MOTIF MENONTON SERIAL MAHABHARATA DI ANTV : STUDI DESKRIPTIF REMAJA DI DESA GAMPANG, KEC. PRAMBON, KAB. SIDOARJO.

(1)

MOTIF MENONTON SERIAL MAHABHARATA DI ANTV (Studi Deskriptif Remaja di Desa Gampang, Kec. Prambon, Kab. Sidoarjo)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Komunikasi (S.I.Kom) Dalam Bidang Ilmu Komunikasi

Oleh:

SITI NUR KOMARIYAH NIM. B06211031

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2015


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Siti Nur Komariyah. 2015. Motif Menonton serial Mahabharata di ANTV ( Studi deskriptif Remaja di Desa Gampang, Kec. Prambon, kab. Sidoarjo). Kata kunci : Motif/motivasi, Serial Mahabharata di ANTV, Remaja, Desa

Gampang.

Pada penelitian ini, peneliti membahas tentang motif remaja di desa Gampang yang senang menonton serial Mahabharata di ANTV serta bagaimana kecenderungan mereka dalam menonton serial tersebut. Banyaknya para remaja yang gemar menonton serial Mahabharata di ANTV membuat peneliti memutuskan untuk membuat judul penelitian ini.

Pendekatan yang digunakan untuk mengkaji penelitian tentang motif menonton serial mahabharata di ANTV (studi deskriptif remaja di desa Gampang Kec. Prambon. Kab. Sidoarjo) adalah pendekatan fenomenologi, Pendekatan ini berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Kualitatif merupakan Metode yang menekankan pada pemahaman (verstehen) tentang masalah- masalah yang ada dalam realitas sosial. Teori yang di pakai adalah Teori Fenomenologi. Subjek dari penelitiannya adalah informan yang akan memberikan informasi seputar masalah yang sedang diteliti dalam penelitian ini, yaitu para remaja di desa Gampang yang senang menonton serial Mahabharata. Sedangkan pengumpulan data-data diperoleh melalui beberapa cara seperti wawancara mendalam yang dilakukan kepada para informan dengan tujuan mendapatkan informasi mengenai masalah yang sedang diteliti oleh peneliti.

Hasil temuan dari penelitian ini adalah :

Motif yang membuat remaja di desa Gampang senang menonton serial mahabharata di ANTV antara lain: Penasaran dengan serial Mahabharata setelah mendengar cerita teman, Senang dengan aktor pemain serial Mahabharata, Serial Mahabharata mengandung banyak pelajaran dan terdapat nilai-nilai islam, Ingin mengetahui sejarah Mahabharata, Menonton serial Mahabharata sebagai hiburan dan pengisi waktu luang dan Penggemar serial mahabharata di ANTV didominasi oleh remaja putri.

Kecenderungan remaja di desa Gampang dalam menonton serial mahabharata di ANTV meliputi: Menonton serial Mahabharata di Youtube, Menonton tayangan ulang serial mahabharata, Meminta file film serial Mahabharata kepada teman dan menontonnya di laptop, fokus ketika menonton serial Mahabharata dan Mengabaikan kegiatan yang bertepatan dengan waktu tayang serial Mahabharata.


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

PEGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah dan Fokus Penelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Penelitian Terdahulu ... 8

F. Definisi Konsep ... 12

G. Kerangka Pikir Penelitian ... 17

H. Metode Penelitian ... 20

1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ... 20

2. Subyek, Obyek Dan Lokasi Penelitian ... 21

3. Jenis Dan Sumber Data ... 21

4. Tahap-Tahap Penelitian ... 23

5. Teknik Pengumpulan Data ... 24

6. Teknik Analisa Data ... 27

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 28

I. Sistematika Pembahasan ... 30

BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Pustaka ... 32

1. Motif ... 32

2. Media Televisi ... 36

3. Sinetron Televisi ... 42

4. Stasiun Televisi ANTV ... 44

5. Serial Mahabharata di ANTV ... 46

6. Masa Remaja ... 48

7. Aktifitas Warga desa Gampang ... 51

B. Kajian Teori ... 53

1. Teori Fenomenologi ... 53

BAB III PAPARAN DATA PENELITIAN A. Deskripsi Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian ... 55

1. Deskripsi Subyak Penelitian ... 55

2. Deskripsi Obyek penelitian ... 56


(7)

B. Deskripsi Hasil ... 61 1. Motif yang membuat remaja desa Gampang senang

menonton serial Mahabharata ... 62 2. Kecenderungan remaja desa gampang menonton

serial Mahabharata ... 72 BAB IV ANALISIS DATA

A. Hasil Temuan Penelitian ... 86 1. Temuan Penelitian Tentang Hasil Temuan Tentang Motif

yang membuat remaja di desa Gampang senang menonton

serial Mahabharata ... 86 2. Temuan Penelitian Tentang Kecenderungan remaja di

desa Gampang dalam menonton serial Mahabharata... 91 B. Konfirmasi Dengan Teori ... 94

1. Motif yang membuat remaja di desa Gampang senang

menonton serial Mahabharata dalam teori Fenomenologi ... 96 2. Kecenderungan remaja di desa Gampang menonton serial

Mahabharata dalam teori fenomenologi ... 103

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 110 B. Saran ... 112 DAFTAR PUSTAKA


(8)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakikatnya media televisi lahir karena perkembangan teknologi. Televisi berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi itu sendiri dan mampu menyentuh kehidupan manusia.

Dalam buku Komunikasi massa (Sebuah Analisis Media Televisi) yang ditulis oleh Wawan Kuswandi pada tahun 1996, dijelaskan bahwa televisi lahir pada tahun 1883-1884. Bermula dari ditemukannya

Electrische Teleskop sebagai perwujudan gagasan seorang mahasiswa dari

Berlin (Jerman Timur) bernama Paul Nipkov, untuk mengirim gambar melalui udara dari tempat satu ke tempat yang lain, yang pada akhirnya Nipkov diakui sebagai ‘bapak’ televisi.1 Tak berapa lama setelah itu Televisi sudah banyak dikenal oleh masyarakat, dan televisi yang awalnya dipandang sebagai barang mainan/ sesuatu yang memberikan sumbangan terhadap kehidupan sosial kemudian menjadi alat pelayanan. Dengan demikian televisi akan banyak memberikan pengaruh-pengaruh dalam kehidupan manusia, bisa dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, bahkan pertahanan dan keamanan Negara.

Dalam kehidupan sehari-hari, televisi menjadi salah satu media yang tidak bisa terlewatkan oleh khalayak. Televisi merupakan salah satu

1

Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa (sebuah analisis media televisi), ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996). Hlm. 5


(9)

2

media yang menayangkan berbagai hiburan kepada masyarakat, salah satunya yaitu sinetron. Program penayangan sinetron di televisi nampaknya mendapat respon positif dari khalayak. Banyak dari khalayak media yang senang menonton sinetron di Televisi. Sinetron menjadi labih marak dan lebih digemari oleh khalayak karena berperan sebagai sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan, manyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum .

Sinetron (sinema elektronik) adalah istilah untuk serial drama sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi. Sinetron pada umumnya bercerita tentang kehidupan manusia sehari-hari yang diwarnai konflik berkepanjangan.2 Sinetron berbeda dengan film. Sinetron biasanya membutuhkan beberapa seri atau episode berhari-hari untuk sampai pada akhir cerita, sedangkan film hanya membutuhkan kurang lebih 2 jam untuk sampai pada akhir cerita.

Menurut Onong Uchjana, film adalah cerita singkat yang ditampilkan dalam bentuk gambar dan suara yang dikemas sedemikian rupa dengan permainan kamera, teknik editing, dan scenario yang ada sehingga membuat penonton terpesona.3 Film biasanya di buat untuk diputar di layar lebar, sedangkan sinetron di buat untuk ditayangkan di televisi.

2

Amareta-pawilia.blogspot.com. diakses pada hari selasa, 12-05-2015, pukul 09.02 Wib. 3

Onong Uchjana Effendy. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1993), hal.202


(10)

3

Kehadiran Sinetron membuat khalayak tidak merasa kesepian dengan waktu luang di luar jam kerja mereka dan mereka juga dapat menikmati waktu senggang mereka bersama keluarga secara hemat dan sehat. Oleh karenanya banyak stasiun televisi yang kini berlomba-lomba untuk menggarap sinetron semenarik mungkin agar diminati oleh khalayak serta mendapat rating yang tinggi. Rating adalah data kepemirsaan televisi, atau data dari hasil pengukuran kuantitatif. Rating bisa dikatakan sebagai rata-rata pemirsa pada suatu program tertentu yang dinyatakan sebagai prosentase dari kelompok sampel atau potensi total. Suatu program acara televisi yang mendapat rating tinggi menandakan bahwa program acara tersebut sangat diminati oleh khalayak, sebaliknya rendahnya rating suatu program televisi menandakan rendahnya minat khalayak pada program televisi tersebut.

Jika melihat kondisi sekarang ini, program acara televisi yang mendapat rating tinggi kebanyakan adalah program yang mengandung unsur hiburan di dalamnya, termasuk sinetron. Walaupun terkadang program acara tersebut tidak mengandung unsur yang mendidik.

Dari sekian banyak program acara yang tayang di televisi, sinetron Serial Mahabharata merupakan salah satu serial yang sangat di minati oleh khalayak. Serial ini tayang di stasiun televisi ANTV mulai hari senin sampai sabtu pukul 20.30 sampai 21.00 WIB. Serial Mahabharata ini banyak menarik minat pemirsa. Hal ini bisa disebabkan Dubbing bahasa indonesia dari sinetron ini mudah disimak dan jalan ceritanya tidak


(11)

4

monoton. Pihak ANTV ternyata tepat mengambil lagkah untuk menayangkan sinetron Mahabharata, karena mendapat respon positif dari khalayak dan mendapat rating yang melonjak.

Serial Mahabharata pertama kali tayang di stasiun televisi ANTV pada tanggal 17 maret 2014 pukul 20.30. Serial ini menceritakan konflik para Pandawa Lima dengan Kurawa, yakni saudara sepupu mereka yang berjumlah seratus orang. Puncak dari konflik ini berujung pada perang Bharatayudda (perang yang memperebutkan kerajaan Bharata) yang berlangsung di medan Kurusetra. Peperangan diawali dengan aksi judi dimana kaum Pandawa kalah. Kekalahan ini menyebabkan mereka harus mengembara di hutan belantara selama dua belas tahun. Setelah itu, pada tahun ke-13 sesuai perjanjian dengan Kurawa, para Pandawa harus menyembunyikan diri di tempat tertentu. Namun para Pandawa memutuskan untuk bersembunyi di istana raja Matsyapati. Pada tahun berikutnya, para Pandawa keluar dari persembunyian dan memperlihatkan diri di muka umum lalu menuntut hak mereka kepada Kurawa. Namun tuntutan mereka tidak dipenuhi kurawa hingga terjadi perang Bharatayudda. Peperangan ini berlangsung selama delapan belas hari dan dimenangkan oleh Pandawa4 .

Melalui cerita yang menarik serta aktor yang mendukung membuat sinetron Mahabharata semakin digemari oleh khalayak. Ada sebuah desa yang sebagian warganya sangat gemar menonton Serial Mahabharata.

4

http://www.dee-nesia.com/2012/07/cerita-mahabarata.html. diakses pada hari jum’at, 30-10-2014. Jam 16.00


(12)

5

Desa itu adalah desa Gampang. Desa ini berada di kecamatan Prambon kabupaten Sidoarjo. Semua warga desa ini beragama islam dan mayoritas sangat antusias dalam hal keagamaan. Kecenderungan warga dalam menonton serial mahabharata tidak terjadi pada orang dewasa saja, melainkan para remaja dan anak-anak. Namun dalam penelitian ini peneliti lebih memfokuskan kepada remajanya. Karena pada umumnya para remaja sangat menyukai sinetron yang bertemakan anak muda, cinta, atau film yang sesuai dengan stile mereka seperti film Korea, tapi mengapa para remaja desa ini sangat menyukai serial Mahabharata yang merupakan sinetron tentang sejarah dan kebanyakan digemari oleh orang dewasa atau bahkan orang tua. Setiap harinya sebagian dari meraka selalu menyampatkan waktu mereka hanya untuk menonton serial tersebut.

Setiap Mahabharata tayang di stasiun Televisi ANTV, warga desa Gampang terutama para Remajanya yang senang dengan serial tersebut tidak mau ketinggalan untuk menontonnya walaupun hanya satu episode saja. Sebelum Mahabharata tayang di ANTV, sebagian warga yang senang menontonnya sudah siap menanti di depan televisi mereka masing-masing. Terkadang tidak hanya menyaksikan serial tersebut sendirian, tapi mereka menyaksikan bersama-sama dengan orang tua, saudara, atau teman mereka. Ketika ada satu episode saja yang terlewatkan, mereka akan bertanya kepada yang lain bagaimana jalan cerita dari episode yang terlewatkan tersebut, ada yang rela mencari file video sinetron Mahabharata kepada teman-temannya, men-Download dari Youtube,


(13)

6

sampai menonton sinetron Mahabharata di Youtube. Bahkan ketika ada acara rutinan di desa yang pulangnya sekitar pukul 21.00 , ada sebagian dari mereka yang cepat-cepat pulang seusai acara tersebut agar ia bisa menonton serial Mahabharata. Bahkan ada sebagian dari mereka rela tidur larut malam demi menonton sinetron Mahabharata di laptop mereka, seakan-akan mereka telah kecanduan dengan kelanjutan sinetron tersebut.

Pernah suatu ketika peneliti mengikuti kegiatan yang ada di Desa Gampang, yang kebetulan banyak dihadiri para remaja desa tersebut. Sebelum acara dimulai ada segerombolan remaja putri yang sedang asyik berbincang-bincang dengan teman-temannya, seperti sedang berdiskusi. Akhirnya peneliti mendekati para remaja putri yang berkumpul tersebut dan ikut dalam perbincangan mereka. Ternyata yang sedang mereka perbincangkan tak lain adalah sinetron serial Mahabharata yang tayang di televisi ANTV.

Dari kenyataan di atas, timbul pertanyaan di hati peneliti, Sebenarnya apa yang membuat warga desa Gampang, khususnya para remanja senang nenonton serial Mahabharata?, Apakah mereka menyukainya dari segi Aktor, budaya, sejarah, latar, atau agamanya?. Itulah yang mendorong peneliti untuk membuat judul “Motif menonton serial Mahabharata di ANTV (Studi deskriptif Remaja di Desa Gampang,


(14)

7

B. Rumusan Masalah

1. Apa motif remaja desa Gampang Kec. Prambon, Kab. Sidoarjo menonton serial Mahabharata?

2. Bagaimana kecenderungan remaja desa Gampang, Kec. Prambon Kab. Sidoarjo dalam menonton serial Mahabharata?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan motif yang membuat remaja desa Gampang, Kec. Prambon, Kab. Sidoarjo menonton serial Mahabharata.

2. Untuk menjelaskan kecenderungan Remaja desa Gampang, kec. Prambon, kab. Sidoarjo dalam menonton serial Mahabharata.

D. Manfaat Penelitian

Manfaaat penelitian ini antara lain: 1. Manfaat teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu komunikasi, khususnya berkaitan dengan motif yang mendorong seseorang menonton televisi yang dikaitkan dengan teori-teori komunikasi melalui metode penelitian kualitatif.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada khalayak media massa dalam melihat motif dan kecenderungan masyarakan dalam menonton sebuah program acara televisi. Selain itu


(15)

8

juga diharapkan menambah dan memperluas pengetahuan sejarah tentang cerita Mahabharata yang sudah ada dan telah menyebar luas di masyarakat.

E. Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mencoba mencari referensi sebagai acuan atau rujukan mengenai tema yang dikaji oleh peneliti. Salah satu referensi yang dijadikan acuan adalah penelitian

berbentuk skripsi yang berjudul “Motif menonton acara kejamnya dunia di Trans TV (studi deskriptif ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Rungkut

Kidul)” yang dilakukan oleh Nur Kusuma Rini, Nim: B06303021,

mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 2007. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui motif ibu rumah tangga di daerah Rungkut Kidul dalam menonton acara kejamnya dunia. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Teori yang digunakan adalah teori Uses And Gratification, menggunakan pendekatan fenomenologi, dan menggunakan analisis Induktif. Hasil dari penelitian terdahulu antara lain, motif ibu-ibu rumah tangga di kelurahan rungkut kidul menonton acara kejamnya dunia di Trans TV adalah untuk mengisi waktu luang yang mereka punya setelah mengerjakan pekerjaan rumahnya, sehingga untuk menghilangkan kejenuhan, mereka mencari hiburan dan informasi melalui menonton televisi. Sedangkan penelitian yang sekarang berjudul judul


(16)

9

“Motif menonton serial Mahabharata di ANTV (Studi deskriptif Remaja di

Desa Gampang, kec. Prambon, Kab. Sidarjo)”. Adapun teori yang

digunakan dalam penelitian yang sekarang adalah teori Fenomenologi dengan menggunakan analisis model Alur. Penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang mempunyai beberapa persamaan, antara lain: sama-sama menggunakan pendekatan fenomenologi dan berjenis penelitian kualitatif.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Gigih Setyo Wibowo (NPM. 0443010368) pada tahun 2010 yang berjudul Motif Ibu Rumah Tangga Dalam Menonton Tayangan Acara Supernanny di Metro TV( Studi deskriptif tentang motif ibu rumah tangga di Surabaya terhadap Tayangan Acara Supernanny di Metro TV). Penelitian ini berbentuk Skripsi yang diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana pada Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur. Penelitian ini menaruh perhatian pada apakah motif ibu rumah tangga yang memiliki kasus tentang kenakalan anak dan yang sulit diatur dalam menonton sebuah tayangan Acara Supernanny di Metro TV. Penelitian Gigih Setyo Wibowo ini didasarkan pada bagaimana cara mengatasi kenakalan anak dengan cara yang benar, efektif, efisien, dan tidak mempengaruhi perkembangan psikologis anak. Hasil dari penelitian ini adalah tidak semua acara yang ada di dalam tayangan acara

Supernanny di MetroTV dibutuhkan, diterima, dan diminati oleh para ibu


(17)

10

gratification dan berjenis penelitian kuantitatif . Sedangkan metode

analisis datanya menggunakan tabel frekuensi data dari hasil kuesioner. Persamaan dari penelitian yang telah dilakukan oleh Gigi Setyo Wibowo dengan penelitian yang sekarang adalah sama-sama bertujuan untuk mencari motif apa yang membuat khalayak menonton televisi.

Selain penelitian yang dilakukan oleh Nur Kusuma Rini dan Gigih Setyo Wibowo, penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Elizabeth Nisca Wain, NPM. 0743010217, pada tahun 2011, dari Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran”, fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. judul penelitiannya adalah Motif Anak Dalam Menonton Tayangan Program Opera Anak ( Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Anak SD di Surabaya dalam Menonton Tayangan Program Acara Opera Anak di Trans 7). Bentuk penelitiannya berupa Skripsi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui motif anak SD di Surabaya dalam menonton tayangan program acara Opera Anak di Trans 7. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uses and Gratification, dengan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa motif yang mendominasi anak-anak Surabaya dalam menonton tayangan Opera Anak di Trans 7 adalah motif hiburan, motif informasi serta motif integrasi dan intereksi sosial masuk kategori tinggi sedangkan motif identitas pribadi masuk dalam kategori sedang. Perbedaannya dengan penelitian yang sekarang terletak pada teori, metode dan pendekatan yang digunakan.


(18)

11

Nama peneliti

Nur Kusuma Rini Gigih Setyo Wibowo

Elizabeth Nisca Wain

Judul penelitian

Motif menonton acara kejamnya dunia di Trans TV (studi deskriptif ibu-ibu rumah

tangga di

kelurahan Rungkut Kidul)

berjudul Motif

Ibu Rumah

Tangga Dalam

Menonton

Tayangan Acara

Supernanny di

Metro TV( Studi deskriptif tentang motif ibu rumah

tangga di

Surabaya terhadap

Tayangan Acara

Supernanny di

Metro TV).

Motif Anak Dalam Menonton

Tayangan Program Opera Anak ( Studi Deskriptif

Kuantitatif Tentang Motif Anak SD di Surabaya dalam Menonton

Tayangan Program Acara Opera Anak di Trans 7).

Jenis Penelitian penelitian kualitatif penelitian kuantitatif . Penelitian kuantitatif Tujuan Penelitian Untuk

mengetahui motif ibu rumah tangga

di daerah

Rungkut Kidul dalam menonton acara kejamnya dunia.

Untuk mengatasi kenakalan anak dengan cara yang benar, efektif, efisien, dan tidak mempengaruhi perkembangan psikologis anak

untuk mengetahui motif anak SD di Surabaya dalam menonton tayangan

program acara

Opera Anak di Trans 7

Hasil Penelitian

untuk mengisi waktu luang yang

mereka punya

setelah mengerjakan pekerjaan rumahnya

tidak semua acara yang ada di dalam tayangan acara

Supernanny di

MetroTV dibutuhkan, diterima, dan diminati oleh para ibu rumah tangga di Indonesia.

motif yang

mendominasi

anak-anak Surabaya

dalam menonton tayangan Opera Anak di Trans 7

adalah motif

hiburan, motif informasi serta motif integrasi dan intereksi sosial masuk kategori tinggi sedangkan motif identitas


(19)

12

dalam kategori sedang.

Metode Penelitian

metode deskriptif.

Teori yang

digunakan teori

Uses And

Gratification, menggunakan pendekatan fenomenologi, dan menggunakan analisis Induktif.

metode analisis data

menggunakan tabel frekuensi data dari hasil kuesioner

. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Uses and

Gratification,

dengan metode

deskriptif kuantitatif.

Tahun Penelitian

2007 2010 2011

Bentuk penelitian

Skripsi Skripsi Skripsi

F. Definisi Konsep 1. Motif

Motif adalah implus atau dorongan yang memberi energi pada tindakan manusia sepanjang lintasan kognitif/ perilaku ke arah pemuasan kebutuhan.5 Pengertian Motif tidak jauh berbeda dengan Motivasi. Dari segi Taksonomi, Motivasi berasal dari kata “ Movere” dalam bahasa latin, yang artinya bergerak. Berbagai hal yang biasanya terkandung dalam berbagai definisi tentang Motivasi antara lain adalah keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, dorongan dan insentif. Motif juga didefinisikan sebagai dorongan dalam diri manusia yang timbul dikarenakan adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia tersebut.

5

James Lull. Media Komunikasi Kebudayaan. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1998) hlm.121


(20)

13

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa suatu motif adalah keadaan kejiwaan yang mendorong, mengaktifkan atau menggerakkan dan motif itulah yang mengarahkan dan menyalurkan perilaku, sikap, dan tindak tanduk seseorang yang selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan, baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi masing-masing organisasi yang bersangkutan. Karena itulah dapat dikatakan bahwa bagaimanapun motivasi di definisikan, terdapat tiga komponen utamanya, yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan. 6 Kebutuhan yang merupakan segi pertama dari motivasi, timbul dari diri seseorang apabila ia merasa adanya kekuragan dalam dirinya. Segi kedua motivasi yaitu Dorongan, berorientasi pada tindakan tertentu yang secara sadar dilakukan seseorang. Dorongan dapat bersumber dari dalam diri seseorang dan dapat pula bersumber dari luar diri orang tersebut. Segi ke tiga motivasi adalah tujuan. Dalam teori motivasi, tujuan adalah segala sesuatu yang menghilangkan kebutuhan dan mengurangi dorongan. Dengan perkataan lain, mencapai tujuan berarti mengembalikan keseimbangan dalam diri seseorang, baik yang bersifat fisiologis maupun yang bersifat psikologis. Berarti tercapainya tujuan akan mengurangi aatau bahkan menghilangkan dorongan tertentu untuk berbuat sesuatu.

6

Sondang P. Siagin, Teori Motivasi dan Aplikasinya, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 1995) hlm. 142


(21)

14

2. Sinetron

Sinetron (sinema elektronik) adalah film cerita yang dibuat untuk media televisi. Saat ini sinetron merupakan salah satu alternatif hiburan yang banyak diminati masyarakat. Keberadaan sinetron biasanya ditentukan oleh rating, bila ratingnya naik, maka episodenya bisa diperpanjang, dibuat berseri atau jam tayangnya ditambah.

Sinetron merupakan sebuah karya cipta budaya yang merupakan media komunikasi massa yang dapat dipandang dan didengar, dibuat berdasarkan sinematografi dengan direkam melalui proses elektronik dan ditayangkan melalui stasiun penyiaran televisi. Sinetron bisa juga disebut sebagai film yang dibuat khusus untuk penayangan di media elektronik, seperti televisi.7

3. Serial Mahabharata

Mahabharata adalah sebuah cerita legendaris yang cerita aslinya di tulis oleh Began Viasi dari india. Dan di tulis dalam bahasa sansekerta. Cerita ini bercorakkan ajaran Hindi. Di dalam ceritanya syarat dengan ajaran Hindu, mitos-mitos Hindu dan segala hal yang berhubungan dengan agama Hindu.8

Serial Mahabharata pertama kali tayang di stasiun televisi ANTV mulai tanggal 17 maret 2014, pukul 20.30. Serial ini adalah sinetron di India yang kemudian ditayangkan di Indonesia. Serial

7

Departemen pendidikan nasional, Kamus Besar bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hlm. 1070

8

http://carakata.org/cerita-mahabarata-lengkap-di-antv-ulasan-cerita-mahabarata-dan-ramayana/. Diakses pada hari jum’at, 30-10-2014. Pukul 16.00


(22)

15

Mahabharata menceritakan mengenai asal-usul penyebab perang Bharatayudda (peperangan antara Pandawa dengan Kurawa yang berlangsung selama delapan belas hari), perebutan kekuasan kerajaan Hastina Pura, Janji Bhisma untuk membela kerajaan Hastina dari siapapun, kisah Dewi Drupadi yang ingin ditelanjangi oleh Duryodana tapi pada akhirnya dengan kesaktian Sri Krisna baju yang dikenakan Drupadi tidak pernah habis dibuka, sampai kebijaksaan Sri Krisna memberikan nasehat kepada para Pandawa saat peperangan melawan Kurawa.

4. ANTV

ANTV atau Andalas televisi adalah salah satu stasiun televisi swasta yang dikelola oeh PT Cakrawala Andalas televisi dan dimiliki bersama antara group perusahaan Bakri dan Husada. Di awal siaran percobaannya, banyak kendala yang dihadapi oleh ANTV. Peresmian stasiunnya di kota Lampung dengan waktu mengudaranya cukup lama. Liputan Sidang Umum MPR 1993 merupakan siaran awal percobaan ANTV. Siaran ANTV di Jakarta dipancarkan dari gedung Mulia Centre di daerah kuningan Jakarta Selatan. Pada awalnya siaran ANTV menggunakan Transponder Palapa B-4, kemudian menggunakan Palapa B-2p seperti stasiun televisi swasta lainnya.9

ANTV menayangkan serial Mahabharata pertama kali pada tanggal 17 maret 2014 pukul 20.30 WIB, kemudian mulai tanggal 20


(23)

16

juli 2014 berubah jam tayangnya menjadi jam 21.00 WIB, karena ada serial The Adventure Of Hatim pada jam 20.30 WIB.

5. Remaja

Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak hingga masa awal dewasa, pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.10

6. Desa Gampang

Desa Gampang merupakan salah satu desa yag ada di kecamatan Prambon kabupaten Sidoarjo. Desa ini terbagi menjadi 8 RT dan 2 RW. Sebagian besar warganya aktif dalam bidang keagamaan, terutama para remajanya. Selain pendidikan formal, warga desa ini juga sangat memprioritaskan pendidikan nonformal bagi anak-anak mereka. Pendidikan nonformal yang dimaksud disini adalah pendidikan diniyah, seperti mengaji. Itu sebabnya anak-anak di desa ini tumbuh menjadi remaja yang agamis dan berakhlaqul karimah.

10


(24)

17

Hampir seluruh warga di desa ini bisa membaca Al-Qur’an, termasuk para remajanya.

Remaja di desa Gampang sangat aktif dalam berorganisasi. Baik organisasi yang bersiat umum maupun yang bersifat keagamaan. Mereka aktif dalam organisasi yang ada di desa mereka, seperti karang taruna (Kartar), dan IPNU/ IPPNU. Selain itu mereka juga aktif dalam kegiatan rutinitas yang ada di desa mereka, seperti mengikuti khataman rutin pada setiap hari sabtu dan mengikuti kegiatan diba’ pada setiap hari minggu. Dalam organisasi IPNU/ IPPNU mereka juga

aktif dalam kegiatan Istighotsah, Manaqib, pembacaan Maulid Diba’,

dan Khitobah.

Setiap tanggal 17 Agustus para remaja desa Gampang selalu mengadakan kegiatan di desa mereka. Begitu juga setiap ada momen PHBI (Peringatan Hari Besar Islam), para remaja desa ini juga selalu mengadakan kegiatan, entah itu hanya melibatkan anggota organisasi mereka atau melibatkan masyarakat umum.

G. Kerangka Pikir Penelitian

Untuk memotret motif remaja desa Gampang yang senang menonton serial Mahabharata, peneliti menggunakan teori fenomenologi. Kata fenomenologi barasal dari kata phenomenon yang berarti kemunculan suatu obyek, peristiwa atau kondisi dalam persepsi seorang individu.


(25)

18

Fenomenologi (phenomenology) menggunakan pengalaman langsung sebagai cara untuk memahami dunia.11

Aliran fenomonologi lahir sebagai reaksi metodologi positivistik yang diperkenalkan oleh Comte. Pendekatan positivisme ini selalu mengandalkan seperangkat fakta sosial yang bersifat obyektif, atau gejala yang tampak secara kasatmata. Dengan demikian, metodologi ini cenderung melihat fenomena hanya dari kulitnya, dan kurang mampu memahami makna di balik gejala yang tampak tersebut. Sedangkan fenomenologi berangkat dari pola pikir subyektivisme , yang tidak hanya memandang dari suatu gejala yang tampak, akan tetapi berusaha menggali makna gejala itu. 12

Alfred Schutz meupakan salah satu orang yag mendalami teori fenomenologi, ia mengoreksi konsep pendekatan verstehen yag diperkenalkan oleh Max Weber. Pendekatan tersebut bertujuan untuk memahami makna tindakan seseorang, dengan berasumsi bahwa seseorang dalam bertindak tidak haya sekedar melaksanakan, tetapi juga menempatka diri dalam lingkungan berpikir dan peilaku orang lain. Konsep pendekatan ini lebih mengarah pada suatu tindakan bermotif pada tujuan yang hendak dicapai atau in order to motive. Pendekatan yang diperkenalkan oleh Max Weber tersebut mendapat koreksi dari Alfred Schutz, menurut Schutz tindakan subyektif para aktor tidak muncul begitu saja, tetapi ia ada melalui proses panjang untuk dievaluasi dengan

11

Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa (jakarta: Kencana, 2013) hlm. 39 12


(26)

19

mempertimbangkan kondisi sosial, ekonomi, budaya, dan norma etika atas dasar tingkat kemampuan pemahaman sendiri sebelum tindakan itu dilakukan. Dengan kata lain sebelum masuk pada tataran in order to

motive , menurut Schutz ada tahapan because motive yang

mendahuluinya.13

13Ibid. Hlm.134

Motif

Remaja desa Gampang

Rasionalitas menonton Serial Mahabharata Latar kultur

Serial

Mahabharata

Aktor Setting

Sosial Film Alur

cerita


(27)

20

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Fenomenologi, Pendekatan ini berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu dan berusaha untuk masuk kedalam dunia konseptual para subyek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga peneliti mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh subjek penlitian di sekitar peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari.

b. Jenis penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif, yakni sebuah prosedur penelitian yang memahami realitas sosial dengan menekankan empathy dan emic serta interaksi dialektis antara peneliti dan informan guna merekonstruksi realitas yang diteliti. Kualitatif merupakan Metode yang menekankan pada pemahaman (verstehen) tentang masalah- masalah yang ada dalam realitas sosial.14

14


(28)

21

2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian

a. Subyek penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah remaja desa Gampang, Prambon, Sidoarjo. Penentuan subyek penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik sampling (purposive sampling), yaitu: penelitian mengambil anggota sampel diserahkan pada pertimbangan pengumpul data yang menurutnya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.15

b. Obyek penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah motif yang membuat remaja desa Gampang suka menonton serial Mahabharata yang tayang di stasiun televisi ANTV.

c. Lokasi penelitian

Lokasi yang dipilih oleh peneliti sebagai lokasi penelitian adalah desa Gampang, kecamatan Prambon, kabupaten Sidoarjo.

3. Jenis dan Sumber Data

Dalam hal untuk keakuratan data, penelitian ini digali dari beberapa jenis dan sumber data, antara lain:

15

Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, Cet. III, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995) hlm. 62


(29)

22

a. Jenis Data 1). Data Primer

Data primer yang merupakan data pokok dari penelitian ini merupakan data yang diperoleh secara langsung dari penelitian perorangan, kelompok dan organisasi.16

Data primer ini diperoleh dari hasil wawancara dengan informan mengenai motif dan kecenderugan remaja di desa Gampang dalam menonton serial Mahabharata dan diperoleh dari hasil observasi di lapangan.

2). Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder.17 Dan segala data yang mendukung hasil penelitian. Data ini diperoleh dari beberapa referensi atau bacaan-bacaan yang ada dan mendukung penelitian ini.

b. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi sumber data primer dan sekunder. Dalam penelitian ini yang dimaksud sumber data primer adalah informan yang sudah dipilih karena dapat memberikan data terkait tujuan penelitian.

16

Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006) hlm. 29

17

Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Putra Grafika,2009) hlm. 42


(30)

23

Sumber data sekunder adalah sumber data kedua sesudah data primer. Sumber data ini dipilih dengan tujuan dapat menjadi pelengkap dan pendukung sumber data primer. Data yang dicari adalah data perihal motif warga desa Gampang menonton serial Mahabharata.

4. Tahap-Tahap Penelitian

Ada 3 tahapan yang dilaksanakan dalam proses penelitian ini, yaitu:

a. Pra lapangan

Tahap ini merupakan tahapan persiapan sebelum melakukan penelitian, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1). Menyusun Rancangan Penelitian

Penelitian ini diawali dengan menentukan objek yang akan dijadikan penelitian, membuat rumusan masalah yang akan diteliti dari fenomena yang ada di lapangan, serta segala hal yang diteliti terkait metodologinya dalam proposal penelitian.

2). Mengurus Perizinan

Setelah proposal penelitian disetujui, dilanjutkan dengan mengurus surat izin penelitian untuk melakukan wawancara atau penggalian serta observasi data-data yang dibutuhkan.


(31)

24

b. Penelitian atau pelaksanaan lapangan

Sebelum melakukan wawancara lapangan, penulis melakukan observasi lapangan terlebih dahulu yakni memahami latar penelitian dan persiapan diri, meliputi:

1) Klasifikasi data dalam tahapan ini peneliti melakukan identifikasi identitas subjek penelitian.

2) Melakukan pendekatan kepada informan dalam penelitian serta melakukan pengamatan secara langsung seputar data.

3) Membuat pedoman wawancara seputar hal-hal yang ingin diteliti.

c. Berperan sambil mengumpulkan data sebanyak-banyaknya yang valid dan peneliti mewawancarai subyek penelitian tentang motif dan kecenderungan menonton serial Mahabharata.

d. Laporan

Setelah tahap lapangan selesai, penulis membuat serta menyusun laporan yang berisi kegiatan yang telah dilakukan dalam bentuk tulisan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan sebuah penelitian, teknik pengumpulan data merupakan sebuah langkah yang sangat penting, karena tanpa upaya pengumpulan data penelitian tidak dapat dilakukan.


(32)

25

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya adalah wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi.

a. Wawancara mendalam

Teknik wawancara (interview) adalah teknik pemcarian data/ informasi mendalam yang diajukan kepada responden / informan dalam bentuk pertanyaan susulan setelah teknik angket dalam bentuk pertanyaan lisan.18 Sedangkan menurut Soehartono wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden dicatat atau direkam dengan alat perekam.19

Banyak keuntungan dengan menggunakan teknik wawancara, salah satunya adalah wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak bisa membaca dan menulis, jika ada pertanyaan yang masih belum dipahami oleh informan, pewawancara bisa segera menjelaskannya, pewawancara bisa mengecek kebenaran jawaban responden dengan melihat wajah atau gerak-gerik responden. Namun sebelum melakukan wawancara sebaiknya pewawancara terlebih dahulu menyiapkan panduan wawancaranya agar proses wawancara dapat berjalan lancar dan terarah.

18

Mahi M. Hikmat, Metode Penelitian, Cet.1,( Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), hlm.79 19Ibid. hal 80.


(33)

26

Wawancara mendalam merupakan suatu cara

mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang teliti. Wawancara mendalam dilakukan secara intensif dan berulang-ulang. pada penelitian kualitatif, wawancara mendalam menjadi alat utama yang dikombinasikan dengan observasi partisipasi.20

b. Observasi Partisipan

Observasi partisipan yaitu peneliti melakukan penelitian dengan cara melibatkan diri secara langsung di obyek penelitian. Penelitian ini dapat memperoleh data relative lebih akurat dan lebih banyak, karena peneliti secara langsung mengamati perilaku dan kejadian atau peristiwa di tempat penelitian tersebut.21

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi, yakni penelusuran dan perolehan data yang diperlukan melalui data yang telah tersedia, biasanya berupa data statistik, agenda kegiatan, produk keputusan dan kebijakan dan lain sebagainya. Data yang bersifat dokumen biasanya difokuskan pada masalah penelitian. Menurut Meleong, (1996:161) bahwa dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat

20

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. 1, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2001), hlm. 110


(34)

27

dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.22

6. Teknik Analisis Data

Tahap selanjutnya yang dilakukan peneliti setelah mengumpulkan data adalah menganalisis data. Teknik analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. 23

a. Reduksi Data

Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyerdehanaan, pengabstrakan, dan transformasi data ‘kasar’ yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus menerus selama penelitian berlangsung.

b. Display Data/penyajian data

Dispaly data / penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data biasanya dalam bentuk teks naratif.

c. Verifikasi

Menarik kesimpulan / verifikasi adalah peneliti mulai mencari arti tentang data-data yang dikumpulkan, menyimpulkan dan memverifikasi data yang ada.

22Hikmat, Metode Penelitian... hal. 83 23


(35)

28

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk membuktikan bahwasannya peneliti dapat dipertanggungjawabkan dari segala segi makna diperlukan teknik keabsahan data, adapun teknik keabsahan data yang digunakan peneliti ialah:

a. Perpanjangan Keikutsertaan

Teknik ini dilakukan dengan cara memperpanjang waktu atau masa penelitian dikarenakan untuk mendapatkan data yang banyak yang dibutuhkan dalam penelitian tersebut. Hal ini juga dapat meningkatkan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Di dalam suatu penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrumen pertama, sehingga keikutsertaan peneliti sangat menentukan. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti pada saat penelitian24.

b. Ketekunan Pengamatan

Peneliti dalam mengkaji masalah-maslah penelitian, peneliti harus meneliti secara mendalam memahami persoalan yang diangkat oleh peneliti. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

24

Lexy J. Moleong, metodoldogi Pendidikan Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm.172


(36)

29

Dengan adanya pengamatan yang berperan serta dalam penelitian maka akan memperoleh kedalaman data yang bisa disesuaiakan dengan masalah yang diteliti25.

c. Teknik Diskusi dengan Teman Sejawat

Teknik ini dilakukan dengan cara mendiskusikan data-data yang telah terkumpul dan analisisnya dengan orang-orang yang dianggap memahami fokus penelitian yang dikaji.

d. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pebanding data.

Ada tiga dasar tipe Triangulasi dalam penelitian kualitatif, yaitu:

1). Triangulasi Data

Triangulasi data adalah penggunaan beragam sumber data dalam suatu penelitian sampai benar-benar valid. Seperti: dokumentasi, hasil wawancara, dan hasil observasi.

2). Triangulasi Peneliti

Triangulasi peneliti adalah mengadakan pengecekan diluar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data, seperti: pembimbing peneliti bertindak sebagai pengamat.

25Ibid, hlm. 174.


(37)

30

3). Triangulasi Teori

Triangulasi teori adalah penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat.

I. Sistematika Pembahasan

Berikut sisitematika pembahasan penelitian yang berjudul Analisis Motivasi Penghuni kos Meisin menonton film Mahabharata

BAB I: PENDAHULUAN

Dalam pendahuluan ini di dalamnya mencakup sub bahasan, antara lain tentang latar belakang masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Hasil Penelitian, Kajian Penelitian Terdahulu, Definisi Konsep, Kerangka Pikir Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematika Pembahasan.

BAB II : KAJIAN TEORITIS

Kajian Teoretis menguraikan tentang beberapa hal yang menyangkut tentang pembahasan dalam penelitian ini. Bab ini memiliki dua sub bahasan yaitu: Kajian Pustaka, yang menyangkut pengertian motif, media televisi, sinetron televisi, serial Mahabharata di ANTV dan pengertian masa remaja. Sub yang kedua adalah Kajian Teori, menyangkut teori fenomenologi.


(38)

31

BAB III : PAPARAN DATA PENELITIAN

Paparan Data Penelitian ini meliputi subyek, obyek dan lokasi penelitian serta deskripsi data penelitian.

BAB IV : ANALISIS DATA

Setelah melakukan penelitian maka tahap berikutnya akan membahas mengenai analisis data dan temuan penelitian.

BAB V : PENUTUP

Bab ini disebut pula bab penutup karena terletak di akhir dan materi isinya tentang kesimpulan dan saran mengenai penelitian ini.


(39)

32

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Pustaka 1. Motif

Kata “Motif” berasal dari bahasa perancis yang berarti bergerak,

penyebab untuk bergerak, atau sesuatu yang merangsang untuk bergerak. Dalam bahasa inggris “Motivation” yang dalam bahasa indonesia

“Motivasi”. Dari pengertian tersebut terkandung adanya unsur gerakan

atau dorongan yang selalu berhubungan dengan faktor kebutuhan. 1 Motivasi dapat tumbuh pada diri seseorang karena adanya satu atau beberapa kebutuhan yang membuat seseorang itu terdorong atau bergerak untuk melakukan sesuatu dalam usaha memenuhi kebutuhan. Memotivasi seseorang berarti memberikan pengertian tentang sesuatu agar orang tersebut mengerti dan tumbuh kesadarannya, menerima dan terdorong atau tergerak untuk meakukan sesuatu.

Suatu dorongan akan membuat seseorang melakukan sesuatu hal, ini terjadi karena sistem komunikasi intrapersonal pada diri individu. Proses komunikasi intrapersonal meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir. Sensasi adalah proses menagap stimuli. Persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain persepsi mengubah sensasi menjadi

1

Program Pembinaan Jarak Jauh (PJJ), buku teori teknik motivasi (Jakarta: Badan koordinasi keluarga Berencana Nasional,1987) hlm. 8


(40)

33

informasi. Memori adalah proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali. Berpikir adalah mengolah dan memanipulasikan informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respon.2

Abraham H. Maslow, seorang yang mendalami teori motivasi mengemukakan lima kebutuhan manusia yang ia sebut sebagai teori kebutuhan.

Lima kebutuhan manusia tersebut antara lain: a) Kebutuhan faali atau fisik

Kebutuhan tubuh untuk mempertahankan hidup, misalnya: makanan, air, pakaian, kesehatan dan lain sebagainya.

b) Kebutuhan rasa aman

Kebutuhan untuk mendapatkan keselamatan dan keamanan hidup. c) Kebutuhan akan cinta, sayang dan aktifitas sosial.

Kebutuhan rasa kasih sayang, pergaulan, kerjasama, persahabatan, ingin merasakan satu dengan lingkungannya, merupakan kebutuhan akan cinta, sayang dan aktifitas sosial.

d) Kebutuhan untuk dihargai atau dihormati.

e) Kebutuhan pengembangan pribadi atau aktualisasi diri.

Kebutuhan pengembangan pribadi berhubungan dengan hal-hal yang menyangkut tingkat perkembangan pribadi supaya mendapat kedudukan teratas.

2

Jalaludin rahmat, Psikologi Komunikasi, cet. 6 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991) hlm. 49


(41)

34

a. Jenis Motivasi

Ada dua jenis motivasi. 1) Motivasi Intrinsik

Motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang, dorongan atau gerakan untuk melakukan sesuatu yang yang tidak dipengaruhi oleh faktor lain di luar dirinya.

2) Motivasi ekstrinsik

Motivasi yang timbul pada diri seseorang akibat pengaruh dari luar dirinya, misalnya: dalam hubungannya dengan orang lain ataupun karena lingkungan sekitarnya.

b. Fungsi Motivasi

Memotivasi berfungsi untuk mengarahkan, mendorong dan menggerakkan seseorang atau kelompok untuk melakukan sesuatu. Hal tersebut ditempuh melalui cara:

1) Mengusahakan terciptanya suatu keadaan yang dapat menumbuhkan dorongan batin seseorang agar tergerak untuk bertingkah laku.

2) Memberikan pengertian kepada individu atau kelompok agar mereka terdorong untuk melakukan sesuatu setelah ia mengerti.

c. Manfaat Motivasi

Beberapa manfaat Motivasi antara lain: 1) Sebagai unsur penggerak atau pendorong 2) Sebagai unsur pemantapan


(42)

35

3) Sebagai unsur pengayoman

4) Sebagai unsur penggerak semangat.

d. Bentuk-bentuk Motivasi

1) Motivasi Perorangan

Motivasi perorangan yaitu proses untuk mendorong atau merangsang individu dengan cara menyebarkan informasi (pesan) yang mengandung pegetahuan nilai-nilai dengan tujun agar individu yang bersangkutan melakukannya.

2) Motivasi Kelompok

Motivasi kelompok yaitu motivasi yang ditujukan kepada sekelompok sasaran yang sama (misalnya pada kelompok ibu-ibu, generasi muda, bapak-bapak), sehingga isi pesan yang disampaikan dapat diterima secara bersama-sama dan serentak.

3) Motivasi massa

Motivasi massa dilakukan terhadap sasaran massa dan biasanya dilakukan dengan menggunakan media seperti radio, televisi, dan lain sebagainya.

e. Faktor Pendorong Timbulnya Motivasi

Faktor pendorong adalah faktor yang dapat menimbulkan dan memperlancar suatu motivasi, meliputi:


(43)

36

1) Faktor dalam

a) Kebutuhan manusia

Seseorang akan terdorong untuk melakukan tindakan bila ada tuntutan kebutuhan.

b) Pengetahuan dan pengalaman

Pengetahuan dan pengalaman seseorang akan menentukan corak motivasi yang akan kita laksanakan

2) Fator luar a) Sarana

Sarana merupakan salah satu faktor dan penunjang yang penting dalam pemberian motivasi, sehingga proses motivasi dapat berjalan lebih lancar.

b) Imbalan dan tekanan

Imbalan dan tekanan merupakan faktor yang cukup berpengaruh untuk menimbulkan motivasi.

c) Panutan Tokoh masarakat

Panutan Tokoh masyarakat adalah penteladanan atau sifat teladan dari pemuka-pemuka masyarakat yang berpengaruh di suatu daerah tertentu.

2. Media televisi

Menurut Skomis dalam bukunya “Television and society: An

incuest and agenda” (1965), dibandingan dengan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku dan sebagainya), televisi merupakan


(44)

37

salah satu media yang mempunyai sifat istimewa. Ia merupakan gabungan dari media dengar dan gambar. Bisa bersifat komulatif, hiburan, maupun pendidikan, bahkan gabungan dari ketiga unsur di atas. Televisi menciptakan suasana tertentu, yaitu para pemirsanya dapat melihat sambil duduk santai tanpa kesengajaan untuk untuk menyaksikannya. Penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan. Informasi yang disampaikn oleh televisi, akan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual.3

Perkembangan teknologi komunikasi massa Televisi memberikan banyak pengaruh dalam kehidupan manusia. Pengaruh tersebut bisa dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, bahkan pertahanan dan keamanan negara. Dengan teknologi televisi yang sekarang ini, batas-batas negara pun tidak lagi merupakan hal yang sulit untuk diterjang, melainkan begitu mudah untuk diterobos.

a. Sejarah Televisi

Media televisi lahir karena perkembangan teknologi. Bermula dari ditemukannya electrische teleskop oleh seorang mahasiswa dari Berlin (Jerman Timur) yang bernama Paul Nipkov sekitar tahun 1883-1884. 4

Televisi mulai dapat dinikmati oleh publik Amerika Serikat (AS) pada tahun 1939, namun sempat berhenti ketika terjadi Perang

3

Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa (sebuah analisis media televisi), ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996) Hlm. 8


(45)

38

Dunia II. Tahun 1946 kegiatan dalam bidang pertelevisian mulai nampak kembali. Pada waktu itu di seluruh AS hanya terdapat beberapa buah pemancar. Tapi kemudian, karena situasi dan kondisi yang mengizinkan serta pesatnya perkembangan teknologi, maka jumlah studio/pemancar televisi pun meningkat.

Masuknya televisi di Indonesia (Jakarta) pada tahun 1962,

bertepatan dengan “The 4th Asian Games” (peristiwa olahraga Asia ke-4). Ketika itu indonesia menjadi penyelenggara. Peresmian pesta olahraga tersebut bersamaan dengan peresmian penyiaran televisi oleh Presiden Soekarno, tanggal 24 Agustus 1962. Televisi yang pertama muncul pada waktu itu adalah TVRI.

b. Kekuatan media Televisi

Media televisi mempunyai kekuatan dan kelemahan. Kekuatan media televisi ialah menguasai jarak dan ruang karena teknologi televisi telah menggunakan elektromagnetik, kabel dan fiber yang dipancarkan (transmisi) melalui satelit. Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa, cukup besar. Nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan sangat cepat. Daya rangsang seseorang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif). Satu hal yang paling berpengaruh dari daya tarik televisi ialah bahwa informasi atau berita-berita yang disampaikan lebih singkat, jelas


(46)

39

dan sistematif, sehingga pemirsa tidak perlu lagi mempelajari isi pesan dalam menagkap siaran televisi.5

c. Kekurangan media Televisi

Selain mempunyai kelebihan, media televisi juga mempunyai

kekurangan. Kekurangan media televisi adalah bersifat “transitory”,

media televisi terikat oleh waktu tontonan, sedangkan media cetak dapat dibaca kapan dan di mana saja. Televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung seperti media cetak. Pengaruh televisi lebih cenderung menyentuh aspek psikologis massa, sedangkan media cetak lebih mengandalkan efek rasionalitas.

d. Televisi sebagi media massa

Media televisi berkembang begitu cepat seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi. Televisi sebagai media massa dirasakan sangat besar manfaatnya, dimana suatu peristiwa yang terjadi di belahan bumi yang berbeda, dalam waktu yang bersamaan dapat diikuti khalayak di belahan bumi yang lain, dengan jumlah penonton yang relatif tidak terbatas jumlahnya.

Sebagai media massa, televisi harus memenuhi fungsi media massa itu sendiri, diantaranya adalah sebagai media penerangan,

5Ibid, hlm. 23


(47)

40

sebagai media pendidikan, sebagai media hiburan dan sebagai media promosi.6

Televisi sebagai media massa dengan kelebihan yang dimiliki mampu menarik perhatian khalayak media dan mampu menguasai jarak secara geografis dan sosiologis. Untuk itu media televisi harus terus menerus berupaya meningkatkan program siarannya dan tak terlepas dari fungsi dan peranan televisi sebagai media massa. Sesuai dengan cara menyampaikan pesan informasinya, televisi sebagai media massa mempunyai proses komunikasi satu arah, artinya si peneima pesan (komunikan) tidak dapat berhubungan langsung dengan si pengirim pesan (komunikator). Demikian pula komunikator pada media televisi tidak bersifat individual melainkan bersifat kolektif dan massa komunikannya adalah para penontonnya yang mempunyai karakteristik tersendiri.

e. Dampak media Televisi bagi pemirsa

Sebagaimana media massa lainnya, media televisi berperan sebagai alat informasi, hiburan, kontrol sosial, dan penghubung wilayah secara geografis.

Ada beberapa unsur penting dalam media massa, antara lain: adanya sumber informasi, isi pesan (informasi), saluran informasi (media), khalayak sasaran (masyarakat) dan umpan balik khalayak sasaran.

6

Darwanto sastro subroto, Produksi Acara Televisi ( yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1994), hlm. 17


(48)

41

Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi psan media televisi kepada pemirsa, maka pesan itu juga akan diinterpretasikan secara berbeda-beda menurut visi pemirsa. serta dampak yang ditimbulkan juga beraneka ragam. Dengan demikian apa yang diasumsikan televisi sebagai suatu acara yang penting untuk disajikan bagi pemirsa, belum tentu penting bagi khalayak. Jadi efektif tidaknya isi pesan itu tergantung dari situasi dan kondisi pemirsa dan lingkungan sosialnya.

Wawan Kuswandi dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Massa (sebuah analisis media televisi) menyebutkan ada tiga dampak yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap pemirsa yaitu:7 1) Dampak kognitif, yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa

untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa. contoh: acara kuis di televisi.

2) Dampak peniruan, yaitu pemirsa dihadapkan pada trendi aktual yang ditayangkan televisi. Contoh: model pakaian, model rambut dari bintag televisi yang kemudian digandrungi atau ditiru secara fisik.

3) Dampak perilaku, yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan


(49)

42

dalam kehidupan pemirsa sehari-hari. Contoh: sinetron Dokter

Sartika yang mengintemalisasikan kesehatan bagi masyarakat.

3. Sinetron Televisi

a. Pengertian sinetron

Sinetron (sinema elektronik) merupakan sinema yang biasa disiarkan televisi dan sangat dipengaruhi oleh durasi. Sinetron merupakan wacana atau tiruan dari realitas sosial nyata. Sinetron menyajikan versi persepsi-persepsi dan hubungan sosial terkini, mengandung pesan-pesan respon terhadap perubahan persepsi-persepsi dan hubungan-hubungan sehingga audiens menjadi sadar atas adanya pilihan-pilihan ganda yang yang kontradiktif. Sinetron disajikan secara sekilas, bertutur dalam bingkai episodic, konkret dan dengan cara yang dramatis. Makna-mana hadir secara kontras dan menyamaratakan makna tanda-tanda (sign) yang saling bertentangan dengan menggunakan logika ucapan dan visual.8

Sinetron pada umumnya bercerita tentang kehidupan manusia sehari-hari yang diwarnai konflik seperti layaknya drama atau sandiwara, sinetron diwarnai dengan pengenalan para tokoh-tokoh yang mengawali karakter khas masing-masing. Berbagai karakter yang berbeda menimbulkan konflik yang makin lama makin besar, sehingga sampai pada titik klimaknya. Akhir dari sinetron dapat

8

Muh Labib, Potret sinetron Indonesia (Jakarta: Mandar utama Tiga Books Division, 2000), hlm. 23-24


(50)

43

bahagia maupun sedih tergantung dari jalan cerita yang ditentukan oleh sutradara penulis cerita.

b. Tujuan sinetron

1) Sebagai media informasi (jalaludin rahmat)

Yaitu menyebarkan informasi dan menanamkan pengertian atau pengetahuan yang mendalam tentang bidang yang diminatinya. Karena film diatur untuk merombak cara berfikir lama menuju cara berfikir baru.

2) Sebagai media hiburan

Yaitu memberi sajian yang menghibur dan mengandung gelak tawa atau kesenangan tersendiri tanpa menuntut pemirsa untuk berfikir lebih panjang. Hiburan merupakan sebuah kebutuhan bagi masyarakat dan pada kenyataannyatayangan sinetron adalah hiburan yang tergolong murah meriah dan mudah diperoleh oleh semua kalangan.

3) Sebagai media pendidikan

Yaitu menyampaikan nilai-nilai pendidikan yang berupa pesan-pesan moral yang semakin luas penggarapannya dan semakin baik. Dengan demikian penonton tidak akan meresa digurui. Hampir semua sinetron (film) memberitahu kita tentang sesuatu.


(51)

44

c. Macam-macam sinetron

Berdasarkan penayangannya, terdapat empat kategori jenis sinetron yaitu:

1) Sinetron seri

Sinetron seri adalah sinetron yang memiliki banyak episode, tetapi masing-masing episode tidak memiliki hubungan sebab akibat. Contoh sinetron rahasia ilahi di TPI, bajaj bajuri di trans TV

2) Sinetron serial

Sinetron serial adalah sinetron yang memiliki banyak episode dan masing-masing episode memiliki sebab akibat. 3) Sinetron mini seri

Sinetron mini seri adalah sinetro yang memilik 3 sampi 6 episode saja.

4) Sinetron lepas

Sinetron yang ditayangkan dalam satu episode selesai. Contoh: FTV.

4. Stasiun Televisi ANTV

ANTV ( singkatan dari Andalas televisi) adalah sebuah stasiun televisi swasta nasional Indonesia. Stasiun televisi ini awalnya disiarkan pada 1 Januari 1993 di kota Lampungdan sekitarnya. Bermula dari izin siaran lokal di Lampung, ANTV mengudara selama 5 jam sehari. Satu


(52)

45

tahun kemudian, tepatnya tanggal 1 maret 1994, ANTV secara resmi disiarkan ke seluruh Indonesia dari Jakarta.

ANTV dimiliki oleh konglomerat muda Anindya Bakrie dan sekarang dikelola oleh Erick Thohir, yang menjadi direktur dari stasiun televisi ini sekaligus Wakil komisaris utama VIVA.

Stasiun televisi ini pada mulanya di khususkan pada pemirsa remaja (usia 13-25 tahun) dan pernah menyiarkan acara-acara MTV Indonesia hingga awal tahun 2000-an, tetapi tahun 2002 stasiun ini berkembang menjadi stasiun untuk segala usia, sama dengan stasiun televisi yang lainnya.

a. Visi dan Misi ANTV

Visi:

Visi stasiun televisi ANTV adalah Menjadi saluran televisi keluarga terbaik untuk seluruh keluarga Indonesia.

Misi:

Misi yang dilakukan oleh ANTV untuk dapat mencapai visi di atas adalah memberikan program-programberkualitas terbaik setiap anggota keluarga untuk mendukung pengembagan karakter Bangsa Indonesia dengan spirit kreatifitas dan inovasi kekuatan kerjasama tim dan tata kelola perusahaan.


(53)

46

5. Serial Mahabharata di ANTV

Serial mahabharata pertama kali tayang pada tanggal 17 maret 2014 di stasiun televisi ANTV. Tim produser terdiri dari penulis naskah Bollywood: Salim Khan, penulis dan ahli mitologi: Devdutt Pattanaik, perancang kostum: Bhanu Athaiya, musisi: Ajay-Atul dan Ismail Darbar, sutradara laga: Ram Shetty dan desainer lokasi: Omang Kumar, Kasting serial ini dilakukan oleh Sahil Ansari, Mahesh Chandra Bhatt dan Arun Mitra.9

ANTV tidak salah memilih serial Mahabharata untuk ditayangkan, karena film ini mendapat respon yang sangat positif dari pemirsa. Mereka meyambut baik kehadiran serial mahabharata ini, sehingga rating yang didapatpun sangat tinggi.

Serial mahabharata tayang di stasiun televisi ANTV mulai hari senin sampai sabtu pukul 20.30 sampai 21.00 WIB. Para aktornya terkenal Tampan-tampan dan memiliki bentuk fisik yang menarik dan begitu juga para aktrisnya yang terkenal cantik-cantik.

Serial ini secara garis besar mengisahkan kehidupan Santanu (Çantanu) seorang raja yang perkasa keturunan keluarga Kuru dan bertakhta di kerajaan Barata. Bersama permaisurinya Dewi Gangga, mereka dikaruniai seorang putra bernama Bisma. Kemudian raja Santanu menikah dengan Setyawati. Perkawinan Çantanu dan Setyawati melahirkan dua orang putra, masing-masing Citranggada dan

9

http://acaraterbaru.com/tv/film-mahabharata-antv. Diakses pada hari selasa, 28-4-2015, pukul 20.00 wib.


(54)

47

Wicitrawirya. Namun kedua putra ini meninggal dalam pertempuran tanpa meninggalkan keturunan.

Karena takut punahnya keturunan raja, Setyawati memohon kepada Bisma agar menikah dengan dua mantan menantunya yang ditinggal mati oleh Wicitrawirya, masing-masing Ambika dan Ambalika. Namun permintaan ini ditolak Bisma mengingat sumpahnya untuk tidak menikah. Akhirnya Setyawati meminta kepada Wiyasa, anaknya dari perkawinan yang lain, untuk menikah dengan Ambika dan Ambalika. Perkawinan dengan Ambika melahirkan Destarasta dan dengan Ambalika melahirkan Pandu. Destarasta lalu menikah dengan Gandari dan melahirkan seratus orang anak, sedangkan Pandu menikahi Kunti dan Madrim tapi tidak mendapat anak. Nanti ketika Kunti dan Madrim kawin dengan dewa-dewa, Kunti melahirkan 3 orang anak masing dengan dewa Darma lahirlah Yudistira, dengan dewa Bayu lahir Werkodara atau Bima dan dengan dewa Surya lahirlah Arjuna. Sedangkan Madrim yang menikah dengan dewa kembar Aҫwin, lahir anak kembar bernama Nakula dan Sadewa.

Selanjutnya, keturunan-keturuan itu dibagi dua yakni keturunan Destarasta disebut Kaum Kurawa sedangkan keturunan Pandu disebut kaum Pandawa. Sebenarnya Destarasta berhak mewarisi takhta ayahnya, tapi karena ia buta sejak lahir, maka takhta itu kemudian diberikan kepada Pandu. Hal ini pada kemudian hari menjadi sumber bencana antara kaum Pandawa dan Kurawa dalam memperebutkan takhta sampai


(55)

48

berlarut-larut, hingga akhirnya pecah perang dahsyat yang disebut Baratayuda yang berarti peperangan memperebutkan kerajaan Barata. Nama-nama pemeran Serial Mahabharata antara lain:

1. Saurabh Raj Jain sebagai Prabu Krisna 2. Shaheer Sheikh sebagai Arjuna

3. Pooja Sharma sebagai Drupadi 4. Aham Sharma sebagai Karna 5. Arav Chowdhary sebagai Bisma 6. Praneet Bhatt sebagai Sangkuni 7. Rohit Bharadwaj sebagai Yudistira 8. Saurav Gurjar sebagai Bima 9. Arpit Ranka sebagai Duryudana 10. Vin Rana sebagai Nakula

11. Lavanya Bhardwaj sebagai Sadewa

12. Anoop Singh Thakur sebagai Prabu Destrarastra 13. Riya Deepsi sebagai Dewi Gandari

14. Shafaq Naaz sebagai Dewi Kunti

6. Masa Remaja

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke dewasa, bukan hanya dalam artian psikologis namun juga fisik. Bahkan perubahan-perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja, sedangkan perubahan-perubahan psikologis muncul sebagai akibat dari pada perubahan-perubahan fisik itu. Perubahan-perubahan fisik akan menyebabkan kecanggungan bagi remaja karena ia harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya.

Untuk membahas masalah remaja ini lebih lanjut, dibawah ini akan diuraikan beberapa pengertian remaja menurut para ahli.


(56)

49

Menurut klasifikasi Aristoteles, masa remaja merupakan masa perkembangan kematangan fisik (early adolescence), kemudian diikuti masa kematangan emosi (second adolesceance) dan diakhiri oleh perkembangan intelek.10

Aristoteles juga membagi tahap-tahap perkembangan jiwa remaja sebagai berikut:

1. 0-7 tahun: masa kanak-kanak 2. 7-14 tahun: masa anak-anak 3. 14-21 tahun: masa dewasa muda

Sedangkan menurut Jersild (1965:57) berpendapat bahwa masa remaja mencakup periode atau masa pertumbuhannya seseorang dalam masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.11

Sederhananya masa remaja dapat ditinjau sejak mulainya seseorang menunjukkan tanda-tanda pubertas dan berlanjut hingga dicapainya kematangan seksual, telah mencapai tinggi badan secara maksimal, dan pertumbuhan mentalnya secara penuh yang dapat diramalkan melaluai pengukuran tes-tes inteligensi.

Dari beberapa pendapat mengenai pengertian remaja diatas ada banyak pula para tokoh yang berpendapat mengenai rentangan masa remaja ini, salah satunya yaitu pendapat dari Elizabeth B. Hurlock, ia berpendapat bahwa rentang masa remaja adalah antara usia 13-21 tahun, yang dibagi kedalam dua fase, yakni remaja awal usia 13-17 tahun dan

10

Panut Panuju, Ida Umami. Psikologi Remaja, cet.1, ( Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1999), hlm. 17


(57)

50

remaja akhir usia 17-21 tahun. Kemudian pendapat yang ke dua dicetuskan oleh seorang sarjana Psikologi Amerika Serikat bernama G.S. Hall (1844-1924) yang sebagian buku menyebutkan ia sebagai bapak Psikologi Remaja, ia membagi perkembangan manusia dalam 4 tahap yang mencerminkan tahap-tahap perkembangan umat manusia sebagai berikut:

1. Masa kanak-kanak (infancy): 0-4 tahun, mencerminkan tahap hewan dari evolusi umat manusia.

2. Masa anak-anak (childhood): 4-8 tahun, mencerminkan masa manusia liar, manusia yang masih menggantungkan hidupnya pada berburu atau mencari ikan.

3. Masa muda (youth atau preadolescence) : 8-12 tahun, mencerminkan era manusia sudah agag mengenal kebudayaan, tetapi masih tetap setengan liar (semi-barbarian).

4. Masa remaja (adolescence) : 12-25 tahun, yaitu masa topan badai, yang mencerminkan kebudayaan modern yang penuh gejolak akibat pertentangan nilai-nilai.

Dari beberapa pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa masa remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya saat ia mencapai kematangan seksual, individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa, terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang relative lebih mandiri dan terakhir


(58)

51

yang menjadi ciri-ciri remaja adalah usia indvidu berkisar antara 13-22 tahun.

7. Aktivitas Warga Desa Gampang

Desa Gampang terletak di sebelah selatan desa bulang kecamatan prambon. Desa ini terbagi menjadi 08 RT dan 02 RW. Desa Gampang terkenal dengan sebutan desa santri, karena para penduduknya aktif dalam hal keagamaan. Dari 8 RT yang ada, Kurang lebih terdapat 9 lembaga yang bersifat keagamaan, yakni TPQ dan madrasah diniyah, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Selain itu di desa ini terdapat satu Masjid yang biasa digunakan para warga untuk menunaikan

ibadah sholat Jum‟at, sholat Idul Fitri dan Idul Adha, serta digunakan untuk segala kegiatan yang bersifat keagamaan. Selain masjid juga terdapat kurang lebih 17 Mushollah yang tersebar di seluruh RT.

Jika dilihat dari segi profesinya, penduduk desa Gampang mempunyai profesi yang berbeda antara satu dengan yang lain. Ada yang sebagai petani dan buruh tani, pegawai pabrik, guru, pedagang, peternak dan lain-lain. Aktifitas warga juga meliputi berbagai hal, bagi para kepala keluarga biasanya pergi di pagi hari untuk bekerja atau mencari nafkah untuk keluarga. kemudian kebanyakan dari mereka akan pulang kerumah pada waktu sore hari, setelah itu mereka meluangkan waktu mereka untuk isrti dan anak-anak mereka. Sedangkan kegiatan ibu-ibu diwaktu pagi antara lain memasak, kemudian mengantarkan anak-anaknya ke sekolah, ada yang berangkat bekerja dan ada juga yang pergi ke sawah


(59)

52

untuk bertani, mereka akan pulang ketika dhuhur, atau sekitar jam 12.00. Bagi para remaja dan anak-anak, aktivitas mereka dalam kesehariannya antara lain adalah sekolah. Sepulang sekolah mereka istirahat, kemudian setelah asar mereka akan pergi mengaji di TPQ. Bagi remaja yang sudah tamat sekolah, dan tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, mereka kebanyakan bekerja. Ada yang hanya dirumah saja dan ada juga yang langsung menikah.

Kebanyakan aktivitas semua warga desa Gampang berakhir di sore hari. Mereka semua akan berkumpul bersama keluarga mereka pada malam hari. Namun ada juga rutinitas waga yang dilakukan pada malam hari. Rutinitas tersebut adalah mengiuti kegiatan rutin yang ada di Desa,

semisal mengikuti pembacaan khotmil Qur‟an, pembacaan Sholawat diba‟, Manaqib, Istighosah, dan mengikuti kegiatan IPNU, IPPNU dan

Karang Taruna bagi para pemudanya.

Setiap tahun warga desa Gampang mengadakan Haul desa. Haul desa merupakan syukuran yang diadakan warga sebagai bentuk rasa syukur warga atas segala keamanan dan ketentraman desa mereka.

Kegiatan Haul Desa ini semacam “Sedekah Bumi”. Kegiatan Haul

biasanya berlangsung selama dua hari. Pada hari pertama semua warga desa Gampang berziarah ke Makam sesepuh desa yang diyakini sebagai pembangun desa Gampang. Mereka berziarah pada malam hari setelah melangsungkan sholat Isyak. Di sana mereka berdzikir dan memanjatkan


(60)

53

Pada hari ke-Dua, banyak warga yang membaca Al-Qur‟an di Mushollah-mushollah pada pagi hingga siang hari, mulai dari juz 1 sampai juz 30. Mereka menyebutnya dengan istilah Khataman. Puncak dari kegiatan Haul ini adalah pada Hari ke-dua ba‟da isyak. Pada malam

itu semua Jam‟iyah desa dilangsungkan, mulai dari Jam‟iyah sholawat diba‟ putra dan putri, khotmil Qur‟an, Manaqib, Istighotsah, sholawat

Albanjari dan lain sebagainya. Seluruh warga khusyuk mengikuti

jam‟iyahnya masing-masing. Bahkan tidak hanya orang satu desa saja yang hadir, mereka juga mengundang berbagai jam‟iyah dari tetangga -tetangga desa mereka.

B. Kajian Teori

1. Teori Fenomenologi

Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori Fenomenologi Alfret Schutz. Schutz meletakkan hakikat kondisi manusia dalam pengalaman subyektif dalam bertindak dan mengambil sikap

terhadap „dunia-kehidupan„ sehari-hari. Dunia tersebut adalah kegiatan praktis. Manusia mempunyai kemampuan untuk menetukan akan melakukan apapun yang berkaitan dengan dirinya atau orang lain. Apabila kita ingin menganalisis unsur-unsur kesadaran yang terarah menuju serentetan tujuan yang bertkaitan dengan proyeksi dirinya. Jadi kehidupan sehari-hari manusia bisa dikatan seperti proyek yang dikerjakan oleh dirinya sendiri. Karena setiap manusia memiliki


(61)

54

keinginan-keinginan tertentu yang itu mereka berusaha mengejar demi tercapainya orientasi yang telah diputuskan.12

Lebih lanjut, Schutz menyebutnya dengan konsep motif. Yang oleh Schutz dibedakan menjadi dua pemakmanaan dalam konsep motif.

Pertama, motif in order to, kedua, motif because. Motif in order to ini

motif yang dijadikan pijakan oleh sesorang untuk melakukan sesuatu yang bertujuan mencapai hasil, sedangkan motif because merupakan motif yang melihat kebelakang. Secara sederhana bisa dikatakan pengidentifikasian masa lalu sekaligus menganalisisnya, sampai seberapa memberkan kontribusi dalam tindakan selanjutnya.13

12

Tom Campbell, Tujuh Teori Sosial (Yogyakarta: Kanisius, 1994) hlm. 235 13Ibid. Hlm.339-240


(62)

55

BAB III

PAPARAN DATA PENELITIAN

A. Deskripsi Subyek, Obyek dan Lokasi penelitian 1. Deskripsi Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai subyek penelitian adalah remaja desa Gampang yang senang menonton serial Mahabharata. Merekalah yang dijadikan sebagai informan untuk mengumpulkan data penelitian. Dalam penelitian ini syarat-syarat yang di terapkan peneliti untuk menjadi informan meliputi:

a. Orang yang bersangkutan termasuk warga desa Gampang kec. Prambon.

b. Orang yang bersangkutan termasuk remaja yang berumur 12-25 tahun

c. Orang yang bersangkutan menyukai dan mengikuti serial Mahabharata

d. Orang yang bersangkutan paham dengan alur cerita serial Mahaharata

e. Orang yang bersangkutan sehat jasmani dan rohani

Berikut ini adaah nama-nama informan yang menjadi subyek dalam penelitian:


(63)

56

No. Nama L/P Umur Pendidikan

terahir Pekerjaan Status 1. M. Muhaimin

L 25 SMK Pegawai

pabrik

Belum menikah

2. Kolik

L 24 SMK Pegawai

pabrik

Belum menikah

3. Uzlifatur

Risa P 20

SI (dalam proses)

Mahasiswa Belum menikah

4. Indriani

P 17

SMA (dalam proses)

Siswa Belum

menikah

5. Chusnul

P 20 SMA Notaris Belum

menikah

6. Lailatis S.

P 20 MTs Wiraswasta Belum

menikah

7. Nurul

P 23 SMA Pegawai

Pabrik

Belum menikah

8. Nur alim

L 21 SMA Kuli

bangunan

Belum menikah

9 Silvia nailul

f. p 12

MTs (dalam proses

Siswa Belum

menikah

10 Iim

p 13 MTs (dalam

proses)

Siswa Belum

menikah

11 Musdalifah

p 15

SMA (dalam Proses)

Siswa Belum

menikah

Dari data diatas, informan akan dibedakan menjadi tiga varian. Pertama adalah informan remaja yang termasuk dalam kategori remaja muda, yakni umur 12-15 tahun. Ke dua adalah kategori remaja menengah, yakni umur 16-20 tahun dan yang ke tiga adalah kategori remaja akhir, yakni usia 21-25 tahun.

2. Deskripsi Obyek Penelitian

Obyek penelitian merupakan pusat perhatian atau sasaran dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah motif yang membuat remaja desa Gampang menonton serial Mahabharata. Motif yang akan dicari akan menjawab mengapa para


(1)

107

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penyajian data yang telah diuraikan, serta didasarkan pada hasil analisis data dari penelitian tentang Motif menonton serial Mahabharata di ANTV (Studi deskriptif remaja di desa Gampang, kec. Prambon, Kab. Sidoarjo) maka dapat disimpulkan secara keseluruhan jawaban inti dari penelitian ini, yang tujuannya untuk menjawab fokus penelitian yang telah dipaparkan. Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah :

Remaja di desa Gampang mempunyai motif dan kecenderungan berbeda-beda yang menyebabkan mereka senang menonton serial Mahabharata di ANTV. Motif dan kecenderungan itu antara lain:.

1. Motif yang membuat remaja di desa Gampang senang menonton serial Mahabharata.

a. Penasaran dengan serial Mahabharata setelah mendengar cerita teman.

b. Senang dengan aktor pemain serial Mahabharata.

a. Serial Mahabharata mengandung banyak pelajaran dan ada kesesuaian isi cerita dengan nilai-nilai Islam.


(2)

108

d. Menonton serial Mahabharata sebagai hiburan dan pengisi waktu luang.

e. Penggemar serial Mahabharata di ANTV didominasi oleh remaja putri.

2. Kecenderungan remaja di desa Gampang dalam menonton serial Mahabharata.

Kecenderungan fisik:

a. Menonton serial Mahabharata di youtube. b. Menonton tayangan ulang serial mahabharata.

c. Meminta file film serial Mahabharata kepada teman dan Menontonnya di laptop.

d. Fokus ketika menonton serial Mahabharata. Kecenderungan non fisik:

a. Mengabaikan kegiatan yang bertepatan dengan waktu tayang serial Mahabharata.

Motivasi yang menyebabkan remaja di desa Gampang senang menonton serial mahabharata termasuk dalam dua jenis motivasi. Yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

1) Motivasi Intrinsik

Motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang, dorongan atau gerakan untuk melakukan sesuatu yang yang tidak dipengaruhi oleh faktor lain di luar dirinya.


(3)

109

2) Motivasi ekstrinsik

Motivasi yang timbul pada diri seseorang akibat pengaruh dari luar dirinya, misalnya: dalam hubungannya dengan orang lain ataupun karena lingkungan sekitarnya.

B. Saran

Banyak sekali program acara yang tayang di televisi dewasa ini, melihat televisi merupakan media massa yang dirasa paling efektif dibandingkan media massa lainnya, hendaklah dimanfaatkan sebaik mungkin, selain sebagai sarana hiburan, juga dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan.

Setelah mendapatkan hasil dari penelitian ini, maka kami sebagai peneliti juga memiliki beberapa saran untuk memajukan pendidikan dalam bidang ilmu komunikasi khususnya bidang Broadcasting, tentang motivasi seseorang dalam menggunakan media massa.

Untuk lembaga Fakultas dakwah dan Ilmu Komunikasi:

1. Peneliti mengharapkan adanya penelitian serupa yang lebih mendalam dan spesifik lagi tentang motif seseorang dalam nenonton televisi, tidak hanya kepada remaja, tetapi bisa kepada anak-anak, atau bahkan orang tua.

2. Bersedia mengoreksi dan mengevaluasi setiap penelitian.

3. Memandu para peneliti dan membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh para peneliti.


(4)

110

Untuk lembaga pertelevisian:

1. Peneliti menyarankan kepada pengelola stasiun televisi untuk memperhatika tiga unsur dalam setiap program acaranya, yaitu penerangan, pendidikan dan hiburan.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pengelola stasiun televisi untuk membuat suatu program acara atau menayangkan program acara yang baik dan sesuai dengan para remaja.

Untuk desa Gampang, kec.Prambon, Kab. Sidoarjo:

1. Peneliti penyarankan kepada para remaja desa Gampang dan seluruh warga desa Gampang untuk memanfaatkan media massa televisi dengan lebih baik lagi. Tidak sebatas sebagai hiburan ataupun pengisi waktu luang, akan tetapi juga sebagai sarana pendidikan, dan informasi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan.2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Campbell, Tom. 1994. Tujuh Teori Sosial. Yogyakarta: Kanisius.

Departemen pendidikan nasional. 1990. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Effendy, Onong Uchjana.1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Hikmat, Mahi M. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kriyantono, Rahmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Putra Grafika.

Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Labib, Muh. 2000. Potret sinetron Indonesia. Jakarta: Mandar utama Tiga Books Division.

Lull, James. 1998. Media Komunikasi Kebudayaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Matthew B. Miles , Michael Huberman. 1992. Analisis data kualitatif. Jakarta: UI Pres

Mikkelsen, Britha. 2001. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya Pemberdayaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Moleong, Lexy J. 2002. Metodoldogi Pendidikan Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Morissan. 2013. Teori Komunikasi individu hingga massa. Jakarta: Kencana. Muhadjir, Noeng. 1996. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake sarasin. Panut Panuju, Ida Umami.1999. Psikologi Remaja. cet.1. Yogyakarta: Tiara


(6)

Rakhmat, Jalaluddin. 1991. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Ritzer, George. 2003. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana.

Ruslan, Rosady. 2002. Metode Penelitian Publik Relation dan Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Santoso, Imam Budi. 2011. Saripati Ajaran Hidup Dahsyat Dari Jagat Wayang. Jogjakarta: FlashBook.

Siagin, Sondang P. 1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soehartono, Irwan. 1995. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Subroto, Darwanto Sastro. 1994. Produksi acara Televisi. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Wirawan, I.B. 2012. Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma. Jakarta: Kencana.

Amareta-pawilia.blogspot.com

http://www.dee-nesia.com/2012/07/cerita-mahabarata.html

http://carakata.org/cerita-mahabarata-lengkap-di-antv-ulasan-cerita-mahabarata-dan-ramayana/


Dokumen yang terkait

KEPUASAN MASYARAKAT SURABAYA MENONTON MAHABHARATA DI ANTV ( Studi Deskriptif Kuantitatif Kepuasan Masyarakat Surabaya Menonton Mahabharata di ANTV Terhadap Tokoh Arjuna).

5 11 126

“MOTIF PEMIRSA MENONTON ACARA “X-FACTOR INDONESIA” (Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Menonton Acara “X-Factor Indonesia” di RCTI).

2 3 118

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER ”PARADISO” DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter “PARADISO“ di TRANS7 ).

0 0 98

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER "PARADISO" DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter "PARADISO" di TRANS7 ).

0 0 98

MOTIF REMAJA DALAM MENONTON FILM TENDANGAN DARI LANGIT (Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Dalam Menonton Film Tendangan Dari Langit di Kota Malang).

0 0 102

MOTIF REMAJA DALAM MENONTON KUIS “HAPPY SONG“ DI INDOSIAR (Studi Deskriptif Motif Remaja Surabaya Terhadap Kuis “Happy Song” di Indosiar).

0 0 79

MOTIF REMAJA DALAM MENONTON KUIS “HAPPY SONG “ DI INDOSIAR (Studi Deskriptif Motif Remaja Surabaya Terhadap Kuis “Happy Song” di Indosiar) SKRIPSI

0 1 21

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER "PARADISO" DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter "PARADISO" di TRANS7 )

0 0 25

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER ”PARADISO” DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter “PARADISO“ di TRANS7 )

0 0 25

KEPUASAN MASYARAKAT SURABAYA MENONTON MAHABHARATA DI ANTV ( Studi Deskriptif Kuantitatif Kepuasan Masyarakat Surabaya Menonton Mahabharata di ANTV Terhadap Tokoh Arjuna)

0 3 21