Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Kejahatan Perbankan

ABSTRAK

Kehidupan perekonomian manusia pada saat ini erat kaitannya dengan dunia
perbankan. Perbankan berfungsi sebagai penopang untuk membantu kebutuhan hidup
manusia dengan cara menjalankan usaha bank. Undang-undang No. 10 Tahun 1998
tentang Perbankan mendefinisikan bank sebagai badan hukum yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan/ atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Jenis tindak pidana di dunia perbankan
adalah yang berkaitan dengan perizinan (tindak pidana bank gelap), rahasia bank,
usaha bank, serta pengawasan dan pembinaan bank. Terhadap keempat jenis tindak
pidana tersebut erat hubungannya dengan perbuatan yang mungkin dilakukan oleh
pengurus ataupun pegawai bank itu sendiri, sehingga bagaimana dengan
pertanggungjawaban oleh pihak bank. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pertanggungjawaban pidana dalam tindak
pidana perizinan bank; 2. Bagaimana pertanggungjawaban pidana dalam tindak
pidana rahasia bank; 3. Bagaimana pertanggungjawaban pidana dalam tindak pidana
usaha bank; dan 4. Bagaimana pertanggungjawaban pidana dalam tindak pidana
pembinaan dan pengawasan bank.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian hukum dengan
menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan dalam melakukan

pengkajian pertanggungjawaban pidana dalam kejahatan perbankan. Sifat penelitian
adalah preskriptif, yaitu dengan mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan,
validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum dan norma-norma hukum. Kemudian
penelitian ini dibantu dengan ilmu terapan. Sebagai ilmu terapan, ilmu hukum
menetapkan standar prosedur, ketentuan-ketentuan dan rambu-rambu dalam
melaksanakan aturan hukum. Bahan hukum primer yang terinventarisasi terlebih
dahulu disistematisasikan sesuai dengan substansi yang di atur dengan
mempertimbangkan relevansinya terhadap rumusan masalah dan tujuan penelitian.
Melalui sistematisasi terhadap bahan hukum yang kompleks akan dapat ditemukan
norma hukumnya dan menerapkannya guna menyelesaikan problema hukum yang
dihadapi.
Dalam jenis tindak pidana perizinan bank, apabila dilakukan oleh badan
hukum berbentuk Perseroan Terbatas, Perserikatan, Yayasan atau Koperasi, maka
penuntutan terhadap badan-badan dimaksud dilakukan baik terhadap mereka yang
memberi perintah melakukan perbuatan itu atau yang bertindak sebagai pimpinan

Universitas Sumatera Utara

dalam perbuatan itu atau terhadap keduanya. Terhadap tindak pidana rahasia bank,
berlaku bentuk pertanggungjawaban pidana pengurus yang melakukan tindak pidana,

pengurus yang bertanggungjawab, meskipun korporasi terkait dengan tindak pidana
ini, maka tetap pengurus yang bersangkutan lah yang bertanggungjawab.
Pertanggungjawaban pidana atas terjadinya tindak pidana yang berkaitan dengan
usaha bank dapat dijatuhkan kepada anggota dewan komisaris, direksi, atau pegawai
bank yang dengan sengaja melakukan suatu tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 49 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Pembebanan
pertanggungjawaban pidana kepada korporasi dapat dilakukan dengan cara
mengidentifikasi tindak pidana yang dilakukan oleh orang yang mempunyai
hubungan langsung, status, dan/ atau otorita tertentu dari suatu korporasi. Hal yang
diidentifikasi adalah perbuatan, pelaku, pertanggungjawaban, serta kesalahan
korporasinya. Untuk tindak pidana pembinaan dan pengawasan bank, berlaku bentuk
pertanggungjawaban pidana pengurus yang melakukan tindak pidana, pengurus yang
bertanggungjawab serta korporasi yang melakukan tindak pidana, korporasi yang
bertanggungjawab. Pembebanan pertanggungjawaban pidana ini tentunya haruslah
memenuhi kedua unsur lainnya yakni adanya kesalahan atau sifat cela dalam
perbuatan tersebut serta tiadanya alasan penghapus pidana baik alasan pembenar
maupun alasan pemaaf.
Undang-Undang Perbankan sudah jelas mengatur siapa saja yang dapat
dimintai pertanggungjawaban pidana atas terjadinya tindak pidana terkait kejahatan
perbankan, akan tetapi belum jelas mengatur lebih spesifik mengenai alasan pemaaf

ataupun pembenar terhadap pelaku tindak pidana perbankan. Undang-Undang
Perbankan juga perlu dilakukan revisi terkait beralihnya beberapa tugas, fungsi, dan
wewenang Bank Indonesia kepada Otoritas Jasa Keuangan setelah dikeluarkannya
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK, serta guna menegaskan
berlakunya penerapan ultimum remedium dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998
tentang Perbankan.
Kata Kunci : Pertanggungjawaban Pidana, Kejahatan Perbankan.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Human economic life at this time is closely related to banking. Banking serves
as a crutch to help the needs of human life by running the bank business. Law No. 10
of 1998 defines a bank as a legal entity which collects funds from the public in the
form of savings and distribute them to the public in the form of loans and / or other
forms in order to improve the living standard of the people. Types of crime in the
banking world is related to licensing (the crime of illegal bank), bank secrecy, the
bank business, as well as the supervision and guidance of banks. The four types of
crimes are closely related to the actions that may be performed by officers or
employees of the bank itself, so what about the responsibility by the bank. The

problems discussed in this thesis are as follows: 1. How criminal responsibility in the
crime of bank licensing; 2. How criminal responsibility in the crime of bank secrecy;
3. How criminal responsibility in the crime of banking business; and 4. How criminal
responsibility in the crime of guidance and supervision of banks.
This type of research is conducted legal research by using the approach of
legislation in assessing criminal responsibility in banking crimes. The character of
research is prescriptive, i.e. by studying law purposes, the values of justice, the
validity of the rule of law, legal concepts and legal norms. Then this research assisted
with applied science. As an applied science, the science of law set the standard
procedures, rules and guidelines in implementing the rule of law. The primary legal
materials which be gathered in advance in accordance with the substance
systematized set to consider its relevance to the formulation of the problem and
research objectives. Systematization through the complex legal material would be
found legal norms and apply them to solve problems faced by law.
In this type of crime of bank licensing, if committed by a legal entity Limited
Liability Company, Union, Foundation or cooperative, then the prosecution against
the agencies referred to those who do good deeds that give orders or act as a leader
in the act or on both . Against the crime of bank secrecy, valid form of criminal
liability steward committing a crime, the board is responsible, even though the
corporation is associated with a criminal offense, the committee remains concerned

was responsible. Criminal responsibility for the occurrence of criminal offenses
relating to the business of the bank can be dropped to the commissioners, directors,
or employees of the bank who knowingly commit an offense referred to in Article 49
of Law No. 10 of 1998. The imposition of criminal responsibility to corporations can
be done by identifying the criminal acts committed by a person who has a direct
relationship, status, and / or specific authority of a corporation. It is an act that is
identified, actors, accountability, and corporate errors. For the crime of guidance
and supervision of banks, valid form of criminal responsibility steward committing a
crime, and corporate officials responsible for committing criminal offenses, the
corporation responsible. The imposition of criminal responsibility is certainly a must
satisfy the two other elements of an error or flaw in the nature of the act and the
absence of a good reason for removal of criminal justification or an excuse.

Universitas Sumatera Utara

Banking Act already clearly set who can be held accountable criminally
responsible for criminal acts related to bank fraud, but has not been clearly set more
specific about excuses or justification for criminal banking. Banking Act also needs
to be revised related shift some tasks, functions, and authority of Bank Indonesia to
the Financial Services Authority after the issuance of Law No. 21 Year 2011 on the

FSA, as well as to highlight the application of ultimum remedium the enactment of
Law No. 10 of 1998.
Keywords: Criminal Responsibility, Crime Banking.

Universitas Sumatera Utara