PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG.
Lestari, Rahmawati. 2014
PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
MATERI BANGUN RUANG
(Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan di Kelas V SD Negeri 3 Cibogo Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Rahmahwati Lestari 1003479
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Lestari, Rahmawati. 2014
PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2014
Penggunaan Media Tiga Dimensi
untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep pada Mata Pelajaran
Matematika Materi Bangun Ruang
Oleh Rahmahwati Lestari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Rahmahwati Lestari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
(3)
Lestari, Rahmawati. 2014
PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(4)
Lestari, Rahmawati. 2014
PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
(5)
Lestari, Rahmawati. 2014
PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
MATERI BANGUN RUANG
(Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di Kelas V
SDNegeri 3 Cibogo Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014 Semester 2)
Rahmahwati Lestari (1003479)
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 3 Cibogo yang berjumlah 21 siswa dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 12 orang dan jumlah siswa perempuan sebanyak 9 orang. Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya kemampuan pemahaman konsep materi bangun ruang yang diakibatkan oleh tidak adanya media. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Media Tiga Dimensi dan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep materi bangun ruang setelah pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Media Tiga Dimensi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis & McTaggart melalui dua siklus. Untuk memperoleh data hasil penelitian, dibuat instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpul data. Data dianalisis dengan cara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini yaitu pelaksanaan pembelajaran selama dilaksanakan penelitian secara umum telah berlangsung dengan baik, serta dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep materi bangun ruang yang baik selama penelitian berlangsung. Dalam pelaksanaan pembelajaran siswa perlu memperoleh media tiga dimensi tersebut secara individu. Dari hasil penelitian menunjukkan indeks gain skor rata-rata kelas dari Siklus I ke Siklus II sebesar 0,32 dengan interpretasi sedang dan peningkatan rata-rata skor hasil evaluasi dari siklus I ke siklus II sebanyak 15,66 dari 59,57 menjadi 75,23. Persentase ketuntasan pemahaman konsep materi bangun ruang meningkat dari 57,14% menjadi 85,71%. Media tiga dimensi yang dianjurkan terbuat dari kawat.
(6)
Lestari, Rahmawati. 2014
PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
THE USE OF THREE-DIMENSIONAL MEDIA TO INCREASE UNDERSTANDING THE CONCEPT OF GEOMETRICAL MATERIAL IN
MATHEMATICS
(Classroom Action Study is conducted from the Fifth Graders of SD Negeri 3 Cibogo West Bandung Regency Academic Year 2013/2014 Second Semester)
Rahmahwati Lestari (1003479)
The study is conducted from the fifth graders of SDN 3 Cibogo totaling 21 students with the number of male students are 12 people and the number of female students are 9 people. The background of this study is the lack of ability to understand the concept of geometrical material caused by the absence of the media. The study is aimed to discover the implementation in studying Mathematics by The Use of Three-Dimensional Media and to find out the increasing ability of understanding the concept of geometrical material after studying Mathematics by The Use of Three-Dimension Media. The method used in this study is Kemmis and McTaggart’s Model Classroom Action Research through two cycles. To gain the study result data, learning instrument and data collecting instrument are made. The data are analyzed by using quantitative and qualitative methods. The result of the study is the implementation of learning during conducting the study generally has been going well, and it can increase the ability of understanding the concept of geometrical concept properly during the study. In learning implementation, the students need to obtain three-dimensional media individually. The result of the study indicates class average score gain index from Cycle I to Cycle II in the amount of 0.32 with moderate interpretation and average increasing evaluation result score from Cycle I to Cycle II in the amount of 15.66 from 59.57 to 75.23. The percentage of understanding the concept of geometrical material increase from 57.14% to 85.71%. The recommended three-dimensional media is made of wire.
Keywords: three-dimensional media, geometrical material, understanding the concept
(7)
Lestari, Rahmawati. 2014
PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Hipotesis Tindakan ... 6
F. Definisi Operasional ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka ... 8
1. Bangun Ruang Sisi Tegak ... 8
2. Media Bangun Ruang ... 18
3. Pemahaman Konsep ... 23
4. Pendekatan STAD ... 25
B. Penelitian yang Relevan ... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 30
B. Model Penelitian ... 31
C. Lokasi Penelitian ... 32
D. Subjek Penelitian ... 32
(8)
Lestari, Rahmawati. 2014
PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Instrumen Penelitian ... 35
G. Pengolahan dan Analisis Data ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Awal ... 43
B. Hasil Penelitian ... 45
1. Siklus I ... 45
2. Siklus II ... 55
C. Pembahasan ... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71
B. Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 73 LAMPIRAN
(9)
Lestari, Rahmawati. 2014
PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
3.1 Tabel Rubrik skor evaluasi siklus I ... 38
3.2 Tabel Rubrik skor evaluasi siklus II ... 39
3.3 Tabel Interpretasi Gain yang Ternormalisasi ... 40
4.1 Tabel Skor Tes Pra Siklus Materi Bangun Ruang ... 57
4.2 Tabel Instrumen Penilaian RPP Penelitian Siklus I ... 59
4.3 Tabel Lembar Observasi Guru dan Siswa dalam Penggunaan Media Tiga Dimensi Siklus I ... 64
4.4 Tabel Persentase Skor Tes Evaluasi Siklus I ... 65
4.5 Tabel Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ... 65
4.6 Tabel Instrumen Penilaian RPP Penelitian Siklus II ... 70
4.7 Tabel Lembar Observasi Guru dan Siswa dalam Penggunaan Media Tiga Dimensi Siklus II ... 73
4.8 Tabel Persentase Skor Tes Evaluasi Siklus II... 74
4.9 Tabel Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ... 75
4.10 Peningkatan Pemahaman Konsep Materi Bangun Ruang dari Siklus I ke Siklus II ... 76
(10)
Lestari, Rahmawati. 2014
PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
2.1 Bangun Ruang Kubus ... 13
2.2 Bangun Ruang Balok ... 14
2.3 Bangun Ruang Prisma ... 14
2.4 Bangun Ruang Limas Segitiga ... 15
2.5 Bangun Ruang Limas Segiempat ... 16
2.6 Jaring-jaring Kubus ... 16
2.7 Jaring-jaring Balok ... 17
2.8 Jaring-jaring Prisma Segitiga ... 17
2.9 Jaring-jaring Limas Segitiga ... 18
2.10 Jaring-jaring Limas Segiempat ... 18
2.11 Kerucut Edgar Dale ... 20
3.1 Diagram Alur PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart ... 32
4.1 Media Tiga Dimensi Siklus I (Kerangka Bangun Ruang) ... 59
4.2 Media Tiga Dimensi Siklus II (Model Bangun Ruang)... 67
4.3 Peningkatan Skor Hasil Evaluasi Pemahaman Konsep Materi Bangun Ruang ... 77
(11)
Lestari, Rahmawati. 2014
PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
Lampiran RPP Siklus I ... 87
Lampiran RPP Siklus II ... 92
Lembar Kerja Siswa Siklus I... 98
Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 99
LAMPIRAN B Lembar Penilaian RPP ... 100
Lembar Observasi Kegiatan Guru dan Siswa Siklus I ... 102
Lembar Observasi Kegiatan Guru dan Siswa Siklus II ... 104
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 106
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 109
Rubrik Penskoran Soal Evaluasi Siklus I ... 111
Rubrik Penskoran Soal Evaluasi Siklus II ... 112
Soal Evaluasi Siklus I ... 113
Soal Evaluasi Siklus II ... 114
LAMPIRAN C Instumen Penilaian RPP Siklus I... 115
Instrumen Penilaian RPP Siklus II ... 117
Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I ... 119
Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II ... 125
(12)
Lestari, Rahmawati. 2014
PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 137
Tes Evaluasi Siklus I ... 147
Tes Evaluasi Siklus II... 153
LAMPIRAN D Dokumentasi Siklus I ... 159
Dokumentasi Siklus II ... 160
LAMPIRAN E Surat Keputusan Dosen Pembimbing... 161
Surat Izin dari Fakultas ... 162
Surat Izin dari Universitas ... 163
Surat Izin dari Kabupaten... 164
Surat Izin dari Sekolah ... 165
(13)
Lestari, Rahmawati. 2014
PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spriritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Oleh karena itu setiap orang wajib melaksanakan pendidikan agar mampu bersaing dengan sumber daya manuasia lainnya. Dewasa ini perkembangan teknologi modern berkembang sangat pesat. Negara-negara maju berlomba-lomba memproduksi sesuatu alat berinovasi baru untuk memudahkan segala kegiatan manusia. Perkembangan teknologi modern ini dilandasi dengan perkembangan ilmu matematika.
Russefendi (1989:23) menyatakan bahwa matematika itu teroganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika sering disebut ilmu deduktif.
Pembelajaran matematika sering diinterpretasikan sebagai aktivitas utama yang dilakukan guru, yaitu guru mengenalkan materi, mungkin mengajukan satu atau dua pertanyaan, dan meminta siswa yang pasif untuk aktif dengan memulai melengkapi latihan dari buku teks, pelajaran diakhiri dengan pengorganisasian yang baik dan pembelajaran selanjutnya dilakukan dengan skenario yang serupa.
Dalam mengajarkan materi bangun ruang, kebanyakan guru masih memberikan konsep pengajaran yang teoritis dan belum maksimal dalam
(14)
2
menggunakan media sebagai alat bantu pembelajaran pada materi bangun ruang. Bahkan banyak guru yang tidak menggunakan media pembelajaran sama sekali. Kalaupun ada guru yang menggunakan media hanya dalam bentuk gambar atau dua dimensi saja. Seperti halnya yang terjadi di SD tempat peneliti melakukan penelitian, yaitu di SDN Cibogo 3. Guru kelas V dalam menjelaskan materi pelajaran Matematika tentang bangun ruang belum menggunakan media bangun ruang secara maksimal sebagai penunjang pembelajaran dan dalam menjelaskan masih memberikan konsep teoritis. Untuk itu dalam Penelitian Tindakan Kelas kali ini, Peneliti akan menuntun para siswa untuk membuat media bangun ruang sendiri.
Guru selama ini lebih mengutamakan kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada ranah kognitif, dan sering meninggalkan ranah lain yaitu afektif dan psikomotor siswa, sehingga perubahan kedewasaan siswa setelah mengikuti rangkaian pembelajaran menjadi kurang maksimal. Di sekolah tempat kami melakukan penelitian, ternyata guru kelas V dalam mengajarkan bangun ruang belum menggunakan media hanya menggambarkan di papan tulis saja.
Akibatnya pemahaman siswa terhadap konsep bangun ruang menjadi kurang sehingga mengakibatkan prestasi belajar Matematika mereka menjadi rendah. Proses belajar adalah usaha pendewasaan siswa yang dilakukan dengan membekali siswa dengan berbagai ilmu pengetahuan, keterampilan sehingga dengan pengetahuan dan keterampilan tersebut, siswa dapat sukses menjalani kehidupannya, baik dimasa sekarang maupun di masa yang akan datang.
Pembelajaran matematika agar dekat dengan alam pikiran siswa yaitu dengan menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam pembelajaran matematika karena sangat membantu siswa memahami konsep. Pemahaman konsep siswa dapat dibantu oleh guru dengan menggunakan media pembelajaran ketika mengajar. Penggunaan media kerangka bangun ruang merupakan salah satu pembaharuan pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru.
(15)
3
Pada zaman era globalisasi sekarang ini dengan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut para guru untuk melakukan pembaharuan dalam pembelajaran terutama pembelajaran matematika. Para guru matematika dituntut dapat menggunakan media pembelajaran walaupun sederhana agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pada siswa SD penanaman konsep dasar matematika dapat menggunakan model sebagai media pembelajaran. Model dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari siswa ataupun benda tiruan yang diciptakan. Siswa akan lebih mudah memahami dan merasa senang dengan matematika karena mereka dapat meraba dan melihat secara langsung, tidak hanya mendengar dan dapat mengapilkasikannya dalam kehiddupan sehari-hari mereka.
Disamping itu tidak sedikit anak-anak yang daya tiliknya kurang. Mereka sukar membayangkan bentuk-bentuk geometri terutama bentuk geometri ruang. Hal ini dapat kita sadari, sebab selain dari pada bakat dam kemampuan yang dimiliki oleh anak-anak, secara umum kemampuan belajar melalui telinga, mata dan gerak itu berbeda-beda. Media pembelajaran ini akan sangat membantu anak-anak daya tilik ruangnya (tanpa benda real) dan belajar melalui telinganya kurang. Mereka yang demikian itu akan lebih berhasil belajarnya bila melalui gambar atau benda-benda realnya.
Siswa dikelas V SDN 3 Cibogo ini mengalami kesalahan menyebutkan nama bangun ruang dengan menyebutkan nama bangun datar. Ketika guru memperlihatkan media kerangka kubus siswa menamakan benda tersebut persegi. Selain itu siswa juga tidak dapat menjelaskan sifat-sifat bangun ruang. Hal ini terbukti siswa tidak dapat menganalisis sifat-sifat bangun ruang. Jika menggunakan media dua dimensi siswa akan mengalami kesulitan saat ditanya mengenai sifat bangun ruang tersebut. Maka dari itu siswa membutuhkan benda atau media yang dapat membantu mereka saat pembelajaran, yang bukan hanya mengikuti pelajaran dengan melihat atau mendengarkan saja namun dengan mengamati, memakai, memegang benda tersebut. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dienes. Menurut Dienes (dalam Ruseffendi, 1980:134) menyatakan bahwa:
(16)
4
Setiap konsep matematika dapat dipahami dengan mudah apabila kendala utama yang menyebabkan anak sulit memahami dapat dikurangi atau dihilangkan. Dienes berkeyakinan bahwa anak pada umumnya melakukan abstraksi berdasasarkan intuisi dan pengalaman kongkrit, sehingga cara mengajarkan konsep-konsep matematika dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan objek kongkrit. Alat bantu pembelajaran ini digunakan dengan maksud agar anak dapat mengoptimalkan panca inderanya dalam proses pembelajaran, mereka dapat melihat, meraba, mendengar, dan merasakan objek yang sedang dipelajari.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang mendalam tentang, Penggunaan Media Tiga Dimensi untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang.
Dengan penelitian ini diharapkan adanya peningkatan pemahaman matematis siswa kelas V pada pembelajaran matematika materi pokok bangun ruang di SDN 3 Cibogo.
B. Rumusan Masalah
Secara umum, permasalahan yang akan dipecahkan melalui penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah penggunaan media bangun ruang tiga dimensi untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran matematika materi bangun ruang di kelas V Sekolah Dasar Negeri 3 Cibogo Kabupaten Bandung Barat?”
Permasalahan diatas secara rinci dijabarkan ke dalam pertanyaan berikut ini :
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep melalui penggunaan media tiga dimensi tentang materi bangun ruang di kelas V Sekolah Dasar Negeri Cibogo 3? 2. Bagaimanakah pelaksaanaan pembelajaran untuk meningkatkan
pemahaman konsep melalui penggunaan media tiga dimensi tentang materi bangun ruang di kelas V Sekolah Dasar Negeri Cibogo 3?
(17)
5
3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Cibogo 3 mengenai pemahaman konsep melalui penggunaan media tiga dimensi tentang materi bangun ruang?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah efektivitas penggunaan media tiga dimensi untuk meningkatkan pemahaman konsep pada mata pelajaran matematika materi bangun ruang di kelas V Sekolah Dasar Negeri 3 Cibogo.
Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai hal-hal berikut.
1. Mengetahui perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep melalui penggunaan media tiga dimensi tentang materi bangun ruang di kelas V Sekolah Dasar Negeri 3 Cibogo. 2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan
pemahaman konsep melalui penggunaan media tiga dimensi tentang materi bangun ruang di kelas V Sekolah Dasar Negeri 3 Cibogo. 3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar
Negeri 3 Cibogo mengenai pemahaman konsep melalui penggunaan media tiga dimensi tentang materi bangun ruang.
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, diharapkan mempunyai manfaat yang baik, baik bagi penulis dan pembaca. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara Teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi lembaga pendidikan terutama dalam pengoptimalan proses pembelajaran matematika khususnya di sekolah dasar untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.
(18)
6
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru pendidikan guru sekolah dasar terhadap penggunaan media kerangka bangun ruang yang diberikan sesuai untuk peningkatan pemahaman konsep siswa materi bangun ruang khususnya, umumnya dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar. Yaitu sebagai berikut :
1. Bagi siswa
Hasil penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat untuk mengurangi kesulitan belajar siswa sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat
2. Bagi guru
Hasil penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat untuk dapat memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan media tiga dimensi bangun ruang, dan menambahkan pemahaman konsep siswa agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian tindakan kelas ini untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan disekolah dengan menerapkan berbagai penggunaan media yang memadai untuk kelancaran pembelajaran.
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apabila Materi Bangun Ruang Mata Pelajaran Matematika dilaksanakan dengan Menggunakan Media Tiga Dimensi Bangun Ruang, maka Pemahaman Konsep Siswa Diharapkan dapat Meningkat”.
F. Definisi Operasional
1. Media Tiga Dimensi
Media tiga dimensi adalah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli hidup dan dapat pula berwujud sebagai tiruan
(19)
7
yang mewakili aslinya. Adapun media tiga dimensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerangka bangun ruang yang terbuat dari stik es krim dan bangun ruang tiga dimensi yang terbuat dari karton.
2. Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep adalah memahami konsep, operasi dan relasi dalam matematika. Pemahaman konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menyajikan konsep dalam representasi, mengklasifikasi objek matematis, dan mengkaitkan berbagai konsep matematika
3. Mata Pelajaran Matematika
Matematika adalah suatu ilmu pengetahuan untuk membantu segala aktivitas manusia yang diperoleh dengan cara bernalar. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pada jenjang SD sebagaimana dengan KTSP 2006.
4. Materi Bangun Ruang
Bangun ruang merupakan bangun 3 dimensi yang memiliki ruang/volume. Bangun ruang yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang.
(20)
Lestari, Rahmawati. 2014
PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian
Penelitian (research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Jadi, penelitian merupakan bagian dari usaha pemecahan masalah. Dimana masalah itu dipecahkan dengan menggunakan cara ilmiah sehingga menghasilkan serangkaian data yang dapat membantu dalam proses pemecahan masalah itu sendiri.
Seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2009:2) mengenai pengertian penelitian itu sendiri adalah sebagai berikut.
Penelitian -menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data tau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
Sementara itu, penelitian menurut Kunandar (2010:45) merupakan aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah.
Adapun menurut Ebbutt (Wiriaatmadja, 2008:12) mengatakan bahwa penelitian tindakan yaitu:
kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
Sedangkan menurut Kemmis (Wiriaatmadja, 2008:12) berpendapat juga berdasarkan pengertian para ahli dapat disimpulkan, penelitian tindakan kelas adalah bagaimana upaya guru mencoba gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka.
(21)
31
B. Model Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan kelas (PTK) yang dikenal dengan nama Classroom Action Reserch merupakan suatu model penelitian yang dikembangkan di kelas. Yang masuk kedalam penelitian kualitatif.
Menurut Kasihani (1999) (Sukayati 2008 : 8) menyatakan bahwa yang dimaksud PTK adalah penelitian praktis, bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran di kelas dengan cara melakukan tindakan-tindakan. Sementara itu Suyanto (1997) (Sukayati 2008 : 8) berpendapat bahwa PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu, untuk memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.
Jadi, ketika pembelajaran berlangsung terdapat hal-hal yang terjadi sehingga mengakibatkan proses pembelajaran menjadi tidak sesuai dengan harapan, untuk memperbaiki hal tersebut maka perlu dilakukan suatu penelitian yakni berupa tindakan-tindakan perbaikan, penelitian tersebut yang disebut PTK.
Pada penelitian yang akan dilakukan ini akan menggunakan model daursiklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Model ini mencakup empat komponen, yaitu: rencana (planning), tindakan (action), observasi (observation) dan refleksi (reflection). Berikut ini merupakan gambar dari siklus penelitian tindakan kelas:
(22)
32
Gambar 3.1 Diagram alur PTK
Adaptasi Model Kemmis dan Mc. Taggart
Sumber: Metode Penelitian Tindakan Kelas (Wiriaatmadja, 2009:66)
Pada penelitian ini rencana siklus yang akan dilakukan sebanyak dua buah siklus, apabila pada saat pelaksanaannya hasil belajar yang diharapkan belum tercapai jika waktu dan tempat memungkinkan, peneliti akan melakukan lebih dari dua siklus yang seperti sebelumnya telah direncanakan.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas V di Sekolah Dasar Negeri 3 Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
D. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 3 Cibogo, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Dengan jumlah siswa 21 orang, laki-laki 12 orang dan perempuan 9 orang.
(23)
33
E. Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini mengacu pada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan
1) Mengurus surat perizinan dari pihak prodi
2) Meminta izin penelitian kepada kepala sekolah Sekolah Dasar Negeri 3 Cibogo
3) Observasi terhadap situasi kelas serta siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 3 Cibogo
b. Tahapan Tindakan
Pada tahap tindakan ini peneliti akan melakukan pelaksanaan sebagai berikut:
Siklus I
1) Perencanaan (Planning)
Sebelum melakukan pemebelajaran di siklus 1 ini peneliti membuat perencanaan sebagai berikut : melakukan wawancara dengan guru, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat media pembelajaran tiga dimensi berupa kerangka bangun ruang, dan menggunakan pendekatan kooperatif karena diharapkan siswa dapat menemukan sifat-sifat yang terdapat dalam bangun ruang. 2) Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap pelaksanaan ini peneliti melakukan apa yang sudah dibuat pada perencanaan. Pelaksanaan ini berlangsung dikelas dalam proses belajar mengajar.
3) Pengamatan (Observation)
Pengamatan dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran, adapun hal yang perlu dilihat atau diamati pada pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut : penampilan mengajar, keaktifan siswa, kondisi kelas dan siswa, situasi pada saat pembelajaran yang
(24)
34
menggunakan media tiga dimensi yang terbuat dari kerangkan bangun ruang.
4) Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi ini berfungsi untuk mendiskusikan hal-hal apa saja yang terjadi pada tahap pelaksanaan yang semua telah ditulis pada tahap observasi. Membahas mengenai penampilan mengajar maupun situasi siswa dan kelas, semua hal yang telah ditemukan pada saat pelaksanaan semuanya dibahas pada tahap refleksi ini. Agar kekurangan atau kelemahan yang ada pada pelaksanaan siklus I dapat diperbaiki dan dilaksanakan lagi untuk siklus berikutnya yaitu siklus II.
Siklus I dianggap berhasil apabila: siswa memahami konsep bangun ruang, siswa bisa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, siswa mampu mengerjakan soal evaluasi dari guru, hasil evaluasi siklus I siswa minimal sesuai KKM matematika yang telah ditentukan oleh pihak sekolah
Siklus II
Pada siklus II ini sama dengan siklus, tahapannya pun sama diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi, adapun penjelasannya sebagai berikut:
1) Perencanaan (Planning)
Pada tahap pembuatan perencanaan siklus II ini berdasarkan dari hasil refleksi yang telah dilakukan pada siklus I
2) Pelaksanaan (Acting)
Pada perencanaan siklus II guru melaksanakan perencanaan yang telah dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus I, guru tetap melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media tiga dimensi bangun ruang yang terbuat dari karton dan
(25)
35
menggunakan pendekatan pembelajaran yang sama Pendekatan Kooperatif agar siswa dapat bekerja sama dengan teman kelompok untuk menemukan bentuk dari jaring-jaring bangun ruang tersebut.
3) Pengamatan (Observation)
Pada tahap pengamatan observer tetap melihat proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru model yang menggunakan media tiga dimensi bangun ruang tiga dimensi yang berbentuk model bangun ruang tiga dimensi.
4) Refleksi (Reflektif)
Pada tahap refleksi ini masih sama dengan siklus I yaitu diskusi mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya. Tetap membahas apa saja yang masih kurang dalam proses pembelajaran.
5) Kesimpulan
Pada tahap ini peneliti membuat sebuah kesimpulan mengenai pembelajaran selama 2 siklus yang telah dilaksanakan, kesimpulan mengenai pembelajaran dengan menggunakan media bangun ruang tiga dimensi untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam materi bangun ruang.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, adapun intrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian kali ini adalah :
1) Instrumen Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat persiklus yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, metode pembelajaran, skenario pembelajaran yang mengacu
(26)
36
pada penggunaan media tiga dimensi pada materi bangun ruang kelas V SD. Tujuannya adalah untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan media tiga dimensi pada materi bangun ruang kelas V SD.
Pada penelitian ini rencana siklus yang akan dilakukan sebanyak dua buah siklus, apabila pada saat pelaksanaannya hasil belajar yang diharapkan belum tercapai jika waktu dan tempat memungkinkan, peneliti akan melakukan lebih dari dua siklus yang didalam siklus satu terdapat dua pertemuan seperti sebelumnya telah direncanakan.
Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa memuat masalah-masalah yang harus diselesaikan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Penyajian teori dalam LKS ini diawali dengan petunjuk kegiatan yang harus dilakukan siswa dan dilanjutkan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk memahami konsep Matematika sesuai dengan standar kompetensi yang ingin dicapai. Lembar kerja siswa digunakan pedoman atau prosedur agar siswa aktif dalam kelompok untuk melakukan eksplorasi terbimbing.
2) Instrumen Pengumpulan Data Tes
Tes yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari pre-siklus dan soal evaluasi akhir siklus I dan II. Pre-siklus diberikan sebelum ada tindakan dari peneliti, dan soal evaluasi akhir siklus I dan II diberikan pada akhir siklus untuk mengukur kemampuan siswa sesudah pembelajaran.
Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan lembar yang digunakan dalam proses observasi ketika dalam pembelajaran yang mencakup pengamatan aktivitas siswa dan guru dalam penggunaan media tiga dimensi
(27)
37
bangun ruang dalam pembelajaran Matematika. Lembar observasi yang digunakan merujuk pada RPP yang telah dirancang oleh guru untuk melakukan penelitian serta pedoman observasi yang telah dibuat sebelumnya.
G. Pengolahan dan Analisis Data
Dalam penelitian diharapkan memperoleh hasil yang didapat dari alat penilaian berupa tes. Sudjana (2013:106) mengemukakan bahwa, “proses mengubah skor mentah menjadi skor masak dengan menggunakan teknik statistika disebut pengolahan data”.
Hasil yang diperoleh dari tes yaitu berupa angka-angka dan hasil tersebut dinamakan dengan skor mentah. Kemudian peneliti mengubahnya menjadi skor matang agar skor tersebut dapat memiliki makna dengan cara diolah menjadi data yang berarti untuk menentukan prestasi siswa.
Penelitian ini dikatakan berhasil jika hasil belajar seluruh siswa dari evaluasi 85% lulus atau memiliki nilai di atas KKM dari seluruh siswa yang berjumlah 21 siswa. Hal ini mengacu pada pendapat Triyanto (2010) (Ginting, 2013) yang mengatakan bahwa
Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban benar siswa ≥65%, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥85 % siswa yang tuntas belajarnya (Depdikbud dalam Triyanto 2010:241)
Berikut ini adalah analisis data terhadap hasil penelitian.
1) Analisis Data Kuantitatif
Data Kuantitatif diperoleh dari hasil tes untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman konsep siswa terhadap materi bangun ruang.
Data kuantitatif diperoleh dari hasil evaluasi siklus I dan evaluasi siklus II untuk melihat ketercapaian pemahaman konsep siswa yang berpengaruh terhadap nilai siswa dalam pembelajaran Matematika di setiap siklus sehingga dapat disimpulkan apakah terjadi peningkatan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran Matematika materi sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang. Analisis data dilakukan dengan penskoran yang disesuaikan dengan
(28)
masing-38
masing bobot pada butir soal, hasil belajar siswa dirata-ratakan agar terlihat hasil rata-rata kelasnya.Langkah-langkah dalam menganalisis data kuantitatif yaitu sebagai berikut.
a) Penskoran hasil tes evaluasi
Skala poin untuk setiap butir soal memiliki bobot yang berbeda. Oleh karena itu, dibuat skoring rubrik sebagai pedoman penyekoran hasil tes sebagai berikut:
Tabel 3.1
Rubrik hasil evaluasi tes siklus I No Nilai Kriteria
1a 0 5 10 15 20
Siswa tidak dapat mengerjakan soal
Siswa dapat mengerjakan soal menuliskan satu sifat dari kubus
Siswa dapat menuliskan dua dari sifat kubus Siswa dapat menuliskan 3 sifat dari kubus
Siswa dapat menuliskan 3 sifat kubus dan menjelaskan kubus terbentuk dari bangun datar persegi
1b 0 5 10 15 20
Siswa tidak dapat mengerjakan soal
Siswa dapat mengerjakan soal menuliskan 1 sifat dari balok
Siswa dapat menuliskan 2 dari sifat balok Siswa dapat menuliskan 3 dari sifat balok
Siswa dapat menuliskan 3 sifat kubus dan menjelaskan balok terbentuk dari bangun datar persegi dan persegi panjang
2a 0 5 10 15 20
Siswa tidak dapat menjawab soal
Siswa menjawab satu anak soal dengan tepat Siswa menjawab dua anak soal dengan tepat Siswa menjawab tiga anak soal dengan tepat Siswa menjawab semua anak soal dengan tepat 2b 0
5 10 15 20
Siswa tidak dapat menjawab soal
Siswa menjawab satu anak soal dengan tepat Siswa menjawab dua anak soal dengan tepat Siswa menjawab tiga anak soal dengan tepat Siswa menjawab semua anak soal dengan tepat 3a 0
5 10
Siswa tidak dapat mengerjakan soal
Siswa dapat menuliskan nama bangun ruang namun tidak dapat menggambarkannya
(29)
39
Siswa dapat menuliskan nama bangun ruang dan menggambarkan bangun ruang
3b 0 5 10
Siswa tidak dapat mengerjakan soal
Siswa dapat menuliskan nama bangun ruang namun tidak dapat menggambarkannya
Siswa dapat menuliskan dan menggambarkan bangun ruang
Tabel 3.2
Rubrik skor hasil evaluasi siklus II
No Nilai Kriteria 1 0
5-10 15-20 25-30 35-40 45-50
Siswa tidak dapat mengerjakan soal
Siswa dapat menjawab benar 1-2 jaring-jaring pada soal Siswa dapat menjawab benar 3-4 jaring-jaring pada soal Siswa dapat menjawab benar 5-6 jaring-jaring pada soal Siswa dapat menjawab benar 7-8 jaring-jaring pada soal Siswa dapat menjawab benar 9-seluruh jaring-jaring
pada soal 2 0
10 20
Siswa tidak dapat mengerjakan soal
Siswa dapat mengerjakan soal namun jawaban kurang tepat
Siswa dpat mengerjakan soal yang dimaksud dengan tepat
3 0 10 20 30
Siswa tidak bisa menggambar jaring-jaring Siswa menggambarkan satu jaring-jaring Siswa menggambarkan dua jaring-jaring Siswa menggambarkan tiga jaring-jaring
b) Mencari rata-rata nilai yang diperoleh siswa melalui rumus yang diadaptasi dari Sudjana (2013:109)
х = ∑�� Keterangan
x : nilai rata-rata ∑x : jumlah semua skor N : jumlah siswa
(30)
40
c) Menghitung luas presentase ketuntasan belajar siswa yang lulus di kelas V dengan rumus
P= ∑�
∑� x 100% P :presentase
∑P : jumlah siswa yang lulus ∑N : banyak seluruh siswa
d) Menghitung peningkatan kemampuan siswa setiap siklus
Dari data hasil tes kemampuan pemahaman konsep materi bangun ruang di setiap siklus pembelajaran, ditentukan besarnya gain dengan perhitungan sebagai berikut menurut Prabawanto (Permatasari, 2013:50)
g = (skor tes siklus ke-i + 1) – (skor tes siklus ke-i)
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep materi bangun ruang dari setiap siklus yang telah dilakukan dengan mengetahui gain rata-rata yang telah dinormalisasi berdasarkan efektivitas pembelajaran dengan rumus sebagai berikut menurut Prabawanto (Permatasari, 2013:50)
<g> = � � � �−�+1 − � � � �−�
� � � − � � � �−�
Adapun kriteria efektivitas pembelajaran adalah sebagai berikut: Tabel 3.3
Interpretasi Gain yang Ternormalisasi
Nilai <g> Interpretasi
0,00 – 0,30 Rendah
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Tinggi
(31)
41
2) Analisis data kualitatif
Dalam pengolahan data kualitatif, digunakan analisis data deskriptif berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil observasi tentang aktivitas siswa oleh observer dalam pembelajaran.
Dalam analisis data kualitatif, Sugiyono (2008:246) menyebutkan bahwa aktifitas dalam analisis data yaitu: (1) Data reduction, (2) data display dan (3) data verification. Data dianalisis dengan menggunakan data reduksi yaitu merangkum, memilih data, atau memfokuskan data sesuai dengan tujuan penelitian, dengan seperti itu memudahkan peneliti mengumpulkan data selanjutnya. Kemudian dilakukan display data dengan menyajikan data yang didapat dalam bentuk grafik, tabel atau sejenisnya sehingga mudah dipahami. Dan terakhir di verification dengan cara menarik kesimpulan awal sehingga dapat disusun tindakan selanjutnya dari kekurangan atau temuan-temuan dalam kegiatan penelitian.
Analisis data kuantitatif dilakukan terhadap tes evaluasi siswa dengan penggunaan media tiga dimensi pada materi bangun ruang. Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila memenuhi syarat, yaitu: siswa yang mencapai nilai ≥ KKM (67) sebanyak 85%.
Pengolahan data baik data yang berbentuk kualitatif maupun kuantitatif dilakukan pada setiap aktivitas, situasi atau kejadian yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini pengumpulan data secara garis besar dilakukan pada saat:
Pencarian permasalahan yang terjadi di lapangan yang dilakukan secara observasi langsung.
Analisis permasalahan dan mencari alternatif pemecahan masalah yang dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi di lapangan
Persiapan pelaksanaan perilaku yang akan diberikan sebagai usaha dalam memecahkan permasalahan yang ada seperti membuat, RPP, media, LKS, lembar observasi, dll
(32)
42
Pelaksanaan yang terdiri dari dua buah siklus dimana di tiap siklusnya dilakukan suatu refleksi yang membuat siklus tersebut berbeda dalam pelaksanaannya. Pada pelaksanaan terdapat beberapa sumber data antara lain :
a. Lembar observasi
b. Hasil evaluasi siklus I dan evaluasi siklus II
Proses analisis pelaksanaan pembelajaran tiap siklusnya (refleksi) Proses menganalisis peningkatan hasil belajar siswa setiap siklusnya,
dimana siklus akan berhenti jika peserta didik telah mencapai 85 % mendapat nilai diatas KKM
(33)
84
Lestari, Rahmawati. 2014
PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan tentang penggunaan media tiga dimensi untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep materi bangun ruang mengenai sifat-sifat dan jaring-jaring ruang sisi tegak pada siswa kelas V SD Negeri 3 Cibogo, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
Perencanaan pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Media Tiga Dimensi untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep disiklus I dan II materi bangun ruang pembahasan sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang sisi tegak terlaksana dengan baik dalam pelaksanaan penelitian. Perencanaan pembelajaran dengan penggunaan media tiga dimensi sesuai manfaat atau kegunaannya. Namun masih kurang lengkap di dalam materi pembelajarannya.
Pelaksanaan pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Media Tiga Dimesi untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep di siklus I dan II materi bangun ruang pembahasan sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang sisi tegak pada siswa kelas V SD Negeri 3 Cibogo telah berlangsung dengan baik, karena terlaksana dengan sesuai dengan perencanaan pembelajaran berdasarkan pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan media tiga dimensi. Aktivitas guru maupun siswa selama pembelajaran berjalan dengan baik. Lebih baik jika penelitian, difokuskan saja dengan menggunakan media yang didapatkan oleh setiap siswa.
Peningkatan kemampuan pemahaman konsep materi bangun ruang siswa kelas V SD Negeri 3 Cibogo setelah pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Media Tiga Dimensi terjadi secara cukup baik. Hal tersebut terbukti dari indeks gain skor rata-rata kelas dari Siklus I ke Siklus II sebesar 0,32 dengan interpretasi sedang. Rata-rata skor siswa pun mengalami peningkatan dari 59,75
(34)
85
Lestari, Rahmawati. 2014
PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan ketuntasan 57,14% pada siklus I menjadi 75,23 pada siklus II dengan ketuntasan 85,71% pada siklus II.
B. Rekomendasi
Melalui penelitian ini, penulis memberikan rekomendasi sebagai berikut: 1. Bagi Guru
Guru perlu menggunakan Media Tiga Dimensi di dalam pembelajaran khususnya Matematika karena penggunaan media ini terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep materi bangun ruang pada siswa. Selain itu, perencanaan pembelajaran perlu dipersiapkan lebih matang agar pembelajaran berlangsung dengan efektif. Penggunaan Media Tiga Dimensi juga perlu didukung dengan pendekatan, metode atau pun model tepat yang bisa mengalihkan siswa agar tidak mengobrol dengan temannya, dan agar siswa tidak merasa jenuh. Guru juga perlu meningkatkan profesionalitasnya agar kualitas pembelajaran meningkat.
2. Bagi Sekolah
Sekolah perlu menerapkan kebijakan yang dapat memacu guru menggunakan Media Tiga Dimensi dalam pembelajaran dan guru dapat lebih profesional lagi agar kualitas pembelajaran dapat meningkat. Hal ini terbukti siswa lebih mudah memahami konsep dari materi pembelajaran yang dibahas guru. Sekolah juga perlu menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran di kelas
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian tindakan kelas mengenai penggunaan media tiga dimensi untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep materi bangun ruang pada siswa kelas V SD Negeri 3 Cibogo perlu dilanjutkan oleh peneliti lainnya untuk dapat memperoleh hasil yang benar-benar optimal. Namun harus dipertimbangkan dalam pembuatan kerangka bangun ruang sisi tegak, lebih baik jika pembuatannya menggunakan bahan dari kawat.
(35)
86
Lestari, Rahmawati. 2014
PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
(36)
Lestari, Rahmawati. 2014
PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
BSNP (2008). Silabus Kelas V. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.
Charles, R. (1987). How To Evaluate Progress in Problem Solving. The National Council US Teachers Of Mathematics, Inc. Virginia 22091
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum KTSP Kelas IV SD. Jakarta : Depdiknas.
Daryanto. (2009). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Ginting, S. (2011). Kriteria Ketuntasan Individu dan Klasikal Siswa. [Online]. Tersedia: http://blognyaalul.blogspot.//2011/03/kriteria-ketuntasan-individu-dan.html
Hamdani, D, dkk. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Dengan Menggunakan Alat Peraga Terhadap Pemahaman Konsep Cahaya Kelas VII Di SMP Negeri 7 Kota Bengkulu. Jurnal Exacta,Vol. X No. 1 Juni 2012.
Huda, M. (2013). Model-model Pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Karso, dkk. (2008). Pendidikan Matematika 1. Jakarta: Universitas Terbuka.
Kesuma, D. (2010). Indikator Capaian Kompetensi Pedoman dan Teori Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Bandung. Pedagogik.
Kilpatrick, J, dkk. (2001). Adding It Up: Helping Children Learn Mathematic. [Online]. Tersedia: http://www.nap.edu/catalog/9822.html (21 April 2014, 03.30.00)
Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Mariahani, R. (2013). Pengunaan Alat Peraga Bangun Ruang Tiga Dimensi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Bangun Ruang. Skripsi UPI. Bandung. (Tidak diterbitkan)
(37)
86
Mulyadi, Y. (2008). Media Pembelajaran. Jakarta: Gunung Persada Press.
Permatasari, H.N. (2013). Penerapan Pendekatan Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat. Skripsi UPI. Bandung. (Tidak diterbitkan)
Russefendi, E.T. (1984). Dasar-Dasar Matematika Modern dan Komputer Untuk Guru. Bandung: Tarsito
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta
Suherman, E, dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI.
Sukayati. (2008). Penelitian Tindakan Kelas di SD. Yogyakarta: Depdiknas.
Susilana, R dan Cepi R. (2008). Media Pembelajaran. Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.
Suwangsih, E dan Tiurlina. (2006). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI PRESS.
Widyantini, T. (2006). Model Pembelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan Kooperatif. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Pusat Pengembangan Dan Penataran Guru Matematika
(1)
Pelaksanaan yang terdiri dari dua buah siklus dimana di tiap siklusnya dilakukan suatu refleksi yang membuat siklus tersebut berbeda dalam pelaksanaannya. Pada pelaksanaan terdapat beberapa sumber data antara lain :
a. Lembar observasi
b. Hasil evaluasi siklus I dan evaluasi siklus II
Proses analisis pelaksanaan pembelajaran tiap siklusnya (refleksi)
Proses menganalisis peningkatan hasil belajar siswa setiap siklusnya, dimana siklus akan berhenti jika peserta didik telah mencapai 85 % mendapat nilai diatas KKM
(2)
84
Lestari, Rahmawati. 2014
PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan tentang penggunaan media tiga dimensi untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep materi bangun ruang mengenai sifat-sifat dan jaring-jaring ruang sisi tegak pada siswa kelas V SD Negeri 3 Cibogo, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
Perencanaan pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Media Tiga Dimensi untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep disiklus I dan II materi bangun ruang pembahasan sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang sisi tegak terlaksana dengan baik dalam pelaksanaan penelitian. Perencanaan pembelajaran dengan penggunaan media tiga dimensi sesuai manfaat atau kegunaannya. Namun masih kurang lengkap di dalam materi pembelajarannya.
Pelaksanaan pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Media Tiga Dimesi untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep di siklus I dan II materi bangun ruang pembahasan sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang sisi tegak pada siswa kelas V SD Negeri 3 Cibogo telah berlangsung dengan baik, karena terlaksana dengan sesuai dengan perencanaan pembelajaran berdasarkan pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan media tiga dimensi. Aktivitas guru maupun siswa selama pembelajaran berjalan dengan baik. Lebih baik jika penelitian, difokuskan saja dengan menggunakan media yang didapatkan oleh setiap siswa.
Peningkatan kemampuan pemahaman konsep materi bangun ruang siswa kelas V SD Negeri 3 Cibogo setelah pembelajaran Matematika dengan Penggunaan Media Tiga Dimensi terjadi secara cukup baik. Hal tersebut terbukti dari indeks gain skor rata-rata kelas dari Siklus I ke Siklus II sebesar 0,32 dengan interpretasi sedang. Rata-rata skor siswa pun mengalami peningkatan dari 59,75
(3)
Lestari, Rahmawati. 2014
PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan ketuntasan 57,14% pada siklus I menjadi 75,23 pada siklus II dengan ketuntasan 85,71% pada siklus II.
B. Rekomendasi
Melalui penelitian ini, penulis memberikan rekomendasi sebagai berikut: 1. Bagi Guru
Guru perlu menggunakan Media Tiga Dimensi di dalam pembelajaran khususnya Matematika karena penggunaan media ini terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep materi bangun ruang pada siswa. Selain itu, perencanaan pembelajaran perlu dipersiapkan lebih matang agar pembelajaran berlangsung dengan efektif. Penggunaan Media Tiga Dimensi juga perlu didukung dengan pendekatan, metode atau pun model tepat yang bisa mengalihkan siswa agar tidak mengobrol dengan temannya, dan agar siswa tidak merasa jenuh. Guru juga perlu meningkatkan profesionalitasnya agar kualitas pembelajaran meningkat.
2. Bagi Sekolah
Sekolah perlu menerapkan kebijakan yang dapat memacu guru menggunakan Media Tiga Dimensi dalam pembelajaran dan guru dapat lebih profesional lagi agar kualitas pembelajaran dapat meningkat. Hal ini terbukti siswa lebih mudah memahami konsep dari materi pembelajaran yang dibahas guru. Sekolah juga perlu menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran di kelas
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian tindakan kelas mengenai penggunaan media tiga dimensi untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep materi bangun ruang pada siswa kelas V SD Negeri 3 Cibogo perlu dilanjutkan oleh peneliti lainnya untuk dapat memperoleh hasil yang benar-benar optimal. Namun harus dipertimbangkan dalam pembuatan kerangka bangun ruang sisi tegak, lebih baik jika pembuatannya menggunakan bahan dari kawat.
(4)
86
Lestari, Rahmawati. 2014
PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
(5)
Lestari, Rahmawati. 2014
PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. BSNP (2008). Silabus Kelas V. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.
Charles, R. (1987). How To Evaluate Progress in Problem Solving. The National Council US Teachers Of Mathematics, Inc. Virginia 22091
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum KTSP Kelas IV SD. Jakarta : Depdiknas.
Daryanto. (2009). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Ginting, S. (2011). Kriteria Ketuntasan Individu dan Klasikal Siswa. [Online]. Tersedia: http://blognyaalul.blogspot.//2011/03/kriteria-ketuntasan-individu-dan.html
Hamdani, D, dkk. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Dengan Menggunakan Alat Peraga Terhadap Pemahaman Konsep Cahaya Kelas VII Di SMP Negeri 7 Kota Bengkulu. Jurnal Exacta,Vol. X No. 1 Juni 2012.
Huda, M. (2013). Model-model Pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Karso, dkk. (2008). Pendidikan Matematika 1. Jakarta: Universitas Terbuka. Kesuma, D. (2010). Indikator Capaian Kompetensi Pedoman dan Teori Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Bandung. Pedagogik.
Kilpatrick, J, dkk. (2001). Adding It Up: Helping Children Learn Mathematic. [Online]. Tersedia: http://www.nap.edu/catalog/9822.html (21 April 2014, 03.30.00)
Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Mariahani, R. (2013). Pengunaan Alat Peraga Bangun Ruang Tiga Dimensi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Bangun Ruang. Skripsi UPI. Bandung. (Tidak diterbitkan)
(6)
86
Mulyadi, Y. (2008). Media Pembelajaran. Jakarta: Gunung Persada Press.
Permatasari, H.N. (2013). Penerapan Pendekatan Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat. Skripsi UPI. Bandung. (Tidak diterbitkan)
Russefendi, E.T. (1984). Dasar-Dasar Matematika Modern dan Komputer Untuk Guru. Bandung: Tarsito
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta
Suherman, E, dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI.
Sukayati. (2008). Penelitian Tindakan Kelas di SD. Yogyakarta: Depdiknas. Susilana, R dan Cepi R. (2008). Media Pembelajaran. Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.
Suwangsih, E dan Tiurlina. (2006). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI PRESS.
Widyantini, T. (2006). Model Pembelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan Kooperatif. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Pusat Pengembangan Dan Penataran Guru Matematika