PENGGUNAAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG WUJUD BENDA DAN SIFATNYA.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan Halaman Pernyataan

ABSTRAK …………...…...………...………... i

KATA PENGANTAR ..…......………..………... ii

DAFTAR ISI ……….……….. ... iv

DAFTAR TABEL ………..... vi

DAFTAR GRAFIK……..………...….... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..………... 1

B. Rumusan Masalah ……..……….. 3

C. Tujuan Penelitian ……….………..……….. 4

D. Manfaat Hasil Penelitian ………..……….... 4

E. Hipotesis Tindakan ... 5

F. Definisi Opersional ………..………. 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran IPA di SD ...…………...………... 8

B. Alat Peraga ...…………...………. 13

C. Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran IPA di SD …... 14

D. Hasil Belajar …...………….. 16

E. Wujud Benda ...………...…… 17

F. Sifat Benda ... 17

G. Teori Belajar yang Mendukung ... 18

H. Penelitian yang Relevan ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ………...……… 22


(2)

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ………....……… 26

D. Prosedur Penelitian ………...……….. 26

E. Instrumen Penelitian ………... 30

F. Teknik Pengumpulan Data ……..………... 31

G. Pengolahan dan Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal Penelitian ... 35

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 36

1. Tindakan Siklus I ... 36

2. Tindakan Siklus II ... 46

C. Pembahasan ………... 56

1. Tindakan Siklus I ... 56

2. Tindakan Siklus II ... 61

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ………...………... 69

B. Rekomendasi ………... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72


(3)

DAFTAR TABEL

4.1 Aktivitas Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 40

4.2 Rekapitulasi Catatan Refleksi Peserta Didik Siklus I ... 43

4.3 Rekapitulasi Hasil Belajar Peserta Didik pada Siklus I ... 44

4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan KKM pada Pembelajaran Siklus I ... 45

4.5 Aktivitas Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 49

4.6 Rekapitulasi Catatan Refleksi Peserta Didik Siklus II ... 52

4.7 Rekapitulasi Hasil Belajar Peserta Didik pada Siklus II ... 54

4.8 Rekapitulasi Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan KKM pada Pembelajaran Siklus II ... 55

4.9 Hasil Belajar Peserta Didik Setelah Tindakan Pembelajaran ... 67


(4)

DAFTAR GRAFIK

4.1 Hasil Belajar Peserta Didik Setelah Tindakan Pembelajaran ... 67

4.2 Prosentase Jumlah Peserta Didik Berdasarkan KKM pada Siklus I ... 68


(5)

DAFTAR GAMBAR


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses kehidupan manusia dan merupakan kebutuhan primer yang mutlak diperlukan oleh manusia untuk menjalani kehidupannya. Melalui pendidikan,manusia dapat hidup dan berkembang untuk memperoleh ilmu dan derajat yang lebih tinggi.

Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar yaitu proses memproduksi sistem nilai dan budaya ke arah yang lebih baik, antara lain dalam pembentukan kepribadian, keterampilan dan perkembangan intelektual peserta didik. Dalam lembaga formal proses reproduksi sistem nilai dan budaya ini dilakukan terutama dengan mediasi proses belajar mengajar sejumlah mata pelajaran di kelas. Salah satu mata pelajaran yang turut berperan penting dalam pendidikan wawasan, keterampilan dan sikap ilmiah sejak dini bagi anak adalah mata pelajaran IPA.

Berdasarkan KTSP 2006 mata pelajaran IPA di SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan , keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan


(7)

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/ MTs.

Selama ini guru dominan dengan menerapkan metode pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah atau diskusi untuk menyampaikan materi pada mata pelajaran IPA yang tersedia di dalam buku teks, kemudian peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru atau mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat pada buku teks tersebut. Padahal banyak materi yang menjadi kajian dalam mata pelajaran IPA SD yang abstrak dan sangat sulit untuk disampaikan kepada peserta didik tanpa media atau alat peraga yang dapat menjembatani konsep abstrak pada materi IPA supaya lebih dipahami oleh peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya rata-rata hasil belajar peserta didik di SDN Cigerenem Kecamatan Cikadu Kabupaten Cianjur yaitu 62 yang masih jauh di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75.

Menurut tahap perkembangan kognitif Piaget, peserta didik pada jenjang sekolah dasar di Indonesia masih berada pada tahap operasional konkret, sehingga perlu inisiatif guru untuk menyampaikan materi IPA yang abstrak supaya lebih konkret dan dapat dipahami oleh peserta didik. Salah satu upaya yang disinyalir dapat menjembatani konsep abstrak pada mata pelajaran IPA menjadi lebih konkret adalah penggunaan alat peraga.


(8)

Berdasarkan paparan di atas, penulis tertarik dan bermaksud untuk melakukan Penelitan Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “ Penggunaan Alat Peraga untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran IPA

tentang Pokok Bahasan Wujud Benda dan Sifatnya”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, masalah yang dapat diidentifikasi adalah tentang bagaimana penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Wujud Benda dan Sifatnya. Atas dasar identifikasi masalah tersebut, masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan penggunaan alat peraga untuk meningkatkanhasil belajar peserta didikdalam pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Wujud Benda dan Sifatnyadi kelas IV SDN Cigerenem ?

2. Bagaimana pelaksanaan penggunaan alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar peserta didikdalam pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Wujud Benda dan Sifatnya di kelas IV SDN Cigerenem ?

3. Apakahhasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Wujud Benda dan Sifatnya di kelas IV SDN Cigerenem dapat ditingkatkanmelalui penggunaan alat peraga?


(9)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitianini adalah untuk mengetahui :

1. Perencanaan penggunaan alat peraga untuk meningkatkanhasil belajar peserta didikdalam pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Wujud Benda dan Sifatnyadi kelas IV SDN Cigerenem.

2. Pelaksanaan penggunaan alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar peserta didikdalam pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Wujud Benda dan Sifatnya di kelas IV SDN Cigerenem.

3. Hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Wujud Benda dan Sifatnya di kelas IV SDN Cigerenemmelalui penggunaan alat peraga.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta didik, guru, sekolah dan peneliti lain sebagai berikut:

1. Peserta didik

a.Meningkatkan penguasaan materi IPA yang dipelajari

b. Meningkatkan minat dan pemahaman tentang konsep-konsep pada mata pelajaran IPA

2. Guru

a. Sebagai alternatif bagi pembelajaran IPA khususnya tentang pokok bahasan Wujud Benda dan Sifatnya dengan menggunakan alat peraga.


(10)

b. Memberikan dasar ilmiah untuk mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga.

c. Membantu untuk menyampaikan konsep IPA yang abstrak supaya lebih konkret dan mudah dipahami peserta didik.

d. Mengembangkan potensi guru dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan alat peraga.

3. Sekolah

a. Sebagai acuan/ contoh dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di sekolah.

b. Sumbangam pemikiran dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu serta kualitas pendidikan di sekolah.

4. Peneliti lain

a. Memberikan dasar untuk meneliti pelaksanaan pembelajaran IPA atau mata pelajaran lainnya dengan menggunakan alat peraga.

b. Memberikan peluang untuk meneliti hasil belajar peserta didik pada ranah afektif dan motorik dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan alat peraga.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan paparan di atas, maka hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah “ Penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Wujud Benda dan Sifatnya di kelas IV SDN Cigerenem”.


(11)

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan penafsiran istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka sitilah yang harus didefinisikan dengan jelas yaitu: 1. Pembelajaran IPA dalam penelitian ini adalah pembelajaran IPA menurut

Hugeford, Volk dan Ramsey yang berpendapat bahwa pembelajaran IPA adalah: (1) suatu proses memperoleh informasi melalui metode empiris (emphirical Method); (2) suatu proses memperoleh informasi melalui penyelidikan yang logis dan sistematis; dan (3) suatu kombinasi proses berpikir kritis yang menghasilkan informasi yang dapat dipercaya dan valid (dalam Hidayat, 2011: 7).

2. Alat peraga dalam penelitian ini adalah alat yang sangat dibutuhkan oleh guru untuk membantu peserta didik dalam memahami suatu konsep saat belajar IPA dan dapat dioperasionalkan sendiri oleh peserta didik. Alat peraga yang dimaksud adalah model atau gambaran bentuk asli dari benda tiga dimensi (Widodo, 2009: 173).

3. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif yang diperoleh peserta didik setelah terjadinya proses pembelajaran, yang ditunjukkan dengan nilai skor tes yang diberikan oleh guru setiap selesai pembelajaran. hasil belajar pada ranah kognitif tersebut terfokus pada kemampuan pengetahuan (knowledge) dan pemahaman (understanding) sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam penelitian ini. 4. Wujud benda dalam penelitian ini adalah keadaan/ kondisi benda dilihat dari

kerapatan partikel penyusunnya yang digolongkan kedalam wujud padat, cair dan gas.


(12)

5. Sifat benda dalam penelitian ini adalah ciri khusus yang ada pada segala sesuatu yang berada di alam yang mempunyai wujud. Sifat benda tersebut terdiri dari sifat-sifat pada benda padat, cair dan gas.


(13)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitianan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Menurut (Suhardjono, dalam Arikunto dkk, 2009: 58), “PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran”.

Kunandar (2010:51) menjelaskan Ada beberapa alasan PTK menjadi salah satu pendekatan dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu pembelajaran adalah:

(1) merupakan pendekatan pemecahan masalah yang bukan sekedar trial and error; (2) menggarap maalah-masalah faktual yang dihadapi guru dalam pembelajaran; (3) tidak perlu meninggalkan tugas utamanya, yakni mengajar; (4) guru sebagai peneliti; (5) mengembangkan iklim akademik dan profesionalisme guru; (6) dapat segera dilaksanakan pada saat muncul kebutuhan; (7) dilaksanakan dengan tujuan perbaikan; (8) murah biayanya; (9) disain lentur atau fleksibel; (10) analisis data seketika dan tidak rumit; dan (11) manfaat jelas dan langsung.

Fokus penelitian tindakan kelaspada peserta didik atau proses pembelajaran di kelas. Tujuan PTK menurut (Suhardjono, dalam Arikunto dkk, 2009: 61) adalah “meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan profesionalisme, dan menumbuhkan budaya


(14)

akademik”. Sedangkan menurut Kunanadar (2010:63) salah satu tujuan dari PTK adalah:

“Untuk memecahkan permasalah nyata yang terjadi di dalam kelas yang

dialami langsung dalam interaksi guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik di kalangan para guru.”

Bentuk penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan profesionalisme guru SD dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD, serta mampu menjalin kemitraan antara peneliti dengan guru SD dalam memecahkan masalah aktual pembelajaran IPA di lapangan.

Penelitian tindakan kelas digambarkan sebagai suatu rangkaian langkah-langkah (a spiral of steps). Secara umum pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digolongkan menjadi empat tahapan yaitu: 1). Tahap perencanaan, 2) tahap tindakan, 3) tahap observasi, 4) tahap refleksi.

B. Model PTK yang Dikembangkan

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc.Taggart (Arikunto, 2009: 16) yang menggambarkan adanya empat langkah (dan pengulangannya) yang tersaji dalam bagan berikut ini.


(15)

Gambar 3.1

Langkah Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis & Mc Taggart

Keempat tahap dalam penelitian tindakan kelas tersebut membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula. Jadi, satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, secara utuh keempat langkah di atas terurai sebagai berikut (Arikunto, 2009: 17-21);

1. Rancangan Tindakan (Planning)

Pada tahap ini dijelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap menyusun rancangan ini ditentukan fokus peristiwa atau masalah yang perlu mendapatkan

Refleksi SIKLUS I

Pengamatan

?

Perencanaan

Pelaksanaan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II

Pengamatan


(16)

perhatian khusus untuk diamati, kemudian dibuat berbagai instrument yang diperlukan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap ini mengimplementasikan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan kelas dengan menerapkan taat asas pada apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan.

3. Pengamatan (Observing)

Pengamatan sebenarnya berjalan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Dalam tahap ini dicatat atau direkam semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hasil catatan atau rekaman tersebut dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.

4. Refleksi (Reflecting)

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi mencakup analisis, sintesis, dan penilaian hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika ditemukan masalah maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya hingga permasalahan dapat teratasi.

Pada siklus berikutnya, perencanaan direvisi dengan modifikasi dalam bentuk kegiatan yang berbeda yang bersifat spesifik, agar terjadi perbaikan. Pada tahap tindakan siklus kedua hal itu dilakukan. Pelaksanaannya dicatat atau


(17)

C. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN Cigerenem Kp. Cigerenem Desa Cikadu Kecamatan Cikadu Kabupaten Cianjur.

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah peserta didik kelas IV SDN Cigerenem Kabupaten CianjurTahun Akademik 2012/2013 dengan jumlah peserta didik sebanyak 25 orang yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 12orang perempuan.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan (5x35 menit), sedangkan siklus II dirancang untuk dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan (6x35 menit). Setiap siklus dijalankan dalam 4 tahap, yaitu perencanaan (Planning), pelaksanaan (Acting), pengamatan (Observing), dan refleksi (Reflecting).

Siklus I

1. Tahap Perencanaan

a. Mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah SDN


(18)

b. Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu Wujud Benda dan Sifatnya dengan sub materi Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu.

c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I.

d. Menetapkan dan merancang media pembelajaran berbentuk alat peraga pada mata pelajaran IPA kelas IV tentang materi wujud benda dan sifatnya.

e. Menyiapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

f. Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa lembar soal tes siklus I.

g. Menyiapkan instrumen non tes berupa lembar pengamatan peserta didik dan guru dalam pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga.

b. Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar peserta didiktentang Wujud Benda dan Sifatnya dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan alat peraga.

c. Mencatat dan merekam semua aktivitas belajar yang terjadi oleh pengamat pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

d. Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasihasil pengamatan pada lembar observasi

3. Tahap Pengamatan

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Peneliti menyesuaikan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan. Guru


(19)

pengamat mengamati seluruh kegiatan dan mencatatnya dalam lembar pengamatan yang telah disiapkan.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi diadakan pengakajian terhadap berbagai kejadian yang terekam selama proses pelaksanaan tindakan. Peneliti mendeskripsikan hasil pelaksanaan tindakan dan mengevaluasi seluruh kegiatan, kekuatan dan kelemahannya sebagai dasar dalam merancang kegiatan pada siklus II.

Siklus II

1. Tahap Perencanaan

a. Menginventarisir kekuatan dan kelemahan pada siklus I untuk dijadikan bahan perbaikan pada pelaksanaan siklus II.

b. Menetapkan sub materi yang lebih komplek dari materi siklus I.

c. Membuat rencana pembelajaran dengan memperhatikan refleksi pada

siklus I.

d. Menyiapkan media, alat peraga dan sumber pembelajaran.

e. Merancang kegiatan yang lebih variatif dalam LKS. f. Menyiapkan instrumen tes siklus II.

g. Menyiapkan lembar pengamatan peserta didik dan guru dalam

pembelajaran. 2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP yang telah disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaiakan pada siklus I serta bobot materi yang lebih kompleks. Diharapkan pada siklus II


(20)

ini peserta didik sudah lebih menguasai materi wujud benda dan sifatnya dalam pembelajarn IPA dengan menggunakan alat peraga, sehingga mereka dapat dengan mudah memahami konsep wujud benda dan sifatnya. b. Melakukan tes siklus II untuk mendapatkan data hasil belajar peserta didik

pada siklus II.

c. Mencatat dan merekam semua aktivitas belajar peserta didik sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

d. Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi data hasil pengamatan pada lembar observasi.

3. Tahap Pengamatan

Kegiatan pengamatan pada sikus II relatif sama dengan siklus I yaitu:

a. Mencatat dan merekam aktivitas belajar peserta didikoleh pengamat melalui lembar observasi.

b. Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini sudah sesuai dengan yang diharapkan.

4. Tahap Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti, untuk mendapatkan suatu simpulan. Diharapkan setelah akhir siklus II ini, hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA tentang Wujud Benda dan Sifatnya melalui penggunaan alat peraga ini dapat meningkat.


(21)

Setelah semua proses selesai dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan yang mengacu pada hasil penelitian dan pembahasan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen bentuk tes tertulis, RPP, LKPD dan lembar observasi.

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam penelitian ini akan digunakan tiga RPP yang mewakili masing-masing dua indikator yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Indikator-indikator yang tertera pada setiap RPP merupakan hasil Analisis Materi Pelajaran (AMP).

2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

LKPD merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam pembelajaran sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara peserta didik dan guru, sehingga dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam peningkatan hasil belajarnya. LKPD dibuat bertujuan untuk menuntun peserta didik pada berbagai kegiatan yang perlu diberikan serta mempertimbangkan proses berpikir yang akan ditumbuhkan pada diri peserta didik. LKPD dalam penelitian ini yaitu LKPD dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan alat peraga tentang pokok bahasan Wujud Benda dan Sifatnya terdiri dari empat paket LKPD (1 LKPD untuk 1 kali pertemuan).


(22)

Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat aktivitas belajar guru dan peserta didik yang dilakukan oleh pengamat tentang aktivitas pembelajaran IPA menggunakan alat peraga. Lembar obeservasi yang digunakan berbentuk lembar observasi terbuka yang harus diisi oleh pengamat secara naratif pada kolom deskripsi yang sesuai dengan item pertanyaan/ pernyataan. Teknik observasi yang dilakukan adalah observasi langsung, yakni pengamat mengamati dan mencatat objek yang diteliti (aktivitas guru dan peserta didik) selama proses pembelajaran.

4. Tes tertulis

Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada ranah kognitif tentang Wujud Benda dan Sifatnya dalam pembelajaran IPA menggunakan alat peraga. Pelaksanaannya yaitu pada setiap siklus untuk selanjutnya dibandingkan sehingga diketahui peningkatan hasil belajar peserta didik. Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes tertulis berbentuk uraian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui instrumen-instrumen penelitian yaitu instrumen lembar observasi dan instrumen tes bentuk uraian. Observasi dilakukan oleh tiga orang pengamat melalui lembar observasi untuk mengamati aktivitas belajar peserta didik dan guru dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan alat peraga. Observasi dilakukan oleh tiga orang pengamat dimaksudkan untuk mengurangi bias data penelitian yang dikumpulkan melalui


(23)

instrumen lembar observasi. Sedangkan data hasil belajar peserta didik pada ranah kognitif dikumpulkan melalui intrumen tes berbentuk uraian yang diberikan pada setiap akhir siklus.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Data-data dari penelitian ini setelah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis. Pengolahan dan analisis data ini dilakukan selama berlangsungnya penelitian sejak awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Jenis data yang didapat dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif berasal dari tes siklus untuk hasil belajar IPA peserta didik. Setelah data kuantitatif diperoleh, selanjutnya dilakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut.

a. Pengolahan data hasil belajar

Tes tertulis dilakukan setiap siklus, untuk mengetahui rata-rata hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA menggunakan alat peraga. Tes tertulis tiap siklus dilaksanakan untuk mengetahui ketuntasan secara keseluruhan atau Daya Serap Klasikal (DSK). DSK dilakukan dengan menjumlahkan seluruh nilai tes yang diperoleh peserta didik kemudian membaginya dengan sejumlah peserta didik yang mengikuti tes. Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata hasil belajar peserta didik adalah:

=


(24)

:Total nilai yang diperoleh peserta didik : Jumlah peserta didik

b. Menghitung Daya Serap Klasikal (DSK)

Daya serap dihitung dengan rumus:

= × 100%

= ℎ � ℎ � � ≥75

× 100%

c. Menghitung Prosentase Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar peserta didik ditentukan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan. Prosentase ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal dapat ditentukan dengan rumus :

�= ≥

75

× 100%

Keterangan : ≥75 :Jumlah peserta didikyang mendapat nilai lebih besardari atau sama dengan 75

n :Banyak peserta didik 100% : Bilangan tetap TB : Ketuntasan belajar


(25)

2. Data Kualitatif

Data kualitatif didapatkan dari lembar pengamatan aktivitas peserta didik dan guru dalam pembelajaran di kelas, berupa lembar pengamatan terbuka. Sehingga pengamat harus mengisi kolom deskripsi jawaban berbentuk narasi pada kolom yang sesuai dengan item pertanyaan/ pernyataan pada lembar observasi. Dalam penelitian ini dilibatkan seorang pengamat, sedangkan pengolahan data kualitatif ini dilakukan dengan cara menerjemahkan dan mendiskusikan dengan pengamat jika terdapat jawaban pengamat yang perlu diklarifikasi dari setiap item pertanyaan. Kemudian peneliti mengelompokkan jawaban pengamat yang positif dan negatif dari setiap item pertanyaan/ pernyataan. Jika banyaknya observer yang menjawab positif lebih banyak dari yang menjawab negatif, maka aktivitas guru atau peserta didik dalam pembelajaran sudah sesuai dengan harapan penelitian. Jika terjadi sebaliknya, maka aktivitas guru atau peserta didik dalam pembelajaran tidak sesuai dengan harapan penelitian.


(26)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian mengenai pembelajaran dengan menggunakan alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik Kelas IV SDN Cigerenem Kabupaten Cianjur dalam pembelajaran IPA tentang Pokok Bahasan Wujud Benda dan Sifatnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan alat peraga ini meliputi

penyusunan RPP yang menerapakan alat peraga dengan peragaan oleh peserta didik secara berkelompok atau oleh guru. dalam perencanaan juga disusun Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sesuai dengan paradigma peragaan alat peraga, lembar observasi terbuka guru dan peserta didik untuk yang diberikan kepada observer satu hari sebelum pelaksaanaan pembelajaran untuk dipelajari oleh observer sampai observer memahami semua item dalam lembar observasi tersebut, dan catatan refleksi peserta didik yang diberikan kepada peserta didik setiap selesai pertemuan setiap siklusnya untuk mendapatkan informasi tentang respon dan sikap peserta didik terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. 2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga ini dilakukan

bertahap mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan ini meliputi tiga tahap yaitu tahap eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, peserta didik secara berkelompok yang memeragakan alat peraga sesuai dengan langkah kerja pada


(27)

LKPD, dilanjutkan dengan mengisi LKPD. Sehingga pada siklus I ini, tahap eksplorasi terpisah dengan tahap elaborasi. Sedangkan pada siklus II tahap eksplorasi berjalan bersamaan dengan tahap elaborasi dikarenakan pada siklus II, guru yang memeragakan alat peraga di depan kelas dan peserta didik mengamatinya, setiap selesai peragaan oleh guru kemudian peserta didik mengisi LKPD.

3. Terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik Kelas IV SDN Cigerenem Kabupaten Cianjur pada pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Wujud Benda dan Sifatnya dari siklus I ke siklus II sebesar 12,68. Hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Wujud Benda dan Sifatnya tersebut pada siklus I sebesar 67,32 dan pada siklus II sebesar 80,00.

B. Rekomendasi

Sebagai implikasi dari hasil penelitian, berikut ini dikemukakan rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD, khususnya dalam menerapkan dan mengembangkan pendekatan kontekstual.

1. Guru-guru SDN Cigerenem khususnya dan guru-guru sekolah dasar pada umumnya diharapkan dapat menggunakan alat peraga dalam pembelajaran untuk menyampaikan konsep IPA yang sulit dipelajari oleh peserta didik. Penggunaan alat peraga ini dapat dilakukan oleh guru maupun oleh peserta didik tergantung dari kondisi peserta didik dan fasilitas. Alat peraga adalah objek konkret, Guru juga dapat memanfaatkan media gambar yang merupakan objek semi konkret untuk menyampaikan konsep IPA yang abstrak kepada peserta didik.


(28)

2. Guru kelas atau guru IPA dalam melakukan pembelajaran IPA harus mampu melibatkan seluruh aspek tidak hanya kognitif tetapi aspek afektif dan psikomotoriknya. Guru juga diharapkan dapat menjelaskan konsep IPA dimulai dari hal-hal yang realistis dan dekat dengan kehidupan peserta didik. 3. Disarankan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan

penelitian tentang penggunaan alat peraga dalam pembelajaran, agar melanjutkan dan mengembangkan penggunaan alat peraga ini melalui berbagai variasi metode.


(29)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2006. ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik. Jakarta :RinekaCipta.

Ari Widodo; Sri Wuryastuti; Margaretha. (2009). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

DimyatidanMudjiono.(1999). BelajardanPembelajaran.Jakarta: RinekaCipta Hamalik, Oemar (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Haryanto. (2004). Sains untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Erlangga. Hidayat, S. (2011). Guru Sekolah Dasar (SD)/Guru Kelas (Bahasa Indonesia,

IPS, IPA, Matematika & PKn). Bandung: Universitas Pasundan. Kunandar. (2010). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Poedjiadi, A. (2007). Sains Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pramono, B. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam Tingkat II Derajat Dasar. Jakarta. Tn. (n.d.). Berkenalan dengan Pendidikan IPA di SD. [online] Tersedia:

http://docs.docstoc.com/ORIG/67490/679A024A-306A-4936-B816B5CDF921101D.PDF


(1)

:Total nilai yang diperoleh peserta didik : Jumlah peserta didik

b. Menghitung Daya Serap Klasikal (DSK) Daya serap dihitung dengan rumus:

= × 100%

= ℎ � ℎ � � ≥75

ℎ × 100%

c. Menghitung Prosentase Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar peserta didik ditentukan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan. Prosentase ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal dapat ditentukan dengan rumus :

�= ≥

75

× 100%

Keterangan : ≥75 :Jumlah peserta didikyang mendapat nilai lebih besardari atau sama dengan 75

n :Banyak peserta didik 100% : Bilangan tetap TB : Ketuntasan belajar


(2)

2. Data Kualitatif

Data kualitatif didapatkan dari lembar pengamatan aktivitas peserta didik dan guru dalam pembelajaran di kelas, berupa lembar pengamatan terbuka. Sehingga pengamat harus mengisi kolom deskripsi jawaban berbentuk narasi pada kolom yang sesuai dengan item pertanyaan/ pernyataan pada lembar observasi. Dalam penelitian ini dilibatkan seorang pengamat, sedangkan pengolahan data kualitatif ini dilakukan dengan cara menerjemahkan dan mendiskusikan dengan pengamat jika terdapat jawaban pengamat yang perlu diklarifikasi dari setiap item pertanyaan. Kemudian peneliti mengelompokkan jawaban pengamat yang positif dan negatif dari setiap item pertanyaan/ pernyataan. Jika banyaknya observer yang menjawab positif lebih banyak dari yang menjawab negatif, maka aktivitas guru atau peserta didik dalam pembelajaran sudah sesuai dengan harapan penelitian. Jika terjadi sebaliknya, maka aktivitas guru atau peserta didik dalam pembelajaran tidak sesuai dengan harapan penelitian.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian mengenai pembelajaran dengan menggunakan alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik Kelas IV SDN Cigerenem Kabupaten Cianjur dalam pembelajaran IPA tentang Pokok Bahasan Wujud Benda dan Sifatnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan alat peraga ini meliputi

penyusunan RPP yang menerapakan alat peraga dengan peragaan oleh peserta didik secara berkelompok atau oleh guru. dalam perencanaan juga disusun Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sesuai dengan paradigma peragaan alat peraga, lembar observasi terbuka guru dan peserta didik untuk yang diberikan kepada observer satu hari sebelum pelaksaanaan pembelajaran untuk dipelajari oleh observer sampai observer memahami semua item dalam lembar observasi tersebut, dan catatan refleksi peserta didik yang diberikan kepada peserta didik setiap selesai pertemuan setiap siklusnya untuk mendapatkan informasi tentang respon dan sikap peserta didik terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. 2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga ini dilakukan

bertahap mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan ini meliputi tiga tahap yaitu tahap eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, peserta didik secara berkelompok yang memeragakan alat peraga sesuai dengan langkah kerja pada


(4)

LKPD, dilanjutkan dengan mengisi LKPD. Sehingga pada siklus I ini, tahap eksplorasi terpisah dengan tahap elaborasi. Sedangkan pada siklus II tahap eksplorasi berjalan bersamaan dengan tahap elaborasi dikarenakan pada siklus II, guru yang memeragakan alat peraga di depan kelas dan peserta didik mengamatinya, setiap selesai peragaan oleh guru kemudian peserta didik mengisi LKPD.

3. Terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik Kelas IV SDN Cigerenem Kabupaten Cianjur pada pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Wujud Benda dan Sifatnya dari siklus I ke siklus II sebesar 12,68. Hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Wujud Benda dan Sifatnya tersebut pada siklus I sebesar 67,32 dan pada siklus II sebesar 80,00.

B. Rekomendasi

Sebagai implikasi dari hasil penelitian, berikut ini dikemukakan rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD, khususnya dalam menerapkan dan mengembangkan pendekatan kontekstual.

1. Guru-guru SDN Cigerenem khususnya dan guru-guru sekolah dasar pada umumnya diharapkan dapat menggunakan alat peraga dalam pembelajaran untuk menyampaikan konsep IPA yang sulit dipelajari oleh peserta didik. Penggunaan alat peraga ini dapat dilakukan oleh guru maupun oleh peserta didik tergantung dari kondisi peserta didik dan fasilitas. Alat peraga adalah objek konkret, Guru juga dapat memanfaatkan media gambar yang merupakan objek semi konkret untuk menyampaikan konsep IPA yang abstrak kepada


(5)

2. Guru kelas atau guru IPA dalam melakukan pembelajaran IPA harus mampu melibatkan seluruh aspek tidak hanya kognitif tetapi aspek afektif dan psikomotoriknya. Guru juga diharapkan dapat menjelaskan konsep IPA dimulai dari hal-hal yang realistis dan dekat dengan kehidupan peserta didik. 3. Disarankan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan

penelitian tentang penggunaan alat peraga dalam pembelajaran, agar melanjutkan dan mengembangkan penggunaan alat peraga ini melalui berbagai variasi metode.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2006. ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik. Jakarta :RinekaCipta.

Ari Widodo; Sri Wuryastuti; Margaretha. (2009). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

DimyatidanMudjiono.(1999). BelajardanPembelajaran.Jakarta: RinekaCipta Hamalik, Oemar (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Haryanto. (2004). Sains untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Erlangga. Hidayat, S. (2011). Guru Sekolah Dasar (SD)/Guru Kelas (Bahasa Indonesia,

IPS, IPA, Matematika & PKn). Bandung: Universitas Pasundan. Kunandar. (2010). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Poedjiadi, A. (2007). Sains Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pramono, B. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam Tingkat II Derajat Dasar. Jakarta. Tn. (n.d.). Berkenalan dengan Pendidikan IPA di SD. [online] Tersedia:

http://docs.docstoc.com/ORIG/67490/679A024A-306A-4936-B816B5CDF921101D.PDF


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL.

0 4 24

PENGGUNAAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG WUJUD BENDA DAN SIFATNYA : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Mandalasari Kecamatan Kebon pedes Kabupaten Sukabumi.

1 1 32

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG MATERI WUJUD BENDA DAN SIFATNYA.

0 0 30

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA.

0 1 36

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG SIFAT-SIFAT WUJUD BENDA DI KELAS IV SDN SUKAMULYA KECAMATAN CIBEBER.

0 0 27

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA KONGKRIT DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG BENDA DAN SIFATNYA.

0 0 45

PENGGUNAAN PERTANYAAN PRODUKTIF PADA LKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN BENDA LANGIT.

0 0 44

PENGGUNAAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG WUJUD BENDA DAN SIFATNYA.

0 0 33

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWADENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA KONGKRIT DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG BENDA DAN SIFATNYA.

0 0 41

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA.

0 0 4