Analisis Kontrastif Letak Kata Keterangan Waktu Dalam Kalimat Bahasa Indonesia Dan Bahasa Mandarin Pada Novel Putri Huan Zhu I Karya Chiung Yao

Penelitian mengenai kata keterangan sudah banyak dilakukan oleh
peneliti-peneliti sebelumnya, baik di dalam bahasa Indonesia, bahasa Mandarin,
bahasa Inggris dan bahasa lainnya di dunia. Tetapi sepanjang pengetahuan
penulis, belum ada penelitian yang membandingkan persamaan dan perbedaan
letak kata keterangan waktu yang menunjukkan berlangsungnya suatu peristiwa
dalam waktu tertentu dalam kalimat bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin.
Bedanya dengan penelitian Sinurat adalah dalam penelitian ini penulis
menggunakan contoh–contoh kata yang menunjukkan kata keterangan waktu,
sedangkan Sinurat menggunakan kata keterangan penanda waktu atau di sebut
juga modalitas, data yang di ambil penulis dari novel Putri Huan Zhu I yang asli
dan terjemahan karya Chiung Yao, sedangkan pada penelitian

Sinurat

menggunakan buku tata bahasa.
Di dalam penelitian ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian ataupun bukubuku yang berkaitan tentang kata keterangan dalam bahasa Indonesia dan bahasa
Mandarin. Penulis mengambil beberapa jurnal, skripsi dan makalah yang
berkaitan dengan dalam bahasa analisis kata keterangan waktu bahasa Indonesia
maupun bahasa Mandarin, sebagai berikut:
Menurut Chaer (2006:162) kata keterangan adalah kata–kata yang
digunakan untuk menerangkan atau memberi penjelasan pada kalimat atau bagian

kalimat lainnya, yang sifatnya tidak menerangkan keadaan atau sifat ”.
Sinurat (2007) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Kontrastif Kata
Keterangan Waktu dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Mandarin” menguraikan

13

dan memaparkan tentang adanya persamaan dan perbedaan penggunaan kata
keterangan waktu dari kedua bahasa, semua jenis kata keterangan waktu yang
digunakan dalam kalimat, baik kata keterangan waktu dalam bahasa Indonesia dan
shijian fuci dalam bahasa Mandarin. Tulisan ini memberi kontribusi berupa uraian
mengenai analisis kontrastif.
Li Luo dalam Diana ( 2009), melakukan penelitian dengan judul 现代汉
语程度副词

词结构的语义分析. Luo li menjelaskan mengenai struktur kata

keterangan-kata benda yang dibagi berdasarkan tiga karakteristik. Dalam skripsi
ini belum pasti terdapat perbedaan dan persamaan kata keterangan.
Sheng
史记列传副词


Chen

dalam

Sinurat

(

2007

)

dengan

judul

面描写定量定性分析. Di dalam penelitiananya, Chen Hai kata

keterangan china kuno dan moderen. Perkembangan kehidupan menghasilkan

adanya perbedaan pengunaan kata keterangan dari zaman kuno sampai zaman
moderen. Chen Hai Sheng juga menguraikan jenis–jenis kata keterangan dan
fungsinya dalam kalimat.
Putrayasa (2008) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Kalimat
(Fungsi,

Kategori,

dan

Peran)”

menguraikan

tentang

fungsi

kalimat,


mendeskripsikan pola kalimat dasar bahasa Indonesia menurut Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia. Dengan melihat berupa rujukan pada kajian sebelumnya, hal ini
memudahkan penulis untuk menganalisis letak kata keterangan waktu dalam
kalimat bahasa Indonesia sesuai pola kalimat dasar yang baik dan benar.

14

2.2 Konsep
Konsep menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah gambaran mental
suatu objek, proses, ataupun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal
budi untuk memahami hal–hal lain.
2.2.1 Analisis Kontrastif
Analisis kontrastif menurut Tarigan (1992: 4) menjelaskan bahwa:
“Analisis kontrastif, berupa prosedur kerja, adalah aktvitas atau kegiatan
yang mencoba membandingkan struktur B1 dengan struktur B2 untuk
mengidentifikasikan perbedaan-perbedaan diantar kedua bahasa. Perbedaaanperbedaan antara dua bahasa yang diperoleh dan dihasilkan melalui Anakon, dapat
digunakan sebagai landasan dalam meramalkan atau memprediksi kesulitankesulitan atau kendala-kendala belajar berbahasa yang akan dihadapi oleh para
siswa di sekolah, terlebih-lebih dalam belajar B2. B1 yang dimaksud di sini
adalah bahasa pertama atau bahasa asal, sedangkan B2 adalah bahasa kedua atau
bahasa target ”.

Menurut Herawaty (2012: 1) “Analisis Kontrastif (Contrastive Analysis)”
adalah sebuah metode yang digunakan yang digunakan dalam mencari suatu
perbedaan antara bahasa pertama (B1) dan bahasa target (B2) yang sering
membuat pembelajar bahasa kedua mengalami kesulitan dalam memahami suatu
materi bahasa kedua yang dipelajarinya tersebut”. Dengan adanya analisis
kontrastif ini diharapkan pembelajar dapat memahami bahasa kedua atau bahasa
asing dengan lebih mudah. Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa analisis kontraksif
memandingkan dua bahasa dari segala komponennya secara sinkronik sehingga
ditemukan perbedaan-perbedaan dan kemiripan-kemiripan yang ada. Dari hasil

15

temuan itu ditemukan adanya penyimpangan. Pelanggaran atau kesalahan yang
mungkin dilakukan oleh para dwibahasawan.
Ridwan (1998: i) mendeskripsikan linguistik atau analisis kontrastif
(LK,AK) sebagai suatu metode penganalisisan linguistik yang berusahaan
mendeskripsikan, membuktian dan menguraikan perbedaan atau persamaan
aspek-aspek kebahasaan dari dua bahasa atau lebih yang dibandingkan. Bahasabahasa yang dibandingkan tersebut sebagai bahasa bersentuhan (languagesincontact). Tujuan atau sasaran analisis kontraktif sendiri adalah untuk
menemukan prinsip-prinsip kebahasaan yang bermanfaat untuk diterapkan dalam
tujuan-tujuan praktis khususanya bagi keperluan pengajaran, pembelajaran dan

penerjemahan.
Kemudian dijelaskan lebih mendalam oleh Ridwan (1998:17) bahwa ,
“Analisis atau linguistik komparatif mempunyai perbedaan dan persamaan dengan
analisis atau linguistik kontrastif. Namun keduanya saling mendukung analisis
atau linguistik kontraktif akan lebih kuat dan mendalam apabila didukung data
yang diperoleh melalui studi komparatif. Analisis komparatif mengacu pada
kemiripan (“resemblances‟‟) dan sumber atau asal (“origins”) bahasa tertentu
sedangkan analisin kontrastif mengacu pada korespondensi antara aspek-aspek
dalam bahasa yang dibandingkan. Sifat-sifat keuniversalan kebahasaan diperlukan
untuk analisis kompratif maupun kontrastif . Aspek keterkaitan histori diperlukan
untuk analisis komperatif tetapi kurang diperlukan untuk analisis kontrakstif ”.

Berdasarkan pendapat Ridwan di atas dapat disimpulkan perbedaan analisis
kontrastif dan analisis komperatif dapat dilihat dalam bagan berikut:
Karakteristik Analisis Kontrastif

Karakteristik Analisis Komperatif

16


Membandingkan

struktur

bahasa yang tidak serumpun

dua Membandingkan stuktur dua bahasa
yang serumpun

Membandingkan dua bahasa yang Membandingkan dua bahasa dari
sezaman( bersifat sinkronis)
Dilakukan

demi

zaman ke zaman (bersifat diakornis)

kepentingan Dilakukan

demi


penemuan

bahasa

language)

serta

pengajaran bahasa

kepentingan
awal

(origin

penentuan

arah


penyebaran bahasa
Table 1. Perbedaan analisis kontrastif dan analisis komperatif
2.2.2 Kata
Kata adalah bagian terkecil dari bahasa. Kata juga merupakan dasar dari
pembentukan sebuah kalimat. Menurut Suparto ( 2003: 21), kata adalah bagian
terkecil dari bahasa yang mempunyai arti dan dapat berdiri sendiri. Kata adalah
dasar dari pembentukan kalimat. Misalnya kalimat yang ada di bawah ini :
1. 他 | 从 | 明天


| 起 | 骑车 | 学院

cóng míngtiān qǐ

( 6 kata )

qí chē xuéyuàn.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kata adalah satuan
bebas yang paling kecil yang terdiri dari satu atau beberapa morfem. Menurut

Chaer (2006: 86) dalam skripsi Sinurat pembagian jenis kata di dalam bahasa
Indonesia kata di bagi atas lima belas macam yaitu: kata benda, kata ganti, kata
kerja, kata sifat, kata sapaan, kata penunjuk, kata bilangan, kata penyangkal, kata

17

depan, kata penghubung, kata keterangan, kata tanya kata seru, kata sandang, dan
kata partikel.

2.2.3 Kata Keterangan
Salah satu fungsi sintaksis dalam kalimat adalah keterangan (adverbial)
yang mana bertugas untuk membatasi acuan konstruksi yang bergabung
dengannya. Meskipun tugas pelengkap, namun pada umumnya pelengkap wajib
hadir untuk melengkapi konstruksinya, sedangkan keterangan tidak. Selain itu,
keterangan biasanya bebas letaknya, sedangkan pelengkap selalu di belakang
verba beserta objeknya. Cakupan semantis keterangan/adverbia lebih luas yaitu
untuk mewatasi unsur-unsur kalimat atau seluruhnya kalimat. Dalam keterangan
ada yang menyatakan alat, tempat, cara, waktu, kesertaan, atau tujuan (Alwi, dkk
2000:36).
Kata keterangan (adverbia) adalah kategori yang dapat mendampingi

adjektiva, numeralia, atau preposisi dalam kontruksi sintaksis (Kridalaksana,
1994: 78). Kata keterangan adalah kata yang menerangkan (a) kata kerja dalam
segala fungsinya, (b) kata keadaan dalam segala fungsinya, (c) kata keterangan,
(d) kata bilangan, (e) predikat kalimat, tidak peduli jenis kata apa predikat itu, dan
(f) menegaskan subjek dan predikat kalimat (Ramlan, 1991). Berdasarkan
beberapa pandangan tersebut, dapat dikatakan bahwa kata keterangan adalah kata
yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikat, atau kalimat.

18

Cara penggolongan kata keterangan bermacam-macam tergantung dari
sumber rujukan yang digunakan. Berikut salah satu cara pembagian kata
keterangan.


Kata keterangan alat. Misalnya: dengan.



Kata keterangan kesertaan. Misalnya: bersama.



Kata keterangan perlawanan. Misalnya: meskipun.



Kata keterangan tujuan. Misalnya: untuk.



Kata keterangan sebab. Misalnya: karena.



Kata keterangan akibat. Misalnya: maka.



Kata keterangan waktu. Misalnya: kemarin.



Kata keterangan tempat. Misalnya: sana.



Kata keterangan syarat. Misalnya: jika.



Kata keterangan derajat. Misalnya: sedikit, banyak.



Kata keterangan keadaan. Misalnya: sungguh-sungguh.



Kata keterangan kepastian. Misalnya: mungkin.

2.2.4 Kata Keterangan Waktu
Kata keterangan waktu bahasa Indonesia secara tata bahasa Tradisional
ditempatkan sebagai satu jenis kata keterangan. Keterangan waktu dapat berupa
kata, frasa, atau anak kalimat. Kata keterangan waktu tidak lain adalah suatu kata

19

atau kelompok yang menduduki suatu fungsi tertentu, yaitu fungsi untuk
menerangkan waktu atau kapan kejadian suatu peristiwa terjadi (Keraf, 1984 : 72).

2.2.4.1 Kata Keterangan Waktu dalam Bahasa Indonesia
Kata keterangan waktu adalah kata-kata yang digunakan untuk
menerangkan waktu, kapan kejadian atau peristiwa itu terjadi. Tidak jauh berbeda
seperti yang diungkapkan oleh Keraf (1984: 72) kata keterangan waktu adalah
keterangan yang menunjukkan atau menjelaskan berlangsungnya suatu peristiwa
dalam suatu bidang waktu.
Yang termasuk kedalam kata keterangan waktu adalah: sekarang,
nanti,hari ini, kemarin, besok, lusa, pagi , siang, malam, minggu depan, bulan
depan, tahun depan, nama – nama hari, bulan, tanggal, pukul berapa, kemudian,
sesudah itu, saat ini, nama-nama hari besar dalam kalender, sebentar, sebelum
itu semalam, tadi, selalu, setiap hari, setiap saat, tidak pernah, segera, sudah,
lalu, sebelumnya, akhir-akhir ini.

Contoh kalimat penulis :


Kemarin saya pergi ke Jakarta



Bapak sudah makan tadi



Pukul tujuh lalu lintas ramai

20



Hari ini adik tidak ke sekolah karena sakit.



Mereka menikah tahun ini di Beijing.



Paman datang dari kampung besok.



Rumah kami semalam banjir.



Akhir-akhir ini beliau malas bekerja

2.2.4.2 Kata Keterangan Waktu dalam Bahasa Mandarin
Kata keterangan waktu di dalam kalimat bahasa mandarin juga berperan
penting dalam keutuhan kalimat tersebut. Salah satu unsur pembentukan kalimat
di dalamnya terdapat kata keterangan.
Kata keterangan atau adverbia dalam bahasa Mandarin disebut dengan fuci
副词. Fuci adalah kata yang digunakan untuk menerangkan kata kerja atau kata
sifat, untuk menyatakan waktu, ruang lingkup, derajat, frekuensi, kepastian, nada,
dan keadaan ( Suparto, 2003:127).

Contohnya:


Chūntiān

Musim Semi

春节

Chūnjié

Festival Musim Semi



Yuándàn

Tahun Baru

中秋

Zhōngqiū

setelah itu

21

Zǎochén

pagi sekali

Jīnniān

Tahun ini



Míngtiān

Besok



Zhōumò

Akhir pekan



lái nián

tahun depan



lái rì

yang akan datang

Gāngcái

Baru saja



Zuótiān

Kemarin

课外

Kèwài

Pulang sekolah

目前

Mùqián

Saat ini

开端

Kāiduān

Mulai

开始

Kāishǐ

Mulai

现在

Xiànzài

Sekarang

星期

Xīngqítiān

Minggu



Wǎnshàng

Malam

早晨



Table 2 Kata keterangan waktu Bahasa Mandarin
Keterangan waktu menyatakan kapan suatu tindakan terjadi, kapan
munculnya suatu keadaan. Biasanya berupa kata keterangan, kata benda yang
menyatakan waktu, frasa kata depan, atau kata lain yang menyatakan waktu.
Biasanya kata keterangan diletakkan di depan kata kerja dan kata sifat.
Keterangan waktu dapat di letakkan di kata kerja dan kata sifat atau di depan
subjek. (Youngxin, 2005: 48)
Contoh:
1) 今

我要毕业回国。

(Jīnnián wǒ yào bìyè huíguó)
Tahun ini aku akan pulang ke rumah setelah lulus

22

2) 昨

他从上海回北京了。

(Zuótiān tā cóng shànghǎi huí běijīng le )
Kemarin dia dari Shanghai kembali ke Beijing.
3) 他从明天起骑车学院

(Tā cóng míngtiān qǐ qí chē xuéyuàn )
Dia besok naik sepeda ke sekolah

2.2.5 Kalimat
Kalimat biasanya di definisikan sebagai susunan kata-kata yang memiliki
pengertian yang lengkap. Artinya, di dalam kalimat itu ada unsur subjek (S),
yakni unsur yang di bicarakan. Ada unsur predikat (P), yakni unsur yang
menyatakan apa yang di lakukan oleh unsur S atau apa yang dialami oleh unsur S
itu. Mungkin ada unsur objek (O), yakni unsur sasaran dari tindakan yang di
lakukan oleh unsur S. Lalu mungkin juga ada unsur keterangan (K), yakni unsur
yang menerangkan tentang waktu, tempat, cara, dan sebagainya. (Chaer, 2010: 36)
. Nah berikut merupakan pengertian secara singkat namun jelas mengenai jabatan
kalimat tersebut.

A. Subjek

23

Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek
menentukan kejelasan makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat, dapat
mengaburkan makna kalimat. Keberadaan subjek dalam kalimat berfungsi:

1. Membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat
majemuk.
2. Memperjelas makna.
3. Menjadi pokok pikiran.
4. Menegaskan makna.
5. Memperjelas pikiran ungkapan.
6. Membentuk kesatuan pikiran.

Ciri-ciri subjek :

1. Jawaban apa atau siapa.
2. Didahului kata bahwa.
3. Berupa kata atau frasa benda (nomina).
4. Disertai dengan kata ini atau itu .
5. Disertai pewatas yang.
6. Kata sifat didahului kata si atau sang: si cantik, si hitam, sang perkasa.
7. Tidak didahului preposisi: di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dari,
menurut, berdasarkan, dan lain-lain.
8. Tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat dengan kata
bukan.

24

B. Predikat

Seperti halnya dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan muncul secara
eksplisit. Keberadaan predikat dalam kalimat berfungsi:

1. Membentuk kalimat dasar, kalimat tunggal, kalimat luas, kalimat
majemuk.
2. Menjadi unsur penjelas, yaitu memperjelas pikiran atau gagasan yang
diungkapkan dan menentukan kejelasan makna kalimat.
3. Menegaskan makna.
4. Membentuk kesatuan pikiran.
5. Sebagai sebutan.

Ciri-ciri predikat :

1. Jawaban mengapa, bagaimana.
2. Dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan.
3. Dapat didahului keterangan aspek: akan, sesudah, sedang, selalu, hampir.
4. Dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya, mesti,
selayaknya, dan lain-lain.
5. Tidak didahului kata yang, jika didahului yang predikat berubah fungsi
menjadi perluasan subjek.
6. Didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni.
7. Predikat dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat atau kata bilangan.

C. Objek

25

Subjek dan predikat cenderung muncul secara eksplisit dalam kalimat, namun
objek tidaklah demikian halnya. Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada
jenis predikat kalimat serta ciri khas objek itu sendiri. Predikat kalimat yang
berstatus transitif mempunyai objek. Biasanya, predikat ini berupa kata kerja
berkonfiks me-kan, atau me-i, misalnya: mengembalikan, mengumpulkan; me-i,
misalnya: mengambili, melempari, mendekati. Dalam kalimat, objek berfungsi:

1. Membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif.
2. Memperjelas makna kalimat.
3. Membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran.

Ciri-ciri objek :

1. Berupa kata benda.
2. Tidak didahului kata depan.
3. Mengikuti secara langsung di belakang predikat transitif .
4. Jawaban apa atau siapa yang terletak di belakang predikat transitif.
5. Dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat itu dipasifkan.

D. Keterangan

Keterangan kalimat berfungsi memperjelas atau melengkapi informasi
pesan-pesan kalimat. Tanpa keterangan, informasi menjadi tidak jelas. Hal ini
dapat dirasakan kehadirannya terutama dalam surat undangan, laporan penelitian,
dan informasi yang terkait dengan tempat, waktu, sebab, dan lain-lain.

26

Ciri-ciri keterangan :

1. Bukan unsur utama kalimat, tetapi kalimat tanpa keterangan, pesan
menjadi tidak jelas, dan tidak lengkap.
2. Tempat tidak terikat posisi, pada awal, tengah, atau akhir kalimat.
3. Dapat berupa: keterangan waktu, tujuan, tempat, sebab, akibat, syarat,
cara, posesif (posesif ditrandai kata meskipun, walaupun, atau biarpun),
dan pengganti nomina (menggunakan kata bahwa).

2.3 Landasan Teori
Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yakni mendeskripsikan persamaan
dan perbedaan penggunaaan kata keterangan waktu berdasarkan letak kata
keterangan waktu dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin di dalam kalimat
pada novel Putri Huan Zhu I, maka landasan teori yang dipakai oleh penulis
adalah teori sintaksis . Untuk menganalisa mengenai letak kata keterangan waktu
bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin menggunakan kajian linguistik kontrastif,
yang bertujuan untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan dari dua bahasa
yang berbeda.

2.3.1 Sintaksis

27

Sintaksis menurut Ramlan (1981:1 ) adalah bagian atau cabang dari ilmu
bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, frase. Sintaksis
adalah cabang tata bahasa mengenai studi penyusunan kata-kata dalam kalimat
dan alat yang dapat menunjukan hubungan seperti itu, misalnya urutan kata atau
infleksi. Sintaksis adalah cabang tata bahasa mengenai studi penyusunan kata-kata
dalam kalimat-kalimat dan alat yang dapat menunjukkan hubungan seperti itu.
Misalnya urutan kata atau infleksi.
Sintaksis dalam bahasa Mandarin adalah kalimat ditunjukkan sebagai
deretan kata-kata, dan gramatika menyangkut struktur dan pola-pola yang teratur
dalam kalimat. Dengan menganggap kata sebagai satuan gramatika. Jadi,
gramatika menganalisis hubungan timbal balik yang berpola antara kata yang satu
dengan kata yang lain dalam sebuah bahasa, dan membahas kaidah-kaidah yang
sistematis dari hubungan timbal balik tersebut. Bidang yang menangani analisis
hubungan timbal balik dari kata-kata ini dinamakan Sintaksis. Sintaksis Jùfǎ 句法
merupakan bagian terpenting dari gramatika ( tata bahasa ) Yǔfǎ 语法.
Bahasa Tionghoa tidak memiliki variasi bentuk bahasa. Sering terjadi
kerancuan antar Sintaksis 句 法 dengan Gramatika 语 法 , sehingga muncul
pertanyaan bahasa Tionghoa tidak memiliki gramatika. Andaikata sebuah bahasa
tidak memiliki gramatika dan tidak mempunyai pengurutan yang sistematis untuk
kata-katanya dalam kalimat, bahasa tersebut tidak akan bisa dipelajari oleh
penutur asli atau penutur asing.

28

2.3.2 Analisis Kontrastif
Secara umum memahami pengertian analisis kontrastif dapat ditelusuri
melalui makna kedua kata tersebut. Analisis diartikan sebagai semacam
pembahasan atau uraian. Yang dimaksud dengan pembahasan adalah proses atau
cara membahas yang bertujuan untuk mengetahui sesuatu yang memungkinkan
dapat mengetahui inti permasalahannya. Permasalahan yang ditemukan itu
kemudian dikupas, dikritik, diulas dan akhirnya disimpulkan untuk dipahami.
Moeliono (1988 : 32) menjelaskan bahwa analisis adalah penguraian suatu pokok
atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan
antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti
keseluruhan.
Sedangkan kontrastif diartikan sebagai perbedaan atau pertentangan antara
dua hal. Perbedaan inilah yang menarik untuk dibicarakan, diteliti, dipahami.
Moeliono menjelaskan bahwa kontrastif diartikan sebagai perbedaan. Istilah
kontrastif lebih dikenal dalam ranah kebahasaan (linguistik). Sehubungan dengan
ini kemudian muncul istilah linguistik kontrastif yang merupakan cabang ilmu
bahasa.

Linguistik

kontrastif

membandingkan

dua

bahasa

dari

segala

komponennya secara sinkronik sehingga ditemukan perbedaan-perbedaan dan
kemiripan-kemiripan yang ada. Dari hasil penemuan itu dapat diduga adanya
penyimpangan - penyimpangan, pelanggaran -

pelanggaran, atau kesalahan-

kesalahan yang mungkin dilakukan para dwibahasawan (orang yang mampu
menggunakan dua bahasa secara baik).

29

Analisis Kontrastif

yang juga disebut analisis bandingan merupakan

kajian linguistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan
dua bahasa yang berbeda. Pendeskripsian dan persamaan tersebut, akan
bermanfaat untuk pengajaran kedua bahasa, sebagai bahasa ke dua (bahasa asing).
Suatu metode analisis pengkajian kontrastif ini menunjukan kesamaan dan
perbedaan antara dua bahasa dengan tujuan untuk menemukan prinsip yang dapat
diterapkan pada masalah praktis dalam pengajaran bahasa atau terjemahannya.
Kesimpulannnya linguistik kontrastif merupakan salah satu cabang
linguistik yang fungsinya mengontraskan dua bahasa atau lebih tidak serumpun
dan linguistik kontrastif dapat membantu kesulitan yang mungkin dialami
seseorang dalam mengajarkan bahasa yang berbeda rumpun bahasanya, ataupun
bagi seseorang yang belajar bahasa asing yang rumpun bahasanya berbeda.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

30