TUMBUHAN LUMUT DAN PAKU Makalah ini disu

TUMBUHAN LUMUT DAN PAKU
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Biologi Umum
Dosen Pengampu : Shinta, M.Si

Disusun Oleh :
1. Lama’ah Azzahra

(16620100)

2. Dedik Ferdianto

(16620106)

3. Haidar Nazaruddin Azwar (16620107)
4. Zadani Nabila Ashari

(16620116)

5. Zainatul Mukarramah

(16620127)


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan (kingdom Plantae) adalah golongan makhluk hidup eukariota
multiselular yang memiliki kemampuan untuk memberi makan diri sendiri (autotrof).
Mereka memiliki kloroplas yang di dalamnya terdapat pigmen klorofil (kebanyakan
mengandung klorofil a dan b serta karotin). Selain itu, tumbuhan juga memiliki struktur
tubuh yang sudah terdiferensiasi membentuk jaringan dan organ tubuh. Kelompok
makhluk hidup yang termasuk dalam

kingdom Plantae antara lain adalah tumbuhan

lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan berbiji.

Tumbuhan paku (Pteridophyta atau Filicophyta), adalah satudevisi tumbuhan yang
telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkanbiji untuk
reproduksinya. Kelompok tumbuhan ini masih menggunakan spora sebagai alat
perbanyakan generatifnya, sama seperti lumut dan fungi. Tumbuhan paku tersebar di
seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total
spesies yang diketahui hampir 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di
Indonesia), sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab.
Salah satu anggota dari Pteridophyta ialah kelas Lycopodiinae ( paku kawat atau
paku rambat ). Merupakan tumbuhan liar di pinggir-pinggir jalan, semak belukar atau di
hutan-hutan,sering memanjat di pohon. Tumbuh dari dataran rendah sampai pegunungan
dari ketinggian 100 m sampai 2.000 m di atas permukaan laut.
Sedangkan, lumut merupakan tumbuhan tidak berpembuluh, yang termasuk dalam divisio
bryophyta ( berasal dari bahasa yunani, bryum “lumut” ). Divisio ini mempunyai “daun”
yang telah menyerupai daun tumbuhan berpembuluh Lumut (Briophyta) adalah tumbuhan
yang sudah terbentuk embrio. Bentuknya kecil, lembut, mempunyai talus yang tingginya
kurang dari 15 cm, berspora tapi belum mempunyai akar, batang dan daun sejati.
Divisio ini mempunyai anggota terbanyak, yaitu sekitar 10.000 spesies. Di dalam makalah
ini, akan membahas tumbuhan lumut dan paku tentang bagaimana pengelompokanpengelompokan, dan proses siklus hidupnya.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini dibuat adalah:
1.

Memahami struktur dan fungsi bagian - bagian tumbuhan paku dan
lumut.

2.

Mengetahui cara perkembangbiakan dari tumbuhan paku dan lumut
melalui charta.

BAB II
ISI
2.1 Paku (Pteridophyta)
Tumbuhan paku pernah merajai vegetasi zaman Paleozoikum periode karbon
yang disebut zaman Paku. Tumbuhan paku yang dominan saat itu berbentuk pohon
(paku tiang), misalnya Alsophila glauca.(Henny Riandari: 2011)
Tumbuhan paku dapat ditemukan diberbagai habitat, ada yang tumbuh di daratan
yang tanahnya netral, tanah berkapur, tanah asam, dan ada juga yang hidup di air.
Biasanya tumbuhan ini menyukai tempat yang lembab dan teduh. Adapun ciri-ciri

tumbuhan paku yaitu: memiliki akar, batang dan daun sejati, memiliki pembuluh angkut
dengan ikatan pembuluh, memiliki klorofil, berkembang biak dengan spora dan pergiliran
keturunan antara fase gametofit dan vegetatif (metagenesis). Tumbuhan paku juga
banyak memiliki manfaat bagi kehidupan manusia sehari-hari antara lain Sebagai bahan
obat-obatan, Sebagai tanaman hias, Sebagai tanaman sayuran, Sebagai pupuk hijau
dalam pertanian, dan Sebagai sumber bahan baku pembentukan batu bara. (Henny
Riandari: 2011)

A. Morfologi Tumbuhan Paku
Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang berupa pohon (paku pohon,
biasanya tidak bercabang), epifit, mengapung di air, hidrofit, tetapi biasanya berupa terna
dengan rizoma yang menjalar di tanah atau humus dan ental (bahasa Inggris frond) yang
menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m).
Ental yang masih muda selalu menggulung (seperti gagang biola) dan menjadi
satu ciri khas tumbuhan paku. Daun pakis hampir selalu daun majemuk. Sering dijumpai
tumbuhan paku mendominasi vegetasi suatu tempat sehingga membentuk belukar yang
luas dan menekan tumbuhan yang lain.
B. Macam – Macam Paku Spora
1. Paku Homospora (isospora) menghasilkan satu jenis spora saja, misalnya paku
kawat (Lycopodium clavatum). Homospora adalah genus dari ngengat dalam

keluarga Geometridae .

2. Paku Heterospora (anisospora) menghasilkan dua jenis spora yaitu: mikrospora
(jantan) dan makrospora (betina), misalnya paku rane (Selaginella wildenowii) dan
semanggi (Marsilea crenata).

3. Paku peralihan antara homospora dan heterospora menghasilkan spora yang
bentuk dan ukurannya sama (isospora) tetapi sebagian jantan dan sebagian
betina (heterospora), misalnya paku ekor kuda (Equisetum debile) .

C. Bagian – Bagian Tumbuhan Paku
1. AKAR
Akar tumbuhan paku merupakan akar sesungguhnya karena sel-sel akarnya
sudah terdiferensiasi menjadi :


kuit luar (epidermis)




kulit dalam (korteks), dan



silinder pusat, terdpat buluh pengangkut berupa xylem yang dikelilingi oleh
floem.



Tumbuhan paku mempunyai sistem perakaran serabut.

2.BATANG
Pada sebagian besar jenis paku, batangnya terdapat di dalam tanah yang
dinamakan ripang (rhizome). Jika muncul ke permukaan tanah, batangnya sangat pendek
sekitar 0.5 m. Namun, ada beberapa batang pohon paku yang tingginya mencapai 5 m
atau lebih, misalnya cythea sp. Pada batang, terdapat pembuluh pengangkut berup xilem
dikelilingi floem.

3. DAUN
Macam-Macam Daun :



Daun yang kecil-kecil disebut Mikrofil



Daun yang besar-besar disebut Makrofil dan telah mempunyai daging
daun (Mesofil)



Daun yang khusus untuk asimilasi disebut Tropofil



Daun yang khusus menghasilkan spora disebut Sporofil

D. Ciri-ciri Paku
Tumbuhan paku termasuk Kormophyta berspora karena sudah mempunyai akar,
batang dan daun sejati serta berkembang biak dengan spora. Tumbuhan ini sudah

mempunyai klorofil, akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan paku yang kita kenal dan
dapat kita amati merupakan fase sporofit (Henny Riandari: 2011).
Pteridophyta hidup di habitat yang lembab sehingga disebut juga tumbuhan
higrofit. Tumbuhan paku muda mempunyai ciri khas bakal daun yang muda menggulung.
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan lapisan bawah di hutan-hutan tropik dan subtropik.
Habitatnya meliputi tepi pantai sampai ke lereng pegunungan, dan di sekitar kawah
(Henny Riandari: 2011).
Batang tumbuhan paku sudah mempunyai pembuluh pengangkut berupa floem
dan xilem yang bertipe konsentris (xilem dikelilingi floem). Akarnya berupa akar tongkat
yang disebut rizom. Daunnya terdiri atas daun kecil (mikrofil) dan daun besar (makrofil).
Daun yang digunakan untuk fotosintesis disebut tropofil. Adapun daun yang
menghasilkan spora disebut sporofil. Sporofil mempunyai kotak spora yang disebut
sporangium, berupa suatu badan yang menghasilkan spora. Sporangium terkumpul
dalam sorus. Kumpulan sorus-sorus disebut siri. Sorus dilindungi oleh pembungkus
(selaput) yang disebut indusium.
Sporangium terdiri atas sporangiofor, annulus, operkulum, dan peristom.
Sporangiofor adalah tangkai sporangium. Annulus merupakan sederet sel mati yang
mengelilingi sporangium. Dinding sel annulus tebal, kecuali yang menghadap keluar.
Annulus barfungsi untuk mengeluarkan spora dengan menekan sporangium. Operkulum
adalah tutup kotak spora. Peristom adalah gigi yang melingkari operkulum(Henny

Riandari: 2011).
E. Perkembangbiakan paku
Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan seperti halnya tumbuhan lumut.
Siklus hidup Pteridophyta dimulai dari proses terjadinya pembuahan antara spermatozoid
dan sel telur yang membutuhkan air sebagai media. Hasil pembuahan tersebut akan
menghasilkan zigot. Zigot akan berkembang menjadi embrio dan memperlihatkan dua
kutub. Satu kutub tumbuh ke atas (membentuk daun dan batang), sedangkan kutub yang
lain tumbuh ke bawah (membentuk akar). Namun, pada perkembangan selanjutnya kutub
yang satu tumbuh membentuk batang beserta daun, sedangkan kutub yang lain terhenti
atau tidak berkembang. Oleh karena itu, tumbuhan paku disebut tumbuhan berkutub satu
(Henny Riandari: 2011).

F. Metagenesis Tumbuhan Paku


Tumbuhan paku mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan antara
generasi sporofit dan generasi gametofit.




Generasi Saprofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri yang dapat
menghasilkan spora. Spora dihasilkan oleh struktur daun khusus yang
disebut sporofil. Spora tersebut mudah menyebar diterbang angin, dan
spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi tumbuhan
baru yaitu berupa protalium.

Generasi Gametofit merupakan tumbuhan penghasil gamet. Generasi gametofit
ditandai dengan adanya protalium yaitu tumbuhan paku baru yang berbentuk seperti
jantung, berwarna hijau, dan melekat pada substrat dengan rizoidnya. Generasi gametofit
tidak berlangsung lama karena biasanya protaliumnya berukuran kecil dan tidak berumur
panjang. Di dalam protalium terdapat suatu gametangium sehingga dapat membentuk
anteridium yaitu alat kelamin jantan yang akan menghasilkan sperma, dan arkegonium
yaitu alat kelamin betina yang akan menghasilkan sel telur. Jika terjadi pertemuan antara
sperma dengan sel telur maka akan terbentuk zigot dan akan tumbuh menjadi tumbuhan
paku baru.

G. Klasifikasi Tumbuhan Paku
1. Devisi Psilotophyta
Anggota devisi Psilotophya tidak memiliki daun atau akar sejati. Fungsi akar
digantikan oleh rizoid. Psilotophyta memiliki sporangium yang terletak pada ujung-ujung

cabangnya. Psilotophyta merupakan kelompok tumbuhan paku yang sudah hampir
punah. Anggota devisi ini pernah dominan pada periode Silurian hinnga Devonian. Salah
satu jenis devisi psilotophyyta yang masih ada hingga sekarang adalah Psilotum(Bagod
Sudjadi: 2007).

2. Devisi Lycopodophyta
Jumlah anggota devisi ini mencapai sekitar 1000 spesies. Mereka memiliki daun
berupa mikrofil yang tersusun secara spiral. Lycopodophyta memiliki sporangium yang
muncul dari ketiak daun yang berkumpul membentuk strobilus (bentuk seprti pentungan
kayu. Bersifat epifit. Contohnya Lycopodium dan Selaginella(Bagod Sudjadi: 2007).

3. Devisi Equisetophyta

Jumlah anggota devisi ini hanya terdapat sekitar 15 spesies. Mereka bisa tumbuh
subur di tempat-tempat yang lembab, daun berukuran menengah, bersisik, dan tersusun
melingkar pada setiap buku. Rizom dapat menghasilkan batang yang menjulang ke atas
hingga mencapai ketinggian 1,3 meter. Pada ujung batang terdapat stobilus berwarna
kekuning-kuningan. Contohnya Equisetum (Bagod Sudjadi: 2007).

4. Devisi Pteridophyta
Devisi ini meliputi tumbuhan

paku menurut kita sehari-hari. Mereka memiliki

makrofil dengan tulang-tulang daun dan daging daun (mesofil). Tinggi tumbuhan paku ini
bervariasi, mulai dari yang pendek dan tampak lumut hingga tinggi menjulang seperti
pohon. Anggota devisi ini ada yang tingginya mencapai enam kaki. Contoh: Alsophilla
glauca (paku tiang), Gleichenia linearis (paku resam), Adiantun cuneatum (suplir), dan
Marsilea crenata (semanggi)(Bagod Sudjadi: 2007).

H. Peranan Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku memiliki manfaat diantaranya adalah sebagai salah satu sumber
fosil batu bara yang bermanfaat untuk bahan bakar. Sebagai tanaman hias, yaitu: suplir

(Adiantum cuneatum), paku sarang burung (Asplenium nidus), paku tanduk rusa
(Platycerium bifurcatum) dan pakis (Nephrolepis sp.). Sebagai bahan penggosok untuk
mencuci bahan dari gelas, yaitu: paku ekor kuda (Equisetum debille). Sebagai bahan
baku obat-obatan, yaitu species Dyopteris filix-mas (paku picisan) dan Lycopodium
clavatum. Sebagai bahan makanan, yaitu semanggi (Marsilea crenata) dan berbagai jenis
tumbuhan paku yang daunnya masih muda (pakis). Sebagai media tumbuh tumbuhan
anggrek, yaitu paku tiang (Alsophilla glauca). Sebagai pupuk hijau, yaitu Azolla pinnata
yang hidup bersama dengan Annabaena azollae (kelompok ganggang biru). Annabaena
azollae mengikat unsur nitrogen yang ada di udara bebas menjadi senyawa nitrogen yang
yang dapat diserap oleh tumbuhan lain sehingga dapat menyuburkan tanah. (Arif Priadi:
2007)

2.2 Lumut
Lumut merupakan tumbuhan darat pertama dengan susunan tubuh yang masih
sederhana. Secara khusus, lumut dikenal sebagai tumbuhan tidak berpembuluh. Mereka
tidak memiliki organ tubuh sebenarnya. Tumbuhan tersebut hanya memiliki organ yang
menyerupai akar, batang dan daun. Misalnya, rizoid merupakan organ pengganti akar
pada lumut. Organ tersebut memungkinkan lumut dapat menempel pada substrat dan
menyerap air (mineral) dari dalam tanah. (Arif Priadi: 2007)
Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor (perintis), yang tumbuh di suatu
tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut
berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas.
Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan
tumbuhan yang lainnya. Klasifikasi tradisional menggabungkan pula lumut hati kedalam
Bryophyta (Kimball, 1994: 339).

A. Bagian-Bagian Tumbuhan Lumut

1. AKAR
Lumut mempunyai rizoid (akar semu) yang berfungsi untuk melekat pada tempat
tumbuh, serta menyerap air dan zat hara. Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai
pembuluh angkut (xylem dan floem).
2. BATANG
Batang tidak memiliki pembuluh pengangkut (xilem dan floem). Daun kecil,
sempit, mengandung kloroplas berisi klorofil. Lumut hati dan lumut tanduk tanpa batang
dan tanpa pembuluh angkut. Tubuh berupa talus. Irisan melintang talus :
1. Selapis sel epidermis atas
2. Jaringan parenkim, tempat asimilasi
3. Selapis epidermis bawah, ada yang menjadi rizoid
4. Lumut daun memiliki batang sederhana dengan pembuluh angkut tunggal
3. DAUN
Hanya mengalami pertumbuhan primer dengan sebuah sel pemula berbentuk
tetrader.




Sporofit terdiri atas kapsul dan seta.
Sporofit yang ada pada ujung gametofit berwarna hijau dan memiliki
klorofil, sehingga bisa melakukan fotosintesis.

Pipih bilateral dengan satu pembuluh angkut (ibu tulang daun). Air masuk secara
imbibisi dan didistribusikan secara difusi.
B. Metagenesis Tumbuhan Lumut
Tumbuhan lumut mengalami metagenesis, yaitu mengalami pergiliran yang teratur
antara fase vegetatif dan generatif dalam daur hidupnya. Reproduksi tumbuhan lumut
secara vegetatif membentuk spora haploid (n) yang dihasilkan oleh fase sporofit, yaitu
sporogonium. Reproduksi secara generative dengan peleburan antara spermatazoid yang
dihasilkan anteridium (alat kelamin jantan) dengan ovum yang dihasilkan oleh
arkegonium (alat kelamin betina).

C. Reproduksi Lumut
Lumut dapat bereproduksi dengan 2 macam yaitu secara aseksual dan seksual:
1. Reproduksi aseksual (vegetatif) dapat dilakukan dengan beberapa macam
cara, misalnya melalui pembentukan gemma atau kuncup, penyebaran spora,
dan fregmentasi.
2. Reproduksi seksual (generatif) dilakukan dengan cara peleburan antara sel
gamet jantan (spermatozoid) dengan gamet betina (ovum). Spermatozoid
dihasilkan oleh anteridium (alat kelamin jantan), sedangkan ovum dihasilkan
oleh arkegonium (sel kelamin betina). (Bagod Sudjadi,2007)
Berdasarkan letak anteridium dan arkegonium, lumut dapat dibedakan atas 2
kelompok yaitu:

1. Lumut homotalus, merupakan kelompok lumut yang memiliki anteridium dan
arkegonium pada satu tubuh (talus). Lumut demikian disebut juga lumut berumah
satu.
2.

Lumut heterotalus, merupakan kelompok lumut yang masing-masing talusnya
memiliki anteridium saja atau arkegonium saja. Lumut demikian disebut juga
lumut berumah dua. (Bagod Sudjadi: 2007).

D. Ciri-Ciri Lumut
Tumbuhan lumut adalah tumbuhan darat sejati, walaupun masih banyak yang
menyukai tempat yang lembab dan basah (pada kulit kayu, batuan, dan tembok). Lumut
yang hidup di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut (Sphagnum sp). Walaupun
demikian lumut masih sangat memerlukan air, tanpa air organ reproduksinya tidak dapat
masak atau pecah (merekah). Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini
melekat dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), oleh karena itu tumbuhan lumut
merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan bertalus (Thallophyta) dengan tumbuhan
berkormus (Kormofita). Lumut merupakan tumbuhan berpembuluh dan disebut tumbuhan
berkormus karena memiliki akar berupa rizoma, batang, dan daun yang menyerupai
tumbuhan sempurna. Namun tumbuhan ini masih tergolong tumbuhan tingkat rendah
karena tidak menghasilkan buah seperti tumbuhan pada umumnya. Tumbuhan paku
berkembang biak secara seksual dan aseksual dan mengalami pergiliran keturunan. (Arif
Priadi: 2007)
Didalam tumbuhan lumut terdapat istilah berumah dua (lumut heterotalus) yang
artinya kelompuk lumut yang masing-masing talusnya memiliki anteridium saja atau
arkegonium saja, sedangkan berumah satu (homotalus) artinya kelompok lumut yang
memiliki anteridium dan arkegonium pada satu tubuh (talus). Peranan lumut bagi
kehidupan sehari-hari yaitu mencegah terjadinya banjir pada musim hujan dan mampu
menyediakan air pada musim kemarau, digunakan sebagai bahan bakar, dan dapat
diolah menjadi kapas. (Arif Priadi: 2007)
E. Klasifikasi Lumut
Berdasarkan bentuk morfologi dan sifat hidup lainnya, lumut dikelompokan atas
lumut hati, lumut tanduk dan lumut sejati (lumut daun). Masing-masing kelompok tersebut
menempati takson yang sama. Tetapi penempatannya

dalam sistem taksonomi

mengalami perkembangan. (Bagod Sudjadi: 2007)
Sebagian ahli taksonami menempatkan masing-masing kelompok lumut pada
tingkatan takson kelas, yaitu kelas Hepaticopsida (lumut hati), kelas Anthoceropsida

(lumut tanduk), dan kelas Bryopsida (lumut sejati). Berikut ini saya akan membahas
tentang kelompok lumut tersebut:

1. Lumut Hati

hepaticopsida
Lumut hati merupakan tumbuhan kecil yang berbentuk lembaran. Lumut ini tidak
memiliki akar, batang, dan daun yang sebenarnya sehingga disebut tumbuhan talus.
Struktur talus pada tumbuhan ini disebut lobus. Salah satu jenis tumbuhan hati yang
terkenal adalah Marchantia . Setiap lobus lumut memiliki ukuran panjang 1cm atau lebih.
Permukaan atas lobus licin, sedangkan bawahnya terdapat rizoid yang dapat tertanam
kedalam tanah. Contoh lumut adalah Marchantia polymorpha dan Marchantia geminata.
(Bagod Sudjadi: 2007)
2. Lumut Tanduk

anthocerotaceae
Lumut ini dapat ditemukan disepanjang pinggir sungai, danau, atau selokan.
Struktur tubuhnya hampir serupa dengan lumut hati. Itulah sebabnya, ada sebagian ahli
mengelompokkan kedalam lumut hati. Seperti halnya lumut hati, lumut tamduk juga
mengalami pergiliran keturunan. Salah stu spesies lumut ini adalah Anthoceros
sporophytes. (Bagod Sudjadi: 2007)
3. Lumut Sejati atau Lumut Daun

musci

Lumut sejati banyak ditemukan didaerah yang lembab dan teduh. Lumut ini dapat
saja ditemukan didaerah kutub, tropis, atau gurun. Lumut sejati merupakan tumbuhan
kecil yang memiliki batang semu yang dapat tegak dengan lembaran daun yang tersusun
spiral. (Bagod Sudjadi: 2007)
F. Peranan Tumbuhan Lumut
Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen,
penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap
polutan. Beberapa tumbuhan lumut dimanfaatkan sebagai ornamen tata ruang. Beberapa
spesies Sphagnum dapat digunakan sebagai obat kulit dan mata.

BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Tumbuhan lumut (Bryophyta) termasuk tumbuhan talus.
2. Berdasarkan letak gametangium, tumbuhan lumut ada yang berupa homotalus
(berumah satu) dan heterotalus (berumah dua).
3. Tumbuhan lumut dapat dapat dikelompokan atas lumut hati, lumut tanduk dan
lumut daun atau sejati.
4. Tumbuhan paku adalah tumbuhan berpembuluh. Pada bagian organ tubuhnya
sudah ditemukan jaringan angkut berupa xilem dan floem.
5. Tumbuhan paku sudah mengalami diferensasi. Artinya, tumbuhan tersebut sudah
dapat dibedakan antara bagian akar, batang, dan daun.
6. Paku dapat berupa homospora, heterospora, dan peralihan homospora dan
heterospora.
7. Tumbuhan paku dan lumut sama-sama mengalami metagenesis yaitu pergiliran
keturunan.

DAFTAR PUSTAKA
Fried, George H. 2005. Biologi Edisi II. Jakarta: Erlangga.
Kimball, J. W. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Priadi, Arif. 2007. Biologi SMA Kelas X. Jakarta: Yudhistira.
Riandari, Henny. 2011. Theory and Application of Biology 1. Solo: Tiga Serangkai.
Sembiring, L. dkk. 2005. Biologi. Jilid 1. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka.
Sudjadi, Bagod. 2007. Biologi SMA/MA Kelas X. Jakarta : Yudhistira
http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_lumut di akses tanggal 17 Maret 2015
http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_paku di akses tanggal 17 Maret 2015
http://wapedia.mobi/id/Paku-pakuan di akses tanggal 17 Maret 2015
http://gista.student.umm.ac.id/category/tumbuhan-paku-pakuanpteridophyta/

di

akses tanggal 17 Maret 2015
http://www.google.co.id/imglanding?
q=daur+hidup+homospora&um=1&hl=id&biw=1024&bih=677&tbs=isch:1&tbnid=L
qJQvYDi2UImvM:&imgrefu di akses tanggal 17 Maret 2015
http://isheti.files.wordpress.com/2010/05/daur-hidup-paku-secara-heterospora.jpg
di akses tanggal 17 Maret 2015
http://sitimunawarohcr7.wordpress.com/ipa-1/metgenesis-pada-bryophyta-danpteridophyta/ di akses tanggal 17 Maret 2015
http://lygu05.blog.com/2009/06/14/pterydophyta/ di akses tanggal 17 Maret 2015
http://theeiia-tialaras.blogspot.com/ di akses 17 Maret 2015