Index of /enm/images/dokumen
BUKU PANDUAN
RATING
KADIN PROVINSI
(2)
(3)
D AFTAR I SI
Pe n ga n t a r Ke t u a Um um Ka din I n done sia ... i
I . Pe dom an Pem e rin gka t an ... 1
A. Pe n da h ulu an ... 1
B. D a sa r Pe la k san a an ... 1
C. Tu j u an dan Ou t pu t ... 1
D . Ka t e gori H a sil ... 2
E. M e t ode ... 2
F. Ba h an Pe nilaia n ... 3
G. Alu r Prose s Pem er in gk a t an ... 4
H . Kr it e r ia Pokok da n Pe m bobot a n ... 4
I . M a t e r i Pe m e r in gk a t a n ... 5
J. Ja dw al Pe la k san a an ... 5
K. Pe n gu m u m an H a sil Pe m e rin gka t a n ... 6
I I . Pe nj ela san M a t e r i Pe m e r in gk a t a n ... 7 I I I . Pa n dua n M e n gisi M a t er i Kue sione r ... 1 1 I V. Kor e spon den si ... 1 2 V. Su su na n Pan it ia Pem e rin gka t an ... 1 3 VI . La m pira n - la m pir a n
§ For m u lir Kon fir m a si ( FR – A1 )
§ Pe rn ya t a a n Ke ben a ra n D oku m e n ( FR – B1 )
(4)
I . PED OM AN PEM ERI N GKATAN
A.
PEN D AH U LU AN
01. Sebagai organisasi dunia usaha, Kadin beserta asosiasi dan himpunan yang diwadahinya mengemban amanat undang-undang untuk memajukan dan memperjuangkan kepentingan dunia usaha yang dinamis, baik secara sektoral, lintas- sektoral maupun aspiratif.
02. Pengelolaan organisasi secara profesional menjadi tuntutan dan tantangan utama terhadap Kadin, baik untuk melayani kebutuhan anggotanya maupun sebagai lembaga publik dalam lingkungan global dan lokal yang berkembang cepat. Menjawab tuntutan dan tantangan tersebut, Kadin I ndonesia dalam program kerja hasil Rapimnas Kadin 2008 menetapkan penyelenggaraan program pemeringkatan atas Kadin tingkat Provinsi, tingkat Kabupaten/ Kota serta asosiasi/ himpunan.
03. Pemeringkatan Kadin Provinsi bertumpu pada fungsi dan tugasnya dalam pengembangan Kadin Kabupaten/ Kota dan asosiasi/ himpunan tingkat provinsi, di samping pengembangan kemitraan dengan Pemerintah dan masyarakat di wilayahnya. Pemeringkatan Kadin Kabupaten/ Kota serta asosiasi/ himpunan bertumpu pada layanan langsung kepada anggota, serta
pengembangan kemitraan dengan Pemerintah dan masyarakat di
wilayahnya.
04. Program pemeringkatan diselenggarakan oleh suatu Panitia Kerja yang dibentuk oleh Dewan Pengurus Kadin I ndonesia, yang antara lain bekerja sama dengan DI HK ( Kadin Jerman) dan para sponsor yang berminat. Untuk tahun 2008 pelaksanaan pemeringkatan dilakukan terhadap Kadin tingkat Provinsi dengan ketentuan dan metoda tertentu dengan uraian kerangka acuan berikut ini.
B.
D ASAR PELAKSAN AAN
05. Undang- Undang No. 1 Tahun 1987 tentang Kadin, khususnya Pasal 6 mengenai Tugas dan Fungsi Kadin
06. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kadin yang disetujui dengan Keppres 16 tahun 2006, khususnya Anggaran Dasar Kadin Pasal 8- 11, Pasal 21 dan 23, serta Anggaran Rumah Tangga Pasal 15 dan 20
07. Hasil Rapimnas Kadin 2008
C.
TU JU AN D AN OU TPU T
08. Tujuan
Menyelenggarakan kegiatan pemeringkatan kinerja program dan layanan Kadin Provinsi secara fungsional dan proporsional guna mendorong peningkatan profesionalitas pengelolaan organisasi, perbaikan citra dan
manfaat bagi para anggota, pemerintah dan masyarakat ( stakeholders) .
09. Output
a. Peningkatan profesionalitas pengelolaan organisasi di wilayah Kadin
Provinsi;
b. Peningkatan manfaat Kadin bagi anggota, pemerintah dan masyarakat
(stakeholders);
c. Peningkatan citra Kadin di kalangan masyarakat luas di dalam dan luar
(5)
d. Peningkatan minat dan semangat kompetisi Kadin Provinsi meningkatkan fungsi dan peran Kadin;
e. Pemetaan kinerja Kadin Provinsi.
D .
KATEGORI H ASI L
10. Hasil Pemeringkatan Kadin Provinsi 2008 adalah terpilihnya Kadin Provinsi Terbaik dalam dua kategori, yaitu:
a. Kategori Umum
§ Terbaik Kategori Umum berdasarkan penilaian terhadap kesuruhan
kategori penilaian
§ Terbaik Kategori Umum diambil sebanyak 3 ( tiga) dengan status
Terbaik I , Terbaik I I dan Terbaik I I I .
b. Kategori Khusus
Terbaik kategori khusus dibagi menjadi tiga subkategori yang masing-masing menampilkan satu Kadin Terbaik, yaitu:
§ Keorganisasian Terbaik.
§ Pelayanan Jasa Terbaik.
§ Kemitraan Kadin- Pemda Terbaik.
E. M ETOD E
11. Metode pemeringkatan yang digunakan adalah: a. Kuesioner tahap I
• Responden adalah Kadin Provinsi dengan materi yang sama untuk 33
( tiga puluh tiga) Kadin Provinsi.
• Disusun secara teliti untuk menghindari bias dan di kelompokkan
dalam kategori- kategori tertentu.
• Beberapa materi kuesioner dibuktikan dengan adanya data- data
pendukung baik harcopy maupun softcopy. b. Kuesioner tahap I I
• Wawancara dilakukan untuk melakukan ”pengecekan ulang” terhadap
jawaban dari responden dengan bahan kuesioner adalah hasil dari Kuesioner tahap I bagi Kadin Provinsi yang menduduki peringkat 6 ( enam) besar.
• Responden adalah Kadin Kabupaten/ Kota, Asosiasi/ Himpunan Tingkat
Provinsi.
• Materi kuesioner tahap I I adalah:
a) Pemahaman tentang Kadin
b) Hubungan keorganisasian
c) Kualitas informasi dan layanan Kadin Provinsi
c. Wawancara dan Kunjungan ( Pengumpulan Data Langsung)
• Bagi Kadin Provinsi yang telah mengikuti Kuesioner Pemeringkatan I I
dan menduduki peringkat 1 sd 3, maka berhak mengikuti seleksi akhir ( final) untuk ditentukan urutan peringkatnya.
• Responden untuk seleksi akhir ini adalah:
a) Calon pemenang untuk kategori umum dalam rangka penentuan urutan peringkat 1, 2 dan 3:
⇒ Kadin Provinsi untuk melihat fakta- fakta dilapangan antara yang
(6)
⇒ Kadin Kabupaten/ Kota dengan materi penajaman wawancara melalui telepon pada saat Kuesioner Tahap I I dan hal-hal baru berdasarkan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan oleh Tim Penilai Pemeringkatan Kadin I ndonesia.
⇒ Asosiasi/ Himpunan Tingkat Provinsi dengan materi penajaman
wawancara melalui telepon pada saat Kuesioner Tahap I I dan hal-hal baru berdasarkan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan oleh Tim Penilai Pemeringkatan Kadin I ndonesia.
⇒ Pemda : Dinas I ndustri dan Perdagangan serta KUKM
⇒ Hal-hal yang akan digali adalah mengenai kerjasama dan
kontribusi Kadin Provinsi dalam kegiatan perindustrian,
perdagangan dan KUKM.
b) Calon pemenang untuk kategori tertentu:
⇒ Kadin Provinsi dengan nominasi kategori : keorganisasian
terbaik.
⇒ Kadin Provinsi dengan nominasi kategori : Pelayanan jasa
terbaik.
⇒ Kadin Provinsi dengan nominasi kategori : Hubungan kemitraan
Kadin - Pemda terbaik. d. Waktu
• Pelaksanaan kuesioner pemeringkatan tahap I dilaksanakan serentak
mulai tanggal 24 Juni 2008 sd 31 Juli 2008.
• Pelaksanaan kuesioner pemeringkatan tahp I I dilaksanakan serentak
pada tanggal 20- 31 Oktober 2008.
• Wawancara dan kunjungan penentuan urutan peringkat 3 besar dan
Terbaik tiap kategori dilakukan pada tanggal 27 Oktober – 21 Nopember 2008
F. BAH AN PEN I LAI AN
12. Bahan penilaian dalam Pemeringkatan Kadin Provinsi adalah:
a. Kuesioner Pemeringkatan I
Hasil kuesioner Pemeringkatan I akan mendapatkan peringkat 1 sd 33 Kadin Provinsi, untuk selanjutnya diambil 6 ( enam) peringkat paling atas untuk diikutsertakan pada seleksi tahap I I ( kuesioner pemeringkatan I I ) dan 3 ( tiga) Kadin Provinsi yang memiliki nilai paling tinggi untuk kategori:
c.1. Keorganisasian terbaik
c.1. Pelayanan jasa terbaik
c.1. Hubungan kemitraan Kadin- Pemda terbaik
b. Kuesioner Pemeringkatan I I
Kriteria Kadin Provinsi yang lolos untuk mengikuti Kuesioner
Pemeringkatan I I adalah yang telah mengikuti tahapan Kuesioner Pemeringkatan I dan masuk peringkat 1 sd 6.
c. Wawancara & Kunjungan
c.1. Kunjungan bagi 3 (tiga) Kadin Provinsi lulus seleksi kuesioner
pemeringkatan I I untuk menentukan urutan peringkat 1,2 dan 3.
c.1. Kunjungan bagi 3 (tiga) Kadin Provinsi dalam rangka penentuan
(7)
G. ALU R PROSES PEM ERI N GKATAN
H . KRI TERI A POKOK D AN PEM BOBOTAN
13. Kuesioner Tahap I
Materi penilaian pada Kuesioner Tahap I mencakup 11 ( sebelas) kriteria dengan bobot nilai tiap kriteria berbeda. Pembobotan menggunakan range antara bobot minimal (1) dan bobot maksimal (5) . Pengukuran dengan range 1 sd 5 di kenal dengan sebagai angka Liekert. Hasil akhir dari penilaian untuk memudahkan dalam pembacaan dan pemahaman akan dikonversi menjadi skala 100.
N O M ATERI
PEM ERI N GKATAN
JUM LAH
PERTAN YAAN BOBOT
TOTAL N I LAI
1 Pengelolaan organisasi 11 3 33
2
Hubungan dengan Kadin Kabupaten/ Kota dan Anggota Luar Biasa
6 4 24
3 Penyelenggaraan
Program dan Layanan 7 4 28
4 Keuangan dan
Pembiayaan 5 3 15
5 Hubungan dengan
Lembaga Pemerintah 8 2 16
6 Hubungan Regional dan
I nternasional 7 1 7
7
Layanan Bisnis bagi Anggota dan Non-Anggota
6 5 30
8 Sarana dan Prasarana 12 2 24
9 Sumber Daya Manusia 6 4 24
10 Keanggotaan 10 4 40
11 Kriteria Lain 2 1 2
Ju m la h N ila i Ke se lu ru h a n 243
Ke t e r a n gan :
§ Bobot pertanyaan adalah bobot (A) untuk setiap jenis pertanyaan. Jika
dalah kategori terdapat B pertanyaan, maka jumlah nilai per kategori adalah A x B. Contoh pada kategori pengelolaan organisasi dengan
(8)
jumlah pertanyaan 11 dan bobot 3 maka total penilaian yang dapat diperoleh Kadin Provinsi adalah = 11 x 3 = 33 poin.
§ Jumlah maksimal hasil penilaian Kadin Provinsi adalah 243 poin.
§ Untuk memudahkan pembacaan hasil penilaian, maka dilakukan konversi
nilai menjadi poin, sehingga nilai tertinggi adalah 100. Konversi nilai adalah : (100/ 243) = 0,41.
§ Skor akhir dari setiap Kadin Provinsi = total penilaian X 0,41
Contoh:
a. Kadin Provinsi dengan total penilaian 225,maka Skor akhir= 225 X
0,41= 92.25
b. Kadin Provinsi dengan total penilaian 100,maka Skor akhir= 100 X
0,41= 41 14. Kuesioner Tahap I I
Pada Kuesioner Tahap I I memadukan antara hasil Kuesioner Tahap I dan hasil wawancara dengan responden (random, Kadin Kabupaten/ Kota dan Asosiasi/ Himpunan Tingkat Provinsi)
15. Wawancara dan Kunjungan
Pada kegiatan wawancara ini akan memadukan Kuesioner tahap I I dan hasil wawancara dengan responden pada Kuesioner Tahap I I dan Pemerintah Daerah.
I . M ATERI PEM ERI N GKATAN
16. Materi pemeringkatan terdapat dalam Lampiran ( FR – C1) .
J. JAD W AL PELAKSAN AAN
17. Pelaksanaan kegiatan pemeringkatan ini disusun berdasarkan jadwal sebagai berikut:
a. Pengiriman dokumen dari Kadin I ndonesia 24 Juni 2008
b. Pengembalian Form Data Penanggung
Jawab dan Contact Person Pemeringkatan dari Kadin Provinsi
28-30 Juni 2008
c. Rapat pertama pembahasan pengisian
Kuesioner oleh Kadin Provinsi 28 Juni–7 Juli 2008
d. Rapat kedua pembahasan pengisian
Kuesioner oleh Kadin Provinsi 8- 18 Juli 2008
e. Verifikasi akhir Kuesioner oleh Kadin
Provinsi 21-31 Juli 2008
f. Pengiriman jawaban kuesioner dan
dokumen pendukung dari Kadin Provinsi ke Kadin I ndonesia
22 Juli-7 Agustus 2008
g. Deadline Penerimaan Dokumen terkait di
Kadin I ndonesia dari Kadin Provinsi 7 Agustus 2008
h. Verifikasi dan Validasi Dokumen oleh Kadin
I ndonesia
23 Juli-8 September 2008
i. Rapat Tim Penilai 16–26 September 2008
j. Penyusunan peringkat sementara & 3
(9)
k. Wawancara telepone kepada stakeholders untuk 6 besar
27 Oktober–7 November 2008
l. Rapat penentuan peringkat 3 besar & 3
kategori 10-14 November 2008
m. Kunjungan ke 3 peringkat paling atas
untuk verifikasi lapangan dan wawancara langsung dengan Pengurus dan Direktur Eksekutif Kadin Provinsi
17-21 November 2008
n. Penentuan peringkat akhir 1- 5 Desember 2008
o. Pengumuman/ publikasi Hasil
Pemeringkatan 8 Desember 2008
18. Batas Waktu
Pengumuman hasil pemeringkatan direncanakan pada pertengahan bulan Desember 2008. Untuk menjamin pelaksanaan pemeringkatan berjalan sesuai dengan waktu tersebut, jadwal pelaksanaan pemeringkatan ditetapkan sebagai berikut:
§ Batas waktu penyerahan kuesioner pemeringkatan adalah 7 Agustus 2008.
§ Bagi Kadin Provinsi yang tidak menyerahkan kuesioner sampai dengan
berakhirnya Rapat Tim Penilai tanggal 26 September 2008 diberikan nilai 0 ( nol) .
§ Kadin Provinsi yang menyerahkan kuesioner pemeringkatan melewati
tanggal 7 Agustus 2008 akan diberi sanksi berupa pengurangan nilai dengan rumus perhitungan sebagai berikut :
Poin ( Nilai) akhir = ( Nilai Kuesioner – ( Jumlah hari keterlambatan X
( Point maksimal/ jumlah hari masa tenggang
keterlambatan) = [ Y – ( A x ( B/ C ) ] = [ Y – ( A x 5,06 ) ] Keterangan :
A = Jumlah hari keterlambatan B = Poin maksimal (253)
C = Jumlah hari masa tenggang ( 50) Y = Nilai Kuesioner
Contoh perhitungan :
Kadin I ndonesia terlambat menerima kuesioner Kadin Provinsi, misalnya 16 Agustus 2008, Nilai Kuesioner-nya 230, maka nilai akhir dari Kadin Provinsi Contoh adalah = [230–(10x5,06) ] = 179,4.
K. PEN GU M U M AN H ASI L PEM ERI N GKATAN
19. Hasil pemeringkatan adalah berupa daftar peringkat Kadin Provinsi seluruh I ndonesia yang disusun berdasarkan total poin penilaian yang dihasilkan. Piagam penghargaan diberikan bagi Kadin Provinsi yang menduduki peringkat 1 sd 3. Bagi Kadin Provinsi yang tidak mengikuti pemeringkatan, maka secara otomatis jumlah poin yang diperoleh adalah ”0” (nol) dan menduduki peringkat paling bawah.
20. Setiap Kadin Provinsi akan mendapatkan informasi hasil pemeringkatan dari Kadin I ndonesia dalam bentuk pemberitahuan tertutup. I nformasi juga mencakup pula saran- saran peningkatan kinerja dan layanan Kadin Provinsi.
(10)
I I . PEN JELASAN M ATERI PEM ERI N GKATAN
21. Materi pemeringkatan terdiri atas 11 (sebelas) kategori. Materi ini diharapkan dapat memberikan potret Kadin Provinsi secara menyeluruh baik, dari sisi organisasi, pembinaan Kadin Kabupaten/ Kota dan anggota, kerja sama dengan Pemerintah, peningkatan layanan kepada anggota dan non- angota baik layanan langsung maupun tidak langsung; kenyamanan bekerja dalam bentuk perlindungan hak-hak karyawan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku serta lingkungan bekerja yang kondusif; kompetensi karyawan yang dijabarkan dalam prosedur dan instruksi kerja yang jelas dan terukur. Selain 11 kategori di atas ditambahkan pula kategori ke-12 berupa kegiatan/ prestasi yang pernah dilakukan dan diperoleh Kadin Provinsi namun belum tercakup dalam 11 materi pemeringkatan.
Materi pemeringkatan ini sekaligus juga untuk pemetaan awal penerapan
prinsip-prinsip Penadbiran yang Baik (Good Governance), yaitu: Keadilan
( Fairness), Keterbukaan ( Transparency) , Pertanggungjawaban ( Accountability),
Tanggung jawab ( Responsibility) , dan Daya saing ( Competitiveness) dalam
praktek penyelenggaraan organisasi. Berikut penjelasan materi pemeringkatan: 22. Pengelolaan Organisasi
Pertanyaan ini untuk melihat apakah pelaksanaan organisasi Kadin Provinsi:
a. Sesuai dengan ketentuan AD/ ART Kadin yang disahkan dengan Keppres 16
Tahun 2006. Materi pemeringkatan pada kategori ini adalah pertanyaaan nomor : 1,2, 5, 6, 7, 8.
b. Menerapkan pengelolaan organisasi yang baik sesuai dengan prinsip- prinsip
manajemen modern serta memberikan penghargaan (reward) dan sanksi
(punishment) untuk setiap keberhasilan dan kegagalan/ pelanggaran dalam menjalankan amanah. Materi pemeringkatan pada kategori ini adalah pertanyaan nomor: 3, 4, 9.
23. Hubungan dengan Kadin Kabupaten/ Kota dan Anggota Luar Biasa
Sebuah organisasi akan kuat dan berjalan dengan baik jika mampu melakukan pembinaan dan mensinergikan kegiatannya dengan jajaran organisasi di bawahnya serta melakukan pembinaan yang baik kepada Anggota dan mendorong tumbuhnya Anggota baru. Hal-hal yang akan digali melalui pertanyaan ini adalah:
a. Sebagai mitra Pemerintah di bidang perekonomian, sewajarnya di setiap Kabupaten/ Kota ada Kadin- nya. Kemitraan akan berjalan efektif jika Kadin Kabupaten/ Kota merupakan organisasi yang sehat, artinya kepengurusan-nya efektif, memiliki sekretariat, merupakan representasi anggota yang baik dengan jumlah yang signifikan. Materi pemeringkatan kategori ini adalah pertanyaan nomor: 10, 11, 12.
b. Melihat keefektifan hubungan kerja dan keorganisasian antara Kadin Provinsi dengan Kadin Kabupaten/ Kota. Materi pemeringkatan pada kategori ini adalah pertanyaan nomor: 13, 14, 15.
24. Penyelenggaraan Program
Keberhasilan sebuah organisasi adalah jika mampu melaksanakan program yang sudah direncanakan dengan baik. Dalam upaya melakukan perbaikan dan
(11)
menjadi dasar dalam melakukan evaluasi, pengendalian, pemantauan dan analisis.
25. Keuangan dan Pembiayaan
a. Menjalankan organisasi Kadin memerlukan ketersediaan dana yang
mencukupi dengan sumber yang teratur. Kadin memiliki tugas berat sesuai amanat UU No. 1/ 1987 Pasal 10 tentang tugas pokok Kadin. Pertanyaan nomor 23 tentang sumber-sumber dana Kadin dan besarannya merupakan untuk memetakan sumber pembiayaan Kadin Provinsi saat ini. Di negara-negara maju, persentase sumber dana dari kegiatan layanan mencapai + / - 50% penerimaan, iuran anggota 25 sd 30% dan dari sumber-sumber lain.
b. Pertanyaan nomor 24 tentang penggunaan dana bertujuan untuk pemetaan
pembiayaan kegiatan operasional rutin dan pembiayaan kegiatan pelayanan dan program sesuai amanat undang-undang dan anggaran Dasar Kadin.
c. Pertanyaaan nomor 25 tentang ada- tidaknya dana abadi, yang menjadi
sumber dana yang pasti dan terjadwal bagi organisasi. Sumber dana ini menjadi penting menghadapi naik- turunnya penerimaan dari iuran anggota, dan sumber lainnya seiring dengan dinamika organisasi Kadin.
d. Pelaksanaan organisasi yang menjunjung tinggi Good Gove rn a nce menjadi
mutlak pada saat ini. Laporan keuangan tahunan Kadin Provinsi yang di audit oleh Kantor Akuntan Publik ( KAP) merupakan wujud dari pelaksanaan organisasi secara transparans, akuntabilitas, dan bertanggungjawab.
26. Hubungan dengan Lembaga Pemerintah
a. UU No. 1 Tahun 1987 Pasal 6 mengamanatkan Kadin merupakan wadah
komunikasi dan konsultasi antar pengusaha I ndonesia dan antara pengusaha I ndonesia dan Pemerintah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah perdagangan, perindustrian dan jasa. Untuk melaksanakan fungsi itu, Kadin harus memiliki mekanisme untuk menampung aspirasi anggota, mengolah dan menyampaikan kepada Pemerintah.
b. Sebagai wakil dunia usaha dalam forum penentu kebijakan, maka sarana
komunikasi yang efektif dan efisien perlu untuk penghimpunan kebutuhan dan aspirasi anggota, dan penyampaiannya kepada Pemerintah. Untuk itu Kadin dituntut untuk memiliki mekanisme yang bisa mendukung dan pelaksanaannya. Frekuensi penyampaian opini dan pendapat Kadin Provinsi dalam memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah merupakan indikator dari berjalan efektifnya penampungan aspirasi anggota dan pengolahan/ penjabaran aspirasi tersebut.
c. Hubungan yang baik dibidang perekonomian antara Kadin Provinsi dan
Pemerintah terwujud antara lain dengan kerjasama ( MOU) yang dijalin, baik dalam bentuk kesepakatan bersama yang sudah diimplementasikan maupun dalam proses implementasi.
27. Hubungan Regional dan I nternasional
Peran Kadin Provinsi dalam mendorong kemajuan sektor ekonomi dan bisnis melalui upaya kerjasama dengan mitra negara lain merupakan penjabaran pelaksanaan pasal 6 UU No. 1 Tahun 1987. Sebagai sebuah representasi dunia usaha, maka kegiatan tersebut haruslah melibatkan keseluruhan stakeholders antara lain Asosiasi/ Himpunan.Penggunaan media yang baik akan efektif untuk menginformasikan undangan mengikuti/ menghadiri kunjungan bisnis delegasi asing
(12)
28. Layanan Bisnis bagi Anggota dan Non-Anggota
a. Layanan bisnis kepada Anggota dan Non- Anggota merupakan representasi
dari eksistensi Kadin dalam memberikan pelayanan kepada dunia usaha, sekaligus sebagai bagian dari kegiatan income generating pemeringkatan. Semakin tinggi jumlah dan kualitas layanan bisnis kepada Anggota dan Non-Anggota menunjukkan semakin baiknya peran Kadin bagi dunia usaha. Di negara maju, misalnya Jerman dan Jepang, Layanan Bisnis bagi Anggota dan Non-Anggota adalah andalan kegiatan dalam upaya meningkatkan citra Kadin serta telah menjadi sumber utama pemasukan melebihi iuran anggota.
b. Layanan Bisnis bagi Anggota dan Non-Anggota dibagi menjadi 3 ( tiga)
kategori, yaitu:
1 . La ya n a n Pokok Ke or gan isa sian
Layanan minimal yang harus dimiliki oleh Kadin Provinsi, yaitu layanan penerimaan anggota dan pemberian Kartu Tanda Anggota Kadin sesuai dengan Tata Cara Pendaftaran/ Pendaftaran Ulang Anggota Kadin dan layanan dalam rangka penggunaan hak dan kewajiban Anggota Kadin sesuai AD Bab VI .
2 . La ya n a n Um u m
Layanan Umum adalah layanan yang diberikan oleh Kadin Provinsi yang bersifat menginformasikan/ mendistribusikan kembali informasi yang
diperoleh dari stakeholders (misal: Pemerintah, mitra kerjasama Kadin,
dll) . Contoh layanan ini antara lain adalah distribusi data statistik,
distribusi peraturan perundang-undangan, pengumuman tender
pengadaan barang/ jasa, distribusi inkuiri ( permintaan- penawaran) . 3 . La ya n a n Pe nu n j an g
Pelayanan Penunjang adalah kegiatan yang bisa memberikan
pendapatan (income generating) dalam bentuk pelayanan bernilai
tambah bagi anggota dan dunia usaha. Seyogyanya pelayanan yang berorientasi pada asas manfaat ini dikelola sekretariat Kadin secara profesional.
Layanan ini dapat terlaksana dengan baik jika Kadin Provinsi memiliki perangkat kerja yang memadai, hubungan baik antara Kadin Provinsi dengan stakeholders dan SDM sekretariat yang kompeten. Jenis layanan Penunjang yang masuk dalam kriteria ini adalah
3a. Promosi Bisnis 3b. Layanan Otorisasi 3c. Pelatihan dan Kursus 3d. Seminar- Konferensi 3e. Layanan Jasa Bisnis 3f. Penerbita Media I nformasi 3g. Layanan Konsultasi
c. I ntegrasi ketiga layanan diatas jika dapat dilaksanakan dengan baik oleh
Kadin Provinsi, maka amanah dalam UU No 1 Tahun 1987 pasal 6 tentang Fungsi dan Kegiatan Kadin akan dapat dilaksanakan dengan baik.
d. Dalam pelaksanaan kegiatan Layanan Bisnis, jika memiliki keterbatasan
SDM dan sarana prasaran, Kadin Provinsi dapat menggandeng pihak ketiga (outsource) . mana melalui sistim ini memberikan keuntungan yang lebih baik bagi Kadin Provinsi.
(13)
e. Layanan Bisnis tidak harus ”di-outsource- kan”. Semakin banyak kegiatan Layanan Bisnis yang bisa dilakukan sendiri oleh Kadin Provinsi menunjukkan kualitas dan kompetensi Kadin Provinsi.
29. Sarana dan Prasarana
a. Ketersediaan sarana dan prasaran merupakan salah satu kunci berjalannya
sebuah organisasi. Sarana prasarana yang cukup akan menciptakan kondisi bekerja yang kondusif dan lebih menjamin kegiatan organisasi dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
b. Kriteria sarana dan prasaran dikatakan cukup adalah dengan melihat rasio
sarana prasarana tersebut dibandingkan dengan jumlah SDM, kualitas dan keandalan perlengkapan yang ada, perlengkapan rapat yang bisa dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan pelatihan, seminar dan lainnya, serta teknologi terkini yang banyak digunakan seperti internet dapat diakses sewaktu- waktu.
c. Untuk menunjang mobilitas kegiatan, baik yang dilaksanakan oleh Pengurus
maupun Sekretariat, maka keberadaan kendaraan operasional menjadi sarana yang harus dimiliki oleh Kadin Provinsi.
30. Sumber Daya Manusia
a. Ketersediaan dan kelengkapan sarana prasarana akan bermanfaat optimal
jika SDM penggunanya memiliki kompetensi. SDM yang berkompetensi diperlukan untuk merancang dan menjalankan program dan kegiatan organisasi.
b. Kualifikasi staf di Kadin harus mampu mencakup kebutuhan minimal dalam
mendukung pelaksanaan fungsi Kadin sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 6 UU No. 1 Tahun 1987.
31. Keanggotaan
a. Anggota merupakan urat nadi kehidupan suatu organisasi. Pada hakikatnya,
besaran jumlah anggota menunjukkan tingkat legitimasi suatu Kadin Provinsi sebagai representasi dunia usaha di provinsi tersebut. Jumlah anggota yang besar juga memberikan kontribusi yang besar bagi pendapatan Kadin Provinsi.
b. Upaya meningkatkan dan atau mempertahankan jumlah anggota
memerlukan kiat dan program yang berdaya- guna. Misalnya, adanya kerjasama baik dengan Pemerintah Daerah, layanan kebutuhan anggota dan lainnya, informasi berdaya- guna bagi anggota, akan menunjukkan fungsi Kadin Provinsi dalam melaksanakan tugas-tugas penyebaran informasi sesuai amanat pasal 6 UU No. 1 Tahun 1987.
c. Sistem pengelolaan anggota yang berlaku secara nasional. Ketaat- asasan
Kadin Provinsi melaporkan keanggotaan ke Kadin I ndonesia menjadi salah satu ukuran dalam rangka penyusunan database keanggotaan secara nasional.
32. Kriteria Lainnya
Kritera lainnya ditujukan pada kegiatan Kadin Provinsi yang bersifat sosial
kemasyarakatan, baik kegiatan yang langsung berhubungan dengan
masyarakat ataupun bekerjasama dengan organisasi/ LSM. Jika Kadin Provinsi melaksanakan peran- peran ini, tentunya akan meningkatkan citra Kadin Provinsi di masyarakat luas.
(14)
I I I . PAN D UAN M EN GI SI KUESI ON ER
33. Pengisian Kuesioner
Penilaian dilakukan berdasarkan dokumen yang diterima oleh Panitia Pemeringkatan Kadin I ndonesia. Diharapkan setiap Kadin Provinsi hendaknya mengisi kuesioner pemeringkatan sebaik- baiknya dan selengkap- lengkapnya. Sebagai panduan mengisi, perlu diperhatikan hal- hal sebagai berikut:
a. Setiap pertanyaan yang ”tidak diisi” dianggap mengisi dengan jawaban tidak
benar, dan mendapatkan skor 0 (nol) .
b. Setiap pertanyaan yang dimintakan/ dipersyaratkan untuk melampirkan
dokumen pendukung, maka dokumen pendukung tersebut harus ada. Setiap pertanyaan kategori ini tanpa dokumen pendukung, maka diberikan skor 0 ( nol) .
c. Besaran nilai yang ada pada jawaban ”YA” dan ”SEBAGI AN” adalah nilai
maksimal. Jika Tim Penilai melihat dokumen pendukung ”kurang relevan”, maka nilai yang diterima tidak maksimal. Jika dokumen pendukung ”tidak relevan”, maka akan diberikan skor 0 (nol) .
d. Jika ada pertanyaan yang tidak mensyaratkan dokumen pendukung, tetapi
Kadin Provinsi memberikan dokumen pendukung, maka tidak akan menambah nilai. Manfaat yang diperoleh adalah akan menjadi salah satu referensi penentuan peringkat jika ada skor yang sama antar Kadin Provinsi.
e. Legalitas ( keaslian) dokumen pendukung menjadi salah satu pertimbangan
bagi Tim Penilai dalam memberikan skor. 34. Data Pendukung
Bentuk data pendukung dibedakan menjadi 2 ( dua) hal, yaitu: hardcopy ( dokumen cetak) dan softcopy ( dokumen file komputer) . Setiap dokumen harus diberi kode/ penamaan untuk memudahkan Tim Penilai Pemeringkatan Kadin I ndonesia dalam menganalisasinya. Dokumen pendukung diberikan kode berdasarkan ketentuan sebagai berikut:
a. Pada pojok kanan atas diberikan kode dokumen ( tulis tangan atau
print/ ketik)
b. Dokumen pendukung di kelompokkan dalam setiap kategori pertanyaan.
Sebagai contoh dokumen pendukung kategori : Pengelolaan Organisasi
§ Maka diberikan cover/ sampul dengan tulisan : Dokumen Pengelolaan
Organisasi.
c. Pemberian kode untuk setiap pertanyaan yang membutuhkan dokumen
pendukung diatur sebagai berikut :
Pengelolaan organisasi adalah kategori pertanyaan I ( angka romawi) , maka dokumen pendukung di pojok atas diberikan kode : kategori pertanyaan/ no urut pertanyaan. Sebagai contoh dokumen pendukung pertanyaan Kategori Pengelolaan Organisasi pada pertanyaan nomor 3, maka kode dokumen pendukung pada pojok kanan atas adalah I / 3
d. Bagi dokumen dalam bentuk CD/ disket, maka nama file untuk setiap
dokumen pendukung mengikuti ketentuan dokumen hardcopy. Sekiranya dalam file tidak bisa disimpan karena tidak boleh kode ”/ ” maka dapat diganti dengan kode ”- ” ( minus) .
e. Bagi dokumen yang ada di website, maka Kadin Provinsi menginformasikan
(15)
I V. KORESPON D EN SI
35. Koresponden dalam pelaksanaan Pemeringkatan: a . Su r a t
Direktur Eksekutif Kadin I ndonesia Menara Kadin I ndonesia lt. 29 Jl. HR. Rasuna Said, X- 5, Kav 2- 3 Jakarta Selatan 12950
Telp : (021) 5274484 Fax : ( 021) 5274331-32 b. Em a il
r a t in g@k a din - in don e sia .or .id
36. Buku panduan pemeringkatan beserta kuisioner dan form- formnya dapat di download di website Kadin I ndonesia dengan alamat:
(16)
V. SU SUN AN PAN I TI A PEM ERI N GKATAN
37. Susunan dan personalia Panitia Pemeringkatan terdiri atas:
Pe n an ggu n gj a w a b : Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi dan Keanggotaan
Pa n it ia Pen ga r a h
Ketua : A. Rachman Usman
Wakil Ketua : ? Arfan Sofan
? M. Taufik Mustafa
Anggota : ? I mas Sidiq
? Utama Kajo ? Emaswati Damhur Tim Pe n ila i
Ketua : Mas Achmad Daniri
Wakil Ketua : Krishna Trypriadharma
Anggota : ? Sumarna F. Abdurachman
? Parlagutan Silitonga ? Andreas Gosche ? Hidayat Tjokrodjojo ? Rady Kadir Rachim Pa n it ia Pe la ksa n a
Ketua : Hariadi Saptadji
Wakil Ketua : ? Suprayitno
? Miftahul Hakim
? Harmon Bermawi Thaib
Bendahara : Sutrisno
Sekretaris : Arief Hermawan
Anggota : ? Sunarti
? Suwarno ? Enny Harnaeni ? Tulus Sutiyoso ? Dwi Astuti Puspowati
(1)
menjadi dasar dalam melakukan evaluasi, pengendalian, pemantauan dan analisis.
25. Keuangan dan Pembiayaan
a. Menjalankan organisasi Kadin memerlukan ketersediaan dana yang mencukupi dengan sumber yang teratur. Kadin memiliki tugas berat sesuai amanat UU No. 1/ 1987 Pasal 10 tentang tugas pokok Kadin. Pertanyaan nomor 23 tentang sumber-sumber dana Kadin dan besarannya merupakan untuk memetakan sumber pembiayaan Kadin Provinsi saat ini. Di negara-negara maju, persentase sumber dana dari kegiatan layanan mencapai + / - 50% penerimaan, iuran anggota 25 sd 30% dan dari sumber-sumber lain. b. Pertanyaan nomor 24 tentang penggunaan dana bertujuan untuk pemetaan
pembiayaan kegiatan operasional rutin dan pembiayaan kegiatan pelayanan dan program sesuai amanat undang-undang dan anggaran Dasar Kadin. c. Pertanyaaan nomor 25 tentang ada- tidaknya dana abadi, yang menjadi
sumber dana yang pasti dan terjadwal bagi organisasi. Sumber dana ini menjadi penting menghadapi naik- turunnya penerimaan dari iuran anggota, dan sumber lainnya seiring dengan dinamika organisasi Kadin.
d. Pelaksanaan organisasi yang menjunjung tinggi Good Gove rn a nce menjadi mutlak pada saat ini. Laporan keuangan tahunan Kadin Provinsi yang di audit oleh Kantor Akuntan Publik ( KAP) merupakan wujud dari pelaksanaan organisasi secara transparans, akuntabilitas, dan bertanggungjawab.
26. Hubungan dengan Lembaga Pemerintah
a. UU No. 1 Tahun 1987 Pasal 6 mengamanatkan Kadin merupakan wadah komunikasi dan konsultasi antar pengusaha I ndonesia dan antara pengusaha I ndonesia dan Pemerintah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah perdagangan, perindustrian dan jasa. Untuk melaksanakan fungsi itu, Kadin harus memiliki mekanisme untuk menampung aspirasi anggota, mengolah dan menyampaikan kepada Pemerintah.
b. Sebagai wakil dunia usaha dalam forum penentu kebijakan, maka sarana komunikasi yang efektif dan efisien perlu untuk penghimpunan kebutuhan dan aspirasi anggota, dan penyampaiannya kepada Pemerintah. Untuk itu Kadin dituntut untuk memiliki mekanisme yang bisa mendukung dan pelaksanaannya. Frekuensi penyampaian opini dan pendapat Kadin Provinsi dalam memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah merupakan indikator dari berjalan efektifnya penampungan aspirasi anggota dan pengolahan/ penjabaran aspirasi tersebut.
c. Hubungan yang baik dibidang perekonomian antara Kadin Provinsi dan Pemerintah terwujud antara lain dengan kerjasama ( MOU) yang dijalin, baik dalam bentuk kesepakatan bersama yang sudah diimplementasikan maupun dalam proses implementasi.
27. Hubungan Regional dan I nternasional
Peran Kadin Provinsi dalam mendorong kemajuan sektor ekonomi dan bisnis melalui upaya kerjasama dengan mitra negara lain merupakan penjabaran pelaksanaan pasal 6 UU No. 1 Tahun 1987. Sebagai sebuah representasi dunia usaha, maka kegiatan tersebut haruslah melibatkan keseluruhan stakeholders antara lain Asosiasi/ Himpunan.Penggunaan media yang baik akan efektif untuk menginformasikan undangan mengikuti/ menghadiri kunjungan bisnis delegasi asing
(2)
28. Layanan Bisnis bagi Anggota dan Non-Anggota
a. Layanan bisnis kepada Anggota dan Non- Anggota merupakan representasi dari eksistensi Kadin dalam memberikan pelayanan kepada dunia usaha, sekaligus sebagai bagian dari kegiatan income generating pemeringkatan. Semakin tinggi jumlah dan kualitas layanan bisnis kepada Anggota dan Non-Anggota menunjukkan semakin baiknya peran Kadin bagi dunia usaha. Di negara maju, misalnya Jerman dan Jepang, Layanan Bisnis bagi Anggota dan Non-Anggota adalah andalan kegiatan dalam upaya meningkatkan citra Kadin serta telah menjadi sumber utama pemasukan melebihi iuran anggota.
b. Layanan Bisnis bagi Anggota dan Non-Anggota dibagi menjadi 3 ( tiga) kategori, yaitu:
1 . La ya n a n Pokok Ke or gan isa sian
Layanan minimal yang harus dimiliki oleh Kadin Provinsi, yaitu layanan penerimaan anggota dan pemberian Kartu Tanda Anggota Kadin sesuai dengan Tata Cara Pendaftaran/ Pendaftaran Ulang Anggota Kadin dan layanan dalam rangka penggunaan hak dan kewajiban Anggota Kadin sesuai AD Bab VI .
2 . La ya n a n Um u m
Layanan Umum adalah layanan yang diberikan oleh Kadin Provinsi yang bersifat menginformasikan/ mendistribusikan kembali informasi yang diperoleh dari stakeholders (misal: Pemerintah, mitra kerjasama Kadin, dll) . Contoh layanan ini antara lain adalah distribusi data statistik, distribusi peraturan perundang-undangan, pengumuman tender pengadaan barang/ jasa, distribusi inkuiri ( permintaan- penawaran) .
3 . La ya n a n Pe nu n j an g
Pelayanan Penunjang adalah kegiatan yang bisa memberikan pendapatan (income generating) dalam bentuk pelayanan bernilai tambah bagi anggota dan dunia usaha. Seyogyanya pelayanan yang berorientasi pada asas manfaat ini dikelola sekretariat Kadin secara profesional.
Layanan ini dapat terlaksana dengan baik jika Kadin Provinsi memiliki perangkat kerja yang memadai, hubungan baik antara Kadin Provinsi dengan stakeholders dan SDM sekretariat yang kompeten. Jenis layanan Penunjang yang masuk dalam kriteria ini adalah
3a. Promosi Bisnis 3b. Layanan Otorisasi 3c. Pelatihan dan Kursus 3d. Seminar- Konferensi 3e. Layanan Jasa Bisnis 3f. Penerbita Media I nformasi 3g. Layanan Konsultasi
c. I ntegrasi ketiga layanan diatas jika dapat dilaksanakan dengan baik oleh Kadin Provinsi, maka amanah dalam UU No 1 Tahun 1987 pasal 6 tentang Fungsi dan Kegiatan Kadin akan dapat dilaksanakan dengan baik.
d. Dalam pelaksanaan kegiatan Layanan Bisnis, jika memiliki keterbatasan SDM dan sarana prasaran, Kadin Provinsi dapat menggandeng pihak ketiga (outsource) . mana melalui sistim ini memberikan keuntungan yang lebih baik bagi Kadin Provinsi.
(3)
e. Layanan Bisnis tidak harus ”di-outsource- kan”. Semakin banyak kegiatan Layanan Bisnis yang bisa dilakukan sendiri oleh Kadin Provinsi menunjukkan kualitas dan kompetensi Kadin Provinsi.
29. Sarana dan Prasarana
a. Ketersediaan sarana dan prasaran merupakan salah satu kunci berjalannya sebuah organisasi. Sarana prasarana yang cukup akan menciptakan kondisi bekerja yang kondusif dan lebih menjamin kegiatan organisasi dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
b. Kriteria sarana dan prasaran dikatakan cukup adalah dengan melihat rasio sarana prasarana tersebut dibandingkan dengan jumlah SDM, kualitas dan keandalan perlengkapan yang ada, perlengkapan rapat yang bisa dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan pelatihan, seminar dan lainnya, serta teknologi terkini yang banyak digunakan seperti internet dapat diakses sewaktu- waktu.
c. Untuk menunjang mobilitas kegiatan, baik yang dilaksanakan oleh Pengurus maupun Sekretariat, maka keberadaan kendaraan operasional menjadi sarana yang harus dimiliki oleh Kadin Provinsi.
30. Sumber Daya Manusia
a. Ketersediaan dan kelengkapan sarana prasarana akan bermanfaat optimal jika SDM penggunanya memiliki kompetensi. SDM yang berkompetensi diperlukan untuk merancang dan menjalankan program dan kegiatan organisasi.
b. Kualifikasi staf di Kadin harus mampu mencakup kebutuhan minimal dalam mendukung pelaksanaan fungsi Kadin sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 6 UU No. 1 Tahun 1987.
31. Keanggotaan
a. Anggota merupakan urat nadi kehidupan suatu organisasi. Pada hakikatnya, besaran jumlah anggota menunjukkan tingkat legitimasi suatu Kadin Provinsi sebagai representasi dunia usaha di provinsi tersebut. Jumlah anggota yang besar juga memberikan kontribusi yang besar bagi pendapatan Kadin Provinsi.
b. Upaya meningkatkan dan atau mempertahankan jumlah anggota memerlukan kiat dan program yang berdaya- guna. Misalnya, adanya kerjasama baik dengan Pemerintah Daerah, layanan kebutuhan anggota dan lainnya, informasi berdaya- guna bagi anggota, akan menunjukkan fungsi Kadin Provinsi dalam melaksanakan tugas-tugas penyebaran informasi sesuai amanat pasal 6 UU No. 1 Tahun 1987.
c. Sistem pengelolaan anggota yang berlaku secara nasional. Ketaat- asasan Kadin Provinsi melaporkan keanggotaan ke Kadin I ndonesia menjadi salah satu ukuran dalam rangka penyusunan database keanggotaan secara nasional.
32. Kriteria Lainnya
Kritera lainnya ditujukan pada kegiatan Kadin Provinsi yang bersifat sosial kemasyarakatan, baik kegiatan yang langsung berhubungan dengan masyarakat ataupun bekerjasama dengan organisasi/ LSM. Jika Kadin Provinsi melaksanakan peran- peran ini, tentunya akan meningkatkan citra Kadin Provinsi di masyarakat luas.
(4)
I I I . PAN D UAN M EN GI SI KUESI ON ER
33. Pengisian KuesionerPenilaian dilakukan berdasarkan dokumen yang diterima oleh Panitia Pemeringkatan Kadin I ndonesia. Diharapkan setiap Kadin Provinsi hendaknya mengisi kuesioner pemeringkatan sebaik- baiknya dan selengkap- lengkapnya. Sebagai panduan mengisi, perlu diperhatikan hal- hal sebagai berikut:
a. Setiap pertanyaan yang ”tidak diisi” dianggap mengisi dengan jawaban tidak benar, dan mendapatkan skor 0 (nol) .
b. Setiap pertanyaan yang dimintakan/ dipersyaratkan untuk melampirkan dokumen pendukung, maka dokumen pendukung tersebut harus ada. Setiap pertanyaan kategori ini tanpa dokumen pendukung, maka diberikan skor 0 ( nol) .
c. Besaran nilai yang ada pada jawaban ”YA” dan ”SEBAGI AN” adalah nilai maksimal. Jika Tim Penilai melihat dokumen pendukung ”kurang relevan”, maka nilai yang diterima tidak maksimal. Jika dokumen pendukung ”tidak relevan”, maka akan diberikan skor 0 (nol) .
d. Jika ada pertanyaan yang tidak mensyaratkan dokumen pendukung, tetapi Kadin Provinsi memberikan dokumen pendukung, maka tidak akan menambah nilai. Manfaat yang diperoleh adalah akan menjadi salah satu referensi penentuan peringkat jika ada skor yang sama antar Kadin Provinsi. e. Legalitas ( keaslian) dokumen pendukung menjadi salah satu pertimbangan
bagi Tim Penilai dalam memberikan skor. 34. Data Pendukung
Bentuk data pendukung dibedakan menjadi 2 ( dua) hal, yaitu: hardcopy ( dokumen cetak) dan softcopy ( dokumen file komputer) . Setiap dokumen harus diberi kode/ penamaan untuk memudahkan Tim Penilai Pemeringkatan Kadin I ndonesia dalam menganalisasinya. Dokumen pendukung diberikan kode berdasarkan ketentuan sebagai berikut:
a. Pada pojok kanan atas diberikan kode dokumen ( tulis tangan atau print/ ketik)
b. Dokumen pendukung di kelompokkan dalam setiap kategori pertanyaan. Sebagai contoh dokumen pendukung kategori : Pengelolaan Organisasi § Maka diberikan cover/ sampul dengan tulisan : Dokumen Pengelolaan
Organisasi.
c. Pemberian kode untuk setiap pertanyaan yang membutuhkan dokumen pendukung diatur sebagai berikut :
Pengelolaan organisasi adalah kategori pertanyaan I ( angka romawi) , maka dokumen pendukung di pojok atas diberikan kode : kategori pertanyaan/ no urut pertanyaan. Sebagai contoh dokumen pendukung pertanyaan Kategori Pengelolaan Organisasi pada pertanyaan nomor 3, maka kode dokumen pendukung pada pojok kanan atas adalah I / 3
d. Bagi dokumen dalam bentuk CD/ disket, maka nama file untuk setiap dokumen pendukung mengikuti ketentuan dokumen hardcopy. Sekiranya dalam file tidak bisa disimpan karena tidak boleh kode ”/ ” maka dapat diganti dengan kode ”- ” ( minus) .
e. Bagi dokumen yang ada di website, maka Kadin Provinsi menginformasikan alamat URLnya.
(5)
I V. KORESPON D EN SI
35. Koresponden dalam pelaksanaan Pemeringkatan:a . Su r a t
Direktur Eksekutif Kadin I ndonesia Menara Kadin I ndonesia lt. 29 Jl. HR. Rasuna Said, X- 5, Kav 2- 3 Jakarta Selatan 12950
Telp : (021) 5274484 Fax : ( 021) 5274331-32
b. Em a il
r a t in g@k a din - in don e sia .or .id
36. Buku panduan pemeringkatan beserta kuisioner dan form- formnya dapat di download di website Kadin I ndonesia dengan alamat:
(6)
V. SU SUN AN PAN I TI A PEM ERI N GKATAN
37. Susunan dan personalia Panitia Pemeringkatan terdiri atas:Pe n an ggu n gj a w a b : Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi dan Keanggotaan
Pa n it ia Pen ga r a h
Ketua : A. Rachman Usman Wakil Ketua : ? Arfan Sofan
? M. Taufik Mustafa Anggota : ? I mas Sidiq
? Utama Kajo ? Emaswati Damhur Tim Pe n ila i
Ketua : Mas Achmad Daniri Wakil Ketua : Krishna Trypriadharma Anggota : ? Sumarna F. Abdurachman
? Parlagutan Silitonga ? Andreas Gosche ? Hidayat Tjokrodjojo ? Rady Kadir Rachim Pa n it ia Pe la ksa n a
Ketua : Hariadi Saptadji Wakil Ketua : ? Suprayitno
? Miftahul Hakim
? Harmon Bermawi Thaib Bendahara : Sutrisno
Sekretaris : Arief Hermawan Anggota : ? Sunarti
? Suwarno ? Enny Harnaeni ? Tulus Sutiyoso ? Dwi Astuti Puspowati