Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Persalinan Prematur di RSUP H. Adam Malik dan Rumah Sakit Jejaring FK USU Medan Tahun 2011-2013
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Persalinan prematur adalah persalinan yang berlangsung pada umur
kehamilan antara 20 sampai menjelang 37 minggu yang ditandai dengan
munculnya kontraksi uterus dengan intensitas dan frekuensi yang cukup untuk
menyebabkan penipisan dan dilatasi serviks (Ross, 2013). Menurut WHO (2013),
persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan genap
37 minggu.
Persalinan prematur adalah masalah global yang terjadi di berbagai negara di
dunia. Di negara yang berpenghasilan rendah, 12% bayi dilahirkan prematur dan
di negara yang berpenghasilan tinggi bayi yang lahir prematur mencapai angka
9%. Sepuluh negara dengan kasus persalinan prematur tertinggi adalah India,
China, Nigeria, Pakistan, Indonesia, Amerika Serikat, Bangladesh, Filipina,
Republik Kongo, dan Brazil (WHO, 2013).
Prematuritas merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas
neonatus. Prematuritas berkaitan dengan morbiditas serta cacat pada anak dan
hampir seluruh kasus gangguan perkembangan neurologis (HTA Indonesia,
2010). Menurut WHO (2013), setiap tahun, 15 juta bayi dilahirkan sebelum usia
kehamilan 37 minggu dan lebih dari 1 juta bayi meninggal karena komplikasi
persalinan prematur.
Prevalensi persalinan prematur di Indonesia sendiri juga masih tinggi.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007, kematian
perinatal (usia 0-7 hari) 32,3% disebabkan oleh persalinan prematur.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, data indikator kesehatan provinsi yang
berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan menunjukkan bahwa proporsi kelahiran
prematur dengan BBLR pada tahun 2001 berkisar antara 0,54% (NAD), dan
6,90% (Sumatera Utara) (Rahayu, 2011)
Universitas Sumatera Utara
2
Persalinan prematur merupakan kelainan proses yang multifaktorial.
Kombinasi keadaan obstetrik, sosiodemografi, dan faktor medik mempunyai
pengaruh terhadap terjadinya persalinan prematur (Prawirohardjo, 2011). Kurang
lebih 30% persalinan prematur tidak diketahui penyebabnya. Sedangkan 70%
sisanya, disumbang oleh beberapa faktor seperti kehamilan ganda (30% kasus),
infeksi genitalia, ketuban pecah dini, perdarahan antepartum, inkompetensia
serviks, dan kelainan kongenital uterus (20-25%). Sisanya 15-20% sebagai akibat
hipertensi dalam kehamilan, pertumbuhan janin terhambat, kelainan kongenital
dan penyakit-penyakit lain selama kehamilan. Selain itu, terdapat sejumlah
morbiditas yang turut berperan dalam terjadinya persalinan prematur, misalnya
anemia (HTA Indonesia, 2010).
Salah satu tujuan dari Millennium Development Goals (MDGs) adalah
meningkatkan kesehatan ibu, dimana diharapkan agar angka kematian ibu
menurun sebesar tiga perempatnya antara 1990 dan 2015. Namun, berdasarkan
data yang didapat, Indonesia tidak akan bisa mencapai target ini. Dan salah satu
keadaan yang dapat meningkatkan mortalitas ibu adalah anemia selama kehamilan
(Stalker, 2008).
Menurut Zhang et al. (2009), anemia dapat meningkatkan risiko persalinan
prematur. Kadar hemoglobin ibu hamil yang rendah dapat menyebabkan hipoksia
kronik yang akan memicu respon stres sehingga dapat menginisiasi persalinan
prematur.
Anemia secara fungsional dapat didefinisikan sebagai penurunan jumlah
massa eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa
oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer (Bakta, 2009).
Sukrat et al. (2013) menyatakan bahwa di dunia, anemia menjadi gangguan
nutrisi yang paling umum terjadi selama proses kehamilan. Prevalensi anemia
pada ibu hamil diperkirakan 41,8% dimana paling banyak terjadi di Afrika.
Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia juga masih cukup tinggi.
Berdasarkan Riskesdas (2013), prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 37,1%.
Berdasarkan Profil Kesehatan Sumatera Utara tahun 2010, hasil survei
anemia yang dilakukan di 4 kota di Sumatera Utara yaitu Kota Medan, Binjai,
Universitas Sumatera Utara
3
Deli Serdang, dan Langkat diketahui bahwa 40,5% wanita hamil mengalami
anemia (Dhamayani, 2014).
Menurut Bakta (2009), parameter untuk menunjukkan keadaan anemia
adalah penurunan kadar hemoglobin, hematokrit atau hitung retikulosit. Di antara
semua parameter tersebut, hemoglobin adalah parameter yang paling sering
digunakan.
Berdasarkan data dan uraian penelitian di atas, peneliti menyadari bahwa
kondisi kehamilan seorang ibu sangat berperan penting terhadap perkembangan
janin. Sejumlah morbiditas pada ibu akan berdampak pada pertumbuhan janin dan
juga masa gestasi kehamilan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai hubungan kadar hemoglobin ibu hamil terhadap persalinan
prematur pada ibu hamil di RSUP H. Adam Malik Medan dan rumah sakit
jejaring FK USU, yaitu RS Tk II Putri Hijau. RSUP H. Adam Malik dipilih
menjadi tempat penelitian karena merupakan rumah sakit rujukan pusat dengan
harapan peneliti mendapatkan banyak pasien di rumah sakit ini dan RS Tk II Putri
Hijau juga dilibatkan untuk menambah jumlah sampel penelitian.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini ialah apakah ada hubungan kadar
hemoglobin ibu hamil terhadap kejadian persalinan prematur di RSUP Haji Adam
Malik dan rumah sakit jejaring FK USU Medan?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui apakah ada hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil
terhadap kejadian persalinan prematur di RSUP H. Adam Malik Medan dan
rumah sakit jejaring FK USU tahun 2011-2013.
Universitas Sumatera Utara
4
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui kadar hemoglobin pada ibu hamil di RSUP H.
Adam Malik dan RS Tk II Putri Hijau Medan tahun 2011-2013
2.
Untuk mengetahui jumlah kejadian persalinan prematur di RSUP H.
Adam Malik dan RS Tk II Putri Hijau Medan tahun 2011-2013
3.
Menganalisis hubungan kadar hemoglobin ibu hamil dengan kejadian
persalinan prematur di RSUP H. Adam Malik dan RS Tk II Putri
Hijau Medan tahun 2011-2013
1.4
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. RSUP H. Adam Malik dan RS Tk II Putri Hijau dimana sebagai pelayan
kesehatan dapat mencegah anemia pada ibu hamil dan dapat
menatalaksana anemia pada ibu hamil secara tepat
2. Masyarakat agar dapat menyadari pentingnya asuhan prenatal pada ibu
hamil
3. Pelayan kesehatan dan ibu hamil agar dapat mengetahui dampak kadar
hemoglobin ibu terhadap masa gestasi kehamilan
4. Untuk menjadi bahan referensi dan masukan pada penelitian-penelitian
selanjutnya
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Persalinan prematur adalah persalinan yang berlangsung pada umur
kehamilan antara 20 sampai menjelang 37 minggu yang ditandai dengan
munculnya kontraksi uterus dengan intensitas dan frekuensi yang cukup untuk
menyebabkan penipisan dan dilatasi serviks (Ross, 2013). Menurut WHO (2013),
persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan genap
37 minggu.
Persalinan prematur adalah masalah global yang terjadi di berbagai negara di
dunia. Di negara yang berpenghasilan rendah, 12% bayi dilahirkan prematur dan
di negara yang berpenghasilan tinggi bayi yang lahir prematur mencapai angka
9%. Sepuluh negara dengan kasus persalinan prematur tertinggi adalah India,
China, Nigeria, Pakistan, Indonesia, Amerika Serikat, Bangladesh, Filipina,
Republik Kongo, dan Brazil (WHO, 2013).
Prematuritas merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas
neonatus. Prematuritas berkaitan dengan morbiditas serta cacat pada anak dan
hampir seluruh kasus gangguan perkembangan neurologis (HTA Indonesia,
2010). Menurut WHO (2013), setiap tahun, 15 juta bayi dilahirkan sebelum usia
kehamilan 37 minggu dan lebih dari 1 juta bayi meninggal karena komplikasi
persalinan prematur.
Prevalensi persalinan prematur di Indonesia sendiri juga masih tinggi.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007, kematian
perinatal (usia 0-7 hari) 32,3% disebabkan oleh persalinan prematur.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, data indikator kesehatan provinsi yang
berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan menunjukkan bahwa proporsi kelahiran
prematur dengan BBLR pada tahun 2001 berkisar antara 0,54% (NAD), dan
6,90% (Sumatera Utara) (Rahayu, 2011)
Universitas Sumatera Utara
2
Persalinan prematur merupakan kelainan proses yang multifaktorial.
Kombinasi keadaan obstetrik, sosiodemografi, dan faktor medik mempunyai
pengaruh terhadap terjadinya persalinan prematur (Prawirohardjo, 2011). Kurang
lebih 30% persalinan prematur tidak diketahui penyebabnya. Sedangkan 70%
sisanya, disumbang oleh beberapa faktor seperti kehamilan ganda (30% kasus),
infeksi genitalia, ketuban pecah dini, perdarahan antepartum, inkompetensia
serviks, dan kelainan kongenital uterus (20-25%). Sisanya 15-20% sebagai akibat
hipertensi dalam kehamilan, pertumbuhan janin terhambat, kelainan kongenital
dan penyakit-penyakit lain selama kehamilan. Selain itu, terdapat sejumlah
morbiditas yang turut berperan dalam terjadinya persalinan prematur, misalnya
anemia (HTA Indonesia, 2010).
Salah satu tujuan dari Millennium Development Goals (MDGs) adalah
meningkatkan kesehatan ibu, dimana diharapkan agar angka kematian ibu
menurun sebesar tiga perempatnya antara 1990 dan 2015. Namun, berdasarkan
data yang didapat, Indonesia tidak akan bisa mencapai target ini. Dan salah satu
keadaan yang dapat meningkatkan mortalitas ibu adalah anemia selama kehamilan
(Stalker, 2008).
Menurut Zhang et al. (2009), anemia dapat meningkatkan risiko persalinan
prematur. Kadar hemoglobin ibu hamil yang rendah dapat menyebabkan hipoksia
kronik yang akan memicu respon stres sehingga dapat menginisiasi persalinan
prematur.
Anemia secara fungsional dapat didefinisikan sebagai penurunan jumlah
massa eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa
oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer (Bakta, 2009).
Sukrat et al. (2013) menyatakan bahwa di dunia, anemia menjadi gangguan
nutrisi yang paling umum terjadi selama proses kehamilan. Prevalensi anemia
pada ibu hamil diperkirakan 41,8% dimana paling banyak terjadi di Afrika.
Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia juga masih cukup tinggi.
Berdasarkan Riskesdas (2013), prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 37,1%.
Berdasarkan Profil Kesehatan Sumatera Utara tahun 2010, hasil survei
anemia yang dilakukan di 4 kota di Sumatera Utara yaitu Kota Medan, Binjai,
Universitas Sumatera Utara
3
Deli Serdang, dan Langkat diketahui bahwa 40,5% wanita hamil mengalami
anemia (Dhamayani, 2014).
Menurut Bakta (2009), parameter untuk menunjukkan keadaan anemia
adalah penurunan kadar hemoglobin, hematokrit atau hitung retikulosit. Di antara
semua parameter tersebut, hemoglobin adalah parameter yang paling sering
digunakan.
Berdasarkan data dan uraian penelitian di atas, peneliti menyadari bahwa
kondisi kehamilan seorang ibu sangat berperan penting terhadap perkembangan
janin. Sejumlah morbiditas pada ibu akan berdampak pada pertumbuhan janin dan
juga masa gestasi kehamilan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai hubungan kadar hemoglobin ibu hamil terhadap persalinan
prematur pada ibu hamil di RSUP H. Adam Malik Medan dan rumah sakit
jejaring FK USU, yaitu RS Tk II Putri Hijau. RSUP H. Adam Malik dipilih
menjadi tempat penelitian karena merupakan rumah sakit rujukan pusat dengan
harapan peneliti mendapatkan banyak pasien di rumah sakit ini dan RS Tk II Putri
Hijau juga dilibatkan untuk menambah jumlah sampel penelitian.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini ialah apakah ada hubungan kadar
hemoglobin ibu hamil terhadap kejadian persalinan prematur di RSUP Haji Adam
Malik dan rumah sakit jejaring FK USU Medan?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui apakah ada hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil
terhadap kejadian persalinan prematur di RSUP H. Adam Malik Medan dan
rumah sakit jejaring FK USU tahun 2011-2013.
Universitas Sumatera Utara
4
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui kadar hemoglobin pada ibu hamil di RSUP H.
Adam Malik dan RS Tk II Putri Hijau Medan tahun 2011-2013
2.
Untuk mengetahui jumlah kejadian persalinan prematur di RSUP H.
Adam Malik dan RS Tk II Putri Hijau Medan tahun 2011-2013
3.
Menganalisis hubungan kadar hemoglobin ibu hamil dengan kejadian
persalinan prematur di RSUP H. Adam Malik dan RS Tk II Putri
Hijau Medan tahun 2011-2013
1.4
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. RSUP H. Adam Malik dan RS Tk II Putri Hijau dimana sebagai pelayan
kesehatan dapat mencegah anemia pada ibu hamil dan dapat
menatalaksana anemia pada ibu hamil secara tepat
2. Masyarakat agar dapat menyadari pentingnya asuhan prenatal pada ibu
hamil
3. Pelayan kesehatan dan ibu hamil agar dapat mengetahui dampak kadar
hemoglobin ibu terhadap masa gestasi kehamilan
4. Untuk menjadi bahan referensi dan masukan pada penelitian-penelitian
selanjutnya
Universitas Sumatera Utara