PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA KONGKRIT DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG BENDA DAN SIFATNYA.

(1)

Siti Nurhayati, 2013

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA KONGKRIT DALAM

PEMBELAJARAN IPA TENTANG BENDA DAN SIFATNYA (Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Siswa Kelas IV

SDN Sukarasa 02 Kecamatan Tanjungsari Kabupaten-Bogor)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar

Oleh Siti Nurhayati

1008117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

==========================================================

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA KONGKRIT DALAM

PEMBELAJARAN IPA TENTANG BENDA DAN SIFATNYA (Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Siswa Kelas IV

SDN Sukarasa 02 Kecamatan Tanjungsari Kabupaten-Bogor)

Oleh Siti Nurhayati

1008117

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Siti Nurhayati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

PENINGKATKAN HASIL B ELAJAR SISWA

DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA KONGKRIT DALAM PEMBELAJARAN IPA

TENTANG BENDA DAN SIFATNYA Oleh

Siti Nurhayati 1008117

Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari tiga siklus, dengan empat tindakan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV semester I SDN Sukarasa 02 Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor yang berjumlah 30 orang. Penggunaan alat peraga benda kongkrit dalam pembelajaran IPA tentang benda dan sifatnya dengan kegiatan mengidentifikasi ciri-ciri benda padat, cair, dan gas. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan proses pembelajaran, dengan aktifnya siswa ketika belajar dan nilai siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai rata–rata 70,6, siklus ke II nilai rata–rata 74,3 dan siklus ke III nilai rata-rata 77,6 dan ketuntasan terakhir 83%.


(5)

Siti Nurhayati, 2013

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAAN ... i

PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D.Manfaat Penelitian ... 9

E. Definisi Operasional ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Pengertian Hasil Belajar ... 11

1. Pengertian Belajar ... 11

2. Pengertian Hasil Belajar ... 12

3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 13

4. Manfaat Hasil Belajar ... 14


(6)

1. Pengertian Alat Peraga ... 15

2. Macam-macam Alat Peraga ... 17

3. Fungsi Alat Peraga ... 18

4. Manfaat Penggunaan Alat Peraga ... 18

5. Pemilihan Alat Peraga ... 19

6. Prinsip-prinsip Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran ... 19

7. Prinsip-prinsip Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran IPA... 20

8. Langkah Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran IPA ... 20

9. Alat Peraga yang digunakan Dalam Penelitian ... 22

10. Kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Menggunakan alat Peraga ... 23

C. Pembelajaran IPA di SD ... ... 24

1.Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ... ... 24

2.Ruang Lingkup IPA di SD ... 25

3.Tujuan dan Fungsi Pendidikan IPA di SD ... 25

4.Konsep Benda dan Sifatnya ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Metode Penelitian...29

1. Lokasi Penelitian...30 2. Subjek Penelitian ...


(7)

Siti Nurhayati, 2013

B. Prosedur Penelitian...31

1. Pengertian Prosedur Penelitian...31

2. Tahap Perencanaan Awal Penelitian...33

3. Tahap Pelaksanaan Penelitian ...35

C. Instrumen Penelitian...43

D. Teknik Pengumpulan Data ... 44

E. Teknik Pengolahan Data... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal Penelitian ... 47

B. Deskripsi Persiapan Tindakan... 48

C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian... 50

1. Deskripsi Tindakan Siklus I ... 51

a. Perencanaan Tindakan Siklus I...51

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I... 51

c. Hasil Observasi Guru dan Siswa Pada Siklus I... 52

1) Hasil Postest... 53

2) Hasil Observasi... 53

3) Temuan Esensial Siklus I... 54

4) Hasil kerja Kelompok Silus I... 54

5) Nilai Rata-rata Hasil Tes Individu Siklus I...55

d. Refleksi Tindakan Siklus I... 56

2. Deskripsi Tindakan Siklus II... 57


(8)

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II... 57

c. Hasil Observasi Guru dan Siswa Pada Siklus II... 58

1) Hasil Postest... 59

2) Hasil Observasi... 59

3) Temuan Esensial Siklus II... 59

4) Nilai Hasil kerja Kelompok Siklus II...61

5) Hasil Rata-rataTes Individu Siklus II...61

d. Refleksi Tindakan Siklus II...62

3. Deskripsi Tindakan Siklus III...63

a. Perencanaan Tindakan Siklus II...63

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II...64

c. Hasil Observasi Guru dan Siswa Pada Siklus III...64

1) Hasil Postest...65

2) Hasil Observasi ...65

3) Temuan Esensial Siklus III...65

4) Hasil kerja Kelompok Siklus III ...66

5) Hasil Rata-rata Tes Individu Siklus III...67

d. RefleksiTindakan Siklus III...68

D. Pembahasan...68

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan...72

B. Rekomendasi...73


(9)

Siti Nurhayati, 2013

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(10)

DAFTAR TABEL Halaman

Tabel 4.1 Hasil Observasi Siklus I...52

Tabel 4.2 Hasil Lembar Kerja Kelompok Siklus I... 54

Tabel 4.3 Nilai Rata-rata Tes Individu dan Daya Serap Klasikal Siklus I...55

Tabel 4.4 Hasil Observasi Siklus II... 58

Tabel 4.5 Hasil Lembar Kerja Kelompok Siklus II... 61

Tabel 4.6 Nilai Rata-rata Tes dan Daya Serap Klasikal Siklus II...62

Tabel 4.7 Hasil Observasi Siklus III... 64

Tabel 4.8 Hasil Lembar Kerja Kelompok Siklus III... 66


(11)

Siti Nurhayati, 2013

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1Model Desain Kemmis & MC. Taggart ... 33 Gambar 4.2 Data Nilai Rata-rata Kelas ... 70 Gambar 4.3 Daya Serap Klasikal... 71 Gambar 4.4 Benda Padat dan sifatnya

Gambar 4.5 Guru membimbing Siswa membaca kesimpulan Gambar 4.6 Benda cair dan Sifatnya

Gambar 4.7 Siswa sedang berdemontrasi alat peraga untuk mengidentifikasi sifat benda cair

Gambar 4.8 Benda gas dan sifatnya

Gambar 4.9 Siswa sedang berdemontrsi alat peraga mengidentifikasi sifat benda gas


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 4.1 Pembelajaran Siklus I 2. Lampiran 4.2 Pembelajaran Siklus II 3. Lampiran 4.3 Pembelajaran Siklus III 4. Lampiran SK Penelitian

5. Lampiran Surat Permohonan Ijin Penelitian 6. Lampiran Surat Ijin Penelitian Dari Sekolah 7. Lampiran Surat Ijin Penelitian


(13)

Siti Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Untuk menentukan peradaban suatu bangsa itu ditunjang oleh sumber daya manusia yang akan terus berkembang sesuai kebutuhan manusia dalam kehidupan masyarakat pada umumnya dengan pendidikan. Pentingnya pendididkan itu tercantum sebagai tujuan nasional bangsa Indonesia dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yang berbunyi “…..untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia….. “ ini tercantum sebagai tujuan nasional Indonesia yang membutuhkan realisme tercapainya tujuan tersebut dengan berbagai upaya salah satunya peningkatan mutu Sumber Daya Manusia dengan cara pendidikan yang menyeluruh dan dapat diikuti oleh seluruh warga Indonesia selayaknya.

Arti pendidikan dalam arti luas adalah hidup. Menurut salah satu hadist pendidikan dilaksanakan semenjak lahir sampai masuk ke lubang kubur. Pengalaman yang diperoleh dalam sepanjang hidup kita dan besar pengaruhnya untuk kehidupan individu seseorang. Dalam hal ini pendidikan diarahkan untuk membantu peserta didik memperoleh pengalaman (belajar) yang bermakna dalam kehidupan masa depan peserta didik setiap pembelajaran yang dilaluinya di lingkungan belajar.

Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 berisi tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan


(14)

2

Menengah terdiri atas lima kelompok mata pelajaran. Salah satunya ialah kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun cakupan untuk kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB bertujuan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta menanamkan kebiasaan berpikir ilmiah dan kritis, kreatif dan mandiri.

Melihat undang-undang No 2 Tahun 1989 BAB V pasal 13 ayat 1, Tutuan umum pendidikan dasar bahwa“ pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan dan memberikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk dapat hidup dimasyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah”.

Menurut undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 juga disebutkan mengenai Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Selain itu pula Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tahun 2006 No. 22, 23, dan 24 yang mengharuskan Satuan Pendidikan mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ). KTSP tersebut terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus. KTSP memberi keleluasaan penuh kepada setiap sekolah mengembangkan kurikulum dengan tetap memperhatikan potensi sekolah dan potensi daerah sekitar. Karena setiap daerah mempunyai potensi yang berbeda juga termasuk budaya dan adat istiadat yang beranekaragam yang menjadi ciri khas daerah masing-masing.


(15)

3

Siti Nurhayati, 2013

Melihat undang-undang dan peraturan pemerintah tentang pendidikan diatas, sangat jelas terlihat bahwa pemerintah sangat memperhatikan mutu ppendidikan nasional . Akan tetapi pelaksanaanya tergantung pelaksana disetiap intansi pendidikan didaerah tersebut, khususnya disetiap unit pendidikan. Keberhasilan pendidikan dapat kita lihat dari segi hasil belajar siswa, dimana hal tersebut dapat mengukur sejauh mana pembelajaran dalam suatu proses pendidikan berhasil dilakukun atau tidak. Dan telah dikatakan diatas bahwa Guru sebagai faktor utama dalam keberhasilan belajar mengajar dituntut untuk memiliki kemampuan untuk menyampaikan bahan pembelajaran kepada siswa dengan baik dan bermakna. Dalam hal ini guruharus mendapat pelatihan dan perlu mendapat pengetahuan tentang bahan pembelajaran, metode dan sifat alat peraga yang digunakan. Hal ini sangat penting dilakukan karena sering ditemukan faktor yang kurang mendukung pada keberhasilan belajar mengajar antara lain : guru masih dominan menggunakan metode ceramah dalam berbagai pembelajaran, guru jarang menggunakan alat peraga, guru tidak mau susah mencari dan memilih alat peraga yang menarik dan butuh modal, sehingga minat siswapun kurang dalam belajar IPA, Pada pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan dikelas mengalami kendala. Adapun kendala yang domonan muncul pada siswa dalam pembelajaran adalah siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran IPA, siswa banyak yang ngobrol dan bercanda bahkan mencoret atau menggambar yang tidak jelas, mengantuk dan gelisah, sering keluar kelas, kadang-kadang kelas menjadi sepi karena siswa hanya mencatat buku paket ke buku tulis dan mendengarkan ceramah guru materi bahkan hanya ditulis saja, anak terlihat jenuh,


(16)

4

dan terutama pada materi benda dan sifatnya anak kebanyakan sulit memahami konsep dan materinya kalau dengan ceramah saja.

IPA merupakan salah satu anggota dari kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki peranan penting untuk mencapai cakupan yang telah ditentukan. Hal ini dimaksudkan agar nantinya pembelajaran IPA menjadi lebih bermakna dan menjadi pengantar akan sikap-sikap yang diharapkan muncul setelah pembelajaran IPA. Dalam pembelajaran IPA, diharapkan dapat memberikan makna mendalam bagi siswa. Namun, pada kenyataannya pembelajaran IPA secara konvensional masih banyak ditemukan dalam kegiatan belajar mengajar di Sekolah Dasar. Dalam kegiatan belajar mengajar IPA, tidak jarang terlihat siswa yang kurang fokus dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini, dikarenakan pembelajaran IPA yang disajikan terasa membosankan dan kurang menarik bagi siswa. Siswa cenderung pasif dan hanya diam mendengarkan penjelasan dari guru. Sehingga, setelah pembelajaran pun siswa tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan. Pada akhirnya, hasil belajar yang diperolah siswa dalam pembelajaran IPA masih kurang maksimal. Rendahnya pemerolehan hasil belajar siswa dapat disebabkan oleh masalah-masalah belajar yang dialami oleh siswa. Dimyati & Mudjiono (2006),

Interaksi belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa sebagai pelajar dengan guru sebagai pembelajar dapat menimbulkan masalah-masalah belajar. dari sisi siswa yang bertindak belajar akan menimbulkan masalah-masalah intern belajar. Dari sisi guru, yang memusatkan perhatian pada pebelajar yang belajar maka akan muncul faktor-faktor eksternal yang memungkinkan terjadinya belajar.


(17)

5

Siti Nurhayati, 2013

Lebih jauh dijelaskan, faktor internal yang dialami dan dihayati oleh siswa meliputi hal-hal seperti : sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, kemampuan mengolah bahan belajar, kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar, kemampuan menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar, rasa percaya diri siswa, intelegensi dan keberhasilan belajar, kebiasaan belajar dan cita-cita siswa.

Adapun faktor eksternal belajar meliputi hal-hal sebagai berikut (Dimyati & Mudjiono, 2006) : guru sebagai pembina belajar, prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa di sekolah dan kurikulum sekolah. Dari sisi guru sebagai pembelajar maka peranan guru dalam mengatasi masalah-masalah ekstern belajar merupakan prasyarat terlaksananya siswa dapat belajar.

Dari kedua faktor internal dan eksternal, yang paling mempengaruhi rendahnya perolehan hasil belajar siswa kelas IV di SDN Sukarasa 02 Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor ialah faktor internalnya masih ada anak yang belum paham bacaan karena baru dapat mengeja atau intelejensi, sementara faktor eksternal belajar yaitu Guru sebagai pembina belajar seharusnya lebih kreatif dalam menyajikan media pembelajaran atau alat peraga yang mendukung materi yang akan disampaikan dan meningkatkan minat siswa dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Akan tetapi pada kenyatannya, interaksi belajar yang terjadi hanya berlangsung satu arah yaitu metode ceramah tadi dan jarang menggunakan alat peraga, memberikan tugas kepada siswa mencatat/merangkum materi pelajaran, selanjutnya guru memberikan tugas-tugas, sehingga anak merasa bosan,


(18)

6

banyak main, keluar masuk kelas, ngobrol, menggambar tidak jelas dan mengantuk serta merengek ingin cepat istirahat atau ingin cepat pulang. Hal itu sering terjadi karena pembelajaran tidak menyenangkan.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, penerapan media pembelajaran tepatnya alat peraga yang bervariasi dan inovatif sangat diperlukan dalam pembelajaran IPA. Mengingat pada usia anak sekolah dasar, perkembangan berpikir mereka masih dalam tahap konkret. Anak akan lebih memahami suatu materi apabila ia melihat dan terlibat langsung dalam peragaan/pendemonstrasian suatu materi pembelajaran. Siswa juga akan lebih paham akan materi pelajaran apabila ia menemukan sendiri dan membangun konsep sendiri. Selain itu, diperlukan juga suatu kegiatan dalam pembelajaran dimana siswa-siswa bekerjasama dalam sebuah kelompok belajar. Pengalaman belajar bermakna yang didapat anak dari teman sebaya seringkali melekat lama pada diri anak tersebut. Kesamaan bahasa yang dimiliki anak dapat menjadi kelebihan tersendiri dalam proses bertukar pengetahuan/informasi.

Selain banyaknya bahan pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa, dalam bidang studi IPA khususnya, pada pelaksanaannya harus diupayakan dalam kondisi pembelajaran yang kondusif dalam pembelajaran yang paikem. Praktek pengajaran yang dilaksanakan oleh guru banyak dijumpai gejala yang beraneka ragam. Keaneka ragaman tersebut terjadi karena beberapa hal. Hal itu antara lain tingkah laku guru, siswa, dan situasi kelas. Peranan dan fungsi guru dalam pembelajaran yang menjadi inti penyalenggaraan dapat memberikan warna dan bentuk terhadap proses pembelajaran. Oleh karena itu guru harus mampu mencari


(19)

7

Siti Nurhayati, 2013

cara dan selalu berupaya untuk menciptakan situasi yang kondusif, sehingga tujuan pengajaran dapat ditingkatkan.

Guru sebagai seorang pendidik harus bisa memotivasi siswa untuk belajar aktif, di antaranya adalah dengan penggunaan alat peraga. Ruseffendi ( dalam Sudrajat, 2003 : 1 ) mengemukakan bahwa“ dalam pembelajaran ipa, alat peraga berfungsi untuk menarik minat siswa, membantu minat siswa yang kurang daya fikirnya, dan menghubungkan ilmu dengan alam”.

Alat peraga adalah salah satu media bantu untuk memahami konsep yang disajikan. Banyak konsep dalam IPA yang bersifat abstrak, namun konsep-konsep tersebut harus dipahami secara utuh.

Sehubungan dengan kenyataan tersebut perlu dikembangkan usaha perbaikan yang telah mendasar, salah satunya adalah berhubungan dengan peningkatan kualitas proses belajar mengajar di kelas, yaitu melalui pembelajaran yang menggunakan alat peraga dengan cara penggunaannya yang tepat dan melibatkan siswa secara langsung dalam penggunannya, sebab dengan melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar akan lebih berkesan dan bermakna di hati siswa sekaligus dapat mendorong siswa lebih kreatif dalam mengikuti pembelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatan mengajarnya, guru harus menjadi fasilitator yang baik, sehingga proses pembelajaran yang sudah dirancang akan terlaksana dengan baik.

Berdasarkan penelitian awal dikelas IV SDN Sukarasa 02 Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor, pemerolehan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dirasakan masih kurang maksimal. Hal ini terlihat pada pencapaian


(20)

8

rata-rata nilai ulangan harian siswa, juga hasil UAS pada ajaran lalu, nilai rata- rata masih di bawah KKM (65) dengan ketuntasan hanya 50 %.

Dengan mengacu pada latar belakang di atas, dan termotivasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan pengalaman dalam penelitian, serta membatasi lingkup masalah, hanya pada pembelajaran IPA, dengan menggunakan alat peraga, maka dengan ini penulis mengambil judul Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan menggunakan Alat Peraga Dalam Pembelajaran IPA Tentang Benda Dan Sifat nya Dikelas IV SDN Sukarasa 02“.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah :

1) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran IPA khususnya tentang benda dan sifatnya di kelas IV SDN Sukarasa 02 ?

2) Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas IV SDN Sukarasa 02 dapat ditingkatkan setelah menggunakan alat peraga pada pembelajaran IPA tentang benda dan sifatnya ?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilaksanakan oleh penulis berkaitan dengan “Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga Dalam Pembelajaran IPA Tentang Benda dan Sifatnya “ adalah :


(21)

9

Siti Nurhayati, 2013

1) Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA tentang benda dan sifatnya dengan menggunakan alat peraga di kelas IV SDN Sukarasa 02?

2) Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang benda dan sifatnya setelah penggunaan alat peraga diterapkan.

D.Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat praktis yang dapat diambil setelah melakukan penelitian ini diantaranya :

1) Bagi sekolah dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk peningkatan prestasi siswa siswi khususnya dan peningkatan pendidikan dan pengajaran pada umumnya.

2) Bagi kepala sekolah,dapat dijadikan kajian untuk lebih meningkatkan lagi sarana dan prasarana sekolah khususnya dalam penyediaan media pengajaran dan alat peraga.

3) Bagi guru, dapat dijadikan kajian untuk memilih alat peraga yang tepat, efektif dan efisien guna meningkatkan prestasi peserta didik. 4) Bagi siswa, dapat mendorong siswa untuk lebih giat dan menyenangi

pelajaran IPA serta minat siswa untuk belajar IPA lebih lanjut. E. Definisi Operasional

1. Hasil belajar adalah Kemampuan siswa yang menjadi suatu tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Adapun hasil belajar yang diukur yaitu kognitif ( pemahaman ), afektif ( sikap ), psikomotor ( keterampilan ). Dalam


(22)

10

penelitian ini hasil belajar dibatasi pada ranah kognitif, yaitu pada C1 ( pengetahuan ), C2 ( pemahaman ) dan C3 ( penerapan ). Hasil belajar ini diukur dengan menggunakan instrument tes uraian yang hasilnya dinyatakan dengan skor tes. Dan menggunakan lembar observasi guna menilai indeks keterlaksanaan pembelajaran.

2. Alat peraga adalah alat-alat yang dipergunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikannya kepada siswa agar konsepnya lebih mudah untuk dipahami siswa dan proses belajar yang dialami dapat menyenangkan dan menghilangkan kejenuhan serta untuk membantu daya ingat siswa terhadap materi yang disampaikan.Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat atau benda-benda kongkrit berupa benda padat, cair, dan gas itu sendiri, yang ada di sekitar lingkungan rumah dan sekolah untuk diidentifikasi sifat-sifatnya dan alat peraga lainnya adalah benda-benda ilustrasi berupa gambar benda-benda padat, gambar benda-benda cair dan gambar benda-benda gas.

3. IPA adalah sains yang artinya alam. Sain menurut Suyoso (1998 : 23) merupakan “ pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya yang diperoleh melalui metode, yang teratur, sistematis, berobjek, bermetode, dan berlaku secara universal”.


(23)

Siti Nurhayati, 2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penelitian ini bersifat reflektif yang dilakukan guru sebagai upaya guru untuk memperbaiki pembelajaran yang telah dilakukan dikelas yang dipandang belum maksimal, berdasarkan permasalahan yang ditemui guru dikelas menjadi tanggung jawab untuk terus berinovasi agar permasalahan yang terjadi dapat dituntaskan dan proses pembelajaran dapat diperbaiki serta hasil belajar siswa dapat meningkat.

Penelitian adalah suatu kegiatan penyelidikan yang dilakukan menurut metode ilmiah yang sistematis untuk menemukan informasi ilmiah atau teknologi baru, membuktikan kebenaran atau ketidak benaran hipotesis sehingga dapat dirumuskan teori dan proses gejala sosial. (Kunandar, 2008 : 42).

Menurut John Ellice (Wibawa, 2003 : 7), yang dimaksud dengan penelitian tindakan adalah kajian tindakan sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya. Dengan demikian seluruh prosesnya, telaah, diagnosis , perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan nasional.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu penelitian tindakan yang dilakukan guru yang sekaligus berperan sebagai peneliti dikelasnya atau dibantu oleh guru lain untuk merancang kegiatan dan mengobservasi kegiatan yang meliputi aktivitas


(24)

30

pembelajaran baik yang dilakukan guru maupun siswa, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisifatif yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkat kualitas proses pembelajaran dikelasnya melalui tindakan tertentu dalam suatu siklus. (Kunandar, 2008 : 45).

Ada beberapa alasan mengapa dalam penelitian ini menggunakan PTK, Kunandar ( 2008 : 51 ), berpendapat sebagai berikut :

1. Menggarap masalahmasalah faktual yang dihadapi guru dalam pembelajaran.

2. Guru dapat mengadaptasi teori yang ada, untuk kepentingan proses dan hasil pembelajaran yang lebih efektif, optimal dan fungsional.

3. Tidak perlu meninggalkan tugas utamanya, yaitu mengajar. 4. Mengembangkan iklim akademik dan profesionalisme guru. 5. Dapat segera dilaksanakan pada saat muncul kebutuhan 6. Dilaksanakan dengan tujuan perbaikan

7. Desain lentur atau fleksibel

8. Analisis data seketika dan tidak rumit. 9. Manfaat jelas dan langsung.

PTK dipilih sebagai metode Penelitian dikarenakan peneliti sebagai tenaga pengajar pada SDN Sukarasa 02 tersebut, dan sedang melakukan upaya peningkatan kegiatan pembelajaran untuk memperoleh hasil yang lebih baik dalam mengembangkan proses pembelajaran dengan nuansa yang berbeda yaitu dengan menggunakan alat peraga, untuk memotivasi minat belajar siswa dalam belajat IPA tentang benda dan sifatnya sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Sukarasa 02, yang terletak di Kampung Pasir Angin RT 06/03 Desa Sukarasa Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor.


(25)

31

Siti Nurhayati, 2013

2. Subjek Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN Sukarasa 02, dengan jumlah siswa 30 orang, yang terdiri dari 18 orang siswa laki-laki, dan 12 orang siswa perempuan.

Penulis memilih lokasi penelitian di kelas IV SDN Sukarasa 02Kp pasir Angin RT 06/03 Desa Sukarasa Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor dengan pertimbangan hal-hal berikut :

1. Penulis mengajar di SD tersebut diatas

2. Penulis mengetahui situasi, kondisi dan karakter siswa yang dijadikan subjek 3. Peneliti melakukan penelitian dengan tidak meninggalkan kewajiban untuk

mengajar disekolah tersebut.

B. Prosedur Penelitian ( Rancangan Siklus penelitian)

1. Pengertian Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah panduan yang memuat prosedur tentang semua proses atau alur yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas

Adapun prosedur PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan Kemmis dan McTaggart ( Kasbullah, 1999 : 113 ). Pelaksanaan tindakan dalam PTK meliputi empat alur (langkah); (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) Observasi; (4) refleksi..

Model pembelajaran ini digambarkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang merupakan serangkaian langkah-langkah yang berkelanjutan, dan dapat digambarkan sebagai berikut :


(26)

32

1) Rencana ( planing ) yaitu perencanaan tidakan yang akan dilakukan dalam penelitian. Pada tahap ini peneliti menyiapkan semua keperluan yang akan digunakan untuk penelitian dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.

2) Pelaksanaan Tindakan ( Action ), yaitu pelaksanaan tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang sudah dibuat.

3) Observasi ( Observation ), yaitu mengamati setiap langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dan upaya perbaikannya dalam kegiatan PTK tersebut.

4) Refleksi ( Reflection ), yaitu hasil yang diperoleh melalui kegiatan pengamatan kemudian didiskusikan dengan guru observer, untuk diambil kesimpulan tindakan.

Keempat tahap tadi diatas disebut satu siklus, jika tahap tersebut belum maksimal maka penelitian dilanjutkan pada siklus dua dengan tahapan yang sama yaitu perencanaan, pelaksanaan , observasi dan refleksi. Dan apabila siklus ke dua pun belum maksimal maka dilanjutkan pada siklus tiga, dengan tahapan yang sama diatas. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan ditandai keberhasilan siswa dengan nilai yang maksimal yang harus diperoleh setiap peserta didik. Pelaksanaan obsevasi dan refleksi digunakan untuk melihat kemajuan proses pembelajaran setiap siklus dan menjadi bahan untuk pelaksanaan siklus selanjutnya.

Desain penelitian yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini diadaptasi dari model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis & Taggart


(27)

33

Siti Nurhayati, 2013

Gambar Desain Penelitian menurut Kemmis & Taggart ( Agustiani,2010), sebagai berikut:

SIKLUS I

SIKLUS II

SIKLUS III

Gambar 3.1 Model Spiral dari Kemmis & Taggart (Agustiani, 2010) Langkah-langkah penelitian yang dilakukan meliputi tahap-tahap berikut : 1. Tahap Perencanaan Awal Kegiatan Penelitian

Tahap perencanaanini meliputi :

1) Penentuan sekolah dan kelas yang akan menjadi tempat dilakukan penelitian

Perencanaan

Refleksi Observasi Pelaksanaan

Perencanaan

Refleksi Observasi Pelaksanaan

Perencanaan


(28)

34

2) Meminta ijin kepada kepala sekolah SDN Sukarasa 02 untuk diadakan observasi dan penelitian.

3) Permintaan bantuan kepada rekan guru sebahai observer dalam kegiatan penelitian.

4) Melakukan identifikasi masalah, diantaranya :

a. Menelaah standar kompetensi dan kompetensi dasar IPA di SD kelas IV. b. Menelaah buku-buku sumber yang relevan dengan materi dan sesuai

dengan kurikulum KTSP 2006.

c. Menelaah materi yang akan disampaikan, untuk dibuat RPP.

d. Merumuskan metode dan pendekatan yang akan digunakan dalam pembelajaran.

e. Pemilihan alat peraga yang sesuai dengan materi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan.

f. Merancang dan menyusun rencana kegiatan secara menyeluruh dalam setiap siklus tindakan, yang terdiri dari tiga siklus. Siklus pertama dengan materi benda padat dan sifatnya dengan menggunakan alat peraga benda kongkrit dan gambar benda-benda dengan cara guru berdemontrasi dan diikuti siswa dalam kelompoknya untuk mengidentifikasi benda-benda dan sifatnya lalu dikelompokkan. Siklus dua membahas benda cair dan sifatnya dengan didemontrasikan oleh guru dan diikuti oleh kelompok belajar siswa dalam mengidentifikasi benda-benda dan sifatnya lalu dikelompokkan dengan menggunakan alat peraga benda kongkrit dengan gambar yang dipasang guru. Siklus tiga membahas tentang benda gas dan


(29)

35

Siti Nurhayati, 2013

sifatnya dengan didemontrasikan oleh guru, kelompok belajar siswa dan beberapa siswa perwakilan kelompok, dengan menggunakan alat peraga benda kongkrit untuk mengidentifikasi sifat benda tersebut dan dikelompokkan disertai gambar yang dipasang guru.

g. Menelaah segala hambatan dan kesulitan selama pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan.

h. Memberikan arahan dan berdiskusi dengan observer tentang instrumen-instrumen yang akan dilakukan dalam penelitian.

i. Menyusun dan menetapkan teknik pengumpulan data, yaitu berupa lembar observasi, lembar kerja kelompok dan lembar tes individu.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian ini meliputi : Siklus I

1. Rencana tindakan I. Pada perencanaan siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan waktu 3x35 menit. Materi yang dibahas adalah Benda padat dan sifatnya dengan menggunakan rencana pembelajaran yang telah disusun dan ditunjang dengan menggunakan alat peraga benda kongkrit dan gambar benda padat yang didemontrasikan oleh guru untuk mengidentifikasi benda-benda dan sifatnya lalu dikelompokkan. Dan melaksanakan tes dengan soal tentang benda padat dan sifatnya.

2. Pelaksanaan Tindakan I. Pada pelaksanaan tindakan ini langkah-langkah yang dilakukan adalah kegiatan yang diadaptasi dari langkah-langkah penggunaan alat peraga pada pembelajaran IPA yaitu :


(30)

36

a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan menggunakan alat peraga, benda kongkrit untuk di identifikasi dan gambar untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan alat peraga dalam pembelajaran IPA tentang benda padat dan sifat benda padat.

b. Selanjutnya memilih dan menetapkan serta mengenalkan alat peraga yang akan digunakan dalam kegiatan belajar sesuai dengan materi yang akan dibahas.

c. Mengkondisikan siswa agar lebih kondusif, mengelompokkan siswa menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5 orang dalam masing-masing kelompoknya, tiap kelompok menyiapkan alat peraga yang akan digunakan pada pembelajaran benda padat dan sifatnya.

d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif memberikan penjelasan mengenai penggunaan alat peraga pada pembelajaran bentuk wujud benda, benda padat, sifat sifatnya dan contoh–contoh benda padat. e. Memberi contoh kepada siswa cara menggunakan alat peraga dalam

pembelajaran.

f. Setiap kelompok mengikuti mempraktikan alat peraga sesuai dengan materi yang dibahas ditempatnya masing-masing sambil mengisi LKS . g. Setiap kelompok berdiskusi untuk mengidentifikasi benda-benda dan diisi

dalam LKS.

h. Selanjutnya melakukan evaluasi hasil pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan perangkat soal yang sudah disediakan, evaluasi ini


(31)

37

Siti Nurhayati, 2013

dilaksanakan secara individual yang dilakukan pada setiap tindakan diakhir pelajaran.

Pengisian LKS setiap kelompok dilakukan seiring dengan dengan proses pembelajaran dalam mengidentifikasi benda- benda daklam kegiatan demontrasi garu, kelompok dan individu.

3. Observasi Tindakan I. Observasi tindakan ini dilaksanakan selama pelaksanakan pembelajaran dengan menggunakan format yang telah disediakan. Observasi dilaksanakan secara kolaboratif oleh peneliti dan bantu oleh rekan guru lain yang bertugas sebagai observer.

4. Refleksi tindakan I. Setelah melaksanakan tindakan berupa proses pembelajaran dilanjutkan dengan merefleksikan setiap peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, baik aktivitas guru maupun siswa berupa aktivitas dan konsentrasi berdasarkan format observasi. Analisis pada siklus ini dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan dan hambatan dari penggunaan alat peraga dalam pembelajaran IPA khususnya tentang benda dan sifatnya dengan sub bahasan wujud benda padat dan sifatnya. Selanjutnya menganalisis pembelajaran dan hambatannya serta analisis hasil tes siswa, kemudian melakukan refleksi untuk bahan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.


(32)

38

Siklus II

1. Rencana Tindakan II. Dalam rencana tindakan siklus II dilaksanakan dalam satu pertemuan dengan waktu 3x35 menit. Tindakan ini dilakukan untuk menindaklanjuti hasil dari siklus I, terutama dari sisi hambatan-hambatan yang ditemukan pada siklus I. Konsep yang dibahas adalah benda cair dan sifatnya, dengan menggunakan rencana pembelajaran yang telah disusun dan ditunjang dengan menggunakan alat peraga benda kongkrit dan gambar benda untuk diidentifikasi sifatnya lalu dikelompokkan dan dipandu guru yang menunjukkan gambar. Selanjutnya melaksanakan tes pada siklus II dengan soal tentang benda cair dan sifatnya.

2. Pelaksanaan Tindakan siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II dengan kegiatan sebagai berikut :

a. Mengenalkan alat peraga yang akan dipakai sesuai dengan materi pembelajaran yang akan dibahas yaitu benda cair dan sifatnya dengan mengidentifikasi benda-benda kongkrit dan gambar.

b. Mengkondisikan siswa agar lebih kondusif, mengelompokkan siswa menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5 orang dalam masing-masing kelompoknya, tiap kelompok menyiapkan alat peraga yang akan digunakan pada pembelajaran benda dan sifatnya, khususnya tentang benda padat dan sifatnya.

c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif memberikan penjelasan mengenai penggunaan alat peraga pada pembelajaran tentang benda cair dan sifatnya.


(33)

39

Siti Nurhayati, 2013

d. Memberi contoh kepada siswa cara menggunakan alat peraga dalam pembelajaran

e. Setiap kelompok mempraktikkan alat peraga didepan kelas sesuai materi yang dibahas.

f. Setiap kelompok melakukan identifikasi benda dengan memperagakan alat peraga dan berdiskusi untuk mengisi LKS.

g. Selanjutnya melakukan evaluasi hasil pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan perangkat soal yang sudah disediakan, evaluasi ini dilaksanakan secara individual yang dilakukan pada setiap tindakan diakhir pelajaran.

h. Pengisian LKS setiap kelompok dilakukan seiring dengan dengan proses pembelajaran dalam mengidentifikasi benda- benda daklam kegiatan demontrasi garu, kelompok dan individu.

2. Obsevasi tindakan II. Observasi tindakan ini dilaksanakan selama pembelajaran dengan menggunakan format yang telah disediakan. Observasi dilaksanakan secara kolaboratif oleh peneliti dan dibantu oleh rekan guru lain yang menjadi observer.

3. Refleksi tindakan II. Refleksi dilakukan setelah melaksanakan tindakan berupa aktivitas pembelajaran, yang dilanjutkan dengan merefleksikan setiap peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru ketika mengajar maupun aktivitas siswa ketika mengikuti proses pembelajaran baik itu konsentrasi, perhatian, keterampilan, intelegensi yang melahirkan hasil belajar, refleksi dilakukan untuk melihat


(34)

40

keberhasilan proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran IPA tentang benda cair dan sifatnya untuk menjadi bahan acuan untuk pelaksanaan pembelajaran pada siklus selanjutnya yang membahas materi banda gas dan sifatnya.

Siklus III

1. Rencana tindakan III. Dalam rencana tindakan siklus III dilaksanakan dalam satu pertemuan dengan waktu 3x35 menit. Tindakan ini dilakukan untuk menindaklanjuti hasil dari siklus II, terutama dari sisi hambatan atau temuan essensial pada siklus II. Adapun Materi yang dibahas pada siklus III ini adalah sifat benda gas, dengan menggunakan rencana pembelajaran yang telah disusun dan ditunjang dengan menggunakan alat peraga benda-benda kongkrit dan gambar untuk di identifikasi dan dipandu guru, alat peraga didemontrasikan guru, kelompok belajar siswa dan siswa perwakilan setiap kelompok. Kegiatan terakhir adalah tes individual dengan soal tentang benda gas dan sifatnya.

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus III

Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus III adalah sebagai berikut :

a. Mengenalkan alat peraga yang akan dipakai sesuai dengan materi pembelajaran yang akan dibahas yaitu benda gas dan sifatnya dengan menggunakan alat peraga benda-benda kongkrit untuk diidentifikasi dengan panduan guru dan diperlihatkan gambar benda gas..

b. Mengkondisikan siswa agar lebih kondusif, mengelompokkan siswa menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5 orang dalam masing-masing


(35)

41

Siti Nurhayati, 2013

kelompoknya, tiap kelompok menyiapkan alat peraga yang akan digunakan pada pembelajaran benda dan sifatnya, khususnya tentang benda gas dan sifatnya. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif memberikan penjelasan mengenai penggunaan alat peraga pada pembelajaran tentang benda gas dan sifatnya.

c. Memberi contoh kepada siswa cara menggunakan alat peraga dalam pembelajaran

d. Setiap kelompok mempraktekan alat peraga sesuai materi yang dibahas. e. Setiap mengirim perwakilannya untuk mengulang kegitan demontrasi yang

dicontohkan guru di depan kelas.

f. Siswa mengidentifikasi benda-benda dan dicatat dalam LKS dengan didiskusikan dalam kelompok.

g. Selanjutnya melakukan evaluasi hasil pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan perangkat soal yang sudah disediakan, evaluasi ini dilaksanakan secara individual yang dilakukan pada setiap tindakan diakhir pelajaran.

Pengisian LKS setiap kelompok dilakukan seiring dengan dengan proses pembelajaran dalam mengidentifikasi benda- benda daklam kegiatan demontrasi garu, kelompok dan individu.Dengan di pandu pertanyaan berikut:

1) Berdasarkan demontrasi 1 apa yang kamu ketahui tentang sifat gas 2) Apalagi ciri gas yang kamu ketahui berdasrkan kegiatan meniup


(36)

42

3) Ketika teman kita ada yang meniup balon terus pecah, kenapa itu hal itu bisa terjadi ?

4) Coba bayangkan disuatu ruangan kamu di tutup tidak ada celah sedikit pun, apayang terjadi?

5) Apa kesimpulannya sifat-sifat benda gas dari ketiap kegiatan demontrasi diatas, sebutkan !

6) Sebutkan 10 benda-benda yang termasuk benda gas ?

3. Obsevasi tindakan III. Observasi tindakan ini dilaksanakan selama pelaksanaan pembelajaran pelaksanaan dengan menggunakan format yang telah disediakan. Observasi dilakukan oleh rekan guru yang bertugas sebagai observer untuk melakukan pengamatan selama pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru mengajar maupun aktifitas siswa ketika mengikuti pembelajaran.

4. Refleksi tindakan III. Refleksi dilakukan setelah melaksanakan tindakan pembelajaran yang dilanjutkan dengan refleksi dari temuan peristiwa dari setiap kegiatan selama pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus III berlangsung. Analisis ini digunakan untuk mengetahui keberhasilan dan hambatan yang terjadi ketika pembelajaran dilakukan dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran IPA tentang benda gas dan sifatnya. Sehingga guru dapat mengukur bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga, dan hasil belajar siswa dapat terlihat setelah tes individu dilaksananakan.


(37)

43

Siti Nurhayati, 2013

C. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini instrumen yang dirancang untuk digunakan adalah instrumen pembelajaran yang terdiri atas Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan LKS. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah insrumen berbentuk tes dan non tes.

Lembar evaluasi tes yaitu lembar evaluasi yang diberikan suatu tes tertulis berupa soal-soal sesuai bahasan sebanyak lima sosl uraian.Hal ini dilakukan setelah kegiatan inti pembelajaran selesai dengan pelaksanaan pendahuluan, kegiatan awal, kegiatan inti yang meliputi tahap eksplorasi, elaborasi, komfirmasi dan kegiatan penutup. Tes pormatif ini yang dilaksanakan setelah akhir siklus yang mempunyai tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan dan daya serap siswa yang dicapai setelah materi disampaikan dan juga untuk mengetahui ketercapain pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tes tersebut berupa soal sebanyak lima soal dengan skor tertinggi adalah 100 dan terlampir pada setiap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Evaluasi Non Tes Berupa Lembar Kerja Kelompok Selama kegiatan berlangsung, setiap kelompok diberikan lembar kerja kelompok sebagai panduan, dan hasilnya pun di ukur dengan pemberian nilai dari hasil kerja tiap kelompoknya.


(38)

44

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dokumentasi data dari :

a. Tes akhir setiap siklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setiap siklus.

b. Lembar pengamatan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

c. Observasi menggunakan tabel pedoman observasi untuk mengetahui aktivitas pembelajaran baik aktivitas guru ketika mengajar maupun aktifitas siswa ketika mengikuti pembelajaran.

E.Teknik Pengolahan Data

Penelitian Tindakan Kelas menggunakan (PTK) yang dilaksanakan dengan menggunakan tiga siklus atau tiga kali pertemuan dengan waktu yang masing-masing setiap siklus 3x35 menit. Penelitian ini bersifat deskriptif dengn menggunakan rata-rata prestasi individu, daya serap klasikal dan persentase tingkat penguasaan.

1. Nilai individu siswa

Nilai anak diolah dengan cara sebagai berikut :

Nilai individu = Jumlah soal yang benar X 100(total skor tertinggi) Jumlah soal

2. Rata-rata

Rata-rata digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam satu kelas dan untuk mengetahui peningkatan nilai hasil belajar siswa dengan


(39)

45

Siti Nurhayati, 2013

membandingkan rata-rata skor hasil belajar pada setiap siklus dengan menggunakan rumus ( Sudjana, 1996).

Rata-rata = Jumlah nilai seluruh siswa Jumlah Siswa

3. Persentase

Persentase tingkat penguasaan yang digunakan untuk menggambarkan peningkatan nilai hasil belajar siswa dari siklus I, ke siklus II dan ke siklus III dengan menggunakan rumus :

Presentase tingkat penguasaan = Jumlah skor total subjek X 100% Jumlah skor total maksimal

Selain itu untuk menganalis Indikator Daya Serap Klasikal (DSK) dengan perhitungan perhitungan presentase sebagai berikut :

Presentase DSK = Siswa yang memperoleh tingkatan penguasaan > 65 X100% Jumlah

Untuk kepentingan mengklarifikasi kualitas tingkat penguasaan dikelompokan menjadi kategori sangat baik, baik, cukup, kurang dan jelek dengan menggunakan skala 5 ( Suherman dan Kusumah, 1990:272)

91%<A<100% Sangat Baik 76%<B<90% Baik

56%<C<75% Cukup 41%<D<55% Kurang 36%<E<40% Jelek


(40)

46

4. Grafik

Grafik digunakan untuk mengvisualkan hasil perkembangan antar siklus agar terlihat lebih jelas setiap tingkat perkembangan dan perbedaan yang pada setiap siklus pembelajaran yang telah dilaksanakan guru.

Sedangkan data yang diperoleh dari lembar observasi pembelajaran yang dilakuakan observer dan peneliti mempunyai tujuan untuk mengetahui proses selama pembelajaran berlangsung dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran sejauh manapembelajaran dengan menggunakan alat praga dengan didemonstrasikan baik oleh guru, kelompok belajar siswa dan siswa secara individu dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPA tentang benda dan sifatnya.


(41)

Siti Nurhayati, 2013

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Alat Peraga Tentang Benda Dan Sifatnya“, yang dilaksanakan di Kelas IV SDN Sukarasa 02 Desa Sukarasa Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor.

1. Pelaksanaan yang terdiri dari tiga siklus yang langkah pelaksanaanya pembelajaran terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti: mengenalkan alat peraga berupa benda-benda kongkrit yang ada disekitar rumah dan dan sekolah dan gambar benda kongkrit tersebut, berdemontrasi mempraktikkan alat peraga untuk mengidentifikasi benda-benda yang ada dan mengelompokan benda tersebut, memotivasi siswa mengikuti mempraktikkan alat peraga yang dilakukan guru , menyuruh siswa untuk melakukan kegiatan kelompok dengan menggunakan alat peraga, mengamati kegiatan siswa dalam kelompoknya, bersama siswa menyimpulkan hasil kegiatan, penutup: evaluasi hasil belajar siswa, pemberian PR dan langkah terakhir adalah refleksi dari tindakan pembelajaran. Adapun perbedaan antara siklus I, II, III terletak pada teknik demontrasi alat peraga dalam mengidentifikasi benda-benda kongkrit yang ada pada siklus I hanya dilakukan oleh guru saja, pada siklus II teknik demontrasi alat peraga dalam mengidentifikasi terhadap benda-benda kongkrit yang ada dilakukan oleh guru dan kelompok siswa, dan pada siklus III teknik demontrasi


(42)

73

alat peraga dalam mengidentifikasi benda-benda kongkrit yang ada dilakukan oleh guru, kelompok siswa dan siswa perwakilan.

2. Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran IPA tentang benda dan sifatnya sangat efektif dan siswa menyenangi serta dapat menggiring siswa menemutunjukan konsep sendiri dari alat peraga yang dipraktekan baik yang dilakukan guru, kelompok belajar dan siswa individu dalam mengidentifikasi benda-benda dan sifatnya lalu benda itu dikelompokkan. Dan melibatkan siswa lebih banyak dalam memperagakan alat peraga lebih dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang benda dan sifatnya setelah menggunakan alat peraga pada siklus I materi benda padat dan sifatnya dengan nilai rata-rata 70,6 dan daya serapnya sebesar 70 % (21 orang siswa dari keseluruhan siswa yang berjumlah 30 orang) kelas IV memenuhi nilai KKM (65), siklus II dengan bahasan benda cair dan sifatnya dengan nilai rata–rata 74,3 daya serap 77,6% (23 siswa mencapai KKM 65), siklus III dengan membahas benda gas dan sifatnya dengan nilai rata-rata siswa rata-rata 77,6 prosentase daya serap sebesar 83,3 % siswa (25 orang siswa dari jumlah keseluruhan sebanyak 30 orang) telah memenuhi nilai KKM dan juga memenuhi indikator ketercapaian yang diharapkan yaitu sebesar 80 %.

B.Rekomendasi

1. Guru harus menindaklanjuti pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran agar kegiatan siswa dalam pembelajaran lebih teratur dan melibatkan siswa lebih


(43)

74

Siti Nurhayati, 2013

banyak agar siswa terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran, dan menerapkan alat peraga dalam pembejaran materi lain yang membutuhkan .

2. Guru harus terus berupaya dalam peningkatan kualitas proses pembelajaran agar menumbuhkan minat belajar siswa, dan juga menggiring siswa pemahaman materi pelajaran agar hasil belajar siswa dapat terus ditingkatkan salah satunya dengan penggunaan alat peraga yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Budiamin, A. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: UPI Press.

Hatimah, I. (2007). Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI Press.

Hernawan, H. A. dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

________________. (2007). Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Muharam, A dan Rositawaty, S. (2008).Ilmu Pengetahuan Alam 4 untuk SD dan MI Kelas IV. Surabaya: J P Media Utama, Departemen Pendidikan Nasional.

Nur’aini dan Syarifudin, T. (2006). Landasan Pendidikan. Bandung: UPI Press

Sulistyanto, H. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam 4 untuk SD dan MI Kelas IV/. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,.

Widodo, A. dkk (2007). Pendidikan IPA di SD. Bandung: UPI Press.

Wahyudin, U. dkk. (2006). Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI Press.

Margaretta, Y. S. dkk. (2006). Konsep Dasar IPA. Bandung: UPI Press. Rakhmat, C. dkk. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: UPI Press. Subandiyo. (2004). Jelajah Cakrawala Sains. Bandung: Empiris Media

Lugas.


(45)

Siti Nurhayati, 2013

Jakarta : Referensi Jakarta

Purwanti, A.(2011). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Alat Peraga Pada Mata Pelajaran IPA Topik Gaya. Skripsi Pada FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Puskur. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD dan MI . Jakarta : Depdiknas

Winata P. U. S (1993) Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar IPA. Jakarta : Depdikbud

Tn. (2012). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tersedia [on line] tanggal 10 September2012https://sites.google.com/site/mkpeunj2/coupons/pene litian-tindakan-kelas-ptk

Tn. (2011). PTK (penelitian tindakan kelas, pendekatan kemmis dan Mc Taggrat. Tersedia [on line] tanggal 10 September 2012 dari http://krizi.wordpress.com/2011/09/12/ptk-penelitian-tindakan-kelas-pendekatan-kemmis-dan-mc-taggrat/

Tn. (2011). Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli. Tersedia[on line] tanggal29September2012darihttp://mbegedut.blogspot.com/2011/02/ pengertian-hasil-belajar-menurut-para.html


(1)

46

4. Grafik

Grafik digunakan untuk mengvisualkan hasil perkembangan antar siklus agar terlihat lebih jelas setiap tingkat perkembangan dan perbedaan yang pada setiap siklus pembelajaran yang telah dilaksanakan guru.

Sedangkan data yang diperoleh dari lembar observasi pembelajaran yang dilakuakan observer dan peneliti mempunyai tujuan untuk mengetahui proses selama pembelajaran berlangsung dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran sejauh manapembelajaran dengan menggunakan alat praga dengan didemonstrasikan baik oleh guru, kelompok belajar siswa dan siswa secara individu dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPA tentang benda dan sifatnya.


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Alat Peraga Tentang Benda Dan Sifatnya“, yang dilaksanakan di Kelas IV SDN Sukarasa 02 Desa Sukarasa Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor.

1. Pelaksanaan yang terdiri dari tiga siklus yang langkah pelaksanaanya pembelajaran terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti: mengenalkan alat peraga berupa benda-benda kongkrit yang ada disekitar rumah dan dan sekolah dan gambar benda kongkrit tersebut, berdemontrasi mempraktikkan alat peraga untuk mengidentifikasi benda-benda yang ada dan mengelompokan benda tersebut, memotivasi siswa mengikuti mempraktikkan alat peraga yang dilakukan guru , menyuruh siswa untuk melakukan kegiatan kelompok dengan menggunakan alat peraga, mengamati kegiatan siswa dalam kelompoknya, bersama siswa menyimpulkan hasil kegiatan, penutup: evaluasi hasil belajar siswa, pemberian PR dan langkah terakhir adalah refleksi dari tindakan pembelajaran. Adapun perbedaan antara siklus I, II, III terletak pada teknik demontrasi alat peraga dalam mengidentifikasi benda-benda kongkrit yang ada pada siklus I hanya dilakukan oleh guru saja, pada siklus II teknik demontrasi alat peraga dalam mengidentifikasi terhadap benda-benda kongkrit yang ada dilakukan oleh guru dan kelompok siswa, dan pada siklus III teknik demontrasi


(3)

73

alat peraga dalam mengidentifikasi benda-benda kongkrit yang ada dilakukan oleh guru, kelompok siswa dan siswa perwakilan.

2. Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran IPA tentang benda dan sifatnya sangat efektif dan siswa menyenangi serta dapat menggiring siswa menemutunjukan konsep sendiri dari alat peraga yang dipraktekan baik yang dilakukan guru, kelompok belajar dan siswa individu dalam mengidentifikasi benda-benda dan sifatnya lalu benda itu dikelompokkan. Dan melibatkan siswa lebih banyak dalam memperagakan alat peraga lebih dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang benda dan sifatnya setelah menggunakan alat peraga pada siklus I materi benda padat dan sifatnya dengan nilai rata-rata 70,6 dan daya serapnya sebesar 70 % (21 orang siswa dari keseluruhan siswa yang berjumlah 30 orang) kelas IV memenuhi nilai KKM (65), siklus II dengan bahasan benda cair dan sifatnya dengan nilai rata–rata 74,3 daya serap 77,6% (23 siswa mencapai KKM 65), siklus III dengan membahas benda gas dan sifatnya dengan nilai rata-rata siswa rata-rata 77,6 prosentase daya serap sebesar 83,3 % siswa (25 orang siswa dari jumlah keseluruhan sebanyak 30 orang) telah memenuhi nilai KKM dan juga memenuhi indikator ketercapaian yang diharapkan yaitu sebesar 80 %.

B.Rekomendasi

1. Guru harus menindaklanjuti pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran agar


(4)

74

banyak agar siswa terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran, dan menerapkan alat peraga dalam pembejaran materi lain yang membutuhkan .

2. Guru harus terus berupaya dalam peningkatan kualitas proses pembelajaran

agar menumbuhkan minat belajar siswa, dan juga menggiring siswa pemahaman materi pelajaran agar hasil belajar siswa dapat terus ditingkatkan salah satunya dengan penggunaan alat peraga yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Budiamin, A. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: UPI Press.

Hatimah, I. (2007). Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI Press.

Hernawan, H. A. dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

________________. (2007). Media Pembelajaran Sekolah Dasar.

Bandung: UPI Press.

Muharam, A dan Rositawaty, S. (2008).Ilmu Pengetahuan Alam 4 untuk SD

dan MI Kelas IV. Surabaya: J P Media Utama, Departemen

Pendidikan Nasional.

Nur’aini dan Syarifudin, T. (2006). Landasan Pendidikan. Bandung: UPI Press

Sulistyanto, H. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam 4 untuk SD dan MI Kelas IV/. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,.

Widodo, A. dkk (2007). Pendidikan IPA di SD. Bandung: UPI Press.

Wahyudin, U. dkk. (2006). Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI Press.

Margaretta, Y. S. dkk. (2006). Konsep Dasar IPA. Bandung: UPI Press. Rakhmat, C. dkk. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: UPI Press. Subandiyo. (2004). Jelajah Cakrawala Sains. Bandung: Empiris Media


(6)

Jakarta : Referensi Jakarta

Purwanti, A.(2011). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Alat

Peraga Pada Mata Pelajaran IPA Topik Gaya. Skripsi Pada FIP UPI

Bandung: Tidak Diterbitkan

Puskur. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD dan MI . Jakarta : Depdiknas

Winata P. U. S (1993) Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar IPA. Jakarta : Depdikbud

Tn. (2012). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tersedia [on line] tanggal 10 September2012https://sites.google.com/site/mkpeunj2/coupons/pene litian-tindakan-kelas-ptk

Tn. (2011). PTK (penelitian tindakan kelas, pendekatan kemmis dan Mc Taggrat. Tersedia [on line] tanggal 10 September 2012 dari http://krizi.wordpress.com/2011/09/12/ptk-penelitian-tindakan-kelas-pendekatan-kemmis-dan-mc-taggrat/

Tn. (2011). Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli. Tersedia[on line] tanggal29September2012darihttp://mbegedut.blogspot.com/2011/02/ pengertian-hasil-belajar-menurut-para.html


Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Pendekatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Materi Benda dan Sifatnya

7 51 199

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG BENDA CAIR, PADAT DAN GAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE NUMBERED PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG BENDA CAIR, PADAT DAN GAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI WINONG KEC

0 0 16

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL.

0 4 24

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG ENERGI DAN GERAK BENDA.

1 6 30

PENGGUNAAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG WUJUD BENDA DAN SIFATNYA : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Mandalasari Kecamatan Kebon pedes Kabupaten Sukabumi.

1 1 32

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG MATERI WUJUD BENDA DAN SIFATNYA.

0 0 30

PENGGUNAAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG WUJUD BENDA DAN SIFATNYA.

0 0 33

PENGGUNAAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG WUJUD BENDA DAN SIFATNYA.

0 0 29

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWADENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA KONGKRIT DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG BENDA DAN SIFATNYA.

0 0 41

6 Pembelajaran benda dan sifatnya dengan model induktif

0 1 72