MAKNA TUGU SILAHI SABUNGAN BAGI MARGA �.

(1)

Makna Tugu Silahisabungan Bagi Marga – Marga

Keturunan Silahisabungan

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Syarat – syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan OLEH

DWI THERESIA SIPANGKAR NIM : 3103122006

PENDIDIKAN ANTROPOLOGI FAKUTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

ABSTRAK

DWI THERESIA SIPANGKAR, NIM : 3103122006, MAKNA TUGU SILAHI SABUNGAN BAGI MARGA – MARGA KETURUNAN SILAHI SABUNGAN. FAKULTAS IlMU SOSIAL, UNIVERSITAS NEGERI MEDAN, 2014.

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Sejarah Silahi Sabungan, mengungkap latar belakang pendirian Tugu serta makna Tugu beserta relief serta makna simbol yang terdapat pada tugu tersebut bagi Keturunan Silahi Sabungan. Sehingga seluruh Pomparannya dapat mengetahui perwujudan Tugu Silahi Sabungan dianggap dalam penhormatan kepada Raja Silahi Sabungan.

Untuk mengungkap data tersebut, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode pendekatan interpratatif, sedangkan data dilapangan diperoleh dengan teknik obserbasi partisipan, wawancara serta studi literatur. Dalam penelitian ini, Penulis melakukan wawancara dengan 10 informan yang terdiri dari Raja Turpuk dan keturunan Silahi Sabungan yang berada di Silalahi Nabolak ataupun diperantauan.

Dari penelitian ini diperoleh bahwa latar belakang didirikannya Tugu Silahi Sabungan awalnya karena Masalah kesimpangsiuran mengenai keturunan Silahi Sabungan sehingga Raja Turpuk zaman dahulu membangun sebuah Tugu/Makam agar seluruh pomparan Silahi Sabungan baik yang diperantauan maupun yang di Bona Pasogit dapat bersatu kembali dan hidup damai sejahtera. Sehingga Para ketururunan Silahi Sabungan memaknai Tugu sebagai simbol pemersatu dan simbol identitas bagi seluruh keturunannya dan sebagai tempat untuk berziarah sebagai simbol penghargaan kepada nenek moyang atau para leluhur.

Kata Kunci : Makna Tugu Silahi Sabungan, Marga – Marga Silahi Sabungan


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan penyertaanNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Makna Tugu Silahisabungan Bagi Marga – Marga Keturunan Silahi Sabungan”.

Penulis juga tidak lupa menyampaikan rasa terimakasih bagi pihak-pihak yang telah memberikan motivasi maupun kontribusi bagi penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini . Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si.

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Dr. Restu MS beserta jajarannya yang telah memberikan segala kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Antropologi, Ibu Puspitawati, M,Si yang telah memberikan fasilitas dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Supsiloani, M.Si selaku pembimbing penulis yang telah membimbing dan memberikan banyak masukan, arahan dan nasihat kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Payerli Pasaribu, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis yang telah memberikan masukan, nasehat dan


(4)

6. Bapak Erond L Damanik, M.Si dan Ibu Puspitawati, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan dalam perbaikan dan penyelesaian skripsi ini.

7. Ayanda U D Sipangkar ( + ) dan Ibunda D Br Manurung yang telah membimbing penulis hingga sampai pada saat ini juga memberikan motivasi tidak terhitung baik secara materi dan nonmateri sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

8. Alvino E.P Sihombing, SH Selaku Camat Silahi Sabungan yang telah memberikan izin penelitian dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Bapatua Sihaloho/ Regar yang telah memberikan penginapan serta membantu penulis dalam melakukan pendekatan dengan informan. 10. Pak Tua Sipangkar ( Pak Leni ) selaku Raja Partupuk Sipangkar

yang telah memberikan waktunya untuk bercerita panjang lebar guna melengkapi data skripsi ini.

11. Pak Albinus Silalahi Selaku Ketua Punguan Silahi Sabunngan yang telah memberikan informasi dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Kakak Deo yang telah membantu penulis dalam membantu wawancara di Kantor Kecamatan.

13. Amang Boru K Aritonang/Br Sihaloho yang telah banyak membantu penulis dalam mencarikan penginapan dan mempertemukan penulis dengan informan.

14. Seluruh Informan yang tidak dapat penulis sebutkan satu – satunya yang telah membantu penulis dalam memberikan informasi.

15. Para Ito ku Mangihut Raja David Sipangkar, SH., Johannes FF Sipangkar, dan adik – adikku Kristina Putri Sipangkar, Dinda


(5)

Maria Sipangkar yang telah menjadi salah satu motivasi besar bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Pulihnya semangat hidup mereka menjadi sumber tenaga baru bagi penulis semenjak Bapak kami U Sipangkar telah dipanggil ke hadapanNya tanggal 23 September 2013.

16. Keluarga Besarku Op Sandy Manurung, Tante, Mak Tua serta para Bapa Udaku yang selalu memberikan nasehat, semangat serta menanyakan kapan wisuda dan membatu penulis sehingga penulis semakin termotivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

17. Tinodo ni roha yang telah menjadi Dongan roha haholonganku Candra PPH Aritonang (Roa balang, Paribanku, Japirik, candrong, sude ma di ho) terimakasih atas dorongan, penghiburan dan kasih sayang yang telah diberikan sehingga penulis bertambah semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

18. Teman-teman sependeritaan terbaik “ Perompak “ Tari, Tina, Lasni, Silki, Taufan, Riris, atas kebersamaan baik suka maupun duka dalam melewati masa-masa kuliah. Kalian tetap sahabat terbaikku, teman - teman satu Pembimbing Risnawati, Sri Ika Silvia, para penjatan tangguh yang selalu menemani penulis kalau lagi Galau, kangkung Toga, Hizkia Bangun, Boby terimakasih atas kebersamaan kalian, dan Teman – teman Antropologi stambuk 2010 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

19. Teman – teman Bimbel Medica yang telah memberikan pengalaman kepada penulis bagaimana teknik mengajar yang baik


(6)

dan teknik membagi waktu di tengah kesibukan yang tidak dapat dihindarkan.

20. Teman – teman di KMK St. Martinus Unimed yang telah memberikan penulis banyak penmgalaman dan pelajaran Hidup sehingga Penulis dapat lebih Dewasa.

21. Teman – Teman di Gete, Edi yang membantu penelitian, Parno, Tahan, Iban Willy, Bang Mike, kak Clara, ceny, Niko, Iban Petrus, Iban Jekky, kak velin, kak silvi, adik angkatku Tere, Putra, Kak Erika, Erik, Monang, Bang Rinto, Helena Turnip dan semua yang tak dapat disebutkan satu persatu

22. Teman – teman Kos seperjuangan ku Ade Ceny, Ade Ayu, kakak Venty, Natalia, Jhon, Bang Raja, dan Duem yang membantu penulis dan memberikan motivasi kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Serta kepada pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian serta diberikan berkat dan rahmatNya.

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi semua pihak.

Medan, Juni 2014

Penulis


(7)

Dwi Theresia Sipangkar NIM : 3103122006


(8)

Daftar Ist

ABSTRAK... t KATA PENGANTAR... tt DAFTAR ISI...

vtt

DAFTAR GAMBAR... xtt DAFTAR TABEL... xttt BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian... 4

1.4 Manfaat Penelitian... 4

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka………... 5

2.2 Landasan Teori....………... 8

2.2.1. Tafsir Kebudayaan...………... 8

2.2.2 Teori Fungsional……….………... 10

2.3 Kerangka Konsep………... 13

2.3.1 Kebudayaan…...………... 13

2.3.2 Sistem Kekerabatan Batak Toba….………... 14

2.3.3 Marga Silahi Sabungan……….………... 17


(9)

2.4 Kerangka Berifikir……….………... 19

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ………... ... 21

3.2 Subjek dan Objek Penelitian……….…... 21

3.2.1 Subjek Penelitian………..………... 21

3.2.2 Objek Penelitian………... 21

3.3 Teknik Pengumpulan Data………... 22

3.3.1 Observasi………... 23

3.3.2 Wawancara………...………... 23

3.3.3 Dokumentasi……….………... 24

3.3.3 Triangulasi... 25

3.4 Teknik Analisis Data……….………... 25

3.4.1 Reduksi Data... 26

3.4.2 Penyajian Data... 27

3.4.3 Penarikan Kesimpulan... 27

BAB IV. PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 29

4.1.1 Sejarah Singkat Desa Silahi Nabolak... 29

4.1.2 Keadaan Geografis... 32

4.1.3 Keadaan Penduduk... 35

4.1.3.1 Suku Bangsa... 35

4.1.3.2 Bahasa... 35


(10)

4.1.3.6 Berdadarkan Agama/ Kepercayaan... 41

4.1.4 Sarana dan Prasarana... 41

4.1.4.1 Sarana Pendidikan... 41

4.1.4.2 Sarana Ibadat... 43

4.1.4.3 Sarana Kesehatan... 44

4.1.5 Organisasi Sosial... 44

4.2 Hasil Penelitian... 47

4.2.1 Latar Belakang Tugu Silahi Sabungan... 47

4.2.1.1 Sejarah Silahi Sabungan... 47

4.2.1.2 Sejarah Berdirinya Tugu Silahi Sabungan... 59

4.2.2 Makna Tugu Silahi Sabungan... 65

4.2.2.1 Makna Simbol dan Relief Tugu Silahi Sabungan... 76

4.2.3 Kegiatan di Tugu Silahi Sabungan... 78

4.2.3.1 Acara Peresmian... 78

4.2.3.2 Makna Pesta Tugu Silahi Sabungan... 81

4.2.3.3 Situs – Situs Keramat... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 96

5.2 Saran... 97

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

1. Tabell 1 Luas Tanah...34

2. Tabel 2 Keadaan Penduduk Berdasarkan senis Kelamin...36

3. Tabel 3 Keadaan Penduduk Mneurut Tingkat Pendidikan...38

4. Tabel 4 keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian...40

5. Tabel 5 Keadaan Penduduk Menurut Agama...41

6. Tabel 6 Fasilitas Pendidikan...42

7. Tabel 7 Sarana Ibadah...43


(12)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1. Kerangka Berpikir...20


(13)

BABBI

PENDAHULUAN

1.1. LatarBBelakangBMasalah

Indonesia merupakan Negara yang memiliki beraneka ragaman kebudayaan, Sumatera misalnya yang memiliki beberapa etnis, salah satunya adalah etnis Batak Toba. Etnis Batak Toba sebagai salah satu sub suku batak, memiliki perangkat struktur dan sistem sosial yang merupakan warisan dari nenek moyang. Struktur dan sistem sosial tersebut mengatur tata hubungan sesama huanggota masyarakat, baik yang merupakan kerabat dekat maupun kerabat luas, saudara semarga maupun beda marga dalam masyarakat umum. Struktur sosial operasional yang dimiliki pada hakekatnya berdasarkan sistem marga.

Marga merupakan dasar untuk menentukan Partuturan, hubungan persaudaraan, baik untuk kalangan marga maupun dengan marga lainnya. Marga yang merupakan suatu persukutuan orang – orang yang sedarah ( bersaudarah ), seketurunan menurut garis keturunan ayah yang mempunyai tanah sebagai milik bersama ditanah asal atau tanah leluhurnya, sehingga dengan adanya marga hubungan kekerabatan menjadi jelas dan setidaknya dapat memperkecil perkawinan satu marga yang sangat dilarang dalam adat Marga Batak.

Dalam etnis Batak Toba terdiri dari beberapa marga, salah satu marga dari Batak Toba adalah marga – marga Keturunan Silahi Sabungan. Silahi sabungan


(14)

sabungan juga terkenal dengan kebaikannya. Marga – marga dalam Silahi Sabungan adalah Sihaloho, Situngkir, Sondi Raja, Sidabutar, Sidabariba, Sidebang, Pintu Batu, dan Tambun/an. Raja Silahi Sabungan bertempat tinggal di Silalahi Nabolak, dan di desa tersebut kampung keturunan Silahi Sabungan. Sekarang ini, keturunan Silahi Sabungan sudah banyak yang merantau ke daerah – daerah untuk mempertahankan kehidupannya. Namun, masih ada juga yang tetap tinggal di Desa Silalahi Nabolak, Kabupaten Dairi.

Kebudayaan merupakan sebuah hasil cipta manusia yang pada awalnya adalah sebuah kebiasaan yang dilakukan secara turun temurun oleh manusia yang hidup dalam kebersamaan dan tinggal terciptalah suatu kebudayaan, dalam suatu lingkungan serta mempunyai sifat beradaptasi antara satu dengan yang lainnya, dan dari penyesuaian diri tersebut maka demikian tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan. Setiap masyarakat memiliki kebudayaan yang berbeda – beda antara satu dengan yang lainnya, kebudayaan mengandung sistem nilai budaya yakni nilai – nilai yang berasal dari pemikiran sekelompok manusia yang mereka anggap bernilai.

Tugu merupakan salah satu hasil dari sebuah kebudayaan yang dihasilkan oleh manusia, terutama masyarakat Batak Toba. Hal ini dapat dijumpain saat melintasi tanah batak Toba. Pembangunan Tugu di tanah Batak tidak didasarkan kepada alasan dan persyaratan yang dapat diterima menurut bahkan bakukan antarbangsa dalam melakukan kegiatan membangun Tugu. Membangun tugu bukanlah kegiatan yang hakiki dari kebudayaan batak serta tidak pula merupakan kebudayaan yang perlu dipinjam oleh suku bangsa batak toba karena tidak


(15)

mempunyai faedah yang bearti kalau dilihat dari segi ekonomi dan sosial. Akan tetapi banyak orang batak toba jatuh cinta kepada pembangunan Tugu dan telah memandang kegiatan yang perlu atau wajib dilakukan.

Salah satu marga yang mempunyai bangun Tugu adalah Marga Keturunan Silahi Sabungan. Letak Tugu Silahi Sabungan berada di Silalahi Nabolak. Penulis termasuk keturunan Silahi Sabungan. Dalam marga Silahi Sabungan setiap tahunnya pasti mengadakan Pesta Tugu Silahi Sabungan, yang panitianya merupaka keturunan Raja Silahi Sabungan secara bergantian. Penulis mempunyai keinginan untuk mengetahui secara dalam marga keturuanan Silahi Sabungan serta makna dari Tugu yang dibangun oleh keturunan Silahi Sabungan.

Hal inilah yang mendasari penulis mengangkat penelitian ini. Penulis ingin mengkaji Makna B Tugu B Silahi B Sabungan B Bagi B Marga B - B B Marga B Keturunan SilahiBSabungan

1.2. RumusanBMasalah

Dalam suatu penelitian, perlu ditentukan rumusan masalah yang akan diteliti agar menjadi penelitian yang terarah dan jelas tujuannya. Maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Latar Belakang didirikannya Tugu Silahi Sabungan ?

2. Bagaimana Makna Tugu Silahi Sabungan pada Marga - Marga Silahi Sabungan?


(16)

1.3. TujuanBPenelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui latar belakang didirikannya Tugu Silahi Sabungan.

2. Mengetahui sejarah Silahi Sabungan

3. Untuk mengetahui Makna Tugu Silahi bagi keturunan marga - marga Silahi Sabungan

4. Untuk mengetahui makna Relief dan Simbol pada Tugu Silahi Sabungan

5. Untuk mengetahui kegiatan – kegiatan yang dilakukan di Tugu Silahi Sabungan.

1.4. ManfaatBPenelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Bagi masyarakat dapat menambah wawasan dan ilmu tentang Fungsi Tugu Silahi Sabungan Dalam Mempertahankan Sistem Kekerabatan Marga Silahi Sabungan.

2. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dibidang Antropologi

3. Bagi Antropologi dapat menambah bahan refrensi untuk penelitian yang berhubungan.


(17)

BABBV

KESIMPULANBDANBSARAN

5.1BKesimpulan

1. Silahi Sabungan merupakan Raja yang sakiti yang mempunyai 2 Istri, 1 boru dan 8 anak. Keturunan Silahi Sabungan yang dilahirkan oleh Raja Silahi Sabungan adalah Sihaloho, Situngkir, Sondi Raja, Sinabutar, Sidabariba, Sidebang, Pintu Batu dan Tambun Raja serta Putrinya Sideang Namora. Raja Silahi Sabungan membuka Huta yang dinamakan dengan Desa Silalahi Nabolak serta mempunyai Danau yang disebut dengan Danau Silalahi. Marga – marga keturunan Silahi Sabungan mempunyai ciri khas sendiri dari marga – marga batak toba lainnya yang dapat dilihat dari Musik tradisional, Rumah Adatnya serta ukiran – ukiran rumah adat Silalahi dan Ulos.

2. Tugu Silahi Sabungan dibangun dilatar belakangi oleh masalah yang terjadi diantara Sesama generasi Silahi Sabungan. Sehingga para Raja Turpuk yang ada di Silalahi Nabolak mempunyai niat untuk membangun Tugu Silahi Sabungan agar seluruh Silahi Sabungan dapat Hidup damai dan para generasi yang diperantauan dapat berziarah dan mengetahui tanah leluhurnya.


(18)

bentuk kepercayaan ataupun Wujud dari seluruh generasi Raja Silahi Sabungan untuk berinteraksi dan memuja dengan berjiarah ke Tugu Silahi Sabungan.

4. Tugu Silahi Sabungan telah mampu menaikan status kelompok marga Silahi Sabungan diantara marga - marga yang berada diantara marga batak Toba. Karena Tugu melambangkan kesuksesan para marga – marga Silahi Sabunga baik di Bona Pasogit maupun yang berada di Perantauan. Tugu Silahi Sabungan juga mampu membuat kekompakan seluruh generasi walaupun ada permasalahan sedikit diantara mereka. Hal tersebut terlihat dari pesta tugu yang diselenggarakan tiap tahun oleh seluruh keturunan Silahi Sabungan.

5.2BSaran

1. Seiring dengan pendirian tugu pada setiap marga batak khususnya pada marga keturunan Silahi Sabungan , seabaiknya semua keturunanya Raja Silahi Sabungan baik yang di Bona Pasogit dan diperantauan dapat melestarikan dan merawat Tugu, sehingga makna Tugu tidak akan bergeser dalam perkembangan zaman.

2. Hendaknya semua keturunan Silahi Sabungan yang ada di perantauan mengingat Bona Pasogitnya dan kembali untuk membangun Bona Pasogitnya. Agar semua keturunan Raja Silahi Sabungan mengetahui Tarombonya sehingga tidak ada perkawinan Sedarah atau semarga.


(19)

3. Hendaknya semua keturunannya tidak berselisih paham lagi sehingga dapat menjadi kelompok marga yang satu dan kuat. Sehingga tidak ada lagi pembedaan di kelompok marga antara Silalahi yang berasal dari Tolping atau Pagururan dan Silalahi yang berasal dari Silalahi Nabolak.

4. Hendaknya semua keturunan Silahi Sabungan dapat melestarikan dan merawat peninggalan – peninggalan bersejarah yang ditinggalkan leluhur Raja Silahi Sabungan sehingga keturunan Silahi Sabungan dapat bersatu, rukun, damai dan hidup saling menghormati.

5. Hendaknya acara Pesta Tugu yang dilaksanakan setiap Satu kali dalam Setahun tetap dilaksanakan. Karena dengan dilaksanakannya Pesta Tugu setiap Tahun, semua Keturunan Raja Silahi Sabungan dapat tetap berkumpul baik yang diperantauan maupun di Bona Pasogit. Sehingga Keturunan Raja Silahi Sabungan tetap dapat bersatu dan damai.

6. Sebaiknya setiap marga pada Suku Bangsa Batak Toba dapat membangun Tugu. Karena dengan adanya Tugu dapat melestarikan marganya serta mempertahankan identitas marganya. Sehingga keturunan dari marganya dapat mengetahui sejarah marganya serta tarombo dalam partuturan Batak Toba.


(20)

DAFTAR PUSTAKA

Adang & Anwar Yesmil. 2013. Sosiologi Untuk Universitas, Bandung; Refika Aditama.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : Rineka Cipta.

Furchan, Arif.1992. Pengantar Metoda Penelitian Kualitatif. Surabaya ; Usaha Nasional Surabaya Indonesia

Geertz, Clifford. 2000. Tafsir Kebudayaan.Yogyakarta ; Kanisius

Koentjaraningrat.1981. Beberapa Pokok Antropologi Sosial, Jakarta; Dian Rakyat _________________. Sistem Religi dan Teori – Teorinya Dalam Ilmu Antropologi, Jakarta ; Penerbitan Universitas

______________. 1987. Sejarah Teori Antropologi I, Jakarta; Universitas Indonesia

______________ . 2007 . Manusia Dan Kebudayaan Indonesia. Djambatan : Jakarta.

_______________ . 1993. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Gramedia: Jakarta.

Saiffuddin, Ahmad Fedyani. 2005. Antropologi Kontemporer, Jakarta; Prenada Media

Scott, Jhon. 2012. Teori Sosial Masalah – Masalah Pokok Dalam Sosiologi, Yogyakarta; Pustaka Belajar

Shadily, Hasan. 1999. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, Jakarta; Rineka Cipta

Silalahi, Urbert. 1998. Raja Silahi Sabungan, Bandung; Bina Budhaya.

Simanjuntak, B.A. 2006. Struktur Sosial Dan Sistem Politik Batak Toba Hingga 1945, Jakarta; Yayasan Obor Indonesia


(21)

______________. 2009. Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba, Jakarta; Yayasan Obor Indonesia

_____________.2009. Metode Penelitian Sosial. Medan; Bina Media Perintis _______________.2011. Pemikiran Tentang Batak. Jakarta; Yayasan Pustaka

Obor Indonesia

_______________. 2012. Konsepku Membangun Bangso Batak ; Manusia, Agama dan Budaya, Jakarta; Pustaka Obor Indonesia.

Situmorang, Sitor. 2004. Toba Na Sae : Sejarah ;embaga Sosial Politik Abad XIII – XX, Jakarta ;Yayasan Komunitas Bambu

Sinaga, Richard. 2013. Silsilah Marga – Marga Batak, Jakarta. Dian Utami Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung; Alfabeta

Tambun, R. Hukum Adat Dalihan Na Tolu, Medan ; Mitra

Poloma, M.M . 1995. Sosiologi Kontemporer, Jakarta ; Raja Grafindo Persada Ritzer, George.2003. Teori Sosologi Modern, Jakarta; Prenada Media

Vredenbret, J. 1979. Metode Dan Teknik Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Sumber Internet :

Anofin. 2008.konsep kebudayaan menurut geertz at : Etnobudaya.net, 17 Maret 2014,10.10


(1)

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui latar belakang didirikannya Tugu Silahi Sabungan. 2. Mengetahui sejarah Silahi Sabungan

3. Untuk mengetahui Makna Tugu Silahi bagi keturunan marga - marga Silahi Sabungan

4. Untuk mengetahui makna Relief dan Simbol pada Tugu Silahi Sabungan 5. Untuk mengetahui kegiatan – kegiatan yang dilakukan di Tugu Silahi

Sabungan.

1.4. ManfaatBPenelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Bagi masyarakat dapat menambah wawasan dan ilmu tentang Fungsi Tugu Silahi Sabungan Dalam Mempertahankan Sistem Kekerabatan Marga Silahi Sabungan.

2. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dibidang Antropologi

3. Bagi Antropologi dapat menambah bahan refrensi untuk penelitian yang berhubungan.


(2)

BABBV

KESIMPULANBDANBSARAN

5.1BKesimpulan

1. Silahi Sabungan merupakan Raja yang sakiti yang mempunyai 2 Istri, 1 boru dan 8 anak. Keturunan Silahi Sabungan yang dilahirkan oleh Raja Silahi Sabungan adalah Sihaloho, Situngkir, Sondi Raja, Sinabutar, Sidabariba, Sidebang, Pintu Batu dan Tambun Raja serta Putrinya Sideang Namora. Raja Silahi Sabungan membuka Huta yang dinamakan dengan Desa Silalahi Nabolak serta mempunyai Danau yang disebut dengan Danau Silalahi. Marga – marga keturunan Silahi Sabungan mempunyai ciri khas sendiri dari marga – marga batak toba lainnya yang dapat dilihat dari Musik tradisional, Rumah Adatnya serta ukiran – ukiran rumah adat Silalahi dan Ulos.

2. Tugu Silahi Sabungan dibangun dilatar belakangi oleh masalah yang terjadi diantara Sesama generasi Silahi Sabungan. Sehingga para Raja Turpuk yang ada di Silalahi Nabolak mempunyai niat untuk membangun Tugu Silahi Sabungan agar seluruh Silahi Sabungan dapat Hidup damai dan para generasi yang diperantauan dapat berziarah dan mengetahui tanah leluhurnya.

3. Tugu Silahi Sabungan dibangun sebagai simbol dari Identitas, cita – cita serta sejarah leluhur Raja Silahi Sabungan yang diturunkan kepada generasinya atau pomparannya. Sehingga Tugu Silahi Sabungan sebagai


(3)

Sabungan untuk berinteraksi dan memuja dengan berjiarah ke Tugu Silahi Sabungan.

4. Tugu Silahi Sabungan telah mampu menaikan status kelompok marga Silahi Sabungan diantara marga - marga yang berada diantara marga batak Toba. Karena Tugu melambangkan kesuksesan para marga – marga Silahi Sabunga baik di Bona Pasogit maupun yang berada di Perantauan. Tugu Silahi Sabungan juga mampu membuat kekompakan seluruh generasi walaupun ada permasalahan sedikit diantara mereka. Hal tersebut terlihat dari pesta tugu yang diselenggarakan tiap tahun oleh seluruh keturunan Silahi Sabungan.

5.2BSaran

1. Seiring dengan pendirian tugu pada setiap marga batak khususnya pada marga keturunan Silahi Sabungan , seabaiknya semua keturunanya Raja Silahi Sabungan baik yang di Bona Pasogit dan diperantauan dapat melestarikan dan merawat Tugu, sehingga makna Tugu tidak akan bergeser dalam perkembangan zaman.

2. Hendaknya semua keturunan Silahi Sabungan yang ada di perantauan mengingat Bona Pasogitnya dan kembali untuk membangun Bona Pasogitnya. Agar semua keturunan Raja Silahi Sabungan mengetahui Tarombonya sehingga tidak ada perkawinan Sedarah atau semarga.


(4)

3. Hendaknya semua keturunannya tidak berselisih paham lagi sehingga dapat menjadi kelompok marga yang satu dan kuat. Sehingga tidak ada lagi pembedaan di kelompok marga antara Silalahi yang berasal dari Tolping atau Pagururan dan Silalahi yang berasal dari Silalahi Nabolak.

4. Hendaknya semua keturunan Silahi Sabungan dapat melestarikan dan merawat peninggalan – peninggalan bersejarah yang ditinggalkan leluhur Raja Silahi Sabungan sehingga keturunan Silahi Sabungan dapat bersatu, rukun, damai dan hidup saling menghormati.

5. Hendaknya acara Pesta Tugu yang dilaksanakan setiap Satu kali dalam Setahun tetap dilaksanakan. Karena dengan dilaksanakannya Pesta Tugu setiap Tahun, semua Keturunan Raja Silahi Sabungan dapat tetap berkumpul baik yang diperantauan maupun di Bona Pasogit. Sehingga Keturunan Raja Silahi Sabungan tetap dapat bersatu dan damai.

6. Sebaiknya setiap marga pada Suku Bangsa Batak Toba dapat membangun Tugu. Karena dengan adanya Tugu dapat melestarikan marganya serta mempertahankan identitas marganya. Sehingga keturunan dari marganya dapat mengetahui sejarah marganya serta tarombo dalam partuturan Batak Toba.


(5)

Adang & Anwar Yesmil. 2013. Sosiologi Untuk Universitas, Bandung; Refika Aditama.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : Rineka Cipta.

Furchan, Arif.1992. Pengantar Metoda Penelitian Kualitatif. Surabaya ; Usaha Nasional Surabaya Indonesia

Geertz, Clifford. 2000. Tafsir Kebudayaan.Yogyakarta ; Kanisius

Koentjaraningrat.1981. Beberapa Pokok Antropologi Sosial, Jakarta; Dian Rakyat _________________. Sistem Religi dan Teori – Teorinya Dalam Ilmu Antropologi, Jakarta ; Penerbitan Universitas

______________. 1987. Sejarah Teori Antropologi I, Jakarta; Universitas Indonesia

______________ . 2007 . Manusia Dan Kebudayaan Indonesia. Djambatan : Jakarta.

_______________ . 1993. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Gramedia: Jakarta.

Saiffuddin, Ahmad Fedyani. 2005. Antropologi Kontemporer, Jakarta; Prenada Media

Scott, Jhon. 2012. Teori Sosial Masalah – Masalah Pokok Dalam Sosiologi, Yogyakarta; Pustaka Belajar

Shadily, Hasan. 1999. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, Jakarta; Rineka Cipta

Silalahi, Urbert. 1998. Raja Silahi Sabungan, Bandung; Bina Budhaya.

Simanjuntak, B.A. 2006. Struktur Sosial Dan Sistem Politik Batak Toba Hingga 1945, Jakarta; Yayasan Obor Indonesia


(6)

______________. 2009. Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba, Jakarta; Yayasan Obor Indonesia

_____________.2009. Metode Penelitian Sosial. Medan; Bina Media Perintis _______________.2011. Pemikiran Tentang Batak. Jakarta; Yayasan Pustaka

Obor Indonesia

_______________. 2012. Konsepku Membangun Bangso Batak ; Manusia, Agama dan Budaya, Jakarta; Pustaka Obor Indonesia.

Situmorang, Sitor. 2004. Toba Na Sae : Sejarah ;embaga Sosial Politik Abad XIII – XX, Jakarta ;Yayasan Komunitas Bambu

Sinaga, Richard. 2013. Silsilah Marga – Marga Batak, Jakarta. Dian Utami Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung; Alfabeta

Tambun, R. Hukum Adat Dalihan Na Tolu, Medan ; Mitra

Poloma, M.M . 1995. Sosiologi Kontemporer, Jakarta ; Raja Grafindo Persada Ritzer, George.2003. Teori Sosologi Modern, Jakarta; Prenada Media

Vredenbret, J. 1979. Metode Dan Teknik Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Sumber Internet :

Anofin. 2008.konsep kebudayaan menurut geertz at : Etnobudaya.net, 17 Maret 2014,10.10