PENGARUH MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING)PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA : Studi Kasus Siswa Kelas X.TGB.1 SMK Negeri 2 Garut Tahun Ajaran 2013/2014.

(1)

Awindha Eko Lusiana, 2014

PENGARUH MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Kasus Siswa Kelas X.TGB.1 SMK Negeri 2 Garut Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknik Arsitektur

Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI

Oleh

AWINDHA EKO LUSIANA 1005399

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSTAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

PENGARUH MODEL BELAJAR KOOPERATIF

TIPE TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING)

PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Kasus Siswa Kelas X.TGB.1 SMK Negeri 2 Garut

Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh

Awindha Eko Lusiana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Awindha Eko Lusiana 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Awindha Eko Lusiana, 2014

PENGARUH MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Diajukan Kepada Dewan Penguji

Sidang Sarjana Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia

Pembimbing I,

Drs. Dadang Ahdiat, M.SA.

NIP. 195304111981011001

Pembimbing II,

Nuryanto, S.Pd., M.T.

NIP. 197605132006041010

Mengetahui, Ketua

Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI

Dra. R.R.Tjahyani Busono, M.T.


(4)

ABSTRAK

Awindha Eko Lusiana. NIM 1005399. Skripsi: Pengaruh Model Belajar Kooperatif Tipe Tutor Sebaya (Peer Teaching) pada Mata Pelajaran Gambar Teknik terhadap Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Siswa Kelas X.TGB.1 SMK Negeri 2 Garut Tahun Ajaran 2013/2014).

Model belajar merupakan pola pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai pedoman dalam pembelajaran. Ada banyak ragam model belajar yang dapat digunakan oleh guru. Tetapi tidak semua model belajar dapat diterapkan dalam kelas dan setiap kelas tidak dapat diterapkan model belajar yang sama. Sebagai seorang guru yang lebih memahami kebutuhan siswa, guru harus pandai dalam memilih model belajar sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif. Seperti yang Penulis temukan di kelas X.TGB.1 SMK Negeri 2 Garut, pembelajaran yang seharusnya dapat berjalan dengan baik sesuai rencana kenyataannya tidak demikian, karena masih terdapat sebagian siswa bersikap acuh dalam pelajaran dan tidak memperhatikan penjelasan guru sehingga tidak memahami materi pembelajaran yang disampaikan. Hal inilah yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian Penulis.

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memperoleh gambaran pengaruh model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) pada mata pelajaran gambar teknik terhadap motivasi belajar siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.TGB.1 SMK Negeri 2 Garut Tahun Ajaran 2013/2014. Sampelnya adalah siswa kelas X.TGB.1 SMK Negeri 2 Garut Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah 25 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah Kuasi Eksperimen dengan desain penelitian Time Series Design karena sulit untuk mendapatkan kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, kuesioner/angket dan dokumentasi. Pengujian instrumen untuk lembar observasi yaitu dengan melakukan expert judgment sedangkan untuk lembar kuesioner/angket menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Teknik analisis data menggunakan uji normalitas data, perhitungan koefisien korelasi, pengujian hipotesis, perhitungan koefisien determinasi dan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) persentase pengaruhnya sebesar 64% terhadap motivasi belajar siswa. Dengan melihat persentase pengaruhnya, dapat disimpulkan bahwa model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) pada mata pelajaran gambar teknik berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa dan dapat dijadikan sebagai alternatif dalam memilih model belajar.

Kata kunci : model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching), motivasi


(5)

Awindha Eko Lusiana, 2014

PENGARUH MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

ABSTRACT

Awindha Eko Lusiana. NIM 1005399. Thesis: Effects of Cooperative Learning Model of Peer Teaching at the Engineering Drawing Subject Student Motivation (Case Study X.TGB.1 Grade Students of SMK Negeri 2 Garut Academic Year 2013/2014).

Model of learning is a learning pattern that is used by the teacher as a guide in learning. There are many different models of learning that can be used by teachers. But not all models of learning can be applied in the classroom and each class can not be applied to study the same models. As a teacher who understand the needs of students, teachers must be clever in choosing a model of learning so that learning can be effective. As found in class Writer X.TGB.1 SMK Negeri 2 Garut, learning should be run according to plan well in fact not the case, because there are some students in the lesson to be indifferent and do not pay attention to the teacher's explanation that does not understand the learning material presented . This is the background writer doing research.

The purpose of this paper is to obtain a picture of the effect of cooperative learning model of peer teaching on the subjects of engineering drawings of the students' motivation. The population in this study is X.TGB.1 grade students of SMK Negeri 2 Garut Academic Year 2013/2014. The sample is X.TGB.1 grade students of SMK Negeri 2 Garut school year 2013/2014 the number of 25 students. The research method used is a Quasi Experiment with Time Series Design research design because it is difficult to obtain a control group. Data collection techniques using observation, questionnaires / questionnaire and documentation. Testing instruments for observation sheet by performing expert judgment while for the questionnaire / questionnaire using validity and reliability testing. Analysis using data normality test, the calculation of the correlation coefficient, hypothesis testing, calculation of the coefficient of determination and regression analysis. The results showed cooperative learning model of peer tutoring (peer teaching) by 64% the percentage effect on student motivation. By looking at the percentage of its influence, it can be concluded that the cooperative learning model of peer tutoring (peer teaching) on the subjects of engineering drawing effect on students' motivation and can be used as an alternative in choosing a model of learning.

Keywords: cooperative learning model of peer teaching, student motivation,


(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ...i

ABSTRAK ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

UCAPAN TERIMA KASIH ...v

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR DIAGRAM ...xi

DAFTAR LAMPIRAN ...xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Identifikasi Masalah ...3

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah ...3

1.3.1 Pembatasan Masalah ...3

1.3.2 Perumusan Masalah...3

1.4 Penjelasan Istilah dalam Judul ...4

1.5 Tujuan Penelitian ...5

1.6 Kegunaan Penelitian ...5

1.6.1 Kegunaan Teoritis ...5

1.6.2 Kegunaan Praktis...5

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teoritis ...6

2.1.1 Hubungan Belajar dan Pembelajaran ...6

2.1.2 Model Belajar ...8

2.1.3 Model Belajar Kooperatif...9

2.1.4 Model Belajar Kooperatif Tipe Tutor Sebaya (Peer Teaching) ...10

2.1.5 Motivasi Belajar ...17

2.1.6 Mata Pelajaran Gambar Teknik...25

2.2 Anggapan Dasar ...26

2.3 Hipotesis ...27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ...28

3.2 Variabel dan Paradigma Penelitian ...30

3.2.1 Variabel Peneltian ...30

3.2.2 Paradigma Penelitian ...30

3.3 Data dan Sumber Data ...31

3.3.1 Data Penelitian ...31


(7)

Awindha Eko Lusiana, 2014

PENGARUH MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

3.4 Populasi dan Sampel ...31

3.4.1 Populasi ...31

3.4.2 Sampel ...31

3.5 Teknik Pengumpulan Data ...32

3.6 Instrumen Penelitian ...34

3.7 Prosedur Penelitian ...41

3.7.1 Persiapan ...41

3.7.2 Pelaksanaan ...41

3.7.3 Waktu Penelitian ...42

3.7.4 Alur Penelitian...44

3.8 Teknik Analisis Data ...45

3.8.1 Pengujian Instrumen ...45

3.8.2 Teknik Analisis Data ...49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ...55

4.1.1 Deskripsi Data ...55

4.1.2 Hasil Analisis Data ...56

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ...81

5.2 Saran ...81

DAFTAR PUSTAKA ...84


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembelajaran dalam dunia pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses interaksi antara siswa dengan guru sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. Untuk mendukung pembelajaran agar berjalan efektif, dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai seperti sumber belajar dan lingkungan belajar serta model belajar yang tepat.

Model belajar pada dasarnya merupakan pola yang digunakan oleh guru sebagai pedoman dalam pembelajaran. Dalam sebuah model belajar dibahas mengenai pendekatan, strategi, metode, teknik dan taktik pembelajaran. Ada banyak ragam model belajar yang dapat digunakan oleh guru. Seperti model belajar langsung, model belajar kooperatif, model belajar berbasis masalah, model belajar kontekstual dan lain sebagainya. Tetapi tidak semua model belajar dapat diterapkan dalam suatu kelas dan setiap kelas juga tidak dapat diterapkan model belajar yang sama. Sebagai seorang guru yang lebih memahami kebutuhan siswa, guru harus pandai dalam memilih model belajar sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif.

Salah satu model alternatif yang dapat diterapkan untuk membuat siswa aktif dalam pembelajaran adalah model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching). Model ini dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa siswa cenderung lebih terbuka dan lebih bisa mengungkapkan tentang dirinya kepada teman-teman sebaya. Semua kegembiraan, kesedihan dan kesulitan yang dihadapi, umumnya lebih banyak diungkapkan pada teman sebaya daripada kepada orang yang lebih dewasa (dalam hal ini guru). Ketika menghadapi kesulitan belajar, siswa lebih berani mengemukakan kepada teman sebayanya daripada kepada gurunya. Siswa juga lebih terbuka, tidak canggung serta tidak takut untuk berpendapat dan bertanya kepada teman sebayanya. Selain itu, siswa juga lebih paham dan mengerti apa yang dijelaskan oleh teman sebaya daripada penjelasan dari guru


(9)

Awindha Eko Lusiana, 2014

PENGARUH MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

karena bahasa yang disampaikan oleh temannya lebih ringan dan mudah. Dengan model ini diharapkan dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Seperti yang Penulis temukan di lapangan untuk mata pelajaran Gambar Teknik program keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Garut sering mengalami beberapa kendala, seperti: (1) Motivasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran menggambar masih kurang; (2) Mata pelajaran Gambar Teknik diajarkan pada siswa kelas X yang masih penyesuaian dengan lingkungan yang baru, sehingga muncul rasa takut untuk bertanya, mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan dari guru; (3) Siswa kurang mempunyai motivasi untuk mencari materi pelajaran dibuku ataupun diinternet, sehingga pengetahuan yang didapat hanya dari guru; dan (4) Pembelajaran yang seharusnya dapat berjalan dengan baik sesuai rencana kenyataan tidak demikian karena masih terdapat sebagian siswa bersikap acuh dalam pelajaran dan tidak memperhatikan pejelasan guru sehingga tidak memahami materi pembelajaran yang disampaikan.

Dari beberapa masalah yang dibahas di atas, Penulis meyakini masalah tersebut diakibatkan dari motivasi belajar siswa yang masih rendah. Untuk itu, penelitian ini akan mengangkat masalah mengenai motivasi belajar siswa yang akan dikaitkan dengan model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) pada mata pelajaran Gambar Teknik karena mata pelajaran ini diajarkan pada kelas X. Siswa kelas X masih dalam penyesuaian lingkungan yang baru sehingga sering ditemukan kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam pembelajaran salah satunya masalah mengenai motivasi belajar.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka Penulis mengambil dan memilih judul “Pengaruh Model Belajar Kooperatif Tipe Tutor Sebaya (Peer Teaching) pada Mata Pelajaran Gambar Teknik terhadap Motivasi Belajar Siswa: Studi Kasus Siswa Kelas X.TGB.1 SMK Negeri 2 Garut Tahun Ajaran 2013/2014” dan diharapkan dapat memberikan sumbangsih di dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh lembaga pendidikan, khususnya di SMK Negeri 2 Garut.


(10)

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi permasalahan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran menggambar karena siswa mengganggap sulit mata pelajaran menggambar;

2. Kurang aktifnya siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat karena pada proses belajar mengajar kelas sering kali berpusat pada guru;

3. Kurangnya motivasi siswa untuk mencari materi pelajaran di buku ataupun diinternet karena siswa cenderung memanfaatkan fasilitas wifi untuk kepentingan lain seperti mendownload film.

1.3Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.3.1 Pembatasan Masalah

Mengingat begitu luasnya ruang lingkup pada penelitian ini, maka Penulis membatasi permasalahan tersebut pada:

1. Model belajar kooperatif yang diujicobakan adalah tipe tutor sebaya (peer teaching);

2. Motivasi belajar yang diteliti meliputi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik berupa hasrat dan keinginan berhasil, dorongan kebutuhan belajar dan harapan akan cita-cita. Sedangkan motivasi ekstrinsik berupa adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik;

3. Penelitian ini dikhususkan kepada siswa kelas X.TGB.1 SMK Negeri 2 Garut dalam mata pelajaran Gambar Teknik.

1.3.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, Penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) pada mata pelajaran Gambar Teknik terhadap motivasi belajar siswa di kelas X.TGB.1 SMK Negeri 2 Garut Tahun Ajaran 2013/2014?


(11)

Awindha Eko Lusiana, 2014

PENGARUH MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

1.4 Penjelasan Istilah dalam Judul

Adapun penjelasan istiah-istilah dalam judul adalah sebagai berikut: 1. Model Belajar

Suprijono (2011: 46) mengemukakan bahwa: “Model belajar adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelompok maupun tutorial.”

2. Model Belajar Kooperatif

Suprijono (2012: 163) mengemukakan bahwa: “Model belajar kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.”

3. Model Belajar Kooperatif Tipe Tutor Sebaya (Peer Teaching)

Suparno (2007: 139-140) mengemukakan bahwa: “Peer teaching (Tutor Sebaya) merupakan bagian dari cooperative learning atau belajar bersama. Dalam model ini siswa yang kurang mampu dibantu belajar oleh teman-teman sendiri yang lebih mampu dalam suatu kelompok.”

4. Motivasi Belajar Siswa

Suprijono (2012: 163) mengemukakan bahwa: “Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.”

5. Mata Pelajaran Gambar Teknik

Gambar Teknik merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada kelas X program keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK. Gambar Teknik berisi tentang prinsip dasar ilmu gambar teknik seperti cara mengenal peralatan gambar teknik, menggambar garis, menggambar huruf dan angka dan lain-lain. Prinsip dasar ilmu gambar teknik inilah yang dijadikan pedoman untuk mata pelajaran menggambar lainnya.


(12)

1.5Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini disusun dengan tujuan: Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) pada mata pelajaran Gambar Teknik terhadap motivasi belajar siswa di kelas X.TGB.1 SMK Negeri 2 Garut Tahun Ajaran 2013/2014.

1.6 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini disusun agar dapat memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis.

1.6.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini berguna bagi tenaga pendidik sebagai pengembangan model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching).

1.6.2 Kegunaan Praktis

Secara praktis, penelitian ini berguna bagi:

1. SMK Negeri 2 Garut, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi dalam upaya meningkatkan motivasi siswa sehingga dapat menjadi suatu bekal dalam meningkatkan kualitas lulusan SMK Negeri 2 Garut;

2. Penulis, sebagai wahana menambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) untuk meningkatkan motivasi siswa;

3. Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia, dapat menjadi bahan acuan pada penulisan penelitian selanjutnya.


(13)

Awindha Eko Lusiana, 2014

PENGARUH MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 7) bahwa:

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Sedangkan jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Quasi Experimental atau eksperimen semu. Metode ini digunakan dalam bidang pembelajaran karena sulit untuk mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 54) bahwa:

Bentuk desain eksperimen semu ini merupakan pengembangan dari true experimental design yang sulit dilaksanakan. Eksperimen semu digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi Experimental.

Quasi Experimental digunakan untuk mengukur pengaruh model kooperatif tipe belajar tutor sebaya (peer teaching) dalam mata pelajaran Gambar Teknik dipandang sebagai variabel independen, sedangkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMK Negeri 2 Garut yang dipandang sebagai variabel dependen. Dengan pandangan ini dilakukan pengukuran pengaruh dan pengujian hipotesis.

Dalam penelitian ini, Penulis sulit untuk mendapatkan kelompok kontrol karena untuk mata pelajaran Gambar Teknik diajarkan di kelas X. Di SMK Negeri 2 Garut mempunyai tiga kelas sepuluh yaitu X.TGB.1, X.TGB.2 dan X.TGB.3. Kelas X.TGB.2 dan X.TGB.3 mempunyai motivasi belajar di atas rata-rata. Sehingga kelas tersebut tidak dapat dijadikan kelompok kontrol dalam penelitian yang menggunakan metode Quasi Experimental.


(14)

Sedangkan desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Time series design karena tidak mempunyai kelompok kontrol. Dalam penelitian ini, Penulis memberi pretest sampai empat kali dengan maksud mengetahui kestabilan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan (treatment). Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 114-115) bahwa:

Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi perlakuan (treatment). Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.

O

1

O

2

O

3

O

4

X O

5

O

6

O

7

O

8

Hasil pretest yang baik menurut Sugiyono (2012: 115-116) adalah “Hasil pretest yang baik adalah O1=O2=O3=O4 dan hasil perlakuan yang baik adalah O5=O6=O7=O8. Besarnya pengaruh perlakuan yang baik adalah = (O5 + O6+ O7

+ O8)– \(O1 + O2 + O3 + O4).” Kemungkinan hasil pnelitian dari desain

ditunjukkan pada diagram 3.1 di bawah ini. Dari diagram terlihat bahwa, terdapat berbagai kemungkinan hasil penelitian yang menggunakan desain time series.

Gambar 3.1 Time series design Sumber: Sugiyono (2012: 115)

Diagram 3.1 Berbagai Kemungkinan Hasil Penelitian yang Menggunakan Desain Time Series


(15)

Awindha Eko Lusiana, 2014

PENGARUH MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

Penjelasan diagram 3.1 menurut Sugiyono (2012: 116) adalah sebagai berikut:

Hasil penelitian yang palig baik adalah ditunjukkan pada Grafik A. Hasil pretest menunjukkan keadaan kelompok stabil dan konsisten (O1=O2=O3=O4) setelah diberi perlakuan keadaannya meningkat secara

konsisten (O5=O6=O7=O8).

Grafik B memperlihatkan ada pengaruh perlakuan terhadap kelompok yang sedang dieksperimen, tetapi setelah itu kembali lagi pada posisi semula. Jadi pegaruh perlakuan sebagai contoh: Pada waktu penataran, pengetahuan dan keterampilannya meningkat, tetapi setelah kembali ke tempat kerja kemampuannya kembali seperti semula. Grafik C memperlihatkan pengaruh luar lebih berperan daripada pengaruh perlakuan, sehingga grafiknya naik terus. Garfik D menunjukkan keadaan kelompok tidak menentu.

3.2Variabel dan Paradigma Penelitian

3.2.1 Variabel Penelitian

Penelitian ini mempunyai dua variabel kuantitatif yang diidentifikasi keduanya mempunyai korelasi atau hubungan antara variabel satu dengan yang lainnya. Adapun kedua variabel kuantitatif tersebut, yaitu:

Variabel bebas (X) : Model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer tecahing) Variabel terikat (Y) : Motivasi siswa

3.2.2 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian yang digunakan adalah paradigma sederhana. Suginyono (2012: 66) mengemukakan bahwa “Paradigma penelitian sederhana

ini terdiri atas satu variabel independen dan dependen.” Alur paradigma penelitian

dapat digambarkan sebagai berikut:

Model Belajar Kooperatif Tipe Tutor Sebaya (Peer Tecahing)

 Pengertian

 Tujuan pembelajaran

 Langkah-langkah

Motivasi Belajar Siswa

 Motivasi Intrinsik (berupa hasrat dan keinginan berhasil, dorongan kebutuhan belajar dan harapan akan cita-cita)

 Motivasi Ektrinsik (adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik)

Variabel X Variabel Y

: Arah Penelitian : Lingkup Penelitian

Diagram 3.2 Paradigma Penelitian Sumber: Dokumen Pribadi, 2013


(16)

3.3Data dan Sumber Data

3.3.1 Data Penelitian

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

1. Model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching); 2. Motivasi siswa kelas X.TGB.1 di SMK Negeri 2 Garut.

3.3.2 Sumber Data Penelitian

Sumber data yang terkait dengan model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) didapat dari buku. Sedangkan sumber data yang terkait dengan motivasi siswa didapat dari siswa kelas X.TGB.1 di SMK Negeri 2 Garut pada mata pelajaran Gambar Teknik.

3.4Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi dalam hal ini berkaitan dengan penelitian yaitu siswa kelas X.TGB .1 pada mata pelajaran Gambar Teknik di SMK Negeri 2 Garut.

3.4.2 Sampel

Teknik pengambilan sampelnya menggunakan teknik Non Probability Sampling yaitu Sampel Jenuh. Adapun pengertian teknik Sampel Jenuh dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 124-125) bahwa:

Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X.TGB.1 SMK Negeri 2 Garut pada mata pelajaran Gambar Teknik sebanyak 25 siswa. Adapun nama-nama siswa kelas X.TGB.1 SMK Negeri 2 Garut yaitu:


(17)

Awindha Eko Lusiana, 2014

PENGARUH MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi. Tabel 3.1 Daftar Siswa Kelas X.TGB.1 SMK Negeri 2 Garut

No. NIS Nama

1. 121310011 Responden 1 2. 121310017 Responden 2 3. 131410001 Responden 3 4. 131410002 Responden 4 5. 131410003 Responden 5 6. 131410004 Responden 6 7. 131410005 Responden 7 8. 131410006 Responden 8 9. 131410007 Responden 9 10. 131410008 Responden 10 11. 131410009 Responden 11 12. 131410010 Responden 12 13. 131410011 Responden 13 14. 131410012 Responden 14 15. 131410013 Responden 15 16. 131410014 Responden 16 17. 131410015 Responden 17 18. 131410016 Responden 18 19. 131410017 Responden 19 20. 131410018 Responden 20 21. 131410020 Responden 21 22. 131410021 Responden 22 23. 131410022 Responden 23 24. 131410023 Responden 24 25. 131410024 Responden 25

3.5Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini ada tiga teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu:

1. Observasi

Obyek yang diteliti pada teknik pengumpulan data ini sangat luas, tidak terbatas pada manusia, tetapi fenomena-fenomena alam dan sosial juga dapat menggunakan teknik ini. Sutrisno Hadi (Sugiyono, 2012: 203) mengemukakan bahwa “Observasi merupakan suatu proses yang kompleks,


(18)

suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.” Kegiatan teknik observasi digunakan Penulis untuk mengetahui aktivitas siswa dalam mengikuti model belajar yang baru. Observasi dilakukan melalui pengamatan secara langsung terhadap kegiatan belajar dalam kelas. Lembar observasi siswa diisi oleh observer. Hasil dari observasi dimaksudkan untuk mendukung kesimpulan dari hasil penelitian.

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan satu atau lebih pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang hal-hal yang ingin diketahui. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 199) bahwa:

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

Kuesioner digunakan untuk mengetahui motivasi siswa terhadap pembelajaran menggunakan model belajar kooperatif tipe tutorial sebaya (peer teaching) pada mata pelajaran Gambar Teknik di SMK Negeri 2 Garut.

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam pengamatan/observasi dan juga digunakan sebagai bukti otentik bahwa Penulis telah melaksanakan penelitian. Dokumen tersebut berupa silabus, lembar observasi aktivitas belajar siswa, angket motivasi belajar, data hasil angket motivasi belajar sebelum dan sesudah perlakuan (treatment), data hasil aktivitas belajar sebelum dan sesudah perlakuan (treatment), daftar nama siswa, daftar kelompok siswa serta data nilai kelompok. Dokumen foto digunakan untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai pelaksanaan perlakuan.


(19)

Awindha Eko Lusiana, 2014

PENGARUH MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

3.6Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua instrumen yang digunakan, yaitu: 1. Lembar Observasi

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang Model Belajar Kooperatif Tipe Tutor Sebaya (Peer Teaching) dalam pembelajaran yaitu lembar observasi. Langkah pengolahan data dari skor yang diperoleh pada lembar observasi adalah dengan memberikan nilai bobot disetiap indikator. Cara pemberian nilai untuk setiap indikator yang diamati mengikuti format penilaian lembar observasi. Format penilaian observasi dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.2 Format Lembar Observasi

Skala pengukuran yang digunakan dalam lembar observasi adalah Skala Likert dengan empat interval jawaban yang terdiri dari sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 134) bahwa: “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Selain itu, Sugiyono (2012: 134) mengemukakan bahwa: “Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai

sangat negatif.” Pengaruh model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer

N o

Nama Siswa

Indikator

Jumlah Bertanya Menjawab Mendengar

Partisipasi dalam Kegiatan Kelompok

Mengemu-kakan Pendapat

Antusias-me

Menggam-bar

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4


(20)

teaching) dikatakan postif jika semua indikator yang telah ditetapkan dapat dijalankan dengan baik.

Selanjutnya, untuk mempermudah observer dalam memberikan penilaian, maka dibutuhkan kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi instrumen yang digunakan disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi Model Belajar Kooperatif Tipe Tutor Sebaya (Peer Teaching)

No. Aspek yang

diamati Indikator Penilaian

1. Bertanya 1 : Tidak bertanya

2 : Mengajukan pertanyaan yang tidak sesuai dengan materi

3 : Mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan materi tetapi hanya sekali

4 : Mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan materi lebih dari sekali

2. Menjawab 1 : Tidak menjawab

2 : Menjawab pertanyaan tetapi tidak sesuai dengan materi

3 : Menjawab pertanyaan dengan tepat tetapi hanya sekali

4 : Menjawab pertanyaan dengan tepat lebih dari sekali 3. Mendengar 1 : Tidak mendengarkan uraian yang disampaikan

2 : Mendengarkan uraian tetapi tidak serius 3 : Mendengarkan dengan seksama

4 : Mendengarkan dengan seksama dan mencoba menanggapinya

4. Partisipasi dalam Kegiatan Kelompok

1 : Tidak berpartisipasi dalam kegiatan kelompok 2 : Berpartisipasi dalam kegiatan kelompok tetapi tidak

serius

3 : Berpartisipasi dalam kegiatan kelompok dengan serius tetapi tidak terlalu aktif

4 : Berpartisipasi dalam kegiatan kelompok dengan serius dan aktif

5. Mengemukakan Pendapat

1 : Tidak mengemukakan pendapat


(21)

Awindha Eko Lusiana, 2014

PENGARUH MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi. materi

3 : Mengemukakan pendapat dengan tepat tetapi hanya sekali

4 : Mengemukakan pendapat dengan tepat lebih dari sekali

6. Antusiasme 1 : Tidak merespon dengan antusias 2 : Kurang merespon dengan antusias 3 : Merespon dengan antusias

4 : Sangat merespon dengan antusias 7. Menggambar 1 : Tidak menggambar

2 : Menggambar tetapi hanya sedikit

3 : Menggambar tetapi tidak teratur dan tidak rapi 4 : Menggambar dengan teratur dan rapi

Untuk mengetahui data tentang Model Belajar Kooperatif Tipe Tutor Sebaya (Peer Teaching) pada mata pelajaran Gambar Teknik dapat dilihat dari aktivitas belajar siswa di kelas. Nilai aktivitas belajar siswa digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Model Belajar Kooperatif Tipe Tutor Sebaya (Peer Teaching) pada mata pelajaran Gambar Teknik. Analisis dilakukan pada instrumen lembar observasi dengan menggunakan rumus-rumus melalui persentase.

Adapun perhitungan persentase keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran sebagai berikut:

Dimana:

A : persentase aktivitas belajar siswa (%)

B : jumlah skor perolehan aktivitas yang dilakukan siswa C : jumlah skor maksimum aktivitas siswa

(Ramadhan, 2014: 36) Setelah data tersebut didapat, kemudian diinterprestasikan kedalam empat kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi dan rendah sesuai dengan tabel berikut:


(22)

Tabel 3.4 Kriteria Aktivitas Belajar Siswa

Persentase (%) Kategori

75 – 100 Sangat Tinggi

50 – 74,99 Tinggi

25 – 49,99 Cukup Tinggi

0 – 24,99 Rendah

2. Lembar Kuesioner/Angket

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data motivasi belajar siswa yaitu diukur menggunakan lembar kuesioner yang diberikan kepada siswa. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian berdasarkan variabel yang telah ditetapkan sebelumnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Angket Satu Pengaruh Model Belajar Kooperatif Tipe Tutor Sebaya (Peer Teaching) pada Mata Pelajaran Gambar Teknik terhadap Motivasi Belajar Siswa

Variabel Aspek Indikator Nomor Butir Soal

Jumlah Soal

Teknik Pengum-pulan Data

Motivasi Belajar Siswa

Intrinsik  Hasrat dan keinginan berhasil

 Dorongan kebutuhan belajar

 Harapan akan cita-cita

1, 2, 3, 4, 5, 6 7, 8, 9, 10 11, 12, 13, 14

6 4 4

Kuesioner / Angket

Ekstrinsik  Adanya penghargaan

 Lingkungan belajar yang kondusif

 Kegiatan belajar yang menarik

15, 16, 17, 18 19, 20, 21, 22,

23, 24 25, 26, 27, 28,

29, 30

4 6 6 Sumber: Diolah dari Uno (2010: 23)


(23)

Awindha Eko Lusiana, 2014

PENGARUH MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Angket Dua Pengaruh Model Belajar Kooperatif Tipe Tutor Sebaya (Peer Teaching) pada Mata Pelajaran Gambar Teknik terhadap Motivasi Belajar Siswa

Variabel Aspek Indikator Nomor Butir Soal Jumlah Soal Teknik Pengum-pulan Data Motivasi Belajar Siswa

Intrinsik  Hasrat dan keinginan berhasil

 Dorongan kebutuhan belajar

 Harapan akan cita-cita

1, 2, 3, 4, 5 6, 7, 8, 9, 10,

11 12, 13, 14, 15

5 6 4

Kuesioner / Angket

Ekstrinsik  Adanya penghargaan

 Lingkungan belajar yang kondusif

 Kegiatan belajar yang menarik

16, 17, 18, 19, 20 21, 22, 23, 24,

25 26, 27, 28, 29,

30

5 5 5

Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Angket Tiga Pengaruh Model Belajar Kooperatif Tipe Tutor Sebaya (Peer Teaching) pada Mata Pelajaran Gambar Teknik terhadap Motivasi Belajar Siswa

Variabel Aspek Indikator Nomor Butir Soal Jumlah Soal Teknik Pengum-pulan Data Motivasi Belajar Siswa

Intrinsik  Hasrat dan keinginan berhasil

 Dorongan kebutuhan belajar

 Harapan akan cita-cita

1, 2, 3, 4, 5, 6 7, 8, 9, 10, 11,

12 13, 14, 15, 16

6 6 4

Kuesioner / Angket

Ekstrinsik  Adanya penghargaan

 Lingkungan belajar yang kondusif

 Kegiatan belajar yang menarik

17, 18, 19, 20, 21 22,23, 24, 25 26, 27, 28, 29,

30

5 4 5 Sumber: Diolah dari Uno (2010: 23)


(24)

Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Angket Empat Pengaruh Model Belajar Kooperatif Tipe Tutor Sebaya (Peer Teaching) pada Mata Pelajaran Gambar Teknik terhadap Motivasi Belajar Siswa

Variabel Aspek Indikator Nomor Butir Soal Jumlah Soal Teknik Pengum-pulan Data Motivasi Belajar Siswa

Intrinsik  Hasrat dan keinginan berhasil

 Dorongan kebutuhan belajar

 Harapan akan cita-cita

1, 2, 3, 4, 5 6, 7, 8, 9, 10 11, 12, 13, 14

5 5 4

Kuesioner / Angket

Ekstrinsik  Adanya penghargaan

 Lingkungan belajar yang kondusif

 Kegiatan belajar yang menarik

15, 16, 17, 18, 19 20, 21, 22, 23,

24 25, 26, 27, 28,

29, 30

5 5 6

Tabel 3.9 Kisi-kisi Instrumen Angket Lima Pengaruh Model Belajar Kooperatif Tipe Tutor Sebaya (Peer Teaching)pada Mata Pelajaran Gambar Teknik terhadap Motivasi Belajar Siswa

Variabel Aspek Indikator Nomor Butir Soal Jumlah Soal Teknik Pengum-pulan Data Motivasi Belajar Siswa

Intrinsik  Hasrat dan keinginan berhasil

 Dorongan kebutuhan belajar

 Harapan akan cita-cita

1, 2, 3, 4 5, 6, 7, 8, 9 10, 11, 12, 13,

14

4 5 5

Kuesioner / Angket

Ekstrinsik  Adanya penghargaan

 Lingkungan belajar yang kondusif

 Kegiatan belajar yang menarik

15, 16, 17, 18, 19 20, 21, 22, 23,

24 25, 26, 27, 28,

29, 30

5 5 6 Sumber: Diolah dari Uno (2010: 23)


(25)

Awindha Eko Lusiana, 2014

PENGARUH MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

Tabel 3.10 Kisi-kisi Instrumen Angket Enam Pengaruh Model Belajar Kooperatif Tipe Tutor Sebaya (Peer Teaching) pada Mata Pelajaran Gambar Teknik terhadap Motivasi Belajar Siswa

Variabel Aspek Indikator Nomor Butir Soal Jumlah Soal Teknik Pengum-pulan Data Motivasi Belajar Siswa

Intrinsik  Hasrat dan keinginan berhasil

 Dorongan kebutuhan belajar

 Harapan akan cita-cita

1, 2, 3, 4, 5, 6 7, 8, 9, 10 11, 12, 13, 14,

15

6 4 5

Kuesioner / Angket

Ekstrinsik  Adanya penghargaan

 Lingkungan belajar yang kondusif

 Kegiatan belajar yang menarik

16, 17, 18, 19, 20 21, 22, 23, 24,

25 26, 27, 28, 29,

30

5 5 5

Tabel 3.11 Kisi-kisi Instrumen Angket Tujuh Pengaruh Model Belajar Kooperatif Tipe Tutor Sebaya (Peer Teaching) pada Mata Pelajaran Gambar Teknik terhadap Motivasi Belajar Siswa

Variabel Aspek Indikator Nomor Butir Soal Jumlah Soal Teknik Pengum-pulan Data Motivasi Belajar Siswa

Intrinsik  Hasrat dan keinginan berhasil

 Dorongan kebutuhan belajar

 Harapan akan cita-cita

1, 2, 3, 4, 5 6, 7, 8, 9 10, 11, 12, 13

5 4 4

Kuesioner / Angket

Ekstrinsik  Adanya penghargaan

 Lingkungan belajar yang kondusif

 Kegiatan belajar yang menarik

14, 15, 16, 17, 18, 19 20, 21, 22, 23,

24 25, 26, 27, 28,

29, 30

6 5 6 Sumber: Diolah dari Uno (2010: 23)


(26)

Tabel 3.12 Kisi-kisi Instrumen Angket Delapan Pengaruh Model Belajar Kooperatif Tipe Tutor Sebaya (Peer Teaching) pada Mata Pelajaran Gambar Teknik terhadap Motivasi Belajar Siswa

Variabel Aspek Indikator Nomor Butir Soal Jumlah Soal Teknik Pengum-pulan Data Motivasi Belajar Siswa

Intrinsik  Hasrat dan keinginan berhasil

 Dorongan kebutuhan belajar

 Harapan akan cita-cita

1, 2, 3, 4, 5 6, 7, 8, 9 10, 11, 12, 13

5 4 4

Kuesioner / Angket

Ekstrinsik  Adanya penghargaan

 Lingkungan belajar yang kondusif

 Kegiatan belajar yang menarik

14, 15, 16, 17, 18, 19 20, 21, 22, 23,

24 25, 26, 27, 28,

29, 30

6 5 6

Skala pengukuran yang digunakan dalam kuesioner motivasi belajar adalah Skala Likert dengan empat interval jawaban yang terdiri dari sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 134) bahwa: “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.”

3.6Prosedur Penelitian

3.6.1 Persiapan

Dalam tahap persiapan ini, Penulis melakukan observasi awal terhadap sekolah dan kegiatan belajar. Observasi awal ini dilakukan guna mengetahui proses belajar mengajar secara langsung di ruang kelas. Setelah itu dilakukan pre test terhadap siswa sebelum diadakan perlakuan (treatment).

3.6.2 Pelaksanaan

Penelitian tentang pengaruh model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) pada mata pelajaran Gambar Teknik dilakukan pada semester genap


(27)

Awindha Eko Lusiana, 2014

PENGARUH MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

tahun ajaran 2013/2014 dan dilaksanakan selama tiga bulan yaitu akhir bulan Februari sampai awal bulan Mei. Pengajaran dengan menggunakan model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) sebanyak empat kali pertemuan dengan rincian waktu 4 X 45 menit.

3.6.3 Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian pada siswa kelas X.TGB.1 di SMK Negeri 2 Garut dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2014 sampai dengan 10 Mei 2014. Sebelum pemberian perlakuan (treatment) dilakukan, siswa diberi tes untuk menentukan kelompok tutor dan kelompok teman. Pemberian tes bersamaan dengan jadwal Ujian Tengah Semester (UTS) yaitu pada tanggal 15 Maret 2014, sehingga penentuan kelompok tutor dan kelompok teman berdasarkan nilai UTS. Setelah pembagian dua kelompok utama, siswa dibagi menjadi lima kelompok kecil yang terdiri dari satu orang tutor dan empat orang teman. Pembagian kelompok dapat dilihat dari tabel 3.13 di bawah ini.

Tabel 3.13 Pembagian Kelompok

Kelompok NIS Nama Nilai UTS

1 131410002 Responden 4 90

131410007 Responden 9 80

131410015 Responden 17 85

131410017 Responden 19 85

121310017 Responden 2 75

2 131410010 Responden 12 90

131410005 Responden 7 80

131410008 Responden 10 75

131410011 Responden 13 80

121310011 Responden 1 75

3 131410016 Responden 18 90

131410003 Responden 5 85

131410020 Responden 21 75

131410014 Responden 16 85

131410001 Responden 3 78

4 131410023 Responden 24 90

131410009 Responden 11 85

131410024 Responden 25 75

131410018 Responden 20 75

131410006 Responden 8 75

5 131410022 Responden 23 90

131410021 Responden 22 85


(28)

131410013 Responden 15 75

131410012 Responden 14 75

Keterangan : Tutor : Teman

Sumber: Dokumen Pribadi, 2014

Adapun rincian waktunya dapat dilihat pada jadwal kegiatan penelitian berikut ini:

1. Kegiatan Awal Penelitian

Tabel 3.14 Jadwal Pelaksanaan Pre-Test

No. Hari/Tanggal Waktu Instrumen

1. Sabtu/22 Februari 2014 30 Menit Lembar Angket dan Lembar Observasi 2. Sabtu/1 Maret 2014 30 Menit Lembar Angket dan Lembar Observasi 3. Sabtu/8 Maret 2014 30 Menit Lembar Angket dan Lembar Observasi 4. Sabtu/15 Maret 2014 30 Menit Lembar Angket dan Lembar Observasi

2. Kegiatan Perlakuan (Treatment)

Tabel 3.15 Jadwal Pelaksanaan Perlakuan

No. Hari/Tanggal Waktu Materi Kegiatan

1. Sabtu/5 April 2014

180 Menit

Menggambar Perspektif 1TH, 2TH

dan 3TH

Penyajian kelas dengan model belajar kooperatif tipe tutor sebaya

(peer teaching) 2. Sabtu/26 April

2014

180 Menit

Menggambar Proyeksi Lanjutan

Penyajian kelas dengan model belajar kooperatif tipe tutor sebaya

(peer teaching) 3. Sabtu/3 Mei

2014

180 Menit

Menggambar Bukaan atau Bentangan

Penyajian kelas dengan model belajar kooperatif tipe tutor sebaya

(peer teaching) 4. Sabtu/10 Mei

2014

180 Menit

Menggambar Interior Penyajian kelas dengan model belajar kooperatif tipe tutor sebaya

(peer teaching)

3. Kegiatan Akhir Penelitian

Tabel 3.16 Jadwal Pelaksanaan Post-Test

No. Hari/Tanggal Waktu Instrumen

1. Sabtu/5 April 2014 30 Menit Lembar Angket dan Lembar Observasi 2. Sabtu/26 April 2014 30 Menit Lembar Angket dan Lembar Observasi 3. Sabtu/3 Mei 2014 30 Menit Lembar Angket dan Lembar Observasi 4. Sabtu/10 Mei 2014 30 Menit Lembar Angket dan Lembar Observasi Sumber: Dokumen Pribadi, 2014

Sumber: Dokumen Pribadi, 2014


(29)

Awindha Eko Lusiana, 2014

PENGARUH MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

3.7.4 Alur Penelitian

Diagram 3.3 Alur Penelitian Sumber: Dokumen Pribadi, 2013

PERMASALAHAN

1. Motivasi siswa untuk mengikuti mata pelajaran menggambar masih kurang;

2. Mata pelajaran Gambar Teknik diajarkan pada siswa kelas X yang masih penyesuaian dengan lingkungan yang baru, sehingga muncul rasa takut untuk bertanya, mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan dari guru;

3. Siswa kurang mempunyai motivasi untuk mencari materi pelajaran dibuku ataupun diinternet, sehingga pengetahuan yang didapat hanya dari guru;

4. Pembelajaran yang seharusnya dapat berjalan dengan baik sesuai rencana kenyataan tidak demikian karena masih terdapat sebagian siswa bersikap acuh dalam pelajaran dan tidak memperhatikan pejelasan guru sehingga tidak memahami materi pembelajaran yang disampaikan.

LATAR BELAKANG

Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran menggambar serta kurang aktifnya siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat. Selain itu, belum adanya model belajar yang efektif dalam mata pelajaran Gambar Teknik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

VARIABEL PENELITIAN

Variabel X:

Model Belajar Kooperatif Tipe Tutor Sebaya (Peer Teaching)

Variabel Y: Motivasi Belajar Siswa

PERUMUSAN MASALAH

Apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan model belajar kooperatif tutor sebaya (peer teaching) pada mata pelajaran Gambar Teknik terhadap motivasi belajar siswa di kelas X.TGB.1 SMK Negeri 2 Garut Tahun Ajaran 2013/2014?

PENDEKATAN PENELITIAN

Kuantitatif

METODE PENELITIAN

Quasi Eksperimen

DATA

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TEORI KESIMPULAN DAN


(30)

3.7Teknis Analisis Data

3.7.1 Pengujian Instrumen 3.7.1.1Lembar Observasi

1. Pengujian Validitas

Sebelum lembar observasi diberikan kepada observer, lembar tersebut harus melakukan tahap pengujian terlebih dahulu. Uji validitas yang dilakukan yaitu beradasarkan pada expert judgment, yaitu dengan meminta evaluasi dari seorang ahli terhadap panduan yang dibuat.

2. Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas yang digunakan untuk lembar observasi penilaian aktivitas belajar siswa adalah reliabilitas konsisten antar rater. Langkah untuk mengetahui reliabilitas media lembar observasi penilaian aktivitas belajar siswa dilakukan melalui pemberian skor oleh ahli terhadap kualitas lembar observasi penilaian aktivitas belajar siswa menggunakan checklist dengan Skala Guttman. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 139) bahwa:

Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas yaitu

“ya-tidak”; “benar-salah”; “pernah-tidak pernah”; “positif-negatif” dan lain

-lain. Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.

Skala penilaian yang digunakan adalah Ya = 1 dan Tidak = 2 dimana jumlah itemnyanya ada tiga butir. Adapun item penilaian terhadap reliabilitas lembar observasi penilaian aktivitas belajar siswa dapat dilihat melalui kisi-kisi penilaian kualitas lembar observasi yang terdapat di bawah ini:

Tabel 3.17 Kisi-kisi Penilaian Kualitas Lembar Observasi

Aspek Indikator Tidak Ya

Kualitas lembar penilaian aktivitas belajar siswa

1. Urutan yang akan diamati

2. Indikator penilaian mewakili aspek penilaian

3. Kriteria pencapaian indikator jelas


(31)

Awindha Eko Lusiana, 2014

PENGARUH MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

Setelah diperoleh hasil dari tabulasi skor, maka langkah selanjutnya adalah membuat perhitungan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ramadhan (2014: 38), langkah-langkah pengujian reliabilitas penilaian kualitas lembar observasi adalah sebagai berikut:

 Menentukan jumlah indikator yang diamati;

 Menentukan jumlah kelas interval

 Menentukan skor maksimum

 Menentukan skor minimum

 Menentukan rentang skor

 Menentukan panjang kelas

Setelah perhitungan selesai maka skor kmudian dikategorikan pada kualitas lembar observasi. Adapun kriteria kualitas lembar observasi dalah sebagai berikut: Tabel 3.18 Kriteria Kualitas Lembar Observasi

Kategori

Penilaian Interval Skor Interpretasi Data

Layak dan Andal (Smin + P) ≤ S ≤ Smax Lembar penilaian produktivitas dinyatakan layak dan andal digunakan untuk mengambil data

Tidak Layak dan Tidak Andal

Smin ≤ S ≤ (Smin + P- 1) Lembar penilaian produktivitas

dinyatakan layak dan andal digunakan untuk mengambil data

Setelah diperoleh hasil pengkategorian kualitas lembar observasi melalui perhitungan, kemudian didapatkan hasil reliabilitas instrumen melalui kesepakatan rater. Reliabilitas konsistensi antar rater ini diperoleh berdasarkan hasil skor yang diberikan oleh judgment yang kemudian dikategorikan menjadi layak dan tidak layak.

3.7.1.2Lembar Kuesioner/Angket 1. Pengujian Validitas

Uji validitas instrumen ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan instrumen untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang


(32)

hendak diungkap. Prosedur yang dilakukan dalam uji validitas ini dengan cara membandingkan kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terdapat di lapangan. Adapun rumus yang akan digunakan untuk menganalisis validitas instrumen penelitian adalah rumus pearson product moment yang dikemukakan oleh Pearson Brown, yaitu sebagai berikut:

r

xy

=

√{ } { }

Dimana:

r xy : Koefisien korelasi

Y : Jumlah skor total (seluruh item) X : Jumlah skor item

n : Jumlah responden

Selanjutnya dihitung dengan rumus:

t

hitung

=

√ √ Dimana:

t : Nilai t hitung

r : Koefisien korelasi n : Jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2).

Kaidah keputusan: Jika t hitung > t tabel berarti valid sebaliknya

Jika t hitung < t tabel berarti tidak valid

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah (tidak valid)


(33)

Awindha Eko Lusiana, 2014

PENGARUH MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

2. Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui bahwa instrumen yang telah ditetapkan adalah reliabel atau mempunyai hasil yang sama pada setiap percobaan dan dapat dipercaya. Sebagaimana dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2005: 154) bahwa: “Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.” Untuk mengukur reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode belah dua. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Riduwan (2011: 102) bahwa:

Metode belah dua menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali (single-test-single-trial-method). Pada waktu membelahh dua dan mengkorelasikan dua belahan, baru diketahui reliabilitas setengah tes saja. Jika untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes harus menggunakan rumus Spearman Brown.

Langkah-langkah uji reliabilitas instrumen yaitu: 1. Memilih dan menghitung item ganjil dan item genap; 2. Menghitung korelasi Product Moment dengan rumus:

r

b

=

√{ } { }

Harga r xy atau r b ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh

karenanya disebut r ganjil-genap. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes

digunakan rumus Spearman Brown;

3. Menghitung reliabilitas seluruh tes dengan rumus Spearman Brown.

r

11

=

Dimana:

r 11 : Koefisien reliabilitas internal seluruh item

r b : Korelasi Prodect Moment antara belahan (ganjil-genap)

4. Distribusi Tabel r untuk α = 0,05 dan n sjumlah item soal yang valid.


(34)

3.7.2 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh di lapangan melalui instrumen penelitian diolah dan dianalisa sehingga hasilnya dapat dipergunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian serta dapat memecahkan masalah dan menguji hipotesis. Data yang didapat dari penelitian ini berupa data kuantitatif dan dianalisis secara statistik inferensial. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 209) bahwa:

Statistik inferensial, (sering disebut juga statistik induktif atau statistik probabilitas), adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random.

Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan statistik nonparametris. Penelitian ini termasuk ke dalam statistik parametris karena data yang dianalisis adalah data interval. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 209) bahwa “Statistik parametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio, sedangkan statistik nonparametris digunakan kebanyakan digunakan untuk menganalisis data nominal dan ordinal.”

Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris, antara lain dengan menggunakan korelasi product moment. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.7.2.1Uji Normalitas Data

Sugiyono (2012: 241) mengemukakan bahwa: “Penggunaan Statistik Parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus

berdistribusi normal.” Untuk menguji normalitas data dapat menggunakan Chi

Kuadrat.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 241), langkah-langkah pengujian normalitas data dengan Chi Kuadrat adalah sebagai berikut:

 Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya;


(35)

Awindha Eko Lusiana, 2014

PENGARUH MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

 Menentukan panjang kelas interval yaitu (data terbesar-data terkecil) dibagi dengan jumlah kelas interval;

 Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus merupakan tabel penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat;

 Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh), dengan cara mengalikan

persentase luas tiap bidang kurve normal dengan jumlah anggota sampel;

 Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung

harga-harga (fo - fh) dan

dan menjumlahkannnya . Harga-harga

adalah merupakan harga Chi Kuadrat (χh2) hitung;

 Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat tabel. Bila harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan harga Chi Kuadrat Tabel (χh2 ≤ χt2), maka distribusi data dinyatakan normal, dan bila lebih

besar (>) dinyatakan tidak normal.

3.7.2.2Perhitungan Koefisien Korelasi

Pada penelitian ini perhitungan koefisien korelasi bertujuan untuk mengukur keeratan hubungan dua variabel atau lebih. Hal ini relevan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Susetyo (2010: 115) bahwa:

Koefisien korelasi merupakan angka yang menunjukkan tinggi atau rendahnya hubungan antara dua variabel atau lebih. Koefisien korelasi yang tinggi menandakan besarnya hubungan diantara kedua variabel. Besarnya koefisien korelasi berkisar -1 ≤ r ≥ +1. Koefisien korelasi sebesar 1 dengan tanpa memperhatikan tanda positif dan negatif menunjukkan hubungan yang tinggi diantara variabel yang dihubungkan. Koefisien korelasi sebesar 1 menunjukkan terjadinya hubungan yang sangat tinggi atau sempurna. Tanda positif (+) menunjukkan hubungan yang searah sedangkan tanda (-) menunjukkan hubungan yang berlainan arah.

Untuk menghitung koefisien korelasi dapat menggunakan rumus pearson product moment yang dikemukakan oleh Pearson Brown. Ada tiga teknik korelasi dalam menghitung koefisien korelasi salah satunya menggunakan teknik perhitungan dengan skor asli, yaitu sebagai berikut:


(36)

r

xy

=

√{ } { }

Dimana:

r xy : Koefisien korelasi

Y : Jumlah skor total (seluruh item) X : Jumlah skor item

n : Jumlah responden

Makna koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel 3.18 di bawah ini: Tabel 3.19 Makna Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi Makna Koefisien Korelasi

r = -1 Korelasi negatif sempurna

-1 < r ≤ -0,80 Korelasi negatif tinggi sekali

-0,80 < r ≤ -0,60 Korelasi negatif tinggi

-0,60 < r ≤ -0,40 Korelasi negatif sedang

-0,40 < r ≤ -0,20 Korelasi negatif rendah

-0,20 < r < 0 Korelasi negatif rendah sekali

r = 0 Tidak mempunyai korelasi linier

0 < r < 0,20 Korelasi rendah sekali

0,20 ≤ r < 0,40 Korelasi sedang

0,40 ≤ r < 0,60 Korelasi tinggi

0,60 ≤ r < 0,80 Korelasi tinggi sekali

0,80 ≤ r < 1 Korelasi tinggi sekali

r = 1 Korelasi sempurna

Sumber: Saputra (2007: 36)

3.7.2.3Pengujian Hipotesis

Setelah koefesien korelasi diketahui nilainya, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan cara membandingkan nilai antara t hitung dengan t tabel.

t

hitung

=

√ √ Dimana:


(37)

Awindha Eko Lusiana, 2014

PENGARUH MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi. r : Koefisien korelasi

n : Jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2).

Kaidah keputusan: Jika t hitung > t tabel berarti hipotesis diterima

Jika t hitung < t tabel berarti hipotesis ditolak

(Riduwan, 2011: 98) Jika harga t hitung jatuh pada daerah penerimaan hipotesis, maka hipotesis

yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Gambar Teknik di Kelas X.TGB.1 SMK Negeri 2 Garut Tahun Ajaran 2013/2014 dapat diterima. Sebaliknya Jika harga t hitung

jatuh pada daerah penolakan hipotesis, maka hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Gambar Teknik di Kelas X.TGB.1 SMK Negeri 2 Garut Tahun Ajaran 2013/2014 ditolak.

3.7.2.4Perhitungan Koefisien Determinasi

Perhitungan koefisien determinasi yang dilambangkan dengan r2 bertujuan untuk mengetahui besarnya persentase pengaruh variabel X yaitu model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) terhadap variabel Y yaitu motivasi belajar siswa. Cara mencari koefisien korelasi adalah dengan mengkuadratkan angka koefisien korelasi dan dikalikan 100. Hal ini relevan dengan pendapat dari Saputra (2007: 40) bahwa: “Koefisien determinasi ialah pangkat dua koefisien korelasi dikalikan 100. Maknanya adalah menunjukkan besarnya persentase varians variabel yang satu turut ditentukan oleh varians variabel yang lain.” Selain itu, Susetyo (2010: 122) mengemukakan bahwa:

Koefisien determinasi merupakan proporsi untuk menentukan terjadinya persentase variansi bersama antara variabel X dan variabel Y jika dikalikan

dengan 100%. Oleh karena itu besarnya koefisien determinasi adalah 0 ≤ r2

≥ 1 dan tidak ada koefisien determinasi yang bertanda negatif karena dikuadratkan.


(38)

3.7.2.5Analisis Regresi

Koefisien korelasi belum menjawab pertanyaan tentang bagaimana hubungan fungsional antara variabel dependen yang bergantung kepada variabel dependen. Untuk menjawab pertanyaan ini menggunakan analisis regresi.. Pernyataan ini relevansi dengan pendapat Susetyo (2010: 125) bahwa:

Hubungan dua variabel mungkin akan menghasilkan koefisien korelasi yang tinggi. Koefisien korelasi tinggi belum tentu memberikan makna. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian lanjutan menggunakan analisis regresi. Analisis regresi merupakan sarana yang dipergunakan untuk mempelajari hubungan fungsional antara variabel-variabel yang dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik dan garis.

Dalam praktiknya, regresi sering dibedakan menjadi regresi linear sederhana dan regresi linear berganda. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sujarweni dan Endrayanto (2012: 83) bahwa:

Regresi bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel satu dengan variabel lainnya. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel tergantung atau dependen, sedang variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau variabel independen. Regresi linear sederhana adalah regresi yang mempunyai satu variabel dependen dan satu variabel independen.

Model persamaan regresi linear sederhana dengan rumus sebagai berikut:

Dimana:

Y : subyek dalam variabel dependen yang diprediksi a : harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)

b : angka arah koefisien regresi, yang menunjukkan angkat peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik dan bila (-) maka arah garis turun.

X : subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu

(Sujarweni dan Endrayanto, 2012: 83-84) Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sujarweni dan Endrayanto, (2012: 84-87), langkah-langkah pengujian hipotesis dengan regresi linear sederhana adalah sebagai berikut:


(39)

Awindha Eko Lusiana, 2014

PENGARUH MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

 Mencari persamaan regresi dengan rumus :

 Membuat persamaan regresi linear sederhana dengan rumus sebagai berikut:

Rumus di atas menggambarkan regresi variabel X sebagai variabel independen dan variabel Y sebagai variabel dependen dan dinamakan regresi Y atas X.


(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian pada Bab VI, secara umum penelitian ini dapat dibuat kesimpulan, yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) pada mata pelajaran Gambar Teknik terhadap motivasi belajar siswa di Kelas X.TGB.1 SMK Negeri 2 Garut Tahun Ajaran 2013/2014.

Secara khusus uraian dari kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Persentase pengaruh model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer

teaching) pada mata pelajaran Gambar Teknik terhadap motivasi belajar siswa di Kelas X.TGB.1 SMK Negeri 2 Garut Tahun Ajaran 2013/2014 adalah 64%

2. Model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) dapat memberikan pengaruh sebesar 62% terhadap motivasi ekstrinsik siswa dan memberikan pengaruh sebesar 21% terhadap motivasi intrinsik siswa; 3. Aktivitas belajar siswa meningkat 75% dengan menggunakan model belajar

kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching);

4. Pemutaran video-video motivasi pada awal pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terutama motivasi intrinsik siswa; 5. Pemberian reward atau hadiah dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

terutama motivasi ekstrinsik siswa;

6. Model belajar yang diterapkan yaitu model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) dapat mendukung faktor lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik.

6.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan yang telah dikemukakan, berikut ini adalah beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi


(41)

Awindha Eko Lusiana, 2014

PENGARUH MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

masukkan dan bahan pertimbangan terhadap pengaruh model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) pada mata pelajaran gambar teknik, yaitu:

6.2.1 Bagi Sekolah

Saran yang diberikan kepada pihak sekolah yaitu:

1. Pihak sekolah diharapkan dapat mendukung penerapan model belajar koopertaif tipe tutor sebaya (peer teaching) pada mata pelajaran gambar teknik agar dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar siswa;

2. Pihak sekolah diharapkan lebih serius dalam meningkatkan kualitas pendidikan di SMK Negeri 2 Garut yaitu dengan meningkatkan kedisiplinan, memperbaiki sarana dan prasarana belajar, mengawasi kegiatan pembelajaran, mengingatkan siswa dan guru/pendidik yang malas ke sekolah, memberdayakan guru/pendidik secara maksimal serta memanfaatkan fasilitas yang ada;

6.2.2 Bagi Guru/Pendidik

Saran yang diberikan kepada pihak guru/pendidik yaitu:

1. Sebagai seorang guru/pendidik yang lebih memahami kebutuhan siswa, guru/pendidik harus pandai dalam memilih model belajar sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif;

2. Guru/pendidik dapat pula mencari tahu tentang model belajar lain yang mendukung untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar siswa agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan;

3. Penerapan model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) harus lebih ditingkatkan agar penerapannya lebih dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar;

4. Terkait dengan aktivitas belajar siswa, guru/pendidik harus mampu meningkatkan kegiatan bertanya, menjawab, mendengar, partisipasi dalam kegiatan kelompok, mengemukakan pendapat, antusiasme dan menggambar siswanya. Hal ini disebabkan karena ketujuh indikator tersebut merupakan indikator yang mempunyai presentase di bawah rata-rata;


(42)

5. Pada kegiatan menggambar, sebaiknya guru/pendidik membimbing siswa satu per satu dengan cara mendatangi langsung ke meja siswa agar siswa merasa diperhatikan dan lebih memahami tugas yang mereka kerjakan. Sehingga proses menggambar dapat ceapat dan hasilnya memuaskan;

6.2.3 Bagi Siswa

Saran yang diberikan kepada siswa yaitu:

1. Siswa diharapkan mengikuti pembelajaran dengan model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) dengan serius, karena dampaknya sangat baik untuk meningkatkan aktivitas dan moivasi belajar siswa;

2. Siswa diharapkan aktif dalam mencari materi pembelajaran di luar kelas.

6.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Apabila ada diantara pembaca yang mau melakukan penelitian dengan menggunakan model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) pada mata pelajaran gambar teknik ada beberapa saran dari Penulis, yaitu:

1. Sebaiknya Peneliti selanjutnya mencoba sistem berpindah (rolling) tempat duduk untuk mengetahui adakah perbedaan tempat duduk siswa terhadap aktivitas dan motivasi belajarnya;

2. Dalam konteks penelitian ini, model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) lebih banyak meningkatkan motivasi ekstrinsik siswa. Peneliti selanjutnya dapat mencari media lain untuk lebih dapat meningkatkan motivasi intrinsik siswa.


(43)

Awindha Eko Lusiana, 2014

PENGARUH MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2005). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Ashari-Ramadhan, A. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sistem Refrigerasi. Skripsi Sarjana pada FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Atmaja-Saputra, S. (2007). Statistika. Bandung: FPTK UPI

B-Uno, H. (2010). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Danim, S. (2004). Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Deni. (2009). Eksperimentasi Metode Tutorial Sebaya Dalam Pembelajaran Qira’ah Bagi Siswa Kelas XI di MAN Al-Muhajirin Bangka Belitung. Skripsi Sarjana pada Fakultas Tarbiyah UIN Yogyakarta: tidak diterbitkan.

Djamarah-Bahri, S. dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gunarsa, S. D. (2008). Psikologi Olahraga Prestasi. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Hapsari, S. (2005). Bimbingan dan Konseling SMA Untuk Kelas XII. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Isjoni. dan Arif-Ismail, M. (2009). Model-model Pembelajaran Mutakhir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.

Kristo, M. Thomas. (2010). Andalah Para Orangtua Motivator Terbaik Bagi Remaja. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo.

M. A. Sardiman. (2003). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Miftahuddin. dan Suranto, B. (2009). Dasar-dasar Menggambar Teknik Bangunan untuk SMK. Yogyakarta: Andi Publisher.


(44)

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sujarweni, W. dan Endrayanto, P. (2012). Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Susetyo, B. (2010).Statistik untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT. Refika Aditama.

Santrock, J. W. (2003). Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Silberman, M. (2009). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Solihatin, E. dan Raharjo. (2007). Cooperative Learning. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Supandi. (2011). Menyiapkan Kesuksesan Anak Anda. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Suparno, P. (2007). Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Darma.

Suprijono, A. (2011). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorietasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.


(1)

 Mencari persamaan regresi dengan rumus :

 Membuat persamaan regresi linear sederhana dengan rumus sebagai berikut:

Rumus di atas menggambarkan regresi variabel X sebagai variabel independen dan variabel Y sebagai variabel dependen dan dinamakan regresi Y atas X.


(2)

81

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian pada Bab VI, secara umum penelitian ini dapat dibuat kesimpulan, yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) pada mata pelajaran Gambar Teknik terhadap motivasi belajar siswa di Kelas X.TGB.1 SMK Negeri 2 Garut Tahun Ajaran 2013/2014.

Secara khusus uraian dari kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Persentase pengaruh model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer

teaching) pada mata pelajaran Gambar Teknik terhadap motivasi belajar siswa di Kelas X.TGB.1 SMK Negeri 2 Garut Tahun Ajaran 2013/2014 adalah 64%

2. Model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) dapat memberikan pengaruh sebesar 62% terhadap motivasi ekstrinsik siswa dan memberikan pengaruh sebesar 21% terhadap motivasi intrinsik siswa; 3. Aktivitas belajar siswa meningkat 75% dengan menggunakan model belajar

kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching);

4. Pemutaran video-video motivasi pada awal pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terutama motivasi intrinsik siswa; 5. Pemberian reward atau hadiah dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

terutama motivasi ekstrinsik siswa;

6. Model belajar yang diterapkan yaitu model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) dapat mendukung faktor lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik.

6.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan yang telah dikemukakan, berikut ini adalah beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi


(3)

masukkan dan bahan pertimbangan terhadap pengaruh model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) pada mata pelajaran gambar teknik, yaitu:

6.2.1 Bagi Sekolah

Saran yang diberikan kepada pihak sekolah yaitu:

1. Pihak sekolah diharapkan dapat mendukung penerapan model belajar koopertaif tipe tutor sebaya (peer teaching) pada mata pelajaran gambar teknik agar dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar siswa;

2. Pihak sekolah diharapkan lebih serius dalam meningkatkan kualitas pendidikan di SMK Negeri 2 Garut yaitu dengan meningkatkan kedisiplinan, memperbaiki sarana dan prasarana belajar, mengawasi kegiatan pembelajaran, mengingatkan siswa dan guru/pendidik yang malas ke sekolah, memberdayakan guru/pendidik secara maksimal serta memanfaatkan fasilitas yang ada;

6.2.2 Bagi Guru/Pendidik

Saran yang diberikan kepada pihak guru/pendidik yaitu:

1. Sebagai seorang guru/pendidik yang lebih memahami kebutuhan siswa, guru/pendidik harus pandai dalam memilih model belajar sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif;

2. Guru/pendidik dapat pula mencari tahu tentang model belajar lain yang mendukung untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar siswa agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan;

3. Penerapan model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) harus lebih ditingkatkan agar penerapannya lebih dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar;

4. Terkait dengan aktivitas belajar siswa, guru/pendidik harus mampu meningkatkan kegiatan bertanya, menjawab, mendengar, partisipasi dalam kegiatan kelompok, mengemukakan pendapat, antusiasme dan menggambar siswanya. Hal ini disebabkan karena ketujuh indikator tersebut merupakan indikator yang mempunyai presentase di bawah rata-rata;


(4)

83

5. Pada kegiatan menggambar, sebaiknya guru/pendidik membimbing siswa satu per satu dengan cara mendatangi langsung ke meja siswa agar siswa merasa diperhatikan dan lebih memahami tugas yang mereka kerjakan. Sehingga proses menggambar dapat ceapat dan hasilnya memuaskan;

6.2.3 Bagi Siswa

Saran yang diberikan kepada siswa yaitu:

1. Siswa diharapkan mengikuti pembelajaran dengan model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) dengan serius, karena dampaknya sangat baik untuk meningkatkan aktivitas dan moivasi belajar siswa;

2. Siswa diharapkan aktif dalam mencari materi pembelajaran di luar kelas.

6.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Apabila ada diantara pembaca yang mau melakukan penelitian dengan menggunakan model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) pada mata pelajaran gambar teknik ada beberapa saran dari Penulis, yaitu:

1. Sebaiknya Peneliti selanjutnya mencoba sistem berpindah (rolling) tempat duduk untuk mengetahui adakah perbedaan tempat duduk siswa terhadap aktivitas dan motivasi belajarnya;

2. Dalam konteks penelitian ini, model belajar kooperatif tipe tutor sebaya (peer teaching) lebih banyak meningkatkan motivasi ekstrinsik siswa. Peneliti selanjutnya dapat mencari media lain untuk lebih dapat meningkatkan motivasi intrinsik siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2005). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Ashari-Ramadhan, A. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sistem Refrigerasi. Skripsi Sarjana pada FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Atmaja-Saputra, S. (2007). Statistika. Bandung: FPTK UPI

B-Uno, H. (2010). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Danim, S. (2004). Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Deni. (2009). Eksperimentasi Metode Tutorial Sebaya Dalam Pembelajaran

Qira’ah Bagi Siswa Kelas XI di MAN Al-Muhajirin Bangka Belitung. Skripsi

Sarjana pada Fakultas Tarbiyah UIN Yogyakarta: tidak diterbitkan.

Djamarah-Bahri, S. dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gunarsa, S. D. (2008). Psikologi Olahraga Prestasi. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Hapsari, S. (2005). Bimbingan dan Konseling SMA Untuk Kelas XII. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Isjoni. dan Arif-Ismail, M. (2009). Model-model Pembelajaran Mutakhir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.

Kristo, M. Thomas. (2010). Andalah Para Orangtua Motivator Terbaik Bagi Remaja. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo.

M. A. Sardiman. (2003). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Miftahuddin. dan Suranto, B. (2009). Dasar-dasar Menggambar Teknik Bangunan untuk SMK. Yogyakarta: Andi Publisher.


(6)

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sujarweni, W. dan Endrayanto, P. (2012). Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Susetyo, B. (2010).Statistik untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT. Refika Aditama.

Santrock, J. W. (2003). Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Silberman, M. (2009). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Solihatin, E. dan Raharjo. (2007). Cooperative Learning. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Supandi. (2011). Menyiapkan Kesuksesan Anak Anda. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Suparno, P. (2007). Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Darma.

Suprijono, A. (2011). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorietasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas XI Jurusan Bangunan Semester Ganjil SMK Negeri 2 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 13 60

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 6 46

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

10 119 78

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS TERPADU SK EKONOMI MENGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 3 Pesisir Utara)

1 19 85

PENGARUH METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 3 METRO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

1 26 71

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

0 0 11

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

1 2 13

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK SWASTA PANCA BHAKTI

0 1 10

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X

2 7 15

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SMAN

0 0 11