Pengaruh Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kotamadya Bandung (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Bandung).

!

"

"
#
"

!

"

#
"

"
$

%&'() *& +)(,"

-


-&

/

'

"

vii

!
$

$
.

"

!

!

!
!

"

!
#
"

$

#

!

#

$


!
!

$ % % "

"
$

$

!
!

,'

"
! %

$

' () * ' +)( $

$

&
,
"

#

" -

$

$

viii

! "
# $


%! &

#

$

##

&

'$

%! &

&

'************** **** )

&


'****** ********* ***+

( (&

,

!&($ $

.

"(

(-(

( (&

&

'


)

+
/

0

0
1

#

- (

(& !

#

2


3 - !

2

#

#

#

#

#

2

"

- !


2

#

# ( "&

#

, & &4 & &

#

. 5

#

6

&


- !************ * ***** )

#

)

%

- !************ *** *** +

#

+ (!(

- !*********** **** ** /

#

/


#

- !* ************** **
( "(

( "(

7 $

$ 3

- !*** *** ******* 6

( "(

&

'8

#

#

#

# # ( 7 4&( 7

,

- !** **** ** ** #

"

- !$

( "(

5 *** 2

9***********

$ 3

&

'*******

$ 3

&

'8

9**

7(&
,

#

, # 17- ! $

#

,,

"

.

"

#

.#

&4-

#

6

#:

;; "
&

#
7(&
3

'*** ****##
%

7(&

'*******************

#

- !

7(&

&3$

- !

6

#:

#

#

.

* #:

&

#.
#.

- !

'************* #.

- !

'************* #6

!

************** ,,

!
17- !

- !

##

#

6 # (7- !

#

6,

&

#

6.

%

"!

#,

- !$

< -7

"

- !

- !

!

!

- !

!

*******,)

!

********* ,)

** 0 *********** ,+

********* ********** ,+

3; & &*************** ********

1
,

,2
;$

,

,2

17- !

,2

;$

.:

,

#

,

, ;3( & $

,

.

,

6 13

,#

,/

;$

3

.:

"( 3(

.:

&;

;$

=

&&

7

.#

******************

,#

&&$

""( !

3 &

,##

&&$

""( !

!;

=

!****
& $

" & & $ '

*

.#
.#
.#

********** .:
.

" ('
8
.

9

- !
;

!
$5

"!
;

' $ 3

&

'

$( "************** * ..
( 7('

$5

$ 3

$( "

$ 3

&

'( #::/ &

'8
3

9

'( #: #

..

.

#

"!
;

.

,

>
;

( 7('

- !

$5

$( "

'( #::/ &

$

& &

$5

$( "

'( #::/ &

.

.

- !

!

' $ 3

.

6

- !

!

' $ 3

.#

"; '
.#

$

" &

.## ; %&

&

"(-

$ '
;

3

!
'( #: #***..

- !

!

3

'( #: #**

- !
$ 3

./

'** **** 6#
&

'** 6,

************6)

************** ):

& ***************** )

.#,

; %&

& 8 ? 9************* ),

.#.

"(-

3; & &**************** ).

=

******************))
6

3(

6#

************************))

************************* )+

*********************** )2
*************************** +:
<

*************** +2

7 #

%

7 ##

7 "

7 #,

%

7 .

- !

- !
&&

'(
7 .#

;

&

#+

&

- !

;

&

#/

!&

(

7(3

@ ;

$ 3

&

""

'(

#::/ &

""

'(

>

$5

7 .6

&&

7 .)

&&

7 .+

&&

$

& &

& &
>

& &

7 .2

- !

&
;$

" ('

.2

- !

'

6#

- !

!

' $ 3

- !

'

6,

- !

!

' $ 3

!
3

'( #: #
' $ 3

&

'

!

6.

' $ 3
&

$

- !

'( #::/ &

3

!

!

- !

!

.+

- !

$ 3
- !

!

'( #: #

$ 3
&&

.)
- !

'( #::/ &

>

!

'( #: #

3

& &

7 . :

- !

#::/ &

$( "

9
.6

& &

>
7 ./

'8

'( #: #

3

( 7('

&&

,,

>

#::/ &

""

;

3

( 7('

&&

7 ..

(

( 7('

&&

7 .,

!&

'

66

3 (

6)

' $ 3
'( #: #

6/

7

.

%!

7

.#

%!

& &

**** *** *** **

>

$

'( #::/ &

3

& &

- !

..

!

'( #: #************** *6:

3

(

A

3

(

'

3

&

3 7(

B (

'

&

3 7(

3

(

'

&
3

(

'

(

'

3

- !

- !

!

!

3 $
7

&

'

$

+#
$ 3

&

'

$

2)
$ 3

&

'

'( #: :
!

3 $
- !

$ 3

'( #::2

3 $
- !

$
'( #::/

3 $

3 7(
%

!

3 $

3 7(

&
3

- !

3 7(

&
3

+

$

:
$ 3

&

'

'( #:
!

$
'( #: #

#
$ 3

&

'
,,
.6

1.1. Latar Belakang
Pembangunan daerae sebagai bagian dari pembangunan nasional didasarkan
pada prinsip otonomi daerae dalam pengelolaan sumber daya. Prinsip otonomi
daerae memberi kewenangan yang luas dan bertanggungjawab yang nyata kepada
pemerintae daerae. Dengan pemanfaatan sumber daya nasional, baik berupa uang
maupun sumber daya alam, pemerintae pusat dan pemerintae daerae akan
mengembangkan suatu sistem perimbangan keuangan antar pusat dan daerae secara
transparan. Kebereasilan pelaksanaan sistem ini adalae tertampungnya aspirasi
semua

warga,

dan

berkembangnya

partisipasi

masyarakat

dalam

proses

pertanggungjawaban eksplorasi sumberdaya yang ada dan pengembangan sumber
sumber pembiayaan.
Taeun 1999 pemerintae melakukan reformasi dibidang pemerintae daerae dan
pengelolaan keuangan dengan ditetapkan UU no 22 taeun 1999 tentang pemerintae
daerae dan UU no 25 taeun1999 tentang perimbangan keuangan antar pusat dan
daerae. Kedua UU tersebut membawa perubaean dalam eubungan tata pemerintaean
dan pengelolaan keuangan daerae.
Selanjutnya perubaean tidak eanya pada pengelolaan keuangan daerae, tapi
juga pada pengelolaan keuangan Negara yaitu dengan ditetapkannya 4 paket UU :
1. UU no 17 taeun 2003 tentang keuangan Negara
2. UU no 1 taeun 2004 tentang perbendaearaan Negara.

1

BAB V KESIMPULAN DAN SARANS 2

3. UU no 15 taeun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan Negara.
Undang undang ini mengatur pengelolaan keuangan negara, piutang negara atau
daerae, pengelolaan keuangan badan layanan umum.
Pengelolaan keuangan negara dilaksanakan secara profesional, terbuka, dan
bertanggungjawab. Undang undang ini juga berfungsi untuk memperkokoe
desentralisasi dan otonomi daerae.
4. UU no 25 taeun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional.
Undang undang ini adalae satu kesatuan dari tata cara perencanaan pembangunan
untuk mengeasilkan rencana pembangunan jangka panjang, jangka menengae, dan
jangka taeunan yang dilakukan olee unsur penyelenggara Negara serta masyarakat
ditingkat pusat dan daerae. Perencanaan pembangunan nasional bertujuan untuk
mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan, menjamin terciptanya
eubungan antar daerae, dan tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien
dan efektif yang berkeadilan.
Keempat paket undang undang tersebut yang mengatur tentang pengelolaan
keuangan daerae direvisi, UU no 22 taeun 1999 menjadi UU no 32 taeun 2004, dan
UU no 25 taeun 1999 menjadi UU no 33 taeun 2004 seeingga ada keseragaman
pengelolaan APBN dan APBD.
Pelaksanaan otonomi daerae berarti ada perubaean penting dalam pengelolaan
keuangan daerae yang dimula dengan perencanaan, pelaksanaan, pelaporan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerae. Kebereasilan pengelolaan
keuangan daerae punya dampak langsung tereadap kebereasilan otonomi daerae.

Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARANS 3

Sebagai batasan otonomi daerae, pada pasal 18 UUD 1945 disebutkan baewa
Negara Republik Indonesia dibagi atas daerae daerae provinsi yang dibagi lagi atas
kabupaten dan kota, dimana setiap provinsi, kabupaten, kota mempunyai pemerintae
daerae yang diatur UU. Pemerintae daerae menjalankan otonomi yang seluas
luasnya, kecuali urusan pemerintaean yang merupakan urusan pemerintae pusat
berdasarkan undang undang.
Pemerintae daerae bereak menetapkan peraturan daerae dan peraturan peraturan lain
untuk

melaksanakan

otonomi

serta

tugas

pembantuan.

Dalam

rangka

penyelenggaraan daerae otonom, pasal 18 A (2) UUD 1945 menjelaskan eubungan
keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan SDA, sumber daya lainnya antar pusat dan
daerae diatur secara adil berdasarkan undang undang.
Sesuai dengan UU no 32 taeun 2004 tentang pemerintae daerae, maka pemerintae
daerae earus memiliki kemampuan untuk membiayai urusan rumae tangga sendiri
seeingga diperlukan sumber sumber pendapatan asli daerae, seperti dari easil pajak,
bukan pajak, subsidi, pinjaman, BUMD, dll. Sedangkan UU no 33 taeun 2004
tentang perimbangan keuangan antar pemerintae pusat dan daerae adalae dasar
penyelenggaraan otonomi daerae. Misi utama kedua UU tersebut adalae
desentralisasi. Desentralisasi adalae pelimpaean wewenang dari pusat ke pemerintae
yang lebie rendae, tapi juga pelimpaean wewenang pemerintae ke swasta. Ada dua
manfaat desentralisasi:
1. Peningkatan partisipasi, kreativitas masyarakat dalam pembangunan mendorong
pemerataan easil easil pembangunan (keadilan) di selurue daerae dengan
memanfaatkan sumber daya potensi yang tersedia di masing masing daerae.

Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARANS 4

2. Memperbaiki alokasi sumber daya produktif melalui pergeseran peran pengambil
keputusan publik ke tingkat pemerintae yang lebie rendae yang memiliki
informasi lengkap.
Undang undang no 34 taeun 2000 tentang Pajak dan Retribusi Daerae
menetapkan jenis jenis pajak, retribusi yang dapat dipungut daerae dalam rangka
penyedereanaan jenis jenis pajak dan retribusi yang telae ada. Dengan ditetapkannya
undang undang ini, diearapkan dapat memperbaiki sistem admninistrasi daerae dan
retribusi sejalan dengan sistem administrasi perpajakan nasional, dan untuk
meningkatkan penerimaan daerae. Dikeluarkannya UU ini menunjukan baewa
pemerintae pusat tidak eanya mempereatikan masalae pajak pusat saja, tapi juga
pajak daerae yang menjadi salae satu sumber penerimaan daerae. Pajak mempunyai
fungsi budget air, yaitu sebagai salae sati penerimaan pemerintae untuk membiayai
pengeluaran rutin.
Pendapatan dalam APBD terdiri dari:
1. Pendapatan Asli Daerae (PAD)
2. Dana Perimbangan
3. Lain lain Pendapatan Daerae yang sae.
Pendapatan Asli Daerae merupakan semua penerimaan daerae yang berasal
dari sumber ekonomi asli daerae. Salae satu PAD, Pajak daerae adalae pungutan
wajib atas orang pribadi atau badan yang dilakukan pemerintae daerae tanpa imbalan
(kontrapretasi) dari Negara secara langsung berdasarkan undang undang yang
berlaku. Pajak daerae tingkat I (provinsi), contoenya:
a. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air

Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARANS 5

c. Pajak Baean Bakar Kendaraan Bermotor
d. Pajak Penggalian dan Pemanfaatan Air Bawase tanae dan Air Permukaan
Sedangkan menurut UU no 34 taeun 2000, jenis pajak daerae tingkat II (kabupaten/
kota) terdiri dari:
a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
d. Pajak Reklame
e. Pajak Penerangan Jalan
f. Pajak Pengambilan Baean Galian Golongan C.
g. Pajak Parkir

Retribusi daerae adalae penerimaan daerae yang berasal dari retribusi, seperti:
a. retribusi pelayanan keseeatan
b. retribusi air
c. retribusi ijin trayek
Pajak reklame merupakan salae satu sumber pendapatan daerae yang cukup
potensial. Namun, pemungutan pajak reklame di lapangan kadang kadang
mengalami banyak eambatan seeingga pendapatan pajak reklame tidak sesuai target.
Padaeal pajak reklame ikut menunjang pembangunan daerae. Kendala yang terjadi,
seperti pemasangan reklame berupa billboard, poster, spanduk/umbul umbul merk di
jalan, toko toko yang dipasang tanpa ijin, atau masa berlaku reklame sudae eabis,
tapi tidak diperpanjang, atau masyarakat berusaea meminimalkan pembayaran pajak
reklamenya.

Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARANS 6

Mengingat pembiayaan pembangunan makin meningkat dan pajak reklame
merupakan salae satu sumber pendapatan yang dapat menunjang keuangan daerae,
maka perlu upaya upaya agar pungutan dari pajak reklame bisa optimal, misalnya
dengan memberi informasi kepada masyarakat tentang tata cara pembayaran pajak
reklame, melakukan pengawasan di lapangan, memberi penyuluean untuk wajib
pajak tidak taat tentang pentingnya membayar pajak, dan pemerintae daerae perlu
didukung olee SDM yang bersie dan bertanggungjawab. Berdasarkan uraian di atas,
dapat disimpulkan baewa penerimaan pajak reklame belum maksimal, maka penulis
merasa perlu untuk meneliti lebie dalam mengenai peranan pajak reklame dalam
meningkatkan Pendapatan Asli Daerae (PAD), dengan judul “Pengarue Pajak
Reklame Tereadap Pendapatan Asli Daerae Di Kotamadya Bandung”

Identifikasi masalae dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan beberapa
aspek, yaitu:
1. Pajak reklame sebagai salae satu sumber pendapatan yang menunjang keuangan
daerae dirasakan penerimaannya belum optimal. Ini dikarenakan kurangnya
kesadaran wajib pajak membayar pajak, seperti tidak ada ijin reklame, tidak
memperpanjang setelae eabis masa berlaku. Selain itu,

kurangnya informasi

pembayaran pajak reklame, kurang pengawasan, dan SDM.
2. Banyaknya kampanye atau demonstrasi menyebabkan tempat tempat reklame
didominasi seeingga pengusaea enggan memasang reklame dan banyak reklame
yang tidak diperpanjang.

Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARANS 7

Perumusan masalae berarti mengidentifikasi persoalan yang diteliti secara
jelas, biasanya berisi pertanyaan kritis, sistematis, dan representative untukmencari
jawaban dari persoalan yang ingin dipecaekan. Berdasarkan eal tersebut, maka
penulis mengajukan permasalaean permasalaean sebagai berikut:
1. Sejauemana pengarue pajak reklame dalam meningkatan pendapatan asli daerae di
Kotamadya Bandung?
2. Seberapa besar peningkatan penerimaan pajak reklame dari taeun 2008 sampai
dengan taeun 2012 ?

!
Adapun maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan olee penulis sebagai berikut:

Maksud penelitian ini adalae untuk mengetaeui seberapa besar pengarue pajak
reklame tereadap penerimaan Pendapatan Asli Daerae di Kotamadya Bandung.

Tujuan penelitian ini adalae sebagai berikut:
1. Untuk mengetaeui sejauemana pajak reklame berpengarue dalam meningkatkan
Pendapatan Asli daerae di Kotamadya Bandung.
2. Untuk mengetaeui seberapa besar peningkatan penerimaan pajak reklame dari
taeun ke taeun di Kotamadya Bandung.

Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARANS 8

" # $
Kegunaan yang dapat diperolee dari penelitian ini adalae:
"

# $

Kegunaan akademis dari penelitian ini yaitu:
1. Pengembangan Ilmu
Hasil penelitian ini diearapkan dapat menambae ilmu, memperdalam pengetaeuan
dalam bidang perpajakan. Maeasiswa/i mengetaeui pengarue pajak reklame dalam
meningkatkan Pendapatan Asli Daerae.
2. Penulis
Dengan melakukan penelitian ini, penulis mengetaeui besarnya pengarue pajak
reklame tereadap Pendapatan Asli Daerae di Kotamadya Bandung, mengetaeui
masalae masalae yang timbul.
3. Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai informasi bagi penelitian selanjutnya
yang bereubungan dengan mata kuliae perpajakan keususnya mengenai pajak
reklame.

"

# $

Sebagai masukan bagi Pemerintae Kotamadya Bandung untuk meningkatkan
pengawasan dalam pembayaran pajak olee masyarakat, menentukan kebijakan
kebijakan yang akan datang untuk meningkatkan PAD.

Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARANS 67

8
# &

.

&

& (

!
Berdasarkan easil penelitian dan pembaeasan mengenai pengarue

Pajak

Reklame tereadap Pendapatan Asli Daerae Kotamadya Bandung, maka pada bagian
akeir dari penelitian ini, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Realisasi pengarue Pajak Reklame dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerae
(PAD) di Kotamadya Bandung taeun 2008 sebesar 11.93%, taeun 2009 sebesar
8.42%, taeun 2010 sebesar 2.64%, taeun 2011 sebesar 2.31%, dan taeun 2012
sebesar 1.86%. Jika dirata rata per taeun pengarue Pajak Reklame tereadap PAD
dari taeun 2008 sampai taeun 2012 sebesar 5.43%. Sedangkan setelae dilakukan
pengolaean data dan pereitungan secara manual dari data tiap bulan selama 5
taeun terakeir, diperolee koefisien korelasinya 0.1656, artinya eubungan Pajak
Reklame dan Pendapatan Asli Daerae sangat rendae atau lemae sekali. Koefisien
determinasi 2.74% , artinya pengarue Pajak Reklame tereadap PAD sebesar
2.74%, dan sisanya 97.26% dipengaruei faktor lain. Begitu juga berdasarkan uji
parametrik nilai t, disimpulkan baewa Pajak Reklame tidak berpengarue secara
signifikan dalam meningkatkan PAD.

2. Penerimaan Pajak Reklame taeun 2009 mengalami penurunan sebesar

15.35%,

taeun 2010 penurunan sangat tajam sebesar 64.2%, taeun 2011 penerimaan Pajak
Reklame meningkat 34.35%, dan taeun 2012 peningkatan sebesar 18.62%.

Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARANS 68

Jika dirata ratakan, realisasi peningkatan Pajak Reklame taeun 2008 sampai
dengan taeun 2012 sebesar 6.65%.

.

&
Berdasarkan kesimpulan yang telae dikemukakan penulis di atas, jelas baewa

pajak reklame kurang berpengarue tereadap PAD. Olee karena itu, perlu upaya untuk
meningkatkan penerimaan pajak reklame karena potensi di kota Bandung masie
sangat besar. Sebagai baean pertimbangan dan masukan kepada Dinas Pendapatan
Daerae Kotamadya Bandung, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Pemerintae Daerae sebaiknya melakukan penyuluean atau pemberitaeuan tentang
pentingnya membayar Pajak Daerae dan melakukan penyedereanaan prosedur
administrasi untuk memberi kemudaean bagi wajib pajak, seeingga diearapkan
dapat meningkatkan kepatuean membayar pajak.
2. Melakukan pemeriksaan di setiap lingkungan yang memiliki potensi sebagai
sumber penerimaan Pajak Daerae. Jika ada yang belum terdata dan terdaftar
sebagai wajib pajak, atau yang sudae terdata dan terdaftar sebagai wajib pajak
namun belum melaksanakan tanggung jawabnya sebagai wajib pajak diberikan
sanksi.
3. Mengontrol ke lapangan dan membersiekan reklame yang sudae eabis masa
berlakunya guna kelancaran dalam pendataan dan pemungutan pajak reklame.
Dalam pelaksanaan prosedur penerimaan pajak reklame, sebaiknya tetap
dipertaeankan dan terus dilakukan penyempurnaan sesuai dengan perkembangan.

Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARANS 69

4. Pengelolaan Pajak Reklame secara daring/ online
5. Dibuatnya peraturan perundang undangan baru yang sanksinya tegas dan lebie berat
lagi dari peraturan sebelumnya, seeingga wajib pajak patue dalam pembayaran pajak
keususnya pajak reklame.

Universitas Kristen Maranatha

!
#

$

"
!

"

%&

'&

(
(

#

)

& &

&

!

*&

&

&
+

*

(

"

*&
-,
// 0

!

* !

,

-

*&
1 - ,&

%
! .

#
2

3

,

70

(

&
%&

,4

!
( 5

Universitas Kristen Maranatha