this PDF file ANALISIS KESULITAN GURU DALAM MERANCANG RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN FISIKA BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI KOTA BANDA ACEH | Ernawati | Jurnal Pendidikan Sains Indonesia 1 SM

W
urnalt endidik
anSains Indonesia,V ol
.
05,bo.
0
2,hl
m 5058,20
17
http:
/
/
j
urnal
.
unsy
iah.
ac.
id/
j
psi


A N A I I S I S K E S U I I T A N G U R U D A I A M ME R A N C A N G R E N C A N A
P E I A K S A N A A N P E MB E I A J A R A N MA T A P E I A J A R A N F I S I K A
B E R DA S A R K A N K UR I K UI UM 2 0 1 3 D I K OT A B A ND A A CE H
E rn a w a t i 1 , R in i S a fit ri 2
1

Prog ram S tudi Pendidikan IPA PPs Universitas S yiah K uala Banda Aceh 2311 1
2
Prog ram S tudi Fisika FMIPA Univ ersitas S y iah K uala Banda Aceh 23111
K orespodensi: adekerna73 @ g mail. com; ag anihaji@ unsy iah. ac.id; rsafitri@ unsy iah. ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meng etahui kesesuaian R PP g uru fisika se- K ota Banda Aceh
deng an tuntutan kurik ulum 2013 dan meng analisis kesulitan y ang dihadapi oleh g uru dalam
meny usun R PP. Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi kualitatif. Objek penelitian ini
adalah R PP y ang telah disusun oleh g uru. Data diperoleh melalui studi dokumentasi, ang ket dan
wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rerata telaah R PP adalah 68, 4. S kor
tersebut berada pada kateg ori kurang . Ada beberapa catatan y ang didapatkan dari hasil
penelaahan, y aitu: perumusan indikator ( 66, 67% ) , keg iatan pembelajaran deng an sintak model
y ang dipilih ( 41, 67% ) , alokasi waktu ( 41, 67% ) serta peny usunan rubrik penilaian ( 41, 67% ) .

Ada beberapa kesulitan y ang dialami g uru dalam meny usun R PP, yaitu: ( 1) 83, 33% belum
mendapatkan pelatihan kurikulum 2013; ( 2) 33, 33% meng g unakan komputer dan internet; ( 3)
merumuskan indikator 66, 67% ; ( 4) pemilihan pendekatan
/metode/strateg i pembelajaran
41, 67% ; ( 5) meng embang kan aktiv itas pembelajaran 33, 33% ; ( 6) meny usun tehnik dan
instrumen penilaian 25% . Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
R PP y ang telah disusun belum sepenuhny a sesuai deng an tuntutan kurikulum 2013 serta ada
beberapa kesulitan y ang dialami g uru dalam peny usunan R PP.
K a t a K u n c i : kesulitan g uru fisika, rpp, k urikulum 2 013

A BS T R A CT
The aims of this research are to inv estig ate if the lesson plans desig ned by physics teachers in
Banda Aceh hav e met the demands of Curriculum 2013 and to analyze the difficulty faced by
phy sics teachers in desig ning lesson plan. This is a descriptiv e qualitativ e research. The object
of this research is lesson plans which had been written by teachers. The research’s data was
obtained throug h document study , questionnaire and interview. The result of data analy sis
shows that the av erag e score for lesson plan analy sis is 68, 4. This score is considered low. The
following s are finding s from the lesson plan analy sis: indicator formulation ( 66, 67% ) , learning
activ ities with the chosen learning model ( 41, 67% ) , time allocation ( 41, 67% ) , scoring rubrics
( 41, 67% ) . There are some difficulties faced by teachers in desig ning lesson plan i.e. ( 1) as

many as 83, 33% teachers hav e not obtained any training on Curriculum 2013; ( 2) as many as
33, 33% teachers can’t utilize computer and internet; ( 3) difficulty in formulating learning
indicator ( 66, 67% ) ; ( 4) difficulty in choosing learning approach/method/ strateg y ( 33, 33% ) ;
( 5) difficulty in dev eloping learning activ ity ( 33, 33% ) ; ( 6) desig ning assessment technique and
scoring rubric ( 25% ) . Based on the research that has been conducted, it can be concluded that
lesson plans written by physics teachers in Banda Aceh hav e not fully met the demand of
curriculum 2013. Besides that, teachers also faced some difficulties in desig ning lesson plan i.e.
hav en’t joined training on C urriculum 2013; and there are some difficulties experienced by
teachers in the preparation of R PP.
K e y w o rd : difficulties physics teachers, lessons plan, curriculum 2013

P E NDA HUIUA N
Perkembang an k urikulum memerlukan berbag ai persiapan, salah satunya adalah g uru
sebag ai tenag a pendidik utama yang meng embang kan ide dan rancang an untuk disampaikan
kepada siswa sehing g a mereka memahami pembelajaran y ang disesuaikan deng an tuntutan
kurikulum. S ebelum mengajar, sudah seharusnya g uru menyusun perencanaan atau perang kat
pembelajaran ( W ati, dkk. 2015) . Berdasarkan PP nomor 19 tahun 2005, pasal 20 diny atakan
bahwa “perencanaan pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
y ang memuat sekurang - kurang nya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode peng ajaran,


50|W
t S IV ol
.
05,bo.
02,hl
m.
5058,2017

W
urnalt endidik
anS ains Indonesia,V ol
.
05,bo.
02,hlm 5058,2017
http:
/
/
j
urnal
.

unsy
iah.
ac.
id/
j
psi

sumber belajar dan penilaian hasil belajar”. S elanjutnya menurut S ariono ( 2013) , kurikulum
bag i g uru berfung si sebag ai pedoman dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Proses
pembelajaran yang tidak berpedoman pada kurik ulum, maka tidak akan berjalan deng an
efektif, sebab pembelajaran adalah proses y ang bertujuan, sehing g a seg ala sesuatu y ang
dilakukan g uru dan siswa diarahkan untuk mencapai tujuan. Dalam kurikulum 2013,
peng embang an silabus merupakan kewenang an pemerintah pusat, kecuali untuk mata
pelajaran tertentu y ang secara khusus dikembang kan pada satuan pendidikan yang
bersang kutan.
Menurut Mailani ( 2014) , k eberhasilan sebuah proses belajar meng ajar, sang at didukung
bag aimana kemampuan seorang g uru dalam merancang dan meny usun sebuah perencanaan
y ang tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan y ang implementatif
memerlukan kemampuan yang komprehensif. K emampuan itulah yang dapat meng antarkan
g uru menjadi tenag a y ang professional. Guru yang professional harus memiliki 5 ( lima)

kompetensi yang salah satuny a adalah peny usunan rencana pembelajaran, namun dalam
keny ataannya masih bany ak g uru yang belum mampu menyusun perencanaan sehing g a hal ini
secara otomatis berimbas pada kualitas out put y ang dihasilkan dalam proses pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran membutuhkan beberapa persiapan seperti yang disampaikan S ary ati
( 2014) , perancang an pembelajaran sedikitny a mencakup tig a keg iatan, y aitu: ( 1) identifikasi
kebutuhan; ( 2) identifikasi kompetensi; dan ( 3) penyusunan prog ram pembelajaran y ang
bermuara pada R PP sebag ai produk jang ka pendek.
R encana pelaksanaan pembelajaran ( R PP) adalah rencana pembelajaran y ang
dikembang kan secara rinci meng acu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buk u panduan
g uru. R PP mencak up: ( 1) identitas sek olah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; ( 2)
alokasi waktu; ( 3) K I, K D, indikator pencapaian kompetensi; ( 4) materi pembelajaran; ( 5)
keg iatan pembelajaran; ( 6) penilaian; dan ( 7) media/alat, bahan, serta sumber belajar. R PP
y ang baik harus sesuai deng an Permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pembelajaran
pada pendidikan dasar dan meneng ah dan meng acu pada silabus. S elanjutnya menurut Martha
dan Teg eh ( 2012) , beberapa prinsip y ang harus diperhatikan dalam peng embang an kurik ulum
y ang ak an menjadi pedoman peny usunan rencana pelaksanaan pembelajaran bag i g uru, antara
lain: 1) berpusat pada potensi, perkembang an, kebutuhan, dan kepenting an peserta didik dan
ling kung anny a. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, peng embang an kompetensi
peserta didik disesuaikan deng an potensi, perkembang an, kebutuhan, dan kepenting an peserta
didik serta tuntutan ling kung an. 2) K urikulum dikembang kan

deng an memperhatikan
peng embang an diri peserta didik secara terpadu, sehing g a peserta didik memperoleh
peng etahuan, peng alaman, dan keterampilan yang bermakna bag i kehidupannya. 3) K urikulum
dikembang kan relev an deng an kebutuhan kehidupan siswa. Untuk itu, k urikulum dikembang kan
deng an melibatkan pihak- pihak y ang berkepenting an ( stakeholders) untuk menjamin relev ansi
pendidikan deng an kebutuhan kehidupan nyata siswa. Berbeda deng an R PP pada kurikulum
sebelumnya, dalam kurikulum 2013 R PP harus memuat K I- 1, K I- 2, K I- 3 dan K I- 4 deng an
keg iatan inti yang meng aplikasikan metode/pendekatan saintifik y ang meliputi lang kah
meng amati, menany a, meng umpulkan informasi, meng asosiasi dan meng komunikasikan.
S ejak diterapkan pada J uli 2014, banyak permasalahan y ang dihadapi g uru dalam
meng embang kan R PP sesuai kurikulum 2013. K ustijono dan W iwin ( 2014) , dalam penelitianny a
tentang pandang an g uru terhadap pelaksanaan k urikulum 2013 dalam pembelajaran fisika
berhasil meng ung kap bahwa g uru berpandang an penyusunan R PP masih terk endala, terutama
pada sumber belajar, media pembelajaran yang berv ariasi, media y ang sesuai deng an materi
pembelajaran, pendekatan saintifik, penilaian autentik, penilaian y ang sesuai deng an indikator
pencapaian kompetensi, dan pedoman penskoran.
Data dari Iembag a Penjaminan Mutu Pendidikan ( IPMP) Aceh tahun 2015 ( laporan
pelaksanaan diklat g uru sasaran kurik ulum 2013) , diketahui hanya 30% g uru S MA y ang
meng ajar mata pelajaran sains ( fisika, biolog i, kimia) ting kat K ota Banda Aceh yang mampu
meny usun R PP saintifik secara benar. S truktur prog ram pelaksanaan pelatihan kurikulum 2013

salah satuny a memuat materi penyusunan R PP, informasi y ang diperoleh dari narasumber
pelatihan kurikulum 2013 mata pelajaran fisika jenjang S MA bahwa sebag ian besar g uru tidak
dapat menyelesaikan peny usunan R PP tepat waktu dan sesuai deng an prosedur penyusunan
berdasarkan hasil penilaian narasumber.
Banda Aceh merupakan salah satu kota di Prov insi Aceh yang telah menerapkan
kurikulum 2013 dari tahun pembelajaran 2013/2014. Penerapan kurik ulum 2013 di K ota Banda
Aceh berlang sung secara bertahap. S ekolah yang berkateg ori baik menjadi contoh pelaksanaan
kurikulum 2013, salah satuny a adalah S MA Neg eri 7 Banda Aceh. K ondisi tersebut mendorong
peneliti untuk melakukan observ asi dan wawancara deng an g uru fisika S MA Neg eri 7 Banda
Aceh. Hasil observ asi dan wawancara awal yang dilakukan terhadap salah seorang g uru y ang

9rnawati:
A nal
isis Yesul
itanDuru.
.
.
.
.
.

.
|
51

W
urnalt endidik
anSains Indonesia,V ol
.
05,bo.
0
2,hl
m 5058,20
17
http:
/
/
j
urnal
.
unsy

iah.
ac.
id/
j
psi

meng ajar mata pelajaran fisika di sekolah tersebut bahwa g uru belum mampu meny usun R PP
saintifik. Ada beberapa kesulitan y ang didapatkan dalam menyusun R PP saintifik y aitu dalam
menentukan indikator, memilih metode atau model pembelajaran yang tepat untuk satu materi
tertentu, menyusun lang kah- lang kah keg iatan pembelajaran saintifik serta kesulitan dalam
meny usun instrumen penilaian.
Penyusunan R PP merupakan suatu hal y ang penting bag i g uru g una melaksanakan
proses pembelajaran. Menurut Afrizal ( 2016) , dalam menyusun R PP sebag ian g uru mata
pelajaran fisika y ang ada di K ota Banda Aceh meng alami kesulitan dalam meng elompokkan
kata- kata operasional pada taksonomi Bloom dan menerapkannya dalam penentuan indikator
serta penilaian. Menurut S idiq ( 2015) , g uru MIN se- K ota Banda Aceh masih meng alami
kesulitan dalam penyusunan R PP.
Menurut K risdiana dkk. ( 2015) , g uru mata pelajaran matematika di ting kat sekolah
meneng ah pertama se- eks K eresidenan Madiun memiliki beberapa kesulitan dalam
melaksanakan k urikulum 2013. K esulitan–kesulitan tersebut adalah kurang ny a pemahaman

tujuan k urikulum 2013 dan peng g unaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran, peng g unaan
bahasa dalam buku teks y ang sulit dipahami serta rendahnya kemampuan g uru dalam proses
pembelajaran y ang dapat menumbuhkan kreatifitas siswa dan aplikatif. Menurut Alawiy ah
( 2013) , meny atakan bahwa masih ada beberapa kendala yang terdapat dalam implementasi
kurikulum 2013 termasuk kebing ung an dari satuan pendidikan maupun dari pihak g uru.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam membuat R PP g uru sang at banyak
meng alami kesulitan diantaranya peng g unaan kata- kata operasional taksonomi Bloom dalam
perumusan indikator pada penyusunan R PP, kemudian beberapa g uru sulit untuk menerapkan
kurikulum 2013. S eiring deng an tata kelola y ang harus dipenuhi oleh g uru baik penilaian
maupun peng elolaan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013, sehing g a merasa penting
untuk meng kaji apasaja k esulitan yang dialami oleh g uru mata pelajaran fisika dalam menyusun
R PP sesuai deng an kurikulum 2013. K arenanya, penelitian ini difokuskan pada analisis kesulitan
y ang dihadapi oleh g uru mata pelajaran fisika dalam menyusun R PP dalam implementasi
kurikulum 2013 se- K ota Banda Aceh.

ME T O D E P E N E I I T I A N
Penelitian ini dilakukan di K ota Banda Aceh. Menurut data dari Dinas Pendidikan,
Pemuda dan Olahrag a, ada 16 ( enam belas) S MA berstatus neg eri yang terdapat di K ota Banda
Aceh. S MA berstatus neg eri y ang ada di K ota Banda Aceh dig olong kan ke dalam tig a kateg ori,
y aitu: baik, sedang dan k urang . Peng g olong an tersebut didasarkan pada antusias masy arak at
dalam memilih sekolah tertentu, peng kateg orian jug a berdasarkan akreditasi sekolah. S ekolah
deng an akreditasi A ( amat baik) , dikategorikan ke dalam sekolah baik. S ekolah deng an
akreditasi B ( baik) dan C ( cukup) , masing - masing akan dikateg orikan ke dalam sekolah sedang
dan kurang .
Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Populasi y ang
dig unakan adalah seluruh g uru mata pelajaran fisika ting kat S MA y ang berada di K ota Banda
Aceh. S ampel penelitian dipilih deng an meng g unakan teknik cluster sample, berdasarkan
kateg ori tertentu. S ampel penelitian dipilih berdasarkan kateg ori tersebut diperkecil
meng g unakan teknik purposive sampling . Teknik ini merupakan teknik peng ambilan sampel
berdasarkan tujuan tertentu. Pemilihan sampel berdasarkan kemudahan peneliti dalam
melakukan peng amatan pada saat melakukan penelitian. Teknik peng ambilan sampel
berdasarkan sekolah dengan memilih g uru secara acak dari keseluruhan g uru mata pelajaran
fisika yang ada di sekolah yang telah masuk ke dalam kateg ori sekolah yang menjadi sampel.
Guru y ang dipilih menjadi sampel penelitian jug a y ang bersedia diwawancarai dan berdiskusi
serta dimintai keterang an baik meng enai R PP dan jug a hal lainny a meny ang k ut proses
pembelajaran fisika di sekolah tersebut.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Data yang dihasilkan berupa
deskriptif. J enis penelitian ini dipilih untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fakta dan
meny ajikan dalam bentuk kata- kata. Instrumen y ang dig unakan untuk menj awab pertanyaan
tentang kesesuaian komponen R PP g uru fisika se- K ota Banda Aceh deng an tuntutan k urikulum
2013 dan kesulitan y ang dihadapi oleh g uru mata pelajaran fisika dalam menyusun R PP.
Peng umpulan data dilakuk an deng an studi dokumentasi, ang ket dan wawancara.

52|W
t S IV ol
.
05,bo.
02,hl
m.
5058,2017

W
urnalt endidik
anS ains Indonesia,V ol
.
05,bo.
02,hlm 5058,2017
http:
/
/
j
urnal
.
unsy
iah.
ac.
id/
j
psi

H A S I I D A N P E MB A H A S A N
Implementasi kurikulum 2013 sebag ai pedoman pembelajaran pada sekolah- sekolah di
K ota Banda Aceh telah diberlakukan untuk semua sekolah. Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahrag a K ota Banda Aceh tetap berkomitmen melaksanakan k urikulum 2013, meskipun pada 5
Desember 2014 Menteri Pendidikan dan K ebuday aan R epublik Indonesia meng eluarkan
kebijakan bahwa sekolah y ang siap boleh melanjutkan pelaksanaan k urikulum 2013, untuk
sekolah y ang belum siap boleh kembali melaksanakan kurik ulum 2006 ( K emdikbud, 2014) . Ada
16 S MA neg eri di K ota Banda Aceh yang melanjutkan kurikulum 2013 dan dikateg orikan sebag ai
sekolah amat baik, baik dan sedang berdasarkan akreditasi sekolah. S etiap sekolah di pilih 2
orang g uru di 6 sekolah, dari 12 g uru fisika y ang masuk dalam sampel penelitian ini, 8 g uru
meng aku
telah
meng implementasikan
kurikulum
2013
selama tig a semester, dan selebihny a y aitu 4 g uru meng aku baru meng implementasikan
kurikulum 2013 selama satu semester.
Proses pembelajaran akan efektif jika R PP telah dipersiapkan oleh g uru dan diterapkan
sesuai kaedahnya. Pada dasarnya R PP adalah sebag ai alat untuk menunjang sebuah proses
pembelajaran berjalan maksimal sesuai tujuan yang diharapkan. Bany ak masalah yang dihadapi
oleh beberapa g uru dalam menyiapkan R PP berbasis kurikulum 2013. Guru memiliki kesulitan
berag am mulai dari cara membuat R PP, penilaian bag i siswa berdasarkan kurikulum 2013 dan
penerapanny a dalam proses pembelajaran.
Hasil analisis menunjukkan bahwa ada 83, 33% g uru fisika belum mampu meng g unakan
kata kerja operasional y ang sesuai deng an kompetensi yang diukur. Proses pembuatan R PP
akan dimulai deng an membuat indikator pembelajaran. Indikator pembelajaran dibuat g una
untuk memberi batasan sejauh mana siswa harus memahami dan mempelajari beberapa ilmu
y ang wajib ia kuasai. Indikator dibuat oleh g uru sesuai deng an silabus yang ada dan tujuan
pembelajaran, sehing g a proses pembelajaran terarah sesuai tujuan dan mendapatkan apa yang
diharapkan. Materi pembelajaran jug a terkait dalam proses pembuatan indikator g una
memaksimalkan suatu proses yang akan dicapai. R PP itu sendiri merupakan sebuah alat y ang
meng ikat g uru dalam meng ajar untuk menciptakan siswa y ang bermutu dan terarah dalam
proses pembelajaran berlang sung . Hal ini sesuai pendapat Harso dkk, ( 2014) bahwa indikator
berg una untuk meny ukseskan sebuah proses pembelajaran sehing g a tujuan tercapai sesuai
deng an waktu y ang diing inkan. S esuai deng an hasil wawancara y ang telah dilakukan deng an
beberapa g uru terkait penelitian ini, g uru mata pelajaran fisika memahami cara membuat
indikator tetapi belum sesuai deng an tahapan taksonomi Bloom, dari 12 sampel yang diteliti
terdapat 2 orang g uru y ang belum mempedomani kata kerja operasional dalam perumusan
indikator dan sejauh mana penting nya dalam proses pembelajaran.
Guru diharapkan berupay a meng embang kan wawasan terkait pemahaman k ata kerja
operasional dalam penyusunan indikator pembelajaran. R umusan indikator sekurang - k urang nya
mencakup dua hal y aitu ting kat kompetensi dan materi y ang menjadi media pencapaian
kompetensi. Indikator pembelajaran berfung si sebag ai, ( a) pedoman dalam meng embang kan
materi pembelajaran; ( b) pedoman dalam mendesain keg iatan pembelajaran; ( c) pedoman
dalam meng embang kan bahan ajar; dan ( d) pedoman dalam merancang dan melaksanakan
penilaian hasil belajar. Peng embang an wawasan dapat dilakukan g uru secara mandiri atau
melalui wadah MGMP g uru mata pelajaran fisika secara berkala dan berkelanjutan. Hal ini
sesuai deng an hasil analisa R PP g uru Bahasa Indonesia y ang telah dilakukan oleh Wikaneng sih
dkk. ( 2015) dalam penelitianny a menemukan bahwa g uru belum mampu merumuskan indikator
y ang sesuai deng an kompetensi yang hendak diukur.
Hasil wawancara yang dilakukan deng an g uru fisika dari 6 sekolah meneng ah atas y ang
meng g unakan k urikulum 2013 dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan penilaian sikap,
beberapa g uru masih meng alami kesulitan terutama dalam proses penilaiannya dan pembuatan
rubrik penilaiannya. Dalam melakukan penilaian sikap secara umum g uru- g uru masih secara
lang sung melakukan penilaian tanpa meng g unakan rubrik sehing g a proses penilaianny a
menjadi subjektif. Guru- g uru meng harapkan adanya pedoman melakukan penilaian sikap
( rubrik berdasarkan instrumen) yang ditetapkan sehing g a mempermudahkan g uru dalam
melakukan penilaian dan menjadi lebih objektif.
R ubrik penilaian sikap secara umum sudah tersedia dan dapat dig unakan oleh semua
g uru mata pelajaran, sebag ai acuan dituntut untuk meng embang kan rubrik penilaian sikap
sesuai deng an cakupan materi. Inilah y ang menjadi pemasalahan, para guru mendapatkan
kesulitan dalam menilai sikap para siswa sesuai yang diharapkan oleh kurikulum 2013. Penilaian
sikap ini penting untuk menunjuk kan karakter siswa dalam berbang sa dan berneg ara.
Berdasarkan hasil wawancara deng an 12 orang g uru dari sekolah berbeda yang menjadi sampel
dalam penelitian, hampir semua g uru meng atakan memiliki kesulitan dalam membuat penilaian

9rnawati:
A nal
isis Yesul
itanDuru.
.
.
.
.
.
.
|
53

W
urnalt endidik
anSains Indonesia,V ol
.
05,bo.
0
2,hl
m 5058,20
17
http:
/
/
j
urnal
.
unsy
iah.
ac.
id/
j
psi

sikap kepada siswa. Ada guru y ang hany a memberi nilai beg itu saja karena tidak beg itu paham
akan cara membuat penilaian itu sendiri deng an tidak adanya rubrik penilaian y ang tepat, ada
g uru yang hany a menulis saja nilai tanpa tahu dari mana asal nilai tersebut diberikan ke siswa.
Hal ini dikarenakan, g uru tidak melakukan penilaian berdasarkan rubrik sikap, tidak memantau
kemajuan belajar selama proses pembelajaran berlang sung , tidak menilai peserta didik melalui
teknik penilaian observ asi/penilaian diri/penilaian sejawat maupun melalui jurnal.
Indikator y ang harus terpenuhi dalam melaksanakan keg iatan penilaian proses dan hasil
belajar, y aitu : a) memantau kemajuan belajar selama proses pembelajaran berlang sung , b)
melakukan penilaian akhir sesuai kompetensi, c) melakukan penilaian berdasarkan ranah sikap,
peng etahuan, dan keterampilan, d) menilai peserta didik melalui penilaian observ asi/penilaian
diri/penilaian sejawat maupun melalui jurnal. S ecara umum, semua g uru memperoleh kateg ori
kurang baik deng an persentase 47, 91% , sehing g a g uru masih kesulitan dalam melaksanakan
penilaian proses dan hasil belajar, meskipun hal tersebut sudah dilaksanakan, akan tetapi
pelaksanaannya tidak bisa menyeluruh dan tidak maksimal. Hal ini sesuai deng an hasil
penelitian namun penilaian pada ranah sikap diang g ap sulit dalam melakukan penilaiannya.
Penilaian sikap sang at penting karena merupakan bag ian dari penilaian autentik, hal ini jug a
sesuai deng an salah satu butir Nawacita Presiden J oko W idodo yaitu memperkuat pendidikan
karakter bang sa. Presiden ing in melakukan g erakan nasional rev olusi mental ( GNR M) yang akan
diterapkan diseluruh sendi kehidupan berbang sa dan berneg ara termasuk dunia pendidikan.
Dari penilaian sikap dapat diketahui sikap siswa seperti apa, sebag ai titik tolak untuk melakukan
tindak lanjut terhadap siswa tersebut. Penilaian hasil belajar sikap kurang mendapat perhatian
dari g uru. Para g uru lebih bany ak menilai ranah peng etahuan. Hal ini sesuai deng an pernyataan
S udjana ( 2009) , bahwa implementasi penilaian sikap baik sosial maupun spiritual pada
pembelajaran fisika, g uru masih meng alami kesulitan dalam membuat instrumen, cara penilaian
serta dalam menentukan aspek- aspek penilaian sikap dan setelah meng ikuti pelatihan g uru
masih tetap kesulitan dalam hal penilaian dan membuat instrumen penilaian sikap. Hal ini jug a
sesuai deng an pernyataan Aeni dkk. ( 2016) y ang mendapatkan bahwa g uru masih sulit dalam
meny usun R PP sesuai deng an kurik ulum 2013. Ada beberapa kesulitan yang didapatkan g uru
dalam menyusun R PP sesuai deng an tuntutan kurik ulum 2013.
Hasil penelitian meng g ambarkan bahwa ting kat kesulitan dalam pembuatan R PP saat
pelatihan kurik ulum 2013 bag i g uru fisika di K ota Banda Aceh secara keseluruhan adalah masuk
dalam kateg ori cukup sulit sebesar 67% . Oleh karena itu diharapkan g uru dapat meng ikuti
workshop peny usunan rubrik penilaian sikap, berdiskusi deng an teman sejawat dalam forum
MGMP, berkonsultasi deng an kepala sekolah dan peng awas sekolah, pada saat melakukan
superv isi ag ar lebih memperhatikan kendala yang dihadapi g uru terkait penilaian. Hal ini sesuai
deng an hasil penelitian K haerani ( 2016) sebagian besar g uru dalam meny usun R PP hanya
melalukan copy dan paste dari sekolah lain sehing g a kurang memahami kebutuhan sekolah.
Guru fisika di K ota Banda Aceh merasa cukup sulit ketika melakukan pembelajaran
dilihat dari hasil penyusunan R PP saat meng ikuti pelatihan kurikulum 2013 yang telah diikuti
g uru. Hasil penelitian untuk setiap komponen kesulitan menunjukkan bahwa ting kat kesulitan
g uru fisika di K ota Banda Aceh dalam melakukan tahapan penelaahan R PP berdasarkan
rubrik/format R PP dari K emdikbud adalah masuk dalam kateg ori cukup ( cukup sulit) , deng an
ang ka cukup ting g i 75% , sedang kan sulit hany a sebesar 8, 33% . Penyiapan R PP oleh g uru
untuk pembelajaran fisika di K ota Banda Aceh tidak beg itu mudah, mereka meng alami cukup
kesulitan untuk melakukannya. S truktur silabus, K I, K D, dan materi pelajaran pada kurikulum
2013 belum bisa dipahami deng an baik. Beg itu pula dalam hal memahami struktur R PP.
Persentase sulit yang besar 8, 33% itu lebih bany ak pada indikator penyusunan R PP.
Hasil tersebut didukung oleh perubahan tata kelola pelaksanaan kurik ulum dari
K emdikbud y ang menyebutkan bahwa peran g uru dalam proses penyusunan silabus pada
kurikulum 2013 adalah hany a sekedar meng embang kan dari y ang telah disiapkan oleh
pemerintah pusat. Peran g uru dalam hal ini tidak penuh, sehing g a memudahkan g uru dalam
melakukan perencanaan pembelajaran. K emudian dalam tahapan pelatihan kurikulum 2013
untuk meny usun R PP adalah masuk dalam kateg ori cukup sulit adalah yang paling ting gi dari
kateg ori lainny a y aitu 67% , sedang kan sulit hany a sebesar 8% . J adi, baik dalam memahami
maupun menyusun R PP setelah mendapatkan pelatihan, g uru fisika di K ota Banda Aceh masih
menemui kesulitan. Dalam melaksanakan proses pembelajaran ( mulai dari meng amati,
menany a, meng umpulkan informasi, dan meng komunikasikan) setelah meng ikuti pelatihan
kurikulum 2013 masih bisa dilakukan deng an baik walau masih mendapatkan beberapa
kendala, ini y ang membuat peneliti melihat peny usunan R PP paling penting dalam sebuah
proses pembelajaran y ang akan dilakukan. Pemberian pelatihan akan menentukan k ualitas g uru
dalam menyusun R PP berbasis kurikulum 2013 y ang lay ak dan sesuai format yang disediakan

54|W
t S IV ol
.
05,bo.
02,hl
m.
5058,2017

W
urnalt endidik
anS ains Indonesia,V ol
.
05,bo.
02,hlm 5058,2017
http:
/
/
j
urnal
.
unsy
iah.
ac.
id/
j
psi

K emdikbud. K ateg ori sulit sebesar 8% itu lebih pada indikator proses mendapatkan contoh R PP
y ang sesuai deng an k urikulum 2013 pada saat pelatihan.
K omponen peng g unaan komputer dan internet sebag ai sarana dalam proses
penyusunan R PP g uru memiliki kesulitan sebesar 59% . Hal ini dikarenakan beberapa g uru tidak
familiar deng an peng g unaan komputer dalam keseharianny a meng ajar di sekolah. S ebag ian
g uru bahkan hampir semua g uru fisika telah meng ikuti pelatihan kurikulum 2013 dan
meng g unakan komputer saat pelatihan namun mereka masih memiliki masalah dalam
peng g unaanny a. Hal ini merupakan cerminan g uru yang tidak sering terlibat atau lang sung
meng g unakan sarana pendukung dalam penyusunan R PP berbasis kurikulum 2013 seperti
internet atau komputer.
Masalah media pembelajaran merupakan permasalahan umum di hampir setiap sekolah
y ang belum dikembang kan secara mak simal baik oleh sekolah secara kelembag aan, maupun
oleh g uru itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh kurang ny a pemahaman akan arti penting media
pembelajaran sebag ai sarana penyampai informasi pada siswa. K ebany akan sekolah masih
belum memiliki ICD dan k omputer khusus untuk keg iatan pembelajaran, demikian jug a deng an
akses internet. Media- media y ang dimiliki masih tradisional, itupun belum dikembang kan secara
maksimal oleh g uru. Media pembelajaran baik itu melalui komputer atau lainny a sang at
membantu proses pembelajaran, oleh karena itu g uru harus memahami bahwa komputer
penting dan memiliki kompetensi peng g unaan komputer atau pemanfaatanny a. Hal ini sesuai
deng an apa y ang diuraikan oleh Normawati ( 2016) , selain metode dan media pembelajaran,
g uru jug a meng g unakan berbag ai sumber belajar, antara lain buku paket, ling kung an, CD
pembelajaran, dan internet.
Proses penyusunan R PP yang dilakukan g uru bidang studi fisika K ota Banda Aceh memiliki
ting kat kesulitan sebesar 75% . Hal ini terlihat dari
indikator ang ket berupa g uru y ang
mendapatkan contoh R PP dari sekolah atau MGMP j ug a tidak membantu untuk meny usun R PP
sesuai kurikulum 2013, sehing g a para g uru mendapatkan cuk up kesulitan pada saat menyusun
R PP secara mandiri tanpa adany a bantuan dari manapun. Menurut S umarno dan Wustqa ( 2014)
hal ini terlihat dari pengembang an perang kat pembelajaran secara mandiri hanya dilakukan
oleh dua g uru saja, sedang kan g uru y ang lain lebih bany ak deng an mencontoh perang kat
pembelajaran yang sudah ada y ang belum sesuai deng an aturan y ang berlaku. Hal ini jug a
sesuai deng an pendapat Irenewaty ( 2015) kurang ny a pemahaman terhadap adanya otonomi
g uru dalam meng embang kan R PP, k urang ny a pemahaman terhadap Permendikbud nomor 65
tahun 2013 terkait peny usunan R PP, terbatasnya referensi untuk peng embang an R PP, dan
adany a kebing ung an deng an model R PP yang berag am. Upay a y ang dapat mereka lakukan
untuk meng atasi hambatan tersebut adalah melalui diskusi deng an teman sejawat.
Menurut Ibrahim ( 2015) pembelajaran sebag ai inti dari implementasi kurikulum dalam
g aris besarnya menyang kut tig a fung si manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian. Dalam kaitanny a deng an implementasi kurikulum, perencanaan dituang kan dalam
prog ram pembelajaran, y ang berkaitan deng an cara bag aimana proses pembelajaran
dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan dan kompetensi secara efektif dan efisien. Tujuan
pembelajaran deng an pendekatan
saintifik didasarkan pada keung g ulan pendekatan tersebut, antara lain: ( 1) mening katkan
kemampuan intelek, k hususny a kemampuan berpikir ting kat ting g i, ( 2)
untuk membentuk kemampuan siswa dalam meny elesaikan suatu masalah secara sistematik,
( 3) terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu
kebutuhan, ( 4) diperolehny a hasil belajar y ang ting g i, ( 5) untuk melatih siswa dalam
meng omunikasikan ide- ide, khususny a dalam menulis artikel ilmiah, dan ( 6) untuk
meng embang kan karakter siswa sebag aimana disampaikan Machin ( 2014) . Hal tersebut tentu
saja berkaitan erat dengan pembuatan dan peng ambilan keputusan y ang harus memberi
g ambaran tentang pelaksanaan pembelajaran y ang diing inkan.
Tahapan lainny a y ang mempeng aruhi proses pembelajaran di sekolah, baik untuk
melihat hasil sebuah penerapan atau proses tidak lepas dari komponen dan peng embang an
R PP. S ekolah berkewajiban untuk memberi sarana yang dibutuhkan oleh g uru dalam upaya
penyusunan R PP g una mendukung proses pembelajaran yang akan dilakukan ke depan. Pada
keny ataannya di lapang an banyak hal y ang tidak dapat dipahami oleh peneliti, di mana setiap
sekolah memiliki kekurang an y ang berag am dari seg i peny usunan R PP y ang tidak sesuai deng an
rubrik. Tanpa R PP proses pembelajaran tidak akan berjalan sebag aimana mestinya, walaupun
bany ak g uru bisa meng ajar tanpa R PP, namun secara harfiah pedag og ik, R PP merupakan nyawa
sebuah proses g una mendapatkan hasil pembelajaran y ang berkualitas.
Penelaahan R PP y ang dikaji berdasarkan R PP y ang telah disusun oleh g uru, kemudian
dilihat kesamaan komponen atau kesesuaian komponen y ang ada di R PP g uru fisika di sekolah
deng an rubrik y ang dig unakan sebag ai acuan untuk kesesuaian y ang ada. Persentase

9rnawati:
A nal
isis Yesul
itanDuru.
.
.
.
.
.
.
|
55

W
urnalt endidik
anSains Indonesia,V ol
.
05,bo.
0
2,hl
m 5058,20
17
http:
/
/
j
urnal
.
unsy
iah.
ac.
id/
j
psi

kesesuaian antara komponen y ang ada dalam R PP g uru fisika di 6 sekolah di K ota Banda Aceh
deng an rubrik y ang ada meny atakan bahwa kateg ori cukup ( cuk up sulit) sebesar 75% , di mana
persentase ini menunjukk an bahwa g uru fisika y ang telah meng ikuti pelatihan baik sekali atau
lebih belum bisa memahami betul apa itu kurikulum 2013 dan bag aimana menerapkannya
dalam penyusunan R PP g una proses pembelajaran y ang berkualitas nantinya. Pemberian
pelatihan y ang telah berjalan ini tidak proposional, di mana g uru diberi pelatihan secara g lobal
untuk memahami materi secara keseluruhan di waktu y ang sing kat.
K omponen R PP y ang sang at berv ariasi jug a membuat g uru fisika sulit untuk membuat
inov asi baru seperti adany a penilaian y ang berkesinambung an di mana g uru dituntut membuat
rubrik penilaian autentik, sumber belajar yang baik, media pembelajaran y ang dig unakan serta
beberapa hal lainny a sebag ai komponen penting sebuah R PP. Fung si R PP adalah sebag ai acuan
bag i g uru untuk melaksanakan pembelajaran ag ar lebih terarah dan berjalan secara efektif dan
efisien. Deng an kata lain, R PP berperan sebag ai skenario proses pembelajaran. Oleh karena itu,
R PP hendaknya bersifat luwes ( fleksibel) dan memberi kemung kinan bag i g uru untuk
berkreatifitas meng embang kan pembelajaran kurikulum 2013.
Penilaian autentik sendiri merupakan penilaian yang tidak sekedar meng ukur
kompetensi peng etahuan peserta didik saja, sehing g a cukup sulit untuk meng aplikasikannya.
Menurut K usumastuti dk k. ( 2016) , kendala pada keg iatan penilaian pembelajaran, adalah
proses penilaian y ang diang g ap rumit sehing g a banyak g uru y ang belum paham dalam
peng implementasiannya. Penilaian autentik terdiri dari berbag ai teknik penilaian yaitu, pertama
peng ukuran lang sung keterampilan peserta yang berhubung an deng an hasil jang ka panjang
pendidikan seperti kesuksesan di tempat kerja. K edua, penilaian atas tug as- tug as y ang
memerlukan keterlibatan y ang luas dan kinerja y ang kompleks. K etig a, analisis proses y ang
dig unakan untuk meng hasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap, k eterampilan, dan
peng etahuan y ang ada. Untuk itu penilaian autentik harus mampu meng gambarkan sikap,
keterampilan, dan peng etahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik
meny esuaikan deng an respons siswa dalam proses pembelajaran sesung g uhny a.
Guru fisika di K ota Banda Aceh cukup kesulitan dalam menilai, di mana nilai peserta
didik harus disajikan dalam bentuk huruf dan bukan ang ka seperti sebelumny a. Proses penilaian
deng an meng kaji silabus sebag ai acuan dalam membuat rancang an dan kriteriany a pada awal
semester. S etelah menetapkan kriteria penilaian, g uru memilih teknikny a sesuai deng an
indikator dan meng embang kan instrumen serta pedoman peny ekoran sesuai deng an teknik
penilaian y ang dipilih. S elain penilaian, pada pembelajaran jug a dirancang keg iatan remedial
y ang diberikan bagi siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan pada setiap pembelajaran
dan keg iatan peng ayaan diberikan bagi siswa y ang sudah memenuhi kriteria ketuntasan untuk
menambah wawasan siswa ag ar lebih memahami materi yang dipelajari secara mendalam.
Namun tidak semua R PP y ang dikembang kan g uru dicantumkan keg iatan remedial dan
peng ayaan sebag aimana pernyataan R iana dkk . ( 2016) . Bentuk laporan hasil penilaian peserta
didik sesuai kurikulum 2013 berbentuk nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi untuk
hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan y ang disajikan dalam bentuk
deskripsi. Hubung an pemahaman g uru terhadap ting kat kesulitan y ang dirasakan g uru dalam
melakukan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 adalah cukup mempeng aruhi. Hasil
tersebut sang at wajar, terutama untuk g uru fisika yang baru melaksanakan kurikulum 2013
selama satu semester merasa lebih kesulitan dalam melakukan pembelajaran. Guru deng an
lama implementasi satu semester cenderung kurang mendapatkan pelatihan ag ar bisa
memahami deng an baik konsep kurikulum 2013 secara keseluruhan, baik perencanaan,
pelaksanaan, maupun penilaianny a.
K E S I MP U I A N
Berdasarkan hasil penelitian y ang dilakukan dapat disimpulkan bahwa R PP y ang telah
disusun belum sepenuhny a sesuai deng an tuntutan k urikulum 2013 serta ada beberapa
kesulitan y ang dialami y aitu: belum mendapatkan pelatihan kurikulum 2013, meng g unakan
komputer dan internet, merumuskan indikator, pemilihan pendekatan/metode/strateg i
pembelajaran, meng embang kan aktiv itas pembelajaran serta menyusun tehnik dan instrumen
penilaian.
U C A P A N T E R I MA K A S I H
Penulis meng ucapkan rasa terimakasih y ang sebesar- besarnya kepada Bapak Prof. Dr.
Yusrizal, M.Pd, Dr. A. Halim, M.S i, Ibu Dra. E lisa, M. S i dan Dra. S usanna, M.Pd selaku v alidator
y ang telah bany ak memberikan masukan, arahan dan koreksi untuk penyempurnaan instrumen.
Ucapan terimakasih jug a disampaikan kepada kepala sekolah beserta para g uru fisika S MA

56|W
t S IV ol
.
05,bo.
02,hl
m.
5058,2017

W
urnalt endidik
anS ains Indonesia,V ol
.
05,bo.
02,hlm 5058,2017
http:
/
/
j
urnal
.
unsy
iah.
ac.
id/
j
psi

Neg eri 4, 5, 7, 8, 15 dan 16 Banda Aceh y ang telah bany ak membantu saat pelaksanaan
penelitian.
DA F T A R P US T A K A
Aeni, U., Chandra, E , dan Muspiroh, N. 2016. Identifikasi K esulitan Guru Biolog i dalam
Melaksanakan Pembelajaran K urik ulum 2013 di S MA Neg eri 1 S usukan Cirebon.
S cientiae Educatia: J urnal Pendidikan S ains, 5( 2) : 165- 174.
Afrizal. 2016. K esulitan Guru Fisika dalam Meny usun R PP sesuai K elompok K ata Taksonomi
Bloom di K ota Banda Aceh. S kripsi tidak dipublikasikan. Banda Aceh. Univ ersitas S y iah
K uala.
Alawiy ah, F. 2013. Dampak Implementasi K urikulum 2013 Terhadap Guru. P3DI. S etjen DPR R I.
J akarta.
Harso. A., S uastra. I.W, dan S udiatmika, A.A.I. A.R . ( 2014) . Peng aruh Model Pembelajaran
Heuristik V ee terhadap Pemahaman K onsep Fisika dan S ikap Ilmiah S iswa K elas X S MA
Neg eri 2 Iang ke R embong. ( Online) , V ol. 5, ( http: //www. pasca. undiksha. ac. id.) .
Ibrahim. 2015. Deskripsi Implementasi
Matematika di S MA
Neg eri 3
3( 3) : 370- 378.

K urikulum
2013 dalam
Proses
Pembelajaran
Maros K abupaten Maros. J urnal Day a Matematis,

Irenewaty , T. 2015. K esulitan- K esulitan Guru dalam Implementasi K TS P Mata Pelajaran S ejarah
S ekolah Meneng ah Atas ( Penelitian di S MAN I Prambanan, K laten) . J urnal Istoria,
10( 2) : 103- 117.
K emdikbud. 2014. Permendikbud No. 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Meneng ah. J ak arta: K ementerian Pendidikan dan K ebuday aan.
K haerani, N.C. 2016. Pening katan K ompetensi Guru dalam Meny usun R PP melalui K eg iatan IHT
( in house training ) . J urnal Pendidikan Guru S ekolah Dasar, 17( 1) : 64- 70.
K risdiana, I., Apriandi, D, dan S etiansyah, R .K . 2015. Analisis K esulitan Guru dan
Peserta Didik S ekolah Meneng ah Pertama dalam Implementasi K urikulum
2013 pada Mata Pelajaran Matematika. J urnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 1( 1) : 143- 154.
K usumastuti, A., S udiyanto, dan Octoria. D 2016. Faktor- Faktor Peng hambat Guru dalam
Melaksanakan K urikulum 2013 Pada Pembelajaran Akutansi di S MK Neg eri 3 S urakarta.
J urnal Tata Arta UNS 2( 1) : 118- 133.
K ustijono, R . dan Wiwin, E . 2014. Pandang an Guru terhadap Pelaksanaan K urikulum 2013
dalam Pembelajaran Fisika S MK di K ota S urabay a. J urnal Pendidikan Fisika dan
Aplikasinya. 4( 1) : 1- 14.
Machin, A. 2014. Implementasi Pendekatan S aintifik, Penanaman K arakter dan K onserv asi Pada
Pembelajaran Materi Pertumbuhan. J urnal Pendidikan IPA Indonesia ( J PII) 3 ( 1) , 28- 35.
Mailani, E . 2012. Upay a mening katkan K ompetensi Pedag og ik Guru dalam Meny usun R encana
Pelaksanaan Pembelajaran Melalui K eg iatan Pendamping ( Mentoring ) . S chool E ducation
J ournal PGS D FIP Unimed, 6( 2) : 14- 27.
Martha, I.N. dan Teg eh, I. M. 2012. R encana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Iocal Content
Guru Dan C alon Guru S ekolah Dasar di K ota S ingaraja. J urnal Pendidikan Indonesia,
1( 2) : 65- 78.
Normawati, N. 2016. Pemanfaatan K omputer dalam Pembelajaran di S D Neg eri Tukang an
Yog y akarta. J urnal Pendidikan Guru S ekolah Dasar, 23( 5) : 239- 250.

9rnawati:
A nal
isis Yesul
itanDuru.
.
.
.
.
.
.
|
57

W
urnalt endidik
anSains Indonesia,V ol
.
05,bo.
0
2,hl
m 5058,20
17
http:
/
/
j
urnal
.
unsy
iah.
ac.
id/
j
psi

R iana,

I.G.A., Ag ung , A.A.G, dan Parmiti, D.P. 2016. Analisis R encana Pelaksanaan
Pembelajaran ( R PP) untuk Implementasi K urikulum 2013 di S D Neg eri 3 Banjar J awa
K ecamatan Buleleng . e- J ournal E dutech , 5( 2) : 1- 10.

S ary ati.

2014. Upay a Pening katan K ompetensi Paedag og ik
Administrasi Pendidikan, 2( 1) : 669- 831

Guru S ekolah Dasar.

J urnal

S idiq, F. 2015. Analisis K esiapan Guru dalam Implementasi K urikulum 2013 di MIN S e- K ota
Banda Aceh. Tesis tidak dipublikasikan. Medan: Prog ram Pascasarjana Unimed.
S ariono. 2014. K urikulum 2013: K urikulum Generasi Emas. E - J urnal Dinas Pendidikan K ota
S urabay a; 3( 1) : 1- 9.
S udjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Meng ajar. Bandung : PT . R emaja R osdakary a.
S umarno, dan W ustqa, D. U. 2014. Peng embang an Perang kat Pembelajaran pada Materi Pokok
K alkulus S MA K elas X I S emester 2. J urnal R iset Pendidikan Matematika. 1( 2) : 257- 267.
W ati, R . I., Yuliani, dan Isnawati. 2015. Analisis Kesesuaian R PP Materi Fung i di S MA K abupaten
Gresik deng an K urik ulum 2013. J urnal Bio E du Berkala. 4( 2) : 902- 907.
W ikaneng sih., Nofly anti, Ismayani, M, dan Permana, I. 2015. Analisis R encana Pelaksanaan
Pembelajaran ( R PP) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ( S tudi terhadap R PP y ang disusun
g uru Bahasa Indonesia ting kat S MP di K ota Cimahi) . J urnal Ilmiah UPT P2M S TK IP
S iliwang i, 2( 1) : 106- 119.

58|W
t S IV ol
.
05,bo.
02,hl
m.
5058,2017