Analisis Kandungan Escherichia coli dan Zat Pewarna pada Minuman Bubble Drink yang Bermerek dan yang Tidak Bermerek Dibeberapa Pusat Jajanan di Kota Medan Tahun 2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia
yang harus dipenuhi dan diupayakan agar lebih tersedia dalam kualitas dan
kuantitas secara memadai dan tepat waktu. Salah satu bentuk makanan dan
minuman pada saat ini yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari
dan banyak dikonsumsi masyarakat dalam usaha pemenuhan gizi adalah makanan
jajanan. Makanan jajanan berupa makanan dan minuman yang disajikan atau
dijual di pinggir jalan atau tempat umum lainnya, sudah menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat baik di perkotaan maupun di
pedesaan (Mudjajanto, 2005).
Beberapa makanan dan minuman yang keamanan pangannya masih
diragukan adalah makanan dan minuman yang dijual oleh pedagang kaki lima
dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO ( Food
Asosiation Organization ) makanan jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima

ialah makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang tersebut
di tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan atau dikonsumsi
tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut (Judarwanto, 2008).
Undang-undang nomor 7 tahun 1996 menyatakan bahwa kualitas pangan

yang dikonsumsi harus memenuhi bebarapa kriteria, diantaranya adalah aman
(bebas dari cemaran biologis, mikrobiologis, kimia, logam berat, dan cemaran lain
yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia),

1

Universitas Sumatera Utara

2

bergizi, bermutu, dan dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat
(Mudjajanto, 2006).
Makanan dan minuman yang tercemar dapat terjadi pada semua tahap
yang dilalui terutama pada proses pengolahan. Hal ini dapat terjadi apabila cara
pengolahannya tidak ditangani dengan baik dan benar sehingga menyebabkan
makanan tercemar oleh mikroba dan akhirnya mengganggu kesehatan. Bahan
dasar untuk membuat minuman yang dijual pedagang adalah air, untuk itu air
yang dipergunakan harus memenuhi syarat kesehatan baik secara kualitas maupun
kuantitasnya (Entjang, 2000).
Escherichia coli atau biasa di singkat E. coli, merupakan salah satu jenis


spesies

utama

bakteri

gram

negatif

yang

temasuk

dalam

family

Enterobacteriaceae , berbentuk batang dan tidak membentuk spora di dalam


saluran pencernan hewan dan manusia. Escherichia coli adalah bakteri yang
merupakan bagian dari mikroflora yang secara normal ada dalam saluran
pencernaan manusia dan hewan berdarah panas. Escherichia coli termasuk ke
dalam bakteri heterotrof yang memperoleh makanan berupa zat oganik dari
lingkungannya karena tidak dapat menyusun sendiri zat organik yang
dibutuhkannya. Zat organik diperoleh dari sisa organisme lain. Bakteri ini
menguraikan zat organik dalam makanan menjadi zat anorganik, yaitu CO2, H2O,
energi, dan mineral. Di dalam lingkungan, bakteri pembusuk ini berfungsi sebagai
pengurai dan penyedia nutrisi bagi tumbuhan (Kusuma, 2010).
Escherichia coli juga merupakan bakteri indikator kualitas air karena

keberadaannya di dalam air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi

Universitas Sumatera Utara

3

oleh feses, yang kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen
lainnya. Escherichia coli juga mudah mencemari air sehingga kontaminasi bakteri

Escherichia coli pada makanan biasanya berasal dari kontaminasi air yang

digunakan.
Escherichia coli dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius

pada manusia, Arisman (2009). Keberadaannya di luar tubuh manusia menjadi
indikator sanitasi makanan dan minuman, apakah pernah tercemar oleh kotoran
manusia atau tidak. Keberadaan Escherichia coli dalam air atau makanan juga
dianggap memiliki korelasi tinggi dengan ditemukannya bibit penyakit (patogen)
pada pangan (Rahayu, 2007).
Selain permasalahan bakteri pada bidang pangan juga banyak terjadi
permasalahan konsumen khususnya, diantaranya yang paling mengkhawatirkan
masyarakat adalah kasus – kasus tentang masalah penyalah gunaan bahan
berbahaya pada produk pangan atau pun bahan yang diperbolehkan tetapi
melebihi batas yang telah ditentukan.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan suatu bahan pangan berwarna
antara lain dengan penambahan zat pewarna. FDA mendefinisikan pewarna
tambahan sebagai pewarna, zat warna atau bahan lain yang dibuat dengan cara
kimiawi atau bahan alami yang ditambahkan atau digunakan pada bahan
makanan, minuman bisa menjadi bagian dari makanan atau minuman tersebut.

Semakin berkembangnya teknologi, produksi instan sangat digemari oleh
masyarakat karena mudah, cepat dan murah. Inilah salah satu faktor pemicu
semakin berkembang dan dibutuhkannya bahan tambahan pangan. Penggunaan

Universitas Sumatera Utara

4

bahan tambahan pangan dewasa ini sangat beragam, dari pengawet sampai
pemberi aroma dan pewarna. Berkembangnya bahan tambahan pangan
mendorong pula perkembangan hasil olahan pabrik yakni bertambah aneka ragam
jenisnya serta ragam cita rasanya. Disamping itu penggunaan bahan tambahan
pangan perlu diwaspadai baik oleh produsen maupun konsumen karena dapat
berdampak buruk terhadap kesehatan.
Sejak pertengahan abad ke 20 ini, peranan bahan tambahan pangan (BTP)
menjadi semakin penting sejalan dengan kemajuan teknologi produksi bahan
tambahan pangan sintesis. Penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) dalam
proses produksi pangan perlu diwaspadai bersama, baik oleh produsen maupun
konsumen. Dampak penggunaannya dapat berakibat positif maupun negatif bagi
masyarakat. Bahan tambahan pangan meliputi pawarna, pengawet, antioksidan,

dan pemanis (Cahyadi, 2009).
Penentuan mutu bahan pangan pada umumnya sangat tegantung pada
beberapa faktor seperti cita rasa, tekstur, dan nilai gizinya, juga sifat
mikrobiologis. tetapi sebelum faktor – faktor lain dipertimbangkan, secara visual
faktor warna tampil lebih dahulu dan kadang – kadang sangat menentukan. Selain
sebagai faktor yang ikut menentukan mutu, warna juga dapat digunakan sebagai
indikator kesegaran atau kematangan. Baik tidaknya cara pencampuran atau cara
pengolahan dapat ditandai dengan adanya warna seragam dan merata.
Bahan pewarna saat ini memang sudah tidak bisa dipisahkan dari makanan
dan minuman olahan. Berbagai makanan yang dijual ditoko, warung, dan para
pedagang keliling hampir selalu menggunakan bahan pewarna. Warna ini

Universitas Sumatera Utara

5

biasanya disesuaikan dengan rasa yang ingin ditampilkan pada produk. Secara
umum, bahan pewarna yang sering digunakan dalam makanan olahan terbagi atas
pewarna sintestis (buatan) dan pewarna natural (alami). Pewarna sintetis pada
umumnya terbuat dari bahan-bahan kimia. Kadang-kadang, pengusaha yang nakal

juga menggunakan pewarna bukan makanan untuk memberikan warna pada
makanan tersebut.
Saat ini kususnya kota Medan banyak dijumpai outlet yang menjual
minuman Bubble drink mulai dari yang bermerek dan tidak bermerek. Minuman
Bubble drink biasanya tersaji dalam berbagai varian rasa seperti rasa taro, green

tea, Chocolate, Vanilla, dll kemudian toppingnya menggunakan Bubble atau
butiran. Rasa minuman Bubble drink memang enak dan menyegarkan serta
mengenyangkan, terlebih jika anda memesan dengan porsi besar. Harga Bubble
drink juga bervariasi tergantung rasa minuman, besarnya gelas atau cup, dan yang

jelas tergantung dimana anda membelinya (Anggin Saffradika, 2015).
Minuman Bubble drink adalah minuman yang cocok diminum kapan saja
tidak kecil kemungkinan minuman ini dapat tercemar oleh beberapa jenis mikroba
apabila cara pengolahannya tidak memenuhi syarat standar kesehatan. Pengolahan
minuman Bubble drink yang tidak baik, begitu juga dengan air yang digunakan
bisa saja tidak dimasak hingga mendidih atau proses pengolahan dan
penyimpanan air yang tidak baik ditambah lagi penggunaan es batu yang
dicampurkan pada minuman ini bisa saja telah terkontaminasi Escherichia Coli
karena proses pembuatan yang tidak baik. Tercemarnya air minum oleh

mikroorganisme seperti Escherichia coli dapat terjadi pada semua tahap yang

Universitas Sumatera Utara

6

dilalui oleh air, baik itu pada proses pengolahan, penyajian maupun pada proses
lainnya (Depkes RI, 1994).
Minuman seperti Bubble drink ini sangat dirasakan kebutuhan dan
manfaatnya oleh para penikmat itu sendiri karena selain memberi kesan
terjangkau, serta cita rasanya yang enak dan cocok dengan selera kebanyakan
orang, juga memiliki jumlah dan variasi yang berkembang demikian luas sehingga
menambah banyaknya pedagang Bubble drink. Meskipun minuman ini memiliki
keunggulan-keunggulan tersebut, ternyata minuman ini masih bisa berisiko
terhadap kesehatan karena memungkinkan minuman ini terkontaminasi oleh
mikroba.
Bubble drink juga merupakan jenis minuman yang sering ditambahkan zat

pewarna. Saat ini minuman modern tersebut sangat diminati beberapa kalangan
mulai dari anak kecil sampai dewasa, mulai kelas bawah sampai atas bisa

menikmati minuman trend ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Soleh (2003) terhadap 25 sampel makanan
dan minuman jajanan yang yang beredar di kota Bandung, terdapat 5 sampel yang
positif mengandung Rhodamin B dari 251 jenis minuman yang diperiksa di Bogor
sebanyak 14,5% mengandung Rhodamin B (Yuliarti, 2007). Pemeriksaan yang
dilakukan oleh BPOM pada 195 Sekolah Dasar di 18 propinsi, di antaranya
Surabaya, Semarang, Bandar Lampung, dan Denpasar sebanyak 861 sampel yaitu
minuman ringan, es sirup, saos, kerupuk dan makanan gorengan. Hasil uji analisis
menunjukan bahwa 46 sampel minuman sirup megandung Amaranth, dan 8

Universitas Sumatera Utara

7

sampel minuman sirup dan minuman ringan mengandung Methanil yellow,
(Cahyadi, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian Roslila (2006) bahwa air tahu yang dijual
pedagang kaki lima di pasar Bagan Batu, beberapa belum memenuhi syarat
kesehatan. Hal ini terbukti dari hasil pemeriksaan laboratorium, yang mana 5 dari
12 sampel air tahu yang diteliti ternyata mengandung bakteri Escherichia coli

sebanyak 2 sampai 27/100 ml sampel.
Hasil penelitian Sirait (2009) bahwa susu kedelai yang diproduksi pada
usaha kecil dan dipasarkan di kota Medan ternyata beberapa belum memenuhi
syarat kesehatan, sebab dari 10 sampel susu kedelai yang diuji menunjukkan 4
sampel minuman mengandung Escherichia coli sebanyak 50 sampai 120/100 ml
sampel.
Berdasarkan adanya kemungkinan bagi bakteri untuk tumbuh dan
berkembang biak pada minuman Bubble drink, serta kemungkinan zat pewarna
buatan yang terdapat di dalamnya maka penulis ingin mengetahui kualitas
minuman Bubble drink secara bakteriologis khususnya kandungan bakteri
Escherichia coli sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam Permenkes RI

No. 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum serta
Peraturan mengenai penggunaan zat pewarna yang diizinkan dan yang dilarang
untuk

pangan

diatur


melalui

SK

Menteri

Kesehatan

RI

No.

722/Menkes/Per/IX/1988. Tentang Bahan Tambahan Makanan.

Universitas Sumatera Utara

8

1.2

Perumusan Masalah
Bubble drink merupakan minuman yang banyak dijual dibeberapa outlet

di sekitar kota medan, sehingga perlu diketahui apakah minuman Bubble drink
terkontaminasi bakteri dengan melihat keberadaan

Escherichia coli . Serta

perlunya diketahui apakah zat pewarna buatan yang terdapat pada Bubble drink
termasuk zat pewarna buatan yang dizinkan atau tidak diizinkan.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kualitas Bubble drink di beberapa pusat jajanan kota
Medan ditinjau dari kandungan Escherichia coli dan penggunaan zat pewarna
tahun 2016.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui hygiene sanitasi Bubble drink ditinjau dari semua tahap
penyajian yang kemungkinan dapat berisiko terkontaminasi Escherichia coli.
2. Untuk mengetahui keberadaan Escherichia coli pada Bubble drink dibeberapa
pusat jajanan kota Medan.
3. Untuk mengetahui zat pewarna tambahan yang diizinkan atau tidak diizinkan
pada Bubble drink di beberapa pusat jajanan kota Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi dalam upaya peningkatan pengetahuan bagi masyarakat
khususnya pembaca selaku konsumen di dalam memilih Bubble drink yang
akan dibeli.

Universitas Sumatera Utara

9

2. Sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam
mengkonsumsi Bubble drink
3. Menambah wawasan berpikir bagi peneliti terutama yang berhubungan dengan
Escherichia coli dan penggunaan pewarna pada minuman.

4. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain untuk dapat melakukan penelitian
selanjutnya.
5. Memberi informasi kepada para penjual Bubble drink untuk memperhatikan
kualitas Bubble drink yang dijual agar sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan

dan

tidak

membahayakan

kesehatan

konsumen.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Pewarna Buatan Pada Selai Roti yang Bermerek dan tidak Bermerek yang Beredar di Kota Medan Tahun 2013

2 49 72

Analisis Pewarna Buatan Pada Selai Roti Yang Bermerek Dan Tidak Bermerek Yang Beredar Di Kota Medan Tahun

7 122 72

Analisis Kandungan Zat Pemanis, Zat Pewarna dan Zat Pengawet Pada Selai Buah Tidak Bermerek yang Dijual di Beberapa Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2016

4 77 118

Analisis Kandungan Escherichia coli dan Zat Pewarna pada Minuman Bubble Drink yang Bermerek dan yang Tidak Bermerek Dibeberapa Pusat Jajanan di Kota Medan Tahun 2016

3 46 125

Analisis Kandungan Zat Pemanis, Zat Pewarna dan Zat Pengawet Pada Selai Buah Tidak Bermerek yang Dijual di Beberapa Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2016

0 0 16

Analisis Kandungan Escherichia coli dan Zat Pewarna pada Minuman Bubble Drink yang Bermerek dan yang Tidak Bermerek Dibeberapa Pusat Jajanan di Kota Medan Tahun 2016

0 0 17

Analisis Kandungan Escherichia coli dan Zat Pewarna pada Minuman Bubble Drink yang Bermerek dan yang Tidak Bermerek Dibeberapa Pusat Jajanan di Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

Analisis Kandungan Escherichia coli dan Zat Pewarna pada Minuman Bubble Drink yang Bermerek dan yang Tidak Bermerek Dibeberapa Pusat Jajanan di Kota Medan Tahun 2016

0 0 43

Analisis Kandungan Escherichia coli dan Zat Pewarna pada Minuman Bubble Drink yang Bermerek dan yang Tidak Bermerek Dibeberapa Pusat Jajanan di Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

Analisis Kandungan Escherichia coli dan Zat Pewarna pada Minuman Bubble Drink yang Bermerek dan yang Tidak Bermerek Dibeberapa Pusat Jajanan di Kota Medan Tahun 2016

0 0 16