PENGARUH PROJECT BASED LEARNING TERHADAP BERPIKIR KRITIS, BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP ILMIAH PADA MATERI TUMBUHAN BIJI.
Didi Nur Jamaludin, 2013
Pengaruh Project Based Learning terhadap Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif, Dan Sikap Ilmiah
PENGARUH PROJECT BASED LEARNING TERHADAP BERPIKIR KRITIS, BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP ILMIAH
PADA MATERI TUMBUHAN BIJI
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Program Magister Pendidikan Biologi
Oleh
Didi Nur Jamaludin 1103321
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH PASCA SARJANA
(2)
Didi Nur Jamaludin, 2013
Pengaruh Project Based Learning terhadap Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif, Dan Sikap Ilmiah
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
LEMBAR PENGESAHAN TESIS
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I,
Prof. Dr. H. Suroso Adi Yudianto, M. Pd NIP 195305221980021001
Pembimbing II,
Dr. Topik Hidayat, M. Si NIP 197004101997021001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Pascasarjana UPI
(3)
Didi Nur Jamaludin, 2013
Pengaruh Project Based Learning terhadap Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif, Dan Sikap Ilmiah
Dr. H. Riandi, M. Si NIP 196305011988031002
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul ’’Pengaruh Project
Based Learning terhadap Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif dan Sikap Ilmiah
pada Materi Tumbuhan Biji’’ ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri sepenuhnya dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas penyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelangaran terhadap etika keilmuan dalam karya saat ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Juli 2013 Yang membuat pernyataan ttd
(4)
Didi Nur Jamaludin, 2013
(5)
Didi Nur Jamaludin, 2013
PENGARUH PROJECT BASED LEARNING TERHADAP BERPIKIR KRITIS, BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP ILMIAH
PADA MATERI TUMBUHAN BIJI
Oleh, Didi Nur Jamaludin (1103321)
Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Pascasarjana UPI
ABSTRAK
Project based learning (PjBL) merupakan pembelajaran yang mengembangkan
pemahaman konsep melalui investigasi masalah yang bermakna dan dapat menghasilkan suatu produk. Model PjBL diteliti untuk dianalisis pengaruhnya terhadap berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap ilmiah siswa pada materi tumbuhan biji. Metode penelitian menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain the
matching only pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini terdiri
dari seluruh siswa kelas X disalah satu SMA Kota Bandung. Sampel penelitian terdiri dari kelas eksperimen berjumlah 35 siswa dan kelas kontrol berjumlah 36 siswa. Analisis penelitian menggunakan t-test, N-Gain, uji korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan secara signifikan keterampilan berpikir kritis dan berpikir kreatif dibandingkan pembelajaran konvensional. Sikap ilmiah siswa terjadi peningkatan lebih tinggi, namun tidak menunjukkan perbedaan signifikan. Keterampilan berpikir kritis siswa memiliki hubungan yang tinggi dengan keterampilan berpikir kreatif (r =0,75). Sikap ilmiah menunjukkan hubungan yang rendah terhadap keterampilan berpikir kritis dan keterampilan berpikir kreatif (r= 0,20 dan r =0,22).
Kata Kunci: Pembelajaran berbasis proyek, berpikir kritis, berpikir kreatif, sikap
(6)
Didi Nur Jamaludin, 2013
THE EFFECT OF PROJECT BASED LEARNING
TOWARDS CRITICAL AND CREATIVE THINKING, AND SCIENTIFIC ATTITUDES IN SEEDS PLANTS
By, Didi Nur Jamaludin(1103321)
Biology Education,School of Postgraduate Studies, Education University of Indonesia
ABSTRACT
Project based learning (PjBL) is a learning which develops an understanding concept through investigates the meaning problem and can produce a product. The reseach used a quasi experimental research design with the matching only pretest posttest control group design. The study population consisted of all students in the class X at one of senior high school in Bandung. The sample consisted of an experimental group with 35 students and a control group with 36 students. Research analysis used t-test, N-Gain, correlation and regression test. The reseach results showed that the project based learning can significantly improvement critical and creative thinking than the conventional learning. Scientific attitudes of students is higher had improvment, but did not showed significant differences. The ability of critical thinking skills towards creative thinking showed high correlation value (r=0,75). Scientific attitudes showed the low associated towards critical and creative thinking skills (r= 0,20 and r =0,22).
Keywords: Project based learning, critical thinking, creative thinking, scientific
(7)
i Didi Nur Jamaludin, 2013
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... . i
PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Pertanyaan Penelitian ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
1. Bagi Guru ... 5
2. Bagi Peneliti ... 5
3. Bagi Sekolah ... 5
F. Batasan Masalah ... 5
BAB II PROJECT BASED LEARNING, BERPIKIR KRITIS, BERPIKIR KREATIF, SIKAP ILMIAH DAN TUMBUHAN BIJI ... 7
A. Project Based Learning ... 7
B. Berpikir Kritis ... 11
C. Berpikir Kreatif ... 14
(8)
ii Didi Nur Jamaludin, 2013
E. Tumbuhan Biji ... 19
1. Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae) ... 20
2. Tumbuhan Berbiji Tertutup (Angiospermae) ... 22
a. Tumbuhan monokotil... 23
b. Tumbuhan dikotil... 24
F. Kerangka Penelitian ... 27
G. Hipotesis Penelitian ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
A. Lokasi Penelitian dan Sampel Penelitian... 29
B. Metode Penelitian ... 30
C. Definisi Operasional ... 30
D. Instrumen Penelitian ... 31
E. Teknik Pengumpulan Data... 31
F. Prosedur Penelitian ... 32
1. Tahap Persiapan Penelitian ... 32
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 37
G. Analisis Data ... 38
1. Menghitung Nilai Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif ... 38
2. Menghitung Nilai Rata-Rata ... 38
3. Uji Persyaratan Analisis ... 38
4. Uji Perbedaan Rata-Rata ... 39
5. Normalized Gain ... 39
6. Analisis Korelasi ... 40
7. Analisis Regresi ... 40
8. Analisis Tanggapan Siswa ... 41
9. Analisis Kendala Guru ... 41
(9)
iii Didi Nur Jamaludin, 2013
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43
A. Hasil Penelitian ... 43
1. Deskripsi Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis ... 43
2. Deskripsi Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif .... 44
3. Deskripsi Peningkatan Sikap Ilmiah ... 45
4. Hasil Analisis Uji Perbedaan Rata-Rata Keterampilan Berpikir Kritis ... 46
a. Uji normalitas keterampilan berpikir kritis ... 46
b. Uji perbedaan rata-rata tes awal keterampilan berpikir kritis ... 47
c. Uji perbedaan rata-rata tes akhir keterampilan berpikir kritis ... 47
5. Analisis N-Gain Keterampilan Berpikir Kritis ... 48
6. Hasil Analisis Uji Perbedaan Rata-Rata Keterampilan Berpikir Kreatif ... 50
a. Uji normalitas keterampilan berpikir kreatif ... 50
b. Uji perbedaan rata-rata tes awal keterampilan berpikir kreatif ... 50
c. Uji perbedaan rata-rata tes akhir keterampilan berpikir kreatif ... 51
7. Analisis N-Gain Keterampilan Berpikir Kreatif ... 51
8. Hasil Analisis Uji Perbedaan Rata-Rata Sikap Ilmiah .. 53
a. Uji normalitas sikap ilmiah ... 53
b. Uji perbedaan rata-rata sikap ilmiah awal ... 53
c. Uji perbedaan rata-rata sikap ilmiah akhir ... 53
9. Analisis N-Gain Sikap Ilmiah ... 55
10. Hubungan Keterampilan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif dan Sikap Ilmiah ... 55
B. Pembahasan ... 57
(10)
iv Didi Nur Jamaludin, 2013
2. Perbedaan Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif ... 64
3. Perbedaan Peningkatan Sikap Ilmiah ... 71
4. Tanggapan Siswa terhadap Model Pembelajaran ... 73
5. Kendala Guru terhadap Model Pembelajaran ... 75
6. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran ... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78
A. Kesimpulan ... 78
B. Saran ... 79
1. Saran bagi Siswa ... 79
2. Saran bagi Guru ... 80
3. Saran bagi Sekolah ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 81
(11)
v Didi Nur Jamaludin, 2013
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis ... 13
Tabel 2.2. Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif ... 15
Tabel 2.3. Anggota Gymnospermae... 21
Tabel 2.4. Contoh Famili Tumbuhan Monokotil ... 23
Tabel 2.5. Contoh Famili Tumbuhan Dikotil ... 24
Tabel 3.1. Desain Penelitian the matching only pretest posttest control Group………..………. 29
Tabel 3.2. Teknik Pengumpulan Data ... 32
Tabel 3.3. Hasil Analisis Signifikansi Korelasi ... 33
Tabel 3.4. Interval Koefisien Korelasi ... 34
Tabel 3.5. Hasil Distribusi Tingkat Validitas ... 34
Tabel 3.6. Interval Reliabilitas ... 35
Tabel 3.7. Interval Daya Pembeda ... 36
Tabel 3.8. Hasil Analisis Daya Pembeda ... 36
Tabel 3.9. Interval Tingkat Kesukaran ... 37
Tabel 3.10. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran ... 37
Tabel 4.1 Uji Normalitas Nilai Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan Berpikir Kritis ... 46
Tabel 4.2. Uji Perbedaan Rata-Rata Tes Awal Keterampilan Berpikir Kritis ... 47 Tabel 4.3. Uji Perbedaan Rata-Rata Tes Akhir Keterampilan Berpikir
(12)
vi Didi Nur Jamaludin, 2013
Kritis ... 47
Tabel 4.4 Uji Normalitas Nilai Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan Berpikir Kreatif ... 50
Tabel 4.5. Uji Perbedaan Rata-Rata Tes Awal Keterampilan Berpikir Kreatif ... 51
Tabel 4.6. Uji Perbedaan Rata-Rata Tes Akhir Keterampilan Berpikir Kreatif ... 51
Tabel 4.7. Uji Normalitas Sikap Ilmiah Awal dan Sikap Ilmiah Akhir ... 53
Tabel 4.8. Uji Perbedaan Rata-Rata Sikap Ilmiah Akhir ... 54
Tabel 4.9. Uji Perbedaan Rata-Rata Sikap Ilmiah Akhir ... 54
Tabel 4.10. Hubungan Keterampilan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif dan Sikap Ilmiah ... 56
(13)
vii Didi Nur Jamaludin, 2013
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Siklus Hidup Tumbuhan Pinus.. ... 22 Gambar 2.1. Siklus Hidup Tumbuhan Angiospermae.. ... 26 Gambar 3.1. Alur Penelitian.. ... 42 Gambar 4.1. Rekapitulasi Perbandingan Rata-Rata Tes Awal dan
Tes Akhir Keterampilan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen
dengan Kelas Kontrol ... 43 Gambar 4.2. Rekapitulasi Perbandingan Rata-Rata Tes Awal dan
Tes Akhir Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen
dengan Kelas Kontrol ... 44 Gambar 4.3. Rekapitulasi Perbandingan Rata-Rata Skor Sikap Ilmiah
Awal dan Sikap Ilmiah Akhir Kritif Kelas Eksperimen
dengan Kelas Kontrol ... 45 Gambar 4.4. Rekapitulasi Perbandingan Skor N-Gain Aspek Keterampilan
Bepikir Kritis Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol... ... 48 Gambar 4.5. Rekapitulasi Perbandingan Skor N-Gain Aspek Keterampilan
(14)
viii Didi Nur Jamaludin, 2013
Bepikir Kreatif Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol ... 52
Gambar 4.6. Rekapitulasi Perbandingan Skor N-Gain Setiap Aspek Sikap Ilmiah Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol... ... 55
DAFTAR LAMPIRAN A. Instrumen Penelitian Halaman Lampiran A.1. Silabus kelas eksperimen.. ... 86
Lampiran A.2. Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen.. ... 89
Lampiran A.3. Silabus kelas kontrol.. ... 94
Lampiran A.4. Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas kontrol ... 98
Lampiran A.5. Distribusi soal keterampilan berpikir kritis ... 102
Lampiran A.6. Instrumen keterampilan berpikir kritis.. ... 103
Lampiran A.7. Distribusi soal keterampilan berpikir kreatif ... 114
Lampiran A.8. Instrumen keterampilan berpikir kreatif.. ... 115
Lampiran A.9. Instrumen sikap ilmiah.. ... 120
Lampiran A.10. Judgement instrumen penelitian ... 123
Lampiran A.11. Analisis butir soal keterampilan berpikir kritis.. ... 128
(15)
ix Didi Nur Jamaludin, 2013
Lampiran A.13. Contoh laporan identifikasi tanaman.. ... 136
Lampiran A.14. Contoh tanggapan siswa.. ... 146
Lampiran A.15. Angket kendala guru.. ... 148
Lampiran A.16. Dokumentasi foto pembelajaran berbasis proyek ... 149
B. Analisis Data Penelitian Lampiran B.1. Hasil keterampilan berpikir kritis kelas eksperimen.. ... 152
Lampiran B.2. Hasil keterampilan berpikir kritis kelas kontrol... 153
Lampiran B.3. Hasil keterampilan berpikir kreatif kelas eksperimen. ... 154
Lampiran B.4. Hasil keterampilan berpikir kreatif siswa s kontrol ... 155
Lampiran B.5. Hasil berpikir kritis aspek I kelas eksperimen ... 156
Lampiran B.6. Hasil berpikir kritis aspek II kelas eksperimen ... 157
Lampiran B.7. Hasil berpikir kritis aspek III kelas eksperimen ... 158
Lampiran B.8. Hasil berpikir kritis aspek IV kelas eksperimen ... 159
Lampiran B.9. Hasil berpikir kritis aspek V kelas eksperimen... 160
Lampiran B.10. Hasil berpikir kritis aspek VI kelas eksperimen ... 161
Lampiran B.11. Hasil berpikir kritis aspek VII kelas eksperimen ... 162
Lampiran B.12. Hasil berpikir kritis aspek VIII kelas eksperimen... 163
Lampiran B.13. Hasil berpikir kritis aspek I kelas kontrol ... 164
Lampiran B.14. Hasil berpikir kritis aspek II kelas kontrol ... 165
Lampiran B.15. Hasil berpikir kritis aspek III kelas kontrol ... 166
Lampiran B.16. Hasil berpikir kritis aspek IV kelas kontrol ... 167
Lampiran B.17. Hasil berpikir kritis aspek V kelas kontrol ... 168
Lampiran B.18. Hasil berpikir kritis aspek VI kelas kontrol ... 169
Lampiran B.19. Hasil berpikir kritis aspek VII kelas kontrol ... 170
Lampiran B.20. Hasil berpikir kritis aspek VIII kelas kontrol ... 171
Lampiran B.21. Hasil berpikir kreatif aspek I kelas eksperimen ... 172
Lampiran B.22. Hasil berpikir kreatif aspek II kelas eksperimen... 173
Lampiran B.23. Hasil berpikir kreatif aspek III kelas eksperimen ... 174
(16)
x Didi Nur Jamaludin, 2013
Lampiran B.25. Hasil berpikir kreatif aspek V kelas eksperimen ... 176
Lampiran B.26. Hasil berpikir kreatif aspek I kelas kontrol ... 177
Lampiran B.27. Hasil berpikir kreatif aspek II kelas kontrol ... 178
Lampiran B.28. Hasil berpikir kreatif aspek III kelas kontrol ... 179
Lampiran B.29. Hasil berpikir kreatif aspek IV kelas kontrol ... 180
Lampiran B.30. Hasil berpikir kreatif aspek V kelas kontrol ... 181
Lampiran B.31. Hasil sikap ilmiah kelas eksperimen ... 183
Lampiran B.32. Hasil sikap ilmiah kelas kontrol ... 184
Lampiran B.33. Uji normalitas dan uji hipotesis perbedaaan rata-rata tes awal berpikir kritis ... 185
Lampiran B.34. Uji normalitas dan uji hipotesis perbedaaan rata-rata tes awal berpikir kreatif ... 186
Lampiran B.35. Uji normalitas dan uji hipotesis perbedaaan rata-rata Sikap ilmiah awal ... 187
Lampiran B.36. Uji normalitas dan uji hipotesis perbedaaan rata-rata tes akhir berpikir kritis ... 188
Lampiran B.37. Uji normalitas dan uji hipotesis perbedaaan rata-rata tes akhir berpikir kreatif ... 189
Lampiran B.38. Uji normalitas dan uji hipotesis perbedaaan rata-rata sikap ilmiah akhir ... 190
Lampiran B.39. Uji korelasi antara keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap ilmiah ... 191
Lampiran B.40. Uji regresi keterampilan berpikir kreatif dengan Berpikir kritis ... 192
Lampiran B.41. Uji regresi keterampilan berpikir kreatif dengan sikap ilmiah ... 194
Lampiran B.42. Uji regresi keterampilan berpikir kritis dengan sikap ilmiah ... 196
(17)
xi Didi Nur Jamaludin, 2013
C. Surat Penelitian
Lampiran C.1. Surat keputusan pembimbing penulisan tesis ... 200 Lampiran C.2. Surat permohonan izin penelitian ... 202 Lampiran C.3. Surat keterangan penelitian ... 203
(18)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Project Based Learning (PjBL) mengarahkan siswa untuk menggunakan
keterampilan berpikir dalam menghasilkan suatu produk atau karya yang memiliki daya guna. Pembelajaran biologi yang dilakukan selama ini belum sepenuhnya mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi seperti berpikir kritis, berpikir kreatif untuk menganalisis fenomena lingkungan, melalui kegiatan tersebut sebetulnya dapat dikembangkan proses sains seperti kegiatan observasi, klasifikasi, komunikasi dan pembentukan sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, teliti serta kerjasama. Depdiknas (2008: 3) menjelaskan penilaian terhadap pembelajaran berbasis kompetensi dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Pembelajaran biologi diharapkan tidak hanya berorentasi pada hafalan konsep, melainkan dapat mengembangkan kemampuan intelektual siswa. Kemampuan intelektual menjadi salah satu hal yang perlu ditingkatkan, karena mendidik siswa untuk menggunakan kecerdasannya untuk lebih kritis, analitis dan kreatif terhadap suatu masalah untuk dicarikan solusi yang memiliki nilai guna. Yudianto (2005:14) menjelaskan ilmu pengetahuan dapat berkembang, sebagai akibat setiap penggunanya menggali nilai-nilai intelektual. Keterampilan berpikir tingkat tinggi berupa beripikir kritis, beripikir kreatif dan pemecahan masalah merupakan beberapa keterampilan yang penting bagi siswa dalam menghadapi kehidupan di dunia nyata, hal itu selaras dengan tujuan pendidikan Indonesia sebagaimana tertera dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 3 sebagai berikut.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
(19)
2
Sikap ilmiah menjadi komponen hasil belajar perlu dibelajarkan kepada siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran sains selain dari kemampuan kognitif dan psikomotorik. Pakar-pakar pendidikan sains juga berharap melalui sikap ilmiah dapat menjadikan pendidikan karakter bagi siswa untuk dapat bertanggungjawab, kerjasama, menumbuhkan rasa ingin tahu dan lain sebagianya. Integrasi kemampuan kognitif dan sikap ilmiah pada prinsipnya membelajarkan siswa untuk dapat memiliki kemampuan literasi sains (scienctific literacy), yakni dapat menggunakan pengetahuan untuk mempertimbangkan sikap hidup dalam merencanakan, menentukan dan menghadapi permasalahan dalam kehidupannya. El Mubarok (2009: 54) menjelaskan sebuah kondisi organisme yang sudah stabil pada saatnya akan menghasilkan sikap yakni tindakan atau persepsi sesuai dengan apa yang dipelajari dan diarahkan oleh motif tujuan tertentu untuk menghasilkan suatu nilai.
Pembelajaran biologi yang bermakna bagi siswa jika dapat mengarahkan dalam pengalaman autentik untuk proses berpikir dan mengembangkan potensi keterampilan. Ausubel dan Novak menjelaskan pembelajaran bermakna terjadi ketika informasi yang baru dapat dikaitkan dengan konsep-konsep pada struktur kognitif sebelumnya dan pembelajaran bermakna terjadi ketika siswa dapat mengembangkan strukur kognitif. Model PjBL menjadi pembelajaran yang dapat menjadi sarana untuk mengarahkan pembelajaran lebih pada kontekstual, penuh makna dan mengembangkan nilai intelektual. Bern dan Erickson (2001) menjelaskan pembelajaran kontekstual dapat membantu guru dalam menghubungkan konten materi dengan situasi dunia yang sesungguhnya dan memotiasi siswa untuk menghubungkan pengetahuan dan aplikasi dalam kehidupan, sehingga siswa dapat menemukan makna dalam proses belajar. Baker
et al (2011: 1) mengatakan pembelajaran berbasis proyek menjadi kekuatan
pendidikan masyarakat yang relevan pada abad ke 21.
Lingkungan sekitar sebagai sumber belajar biologi selama ini belum optimal, salah satunya materi tumbuhan. Pembelajaran sistematika tumbuhan selama ini, siswa memiliki ketertarikan yang kurang karena kesan yang muncul terhadap materi penuh dengan hafalan, sehingga minat siswa untuk belajar menjadi berkurang. Potensi keragaman flora Indonesia memiliki potensi untuk
(20)
3
dapat mengembangkan nilai intelektual lebih tinggi, sehingga pandangan terhadap tumbuhan tidak hanya berupa kumpulan konsep melainkan suatu anugerah yang memiliki potensi besar untuk kesejahteraan manusia lebih besar seperti diversifikasi makanan, obat herbal, kerajinan dan kesenian. Permasalahan dan potensi tersebut melalui model pembelajaran berbasis proyek (project based
learning) dapat dijadikan sarana melatih proses berpikir tingkat tinggi,
mengembangkan keterampilan dan sikap ilmiah siswa. Eskrootchi dan Oskrorochi (2010: 1) menjelaskan bahwa pengembangan keterampilan menjadi tugas utama dalam pendidikan. Oleh karena itu pembelajaran berbasis proyek diteliti untuk mengetahui pengaruhnya terhadap keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap ilmiah siswa pada materi tumbuhan biji.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut.
’’Bagaimana pengaruh model project based learning terhadap keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap ilmiah siswa pada materi tumbuhan biji?’’
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan masalah tersebut, dibuat pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimana perbedaan keterampilan berpikir kritis antara kelas eksperimen yang menggunakan model project based learning dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional pada materi tumbuhan biji?
2. Bagaimana perbedaan keterampilan berpikir kreatif antara kelas eksperimen yang menggunakan model project based learning dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional pada materi tumbuhan biji?
3. Bagaimana perbedaan sikap ilmiah siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model project based learning dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional pada materi tumbuhan biji?
(21)
4
4. Bagaimana hubungan keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap ilmiah?
5. Bagaimana tanggapan siswa pada penerapan model project based learning pada materi tumbuhan biji?
6. Bagaimana kendala guru penerapan model project based learning pada materi tumbuhan biji?
7. Apa keunggulan dan kelemahan penerapan model project based learning pada materi tumbuhan biji?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian ini sebagai berikut.
1. Menganalisis keterampilan berpikir kritis antara kelas eksperimen yang menggunakan model project based learning dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan perbandingan pretest dan
posttest.
2. Menganalisis keterampilan berpikir kreatif antara kelas eksperimen yang menggunakan model project based learning dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan perbandingan pretest dan
posttest.
3. Menganalisis sikap siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model
project based learning dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran
konvensional dengan perbandingan pretest dan posttest.
4. Menganalisis hubungan keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap ilmiah.
5. Mengetahui tanggapan siswa pada penerapan model project based learning materi tumbuhan biji.
6. Mengetahui kendala guru dalam penerapan model project based learning pada materi tumbuhan biji.
7. Mengetahui keunggulan dan kelemahan penerapan model project based
(22)
5
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Bagi Siswa
a. Diharapkan dapat melatih siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap ilmiah.
b. Diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi tumbuhan biji.
c. Diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan siswa untuk mempelajari tumbuhan biji.
2. Bagi Peneliti
Mengetahui pengaruh pembelajaran menggunakan model project based
learning terhadap keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap
ilmiah siswa pada materi tumbuhan biji. 3. Bagi Sekolah
1. Model project based learning sebagai referensi inovasi model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Referensi pembelajaran yang mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.
F. Batasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan arah dan jalannya penelitian, maka masalah penelitian dibatasi sebagai berikut.
1. Pembelajaran menggunakan project based learning pada materi tumbuhan biji (Spermatophyta) meliputi tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae). Materi tersebut diajarkan kelas X semester genap sesuai dengan Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi (SI) mata pelajaran Biologi.
2. Keterampilan berpikir kritis meliputi tujuan (purpose), pertanyaan terhadap masalah (question at issue), asumsi (assumptions), sudut pandang (point of
view), informasi (information), konsep (concepts), interpretasi dan menarik kesimpulan (interpretation and inference) serta implikasi dan akibat-akibat (implication and concequens) (Inch et al: 2006: 5-7).
(23)
6
3. Keterampilan berpikir kreatif meliputi; berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinil (originality), merinci (elaboration) dan menilai (evaluation) (Williams dalam Munandar, 1992).
4. Sikap ilmiah siswa dibatasi pada sikap rasa ingin tahu, teliti, bekerjasama, tekun dan peduli lingkungan (Badan Standar Nasional Pendidikan, BSNP 2005: 2).
(24)
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) Kota Bandung. Populasi penelitian merupakan kelas X yang terdiri dari 10 kelas, dengan jumlah populasi sebanyak 400 siswa. Sampel penelitian dipilih secara berkelompok, sebanyak dua kelas meliputi kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran berbasis proyek (project based learning) dengan jumlah siswa 35 orang dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran langsung (direct instruction) dengan jumlah siswa 36 orang, sehingga jumlah sampel keseluruhan sebanyak 71 siswa. Alasan pemilihan dua kelas sebagai sampel penelitian karena kondisi semua kelas bersifat homogen dan untuk mempermudah dalam penelitian, sehingga penelitian dapat lebih fokus.
B. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini, menggunakan metode kuasi eksperimen
(quasi ekperimental designs) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Variabel bebas berupapembelajaran berbasis proyek (project based learning) dan metode pembelajaran langsung (direct
instruction). Variabel terikat berupa keterampilan berpikir kritis, keterampilan
berpikir kreatif dan sikap ilmiah. Penelitian ini menggunakan the matching only
pretest posttest control group design sebagai berikut.
Tabel 3.1. Desain Penelitian the Matching Only Pretest Posttest Control Group Kelas Eksperimen M O1 X O2
Kelas Kontrol M O1 K O2
Keterangan:
M = sampel yang dipilih dan dipasangkan dalam setiapkelas
X = pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan pembelajaran berbasis proyek
K = pembelajaran di kelas kontrol menggunakan menggunakan pembelajaran konvensional melalui pembelajaran langsung O1 = pretest (tes awal)
(25)
30
O2 = posttest (tes akhir) (Fraenkel dan Wallen, 2007: 274)
C. Definisi Operasional
Untuk lebih memahami penelitian, maka disusunlah definisi operasional sebagai berikut.
1. Project based learning atau pembelajaran berbasis proyek mengarahkan
siswa untuk belajar, terstruktur dan teroganisasikan dalam suatu proyek dan menghasilkan produk. Desain pembelajaran berupa penugasan proyek identifikasi tumbuhan biji sesuai dengan tema masing-masing kelompok dan membuat olahan tanaman yang memiliki nilai tambah.
2. Pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran di sekolah, diantaranya pembelajaran langsung (direct instruction). Pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang mengkondisikan guru untuk membelajarkan secara langsung isi mata pelajaran dengan dikombinasikan demonstrasi kepada seluruh siswa.
3. Berpikir kritis merupakan proses berpikir rasional, untuk menganalisis argumen, interpretasi, mengembangkan keterpaduan, memahami asumsi dan tujuan. Aspek keterampilan berpikir kritis meliputi; tujuan (purpose), pertanyaan terhadap masalah (question at issue), asumsi (assumptions), sudut pandang (point of view), informasi (information), konsep (concepts), interpretasi dan menarik kesimpulan (interpretation and inference), serta implikasi dan akibat-akibat (implication and concequens). Tipe soal yang digunakan berupa pilihan ganda beralasan. Pengukuran keterampilan berpikir kritis siswa pada saat di awal dan di akhir pembelajaran.
4. Berpikir kreatif merupakan proses berpikir untuk mengembangkan atau menemukan (invent) yang baru, membangun suatu ide atau produk, memberikan rincian terhadap sesuatu serta mengevaluasisuatu ide atau gagasan. Aspek keterampilan berpikir kreatif meliputi; berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinil (originality), merinci (elaboration) dan menilai (evaluation). Tipe soal yang digunakan berupa soal essay. Pengukuran keterampilan berpikir kreatif siswa pada saat di awal dan di akhir pembelajaran.
(26)
31
5. Sikap ilmiah merupakan kencenderungan untuk bertindak terhadap sesuatu secara sistematis yang didasarkan oleh penilaian ilmiah. Sikap ilmiah siswa meliputi; sikap rasa ingin tahu, teliti, bekerjasama, tekun dan peduli lingkungan. Sikap ilmiah diukur dengan skala sikap ilmiah menggunakan skala Likert dari satu sampai dengan empat (1 s.d 4). Pengukuran sikap ilmiah pada saat di awal dan di akhir pembelajaran.
D. Instrumen Penelitian
Beberapa instrumen penelitian sebagai berikut.
1. Silabus model pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran langsung. 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran
berbasis proyek dan pembelajaran langsung.
3. Keterampilan berpikir kritis dengan menggunakan tes jenis pilihan ganda beralasan dengan jumlah 20 soal, dengan masing-masing soal memiliki rentangan skor satu sampai dengan 3 (1 s.d 3).
4. Keterampilan berpikir kreatif dengan jenis tes menggunakan essay dengan jumlah 10 soal, dengan masing-masing soal memiliki rentangan skor 1 s.d 3. 5. Skala sikap ilmiah dengan menggunakan skala Likert skor 1 s.d 4 yang
terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif. Penyataan positif, skor yang diperoleh meliputi; sangat tidak setuju = 1, tidak setuju = 2, setuju= 3, sangat setuju=4. Penyataan negatif, skor yang diperoleh meliputi; sangat tidak setuju = 4, tidak setuju = 3, setuju= 2, sangat setuju= 1. Total pernyataan skala sikap berjumlah 49 item.
6. Angket tanggapan siswa
Angket tanggapan siswa berupa 5 pertanyaaan tipe terbuka dan tertutup serta 1 pertanyaan tipe terbuka.
7. Angket kendala guru.
Angket tanggapan siswa berupa 2 pertanyaan tipe terbuka.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data selama penelitian, dijelaskan sesuai pada Tabel 3.2.
(27)
32
Tabel 3.2. Teknik Pengumpulan Data
No Jenis Data Teknik
Pengumpulan Data Keterangan
1 Keterampilan
berpikir kritis Pretest dan Posttest
Pelaksanaan di awal dan di akhir pembelajaran
2 Keterampilan
berpikir kreatif Pretest dan Posttest
Pelaksanaan di awal dan di akhir pembelajaran
4 Sikap ilmiah Skala Sikap Ilmiah Pelaksanaan di awal dan di akhir pembelajaran
5 Tanggapan
siswa Angket
Pelaksanaan di akhir pembelajaran
6 Kendala guru Angket Pelaksanaan di akhir
pembelajaran
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yakni tahap persiapan penelitian dan tahap pelaksanaan penelitian, berikut ini beberapa tahap prosedur penelitian.
1. Tahap Persiapan Penelitian
Tahap persiapan penelitian meliputi:
a. melakukan observasi awal untuk analisis sumber belajar dan isu. b. pemilihan model pembelajaran yang akan diujikan.
c. penyusunan silabus dan RPP dengan model pembelajaran berbasis proyek pada materi tumbuhan biji untuk kelas eksperimen.
d. penyusunan silabus dan RPP dengan pembelajaran langsung untuk kelas kontrol.
e. Penyusunan instrumen penelitian berupa tes keterampilan berpikir meliputi berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap siswa.
f. Pemberian penilaian (judgement) terhadap instrumen penelitian berupa tes keterampilan berpikir meliputi berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap ilmiah siswa. Pemberian judgement bertujuan untuk pertama, untuk mengetahui validitas isi yakni tes dapat mengukur keabsahan isi materi dan tujuan pembelajaran. Soal objektif maupun soal uraian dapat dilakukan validitas isi oleh pakar ahli melalui judgement. Kedua, validitas konstruksi
(28)
33
apabila butir-butir soal dapat mengukur aspek berpikir siswa. Menurut Sugiyono (2011; 350) validitas internal instrumen berupa tes harus memenuhi validitas konstruksi dan validitas isi. Azwar (2012: 116) menjelaskan validatas konstruk merupakan bagian penting yang terpenting dalam perencanaan dan penyusunan tes, yakni secara spesifik, rangkaian konsep teoritik dan interrelasinya dengan merumuskan dimensi keperilakuan dan indikator-indikatornya sehingga menjamin komprehensivitas dan relevansi isi tes.
g. melaksanakan uji instrumen penelitian dengan mengujicobakan instrumen di kelas lain (kelas di luar sampel). Pengujian instrumen penelitian dilaksanakan pada dua kelas, hal itu bertujuan untuk memperoleh analisis data yang lebih komprehensif.
h. uji coba instrumen
Uji coba instrumen bertujuan untuk mengetahui validitas empiris atau validitas ada sekarang (concurrent validity). Tes memiliki validitas empiris jika secara pengalaman, sudah pernah diujikan (Arikunto, 2008:13). Soal yang telah diujicobakan dan diberikan penilaian tim ahli (judgement) berjumlah 34 soal, kemudian digunakan sebagai instrumen tes berjumlah 20 soal. Butir soal pilihan ganda keterampilan berpikir kritis yang telah diuji cobakan memiliki signifikansi sebagai berikut.
Tabel 3.3. Hasil Analisis Signifikansi Korelasi
No Signifikansi Korelasi Jumlah Soal Persentase
1 Sangat Signifikan 10 50%
2 Signifikan 4 20%
3 Revisi 6 30%
Total 20 100%
Sumber: Lampiran A. 11
Berdasarkan Tabel 3.3, soal keterampilan berpikir kritis memiliki 10 soal (50%) kategori sangat signifikan, 4 (20%) soal kategori signifikan dan 6 soal (30%) dilakukan revisi, sehingga total soal yang digunakan berjumlah 20 soal. Beberapa soal direvisi dengan pertimbangan, sebagai berikut; 1) memiliki nilai signifikansi korelasi > 0,20, 2) soal berpikir kritis sudah diberi penilaian (judgement) oleh dosen ahli, dan 3) soal dapat memenuhi keterwakilan pada
(29)
34
aspek indikator keterampilan berpikir kritis. Berikut ini analisis soal dengan distribusi tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. 1. Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tes dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total, untuk mengetahui validitas item soal digunakan rumus sebagai berikut.
√
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi tiap item
N = banyaknya subjek uji coba
Σ X = jumlah skor item
ΣY = jumlah skor total
Σ X2
= jumlah kuadrat skor item
Σ Y2
= jumlahkuadrat skor total
Σ XY = jumlah perkalian skor item dan skor total. (Arifin, 2012: 254) Tingkat validitas soal dapat dilakukan interpretasi sesuai dengan standar koefisien korelasi, yang dijelaskan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Interval Koefisien Korelasi
(Arikunto, 2006)
Hasil analisis validitas dengan menggunakan program Anates yang diinterpretasikan berdasarkan Tabel 3.4, dihasilkan soal dengan distribusi tingkat validitas pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Hasil Distribusi Tingkat Validitas No Tingkat Validitas Jumlah Soal Persentase
1 Tinggi 1 5%
2 Cukup 9 45%
3 Rendah 10 50%
Total 20 100%
Interval rxy Kriteria
0,00 rxy 0,20 Sangat Rendah
0,20 < rxy 0,40 Rendah
0,40 < rxy 0,60 Cukup
0,60 < rxy 0,80 Tinggi
0,80 < rxy < 0,10 Sangat Tinggi
(30)
35
Sumber: Lampiran A. 11
Berdasarkan Tabel 3.5, soal keterampilan berpikir kritis memiliki tingkat validitas meliputi 1 soal (5%) kategori tingkat validitas tinggi, 9 soal (45%) kategori tingkat validitas cukup, dan 10 soal (50%) kategori tingkat validitas rendah.
2. Reliabilitas
Reliabilitas instrumen atau alat evaluasi adalah ketepatan alat evaluasi dalam mengukur. Alat tes memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika memiliki unsur keajegan dalam menentukan hasil belajar. Analisis reliabilitas menggunakan KR-20 yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardson (Arikunto, 2006) sebagai berikut.
[ ] [ ]
Keterangan:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsi siswa yang menjawab salah (q =1 – p)
Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes.
Interpretasi tingkat reliabilitas dijelaskan pada Tabel 3.6. Tabel 3.6. Interval Reliabilias (r11)
(Arikunto, 2006)
Berdasarkan analisis dengan menggunakan program Anates, keterampilan berpikir kritis memiliki tingkat nilai reliabilitas sebesar 0,65 masuk dalam kategori tinggi.
3. Daya pembeda
Perhitungan daya pembeda bertujuan untuk mengukur sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang menguasai kompetensi dengan
No Interval r11 Kriteria
1 0,00 < r11< 0,20 Sangat rendah
2 0,20 <r11 0,40 Rendah
3 0,40 <r11 0,60 Cukup
4 0,60 <r11 0,80 Tinggi
5 0,80 < r11< 0,10 Sangat tinggi
(31)
36
peserta didik yang belum menguasai kompetensi (Arifin: 2012:273). Berikut rumus daya pembeda yang digunakan.
Keterangan:
DP = daya pembeda
JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Berikut ini interval daya pembeda yang dijelaskan pada Tabel 3.7. Tabel 3.7. Interval Daya Pembeda
No Interval DP Kriteria
1 0,00 DP 0,20 Jelek
2 0,20 < DP 0,40 Cukup 3 0,40 < DP 0,70 Baik 4 0,70 < DP 1,00 Baik sekali
(Arikunto, 2006)
Untuk mempermudah dalam analisis daya pembeda soal, maka analisis daya pembeda dengan menggunakan program Anates. Hasil analisis soal uji coba keterampilan berpikir kritis memiliki skor daya pembeda yang diinterpretasikan sesuai dengan Tabel 3.7, dihasilkan soal dengan daya pembeda pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Hasil Analisis Daya Pembeda
No Kriteria Jumlah Soal Persentase
1 Jelek 2 10%
2 Cukup 8 40%
3 Baik 10 50%
4 Baik sekali 0 0%
Jumah total 20 100%
Sumber: Lampiran A. 11
Berdasarkan Tabel 3.8, soal keterampilan berpikir kritis memiliki daya pembeda, dengan kriteria jelek berjumlah 2 soal (10%) , kriteria cukup berjumlah 8 soal (40%) dan kriteria baik berjumlah 10 soal (50%). Beberapa soal yang memiliki kriteria jelek dikarenakan soal tersebut tidak dapat membedakan antara siswa kemampuan atas dan siswa kekamampuan rendah, oleh karena itu beberapa pengecoh direvisi dalam penyusunan instrumen lebih lanjut
(32)
37
4. Tingkat kesukaran
Perhitungan tingkat kesukaran soal bertujuan untuk mengukur sebarapa jauh derajat kesukaran suatu soal (Arifin: 2012:273). Berikut ini rumus yang digunakan.
Keterangan:
B = banyaknya siswa yang menjawab benar. JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.
Tingkat kesukaran diinterpretasikan pada Tabel 3.9. Tabel 3.9. Interval Tingkat Kesukaran
(Arikunto, 2006).
Hasil analisis soal uji coba keterampilan berpikir kritis dengan menggunakan program Anates, memiliki skor dengan tingkat kesukaran yang diinterpretasikan sesuai Tabel 3.9, menghasilkan distribusi tingkat kesukaran, sebagai berikut (Tabel 3.10).
Tabel 3.10. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran
Sumber: Lampiran A. 11
Berdsarkan Tabel 3.10, soal keterampilan berpikir kritis memiliki variasi tingkat kesukaran meliputi; 2 soal (10%) kategori tingkat sukar, 12 soal (60%) kategori sedang, dan 6 soal (30%) kategori mudah.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian dengan memilih dua sampel kelas eksperimen melalui pemilihan secara berkelompok yang dipasangkan antara kelas eksperimen dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek (project
No Interval P Kriteria
1 0,00 P 0,30 Sukar
2 0,30 < P 0,70 Sedang
3 0,70 < P 1,00 Mudah
No Kriteria Jumlah Soal Persentase
1 Sukar 2 10%
2 Sedang 12 60%
3 Mudah 6 30%
Jumlah 20 100%
JS B
(33)
38
based learning) dan pembelajaran langsung di kelas kontrol pada materi
tumbuhan biji. Guru memberikan pembelajaran proyek berupa penugasan secara berkelompok untuk melakukan investigasi dalam mengidentifikasi beberapa tumbuhan biji dengan bimbingan guru. Hasil proyek berupa makalah laporan identifikasi tanaman dan pembuatan olahan tanaman yang memiliki nilai tambah. Pembelajaran di kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional berupa metode pembelajaran langsung (direct instruction) dengan kombinasi demonstrasi organ reproduksi tumbuhan biji dan pertulangan daun. Tes keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan skala sikap ilmiah diberikan kepada siswa pada awal dan akhir pembelajaran.
G. Analisis Data
1. Menghitung Nilai Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif
Penghitungan nilai keterampilan berpikir kritis dan berpikir kreatif bertujuan untuk memperoleh deskripsi angka yang sama dari skala 0 s.d 100. Rumus yang digunakan sebagai berikut.
2. Menghitung Nilai Rata-Rata
Menghitung nilai rata-rata tes keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap ilmiah dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
Me = mean (rata-rata)
∑Xi = jumlah x ke i sampai ke n n = jumlah individu
(Sugiyono, 2007: 49)
3. Uji Persyaratan Analisis
Uji persyaratan analisis dilakukan untuk menentukan statistik penelitian parametrik atau non parametrik, Sugiyono (2007; 95) menjelaskan bahwa statistik parametrik digunakan apabila data yang digunakan berdistribusi normal dan statistik nonparametrik digunakan apabila data yang digunakan tidak normal.
(34)
39
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui data berdistribusi normal pada hasil belajar siswa meliputi; keterampilan berpikir kritis, keterampilan berpikir kreatif dan sikap ilmiah. Pengujian normalitas data dengan aplikasiprogram SPSS 16 (Statistical Passage for Social Science), dengan teknik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test, sehingga dapat diketahui bahwa data tes
awal dan tes akhir tidak berdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari nilai
Asymp. Sig. (1-tailed) lebih kecil dari α (0,05).
4. Uji Perbedaan Rata-Rata
Uji perbedaan dua rata-rata dilakukan sebagai uji hipotesis, untuk mengetahui nilai signifikan terkait pengaruh pembelajaran berbasis proyek terhadap keterampilan berpikir kritis, keterampilan berpikir kreatif dan sikap ilmiah dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran langsung. Uji perbedaan rata-rata dapat menggunakan hasil tes akhir atau N-Gain sebagai data uji hipotesis, maka dengan melihat analisis data tes awal, jika data tidak menunjukkan perbedaan signifikan maka analisis yang digunakan menggunakan data tes akhir dan jika tes awal maka menunjukkan perbedaan signifikan maka analisis yang digunakan menggunakan data N-Gain. Uji hipotesis menggunakan uji-t (t-test) melalui independent samples t-test dengan menggunakan program SPSS 16.
5. Normalized Gain (N-Gain)
Normalized Gain (N-gain) digunakan untuk mengetahui peningkatan
rata-rata umum dan setiap aspek keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap ilmiah antara kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol. Rumus N-Gain sebagai berikut.
N gain = Spost- Spre Smaks- Spre Keterangan:
Spost = skor postes Spre = skor pretes
Smaks = skor maksimum
Spre = skor pretes
(35)
40
Tingkat perolehan skor dikategorikan atas 3 kategori, yaitu: Tinggi = N-Gain > 0,7
Sedang = 0,3 < N-Gain < 0,7 Rendah = N-Gain < 0,3.
6. Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui hubungan keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap ilmiah, untuk teknik perhitungan korelasi dengan menggunakan program SPSS. Sugiyono (2007; 224-233) menjelaskan analisis korelasi ganda (multiple correlation) bertujuan untuk mengetahui arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen secara bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen. Hubungan nilai keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap ilmiah dapat diinterpretasikan berdasarkan standar yang sudah ditetapkan, oleh Young (Trihendradi, 2009: 197-198) sebagai berikut. 1) 0,7-1,00 baik angka positif maupun angka negatif, menunjukkan derajat
hubungan yang tinggi.
2) 0,4-0,69 baik angka positif maupun angka negatif, menunjukkan derajat hubungan yang subtansial
3) 0,2-0,39 baik angka positif maupun angka negatif, menunjukkan derajat hubungan yang rendah
4) < 0,19 baik angka positif maupun angka negatif, menunjukkan derajat hubungan yang diabaikan.
7. Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk memprediksi perubahan nilai antar variabel. Regresi sederhana didasarkan pada hubungan variabel indenpenden dengan variabel independen. Persamaan umum rumus regresi linear sederhana sebagai berikut.
Y = a + bX Keterangan:
Y = subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = harga konstanta
b = angka arah koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. X = subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
(36)
41
(Sugiyono: 2007; 260-267).
8. Analisis Tanggapan Siswa
Analisis tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis proyek pada materi tumbuhan biji dianalisis secara deskriptif dari hasil angket. Analisis tanggapan siswa meliputi; 1) memahami materi tumbuhan biji, 2) memahami keanekaragaman tumbuhan biji. 3) meningkatkan motivasi belajar tumbuhan biji, 4) mencari referensi sumber belajar, 5) kendala dalam pembelajaran berbasis proyek dan 6) saran dalam menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.
9. Analisis Kendala Guru
Analisis kendala guru dalam menggunakan model pembelajaran berbasis proyek pada materi tumbuhan biji melalui angket kendala guru.
10.Analisis Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran
Analisis keunggulan dan kelemahan model project based learning berdasarkan pelaksanakan pembelajaran, hasil keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif, sikap ilmiah, tanggapan siswa, dan kendala guru.
(37)
42
Berikut ini alur penelitian, yang dijelaskan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Alur Penelitian Studi Pendahuluan
Kelas Eksperimen
Analisis Data dan Pembahasan
Materi Tumbuhan Biji
Project Based Learning (PjBL)
Pembuatan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran dan Instrumen Penelitian
Pretest
Pembelajaran Tumbuhan Biji dengan Model Project Based Learning
Angket Tanggapan Siswa dan Kendala Guru
Posttest Posttes
tt
Kesimpulan Penilaian, Uji Coba, Revisi Berpikir Kritis, Berpikir
Kreatif, Sikap Ilmiah
Pemilihan Sampel
Angket Tanggapan Siswa dan Kendala Guru Kelas Kontrol
Pretest
Pembelajaran Tumbuhan Biji dengan Metode Pembelajaran Langsung
(38)
78
Didi Nur Jamaludin, 2013
Pengaruh Project Based Learning terhadap Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif, Dan Sikap Ilmiah Pada
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, tentang pengaruh pembelajaran berbasis proyek terhadap keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap ilmiah, maka dapat disimpulkan penelitian ini sebagai berikut.
Pertama, peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) secara signifikan lebih tinggi dibandingkan pembelajaran konvensional. Rata-rata nilai skor N-Gain kelas eksperimen lebih tinggi 0,49 (kriteria sedang) dibandingkan kelas kontrol 0,33 (kriteria sedang). Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran proyek lebih efektif dari pada pembelajaran konvensional dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
Kedua, peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) secara signifikan lebih tinggi dibandingkan pembelajaran konvensional. Rata-rata nilai N-Gain kelas eksperimen lebih tinggi 0,39 (kriteria sedang) dibandingkan kelas kontrol 0,20 (kriteria rendah). Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran proyek lebih efektif dari pada pembelajaran konvensional dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif.
Ketiga, peningkatan sikap ilmiah siswa menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) tidak menunjukkan hasil perbedaan signifikan dibandingkan pembelajaran konvensional. Rata-rata nilai N-Gain kelas eksperimen sedikit lebih tinggi 0,11 (kriteria rendah) dibandingkan kelas kontrol 0,04 (kriteria rendah). Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran proyek dapat meningkatkan sikap ilmiah sedikit lebih tinggi dibandingkan pembelajaran konvensional, walaupun tidak berbeda signifikan.
Keempat, keterampilan berpikir kritis siswa memiliki hubungan yang tinggi dengan keterampilan berpikir kreatif (r =0,75). Sikap ilmiah menunjukkan
(39)
79
Didi Nur Jamaludin, 2013
Pengaruh Project Based Learning terhadap Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif, Dan Sikap Ilmiah Pada
hubungan yang rendah terhadap keterampilan berpikir kritis dan keterampilan berpikir kreatif (r= 0,20 dan r =0,22).
Kelima, tanggapan siswa terhadap model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) memberikan respon positif karena menilai pembelajaran berbasis proyek dapat membantu siswa dalam pemahaman materi, mengetahui keanekaragaman tumbuhan biji, mendorong lebih aktif terhadap referensi-referensi biologi seperti situs internet dan ensiklopedia, mengikuti pembelajaran tumbuhan biji merasa lebih menarik, sehingga rasa ingin tahu dan motivasi siswa lebih meningkat.
Keenam, kendala guru dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Pertama siswa kurang tertib dalam mengumpulkan hasil proyek seperti laporan identifikasi tumbuhan dan produk olahan tanaman. Kedua, pengkondisian siswa dalam menyampaikan hasil pembelajaran proyek.
Ketujuh, keunggulan model pembelajaran berbasis proyek (project based
learning) diantaranya; a) pembelajaran lebih berpusat pada siswa. b) model
pembelajaran ini dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap ilmiah. c), model pembelajaran ini mendorong kepada siswa untuk menciptakan produk-produk inovatif yang dapat memberikan nilai tambah. Kelemahan model pembelajaran berbasis proyek diantaranya tidak merata dalam pembagian tugas bagi siswa yang memiliki keaktifan tinggi dan keaktifan yang kurang.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah disusun, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut.
1. Saran bagi Siswa
a. Melalui instrumen keterampilan berpikir kritis, maka siswa perlu mengembangkan keterampilan memberikan alasan pada pemilihan jawaban soal secara logis.
(40)
80
Didi Nur Jamaludin, 2013
Pengaruh Project Based Learning terhadap Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif, Dan Sikap Ilmiah Pada
b. Melalui instrumen keterampilan berpikir kreatif, maka siswa perlu mengembangkan keterampilan memberikan ide-ide secara kreatif dan bermakna.
c. Siswa perlu mengembangkan sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, teliti, dan tekun karena dapat membantu pemahaman biologi.
2. Saran bagi Guru
a. Melalui pembelajaran berbasis proyek (project based learning), guru perlu sering melatih siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dapat meningkatkan keterampilan berfikir tingkat tinggi dan menumbuhkan cipta, karya serta karsa siswa pada materi biologi lainnya.
b. Guru perlu memonitoring setiap siswa dalam berpartisipasi menyelesaikan pembelajaran proyek, sehingga dapat meningkatkan kinerja anggota kelompok dan mengurangi sifat pasif anggota dalam bekerja kelompok.
c. Tipe tes keterampilan berpikir kritis perlu dikembangkan lebih lanjut pada materi biologi lainnya, karena dapat mengembangkan siswa pada pemahaman materi biologi lebih intensif.
d. Tipe tes keterampilan berpikir kreatif perlu dikembangkan lebih lanjut pada materi biologi lainnya, karena dapat mengembangkan gagasan-gagasan secara kreatif berdasarkan suatu fenomena.
e. Sikap ilmiah perlu menjadi perhatian utama dalam pembelajaran, karena dapat mendukung keterampilan berpikir kritis dan keterampilan berpikir kreatif.
3. Saran bagi Sekolah
a. Sekolah perlu mendorong guru dalam melakukan penilaian siswa pada keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap ilmiah.
b. Sekolah perlu menyelenggarakan kegiatan ekspo (pameran) untuk memfasilitasi kreatifitas siswa melalui pembelajaran berbasis proyek (project based learning).
(41)
81
Didi Nur Jamaludin, 2013
(42)
81
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M. (1994). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam dengan Metode
Discovery dan Inquary. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Anderson, L. W. dan Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi Taksonomi Bloom.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Edisi Revisi). Jakarta: PT Bumi Aksara.
Azwar, R. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2005). Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar IPA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Baker, E. Trygg, B. Otto, P. Tudor, M, dan Ferguson L.(2011). Project Based
Learning Model Relevant Learning for the 21st Century. Amerika Utara:
Pacific Education Institute. [Online]. Tersedia: www.pacifceducationinstitute.org. [8 Oktober 2012].
Bern, G. R dan Erickson, M. P. (2001). Contextual Teaching and Learning: Preparing Students for the New Economy. The Higlight Zone. [Online]. Tersedia: www.nccte.com. [8 Oktober 2012].
Bulunuz, M. (2012). Motivational Qualities of Hands-on Science Activities for Turkish Preservice Kindergaten. Eurasia Journal of Mathematics, Science
and Technology Education. [on line] Vol 8 (2): 73-82. [Online].Tersedia:
http://ejmste.com. [9 Juli 2011].
Campbell, N. A. Reece, J. B dan Mitchell, L. G. (2003). Biologi. Edisi Kelima, Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Costa, A. L. (1985). Developing Minds a Resource Book for Teaching Thinking. Alexandera: Associaton for Supervision and Curriculum Development (ASC).
Depdiknas. (2003). Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. [Online]. Tersedia: www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf. [20 Desember 2011].
Depdiknas. (2008). Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
(43)
82
Duda, H. L. (2010). Pembelajaran Berbasis Praktikum dan Asesmennya pada
Konsep Sistem Peredaran Darah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa SMA. Tesis Magister pada
Program Studi Pendidikan IPA Konsentrasi Pendidikan Biologi SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Edutopia. (2007). How does Project-Based Learning Work?. [Online]. Tersedia: http://www.edutopia.org/project-based-learning-guide-implementation. [12 Nopember 2012].
Efe, R dan Efe, H. A (2011). Using Student Group Leaders to Motivate Students in Cooperative Learning Methods in Crowded Classrooms. Educational
Research and Reviews. Vol. 6(2), pp. 187-196, February 2011. [Online].
Tersedia: http://www.academicjournals.org. [3 Desember 2012].
El Mubarok, Z. (2009). Membumikan Pendidikan Nilai Mengumpulkan yang
Terserak, Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai.
Bandung: Alfabeta.
Eskrootchi, R dan Oskrochi, G. R. (2010). A Study of the Efficacy of Project-Based Learning Integrated with Computer Project-Based Simulation - STELLA.
Educational Technology dan Society, 13 (1).236–245. [Online]. Tersedia: http://www.academicjournals.org. [8 Oktober 2012].
Fraenkel, J. R dan Wallen, N. E. (2007). How To Design and Evaluate Reseach
in Education. Edisi 6. New York: The McGraw Hill Companies.
Inch, E. S. Warnick, B dan Endres, D. (2006). Critical Thingking and
Communication The Use of Reason in Argument. Edisi 5.Wasington:
Pearson Education.
Jensen, J. L. dan Lawson, A. (2011). Effects of Collaborative Group Composition and Inquiry Instruction on Reasoning Gains and Achievementin Undergraduate Biology. Life Sciences Education.Vol 10: 2011. [Online]. Tersedia:http://www.academicjournals.org. [8 Oktober 2012].
Johnson, E. B. (2007). Contextual Teaching & Learning. Bandung: Mizan Learning Center.
Joyce, B., Weil, M. dan Calhoun, E. (2009). Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Krech, D. Crutchfield, R. S. dan Ballachey, E. (1962). Individual in Society. a
Textbook of Social Psycology. San Fransisco: Mc Graww Hill Book
Company.
(44)
83
Larmer dan Mergendoller. J. R. (2010). Giving Students Meaningful Work.
[Online]. Tersedia:
http://www.ascd.org/publications/educational_leadership/sept10/vol68/nu m01/Seven_Essentials_for_Project-Based_Learning.aspx. [ 20 Mei 2013]. Metlzer, D. E. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation and
Conceptual Learning Gains in Physics: a Possible ’’Hidden Variable’’ in
Diagnostic Pretest Scores. Paper at Department of Physics and Astronomy, Iowa State University, Ames, Iowa.
Movahedzadeh, F. Patwell, R. Rieker J. E, dan Gonzalez. T. (2012). Project Based Learning to Promote Effective Learning in Biotechnology Courses.
Education Research International. Vol 2012: 1-8. Hindawi Publishing
Coorporation. [Online]. Tersedia: http://www.academicjournals.org. [8 Oktober 2012].
Munandar. S. C. U. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak
Sekolah. Jakarta: Gramedia.
National Reseach Council. (1996). National Science Education Standards.
Washington, DC: National Academy Press.
Nugroho, L. H. Purnomo dan Sumari, I. (2006). Struktur dan Perkembangan
Tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Perkins, D. N. (1988). What Creative Thinking. Alexandera: Associaton for Supervision and Curriculum Development (ASC).
Piaw, C. Y. (2004). Creative and Critical Thinking Styles. Serdang: University Putra Malaysia Press.
Presseisen, B. Z. (1988). Thinking Skills: Meanings and Model. Alexandera: Associaton for Supervision and Curriculum Development (ASC).
Prokop, P. Tuncer, G dan Chuda, J. A. (2007). Slovakian Students’ Attitudes towards Biology. Eurasia Journal of Mathematics, Science and
Technology Education. Vol 3 (4): 287-295. [Online]. Tersedia:
http://ejmste.com. [9 Juli 2011].
Rustaman, N. Y. (2002). Perencanaan dan Penilaian Praktikum di Perguruan
Tinggi. Makalah, UPI Bandung. On line at: http:// upi.edu. [3 Desember
2012].
Rustaman, N. Y. Dirdjosoemarto, S. Yudianto, S. A. Achmad, Y. Subekti, R. Rochintaniawati, D dan Nurjhani K, M. (2003). Strategi Belajar
Mengajar Biologi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi Universitas
(45)
84
Sriyati, S. (2010). Peran Asesmen Formatif dalam Membentuk Habits of Minds
Mahasiswa Biologi. Disertasi SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Stiggins, R.J. (1994). Student Centered Classroom Assessment. New York: Macmillan College Publishing Company.
Sufyani, S. N. (2010). Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Mengembangkan
Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah dan Berpikir Kreatif Siswa SMA pada Konsep Pencemaran. Magister pada Program Studi IPA Pendidikan
Biologi SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukaesih, S. (2010). Pembelajaran Berbasis Praktikum dengan Menerapkan
Asesemen Tes Lisan pada Topik Keanekaragaman Hayati untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah. Tesis
Magister pada Program Studi IPA Pendidikan Biologi SPs UPI Bandung:
tidak diterbitkan.
Susanti. (2012). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek dan Pembelajaran
Berbasis Praktikum Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Sikap Siswa SMA Kelas XI pada Materi Nutrisi. Tesis Magister pada Program
Studi Pendidikan Biologi SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan. [16 Mei 2013].
Tjitrosoepomo, G. (2004). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: UGM Press.
Toharudin, U. Hendrawati, S dan Rustaman A. (2011). Membangun Literasi
Peserta Didik. Bandung: Humaniora.
Treacy, D. J. Sankaran, S. M. Messer, S. G. Saly, D. Miller R, Isaac, R. S,
dan Collins M. S. K. (2011). Implimentation of a Project Based
Molecular Biology Laboratory Emphasizing Protein Structure Funtion Relationships in a Large Introductory Biology Laboratory Course. Life
Sciences Education. Vol 10: 2011. [Online]. Tersedia: http://www.academicjournals.org. [8 Oktober 2012].
Trihendradi, C. (2009). 7 Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik
Menggunakan SPSS 17. Yogyakarta: Andi.
Turgut, H. (2008). Prospective Science Teachers Conceptualizations about Project Based Learning. International Journal of Instruction. Vol.1, No.1. [Online]. Tersedia: Tersedia: www.e-iji.net [10 Oktober 2012]
(46)
85
Usak, M. Prokop, P. Ozden, M. Ozel M. Bilen, K, dan Erdogan M. (2009). Turkish University Students Attitudes toward Biology: The Effects of Gender and Enrolment in Biology Classes. Journal of Baltic Science
Education. Vol 8 No 2. [Online]. Tersedia: http://ejmste.com. [9 Juli
2011].
Yudianto, S. A. (1992). Mengerti Morfologi Tumbuhan (Apa dan Mengapa). Bandung: Tarsito.
Yudianto, S. A. (2005). Manajemen Alam Sumber Pendidikan Nilai. Bandung: Mugni Sejahtera.
(1)
Didi Nur Jamaludin, 2013
Pengaruh Project Based Learning terhadap Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif, Dan Sikap Ilmiah Pada Materi tumbuhan Biji
(2)
Didi Nur Jamaludin, 2013
Pengaruh Project Based Learning terhadap Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif, Dan Sikap Ilmiah Pada Materi tumbuhan Biji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M. (1994). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam dengan Metode Discovery dan Inquary. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Anderson, L. W. dan Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi Taksonomi Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Edisi Revisi). Jakarta: PT Bumi Aksara.
Azwar, R. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2005). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Baker, E. Trygg, B. Otto, P. Tudor, M, dan Ferguson L.(2011). Project Based Learning Model Relevant Learning for the 21st Century. Amerika Utara: Pacific Education Institute. [Online]. Tersedia: www.pacifceducationinstitute.org. [8 Oktober 2012].
Bern, G. R dan Erickson, M. P. (2001). Contextual Teaching and Learning: Preparing Students for the New Economy. The Higlight Zone. [Online]. Tersedia: www.nccte.com. [8 Oktober 2012].
Bulunuz, M. (2012). Motivational Qualities of Hands-on Science Activities for Turkish Preservice Kindergaten. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education. [on line] Vol 8 (2): 73-82. [Online].Tersedia: http://ejmste.com. [9 Juli 2011].
Campbell, N. A. Reece, J. B dan Mitchell, L. G. (2003). Biologi. Edisi Kelima, Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Costa, A. L. (1985). Developing Minds a Resource Book for Teaching Thinking. Alexandera: Associaton for Supervision and Curriculum Development (ASC).
Depdiknas. (2003). Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. [Online]. Tersedia: www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf. [20 Desember 2011].
Depdiknas. (2008). Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
(3)
Didi Nur Jamaludin, 2013
Pengaruh Project Based Learning terhadap Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif, Dan Sikap Ilmiah Pada Materi tumbuhan Biji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Duda, H. L. (2010). Pembelajaran Berbasis Praktikum dan Asesmennya pada Konsep Sistem Peredaran Darah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa SMA. Tesis Magister pada Program Studi Pendidikan IPA Konsentrasi Pendidikan Biologi SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Edutopia. (2007). How does Project-Based Learning Work?. [Online]. Tersedia: http://www.edutopia.org/project-based-learning-guide-implementation. [12 Nopember 2012].
Efe, R dan Efe, H. A (2011). Using Student Group Leaders to Motivate Students in Cooperative Learning Methods in Crowded Classrooms. Educational Research and Reviews. Vol. 6(2), pp. 187-196, February 2011. [Online]. Tersedia: http://www.academicjournals.org. [3 Desember 2012].
El Mubarok, Z. (2009). Membumikan Pendidikan Nilai Mengumpulkan yang Terserak, Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai. Bandung: Alfabeta.
Eskrootchi, R dan Oskrochi, G. R. (2010). A Study of the Efficacy of Project-Based Learning Integrated with Computer Project-Based Simulation - STELLA. Educational Technology dan Society, 13 (1).236–245. [Online]. Tersedia: http://www.academicjournals.org. [8 Oktober 2012].
Fraenkel, J. R dan Wallen, N. E. (2007). How To Design and Evaluate Reseach in Education. Edisi 6. New York: The McGraw Hill Companies.
Inch, E. S. Warnick, B dan Endres, D. (2006). Critical Thingking and Communication The Use of Reason in Argument. Edisi 5.Wasington: Pearson Education.
Jensen, J. L. dan Lawson, A. (2011). Effects of Collaborative Group Composition and Inquiry Instruction on Reasoning Gains and Achievementin Undergraduate Biology. Life Sciences Education.Vol 10: 2011. [Online]. Tersedia:http://www.academicjournals.org. [8 Oktober 2012].
Johnson, E. B. (2007). Contextual Teaching & Learning. Bandung: Mizan Learning Center.
Joyce, B., Weil, M. dan Calhoun, E. (2009). Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Krech, D. Crutchfield, R. S. dan Ballachey, E. (1962). Individual in Society. a Textbook of Social Psycology. San Fransisco: Mc Graww Hill Book Company.
(4)
Didi Nur Jamaludin, 2013
Pengaruh Project Based Learning terhadap Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif, Dan Sikap Ilmiah Pada Materi tumbuhan Biji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Larmer dan Mergendoller. J. R. (2010). Giving Students Meaningful Work.
[Online]. Tersedia:
http://www.ascd.org/publications/educational_leadership/sept10/vol68/nu m01/Seven_Essentials_for_Project-Based_Learning.aspx. [ 20 Mei 2013].
Metlzer, D. E. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation and
Conceptual Learning Gains in Physics: a Possible ’’Hidden Variable’’ in
Diagnostic Pretest Scores. Paper at Department of Physics and Astronomy, Iowa State University, Ames, Iowa.
Movahedzadeh, F. Patwell, R. Rieker J. E, dan Gonzalez. T. (2012). Project Based Learning to Promote Effective Learning in Biotechnology Courses. Education Research International. Vol 2012: 1-8. Hindawi Publishing Coorporation. [Online]. Tersedia: http://www.academicjournals.org. [8 Oktober 2012].
Munandar. S. C. U. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia.
National Reseach Council. (1996). National Science Education Standards. Washington, DC: National Academy Press.
Nugroho, L. H. Purnomo dan Sumari, I. (2006). Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Perkins, D. N. (1988). What Creative Thinking. Alexandera: Associaton for Supervision and Curriculum Development (ASC).
Piaw, C. Y. (2004). Creative and Critical Thinking Styles. Serdang: University Putra Malaysia Press.
Presseisen, B. Z. (1988). Thinking Skills: Meanings and Model. Alexandera: Associaton for Supervision and Curriculum Development (ASC).
Prokop, P. Tuncer, G dan Chuda, J. A. (2007). Slovakian Students’ Attitudes towards Biology. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education. Vol 3 (4): 287-295. [Online]. Tersedia: http://ejmste.com. [9 Juli 2011].
Rustaman, N. Y. (2002). Perencanaan dan Penilaian Praktikum di Perguruan Tinggi. Makalah, UPI Bandung. On line at: http:// upi.edu. [3 Desember 2012].
Rustaman, N. Y. Dirdjosoemarto, S. Yudianto, S. A. Achmad, Y. Subekti, R. Rochintaniawati, D dan Nurjhani K, M. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia.
(5)
Didi Nur Jamaludin, 2013
Pengaruh Project Based Learning terhadap Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif, Dan Sikap Ilmiah Pada Materi tumbuhan Biji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sriyati, S. (2010). Peran Asesmen Formatif dalam Membentuk Habits of Minds Mahasiswa Biologi. Disertasi SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Stiggins, R.J. (1994). Student Centered Classroom Assessment. New York: Macmillan College Publishing Company.
Sufyani, S. N. (2010). Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Mengembangkan Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah dan Berpikir Kreatif Siswa SMA pada Konsep Pencemaran. Magister pada Program Studi IPA Pendidikan Biologi SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukaesih, S. (2010). Pembelajaran Berbasis Praktikum dengan Menerapkan Asesemen Tes Lisan pada Topik Keanekaragaman Hayati untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah. Tesis
Magister pada Program Studi IPA Pendidikan Biologi SPs UPI Bandung:
tidak diterbitkan.
Susanti. (2012). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek dan Pembelajaran Berbasis Praktikum Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Sikap Siswa SMA Kelas XI pada Materi Nutrisi. Tesis Magister pada Program Studi Pendidikan Biologi SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan. [16 Mei 2013].
Tjitrosoepomo, G. (2004). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: UGM Press.
Toharudin, U. Hendrawati, S dan Rustaman A. (2011). Membangun Literasi Peserta Didik. Bandung: Humaniora.
Treacy, D. J. Sankaran, S. M. Messer, S. G. Saly, D. Miller R, Isaac, R. S,
dan Collins M. S. K. (2011). Implimentation of a Project Based
Molecular Biology Laboratory Emphasizing Protein Structure Funtion Relationships in a Large Introductory Biology Laboratory Course. Life Sciences Education. Vol 10: 2011. [Online]. Tersedia: http://www.academicjournals.org. [8 Oktober 2012].
Trihendradi, C. (2009). 7 Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik Menggunakan SPSS 17. Yogyakarta: Andi.
Turgut, H. (2008). Prospective Science Teachers Conceptualizations about Project Based Learning. International Journal of Instruction. Vol.1, No.1. [Online]. Tersedia: Tersedia: www.e-iji.net [10 Oktober 2012]
(6)
Didi Nur Jamaludin, 2013
Pengaruh Project Based Learning terhadap Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif, Dan Sikap Ilmiah Pada Materi tumbuhan Biji
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Usak, M. Prokop, P. Ozden, M. Ozel M. Bilen, K, dan Erdogan M. (2009). Turkish University Students Attitudes toward Biology: The Effects of Gender and Enrolment in Biology Classes. Journal of Baltic Science Education. Vol 8 No 2. [Online]. Tersedia: http://ejmste.com. [9 Juli 2011].
Yudianto, S. A. (1992). Mengerti Morfologi Tumbuhan (Apa dan Mengapa). Bandung: Tarsito.
Yudianto, S. A. (2005). Manajemen Alam Sumber Pendidikan Nilai. Bandung: Mugni Sejahtera.