KORELASI KEPADATAN LALU-LINTAS TERHADAP KANDUNGAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO) DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL KOTA MEDAN.

(1)

KORELASI KEPADATAN LALU LINTAS TERHADAP KANDUNGAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO)

DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL KOTA MEDAN

Oleh :

Nurul Khairani Damanik NIM 4103220031 Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014


(2)

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan rahmat-Nya terutama nikmat kesehatan dan kelapangan waktu sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini berjudul “Korelasi Kepadatan Lalu-Lintas Terhadap Kandungan Karbon Monoksida (CO) Di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan”.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibunda Hj. Mawar Listutiarty Sihombing, ayahanda Drs. H. Abdul Malik Damanik buat doa setiap saat dan nasehat serta motivasinya.dengan kasih sayang. Terima kasih juga buat saudara-saudaraku Bang Ferry, Kak Indah, Bang Iwan, Kak Ana, Kak Nina, serta adik Zaky, Alif, Irsyadia atas doa, kasih sayang dan dukungannya.

Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini antara lain Bapak Drs. Ashar Hasairin, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu atas bimbingan, kesabaran dan waktu yang telah diberikan selama penelitian dan penulisan skripsi serta Bapak Drs. Nusyirwan, M.Si, Ibu Dra. Rosita Tarigan, M.Pd dan Ibu Dra. Cicik Suryani, M.Si selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan bimbingan.

Penghargaan juga diberikan kepada Bapak Prof. Motlan, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Medan. Kepada Bapak Drs. H. Tri Harsono, M.Si selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan. Bapak Drs. Lazuardi, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Biologi FMPI Universitas Negeri Medan. Ibu Dra. Melva Silitonga, M.S, selaku Ketua Prodi Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan. Ibu Dra. Riwayati, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama perkuliahan. Ibu Drs. Uswatun Hasanah, M.Si selaku Kepala Laboratorium Biologi FMIPA Unimed. Kepada M. Hamzah Salim penulis ucapakan banyak terima kasih atas perhatiannya selama ini yang telah mengingati dan mendukung penulis dalam perkuliahan dan menyelesaikan penelitian skripsi ini. Juga kepada


(3)

vi

teman-teman seperjuangan dalam penelitian yaitu Mia, Rida, dan Betty. Teman- teman PKL di Laboratorium Kultur Jaringan Kak Yati, Kak Mari, Kak Tika, Anggita, Chairani. Dan kepada semua sahabat-sahabat penulis di jurusan Biologi Non Kependidikan FMIPA Universitas Negeri Medan khususnya stambuk 2010.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini dan tulisan-tulisan penulis pada masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca.

Medan, April 2014 Penulis

Nurul Khairani Damanik 4103220031


(4)

iii

Korelasi Kepadatan Lalu-Lintas Terhadap Kandungan Gas Karbon Monoksida (CO) Di Kecamatan Medan Sunggal

Kota Medan

Nurul Khairani Damanik (4103220031) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : a) konsentrasi CO (Karbon Monoksida) yang terdapat di udara pada Kecamatan Medan, (b) hubungan kepadatan lalu-lintas terhadap konsentrasi gas CO (Karbon Monoksida) di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan c) adakah hubungan kondisi sifat fisik-kimia lingkungan terhadap konsentrasi CO pada Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 – Februari 2014 pada 3 titik lokasi penelitian yaitu 1). Jl. Arten Ringroad, 2). Jl. TB Simatupang, dan 3). Jl. Setia Budi, analisis udara dilakukan di BTKL PP Medan. Desain penelitian ini menggunakan korelasi pearson product moment. Parameter yang diamati adalah jumlah kadar CO, sifat fisik-kimia dan jumlah kepadatan lalulintas. Hasil penelitian diperoleh: terdapat jumlah kadar CO tertinggi pada Jl. Setia Budi 17 ppm sedangkan Jl. Arten Ringroad 8 ppm, Jl. TB Simatupang 11 ppm,. Terdapat hubungan sangat signifikan antara kepadatan lalulintas dengan kandungan kadar CO dengan nilai r= 0,9. Korelasi sangat tinggi, berkorelasi positif signifikan. Dengan perhitungan menggunakan analisis Pearson Product Momment diperoleh t hitung (5,4) ≥ dari t tabel (1,895), adanya hubungan kepadatan lalulintas dengan kadar CO di udara. Sedangkan pada kelembaban, dan kecepatan angin dengan konsentrasi kadar CO terdapat korelasi negatif. Dengan korelasi suhu terhadap konsentrasi CO yaitu r= 0,9 tetapi tidak terdapat korelasi yang signifikan dengan t hitung (2,1) ≤ dari t tabel (6,314).


(5)

iv

The Correlation Betweeen Traffic Density and The Conten t Of Carbon Monoxide (CO ) in Kecamatan Medan Sunggal

City of Medan

Nurul Khairani Damanik (4103220031) ABSTRACT

The aim of this study to determine: a) the consentration of carbon monoxide in the air in Kecamatan Medan Sunggal, b) the relationship between traffic density and the concentration of CO (Carbon Monoxide) in Medan Sunggal, c) is there the relationship between the condition of physical and chemical environment on the concentration CO in Medan Sunggal. This study was conducted in Desember 2013- February 2014 in the three location, they are: 1) Jl. Arten Ringroad, 2) Jl. TB Simatupang, 3) Jl. Setia Budi, air analysis performed in BTKL PP Medan. The design of this study using the pearson product moment correlation. The parameter measured were the number of level of CO, the physical-ehemical properties and the totality of traffic density. The research findings indicated that: the highest level of CO was in Jl. Setia Budi with 17 ppm while in the Jl. TB Simatupang was 11 ppm and in the Jl. Arten Ringroad 8 ppm. There is a significant relationship between traffic density with the content of CO levels with the value r=0,9. The correlation is very high, the correlation is positive significant. By counting using the pearson product moment analysis was obtained tcont (5,4) ≥ t table (1,895). There is relationship between traffic density and the levels of CO in the air. While the dampness and wind speed on the consentration of CO is found negative correlation. The correlation of temperature on the concentration of CO is r=0,9, but there is not significant correlation by t hitung (2,1) ≤ dari t tabel (6,314).


(6)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sumber dan Standar Kesehatan Emisi Gas Buang 6

Tabel 3.1. Pengamatan Jumlah Kendaraan 18

Tabel 3.2. Distribusi Konsentrasi Gas Karbon Monoksida

Berdasarkan Titik Pengambilan Sampel 18

Tabel 3.3. Pengamatan Sifat Fisik Pada Tiap Titik 18 Tabel 4.1. Konsentrasi CO di udara pada 3 lokasi di Kecamatan

Medan Sunggal 20

Tabel 4.2. Rata-rata Jumlah Kepadatan Lalu Lintas pada tiga

Jalan di Kota Medan 21

Tabel 4.3. Analisis Korelasi Tingkat Kepadatan Lalu Lintas

dengan kandungan Gas CO (Karbon Monoksida) 24

Tabel 4.4. Kondisi Fisik-Kimia Lingkungan 24

Tabel 4.5. Analisis Korelasi Sifat Fisik Kimia Lingkungan


(7)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.2. Jalur Hijau 13

Gambar 3.1. Denah Lokasi Penelitian 16

Gambar 4.1. Grafik Kepadatan Lalu-Lintas Pada Jl. Arten Ringroad 22 Gambar 4.2. Grafik Kepadatan Lalu-Lintas Pada Jl. TB Simatupang 22 Gambar 4.3. Grafik Kepadatan Lalu-Lintas Pada Jl. Setia Budi 23 Gambar 4.4. Grafik Hubungan Kondisi Sifat Fisik-Kimia Lingkungan


(8)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampran 1. Data Jumlah Kendaraan 35

Lampiran 2. Data Total Jumlah Kendaraan Per Hari 38 Lampiran 2.1. Data Total Jumlah Kendaraan Per Jam 38 Lampiran 2.2. Data Total Konsentrasi Gas CO Tiap Lokasi 38

Lampiran 3. Hasil Dari BTKL PP Medan 39

Lampiran 4. Data Total Kondisi Fisik-Kimia Lingkungan 40 Lampiran 5. Perhitungan Statistik Korelasi Product Moment Pearson

Hubungan Kepadatan Lalulintas Terhadap Konsentrasi CO 42 Lampiran 6. Perhitungan Statistik Korelasi Product Moment

Pearson Hubungan Suhu Terhadap Konsentrasi CO 45 Lampiran 7. Tabel Distribusi Untuk Melihat t tabel 51

Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian 53

Lampiran 9. Surat Penugasan Dosen Pembimbing Skripsi 58

Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian 59

Lampiran 11. Surat Balasan Ijin Penelitian 60


(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Udara merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui yang sangat dibutuhkan manusia, hewan dan tanaman dalam mempertahankan hidupnya. Menurut Santi (2001), udara rentan tercemar dan menimbulkan permasalahan yang rumit, karena menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik fisik, sumber emisi zat pencemar (jenis sumber, laju pencemaran, kecepatan dan tinggi emisi dan elemen iklim yang mempengaruhi penyebaran zat pencemar di lokasi di mana zat pencemar diemisikan maupun kondisi iklim lokal di daerah penerima pencemaran udara).

Polusi udara dapat disebabkan oleh aktivitas manusia yaitu melalui industri, alat transportasi, aktivitas rumah tangga dan perkantoran. Diantara sumber polutan tersebut, kendaraan bermotor menyumbang 98% polutan di kota-kota besar (Santi, 2001). Nugraha (2007) memperjelas kandungan yang terdapat pada udara tercemar, yakni ada 4 emisi gas buang pokok yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor yakni senyawa Hidrokarbon (HC), Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NOx), dan partikel-partikel yang keluar dari gas buang. Siregar (2005) juga menyebutkan bahwa sumber utama pencemaran udara berasal dari transportasi (kendaraan bermotor) yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) menghasilkan 60% gas karbon monoksida (CO) dan 15% hidrokabon. Selain itu Selvia (2011) mendukung bahwa sumber kontribusi terbesar karbon monoksida berasal dari kendaraan bermotor yang diperkirakan sekitar 50%.

Pola penggunaan BBM menunjukkan bahwa kontribusi pencemaran udara yang berasal dari sektor transportasi mencapai 60%, selebihnya sektor industri 25%, rumah tangga 10% dan sampah 5% (Asmawi, 2010). Sugiarti (2009) menambahkan bahwa perkiraan persentase komponen pencemar udara utama di Indonesia khususnya transportasi dan industri yaitu Karbon Monoksida (CO) 70,50%, Sulfur Oksida (SOx) 0,9%, Nitrogen Oksida (NOx) 8,9%, Partikulat


(10)

2

sebesar 1,33%, Hidrokarbon (HC) 18,34% dan Gas rumah Kaca (CH4, CO2 dan N2O) yang tersebar dalam nilai persentase sumber utama.

Peningkatan polusi udara dari sektor transportasi sangat signifikan dan bedampak pada kehidupan dan lingkungan saat ini. Salah satu polutan udara yang berbahaya dan jumlahnya sangat dominan adalah gas Karbon Monoksida (CO) yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar dan udara motor bensin yang tidak sempurna (Sugiarti, 2009 ).

Gas karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mengiritasi , mudah terbakar dan sangat beracun, serta tidak larut dalam air. Gas ini merupakan hasil pembakaran tidak sempurna dari kendaraan bermotor, alat pemanas dan peralatan yang menggunakan bahan api. Senyawa CO mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya terhadap manusia, karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu haemoglobin (Dharmawan dan Susanti, 2012). Paparan udara dengan gas CO dapat mengakibatkan keracunan sistem saraf pusat dan jantung. Keracunan ini terjadi jika paparan gas CO melampaui batas dari yang bisa di toleransi tubuh, yaitu lebih dari 250 ppm (Rezki, 2012).

Karbon monoksida yang keluar dari knalpot akan berada di udara ambient, jika terhirup oleh manusia maka molekul tersebut akan masuk kedalam saluran pernapasan terus masuk ke dalam paru – paru dan kemudian akan menempel pada

haemoglobin darah membentuk carboxy Haemoglobin (COHb). Semakin tinggi konsentrasi CO yang terhirup oleh manusia maka semakin fatal resiko yang diterima oleh manusia tersebut, bahkan dapat menyebabkan kematian. Daya ikat gas CO terhadap Hb adalah 240 kali dari daya ikat CO terhadap O2. Apabila gas CO darah (HbCO) cukup tinggi, maka akan mulai terjadi gejala antara lain pusing kepala (HbCO 10%), mual dan sesak nafas (HbCO 20%), gangguan penglihatan dan konsentrasi menurun (HbCO 30%), tidak sadar, koma (HbCO 40-50%) dan apabila berlanjut akan dapat menyebabkan kematian. Pada paparan menahun akan menunjukkan gejala gangguan syaraf, gangguan otak, jantung dan kematian bayi


(11)

3

dalam kandungan. Gas CO yang tinggi di dalam darah dapat berasal dari rokok dan asap dari kendaraan bermotor (Maryanto dkk, 2009).

WHO (1999) mempertegas bahwa konsentrasi karboksihemoglobin yang melebihi dari 15 % dapat menyebabkan iskemia. Hal ini karena karboksihemoglobin menyebabkan penghambatan pelepasan oksigen dari oxyhaemoglobin, hambatan fungsi sitokrom (misalnya, oksidase sitokrom) dan asidosis metabolik. Iskemia pada paru menyebabkan paru tidak bisa menjalankan fungsinya menjadi tidak maksimal, akibatnya kapasitas vital bisa menurun (Selvia, 2011).

Banyak senyawa kimia dalam gas buang kendaraan bermotor yang dapat menimbulkan pengaruh sistemik karena setelah diabsorbsi oleh paru-paru, bahan pencemar tersebut dibawa oleh aliran darah atau cairan getah bening ke bagian tubuh lainnya, sehingga dapat membahayakan setiap organ di dalam tubuh. Senyawa-senyawa yang masuk ke dalam hidung dan ada dalam mukosa bronkial juga dapat terbawa oleh darah atau tertelan masuk tenggorokan dan diabsorbsi masuk ke saluran pencernaan (Tugaswati, 2007). CO yang meningkat di berbagai perkotaan dapat mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak (sugiarti, 2009).

Terminal Terpadu Pinang Baris atau sering disingkat sebagai TTPB Jalan TB Simatupang adalah salah satu dari 2 terminal terpadu perhubungan darat di Kota Medan. Terminal ini khusus menampung bus-bus antar provinsi dan dalam provinsi yang masuk ke Kota Medan dari sebelah barat dalam hal ini terutama bus-bus dari NAD. Terminal ini terletak di Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan. Terminal Terpadu Pinang Baris memiliki luas lahan ±4 ha (40.000 m2) dengan jumlah bus dan mobil pengangkutan umum angkot yang keluar/masuk setiap hari yaitu 3540 unit (Maria, 2013).

Tingginya volume lalu-lintas di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan tentu ada emisi gas buang khususnya CO dari kendaraan. Berdasarkan hal di atas

maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Korelasi Kepadatan

Lalu-Lintas Terhadap Kandungan Gas Karbon Monoksida (CO) Di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan”.


(12)

4

1.2. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada konsetrasi CO dan kepadatan lalu-lintas yang melintasi daerah Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan pada 3 titik (Jl. Arten Ringroad Jl, TB Simatupang, Jl. Setia Budi).

1.3. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah: 1. Berapakah konsentrasi CO (Karbon Monoksida) yang terdapat di udara

pada Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan?

2. Bagaimana hubungan kepadatan lalu-lintas terhadap konsentrasi gas CO (Karbon Monoksida) di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan?

3. Bagaimana hubungan kondisi sifat fisik-kimia lingkungan terhadap konsentrasi CO pada Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan?

1.4. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui konsentrasi CO (Karbon Monoksida) yang terdapat di udara pada Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan.

2. Mengetahui hubungan kepadatan lalu-lintas terhadap konsentrasi gas CO (Karbon Monoksida) di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan.

3. Mengetahui hubungan kondisi sifat fisik-kimia lingkungan terhadap konsentrasi CO di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan.

1.5.Manfaat Penelitian

1. Dapat mengetahui besarnya pencemaran udara yang terjadi pada lalu-lintas di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan.

2. Sebagai pangkalan data dan sumber data pendukung atau referensi tambahan bagi peneliti lainnya.


(13)

31

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil data penelitian maka dapat di peroleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Jumlah konsentrasi CO (Karbon Monoksida) yang terdapat pada 3 titik pengamatan (Jl. TB Simatupang 17 ppm, Jl. Arthen Ringroad 8 ppm, dan Jl. Setia Budi 11 ppm). Nilai CO yang paling tinggi terdapat pada jalan Setia Budi (17 ppm).

2. Konsentrasi CO berkorelasi signifikan terhadap kepadatan lalu-lintas di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan dengan nilai korelasi r= 0,9. 3. Korelasi sifat fisik-kimia kecepatan angin dan kelembaban terhadap

kepadatan lalulintas berkorelasi negatif (r=-0,9 dan r=-0,7) artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan, sedangkan suhu lingkungan memiliki korelasi positif (r=0,9) dengan t hitung (2,1) ≤ dari t tabel (6,314). 5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka perlu disarankan sebagai berikut:

1. Perlu penelitian lanjutan dengan penambahan lokasi yang berbeda untuk mengetahui perbandingannya.

2. Perlu penelitian lanjutan dengan parameter udara ambient yang lain supaya dapat melihat kualitas udara.


(14)

32

DAFTAR PUSTAKA

Akhadi, Mukhlis., (2014), Isu Lingkungan Hidup, Mewaspadai Dampak Kemajuan Teknologi dan Polusi Lingkungan Global yang Mengancam Kehidupan , Yogyakarta, Graha Ilmu.

Anonim, (2010), Mengenal Karbon Monoksida Gas Pembunuh Mematikan, http://techno.okezone.com/read/2013/01/23/56/750531/mengenal-karbon-monoksida-gas-pembunuh-mematikan, (Diakses Desember 2013)

Anonim, (2011), Gas Buang Kendaraan Bermotor dan Dampaknya bagi Kesehatan, http://aeriine.wordpress.com/gas-buang-kendaraan-bermotor-dan-dampaknya-bagi-kesehatan/, (Diakses Desember 2013)

Anonim2, (2012), Zat-zat pencemaran udara, http://www.chem-is- try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaran-udara/zat-zat-zat-zat-pencemar-dan-pencemaran-udara/, (Diakses Desember 2013)

Arifiyanti, F., (2004), Pengaruh Kelembaban, Suhu, Arah Dan Kecepatan Angin Terhadap Konsentrasi Karbon Monoksida (CO) Dengan Membandingkan Dua Volume Sumber Pencemar Di Area Pabrik Dan Di Persimpangan Jalan,

Studi Kasus.

Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta.

Asmawi, A. D., (2010), Emisi gas buang kendaraan bermotor : Suatu eksperimen penggunaan bahan bakar minyak solar dan substitusi bahan bakar minyak

solar gas, Jakarta Perpustakaan UI.

Bachtiar, V. A., (2005), Kajian Hubungan Antara Variasi Kecepatan Kendaraan

Dengan Emisi Yang Dikeluarkan Pada Kendaraan Bermotor Roda Empat,

Padang Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Unand.

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah., (2006), Pengertian Pencemaran Udara. http://bplhd.jakarta.go.id/dalcem_udara.asp?cek=1, Jakarta, 21–12 – 2013

Cahyani, N., (1999), Pengaruh Gas Buang Kendaraan Bermotor dan Keberadaan Jalur Hijau terhadap kualitas udara dan Parameter Iklim di Kotamadya

Yogyakarta, Skripsi.UGM, Yogyakarta. (Tidak dipublikasikan)

Dharmawan, W. dan Susanti, D., (2012), Pengukuran Sensitivitas Sensor Gas CO Dari Material WO3 Hasil Proses Sol Gel Dan Kalsinasi Terhadap Variasi Konsentrasi Dan Temperatur Operasi, JURNAL TEKNIK POMITS 1(1): 1-5


(15)

33

Handayani, Dwi., Pengaruh Kecepatan Angin, Kelembaban Dan Suhu Udara Terhadap Konsentrasi Gas Pencemar Sulfur Dioksida (SO2) Dalam Udara Ambien Di Sekitar Pt. Inti General Yaja Steel Semarang, Universitas Diponogor.

Lestari, S., (2004), Mengurai Susunan Periodi Unsur Kimia, Penerbit Kawan Pustaka, Tengerang.

Maria, F., (2013), Analisis Sanitasi Lingkungan Terminal Kendaraan Bermotor

Di Kota Medan Tahun 2012, Skripi, Ilmu Kesehatan Masyarakat, USU,

Medan. (Tidak dipublikasikan)

Ningsih, D.H.U., (2010), Analisa Optimasi Jaringan Jalan Berdasar Kepadatan Lalulintas di Wilayah Semarang dengan Berbantuan Sistem Informasi Geografi, Teknologi Informasi DINAMIK, XV(2): 121-135

Nugraha, B. S. dan Sriyanto, J., (2007), Aplikasi Teknologi Injeksi Bahan Bakar Elektronik (Efi) Untuk Mengurangi Emisi Gas Buang Sepeda Motor, Jurnal

Ilmiah Populer dan Teknologi Terapan 5(2): 692 – 706

Rezki, N., Yusfi, M. dan Yendri, D., (2012), Rancang Bangun Prototipe Pengurang Bahaya Gas Polutan Dalam Ruangan Dengan Metode

Elektrolisis Berbasis Mikrokontroler, FTI Unand, Padang

Santi, D. N., (2001), Pencemaran Udara oleh Timbal (Pb) serta

penanggulangannya, Medan, FK USU. digitized by USU digital library

(Diakses pada Desember 2013)

Sari, S, K., (2013), Perhitungan Kadar Timbal (Pb) Pada Pohon Penduh Jalan Di Kawasan Industri Medan (KIM) 1 Dan Terminal Pinang Baris, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan. (Tidak dipublikasikan)

Selvia, Rahmawati, I. Dan Mulyanto, J., (2011), Hubungan Kadar HbCO Dengan Kapasitas Vital Paru Pedagang Di Terminal Bus Purwokerto, Mandala of Health 5(2)

Siregar, E. B. M., (2005), Pencemaran Udara, Respon Tanaman dan

Pengaruhnya pada Manusia, Medan, FP USU.

Sugiarti, (2009), Gas Pencemar Udara Dan Pengaruhnya Bagi Kesehatan Manusia, Jurnal Chemica 10(1): 50-58

Sukarto, H, Transportasi Perkotaan Dan Lingkungan, Banten, Universitas Pelita Harapan


(16)

34

Sumarawati, T., (2010), Pengaruh Kepadatan Lalu-Lintas Pada Jam Puncak Terhadap Kandungan Gas Karbon Monoksida (Co) di Jalan Raya Kaligawe

Semarang, FK Unissula, Semarang

Tugaswati, T., (2007), Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan, www.kpbb.org/makalah_ind/Emisi_Kesehatan.pdf (Diakses Desember 2013)

Wardhana, W., (2004), Dampak Pencemaran Lingkungan, Yogyakarta, Andi Wijaya, A., (2012), Penggunaan Tumbuhan Sebagai Bioindikator Dalam

Pemantauan Pencemaran Udara, Skripsi, Teknik Lingkungan, Surabaya,

ITS. (Tidak dipublikasikan)

World Health Organization. Environmental Health Criteria 213 Carbon Monoxide (Second Edition). 1999. Available from URL : whqlibdoc.who.int. Diakses tanggal : 21 Desember 2013.


(1)

dalam kandungan. Gas CO yang tinggi di dalam darah dapat berasal dari rokok dan asap dari kendaraan bermotor (Maryanto dkk, 2009).

WHO (1999) mempertegas bahwa konsentrasi karboksihemoglobin yang melebihi dari 15 % dapat menyebabkan iskemia. Hal ini karena karboksihemoglobin menyebabkan penghambatan pelepasan oksigen dari oxyhaemoglobin, hambatan fungsi sitokrom (misalnya, oksidase sitokrom) dan asidosis metabolik. Iskemia pada paru menyebabkan paru tidak bisa menjalankan fungsinya menjadi tidak maksimal, akibatnya kapasitas vital bisa menurun (Selvia, 2011).

Banyak senyawa kimia dalam gas buang kendaraan bermotor yang dapat menimbulkan pengaruh sistemik karena setelah diabsorbsi oleh paru-paru, bahan pencemar tersebut dibawa oleh aliran darah atau cairan getah bening ke bagian tubuh lainnya, sehingga dapat membahayakan setiap organ di dalam tubuh. Senyawa-senyawa yang masuk ke dalam hidung dan ada dalam mukosa bronkial juga dapat terbawa oleh darah atau tertelan masuk tenggorokan dan diabsorbsi masuk ke saluran pencernaan (Tugaswati, 2007). CO yang meningkat di berbagai perkotaan dapat mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak (sugiarti, 2009).

Terminal Terpadu Pinang Baris atau sering disingkat sebagai TTPB Jalan TB Simatupang adalah salah satu dari 2 terminal terpadu perhubungan darat di Kota Medan. Terminal ini khusus menampung bus-bus antar provinsi dan dalam provinsi yang masuk ke Kota Medan dari sebelah barat dalam hal ini terutama bus-bus dari NAD. Terminal ini terletak di Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan. Terminal Terpadu Pinang Baris memiliki luas lahan ±4 ha (40.000 m2) dengan jumlah bus dan mobil pengangkutan umum angkot yang keluar/masuk setiap hari yaitu 3540 unit (Maria, 2013).

Tingginya volume lalu-lintas di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan tentu ada emisi gas buang khususnya CO dari kendaraan. Berdasarkan hal di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Korelasi Kepadatan Lalu-Lintas Terhadap Kandungan Gas Karbon Monoksida (CO) Di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan”.


(2)

1.2. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada konsetrasi CO dan kepadatan lalu-lintas yang melintasi daerah Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan pada 3 titik (Jl. Arten Ringroad Jl, TB Simatupang, Jl. Setia Budi).

1.3. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah: 1. Berapakah konsentrasi CO (Karbon Monoksida) yang terdapat di udara

pada Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan?

2. Bagaimana hubungan kepadatan lalu-lintas terhadap konsentrasi gas CO (Karbon Monoksida) di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan?

3. Bagaimana hubungan kondisi sifat fisik-kimia lingkungan terhadap konsentrasi CO pada Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan?

1.4. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui konsentrasi CO (Karbon Monoksida) yang terdapat di udara pada Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan.

2. Mengetahui hubungan kepadatan lalu-lintas terhadap konsentrasi gas CO (Karbon Monoksida) di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan.

3. Mengetahui hubungan kondisi sifat fisik-kimia lingkungan terhadap konsentrasi CO di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan.

1.5.Manfaat Penelitian

1. Dapat mengetahui besarnya pencemaran udara yang terjadi pada lalu-lintas di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan.

2. Sebagai pangkalan data dan sumber data pendukung atau referensi tambahan bagi peneliti lainnya.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil data penelitian maka dapat di peroleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Jumlah konsentrasi CO (Karbon Monoksida) yang terdapat pada 3 titik pengamatan (Jl. TB Simatupang 17 ppm, Jl. Arthen Ringroad 8 ppm, dan Jl. Setia Budi 11 ppm). Nilai CO yang paling tinggi terdapat pada jalan Setia Budi (17 ppm).

2. Konsentrasi CO berkorelasi signifikan terhadap kepadatan lalu-lintas di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan dengan nilai korelasi r= 0,9. 3. Korelasi sifat fisik-kimia kecepatan angin dan kelembaban terhadap

kepadatan lalulintas berkorelasi negatif (r=-0,9 dan r=-0,7) artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan, sedangkan suhu lingkungan memiliki korelasi positif (r=0,9) dengan t hitung (2,1) ≤ dari t tabel (6,314).

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka perlu disarankan sebagai berikut:

1. Perlu penelitian lanjutan dengan penambahan lokasi yang berbeda untuk mengetahui perbandingannya.

2. Perlu penelitian lanjutan dengan parameter udara ambient yang lain supaya dapat melihat kualitas udara.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadi, Mukhlis., (2014), Isu Lingkungan Hidup, Mewaspadai Dampak Kemajuan Teknologi dan Polusi Lingkungan Global yang Mengancam Kehidupan , Yogyakarta, Graha Ilmu.

Anonim, (2010), Mengenal Karbon Monoksida Gas Pembunuh Mematikan, http://techno.okezone.com/read/2013/01/23/56/750531/mengenal-karbon-monoksida-gas-pembunuh-mematikan, (Diakses Desember 2013)

Anonim, (2011), Gas Buang Kendaraan Bermotor dan Dampaknya bagi Kesehatan, http://aeriine.wordpress.com/gas-buang-kendaraan-bermotor-dan-dampaknya-bagi-kesehatan/, (Diakses Desember 2013)

Anonim2, (2012), Zat-zat pencemaran udara, http://www.chem-is- try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaran-udara/zat-zat-zat-zat-pencemar-dan-pencemaran-udara/, (Diakses Desember 2013)

Arifiyanti, F., (2004), Pengaruh Kelembaban, Suhu, Arah Dan Kecepatan Angin Terhadap Konsentrasi Karbon Monoksida (CO) Dengan Membandingkan Dua Volume Sumber Pencemar Di Area Pabrik Dan Di Persimpangan Jalan, Studi Kasus.

Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta.

Asmawi, A. D., (2010), Emisi gas buang kendaraan bermotor : Suatu eksperimen penggunaan bahan bakar minyak solar dan substitusi bahan bakar minyak solar gas, Jakarta Perpustakaan UI.

Bachtiar, V. A., (2005), Kajian Hubungan Antara Variasi Kecepatan Kendaraan Dengan Emisi Yang Dikeluarkan Pada Kendaraan Bermotor Roda Empat, Padang Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Unand.

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah., (2006), Pengertian Pencemaran Udara. http://bplhd.jakarta.go.id/dalcem_udara.asp?cek=1, Jakarta, 21–12 – 2013

Cahyani, N., (1999), Pengaruh Gas Buang Kendaraan Bermotor dan Keberadaan Jalur Hijau terhadap kualitas udara dan Parameter Iklim di Kotamadya Yogyakarta, Skripsi.UGM, Yogyakarta. (Tidak dipublikasikan)

Dharmawan, W. dan Susanti, D., (2012), Pengukuran Sensitivitas Sensor Gas CO Dari Material WO3 Hasil Proses Sol Gel Dan Kalsinasi Terhadap Variasi Konsentrasi Dan Temperatur Operasi, JURNAL TEKNIK POMITS 1(1): 1-5


(5)

Handayani, Dwi., Pengaruh Kecepatan Angin, Kelembaban Dan Suhu Udara Terhadap Konsentrasi Gas Pencemar Sulfur Dioksida (SO2) Dalam Udara Ambien Di Sekitar Pt. Inti General Yaja Steel Semarang, Universitas Diponogor.

Lestari, S., (2004), Mengurai Susunan Periodi Unsur Kimia, Penerbit Kawan Pustaka, Tengerang.

Maria, F., (2013), Analisis Sanitasi Lingkungan Terminal Kendaraan Bermotor Di Kota Medan Tahun 2012, Skripi, Ilmu Kesehatan Masyarakat, USU, Medan. (Tidak dipublikasikan)

Ningsih, D.H.U., (2010), Analisa Optimasi Jaringan Jalan Berdasar Kepadatan Lalulintas di Wilayah Semarang dengan Berbantuan Sistem Informasi Geografi, Teknologi Informasi DINAMIK, XV(2): 121-135

Nugraha, B. S. dan Sriyanto, J., (2007), Aplikasi Teknologi Injeksi Bahan Bakar Elektronik (Efi) Untuk Mengurangi Emisi Gas Buang Sepeda Motor, Jurnal Ilmiah Populer dan Teknologi Terapan 5(2): 692 – 706

Rezki, N., Yusfi, M. dan Yendri, D., (2012), Rancang Bangun Prototipe Pengurang Bahaya Gas Polutan Dalam Ruangan Dengan Metode Elektrolisis Berbasis Mikrokontroler, FTI Unand, Padang

Santi, D. N., (2001), Pencemaran Udara oleh Timbal (Pb) serta penanggulangannya, Medan, FK USU. digitized by USU digital library (Diakses pada Desember 2013)

Sari, S, K., (2013), Perhitungan Kadar Timbal (Pb) Pada Pohon Penduh Jalan Di Kawasan Industri Medan (KIM) 1 Dan Terminal Pinang Baris, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan. (Tidak dipublikasikan)

Selvia, Rahmawati, I. Dan Mulyanto, J., (2011), Hubungan Kadar HbCO Dengan Kapasitas Vital Paru Pedagang Di Terminal Bus Purwokerto, Mandala of Health 5(2)

Siregar, E. B. M., (2005), Pencemaran Udara, Respon Tanaman dan Pengaruhnya pada Manusia, Medan, FP USU.

Sugiarti, (2009), Gas Pencemar Udara Dan Pengaruhnya Bagi Kesehatan Manusia, Jurnal Chemica 10(1): 50-58

Sukarto, H, Transportasi Perkotaan Dan Lingkungan, Banten, Universitas Pelita Harapan


(6)

Sumarawati, T., (2010), Pengaruh Kepadatan Lalu-Lintas Pada Jam Puncak Terhadap Kandungan Gas Karbon Monoksida (Co) di Jalan Raya Kaligawe Semarang, FK Unissula, Semarang

Tugaswati, T., (2007), Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan, www.kpbb.org/makalah_ind/Emisi_Kesehatan.pdf (Diakses Desember 2013)

Wardhana, W., (2004), Dampak Pencemaran Lingkungan, Yogyakarta, Andi Wijaya, A., (2012), Penggunaan Tumbuhan Sebagai Bioindikator Dalam

Pemantauan Pencemaran Udara, Skripsi, Teknik Lingkungan, Surabaya, ITS. (Tidak dipublikasikan)

World Health Organization. Environmental Health Criteria 213 Carbon Monoxide (Second Edition). 1999. Available from URL : whqlibdoc.who.int. Diakses tanggal : 21 Desember 2013.