GRATITUDE (KEBERSYUKURAN) PADA PASANGAN DISABILITAS FISIK.

(1)

GRATITUDE(KEBERSYUKURAN) PADA PASANGAN DISABILITAS FISIK

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Progam Strata

Satu (S1) Psikologi (S.Psi)

Lailatul Izzah B27212133

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA 2016


(2)

SKRIPSI

GRATITWE PADA PASAI\IGAFI DISABILITAS FISIK

Yang disusun oleh Lailafrillzzah

B.27212133

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada Tanggal 15 Agustus 2016

Sholeh, M.Pd 1990021001

Nip. I 96208241987 03 1002 Penguji 2,

Dr. S. Khorriyatul Khotimah, M.Psi, Psikolog Nip. 1 9771 1 162080 120 1 8

Tim Penguji

Drs. Sjahudi/Sirodj, M.Si Nip. 19520504 1 98003 1 003

IU.Si Drs. H. Hamim

1/Pembimbing, /f\


(3)

PERNY,{TAAIi{

Densan

ini

sa)'a menyatakan bahlva skripsi yang berjudul '"(jrutitut{e

sebersy'ukuran) pada pasangan disabilitas fisik" merupakan karya asli yang

jialukan untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Universrtas Islarn Negeri

Sunan /rrapel surahava. Kary,'a ini sepanjang pengeiahuan sa,va tidak terdapat kana atau pendapat yang pernah ditulis atar-r diterbitkan oleh orang lain. kecurali \ ang secara tertulis

di

acu dalarn naskah

ini

dan disebutkan dalam datiar pustaka.


(4)

$

KEMENTERIAII AGAMA

UNTVERSITAS

ISLAM

NEGERI

SUNAN

AMPEL

SURABAYA

PERPUSTAKAAN

Jl. Jend. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp.031-M31972Fax.031-8413300 E-Mail: perpus@uinsby.ac.id

LEMBAR PE,RNYATAAN PE,RSETUJUAN PUBLiI'{SI KARYA ILML{H UNTUK KH,PENTINGAN AKADE},{IS

Sebagai sivitas akademika UIN Sunan Ampel Surabaya, yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama NIM

Lalu4rTt

L

lzLr'Ll b272\?-\bb

Fakrrttas/Juusan

: Pgtrotoct

gaN KEseqal&tJ /Wtr<e.6,51 E-mail ad&ess

:

LarLqtsulaa?e1'r-$Bt @, gr-*r[,. co,rl

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Perpustakaan

UIN SunanAmpel Surabaya, HakBebas Royalti Non-Eksklusif atas karyailmiah ;

Ekripsi

tl 'Iesis l--l I)esertasi tl

La:ri,-lziln (... .

.

. ...

.)

,vang berjudul:

6uatftuDE CfgBe-e-C>.ufu p,aw

)

t'aDA PASat\rCAiv pts4B uLrf4s FtSrk

Besetta perangkat yang diperlukan (bilaada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusifini Peqpustakaan

UIN Sunan

Ampel Sutabaya berhak menyimpan, mengali.h-medraf format-kan, mengeloianya

dalam

bentuk

pangkalan

data (database), mendisuibusikannya,

dan menampilkan/mempublikasikannya di Internet atau media lain secara falltextunatk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama sayas ebaga ipenulis /pencipta dan atzu penerbit vang bersangkutan.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Pelpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, segala bentuk tuntutan hukum yang timbula taspelanggamn Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.

Demikian pemyataalr iniyang saya buat dengan sebeoarnya.

Surabaya,

24

Agush:s

to\6

Penulis


(5)

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk memahami gambaran gratitude

dan menemukan faktor sifat kepribadian yang melatar belakangi terbentuknya gratitude serta fungsi dari gratituide pada penyandang disabilitas fisik Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah pasangan disabilitas yaitu suami istri yang sama-sama memiliki keterbatasan pada kakinya.

Penelitian ini menemukan tiga kategori temuan. Pertama adanya gambaran rasa syukur yang terdapat pada diri pasangan disabilitas fisik yakni frekuensi bersyukur yang ditandai dengan bertambahnya rasa syukur karena kebahagiaan yang dirasakan subjek dan juga rentang syukur yang terlihat ketika subjek sangat mensyukuri kehadiran keluarga, pekerjaan dan kesehatan. Sebaliknya ditemukan pula beberapa ujian yang dialami oleh subjek yaitu masalah ekonomi. Kedua di temukan faktor sifat yang berhubungan dengan kepribadian yaitu sifat subjek yang selalu berfikir positif, sifat senang membantu sesama dan subjek memiliki dorongan dalam hal spiritualitas. Ketiga di temukan fungsi dari gratitude pada diri subjek yaitu bersyukur sebagai penguat moral yang di tandai dengan tertanamnya nilai moral yang baik sehingga subjek memiliki emosi positif yang membuat subjek lebih tenang dalam menanganistress.


(6)

ABSTRACT

This study aims to understand the picture of gratitude and find factor personality traits of the background for the formation of gratitude as well as a function of physical disability gratituide in this study is a qualitative research with case study method. Subjects in this study were a couple disabilities are husband and wife who are both thinking about the limitations on its feet. This study found three categories of findings. The first picture of gratitude contained in self-partner physical disability that is marked grateful frequency with increasing gratitude for the happiness felt by the subject and also the range of thanksgiving seen when the subject is very grateful for the presence of family, work and health. Conversely found also some examinations experienced by the subject of economic problems. Both were found factors associated with the personality trait that is the nature of the subject that always think positive, happy nature of helping each other and the subjects had a boost in terms of spirituality. The third is found the function of gratitude in the subject are grateful as a moral booster that is on the mark with good moral values embedded so that the subject has a positive emotion that makes the subject more calm in dealing with stress


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI ... vi

INTISARI ... xi

ABSTRACK ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……... 1

B. Fokus Penelitian...7

C. Tujuan PenelitianManfaat Penelitian...7

D. Manfaat Peneliitian ...8

E. Keaslian Penelitian...9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Gratitude(Kebersyukuran) ... 12

1. PengertianGratitude ... 12

2. Faktor-Faktor yang MempengaruhiGratitude...14

3. FungsiGratitude ...15

4. PenanamanGratitude...16

B. GratitudePrespektif Islam... 19

1. Hakikat Syukur ... 19

2. Nikmat Syukur ...23

3. Cara Bersyukur ...26

4. Manfaat Bersyukur...27

C. Disabilitas Fisik ...28

1. Pengertian Disabilitas Fisik ...28

2. Klasifikasi Disabilitas Fisik ...30

3. Faktor Penyebab Disabilitas Fisik ...33

D. Prespektif Teoritik ...36

BAB III METEDEOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 40

B. Lokasi Penelitian... 40

C. Sumber Data ... 41

D. Cara Pengumpulan Data... 42

E. Prosedur Analisis Data ... 43


(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Partisipan ...47

1. Profil Subjek AD (Suami)...48

2. Profill Subjek SM (Istri) ...49

3. Significant OtherSubjek AD (Suami) ...50

4. Signifiicant OtherSubjek SM (Istri)...51

B. Temuan Penelitian ...52

1. Diskripsi temuan penelitian ...52

a. Subjek AD (Suami)...52

b. Subjek SM (Istri) ...63

2. Analisis Temuan penelitian ... 72

C. Pembahasan... 78

BAB V PENUTUP A. Simpulan ...86

B. Saran ...86

DAFTAR PUSTAKA ... 88


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 DataSignificant Other...42 Tabel 2 Jadwal kegiatan wawancara dan observasi ...51


(10)

DAFTAR GAMBAR


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Guidence wawancara subjek...92

Lampiran 2 : Guidence wawancarasignificant other...94

Lampiran 3 : Guidence observasi...96

Lampiran 4 : Transkip wawancara subjek 1...97

Lampiran 5 : Transkip wawancara subjek 2...108

Lampiran 6 : Transkip wawancarasignificant other2 subjek 2 ...117

Lampiran 7 : Transkip wawancarasignificant other1 Subjek 1...121

Lampiran 8 : Transkip obervasi subjek 1...127


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyandang disabilitas fisik sering dipandang sebelah mata oleh masyarakat, dengan demikian hal ini menyebabkan penyandang disabilitas kesulitan mengakses pekerjaan karena dianggap kurang produktif. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2013, jumlah penyandang disabilitas di Provinsi Jawa Timur sebanyak 46.670 orang, dengan penyandang disabilitas fisik berjumlah 11.142 orang. Di kota Surabaya, tercatat sebanyak 718 orang mengalami disabilitas fisik (BPS, 2013).

Berdasarkan hasil pendataan survei jumlah penyandang disabilitas pada Sembilan provinsi sebanyak 299.208 jiwa dan 10.5% (31.327 jiwa) merupakan penyandang disabilitas berat yang mengalami hambatan dalam kegiatan sehari hari (activity daily living /ADL).Sekitar 67,33 % Penyandang cacat dewasa tidak mempunyai keterampilan dan pekerjaan. Jenis keterampilan utama penyandang disabilitas adalah pijat, pertukangan, petani, buruh dan jasa. Jumlah penyandang disabilitas laki-laki lebih banyak dari pada perempuan sebesar 57,96%. Jumlah penyandang disabilitas tertinggi terdapat di provinsi Jawa Barat (50,90%) dan terendah di Provinsi Gorontalo (1,65%) dari kelompok umur usia 18-60 tahun menempati posisi tertinggi (Nawur, 2009).


(13)

2

Angka pada data tersebut menunjukkan bahwa penyandang disabilitas dewasa tidak memiliki keterampilan dan pekerjaan tetntu saja akan menjadi masalah sosial yang serius. Selain itu juga di tunjukkan bahwasannya disabilitas laki-laki lebih banyak dari pada penyandang disabilitas perempuan dan umumnya pada masa produktif untuk bekerja dan berkarya.

Permasalahan penyandang disabilitas merupakan masalah yang sangat kompleks adanya keterbatasan tentu saja menimbulkan masalah mobilitas karena adanya keterbatasan pada fungsi tubuh yang tidak sempurna.Ketidak mampuan ini dapat menghambat penyandang disabilitas fisik dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Keadaan seperti ini juga dapat menimbulkan keadaan rawan psikologis yang ditandai dengan munculnya stress sikap emosional yang labil berkurangnya rasa kepercayaan diri, penerimaan diri hingga penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial.

Secara tidak langsung hal ini mengakibatkan para penyandang disabilitas fisik melakukan komparasi sosial dengan orang lain yang sedang tidak mengalami disabilitas. Komparasi sosial ini menyebabkan penyandang disabilitas merasa tidak beruntung, membuat mereka terpuruk , menolak kondisi yang dialami. Banyak cara yang dilakukan para penyandang disabilitas fisik untuk mengatasi berbagai macam stressor yang di alami dalam kehidupannya salah satunya dengan bersyukur.

Wahyu & Sofi (2015) menjelaskan bahwa intervensi kebersyukuran dan kesejahteraan penyandang disabilitas fisik ini menunjukan mayoritas subjek mengatakan terdapat perubahan sebelum dan setelah mengikuti intervensi kebersyukuran, di antaranya subjek menjadi lebih bersyukur, menerima kondisi


(14)

3

diri, dan lebih bisa menikmati hidup. Bersyukur merupakan suatu hal yang sangat baik untuk menunjang kehidupan manusia. Bukan hanya bagi orang disabilitas untuk orang normal bersyukur masih dirasa sangat berat karena tingginya tuntutan zaman dan kehidupan yang hedonis sehingga memaksa mereka untuk hidup bermewah-mewahan. Orang yang bersyukur juga cenderung tidak terlalu mengejar hal matrealistik, karena mereka tidak memiliki keinginan untuk hal materil.Dan mereka juga tidak terburu-buru dalam medapatkan kepuasan materil (McCollough & Polak, 2006).

Bagi penyandang disabilitas rasa syukur adalah kekuatan utama bagi dirinya untuk dapat bertahan hidup karena dengan keterbatasannya mereka susah untuk mendapatkan lapangan pekerjaan. Hal ini berdampak pada kehidupan ekonomi dan sosial, penyandang disabiltas tersebut jika tidak memiliki rasa syukur pada dirinya maka mereka akan merasa strees dan depresi.

Dengan bersyukur seseorang akan menjadi lebih sehat bukan hanya sehat jasmani saja tapi juga dalam hal psikis, karena dengan bersyukur seorang tidak akan menderita depresi. Hal ini dikarenakan mereka memiliki cara yang tepat untuk berhadapan dengan keadaan hidup yang menyulitkan dan lebih mampu mengingat hal-hal positif. Selain itu seseorang yang bersyukur juga merasakan trauma yang lebih ringan ketika ada sesuatu yang buruk terjadi pada diri mereka (Subandi, 2014)

Menurut McCollough, Emmons, & Tsang (2002)yang juga berpendapat bahwa gratitude bukan keutamaan yang paling besar tetapi merupakan merupakan induk dari keutamaan Selain itu rasa syukur merupakan hal yang


(15)

4

dianggap bernilai tinggi dalam ajaran agama Islam, Kristen, dan Yahudi.

Gratitude di artikan sebagai perasaan yang menyenangka dan penuh terima kasih sebagai respon dari penerimaan kebaikan, yang membuat seseorang menyadari, mengerti dan tidak menyalagunakan pertukaran keuntungan dengan orang lain (Emmons & McCollough, 2003)

Saat seseorang bersyukur atas pertolongan orang, maka akan terdapat empat hal yang akan dipikirkan yaitu harga yang harus dibayar dari penerima kepada pemberi, nilai pemberian,niat baik pemberi, dan relasi pemberi kepada teman penerima dalam bentuk pertolongan yang di berikan seseorang yang sebenarnya tidak mempunyai kewajibanuntuk membantu yang kemudian akan membuat rasa syukur penerimanya lebih besar (McCollough, Kimeldof & Cohen, 20008)

Penelitian Masingale (dalam Fluher, 2010) juga menemukan bahwa orang yang bersyukur dapat merasakan trauma yang lebih ringan saat sesuatu yang buruk terjadi. Kehidupan sosial sehari-hari juga dapat dipengaruhi secara positifoleh kebiasaan bersyukur. Perasaan bersyukur dapat memotifasi seseorang untuk membantu orang lain (perilaku prososial)dan mengurangi motivasi untuk berperilaku merusak (Emmons & McCollough, 2010)

Menurut McCollough, Emmons,& Tsang, (2002) orang yang bersyukur selain lebih banyak memiliki emosi positif dan kesejahteraan yang lebih tinggi, juga memiliki harga diri yang tinggi dan lebih mudah melihat dukungan sosial dari sekitarnya. Setelah memiliki rasa syukur, orang yang sering bersyukur juga cenderung akan mudah dalam membantu orang lain dan tidak memiliki banyak rasa iri. terdapat beberapa fungsi yangmenjadikan gratitutesebagai moral yang


(16)

5

relevan. Bersyukur juga memiliki kaitan dengan kepuasan hidup seseorang karena bersyukur merupakan hal yang positif dan memberikan emosi positif yang berkaitan juga dengan kepuasan hidup (McCollough & Emmons, 2001)

Bersyukur merupakan pengalaman positif yang akan menambah memori positif pada kognitif. Semakin sering seseorang bersyukur maka pengalaman emosi dan memori positif akan semakin banyak (recollective) kondisi ini sebagai kebahagiaan atau kesejahteraan subjektif. Pengalaman positif tersebut akan dipanggil kembali (recall) saat dibutuhkan, misalnya saat menghadapi kondisi depresif. Frekuesi bersyukur yang semakin sering akan memberikan pengalaman dan emosi positif yang semakin banyak sehingga akan lebih baik dalam menghadapi kondisi depresif. (Emmons & McCollough, 2003)

Dengan berpikir positif kinerja kognitif dalam otak juga akan bereaksi dan hal ini juga akan dapat mengubah pola pikir dari seseorang ketika dalam menghadapi masalah. Dengan bersyukur akan memberikan respon yang baik bagi sesama dan menciptakan hubungan yang harmonis. Maka tidak heran jika bersyukur telah di jadikan sebagai salalah satu metode psikoterapii kognitif (McCullough & Bono, 2006). Dengan bersyukur secara otomatis dapat memotivasi seseorang untuk berperikau prososial dan altruisme mengurangi perilaku untuk merusak atau mengecewakan orang lain (McCullogh, Kimeldorf, & Cohen, 2000)

Bagi penyandang disabilitas AD (bukan nama asli) yang berprofesi sebagai pegawai pande besi, untuk bekerja sebagai pande besi dibutuhkan kekuatan fisik dengan keterbatasan yang dimiliki, dari sekelompok pegawai pande besi hanya AD satu-satunya penyandang disabilitas fisik yang berkenan


(17)

6

untuk bekerja sebagai pegawai pande besi hal ini disebabkan karena tanggung jawab beliau sebagai kepala keluarga yang harus mencari nafkah demi keluarganya. Selain itu AD juga terlihat begitu mensyukuri hidupnya karena AD dikaruniai dua anak yang sehat meskipun AD dan istrinya sama-sama penyandang disabilitas fisik.

Dengan begitu banyakstressor yang AD hadapi baik dari gunjingan orang atau bully, AD tetap sabar dan bersyukur dengan kondisi yang dihadapi sekarang. Meskipun AD tidak bisa berjalan tapi semangat AD dalam hidup sangat besar. Istri AD yang bernama SM (bukan nama asli) juga merupakan anggota disabilitas dan hal ini membuat SM termotivasi untuk magang di LP2P (Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak). SM bertugas untuk membantu mendengarkan keluhan dari kasus-kasus kekerasan yang di alami perempuan penyandang disabilitas fisik. SM juga sering mengikuti pelatihan-pelatihan khusus seperti pelatihan konselor dan kesehatan reproduksi. Dari lembaga ini SM dapat memotivasi para penyandang disabilitas lain agar kehidupan menjadi lebih baik. Meskipun SM memiliki keterbatasan hal ini tidak memutuskan semangatnya untuk membatu sesama.

Dari sepasang suami istri yang sama-sama menderita disabilitas fisik, AD dan SM mempunyai cara bersyukur yang berbeda karena dilihat keduanya memiliki kepribadian dan pengalaman masa lalu yang berbeda satu sama lain Dari pengalaman masa lalu ini akan terlihat psikodinamika yang akan membentuk konsep diri dan kepribadian dari sepasang suami istri tersebut pada akhirnya akan berpengaruh pada cara mereka untuk mensyukuri kehidupannya.


(18)

7

Berdasarkan penjabaran diatas peneliti merasa termotivasi mengkaji bagaimana gambaran gratitude dari sepasang suami istri yang sama-sama menderita disabilitas fisik, apakah mereka mempunyai kebersyukuran yang sama karena dilihat keduanya memiliki pengalaman masa lalu yang berbeda. Dari Hal-hal yang telah diuraikan di atas mendorong peneliti untuk mengambil judul penelitian “Gratitude(Kebersyukuran) pada Pasangan Disabilitas Fisik”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan fokus penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanagambarangratitudepada pasangan disabilitas fisik?

2. Apa saja faktor yang melatar belakangi munculnya gratitude pada pasangan disabilitas fisik ?

3. Apa saja fungsigratitudeyang terlihat pada kehidupan pasangan disabilitas fisik?

C.Tujuan Penelitian

Ditinjau dari fokus masalah di atas maka tujuan yang hendak dicapaidari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui gambarangratitudepada pasangan disabilitas

2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang melatar belakang munculnya

gratitudepada pasangan disabilitas fisik

3. Untuk mengetahui fungsi gratitude yang terlihat pada pasangan disabilitas fisik.


(19)

8

D. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini diharapkan berdaya guna sebagai berikut: a.Secara teoritis

1. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

terhadap pengembangan ilmu psikologi klinis khususnya

mengetahui gambaran tentang gratitude pada pasangan disabilitas fisik

2. Diharapkan dapat memperkaya kajian tentang masyarakat umum khususnya di bidang psikologi klinis dalam mengurangi stress dan depresi.

b. Secara Praktis

1. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu informasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya psikologi yang ada kaitannya dengan penyandang disabilitas fisik mengenai cara mereka dalam bersyukur

2. Untuk memberikan pengertian kepada masyarakat tentanggratitude

3. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk selalu bersyukur dalam menjalani kehidupan.


(20)

9

E. Keaslian Penelitian

Pentingnya memahami penyandang disabilitas fisik secara lebih

mendalammenjadikan banyak ilmuwan dan akademisi melakukan penelitian terhadap penyandang disabilitas fisik.Salah seorang yang meneliti disabilitas fisikyakni Virlia & Wijaya ( 2015) menemukan bahwa proses penerimaan diri yang dilalui oleh difabel tidaklah mudah dan dipengaruhi oleh faktor internal (seperti, perasaan rendah diri/inferior, tidak berdaya, kurang percaya diri, dan sebagainya). Serta faktor eksternal (seperti, dukungan keluarga, stigma dan diskriminasi dari lingkungan, dan sebagainya).

Sebagaimana penelitian yang dilakukan Milu (2012) yang menunjukan bahwa motivasi berwirausaha pada penyandang disabilitas fisik adalah untuk menafkahi keluarga, menjalin hubungan dengan orang banyak, menolong penyandang disabilitas fisik agar lebih sejahterah,adanya harga diri,dan keinginan menyetarakan dengan individu normal. Faktor yang menjadi hambatan adalah faktor eksternal yaitu masalah produksi dan tenaga kerja, masalah pemasaran, permodalan. Dan dalam mengatasi hal ini kedua subjek menggunana strategiproblem focused coping

Agung (2009) dalamsebuah penelitiannya yang dilakukan terhadap seorang remaja pria mengalami kecacatan fisik (disabilitas fisik) bawaan, diamenemukan bahwa remaja ini pada umumnya mampu menyesuaikan diri dengan baik. Penyesuaian diri pada subjek dapat dilihat dalam beberapahal diantaranya, subjek mencoba untuk belajar bersikap mandiri, subjek berusaha membuktikan bahwa dirinya mampu melakukan sesuatu seperti orang normal pada umumnya, subjek menganggap apa yang dialaminya merupakan sebuah cobaan yang Tuhan


(21)

10

berikan, serta menganggap sesuatu yang diciptakan oleh-Nya tidak ada yang sia-sia, kasih sayang dan perhatian yang keluarga berikan kepada subjek membuat dirinya merasa nyaman serta aman dan mampu menghadapi kekurangan yang terjadi pada fisiknya, dan subjek selalu menjaga hubungan dengan teman-temannya agar tidak terjadi perselisihan dengan cara bercanda.

Hal ini sebagaimana dilakukan Puspasari & Alfian (2012) yang menelaahmakna hidup tiga orang penyandang cacat fisik postnatal setelah mengalamikecelakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para subjek menemukanmakna hidupnya dalam menghadapi peristiwa kecelakaan yang menimpanyadengan cara menganggap bahwa peristiwa yang terjadi adalah murnikecelakaan yang merupakan musibah di luar kendali manusia. Hal tersebutyang kemudian menjadikan subjek dapat menerima kondisinya dengan pasrahdan menerima apa adanya.

Kemudian penelitian terkaitgrtaitude banyak dilakukanpada bidang psikologi klinismaupun sosial. Salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Wahyu & Sofi ( 2015) tentang intervensi kebersyukuran dan kesejahteraan penyandang disabilitas fisik yang menunjukan mayoritas subjek mengatakan terdapat perubahan sebelum dan setelah mengikuti intervensi kebersyukuran, di antaranya subjek menjadi lebih bersyukur, menerima kondisi diri, dan lebih bisa menikmati hidup.

Begitupun dengan penelitian yang dilakukan olehAlex & Deepak (2015) bahwasannya gratitude dapat berpengaruh pada kesehatan mental seorang, penelitian ini dilakukan kepada para pasien jantung. Selain itu rasa gratitude


(22)

11

dilakukan oleh Arif & Habibah (2015) menujukkan bahwasannya bersyukur dan optimis berpengaruh terhadapterhadap peningkatan kebahagiaan subyek mahasiswa.

Penelitian kali ini berbeda dengan penelitian terdahulu yang telahdilakukan oleh berbagai pihak.Belum peneliti temukan adanya penelitian terdahulu yang secara gamblang mengkaji gratitude pada pasangan disabilitas fisik Sehingga fokus penelitian ini berbeda dengan yang terdahulu. Selain itu, subjek dan tempat penelitian yang digunakan juga berbeda.


(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Gratitude (kebersyukuran ) 1. PengertianGratitude

Menurut McCullough, dkk (2001) mendefinisikan gratitude sebagai kebangkitan emosi yang disebabkan oleh perilaku moral. Dalam definisi ini,

gratitude di pandang sebagai emosi moral yang sama dengan empati, simpati, perasaan malu dan perasaan bersalah. Empati dan simpati timbul ketika seseorang memiliki kesempatan berespon terhadap musibah yang menimpa orang lain, rasa bersalah dan malu timbul ketika seseorang tidak melakukan kewajibannya sesuai standar, sedangkan bersyukur timbul ketika seseorang penerima sebuah kebaikan.

Pendapat lain di kemukakan oleh McCullough, dkk (2002) yang mendefinisikangratitude sebagai kecendrungan umum untuk mengenali dan merespon atas bantuan yang di berikan seseorang melalui pengalaman yang positif atas hasil yang didapatkan. Teori ini memiliki segi-segi yaitu :

a. Intensity, individu yang mengucapkan terima kasih diharapkan memiliki pengalaman positif dibandingkan mereka yang kurang berterima kasih. b. Frequency individu yang memiliki sikap batin penuh terima kasih

sering merasa bersyukur setiap harinya dan rasa berterima kasih bisa di dapat karena kebaikan kecil atau kesopanan


(24)

13

c. Span, mengacu pada banyaknya hal-hal yang patut di syukuri dalam kehidupan seperti keluarga, pekerjaan, kesehatan, dan kehidupan itu sendiri

d. Densitymengacu pada jumlah orang-orang yang kehadirannya telah memberikan dampak positif dalam kehidupan seseorang.

Pendapat ini sering di sebut sebagai teori The Gratitude DispositionPenelitian yang dilakukan Emmons & McCollogh (2003) juga menunjukan bahwa kelompok yang di berikan perlakuan bersyukur memiliki kesejahteraan subjektif lebih tinggi di bandingkan dengan kelompok yang tidak di berikan perlakuan. Terdapat dua hal yang penting dalam mengungkapkan rasa syukur, yaitu:

a. Mengembangkan metode untuk memperkuat rasa syukur dalam kehidupan sehari-hari dan menilai bagaimana efek syukur pada kesejahteraan hidup.

b. Mengembangkan pengukuran untuk menilai perbedaan individual terkait dengan kecendrungan dalam bersyukur

Menurut Emmons (2007) menyatakan bahwa gratitude adalah perasaan akan sesuatu yang hebat, rasa terima kasih dan penghargaan atas keuntungan yang di terima secara interpersonal atau transpersonal dari tuhan.


(25)

14

2. Faktor-faktor yang MempengaruhiGratitude

Wood dkk (2008) mengatakan bahawagratitudeterkait dengan perasaan menghargai untuk menerima kebaikan yang diberikan kepadanya Menurut Emmons (2007) mengidentifikasikan 3 komponen darigratitude,yaitu :

a. Rasa Hangat dari penghargaan untuk sesuatu atau seseorang, meliputi persaan cinta dan kasih saying

b. Rasa syukur sebagai sebuah emosi moral dimana dapat menggerakkan seseorang untuk memperhatikan orang lain atau mendukung ikatan sosial yang suportif.

c. Perasaan yang baik/ niat baik. Niat baik juga sering di sebut motif moral (moral motive) yaitu rasa syukur atau berterima kasih mendorong seseorang untuk bertindak timbal balik terhadap orang lain yang membantunya secara langsung (direct reciprocity)atau pun hal lain (Upstream reciprocity)

Menurut Wood (dalam Cahyono,2015) menyebutkan bahwa terdapat delapan aspek darigratitudeyaitu :

a. Perbedaan pengakuan individu. b. Apresiasi dari orang lain.

c. Fokus pada apa yang ada dalam diri individu. d. Perasaan kagum ketika melihat keindahan. e. Perilaku yang mengekspresikan rasa syukur.

f. Penghargaan akan memahami kehidupan pendek.

g. Fokus dalam keadaan positif pada masa sekarang. h. Perbandingan sosial yang positif.


(26)

15

McCullough (2002) juga mengaitkan gratitude disposition dengan sifat kepribadian di antaranya :

a. Sifat positif afektif dan kesejahteraan (Positif affective trait and well-being). Individu yang merasa mendapat bantuan dari orang lain merasa dikuatkan, dipercaya dan dihargai, yang dapat meningkatkan rasa percaya diri dan merasa adanya dukungan sosial terhadap dirinya.Orang berterima kasih memiliki cara pandang apa yang mereka miliki dan hidup itu sendiri sebagai sebuah anugrah dan hasilnya membantu memperpanjang kebahgiaan dan subjective well beingsepanjang waktu

b. Sifat Prososial (Prososial trait). Bersyukur disadari sebagai susatu afek prososial karena itu adalah resppon terhadap orang lain yang membantu kesejahteraan seseorang dan pada gilirannya memotivasi terus munculnya perilaku itu sendiri.

c. Sifat Spiritual (Spiritual trait). Orang yang berterima kasih menyadari adanya kekuatan lain yang lebih tinggi dari manusia yang berkontribusi terhadap kesejahteraan mereka secara umum.

3. FungsiGratitude

Menurut McCullough (2001) terdapat tiga fungsi moral darigratitude ,yaitu 1. Gratitude as Moral Barometer. Gratitude adalah sebuah tampilan

(read out) atas afeksi yang sensitive terhadap tipe khusus perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial individu dan hal ini tergantung dari masukan sosial kognitif.


(27)

16

2. Gratitude as Moral Motive. Seseorang yang bersyukur atas bantuan yang di terimanya akan membalas kebaikan atas pemberian dari pemberi dan tidak ingin membalasnya dengan hal-hal negative

3. Gratitude as Moral Reinforcer.Dengan mngekspresikan gratitude

kepada seseorang yang telah memberikan bantuan maka akan menguatkan perilaku prososial individu tersebut di masa yang akan datang. Beberapa individu termotivasi untuk mengambil bagian dalam tindakan prososial jika lingkungan memberikan pujian yang bersifat menguatkan.

`4. Penanaman Gratitude

Menurtut Emmons (2007) terdapat beberapa tehnik bersyukur untuk melatih rasa syukur, ada dua langkah utama yang dapat digunakan untuk melatih rasa syukur :

a. Be thankful in Advance. Bentuk sikap syukur yang terkuat adalah dengan cara mengekspresikan dalam kemajuan pengalaman seseorang. Ekspresi keyakinan merupakan hal yang paling efektif dalam mengubah

vibrasihidup orang tersebut

b. Find things to be Grateful for in Bad Situations

Fokus pada seseorang yang di benci atau musuh (seseorang yang sedang berkonflik) dalam kehidupan yang selalu menimbulkan emosi negative pada diri. Kemudian setelah itu lihatlah sisi-sisi lain yang bias di syukuri dari situasi-situasi tersebut.


(28)

17

Menurut Emmons (2007) terdapat beberapa cara untuk dapat melatih rasa syukur, di antaranya :

a. Keep a Gratitude Journal

Dalam penelitian Emmons (2007), metode yang di gunakan adalah dengan meminta partisipan untuk membuat jurnal rasa syukur (Gratitude Journal)yang berisi tentang tulisan-tulisan yang membuatnya merasa lebih bersyukur. Hal ini dilakukan selama 4 kali dalam seminggu dan selama 3 minggu, maka akan menciptakan perbedaan yang terkait dengan kebahagiaan seseorang.

b. Write a Gratitude Letter

Menuliskan surat terima kasih atau surat rasa syukur (gratitude letter)

kepada seseorang yang telah memberikan pengaruh positif dalam kehidupan dan membacakan yang di buatnya kepada orang yang di tuju secara bertatap muk.

c. Do a Gratitude Walk

Menghitung sebanyak mungkin berkah yang di temui pada saat melakukan aktifitas yang dapat membuat individu tersebut dapat merasa bersyukur. Serta juga dapat meneriakan atau mengucapkan pada alam semesta denga keras apa yang dicintai dalam individu yang melakukannya.

d. Thanks Everyone for Everything Practice

Mengucapkan terima kasih pada setiap orang yang sudah menolong kita, berbuat baik kepada kita atau orang lain. Ucapan kepada seseorang langsung atau dengan memberikan surat kepada orang tersebut.


(29)

18

Emmons dan Shethon, ( 2002) menawarkan empat lankah sederhana dengan menggunakan pendekatan kognitif perilaku untuk belajar bersyukur, yaitu :

a. Mengenali pikiran-pikiran tidak bersyukur atau tidak berterima kasih (identify nongrateful thought)

b. Merumuskan pikiran-pikiran yang mendukung rasa syukur (formulate gratitude-suppoting thought)

c. Menggantikan pikiran-pikiran tidak bersyukur dengan pikiran-pikiran yang mendukung rasa syukur (substitude the gratitude-supporting thought for non grateful thought)

d. Menerjemahkan perasaan dalam diri menjadi perilaku yang tampak (translate the inner feeling into outward action)

Selain itu terdapat intervensi strategi dalam memperkaya rasa syukur yaitu pengalaman bersyukur yang dapat memperkaya suasana hati positif lebih besar di bandingakan dengan hanya melakukan analisis, menulis dan memikirkan tentang bersyukur. Individu ketika melakukan bersyukur hendaknya menyadari tujuan mereka dalam artian mereka hanya mengetahui tujuannya dalam melakuan syukur, bagaimana kegiatan tersebut bias atau dapat menarik keinginan untuk mempraktikan rasa syukur itu.


(30)

19

B. Kebersyukuran dalam Prespektif Islam 1. Hakikkat Syukur

Kata syukur (dalam bahasa Arab) adalah bentuk mashdar dari kata kerja syakara yaskuru syukran wa syukuran wa syukranan. Kata kerja ini berakar dengan huruf-huruf syin, kaf, dan ra, yang mengandung makna antara lain “pujian atas kebaikan”dan “penuh sesuatu(Syarbini,

2011)

Menurut bahasa Syukur adalah suatu sifat yang penuh kebaikan dan rasa menghormati serta mengagungkan atas segala nikmat-Nya, baik diekspresikan dengan lisan, dimantapkan dengan hati maupun dilaksanakan melalui perbuatan. Dalam kamus besar Bahasa indonesia, memiliki dua arti yaitu rasa berterima kasih kepada Allah Swt dan untunglah atau merasa lega senang. Ada tiga ayat yang dikemukakan tentang pengertian syukur ini, yaitu sebagai berikut disertai penafsirannya masing-masing.

a. Surah al-Furqan, ayat 62

ًر

“Dan Dia(pula)yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang

ingin bersyukur ”. (QS. Al-Furqan: 62).

Ayat ini ditafsirkan oleh al-Maragi sebagai berikut bahwa Allah Swt telah menjadikan malam dan siang silih berganti, agar hal itu dijadikan pelajaran bagi orang yang hendak mengambil pelajaran dari pergantian keduanya, dan berpikir tentang ciptaan-Nya, serta mensyukuri nikmat


(31)

20

tuhannya untuk memperoleh buah dari keduanya. Sebab, jika dia hanya memusatkan kehidupan akhirat maka akan kehilangan waktu untuk melakukan-Nya.

Jadi arti syukur menurut al-Maragi adalah mensyukuri nikmat Tuhan-Nya dan berpikir tentang cipataan-Tuhan-Nya dengan mengingat limpahan karunia-Nya. Penafsiran senada dikemukakan Jalal Din Muhammad Ibn Ahmad al-Mahalliy dan Jalal al-Din Abd Rahman Abi Bakr al-Suyutiy dengan menambahkan bahwa syukur adalah bersyukur atas segala nikmat Rabb yang telah dilimpahkan-Nya pada waktu itu.(Al-mahalli, As-suyuthi, & Jalaludin, 1996)Departemen Agama RI juga memaparkan demikian, bahwa syukur adalah bersyukur atas segala nikmat Allah dengan jalan mengingat-Nya dan memikirkan tentang ciptaan-Nya.(Agama RI, 1992)

b. Surah Saba, ayat :13

ا

“Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya

dari gedung-gedung yang Tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku).Bekerjalah Hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah).dan sedikit sekali dari


(32)

21

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah Swt menyebut-nyebut apa yang pernah Allah Swt anugrahkan kepada Sulaiman as yaitu mereka melaksanakan perintah Sulaiman as untuk membuat istana-istana yang megah dan patung-patung yang beragam tembaga, kaca dan pualam. Juga piring-piring besar yang cukup untuk sepuluh orang dan tetap pada tempatnya, tidak berpindah tempat. Allah berkata kepada mereka “agar mensyukuri-Nya atas segala nikmat yang telah Allah Swt limpahkan kepada kalian”

Kemudian Allah Swt menyebutkan tentang sebab mereka

diperintahkan bersyukur yaitu dikarenakan sedikit dari hamba-hamba-Nya yang patuh sebagai rasa syukur atas nikmat Allah swt dengan menggunakan nikmat tersebut sesuai kehendak-Nya.Menurut penafsiran yang senada dikemukakan oleh jalal al-Din Muhammad Ibn Ahmad al-Mahalliy dan Jalal al-Din Abd al-Rahman Ibn Abi Bkar al-Suyuthi dengan menambahkan bahwa rasa syukurnya itu dilakukan dengan taat menjalankan perintah-Nya) (Al-mahalli, As-suyuthi, & Jalaludin, 1996).

c. Surah al-Insan, ayat 9.

“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu

hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan)


(33)

22

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah tidak meminta dan mengharapkan dari kalian balasan dan lain-lainnya yang mengurangi pahala, kemudian AllahSwt memperkuat dan menjelaskan lagi bahwa Allah Swt tidak mengharapkan balasan dari Hamba-Nya, dan tidak pula meminta agar kalian berterimakasih kepada-Nya. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa syukur menurut istilah adalah bersyukur dan berterima kasih kepada Allah, lega, senang dan menyebut nikmat yang diberikan kepadanya dimana rasa senang, lega itu terwujud pada lisan, hati maupun perbuatan. (Al-mahalli, As-suyuthi, & Jalaludin, 1996)

Al-Asfahani menyatakan bahwa kata syukur mengandung arti “gambaran di dalam benak tentang nikmat dan menampakkannya ke permukaan”. Pengertian ini diambil dari asal kata “syakara”, yang berarti “membuka” sehingga ia merupakan lawan dari kata “kafara” (kufur) yang berarti “menutup”, atau “merupakan nikmat dan menutup-nutupinya”. Jadi, membuka atau menampakkan nikmat Allah Swt antara lain di dalam bentuk memberi sebahagian dari nikmat itu kepada orang lain, sedangkan menutupinya adalah dengan sifat kikir. (Burhan, 2013)

Bila dicermati makna syukur dari segi pujian maka kiranya dapat disadari bahwa pujian terhadap yang terpuji baru menjadi wajar bila yang terpuji melakukan sesuatu yang baik secara sadar dan tidak terpaksa. Dengan begitu, setiap yang baik yang lahir di alam raya ini adalah atas izin dan perkenaan Allah Swt. Apa yang baik dari kita, pada hakikatnya adalah dari Allah Swt semata.Jika demikian, pujian apapun yang disampaikan kepada pihak lain, akhirnya kembali kepada Allah Swt.


(34)

23

Jadi pada prinsipnya segala bentuk pujian harus ditujukan kepada Allah Swt. Didalamhal ini, Al Quran memerintahkan umat islam untuk bersyukur setelah menyebut beberapa nikmatNya. Itu sebabnya kita diajarkan oleh Allah Swt untuk mengucap “Alhamdulillah”

2.Nikmat Syukur

Menurut Maskur (2010) ada banyak nikmat yang harus disyukuri oleh manusia. Diantaranya adalah nikmat hidayah, nikmat kesehatan badan, nikmat keselamatan, nikmat panjang umur, nikmat ketentraman, nikmat keluarga yang harmonis, nikmat harta, dan sebagainya.

a. Nikmat Hidayah

Yang dimaksud nikmat hidayah adalah nikmat iman dan Islam.Ini adalah nikmat yang terbesar dalam diri. Nikmat hidayah adalah nikmat yang membawa kepada kebahagiaan duniawi dan ukhrawi. Jika nikmat hidayah tidak diterima, maka tidak ada pengharapan ia mendapatkan nikmat ukhrawi. Orang yang paling berbahagia di dunia jika tidak mendapatkan hidayah dari Allah, maka kebahagiaannya itu hanya seumur hidupnya saja, tidak lebih dari itu. b. Nikmat kesehatan badan

Kesehatan badan adalah nikmat yang sangat mahal harganya bahkan tidak dapat dinilai dengan uang. Apabila nikmat kesehatan badan ini dicabut oleh Allah, niscaya berapapun besar biaya yang di keluarkan tidak akan mampu untuk membelinya.


(35)

24

c. Nikmat keamanan dan ketentraman

Tanpa adanya keamanan dan ketentraman bagaimana mungkin bisa beribadah dengan tenang, dan bagaimana mungkin juga Negara bisa terus maju dan berkembang.Oleh karena itu, bersyukur terhadap kenikmatan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

d. Nikmat keluarga harmonis

Keberadaan seseorang dalam sebuah keluarga yang harmonis juga merupakan kenikmatan yang tidak bisa diabaikan begitu saja.

Keharmonisan keluarga adalah harta yang sangat mahal

harganya.Banyak orang yang secara ekonomi tidak begitu kaya. Namun antara yang satu dan yang lainnya saling tolong menolong, bantu membantu sehingga satu dengan yang lainnya saling melengkapi. Kekeluargaan mereka bagaikan satu jasad yang bila yang satu sakit maka yang lain ikut merasakannya. Kekeluargaan mereka bagaikan satu bangunan yang saling menguatkan antara bagian yang satu dengan yang lainnya.Oleh karena itu, keberadaan orang tua harus disyukuri.

e. Nikmat panca indera

Allah memberikan panca indera kepada manusia. Mata bisa melihat, telinga bisa mendengar, hidung bisa mencium, lidah bisa mengecap, dan kulit bisa meraba. Banyak orang yang menganggap panca indera adalah hal biasa. Tetapi masih banyak orang yang memiliki kekurangan pada panca indranya mereka yang kurang lengkap panca inderanya. Ada yang matanya sudah buta, telingamya tuli, mulutnya bisu


(36)

25

dan sebagainya.Sungguh panca indera ini adalah nikmat agung dari Allah.

f. Nikmat ilmu

Ilmu adalah nikmat Allah yang diberikan kepada seseorang. Dengan ilmu hidup bisa menjadi lebih mudah. Tentu tidak sama antara seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan dengan yang tidak. Orang yang berilmu hidupnya cenderung lebih bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Sebab ia mengetahui mana yang seharusnya dikerjakan dan mana yang tidak. Pekerjaan mana yang lebih ringan manfaatnya besar dan mana yang lebih berat tetapi manfaatnya kecil

g. Nikmat dan harta Kekayaan.

Harta kekayaan juga merupakan nikmat Allah yang diberikan kepada seseorang. Meskipun harta bukan nikmat yang teragung bagi manusia. namun orang sering menganggap bahwa harta adalah kenikmatan dan dan kenikmatan adalah harta.Sesungguhnya harta yang membawa kita kepada kenikmatan adalah harta yang di dermakan untuk sesama.


(37)

26

3. Cara Bersyukur

Refleksi dari syukur merupakan bagian dari kegiatan yang bersikap tawakkal dan mengandung arti “sesuatu hal yang menunjukkan penyebaran dari sebuah kebaikan”. Dari sisi syariah, syukur berarti memberikan pujian kepada yang memberikan nikmat, dalam hal ini Allah Swt. dengan cara melakukan amar maruf dannahi munkar, dalam pengertian berserah diri dan tunduk pada perintahNya dan menjauhi laranganNya (Awamy, 2012)

Menurut As-Salum (2008) berikut ini adalah penjelasan tentang bagaimana cara bersyukur kepada Allah Swt :

a. Syukur Dengan Hati

Ini dapat dilakukan dengan mengakui sepenuh hati apapun nikmat yang diperoleh bukan hanya karena kepintaran, keahlian, dan kerja keras, tetapi karena anugerah dan pemberian Allah Swt. keyakinan ini membuat seseorang tidak merasa keberatan betapa pun kecil dan sedikit nikmat Allah Swt yang diperolehnya.

b. Syukur dengan lidah

Syukur dengan lisan yaitu mengakui dengan ucapan bahwa semua nikmat berasal dari Allah Swt. Pengakuan ini diikuti dengan memuji Allah Swt melalui ucapan “Alhamdulillah”.Ucapan ini merupakan pengakuan bahwa yang paling berhak menerima pujian adalah Allah Swt.


(38)

27

c. Syukur Dengan Perbuatan

Hal ini dengan menggunakan nikmat Allah Swt pada jalan dan perbuatan yang diridhaiNya, yaitu dengan menjalankan syariat, mentaati aturan Allah Swt dalam segala aspek kehidupan.

4. Manfaat Bersyukur

Menurut Hasan (2009) Ada dua manfaat besar dari bersyukur. Diantaranya :.

a. Pahala dari Allah Swt bersyukur adalah perintah Allah dan manusia akan mendapatkan pahala dariNya.

b. Menciptakan Feeling Good. Dengan bersyukur akan membuat

seseorang lebih bahagi. Perasaan kita menjadi lebih enak dan nyaman dengan bersyukur. Bagaimana tidak, pikiran kita akan fokus pada berbagai kebaikan yang kita lakukan dan yang kita terima.

Selanjutnya adalah manfaat feeling good yakni merupakan perasaan baik dalam diri seseorang diantanya :

a. Jika anda yang termasuk orang yang percaya dengan Hukum Daya Tarik (law of attraction), feeling good akan meningkatkan kekuatan daya magnetis anda dalam menarik apa yang anda inginkan. Kekuatan hukum ini akan sebanding dengan keyakinan dan perasaan positif. Sementara semakin banyak bersyukur, akan semakin banyak perasaan positif pada diri .

b. Motivasi akan muncul dari kondisi emosi yang positif. Sementara bersyukur akan menciptakan emosi yang positif karena seseorang akan


(39)

28

fokus pada hal-hal yang positif. Semakin banyak bersyukur maka akan semakin besar motivasi dimiliki

c. Bersyukur akan membentuk pola pikir sukses. Pola pikir sukses adalah keyakinan dalam mendapatkan. Saat kita bersyukur, maka pikiran seseorang secara tidak sadar diberikan suatu “pola” mendapatkan, sehingga akan terbentuk pola sukses.

C. Disabilitas Fisik

1. Pengertian Disabilitas Fisik

Pegertian disabilitas merupakan hasil dari rangkaian diskursus yang panjang tentang makna yang tepat bagi para peyandang cacat. Istilah penyandang disabilitas dianggap lebih tepat serta menghormati hak-hak penyandang cacat sebagai individu yang bermatabat.Disabilitas menurut Somantri (2006) merupakan suatu kondisi yang menghambat kegiatan individu sebagai akibat dari kerusakan atau gangguan pada tulang, otot, dan sendi. Disabilitas terdiri dari tiga jenis, yaitu disabilitas fisik, mental, serta fisik dan mental.

Hardman (2002) menyatakan disabilitas fisik sebagai suatu kondisi yang disebabkan oleh kehilangan atau gangguan pada fisik seseorang untuk

menggunakan anggota tubuhnya dengan efektif.Kata “penyandang”

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia di artikan sebagai “orang yang menyandang atau menderita sesuatu”. Kata “cacat” mengandung beberapa arti, yakni cacat diartikan sebagai kekurangan yang menyebabkan nilai


(40)

29

atau mutunya kurang baik atau kurang sempurna (yang terdapat pada badan, benda, batin atau akhlak) (Setiawan,2000)

Disabilitas fisik adalah kelainan yang terjadi pada salah satu atau lebih organ tubuh tertentu. Akibat kelainan tersebut timbul suatu keadaan pada fungsi tubuh tertentu yang penderitanya mengalami gangguan untuk melakukan sesuatu. Ada beberapa jenis disabilitas fisik yaitu: (a) alat fisik indera seperti kelainan pada indera pendengaran (tunarungu), indera penglihatan (tunanetra), kelainan pada fungsi organ bicara (tunawicara); (b) alat motorik tubuh (tunadaksa) seperti kelainan pada otot dan tulang, kelainan pada system saraf otak yang berakibat gangguan pada fungsi motorik (cerebralpalsy), dan kelainan pada anggota tubuh lainnya yang diakibatkan karena pertumbuhan yang tidak sempurna, misalnya lahir tanpa tangan/kaki, amputasi (Efendi, 2006)

Cacat fisik atau disabilitas fisik berarti suatu keadaan rusak atau gangguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot, dan sendi dalam fungsinya yang normal.Kondisinya ini disebabkan oleh penyakit, kecelakaan, atau dapat juga disebabkan oleh pembawaan sejak lahir.Cacat fisik sering juga diartikan sebagai suatu kondisi yang menghambat kegiatan individu sebagai akibat dari kerusakan atau gangguan pada tulang otot, sehingga mengurangi kapasitas normal individu untuk mengikuti pendidikan dan untuk berdiri sendiri (Somantri, 2006).

Secara etiologis, gambaran seseorang yang di identifikasikan mengalami disabilitas fisik, yaitu seseorang yang mengalami kesulitan dalam mengoptimalkan fungsi anggota tubuh akibat luka, penyakit,


(41)

30

pertumbuhan yang salah bentuk, dan akibatnya kemampuan untuk melakukan gerak-gerakan tubuh tertentu mengalami penurunan (Efendi, 2006)

2. Klasifikasi Disabilitas Fisik

Klasifikasi berkelainan menurut Peraturan Pemerintah RI No. 17 TH 2010 tentangpenyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan pasal 129 bahwa peserta didik yangberkelainan diantaranya: kelainan pada indera pendengaran (tunarungu), inderapenglihatan (tunanetra), kelainan pada fungsi organ bicara (tunawicara), alat motoriktubuh (tunadaksa), kelainan pada fungsi intelektual umum di bawah rata-rata, yaitu IQ84 kebawah

sesuai tes (tunagrahita), kelainan dalam menyesuaikan diri

denganlingkungan sosial dan masyarakat (tunalaras), kelainan yang lebih dari dua jeniskelainan (tunaganda), autis dan berkesulitan belajar . Disabilitas fisik motorik tubuh yang merupakan gangguan fisik berkaitan dengan tulang, otot, sendi, dan sistem persyarafan, sehingga memerlukan layanan pendidikan khusus

Menurut Koening (dalam Somantri,2006), disabilitas fisik motorik tubuh dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Kerusakan yang dibawa sejak lahir atau kerusakan yang merupakan keturunan, meliputi:

1) Club foot(kaki seperti tongkat) 2) Club hand(tangan seperti tongkat)

3) Polydactylism (jari yang lebih dari lima pada masing-masing tangan atau kaki)


(42)

31

4) Syndactylism (jari yang berselaput atau menempel satu dengan yang lainnya)

5) Torticolis(gangguan pada leher sehingga kepala terkulai ke muka) 6) Spina-bifida(sebagian dari sumsum tulang belakang tidak tertutup) 7) Cretinism(kerdil/katai)

8) Mycrocephalus(kepala yang kecil, tidak normal) 9) Hydrocephalus(kepala yang besar karena berisi cairan) 10)Clefpalats(langit-langit yang berlubang)

11)Herelip(gangguan pada bibir dan mulut)

12)Congenital hip dislocation(kelumpuhan pada bagian paha)

13)Congenital amputation (bayi yang dilahirkan tanpa anggota tubuhtertentu)

14)Fredresich ataxia(gangguan pada sumsum tulang belakang) 15)Coxa valga(gaangguan pada sendi paha)

16)Syphilis(kerusakan tulang dan sendi akibat penyakit syphilis) b. Kerusakan pada waktu kelahiran:

1) Erb’s palsy (kerusakan pada syaraf lengan akibat tertekan atau tertarikwaktu kelahiran

2)Fragilitas osium(tulang yang rapuh dan mudah patah) c. Infeksi:

1) Tubercholosistulang (menyerang sendi paha sehingga menjadi kaku)

2) Osteomyelitis(radang di dalam dan di sekeliling sumsum tulang karena bakteri)


(43)

32

3) Poliomyelitis(infeksi virus yang mungkin menyebabkan kelumpuhan)

4) Pott’s disease(tuberkolosis sumsum tulang belakang) 5) Still’s disease(radang pada tulang yang menyebabkan

kerusakanpermanen pada tulang)

6) Tubercholosispada lutut atau pada sendi lain d. Kondisi traumatik atau kerusakan traumatik:

1) Amputasi (anggota tubuh dibuang akibat kecelakaan) 2) Kecelakaan akibat luka bakar

3) Patah tulang e. Tumor:

1) Oxostosis(tumor tulang)

2) Ostosis fibrosa cystic(kista atau kantang yang berisi cairan di dalamtulang)

f. Kondisi-kondisi lainnya:

1) Flatfeet(telapak kaki yang rata, tidak bertekuk)

2) Kyphosis(bagian belakang sumsum tulang belakang yang cekung) 3) Lordosis(bagian muka sumsum tulang belakang yang cekung) 4) Perthe’s disease(sendi paha yang rusak atau mengalami kelainan) 5) Ricket’s(tulang yang lunak karena nutrisi, menyebabkan

kerusakantulang dan sendi)


(44)

33

3. Faktor Penyebab Disabilitas Fisik

Seperti juga kondisi ketunaan yang lain, kondisi kelainan pada fungsi anggota tubuh atau disabilitas fisik dapat terjadi pada saat sebelum anak lahir (pre natal), saat lahir (neo natal), dan setelah lahir (post natal). Insiden kelainan fungsi anggota tubuh atau disabilitas yang terjdi sebelum bayi lahir atau ketika dalam kandungan, diantaranya karena faktor genetik dan kerusakan pada sistem syaraf pusat. Faktor lain yang menyebabkab kelainan pada bayi selama dalam kandungan ialah (1) anoxia prenatal, hal ini disebabkan pemisahan bayi dari plasenta, penyakit anemia, kondisi jantung yang gawat, shock¸ percobaan aborsi; (2) gangguan metabolisme pada ibu; dan (3) faktorrhesus. (Soematri,2006)

Efendi (2009) menjelaskan bahwasannya kondisi kedisabilitas fisik yang terjadi pada masa kelahiran bayi diantaranya kesulitan saat persalinan karena letak bayi sungsang atau panggul ibu terlalu kecil, pendarahan otak pada saat kelahiran, kelahiran prematur, dan gangguan

placenta yang dapat mengurangi terjadinya anoxia.Adapun kelainan fungsi anggota tubuh atau ketunadaksaan yang terjadi pada masa setelah anak lahir, diantaranya:

a. Faktor penyakit, seperti meningitis (radang selaput otak), encephalitis radang otak), influenza, diphteria, partusis.

b. Faktor kecelakaan, misalnya kecelakaan lalu lintas, terkena benturan benda keras dll


(45)

34

Sedangkan menurut Smart (2012), ada beberapa penyebab yang menjadikan seseorang mengalami disabilitas fisik. Salah satu contohnya adalah kerusakan yang terjadi pada jaringan otak. Seperti apa yang anda ketahui, otaklah yang mengendalikan semua kerja sistem pada tubuh. Jika jaringan otak rusak, jaringan yang lain pun ikut rusak. Selain karena rusaknya jaringan otak, Disabilitas fisk juga bisa disebabkan oleh rusaknya jaringan sumsum tulang belakang, yaitu pada sistem muskulus skeletal.Jika dilihat dari kerusakan otak, bisa terlihat pada saat sebelum lahir, saat lahir, dan sesudah lahir. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam uraian berikut:

a. Sebelum lahir(pre-natal)

1) Pada saat hamil, ibu hamil mengalami trauma atau terkena infeksi penyakit sehingga otak bayi pun ikut terserang dan menimbulkan kerusakan. Misalkan infeksi, syphilis, rubella dan typhus abdominalis.

2) Terjadinya kelainan pada kehamilan sehingga menyebabkan peredaran darah terganggu, tali pusa tertekan, dan pembentukan syaraf-syaraf dalam otak pun ikut terganggu

3) Bayi dalam kandungan terkena radiasi secara langsung. Sedangkan,radiasi langsung dapat mempengaruhi sistem syaraf pusat sehingga struktur maupun fungsinya terganggu.

4) Ibu yang sedang hamil mengalami trauma (kecelakaan) yang dapat mengakibatkan terganggunya pembentukan sistem syaraf pusat. Misalnya ibu jatuh dan perutnya terbentur cukup keras


(46)

35

yang kemudian secara kebetulan menganggu kepala bayi, maka dapat merusak sistem syaraf pusat. Faktor keturunan Usia ibu pada saat hamil Pendarahan pada waktu hamil, dan Keguguran yang dialami ibu

b. Saat kelahiran

1) Akibat proses kehamilan yang terlalu lama sehingga bayi kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen dapat menyebabkan terganggunya sistem metabolisme dalam otak, akibatnya jaringan otak mengalami kerusakan

2) Pemakaian alat bantu, seperti yang pada saat proses melahirkan dapat merusak jaringan saraf otak bayi

3) Pemakaian obat bius yang berlebihan pada ibu yang melahirkan dengan caesar dapat mempengaruhi persarafan ataupun fungsinya.

c. Setelah melahirkan

1) Kecelakaan/trauma kepala, amputasi 2) Infeksi penyakit yang menyerang otak 3) Anoxia atau Hipoxia

4) Trauma

Tidak dapat dipungkiri bahwa fungsi motorik dalam kehidupa manusia sangat penting, terutama jika seseorang itu ingin mengadakan kontak dengan lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam sekitarnya. Maka peranan motorik sebagai sarana yang dapat mengantarkan seseorang


(47)

36

untuk melakukan aktivitas mempunyai posisi yang sangat strategis, disamping kesertaan indera yang lain.

Dalam aplikasinya baik dilakukan bersama-sama maupun sendiri-sendiri. Oleh karena itu, dengan terganggunya fungsi motorik sebagai akibat dari penyakit, kecelakaan atau bawaan sejak lahir, akan berpengaruh terhadap keharmonisan indera yang lain dan pada gilirannya akan berpengaruh pada kondisi kejiwaanya (Efendi, 2009)

B. Prespektif Teoritik

Dalam penelitian ini menggunakan kerangka pemikiran yakni Teori The Gratitude Dispositionoleh menuturut McCollough & Emmons (2002) kerangka pemikiran ini mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam penelitian ini, karena di dalamnya memiliki tendensi-tendensi pemikiran yang kuat untuk menganalisis penelitian ini dan sesuai dengan kondisi subjek yakni pasangan disabilitas fisik. Teori ini merupakan kecendrungan umum untuk mengenali dan merespon atas bantuan yang diberikan seseorang melalui pengalaman yang positif atas hasil yang didapatkan. Teori ini memiliki segi-segi yaitu :

a. Gratitude Intensity, (Intensitas Syukur), individu yang mengucapkan terima kasih diharapkan memiliki pengalaman positif dibandingkan mereka yang kurang berterimakasih.

b. Gratitude Frequency (Frekuensi Syukur), individu yang memiliki sikap batin penuh terimakasih sering merasa bersyukur setiapharinya dan rasa berterima kasih bisa di dapat karena kebaikan kecil atau kesopanan


(48)

37

c. Gratitude Span (Rentang Syukur), mengacu pada banyaknya hal-hal yang patut di syukuri dalam kehidupan seperti keluarga, pekerjaan, kesehatan, dan kehidupan itu sendiri

d. Gratitude Density (Kepadatan Syukur) mengacu pada jumlah orang-orang yang kehadirannya telah memberikan dampak positif dalam kehidupan seseorang.

Selain itu untuk mengetahui factor apa saja yang dapat menyebabkan munculnyagratitude dapat dilihat dari sifat kepribadian pasangan disabilitas itu sendiri dengan mengaitkangratitude dispositionmenurut McCollough & Emmons (2002) dengan sifat kepribadian di antaranya :

1. Positif affective trait and well-being (Sifat positif afektif dan kesejahteraan). Individu yang merasa mendapat bantuan dari orang lain merasa dikuatkan, dipercaya dan dihargai, yang dapat meningkatkan rasa percaya diri dan merasa adanya dukungan sosial terhadap dirinya.Orang berterima kasih memiliki cara pandang apa yang mereka miliki dan hidup itu sendiri sebagai sebuah anugrah dan hasilnya membantu memperpanjang kebahgiaan dansubjective well beingsepanjang waktu 2. Prososial trait (Sifat Prososial). Bersyukur disadari sebagai susatu afek

prososial karena itu adalah respon terhadap orang lain yang membantu kesejahteraan seseorang dan pada gilirannya memotivasi terus munculnya perilaku itu sendiri.

3. Spiritual trait (Sifat Spiritual ). Orang yang berterima kasih menyadari adanya kekuatan lain yang lebih tinggi dari manusia yang berkontribusi terhadap kesejahteraan mereka secara umum.


(49)

38

Dan untuk mengetahui fungsi dari gratitude terhadap kehidupan ndisabilitas fisik maka menurut McCullough (2001) terdapat tiga fungsi moral darigratitud ,yaitu :

1. Gratitude as Moral Barometer

Gratitude adalah sebuah tampilan (readout) atas afeksi yang sensitive terhadap tipe khusus perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial individu dan hal ini tergantung dari masukan sosial-kognitif

2. Gratitude as Moral Motive

Seseorang yang bersyukur atas bantuan yang di terimanya akan membalas kebaikan atas pemberian dari pemberi dan tidak ingin membalasnya dengan hal-hal negative

3. Gratitude as Mora; Reinforcer

Dengan mngekspresikan gratitude kepada sesorang yang telah member bantuan maka akan menguatkan perilaku prososial individu tersebut di masa yang akan datang. Beberapa individu termotivasi untuk mengambil bagian dalam tindakan prososial jika lingkungan memberikan pujian yang bersifat menguatkan.


(50)

39

Gambar 1

Kerangka Teoritik

\ The Gratitude

Disposition

Intensity Frequency

Span

Density

Faktor Gratitude

Fungsi moral dari gratitude

Positif affective traits and well-being Prososial trait Spiritual traint

Moral Barometer Moral Moral Moral Reinforcer


(51)

BAB III

METEDEOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini membahas tentang gambaran gratitude pada pasangan disabilitas beserta factor dan fungsi motif apa yang mepengaruhi rasa syukur pada pasangan disabilitas untuk bisa mengatasi stress ataupun depresi karena keterbatasan fisik yang mereka miliki. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan pendekatan study kasus. Tujuan dari desain ini adalah untuk mengumpulkan fakta dan mengurakainnya secara menyeluruh dan teliti sesuai dengan persoalan yang akan di perlukan (Umar,2008).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di kediaman subjek yang beralamat di Desa Pandean Kecamatan Waru. Penelitian juga dilakukan di kediaman dan tempat kerja para para informan. Lokasi penelitian dapat pula sewaktu-waktu berubah menyesuaikan aktivitas yang dilakukan subjek dan informan. Lokasi penelitian dibuat sefleksibel mungkin untuk menjadikan subjek tidak merasa teganggu dengan aktifitanya selain itu agar subjek juga merasa nyaman dan dapat memberikan data selengkap-lengkapnya serta sebenar-benarnya.


(52)

41

C. Sumber Data

. Menurut Banister (dalam Poerwandari, 2001) penelitian kualitatif cenderung dilakukan dengan jumlah kasus sedikit dengan fokus pada kedalaman dan proses. Pendekatan yang dipakai untuk memilih subyek penelitian adalah dengan menggunakan metode pengambilan sampel

purpossive sampling, yaitu sampel yang salah satu cirinya sampel tidak bisa ditentukan dan ditarik terlebih dahulu Selain itu sumber data utama pada penelitian kualitatif menurut Lofland (dalam Moleong, 2009) yakni kata-kata dan tindakan. Sedangkan dokumen dan lain sebagainya adalah data tambahan

Data penelitian diperoleh dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer yakni data yang diperoleh dari sumber pertama di lapangan, yaitu pasangan disabilitas fisik yaitu dua sepasang suami istri penyandang disabilitas fisik berinisial AD (suami) dan SM (istri). Untuk data sekunder diperoleh dari beberapa informan pendukung

(significant other) serta penggunaan dokumen. Informan pendukung

(significant other) yang digunakan dalam proses wawancara, di pilih berdasarkan kedekatan personal dan kepahaman informan pendukung tersebut atas subjek. Sehingga teknik yang digunakan dalam pemilihan partisipan wawancara penelitian ini adalah teknik jejaring. Informan pendukung (significant other) yang terlibat dalam penelitian ini dijelaskan dalam table berikut:


(53)

42

Tabel 1

Data Informan Pendukung(Significant others)

No Inisial Diskriptif

1 MN Rekan kerja Subjek

2 AQ Rekan Subjek

D. Cara Pengumpulan Data

Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara dengan pedoman umum. Peneliti menggunakan pendekatan theory driven dari Boyatis (1998) agar dapat mengembangkan analisis tematik yang berpegang pada teori yang sudah ada. Alasan menggunakan metode tersebut adalah kesesuaian dengan masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini wawancara yang digunakan adalah wawancara terarah yang dimulai dengan bentuk wawancara tak terstruktur, dimana arah pembicaraan tak terbimbing ke suatu tema pokok tertentu untuk menimbulkan suasana akrab dan bebas. Selanjutnya diikuti dengan wawancara terstruktur yang tema pertanyaannya sudah ditentukan dalam sebuah pedoman wawancara atauguide interview.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Observasi digunakan untuk mengamati subjek secara langsung bagaimana gratitude subjek dalam bukti aktivitas vitas sehari-hari. Sedangkan teknik interview atau untuk memperoleh data mengenai gambaran gratitude subjek dengan berpedoman padaguidancewawancara.


(54)

43

Wawancara dengan pendekatan informal ini adalah proses wawancara yang didasarkan sepenuhnya pada perkembangan pertanyaan-pertanyaan secara spontan dalam interaksi alamiah (Poerwandari, 2001) Wawancara yang dilakukan oleh peneliti meliputi beberapat ahap, yaitu:

1.Tahap Awal: Peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang berkenaan dengan penelitian termasuk pedoman wawancara atau guide interview

dan alat-alat tulis.

2.Tahap Pemprosesan: Dalam tahap ini peneliti berusaha mengajukan pertanyaan kepada subyek penelitian yaitu pasangan suami penyandang disabilitas fisik.

3. Tahap Akhir: Peneliti menganalisis data yang diperoleh, kemudian di gabungkan dengan hasil observasi untuk memperoleh kesimpulan akhir dari penelitian

Media yang digunakan selama pengumpulan data adalah guidance, alat rekam, dan kamera. Proses pengumpulan data dilakukan selam sekurang kurangnya empat pekan sejak dilakukan studi pendahuluan, proses rapport

hingga proses pengumpulan data selanjutnya

E. Prosedur Analisis dan Intrepretasi Data

Proses pengumpulan dan analisis data baik berupa narasi, deskripsi, dokumen tertulis dan tidak tertulis dilakukan secara simultan. Dalam penelitian ini tahap-tahap analisis yang akan peneliti lakukan adalah: Pertama, mengubah hasil wawancara dalam bentuk verbatim. Kedua, memilah dan memilih data yang relevan untuk keperluan analisis. Artinya, data yang tidak


(55)

44

relevan dibuang. Ketiga, menganalisis data yang telah dipilah dan dipilih sesuai dengan kepentingan analisis, dan akhirnya menarik kesimpulan.

Selain itu proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan lain sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah, langkah berikutnya ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan melakukan abstraksi.

Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dibuat sambil melakukan koding. Tahap akhir dari analisis data ini ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah selesai tahap ini,mulailah kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori substansif dengan menggunakan beberapa metode tertentu (Moleong, 2010).

F. Keabsahan Data

Keabsahan data atau transferibilitas hasil penelitian merupakan generalisasi hasil penelitian pada setting lainnya. Keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini menggunakan trianggulasi, yaitu memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan data atau sebagai pembanding (Moloeng, 2010). Dalam penelitian ini teknik trianggulasi yang dipakai adalah trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik


(56)

45

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Moleong, 2010).

Jadi tidak hanya dari jawaban subyek penelitian yang diperoleh dari wawancara, tetapi juga dilakukan pengecekan dengan jawaban-jawaban dari pasangan masing-masing subyek, orang tua subyek, dan teman dekat subyek sebagai pembanding untuk memperoleh keabsahan data. Untuk memperoleh temuan dan interpretasi data yang absah (trustworthiness) maka perlu adanya upaya untuk melakukan pengecekan data atau pemeriksaan data yang didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria menurut Moleong (2010) yang dapat digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian

(confirmability). Dari keempat kriteria tersebut peneliti memilih dua diantaranya untuk digunakan, yakni:

1. Derajat kepercayaan(credibility),

Untuk proses keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara yaitu: Pertama, triangulasi yaitu merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan melakukan pengecekan atau perbandingan terhadap data yang diperoleh dengan sumber atau kriteria yang lain diluar data itu, untuk meningkatkan keabsahan data. Pada penelitian ini, triangulasi yang digunakan adalah: (a) triangulasi sumber, yaitu dengan cara membandingkan apa yang dikatakan oleh subjek dengan yang dikatakan informan pendukung (significant other) dengan maksud agar data yang diperoleh dapat dipercaya karena tidak hanya diperoleh dari satu sumber saja (yaitu subjek) tetapi juga diperoleh dari


(57)

46

beberapa sumber lain seperti teman dekat subjek; (b) triangulasi metode, yaitu dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Dalam hal ini peneliti berusaha mengecek kembali data yang diperoleh melalui wawancara. Kedua, menggunakan bahan referensi yaitu referensi yang utama berupa buku-buku psikologi yang berkaitan dengan gratitude (kebersyukuran). Hal ini dimaksudkan agar data yang diperoleh memiliki dukungan dari teori-teori yang telah ada.

2. Kepastian(confirmability).

Kriteria ini digunakan untuk mencocokkan data observasi dan data wawancara atau data pendukung lainnya. Dalam proses ini temuan-temuan penelitian dicocokkan kembali dengan data yang diperoleh lewat rekaman atau wawancara. Apabila diketahui data-data tersebut cukup koheren, maka temuan penelitian ini dipandang cukup tinggi tingkat konfirmabilitasnya. Untuk melihat konfirmabilitas data, peneliti meminta bantuan kepada para ahli terutama kepada para pembimbing. Pengecekan hasil dilakukan secara berulang-ulang serta dicocokkan dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini.


(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Partisipan

Penelitian ini di laksanakan kurang lebih selama 14 hari. Penelitian ini tentunya tidak lepas dari berbagai kendala dan rintangan. Kendala yang di temukani pada saat penelitian di antaranya peneliti harus mengkuti kegiatan subjek karena subjek sendiri yang memiliki kesibukan sehingga peneliti harus menyesuaikan waktu subjek, Selain itu ketika menentukan significant other

peneliti juga harus menunggu keputusan dari subjek serta menunggu untuk menentukan waktu wawancara dan observasi.

Significant other yang dipilihkan subjek memiliki kepribadian yang sangat berbeda. Sepertisignificant otherpada subjek SM yang tergolong pendiam dan susah untuk mengeluarkan argument. Selain itu juga terdapat pada significant other subjek AD, tidak sedikit dari jawaban wawancara yang keluar dari konteks. AQ terkdang menceritakan dirinya sendiri. Ini merupakan tantangan bagi peniliti unruk bisa lebih mengarahkan pertanyaan agar tidak keluar dari konteks.Sehingga peneliti bisa mendapatkan data yang diinginkan

Selain teknik wawancara dalam mencari data peneliti juga mengguanakan observasi.Observasi dilakukan dengan melihat bagaimana kondisi fisik subjek,

body laguange subjek serta keadaan lingkungan sosial subjek. Dari beberapa proses yang sudah dijalankan peneliti, maka dibawah ini akan dipaparkan mengenai profil subjek besertasignificant other:


(59)

48

1. Profil Subjek (Suami)

Nama :AD

Jenis Kelmain : Laki-laki

Lahir : Sidoarjo, 28 Desember 1997

Usia : 39 tahun

Anak ke : 3 dari 4 bersaudara

Pekerjaan : Pande Besi

Agama : Islam

AD adalah seorang disabilitas fisk yang berusia 39 tahun, berprofesi sebagai pande besi dan memiliki dua orang anak . Anak pertama berusia 12 tahun dan anak kedua berusia 6 tahun.AD merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. AD tinggal bersama istri dan kedua orang anaknya serta ayah kandung dari AD sendiri. Kondisi ayah AD sedang sakit-sakitan. Akan tetapi AD tetap bersedia merawat ayahnya yang sedang sakit.

Disabilitas yang di alami AD ini diawali semenjak berusia satu tahun dimana AD mengalami sebuah kecelakaan akibat kelalaian dalam penanganan dan kurangnya pengetahuan tentang imunisasi polio akhirnya kaki AD tidak bisa berkembang secara makasimal. Maka dari itu AD menggunakan bantuan tangannya untuk bisa berjalan.

AD menempuh jenjang pendidikan hingga tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ketika menempuh pendidikan pada jenjang sekolah dasar AD memilih untuk sekolah di sekolahan umun. Meskipun begitu AD tetap merasa percaya diri dan tidak minder dengan kekurangan yang beliau miliki.Hal ini pun juga beliau rasakan ketika menempuh sekolah menengah pertama.AD juga tetap tidak merasa minder karena AD memiliki banyak teman. Di sekolah AD terkenal baik di mata teman-temannya


(60)

49

Setelah beberapa tahun dari kepergian ibundanya AD sekarang tinggal bersama ayah, istri, dan anaka-anaknya. AD bertemu dengan istrinya yaitu SM ketika mengikuti sebuah komunitas difabel yang diadakan setiap tiga bulan sekali. Dari hasil pernikahannya ini AD dikarunia dua orang anak yang meiliki kondisi fisik yang sempurna. AD sangat menyayangi anaknya. AD dan SM memiliki kepribadian yang sangat berbeda akan tetapi mereka berusaha untuk saling melngkapi dan mendukung satu sama lain agar kehidupan mereka menjadi lebih baik.

2. Profil Subjek ( Istri)

Nama : SM

Jenis kelamin : Perempuan

Lahir : 23 Maret 1973

Usia : 43 tahun

Anak ke : 1 dari 5 bersaudara

Pekerjaan : Ibu rumah tangga dan Magang dikantor Lp2p

Agama : Islam

SM merupakan istri dari AD. SM sekarang berusia 43 tahun. SM adalah anak pertama dari lima bersaudara. Dari kecil SM di asuh oleh neneknya. Ibu SM menikah dua kali ,dari pernikahan dengan ayah tiri nya ibu SM di karuniai empat orang anak.

SM menderita disabilitas dikarenakan pada saat berusian 3 tahun SM jatuh di kamar mandi. Pada saat itu kaki SM terkilir kemudian untuk penanganannya SM di bawa ke tukang pijet. Karena kesalahan dalam proses pemijatan akhirnya kakiSM mengalami gangguan pada salah satu dari kakinyayang tidak dapat berkembang dengan baik. Akhirnya SM harus memerlukan bantuan berupa sebuah tongkat agar bisa berjalan.


(61)

50

SM merupakan seorang mualaf. SM memutuskan untuk masuk ke agama islam ketika beliau menikah dengan suaminya. Selain itu SM juga memilih untuk menggunakan hijab meskipun dalam beribadah SM masih dalam tahap pembelajaran.

SM menempuh pendidikan sampai jenjang sekolah menengah pertama.SM tidak dapat melanjutkan pendidikannya dikarenakan kendala biaya. Selain mengikuti komunitas disabilitas SM sekarang aktif dalam kegiatan sosial yaitu Lp2p yang bernaung dalam bidang perlindungan perempuan dan anak penderita disabilitas. SM merasa sangat senang mengikuti kegiatan ini karena dengan mengikuti kegiatan ini SM bisa membantu sesama dan dapat membuat hidupnya bisa lebih berguna di masyarakat.

3. Profil informan subjek 1

Nama : AQ

Jenis kelamin : Laki-laki

Tanggal lahir : Sidoarjo, 11 Juni 1977

Usia : 40 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan :Freelanceproduk kesehatan

Hubungan dengan subjek : Rekan subjek

4. Profil informansubjek 2

Nama : MN

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal lahir : Tulungagung, 05 Juni 1981

Usia : 35 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Magang di kantor Lp2p


(62)

51

Tabel 2

Jadwal kegiatan observasi dan wawancara

No Hari/Tanggal Jenis Kegiatan Tempat

1 Minggu, 14 Juli 2016 Membangun rapport dan

memintainformant consent

Rumah subjek

2 Kamis, 21 Juli 2016 Observasi dan wawancara

subjek tahap 1

Rumah subjek

4 Minggu, 24 Juli2016 Observasi dan wawancara

subjek tahap 2

Rumah Subjek

5 Senin, 25 Juli 2016 WawancaraSignificant

Other1

Tempat kerja subjek

6 Senin, 25 Juli 2016 WawancaraSignificant

Other1

Rumah Subjek


(1)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang diproleh, dapat disimpulkan bahwa gratitude

pada pasangan difabel ini disebutkan berdasarkan tiga kategori temuan : 1. Adanya gambaran rasa syukur yang terdapat pada diri pasangan

disabilitas fisik yakni frekuensi bersyukur yang ditandai dengan bertambahnya rasa syukur karena kebahagiaan yang dirasakan subjek dan juga rentang syukur yang terlihat ketika subjek sangat mensyukuri kehadiran keluarga, pekerjaan dan kesehatan. Sebaliknya ditemukan pula beberapa ujian yang dialami oleh subjek yaitu masalah ekonomi.

2. Di temukan faktor sifat yang berhubungan dengan kepribadian yaitu sifat subjek yang selalu berfikir positif, sifat senang membantu sesama dan subjek memiliki dorongan dalam hal spiritualitas.

3. Di temukan fungsi dari gratitude pada diri subjek yaitu bersyukur sebagai penguat moral yang di tandai dengan tertanamnya nilai moral yang baik sehingga subjek memiliki emosi positif yang membuat subjek lebih tenang dalam menanganistress.


(2)

87

B. Saran

Setelah melihat dan membaca analisis hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan, maka peneliti memberisaran :

1. Kepada subjek

Diharapkan bagi pasangan difabel agar bisa mempertahankan dan menumbuhkangratitudeagar kehidupan menjadi lebih baik dan bisa menjalani ujian dalam hidup serta menjadi pribadi yang lebih bijak sehingga bisa menjadi inspirasi untuk orang lain.

2. Kepada keluarga dana sahabat

Bagi keluarga dan sahabat penyandang disabilitas, agar bisa lebih motivasi dan memahami kondisi mereka yang memiliki keterbatasan dengan memberikan dukungan, kasih sayang, perhatian.Sehingga gratitude dalam diri penyandang disabilitas bisa lebih tertanam.

3. Kepada peneliti lain

Bagi peneliti lain yang menginginkan penelitian ini diperlukan sebagai sumber referensi, penggalian informasi seputar

gratitude dapat mencoba metode penelitian yang lain dan mempertimbangkan kondisi subjek dengan segala keterbatasannya dan juga dapat mempertimbangkan waktu penelitian, sehingga dapat menghasilkan data yang akurat,terpecaya, dan bermanfaat bagi semua pihak.


(3)

88

DAFTAR PUSTAKA

Agama RI, D. (1992).Alquran dan Terjemah.Jakarta: Intermas.

Agung, S. (2009). Penyesuaian Diri pada Remaja Tuna Daksa Bawaan.Jurnal Universitas Gunadarma.

Alex, W., & Deepak, C. (2015). The Role of Gratitude in Spiritual Well Being in Asymtomatic Heart Failur.Spiritual in Clinical Psychology, 5-7

.

Al-mahalli, I. J., As-suyuthi, & Jalaludin, I. (1996). 1996, Tafsir Jalalalain Berikut Asbabun Nuzul, Surat AL-Fatihah s-d surat Al-A’am .Bandung: Sinar Baru

Al-Gensindo.

Anastasia S (2012 ) Studi Deskriptif dan Coping Stress pada Perawat di Ruang Inap Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol.1 No.1

Anggreni, W., & W, H. (2015). Resiliensi Istri terhadap Perubahan Kondisi Suami Menjadi Penyandang Disabilitas Fisik. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, Vol. 4.

Arif, M. F., & Habibah, N. (2015). Pengaruh Strategi Aktivitas (Bersyukur dan Optimis) terhadap Peningkatan Kebahagiaan pada Mahasiswa S1 Pendidikan Guru Sekolah.Jurnal Psikologi UMM.

As-Sallum, A. B. (2008). Keajaiban Iman. Surabaya: Yassir. Awamy, S. (2012).

Kaya Itu Mudah, Asal Tahu Kuncinya .Yogyakarta : Safirah.

Badan Pusat Statistik. (2013). Jawa Timur dalam Angka. Surabaya: Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik. (2013).Statistik Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik .

Boyatzis, R.E. (1998). Transforming Qualitative Information: Thematic Analysis and Code Development. California: Sage Publication.

Burhan, E. (2013). Rahasia Dahsyat di Balik Keajaiban Sabar, Syukur dan Shalat.

Yogyakarta: Piinang Merah Publishe.

Cahyono, E. W. (2014). Pelatihan Gratitude (Bersyukur) untuk Menurunkan Stress Kerja.


(4)

89

Efendi, M. (2006).Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Emmons, R.A., & McCollough, M. E. (2003). Counting Blessing Versus Burdens: An Experimental Investigation of Gratitude and Subjectifitive Well-Being in Daily Life.Jornal of Personality and Sosial Psyichology, 377-389.

Emmons, R.A.,(2007).Thanks : How the New Science of Gratitude can Make you Happier.New York : Hounghton Miffin Company

Emmons, R.A., McCullough.,ME & Tsang J (2007). The Assesmen of Gratitude.

Positif Psycholocical Assesment, Ahandbook models and measures,XVII Edited by Lopez S.J &Snyder, C.R

Emmons, R.A., & Shelton.C.S (2002) Gratitude Science of Positif Psycology. In C.R. Snyder &S.J Lopez (Eds), Handbook of Positif Psyichologi (pp459-471). NewYork : Oxford university Press

Emmons, R.A., & Shelton, C. S. (2002). Gratitude and Prosocial Behaviour : Helping when it costs you. Association for Psychological Science.

Hardman, M.L., Drew, C.J., & Egan, M.W. (2002). Human Exceptionality (7th edition).Boston: Allyn and Bacon.

Hasan, A. F. (2009).Setengah Syukur Setengah Sabar.Yogyakarta: Diva Press. Hall, C.S., & Lindzey, G. (1993). Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta:

Kanisius.

Kendler, K.S., Liu, X., Gardner, C.O., McCullough, M.E., Larson, D., & Prescott, C.A. (2003). Dimension of Religiosity and Their Relationship to Lifetime Psychiatric and Substance Use Disorders. Journal of Am J Psychiatry 2003; 160:496-503

Masykur, M. S. (2010).Kekuatan Maha Dahsyat.Yogyakarta: Second Hop.

McCullough, M. E., & Bono, G. (2006 ). Positive Responses to Benefit and Harm : Bringing Forgivness and Gratitude Into Cognitive Psychoterapy. Journal of Cognitif Psycotherapy, 245-290.

McCullough, M. E., Emmon, A. R., & Larson, D. B. (2001). Is Gratitude a Moral Affect.Psychological Bulletin, 249-266.

McCollough, M. E., Emmons, A. R., & Tsang, J.-A. (2002). The Grateful Disposition: A Conseptual and Empirical Topography. Journal of Personality and Sosial Psychology, 112-127.


(5)

90

McCullough, M. E., Kimeldorf, M. B., & Coben, A. D. (2000). An Adaptation fo Altruisem? The Social Causes, Social Effect, and Social Evolution of Gratitude.

Journal of Social Psychology, 281-284.

McCollough, M. E., & Polak, E. L. (2006). Is Gratitute an Alternative to Matrealism.

Journal of Happines Studies, 343-360.

Milu, W. (2012). Motivasi Berwirausaha pada Penyandang Disabilitas Fisik. Jurnal Psikolog Klinisi, 179-184

Moleong, L. J. (2010). Metedeologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.

Nawur, A. (2009, Februari 17). Data Penyandang Disabilitas. Retrieved Oktober 2, 2013, from Data Penyandang Cacat Berdasarkan Klasifikasi ICF: www.kemensos.go.id

Poerwandari, K. E. (2001). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia..Jakarta: LPSP3 UI.

Puspasari, D., Alfian, I. N. (2012). Makna Hidup Penyandang Cacat Fisik Postnatal Karena Kecelakaan.Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol.1 No. 02.

Rostiana & Damayanti, S. 2003. Dinamika emosi penyandang tunadaksa pasca kecelakaan.Jurnal Psikologi Klinis1, 15-28.

Setiawan, E. (2000, November 2). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Retrieved Mei 21, 2016, from http://www.4share.com/get/GD4LKiJd/kbbi-offline-15.html

Smart, A. (2012). Anak Cacat Bukan Kiamat (Metode dan Terapi Anak

Berkebutuhan Khusus). Jogjakarta: Kata Hati

Somantri, S. (2006).Psikologi Anak Luar Biasa.Bandun: PT Rafika Aditama. Subandi, M., Achmad, T., & Kurniati, H. (2014). Spirituality, Gratitude,Hope and

Post-Traumatic Growth Among the Survivors of the 2010 Eruption of Mount Merapi in Java, Indonesia.Australian Journa of Disaster and Trauma Studies, 50-62.

Syarbini, A. (2011). Dahsyatntya Sabar, Syukur, dan Ikhlas Muhammad Saw.

Jakarta: Ruang Kata.

Umar, H. (2008). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.


(6)

91

Virlia, S., & Wijaya, A. (2015). Penerimaan Diri Penyandang Tuna Daksa. Jurnal Psikologi Klinis, 50-63

Wood, A.M.,Joseph., Maltby. J (2008). Conseptualizing Gratitute and Apreciation as a Unitary Personality Trait. Personal and Individual Differencess, 45,49-54

Wahyu, D., & Sofia, R. (2015). Intervensi Kebersyukuran dan Kesejahteraan Penyandang Disabilitas Fisik .Journal of Profesional Psychology, 22-47.