ANALISIS PENGARUH EKSPOR IMPOR DAN NILAI

ANALISIS PENGARUH EKSPOR, IMPOR DAN NILAI TUKAR RUPIAH
TERHADAP CADANGAN DEVISA INDONESIA DENGAN METODE
ERROR CORRECTION MECHANISM PERIODE 2009-2014

OLEH :
ROMA DEAR SILITONGA
12.7364

SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK
JAKARTA
2015
DAFTAR ISI

Daftar Isi …………………………………………………………………..

i
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1


1.2 Rumusan Masalah
2
1.3 Tujuan Penelitian
3
1.4 Manfaat Penelitian
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
4
2.2 Penelitian Terkait
6
2.3 Kerangka Pikir
7
2.4 Hipotesis
8
BAB III METODOLOGI
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
9
3.2 Metode Penentuan Sampel…………………………………

9
3.3 Metode Pengumpulan Data
9

2

3.4 Metode Analisis Data
9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Deskriptif
12
4.2 Analisis Inferensia
13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
20
5.2 Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
........................................................................................................................

........................................................................................................................
ii
LAMPIRAN ………………………………………………………………….iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cadangan devisa tersimpan dalam mata uang asing seperti dolar, euro, yen dan
digunakan untuk perdagangan internasional dan membiayai perekonomian sebuah
negara. Cadangan ini tersimpan dalam neraca pembayaran. Terjaganya cadangan
devisa merupakan kemampuan suatu negara dalam menjamin amannya
pembayaran perdagangan internasional dan hutang luar negeri yang semakin
meningkat. Cadangan devisa yang kuat juga membantu dalam permbiayaan misi
luar negeri seperti biaya kedutaan, misi budaya dan pendidikan serta berfungsi

3

juga sebagai sumber pendapatan negara. Dengan demikian, devisa negara
merupakan komponen penting yang perlu dijaga posisi dan stabilitasnya.
Posisi cadangan devisa suatu negara biasanya dinyatakan aman apabila
mencukupi kebutuhan impor untuk jangka waktu setidak-tidaknya tiga bulan. Jika

cadangan devisa yang dimiliki tidak mencukupi kebutuhan untuk tiga bulan
impor, maka hal itu dianggap rawan. Tipisnya persediaan valuta asing suatu
negara dapat menimbulkan kesulitan ekonomi bagi negara yang bersangkutan.
Bagi neraca pembayaran, bukan saja negara tersebut akan kesulitan mengimpor
barang-barang yang dibutuhkannya dari luar negeri, tetapi juga memerosotkan
kredibilitas mata uangnya. Kurs mata uangnya di pasar valuta asing akan
mengalami depresiasi. Apabila posisi cadangan devisa itu terus menipis dan
semakin menipis, maka dapat terjadi rush terhadap valuta asing di dalam negeri.
Apabila telah demikian keadaannya, sering terjadi pemerintah negara yang
bersangkutan akhirnya terpaksa melakukan devaluasi (Dumairy, 1996: 107).
Aktivitas perdagangan ekonomi yang dilakukan negara dalam bentuk ekspor
dan ipor merupakan salah satu komponen penting untuk melihat posisi devisa
negara. Tingkat ekspor yang lebih besar dibandingkan impor akan menyebabkan
neraca perdagangan positif dan secara teori mendorong meningkatnya permintaan
terhadap mata uang domestik sehingga
Salah satu hal yang ditengarai mempengaruhi keadaan cadangan devisa adalah
nilai tukar rupiah terhadap dolar. BPS mencatat rupiah terdepresiasi 2,06 persen
terhadap dolar Amerika di Mei 2015. Level terendah rata-rata kurs tengah eceran
rupiah terhadap dolar Amerika di 34 provinsi terjadi pada minggu keempat Mei
2015 yaitu Rp13.177,66 per dolar Amerika. Hal ini menyebabkan likuiditas pasar

valas mengalami tekanan akibat tingginya permintaan valas. Dengan tingginya
permintaan valas, persediaan devisa yang ada di bank sentral akan semakin
menurun.
Berdasarkan model Mundell-Flemming, depresiasi akan mendorong tingkat
bunga riil menjadi turun yang selanjutnya mendorong net export. Hal ini akan
membuat neraca pembayaran menjadi lebih positif. Net export yang bergerak akan
menyebabkan kenaikan pengeluaran pemerintah. Hal ini terangkum dalam model
Invest-Saving.
Aktivitas perdagangan ekonomi yang dilakukan negara dalam bentuk ekspor
dan impor merupakan salah satu komponen penting untuk melihat posisi devisa

4

negara. Tingkat ekspor yang lebih besar dibandingkan impor akan menyebabkan
neraca perdagangan positif dan secara teori mendorong meningkatnya permintaan
terhadap mata uang domestik sehingga mata uang asing yang diperoleh dari
perdagangan internasional ini dapat dicadangkan oleh negara dan nilai mata uang
domestik menjadi meningkat. Hal ini mengindikasikan adanya hubungan antara
cadangan devisa dengan kegiatan ekspor imporNamun yang harus dipahami,
kurva IS merangkum hubungan antara pendapatan dengan net ekspor, yang berarti

untuk memahami hubungan antara ekspor, impor dan nilai tukar terhadap
cadangan devisa perlu dilakukan uji empiris lebih lanjut.
Banyak studi empiris lainnya menunjukkan bahwa Error Correction Model
adalah salah satu cara paling cocok untuk estimasi model ketika variabel-variabel
ekonomi secara yang secara individual non stasioner dan memiliki kointegrasi
(Nwachukwu: 2007). Karena itu penulis tertarik untuk melakukan analisis
pengaruh ekspor Indonesia, impor Indonesia dan nilai tukar rupiah terhadap
cadangan devisa Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan
masalah dari makalah ini adalah :
“Pengaruh Ekspor, Impor dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar US bagi
Cadangan Devisa Indonesia.”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pergerakan ekspor, impor, nilai tukar rupiah dan cadangan
devisa Indonesia dari waktu ke waktu ?
2. Apakah ekspor, impor dan nilai tukar rupiah terhadap dolar US memiliki
pengaruh jangka panjang terhadap cadangan devisa Indonesia?
3. Apakah ekspor, impor dan nilai tukar rupiah terhadap dolar US memiliki

pengaruh jangka pendek terhadap cadangan devisa Indonesia?
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adlah sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah adalah sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam
menentukan kebijakan ekonomi jangka pendek maupun jangka panjang
yang berkaitan dengan kegiatan ekspor, impor dan stabilitas keuangan dan
devisa.

5

2. Bagi penulis adalah sebagai salah satu usaha mengaplikasikan ilmu yang
telah dipelajari untuk analisis data runtun waktu serta menambah wawasan
mengenai aktivitas ekonomi makro.
3. Bagi peneliti adalah sebagai acuan untuk meneliti variabel ekonomi makro
lainnnya sehingga meluaskan penelitian yang lebih komprehensif.
4. Bagi masyarakat adalah untuk memberi gambaran bagaimana pengaruh
ekspor, impor dan nilai tukar rupiah terhadap dolar US bagi cadangan
devisa negara.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Model Mundell-Flemming
Model ini dilukiskan sebagai model kebijakan dominan untuk mempelajari
kebijakan moneter dan fiskal pada perekonomian terbuka (Mankiw: 327). Model
ini menekankan interaksi antara pasar barang dan uang dengan asumsi penting dan
ekstrim : perekonomian terbuka kecil dengan mobilitas modal sempurna.
Indonesia sebagai negara yang termasuk dalam small open economy dengan
sistem ekonomi campuran telah memenuhi asumsi tersebut. Pada model MundellFlemming dalam jangka pendek untuk menganalisis fluktuasi jangka pendek,
tingkat harga P diasumsikan tetap secara eksogen.
Kondisi keseimbangan pasar barang

dengan asumsi mobilitas sempurna

adalah sebagai berikut :
Y= C(Y-T) +I(r)+ G + NX(e)
Apabila terjadi kenaikan nilai tukar negara dengan perekonomian terbuka
kecil akan menyebabkan penurunan ekspor neto yang akan menggeser kurva
pengeluaran yang direncanakan ke bawah dan selanjutnya akan menurunkan
pendapatan. Dengan kurva IS diringkas antara kurs dan pendapatan. Adapun Net

Ekspor adalah selisih dari ekspor dan impor.

6

Namun dalam pasar uang,
M/P= L(r*, Y)
perubahan kurs tidak berpengaruh karena diasumsikan tingkat bunga
domestik mengikuti tingkat bunga dunia, sehingga dalam persamaan LM
menentukan pendapatan agregat, tidak mempertimbangkan kurs. Sehingga kurva
LM meringkas hubungan antara tingkat suku bunga dengan pendapatan.
2.1.2 Ekspor
Ekspor mencerminkan aktivitas perdagangan antarbangsa yang dapat
memberikan dorongan dalam dinamika pertumbuhan perdagangan internasional,
sehingga suatu negara-negara yang sedang berkembang kemungkinan untuk
mencapai kemajuan perekonomian setaraf dengan negara-negara yang lebih maju
(Todaro, 2002:49).

Ekspor adalah pembelian negara lain atas barang buatan

perusahaan-perusahaan di dalam negeri. Faktor terpenting yang menentukan

ekspor adalah kemampuan dari Negara tersebut untuk mengeluarkan barangbarang yang dapat bersaing dalam pasaran luar negeri. (Sukirno, 2008: 205).
2.1.3 Impor
Impor dapat diartikan sebagai pembelian barang dan jasa dari luar negeri ke dalam
negeri dengan perjanjian kerjasama antara 2 negara atau lebih. Impor juga bisa
dikatakan sebagai perdagangan dengan cara memasukkan barang dari luar negeri
ke wilayah Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku (Hutabarat,
1996:403).
2.1.4 Cadangan Devisa
Cadangan devisa (Foreign Exchange Reserves) adalah simpanan mata uang asing
oleh bank sentral dan otoritas moneter. Simpanan ini merupakan asset bank
sentral yang tersimpan dalam beberapa mata uang cadangan (reserve currency)
seperti dolar, euro, atau yen dan digunakan untuk menjamin kewajibannya yaitu
mata uang lokal yang diterbitkan, dan cadangan berbagai bank yang disimpan di
bank sentral oleh pemerintah atau lembaga keuangan.

7

2.1.5 Nilai Tukar Mata Uang dan Rezim Nilai Tukar
Nilai tukar atau kurs (exchange rate) antara dua negara adalah tingkat harga
yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan.

Para ekonom membedakan kurs menjad dua yaitu :
1. Kurs Nominal (nominal exchange rate) adalah harga relatif dari mata
uang dua negara. Sebagai contoh : jumlah rupiah per dolar, yen yang
dibayarkan untuk setiap dolar yang diperoleh dan sebagainya.
2. Kurs Riil (real exchange rate) disebut juga terms of trade adalah harga
relatif barang-barang diantara kedua negara, kurs riil diantara kedua negara dihitung dari kurs nominal dan tingkat harga di kedua negara.
Nilai tukar merupakan sebuah kunci penting bagi suatu negara untuk
bertransaksi dengan negara lain.
Model Mundell-Flemming menunjukkan bahwa dampak dari sebagian besar
kebijakan ekonomi pada perkonomian terbuka kecil tergantung pada apakah rezim
kurs yang diterapkan adalah kurs mengambang (floating exchange rate) dan kurs
tetap (fixed exchange rate). Sementara itu rezim nilai tukar adalah sistem nilai
tukar yang diterapkan di sebuah negara.
. 2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pengaruh ekspor, impor dan nilai tukar rupiah
sebenarnya sudah banyak dilakukan. Kesadaran mengenai kinerja pembangunan
ekonomi dan evaluasi kebijakan pemerintah mendukung banyaknya penelitian
mengenai hal ini. Ada pun penelitian terkait yang pernah ada terdapat di tabel 2.1
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti
Pinem,

Objek Penelitian

R. ANALISIS PENGAJuniartha
RUH EKSPOR,
IMPOR, KURS
(2012)
NILAI TUKAR
RUPIAH
TERHADAP
CADANGAN
DEVISA

Variabel
Series

Metode

Hasil Penelitian

Penelitian
Ekspor, Identifikasi

Impor, Nilai tukar faktor

Seluruh

variabel

yang berpengaruh

rupiah, cadangan mempengaruhi

signifikan

devisa

cadangan

impor

devisa, ECM,

berpengaruh

namun
tidak

signifikan
jangka pendek.

8

pada

INDONESIA

Benny,

EKSPOR

DAN Series

ekspor, Regresi Linier Secara

Jimmy

IMPOR

impor

(2013)

PENGARUHNYA

cadangan devisa

dan Berganda OLS

simultan

maupun

secara

parsial

variabel

TERHADAP POSISI

ekspor dan impor

CADANGAN

berpengaruh

DEVISA

DI

signifikan terhadap

INDONESIA

cadangan devisa di
Indonesia
Stage Net ekspor, utang

Febriyenti,

FAKTOR-FAKTOR

Cadangan devisa, Two

Mega.

YANG

net ekspor, utang Least Square

luar

Hasdi

MEMPENGARUHI

luar negeri, FDI,

cadangan

Kurs,

periode

Aimon. Zul CADANGAN

negeri,

dan
devisa

Azhar

DEVISA DAN NET

sebelumnya

(2013)

EKSPOR

mempengaruhi

DI

INDONESIA

cadangan devisa di
Indonesia

Nwachukwu AN
,

ERROR Simpanan pribadi, Error

E. CORRECTION

Tochukwu

MODEL

OF

tingkat
THE pendapatan

& Festus.O. DETERMINANTS
Egwaikhide

OF

(2007)

SAVING

disposibel, tingkat

PRIVATE bunga riil, neraca

NIGERIA

IN pembayaran,
tingkat
rasio
eksternal

inflasi,
pinjaman

secara

signifikan
Pendapatan dis-

Correction

posibel berpen-

Mechanism

garuh positif terhadap tingkat simpanan namun
berbanding negatif
terhadap tingkat
pertumbuhan pendapatan disposibel,
tingkat bunga riil
signifikan negatif.

2.3 Kerangka Pikir
9

Berdasakan teori dan literatur yang ada, maka dapat dibentuk kerangka
pikiran sebagai berikut :
Ekspor
Impor

 Cadangan Devisa

Nilai Tukar Rupiah
terhadap Dolar
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. H0 1 : Tidak ada pengaruh jangka panjang dan jangka pendek ekspor terhadap cadangan devisa Indonesia.
H1 1 : Ada pengaruh jangka panjang dan jangka pendek ekspor terhadap
cadangan devisa Indonesia.
2. H0 2 : Tidak ada pengaruh jangka panjang dan jangka pendek nilai tukar rupiah terhadap US dolar terhadap cadangan devisa Indonesia.
H1 2 : Ada pengaruh jangka panjang dan jangka pendek nilai tukar rupiah
terhadap US dolar terhadap cadangan devisa Indonesia.
3. H0 3 : Tidak ada pengaruh jangka panjang dan jangka pendek impor terhadap
cadangan devisa Indonesia.
4. H1 3 : Ada pengaruh jangka panjang dan jangka pendek impor terhadap cadangan devisa Indonesia.

10

Bab III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini melihat apakah ada hubungan antara cadangan devisa negara
dengan ekspor, impor dan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang tercatat dari
transaksi moneter. Data yang digunakan adalah dari International Financial
Statistic yang dikeluarkan oleh International Monetary Fund (IMF) dari bulan
pertama tahun 2009 hingga bulan ke dua belas tahun 2014. Yang menjadi variabel
dependen adalah cadangan devisa Indonesia (Foreign Exchanges Reserves)
sementara yang menjadi variabel independen adalah ekspor, impor dan nilai tukar
rupiah terhadap dolar.
3.2 Metode Penentuan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah ekspor, impor dan nilai tukar rupiah terhadap US dolar serta cadangan devisa Indonesia.
Sampel pada penelitian ini adalah ekspor, impor dan nilai tukar rupiah terhadap US dolar serta cadangan devisa Indonesia periode Januari 2009 hingga Desember 2014 berupa data perbulan. Dipilihnya Tahun 2009 adalah karena terdapat
peralihan kekuasaan pemerintahan sehingga diasumsikan kebbijakan fiskal yang
dilakukan konstan.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari
IMF yang diperoleh dari aplikasi IFS, kemudian dibandingkan dengan berita dan
publikasi yang ada di media elektronik seperti internet, artikel ilmiah dan jurnaljurnal ekonomi.
3.4 Teknik Analisis Data

11

Analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif, yaitu dengan
pendekatan naratif dan teoritis melihat bagaimana ekspor, impor dan nilai tukar
rupiah

terhadap

dolar

mempengaruhi

cadangan

devisa

negara.

Selain

menggunakan analisis deskriptif, penelitian ini turut menyertakan analisis
inferensia dengan uji statistik. Adapun metode statistik yang digunakan adalah
dengan uji kointegrasi dan error correction model. Apabila setelah diuji
kointegrasi , ditemukan residual stasioner maka dapat disimpulkan bahwa
keabsahan model jangka panjang telah dapat dipastikan

dan apabila error

correction term memenuhi syarat maka dapat disimpulkan terdapat ekuilibrium
jangka pendek antara variabel independen dengan variabel dependen.
3.3.1 Uji Akar Unit
Uji Augmented Dickey-Fuller (ADF)

membuat uji akar unit dengan

menggunakan metode statistik nonparametrik dalam menjelaskan adanya autokorelasi antara variabel error tanpa memasukkan variabel penjelas kelambanan diferensi. Hipotesis untuk uji ADF:
H0 : Data tidak stasioner
Ha : Data stasioner
Langkah untuk menentukan kestasioneran data dengan cara membandingkan nilai statistik ADF dengan nilai kritisnya.
Jika ADF tes statistik > ADF tabel maka Ho ditolak
Jika ADF tes statistik < ADF tabel maka Ha diterima
3.3.2 Uji Kointegrasi
Berdasarkan uji stasioneritas, apabila variabel independen (inflasi, kurs rupiah terhadap US dolar, dan harga minyak mentah dunia) tidak stasioner pada
tingkat level, namun stasioner pada diferensiasi pertama atau kedua, maka penelitian dapat dilanjutkan dengan Uji Kointegrasi. Hipotesis untuk uji kointegrasi :
H0 : Tidak ada hubungan jangka panjang antara variabel independen dan dependen
H1 : Ada hubungan jangka panjang antara variabel independen dan dependen
Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:
Jika ADF tes statistik > ADF tabel maka Ho ditolak
Jika ADF tes statistik < ADF tabel maka Ha diterima
3.3.3

Uji Error Correction Model (ECM)
12

Apabila data tidak stasioner pada tingkat level, tetapi stasioner pada tingkat
diferensiasi dan variabel saling terkointegrasi, berarti terdapat hubungan jangka
panjang

antarvariabel.

Dalam

jangka

pendek

mungkin

terdapat

ketidakseimbangan. Model yang memasukkan penyesuaian untuk melakukan
koreksi bagi ketidakseimbangan disebut Error Correction Model (ECM).
3.3.4 Uji Asumsi Klasik
a. Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadi korelasi antara residual tahun
ini dengan tahun sebelumnya. Autokorelasi dapat dideteksi dengan uji DurbinWatson. Hipotesis:
H0 : Tidak terdapat autokorelasi
Ha : Terdapat autokorelasi
b. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas untuk melihat apakah varibel error tidak konstan dan
dapat dideteksi dengan Uji Arch. Hipotesis:
H0 : Tidak terdapat heteroskedastisitas
Ha : Terdapat heteroskedastisitas
Bila probabilitas Obs*R2 < 0,05 maka Ho ditolak
Bila probabilitas Obs*R2 > 0,05 maka Ho diterima
c. Normalitas
Normalitas untuk menguji dalam sebuah mode data berdistribusi normal
atau tidak. Hipotesis:
H0 : Model tidak normal
Ha : Model normal
Bila probabilitas Obs*R2 > 0,05 maka Ho diterima (signifikan)
Bila probabilitas Obs*R2 < 0,05 maka Ho ditolak (tidak signifikan)

BAB IV

13

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Deskriptif
180000
160000
140000
120000
100000
80000
60000
40000
20000
0

Rates exchange
M
X
Fex

Grafik 4.1.Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar, Impor, Ekspor dan Foreign Exchange dari
waktu ke waktu (sumber: International Financial Statistic)

Dari grafik tersebut, dapat dilihat pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar,
impor ekspor serta cadangan devisa memiliki tren positif setiap tahunnya.
Meskipun berfluktuasi, namun secara garis besar, keempat variabel tersebut
memiliki fluktuasi yang hampir mirip. Terdapat penurunan pada tahun 2008, hal
ini bisa jadi akibat krisis yang melanda dunia pada saat itu, namun secara umum,
aktivitas empat variabel tersebut masih relatif stabil meningkat. Memag meskipun
pada saat itu terdapat krisis ekonomi dunia tahun 2008, Indonesia salah satu negara yang tidak goncang akibat krisis tersebut. Lepas dari krisis pada tahun 2008,
pergerakan ekspor, impor, nilai tukar rupiah terhadap dolar dan cadangan devisa
juga turut meningkat secara bersama-sama.
Kegiatan perdagangan internasional Indonesia justru lebih besar dari kegiatan
impor jika dibanding dengan ekspor. Impor yang lebih besar dari ekspor ini
menyebabkan defisit neraca perdagangan. Impor yang sangat intensif dilakukan
ini apabila terus menerus dilakukan (bahkan di grafik memiliki tren positif) secara
teori akan menyebabkan cadangan devisa semakin menurun karena ditukarkan untuk membiayai pembelian dari luar negeri.

14

180000.00
160000.00
140000.00
120000.00
100000.00
80000.00
60000.00
40000.00
20000.00

fex
m
x
exc

0.00

Grafik 4.2 Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar, Impor, Ekspor dan Foreign Exchange dari
waktu ke waktu (sumber: International Financial Statistic)

Pada periode 2009-2014 terjadi lompatan yang signifikan. Hal ini diindikasikan akibat mulai dibukanya pasar terbuka Cina-Indonesia serta dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN, sehingga kebijakan perdagangan luar negeri
yang bersifat pembatasan kuota pada saat dulu dihentikan dan terjadi perdagangan
bebas yang sangat aktif di Indonesia. MEnuju tahun 2011, pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang cukup pesat turut mendukung meningkatnya cadangan devisa Indonesia semakin besar, namun demikian, ekspor impor dan nilai tukar rupiah terhadap dolar masih cukup stabil. Namun perlahan-lahan cadangan devisa Indonesia
semakin lama semakin menurun akibat semakin ketergantungan terhadap barang
impor dan semakin menurunnya ekspor.
4.2 Analisis Inferensia
4.2.1 Pengujian Pra Estimasi
Pengujian stasioneritas semua variabel.
Sebelum data dapat dimasukkan kedalam model, semua variabel perlu uji
stasioneritas. Uji stasionertitas diperlukan karena data runtun waktu sangat rentan
terhadap masalah autokorelasi dan tren, sehingga galat bisa jadi tidak white noise.
Hipotesis

15

Ho : γ

= 0 (data tidak stasioner)

H1 : γ

< 1 (data stasioner)

Tingkat signifikansi : 0,05
Variabel
Foreign exchange

Level
p-value
0,8197

Difference 1
p-value
0,0000

ekspor
impor
Rates exchange

0,2652
0,53824
0,0557

0,0000
0,0000
0,0000

Dari hasil tersebut, semua variabel tidak stasioner pada tingkat level. Kemudian
dilakukan difference pertama pada semua variabel dan semua variabel terintegrasi
pada tingkat difference yang sama, sehingga diindikasikan terdapat kointegrasi
antara variabel dependen dengan variabel independen.
4.3 Estimasi Model Jangka Panjang
Uji Kointegrasi dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara variabel
dependen dengan variabel independen dengan uji stasioneritas residual dari model
jangka panjangnya.
Dependent Variable: LFEX
Method: Least Squares
Date: 08/09/15 Time: 11:46
Sample: 2009M01 2014M12
Included observations: 72
Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C
LX
LM
LEXC

1.106070
0.490203
0.490660
0.102722

1.349909
0.153722
0.101379
0.099010

0.819367
3.188892
4.839877
1.037490

0.4154
0.0022
0.0000
0.3032

R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)

0.899036
0.894582
0.080405
0.439615
81.38323
201.8355
0.000000

Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat

11.37094
0.247642
-2.149534
-2.023053
-2.099182
1.199167

Dari hasil running model jangka panjang tersebut dapat disimpulkan bahwa
ekspor, impor mempengaruhi cadangan devisa pada jangka panjang. Namun nilai

16

tukar rupiah terhadap dolar tidak berpengaruh signifikan terhadap cadangan
devisa negara. Sehingga dengan demikian diperoleh model jangka panjang:
∆ Y =∝+∝1 x 1 +∝2 x 2 +∝3 x 3

FEX =1,10607+0,490203 X +0,49066 M +0,102722 r
Kemudian untuk menguji kointegrasi yang mungkin terjadi, dilakukan uji
stasioneritas residual dari model jangka panjang
H0 : residual stasioner di difference 1 (tidak ada kointegrasi)
H1 : residual stasioner di level
Null Hypothesis: ERROR has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=11)

Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values:
1% level
5% level
10% level

t-Statistic

Prob.*

-5.448496
-4.092547
-3.474363
-3.164499

0.0001

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Hasil pengujian residual model jangka panjang yang stasioner menunjukkan nilai
0,001alfa sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi pada residual dari model.

c. Uji Homoskedastisitas
Uji homoskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah varians residual memiliki nilai yang konstan untuk setiap periode.
Hipotesis
H0: Residual bersifat homoskedastisitas
H1: Residual bersifat heteroskedastisitas
Tingkat signifikansi 0,05
Heteroskedasticity Test: ARCH
F-statistic
Obs*R-squared

1.193076
1.206990

Prob. F(1,68)
Prob. Chi-Square(1)

0.2786
0.2719

20

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 08/09/15 Time: 11:59
Sample (adjusted): 2009M03 2014M12
Included observations: 70 after adjustments
Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C
RESID^2(-1)

0.000902
0.131318

0.000220
0.120224

4.103768
1.092280

0.0001
0.2786

R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)

0.017243
0.002790
0.001512
0.000156
356.2795
1.193076
0.278565

Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat

0.001038
0.001514
-10.12227
-10.05803
-10.09675
1.790556

Dari output diatas, diketahui bahwa bahwa Obs*R-squared lebih besar
dari tingkat signifikansi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi homoskedastisitas terpenuhi.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada jangka panjang, semua variabel independen secara statistik signifikan mempengaruhi model. Artinya, impor, ekspor dan nilai tukar rupiah signifikan

mempengaruhi cadangan devisa.
2. Hasil uji residual model jangka panjang yang stasioner mengindikasikan
adanya kointegrasi antara cadangan devisa dengan ekspor, impor dan nilai
tukar rupiah terhadap dolar. Hasil Error Correction Model menunjukkan
terdapat ekuilibrium jangka pendek antara cadangan devisa dengan ekspor,

21

impor dan nilai tukar rupiah. Namun, nilai tukar rupiah terhadap dolar
tidak signifikan dalam ekuilibrium jangka pendek.
3. Nilai speed of adjustment sebesar - 0,000001 berarti, 0,000001% model mampu mengoreksi diskrapensi antara nilai keseimbangan jangka panjang dan jangka pendek atau dengan kata lain membutuhkan waktu yang
sangat lama untuk mencapai keseimbangan.
5.2 Saran
1. Nilai R2-adjusted pada pemodelan jangka pendek yang masih rendah
mengindikasikan bahwa model yang dihasilkan belum cukup kuat untuk menjelaskan cadangan devisa pada ekonomi jangka pendek dengan
model ini.
2. Bagi peneliti lain, masih banyak variabel ekonomi lain yang belum tercakup dalam model ini yang mungkin memiliki pengaruh terhadap
cadangan devisa Indonesia sehingga makin banyak model yang dapat
dibentuk untuk memperkirakan cadangan devisa negara di waktu yang
akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Mankiw, N. Gregory. “Macroeconomics -6th Edition”. Worth Publishers. New
York : 2007
Enders, Walter. “Applied Econometric Time Series-2nd Edition”. John
Wiley&Sons, Inc. USA: 2004
Dumairy, “Perekonomian Indonesia”. Erlangga. Jakarta : 1996
Nwachukwu, E. Tochukwu & Festus.O. Egwaikhide. “An Error Correction
Model of the Determinants of Private Saving in Nigeria”. African Economic
Society (AES) Conference, Cape Town, South Africa: 2007
Pinem, R. Juniartha. “ Analisis Pengaruh Ekspor, Impor, Kurs Nilai Tukar Rupiah terhadap cadangan devisa Indonesia”. Skripsi Universitas Sumatera
Utara. Medan : 2012
Benny, Jimmy. “ Ekspor dan Impor dan Pengaruhnya Terhadap Posisi
Cadangan Devisa di Indonesia”. Jurnal riset ekonomi, manajemen, Binis dan
Akuntansi Vol.1 No. 04, Manado : 2013
22

Febriyenti, Mega. Hasdi Aimon. Zul Azhar. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Cadangan Devisa dan Net Ekspor di Indonesia”. Jurnal Kajian
Ekonomi Vol.2 No. 03, :2013
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/ekonomi/article/view/2743
diakses pada 20 Juni 2015
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/2920
diakses pada 21 Juni 2015
http://www.researchgate.net/publication/42351425_Analisis_Pengaruh_Ekspor_Impor_Kurs_Nilai_Tukar_Rupiah_Terhadap_Cadangan_Devisa_Indonesia
diakses pada 20 Juni 2015
www.wikipedia.com

diakses pada 20 Juni 2015

23