Identifikasi Dampak Pendapatan Masyarakat Terhadap Penggunaan Hutan Mangrove Berbasis Silvofishery Di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia mempunyai luas lautan 5,8 km2 dengan jumlah pulau 17.506
dan garis pantai 81.000 km. Selain itu Indonesia juga kaya akan biodiversitas dan
kekayaan alam laut yang sangat indah baik dari terumbu karang, mangrove, lamun
dan biota-biota lautnya. Kekayaan ini sangatlah berpotensial untuk kemajuan
Indonesia dari sektor perikanan dan kelautannya, baik itu dilihat dari fungsi
ekologis maupun ekonomisnya. Namun pada kenyataannya hasil dan peranannya
itu tidak berfungsi pada tempatnya serta masih banyak pihak-pihak yang kurang
bertanggung jawab (Supriharyono, 2009).
Kerusakan hutan mangrove juga terjadi di Sumatera Utara yang
merupakan salah satu provinsi yang memiliki hutan mangrove yang cukup luas.
Luas keseluruhan hutan mangrove Sumatera Utara mencapai 364.580,95 ha,
sebanyak 280.939,71 ha dilaporkan dalam kondisi rusak berat (77,06 %),
47.645,41 ha dalam keadaan rusak sedang (13,06%) dan 35.995,83 ha dalam
kondisi tidak rusak (9,87%) (Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah II,
2006).
Kerusakan hutan mangrove juga terjadi di Kecamatan Hamparan Perak,
provinsi Sumatera Utara. Jika dilihat di 12 Kabupaten/kota yang memilki hutan
mangrove di Sumatera Utara, kerusakan paling tinggi berada di wilayah

Kabupaten Labuhan Batu yaitu mencapai 121.702,1 ha dari luas yang ada yakni
128.438,2 ha sedangkan kondisi yang masih baik hanya 2.250,7 ha. Seperti halnya
di Kabupaten Labuhan Batu, kerusakan hutan mangrove juga terjadi di Kecamatan
Hamparan Perak yakni sekitar 60% dari luasan yang dulunya merupakan kawasan

Universitas Sumatera Utara

hutan mangrove yang cukup baik (Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah II,
2006).
Sebagian masyarakat pesisir dalam memenuhi keperluan hidupnya
dengan

memanfaatkan

ekosistem

hutan

mangrove


misalnya

dengan

memanfaatkan flora dan fauna mangrove untuk keperluan sehari-hari maupun
untuk komersil. Selain itu, hutan mangrove banyak yang dikonversi menjadi
tambak, pemukiman, industri, dan sebagainya. Dampak ekologis akibat
berkurangnya ekosistem mangrove karena kerusakan adalah hilangnya berbagai
spesies flora dan fauna yang berasosiasi dengan ekosistem mangrove yang dalam
jangka panjang akan mengganggu keseimbangan ekosistem mangrove khususnya
dan ekosistem pesisir umumnya (Rochana, 2006).
Menurunnya kualitan dan kuantitas hutan mangrove telah mengakibatkan
dampak yang sangat mengkhawatirkan, seperti abrasi yang meningkat, penurunan
jumlah tangkapan ikan bagi perikanan pantai, intrusi air laut yang semakin jauh
kearah darat, malaria dan lainnya. Namun integrasi lahan hutan mangrove dengan
peruntukan lainnya tidak selamanya memberikan dampak buruk bagi kawasan
hutan mangrove, contohnya wanamina/silvofishery. Melalui kegiatan wanamina
ini diharapkan mampu menambah pendapatan masyarakat dengan tetap
memperhatikan kelestarian vegetasi mangrove, namun belum ada studi terkait
dengan kegiatan silvofishery terhadap dampak sosial ekonomi masyarakat

terhadap penggunaan lahan mangrove dengan tambak dan silvofishery. Oleh
karena itu, penelitian tentang dampak sosial ekonomi masyarakat dalam
penggunaan hutan mangrove berbasis silvofishery di Kecamatan Hamparan Perak
penting untuk dilakukan

Universitas Sumatera Utara

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dampak pendapatan
masyarakat terhadap penggunaan hutan mangrove berbasis silvofishery di
Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.

Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diperoleh manfaat penggunaan hutan mangrove
berbasis silvofishery terhadap pendapatan masyarakat sekitar hutan mangrove
yang meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai dampak pemanfaatan
ekosistem mangrove.

Universitas Sumatera Utara


Dokumen yang terkait

Identifikasi Dampak Pendapatan Masyarakat Terhadap Penggunaan Hutan Mangrove Berbasis Silvofishery Di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang

0 33 52

Pengelolaan Hutan Mangrove Berbasis Silvofishery di Desa Lama, Desa Paluh Manan dan Desa Paluh Kurau, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang

3 19 49

Identifikasi Dampak Pendapatan Masyarakat Terhadap Penggunaan Hutan Mangrove Berbasis Silvofishery Di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang

0 1 13

Identifikasi Dampak Pendapatan Masyarakat Terhadap Penggunaan Hutan Mangrove Berbasis Silvofishery Di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang

0 0 2

Identifikasi Dampak Pendapatan Masyarakat Terhadap Penggunaan Hutan Mangrove Berbasis Silvofishery Di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang

0 1 8

Identifikasi Dampak Pendapatan Masyarakat Terhadap Penggunaan Hutan Mangrove Berbasis Silvofishery Di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang

0 1 2

Pengelolaan Hutan Mangrove Berbasis Silvofishery di Desa , Desa Paluh Manan dan Desa Paluh Kurau, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang

0 0 12

Pengelolaan Hutan Mangrove Berbasis Silvofishery di Desa , Desa Paluh Manan dan Desa Paluh Kurau, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang

0 0 2

Pengelolaan Hutan Mangrove Berbasis Silvofishery di Desa , Desa Paluh Manan dan Desa Paluh Kurau, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang

0 0 3

Pengelolaan Hutan Mangrove Berbasis Silvofishery di Desa , Desa Paluh Manan dan Desa Paluh Kurau, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang

0 1 11