelanggan terhadap apa yang diharapkannya dengan membeli dan
mengkonsumsi suatu produk/jasa. Kemudian harapan tersebut dibandingkan dengan
kinerja yang diterimanya dengan mengkonsumsi produk/jasa tersebut. Apakah
keinginan yang diterimanya lebih besar (minimal sama) daripada harapannya, maka
pelanggan puas, sebaliknya kinerja yang diberikan dari pemakaian produk/jasa tersebut
lebih kecil daripada apa yang diharapkannya maka pelanggan tidak puas.
Ada lima faktor dominan atau penentu kualitas jasa disingkat dengan TERRA,
yang dapat pula diterapkan pada industri perbankan syariah, yaitu (Kotler: 2000):
1. Tangible (berwujud). Jasa yang dapat dilihat oleh konsumen berupa penampilan
fasilitas fisik, peralatan, teknologi dan berbagai materi komunikasi yang baik,
menarik dan terawat. Misalkan desain dan lay out gedung bank syariah yang modern
dan tertata rapi mampu memberikan atau menampakkan kualitas jasa yang dapat
mempengaruhi kepuasan konsumen. Selain itu teknologi yang digunakan oleh bank
menjadi pertimbangan nasabah dalam menentukan kualitas jasa perbankan yang
dinikmati.
2. Empathy. Kesediaan karyawan dan pengusaha untuk lebih peduli memberikan
perhatian secara pribadi kepada langganan. Setiap lapisan karyawan dari level
manajemen atas (top management) sampai dengan level terbawah (staf) harus
memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen. Setiap elemen dalam perusahaan
mempunyai kewajiban memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen.
3. Responsiveness (cepat tanggap). Kemauan dari karyawan dan pengusaha untuk
membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat serta mendengar dan
mengatasi keluhan dari konsumen. Setiap keluhan dari konsumen harus langsung
diberikan umpan balik, untuk mencegah ketidakpuasan konsumen. Misalkan, ada
nasabah yang kesulitan dalam menulis slip transaksi, maka petugas pelayanan harus
langsung tanggap dan membantu dalam menuliskan slip tersebut.
4. Reliabitily (keandalan). Kemampuan untuk memberikan jasa sesuai dengan yang
dijanjikan, terpercaya, akurat, dan konsisten. Suatu perusahaan yang mampu
memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang telah dijanjikan melalui promosi
akan memberikan kepuasan tersendiri kepada konsumen.
5. Assurance (kepastian). Berupa kemampuan karyawan untuk menimbulkan
keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan kepada
konsumen. Karyawan harus mampu menunjukkan kepada konsumen bahwasanya
perusahaan mampu merealisasikan setiap janji yang telah ditawarkan kepada
konsumen.

8

Kelima faktor di atas merupakan sikap dan budaya kerja yang harus dimiliki oleh
setiap karyawan pada perbankan syariah. Namun sikap dan budaya kerja ini haruslah
dilatih dan ditingkatkan secara berkala, yaitu dengan memberikan pendidikan dan
pelatihan berkala kepada para karyawan. Dengan karyawan berkualitas, maka
diharapkan dana pihak ketiga yang terkumpul pun dapat meningkat pula. Dana pihak
ketiga ini akan menjadi salah satu sumber dana yang penting bagi kegiatan operasi bank
dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari
sumber dana ini. Pencarian dana dari sumber ini relatif paling mudah jika dibandingkan
dengan sumber lainnya. Mudah dikarenakan asal dapat memberikan bunga yang relatif
lebih tinggi dan dapat memberikan fasilitas menarik lainnya seperti hadiah dan
pelayanan yang memuaskan menarik dana dari sumber ini tidak terlalu sulit. Kemudian
keuntungan lainnya dana yang tersedia di masyarakat tidak terbatas. Kerugiannya
adalah sumber dana dari sumber ini relatif lebih mahal jika dibandingkan dari dana
sendiri baik untuk biaya bunga maupun biaya promosi.
E. Kesimpulan
Berdasarkan pengujian empiris yang telah dilakukan terhadap tingkat suku
bunga bank konvensional baik pada periode saat ini maupun periode sebelumnya serta
pengaruhnya terhadap penetapan persentase bagi hasil di bank syariah didapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1.
Secara individu, uji t yang dilakukan kepada masing-masing variabel independen
yaitu biaya promosi dan biaya diklat memberikan hasil yang signifikan, artinya
ada kedua variabel bebas tersebut (biaya promosi dan biaya diklat) secara individu
mempengaruhi variabel dana pihak ketiga. Hal ini memberikan implikasi bahwa
semakin tinggi biaya promosi dan biaya diklat yang dialokasikan oleh bank
syariah, maka akan semakin meningkatkan pula dana pihak ketiga.
2.
Uji F yang dilakukan menunjukkan hasil yang signifikan, hal ini menandakan
bahwa secara bersama-sama variabel independen yang ada yaitu biaya promosi
dan biaya diklat mampu memberikan pengaruh secara bersama-sama kepada
penghimpunan dana pihak ketiga di bank syariah.
3.
Koefisien determinasi yang didapat menunjukkan hasil 0,5719, hal ini
memberikan arti bahwa variabel independen biaya promosi dan biaya diklat
mampu menjelaskan variabel dana pihak ketiga sebesar 57,19%. Serta sisanya
yaitu 42,21% dijelaskan oleh variabel independen lain di luar model yang ada.
4.
Dari hasil pengujian empiris yang telah dilakukan, dapat ditarik suatu kesimpulan
umum bahwa bank syariah apabila ingin meningkatkan penghimpunan dan pihak
ketiga harus menaikkan anggaran bagi kegiatan promosi serta pendidikan dan
pelatihan (diklat) bagi para karyawannya.
Saran-saran yang dapat diajukan oleh penulis terkait hasil di atas, adalah:
1.
Bagi pihak yang hendak melakukan penelitian selanjutnya dapat dengan
menambah variabel, dikarenakan dari dua variabel yang terdapat pada penelitian
ini hanya mampu menjelaskan sebesar 57,19%, sementara 42,21% dijelaskan oleh
variabel lain di luar model yang ada.
2.
Bank syariah secara bersama-sama melakukan kegiatan promosi bersama guna
mensiasati minimnya anggaran promosi yang dimiliki oleh masing-masing bank
syariah. Sebab promosi masih menjadi salah satu kunci efektif dalam memberikan
sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai perkembangan industri
perbankan syariah.

9

3.

Bank syariah secara berkala harus selalu mengadakan pendidikan dan pelatihan
bagi karyawannya agar mampu meningkatkan keahlian dan keterampilan mereka
tidak hanya pada pengetahuan terkait dengan praktik perbankan namun terkait
pula dengan perilaku dan sikap melayani nasabah. Sebab semakin tinggi keahlian
dan keterampilan karyawan maka akan semakin tinggi pula dana pihak ketiga
yang dapat dihimpun oleh bank syariah.
Daftar Pustaka

Alma, Buchari. 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.
Antonio, Syafi’i. 2006. Bank Syariah: Analisa Kekuatan, Peluang, Kelemahan dan
Ancaman. Yogyakarta: Ekonisia
Engel, James F, et.al. 1992. Perilaku Konsumen, alih bahasa FX Budiyanto.
Jakarta: Binarupa Aksara
Gujarati, Damodar dan Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics 5th edition.
McGraw Hill: New York
Hamonangan, Jefri dan Dyah Nirmalawati T. 2008. Efektivitas Promosi terhadap
Peningkatan Dana Pihak Ketiga pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk: Pendekatan
Error Correction Model. National Conference on Management Research,
Universitas Hasanudin, Makasar, 27 Desember 2008
Karim, Adiwarman A. 2004. Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta:
Rajawali Press
Kasmir. 2005. Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana
Kotler, Philip. 2000. Marketing Management: The Millennium Edition. New Jersey:
Prentice Hall.
Kotler, Philip dan AB Susanto, Manajemen Pemasaran Di Indonesia, Jilid II, Salemba
Empat, Jakarta, 2001.
Kertajaya, Hermawan dan Muhammad Syakir Sula. 2006. Syari’ah Marketing.
Bandung: PT.Mizan Pustaka
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset: Untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga:
Jakarta
Levin, Richard & David S Rubin. 1998. Statistics for Management. Prentice Hall: New
York
Pratomo, Widiharto. 2004. Pengaruh Program Promosi Terhadap dana Pihak Ketiga
Giro Bank. Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran. Skripsi. Tidak dipublikasikan
Sandaika, Fatra. 2004. Pengaruh Total Biaya Promosi Terhadap Penghimpunan Dana
Pihak Ketiga pada Bank Jabar Kantor Pusat. Politeknik Negeri Bandung. Skripsi
tidak dipublikasikan
Schmidt, Stephen J. 2005. Econometrics. McGraw Hill: New York
Sekaran, Uma. 2003. Research Methods for Business: A Skill Building Approach. New
York: JohnWiley & Sons
Siringoringo, Lambok. 2006. Analisis Pengaruh Promosi Bank Terhadap
Penghimpunan Tabungan dan Deposito (Studi Kasus Sepuluh Bank Terbaik
Berdasarkan Aset tahun 2005). Institut Pertanian Bogor. Tesis. Tidak
dipublikasikan.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta
Woolridge, Jeffrey. M. 2002. Econometrics Analysis of Cross Section and Panel
Data. The MIT Press; Cambridge Massachusetts

10

CURICULUM VITAE
Nama
Tempat, tgl lahir
Pekerjaan
Alamat kantor
Telpon kantor
Alamat rumah
Telpon
Hp
E-mail

: Mohammad Nur Rianto Al Arif
: Pekanbaru, 13 Oktober 1981
: Dosen Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
: Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat, Tangerang Selatan
: (021) 74711537; Fax
: (021) 7491821
: Jl Ori Raya B2/19, Rt 002/011
Pondok Bambu, Jakarta Timur -13430: (021) 8616696 / (021) 8614885
: 0818-118746 / (021) 68920192
: hakam_alarif@yahoo.com; agif08@gmail.com

Pendidikan:
1. SDN 01 pagi Pondok Bambu
2. Madrasah Diniyah Asy-syaakiriin Pondok Bambu
3. SMPN 51 Jakarta
4. SMUN 61 Jakarta
5. S-1 Ekonomi jurusan Studi Pembangunan Universitas Diponegoro, Semarang
6. S-2 Ekonomi & Keuangan Syariah Universitas Indonesia, Jakarta
7. Sedang menempuh S-3 Ilmu Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta
Pengalaman Kerja
1. Dosen tidak tetap di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STEI Rawamangun),
Jakarta, tahun 2004 – 2005
2. Direktur Baitulmâl Paramadina, Jakarta, 2006 – 2007
3. Dosen Tetap Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta tahun 2008 – sekarang
4. Dosen tidak tetap di STIE Muhammadiyah Jakarta, tahun 2009 – sekarang
5. Dosen tidak tetap di STIE MH Thamrin Jakarta, tahun 2010 - sekarang
Karya Ilmiah (Buku)
 Buku Ajar Kolektif Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2009 yang berjudul “Teori Mikroekonomi Islam”. Ditulis oleh Dr. Euis
Amalia, M.Ag, M. Nur Rianto Al Arif, M.Si dan Zainul Arifin Yusuf, MPd
 Buku berjudul “Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah” CV Alfabeta Bandung tahun
2010
 Buku berjudul “Teori Mikroekonomi: Suatu Perbandingan Ekonomi Islam dan
Ekonomi Konvensional” Penerbit Prenada Media Grup tahun 2010
 Buku berjudul “Teori Makroekonomi Islam: Konsep, Teori dan Analisis” CV
Alfabeta Bandung tahun 2010
 Buku Ajar Individu Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2010 yang berjudul “Teori Makroekonomi Islam”
 Buku Ajar Kolektif Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2010 berjudul “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”. Ditulis bersama oleh
Dr. Euis Amalia, M.Ag, M. Nur Rianto Al Arif, M.Si dan Djaka Badranaja, ME

11

Jurnal
 “Efek Multiplier Zakat terhadap Pendapatan di Propinsi DKI Jakarta”. Jurnal AlIqtishad FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Vol. 1, No. 1 tahun 2009
 “Perilaku Konsumen Muslim dalam Memaksimuman Kepuasan”. Jurnal SosioReligia LinkSas Yogyakart, Vo. 9, No. 2 tahun 2010
 “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Wakaf Uang”. Jurnal Asy-Syir’ah Fakultas
Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Vol. 44, No. II tahun 2010
 “Tingkat Suku Bunga Bank Konvensional dan Pengaruhnya Terhadap Penetapan
Persentase Bagi Hasil di Bank Syariah”. Jurnal Dialog Balitbang Diklat
Kementerian Agama RI, No. 69, Tahun XXXIII, Juli 2010

12