DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA MATERI PERKEMBANGAN KONSEP REAKSI OKSIDASI-REDUKSI.

(1)

DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI

PADA MATERI PERKEMBANGAN KONSEP

REAKSI OKSIDASI-REDUKSI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh:

Erviani Rahmawati Kurnia 0901988

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN

NILAI PADA MATERI PERKEMBANGAN

KONSEP REAKSI OKSIDASI-REDUKSI

Oleh

Erviani Rahmawati Kurnia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Erviani Rahmawati Kurnia 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

ERVIANI RAHMAWATI KURNIA 0901988

DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA MATERI PERKEMBANGAN KONSEP REAKSI OKSIDASI-REDUKSI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Dr. Wawan Wahyu, S.Pd, M.Pd. NIP. 197111201998021001

Pembimbing II

Drs. Ali Kusrijadi, M.Si. NIP. 196706291992031001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

Dr. rer. nat. H. Ahmad Mudzakir, M.Si. NIP. 1966112111991031002


(4)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Desain Pembelajaran ... 9

B. Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 23

C. Tinjauan Materi ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Obyek Penelitian ... 30

B. Metode Penelitian... 30

C. Definisi Operasional ... 31

D. Instrumen Penelitian ... 32

E. Alur Penelitian ... 32

F. Teknik Pengumpulan Data ... 36

G. Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kesesuain Desain Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai pada Materi Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi dengan Acuan-Acuan yang Digunakan ... 40

B. Desain Tujuan Pembelajaran Bermuatan Nilai Pada Materi Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi ... 44


(5)

C. Desain Materi Pembelajaran Bermuatan Nilai Pada Materi

Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi ... 53

D. Desain Strategi Pembelajaran Bermuatan Nilai Pada Materi Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi ... 60

E. Desain Evaluasi Pembelajaran Bermuatan Nilai Pada Materi Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

LAMPIRAN ... 81


(6)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Tabel 2.1 Keterkaitan antara Langkah-Langkah Pembelajaran

dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya ... 14

Tabel 2.2 Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ... 24

Tabel 2.3 Keterkaitan Nilai dan Indikator untuk SMA ... 25

Tabel 3.1 Kriteria Validasi ... 37

Tabel 3.2 Harga CVR kritis Lawshe untuk Sejumlah Ahli yang Berbeda ... 39

Tabel 4.1 Hasil Kesesuaian Tujuan Pembelajaran yang Dibuat dengan Acuan Tujuan Pembelajaran ... 41

Tabel 4.2 Hasil Kesesuaian Materi Pembelajaran yang Dibuat dengan Acuan Materi Pembelajaran ... 41

Tabel 4.3 Hasil Kesesuaian Strategi Pembelajaran yang Dibuat dengan Acuan Strategi Pembelajaran ... 42

Tabel 4.4 Hasil Kesesuaian Evaluasi Pembelajaran yang Dibuat dengan Acuan Evaluasi Pembelajaran ... 43

Tabel 4.5 Rincian Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ... 45

Tabel 4.6 Rincian Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi . 47 Tabel 4.7 Revisi Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi ... 51

Tabel 4.8 Kaitan Materi Pembelajaran dengan Nilai yang Ditanamkan ... 54 Tabel 4.9 Revisi Kaitan Materi Pembelajaran dengan Nilai yang Ditanamkan57


(7)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

Gambar 3.1 Alur Penelitian ... 33 Gambar 4.1 Alur Pembuatan Desain Tujuan Pembelajaran Bermuatan Nilai... 49 Gambar 4.2 Alur Pembuatan Desain Materi Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 55 Gambar 4.3 Alur Pembuatan Desain Strategi Pembelajaran Bermuatan Nilai . 60 Gambar 4.4 Alur Pembuatan Desain Evaluasi Pembelajaran Bermuatan Nilai 69


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A.1 Lembar Acuan Pembuatan Desain Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 81

A.2 Instrumen Lembar Validasi Desain Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 83

B.1 RPP Bermuatan Nilai ... 90

B.2 Kisi-Kisi Alat Penilaian ... 114

B.3 Lembar Observasi Penilaian Aspek Afektif ... 116

B.4 Lembar Observasi Penilaian Aspek Psikomotor ... 121

B.5 Lembar Penilaian Aspek Kognitif ... 122

B.6 Lembar Penilaian Diri (Self Assessment)... 124

B.7 Lembar Penilaian Teman Sejawat (Peer Assessment) ... 126

B.8 LKS Pola 5M ... 128

B.9 Materi Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 141

C.1 Hasil Kesesuaian Desain Pembelajaran dengan Acuan... 145


(9)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membuat desain pembelajaran kimia bermuatan nilai yang diwujudkan dalam bentuk RPP bermuatan nilai beserta perangkat pendukungnya yaitu LKS pada materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan instrumen lembar validasi dalam proses pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain pembelajaran bermuatan nilai pada materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi yang terdiri dari desain tujuan, materi, strategi, dan evaluasi pembelajaran bermuatan nilai yang telah dibuat telah sesuai dengan parameter-parameter yang terdapat dalam lembar acuan serta dinyatakan valid karena dari masing-masing item yang dinilai oleh 7 validator tidak terdapat nilai CVR dibawah 0,622. Desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai terdiri dari 19 tujuan pembelajaran aspek afektif. Dalam desain materi pembelajaran bermuatan nilai terdapat tujuh nilai yang dapat ditanamkan dari materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi yaitu rasa ingin tahu, religius, kerja keras, peduli sosial, toleransi, kreatif, dan tanggung jawab. Desain strategi pembelajaran bermuatan nilai diwujudkan dengan pemilihan strategi pembelajaran yang dapat menanamkan nilai kepada peserta didik berupa model pembelajaran kooperatif-inkuiri, metode pembelajaran diskusi, pendekatan

scientific, dan media pembelajaran LKS. Desain evaluasi bermuatan nilai

diwujudkan dengan lembar penilaian yang dapat mengevaluasi penanaman nilai-nilai pada peserta didik berupa lembar observasi penilai-nilaian aspek afektif, lembar penilaian diri, dan lembar penilaian teman sejawat.

Kata kunci : desain pembelajaran, nilai, perkembangan konsep reaksi


(10)

ABSTRACT

This research was conducted with the aim of create value-laden instructional design realized in the form of lesson plans and its supplement in the form of worksheets on the subject development concept of oxidation-reduction reactions. The method that used is descriptive research method using validation sheet instruments in the process of data collection. The results showed that the value-laden design study on the subject development concept of oxidation-reduction reaction that consists of the design objectives, matters, strategies, and evaluation of the value-laden learning that has been made in accordance with the parameters contained in the reference sheet and declared invalid because of each item is assessed by 7 validator there CVR value below 0.622. Design learning objectives comprised of 19 value-laden aspects of affective learning objectives. In the design of learning matter are loaded with values that can be implanted seven values of the material development concept of oxidation-reduction reaction is a curiosity, religious, hard work, social care, tolerance, creativity, and responsibility. Design learning strategies realized by the selection of the value-laden learning strategies that can instill the value to students in the form of cooperative learning model-inquiry, discussion teaching method, scientific approaches, and worksheet as instructional media. Design evaluation is realized with value-laden assessment form that can evaluate the increase of the values in the form of observation sheets of sudent attitude, self assessment and peer assessment sheets.

Keywords: instructional design, value, development concept of


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan karakter bangsa merupakan gagasan besar yang diidamkan oleh para pendiri dan pemimpin bangsa. Semangat itu secara tidak langsung ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025, yang menyatakan bahwa pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu “Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila” (Kemendiknas, 2011). Upaya mewujudkan pendidikan karakter sebagaimana yang diamanatkan dalam RPJPN sudah tertuang dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional/UUSPN).

Pada kenyataannya, selama ini pendidikan yang dilaksanakan di sekolah adalah sebatas bagaimana menciptakan anak-anak yang sarat dengan pengetahuan tanpa harus menerapkan pengetahuan yang dimilikinya. Prioritas ini tidak keliru, sebab sekolah merupakan sebuah bantuan sosial bagi peserta didik agar melalui metode, tahap, dan pelatihan materi tertentu kemampuan intelektual mereka bertumbuh. Namun demikian, kemampuan intelektual bukan menjadi satu-satunya dasar pembentukan dan pengembangan karakter seseorang (Koesoema, 2010) .

Pendidikan nilai sebagai bagian dari keseluruhan tatanan sistem pendidikan nasional harus dikembangkan dan dilaksanakan secara sistematis dalam tiga pilar nasional pendidikan karakter, yakni satuan pendidikan (sekolah,


(12)

2

perguruan tinggi, satuan/program pendidikan nonformal), keluarga (keluarga inti, keluarga luas, keluarga orang tua tunggal), dan masyarakat (komunitas, masyarakat lokal, wilayah, bangsa, dan negara). Hal ini juga sejalan dengan konsep tanggung jawab pendidikan nasional yang berada pada sekolah, keluarga, dan masyarakat. Dengan demikian, pendidikan nilai hanya dapat tercipta ketika tiga pilar tersebut saling mendukung demi terciptanya manusia yang berkarakter (Budimansyah, et al, 2010). Pendidikan nilai seharusnya membimbing peserta didik pada pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Ini merupakan rancangan pendidikan karakter (nilai) yang disebut moral knowing,

moral feeling, dan moral action (Lickona, 2012).

Berkaitan dengan itu, dalam kenyataannya dapat dilihat bahwa karakter anak bangsa sekarang ini semakin menunjukkan gejala yang sangat miris dan merisaukan kita semua. Kepekaan hati nurani sebagian besar anak bangsa ini sangat terabaikan. Dapat kita jumpai bahwa kondisi moral/akhlak generasi muda semakin mengalami kemerosotan. Hal ini ditandai dengan maraknya tawuran pelajar, peredaran narkoba di kalangan remaja, mencontek, perlakuan tidak disiplin dan lain sebagainya. Salah satu fakta terjadinya kemerosotan moral tersebut adalah perilaku mencontek siswa yang diungkapkan berdasarkan hasil penelitian Setyani (2007) terhadap SMAN 2 Semarang yang menunjukkan bahwa sebanyak 41,6% siswa mencontek. Selain itu, data hasil survey menunjukkan bahwa remaja korban narkoba di Indonesia ada 1,1 juta orang atau 3,9% dari total jumlah korban. Perilaku negatif tersebut dipublikasi secara media massa elektronik maupun media cetak, sehingga terlihat dengan jelas bahwa perilaku itu sangat jauh dari karakter bangsa Indonesia yang terkenal dengan etika yang Pancasilais.

Pemilihan metode dan model pengajaran serta langkah-langkah pembelajaran yang tepat akan sangat mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran. Metode, model serta langkah-langkah pembelajaran ini tercakup dalam suatu desain pembelajaran. Menurut Seels & Richey (1994), desain pembelajaran yaitu suatu proses untuk merinci kondisi untuk belajar, dengan


(13)

3

tujuan makro untuk menciptakan strategi dan produk, dan tujuan mikro untuk menghasilkan program pelajaran atau modul atau suatu prosedur yang terdiri dari langkah-langkah yang di dalamnya terdiri dari analisis, merancang, mengembangkan, menerapkan dan menilai hasil belajar. Munthe (2009) dalam bukunya yang berjudul Desain Pembelajaran membagi desain pembelajaran ke dalam empat bagian yaitu desain materi pembelajaran, desain tujuan pembelajaran, desain strategi pembelajaran, dan desain evaluasi pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan proses pembelajaran yang lainnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih mengutamakan proses kerjasama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan pelajaran semata, tapi juga adanya unsur kerjasama untuk penguasaan materi tersebut (Suyanti, 2010) . Mengenai hal ini, Lickona (2012) berpendapat bahwa proses belajar individualistis dan proses belajar kooperatif, masing-masing memiliki nilai tersendiri dalam pengembangan potensi individual siswa dan usaha pencapaian kesempurnaan. Namun dalam proses belajar kooperatif, semangat kerja sama secara keseluruhan serta rasa memiliki terhadap komunitas kelas seharusnya dapat menyebarkan suasana moral dalam setiap proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Isna Wiridiyaty (2012) terbukti bahwa pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing dapat memfasilitasi pengembangan karakter siswa. Pembelajaran menggunakan Kooperatif Inkuiri ini dapat membentuk dan mengembangkan konsep diri pada siswa. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran inkuiri lebih besar, sehingga memberikan kemungkinan kepada peserta didik untuk memperluas wawasan dan mengembangkan konsep diri secara baik dengan bantuan guru sebagai fasilitator. Pembelajaran inkuiri dapat membentuk konsep diri, sehingga peserta didik dapat terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru, lebih kreatif, berkeinginan untuk selalu mengambil kesempatan yang ada dan pada umumnya memiliki mental yang sehat. Pembelajaran kooperatif Inkuiri ini merupakan suatu jenis pengajaran yang berpusat pada diri peserta didik. Salah satu prinsip psikologi belajar menyatakan bahwa makin besar dan makin sering keterlibatan peserta didik dalam kegiatan


(14)

4

pembelajaran, maka makin besar baginya untuk mengalami proses belajar. Dalam pembelajaran inkuiri, peserta didik tidak hanya belajar konsep dan prinsip, tetapi juga mengalami proses belajar tentang pengarahan diri, pengendalian diri, tanggung jawab dan komunikasi sosial secara terpadu.

Di sekolah, materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi kerap kali disajikan oleh guru menggunakan metode konvensional seperti yang dikemukakan oleh Priwatini (2010) yang menyatakan bahwa masih digunakan metode ceramah karena pada materi reduksi-oksidasi terdapat perhitungan sehingga guru dituntut untuk mengajar peserta didik dengan langkah yang tepat. Penggunaan metode konvensional ini mengakibatkan peserta didik hanya mendapatkan pengetahuan tanpa disertai dengan penanaman nilai dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran pada materi reaksi redoks dengan metode kooperatif inkuiri dapat mewujudkan fungsi totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, dan psikomotorik). Karena pembelajaran ini dilakukan dengan praktikum atau demonstrasi, siswa diharapkan bersikap jujur terhadap hasil dari percobaan yang dilakukan. Selain itu, karena percobaannya dilakukan secara berkelompok jadi diharapkan dapat memupuk sikap toleransi, komunikatif serta semangat gotong royong.

Berdasarkan fakta-fakta serta penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode kooperatif inkuiri dalam pembelajaran materi perkembangan konsep reaksi redoks memiliki peluang untuk dapat menanamkan nilai-nilai pembentuk karakter dalam diri siswa .

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dalam latar belakang telah diuraikan bahwa pembelajaran kimia di sekolah hanya bertujuan agar siswa menguasai konsep semata tanpa memperhatikan aspek sikap serta nilai-nilai yang seharusnya juga menjadi perhatian serius dalam pencapaian hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dilaksanakan pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai pada siswa termasuk


(15)

5

dalam pembelajaran kimia. Untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran kimia yang menanamkan nilai-nilai pada siswa, guru kimia perlu membuat suatu desain pembelajaran kimia bermuatan nilai. Desain pembelajaran tersebut terdiri atas desain tujuan pembelajaran, desain materi pembelajaran, desain strategi pembelajaran, dan desain evaluasi pembelajaran bermuatan nilai.

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi?”

Dari masalah umum tersebut dapat diuraikan menjadi masalah khusus, yaitu :

1. Bagaimanakah desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai pada materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi?

2. Bagaimanakah desain materi pembelajaran bermuatan nilai pada materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi?

3. Bagaimanakah desain strategi pembelajaran bermuatan nilai pada materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi?

4. Bagaimanakah desain evaluasi pembelajaran bermuatan nilai pada materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi?

C. Pembatasan Masalah

Supaya penelitian yang dilakukan lebih terarah maka dibuat suatu pembatasan masalah. Pembatasan masalah pada penelitian ini yaitu :

1. Materi reduksi-oksidasi (redoks) yang dikaji serta dibuat desain pembelajarannya hanya materi redoks yang diajarkan pada peserta didik kelas X semester dua.

2. Materi perkembangan konsep reaksi redoks yang dibuat desain pembelajarannya hanya mencakup perkembangan reaksi redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen serta serah terima elektron.


(16)

6

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu desain pembelajaran kimia bermuatan nilai yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bermuatan nilai dengan perangkat RPP berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) pada materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi. Desain pembelajaran tersebut mencakup desain tujuan, desain materi, desain strategi, dan desain evaluasi pembelajaran kimia bermuatan nilai.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat dipetik dari penelitian ini antara lain: 1. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan alternatif model pembelajaran kimia bermuatan nilai.

2. Bagi peserta didik

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan upaya untuk menanamkan nilai-nilai kepada peserta didik sehingga terbentuk peserta didik dengan karakter yang baik dan dapat menjadi manusia yang berguna dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

3. Bagi peneliti lain

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan, masukan dan bahan pertimbangan bagi penelitian sejenis, baik berupa pengembangan penelitian ataupun pada konteks materi yang berbeda.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Berikut ini dijabarkan mengenai urutan penulisan skripsi secara rinci dari setiap bab dan bagian sub bab yang terdapat dalam skripsi ini. Penulisan skripsi ini tersusun atas lima bab, yaitu Bab I Pendahuluan; Bab II Kajian Pustaka; Bab III Metode Penelitian; Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan; serta Bab V Kesimpulan dan Saran.

Bab I terdiri atas lima sub bab yang mencakup Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan


(17)

7

Struktur Organisasi. Pada bagian latar belakang penelitian dipaparkan mengenai dasar pemikiran perlunya pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai pada materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi. Pada sub bab identifikasi dan perumusan masalah dijabarkan mengenai permasalahan yang teridentifikasi dari latar belakang yang telah diuraikan, yang selanjutnya dinyatakan dalam bentuk rumusan masalah utama dan sub dari rumusan masalah utama tersebut. Pada sub bab tujuan penelitian diuraikan mengenai hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Pada sub bab manfaat penelitian dijelaskan mengenai manfaat yang akan diperoleh dari penelitian yang dilakukan baik bagi sekolah, peserta didik maupun bagi peneliti lain. Pada sub bab struktur organisasi berisi penjelasan secara rinci mengenai bagian bab dan sub bab yang terdapat dalam skripsi ini.

Bab II terdiri atas tiga sub yang mencakup Desain Pembelajaran, Pembelajaran Bermuatan Nilai, dan Tinjauan Materi. Pada sub bab Desain Pembelajaran dijabarkan secara terperinci mengenai desain tujuan pembelajaran, desain materi pembelajaran, desain strategi pembelajaran, desain evaluasi pembelajaran, dan hubungan perencanaan dengan desain pembelajaran. Pada sub bab Pembelajaran Bermuatan Nilai dijabarkan secara terperinci mengenai pengertian nilai, pendidikan nilai, dan nilai-nilai yang dapat ditanamkan dalam proses pembelajaran. Pada sub bab Tinjauan Materi disajikan penjabaran mengenai materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi.

Bab III terdiri atas tujuh sub bab, mencakup Lokasi dan Obyek Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Alur Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Analisis Data.

Bab IV terdiri atas empat sub bab yang mencakup Desain Tujuan Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai Pada Materi Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi, Desain Materi Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai Pada Materi Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi, Desain Strategi Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai Pada Materi Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi dan Desain Evaluasi Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai Pada Materi Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi.


(18)

8

Bab V terdiri atas dua sub bab, mencakup Kesimpulan dan Saran. Sub bab kesimpulan mengulas mengenai desain pembelajaran bermuatan nilai yang telah dibuat meliputi desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai, desain materi ajar bermuatan nilai, desain strategi pembelajaran bermuatan nilai, dan desain evaluasi pembelajaran bermuatan nilai. Pada sub bab ke dua yaitu saran memuat saran untuk perbagai pihak yang didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan.


(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Obyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jurusan Pendidikan Kimia UPI dan SMA di Kota Bandung. Obyek dari penelitian ini yaitu desain pembelajaran kimia bermuatan nilai yang diwujudkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bermuatan nilai beserta perangkat pendukung RPP yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS) pada materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena. Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau standar-standar, sehingga penelitian deskriptif ini disebut juga survei normatif. Prespektif waktu yang dijangkau dalam penelitian deskriptif adalah waktu sekarang, atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden. Penelitian ini lebih diidentikkan dengan penelitian yang

menggunakan pertanyaan “bagaimana” dalam mengembangkan informasi yang

ada. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah :

a. Menggambarkan mekanisme sebuah proses.

b. Menciptakan seperangkat kategori atau pola tertentu (Prasetyo & Miftahul, 2010)

Metode penelitian deskriptif adalah salah satu metode penelitan yang banyak digunakan pada penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan suatu kejadian atau masalah. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011) bahwa penelitian desktiptif adalah sebuah penelitian yang bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual.


(20)

31

Sedangkan, Sukmadinata (2006) menyatakan bahwa metode penelitian deskriptif adalah sebuah metode yang berusaha mendeskripsikan, menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi atau tentang kecenderungan yang sedang berlangsung.

C. Definisi Operasional

Suatu istilah dapat memiliki pengertian yang berbeda-beda sesuai dengan sumber yang diambilnya. Agar terdapat keseragaman dalam memaknai istilah-istilah dalam penelitian ini, di bawah ini penjelasan mengenai beberapa istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Desain pembelajaran berkaitan dengan pemahaman, perbaikan, dan penerapan metode-metode pembelajaran. Desain pembelajaran merupakan proses penentuan metode pembelajaran yang tepat untuk menghasilkan perubahan yang diinginkan dalam diri peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan isi pembelajaran yang disampaikan pada peserta didik. Desain pembelajaran menuntut pengetahuan tentang berbagai metode pembelajaran, bagaimana memadukan metode-metode yang ada, dan situasi-situasi yang memungkinkan penggunaan metode-metode tersebut secara optimal (Prawiradilaga, 2009).

2. Nilai merupakan kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, dan dihargai sehingga dapat menjadi semacam obyek bagi kepentingan tertentu. Nilai juga merupakan sesuatu yang memberi makna dalam hidup, yang memberikan titik tolak, isi, dan tujuan (Sjarkawi, 2006).


(21)

32

D. Instrumen Penelitian

Untuk membantu mendapatkan data yang akurat, diperlukan suatu instrumen penelitian yang disesuaikan dengan masalah yang diteliti. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar validasi. Lembar validasi berfungsi untuk menunjukkan sampai sejauh mana kesesuaian atau keakuratan alat ukur tersebut untuk mengukur obyek yang dimaksudkan untuk diukur. Lembar validasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lembar validasi RPP dan LKS yang didalamnya mencakup validasi desain tujuan pembelajaran, validasi desain materi ajar, validasi desain strategi pembelajaran, dan validasi desain evaluasi pembelajaran kimia bermuatan nilai. Validator yang terlibat pada penelitian ini terdiri dari empat dosen Jurusan Pendidikan Kimia UPI dan dua guru kimia SMA di kota Bandung. Instrumen tersebut dapat dilihat pada Lampiran A.2 pada halaman 77.

E. Alur Penelitian

Suatu penelitian tidak dilakukan secara sederhana tetapi dilakukan dalam beberapa tahapan yang panjang. Alur penelitian disusun secara singkat untuk menjelaskan bagaimana sebuah penelitian dilakukan dari awal, proses pelaksanaan, hingga akhir. Pembuatan kerangka langkah-langkah penelitian diperlukan untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan. Untuk membantu mengarahkan langkah-langkah penelitian agar sesuai dengan tujuan penelitian, proses pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai digambarkan melalui alur penelitian seperti terlihat pada Gambar 3.1.


(22)

33

Membuat Instrumen ( Lembar Validasi )

Valid

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Melakukan Revisi Tidak Valid

Valid

Menetapkan Desain Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai Hasil Validasi

Menganalisis Data

Membuat Desain Pembelajaran Bermuatan Nilai (Hipotetik) dan Perangkatnya (LKS)

Mengkaji Kurikulum 2013

Mengkaji Standar Isi (Permendikbud No. 64/2013) Mengkaji Standar Proses (Permendikbud No. 65/2013) Mengkaji Standar Kompetensi Lulusan (Permendikbud No. 54/2013)

Mengkaji Standar Penilaian (Permendikbud

No. 66/2013)

Mengkaji Materi Ajar (Perkembangan Konsep Reaksi

Oksidasi-Reduksi)

Mengkaji Strategi Pembelajaran Mengkaji Kompetensi Inti (KI)

dan Kompetensi Dasar (KD)

Membuat Indikator Ketercapaian Kompetensi Menganalisis Model, Pendekatan, Metode, dan Media Pembelajaran Membuat Materi Ajar Bermuatan Nilai Membuat Tujuan Pembelajaran  Aspek kognitif  Aspek afektif  Aspek psikomotor

Mengkaji Alat Ukur Penilaian

Membuat Lembar Penilaian

 Aspek afektif (observasi, self dan peer assessment)  Aspek kognitif  Aspek psikomotor Membuat Desain Materi Pembelajaran Bermuatan Nilai Membuat Desain Tujuan Pembelajaran Bermuatan Nilai Membuat Desain Evaluasi Pembelajaran Bermuatan Nilai Membuat Desain Strategi Pembelajaran Bermuatan Nilai Membuat Acuan Desain Tujuan Pembelajaran Bermuatan Nilai Membuat Acuan Desain Materi Pembelajaran Bermuatan Nilai Membuat Acuan Desain Evaluasi Pembelajaran Bermuatan Nilai Membuat Acuan Desain Strategi Pembelajaran Bermuatan Nilai Melakukan Validasi Mengkaji Pustaka Pendukung


(23)

34

Dari alur penelitian tersebut, dapat diuraikan langkah-langkah penelitian yang ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Mengkaji Kurikulum 2013

Dalam proses telaah kurikulum 2013 ini berkaitan dengan pengkajian empat Standar Nasional Pendidikan. Keempat standar tersebut yaitu Standar Kompetensi Lulusan yang terdapat pada Permendikbud No.54 Tahun 2013, Standar Isi yang terdapat pada Permedikbud No.64 Tahun 2013, Standar Proses yang terdapat pada Permendikbud No.65 Tahun 2013, dan Standar Penilaian yang terdapat pada Permendikbud No.66 Tahun 2013.

2. Mengkaji Pustaka Pendukung

Pustaka pendukung ditelaah berkaitan dengan materi perkembangan konsep reksi-oksidasi yang termasuk dalam desain materi serta desain pembelajaran secara utuh yang meliputi desain strategi, dan evaluasi. Hal ini didasari bahwa dalam pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai tidak hanya mengacu pada Kurikulum 2013 namun terdapat pustaka lain yang mendukung dalam penyusunan desain pembelajaran kimia bermuatan nilai tanpa mengesampingkan isi dari Kurikulum 2013.

3. Mengkaji Standar Kompetensi Lulusan

Mengkaji Standar Kompetensi Lulusan dilakukan untuk mengetahui Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi. Standar Kompetensi Lulusan merupakan acuan utama bagi Standar Isi, Standar Proses, maupun Standar Penilaian.

4. Mengkaji Standar Isi

Standar isi yang dikaji berkaitan dengan materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi.

5. Mengkaji Standar Proses

Standar Proses ditelaah berkaitan dengan strategi pembelajaran yang meliputi model, metode, pendekatan, dan media pembelajaran. Dari hasil telaah didapat bahwa model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran kooperatif-inkuiri, metode yang dipilih yaitu metode diskusi, pendekatan yang


(24)

35

dipilih yaitu pendekatan scientific, dan media pembelajaran yang dipilih berupa LKS Pola 5M.

6. Mengkaji Standar Penilaian

Standar Penilaian dikaji berkaitan dengan pembuatan evaluasi pembelajaran mencakup aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor). Indikator pencapaian kompetensi dijadikan acuan dalam penyusunan evaluasi pembelajaran ini.

7. Membuat Acuan Desain Pembelajaran Bermuatan Nilai.

Pembuatan acuan desain pembelajaran bermuatan nilai disusun dengan mempertimbangkan isi kurikulum dan pustaka pendukung. Acuan yang dibuat dijadikan patokan dalam membuat setiap komponen desain pembelajaran yang memperhatikan nilai-nilai yang dapat ditanamkan.

8. Membuat Desain Tujuan Pembelajaran Bermuatan Nilai.

Desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan desain tujuan pembelajaran dan juga mengacu kepada indikator pencapaian kompetensi. 9. Membuat Desain Materi Pembelajaran Bermuatan Nilai.

Materi pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan desain materi bermuatan nilai.

10.Membuat Strategi Pembelajaran Bermuatan Nilai

Strategi pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan desain strategi pembelajaran bermuatan nilai. Berdasarkan hal tersebut, acuan tersebut mencakup tentang model, metode, pendekatan, dan media pembelajaran. 11.Membuat Evaluasi Pembelajaran Bermuatan Nilai

Evaluasi pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan desain evaluasi pembelajaran bermuatan nilai. Acuan tersebut di dalamnya mencakup aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor) .


(25)

36

12.Membuat Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini berupa lembar validasi yang mencakup validasi desain tujuan pembelajaran, validasi desain materi ajar, validasi desain strategi pembelajaran, dan validasi desain evaluasi pembelajaran kimia bermuatan nilai. Dalam lembar validasi tercantum poin-poin yang akan divalidasi oleh tujuh validator.

13.Membuat Desain Pembelajaran Bermuatan Nilai

Desain pembelajaran bermuatan nilai pada materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi diwujudkan dalam bentuk RPP bermuatan nilai. Dalam RPP bermuatan nilai mencakup desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai, desain materi pembelajaran bermuatan nilai, desain strategi pembelajaran bermuatan nilai, dan lembar evaluasi pembelajaran bermuatan nilai. RPP bermuatan nilai tersebut dilengkapi dengan perangkat lain berupa LKS pola 5M yang disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran yaitu mengamati, menanya, mengolah data, mengasosiasi dan mengkomunikasikan.

14.Melakukan Validasi

Validasi pada penelitian ini dilakukan oleh tujuh orang validator meliputi empat dosen Jurusan Pendidikan Kimia UPI dan tiga guru kimia pada beberapa SMA di Kota Bandung. Hal-hal yang divalidasi meliputi desain tujuan pembelajaran, desain materi pembelajaran, desain strategi pembelajaran, dan desain evaluasi pembelajaran

15.Menganalisis Data

Data hasil validasi yang telah didapat dianalisis melalui Content Validity Ratio (CVR) untuk mengerahui validitas dari setiap item yang divalidasi. Selain CVR, digunakan pula CVI (Content Validity Index) untuk mengetahui validitas dari tiap aspek yang divalidasi. Pembahasan hasil penelitian dijabarkan dalam bentuk deskriptif.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian diperoleh dari hasil keseluruhan validasi yang mencakup validasi desain tujuan pembelajaran, validasi desain materi pembelajaran, validasi


(26)

37

desain strategi pembelajaran, dan validasi desain evaluasi pembelajaran. Proses validasi dilakukan oleh tujuh validator yang terdiri atas empat dosen dan tiga guru berpengalaman.

G. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan yaitu dengan cara menganalisis data hasil validasi yang dilakukan oleh tujuh orang validator. Teknik-teknik pengumpulan dan pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini adalah yang terdapat pada lembar validasi. Kolom kriteria pada lembar validasi terdiri atas “Ya” dan

“Tidak”.

Tabel 3.1 Kriteria Validasi

Kriteria Skor

Ya 1

Tidak 0

(Lawshe, 1975) Validitas yang digunakan adalah validitas konten. Validitas jenis ini menilai sejauh mana isi dari sebuah alat ukur sudah benar-benar mencakup seluruh spesifikasi konstruk yang hendak diukur. Untuk menguji validitas isi sebuah alat tes, dapat dilakukan dengan cara kualitatif, yaitu meminta penilaian dari seorang yang dianggap ahli dalam bidang yang hendak diukur, bisa juga dengan melakukan korelasi dari hasil rating dari dua ahli yang berbeda. Biasanya pengujian validitas konten ini adalah pengujian yang dilakukan pertama kali sebelum dilakukan uji coba untuk sebuah alat ukur .

Pemberian skor pada jawaban item menggunakan CVR (Content Validity

Ratio). Dalam pendekatan ini, beberapa responden diminta untuk menunjukkan apakah suatu item pengukuran dianggap “penting” atau tidak. Masukan dari

responden ini kemudian digunakan untuk menghitung CVR untuk setiap item dalam instrumen pengukuran. Penilaian ini dilakukan terhadap semua item. Setelah semua item mendapat skor kemudian skor tersebut diolah.


(27)

38

1. Menghitung nilai CVR (rasio validitas konten)

CVR= ��− �

2 � 2

ne : jumlah responden yang menyatakan Ya N : total responden

Ketentuan :

 Saat jumlah responden yang menyatakan Ya kurang dari ½ total reponden maka nilai CVR = -

 Saat jumlah responden yang menyatakan Ya ½ dari total responden maka nilai CVR = 0

 Saat seluruh responden menyatakan Ya maka nilai CVR = 1 (hal ini diatur menjadi 0.99 disesuaikan dengan jumlah responden).

 Saat jumlah responden yang menyatakan Ya lebih dari ½ total reponden maka nilai CVR = 0-0,99.

Lawshe (1975) menyajikan sebuah tabel CVR nilai minimum berdasarkan uji signifikansi one tailed (satu sisi) dengan p =. 05. Karena nilai CVR tergantung pada jumlah responden (panel) maka nilai CVR tergantung pada jumlah panel atau responden yang digunakan . Pada Tabel 3.2 menunjukkan nilai minimum CVR yang diterima untuk sejumlah ahli yang berbeda.


(28)

39

Tabel 3.2 Harga CVR Kritis Lawshe untuk Sejumlah Ahli yang Berbeda

Jumlah Ahli (1)

Nilai CVR Minimum (2)

5 0.736

6 0.672

7 0.622

8 0.582

9 0.548

10 0.520

11 0.496

12 0.475

13 0.456

14 0.440

15 0.425

20 0.368

25 0.329

30 0.300

35 0.278

40 0.260

Ket : Tes One Tailed dengan signifikansi 0.05

(Lawshe, 1975) 2. Menghitung nilai CVI ( indek validitas konten)

Berdasarkan validitas setiap item pertanyaan, maka dapat ditentukan validitas setiap aspek dengan menggunakan persamaan CVI sebagai berikut.

CVI = CVR

Jumlah sub pertanyaan


(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai pada materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi sebagian besar lebih menekankan penanaman nilai dari aspek sikap. Terdapat 19 tujuan pembelajaran aspek sikap bermuatan nilai yang merupakan akumulasi dari tujuan pada bagian strategi pembelajaran dan materi pembelajaran.

2. Desain materi pembelajaran bermuatan nilai pada materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dibuat dengan cara menyisipkan penanaman nilai yang berkaitan dengan teks dasar. Dari 18 nilai yang dirumuskan oleh Kemendiknas, terdapat tujuh nilai yang dapat ditanamkan pada siswa melalui materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi. Ke tujuh nilai-nilai tersebut yaitu rasa ingin tahu, religius, kerja keras, peduli sosial, toleransi, kreatif, dan tanggung jawab.

3. Desain strategi pembelajaran bermuatan nilai pada materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi lebih menekankan aspek sosial dan kerja ilmiah melalui model pembelajaran kooperatif-inkuiri, metode diskusi, pendekatan scientific, dan media LKS Pola 5M.

4. Desain evaluasi pembelajaran bermuatan nilai pada materi perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi menekankan penggunaan alat ukur penilaian yang dapat mengevaluasi nilai pada diri siswa. Lembar penilaian yang dapat mengevaluasi nilai meliputi lembar observasi penilaian aspek sikap, lembar penilaian diri (self assesment), dan lembar penilaian teman sejawat (peer


(30)

74

B. Saran

Sebagai penutup, penulis menyampaikan beberapa saran yang dapat dijadikan rujukan untuk pengembangan penelitian di masa depan. Beberapa saran tersebut antara lain:

1. Dilakukan penelitian lanjutan tentang keterlaksanaan penanaman nilai berdasarkan desain pembelajaran bermuatan nilai yang telah dibuat.

2. Bagi peneliti lain diharapkan pula untuk mengembangkan pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai pada berbagai materi pokok yang lain.

3. Bagi peneliti lain diharapkan dapat memilih nilai paling dominan yang dapat ditanamkan pada setiap langkah pembelajaran sehingga penanaman nilai dapat lebih terfokus.

4. Bagi para guru kimia di sekolah hendaknya dapat mengimplementasikan penanaman nilai pada saat kegiatan pembelajaran.


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Z & Mahmood, N. (2010). “Effects of Cooperative Learning vs.

Traditional Instruction on Prospective Teachers’ Learning Experience and Achievement”. Journal of Faculty of Educational Sciences. 43, (1), 154-164.

Arikunto, S. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Barnawi & Arifin, M. (2012). Strategi & Kebijakan Pembelajaran Pendidikan

Karakter. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Budimansyah, et al. (2010). Pembelajaran Pembudayaan Nilai-Nilai Pancasila. Bandung: PT.Genesindo.

Darmodjo, H & Kaligis, J.R.E. (1992). Pendidikan IPA II. Jakarta : Depdikbud.

Depdiknas. (2003). Kurikulum dan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Mata

Pelajaran Kimia SMP dan MTs. Jakarta : Puskur-Balitbang, Depdiknas.

Dick, W & Carey, L. (1985). The Systematic Design of Instruction. USA: Scott,Foesman and Company.

Effendy. (2008). Chemistry for Senoir High School Students Volume 2A. Malang: Bayumedia.


(32)

Gafur, A. (2004). Peranan Teknologi Pembelajaran Dalam Proses Belajar

Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Pidato pengukuhan Guru besar di

depan rapat senat terbuka, di Universitas Negeri Yogyakarta.

Gagnon, G.W. & Collay, M. (2001). Designing for learning: Six Elements in

Constructivist Classroom. California: Corwin Press.Inc.

Johari. (2006). Kimia SMA dan MA untuk Kelas X. Bandung: Esis.

Kemdiknas. (2010). Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran di

Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat PSMP Kemdiknas.

Kemdiknas. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta : Puskur-Balitbang, Kemdiknas.

Kemendikbud. (2013). Permendikbud No.54 tentang Standar Kompetensi Lulusan

Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

Kemendikbud. (2013). Permendikbud No.64 tentang Standar Isi Pendidikan

Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemendikbud. (2013). Permendikbud No.65 tentang Standar Proses Pendidikan

Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemendikbud. (2013). Permendikbud No.66 tentang Standar Penilaian

Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemendikbud. (2013). Permendikbud No.81A tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


(33)

Kemendiknas. (2011). Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

Kemp, J.E. (1995). The Instructional Design Process. New York: Harper & Row Publishers.

Koesoema, D. (2010). Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman

Global. Jakarta : PT. Gramedia.

Lawshe, C. H. (1975). A Quantitative Approach To Content Validity. Personnel Psychology. vol. 28. 563-575.

Lickona, T. (2012) . Mendidik Untuk Membentuk Karakter. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Mulyana, D. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Munthe, B. (2009). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.

Pemerintah Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia No.

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Prasetyo, B & Miftahul, L. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT.Raja Gravindo.

Prawiradilaga, D.S. (2009). Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Grup.


(34)

Priwatini, I. (2010). Pengaruh Pendekatan CTL Dengan Metode Penelurusan

Literatur Melalui Internet dan Perpustakaan Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau dari Aktivitas Belajar Materi Pokok Reaksi Redoks Kelas X Semester Genap Sma Negeri 2 Sukoharjo. Skripsi pada Program Studi

Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Surakarta: tidak diterbitkan.

Reigeluth, C.M. (1983). Instruction Design Theories and Models.

Hillsdal,Lawrence Erllaun Associates.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada.

Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada.

Sanjaya, W. (2012). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Seels, B. & Richey, R. (1994). Teknologi Pembelajaran: Definisi dan

Kawasannya. Jakarta: Kerjasama IPTPI LPTK UNJ.

Setyani, U. (2007). Hubungan Antara Konsep Diri dengan Intensi Menyontek

Pada Siswa SMA Negeri 2 Semarang. Skripsi pada Program Studi

Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Dipenogoro. Semarang: tidak diterbitkan.

Sjarkawi. (2006). Pembentukan Kepribadian Anak. Peran Moral, Intelektual,

Emosional, dan Sosial sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri.


(35)

Smith, P.L. & Ragan, T.J. (1993). Instrcutional Design. New York: Macmillan Publishing Co.

Somad, M.A. (2007). Pengembangan Model Pembinaan Nilai-nilai Keimanan

dan Keberagamaan Siswa di Sekolah (Studi Kasus di SMAN 2 Bandung).

Disertasi Doktor pada SPs UPI: tidak diterbitkan.

Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. (2010). Metode Penelitian dan Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Sumantri, S. (1993). Ilmu dalam Perspektif. Jakarta: Gramedia.

Sunarya, Y. (2007). Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung: PT. Setia Purna Invers.

Suyanti, R.S. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Tim Penyusun. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and


(36)

Wiridiyaty, I. (2012). Analisis Pengembangan Karakter Siswa Melalui

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Topik Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(37)

Lampiran B.3 Lembar Observasi Penilaian Aspek Afektif

Skala Penilaian :

BT : Belum Terlihat, apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator.

MT : Mulai Terlihat, apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku/karakter yang dinyatakan dalam

indikator tetapi belum konsisten.

MB : Mulai Berkembang, apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator dan

mulai konsisten.

MK : Menjadi Kebiasaan atau membudaya, apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku/karakter yang dinyatakan dalam

indikator secara konsisten

(Kemdiknas, 2010).

No.

(1)

Indikator Pencapaian Kompetensi Aspek Afektif

(2) Kelompok (3) Nama Siswa (4) Penilaian BT (5) MT (6) MB (7) MK (8) 1.

1.1.1. Menunjukkan perilaku religius dengan cara berdoa pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran sebagai wujud mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

1. 1. 2. 3. Dst… 2. 1. 2. 3. Dst… Dst... Dst...


(38)

Lampiran B.3

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

2.

2.1.1 Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu ketika guru menyampaikan informasi dan motivasi pada saat proses pembelajaran berlangsung.

1. 1. 2. 3. Dst... 2. 1. 2. 3. Dst… Dst... Dst…

3.

2.1.2 Menunjukkan perilaku disiplin dengan hadir tepat waktu dalam kelas serta berperilaku tertib pada saat proses pembelajaran berlangsung.

1. 1. 2. 3. Dst… 2. 1. 2. 3. Dst…

Dst… Dst…

4.

2.1.3 Menunjukkan perilaku jujur dalam

mengumpulkan data untuk menguji hipotesis.

1. 1. 2. 3. Dst… 2. 1. 2. Dst… Dst... Dst...


(39)

Lampiran B.3

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

5.

2.1.4 Menunjukkan perilaku teliti dalam dalam dalam mengamati fenomena yang tertera pada LKS.

1. 1. 2. 3. Dst… 2. 1. 2. 3. Dst… Dst… Dst… 6.

2.1.5 Menunjukkan perilaku bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas baik tugas individu maupun tugas kelompok. 1. 1. 2. 3. Dst… 2. 1. 2. 3. Dst… Dst... Dst…

7.

2.1.6Menunjukkan perilaku kritis dalam menentukan rumusan masalah berdasarkan fenomena yang diamati 1. 1. 2. 3. Dst…

2. 1.

2. 3. Dst... Dst... Dst...


(40)

Lampiran B.3

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

8.

2.1.7 Menunjukkan perilaku kreatif dalam dalam membuat hipotesis dan kesimpulan berdasarkan hasil diskusi kelompok.

1 1. 2. 3. 4. Dst… 2 1. 2. 3. Dst…

Dst... Dst…

9.

2.1.8 Menunjukkan perilaku komunikatif pada saat diskusi kelompok maupun diskusi kelas

1 1. 2. 3. 4. Dst… 2 1. 2. 3. 4. Dst… Dst… Dst… 10.

2.2.1 Menunjukkan perilaku kerjasama pada saat diskusi kelompok. 1 1. 2. 3. Dst…


(41)

Lampiran B.3

2

1. 2. 3. Dst… Dst... Dst...

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

11.

2.2.2 Menunjukkan perilaku peduli lingkungan pada

saat proses praktikum untuk menguji hipotesis. 1

1. 2. 3. 4. Dst… 2

1. 2. 3. Dst…

Dst... Dst…

12.

2.3.1 Menunjukkan perilaku responsif dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru mengenai materi pelajaran sebelumnya.

1

1. 2. 3. 4. Dst..

2

1. 2. 3. Dst.. Dst.. Dst..


(42)

(1)

Lembar Observasi Penilaian Aspek Afektif

Skala Penilaian :

BT

: Belum Terlihat, apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator.

MT : Mulai Terlihat, apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku/karakter yang dinyatakan dalam

indikator tetapi belum konsisten.

MB : Mulai Berkembang, apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator dan

mulai konsisten.

MK : Menjadi Kebiasaan atau membudaya, apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku/karakter yang dinyatakan dalam

indikator secara konsisten

(Kemdiknas, 2010).

No.

(1)

Indikator Pencapaian Kompetensi Aspek Afektif (2)

Kelompok (3)

Nama Siswa (4)

Penilaian BT

(5)

MT (6)

MB (7)

MK (8)

1.

1.1.1. Menunjukkan perilaku religius dengan cara berdoa pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran sebagai wujud mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

1.

1. 2. 3. Dst…

2.

1. 2. 3.

Dst…


(2)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

2.

2.1.1 Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu ketika guru menyampaikan informasi dan motivasi pada saat proses pembelajaran berlangsung.

1.

1. 2. 3. Dst...

2.

1. 2. 3.

Dst…

Dst... Dst…

3.

2.1.2 Menunjukkan perilaku disiplin dengan hadir tepat waktu dalam kelas serta berperilaku tertib pada saat proses pembelajaran berlangsung.

1.

1. 2. 3. Dst…

2.

1. 2. 3. Dst… Dst… Dst…

4.

2.1.3

Menunjukkan perilaku jujur dalam

mengumpulkan data untuk menguji hipotesis.

1.

1. 2. 3.

Dst…

2.

1. 2.

Dst…


(3)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

5.

2.1.4

Menunjukkan perilaku teliti dalam dalam dalam

mengamati fenomena yang tertera pada LKS.

1.

1. 2. 3.

Dst…

2.

1. 2. 3.

Dst…

Dst… Dst…

6.

2.1.5 Menunjukkan perilaku bertanggung jawab dalam

mengerjakan tugas baik tugas individu maupun

tugas kelompok.

1.

1. 2. 3. Dst…

2.

1. 2. 3.

Dst…

Dst... Dst…

7.

2.1.6Menunjukkan perilaku kritis dalam menentukan

rumusan masalah berdasarkan fenomena yang

diamati

1.

1. 2. 3.

Dst…

2. 1. 2. 3. Dst... Dst... Dst...


(4)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

8.

2.1.7

Menunjukkan perilaku kreatif dalam dalam

membuat hipotesis dan kesimpulan berdasarkan

hasil diskusi kelompok.

1

1. 2. 3. 4. Dst…

2

1. 2. 3.

Dst…

Dst... Dst…

9.

2.1.8

Menunjukkan perilaku komunikatif pada saat

diskusi kelompok maupun diskusi kelas

1

1. 2. 3. 4.

Dst…

2

1. 2. 3. 4.

Dst…

Dst… Dst…

10.

2.2.1 Menunjukkan perilaku kerjasama pada saat diskusi kelompok.

1

1. 2. 3.


(5)

2

1. 2. 3.

Dst…

Dst... Dst...

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

11.

2.2.2

Menunjukkan perilaku peduli lingkungan pada

saat proses praktikum untuk menguji hipotesis.

1

1. 2. 3. 4. Dst…

2

1. 2. 3.

Dst…

Dst... Dst…

12.

2.3.1 Menunjukkan perilaku responsif dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru mengenai materi pelajaran sebelumnya.

1

1. 2. 3. 4. Dst..

2

1. 2. 3. Dst.. Dst.. Dst..


(6)