IMPLEMENTASI MURDER (MOOD UNDERSTAND RECALL DETECT ELABORATE REVIEW) BERBANTU MUTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN.

(1)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI MURDER (MOOD UNDERSTAND RECALL DETECT ELABORATE REVIEW) BERBANTU MUTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH

MENENGAH KEJURUAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Oleh: Leli Rusdiana

0705178

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER


(2)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

LELI RUSDIANA

IMPLEMENTASI MURDER (MOOD UNDERSTAND RECALL DETECT ELABORATE REVIEW) BERBANTU MUTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH

MENENGAH KEJURUAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Drs. H. Eka Fitrajaya R., M.T.

NIP. 196402141990031003

Pembimbing II

Jajang Kusnendar, M.T.

NIP. 197506012008121001

Mengetahui


(3)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M.Kom.

NIP. 19671121199101001

IMPLEMENTASI MURDER (MOOD UNDERSTAND RECALL DETECT ELABORATE REVIEW) BERBANTU MUTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH

MENENGAH KEJURUAN

Oleh : Leli Rusdiana

0705178

Sebuah skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan

Alam

© Leli Rusdiana 2013 Universitas pendidikan indonesia


(4)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hak Cipta dilindungi Undang- Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi atau cara lain tanpa ijin dari penulis.

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Implementasi Murder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Mutimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menangguang resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Juni 2013 Yang membuat pernyataan,

Leli Rusdiana NIM. 0705178


(5)

i

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Leli Rusdiana (2013). Implementasi MURDER (Mood Understand Recall

Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan .

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa setelah diterapkannya MURDER (Mood Understand Recall Detect elaborate Review) berbantu Multimedia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain The Nonequivalent Control Group. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa – siswi kelas X RPL A sebagai kelas kontrol dan X RPL B sebagai kelas eksperimen di SMK Negeri 2 Cimahi. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen tes berupa tes pemahaman konsep berupa soal – soal berbentuk pilihan ganda, dan instrumen non tes yaitu berupa angket dan lembar observasi keterlaksanaan MURDER berbantu Multimedia. Analisis data yang dilakukan dengan cara menghitung skor gain yang dinormalisasi. Hasil analisis data yang diperoleh rata – rata gain ternormalisasi sebesar 0.649 pada kelas eksperimen dan 0.470 pada kelas kontrol, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan dapat disimpulkan bahwa peningkatan pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Diharapkan pada penelitian selanjutnya peneliti dapat menggunakan cara – cara yang lebih kreatif dalam menciptkan perbaikan mood siswa.

Kata kunci : MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review ), Multimedia, dan Pemahaman Konsep.


(6)

ii

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Leli Rusdiana (2013). Implementation of MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) assisted Multimedia to increase students’

understanding of concept .

This study aims to determine the increase in students' understanding of the concept after the implementation MURDER (Mood Understand elaborate Detect Recall Review) assisted Multimedia. The method used in this study is a quasi-experimental and with The Nonequivalent Control Group design. The samples in this study are students in X SMKN 2 Cimahi, were students in X RPL A as control class dan X RPL B as experiment class. Data collection was carried out in this study using a test instrument in the form of concept understanding test questions - multiple choice questions, and the non-test instruments in the form of questionnaires and observation sheets of MURDER assisted Multimedia. Data analysis was done by calculating the normalized gain scores. The analysis of data obtained averages normalized gain of 0.649 in the experiment class and 0.470 in the control class, so there is a significant difference can be concluded that an increased understanding of the concept of students in experimental classes are better than the control class. Expected in future studies researchers can use any way more creative in creating mood improvement students.

Keyword : MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review), Mutimedia, understanding of the concept


(7)

vi

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 MURDER ... 9

2.2 Multimedia ... 15

2.3 Pemahaman Konsep ... 25

2.4 Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian ... 29

3.1.1 Lokasi Penelitian ... 29

3.1.2 Sampel Penelitian ... 29

3.2 Desain Penelitian ... 30

3.3 Metode Penelitian... 31

3.4 Prosedur Penelitian... 31

3.5 Definisi Operasional... 37


(8)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.6.1 Instrumen Tes ... 37

3.6.2 Instrumen Non-Tes... 38

3.7 Proses Pengembangan Instrumen ... 38

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.9 Analisis Data ... 43

3.9.1 Data Kuantitatif ... 43

3.9.2 Data Kualitatif ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

4.1 Hasil Pengembangan Multimedia ... 53

4.1.1 Pengembangan Multimedia ... 53

4.2 Analisis Data ... 54

4.2.1 Analisis Data Kuantitatif ... 54

4.2.2 Analisis Data Kualitatif ... 70

4.3 Pembahasan Data Hasil Penelitian ... 73

4.3.1 Pembahasan Data ... 73

4.3.2 Sikap Siswa Terhadap Pelaksanaan MURDER ... 78

4.3.2 Deskripsi Pelaksanaan MURDER ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 80

5.1 Kesimpulan ... 80

5.2 Rekomendasi ... 81


(9)

viii

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design ... 31

Tabel 3.2 Perbedaan Pelaksanaan Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 35

Tabel 3.3 Kriteria Validitas ... 39

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas ... 40

Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda ... 41

Tabel 3.6 Kriteria Indeks Kesukaran ... 42

Tabel 3.7 Kriteria Indeks Gain ... 50

Tabel 3.8 Presentase Tafsiran Efektivitas ... 50

Tabel 3.9 Kategori Jawaban Angket ... 51

Tabel 3.10 Interpretasi Presentase... 52

Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Pretes ... 54

Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Pretes ... 56

Tabel 4.3 Deskripsi Nilai Pretes Eksperimen dan Kontrol ... 59

Tabel 4.4 Uji Normalitas Pretes ... 60

Tabel 4.5 Uji Homogenitas Pretes ... 61

Tabel 4.6 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata ... 62

Tabel 4.7 Deskriptif Nilai Postest Eksperimen dan Kontrol ... 63

Tabel 4.8 Uji Normalitas Postes ... 64

Tabel 4.9 Uji Homogenitas Postes ... 65

Tabel 4.10 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata ... 67

Tabel 4.11 Daftar Presentase Kualitas Peningkatan ... 69


(10)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Bagan Alur MURDER ... 33

Diagram 3.2 Bagan Alur Penelitian ... 34

Diagram 4.1 Rata-Rata Nilai Pemahaman Konsep Pretes ... 59

Diagram 4.2 Rata-Rata Nilai Kemampuan Akhir (Postes) ... 64

Diagram 4.3 Perbedaan Rata-Rata <G> ... 68


(11)

x

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

1.1 Gambar Flowchart Multimedia Pembelajaran 1.2 Penjelasan Flowchart

1.3 Story Board Multimedia Pembelajaran 1.4 Gambaran Multimedia Pembelajaran Lampiran 2

2.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2.3 Hasil Judgment Instrumen Tes 2.4 Judgement Perbaikan Instrumen Tes 2.5 Judgement Instrumen Media

Lampiran 3

3.1 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen

3.2 Rekapitulasi Jawaban Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 3.3 Rekapitulasi Jawaban Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol


(12)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4 Rekapitulasi Gain Ternormalisasi Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Lampiran 4

4.1 Surat Uji Coba Penelitian 4.2 Surat Ijin Penelitian

4.3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 4.4 Foto Dokumentasi Kegiatan Penelitian


(13)

1 Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan sebagaimana ditegaskan dalam pasal 15 UUSPN, merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Kompetensi sebagai substansi / materi pendidikan dan pelatihan (Diklat) diorganisasi dan dikelompokkan menjadi berbagai mata Diklat/substansimateri Diklat. Terdapat tiga mata diklat yang dirumuskan, dalam pelaksaannya dipilah menenjadi program normatif, adaptif dan produktif.

Maknun (2006:9) menyatakan:

“Pada program adaptif berfungsi untuk membantuk peserta didik sebagai individu yang kuat untuk berkembang dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan. Program adaptif memberi kesempatan untuk memahami dan menguasi konsep dan prinsip dasar keilmuan yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari dan atau melandasi suatu kompetensi untuk bekerja. Program adaptif diberikan agar peserta didik tidak hanya memahami dan menguasi “apa” dan “bagaimana” suatu pekerjaan dilakukan, tetapi memberi juga pemahaman dan penguasaan tentang “mengapa”hal tersebut harus dilakukan.”

Pada program adaptif diperlukan kemampuan kognitif siswa, kemampuan kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi , analisis, sintesis, dan evaluasi (Sudjana, 2005 : 22). Aspek ingatan, pemahaman dan aplikasi merupakan tiga aspek dasar dalam pembelajaran. Aspek ingatan merupakan aspek terendah pada tingkatan kognitif yang disusul oleh pemahaman dan kemudian aplikasi. Forehand (2005) “ The lowest three levels are: knowledge, comprehension, and application. The highest three levels are: analysis, synthesis, and evaluation ”.


(14)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namun bukan berarti aspek tersebut tergolong tingkat kemampuan rendah makan aspek tersebut dilupakan atau dianggap tidak penting. Aspek dasar tersebut harus dikuasi oleh siswa secara baik sehingga ketiga aspek selanjutnya dapat dikuasi dengan mudah oleh siswa. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Arikunto ( 2010:121) :

“Dengan urutan yang ada (Ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi) , menunjukkan usaha yang makin kebawah semakin berat. Sebagai contoh , untuk melakukan pemahaman, siswa harus terlebih dahulu dapat mengingat atau mengenal kembali. Dan untuk pemahaman, memang dibutuhkan unsur mengenal dan mengingat kembali.”

Dalam pembelajaran siswa harus belajar dari hal yang kecil kemudian ke hal yang besar dan bukan sebaliknya. Hal tersebut tidak hanya berlaku dalam lingkungan pendidikan di sekolah saja tetapi juga di kehidupan sehari – hari. Namun yang terjadi sering kali pendidik mengabaikan aspek pemahaman siswa contohnya saja pada pelajaran tertentu masih ada pendidik yang hanya memberikan modul materi dan membiarkan siswa memahaminya sendiri hal tersebut diperparah dengan beredarnya Lembar Kerja Siswa atau LKS yang bukan buatan guru mata pelajaran merajalela. Hal tersebut jelas merugikan siswa.

Tidak hanya dalam dunia pendidikan, kita sebagai manusia sosial sering kali tidak memahami hal – hal yang berkaitan dengan diri dan lingkungan kita. Banyak sekali contoh misalnya masyarakat tidak bisa mempercayai pemerintah hal tersebut dikarenakan masyarakat tidak memahami apa yang dilakukan pemerintah, dan pemerintah sendiri tidak memahami apa yang diinginkan rakyatnya, terjadilah misunderstanding yang mengakibatkan banyak hal. Dan yang sangat sederhana adalah kita sebagai umat yang beragama sering kali hanya mengetahui tetapi tidak memahami apa yang agama ajarkan sehingga banyak penyimpangan dan tentunya azab yang diturunkan.

Banyak hal yang terjadi apabila kita tidak memahami apa yang menjadi point dalam masalah. Kembali pada bidang pendidikan, pemahaman terhadap apa


(15)

3

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diajarkan merupakan hal yang harus diperhatikan sehingga aspek ini dapat menuju ke aspek yang lebih tinggi dengan baik dan tujuan dari pembelajaran dapat dicapai. Santyasa ( 2007 : 11) menerangkan bahwa “dalam suatu domain belajar, pemahaman merupakan prasyarat yang mutlak untuk tingkatan kemampuan kognitif yang lebih tinggi, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi”.

Pemahaman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah proses, perbuatan, cara memahami atau menanamkan. Tidak hanya sekedar memahami atau menanamkan tetapi memahami atau menanamkan dengan benar. Pemahaman menurut Daryanto (2008 :106) mengatakan bahwa kemampuan ini perlu mendapatkan penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut untuk memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain.

Bloom (1979:89) mengatakan pemahaman atau comprehension yaitu ketika siswa dihadapkan pada suatu komunikasi mereka diharapkan mengetahui apa yang dikomunikasikan dan mampu membuat penggunaan gagasan yang terkandung didalamnya.

Dalam pembalajaran tidak terlepas dari apa yang diajarkan atau konsep yang diajarkan, konsep merupakan sesuatu yang abstrak atau frase yang bermanfaat untuk mengklasifikasikan atau menggolongkan suatu kelompok berbagai hal gagasana atau peristiwa (Banks, 1977 : 85). Mempelajari konsep berguna bagi siswa untuk membantu mempelajari sesuatu yang baru, lebih luas, dan lebih maju (Hamalik, 2001:164).

Dalam pemahaman konsep dibutuhkan kemampuan recalling melalui tahap mengetahui siswa diminta kembali mengingat konsep yang telah dterima sebelumnya, “me-recall adalah memimta siswa untuk mengingat kembali informasi yang telah diterima“ (Djamarah, 2005 : 108) .


(16)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Permana (2012:142) mengatakan ketika peserta didik mengalami kebuntuan dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan, peserta didik diarahkan untuk mengingat kembali informasi – informasi penting pada saat penenaman konsep yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi. Peserta didik diarahakan untuk bertanya dan mendiskusikan permasalahan tersebut kepada pasangan dyadnya atau kepada teman sekelompoknya terlebih dahulu.

Ada beberapa media yang sering digunakan dalam pembelajaran yaitu power point dan e-learning lokal host. Guru belum pernah menggunakan multimedia yang mampu mencakup pesan teks, audio, video, dan animasi seperti yang diungkapkan Warsita (2008:153) “ Multimedia dapat diartikan sebagai komputer yang dilengkapi dengan CD-player, sound card, speaker dengan kemampuan memproses gambar gerak, audio dan grafis dalam resolusi yang tinggi.”

Multimedia juga merupakan media pembelajaran yang efektif dan efesien dalam pembelajaran seperti yang diungkapkan Schade (Hoogeven, 1995) “ multimedia improves sensory stimulation, particulary due to the inclusion of interactivity ”. Dengan bantuan multimedia dalam pembelajaran dapat memicu motivasi siswa, mengulang pelajaran dengan melihat isi multimedia yang digunakan sehingga dapat memahami pelajaran yang belum dipahami.

Dari permasalah yang ditemukan maka diperlukan suatu teknik dalam pengajaran, salah satunya dengan menggunakan teknik MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review), pada teknik ini siswa dilibatkan untuk berinteraksi dengan sesama siswa dikarenakan terdapat teknik Recall dan Detect yang merupakan teknik dyad/pasangan 1 memaparkan apa yang ditemukan dalam satu masalah dan menyelesaikan masalah (Recall) tersebut sedangkan dyad/pasangan 2 atau pasangannya akan memeriksa (Detect) apakah masih terdapat kesalahan dan kekuranglengkapan dari jawaban pasangannya tersebut, serta terdapat teknik Elaborate dimana seluruh kelompok akan mendiskusikan,


(17)

5

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menambahkan dan menyempurnakan penyelesaian masalah sehingga menjadi lengkap dan merincinya secara detil. Seperti yang diungkapkan Santyasa (2008:15) bahwa :

. . . (2) Understand, membaca bagian materi tertentu dari naskah tanpa menghafalkan; (3) Recall, salah satu anggota kelompok memberikan sajian lisan dengan mengulang materi yang dibaca; (4) Detect yang dilakukan oleh anggota yang lain terhadap munculnya kesalahan atau kealpaan catatan; (5) Elaborate oleh sesama pasangan; langkah-langkah 2, 3, 4, 5 diulang untuk bagian materi selanjutnya; . . . .”

Sehingga kemampuan analisis siswa dapat diasah dan melengkapi kekurangan dyad pasangannya dalam menganalisis suatu permasalah.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2011) yang mengkolaborasikan antara Project Based Learning dengan teknik MURDER menunjukkan bahwa prestasi belajar pada kelas eksperiment yang menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dengan MURDER lebih tinggi daripada kelas kontrok yang menggunakan Project Based Learning biasa.

Berdasarkan pemaparan masalah serta berbagai penelitian yang mendukung, maka permasalahan yang akan dikaji dan diteliti lebih lanjut adalah apakah implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) berbasis Multimedia mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka penulis mengambil perumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah peningkatan pemahaman konsep siswa yang memperoleh pembelajaran dengan implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review ) berbantu multimedia lebih baik dibandingkan dengan pemahaman konsep siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional ?


(18)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana kualitas peningkatan pemahaman konsep siswa yang memperoleh pembelajaran dengan implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review ) berbantu multimedia? 3. Bagaimana respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan

implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review ) berbantu multimedia ?

4. Bagaimanakah aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung dengan implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review ) berbantu multimedia ?

Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian, maka masalah yang diteliti pada mata pelajaran web dasar dengan pokok bahasan HTML (HyperTeks Markup Language) dengan sub pokok bahasan pengenalan HTML (HyperTeks Markup Language), teks formatting, page layout, link, list, tabel dan form. Pembangunan Mood siswa dilakukan dengan penayangan video motivasi atau cuplikan film. Peningkatan pemahaman konsep siswa ditinjau pada gain ternormalisasi yang diperolah dari skor pretes dan postes siswa.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis peningkatan pemahaman konsep siswa dengan implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review ) berbantu multimedia dan peningkatan pemahaman konsep siswa dengan pembelajaran konvensional.

2. Mengidentifikasi kualitas dari peningkatan pemahaman konsep siswa dengan implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review ) berbantu multimedia


(19)

7

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Memperoleh gambaran mengenai respon siswa terhadap kegiatan pembelajar menggunakan implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review ) berbantu multimedia.

4. Memperoleh gambaran mengenai aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajar menggunakan implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review ) berbantu multimedia.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya :

1. Bagi Guru bidang studi

Memberikan alternatif teknik dalam pembelajaran dengan menggunakan MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep siswa dan Multimedia sebagai alat bantu dalam pembelajaran.

2. Bagi siswa

Dengan adanya multimedia pembelajaran diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan interaktif dimana siswa menjadi pusat pembelajaran sehingga belajar menjadi bermakna.

3. Bagi Peneliti

Diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan sejauh mana teknik MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa dan peran multimedia dalam pembelajaran.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini, sistematika penulisan dibagi menjadi beberapa bab sebagai berikut:


(20)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat landasan teori yang berfungsi sebagai sumber atau alat dalam memahami permasalahan yang berkaitan dengan teori MURDER, Multimedia dan pemahaman konsep dan hipotesis dalam penelitian.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi penjelasan tentang penjabaran metode penelitian, termasuk beberapa komponen antara lain : Lokasi dan sampel, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, serta analisis data.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas tentang analsis data, pemaparan data kuantitatif dan data kualitatif serta pemabahasan analisis data/temuan.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan atau jawaban dari rumusan masalah pada penelitian ini serta intisari dari Bab 4. Saran atas kesimpulan yang dapat dijadikan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya diutarakan pada bagian subbab saran. DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka memuat semua sumber tertulis atau tercetak yang dikutip atau digunakan penelti dalam menyusun skripsi ini.


(21)

9

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu HALAMAN LAMPIRAN


(22)

29

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 3

METODE PENELITIAN

Bab ini berisi penjelasan mengenai persiapan yang dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan. Persiapan yang dilakukan seperti menentukan lokasi, populasi dan sampel, menentukan metode dan desain penelitian, menyusun instrumen penelitian. Selain itu, pada bab ini akan dijelaskan mengenai teknik pengumpulan data, prosedur penelitian dan teknik pengolahan data.

3.1 LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN

3.1.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih yaitu SMKN 2 Cimahi. Peneliti memilih sekolah ini dikarenakan sekolah ini merupakan sekolah kejuruan yang memiliki jurusan RPL (Rekayasa Perangkat Lunak) dan memiliki silabus yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Dan juga sekolah ini memiliki sistem pengajaran yang cocok dengan sistem pembelajaran yang akan digunakan peneliti. Teknologi pembelajaran dan fasilitas yang digunakan oleh sekolah ini juga cukup baik sehingga tidak menyulitkan peneliti.

3.1.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti ( Arikunto, 2010 : 174 ) . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMKN 2 Cimahi, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa X RPL SMKN 2 Cimahi dengan kelas X RPL A sebagai kelas kontrol sebanyak 33 siswa dengan pembelajaran menggunakan metode konvensional , dan X RPL B sebagai kelas eksperiment sebanyak 35 siswa dengan pembelajarannya menggunakan implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) berbantu Multimedia. Sampel yang dipilih secara random dengan


(23)

30

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertimbangan bahwa kemampuan siswa pada sekolah ini heterogen dan tidak memiliki kelas unggulan.

3.2 DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Nonequivalent Control Group Design. Dengan desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui randomisasi. Desain ini mirip desain kelompok kontrol prates-postes hanya tidak melibatkan penempatan subjek ke dalam kelompok secara random. Dua kelompok yang ada di beri pretes, kemudian diberikan perlakuan , dan terakhir diberikan postes. Pada desain kelompok kontrol non ekivalen subjek tidak dikelompokkan secara acak (Ruseffendi, 2005 : 52). Pengelompokkan baru dilapangan sering tidak dimungkinkan sehingga menggunakan kelompok yang telah ada atau kelas.

Pada desain ini terdapat dua kelompok yang akan dibandingkan dengan menggunakan dua perlakuan yang berbeda, untuk kelompok kontrol diterapkan pembelajaran secara konvensional sedangkan untuk kelompok eksperiment diterapkan pembelajaran dengan menggunakan implementasi MURDER dengan bantuan Multimedia. Kedua kelompok tersebut kemudain diberi pretest berupa soal pilihan ganda sebanyak 30 soal untuk mengetahui keadaan awal masing-masing kelompok, kemudian setiap kelompok akan diberi perlakuan yang berbeda selama waktu tertentu sesuai dengan pembagianya dan selanjutkan diberi posttest berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 30 soal untuk mengetahui keadaan akhir dari masing masing kelompok.

Soal pretest dan posttest yang diberikan kepadal kedua kelompok tersebut berbeda namun memiliki tipe atau jenjang soal yang sama. Secara bagan desain penelitian yang digunakan adalah seperti tabel 3.1.


(24)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Nonequivalent Control Group Design Kelompok Pretest Treatment Posttest

Eksperiment O1 X O2

Kontrol O1 X O2

Keterangan :

X = Perlakuan 01 = prates 02 = postes

3.3 METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian kuasi eksperimen. Pada kuasi eksperimen ini subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek seadanya (Ruseffendi , 2005 : 52). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tentang ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenankan atau perlakuan pada subyek yang diteliti dengan cara membandingkan satu kelompok atau lebih yang diberi perlakuan tertentu dalam hal ini implementasi pembelajaran MURDER berbantu multimedia dengan satu kelompok atau lebih yang tidak menerima perlakuan dalam hal ini pembelajaran konvensional.

3.4 PROSEDUR PENELITIAN

a. Tahap persiapan

Pada tahap ini, dilaksanakan beberapa kegiatan yaitu antara lain : studi literatur terhadap materi yang akan disampaikan, pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), penyusunan instrumen, merancang multimedia pembelajaran , men-judgment dua jenis instrumen (tes) bertipe sama kepada dua orang dosen yang terdiri dari dosen pendidikan dan dosen non-pendidikan. Instrumen ini digunakan untuk pretes dan


(25)

32

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

postes. Analisis dan revisi hasil judgment instrumen Melakukan uji coba instrumen pada sampel yang memiliki karakteristik sama dengan sampel penelitian. Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan reliabilitas sehingga layak dipakai untuk pretes dan postes.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksaaan penelitian dimulai dengan Penentuan sampel penelitian yang terdiri dari dua kelas, Pelaksanaan pretes bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tahap ini dilakukan guna mengetahui kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol, Analisis hasil pretes, Memberikan perlakuan berupa pembelajaran pada kedua kelas. Pada kelas eksperimen diterapkan pembelajaran dengan strategi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) berbantu Multimedia, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Pelaksanaan tes akhir bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk mengetahui hasil akhir dari kedua kelas tersebut Pemberian angket kepada siswa kelas eksperimen untuk mengetahui respon siswa setelah pembelajaran dengan strategi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) berbantu Multimedia. Langkah – langkah penerapan pembelajaran MURDER yang peneliti gunakan dalam pembelajaran TIK adalah sebagai berikut :

1. Mood , yaitu mengatur suasana hati (mood) yang tepat dengan cara menggunakan multimedia dalam pembelajaran. Dalam Multimedia terdapat video atau cuplikan film berguna untuk memperbaiki mood dan memberi motivasi siswa.

2. Conceptual understanding, yaitu pemahaman terhadap konsep – konsep atau materi HTML (HyperTeks Markup Languange) dan pemberian latihan latihan HTML.


(26)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Recall, yaitu pengulangan kembali terhadap konsep yang telah diterima, dalam hal ini siswa akan diberi tugas yang dikerjakan bersama pasangannya.

4. Detect , masing masing pasangan dyad akan mengoreksi jawaban untuk melihat apakah masih terdapat kesalahan dan kekuranglengkapan jawaban.

5. Elaborate, pasangan dyad 1 dan dyad 2 akan berdiskusi mengenai jawaban mereka dan menambahkan serta menyempurnakan hasil jawaban tersebut sehingga menjadi lengkap.

6. Review, yaitu memeriksa dan mendiskusikan hasil pekerjaannya kelompok dalam diskusi kelas.

Berikut gambar diagram dari MURDER :

3.1 Gambar Bagan Alur MURDER

c. Tahap analisis data dan penarikan kesimpulan

Mood (Mengatur Mood)

Understanding (Pemahaman materi)

Recall

(Mengingat kembali poin poin materi)

Detect (Memeriksa kesalahan)

Elaborate

(Menyampaikan informasi/presentasi)

Review (Mengkaji ulang)


(27)

34

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah penelitian dilapangan selesai dilaksanakan, data yang diperoleh kemudian di analisis baik hasil pretes postes, kemudian pengolahan hasil angket siswa, dari hasil analisis temuan akan dijadikan dasar dalam penearikan kesimpulan.

Untuk lebih jelas alur penelitian yang dilakukan dapat digambarkan pada Diagram dibawah ini :


(28)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu .

3.2 Gambar Bagan Alur Penelitian

Study literatur

Pembuatan RPP

Menyusun instrumen tes dan Multimedia

Perbaikan

Uji coba instrumen tes :

Validitas, Reliabilitas, Daya pembeda, Tingkat kesukaran Jugement

Penentuan Sample

Kelas Eskperimen Kelas Kontrol

Pretes

Analisis data Pretes

Kelas Eksprimen :

Implementasi MURDER berbantu Multimedia

Kelas Kontrol : Pembelajaran konvensional

Postes

Pengolahan Analisis Data dan Hasil

Kesimpulan Pembuatan Instrumen tes


(29)

36

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut tabel perbedaan skenario pembelajaran dikelas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 3.2

Tabel perbedaan pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol

TAHAPAN EKSPERIMEN KONTROL

Tahap persiapan

Siswa dibagi kedalam kelompok dengan jumlah siswa sebanyak 4 siswa perkelompok. Dalam satu kelompok dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu dyad 1 dan dyad 2 yang masing masing dyad berjumlah 2 siswa.

Siswa sudah dibagi menjadi 2 orang perkomputer. Kebijakan tersebut ditetapkan oleh pihak sekolah.

Tahap Pendahuluan

Pada tahap pendahuluan guru membuka kelas dengan mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa.

Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai pada pertemuan ini serta melakukan apersepsi degan mengajak siswa untuk berdiskusi tentang hal hal yang terkait dengan pokok bahasan

Guru menjelaskan penggunaan multimedia

Pada tahap pendahuluan guru membuka kelas dengan mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa.

Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai pada pertemuan ini serta melakukan apersepsi degan mengajak siswa untuk berdiskusi tentang hal hal yang terkait dengan pokok bahasan

Guru membagikan modul

Tahap Inti

Mood

Pada tahap ini guru memulai pelajaran dengan memutar video atau cuplikan film, berguna untuk membangkitkan mood belajar siswa. Video terdapat dalam multimedia

Guru menjelaskan materi dan menginstruksikan siswa untuk mengerjakan latihan – latihan yang terdapat dalam modul

Guru membimbing siswa dalam mengerjakan latihan – latihan

Guru memberikan tugas untuk membuat tampilan atau duplikasi dari

Pembangunan Konsep Guru menjelaskan materi

yang terdapat pada multimedia dan


(30)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mengerjakan latihan –

latihan yang terdapat pada multimedia

Guru membimbing siswa dalam mengerjakan latihan - latihan

halaman web dan siswa mengerjakan bersama pasangannya

Salah satu pasangannya siswa diberi kesempatan untuk memperlihatkan hasil kerjanya.

Dan siswa lain lain diberikan kesempatan bertanya

Recall dan Detect

Pada tahap recall untuk mengingat kembali siswa diberi tugas untuk membuat tampilan atau duplikasi dari halaman web yang disajikan pada multimedia.

Siswa bekerja sama dengan pasangannya.

Setelah selesai pasangan dyad 1 dan dyad 2 menukarkan jawaban untuk diperiksa

Elaborate

Dyad 1 dan dyad 2 melakukan penggabungan terhadap masalah yang diberikan yang kemudian disempurnakan

Review

Salah satu kelompok diberi kesempatan untuk menampilkan hasil yang mereka lakukan, dan kelompok lain diberikan kesempatan bertanya

Tahap penutup

Pada tahap ini dilakukan penarikkan kesimpulan dari apa yang dipelajari

dan guru

menginformasikan materi selanjutnya yang akan dipelajari

Guru menutup kelas dengan mengucapkan salam

 Pada tahap ini dilakukan penarikkan kesimpulan dari apa yang dipelajari

dan guru

menginformasikan materi selanjutnya yang akan dipelajari

 Guru menutup kelas dengan mengucapkan salam


(31)

38

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5 DEFENISI OPERASIONAL

Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

a. Implementasi merupakan pelaksanaan, penerapan. (kamus Besar Bahasa Indonesia)

b. MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) merupakan mengatur Mood untuk belajar, memahami (understanding) tujuan dari tugas/ materi, mengingat (Recalling) informasi yang relevan dengan meringkas poin utama, mendeteksi (detecting) atau memeriksa kesalahan, menguraikan (elaborating) informasi, dan mengkaji ulang (Reviewing) materi. Dansereau (Cutis and Jill, 1991:23)

c. Pemahaman Konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan dalam memahami prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efesien dan tepat. (Shadiq , 2009:13)

d. Multimedia merupakan merupakan perpaduan antara berbagai media (format file) yang berupa teks, gambar (vektor dan bitmap), grafik, sound, animasi, video, interaksi, dan lain – lain yang telah dikemas menjadi file digital (komputerisasi), digunakan untuk menyampaikan atau menghantarkan pesan kepada publik. (Munir, 2012 :2 )

3.6 INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas instrumen tes dan instrumen non-tes. Instrumen tes yaitu tes pilihan ganda. Sedangkan instrumen non-tes terdiri atas skala sikap (angket), dan lembar observasi.

3.6.1 Instrumen Tes

Intrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah item tes pilihan ganda. Di ungkapkan oleh Ruseffendi (2005:118) bahwa keunggulan tes tipe objektif ialah penilaiannya objektif dan cepat, materi


(32)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang ditanyakan dapat lebih luas dan menyeluruh, dan pertanyaannya dapat mendetail sehingga bila kita ingin mengetahui pengetahuan, kemampuan dan sebagainnya dari siswa, yang telah dipelajari cukup lama (banyak), tipe tes yang yang dipakai semestinya tes objektif.

3.6.2 Instrumen Non – Tes

1. Angket atau Skala Sikap Siswa

Angket adalah sekumpulan pernyataan atau pertanyaan yang harus oleh responden dengan memilih jawaban atau menjawab pertanyaan melalui jawaban yang sudah disediakan atau melengkapi kalimat dengan jalan mengisi (Ruseffendi , 2005 : 121). Skala pengukuran instrumen angket yang digunakan adalah skala likert. Skala likert meminta kepada kita sebagai individual untuk menjawab suatu pernyataan dengan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tak memutuskan (N), tidak setuju (T), dan sangat tidak setuju (ST). Skala likert memiliki dua bentuk pernyataan, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan data pendukung yang dinilai pada saat penelitian berlangsung. Lembar observasi bertujuan untuk mengamati secara langsung aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa yang dilakukan oleh seorang observer (pengamat). Skala yang digunakan untuk menghitung data lembar observasi adalah Skala Guttman. Pada skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapatkan jawaban yang tegas, yaitu "ya-tidak"; "benar-salah"; "pernah-tidak pernah", dan lain-lain (Sugiyono, 2010: 139)

3.7 PROSES PENGEMBANGAN INSTRUMENT

Sebelum instrumen tes pilihan ganda digunakan, terlebih dahulu peneliti melalukan uji soal agar soal tes tersebut layak digunakan. Untuk mengetahui instrumen soal tersebut, maka pengujian dilakukan terhadap


(33)

40

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa yang yang telah atau sudah memperoleh materi HTML (Hyperteks Markup Language). Selanjutnya diperoleh data yang kemudian akan dilakukan pengujian validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda.

a. Validitas Butir Soal

Validitas tes ditentukan untuk mngetahui kualitas tes dalam kaitannya mengukur hal yang seharusnya di ukur. Cara menentukan tingkat validitas soal ialah dengan cara menghitung koefisien korelasi antara alat evaluasi yang akan diketahui validitasnya dengan alat ukur lain yang telah dilaksanakan dan diasumsikan telah memiliki validitas yang tinggi. Nilai rxydiartikan sebagai nilai koefisien korelasi, dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kriteria Validitas

Koefisien Validitas (rxy) Kriteria Validitas 0.800 – 1.000 Sangat Tinggi 0.600 – 0.800 Tinggi 0.400 – 0.600 Cukup 0.200 – 0.400 Rendah 0.000 – 0.200 Sangat Rendah

(Surapranata, 2006:59) Koefisien validitas butir soal diperoleh dengan menggunakan rumus korelasi produk-momen memakai angka kasar (raw score), yaitu:

 

2 2

2

 

2

Y Y n X X n Y X XY n rxy            (Surapranata, 2006:58) Keterangan :

n = banyaknya subyek (testi), X = skor setiap butir soal,


(34)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Y = skor total butir soal,

rxy= koefisien korelasi antara X dan Y.

b. Reliabilitas Soal

Metode yang digunakan untuk menentukan reliabilitas adalah internal concictency. Alat ukur ini dlakukan dengan cara mencoba alat ukur cukup sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Soal yang memiliki validitas yang baik, atau daya pembeda yang baik, maka soal tersebut akan bersifat ajeg sebagai alat ukur (Surapranata, 2006:113). Persamaan Hoyt adalah salah satu persamaan yang digunakan untuk menentukan reliabilitas, persamaan Hoyt adalah sebagai berikut :

(Surapranata, 2006:117). Keterangan :

= reliabilitas tes, = varian peserta tes,

= varian sisa. Tabel 3.4

Kriteria Reliabilitas

c. Daya Beda Soal

Koefisien Reliabilitas (r11)

Kriteria Reliabilitas r11 ≤ 0,20 Sangat rendah 0,20 ≤ r11 < 0,40 Rendah 0,40 ≤ r11 < 0,70 Sedang 0,70 ≤ r11 < 0,90 Tinggi 0,90 ≤ r11 ≤ 0,100 Sangat tinggi


(35)

42

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Dalam pembagian kelompok digunakan yang paling stabil dan sensitive serta paling banyak digunakan adalah dengan menentukan 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah. Rumus untuk menentukan daya pembeda soal menurut Arikunto (2010 : 213) adalah :

Keterangan :

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Adapun klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda Daya pembeda

(D)

Kriteria Negatif Tidak baik 0,00 – 0,20 Jelek 0,20 – 0,40 Cukup 0,40 – 0,70 Baik 0,70 – 1,00 Baik sekali

Arikunto (2010 : 218) d. Tingkat Kesukaran Soal


(36)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Surapranata (2006:12), proporsi jawaban benar (p), yaitu jumlah peserta tes yang menjawab benar pada butir soal yang dianalisi dibandingkan dengan jumlah peserta tes seluruhnya merupakan tingkat kesukaran yang paling umum digunakan. Persamaan yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran dengan proporsi menjawab benar adalah :

(Surapranata, 2006:12) Keterangan: = proporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran, = banyaknya peserta tes yang menjawab benar, dan = skor maksimum,

= jumlah peserta tes Tabel 3.6

Kriteria Indeks Kesukaran Indeks P Kategori

P < 0.3 Sukar 0.3 ≤ P ≤ 0.7 Sedang

P > 0.7 Mudah

3.8 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu terdiri dari :

a. Tes item pilihan ganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretes dan posttest yang berupa soal soal pilihan ganda yang berkaitan dengan materi pelajaran yang diberikan dengan jenjang soal C1,C2, dan C3. Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai materi HTML (Hyperteks Markup Language), sedangkan posttest digunakan untuk mengetahui kemajuan dan tingkat perubahan kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan. Soal pretest dan posttest ini dibuat beda agar siswa tidak mengingat soal sebelumnya pada


(37)

44

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pretest. Penyusunan instrumen tes ini berdasarkan penguasaan konsep materi pembelajaran yang hendak dicapai.

Soal dengan jenjang C1:C2:C3 dibuat dengan perbandingan 1:2:1 dengan jumlah total soal adalah 30 soal, sehingga jenjang soal C1 memiliki 8 soal, jenjang soal C2 memiliki 14 soal , dan jenjang soal C3 memiliki 8 soal. Instrumen pretest dan posttest yang digunakan sebagai alat tes pemahaman konsep telah di nilai / judgement oleh 2 dosen yaitu 1 dosen pendidikan dan 1 dosen non pendidikan. Hasil judgement terlampir pada lampiran.

b. Angket diberikan setelah proses pembelajaran. Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) berbantu Multimedia.

c. Pengisian lembar observasi oleh observer selama pembelajaran berlangsung.

3.9 ANALISIS DATA

Terdapat dua tipe data yang akan dianalisis dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif berupa hasil jawaban siswa atas soal pretest dan posttest yang diberikan. Uji ini dilakukan dengan bantuan Software Microsoft Excel. Yang kedua adalah data kualitatif yaitu data yang didapat dari angket dan observasi kegiatan pembelajaran.

3.9.1 Data Kuantitatif

Ada beberapa pengujian yang harus terlebih dahulu dilakukan sebagai prasyarat untuk menguji hipotesis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Setelah kedua pengujian itu dilakukan maka kita dapat melakukan uji hipotesis yaitu uji kesamaan dua rata-rata, uji perbedaan dua rata-rata dan gain ternormalisasi.


(38)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pedoman penskoran yang digunakan untuk soal pilihan ganda adalah penskoran tanpa hukuman. Penskoran tanpa hukuman dilakukan dengan cara menghitung banyakna jawaban siswa yang cocok dengan kunci jawaban.

(Arikunto, 2010: 168) Keterangan :

S = Skor

R = Jumlah jawaban benar

Setiap butir soal yang dijawab benar mendapat skor satu, sehingga jumlah skor yang diperoleh peserta didik adalah dengan menghitung banyaknya butir soal yang dijawab benar. Total skor maksimal adalah 25, sehingga untuk menghitung nilai digunakan rumus :

b. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan uji yang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai data hasil tes. Data yang dihitung diantaranya mean, standar deviasi, dan variansi. Pada penelitian analisis deskriptif akan disajikan secara keseluruhan dalam satu tabel sebelum dilakukan langkah-langkah pengujian selanjutnya.

c. Uji Normalitas

Pada penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji chi-kuadrat, yang bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel berdistribusi normal atau tidak. Langkah-langkah dalam melakukan pengujian normalitasa adalah sebagai berikut :


(39)

46

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Ruseffendi, 1998: 76) Keterangan :

= Rerata

= Jumlah semua harga X = Jumlah data

b) Menghitung standar deviasi masing-masing kelas dengan rumus :

√ ( )

(Ruseffendi, 1998: 123)

Keterangan :

s = Standar deviasi = Nilai data kuantitatif = Rerata

= Jumlah siswa

c) Menentukan sebaran

sebaran = data terbesar - data terkecil

(Ruseffendi, 1998: 57)

d) Menentukan banyak kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan aturan Sturges, yaitu :

(Ruseffendi, 1998: 60) Keterangan :


(40)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu n = Jumlah siswa

e) Tentukan panjang kelas interval dengan rumus :

(Ruseffendi, 1998: 60) Keterangan :

p = Panjang kelas interval

f) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus merupakan tabel penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat.

g) Menentukan batas atas dan batas bawah setiap kelas interval. Batas atas diperoleh dari ujung kelas atas ditambah 0,5 sedangkan batas bawah diperoleh dari ujung kelas bawah dikurangi 0,5.

h) Menghitung z skor batas nyata masing-masing kelas interval dengan menggunakan rumus :

(Ruseffendi, 1998: 294) Keterangan :

= Batas nyata

= Batas atas kelas interval ̅ = Rerata


(41)

48

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i) Mencari proporsi kumulatif (pk) dengan cara membaca tabel z dari nilai z yang diperoleh (Ruseffendi, 1998: 294).

j) Mencari frekuensi kumulatif (fk) dengan cara mengalikan pk dan jumlah siswa (n) (Ruseffendi, 1998: 294).

k) Menentukan frekuensi ekspetasi (fe) dengan cara mengurangi fk yang ada diatasnya dengan fk yang berada tepat dibawahnya (Ruseffendi, 1998: 294).

l) Menghitung harga frekuensi dengan rumus Chi-Kuadrat dengan rumus :

(Ruseffendi, 1998: 294) Keterangan :

χ2

= Chi kuadrat

= Frekuensi observasi

= Frekuensi ekspetasi

m)Mengkonsultasikan harga χ2 dari hasil perhitungan dengan tabel Chi-Kuadrat pada derajat kebebasan tertentu sebesar banyak kelas dikurangi tiga (dk = banyak kelas - 3) dengan taraf signifikansi pengujian sebesar 0,01. Taraf signifikansi 0,01 dipilih karena pada umumnya untuk penelitian-penelitian di bidang ilmu pendidikan digunakan taraf signifikansi 0,01 atau 0,05 (Arikunto, 2010: 115). Jika diperoleh χ2hitung < χ2tabel pada taraf signifikansi tertentu, maka sampel berdistribusi normal (Ruseffendi, 1998: 294).


(42)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

n) Setelah dilakukan uji normalitas diperlukan satu uji lainnya yaitu uji homogenitas untuk menentukan uji statistik parametrik yang tepat untuk pengambilan keputusan.

d. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ditujukan untuk mengetahui apakah kedua kelas mempunyai varians yang homogen atau tidak. Untuk melakukan uji homogenitas, digunakan menggunakan rumus sebagai berikut :

(Ruseffendi, 1998: 295) Nilai Fhitung dibandingkan dengan Ftabel menggunakan taraf signifikansi 0,01, dk pembilang = n-1, dan dk penyebut = n-1.

Jika Fhitung < Ftabel, maka kedua sampel homogen. Apabila sampel berdistribusi normal dan homogen, maka dapat dilakukan uji t.

e. Uji t

Uji t dilakukan untuk menguji perbedaan dua rerata, apakah terdapat perbedaan rerata nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rumus untuk uji t adalah

√ dengan


(43)

50

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu diketahui bahwa

maka

(Ruseffendi, 1998: 315-316) Keterangan :

t = Nilai t

= Rerata nilai kelas eksperimen = Rerata nilai kelas kontrol

= Variansi kelas eksperimen dan kelas kontrol = Variansi kelas eksperimen

= Variansi kelas kontrol = Variansi

n = Banyak data

= Jumlah siswa kelas eksperimen = Jumlah siswa kelas kontrol

Hasil perolehan thitung dikonsultasikan pada tabel distribusi t dengan taraf signifikansi 0,01 dan dk = n1 + n2 - 2. H0 diterima jika thitung < ttabel.

Uji perbedaan dua rata-rata dilakukan pada data pretes untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki rata-rata awal yang sama atau tidak. Setelah dilakukan uji perbedaan dua rata-rata pada skor pretes, apabila kemampuan awal (pretes) siswa di kelas eksperimen dan di kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan, maka analisis selanjutnya dapat dilakukan untuk data postes saja atau data gain saja.


(44)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu f. Uji Kualitas Peningkatan Kemampuan Analisi Siswa

a) Uji gain

Indeks gain digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa. Menurut Hake (1998:65) indeks gain dihitung dengan rumus berikut:

Keterangan :

G = Gain

Sf = Skor posttest Si = Skor pretest

Keunggulan dari implementasi pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa akan ditinjau dari perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (normalized gain) yang dicapai kelas eksperimen dan kelas kontrol (Meltzer, 2002: 1261). Untuk perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan interpretasinya digunakan persamaan berikut (Hake R., 1998: 65) :

Keterangan :

= Gain yang dinormalisasi Sf = Skor posttest

Si = Skor pretest

Tabel 3.7 Kriteria Indeks Gain

b) Keefektifan metode eksperimen

Indeks Gain Interpertasi

<g> ≥ 0,7 Tinggi 0,3 ≤ <g> < 0,7 Sedang <g> < 0,3 Rendah


(45)

52

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengetahui apakah model eksperimen yang digunakan efektif atau tidak dalam penelitian ini, maka digunakan tafsiran presentase efektivitas untuk rata-rata <g> (Arikunto, 1998).

Tabel 3.8

Persentase tafsiran efektivitas Persentase Tafsiran Kurang 40 % Tidak efektif

40% - 55% Kurang efektif 56% - 75% Cukup efektif 76% - 100% Efektif

3.9.2 Data Kualitatif

Instrumen non tes terdiri dari angket dan lembar observasi . adapun teknik pengolahan angket yaitu sebagai berikut :

a. Penilaian angket

Hasil angket merupakan data pendukung dalam penelitian ini, sehingga angket diperlukan dalam penelitian. Skala penilaian yang digunakan adalah skala Likert. Berikut penilaian dalam skala likert.

Tabel 3.9

Kategori Jawaban Angket

Jenis Pernyataan

Skor

SS S N T ST

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

(Ruseffendi, 2005:135) Keterangan :

SS = Sangat Setuju S = Setuju


(46)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu N = Netral/ Tidak memutuskan

T = Tidak Setuju

ST = Sangat Tidak Setuju

Dalam pengolahan data angket digunakan metode pengolahan data untuk penafsiran setiap butir pernyataan. Rumus yang digunakan adalah:

100%

f

p x

n

Sudjana (2004: 129)

Keterangan:

p = persentase jawaban f = frekuensi jawaban

n = banyaknya responden (siswa)

Setelah itu dilakukan penafsiran dengan menggunakan kategori yang dikemukakan oleh Ali (2002: 184) pada Tabel 3.10 berikut.

Tabel 3.10 Interpretasi Presentase

Presentase Interpretasi

0% Tidak ada

1% - 25% Sebagian kecil 25% - 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51% - 74% Sebagian besar 75% - 99% Pada Umumnya

100% Seluruhnya

b. Lembar observasi

Data hasil observasi dianalisis untuk mengetahui presentase keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Setiap kegiatan yang terlaksana diberi nilai 1, sedangkan kegiatan yang tidak terlaksana


(47)

54

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberi nilai 0. Kemudian total nilai kegiatan yang terlaksana dihitung presentasenya. Setelah itu, dapat diketahui presentase keterlaksanaan pembelajaran menggunakan implementasi MURDER berbantu Multimedia. Hasilnya kemudian dipersentasekan dengan rumus berikut :

Sudjana (2004: 129) Keterangan :

P = Persentase

= Jumlah frekuensi alternatif jawaban = Jumlah responden


(48)

80

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 5

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

Terdapat perbedaan rerata pemahaman konsep siswa pada kelas ekperimen yang menggunakan implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) berbantu Multimedia dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Kualitas peningkatan pemahaman konsep pada kelas ekperimen tergolong “sedang” dengan kualitas efektivitas “cukup efektif”, sedangkan pada kelas kontrol kualitas peningkatan pemahaman konsep tergolong “sedang” dengan dengan kualitas efektivitas “kurang efektif”.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) berbantu Multimedia lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Dan juga dapat ditarik kesimpulan bahwa pemahaman konsep siswa yang menggunakan implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) berbantu Multimedia lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan perlakuan pembelajaran konvensional.

Peningkatan pada masing masing tes pemahaman konsep pada materi HTML kelas eksperimen hasil tes siswa pada ranah C1,C2,C3 lebih tinggi daripada kelas kontrol. Dengan kategori C1 tinggi, C2 sedang, dan C3 sedang pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol C1, C2, dan C3 berkategori sedang.

Berdasarkan data hasil angket menunjukkan bahwa pada umumnya siswa memberikan respon positif terhadap implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) yang dilaksanakan pada pembelajaran di kelas


(49)

81

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan pada umumnya juga siswa memberikan respon positif juga terhadap multimedia yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran. Pada hasil data observasi secara keseluruhan yang mencakup empat kali pertemuan keterlaksanaan implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) berbantu Multimedia pada penelitian ini tergolong pada kategori “baik sekali”.

Mood atau suasana hati merupakan hal yang relatif untuk diukur, Pengaturan Mood pada siswa hanya menggunakan video motivasi atau cuplikan film, diharapkan pada penelitian selanjutnya peneliti dapat menggunakan cara yang lebih banyak dalam memperbaiki Mood siswa. Materi yang dikembangkan dalam penelitian adalah HTML menghasilkan kualitas peningkatan yang berkategori “sedang”. Masih terbuka peluang bagi peneliti lain untuk bereskperimen pada materi lainnya. Penelitian dilakukan dalam waktu satu bulan atau empat pertemuan.

Dengan waktu penelitian yang relatif terbatas ini, tentunya akan berdampak pada hasil yang kurang maksimal. Penelitian ini hanya menggunakan satu kelas eksperimen, peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian pada sampel yang dengan mengambil sampel pada sekolah yang berkategori sedang, baik atau rendah dan menggunakan lebih banyak kelas eksperimen agar hasil yang didapatkan lebih maksimal dan memperkecil kesalahan.

5.2 Rekomendasi

Setelah melaksanakan penelitian dan membahas hasil penelitian kuasi eksperimen dalam implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) berbantu Multimedia, penulis merekomendasikan beberapa masukan yang sekiranya dapat dijadikan pertimbangan untuk kemanjuan dalam pembelajaran. Masukan tersebut antara lain :

Bagi sekolah, yang memiliki sarana dan prasana teknologi yang cukup baik multimedia pembelajaran dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran baik


(50)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran di kelas maupun di luar kelas seperti di rumah atau pembelajaran jarak jauh.

Bagi pengajar, hendaknya selalu mengadalan perubahan dalam metode pengajaran agar siswa tidak merasa jenuh dan bosan serta memberikan pengalaman yang lain bagi siswa. Penulis merekomendasikan implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) berbantu Multimedia, ataupun MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) saja atau Multimedianya saja dapat digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran dalam kelas.

Bagi peneliti, diharapkan mampu melakukan penelitian lebih jauh lagi mengenai MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) dengan pembangunan mood siswa dengan cara yang lebih baik.


(1)

81

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan pada umumnya juga siswa memberikan respon positif juga terhadap multimedia yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran. Pada hasil data observasi secara keseluruhan yang mencakup empat kali pertemuan keterlaksanaan implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect

Elaborate Review) berbantu Multimedia pada penelitian ini tergolong pada

kategori “baik sekali”.

Mood atau suasana hati merupakan hal yang relatif untuk diukur, Pengaturan Mood pada siswa hanya menggunakan video motivasi atau cuplikan film, diharapkan pada penelitian selanjutnya peneliti dapat menggunakan cara yang lebih banyak dalam memperbaiki Mood siswa. Materi yang dikembangkan dalam penelitian adalah HTML menghasilkan kualitas peningkatan yang

berkategori “sedang”. Masih terbuka peluang bagi peneliti lain untuk

bereskperimen pada materi lainnya. Penelitian dilakukan dalam waktu satu bulan atau empat pertemuan.

Dengan waktu penelitian yang relatif terbatas ini, tentunya akan berdampak pada hasil yang kurang maksimal. Penelitian ini hanya menggunakan satu kelas eksperimen, peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian pada sampel yang dengan mengambil sampel pada sekolah yang berkategori sedang, baik atau rendah dan menggunakan lebih banyak kelas eksperimen agar hasil yang didapatkan lebih maksimal dan memperkecil kesalahan.

5.2 Rekomendasi

Setelah melaksanakan penelitian dan membahas hasil penelitian kuasi eksperimen dalam implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect

Elaborate Review) berbantu Multimedia, penulis merekomendasikan beberapa

masukan yang sekiranya dapat dijadikan pertimbangan untuk kemanjuan dalam pembelajaran. Masukan tersebut antara lain :

Bagi sekolah, yang memiliki sarana dan prasana teknologi yang cukup baik multimedia pembelajaran dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran baik


(2)

82

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran di kelas maupun di luar kelas seperti di rumah atau pembelajaran jarak jauh.

Bagi pengajar, hendaknya selalu mengadalan perubahan dalam metode pengajaran agar siswa tidak merasa jenuh dan bosan serta memberikan pengalaman yang lain bagi siswa. Penulis merekomendasikan implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) berbantu Multimedia, ataupun MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate

Review) saja atau Multimedianya saja dapat digunakan sebagai salah satu metode

pembelajaran dalam kelas.

Bagi peneliti, diharapkan mampu melakukan penelitian lebih jauh lagi mengenai MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) dengan pembangunan mood siswa dengan cara yang lebih baik.


(3)

83 Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2002). Penelitian Pendidikan, Prosedur dan Strategi Mengajar. Bandung: Angkasa.

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010). Dasar-dasar evaluasi pendidikan . Jakarta : Bumi aksara Baharuddin dan Wahyuni, E.N. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran.

Jogjakarta : Ar Ruzz Media Group

Banks, J. A. (1977). Teaching Strategies For The Social Studies: Inquiry,

Valuing, And Decision Making. Philippines: Addison-Wesley Publishing

Company.

Banks. J. A (1990). Teaching Strategies For The Social Studies, Inquiry, Valuing,

And Decision-Making. New York & London: Longman

Bloom, B. S. 1979. Taksonomy Of Educational Objectives (The Clasification Of

Educational Goals) Handbook 1 Cognitive Domain. London: Longman

Group Ltd.

Curtis, J.B and Jill, S.G .(1991) . Three Decades Of Cooperative Reading From

Theory To Pratice : Implication For The 21st Century. A version of this

papaer was presented at the annual meeting of the American Educational Research Association, Chicago, IL. [Online]. Tersedia :

http://www.scribd.com/doc/2879007/Cooperative-Reading-review-Bonk-and-SalisburyGlennon [3 Mei 2013]

Daryanto. (2002). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Djamarah, S.B . (2005). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Asdi Mahasatya

Forehand, M . 2005. Bloom’s Taxonomy. [Online]. Tersedia : http://projects.coe.uga.edu/epltt/index.php?title=Bloom%27s_Taxonomy [12 Januari 2012]


(4)

84 Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hake, Richard R. (1998). Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A

Six-Thousand Student Survey Of Mechanics Test Data For Introductory

Physics Course. [Online]. Tersedia:

web.mit.edu/rsi/www/2005/misc/minipaper/papers/Hake.pdf [19 Februari 13].

Hamalik, O. (2001). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara

Hamzah, B.U . (2006). Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

Hoogeveen, M. 1995. Towards a New Multimedia Paradigm: is Multimedia

Assisted Instruction Really Effective?.pdf. [Online]. Tersedia :

http://www.cyber-ventures.com/mh/paper/mth-edu.htm [12 Januari 2012]

Izzati, N. (2010). Meningkatkan Kemampuan Berfikir Matematis Pada Tingkat

Koneksi Dan Analisis Siswa Mts Negeri Malalui Pembelajaran Kolaboratif MURDER. Tesis SPS UPI Bandung : Tidak Diterbitkan

Jacobs, G. M., Lee, C, & Ng, M. (1997) . Co-operative learning in the thinking

classroom. Paper presented at the International Conference on Thinking,

Singapore. [Online]. Tersedia :

http://www.georgejacobs.net/Cooperative_Learning_in_the_Thinking_Classro

om.doc [4 Mei 2013]

Maknun, J. 2006 . Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Boarding

School Berbasis Keunggulan Lokal. Bandung : JPTA FPTK UPI

Meltzer, David E. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation

And Conceptual Learning Gains In Physics: A Possible "Hidden Variable" In Diagnostic Pretest Score. [Online]. Tersedia: physicseducation.net/docs/Addendum_on_normalized_gain.pdf [19 Februari 13].

Munir . (2010). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta

Munir . (2012). Multimedia : Konsep dan Aplikasi Dalam Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Permana, D. (2012). Kontribusi Kualitas Modul, Kinerja Tutor, Dan Motivasi

Belajar Mahasiswa Terhadap Pemahaman Konsep Bilangan Bulat Oleh Mahasiswa Pgsd Universitas Terbuka: Penelitian Kegiatan Tutorial Di Pokjar Pasir Jambu Kabupaten Bandung Wilayah Kerja UPBJJ Bandung.


(5)

85 Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ruseffendi, E.T . (2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang

Non-Eksakta Lainnya. Bandung : PT. Tarsito

Ruseffendi, E.T. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Andira

Rusman, Kurniawan, D & Riyana, C. (2012). Pembelajaran Berbasis Teknologi

Informasi Dan Komunikasi : Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta

: Raja Grafinfo Persada

Santrock, John W (2007). Educational Psychology, 2rd Edition Mcgraw-Hill

Company, Inc. Edisi Terjemahan Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Santyasa ,W. (2007). Pengemembangan Pemahaman Konsep Dan Kemampuan

Pemecahan Masalah Fisika Bagi Siswa SMA Dengan Pemberdayaan Model Perubahan Konseptual Berseting Investigasi Kelompok . Jurusan

Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Ganesha. [Online]. Tersedia : http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/PENGEMBANGAN_PEMAHAM

AN_KONSEP.pdf [17 Juni 2013]

Sapriya, et al .(2008). Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI Pres.

Sardiman, A.M . (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajagrafindo Persada

Santyasa, I.W . (2006) . “Pembelajaran Inovatif : Model Kolaboratif, Basisi Proyek, dan Orientasi NOS”. Makalah disajikan dalam seminar di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Semarapura, Semarapura

Santyasa, I.W. (2008) . “Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Kooperatif”. Makalah Disajikan Dalam Pelatihan Tentang Pembelajaran Dan Asesmen Inovatid Bagi Guru-Guru Sekolah Menangah Di Kecamatan Nusa Penida, Nusa Penida

Shadiq , F .(2009). Kemahiran Matematika. Yogyakarta : Depdiknas

Siregar, E & Nara H. (2010). Teori Belajar Dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia.

Sudijono, A. (2007). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sudira, Putu MP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Departemen Pendidikan Nasional

Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Belajar dan Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya


(6)

86 Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudjana, N. Ibrahim. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi , M. (2010). Evaluasi Pendidikan : Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta : Bumi Aksara

Surapranata, S. 2006. Analisis,Validitas,Reliabilitas Dan Interpretasi Hasil Tes :

Implementasi Kurikulum 2004. Bandung : Remaja Rosdakarya

Susilana, R & Riyana, C. (2008). Media Pembelajaran : Hakikat, Pengembangan,

Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung : Jurusan Kurtekpend FIP UPI

Tim Pustaka Phoenix. (2009). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Baru. Jakarta : PT. Media Pustaka Phoenix

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran: Landasan & Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK MURDER (MOOD, UNDERSTAND, RECALL, DETECT, EXPAND, DAN REVIEW) DALAM KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIANTAR NARUMONDA TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 2 25

EFEKTIVITAS MODELCONCEPT ATTAINMENT BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWASEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK).

0 0 46

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK).

1 1 63

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK).

0 0 49

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN FREE INQUIRY BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK).

0 0 46

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MOOD-UNDERSTAND-RECALL-DIGEST-EXPAND-REVIEW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP.

8 23 49

PENGARUH PEMBELAJARAN COLLABORATIVE MURDER (MOOD, UNDERSTANDING, RECALL, DETECT, ELABORATE, REVIEW) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP IPS : Studi Eksperimen Kuasi Dalam Pembelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 1 Pangalengan.

0 3 44

PENERAPAN TEKIK MURDER (MOOD, UNDERSTAND, RECALL, DETECT DAN REVIEW) DALAM PEMBELAJARAN BERDISKUSI PADA SISWA SMK PGRI 2 CIMAHI.

0 1 74

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MOOD UNDERSTAND RECALL DETECT ELABORATE REVIEW (MURDER) DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DAN MURDER PADA MATERI STATISTIKA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA

0 0 19

Efektivitas Penerapan Strategi Pembelajaran Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review (Murder) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Kelas VII SMP Negeri 1 Barru - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 112