Analisis Margin Pemasaran Daging Ayam Ras Petelur Afkir di Pasar Tradisional Kabupaten Dairi

TINJAUAN PUSTAKA
Geografis Kabupaten Dairi
Kabupaten Dairi adalah sebuah Kabupaten di provinsi sumatera utara,
Indonesia. Ibu kotanya ialah Sidikalang. Kabupaten Dairi merupakan salah satu
dari 33 Kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah
192.780 hektare, yaitu sekitar 2,69% dari luas Provinsi Sumatera Utara
(7.160.000 hektare) yang terletak di sebelah barat laut Provinsi Sumatera Utara.
Pada

umumnya

Kabupaten

Dairi

berada

pada

ketinggian


rata-rata

700 s.d. 1.250 m di atas permukaan laut, dengan 15 kecamatan. Jumlah penduduk
Kabupaten Dairi akhir tahun 2004 adalah sebanyak 271.521 jiwa dengan
banyaknya rumah tangga sebesar 59.197. Penyebaran penduduk tersebut tidak
merata di 14 kecamatan definitif. Batas wilayah Kabupaten Dairi sebelah utara
berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara dan Kabupaten Karo, bagian
selatan berbatasan dengan Kabupaten Pakpak Bharat, Bagian barat berbatasan
dengan Kabupaten Aceh Selatan, bagian timur berbatasan dengan Kabupaten
Toba Samosir. Kecamatan di Kabupaten Dairi ada 15 yaitu: Kecamatan Berampu,
Gunung Sitember, Lae parira, Parbuluan, Pegagan Hilir, Sidikalang, Siempat
Nempu, Siempat Nempu Hulu, Siempat Nempu Hilir, Silahisabungan, Silima
Pungga-pungga, Sitinjo, Sumbul, Kecamatan Tanah Pinem, Kecamatan
Tigalingga (BPS Kabupaten Dairi, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Gambar 1. Letak Kabupaten Dairi

Daging Ayam Ras Petelur Afkir

Ayam petelur yang tak produktif lagi (dikenal sebagai layer afkir) akan dijual
untuk dimanfaatkan dagingnya. Biasanya ayam jenis ini disembelih setelah
berusia 90 minggu dan memiliki berat sekitar 1,8 kg. Ayam afkir sebenarnya
ayam yang bukan tipe pedaging tetapi dijual sebagai ayam potong karena
pertimbangan efisiensi dan ekonomis. Umumnya jenis ayam ini berasal dari ayam
petelur betina yang karena produksi telurnya sudah berkurang atau sudah berhenti
lalu dipotong untuk diambil dagingnya. Ciri umum ayam afkir adalah tulang
pinggul tebal, tumpul dan kaku, dagingnya liat/keras, bentuk badannya segitiga
dengan bagian perut besar dan penuh lemak. Dagingnya tidak terlalu empuk
dibanding ayam pedaging, kulit dan kakinya juga berwarna kuning. Karena
harganya relatif lebih murah daripada ayam broiler ayam afkir sering dipilih
pedagang soto ayam, ayam bakar atau ayam goreng (Rahmadianti, 2014).

Universitas Sumatera Utara

Ayam ras, buras dan ayam petelur afkir, ketiga jenis ayam ini memiliki kesamaan,
yaitu daging paha mentahnya lebih keras dibandingkan daging dadanya yang
berserat pendek. Tetapi daging ayam afkir lebih liat dibandingkan daging ayam
ras dan negeri kekerasan daging paha mentah berturut-turut ayam broiler, ras dan
afkir adalah 20, 30 dan 52, Sedangkan daging dadanya 47, 51 dan 74. Perbedaan

ini disebabkan kandungan air ayam broiler sangat tinggi vaitu 70 persen.
Sedangkan ayam afkir selain umurnya yang lebih tua, kandungan airnya juga
hanya 60-65 persen. Setelah direbus, daging ayam memang menjadi lebih keras
dibandingkan ketika mentah (Fadhilhayat, 2010).
Kualitas kimiawi daging ayam petelur afkir cukup tinggi yaitu: kadar protein
19,85%, kadar lemak 1,20%, kadar mineral 1,05% dan dapat diandalkan sebagai
sumber protein hewani yang cukup tinggi (Sagala, 2007).

Gambar 2. Ayam ras petelur afkir dan daging ayam ras petelur afkir

Harga Daging Ayam Ras Petelur Afkir
Data Harga daging ayam ras Kabupaten Dairi dapat dilihat pada Tabel 1
di bawah ini :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1. Harga daging ras petelur afkir di Kabupaten Dairi
Tahun
Harga


2013
19.200

2014
30.000

2015
28.000

2016
39.000

Sumber : Daftar Harga Sumut (2016)

Harga ayam petelur afkir dari tahun ke tahun selalu mengalami perubahan, pada
tahun 2003 harga ayam hanya Rp 19.200,- dimana harga ini sangat baik bagi
konsumen, namun pada tahun 2014 mengalami kenaikan harga yang sangat tinggi
sebesar Rp10.800,- dan pada tahun berikutnya mengalami penurunan sebesar
Rp 2.000,- pada tahun 2016 diperkirakan harga ayam akam meningkat menjadi
Rp 39.000,-/ekor.


Permintaan Konsumen
Pada dasarnya permintaan menunjukkan hubungan antara harga dan
jumlah barang yang diminta. Hukum permintaan mengatakan bahwa apabila harga
suatu barang tinggi, maka jumlah barang yang diminta berkurang dan sebaliknya
apabila harga suatu barang rendah, maka jumlah barang yang diminta tinggi atau
banyak (Wijaya, 1991).
Permintaan masyarakat terhadap daging fluktuatif pada saat-saat tertentu,
permintaan masyarakat akan daging sangat tinggi pada saat hajatan, hari-hari
besar dan sebagainya. Terdapat kecendurungan permintaan terhadap danging
selalu ada setiap saat, karena potensi pasar cukup besar dalam peranannya sebagai
bahan baku pembuatan makanan lain (bakso, nugget, sosis, dan lain-lain).
Sehingga permintaan daging akan meningkat (Sudiyono, 2002).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Permintaan masyarakat tinggi terhadap suatu produk tertentu pada hari-hari
tertentu seperti: lebaran, tahun baru, dan bulan-bulan tertentu. Keadaan tersebut

Universitas Sumatera Utara


sangat menyulitkan program produksi ayam. Para peternak mencoba melakukan
program peningkatan produksi pada hari-hari besar tersebut. Namun, kesulitan
jika usai hari-hari besar tersebut dimana permintaan langsung menurun anjlok,
harga pun langsung merosot tajam (Supranto, 2011).
Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan
dan harga. Besarnya permintaan masyarakat atas suatu barang ditentukan oleh
banyak faktor yaitu: (1) Harga barang itu sendiri, (2) Harga barang lain, (3)
Pendapatan rumah tangga dan masyarakat, (4) Distribusi pendapatan dalam
masyarakat, (5) cita rasa masyarakat, (6) Jumlah penduduk, (7) Ramalan akan
keadaan dimasa yang akan datang (Suherman, 2015).
Permintaan terhadap suatu komoditas ditentukan oleh: harga komoditas itu
sendiri, Pendapatan, jumlah yang diinginkan (jumlah yang diminta) dan ramalan
dimasa mendatang (Sugiarto et al., 2005).

Penawaran
a. Pengertian
Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh pedagang pada suatu
pasar tertentu, pada periode tertentu dan pada tingkat harga tertentu. Keinginan
para penjual dalam menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga
ditentukan oleh beberapa faktor, yang penting adalah: harga, harga barang lain,

biaya faktor produksi, teknologi, tujuan perusahaan dan ramalan.

b. Hukum Penawaran
Hukum penawaran umumnya mengatakan semakin tinggi harga suatu barang,
semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para pedagang.

Universitas Sumatera Utara

Sebaliknya, semakin rendah harga suatu barang semakin sedikit jumlah barang
tersebut yang ditawarkan.

c. Kurva Penawaran
Kurva penawaran didefenisikan suatu kurva yang menunjukkan hubungan
antara harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang
ditawarkan. Kurva menggambarkan garis diagonal 45 derajat dari sudut kiri
bawah menuju sudut kanan atas, berarti perbandingan kuantitas barang yang
ditawarkan berbanding lurus atau konstan dengan harga barang. Pada kurva
penawaran dapat mengalami pergeseran hal ini disebabkan karena adanya faktorfaktor yang memengaruhi kurva penawaran itu sendiri. Pergeseran kurva
penawaran ditandai dengan bergeraknya kurva ke kanan atau sebaliknya (arah
kiri). Apabila kurva penawaran bergeser ke arah kanan mengartikan bahwa jumlah

penawaran pada barang tersebut mengalami kenaikan.

Gambar 3. Kurva penawaran Beras di Toko Untung Jaya

Universitas Sumatera Utara

Pemasaran
a. Pengertian
Secara umum pemasaran dianggap sebagai proses aliran barang yang terjadi
dalam pasar. Dalam pemasaran ini barang mengalir dari produsen ke konsumen
akhir yang disertai pnambahan guna bentuk melalui proses pengolahan, guna
tempat melalui proses pengangkutan dan guna waktu melalui proses
penyimpanan.dalam mendefinisikan proses pemasaran ini sangat tergantung posisi
seseorang yang terlibat dala proses pemasaran (Gusti, 2012).
Pada prinsipnya pemasaran adalah pengaliran barang dari produsen ke konsumen,
aliran barang tersebut bisa terjadi karena adanya pelaku pemasaran yang
tergantung dari system yang berlaku dan aliran barang yang dipasarkan (Fanani,
2000).
Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha/aktivitas
dengan tujuan untuk menyampaikan produk barang dan atau jasa dari produsen

(penghasil) ke konsumen (pemakai) akhir dan segala upaya yang telah dilakukan
untuk memperlancar kegiatan arus barang dan jasa tersebut untuk mewujudkan
permintaan yang efektif (Koltler, 2002).
b. Pelaku Pemasaran
Pelaku pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan
pemasaran, dan menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen kepada konsumen
akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya.
Pelaku pemasaran ini timbul karena adanya keinginan konsumen untuk
memperoleh komoditi yang sesuai dengan waktu, tempat dan bentuk yang
diinginkan oleh konsumen (Ramadhan, 2009).

Universitas Sumatera Utara

c. Saluran Pemasaran
Saluran tataniga adalah serangkaian lembga yang melakukan semua fungsi yang
digunakan untuk menyalurkan produk dan status kepemilikannya dari produsen ke
konsumen (Kotler, 2002).
Pelaku pemasaran dalam mengalirkan suatu produk dari produsen ke konsumen
berhubungan satu sama lain sehingga akan membentuk beberapa saluran
pemasaran.


Gambar 4. Saluran pemasaran beras di Tumpang
d. Margin Pemasaran
Margin pemasaran dapat didefenisikan dengan dua cara yaitu: 1) Marjin
pemasaran merupakan selisih antara harga yang dibayarkan konsumen dengan
harga yang diterima peternak, 2) Margin pemasaran merupakan biaya dari jasajasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan dan penawaran dari
jasa-jasa penawaran.

Universitas Sumatera Utara

Sementara itu margin pemasaran dikenal berbagai komponen yang terdiri dari:
i. Biaya-biaya yang diperlukan pelaku-pelaku pemasaran untuk melakukan
fungsi-fungsi pemasaran yang disebut biaya pemasaran atau biaya fungsional.
ii. Keuntungan (profit) pelaku pemasaran, pelaku-pelaku pemasaran

ini

membentuk distribusi marjin pemasaran.Pada umumnya produk yang berbeda
akan mempunyai jasa pemasaran yang berbeda (Suherman, 2015).
Besarnya marjin pemasaran tergantung dari panjang pendeknya pola pemasaran

yang digunakan. Semakin panjang pola pemasaran yang digunakan maka marjin
pemasaran akan semakin besar. Efisiensi pemasaran telur ayam ras yang
dilakukan peternak maupun lembaga perantara sudah termasuk efisien, yaitu
sebesar 86,7% (Mukson et al. 2005).
e. Bagian yang Diterima Peternak (Farmer Share)
Masalah pemasaran komoditi pertanian pada dasarnya adalah bagaimana
menyalurkan pruduk-produk pertanian dari produsen kepada konsumen dengan
harga yang wajar dan biaya pemasaran minimal, pemasaran hasil pertanian
ditinjau dari bagian harga yang diterima oleh petani (produsen) dikatakan efisien
apabila harga jual petani lebih dari 40% dari harga di tingkat konsumen (Downey
dan Erickson, 1992).
Strategi yang dapat dilakukan oleh produsen dan lembaga pemasaran untuk
meningkatkan efisiensi pemasaran adalah dengan memperluas pasar dan
memperkecil margin pemasaran. Strategi memperluas pasar dapat ditempuh
dengan memperbesar permintaan konsumen dan pelaksanaan pemasaran yang
tertata (Sudiyono, 2002).

Universitas Sumatera Utara