JENIS SAMPLING AUDIT DAN AKUNTANSI PERSE (1)

JENIS SAMPLING AUDIT DAN AKUNTANSI PERSEDIAAN DALAM
PERATURAN PEMERINTAH NO. 71 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR
AKUNTANSI PEMERINTAHAN

TUGAS

OLEH
VINA OSTARI
1302114380

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS RIAU
2016

SAMPLING AUDIT
Sampling adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari 100% unsur dalam suatu
populasi audit yang relevan sedemikian rupa sehingga semua unit sampling memiliki peluang
yang sama untuk dipilih untuk memberikan basis memadai bagi auditor untuk menarik
kesimpulan tentang populasi secara keseluruhan.
SAMPEL REPRESENTATIF

Sampel Representatif adalah sampel yang karakteristiknya hampir sama dengan yang dimiliki
oleh populasi. Hasil sampel dapat menjadi nonrepresentatif akibat kesalahan nonsampling atau
kesalahan sampling.
a. Risiko nonsampling adalah risiko bahwa pengujian audit tidak menemukan pengecualian
yang ada dalam sampel. Penyebab risiko nonsampling adalah kegagalan auditor untuk
mengenali pengecualian dan prosedur audit yang tidak sesuai atau tidak efektif.
b. Risiko sampling adalah risiko bahwa auditor mencapai kesimpulan yang salah karena
sampel populasi tidak representatif.
SAMPLING STATISTIK
Sampling ini menerapkan aturan matematika, auditor dapat mengukur risiko sampling dapat
merencanakan sampel dan dalam mengevaluasi hasil.
SAMPLING NONSTATISTIK :
Auditor tidak mengukur risiko sampling. Sebaliknya, auditor memilih item sampel yang diyakini
akan memberikan informasi yang paling bermanfaat, dalam situasi tertentu, dan mencapai
kesimpulan mengenai populasi atas dasar pertimbangan. Jenis sampling ini sering disebut
dengan sampling pertimbangan.
PEMILIHAN SAMPEL
SAMPEL PROBABILISTIK : Auditor memilih secara acak item-item sehingga setiap item populasi
memiliki probabilitas yang sama untuk dimasukkan dalam sampel.
SAMPEL NONPROBABILISTIK : Auditor memilih item sampel dengan menggunakan

pertimbangan professional dan bukan metode probabilistik. Auditor dapat menggunakan salah
satu dari beberapa metode pemilihan sampel nonprobabilistik.
Ada tiga jenis metode pemilihan sampel nonprobabilistik yaitu :

1. Pemilihan sampel terarah : Auditor dengan sengaja memilih setiap item dalam sampel
berdasarkan criteria pertimbangannya sendiri ketimbang menggunakan pemilihan acak.
2. Pemilihan sampel blok : Auditor memilih pos pertama dalam suatu blok, dan sisanya
dipilih secara berurutan.
3. Pemilihan sampel sembarangan : Auditor memilih item atau pos tanpa bias yang
disengaja.
Ada empat jenis metode pemilihan sampel probabilistik yaitu :
1. Pemilihan sampel acak sederhana : Auditor menggunakan sampel ini untuk populasi
sampel apabila tidak ada kebutuhan untuk menekankan satu atau lebih item populasi
2. Pemilihan sampel sistematis : Auditor menghitung suatu interval dan kemudian memilih
item-item yang akan dijadikan sampel berdasarkan ukuran interval tersebut.
3. Pemilihan sampel probabilitas yang proporsional dengan ukuran
4. Pemilihan sampel bertahap
SAMPLING Unit Moneter
Sampling ini merupakan metode sampling statistic yang paling umum digunakan untuk
pengujian atas rincian saldo karena memiliki kesederhanaan statistic bagi sampling atribut serta

memberikan hasil statistik yang diekspresikan dalam dollar. Sampling ini disebut juga sebagai
sampling unit dollar, sampling jumlah moneter kumulatif, dan sampling dengan probabilitas
yang proporsional dengan ukuran. Sampling ini serupa dengan penggunaan sampling
nonstatistik.
Pengevaluasian Hasil Sampling Audit Auditor harus menilai:
a. Hasil sampel; dan
b. Apakah penggunaan sampling audit telah menyediakan basis yang wajar untuk
penarikan kesimpulan tentang populasi yang telah diuji.
Metode Pemilihan Sampel
Ada banyak metode untuk memilih sampel. Metode-metode utama adalah sebagai berikut:
(a)

Pemilihan acak (diterapkan melalui pencipta angka acak atau random number
generators, sebagai contoh, tabel angka acak atau random number tables).

(b)

Pemilihan sistematik, yang di dalamnya jumlah unit sampling dalam populasi dibagi
dengan ukuran sampel untuk memperoleh suatu interval sampling, sebagai contoh 50,


dan setelah menetapkan suatu titik awal dalam 50 unit sampling yang pertama, maka
setelah itu setiap sampling unit yang ke 50 akan dipilih.
(c)

Sampling Unit Moneter (monetary unit sampling) adalah suatu jenis pemilihan nilai
tertimbang yang di dalamnya ukuran sampel, pemilihan, dan mengevaluasi hasilnya
dalam menarik kesimpulan jumlah moneter.

(d)

Pemilihan sembarang, yang di dalamnya auditor melakukan pemilihan sampel tanpa
melalui suatu teknik yang terstruktur. Meskipun tidak menggunakan suatu teknik yang
terstruktur, auditor wajib menghindari keberpihakan yang disengaja atau yang dapat
diprediksi.

(e)

Pemilihan secara blok melibatkan pemilihan suatu blok yang tersusun atas unsur-unsur
yang letaknya berdekatan dalam populasi. Pemilihan secara blok biasanya tidak dapat
digunakan dalam sampling audit karena sebagian besar populasi tersusun sedemikian

rupa sehingga unsur-unsur dalam sebuah urutan dapat diharapkan memiliki karakteristik
yang sama di antara mereka, tetapi berbeda dari unsur-unsur lain dalam populasi.

PSAP No.5 Akuntansi Persediaan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan
untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan
untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk digunakan,
misalnya barang pakai habis seperti alat tulis kantor, barang tak habis pakai seperti komponen
peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas.
Persediaan merupakan aset yang berupa:
1. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan
operasional pemerintah;
2. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam proses produksi
3. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat;
4. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka
kegiatan pemerintahan.


Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk digunakan,
misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor,barang tak habis pakai seperti komponen
peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas.
Dalam hal pemerintah memproduksi sendiri, persediaan juga meliputi bahan yang digunakan
dalam proses produksi seperti bahan baku pembuatan alat-alat pertanian.
Barang hasil proses produksi yang belum selesai dicatat sebagai persediaan, contohnya alat-alat
pertanian setengah jadi. Persediaan dapat terdiri dari:
 Barang konsumsi;
 Amunisi;
 Bahan untuk pemeliharaan;
 Suku cadang;
 Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga;
 Pita cukai dan leges;
 Bahan baku;
 Barang dalam proses/setengah jadi;
 Tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat;
 Hewan dan tanaman, untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat.
Dalam hal pemerintah menyimpan barang untuk tujuan cadangan strategis seperti cadangan
energi (misalnya minyak) atau untuk tujuan berjaga-jaga seperti cadangan pangan (misalnya
beras), barang-barang dimaksud diakui sebagai persediaan. Persediaan hewan dan tanaman

untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada paragraf 9 butir j,
misalnya sapi, kuda, ikan, benih padi dan bibit tanaman.
Persediaan dalam kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam neraca, tetapi diungkapkan
dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
PENGAKUAN
Persediaan diakui (a) pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah
dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal, (b) pada saat diterima atau
hak kepemilikannya dan/ atau kepenguasaannya berpindah.