Valuasi Ekonomi Potensi Tumbuhan Obat Di Hutan Kemasyarakatan (HKm) Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Model Toba Samosir Unit XIV

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia yang beriklim tropis mempunyai tanah subur sehingga banyak
jenis tumbuhan yang dapat tumbuh. Keanekaragaman hayati tumbuhan di
Indonesia merupakan sumber kekayaan alam yang tiada ternilai harganya.
Diantara berbagai jenis tersebut ada yang memiliki khasiat sebagai obat. Potensi
ini dapat memberikan manfaat dan keuntungan yang sangat besar bagi masyarakat
jika manfaat dan potensi keragaman tersebut dapat diketahui serta eksplorasinya
dapat dioptimalkan (Balai Penelitian Tanaman, 2007).
Pemberdayaan ekonomi masyarakat secara optimum dan peningkatan
pengetahuan masyarakat tentang eksplorasi dan manfaat tumbuhan obat dapat
memberikan nilai tambah yang lebih tinggi pada tumbuhan obat di Indonesia.
Namun, sebagian besar dari tumbuhan obat itu belum diketahui kegunaannya
sehingga eksistensinya terabaikan. Akibatnya tumbuhan berpotensi obat semakin
tidak dikenal jenis-jenisnya sehingga sering terkesan sebagai tumbuhan liar saja
(Hariana, 2004).
Industri obat tradisional Indonesia sedang mengalami perkembangan
pesat. Pesatnya perkembangan industri obat tercermin dari jumlah perusahaan
pendukungnya. Pada tahun 1981, jumlah perusahaan obat baru mencapai 165
buah, namun pada tahun 1991 dan tahun 2000, jumlah tersebut meningkat

masing-masing menjadi 427 dan 985 perusahaan. Pesatnya industri obat tersebut
berpengaruh terhadap permintaan bahan bakunya dari alam (Hasanah et al, 2006).

1
Universitas Sumatera Utara

Penilaian

ekonomi

merupakan

suatu

peralatan

ekonomi

yang


menggunakan teknik penilaian sumber daya untuk mengestimasi nilai uang dari
barang dan jasa yang diberikan oleh suatu kawasan. Prinsip valuasi ekonomi
bertujuan untuk memberikan nilai ekonomi kepada sumberdaya yang digunakan
sesuai dengan nilai riil dari sudut pandang masyarakat (Situmorang, 2014).
Tumbuhan obat merupakan salah satu produk hasil hutan bukan kayu yang
disediakan alam yang dipercayai dan diketahui masyarakat berkhasiat sebagai
obat, namun tumbuhan obat ini sering diabaikan karena dianggap tidak memiliki
nilai ekonomi karena hanya berupa semak atau rerumputan dan tidak semua
masyarakat mengetahui khasiat tumbuhan obat tersebut. Beberapa tumbuhan obat
juga memiliki nilai ekonomi yang dimanfaatkan masyarakat guna peningkatan
kesejahteraannya. Menurut Badan Pusat Statistik (2011), tumbuhan obat termasuk
ekspor produk potensial di Indonesia.
Dengan adanya penelitian penilaian (valuasi) ekonomi tumbuhan obat ini,
diharapkan dapat memberikan informasi inventarisasi potensi jenis tumbuhan obat
serta peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kekayaan alam yang ada di
sekitar mereka, sehingga jenis-jenis tumbuhan berkhasiat obat tetap terjaga
kelestariannya memperhatikan aspek konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya di sekitar KPH.

2

Universitas Sumatera Utara

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Melakukan inventarisasi jenis tumbuhan obat di Hutan Kemasyarakatan
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Model Toba Samosir Unit XIV.
2. Melakukan pemetaan sebaran tumbuhan obat di Hutan Kemasyarakatan.
3. Menganalisis valuasi nilai ekonomi tumbuhan obat di Hutan Kemasyarakatan
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Model Toba Samosir Unit XIV.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna sebagai informasi bagi pihak-pihak yang
membutuhkan khusunya bagi peneliti yang terkait dengan jenis tumbuhan obat
dan sebagai infomasi bagi masyarakat umum dan lembaga terkait dalam
pengelolaan sumber daya alam pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung
(KPHL) Model Toba Samosir Unit XIV.

3
Universitas Sumatera Utara