Pengaruh Ekstrak Daun Ginkgo Biloba (Ginkgo biloba L.) Terhadap Perilaku Seksual Mencit Swiss Webster Jantan.
iv
ABSTRAK
PENGARUH EKSTRAK DAUN GINKGO BILOBA (Ginkgo
biloba L.) TERHADAP PERILAKU SEKSUAL MENCIT SWISS
WEBSTER JANTAN
Chriestiana Ignacia, 2011. Pembimbing I: Dr.Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes. Pembimbing II: Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes. Fungsi seksual merupakan hal yang penting bagi pria, terutama dalam kehidupan rumah tangganya. Gangguan fungsi seksual yang sering terjadi adalah disfungsi ereksi (DE). Salah satu alternatif pengobatan DE adalah ginkgo biloba. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak daun ginkgo biloba (EGB) terhadap perilaku seksual mencit Swiss Webster jantan.
Hewan percobaan adalah 25 ekor mencit Swiss Webster jantan yang dikelompokkan secara acak menjadi 5 kelompok (n=5). Kelompok I, II, dan III secara berurut diberi EGB dosis 16, 32, dan 48mg/kgBB, kelompok IV (kontrol) diberi CMC 1%, dan kelompok V (pembanding) diberi sildenafil dosis 5mg/kgBB setiap hari selama 7 hari dan pengamatan dilakukan pada hari ketiga, kelima, dan ketujuh. Data yang diukur adalah frekuensi introducing dan mounting selama 30 menit. Analisis data menggunakan uji one way ANOVA dilanjutkan Tukey HSD
dengan α = 0,05 menggunakan program komputer.
Hasil penelitian menunjukkan jumlah rerata introducing hari ketiga, kelima, dan ketujuh, kelompok EGB 1 (162,2), EGB 2 (181,2), dan EGB 3 (163,6) berbeda sangat bermakna dibandingkan dengan kontrol (63,2) dengan p = 0,001; 0,004; 0,004. Hasil penelitian terhadap rerata frekuensi mounting hari ketiga, kelima, dan ketujuh, kelompok EGB 1, 2, dan 3 (13,8; 19,4; 15,6) tidak menunjukkan perbedaan bermakna dibandingkan dengan kontrol (7,8) dengan p= 0,703; 0,168; 0,487.
Simpulan adalah EGB dosis 16, 32, dan 48mg/kgBB meningkatkan perilaku seksual, terutama introducing.
(2)
v
ABSTRACT
THE EFFECT OF GINKGO BILOBA (Ginkgo biloba L.) LEAF
EXTRACT ON SEXUAL BEHAVIOUR OF SWISS WEBSTER
MALE MICE
Chriestiana Ignacia, 2011. Tutor I: Dr.Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes.
Tutor II: Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.
Sexual function is important for a man, especially for his marriage life. Sexual function disorder that often found is erectile dysfunction (ED). One of ED treatment is ginkgo biloba. The purpose of this research is to know the effect of ginkgo biloba leaf extract (GBE) on sexual behaviour of Swiss Webster male mice.
The experimental animals were 25 Swiss Webster male mice, which divided randomly into five groups (n=5). Group I, II, and III treated, in order, with 16, 32, 48mg/kgBW GBE, group IV (control) treated with CMC 1%, and group V (standard) treated with 5mg/kgBW Sildenafil. Treatment was given for seven days and observation was on the 3rd, 5th, and 7th day. The measured data is the frequency of introducing and mounting for 30 minutes. One way ANOVA method was used to analyze the data and continued with Tukey HSD with α = 0,05 using a computer’s program.
Result of this research showed that average numbers from introducing the 3rd, 5th, and 7th day, group I (162,2), II (181,2), and III (163,6) differed very significantly compare to control group (63,2) with p = 0,001; 0,004; 0,004.
Average numbers from mounting on 3rd, 5th, and 7th day, group I, II, and III (13,8; 19,4; 15,6) did not show significant difference compared to control group (7,8) withp= 0,703; 0,168; 0,487.
The conclusion is GBE dose 16, 32, and 48mg/kgBW increase sexual behaviour, especially introducing.
(3)
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas setiap berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengaruh Ekstrak Daun Ginkgo Biloba (Ginkgo biloba L.) Terhadap Perilaku Seksual Mencit Swiss Webster Jantan” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, yaitu:
1. Yang terhormat, Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes selaku pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk penelitian ini, memberi masukkan, dan melakukan revisi karya tulis ilmiah ini.
2. Yang terhormat, Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk membimbing penulis dalam melaksanakan penelitian dan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
3. Cindy Caroline dan Jessica Wiguna yang telah membantu dan bekerja sama sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Andriani Sheila, Maria Yessica Nathania, Febby Felita, Clarinda Hermanto, Elfira Teresa, Chavia Octaviani, Elissa Evanti, Octaviany, Stefany Cinthya, Richo Bastian, Theodorus Rinal, Ievan Purnama, Charles, Andre Dwijaya yang telah membantu dan memberi dukungan kepada penulis.
5. Immanuel Indra Pratama yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan doa kepada penulis.
6. Pak Nana, Pak Kristiono, dan Pak Wasto yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
7. Ibu Yenni dan Ibu Nok dari Institut Teknologi Bandung yang telah membantu persiapan penelitian.
(4)
vii
8. Orang tua penulis, Theo Tirtawidjaja dan Cornelia Wenas, yang telah membimbing, mendidik, dan mendukung penulis. Kakak penulis, Christopher Reginald, yang selalu memberi dukungan dan semangat bagi penulis.
9. Pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata, penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan.
Bandung, November 2011 Penulis
(5)
viii
DAFTAR ISI
JUDUL ……… i
LEMBAR PERSETUJUAN ……….. ii
SURAT PERNYATAAN ……….……….. iii
ABSTRAK ……….. iv
ABSTRACT ……… v
KATA PENGANTAR ……… vi
DAFTAR ISI ...……… viii
DAFTAR TABEL ...………... xii
DAFTAR GAMBAR ………. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ………. xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ………. 1
1.2 Identifikasi Masalah ………. 3
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ………... 3
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ………. 3
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ……….. 3
1.5.1 Kerangka Pemikiran ……… 3
1.5.2 Hipotesis Penelitian ……… 5
1.6 Metodologi Penelitian ……….. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Manusia ………. 6
2.1.1 Definisi ……… 6
2.1.2 Proses terjadinya Perilaku dan Respon ………... 6
2.1.3 Bentuk Perilaku……… 7
(6)
ix
2.2 Sistem Limbik ……….. 7
2.2.1 Hipotalamus ……… 8
2.2.2 Hipokampus ……… 10
2.2.3 Amigdala ………. 11
2.3 Fungsi Reproduksi Laki-laki ……… 12
2.3.1 Respon dan Aksi Seksual Laki-laki .………... 12
2.3.2 Tahap-tahap Aksi Seksual Laki-laki ………... 13
2.3.2.1 Ereksi ……….. 13
2.3.2.2 Lubrikasi ………. 16
2.3.2.3 Emisi dan Ejakulasi ………. 16
2.4 Hormon Kelamin Laki-laki ……….. 17
2.5 Nitrit Oksida ………. 18
2.5.1 Hubungan Nitrit Oksida dengan cGMP ……….. 19
2.6 Disfungsi Ereksi ………... 19
2.7 Feromon, Sistem Chemosensory, dan Perilaku Seksual Mencit ……….. 21
2.8 Ginkgo Biloba ……….. 22
2.8.1 Taksonomi Ginkgo Biloba ……….. 23
2.8.2 Deskripsi Tanaman ………. 23
2.8.3 Kandungan dan Manfaat ………. 24
2.8.4 Komposisi Ginkgo Biloba ………... 26
2.8.5 Efek Samping Ginkgo Biloba ………. 26
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian ……… 27
3.1.1 Bahan Penelitian ………. 27
3.1.2 Alat Penelitian ………... 27
3.2 Subyek Penelitian ………. 27
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ………... 28
(7)
x
3.3.2 Waktu Penelitian ………. 28
3.4 Metode Penelitian ……… 28
3.4.1 Desain Penelitian ……… 28
3.4.2 Variabel Penelitian ………. 28
3.4.2.1 Definisi Konsepsual Variabel……….. 28
3.4.2.2 Definisi Operasional Variabel ……… 28
3.4.3 Metode Penarikan Sampel ……….. 29
3.4.4 Persiapan Hewan Coba ………... 29
3.4.5 Prosedur Penelitian ………. 29
3.4.6 Metode Analisis ……….. 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ……… 32
4.1.1 Introducing ……….. 32
4.1.1.1 IntroducingHari Ketiga ……….. 32
4.1.1.2 IntroducingHari Kelima ………... 34
4.1.1.3 IntroducingHari Ketujuh ……… 37
4.1.1.4 Rerata Introducing Hari Ketiga, Kelima dan Ketujuh ………... 39
4.1.2 Mounting………. 41
4.1.2.1 MountingHari Ketiga ………. 41
4.1.2.2 MountingHari Kelima ……… 42
4.1.2.3 MountingHari Ketujuh ………... 43
4.1.2.4 Rerata Mounting Hari Ketiga, Kelima dan Ketujuh ………... 44
4.2 Pembahasan ………..……… 46
4.3 Uji Hipotesis ……… 48
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ……….. 50
(8)
xi
5.2 Saran ……… 50
DAFTAR PUSTAKA ……… 51
LAMPIRAN ………... 54
(9)
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Rerata introducing hari ketiga………. 32
Tabel 4.2 Uji Tukey HSDintroducing hari ketiga………... 33
Tabel 4.3 Rerata introducing hari kelima……… 35
Tabel 4.4 Uji TukeyHSDintroducing hari kelima………... 35
Tabel 4.5 Rerata introducing hari ketujuh……… 37
Tabel 4.6 Uji TukeyHSDintroducing hari ketujuh……….. 38
Tabel 4.7 Rerata introducing hari ketiga, kelima, dan ketujuh……… 39
Tabel 4.9 Uji TukeyHSD jumlah rerata introducing hari ketiga, kelima, ketujuh……….. 40
Tabel 4.10 Rerata mounting hari ketiga……… 42
Tabel 4.11 Rerata mounting hari kelima………... 43
Tabel 4.12 Rerata mounting hari ketujuh……….. 44
(10)
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sistem Limbik………. 8
Gambar 2.2 Pusat-pusat Pengatur dalam Hipotalamus……….. 9
Gambar 2.3 Hipokampus……… 10
Gambar 2.4 Jaringan Erektil Penis……….. 14
Gambar 2.5 Tahap Ereksi………... 14
Gambar 2.6 Peran NO Terhadap Pembuluh Darah………. 18
Gambar 2.7 Ginkgo biloba……….. 22
Gambar 2.8 Daun Ginkgo Biloba………... 24
Gambar 4.1 Grafik rerata introducing hari ketiga, kelima, dan ketujuh…… 40
(11)
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Perhitungan dan Pembuatan Dosis……….. 54
Lampiran II Prosedur Kerja……… 56
Lampiran III Analisis Statistik Data Penelitian……….... 57
Lampiran IV Foto Penelitian……… 69
Lampiran V Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian………. 70
Lampiran VI Data Kasar Penelitian Pengaruh Ekstrak Daun Ginkgo Biloba Terhadap Perilaku Seksual Mencit Swiss-Webster Jantan………...… 71
(12)
54
LAMPIRAN
Lampiran I
1. Perhitungan dosis ekstrak daun Ginkgo biloba
Dosis pada manusia adalah 120 miligram (MIMS, 2008).
Faktor konversi untuk mencit dengan berat 20 gram adalah 0,0026. Mencit yang digunakan pada penelitian beratnya ±25 gram.
Volume lambung mencit ±0,5 cc.
Perhitungan: 120 mg EGB x 0,0026 = 0,312 mg/20 g mencit (25/20) x 0,312 mg = 0,39 mg/25 g mencit/0,5cc
Dosis I = 0,39 mg/0,5 cc
Dosis II = 2 x Dosis I = 0,78 mg/0,5 cc Dosis III = 3 x Dosis I = 0,96 mg/ 0,5 cc
Sediaan EGB berupa tablet 40 mg dan dilarutkan dalam 5 cc Na-CMC 1% sehingga sediaan EGB 4 mg/0,5 cc.
Pembuatan Dosis I Dosis I = 0,39 mg/ 0,5 cc EGB = 4 mg/ 0,5 cc
4 mg/ 0,5 cc x 5 cc = 0,39 mg/ 0,5 cc x X X = 51,28 cc ≈ 51,3 cc
Dengan demikian, untuk dosis I, 5 cc sediaan EGB ditambahkan CMC 1% hingga 51,3 cc.
Pembuatan Dosis II Dosis II = 0,78 mg/0,5 cc EGB = 4 mg/ 0,5 cc
4 mg/ 0,5 cc x 5 cc = 0,78 mg/ 0,5 cc x X X = 25,64 cc ≈ 25,6 cc
(13)
55
Dengan demikian, untuk dosis II, 5 cc sediaan EGB ditambahkan CMC 1% hingga 25,6 cc.
Pembuatan Dosis III Dosis III = 0,96 mg/ 0,5 cc EGB = 4 mg/ 0,5 cc
4 mg/ 0,5 cc x 5 cc = 0,96 mg/ 0,5 cc x X X = 20,83 cc ≈ 20,8 cc
Dengan demikian, untuk dosis III, 5 cc sediaan EGB ditambahkan CMC 1% hingga 20,8 cc.
Dosis per kgBB mencit
EGB 1: (1000/25) x 0.39 = 15,6 ≈ 16 mg/kgBB mencit EGB 2: EGB 1 x 2 = 32 mg/kgBB mencit
EGB 3: EGB 1 x 3 = 48 mg/kgBB mencit
2. Perhitungan dosis Sildenafil
Sediaan tablet Sildenafil 100 mg (Pfizer, USA). Tablet dibagi 2 menjadi 50 mg per bagian dan dilarutkan dalam 5 cc Na-CMC 1% sehingga sediaan sildenafil 5 mg/0,5 cc.
Dosis Sildenafil untuk mencit adalah 5 mg/kgBB (Tajuddin, 2003). Dosis mencit 25 gr = (25/1000) x 5 mg = 0,125 mg/25 gr mencit/ 0,5 cc
Pembuatan dosis Sildenafil
5 mg/0,5 cc x 5 cc = 0,125 mg/0,5 cc x X X = 200 cc
Dengan demikian, untuk dosis sildenafil, 5 cc sediaan sildenafil ditambahkan CMC 1% hingga 200 cc.
(14)
56
Lampiran II Prosedur Kerja
H 1 : Pembelian 50 ekor mencit (25 jantan, 25 betina). H 2-6 : Adaptasi mencit
H 7-13 :Persiapan larutan Na-CMC 1% 0,5 ml per mencit untuk kelompok kontrol.
Pembuatan larutan Sildenafil dosis 5 mg/kgBB mencit dalam 0,5 ml larutan Na-CMC 1% per mencit untuk kelompok pembanding. Pembuatan EGB 1, EGB 2, dan EGB 3 dalam 0,5 ml larutan Na-CMC 1% per mencit untuk kelompok perlakuan
Percobaan:
Mencit Swiss Webster jantan dibagi secara acak menjadi 5 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit jantan dan diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu :
Kelompok I : diberi ekstrak daun Ginkgo biloba dosis I (16 mg/KgBB) peroral.
Kelompok II : diberi ekstrak daun Ginkgo biloba dosis II (32 mg/KgBB) peroral.
Kelompok III : diberi ekstrak daun Ginkgo biloba dosis III (48 mg/KgBB) peroral.
Kelompok IV (kelompok pembanding) : diberi Sildenafil sitrat dengan dosis 5 mg/KgBB peroral.
(15)
57
Lampiran III
Introducing Hari Ketiga
Oneway
Descriptives
jumlah introducing 30menit hari ke-3
5 56.200 7.7266 3.4554 46.606 65.794 45.0 64.0
5 68.400 18.5957 8.3162 45.310 91.490 41.0 91.0
5 59.800 16.8434 7.5326 38.886 80.714 40.0 74.0
5 28.200 5.7619 2.5768 21.046 35.354 21.0 37.0
5 42.000 14.9666 6.6933 23.416 60.584 24.0 57.0
25 50.920 19.1766 3.8353 43.004 58.836 21.0 91.0
EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding Total
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
jumlah introducing 30menit hari ke-3
2.544 4 20 .072
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA jumlah introducing 30menit hari ke-3
5040.240 4 1260.060 6.657 .001
3785.600 20 189.280 8825.840 24
Between Groups Within Groups Total
Sum of
(16)
58
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: jumlah introducing 30menit hari ke-3 Tukey HSD
-12.2000 8.7013 .633 -38.237 13.837
-3.6000 8.7013 .993 -29.637 22.437
28.0000* 8.7013 .031 1.963 54.037
14.2000 8.7013 .495 -11.837 40.237
12.2000 8.7013 .633 -13.837 38.237
8.6000 8.7013 .857 -17.437 34.637
40.2000* 8.7013 .001 14.163 66.237
26.4000* 8.7013 .046 .363 52.437
3.6000 8.7013 .993 -22.437 29.637
-8.6000 8.7013 .857 -34.637 17.437
31.6000* 8.7013 .013 5.563 57.637
17.8000 8.7013 .281 -8.237 43.837
-28.0000* 8.7013 .031 -54.037 -1.963
-40.2000* 8.7013 .001 -66.237 -14.163
-31.6000* 8.7013 .013 -57.637 -5.563
-13.8000 8.7013 .523 -39.837 12.237
-14.2000 8.7013 .495 -40.237 11.837
-26.4000* 8.7013 .046 -52.437 -.363
-17.8000 8.7013 .281 -43.837 8.237
13.8000 8.7013 .523 -12.237 39.837
(J) pemberian perlakuan EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding (I) pemberian perlakuan
EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level. *.
Homogenous Subsets
jumlah introducing 30menit hari ke-3
Tukey HSDa
5 28.200
5 42.000 42.000
5 56.200 56.200
5 59.800 59.800
5 68.400
.523 .281 .633
pemberian perlakuan kontrol pembanding EGB 1 EGB 3 EGB 2 Sig.
N 1 2 3
Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000. a.
(17)
59
Introducing Hari Kelima Oneway
Descriptives
jumlah introducing 30menit hari ke-5
5 54.200 6.2209 2.7821 46.476 61.924 45.0 60.0
5 54.600 27.0795 12.1103 20.976 88.224 29.0 100.0
5 51.600 20.3666 9.1082 26.311 76.889 27.0 80.0
5 15.800 5.1186 2.2891 9.444 22.156 7.0 20.0
5 71.600 24.8757 11.1247 40.713 102.487 38.0 104.0
25 49.560 25.5850 5.1170 38.999 60.121 7.0 104.0
EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding Total
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
jumlah introducing 30menit hari ke-5
2.107 4 20 .118
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA jumlah introducing 30menit hari ke-5
8382.960 4 2095.740 5.720 .003
7327.200 20 366.360 15710.160 24
Between Groups Within Groups Total
Sum of
(18)
60
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: jumlah introducing 30menit hari ke-5 Tukey HSD
-.4000 12.1055 1.000 -36.624 35.824
2.6000 12.1055 .999 -33.624 38.824
38.4000* 12.1055 .034 2.176 74.624
-17.4000 12.1055 .612 -53.624 18.824
.4000 12.1055 1.000 -35.824 36.624
3.0000 12.1055 .999 -33.224 39.224
38.8000* 12.1055 .032 2.576 75.024
-17.0000 12.1055 .632 -53.224 19.224
-2.6000 12.1055 .999 -38.824 33.624
-3.0000 12.1055 .999 -39.224 33.224
35.8000 12.1055 .054 -.424 72.024
-20.0000 12.1055 .484 -56.224 16.224
-38.4000* 12.1055 .034 -74.624 -2.176
-38.8000* 12.1055 .032 -75.024 -2.576
-35.8000 12.1055 .054 -72.024 .424
-55.8000* 12.1055 .001 -92.024 -19.576
17.4000 12.1055 .612 -18.824 53.624
17.0000 12.1055 .632 -19.224 53.224
20.0000 12.1055 .484 -16.224 56.224
55.8000* 12.1055 .001 19.576 92.024
(J) pemberian perlakuan EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding (I) pemberian perlakuan
EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level. *.
Homogeneous Subsets
jumlah introducing 30menit hari ke-5
Tukey HSDa
5 15.800
5 51.600 51.600
5 54.200 5 54.600 5 71.600 .054 .484 pemberian perlakuan kontrol EGB 3 EGB 1 EGB 2 pembanding Sig.
N 1 2
Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
(19)
61
Introducing Hari Ketujuh Oneway
Descriptives
jumlah introducing 30menit hari ke-7
5 51.800 22.8845 10.2343 23.385 80.215 29.0 86.0
5 58.200 13.6455 6.1025 41.257 75.143 42.0 79.0
5 52.200 17.4700 7.8128 30.508 73.892 30.0 76.0
5 19.200 10.1833 4.5541 6.556 31.844 2.0 29.0
5 51.400 14.0107 6.2658 34.003 68.797 35.0 68.0
25 46.560 20.5083 4.1017 38.095 55.025 2.0 86.0
EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding Total
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
jumlah introducing 30menit hari ke-7
.852 4 20 .509
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA jumlah introducing 30menit hari ke-7
4833.760 4 1208.440 4.594 .009
5260.400 20 263.020 10094.160 24
Between Groups Within Groups Total
Sum of
(20)
62
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: jumlah introducing 30menit hari ke-7 Tukey HSD
-6.4000 10.2571 .969 -37.093 24.293
-.4000 10.2571 1.000 -31.093 30.293
32.6000* 10.2571 .034 1.907 63.293
.4000 10.2571 1.000 -30.293 31.093
6.4000 10.2571 .969 -24.293 37.093
6.0000 10.2571 .976 -24.693 36.693
39.0000* 10.2571 .009 8.307 69.693
6.8000 10.2571 .962 -23.893 37.493
.4000 10.2571 1.000 -30.293 31.093
-6.0000 10.2571 .976 -36.693 24.693
33.0000* 10.2571 .031 2.307 63.693
.8000 10.2571 1.000 -29.893 31.493
-32.6000* 10.2571 .034 -63.293 -1.907
-39.0000* 10.2571 .009 -69.693 -8.307
-33.0000* 10.2571 .031 -63.693 -2.307
-32.2000* 10.2571 .037 -62.893 -1.507
-.4000 10.2571 1.000 -31.093 30.293
-6.8000 10.2571 .962 -37.493 23.893
-.8000 10.2571 1.000 -31.493 29.893
32.2000* 10.2571 .037 1.507 62.893
(J) pemberian perlakuan EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding (I) pemberian perlakuan
EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level. *.
Homogeneous Subsets
jumlah introducing 30menit hari ke-7
Tukey HSDa
5 19.200 5 51.400 5 51.800 5 52.200 5 58.200 1.000 .962 pemberian perlakuan kontrol pembanding EGB 1 EGB 3 EGB 2 Sig.
N 1 2
Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
(21)
63
Mounting Hari Ketiga Oneway
Descriptives
jumlah mounting 30menit hari ke-3
5 3.000 .7071 .3162 2.122 3.878 2.0 4.0
5 5.800 5.6303 2.5179 -1.191 12.791 1.0 14.0
5 5.600 2.6077 1.1662 2.362 8.838 3.0 9.0
5 4.400 6.5803 2.9428 -3.770 12.570 .0 16.0
5 6.200 1.7889 .8000 3.979 8.421 3.0 7.0
25 5.000 3.9581 .7916 3.366 6.634 .0 16.0
EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding Total
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
jumlah mounting 30menit hari ke-3
3.723 4 20 .020
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA jumlah mounting 30menit hari ke-3
34.000 4 8.500 .497 .738
342.000 20 17.100 376.000 24
Between Groups Within Groups Total
Sum of
(22)
64
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: jumlah mounting 30menit hari ke-3 Tukey HSD
-2.8000 2.6153 .819 -10.626 5.026
-2.6000 2.6153 .855 -10.426 5.226
-1.4000 2.6153 .983 -9.226 6.426
-3.2000 2.6153 .738 -11.026 4.626
2.8000 2.6153 .819 -5.026 10.626
.2000 2.6153 1.000 -7.626 8.026
1.4000 2.6153 .983 -6.426 9.226
-.4000 2.6153 1.000 -8.226 7.426
2.6000 2.6153 .855 -5.226 10.426
-.2000 2.6153 1.000 -8.026 7.626
1.2000 2.6153 .990 -6.626 9.026
-.6000 2.6153 .999 -8.426 7.226
1.4000 2.6153 .983 -6.426 9.226
-1.4000 2.6153 .983 -9.226 6.426
-1.2000 2.6153 .990 -9.026 6.626
-1.8000 2.6153 .957 -9.626 6.026
3.2000 2.6153 .738 -4.626 11.026
.4000 2.6153 1.000 -7.426 8.226
.6000 2.6153 .999 -7.226 8.426
1.8000 2.6153 .957 -6.026 9.626
(J) pemberian perlakuan EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding (I) pemberian perlakuan
EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval
Homogeneous Subsets
jumlah mounting 30menit hari ke-3
Tukey HSDa
5 3.000 5 4.400 5 5.600 5 5.800 5 6.200 .738 pemberian perlakuan EGB 1 kontrol EGB 3 EGB 2 pembanding Sig. N 1 Subset for alpha = .
05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000. a.
(23)
65
Mounting Hari Kelima Oneway
Descriptives
jumlah mounting 30menit hari ke-5
5 5.200 4.4385 1.9849 -.311 10.711 .0 11.0
5 6.400 5.8566 2.6192 -.872 13.672 .0 14.0
5 7.800 4.0866 1.8276 2.726 12.874 3.0 12.0
5 1.600 1.1402 .5099 .184 3.016 .0 3.0
5 10.400 10.4785 4.6861 -2.611 23.411 1.0 28.0
25 6.280 6.2551 1.2510 3.698 8.862 .0 28.0
EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding Total
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
jumlah mounting 30menit hari ke-5
2.477 4 20 .077
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA jumlah mounting 30menit hari ke-5
211.840 4 52.960 1.457 .253
727.200 20 36.360 939.040 24
Between Groups Within Groups Total
Sum of
(24)
66
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: jumlah mounting 30menit hari ke-5 Tukey HSD
-1.2000 3.8137 .998 -12.612 10.212
-2.6000 3.8137 .958 -14.012 8.812
3.6000 3.8137 .876 -7.812 15.012
-5.2000 3.8137 .657 -16.612 6.212
1.2000 3.8137 .998 -10.212 12.612
-1.4000 3.8137 .996 -12.812 10.012
4.8000 3.8137 .718 -6.612 16.212
-4.0000 3.8137 .830 -15.412 7.412
2.6000 3.8137 .958 -8.812 14.012
1.4000 3.8137 .996 -10.012 12.812
6.2000 3.8137 .499 -5.212 17.612
-2.6000 3.8137 .958 -14.012 8.812
-3.6000 3.8137 .876 -15.012 7.812
-4.8000 3.8137 .718 -16.212 6.612
-6.2000 3.8137 .499 -17.612 5.212
-8.8000 3.8137 .184 -20.212 2.612
5.2000 3.8137 .657 -6.212 16.612
4.0000 3.8137 .830 -7.412 15.412
2.6000 3.8137 .958 -8.812 14.012
8.8000 3.8137 .184 -2.612 20.212
(J) pemberian perlakuan EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding (I) pemberian perlakuan
EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval
Homogeneous Subsets
jumlah mounting 30menit hari ke-5
Tukey HSDa
5 1.600 5 5.200 5 6.400 5 7.800 5 10.400 .184 pemberian perlakuan kontrol EGB 1 EGB 2 EGB 3 pembanding Sig. N 1 Subset for alpha = .
05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000. a.
(25)
67
Mounting Hari Ketujuh Oneway
Descriptives
jumlah mounting 30menit hari ke-7
5 5.600 3.3615 1.5033 1.426 9.774 2.0 10.0
5 7.200 7.4632 3.3377 -2.067 16.467 1.0 20.0
5 2.200 1.6432 .7348 .160 4.240 1.0 5.0
5 1.800 4.0249 1.8000 -3.198 6.798 .0 9.0
5 6.800 5.1672 2.3108 .384 13.216 .0 12.0
25 4.720 4.9204 .9841 2.689 6.751 .0 20.0
EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding Total
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
jumlah mounting 30menit hari ke-7
1.628 4 20 .206
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA jumlah mounting 30menit hari ke-7
130.640 4 32.660 1.450 .254
450.400 20 22.520 581.040 24
Between Groups Within Groups Total
Sum of
(26)
68
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: jumlah mounting 30menit hari ke-7 Tukey HSD
-1.6000 3.0013 .983 -10.581 7.381
3.4000 3.0013 .788 -5.581 12.381
3.8000 3.0013 .714 -5.181 12.781
-1.2000 3.0013 .994 -10.181 7.781
1.6000 3.0013 .983 -7.381 10.581
5.0000 3.0013 .476 -3.981 13.981
5.4000 3.0013 .401 -3.581 14.381
.4000 3.0013 1.000 -8.581 9.381
-3.4000 3.0013 .788 -12.381 5.581
-5.0000 3.0013 .476 -13.981 3.981
.4000 3.0013 1.000 -8.581 9.381
-4.6000 3.0013 .554 -13.581 4.381
-3.8000 3.0013 .714 -12.781 5.181
-5.4000 3.0013 .401 -14.381 3.581
-.4000 3.0013 1.000 -9.381 8.581
-5.0000 3.0013 .476 -13.981 3.981
1.2000 3.0013 .994 -7.781 10.181
-.4000 3.0013 1.000 -9.381 8.581
4.6000 3.0013 .554 -4.381 13.581
5.0000 3.0013 .476 -3.981 13.981
(J) pemberian perlakuan EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding (I) pemberian perlakuan
EGB 1 EGB 2 EGB 3 kontrol pembanding Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval
Homogeneous Subsets
jumlah mounting 30menit hari ke-7
Tukey HSDa
5 1.800 5 2.200 5 5.600 5 6.800 5 7.200 .401 pemberian perlakuan kontrol EGB 3 EGB 1 pembanding EGB 2 Sig. N 1 Subset for alpha = .
05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000. a.
(27)
69
Lampiran IV Foto penelitian
Mencit di kandang pemeliharaan Perlakuan terhadap mencit
Kandang pengamatan Kandang pengamatan diberi sekat antara jantan dan betina sebelum pengamatan
(28)
70
(29)
Lampiran VI
Data Kasar Penelitian Pengaruh Ekstrak Daun Ginkgo Biloba Terhadap Perilaku Seksual Mencit Swiss-Webster Jantan
4.1 Hasil Introducing dan Mounting Kelompok Dosis I (16mg/kgBB) Hari Ketiga, Kelima, dan Ketujuh Dosis I = 16mg/kgBB hari ke-3 Dosis I hari ke-5 Dosis I hari ke-7
MENCIT 1 2 3 4 5 MENCIT 1 2 3 4 5 MENCIT 1 2 3 4 5
15 MENIT I
INTRO MOUNT
26 29 32 36 20 15 MENIT I
INTRO MOUNT
28 36 35 20 35 15 MENIT I
INTRO MOUNT
42 24 28 14 33
2 1 3 0 1 3 2 0 1 3 3 2 4 1 7
15
MENIT II INTRO MOUNT
28 35 31 19 25 15 MENIT
II
INTRO MOUNT
23 24 21 25 24 15 MENIT
II
INTRO MOUNT
44 9 24 15 26
1 2 0 4 1 5 0 0 4 8 5 1 1 1 3
30
MENIT INTRO 54 64 63 55 45 30
MENIT INTRO 51 60 56 45 59
30
MENIT INTRO 86 33 52 29 59
MOUNT 3 3 3 4 2 MOUNT 8 2 0 5 11 MOUNT 8 3 5 2 10
4.2 Hasil Introducing dan Mounting Kelompok Dosis II (32mg/kgBB) Hari Ketiga, Kelima, dan Ketujuh Dosis II = 32mg/kgBB hari ke-3 Dosis II hari ke-5 Dosis II hari ke-7
MENCIT 1 2 3 4 5 MENCIT 1 2 3 4 5 MENCIT 1 2 3 4 5
15 MENIT I INTRO MOUNT
51 28 55 32 45 15 MENIT
I MOUNT INTRO
14 20 30 52 18 15 MENIT
I MOUNT INTRO
29 36 31 37 31
2 0 7 3 1 3 8 0 3 1 3 5 1 13 3
15 MENIT
II MOUNT INTRO
27 13 36 31 24 15 MENIT
II MOUNT INTRO
15 29 24 48 23 15 MENIT
II MOUNT INTRO
50 18 23 25 11
2 1 7 6 0 1 6 0 8 2 1 2 0 7 1
30 MENIT
INTRO 78 41 91 63 69 30 MENIT INTRO 29 49 54 100 41 30 MENIT INTRO 79 54 54 62 42
(30)
4.3 Hasil Introducing dan Mounting Kelompok Dosis III (48mg/kgBB) Hari Ketiga, Kelima, dan Ketujuh
Dosis III = 48mg/kgBB hari ke-3 Dosis III hari ke-5 Dosis III hari ke-7
MENCIT 1 2 3 4 5 MENCIT 1 2 3 4 5 MENCIT 1 2 3 4 5
15 MENIT
I
INTRO MOUNT
47 24 45 22 38 15 MENIT
I
INTRO MOUNT
20 21 14 29 40 15 MENIT
I
INTRO MOUNT
15 35 25 24 49
2 3 4 2 2 3 6 6 1 2 1 2 1 1 3
15 MENIT
II
INTRO MOUNT
26 19 24 18 36 15 MENIT
II
INTRO MOUNT
19 30 13 32 40 15 MENIT
II
INTRO MOUNT
15 27 22 22 27
1 6 3 4 1 6 6 5 2 2 0 0 1 0 2
30
MENIT INTRO 73 43 69 40 74 30
MENIT INTRO 39 51 27 61 80 30
MENIT INTRO 30 62 47 46 76
MOUNT 3 9 7 6 3 MOUNT 9 12 11 3 4 MOUNT 1 2 2 1 5
4.4 Hasil Introducing dan Mounting Kelompok Kontrol (CMC 1%) Hari Ketiga, Kelima, dan Ketujuh
cmc1% hari ke-3 cmc1% hari ke-5 cmc1% hari ke-7
MENCIT 1 2 3 4 5 MENCIT 1 2 3 4 5 MENCIT 1 2 3 4 5
15 MENIT
I
INTRO MOUNT
18 8 22 17 17 15 MENIT
I
INTRO MOUNT
12 7 13 15 10 15 MENIT
I
INTRO MOUNT
13 12 0 12 18
2 0 0 1 14 2 0 0 0 2 0 0 9 0 0
15 MENIT
II
INTRO MOUNT
11 13 5 20 10 15 MENIT
II
INTRO MOUNT
11 5 10 10 11 15 MENIT
II
INTRO MOUNT
10 8 2 10 11
0 3 0 0 2 0 0 1 2 1 0 0 0 0 0
30
MENIT INTRO 29 21 27 37 27
30
MENIT INTRO 23 12 23 25 21
30
MENIT INTRO 23 20 2 22 29
(31)
4.6 Hasil Introducing dan Mounting Kelompok Pembanding (Sildenafil Sitrat) Hari Ketiga, Kelima, dan Ketujuh Sildenafil Sitrat hari ke-3 Sildenafil Sitrat hari ke-5 Sildenafil Sitrat hari ke-7
MENCIT 1 2 3 4 5 MENCIT 1 2 3 4 5 MENCIT 1 2 3 4 5
15 MENIT
I
INTRO MOUNT
11 19 16 28 27 15 MENIT
I
INTRO MOUNT
43 44 23 36 59 15 MENIT
I
INTRO MOUNT
45 23 30 21 33
5 1 4 3 4 4 7 4 1 17 0 9 4 5 2
15 MENIT
II
INTRO MOUNT
13 22 15 29 30 15 MENIT
II
INTRO MOUNT
40 41 20 27 50 15 MENIT
II
INTRO MOUNT
15 12 38 18 22
2 2 3 4 3 3 4 1 0 11 0 3 7 3 1
30
MENIT INTRO 24 41 31 57 57
30
MENIT INTRO 83 85 43 63 109 30
MENIT INTRO 60 35 68 39 55
(32)
74
RIWAYAT HIDUP
Nama : Chriestiana Ignacia T.
Nomor Pokok Mahasiwa : 0810002
Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 19 Januari 1991 Alamat : Jl. Wibisana II Blok C1/17,
Persada Sayang, Jakarta Riwayat Pendidikan :
TK Carina Sayang, Jakarta, lulus tahun 1996
SDK Sang Timur, Jakarta, lulus tahun 2002
SMPK Sang Timur, Jakarta, lulus tahun 2005
SMA Tarakanita 1, Jakarta, lulus tahun 2008
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung, 2008-sekarang
(33)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fungsi seksual bagi seorang pria adalah hal yang sangat penting, meskipun tidak mempengaruhi harapan hidup, gangguan fungsi seksual pada pria bisa berdampak negatif terhadap kesejahteraan dan kualitas hidup pria itu sendiri, terutama dalam kehidupan rumah tangganya. Fungsi seksual pria dikatakan normal apabila empat tahap ini dapat dipenuhi, yaitu (1) adanya libido (gairah seks), (2) kemampuan mencapai dan mempertahankan ereksi, (3) ejakulasi, dan (4) detumescence (orgasme dan kembali ke keadaan sebelum ereksi) (Fauci et al., 2008). Gangguan pada salah satu tahap di atas akan menyebabkan penurunan dan gangguan fungsi seksual. Salah satu gangguan yang cukup sering terjadi pada pria adalah disfungsi ereksi, yaitu ketidakmampuan mencapai tahap kedua dari aktivitas seksual. Disfungsi ereksi (DE) adalah keadaan di mana ereksi tidak bisa dicapai atau dipertahankan (MedlinePlus, 2011).
Survei yang diadakan oleh Massachusetts Male Aging Study (MMAS) pada pria dengan rentang umur 40 – 70 tahun, dilaporkan 52% responder menderita DE. Pada National Health and Social Life Survey (NHSLS), sampel diwakili populasi pria umur 18-59 tahun, 10% pria dilaporkan tidak dapat menjaga ereksi. Insiden tertinggi adalah pria dengan umur 50-59 tahun (21%), pria miskin (14%), perceraian (14%), dan kurang pendidikan (13%). Penyebab paling sering untuk DE adalah gangguan aliran darah dari dan ke penis (vaskulogenik) (Fauci et al., 2008).
Pengobatan DE yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat adalah Sildenafil. Cara kerja Sildenafil adalah meningkatkan aliran darah dan relaksasi pembuluh darah. Namun, efek samping dari Sildenafil cukup banyak, terutama dalam dosis yang berlebihan. Efek samping yang sering timbul adalah: sakit kepala, heartburn, diare, epistaksis (mimisan), sulit tidur, pandangan kabur, penurunan pendengaran, nafas memendek, ereksi yang terlalu lama dan nyeri pada saat ereksi. Interaksi antara Sildenafil dengan obat-obatan yang mengandung
(34)
2
nitrat organik, umumnya digunakan sebagai pengobatan infark miokard, dapat menyebabkan efek hipotensi berlebih (syok hipotensif) yang bisa menyebabkan kematian (Pfizer, 2010). Sildenafil berbeda dengan afrodisiak karena afrodisiak adalah bahan yang berfungsi meningkatkan libido atau gairah seks (Widodo, 2009).
Banyaknya efek samping akibat penggunaan Sildenafil, diperlukan penelitian obat afrodisiak alternatif antara lain yang berasal dari tanaman obat. Tanaman obat berasal dari alam, sehingga banyak tersedia, juga dianggap lebih aman dan lebih mudah diterima masyarakat dibanding obat kimia. Selain itu, dari satu tanaman obat bisa memiliki berbagai kandungan yang secara sinergis dapat meningkatkan efek dari tanaman obat itu sendiri. Salah satu tanaman yang berkhasiat obat yang akan diteliti adalah Ginkgo biloba (Ginkgo biloba L.).
Ginkgo biloba adalah salah satu pohon tertua yang dibudidayakan oleh penduduk Cina karena kegunaannya sebagai health-promoter selama lebih dari dua milenium. Belakangan ini, ekstrak daun Ginkgo biloba (EGB = Ekstrak Ginkgo Biloba) sudah dijual di pasaran negara Barat dan juga di Indonesia sebagai obat herbal untuk mengobati penyakit pembuluh darah perifer dan meningkatkan aliran darah otak (Meston, Rellini, & Teich, 2008). Ternyata beberapa penelitian secara klinis menunjukan bahwa EGB cukup efektif dalam mengobati berbagai masalah sirkulasi darah termasuk DE.
Cara kerja yang mirip dengan Sildenafil, yaitu melancarkan sirkulasi darah dan meningkatkan aliran darah, serta kemudahan memperoleh EGB di Indonesia, membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui secara ilmiah efek EGB terhadap perilaku seksual mencit Swiss Webster jantan. Penilaian perilaku seksual pada mencit dilakukan dengan cara menghitung jumlah pengenalan (introducing) dan penunggangan (mounting) dari perilaku seksual hewan (Tajuddin, 2003).
(35)
3
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identikasi masalah adalah :
Apakah EGB meningkatkan perilaku seksual, terutama introducing dan
mounting.
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian adalah untuk mendapatkan obat alternatif dari tanaman obat yang berguna untuk mengatasi disfungsi ereksi.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek EGB terhadap perilaku seksual mencit Swiss Webster jantan, terutama terhadap introducing dan
mounting.
1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah
Manfaat akademis penelitian ini adalah untuk menambah dan memperluas pengetahuan ilmiah mengenai efek dari EGB terhadap perilaku seksual mencit Swiss Webster jantan.
Manfaat praktis penelitian ini adalah untuk memperkenalkan Ginkgo biloba kepada masyarakat luas serta peranannya dalam mengatasi disfungsi ereksi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengobatan disfungsi ereksi.
1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1. Kerangka Pemikiran
Ereksi terjadi melalui proses neurologis (sentral) dan hemodinamik (periferal) yang dikontrol oleh faktor psikologis. Pada mekanisme sentral terjadi rangsangan seksual yang akan diolah pada susunan saraf pusat di beberapa tempat terutama di jaras supra spinal yaitu area preoptik medial (MPOA) dan nukleus paraventrikularis (PVN) di hipotalamus, hipokampus, dan cortex cerebri yang merupakan pusat integrasi fungsi seksual dan ereksi (Nur Rasyid, 2002). Pada mekanisme periferal, terjadi peningkatan aliran darah ke penis, relaksasi otot polos di corpus cavernosum (pembuluh darah penis), dan kongesti aliran darah vena penis. Hal ini terjadi akibat aktifnya
(36)
4
saraf parasimpatis sebagai respon terhadap rangsang, baik visual, auditori, olfaktori, raba maupun imaginasi. Saat parasimpatis aktif, jaringan di corpus cavernosum melepaskan beberapa mediator yang berperan dalam relaksasi otot polos corpus cavernosum. Mediator yang dimaksud adalah nitric oxide
(NO), asetilkolin (Ach), vasoactive intestinal polypeptide (VIP) (Steers, 2002) dan prostaglandin (Anderson, 2001). Mekanisme perifer dan sentral ini saling berhubungan. Rangsangan dari perifer akan dilanjutkan ke amigdala, kemudian ke hipotalamus, hipokampus, dan cortex cerebri (Payne, 2002). Kandungan EGB dibagi dalam dua kelompok besar : flavonoid glycosides
(kaempferol, quercetin, derivat isorhamnetin) dan terpenoid (ginkgolides, bilobalide) yang memiliki efek meningkatkan pelepasan NO ke jaringan
corpus cavernosum sehingga melalui beberapa mekanisme, EGB berefek meningkatkan fungsi seksual. Pertama adalah melalui aktivitas vasoregulator yang akan meningkatkan aliran darah genital (vasokongesti). Kedua adalah melalui relaksasi otot polos corpus cavernosum. Aliran darah genital yang meningkat dan relaksasi pembuluh darah genital menyebabkan terjadinya ereksi (Meston, Rellini, & Teich, 2008).
Pada mekanisme ereksi sentral, NO yang dihasilkan dari pemberian EGB akan berinteraksi dengan neuron oxytocinergic, yang dipengaruhi oleh dopamin, sehingga timbul ereksi (Andersson, 2001). EGB juga berefek langsung pada pelepasan prostaglandin (Meston, Rellini, & Teich, 2008) dan inhibisi monoamine oxidase (Sloley et al., 2000). Pada mencit Swiss Webster jantan, pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah pengenalan (introducing) dan penunggangan (mounting) dari perilaku seksual hewan (Tajuddin, 2003).
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis ingin melakukan penelitian tentang efek EGB dalam meningkatkan perilaku seksual, terutama terhadap
(37)
5
1.5.2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis mayor adalah EGB meningkatkan perilaku seksual. Hipotesis minor:
EGB meningkatkan introducing.
EGB meningkatkan mounting.
1.6. Metodologi Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental sungguhan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan bersifat komparatif. Data yang diukur adalah frekuensi pengenalan (introducing) dan penunggangan (mounting). Analisis data menggunakan uji one way ANOVA dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD (Honestly Significant Difference).
(38)
50
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Ekstrak daun ginkgo biloba meningkatkan perilaku seksual, terutama frekuensi introducing pada dosis 16mg/kgBB, 32mg/kgBB, dan 48mg/kgBB.
5.2 Saran
1. Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan lain yang berkhasiat dan mekanisme kerja ekstrak daun ginkgo biloba.
2. Penelitian lebih lanjut tentang pengaruh ekstrak daun ginkgo biloba terhadap perilaku seksual dengan dosis yang berbeda.
3. Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan ekstrak daun ginkgo biloba pada hewan coba dan manusia.
(39)
51
DAFTAR PUSTAKA
A. Amin. 2010. Pengertian disfungsi ereksi.
http://www.konseling.net/artikel_seks/disfungsi_ereksi.htm. 17 Desember 2010.
Andersson KE. 2001. Pharmacology of Penile Erection. Pharmacol Rev, 53: 417-50
Anonymous. 2010. Erection Enhancer-Natural Male Erection Enhancer.
www.erectionenhancer.org. 21 Juni 2011.
Anonymous. 2005. Ginkgo biloba. http://www.vitaminstuff.com/herbs-gingko-biloba.html. 21 Juni 2011.
Brain M. 2009. How Stuff Works-A Discovery Company.
www.howstuffworks.com. 22 Juni 2011.
Evaria. 2008. MIMS: Edisi Bahasa Indonesia. Volume 9. Jakarta :PT Info Master. Donner C. 2010. Lymbic system. http://thjuland.net/limbic2.html. 21 Juni 2011. Daniel Wibowo. 2008. Neuroanatomi Untuk Mahasiswa Kedokteran. Malang:
Bayumedia Publishing.
Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Longo DL, Hauser SL, Jameson JL, et al.
2008. Harrison's Principles of Internal Medicine. 17th ed. USA: The McGraw-Hill Companies. Chapter 49.
Frye. 2009. Laughing all the way to the bedroom with Viagra – N.O. means YES!. http://www.timemastermd.com/?cat=60. 22 Juni 2011.
Guyton AC & Hall JE. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Handrawan Nadesul. 2006. Mengintip Rahasia Seksual Si Doi. Yogyakarta: Gradien Books. Hal 114.
Indira Permanasari. 2010. Biji pala untuk vitalitas lelaki.
http://health.kompas.com/index.php/read/2010/12/28/02370377/Biji.Pala.un tuk.Vitalitas.Lelaki-12. 17 Desember 2010.
Ivan. 2010. Makanan Gula Darah dan Herbal dapat Mengurangi Diabetes. http://berbagisehatalami.blogspot.com/2010/12/makanan-gula-darah-dan-herbal-dapat.html. 21 Juni 2011.
(40)
52
ITIS. 2010. Ginkgo biloba L.
http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search _value=183269. 21 Juni 2011.
Kemas Ali Hanafiah. 2005. Prinsip Percobaan dan Perancangannya. Rancangan Percobaan Aplikatif: Aplikasi Kondisional Bidang Pertamanan, Peternakan, Perikanan, Industri, dan Hayati. Edisi 1. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada. h.10-12
Kenyon. 2006. Hormones & sexual behavior.
http://www.flyfishingdevon.co.uk/salmon/year1/psy128sexual_behaviour/se xbehave.html. 17 Desember 2010.
Lundin RW. 1996. Theories and systems of psychology. 5th ed. UK: D.C. Health and Company.
MedlinePlus. 2011. Erectile Dysfunction.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/erectiledysfunction.html. 17 Desember 2011.
Meston CM, Rellini AH, Telch MJ. 2008. Short- and Long-term Effects of Ginkgo Biloba Extract on Sexual Dysfunction in Women. Springer Science, 37: 530-47
Miller TA. 2000. Diagnostic Evaluation of Erectile Dysfunction.
http://www.aafp.org/afp/20000101/95.html. 11 November 2011.
NCCAM. 2007. Herbs at a glance: Ginkgo.
http://nccam.nih.gov/health/ginkgo/ataglance.htm. 13 Juni 2011.
Nur Rasyid. 2002. Proses Terjadinya Ereksi.
http://profamiliaklinik.tripod.com/ereksi.htm. 22 Juni 2011.
Payne J. 2002. Male Sexual Behavior in Rats.
http://soma.npa.uiuc.edu/labs/greenough/statements/rswain/tech/lect12.html. 25 November 2011.
Pfizer Inc. 2010. Viagra® (sildenafil citrate) tablets. http://www.pfizer.com/files/products/uspi_viagra.pdf. 8 Januari 2011.
(41)
53
Price K. 2009. Best Herbal Libido Enhancers - Ginkgo Biloba.
http://ezinearticles.com/?Best-Herbal-Libido-Enhancers---Ginkgo-Biloba&id=1897454. 8 Januari 2011.
Royer DL, Hickey LJ, Wing SL. 2003. Ecological conservatism in the 'living fossil' Ginkgo. Paleobiology, 29 (1): 84–104
Sherwood L. 2001. Human physiology: from cells to systems. ed. 2. Terjemahan : Brahm U. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. h.697-708
Sloley BD, Urichuk LJ, Morley P, Durkin J, Shan JJ, Pang PK, et al. 2000. Identification of kaempferol as a monoamine oxidase inhibitor and potential Neuroprotectant in extracts of Ginkgo biloba leaves. J Pharm Pharmacol, 52(4):451-9.
Solomon PR, Adams F, Silver A. 2002. Ginkgo for memory enhancement: a randomized controlled trial. Journal of the American Medical Association, 288(7):835-40
Steers WD. 2002. Pharmacologic Treatment of Erectile Dysfunction. PubMed, 4(3): S17-25
Tajuddin. 2003. Aphrodisiac activity of 50% ethanolic extracts of Myristica fragrans Houtt. (nutmeg) and Syzygium aromaticum (L) Merr. & Perry. (clove) in male mice: a comparative study. BMC Complementary and Alternative Medicine , 3:6
UNESCO. 2000. Behaviour Modification.
http://www.unesco.org/education/mebam/module_4.pdf. 13 Juni 2011. U.S. National Library of Medicine. 2008. Sildenafil.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/meds/a699015.html. 14 Desember 2010.
Widodo Judarwanto. 2009. Afrodisiak: Makanan penambah gairah seksual. http://koranindonesiasehat.wordpress.com/2009/11/29/afrodisiak-makanan-penambah-gairah-seksual/. 8 Januari 2011.
Wikipedia. 2008. Ginkgo biloba. http://en.wikipedia.org/wiki/Ginkgo_biloba. 13 Juni 2011.
(1)
4
saraf parasimpatis sebagai respon terhadap rangsang, baik visual, auditori, olfaktori, raba maupun imaginasi. Saat parasimpatis aktif, jaringan di corpus cavernosum melepaskan beberapa mediator yang berperan dalam relaksasi otot polos corpus cavernosum. Mediator yang dimaksud adalah nitric oxide (NO), asetilkolin (Ach), vasoactive intestinal polypeptide (VIP) (Steers, 2002) dan prostaglandin (Anderson, 2001). Mekanisme perifer dan sentral ini saling berhubungan. Rangsangan dari perifer akan dilanjutkan ke amigdala, kemudian ke hipotalamus, hipokampus, dan cortex cerebri (Payne, 2002). Kandungan EGB dibagi dalam dua kelompok besar : flavonoid glycosides (kaempferol, quercetin, derivat isorhamnetin) dan terpenoid (ginkgolides, bilobalide) yang memiliki efek meningkatkan pelepasan NO ke jaringan corpus cavernosum sehingga melalui beberapa mekanisme, EGB berefek meningkatkan fungsi seksual. Pertama adalah melalui aktivitas vasoregulator yang akan meningkatkan aliran darah genital (vasokongesti). Kedua adalah melalui relaksasi otot polos corpus cavernosum. Aliran darah genital yang meningkat dan relaksasi pembuluh darah genital menyebabkan terjadinya ereksi (Meston, Rellini, & Teich, 2008).
Pada mekanisme ereksi sentral, NO yang dihasilkan dari pemberian EGB akan berinteraksi dengan neuron oxytocinergic, yang dipengaruhi oleh dopamin, sehingga timbul ereksi (Andersson, 2001). EGB juga berefek langsung pada pelepasan prostaglandin (Meston, Rellini, & Teich, 2008) dan inhibisi monoamine oxidase (Sloley et al., 2000). Pada mencit Swiss Webster jantan, pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah pengenalan (introducing) dan penunggangan (mounting) dari perilaku seksual hewan (Tajuddin, 2003).
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis ingin melakukan penelitian tentang efek EGB dalam meningkatkan perilaku seksual, terutama terhadap introducing dan mounting.
(2)
1.5.2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis mayor adalah EGB meningkatkan perilaku seksual. Hipotesis minor:
EGB meningkatkan introducing. EGB meningkatkan mounting.
1.6.Metodologi Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental sungguhan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan bersifat komparatif. Data yang diukur adalah frekuensi pengenalan (introducing) dan penunggangan (mounting). Analisis data menggunakan uji one way ANOVA dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD (Honestly Significant Difference).
(3)
50
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Ekstrak daun ginkgo biloba meningkatkan perilaku seksual, terutama frekuensi introducing pada dosis 16mg/kgBB, 32mg/kgBB, dan 48mg/kgBB.
5.2 Saran
1. Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan lain yang berkhasiat dan mekanisme kerja ekstrak daun ginkgo biloba.
2. Penelitian lebih lanjut tentang pengaruh ekstrak daun ginkgo biloba terhadap perilaku seksual dengan dosis yang berbeda.
3. Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan ekstrak daun ginkgo biloba pada hewan coba dan manusia.
(4)
51
A. Amin. 2010. Pengertian disfungsi ereksi.
http://www.konseling.net/artikel_seks/disfungsi_ereksi.htm. 17 Desember 2010.
Andersson KE. 2001. Pharmacology of Penile Erection. Pharmacol Rev, 53: 417-50
Anonymous. 2010. Erection Enhancer-Natural Male Erection Enhancer. www.erectionenhancer.org. 21 Juni 2011.
Anonymous. 2005. Ginkgo biloba. http://www.vitaminstuff.com/herbs-gingko-biloba.html. 21 Juni 2011.
Brain M. 2009. How Stuff Works-A Discovery Company. www.howstuffworks.com. 22 Juni 2011.
Evaria. 2008. MIMS: Edisi Bahasa Indonesia. Volume 9. Jakarta :PT Info Master.
Donner C. 2010. Lymbic system. http://thjuland.net/limbic2.html. 21 Juni 2011. Daniel Wibowo. 2008. Neuroanatomi Untuk Mahasiswa Kedokteran. Malang:
Bayumedia Publishing.
Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Longo DL, Hauser SL, Jameson JL, et al. 2008. Harrison's Principles of Internal Medicine. 17th ed. USA: The McGraw-Hill Companies. Chapter 49.
Frye. 2009. Laughing all the way to the bedroom with Viagra – N.O. means YES!. http://www.timemastermd.com/?cat=60. 22 Juni 2011.
Guyton AC & Hall JE. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Handrawan Nadesul. 2006. Mengintip Rahasia Seksual Si Doi. Yogyakarta: Gradien Books. Hal 114.
Indira Permanasari. 2010. Biji pala untuk vitalitas lelaki. http://health.kompas.com/index.php/read/2010/12/28/02370377/Biji.Pala.un tuk.Vitalitas.Lelaki-12. 17 Desember 2010.
Ivan. 2010. Makanan Gula Darah dan Herbal dapat Mengurangi Diabetes. http://berbagisehatalami.blogspot.com/2010/12/makanan-gula-darah-dan-herbal-dapat.html. 21 Juni 2011.
(5)
52
ITIS. 2010. Ginkgo biloba L.
http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search _value=183269. 21 Juni 2011.
Kemas Ali Hanafiah. 2005. Prinsip Percobaan dan Perancangannya. Rancangan Percobaan Aplikatif: Aplikasi Kondisional Bidang Pertamanan, Peternakan, Perikanan, Industri, dan Hayati. Edisi 1. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada. h.10-12
Kenyon. 2006. Hormones & sexual behavior.
http://www.flyfishingdevon.co.uk/salmon/year1/psy128sexual_behaviour/se xbehave.html. 17 Desember 2010.
Lundin RW. 1996. Theories and systems of psychology. 5th ed. UK: D.C. Health and Company.
MedlinePlus. 2011. Erectile Dysfunction.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/erectiledysfunction.html. 17 Desember 2011.
Meston CM, Rellini AH, Telch MJ. 2008. Short- and Long-term Effects of Ginkgo Biloba Extract on Sexual Dysfunction in Women. Springer Science, 37: 530-47
Miller TA. 2000. Diagnostic Evaluation of Erectile Dysfunction. http://www.aafp.org/afp/20000101/95.html. 11 November 2011.
NCCAM. 2007. Herbs at a glance: Ginkgo.
http://nccam.nih.gov/health/ginkgo/ataglance.htm. 13 Juni 2011.
Nur Rasyid. 2002. Proses Terjadinya Ereksi.
http://profamiliaklinik.tripod.com/ereksi.htm. 22 Juni 2011.
Payne J. 2002. Male Sexual Behavior in Rats.
http://soma.npa.uiuc.edu/labs/greenough/statements/rswain/tech/lect12.html. 25 November 2011.
Pfizer Inc. 2010. Viagra® (sildenafil citrate) tablets. http://www.pfizer.com/files/products/uspi_viagra.pdf. 8 Januari 2011.
(6)
Price K. 2009. Best Herbal Libido Enhancers - Ginkgo Biloba.
http://ezinearticles.com/?Best-Herbal-Libido-Enhancers---Ginkgo-Biloba&id=1897454. 8 Januari 2011.
Royer DL, Hickey LJ, Wing SL. 2003. Ecological conservatism in the 'living fossil' Ginkgo. Paleobiology, 29 (1): 84–104
Sherwood L. 2001. Human physiology: from cells to systems. ed. 2. Terjemahan : Brahm U. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. h.697-708
Sloley BD, Urichuk LJ, Morley P, Durkin J, Shan JJ, Pang PK, et al. 2000. Identification of kaempferol as a monoamine oxidase inhibitor and potential Neuroprotectant in extracts of Ginkgo biloba leaves. J Pharm Pharmacol, 52(4):451-9.
Solomon PR, Adams F, Silver A. 2002. Ginkgo for memory enhancement: a randomized controlled trial. Journal of the American Medical Association, 288(7):835-40
Steers WD. 2002. Pharmacologic Treatment of Erectile Dysfunction. PubMed, 4(3): S17-25
Tajuddin. 2003. Aphrodisiac activity of 50% ethanolic extracts of Myristica fragrans Houtt. (nutmeg) and Syzygium aromaticum (L) Merr. & Perry. (clove) in male mice: a comparative study. BMC Complementary and Alternative Medicine , 3:6
UNESCO. 2000. Behaviour Modification.
http://www.unesco.org/education/mebam/module_4.pdf. 13 Juni 2011. U.S. National Library of Medicine. 2008. Sildenafil.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/meds/a699015.html. 14 Desember 2010.
Widodo Judarwanto. 2009. Afrodisiak: Makanan penambah gairah seksual. http://koranindonesiasehat.wordpress.com/2009/11/29/afrodisiak-makanan-penambah-gairah-seksual/. 8 Januari 2011.
Wikipedia. 2008. Ginkgo biloba. http://en.wikipedia.org/wiki/Ginkgo_biloba. 13 Juni 2011.